Content uploaded by Rifki Mubarok
Author content
All content in this area was uploaded by Rifki Mubarok on Mar 03, 2020
Content may be subject to copyright.
WEB SERVICE
Sejarah Web
Pada tahun 1989 Tim Berners-Lee, seorang programmer komputer
berkebangsaaan Inggris yang bekerja pada European Pysics Laboratory (CERN) di
Genewa, Swiss, melakukan sesuatu yang berbeda dari apa yang telah dilakukan
sebelumnya. Dia mengkombinasikan hypermedia dengan sumber-sumber
informasi Internet yang sangat luas. Sebelum ada Web, Anda dapat melakukan
banyak hal di internet, tetapi tidak satupun dapat dilakukan dengan mudah.
kemudian situs web yang terhubung ke jaringan pertama kali muncul pada
tahun 1991. Tujuan dari tim ketika merancang situs web adalah untuk memfasilitasi
pertukaran dan memperbarui informasi pada penelitian rekan di mana ia bekerja.
Pada tanggal 30 April 1993, CERN (tempat Tim bekerja) mengumumkan
bahwa WWW dapat digunakan secara bebas oleh masyarakat (Kurniawan, 2019).
1. Web 1.0
Web 1.0 Adalah generasi pertama dari website. Pada saat itu pengguna
hanya dapat mencari dan melihat-lihat data infromasi yang ada di web.. Jadi, web
tipe ini terlihat seperti papan pengumuman di dunia maya. Dalam hal ini,
pengunjung tidak dapat menginput data ke website.
World wide web pertama kali menemukan bentuknya di November 1990.
Hingga tahun 1993, jaringan internet berkembang demikian pesatnya.
Perkembangan jaringan internet up to (seperti promosi ISP saja ) 341,000% .
Layanan internet kala itu masih berkisar diantara web statis yang saling
dihubungkan dengan hyperlink. Umumnya website berformat “brosur online” –
website yang menyampaikan informasi satu arah – umumnya berbentuk profile,
portal berita, toko online, layanan email, dll. Web kala itu dihuni oleh website-
website yang di desain menggunakan table dan flash. Contohnya adalah DotCom
Bubble Burst, atau DotCom Crash, atau DotCOm Doom (Pertama, n.d.).
Beberapa ciri atau karakteristik web 1.0. adalah:
a. Merupakan halaman web yang statis atau hanya berfungsi untuk
menampilkan.
b. Halaman masih didesain sebagai html murni, yang ‘hanya’ memungkinkan
orang untuk melihat tanpa ada interaksi
c. Biasanya hanya menyediakan semacam buku tamu online tapi tidak ada
interaksi yang intens
d. Masih menggunakan form-form yang dikirim melalui e-mail, sehingga
komunikasi biasanya baru satu arah.
2. Web 2.0
Web 2.0 disebut sebagai suatu generasi kedua dari layanan berbasis web
dalam dunia komputer yang dijalankan langsung diatas internet sebagai platformnya.
seperti contohnya pada saat ini Web 2.0 berkembang sangat pesat untuk penggunaan
web pada berbagi pertemanan seperti pada situs jejaring sosial yang menyebabkan
kehidupan sosial dalam dunia maya benar-benar dapat dirasakan seperti pada
penggunaan yaitu pada penggunaan Blog, Friendster, Facebook, Twitter. Selain situs
jejaring social, dapat dicontohkan juga Youtube, Wikipedia, Perangkat komunikasi,
dan folksonomi.
Beberapa ciri atau karakteristik web 2.0. adalah:
a. Merupakan suatu Web Platform yang memungkinkan penggunanya dapat
mengakses web ini kapanpun dan dimanapun pengguna berada, karena web
ini telah terinstal dalam internet sehingga dapat diakses kapanpun dan
dimanapun sehingga akan sangat memudahkan pengguna dalam
memanfaatkanya.
b. Kolaborasi Pengetahuan merupakan upaya untuk memunculkan berbagai
pengetahuan dari para penggunanya untuk dishare kepada banyak orang,
dapat dicontohkan pada penggunaan Wikipedia. Wikipedia merupakan
ensiklopedi online yang memperbolehkan semua orang untuk membuat dan
mengedit artikel.
c. Data yang kuat dan unik merupakan kekuatan aplikasi Web 2.0 yang terletak
pada data. Aplikasi-aplikasi Internet yang berhasil selalu didukung oleh
basis data yang kuat dan unik. Contohnya seperti Google.com, yang
mempunyai kekuatan pengumpulan dan manajemen data halaman-halaman
Web di Internet. Contoh lainnya seperti Amazon.com yang mempunyai
kekuatan pengumpulan data-data buku sangat lengkap. Kemudian contoh
lainnya seperti pada GPS yang mempunyai kekuatan pengumpulan data-
data peta yang sangat lengkap dari suatu daerah ke daerah lainnya.
