La Ode Ali Basri’s scientific contributions

What is this page?


This page lists works of an author who doesn't have a ResearchGate profile or hasn't added the works to their profile yet. It is automatically generated from public (personal) data to further our legitimate goal of comprehensive and accurate scientific recordkeeping. If you are this author and want this page removed, please let us know.

Publications (8)


PELATIHAN DAN PENYULUHAN TOLEA DAN PABITARA DI KELURAHAN TUDAONE KECAMATAN KONAWE KABUPATEN KONAWE
  • Article

June 2024

·

2 Reads

Harmoni Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat

Basrin Melamba

·

La Ode Ali Basri

·

Fatma Fatma

·

[...]

·

Hasni Hasan

Pelatihan dan penyuluhan Tolea dan Pabitara di Kelurahan Tudaone, Kecamatan Konawe, Kabupaten Konawe bertujuan memberikan pengetahuan dan wawasan yang mendalam mengenai tata cara pelaksanaan tugas-tugas mereka. Kegiatan ini dilaksanakan dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat serta memperkuat peran Tolea dan Pabitara dalam menjaga adat dan budaya lokal. Selama kegiatan pelatihan, nanti para peserta akan diberikan materi yang mencakup etika, protokol adat, dan teknik komunikasi efektif yang esensial dalam menjalankan tugas-tugas mereka. Pelatihan juga meliputi simulasi situasi nyata yang sering dihadapi oleh Tolea dan Pabitara, seperti mediasi konflik adat dan penyelenggaraan upacara adat. Hal ini bertujuan agar para peserta dapat lebih siap dan percaya diri dalam melaksanakan tugas mereka di lapangan. Selain itu, penyuluhan ini juga menekankan pentingnya pemahaman terhadap nilai-nilai budaya lokal serta bagaimana cara menjaga dan melestarikannya. Tolea dan Pabitara diberi pengetahuan tentang sejarah dan makna simbol-simbol adat, yang diharapkan dapat memperkuat identitas budaya mereka. Dengan pelatihan ini, diharapkan Tolea dan Pabitara dapat menjalankan tugas mereka dengan lebih profesional dan berdedikasi, serta mampu menjadi teladan dalam masyarakat. Kegiatan ini juga diharapkan dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga dan melestarikan budaya lokal, sehingga warisan budaya dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang.


SOSIALISASI PENGENALAN SEJARAH LOKAL DALAM UPAYA MENUMBUHKAN MINAT SEJARAH

December 2023

·

2 Reads

·

2 Citations

Harmoni Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat

Program Kemitraan Masyarakat Internal Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo (PKMI FIB UHO) bertujuan melakukan sosialisasi pengenalan Sejarah Lokal Dalam Upaya Menumbuhkan Minat Sejarah di SMA Negeri 2 Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara. Pentingnya sosialisasi pengenalan Sejarah Lokal untuk menambah pengetahuan dan pengalaman belajar baik siswa maupun guru di SMA Negeri 2 Kabupaten Konawe Selatan. Tim pengabdian memiliki kewajiban dalam memberikan sosialiasi dalam bidang kesejarahan sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat. Bidang sejarah tidak hanya berbicara tentang masa lalu namun dapat memanfaatkan Iptek sebagai sumber utama melalui elaborasi sejarah lokal yang ada disekitar masyarakat. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan mampu memberikan konstribusi baik guru maupun siswa di SMA Negeri 2 Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara dalam bersinergi. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilakukan di SMA Negeri 2 Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi Tenggara sebagai bentuk perhatian tim dalam bidang sejarah untuk tetap menjaga eksistensi sejarah lokal khususnya bagi generasi muda. Pengabdian ini menggunakan metode pelaksanaan berupa langkah-langkah yang akan dilakukan dalam memberikan pelatihan melalui tahapan persiapan materi, pelaksanaan kegiatan, serta tahapan evaluasi kegiatan Kata Kunci : Sejarah Lokal; Situs Sejarah, Iptek, Minat Sejarah, SMA Negeri 2 Kabupaten Konawe Selatan


Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Bajo di Desa Tondasi Kecamatan Tiworo Utara Kabupaten Muna Barat

June 2023

·

3 Reads

Harmoni Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat

Penyuluhan terhadap masyarakat pesisir dianggap berperan penting untuk meningkatkan kesadaran kolektif, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat yang bermukim di sekitar pesisir. Penyuluhan kelompok masyarakat Bajo diharapkan mampu mengubah sikap dan perilaku masyarakat di daerah pesisir serta dapat terlibat langsung untuk mendukung pembangunan di berbagai sektor. Oleh karena itu, kegiatan penyuluhan ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman dan peranan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam perikanan dan kelautan. Pemahaman kelompok nelayan pesisir tentang cara pembudidayaan ikan dan pengolahan udang menjadi sasaran utama dalam pelaksanaan penyuluhan ini. Penyuluhan ini menggunakan metode tatap muka. Pertama, memberikan materi penyuluhan tentang tata cara pembudidayaan ikan. Kedua, memperkenalkan cara pembuatan pengolahan udang dan pemasarannya, ketiga, acara diskusi dan tanya jawab. Dari hasil pengamatan kegiatan di lapangan, diperoleh data dan informasi bahwa pengetahuan dan pemahaman kelompok nelayan pesisir yang bermukim di Desa Tondasi tentang pembudidayaan ikan dan pengolahan udang masih rendah dan terbatas sehingga diperlukan perhatian dari pemerintah, masyarakat pemerhati maupun lembaga non pemerintah.


KANSORO: DARI DESA YANG DITINGGALKAN MENJADI DESA KAMPANI YANG DIHUNI KEMBALI, 1974-2021

June 2022

·

3 Reads

Journal Idea of History

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Kansoro: Desa yang Ditinggalkan Menjadi Desa Kampani yang Dihuni Kembali, 1974-2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang mengacu pada langkah-langkah sebagai berikut: (1) Pemilihan topik, (2) Pengumpulan sumber, (3) Verifikasi (4) Interpretasi (5) Historiografi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1) Keadaan Desa Kansoro sebelum ditinggal warga, Desa Kansoro adalah desa yang berada di Kecamatan Lawa Kabupaten Muna, Desa Kansoro memiliki tanah yang subur dan coock dijadikan sebagi tempat perkebunan. Selain itu antara sesama warga desa saling tolong menolong serta saling menghargai. Warga Kansoro menggantungkan hidup dengan bertani dan beternak. 2) Penyebab Desa Kansoro ditinggalkan oleh penduduknya tahun 1974-1994, karena adanya wabah penyakit Kolera yang menyerang penduduk Desa Kansoro pada tahun 1974 dimana wabah penyakit kolera menyebar begitu cepat sehingga menyebabkan banyak orang meninggal. Selain itu penyebab lain ditinggalkannya Desa Kansoro pada tahun 1994 kerena telah selesainya kontrak warga eks kusta. 3) Desa Kansoro dihuni kembali setelah ditinggalkan oleh warganya. Warga Desa Lindo yang menempati daerah Kansoro dan menjadikannya sebagai tempat perkebunan, dan lama-kelamaan warga desa mulai menetap dengan membentuk desa baru dari hasil pemekaran Desa Lindo yaitu Desa Kampani.


