Erna Cahyaningsih’s research while affiliated with Universitas Mahasaraswati Denpasar and other places

What is this page?


This page lists works of an author who doesn't have a ResearchGate profile or hasn't added the works to their profile yet. It is automatically generated from public (personal) data to further our legitimate goal of comprehensive and accurate scientific recordkeeping. If you are this author and want this page removed, please let us know.

Publications (37)


Inhibition zone (mm) of carrageenan
Karagenan Rumput Laut Merah Bali (Gracilaria sp.) sebagai Antibakteri terhadap Delapan Bakteri Patogen
  • Article
  • Full-text available

March 2025

·

12 Reads

Jurnal Ilmiah Medicamento

Maria Malida Vernandes Sasadara

·

Erna Cahyaningsih

·

Ni Luh Kade Arman Anita Dewi

·

[...]

·

Peningkatan kasus infeksi dan resistensi setiap tahun, meningkatkan urgensi untuk mengeksplorasi agen antimikroba. Gracilaria sp. merupakan rumput laut merah yang dikenal secara luas sebagai salah satu penghasil metabolit aktif potensial yaitu polisakarida tersulfasi. Karagenan merupakan salah satu bentuk sulfated polisakarida yang memiliki aktivitas antimikroba. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antibakteri karagenan dari Gracilaria sp. terhadap beberapa bakteri patogen yaitu E. coli, S. aureus, Staphylococcus epidermidis, Klebsiella pneumoniae, Pseudomona aeruginosa, Enterococcus faecalis, Streptococcus pyogenes, dan Salmonella typhi. Karagenan diekstraksi dari sampel Gracilaria sp. yang diperoleh dari daerah Denpasar Selatan (Bali) dengan menggunakan KOH. Pengujian aktivitas antibakteri karagenan dilakukan dengan metode difusi agar sumuran dengan media nutrien agar. Pengujian dilakukan pada konsentrasi 1 and 5 mg/mL (E. coli dan S. epidermidis), 20, 30, 40 mg/ml (S. aureus, S. pyrogenes, E. faecalis, dan S. typhi) 50, 75, and 100 mg/mL (P. aeruginosa dan K. pneumoniae). Inkubasi dilakukan selama 24 jam pada suhu ± 37℃. Data dianalisis secara statistik dengan One-Way ANOVA dan Kruskal Wallis dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan karagenan yang diekstrak dari Gracilaria sp. menunjukkan aktivitas antibakteri yang signifikan terhadap beberapa bakteri patogen, terutama bakteri gram negatif. Aktivitas antibakteri yang dihasilkan pada penelitian ini sebanding dengan peningkatan konsentrasi, dimana aktivitas penghambatan yang dihasilkan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi karagenan. Dapat disimpulkan bahwa karagenan memiliki potensi sebagai antibakteria.

Download

Mini Review: Potential of Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) Leaf as Antibacterial Agent

December 2024

·

1 Read

Usadha

Bacterial infection is one of the health problems worldwide. Antibiotics are given to patients to eradicate infections caused by bacteria. However, the increasing incidence of antibiotic resistance and bacterial infections demands alternative antibiotics, for example, those derived from natural ingredients. Bay leaf (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) belongs to the Myrtaceae family and is one of the plants that is widely known among Indonesian which empirically has properties in curing various diseases. Bay leaves are known to contain secondary metabolites such as flavonoids, tannins, alkaloids, saponins, triterpenoids, steroids, eugenol, and essential oils which could act as antibacterial agents. This literature review discusses the antibacterial activity of bay leaves against gram-positive and gram-negative bacteria as well as the active compounds in bay leaves and their antibacterial mechanism. The reviewed articles were scientific articles that have been published in databases such as Google Scholar, PubMed, and Science Direct in the last 10 years. Based on the literature studies, bay leaves have the potential to be explored as new antibacterial agents.


