JM Tedjawati’s scientific contributions

What is this page?


This page lists works of an author who doesn't have a ResearchGate profile or hasn't added the works to their profile yet. It is automatically generated from public (personal) data to further our legitimate goal of comprehensive and accurate scientific recordkeeping. If you are this author and want this page removed, please let us know.

Publications (4)


Kajian Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan
  • Article
  • Full-text available

September 2011

·

4,539 Reads

·

1 Citation

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

JM Tedjawati

The purpose of this analys is to obtain information about the implementation of Special Allocation Fund (DAK) in education, in: 1) Mechanism DAK planning of Local Government; 2) channeling mechanism of DAK from Local Government; 3) Realization of DAK; 4) Implementation of monitoring and evaluation; and 5) The opinion on the administration of the DAK. The findings of this analysis are: 1) The procedure of planning implementation of DAK has made education service districts/cities in accordance with the provision of technical guidance; 2) The distribution of DAK in accordance with the procedure through three stages; 3) In some districts/cities in 2010 the implementation of DAK experience delays because of changes in the implementation of self-managed way into the auction process; 4) Monitoring and evaluation conducted by the education office DAK district/city, but checks/audits conducted by the Inspectorate General of Ministry of National Education and the Regional Monitoring Agency (BAWASDA); 5) DAK self-managed way is considered more beneficial for the schools because of the use of DAK is more flexible than an auction company that conducted the auction winner. ABSTRAKTujuan dari kajian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan, dalam hal: 1) Mekanisme perencanaan DAK dari Pemerintah Daerah; 2) Mekanisme penyaluran DAK dari Pemerintah Daerah; 3) Realisasi DAK; 4) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi; dan 5) Pendapat daerah tentang penyelenggaraan DAK. Hasil temuan kajian ini: 1) Mekanisme perencanaan sesuai dengan ketentuan petunjuk teknis; 2) Mekanisme penyaluran DAK sesuai dengan prosedur melalui tiga tahap; 3) Relaisasi pelaksanaan DAK tahun 2010 di beberapa kabupaten/kota mengalami keterlambatan karena adanya perubahan penyelenggaraan dari cara swakelola menjadi proses lelang; 4) Monitoring dan evaluasi DAK dilakukan oleh dinas pendidikan kabupaten/kota, tetapi pemeriksaan/audit dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional dan Badan Pengawasan Daerah (BAWASDA); dan 5) Penyelenggaraan DAK dikelola dengan cara swakelola dianggap lebih menguntungkan bagi sekolah karena penggunaan DAK lebih luwes dibandingkan dengan lelang yang dilakukan perusahaan pemenang lelang.

Download

Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study: Kasus Di Kabupaten Bantul

July 2011

·

814 Reads

·

37 Citations

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

The purpose of this writing is find out about the implementation of lesson study program, especially in terms of: 1) The implementation of lesson study program, 2) The role of school principals and heads of education offices in the implementation of lesson study program, and 3) The impact of the implementation of lesson study program. It’s objective is to address the problems being faced today, to what extent the implementation of lesson study can be applied in the classroom and the impact of the lesson study program. Analysis findings show that: 1) Lesson study program can be implemented because of the support of cooperation between teachers, principals, and the role of coordinator in preparing the program. For teachers, the program is very useful in the classroom, while increasing the ability of competence. Teachers are required to be able to do lesson planning, teaching practice, as well as receive input from other teachers or facilitators, or principal, 2) The existence of support from school principals and heads of education offices in lesson study program. The role of principals, among others, support in the implementation, mentoring, and financing activities of lesson study. The role of head of educational office including the provision of training and certification for teachers, approved the use of the funds for lesson study program, and 3) The impact lesson study program for teachers is the increasing ability of teachers. They are more innovative in teaching with variety in the methods and more relevant towards student’s ability. In addition, theachers quality and quantity increase in implementing the Classroom Action Research (PTK). ABSTRAKTujuan penulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan program lesson study, khususnya dalam hal: 1) Pelaksanaan program lesson study; 2) Peran kepala sekolah dan kepala dinas pendidikan dalam pelaksanaan program lesson study; dan 3) Dampak pelaksanaan program lesson study. Temuan analisis ini menunjukkan bahwa: 1) Program lesson study dapat dilaksanakan karena adanya dukungan kerja sama antar guru, kepala sekolah, dan peran koordinator dalam menyusun program. Bagi guru, program ini sangat bermanfaat dalam pembelajaran di kelas, sekaligus dapat meningkatkan kemampuan kompetensinya. Guru dituntut untuk dapat melakukan perencanaan pembelajaran, mempraktikan pembelajaran tersebut, serta menerima masukan dari guru lain ataupun fasilitator atau kepala sekolahnya; 2) Adanya dukungan dari kepala sekolah dan kepala dinas pendidikan dalam program lesson study. Peran kepala sekolah antara lain dukungan dalam pelaksanaan, pendampingan, dan pendanaan kegiatan lesson study. Peran kepala dinas antara lain pemberian pelatihan dan sertifikat bagi guru, menyetujui penggunaan dana BOS untuk program lesson study; dan 3) Dampak program lesson studybagi guru adalah meningkatnya kemampuan guru. Mereka lebih inovatif dengan metode pembelajaran lebih bervariasi dan lebih relevan terhadap tingkat kemampuan siswa serta meningkatnya kualitas serta kuantitas guru dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).