BENTENG LIAMOPUTE DI KECAMATAN TONGKUNO KABUPATEN MUNA : 1575-1968

December 2021

·

18 Reads

Journal Idea of History

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan latar belakang pembangunan Benteng Liamopute dan fungsi Benteng Liamopute yang terletak di Kecamatan Tongkuno (Kabupaten Muna). Selain membahas latar belakang dan fungsinya, penelitian ini juga akan menguraikan benda-benda peninggalan sejarah yang terdapat di Benteng Liamopute. Penelitian ini menggunakan metode sejarah menurut Louis Gottschalk dengan melalui empat tahapan kerja antara lain: heuristik atau pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi sumber, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang pembangunan Benteng Liamopute yang berlokasi di Kecamatan Tongkuno bertujuan untuk membentengi diri atau sebagai benteng pertahanan dan keamanan masyarakat di masa lalu. Benteng Liamopute dibangun pada masa pemerintahan Lapatola Kamba yakni pada tahun 1575. Benteng ini memiliki letak yang strategis dimana berada di atas bukit dengan dikelilingi oleh jurang yang cukup curam sehingga sangat urgen untuk menjadi tempat persembunyian para pasukan perang dari kalangan musuh. Alasan masyarakat di masa itu memberikan nama “Liamopute” sebagai nama Benteng Liamopute dikarenakan gua yang berada di sekitaran benteng tersebut memiliki dinding yang berwarna putih. Sejak tahun 1968 hingga masa kini, Benteng Liamopute digunakan sebagai tempat kunjungan wisata sejarah bagi masyarakat Muna bahkan masyarakat dari luar Pulau Muna. Selain berfungsi sebagai kunjungan wisata, keberadaan Benteng Liamopute juga sangat membantu ingatan masyarakat Muna melalui benda-benda peninggalan sejarah yang berada di benteng tersebut. Peninggalan sejarah yang terdapat di dalam maupun di luar Benteng Liamopute terdiri atas bangunan fisik Benteng Liamopute, pintu masuk Benteng Liamopute, koinaha (tapak kaki), koburu (kuburan), Gua Liamopute, dan benda-benda peninggalan sejarah lainnya.


KADIE LAPANDEWA SEBAGAI MATANA SORUMBA KESULTANAN BUTON PADA MASA PEMERINTAHAN SULTAN DAYANU IKHSANUDDIN: 1610-1631

June 2021

·

31 Reads

Journal Idea of History

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab Kadie Lapandewa dijadikan sebagai Matana Sorumba Kesultanan Buton, untuk mengetahui kedudukan Kadie Lapandewa dalam struktur pemerintahan Kesultanan Buton, dan untuk mengetahui fungsi Kadie Lapandewa sebagai Matana Sorumba Kesultanan Buton bagian Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah menurut Kuntowijoyo yang terdiri dari lima tahap yaitu: (1) Pemilihan topik; (2) Heuristik sumber; (3) Verifikasi sumber; (4) Interpretasi sumber; serta (5) Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kadie Lapandewa dijadikan sebagai Matana Sorumba Kesultanan Buton karena Lapandewa sebelumnya merupakan bagian dari pertahanan dan keamanan Kerajaan Tobe-Tobe sehingga sebagai Matana Sorumba yang salah satu tugas utamanya adalah untuk menjaga keamanan wilayah tertentu, dalam hal ini keamanan wilayah Lapandewa, diharapkan dapat terlaksana dengan baik; (2) Kesultanan Buton dalam strukturnya terdiri atas dua bagian besar yaitu Wilayah Barat (Sukanaeo) yang dipimpin oleh Bontona Peropa dan Wilayah Timur (Matanaeo) yang dipimpin oleh Bontona Baluwu. Lapandewa termasuk dalam wilayah Matanaeo. Kadie Lapandewa dalam struktur pemerintahan Kesultanan Buton termasuk dalam pembinaan Bontona Baluwu yang merupakan salah satu anggota Siolimbona; (3) Fungsi Kadie Lapandewa sebagai Matana Sorumba Kesultanan Buton bagian Selatan dapat terlihat dalam fungsi politik, fungsi ekonomi, fungsi sosial, dan fungsi pertahanan.


GERAKAN DI/TII DI DISTRIK ABUKI : 1956-1962

December 2020

Journal Idea of History

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui awal masuknya Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di Abuki pada tahun 1956, untuk mengetahui aktivitas DI/TII di Distrik Abuki pada tahun 1956-1962, serta untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan aktivitas DI/TII di Abuki pada tahun 1956-1962. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: (1) pemilihan topik; (2) pengumpulan sumber; (3) kritik sumber (eksternal dan internal); (4) interpretasi sumber (analisis dan sintesis); serta (5) historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa awal masuknya anggota DI/TII di Abuki, Konawe, Sulawesi Tenggara, pada tahun 1956 melalui jalur pegunungan Ulu Iwoi dan Sungai Konaweeha yang sampai di Abuki pada tanggal 3 April 1956. Aktivitas anggota DI/TII di Abuki adalah menguasai daerah, melakukan propaganda, membuat pemerintahan militer dan penggalangan kekuatan, melakukan perekrutan, serta menguasai seluruh Distrik Abuki dan melakukan ekspansi wilayah. Aktivitas DI/TII di Abuki pada tahun 1956-1962 membawa dampak negatif dan positif bagi masyarakat abuki pada masa itu.


AGAMA ISLAM DI MUNA PADA MASA PEMERINTAHAN RAJA TITAKONO:1600-1625

August 2020

·

91 Reads

Journal Idea of History

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Jalur-jalur apa yang digunakan dalam proses penyebaran agama Islam di Muna pada masa pemerintahan Raja Titakono: 1600-1625, (2) Bagaimana perkembangan agama Islam di Muna pada masa pemerintahan Raja Titakono: 1600-1625, (3) Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat ajaran agama Islam di Muna pada masa pemerintahan Raja Titakono: 1600-1625. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarahyang dikemukakan oleh Kuntowijoyo yang terdiri dari lima tahapan yaitu: (1) PemilihanTopik (2) Heuristik Sumber (3) Verifikasi Sumber (4) Interpretasi Sumber (5) Historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Jalur-jalur yang digunakan dalam penyebaran dan pengembangan agama Islam di Muna pada masa pemerintahan Raja Titakono :1600-1625 melalui: (a) Jalur perdagangan, (b) Jalur tasawuf, (c) Jalur kesenian. (2) Agama Islam pada masa pemerintahan Raja Titakono:1600-1625 mulai berkembang secara perlahan setelah kedatangan Firus Muhammad. (3) Faktor pendukung dan penghambat penyebaran agama Islam di Muna pada masa pemerintahan Raja Titakono: 1600-1625 yaitu, pertama, faktor pendukung: (a) Kedatangan Mubaligh Firus Muhammad di Muna membuat agama Islam mengalami perkembangan secara perlahan, (b) Sikap toleransi Raja Titakono terhadap agama Islam, (c) Pengaruh penyebar Islam sebelumnya, membuat masyarakat Muna telah memiliki keyakinan agama Islam sebelum datangnya Firus Muhammad. Faktor penghambat penyebaran agama Islam pada masa pemerintahan Raja Titakono yakni masyarakat Muna masih memiliki kepercayaan animisme dan dinamisme.

Citations (1)


... Pesantren ini tidak hanya mengajarkan ilmu agama kepada para santri, tetapi juga menjadi pusat pembentukan karakter yang berbasis pada nilai-nilai toleransi, kebersamaan, dan penghormatan terhadap perbedaan budaya (Sunaji, 2024 Dalam konteks pendidikan, penggunaan sumber belajar yang berbasis pada situs sejarah lokal dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa (Aswati et al., 2023). Pendekatan tersebut memungkinkan siswa untuk mempelajari sejarah tidak hanya melalui buku teks, tetapi juga melalui pengalaman langsung di lapangan (Jufri et al., 2023). ...

Reference:

Pondok Pesantren Kauman Lasem di Kawasan Pecinan Lasem sebagai Sumber Belajar Sejarah Lokal
SOSIALISASI PENGENALAN SEJARAH LOKAL DALAM UPAYA MENUMBUHKAN MINAT SEJARAH
  • Citing Article
  • December 2023

Harmoni Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat