Fitriawati’s scientific contributions

What is this page?


This page lists works of an author who doesn't have a ResearchGate profile or hasn't added the works to their profile yet. It is automatically generated from public (personal) data to further our legitimate goal of comprehensive and accurate scientific recordkeeping. If you are this author and want this page removed, please let us know.

Publications (8)


AI-GENERATED TECHNOLOGIES IN ELT: POTENTIALS, RISKS, AND ETHICAL ISSUES
  • Book
  • Full-text available

November 2024

·

1,629 Reads

·

·

·

[...]

·

Fitriawati

In the rapidly evolving landscape of education, integrating artificial intelligence (AI) has become a defining feature of contemporary teaching and learning. The present book offers an insightful and comprehensive exploration of AI-generated technologies in English Language Teaching (ELT). The demand for effective language learning solutions has surged as the world becomes increasingly interconnected. With its adaptive, personalized, and interactive capabilities, AI promises to transform traditional ELT practices by creating more dynamic and inclusive learning environments. This book presents a compelling collection of studies that reveal both the immense potential and the challenges associated with AI integration in ELT. The unit explores various dimensions of AI’s impact on language education. It ranges from its role in enhancing speaking and writing skills to its application in specialized contexts, such as medical English for professionals. The authors explore how AI technologies such as ChatGPT, Duolingo and personalized virtual assistants can empower learners and educators. Through these discussions, the book paints a vivid picture of how AI can revolutionize how English is taught and how learners engage with the language. Yet, while AI opens doors to exciting possibilities, it also introduces ethical and practical dilemmas. Issues surrounding privacy, equity, and the preservation of the human element in teaching are critical concerns that must be addressed. The units by Hanafi Pelu, Risna, and others bring these ethical considerations to the forefront, urging educators to balance technological advancement and thoughtful, humane instruction. This volume is not just a technical guide—it is a visionary text that challenges educators to rethink their pedagogical approaches and fully embrace the transformative power of AI while remaining cognizant of the risks. The diverse perspectives offer a holistic understanding of AI in ELT, making this book a must-read for educators, policymakers, and anyone interested in the future of language education. The writers have crafted an essential resource for those who wish to navigate the promises and perils of AI in education. It invites readers to reflect on the future of ELT and the evolving role of technology in shaping how we teach and learn.

Download

PENGGUNAAN MOBILE APLIKASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

November 2024

·

506 Reads

Sebagai seorang pendidik dengan pengalaman yang cukup lama dalam mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing, saya telah menyaksikan secara langsung dampak mendalam yang dimiliki aplikasi seluler terhadap penguasaan bahasa. Munculnya alat-alat ini tidak hanya mengubah cara siswa belajar, tetapi juga mengubah lanskap pendidikan itu sendiri. Salah satu manfaat paling signifikan dari aplikasi seluler adalah kemampuannya untuk mendemokratisasi akses ke sumber belajar bahasa. Siswa tidak perlu lagi bergantung hanya pada ruang kelas fisik atau materi yang mahal. Dengan ponsel pintar atau tablet, pelajar dapat mengakses banyak alat bahasa, termasuk latihan tata bahasa, kartu kosakata, dan latihan pengucapan, kapan saja dan dari mana saja. Fleksibilitas ini memberdayakan pelajar untuk bertanggung jawab atas pendidikan mereka, menyesuaikan sesi belajar dengan kesibukan hidup mereka. Dengan menggabungkan gamifikasi dan elemen interaktif, aplikasi seluler memikat siswa dengan cara yang seringkali tidak dapat dilakukan oleh metode tradisional. Penggunaan hadiah, tantangan, dan umpan balik waktu nyata membuat pelajar termotivasi dan terlibat. Saya mengamati bahwa siswa cenderung berlatih secara konsisten ketika mereka dapat melihat hasil dan kemajuan langsung, menumbuhkan rasa pencapaian yang mendorong mereka untuk melanjutkan perjalanan belajar mereka. Aplikasi seluler sering kali menggunakan algoritme canggih untuk menyesuaikan pengalaman belajar dengan kebutuhan individu. Pendekatan yang dipersonalisasi ini memungkinkan pelajar untuk fokus pada area tertentu, baik itu meningkatkan kosakata, memperbaiki tata bahasa, atau meningkatkan keterampilan percakapan. Sebagai seorang pendidik, saya menghargai bagaimana aplikasi ini dapat memberikan wawasan tentang kekuatan dan kelemahan siswa, yang memungkinkan untuk lebih mendukung tujuan pembelajaran mereka. Aspek penting lain dari aplikasi seluler adalah kemampuannya untuk menjembatani kesenjangan antara pembelajaran di kelas dan penggunaan di dunia nyata. Banyak aplikasi yang menyertakan materi autentik, seperti artikel berita, video, dan podcast, yang memaparkan siswa pada berbagai konteks penggunaan bahasa Inggris. Pemaparan ini tidak hanya meningkatkan kemahiran berbahasa tetapi juga meningkatkan pemahaman budaya, komponen penting dari komunikasi yang efektif. Aplikasi seluler sering kali menampilkan komponen sosial yang memungkinkan pelajar untuk terhubung dengan teman sebaya di seluruh dunia. Aspek komunitas ini mendorong kolaborasi, mendorong pertukaran budaya, dan menyediakan kesempatan untuk berlatih bahasa secara langsung. Saya telah melihat siswa tumbuh percaya diri saat mereka berinteraksi dengan penutur asli dan pelajar lain, mendobrak hambatan dan membangun persahabatan lintas batas. Kekuatan buku ini tidak hanya terletak pada analisisnya yang menyeluruh tentang aplikasi seluler, tetapi juga pada pendekatan praktisnya. Dengan menggali cara-cara aplikasi ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pengalaman belajar, buku ini berfungsi sebagai sumber ilmiah dan panduan praktis bagi para pendidik, siswa, dan peneliti. Eksplorasi yang cermat terhadap berbagai aplikasi, ditambah dengan contoh-contoh dunia nyata dan studi kasus, memberikan pemahaman yang bernuansa tentang bagaimana teknologi seluler dapat dimanfaatkan untuk mendukung dan mempercepat pembelajaran bahasa Inggris. Yang membedakan buku ini adalah komitmennya untuk mencari potensi dan keterbatasan aplikasi seluler dalam pendidikan. Buku ini mengakui bahwa meskipun alat-alat ini menawarkan peluang yang luar biasa, alat-alat ini juga menghadirkan tantangan yang harus dihadapi dengan hati-hati. Buku ini memberikan perspektif yang seimbang, mendorong pembaca untuk mendekati aplikasi seluler dengan pikiran kritis namun terbuka, dan untuk mempertimbangkan bagaimana alat alat ini dapat diintegrasikan ke dalam strategi pendidikan yang lebih luas.


Normality test
Summary of t-test
Youtube As A Learning Platform In EFL Speaking Class And Anxiety Reduction

September 2024

·

613 Reads

Edumaspul - Jurnal Pendidikan

Speaking fluent English is crucial as an international lingua franca, offering individuals greater opportunities for education, employment, and social mobility. YouTube was incorporated in an English classroom to develop students' speaking and reduce their anxiety. Educational YouTube videos are regarded as authentic materials that play an essential role in teaching. Two classes in the third semester were randomly selected as experimental and control classes in the English Education Department at Universitas Borneo Tarakan, consisting of 70 students. The experimental class was treated with YouTube, and the control one was taught traditionally. Data were collected through a speaking test (instructing students to explain the video) for all samples and a questionnaire to observe the students' anxiety after using YouTube. The questionnaire's test data and Likert scale were analyzed using a T-test. The study discovered that the average increase in the experimental group's speaking ability score was 2.86 ± 0.54, higher than in the control group's speaking ability score of 1.03 ± 0.74. The anxiety of the 36 respondents in the experimental group, at most 33 respondents (91.7%), had a medium level of anxiety, and the other three respondents (8.3%) had a low level of anxiety. It implied that technology contributed to creating effective English learning for students in the 21st century. Since YouTube assisted students in fostering speaking, teachers are expected to use various technologies to create fun English learning and motivate students. Abstrak Berbicara bahasa Inggris dengan lancar sangat penting sebagai bahasa Internasional yang menawarkan kesempatan yang lebih besar bagi individu untuk pendidikan, pekerjaan, dan mobilitas sosial. Untuk mengembangkan kemampuan berbicara siswa dan mengurangi kecemasan mereka, YouTube digunakan ke dalam kelas bahasa Inggris. Video YouTube yang mendidik dianggap sebagai materi autentik yang memainkan peran penting dalam pengajaran. Ada dua kelas pada semester ketiga yang dipilih secara acak sebagai kelas eksperimen dan kontrol di Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Borneo Tarakan, yang terdiri dari 70 mahasiswa. Kelas eksperimen diperlakukan dengan YouTube, dan kelas kontrol diajarkan secara tradisional. Data dikumpulkan melalui tes berbicara (menginstruksikan siswa untuk menjelaskan video) untuk semua sampel dan kuesioner untuk mengamati kecemasan siswa setelah menggunakan YouTube. Data tes dan skala Likert untuk kuesioner dianalisis menggunakan uji-T. Penelitian ini menemukan bahwa peningkatan rata-rata skor kemampuan berbicara kelompok eksperimen adalah 2,86 ± 0,54, lebih tinggi daripada skor kemampuan berbicara kelompok kontrol sebesar 1,03 ± 0,74. Kecemasan pada 36 responden dalam kelompok eksperimen, paling banyak 33 responden (91,7%), memiliki tingkat kecemasan sedang, dan tiga responden lainnya (8,3%) memiliki tingkat kecemasan rendah. Hal ini menyiratkan bahwa teknologi berkontribusi dalam menciptakan pembelajaran bahasa Inggris yang efektif bagi siswa di abad ke-21. Karena YouTube membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berbicara, guru diharapkan untuk menggunakan berbagai teknologi untuk menciptakan pembelajaran bahasa Inggris yang menyenangkan dan memotivasi siswa.