3. Web 3.0
Web 3.0 adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan tahap
evolusioner dari web 2.0. Ya, sebuah web juga mempunyai generasi dari tahun ke
tahun. Diawali dengan web 1.0, dimana pengguna website hanya dapat melakukan
browsing atau searching. Web 1.0 secara keseluruhan dapat dibilang seperti “brosur
online”. Pada umumnya, web 1.0 menekankan one-way communication.
Dilanjutkan dengan generasi kedua, yaitu web 2.0, yang merupakan awal mula
munculnya kehidupan sosial di dunia maya. Blog, Youtube, MySpace, Friendster,
semua muncul pada era ini. Pada era web 2.0, pengguna mulai dapat berinteraksi
satu sama lain. Web 2.0 mengusung komunikasi dua arah yang tidak dapat
dilakukan pada era web 1.0.
Konsep yang diusung pada web 3.0 adalah intelektualitas buatan (artificial
intelligence). Bukan hanya manusia dengan manusia yang dapat berinteraksi satu
sama lain, tetapi satu aplikasi dengan yang lain juga dapat berinteraksi. Web atau
aplikasi juga lebih ‘memanjakan’ penggunanya.
Web 3.0 juga sering disebut semantic web. Istilah semantic web sendiri
merupakan pengembangan web dimana konten web ditampilkan tidak hanya dalam
format bahasa manusia, tetapi juga dalam format yang dapat dibaca dan digunakan
oleh mesin. Maksudnya adalah misalkan kita sering menggunakan Youtube dan
sering menonton video yang berkaitan dengan masak. Saat kita membuka Youtube,
secara langsung video yang ditawarkan youtube pada halaman home adalah video
yang berkaitan dengan masak-memasak. Hal ini bisa terjadi karena sistem youtube
dapat membaca kebiasaan yang kita lakukan pada aplikasi youtube itu sendiri,
sehingga sistem youtube akan mencarikan konten yang sesuai dengan kebiasaaan
kita dan menyajikannya.
Perbedaan yang paling mencolok dari web 1.0, web 2.0, dan web 3.0 adalah
kesan yang dirasakan pengguna. Pada web 1.0, pengguna seakan hanya menjadi
konsumen dari web. Sangat minim interaksi terjadi antara web dan penggunanya.
Pada generasi keduanya, pengguna sudah bisa mengalami pengalaman ‘share’.
Munculnya sosial media, interaksi beberapa orang melalui messenger, dan lain-lain.
Pada web 3.0, kesan yang ingin dirasakan pengguna adalah sesuatu yang ‘live’.
Web 3.0 seakan menghadirkan, atau dapat dibilang menggantikan dunia pengguna
yang sesungguhnya. Dapat dilihat semakin tinggi intensitas pengguna internet
zaman sekarang. Ini adalah dampak dari real-time yang dihadirkan oleh web 3.0.
Web 3.0 juga menghadirkan segala aspek yang ada di sekeliling kita menjadi hanya
dalam genggaman. Kita mulai mendengar istilah ‘one-touch living’, karena semua
yang kita butuhkan dapat dipenuhi oleh gadget yang kita miliki.