Kajian Etnofarmasi Kelompok Masyarakat Banjar Subamia Kelong Tabanan Bali

August 2024

·

16 Reads

Usadha

Etnofarmasi merupakan bagian dari ilmu farmasi yang mencakup pemahaman tentang tanaman obat yang digunakan dan mempelajari bagaimana komunitas etnis atau masyarakat tertentu menggunakan obat-obatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan tanaman sebagai obat tradisional diantaranya indikasi, bagian tanaman, cara pengolahan dan cara penggunaan. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode survei atau pengamatan secara langsung di lapangan dan wawancara. Berdasarkan penelitian etnofarmasi yang telah dilakukan di banjar Subamia Kelong diperoleh secara umum 20 jenis tanaman yang berada di wilayah banjar Subamia kelong. Dimana bagian tanaman yang digunakan adalah daun 60%, batang 15%, rimpang 15% dan buah 10%. Cara pengolahan tumbuhan dengan frekuensi yang tinggi adalah dengan cara direbus, yakni sebesar 60%. Cara penggunaan tanaman etnofarmasi yang sering dimanfaatkan adalah dengan cara diminum yaitu sebesar 65%, dan indikasi yang sering digunakan pada tanaman obat adalah untuk mengatasi masalah persendian, seperti nyeri otot dan asam urat (25%). Kata Kunci: etnofarmasi, tanaman obat, subamia kelong


Pelatihan Produk Herbal Sediaan Teh Batang Pisang kepada Warga Binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar

January 2024

·

5 Reads

Jurnal KARINOV

Tujuan kegiatan pelatihan ini untuk memberdayakan warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar agar memiliki keahlian sebagai bekal berwirausaha untuk meningkatkan produktivitas dan ekonomi selepas masa tahanan, disamping untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Kegiatan pelatihan ini juga merupakan upaya diseminasi hasil penelitian tim dosen kepada mitra binaan, yang dalam hal ini ditujukan kepada warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Denpasar. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan memberikan pengetahuan dan pelatihan keterampilan. Pengetahuan yang diberikan dalam bentuk penyuluhan manfaat farmakologi secara empiris maupun saintifik dari tanaman pisang secara umum maupun mengkhusus pada bagian batang pisang. Pengetahuan tambahan juga diberikan berupa strategi pemasaran produk sediaan herbal. Pelatihan keterampilan diberikan kepada warga binaan dalam bentuk pelatihan mengolah batang pisang menjadi produk sedian teh herbal dari proses awal berupa bahan segar, pembuatan simplisia batang pisang, pencampuran simplisia batang pisang dengan simplisia tambahan (daun mint dan daun stevia) sebagai komposisi teh, sampai dengan pengemasannya. Kegiatan ini dimonitoring dan dievaluasi dengan mengacu kepada keberhasilan warga binaan membuat produk herbal sediaan teh batang pisang, yangmana produk hasil karya warga binaan tersebut dipasarkan di lingkungan internal Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Denpasar. Kata kunci — Pengabdian Kepada Masyarakat, Lapas Perempuan, Teh Herbal Abstract The aim of this training activity is to empower the inmates of the Denpasar Class IIA Women's Prison to have skills to prepare for entrepreneurship to increase productivity and the economy after prison, in addition to growing self-confidence. This training activity is also an effort to disseminate the research results of the lecturer team to partners, which in this case is aimed at residents of the Class IIA Denpasar Women's Prison. The method used in implementing this activity is to provide knowledge and skills training. The knowledge provided is in the form of counseling on the empirical and scientific benefits of pharmacology of banana plants in general and specifically on the banana stem. Additional knowledge is also provided in the form of marketing strategies for herbal preparation products. Skills training is given to inmates in the form of training in processing banana stems into herbal tea products from the initial process in the form of fresh ingredients, making banana stem simplicia, mixing banana stem simplicia with additional simplicia (mint leaves and stevia leaves) as a tea composition, up to packaging. This activity is monitored and evaluated with reference to the success of the inmates in making herbal products made from banana stem tea. Keywords — Community Services, Women’s Prison, Herbal Tea