Peran HIMPAUDI Dalam Pengembangan PAUD

January 2011

·

5,942 Reads

·

25 Citations

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

The purpose of this writing an article is to obtain data and information about the role of HIMPAUDI in the implementation of Early Chilhood Development (ECD), expecially to: 1) promote the importance of qualified ECD; 2) conduct training and organizational development in stages, 3) accommodate, promote and realize the aspirations of educators and early age (AUD) child care staff, and 4) facilitate professional development of educators and early childhood education personnel. The findings of this analysis are: 1) the role of HIMPAUDI in socializing early childhood programs done through various ways namely for AUD activities (such as dancing, singing along, gymnastics), seminars on improving the quality of early childhood institutions, and provide guidance about the requirements to be met in establishing early childhood institutions; 2) in the organization training and development, HIMPAUDI has made the establishment of HIMPAUDI management in provincial, district and subdistrict level; 3) HIMPAUDI has struggled for educators to get the incentives, both received from the government and businesses developed by HIMPAUDI; and 4) HIMPAUDI role in the development of AUD professional teachers and staff has been realized through: (i) the opening of S1 programs in college; (ii) basic training for AUD educators, training of PAUD concept and AUD learning approach, (iii) Training on online data management for HIMPAUDI management, and (iv) seminars about the thematic pattern of early childhood learning. ABSTRAK Tujuan dari tulisan ini adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang peran Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) dalam pelaksanaan PAUD, khususnya dalam hal: 1) Mensosialisasikan pentingnya PAUD yang berkualitas; 2) Melakukan pembinaan dan pengembangan organisasi secara berjenjang; 3) Menampung, memperjuangkan dan mewujudkan aspirasi para pendidik dan tenaga kependidikan Anak Usia Dini (AUD); dan 4) Memfasilitasi pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini. Temuan analisis tulisan ini yaitu: 1) Peran HIMPAUDI dalam mensosialisasikan program PAUD dilakukan melalui berbagai cara yaitu kegiatan bagi AUD antara lain seminar peningkatan kualitas lembaga PAUD, dan memberikan pengarahan akan persyaratan pendirian yang harus dipenuhi oleh lembaga PAUD; 2) Dalam pembinaan dan pengembangan organisasi, HIMPAUDI telah dilakukan pembentukan pengurus HIMPAUDI dari tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai tingkat kecamatan; 3) HIMPAUDI telah memperjuangkan para pendidik untuk memperoleh insentif, baik yang diterima dari Pemerintah maupun usaha yang dikembangkan oleh HIMPAUDI; dan 4) Peran HIMPAUDI dalam pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan AUD telah diwujudkan melalui: (i) Pembukaan program S1 di perguruan tinggi; (ii) Pelatihan dasar bagi pendidik AUD, pelatihan konsep PAUD dan pendekatan pembelajaran AUD; (iii) Pelatihan pengelolaan data online bagi pengurus HIMPAUDI; dan (iv) Seminar pola pembelajaran tematik pada PAUD.


Pengembangan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): Peran Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Dalam Pos PAUD