4. Web 4.0
web 4.0 adalah private secretary dalam bentuk organisme buatan. Sebuah
alat dimana aplikasi merekam rutinitas yang kita lakukan yang seluruh rutinitas
tersebut bisa diketahui oleh aplikasi komputer/program/tools/device yang kita
miliki yang dijalankan secara online. Web 4.0 juga bisa digunakan untuk membantu
dalam pencarian informasi, penyimpanan histori pencarian, ataupun
mempertemukan orang orang yang mencari informasi sama.[5]
Inti dari Web 4.0. dapat mengetahui apa saja yang kita lakukan, dan dia
juga bisa membantu dalam melakukan pencarian informasi, menyimpan histori
pencarian, bahkan mempertemukan orang-orang yang mencari informasi yang
sama. Menurut Seth Godin dalam blognya, syarat utama teknologi Web 4.0 :
a. Ubiquity
Syarat ini dibutuhkan karena domain dari teknologi Web 4.0 adalah aktivitas
bukan hanya sekedar data, dan sebagian besar aktivitas manusia berjalan
offline.
b. Identity
Karena distribusi informasi spesifik ditujukan dan didedikasikan untuk
seseorang/pribadi sehingga diperlukan informasi mengenai identitas pribadi
yang bersangkutan, rutinitasnya dan apa yang dibutuhkan oleh pribadi
tersebut.
c. Connection
Tanpa relasi/hubungan seseorang tidak ada artinya dalam teknologi Web 4.0
karena teknologi ini dikembangkan untuk kepentingan ini (making
connection).
Web Service
Web service merupakan kumpulan suatu layanan berbasis web dengan
menggunakan jaringan protokol HTTP, layanan tersebut dapat diakses dan
dimanfaatkan oleh pengguna dengan bahasa pemrograman, arsitektur dan sistem
operasi yang berbeda (interoperability). Web service harus bersifat stateless,
sehingga dapat dibaca dan di akses multi-platform. Arsitektur pada web service
dapat dibangun menggunakan Simple Object Access Protocol (SOAP) atau
REpresentational State Transfer (REST), sementara service tersebut
direpresentasikan dalam bentuk format teks, JSON atau XML (Rizal &
Rahmatulloh, 2019).
Gambar 1 merupakan block bangunan web servis yang berfungsi untuk
memfasilitas komunikasi jarak jauh antara dua aplikasi yang disediakan web
service (Deviana, 2011).
a. Layer 1 : protokol internet standar yang digunakan sebagai sarana
transportasi adalah HTTP dan TCP/IP.
b. Layer 2 : Simple Object Access Protocol (SOAP) berbasiskan XML dan
digunakan untuk pertukaran informasi antar sekelompok layanan.
c. Layer 3 : Web service Definition Language (WSDL) digunakan untuk
mendiskripsikan attribute layanan.
d. Layer 4 : Universal Description, Discovery and Integration, yang mana
merupakan direktori pusat untuk deskripsi layanan.
Gambar 1. Blok bangunan Web Service
Web service sendiri dibentuk dari :
a. Service provider, merupakan pemilik Web Service yang berfungsi
menyediakan kumpulan operasi dari Web Service.
b. Service requestor, merupakan aplikasi yang bertindak sebagai klien dari
Web Service yang mencari dan memulai interaksi terhadap layanan yang
disediakan.
c. Service registry, merupakan tempat dimana Service provider
mempublikasikan layanannya. Pada arsitektur Web Service, Service
registry bersifat optional. Teknologi web service memungkinkan kita dapat
menghubungkan berbagai jenis software yang memiliki platform dan sistem
operasi yang berbeda.
Web service dibangun di atas beberapa teknologi web seperti XML, SOAP,
WSDL, UDDI, REST.
Ekstensible Markup Language (XML)
Menurut (Setiawan & Nugroho, 2005) “Extensible Markup Language
(XML) adalah bahasa yang berbasis teks yang memungkinkan kita untuk
menyimpan data di dalam format yang terstruktur. XML merupakan subset dari
SGML (Standard Generalized Markup Language). SGML adalah standar markup
language berdasarkan ISO 8879”.
Sebuah dokumen XML terdiri dari 2 bagian utama, yaitu prolog dan elemen
dokumen (juga dikenal dengan elemen root). Prolog berisi deklarasi tipe dokumen
dan satu atau lebih isntruksi pemrosesan. Elemen dokumen adalah sebuah elemen
tunggal yang disebut dengan elemen root, yang dapat berisi elemen-elemen
tambahan. Berikut ini contoh sebuah dokumen XML
Gambar 2. Contoh XML
Pada Gambar 2, 2 baris pertama termasuk prolog kemudian inventory
adalah elemen dokumen atau elemen root. Book, Title, Author, Price dan Pages
adalah nama elemen tambahan dalam elemen root. Untuk elemen author terdapat
atribut age. Elemen dalam dokumen XML berisi informasi dokumen dan mereka
menandakan struktur logika informasi. Elemen tersebut disusun dalam struktur
hirarki dalam bentuk pohon, dengan elemen yang bercabang dalam elemen yang
lain. Semua elemen yang ada harus tersarang terhadap elemen dokumen atau
elemen root.
