Harissatria Harissatria’s scientific contributions

What is this page?


This page lists works of an author who doesn't have a ResearchGate profile or hasn't added the works to their profile yet. It is automatically generated from public (personal) data to further our legitimate goal of comprehensive and accurate scientific recordkeeping. If you are this author and want this page removed, please let us know.

Publications (9)


The Role of Farmer Groups in Improving Farmer Welfare as a Business Group in Nagari Aripan, X Koto Singkarak District, Solok Regency
  • Article
  • Full-text available

October 2023

·

6 Reads

Baselang

·

Helmayuni Helmayuni

·

Mahmud Mahmud

·

[...]

·

Harissatria Harissatria

The respondents used in this research were the purpose sampling method and simple random sampling. The number of samples taken was 20% of the population of farmer groups, so the total sample was 84 farmers. The analysis technique in this research uses a qualitative descriptive research type using qualitative and quantitative analysis. The research results show that in improving the welfare of farmers, farmer groups act as learning class units, cooperation units and production and farming units which have a very good impact on the farmer groups themselves. The problem faced by farmers as a learning unit is that there are still farmer groups participating in groups. As a cooperative unit, the division of tasks within farmer groups is not realized properly. As a production and farming unit, the farming process is disrupted by weather and unsupportive farming facilities.

Download

Pengaruh Penggunaan Bioaktivator Lokal Terhadap Kandunag Serat Kasar, Lemak Kasar dan BETN Pelepah Sawit

October 2022

·

2 Reads

Jurnal Peternakan Mahaputra

This study aims to evaluate the effect of using local bioactivators rumen contents consisting of local microorganism extract and crude enzymes on crude fiber, crude fat and The Extract matter without nitrogen content of palm fronds. The research was conducted by an experimental method using factorial design in RAL with 2 X 3 and 3 replications for each treatment. Factor A is a type of local bioactivator consisting of A1 = MOL, A2 = crude enzyme. Factor B is the dose of bioactivator, B1 = 10%, B2 = 20%, B3 = 30%. The results showed that there was no interaction between the dose and type of bioactivator on the content of crude fiber, crude fat and Extract matter without nitrogen of palm fronds.


Pengaruh Penggunaan EM4 terhadap fermentasi Ampas Serai Wangi Terhadap Kandungan Bahan Kering, Kadar Abu Dan Bahan Organik

October 2022

·

4 Reads

Jurnal Peternakan Mahaputra

This study aimed to determine the effect of fermented citronella pulp using effective microorganisms (em4) using rice bran as a carbohydrate source on dry matter content, ash content, and organic matter. In this study, 400 grams of EM4 were used, 3680 grams of citronella pulp, and 320 grams of rice bran as a carbohydrate source. Completely randomized design 4 levels adding the rice bran with 4 replication used in this research. There were: A (5%), B (7%), C (9%), and D (11%). The variables observed in this study were dry matter content, ash content, and organic matter. The results of this study showed that the fermentation of citronella pulp with EM4 using rice bran as carbohydrates on dry matter content, ash content and organic matter gave no significant effect (P> 0.05). Giving rice bran as a carbohydrate source as much as 5% (Treatment A) in the process of making citronella dregs fermentation tends to be the best level (more cost-effective) compared to 7% (treatment B), 9% (treatment C) and 11% (treatment D) .


Average dry matter content, organic matter, and crude protein incubated palm fronds using bio activator crude enzyme based on rumen content of cattle
The Effect of Using Crude Enzymes of Cattle Rumen Contents as Bioactivator on the content of Dry Matter, Organic Matter and Crude Protein Content of Palm oil Fronds

October 2022

·

13 Reads

Bantara Journal of Animal Science

This research aims to evaluation the effect using of crude enzymes base on the rumen contents of cattle as bio activators with different doses and incubation length on the dry matter, organic matter, and crude protein content of palm oil fronds to be used as ruminants feed. The completely factorial randomized design with 3 replications for each treatment was used in this study. Factor A was the incubation length of the palm fronds, where A1 = 7 days, A2 = 14 days. Factor B dose of crude enzyme; B1 = 5%, B2 = 10%, B3 = 15%. Parameters observed were dry matter content, organic matter, crude protein. The results showed that there was no interaction effect (p>0.05) between incubation length and different doses of crude enzymes on dry matter, organic matter, and crude protein content of palm fronds. The highest dry matter content was 93.89%, the highest organic matter was 89.22% and the highest crude protein content was 11.04%. The best results in this study were at a dose of 10% treatment with an incubation period of 7 days.