July 2010

·

6,641 Reads

·

6 Citations

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

The purpose of this research is to find informataion and data about: 1) Post implementation of the Post Early Childhood Education (Pos PAUD) in the community environment that includes characteristics of students, teachers, and administrators, the process of activities, evaluation and coaching; 2) PKK role in post implementation of the Post ECE; and 3) Obstacles and problems faced in the implementation of ECE services and attempt what can be done to overcome them. The methodology used is qualitative research, with the scope of this research is the implementation of ECE programs and the role of PKK Limapuluh Koto district, Gorontalo district, and Gowa district. The result showed that: 1) Post implementation of the region have implemented ECE integrated with IHC (Posyandu) and BKB activities; 2) the PKK has been carrying out its duties in cooperation with IHC (Posyandu)/ PHC (Puskesmas) and BKB, according to the ECE directorate hopes to help early childhood development, and 3) Obstacles found from the implementation of ECE, among others: (a) Lack of cadres and low educational cadres held; (b) Lack of mastery of the science education of the cadres held; (c) Lack of funds for the purchase of APE; (d) Limitations of space for games; and (e) Evaluation in ECE (PAUD) Programs. To minimalis of the obstaclce has been done by: 1) moving class; 2) using symple educational facilities with reuseable material; and 3) giving opportunity to the ECE cader to continue studying or following ECE training programe. ABSTRAKTujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang: 1) penyelenggaraan Pos PAUD di lingkungan masyarakat; 2) peran PKK dalam penyelenggaraan Pos PAUD; dan 3) hambatan dan upaya yang dilakukan. Metodologi yang digunakan adalah penelitian kualitataif, dengan lingkup penelitian pelaksanaan program Pos PAUD dan peran PKK di Kabupaten Limapuluh Koto, Kabupaten Gorontalo, dan Kabupaten Gowa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pelaksanaan Pos PAUD di tiga kabupaten sudah diselenggarakan berintegrasi dengan kegiatan Posyandu dan BKB; 2) PKK telah bekerjasama dengan Posyandu/Puskesmas dan BKB sesuai dengan harapan Direktorat PAUD dalam menumbuh kembangkan anak usia dini; dan 3) Hambatan yang ditemukan antara lain masih terbatasnya: (a) tenaga kader dan masih rendahnya pendidikan kader, (b) penguasaan ilmu pendidikan para kader, (c) dana untuk pembelian alat permainan (PAUD), (c) ruang untuk bermain, dan (d) evaluasi program PAUD. Upaya yang dilakukan antara lain dengan cara: 1) menggunakan tempat kegiatan secara bergiliran; 2) menggunakan alat bantu mengajar dengan bahan sederhana; dan 3) memberikan kesempatan pada kader PAUD untuk mengikuti pelatihan PAUD.

Citations (4)


... Tujuan penyelenggaraan PAUD adalah untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa (Handayani dkk, 2011) Salah satu tujuan dan sasaran strategis Renstra Depdiknas 2010-2014 berdasarkan jenjang layanan pendidikan dan sistem tata kelola yang diperlukan untuk menghasilkan layanan prima pendidikan adalah tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD berkualitas dengan memperhatikan inklusifitas di semua provinsi, kabupaten dan kota. Sasaran strategis untuk mencapai tujuan strategis tersebut antara lain: (i) Kualifikasi untuk pendidik PAUD formal (TK/TKLB) diharapkan 85% berpendidikan menimal S1/D4 dan 85% bersertifikat, sedangkan untuk Pendidik PAUD non formal diharapkan telah dilatih sekurang-kurangnya 55% pada tahun 2014; (ii) Pada tahun 2014 diharapkan seluruh satuan pendidikan anak usia dini formal menerapkan sistem pembelajaran yang membangun karakter (kejujuran, kepedulian, tanggung jawab dan toleransi) dan menyenangkan bagi anak (Tedjawati, 2020) . Pos PAUD merupakan salah satu bentuk pelayanan dari program Satuan PAUD Sejenis yang berintegrasi dengan kegiatan Posyandu dan Bina Keluarga Balita (BKB). ...

Reference:

Profil Pendidik Pos Paud Kota Semarang Ditinjau dari Kompetensi Pedagogik dan Profesional
Pengembangan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): Peran Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Dalam Pos PAUD

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

... Pendidikan PAUD merupakan salah satu komponen penting dalam keberhasilan layanan Pendidikan Anak Usia Dini (Kaitelapatay et al., 2022) . Oleh karena itu, kompetensi pendidik PAUD harus terus ditingkatkan alam rangka memberikan pelayanan pendidikan yang maksimal bagi tumbuh dan berkembangnya anak-anak usia dini (Tedjawati, 2011). Peningkatan kompetensi para Pendidik dan Tenaga Kependidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dilakukan (Latifah & Widiastuti, 2018). ...

Peran HIMPAUDI Dalam Pengembangan PAUD

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

... The amount of DAK allocation for each region is determined by index calculation based on general criteria, special criteria, and technical criteria. DAK is one of the important programs in the effort to improve access and quality of education services through efforts to meet the standards of educational facilities and infrastructure which is one of the priorities of national development in the field of education [8], so it is necessary to encourage the provincial and district/city governments to take concrete actions in the context of carrying out compulsory governmental affairs related to basic services that must be carried out by the Regions [9]. ...

Kajian Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Bidang Pendidikan

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

... Untuk itu seorang guru di tuntut harus dapat menguasai secara menyeluruh dan minimal satu bidang keilmuan. Tedjawati, mengatakan karena hal tersebut merupakan tugas ataupun kedudukan dari seorang guru sebagai seorang tenaga profesional (Tedjawati, 2011). Jadi sangat miris ketika menemukan banyak pendidik atau guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai dalam kehidupan pendidikan terkhususnya Pendidikan Agama Kristen di Bangsa Indonesia. ...

Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Lesson Study: Kasus Di Kabupaten Bantul

Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan