Hasya Nailan Petranto’s research while affiliated with Universitas Paramadina and other places

What is this page?


This page lists works of an author who doesn't have a ResearchGate profile or hasn't added the works to their profile yet. It is automatically generated from public (personal) data to further our legitimate goal of comprehensive and accurate scientific recordkeeping. If you are this author and want this page removed, please let us know.

Publications (1)


OPINI PUBLIK DALAM POLARISASI POLITIK DI MEDIA SOSIAL
  • Article
  • Full-text available

December 2019

·

1,940 Reads

·

14 Citations

Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)

·

Hasya Nailan Petranto

·

Asep Aji Pramayoga

Tahun 2019 merupakan tahun yang sakral dalam sejarah perjalan bangsa Indonesia, karena pada tahun ini diadakan pemilihan umum presiden dan legislatif. Menjelang pemilihan umum tersebut, polarisasi politik pada masyarakat Indonesia semakin kuat. Polarisasi ini membelah masyarakat ke dalam dua kelompok yakni kelompok yang mendukung Jokowi dan anti Jokowi. Polarisasi ini juga didukung dengan berbagai usaha yang dilakukan oleh kedua belah kelompok. Salah satu di antaranya adalah gerakan anti rezim yang dinamakan #2019GantiPresiden oleh kelompok anti Jokowi dan gerakan #2019TetapJokowi, kedua gerakan ini sangat aktif dalam berdiskusi dan menebarkan narasi di media sosial. Penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi dan membandingkan kedua opini publik dalam interaksi anggota grup Facebook yang bernama #2019GantiPresiden dan #2019TetapJokowi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode etnografi virtual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa polarisasi politik yang terjadi di media sosial semakin menguat menjelang pemilihan umum 2019. Kedua kelompok memiliki opini yang saling bertentangan terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mereka tidak dukung, dan saling menguatkan terhadap pasangan yang mereka dukung. Kata kunci : Polarisasi politik ; opini publik ; media sosial ; grup facebook

Download

Citations (1)


... Ki Honggolono issued an oath that included five prohibitions: (1) residents of Golan are not allowed to marry residents of Mirah, (2) items such as wood, stones, water, and others from Golan cannot be brought to Mirah, and vice versa, (3) items from both villages cannot be combined, (4) residents of Golan are prohibited from using straw to make roofing, and (5) residents of Mirah are forbidden from planting or making things from soybeans (Winarno, 2014;(Febriansyah & Sanusi, 2020). Meanwhile, Ki Ageng Mirah stated that the residents of Golan would not be able to keep kawul (then a type of traditional currency) as it would immediately burn (Annas et al., 2019). ...

Reference:

Political Polarization and Traditional Folktales: Examining Conflicts in the Legend of Mirah-Golan
OPINI PUBLIK DALAM POLARISASI POLITIK DI MEDIA SOSIAL

Jurnal PIKOM (Penelitian Komunikasi dan Pembangunan)