Figure - uploaded by Alireza Biglari
Content may be subject to copyright.
Source publication
Introduction: The CC chemokine receptor 5 (CCR5) is known as the main co-receptor in human immunodeficiency virus (HIV) infection. Accumulating evidence verified 32bp deletion in both alleles of CCR5 provides natural resistance to HIV infection. Accordingly, recent therapeutic approaches are based on gene and cell therapies by inducing this resista...
Contexts in source publication
Context 1
... results of this study exhibited Δ32 frequency was 0.82% in 204 healthy and 102 HIV/AIDS individuals in Zanjan province. In other provinces, Δ32 frequency has been reported in Table 3. ...Citations
... Peserta dengan insiden IMS melaporkan jumlah pasangan seksual yang lebih tinggi dan ditindaklanjuti untuk waktu yang lebih lama. 30 Penelitian di Australia menggunakan data dari laki-laki gay dan biseksual HIVnegatif berusia 16 31 Tenofovir ditemukan memiliki efek penghambatan sitopatisitas dari strain virus HSV-1 dan HSV-2 pada fibroblast dan primary human keratinocytes (PHKs) pada manusia pada penggunaan tenofovir gel 1% topikal. Oleh karena keratinosit yang berdiferensiasi adalah sel target utama untuk infeksi produktif HSV in vivo, peneliti mengevaluasi aktivitas antivirus tenofovir dalam kultur organotipik keratinosit. ...
As part of a comprehensive strategy to prevent human immunodeficiency virus (HIV) infection, pre-exposure prophylaxis (PrEP), safe sex practices, routine HIV testing, HIV risk reduction counseling, and consistent and correct use of condoms are largely effective in HIV prevention. Pre-exposure prophylaxis is intended for people who engage in high-risk sexual behavior and do not use condoms consistently. The use of PrEP is widely promoted in the man who have sex with men (MSM) community, including MSM who wish to practice safer sex in sexual relationships with casual partners who have difficulty sharing HIV status and sexually transmitted infections (STIs) with sexual partners. However, due to the inconsistent practice of using condoms when using PrEP, there is an impact, namely an increase in the incidence of other sexually transmitted infections. In addition to the increased transmission of disease, especially bacterial infections, PrEP also has a protective effect against the herpes simplex virus (HSV). This literature review discusses PrEP and its impact on sexually transmitted infections. Sebagai bagian dari strategi pencegahan komprehensif infeksi human immunodeficiency virus (HIV), penggunaan pre-exposure prophylaxis (PrEP) disertai praktik seks aman, tes HIV rutin, konseling pengurangan risiko HIV, dan penggunaan kondom yang konsisten dan benar sebagian besar efektif terhadap pencegahan HIV. Pre-exposure prophylaxis ditujukan untuk orang yang melakukan perilaku seksual berisiko tinggi dan tidak menggunakan kondom secara konsisten. Penggunaan PrEP dipromosikan secara luas pada komunitas laki-laki suka dengan laki-laki (LSL), termasuk LSL yang ingin mempraktekkan seks yang lebih aman pada hubungan seksual dengan pasangan tidak tetap yang sulit berbagi status HIV dan infeksi menular seksual (IMS) pada pasangan seksual tersebut. Namun, oleh karena praktik penggunaan kondom yang tidak konsisten saat menggunakan PrEP, terdapat dampak yang timbul yaitu adanya peningkatan kejadian infeksi menular seksual lainnya. Selain adanya transmisi penyakit terutama infeksi bakteri yang meningkat, penggunaan PrEP ternyata juga memiliki dampak efek protektif terhadap herpes simplex virus (HSV). Tinjauan pustaka ini membahas mengenai PrEP dan dampaknya pada infeksi menular seksual.