Kajian Etnofarmasi Kelompok Masyarakat Banjar Saraseda Tampaksiring Gianyar Bali

December 2023

·

28 Reads

Usadha

Pemanfaatan etnofarmasi masih banyak digunakan di Bali, karena telah diwariskan secara turun-temurun. Meskipun masyarakat Bali masih memegang erat kepercayaan terhadap sistem pengobatan tradisional dan telah lama memanfaatkan tanaman sebagai bahan obat, namun masih sangat sedikit penelitian yang mendokumentasikan keragaman jenis tanaman yang tercatat dalam lontar usadha beserta dengan pemanfatannya dalam mengobati berbagai jenis penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanaman apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat di Banjar Saraseda, Tampaksiring, Gianyar, Bali. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan metode wawancara. Pengajuan pertanyaan kepada responden mengenai nama lokal dari tanaman yang ada di wilayah Banjar Saraseda Tampaksiring, Gianyar, Bali yang memiliki manfaat sebagai pengobatan. Selain itu juga ditanyakan mengenai nama daerah tanaman, manfaat/indikasi pengobatan, bagian tanaman yang digunakan, serta cara penggunaan dan pengolahan tanaman sebagai obat. Data kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan tabel. Berdasarkan penelitian etnofarmasi yang telah dilakukan di Banjar Saraseda, Tampaksiring, Gianyar, Bali diperoleh secara umum 20 jenis tanaman. Adapun bagian tanaman yang digunakan oleh masyarakat di Banjar Saraseda, Tampaksiring, Gianyar, Bali diantaranya adalah daun (75%), rimpang (15%), dan buah (10%). Cara pengolahan tanaman yang digunakan diantaranya adalah direbus (65%), ditumbuk (15%), diparut, dihaluskan, diseduh dan tanpa pengolahan masing-masing sebesar 5%. Berdasarkan indikasi penggunaan, indikasi yang digunakan pada tanaman obat adalah untuk mengatasi demam (20%), nyeri otot dan asam urat (20%), hipertensi (20%), gatal-gatal (10%), diabetes (10%), luka, diare, wasir dan maag masing-masing sebesar 5%. Kata Kunci: etnofarmasi, tanaman obat, obat tradisional


Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bulung Sangu (Gracilaria Sp.) Terhadap Bakteri Gram Negatif Pseudomonas aeruginosa

December 2023

·

17 Reads

·

1 Citation

Usadha

Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri gram negatif yang bersifat patogen bagi manusia, terutama dalam menyebabkan infeksi nosokomial. Bakteri ini memiliki resistensi terhadap beberapa golongan antibiotik, salah satunya antibiotik golongan carbapenem dan sefalosporin. Pengembangan antibiotik baru menjadi salah satu alternatif dalam menyelesaikan kasus ini. Rumput laut merupakan salah satu biota laut yang memiliki berbagai manfaat untuk dikembangkan karena kandungan senyawa metabolit primer dan sekunder yang dimiliki. Senyawa metabolit sekunder yang dimiliki rumput laut dimanfaatkan sebagai sumber metabolit bioaktif yang memiliki aktivitas luas sebagai antivirus, antijamur dan antibakteri. Bulung sangu (Gracilaria sp.) merupakan salah satu rumput laut yang memiliki aktivitas biologis sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kategori konsentrasi ekstrak etanol 70% bulung sangu (Gracilaria sp.) yang digunakan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Sampel bulung sangu diperoleh dari daerah Denpasar selatan (Bali). Ekstrak kental bulung sangu diekstraksi menggunakan etanol 70% dengan metode ultrasonik selama 5 menit pada suhu 40oC. Skrining fitokimia pada ekstrak dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder yang dimiliki. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi sumuran dengan menggunakan 3 konsentrasi ekstrak yaitu 4%, 8% dan 12%. Kontrol positif dan negatif yang digunakan adalah antibiotik kloramfenikol dan aquadest steril. Zona hambat diamati dan dinyatakan sebagai rata-rata ± standar deviasi (mm). Hasil dianalisis statistik menggunakan Kruskal-wallis dengan taraf kepercayaan 95%. Zona hambat yang dihasilkan dari kontrol positif, konsentrasi 4%, 8% dan 12% dapat menghambat bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan rata-rata diameter zona hambat sebagai berikut 25,67mm, 2,00mm, 2,67 mm, dan 2,67 mm dengan kategori zona hambat lemah.