Simple Object Access Protocol (SOAP)
(Simple Object Access Protocol) adalah sebuah XML-based mark-up
language untuk pergantian pesan diantara aplikasi. SOAP berguna seperti sebuah
amplop yang digunakan untuk pertukaran data object didalam network. SOAP
mendefinisikan empat aspek didalam komunikasi: Message envelope, Encoding,
RPC call convention, dan bagaimana menyatukan sebuah message didalam
protokol transport (Putra & Putera, 2019).
Sebuah SOAP message terdiri dari SOAP Envelop dan bisa terdiri dari
attachments atau tidak memiliki attachment. SOAP envelop tersusun dari SOAP
header dan SOAP body, sedangkan SOAP attachment membolehkan non-XML
data untuk dimasukkan kedalam SOAP message, di-encoded, dan diletakkan
kedalam SOAP message dengan menggunakan MIME- multipart. HTTP berbasis
API berarti API yang diekspos sebagai salah satu atau lebih HTTP URI dan respon
berupa XML/JSON. Skema respon dapat dikustomasi untuk setiap objek.
Web Services Description Language (WSDL)
WSDL adalah sebuah dokumen dalam format XML yang isinya
menjelaskan informasi detail sebuah Web-Service. Di dalam WSDL menjelaskan
metode-metode apa saja yang tersedia dalam Web-Service, parameter apa saja yang
diperlukan untuk memanggil sebuah metode, dan apa hasil atau tipe data yang
dikembalikan oleh metode yang dipanggil tersebut (Tyas & Ashari, 2016).
Universal Description, Discovery, and Integration (UDDI)
UDDI (Universal Description, Discovery, and Integration), sebuah direktori
yang didistribusikan secara web based sehingga dapat mendaftarkan diri ke Internet
sehingga dapat dijelajahi (Ketut, 2013).
Representational State Transfe (REST)
REST (Representational State Transfe) yang merupakan gaya arsitektur
untuk penerapan web service dalam menerapkan konsep perpindahan antar state
(Rizal & Rahmatulloh, 2019).
Keuntungan REST: interaksi berbasis REST menggunakan Hypertext
Transfer Protocol (HTTP) internet yang merupakan hal yang sudah umum
digunakan. Contoh dari pengaturan ini adalah interaksi berbasis REST semua
berkomunikasi status mereka menggunakan kode status HTTP standar. Jadi, 404
berarti sumber daya yang diminta tidak ditemukan; kode 401 berarti permintaan
tidak diotorisasi; kode 200 berarti semuanya OK; dan 500 berarti ada kesalahan
aplikasi yang tidak dapat dipulihkan pada server.
Kegunaan Web Service
Web service dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam
pengembangan aplikasi N-tier, dimana dipisahkan antara server database, aplikasi
dan client. Beberapa keuntungan lain yang didapat dari penerapan web service
yaitu:
a. Dengan format XML yang telah menjadi salah satu standar pertukaran data,
penggunaan web service akan banyak memudahkan untuk pertukaran data
dalam berbagai sistem dengan berbeda platform. Apabila kita membuat web
service dengan teknologi Java, maka fungsi-fungsi yang ada dalam web
service tersebut dapat kita baca dengan menggunakan sistem lain yang
berbeda sama sekali dari Java, misalkan menggunakan .Net ataupun PHP.
b. Web service di support oleh pemain utama dalam dunia TI seperti Microsoft
(NET), SUN (Open Net Environment – ONE), IBM (Web Service
Conceptual Architecture – WSCA), W3C (Web Service Workshop), Oracle
(Web Service Broker), Hewlett-Packard (Web Service Platform).
c. Dalam penerapan N-tier, untuk layer bisnis atau apllication logic dapat
diterapkan dengan web service, sehingga di sisi client kita tidak direpotkan
dengan instalasi layer bisnis seperti halnya dll, corba, atau jenis yang lain.
Dengan web service, method atau function yang telah kita buat dapat
dipergunakan berulang kali bahkan untuk keperluan aplikasi yang berbeda
(reusable function). Penerapan lebih jauh dari web service adalah Service
Oriented Architecture (SOA) dengan web service sebagai dasarnya.
d. Web service dibangun berdasarkan text base document dengan format
XML, sehingga untuk komunikasi data relatif lebih ringan dibandingkan
dengan aplikasi yang mengakses langsung database melalui suatu jaringan.
Apabila kita menerapkan web service untuk aplikasi yang menggunakan
desktop application based, kita tidak perlu melakukan instalasi konektor
database seperti misalnya menggunakan ODBC, OLEDB, ataupun jenis
data provider lain. Dengan jumlah client yang cukup banyak, tentunya akan
sangat merepotkan apabila kita harus melakukan instalasi satu persatu untuk
konektor database. Dengan menggunakan web service kita cukup
menambahkan web service reference di client, sedangkan untuk koneksi
databasenya hanya perlu dilakukan di server web servicenya.
e. Komunikasi data melalui web service dilakukan melalui http atau Internet
protocol terbuka lainnya. Hal ini sangat memudahkan karena protocol
tersebut adalah protocol yang umum dipakai (Suhartono, 2014).
Contoh perusahaan yang menggunakan Web Service
Dari sekian banyak perusahaan, Apple merupakan salah satu perusahaan
yang menggunakan web service. Teknologi yang digunakan oleh Apple yaitu
teknologi REST, salah satu layanan yang disediakan yaitu otentikasi AppleID untuk
kebutuhan login di produk yang dibuat oleh selain Apple. Untuk menggunakan
layanan tersebut pada perangkat selain Apple dapat memakai Apple JS, namun jika
mengembangkan aplikasi yang di peruntukan untuk Apple seperti aplikasi iOS,
macOs, tvOS dan watchOS maka bisa menggunakan AuthenticationService.
DAFTAR PUSTAKA
Deviana, H. (2011). Penerapan XML Web Service Pada Sistem Distribusi Barang.
Jurnal Generic, 6(2), 61–70.
Godin, S. (2007). Web4.
Ketut. (2013). Web Service dan Kegunaanya pada Sistem Komputer. Retrieved
from https://www.ketutrare.com/2013/05/web-service-dan-kegunaanya-pada-
sistem.html
Kurniawan, D. P. (2019). Perkembangan Web 1.0 ke 4.0 & Inovasi di Industri
4.0/5.0. Retrieved March 1, 2020, from
https://medium.com/@deni.kurniawan/perkembangan-web-1-0-ke-4-0-
inovasi-di-industri-4-0-5-0-2776339d2f8b
Pertama, H. (n.d.). Bagaimana Sejarah Perkembangan Website dalam Dunia
Teknologi Informasi. Retrieved March 1, 2020, from
https://harmonipermata.com/bagaimana-sejarah-perkembangan-website-
dalam-dunia-teknologi-informasi/
Putra, M. G. L., & Putera, M. I. A. (2019). Analisis Perbandingan Metode Soap
Dan Rest Yang Digunakan Pada Framework Flask Untuk Membangun Web
Service, XIV, 1–7.
Rizal, R., & Rahmatulloh, A. (2019). Restful Web Service Untuk Integrasi Sistem
Akademik Dan Perpustakaan Universitas Perjuangan. Jurnal Ilmiah
Informatika, 7(01), 54. https://doi.org/10.33884/jif.v7i01.1004
Setiawan, R., & Nugroho, A. (2005). Sistem pertukaran data antar basis data
dengan xml. Unika Soegijapranata, 2005(Snati), 1–7.
Suhartono, B. (2014). WEB Service dan manfaatnya pada Perusahaan. Retrieved
March 1, 2020, from
https://bambangsuhartono.wordpress.com/2014/12/28/web-service-dan-
manfaatnya-pada-perusahaan/
TEGUH, W. (2019). ISTILAH WEB 3.0.
Titimeidara, M. Y. (2018). PERBEDAAN TEKNOLOGI WEB 1.0 SAMPAI 4.0.
Retrieved March 1, 2020, from
http://222monicayoshe.blogspot.com/2018/10/perbedaan-teknologi-web-10-
sampai-40.html
Tyas, A. A., & Ashari, A. (2016). Pemanfaatan Teknologi Web Service Untuk
Integrasi Sistem Layanan Materi Pelajaran Terdistribusi. Jurnal Angkasa,
VIII(2), 33–46.