Sugeng Riyanto’s research while affiliated with Padjadjaran University and other places

What is this page?


This page lists works of an author who doesn't have a ResearchGate profile or hasn't added the works to their profile yet. It is automatically generated from public (personal) data to further our legitimate goal of comprehensive and accurate scientific recordkeeping. If you are this author and want this page removed, please let us know.

Publications (10)


Gender dan Sikap Bahasa Komunitas Bahasa Sunda Brebes (Gender and Language Attitudes of Brebes Sundanese Languange Communities)
  • Article
  • Full-text available

November 2020

·

183 Reads

JALABAHASA

Siti Junawaroh

·

·

·

Sugeng Riyanto

Bahasa Sunda Brebes merupakan salah satu bahasa daerah yang hidup di antara bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa internasional. Tulisan ini mengkaji sikap bahasa perempuan dan laki-laki Sunda Brebes terhadap bahasa Sunda Brebes. Hal ini penting dilakukan untuk mengungkap kedudukan bahasa Sunda Brebes bagi penuturnya. Perempuan Sunda biasanya memilih bahasa yang menurut mereka “baik”. Penelitian sikap bahasa dari sisi gender ini untuk melihat sikap positif bahasa Sunda Brebes perempuan dan laki-laki pada bahasa Sunda Brebes. Kajian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jumlah responden 400 orang. Hasil kajian menunjukkan bahwa sikap bahasa laki-laki terhadap bahasa Sunda Brebes lebih positif daripada perempuan. Kecenderungan sikap bahasa laki-laki adalah positif tinggi, sedangkan perempuan adalah positif rendah. Hal ini ditunjukkan dengan sikap kaum perempuan Sunda Brebes yang kurang percaya diri dengan bahasa Sunda Brebes. Pengakuan dan pembinaan bahasa Sunda Brebes menjadi penting untuk mempertahankan keberadaan bahasa itu. Brebes Sundanese is one local among di existence of Javanese, Indonesian, and international language. This paper discussed the language attitudes of male and female Brebes Sundanese people to Brebes Sundanese language. This is necessary to make in revealing the position of Brebes Sundanese language for its user. Females usually select "good" language. The research on language attitudes from gender side possibly see the positiveness of both males' and females' Brebes Sundanese language as Brebes Sundanese language users. This research used a quantitative approach with a total of 400 respondents. The research result showed that the males had more positive language attitudes than the females. The males' language attitudes tended to be high positive, while the females' tended to be low positive. These we're proven by the attitudes of female Brebes Sundanese people who we're less confident with their Brebes Sundanese language. Brebes Sundanese language acknowledgement and supervision are greatly required to maintain its existence.

Download

Ekspresi Verbal-Gramatikal Penyandang Afasia Broca Berbahasa Indonesia: Suatu Kajian Neurolinguistik

June 2020

·

888 Reads

·

1 Citation

Ranah Jurnal Kajian Bahasa

This study aims to explain the patterns of construction of verbal expressions in the grammatical aspects of Indonesian Broca’s aphasia persons. People with Broca's aphasia have different verbal-grammatical expressions from normal speakers, so it is necessary to do research to create a pattern of the verbal expression. This pattern can help and facilitate the process of restoring language competence in Indonesian Broca’s aphasia persons, so the speech therapy process can be grounded in that pattern. This study was conducted using qualitative-descriptive methods with a case study approach. The research data were in the forms of verbal expressions. This study was conducted at the National Brain Center Hospital. Three (3) respondents were involved as the research subjects that met the inclusion criteria. The results showed that the overall types of verbal expressions in the grammatical aspect of people with Broca’s aphasia are (a) irregular repetition and elimination of affixation; (b) word categorization; (c) phrases with lect deficits and phrases with imperfect shapes; (d) removal and exchange of syntactic functions, removal of conjunctions. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pola-pola konstruksi ekspresi verbal aspek gramatikal dari penyandang afasia Broca berbahasa Indonesia. Para penyandang afasia broca memiliki ekspresi verbal-gramatikal yang berbeda dengan penutur normal, sehingga perlu untuk dilakukan penelitian untuk membuat pola atas ekspresi verbal tersebut. Pola tersebut pada masa nanti dapat membantu dan memudahkan proses pemulihan kompetensi berbahasa pada penyandang afasia broca berbahasa Indonesia, sehingga proses terapi wicara dapat berpijak pada pola tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis kualitatif-deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data penelitian ini berupa ekspresi verbal para penyandang afasia Broca berbahasa Indonesia. Secara keseluruhan penelitian ini mengambil lokasi di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Sebanyak 3 (tiga) orang informan dijadikan sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe realisasi gramatikal pada luaran wicara pengandang afasia broca adalah (a) penghilangan dan pengulangan afiksasi secara tidak teratur, (b) kategorisasi kata, (c) frasa dengan defisit leksikal dan frasa dengan bentuk yang tidak sempurna, dan (d) penghilangan dan pertukaran fungsi sintaksis, penghilangan konjungsi.


