June 2024
·
42 Reads
This page lists works of an author who doesn't have a ResearchGate profile or hasn't added the works to their profile yet. It is automatically generated from public (personal) data to further our legitimate goal of comprehensive and accurate scientific recordkeeping. If you are this author and want this page removed, please let us know.
June 2024
·
42 Reads
May 2020
·
1,067 Reads
·
1 Citation
ABSTRAK : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pengertian dan penjelasan mengenai kemampuan berfikir kreatif siswa, terutama dalam menyelesaikan masalah matematika. Penelitian ini adalah literatur kepustakaan sehingga metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu melacak sumber tertulis yang berisi berbagai tema dan topik yang dibahas. Jenis penelitian ini berupa data kualitatif. Dalam artikel ini disajikan mengenai pengertian kemampuan berfikir kreatif siswa, pengertian masalah matematika, faktor yang mempengaruhi kreativitas, teori kreativitas, dan tahapan proses berpikir kreatif, kutipan dan sitasi dari jurnal-jurnal nasional dan internasional yang bisa digunakan sebagai referensi dalam memahami kemampuan berfikir kreatif (creative thinking) siswa dalam menyelesaikan masalahmatematika. Kata kunci:Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa, Masalah Matematika. PENDAHULUAN Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini sangat pesat sehingga informasi darimanapun dapat diketahui segera dan waktu serta batas negara sudah tidak ada perbedaan lagi, akibatnya lahirlah suatu masa atau era yang dikenal dengan globalisasi (Lubis, Surya, Minarni, 2015; 99). Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) (Nasution, Surya, Syahputra, 2015; 2). Pendidikan matematika sebagai bagian dari pendidikan memiliki peranan dalam kehidupan masyarakat karena merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika merupakan mata pelajaran yang penting untuk diajarkan pada setiap jenjang pendidikan karena memberikan banyak manfaat antara lain dapat membantu mempersiapkan karir dimasa depan, membangun kemampuan memecahkan masalah, membentuk karakter, membantu untuk mempelajari pengetahuan lainnya, membentuk pola pikir yang logis, memajukan daya pikir dan lain-lain (Novrini, Siagian, Surya, 2015; 84). Berkaitan dengan bagaimana cara mengenalkan matematika kepada anak, hendaknya perlu diperhatikan teori tahap perkembangan berpikir dari Piaget (Hasibuan, Surya, 2016; 175). Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata (Suriyani, Hasratuddin, Asmin, 2015; 226). Matematika diharapkan dapat melatih cara berfikir siswa bagaimana menganalisis persoalan matematika (pemecahan masalah), membuat koneksi atau mengaitkan konsep matematika dan bernalar kenapa konsep tersebut digunakan, menarik
December 2019
·
2,972 Reads
·
3 Citations
May 2019
·
32 Reads
·
3 Citations
December 2017
·
1,570 Reads
·
1 Citation
Mathematics Education Research Journal
Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian tindak kelas, yaitu untuk mengetahui peningkatan kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Imelda Medan Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa 36 orang, yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 23 orang perempuan. Dan objek dalam penelitian ini adalah Model Pembelajaran Numbered Head Together untuk meningkatkan Kemandirian dalam belajar matematika pada siswa SMP Imelda TahunPembelajaran 2016/2017. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan catatan lapangan. Dari hasil penelitian Tahap awal dapat dilihat dari 36 siswa hanya 3 orang siswa yang masuk kategori cukup dengan prensentase sebesar 7%. Pada siklus I setelah menggunakan model Numbered Head Together terjadi peningkatan dari 36 siswa ada 35 siswa yang mencapai katagori cukup dan presentasi kemandirian belajarnya yaitu 97 % dengan rata-rata kemandiriannya adalah 2,43 dengan kategori cukup dan pada siklus II terjadi peningkatan dari 36 siswa ada 17 siswa yang mencapai katagori baik dan presentase kemandirian belajar yaitu 47% dengan rata-rata kemandirian belajarnya adalah 3,11 dengan katagori Baik dan pada siklus III kembali terjadi peningkatan dari 36 siswa ada 18 siswa yang mencapai kategori Sangat baik dan presentase kepercayaan dirinya yaitu 50% dengan rata-rata kemandiran adalah 3,9 dengan katagori sangat baik. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa dengan menggunakan model Numbered Head Together dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa. Kata Kunci : Kemandirian Belajar Siswa, Model Numbered Head Together Abstract. This study is the follow-up research class, i.e. to know the increased self-confidence of students in learning mathematics. The subject in this study is grade VIII JUNIOR Imelda 2016/2017 Lessons Year Field with the number of students is 36 people, comprising 13 men-men and 23 women. And objects in this study is a Model of learning Together to increase Head Numbered Self-reliance in learning of mathematics in students of JUNIOR Imelda TahunPembelajaran 2016/2017. Method of data collection was done through observation and field notes. From the early stages of the research results can be seen from 36 students only 3 students who enter a category simply by prensentase amounted to 7%. I cycle after using the model Numbered Head Together increase from 36 students there were 35 students who reach the requirement of sufficient and presentation of their learning independence i.e. 97% with an average-his independence is 2.43 by category and on cycle II improved from 36 students there are 17 students who achieve a good percentage of the independence and the requirement of learning i.e. 47% with an average of their learning independence-was 3.11 with Either categories and cycle III back improved from 36 students there are 18 students who achieve excellent category and the percentage of her confidence that is 50% with an average is 3.9 kemandiran-with excellent categories. From this research it was concluded that the model by using the Numbered Head Together can increase the confidence of students. Keywords: Student Learning, Self-sufficiency Model Numbered Head Together PENDAHULUAN Dalam kegiatan pembelajaran, kemandirian sangat penting karena kemandirian merupakan sikap pribadi yang sangat diperlukan oleh setiap individu. Menurut kamus besar bahasa indonesia (2006:625), kemandirian diartikan sebagai keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Sedangkan menurut Utari Sumarmo (2006: 5) dengan kemandirian, siswa cenderung belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara
December 2017
·
5,472 Reads
·
3 Citations
ABSTRAK Penelitian ini adalah penelitian kajian pustaka yang bertujuan untuk mambahas pembelajaran kooperatif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Data dalam penelitian ini yaitu teori pembelajaran koopertaif dan pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah sangat penting bagi siswa dan masa depannya, karena tidak hanya digunakan dalam lingkup pendidikan namun dalam kehidupan sehari-harinya. Pembelajaran kooperatif merupakan peralatan yang kuat untuk meningkatkan kepercayaan diri sebagai seorang pembelajar atau belajar pemecah masalah dan untuk memperkuat integrasi yang sebenarnya diantara berbagai macam siswa. Metode pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen (tinggi, sedang dan rendah) untuk menyelesaikan suatu masalah dan terjadi interaksi personal yang menguntungkan. Kata Kunci : Pembelajaran kooperatif, kemampuan pemecahan masalah I. PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu yang banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga menjadi sumber untuk pengembangan ilmu pengetahuan lain. Matematika mempunyai daya abstraksi yang mampu mengabstraksikan permasalahan yang sering muncul baik dalam matematika itu sendiri maupun dalam kehidupan seharihari sehingga mampu menyelesaikan permasalahan dengan cepat dan tepat. Pentingnya belajar matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan yang memerlukan kemampuan berhitung dan mengukur. Menyadari akan pentingnya matematika pemerintah membuat tujuan pembelajaran matematika yang tertuang dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yaitu: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan menghadapi masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Ketercapaian tujuan pembelajaran matematika tersebut dapat dilihat dari hasil belajar matematika yang dicapai siswa. Pentingnya pemecahan masalah dikemukakan Branca (1980), ia mengemukakan bahwa kemampuan pemecahan masalah adalah jantungnya matematika. Hal ini sejalan
December 2017
·
5,188 Reads
·
2 Citations
Mathematics Education Research Journal
Abstrak. Pendidikan karakter kini menjadi orientasi pembelajaran saat ini, dikarenakan tuntutan dan tantangan yang dihadapi anak didik di masa depan yang makin kompleks dan menggoda. Keprihatinan dan harapan masa depan itu mendorong peran aktif guru serta pihak-pihak lainnya dalam mengembangkan strategi pendidikan yang sesuai, yaitu dengan pendidikan karakter. Tindakan menyimpang yang dilakukan pelajar membuat pendidikan karakter mendesak untuk diterapkan di berbagai jenjang sekolah. Wajah pendidikan Indonesia tercoreng dengan berbagai pemberitaan miring. Sebut saja mulai aksi tawuran, bullying, penyalahgunaan narkotika dan alkohol, seks bebas di kalangan pelajar yang berujung pada aborsi, dan lain sebagainya. Namun, tidak sedikit pula pelajar Indonesia yang berhasil menorehkan prestasi di berbagai bidang dan diakui dunia. Fondasi karakter yang kuat, tentunya juga akan menjadikan pelajar mampu bersaing kelak di kancah internasional. Fakta yang ada menunjukkan, sudah saatnya pendidikan karakter kembali dimantapkan lewat pendidikan di bangku sekolah. Kata Kunci : Matematika, Pembelajaran Matematika, Karakter, Pendidikan karakter. Abstract. Character education is now a learning orientation at this time, due to the demands and challenges facing students in the future that the more complex and tempting. Concerns and expectations of the future that encourage the active role of the teacher as well as the other party-party develop appropriate educational strategies, i.e. with character education. Perverted actions committed learners make character education urged to apply at various secondary schools. Indonesia education face tercoreng with a variety of news coverage slanted. Call it the action starts a brawl, bullying, abuse of alcohol, narcotic drugs and free sex among students that leads to abortion, and so forth. However, not a few successful Indonesia students also applying the achievements in various fields and are recognized worldwide. The Foundation of a strong character, certainly also will make the student able to compete later in the international arena. The fact that there's a show, it's time to character education education was established back in school. PENDAHULUAN Membangun karakter bagi generasi dewasa ini memang sangat mendesak. Hal tersebut melihat fenomena-fenomena yang terjadi dan tantangan masa depan yang dihadapi semakin kompleks. Berkowitz (2002) menjelaskan bahwa karakter dapat dipandang sebagai suatu ukuran atau sarana mengukur kebaikan atau keeksentrikan seorang individu yang berkaitan moralitas. Selain itu, juga dapat berkaitan non moralitas (seperti fungsi-fungsi kognitif). Berkowitz mendefinisikan karakter sebagai "an individual's set of physchological characteristics that affect that person's ability and inclination to function morally". Artinya karakter adalah suatu kumpulan karakteristik psikologis individu yang memberi dampak terhadap kemampuan seseorang dan peningkatan fungsi-fungsi moralitas.Sedangkan menurut Tim Pengembang, Depdiknas (2010) menuliskan bahwa karakter merupakan perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
... Apabila suatu soal matematika dapat segera ditemukan cara menyelesaikannya, maka soal tersebut tergolong pada soal rutin dan bukan merupakan suatu masalah. Karena menyelesaikan masalah bagi siswa itu dapat bermakna proses untuk menerima tantangan (Jainuri, 2014). ...
May 2019