Anxiety in Speaking: What Factors and How to Overcome

June 2024

·

2,058 Reads

·

2 Citations

JET (Journal of English Teaching)

This study aims to investigate students' speaking anxiety in English classes in the second semester of Universitas Borneo Tarakan. Specifically, this study examines the factors that influence students' speaking anxiety and strategies to minimize it based on what the students have experienced. Thirty-eight students were selected as research subjects using a specialized sampling method. The researchers used a descriptive qualitative method with a phenomenological approach by conducting interviews, questionnaires, and observations with students who have anxiety in speaking English. The results showed two factors, including internal factors, i.e., discouragement (feeling shy), lack of confidence, and fear of making mistakes, and external factors (limited vocabulary and friends/classmates). And there are two strategies shown in this study (preparation and relaxation). The conclusion of this study is that speaking anxiety can occur and hinder students' speaking performance. Therefore, strategies are needed to do so in order to make it easier for students to speak.


Pelatihan Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Bagi Siswa SMP di Pesisir Pantai Kota Tarakan

June 2024

·

6 Reads

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan inisiatif kolaboratif dengan sekolah-sekolah di sekitar kawasan pesisir Pantai Amal Tarakan, Kalimantan Utara, dengan fokus khusus pada siswa/i SMP Plus Tahfiz Quran yang menunjukkan kekurangan dalam penguasaan bahasa Inggris. Pertimbangan utama kemitraan ini dilandaskan pada pemahaman akan urgensi peningkatan kompetensi bahasa Inggris sebagai elemen kritis dalam kurikulum pendidikan. Kegiatan pelatihan yang diselenggarakan bertujuan memberikan siswa/i pemahaman yang mendalam terkait kosakata bahasa Inggris yang dapat diaplikasikan dalam konteks kehidupan sehari-hari, dengan penekanan pada keterampilan praktis dan relevansi di lingkungan sekolah. Metode pelaksanaan yang diterapkan adalah pendekatan evaluatif terhadap penguasaan kosakata bahasa Inggris, dengan fokus pada kemampuan komunikasi praktis. Hasil penelitian mencerminkan tingginya tingkat partisipasi dan antusiasme siswa/i selama pelatihan, terutama dalam aspek kosakata yang terkait dengan objek sekitar, pengenalan diri, serta tanggapan terhadap percakapan sederhana. Secara keseluruhan, kegiatan ini menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam kepercayaan diri dan tingkat keterlibatan siswa/i selama proses pembelajaran bahasa Inggris.


STAD DAN GAMIFIKASI: MEMBANGUN MOTIVASI BELAJAR BAHASA INGGRIS ANAK DI WILAYAH PESISIR PANTAI AMAL TARAKAN

June 2024

·

310 Reads

The English Education lecturer team from the Faculty of Teacher Training and Education, University of Borneo Tarakan, North Kalimantan, took the initiative to conduct community service activities in the coastal area of Tarakan city, targeting students from primary and secondary education levels. The service activities focused on teaching English using the STAD method and gamification as a supporting strategy. The material provided emphasizes English vocabulary mastery and speaking skills. The methods used in this activity were cooperative learning, gamification strategy, and evaluative approach. The activity results showed a high level of participation and participants' enthusiasm, mainly in mastering vocabulary of daily activities, animals, fruits, vegetables, and simple presentation. In addition, this activity also has implications for the participants' motivation to learn English.


MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Pendampingan siswa dalam meningkatkan pengetahuan Bahasa Inggris sebagai persiapan diri memasuki perguruan tinggi

February 2023

·

173 Reads

Abstrak. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mendampingi siswa meningkatkan pengetahuan bahasa Inggris siswa secara umum sekaligus persiapan diri memasuki perguruan tinggi. Kegiatan pendampingan ini dilaksanakan secara luring di SMAN 8 Kabupaten Malinau Kalimantan Utara, yang diikuti oleh 30 siswa di kelas XII. Metode pengabdian adalah metode pembelajaran terbimbing dengan berfokus pada pengetahuan dan pemahaman siswa. Sebanyak 6 dosen dibagi kedalam tiga kelompok yaitu observasi, pendampingan, dan evaluasi dengan pelaksanaan mulai tanggal 4 sampai 19 oktober 2022. Selama proses pendampingan para siswa sangat antusias, suasana kelas sangat interaktif melalui diskusi dan umpan balik, mereka juga mampu berkolaborasi dan memecahkan masalah melalui kelompok belajar. Hasil dari pendampingan bahwa Penguasaan bahasa Inggris siswa meningkat berdasarkan hasil tes yang diberikan dan pemahaman bagaimana menjawab soal secara akurat. Namun disadari bahwa kemampuan Bahasa Inggris belum signifikan meningkat hanya dengan pendampingan singkat, sehingga dosen dan pihak sekolah berharap diadakannya kegiatan lanjutan. Ini juga berilmplikasi pada kontribusi guru dan motivasi siswa dalam belajar bahasa Inggris. Abstract. The purpose of this community service activity is to assist students to improve students English knowledge in general as well as to prepare them for entering college. This mentoring activity was carried out offline at SMAN 8 Malinau Regency, North Kalimantan, which was attended by 30 students in class XII. The service method is a guided learning method focusing on students' knowledge and understanding. A total of 6 lecturers were divided into three groups: observation, mentoring, and evaluation, with implementation starting from October 4 to 19, 2022. During the mentoring process, the students were very enthusiastic, the class atmosphere was very interactive through discussion and feedback, and they could collaborate and solve problems. problems through study groups. The result of the mentoring is that students' English mastery increased based on the results of the test given and their understanding of how to answer questions accurately. However, it is realized that English language skills have not significantly improved with only brief mentoring, so the lecturers and the school hope that further activities will be held. This also has implications for the contribution of teachers' and students' motivation in learning English.


Summary of The Results of Factor Analysis
Summary of Factor Analysis Result
Second Language Development (SLD): What Factors Might Affect Students' English Learning During Covid19 Pandemic

March 2022

·

334 Reads

·

2 Citations

Eralingua Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra

This study aimed to investigate factors affecting the students' L2 language development. This issue was raised because second language acquisition is one of the most impressive and fascinating aspects of human communication skills. This study was also intended to help students effectively learn and understand the language. This was a descriptive quantitative study. The samples were 158 preservice students in the English Education Department, Universitas Borneo Tarakan. This data was collected using an online questionnaire through google form to indicate the students' responses on how English as a second language is acquired by the learning experience and was analyzed using factorial analysis (principle componential analysis). This research found that second language development is affected by linguistic factors like vocabulary enrichment, the structure of the native language, and the ability to pronounce words. Besides, non-linguistic factors like cognitive styles, psychological aspects, personality traits, technology use, and age also influenced students' learning processes and outcomes. It can be shown from personal characteristics and experiences of the learner, social and cultural environment both inside (virtual/ offline meeting) and outside (online assignment/ project/ task-based) of the classroom, the opportunities for communication, access to both oral and written corrective feedback and instruction let by teachers. Those factors were not fully controlled by the teachers but understanding those aspects will make teachers able to consider how students learn English in effective ways to mitigate their learning loss in rapid knowledge growth and technological advancement era. This study reflected teachers' development on their professionalism and their contribution to the second language acquisition theories.

Citations (1)


... Shen and Chiu (2019) categorised the causal factors into psychological, linguistic and environmental. Ramli et al. (2024) claimed that communication anxiety is due to internal and external factors. In their research, Martiningsih et al. (2024) explained that both linguistic and non-linguistic factors trigger public speaking anxiety. ...

Reference:

Speaking Anxiety among TVET Undergraduates and Its Implication on Graduate Employability
Anxiety in Speaking: What Factors and How to Overcome

JET (Journal of English Teaching)