Figure 2. The patient's lingual competence in both the languages at one month post-onset.
Figure 3. The patient's lingual competence in both the languages at one and a half months post-onset.
Recovery patterns and a linguistic therapy model of Sundanese-Indonesian bilingual aphasia: A neurolinguistic study

October 2019

·

116 Reads

·

8 Citations

Indonesian Journal of Applied Linguistics

This study observed a 54-year-old patient with Sundanese-Indonesian bilingual aphasia at the National Brain Center Hospital, Jakarta. He underwent a speech therapy with the treatment given to his second language (Indonesian) during the first two weeks of post-onset and received treatment to his both languages simultaneously for one and a half months post-onset. This research was conducted by using two approaches, namely, a theoretical approach and a methodological approach. In terms of the theory, the approach used in this study is neurolinguistic. In terms of the methodology, the approach is analytic-descriptive with a cohort method. The patient had been diagnosed with having expressive-receptive aphasia in his both languages. Three-time evaluations of his competence in his two languages (during one and a half months post-onset) showed an interesting recovery pattern. In the first evaluation result (two weeks post-onset), it was found that the patient showed a nonparallel recovery; Indonesian (the second language) recovered earlier than Sundanese (the first language). However, in the second evaluation result (a month post-onset), it was found that the improvement in proficiency of the languages showed a parallel recovery; the proficiency improvement of Indonesian after having been given treatment in the therapy showed a recovery parallel to that of Sundanese, even though Sundanese had not been given any treatment at all for a month post-onset. The linguistic track record of this patient showed that Indonesian had a higher level of familiarity compared to Sundanese, and this is correlated with the recovery process of both the languages


KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PEMULIHAN KOMPETENSI LINGUISTIK PASIEN PENYANDANG AFASIA BROCA

July 2019

·

1,092 Reads

LITERASI Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Penelitian ini berjudul “Komunikasi Terapeutik dalam Pemulihan Kompetensi Linguistik Pasien Penyandang Afasia Broca”; bertujuan menjelaskan pola-pola komunikasi terapeutik antara terapis dengan pasien penyandang afasia broca di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data penelitian ini berupa ekspresi verbal para penyandang afasia broca berbahasa Indonesia dan dari proses berlangsungnya terapi wicara antara terapis wicara dengan penyandang afasia. Secara keseluruhan penelitian ini mengambil lokasi di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Sebanyak 3 (tiga) orang responden dijadikan sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penyandang afasia broca memiliki problematika lingual yang begitu memperihatikan, yakni mereka memiliki masalah dalam mengungkapkan pikirannya melalui bahasa; (2) dari proses komunikasi terapeutik yang ada di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional antara terapis wicara dengan klien penyandang afasia broca, terdapat beberapa gejala lingual yakni adanya alih gaya (style shifting)) dan adanya pemberian feedback positif dari terapis wicara kepada klien penyandang afasia broca.


KOSAKATA ETNOMEDISIN DALAM PENGOBATAN TRADISIONAL SUNDA: KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI (ETHNOMEDICINE LEXICON IN SUNDANESE TRADITIONAL TREATMENT: AN ANTROPOLINGUISTICS STUDY)

January 2019

·

680 Reads

·

7 Citations

Metalingua Jurnal Penelitian Bahasa

Penelitian ini mendeskripsikan kosakata etnomedisin dalam pengobatan tradisional Sunda di dilihat dari kajian antropolinguistik. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua pendekatan, yaitu pendekatan secara teoretis dan pendekatan secara metodologis. Secara teoretis, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan antropolinguistik. Secara metodologis, pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Atas dasar itu, metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis data deskriptif. Analisis dibagi menjadi klasifikasi dan deskripsi leksikon berdasarkan bahan pengobatan tradisional, klasifikasi dan deskripsi leksikon berdasarkan nama penyakit tradisional sunda, cerminan kultural kosakata etnomedisin dalam pengobatan tradisional sunda, dan gejala kultural dari praktik etnomedisin dalam pengobatan tradisional sunda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kosakata etnomedisin dalam pengobatan tradisional Sunda diklasifikasikan berdasarkan sudut pandang bentuk lingualnya menjadi dua bentuk, yaitu bentuk kata dan bentuk frasa, (2) kosakata etnomedisin dalam pengobatan tradisional Sunda setidaknya memiliki tiga cerminan kultural, yaitu adanya harmonisasi masyarakat dengan alam, adanya harmonisasi nilai religius terhadap alam, dan cerminan ekonomis, dan (3) keberadan pengetahuan masyarakat atas bahan-bahan pengobatan tradisional termasuk warisan kultural yang telah diwariskan secara turun-temurun dari generasi tua kepada generasi muda.Kata kunci: leksikon, etnomedisin, bahasa Sunda, antropolinguistik


PENGUASAAN PERIBAHASA SUNDA OLEH PENUTUR SUNDA DI KECAMATAN LURAGUNG, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT

August 2018

·

465 Reads

·

1 Citation

SUAR BETANG

Peribahasa Sunda merupakan kumpulan kearifan lokal yang tersimpan rapi dalam bahasa, terutama berisi nasihat dan contoh pekerti yang baik. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan membuktikan bahwa bahasa Sunda, melalui peribahasa, berperan penting dalam menyumbang kearifan bangsa. Penelitian ini berancangan kualitatif dengan data yang dikuantifikasi. Penelitiannya berupa penelitian lapangan. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Data dikumpulkan dari dua belas pembahan yang berbahasa pertama Sunda dan berumur antara 13 tahun dan 47 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan muda jauh lebih sedikit menguasai peribahasa daripada informan dewasa. Semua informan menganggap penting untuk mengetahui peribahasa Sunda, tetapi disayangkan bahwa generasi muda kurang memiliki kesempatan untuk mempelajarinya dan antara lain juga terdesak oleh bahasa Indonesia. Semua informan bangga pada bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan sebagai penyimpan kebudayaan(The Mastery of Sundanese Proverbs by Sundanese Speakers in Luragung Sub-district, Kuningan District, West Java Province)Sundanese proverb is a collection of local wisdom stored neatly in the language, especially containing advice and examples of good character. This research aims to prove that Sundanese language, through proverbs, plays an important role in contributing to the wisdom of the nation. This qualitative research is a field research. The research location is in Luragung District, Kuningan Regency, West Java Province. The data were collected from twelve first language speakers of Sundanese language between 13 years and 47 years old. The results show that younger informants fewer master proverbs than adult informants. All informants considered it is important to know the Sundanese proverb but regretted that the younger generation lacked the opportunity to learn it and among other things also pressed by the Indonesian language. All informants are proud of Sundanese as a regional language and as a cultural store.


Sikap Berbahasa para Remaja Berbahasa Sunda di Kabupaten Bandung: Suatu Kajian Sosiolinguistik

January 2018

·

203 Reads

·

8 Citations

Metalingua Jurnal Penelitian Bahasa

This writing describes the language attitude of the Sundanese-speaking teenagers inBandung regency using qualitative method. It analyzes the use of Sundanese languagein six domains of communication, namely the domain of kinship, neighborhood,close relations, education, transactions, and government. The language attitude inquestion is measured by the use of Sundanese: the more Sundanese is used in theconversation, the more positive the user’s language attitude. Based on the amount ofSundanese use in every aspect, the result showed that Sundanese-speaking teenagersin Bandung regency showed positive attitude toward Sundanese language on fourcommunication domains, namely kinship domain, closeness domain, neighborhooddomain, and transaction domain. As for the other two domains, namely educationand government, the Sundanese-speaking teenagers in Bandung regency display anegative attitude towards the Sundanese language. AbstrakPenelitian ini mendeskripsikan sikap berbahasa para remaja berbahasa Sunda diKabupaten Bandung. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Analisisdibagi menjadi penggunaan bahasa Sunda pada enam ranah komunikasi, yaitu ranahkekeluargaan, ketetanggaan, kekariban, pendidikan, transaksi, dan pemerintahan.Untuk mengukur sikap bahasa yang dimaksud, dipakai ukuran penggunaan bahasaSunda: semakin banyak bahasa Sunda digunakan di dalam situasi percakapan, semakinpositif sikap si pemakai itu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkanintensitas penggunaan bahasa Sunda pada setiap ranah, dapat disimpulkan bahwapara remaja berbahasa Sunda di Kabupaten Bandung menunjukkan sikap bahasayang positif terhadap bahasa Sunda pada empat ranah komunikasi, yaitu ranahkekeluargaan, ranah kekariban, ranah ketetanggaan, dan ranah transaksi. Adapunpada dua ranah lainnya, yaitu ranah pendidikan dan ranah pemerintahan, para remajaberbahasa Sunda di Kabupaten Bandung menampilkan sikap yang negatif terhadapbahasa Sunda.


VITALITAS BAHASA SUNDA DI KABUPATEN BANDUNG

December 2017

·

856 Reads

·

9 Citations

LITERA

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan vitalitas (daya hidup, tingkat kesehatan) bahasa Sunda menghadapi bahasa Indonesia. Penelitian itu berancangan kuantitatif dengan menggunakan dua variabel bebas, yakni penggunaan bahasa Sunda yang dihadapkan dengan bahasa Indonesia dan kelompok pengguna bahasa Sunda sebagai bahasa pertama, yakni keluarga asli Sunda yang bermukim di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Variabel terikatnya adalah pilihan bahasa, yakni bahasa Sunda atau bahasa Indonesia. Hasil penelitian membuktikan bahwa vitalitas bahasa Sunda kuat pada ranah kekeluargaan, transaksional, dan kekariban; tetapi lemah pada ranah kedinasan dan orang tidak dikenal. Dari segi kesepakatan, ranah keluarga, transaksional, dan kekariban juga menduduki tempat yang tinggi dibandingkan ranah kedinasan dan orang tidak dikenal. Penggunaan terbanyak bahasa Sunda ada pada ranah kekeluargaan, terutama pada saat informan berbicara dengan kakek/nenek dan ayah/ibu. Bahasa Sunda berkurang vitalitasnya pada ranah kedinasan dan ranah orang tidak dikenal. Kata kunci: vitalitas bahasa, bahasa pertama, bahasa Sunda THE VITALITY OF THE SUNDANESE LANGUAGE IN BANDUNG REGENCY Abstract This study aims to prove the vitality of the Sundanese language to face the Indonesian language. This was a quantitative study involving two independent variables, namely the use of the Sundanese language to confront the Indonesian language and groups of users of the Sundanese language as the first language, namely the native Sundanese families living in Bandung Regency, West Java. The dependent variable was the choice of language, i.e. the Sundanese or Indonesian language. The results prove that the vitality of the Sundanese language is strong in the family, transaction, and closeness domains; but it is weak in the official domain and that related to strangers. In terms of agreement, the family, transaction, and closeness domains also occupy a high position compared to the official domain and that related to strangers. The use of the Sundanese language with the highest frequency is in the family domain, especially when the informants talk with grandparents and fathers/mothers. The vitality of the Sundanese language lessens in the official domain and that related to strangers. Keywords: language vitality, first language, Sundanese language


KOMPETISI ANTARA PETUNJUK SINTAKTIS DAN SEMANTIS DALAM PEMAHAMAN BAHASA INGGRIS: STUDI EKSPERIMENTAL BERTEKNOLOGI SEMIDARING

August 2017

·

33 Reads

Jurnal Sosioteknologi

Penelitian tentang pemahaman kalimat ini merupakan salah satu bidang kajian dalam psikolinguistik. Pengguna bahasa memiliki berbagai petunjuk (cue) untuk memahami kalimat, yakni urutan (nomina pertama sebagai pelaku/subjek), kebernyawaan (nomina bernyawa sebagai pelaku/subjek), dan kongruensi (nomina sebagai pelaku/subjek adalah nomina yang bersesuaian dengan verba dalam kalimat). Penelitian berancangan kuantitatif dengan peubah bebas dua kelompok pembahan, lima tipe kalimat (setiap tipe terdiri atas empat kalimat). Peubah terikatnya dalah pilihan nomina pertama atau kedua dan waktu yang digunakan untuk menentukan pilihan. Hasilnya dianalisis menggunakan statistik berkaitan dengan rerata dan simpangan baku. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa pemahaman kalimat tidak bersifat semesta. Setiap kelompok penutur memiliki cara yang berbeda dalam memahami kalimat. Bobot relatif perangkat semantis (kebernyawaan) merupakan petunjuk terpenting pada kedua pembahan untuk menentukan pelaku perbuatan atau subjek kalimat, disusul urutan sebagai perangkat sintaktis, dan akhirnya kongruensi yang juga merupakan perangkat sintaktis.Kata kunci: pemahaman kalimat, pelaku/subjek, perangkat sintaktis, perangkat semantis.


Critical Discourse Analysis of Reporting on "Saweran for KPK Building" in Media Indonesia Daily Newspaper

August 2013

·

163 Reads

·

18 Citations

International Journal of Linguistics

This research entitles "Critical Discourse Analysis of Reporting on “Saweran for KPK Building” in Media Indonesia Daily Newspaper”. The method used in this research is descriptive method with three-dimensional models of critical discourse analysis approach by Norman Fairclough. The purposes of this study are (1) to describe the aspects of language used to represent characters and news topics, (2) to describe the relationship between the ideology of Media Indonesia Daily Newspaper and the aspects of language produced, and (3) to describe the situations of social, political, and cultural underlying aspects of language used. The results show that aspects of language diction, sentence usage, and source selection used in direct quotations in Media Indonesia have placed figures or institutions particularly the House of Representatives (DPR) in the negative representation. It is closely related to the ideology of nationalism espoused by the Media Indonesian institution which supports anti-corruption movement by the Corruption Eradication Commission (KPK). Nonetheless, the representation not only relates to the ideology espoused but also associates with the political interests of Media Indonesia leader who becomes the founder of the National Democratic Party (Nasdem) in conducting a positive image of the party he leads.

Citations (5)


... Ernanda (2018) showed that the language attitude in Pondok Tinggi society cannot be considered positive. Wagiati et al. (2017) revealed that the teenagers' language attitudes in Bandung Regency towards the Sundanese language are positive in the kinship, closeness, neighborhood, and transactional domains but negative in the educational and governmental domains. Three previous studies only looked at language attitudes toward local languages from a linguistic standpoint and used qualitative methods. ...

Reference:

Pengaruh Sikap Bahasa Penutur terhadap Kematian Bahasa Kerinci dengan Model Sistem Persamaan Diferensial: Kajian Bahasa dan Matematika
Sikap Berbahasa para Remaja Berbahasa Sunda di Kabupaten Bandung: Suatu Kajian Sosiolinguistik

Metalingua Jurnal Penelitian Bahasa

... Keanekaragaman hayati berupa pelbagai macam tumbuhan merupakan kekayaan alam yang banyak dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, termasuk dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan, baik tradisional maupun modern. Di kawasan Indonesia dijumpai beragam jenis tumbuhan obat dengan jumlah tumbuhan yang telah dimanfaatkan mencapai 2.518 jenis (Satrapradja, 1995;Suganda, 2018). ...

KOSAKATA ETNOMEDISIN DALAM PENGOBATAN TRADISIONAL SUNDA: KAJIAN LINGUISTIK ANTROPOLOGI (ETHNOMEDICINE LEXICON IN SUNDANESE TRADITIONAL TREATMENT: AN ANTROPOLINGUISTICS STUDY)

Metalingua Jurnal Penelitian Bahasa

... This disorder can cause difficulty understanding and using language verbally or in writing. In some cases, individuals with aphasia also have dual language or bilingual abilities (Lerman et al., 2019;Nasrullah et al., 2019;Nickels et al., 2019;Ramezani et al., 2020;C. Sandberg et al., 2020). ...

Recovery patterns and a linguistic therapy model of Sundanese-Indonesian bilingual aphasia: A neurolinguistic study

Indonesian Journal of Applied Linguistics

... The EGIDS scale assesses the vitality of the Devayan language in Simeuleu Island at level 6b, indicating that it is critically endangered. Wagiati, Wahya, and Riyanto (2017) researched the vitality of the Sundanese language in Bandung Regency. Maricar and Ety (2017) conducted a study titled "Vitality of Ternate Language in Ternate Island." ...

VITALITAS BAHASA SUNDA DI KABUPATEN BANDUNG

LITERA

... To support this study, the researchers reviewed related studies, such as an analysis of online news discourse on the evolution of government policy in Indonesia. For example, research on the discourse analysis of the "Saweran for KPK Building" report (KPK is Komisi Pemberantasan Korupsi, or Corruption Eradication Commission) in Media Indonesia revealed that aspects of language diction, sentence usage, and source selection in direct quotations placed figures or institutions, particularly the House of Representatives (Dewan Perwakilan Rakyat or DPR), in a negative light (Mayasari et al., 2013). ...

Critical Discourse Analysis of Reporting on "Saweran for KPK Building" in Media Indonesia Daily Newspaper
  • Citing Article
  • August 2013

International Journal of Linguistics