PENERAPAN TEKNOLOGI SPERMATOZOA HASIL SEXING UNTUK KETERSEDIAN SAPI POTONG DI KELOMPOK TANI GARPONDO KABUPATEN SOLOK

Community Development Journal Jurnal Pengabdian Masyarakat

Kelompok tani Garpondo merupakan kelompok tani yang bergerak dalam pembibitan dan penggemukan sapi potong unggul jenis Simmental. Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok mitra selama ini adalah rendahnya tingkat kelahiran anak sapi denis kelamin jantan yang bisa dijadikan sebagai bakalan untuk penggemukan. Selanjutnya, hasil sampingan dari feses dan urin sapi tidak termanfaatkan untuk diolah menjadi sumber energi alternatif seperti gas bio. Solusi yang akan diterapkan untuk mengatasi masalah mitra ini adalah melakukan aplikasi inseminasi buatan dengan spermatozoa hasil sexing (jantan). Dengan ketersedian spermatozoa hasil sexing jantan dari tim pengabdian, maka aplikasi penerapan teknologi dengan inseminasi buatan akan menghasilkan kelahiran anak sapi jantan yang di inginkan oleh mitra karena nilai jual yang tinggi dan penggemukan dengan mudah. Selanjutnya melakukan pengolahan limbah peternakan seperti feses dan urin untuk pembuatan gas bio sebagai energi alternatif bagi kelompok mitra. Pembuatan gas bio ini menggunakan drum air kapasitas 1.100 liter/unit sebagai biodegester dan bisa menghasilkan gas bio yang siap dipakai oleh mitra. Ampas feses hasil fermentasi gas bio tersebut selanjutnya diolah lagi menjadi pupuk kompos yang bisa di jual kepada petani untuk tanaman pertanian dengan harga Rp. 25.000/karung. Metode yang dipakai dalam pencapaian tujuan tersebut adalah dengan penyuluhan dan praktek langsung ke lokasi mitra. Peternak juga akan dilatih dan diterapkan pembuatan fermentasi limbah pertanian sebagai alternatif pakan ternak.


Pengaruh Suhu Lingkungan di Kota Solok terhadap Suhu Rektal, Konsumsi Pakan dan Konsumsi Air Minum Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

May 2021

·

55 Reads

Jurnal Peternakan Mahaputra

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu lingkungan di kota Solok terhadap suhu rektal, konsumsi pakan dan konsumsi air minum burung puyuh. Puyuh yang digunakan berumur 5 minggu, diperoleh dari pembibitan puyuh di Nagari Cupak, Kabupaten Solok. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan yaitu rataan suhu lingkungan di waktu pagi (22,63 ± 1,040C), siang (32,14 ± 1,370C), sore (31,02 ± 1,280C) dan malam (25,46 ± 0,660C). Masing masing perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Peubah yang diukur adalah suhu rektal, konsumsi pakan dan konsumsi air minum. Hasil penelitian menunjukkan suhu lingkungan di waktu siang dan sore sangat nyata meningkatkan suhu rektal dan konsumsi air minum dibandingkan suhu rektal dan konsumsi air minum di waktu pagi dan malam, namun suhu lingkungan di waktu siang dan sore sangat nyata menurunkan konsumsi pakan dibandingkan konsumsi pakan di waktu pagi dan malam. Dapat disimpulkan suhu lingkungan di kota Solok memberikan pengaruh terhadap suhu rektal, konsumsi pakan dan konsumsi air minum burung puyuh


PKMS CABE MERAH UNGGUL DI JORONG JOPANG NAGARI JOPANG MANGANTI KECAMATAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT

November 2020

·

37 Reads

Community Development Journal Jurnal Pengabdian Masyarakat

Usaha tani cabai merah yang ada pada kelompok tani Gonjong Merah yang berada di Nagari Jopang manganti Kecamatan Mungka merupakan kelompok tani cabe merah keriting semenjak tahun 2012. Permasalahan yang ada pada kelompok tani mira adalah 1. Kurangnya sosialisasi dan pelatihan dan edukasi yang didapat dari instansi terkait tentang sistem budidaya cabai merah. 2. Petani cabai merah tidak pernah mengukur pH dari tanah saat penanaman. Setiap petani terus menanan cabai merah di lahan secara berulang-ulang tanpa mempertimbangkan kondisi tingkat keasaman dari tanah. 3. Tidak pernah menerapakan teknologi mulsa plastik. 4. Petani mitra ini tidak tahu bagaimana teknik dan cara pemupukan yang baik pada tanaman cabai. 5. Permasalahan lain yang dirasakan oleh mitra ini adalah sulitnya mendapatkan bibit cabai merah yang baik dan unggul. Metode kegiatan adalah dalam bentuk pelatihan dan pembinaan yang dilakukan selama delapan bulan. Hasil dari kegiatan adalah menyediakan bibit unggul cabe merah keriting varitas kencana, obat-obatan, fungisida, desinfektam, perbaikan pemupukan, mulsa plastik dan pH meter.


PENGGUNAAN PAKAN KOMPLIT UNTUK SAPI BETINA BIBIT DI KELURAHAN ARO IV KORONG, KOTA SOLOK, SUMATERA BARAT

August 2020

·

9 Reads

·

1 Citation

Community Development Journal Jurnal Pengabdian Masyarakat

Usaha ternak sapi merupakan unit usaha dari kelompok tani Elok Basamo kelurahan Aro Ampek Korong, Kota Solok, Sumatera Barat. Anggota kelompok tani ini merupakan petani yang memelihara sapi sebagai usaha sampingannya. Permasalahan yang ada pada kelompok tani adalah Para anggota kelompok tani kurang memahami manajemen pakan ternak, masih terbatas pengetahuan mereka tentang tata laksana manajemen pemeliharaan, pakan dan sanitasi kesehan ternak, sehingga menjadikan kelompok tani tersebut belum optimal mendapatkan manfaat ternak yang mereka pelihara sebagai faktor penambah pendapatan dan meningkatkan ekonomi keluarga. Kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan Program Kemitraan Masyarakat stimulus ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dan penyuluhan pada Kelompok tani Elok Basamo tentang manajemen tatalaksana ternak, penyediaan pakan hijauan yang berkualitas. Target khusus dari program ini adalah terjadinya perbaikan manajemen pakan dan konsumsi hijauan yang berkualitas, sehingga mampu untuk berproduksi dan bereproduksi dengan harapan peternak. Metode yang dipakai dalam pencapaian tujuan dengan melakukan percontohan pratek langsung dengan pemberian pakan komplit hijauan dan konsentrat berbasiskan bahan lokal menggunakan formula ransum dengan iso protein dan iso energi. Setelah kegiatan pengabdian ini berakhir luaran yang diharapkan adalah terjadi peningkatan pengetahuan peternak dan akhirnya dapat meningkatnya kesejahteraan petani peternak di kelompok mitra karena terjadinya peningkatan produksi dan reproduksi ternak.


FERTILITAS DAN PERSENTASE EMBRIO KERBAU SAMPAI MORULA YANG DIKULTUR DENGAN PENAMBAHAN GLUTATHIONE SECARA IN VITRO

December 2016

·

11 Reads

JURNAL PETERNAKAN

The concentration of high fat content in buffalo embryo culture media is very influential on the increase in oxidative stress that occurs in conditions of in vitro. The occurrence of increased oxidative stress in the process of embryo culture in vitro, would result in lower percentage of embryo culture until the morula stage (32) cells. The purpose of this study was to determine the percentage of fertilized oocytes supplemented with glutathione. To know the development of the embryo until the morula stage (32) cells were cultured in the culture medium supplemented with glutathione (GSH). To determine the viability of morula stage embryo or 32 cells. The materials used in this study is ovarian buffaloes and methods used in this study is an experimental method in the laboratory. Based on these results it can be concluded that the addition of glutathione 1.5 mM in media oocyte maturation buffalo in vitro provide a significant influence on the percentage of maturation ie (P <0:01) or 62.5% and in line with the high percentage of oocytes matured in treatment increase glutathione 1.5 mM, then the percentage of oocytes were successfully fertilized also higher, namely 88.98%. Furthermore, the addition of 3 mM glutathione in embryo culture media in vitro buffalo give a significant influence on the percentage of embryo development to the morula stage or cell 32, namely (P <0.01) in, or 40.73%.