Phytochemical screening of dried leaves and extracts from Pereskia bleo
Total Flavonoid Content and Antioxidant Activity of Different Polarity Extracts from Pereskia bleo Leaves

September 2023

·

102 Reads

·

1 Citation

Jurnal Ilmiah Medicamento

Antioxidant agents are essential for the body due to its ability to scavenge free radicals. Medicinal plants contain phytochemicals that act as antioxidants. The current research aimed to determine the total flavonoid content (TFC) and antioxidant activity of Pereskia bleo leaves extracts from various solvents with different polarities. The nonpolar solvent (n-hexane) was used as the first step of extraction and its residues were then macerated using semi-polar (ethyl acetate) and polar (ethanol 96%) solvents consecutively. The TFC was determined using the colorimetric method while antioxidant activity was examined through the 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) method. Antioxidant activity was presented as Inhibitory Concentration 50 (IC50) and Antioxidant Activity Index (AAI). It is noticeable that among analyzed extracts, the ethyl acetate extract of P. bleo leaves contained the highest flavonoid content (15.052 ± 0.172 g quercetin equivalent/100 g extract). Furthermore, the greatest antioxidant activity was obtained from n-hexane extract with the value of IC50 and AAI being 217.307 ppm and 0.230, respectively. Pearson coefficient correlation (r) between TFC and AAI was -0.106. The current study concluded that P. bleo leaves extracts using solvents with different polarities showed variation in TFC values and antioxidant activity. Moreover, TFC was not the main contributor to the antioxidant activity of P. bleo leaves extracts.


Skrining Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Benalu Jeruk (Dendrophthoe glabrescens (Blakely) Barlow) dengan Pelarut n-Heksan dan Etanol

September 2023

·

366 Reads

·

5 Citations

Jurnal Ilmiah Medicamento

Salah satu senyawa yang dapat dimanfaatkan dari tanaman adalah antioksidan. Antioksidan adalah senyawa yang penting dalam mengatasi radikal bebas pada tubuh. Antioksidan alami lebih diinginkan daripada yang sintetik karena efek sampingnya yang lebih minim. Benalu jeruk merupakan tanaman parasit yang telah digunakan dalam obat tradisional di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak daun benalu jeruk dengan menggunakan pelarut non polar, dan polar serta bagaimana aktivitas antioksidannya. Ekstrak daun benalu jeruk dibuat dengan menggunakan pelarut n-heksana sebagai pelarut non polar, dan etanol sebagai pelarut polar dengan perbandingan bahan dan pelarut 1:10. Adapun skrining yang diujikan diantaranya alkaloid, triterpenoid, steroid, flavonoid, saponin, dan tannin. Metode yang digunakan untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak daun benalu jeruk adalah metode DPPH yang diukur dengan spektrofotometer UV-Vis. Analisis statistik dilakukan dengan One Way Anova dan Post Hoc terhadap nilai IC50 pada ekstrak dengan taraf kepercayaan 95%. Dari hasil penelitian yang dilakukan ekstrak N-Heksan daun benalu jeruk mengandung metabolit sekunder alkaloid, steroid, dan flavonoid, dan ekstrak etanol daun benalu jeruk mengandung metabolit sekunder alkaloid, steroid, flavonoid, saponin, dan tanin. Aktivitas antioksidan dari ekstrak n-Heksan dan etanol berturut turut 92,731ppm (kuat) dan 54,490 ppm (kuat).


Demographic characteristics of respondents
Medicinal plants used by respondents during the COVID-19 pandemic in Indonesia
ETHNOBOTANICAL STUDY OF MEDICINAL PLANT USAGE DURING COVID-19 PANDEMIC: A COMMUNITY-BASED SURVEY IN INDONESIA

August 2023

·

64 Reads

·

1 Citation

Biotropia

Before the availability of a vaccine, Indonesian population relied on traditional medicines to prevent COVID-19. Any species used by indigenous people could lead to further investigations in modern pharmacology, to preserve ancient knowledge, and to plan for plants' conservation. The study aimed to discover and record species, methods of preparation, route of administration, and motivation in using medicinal plants by the Indonesian population during the COVID-19 pandemic. Participants of survey were selected from the people who live in Java and Bali for responding to an online structured questionnaire. Relative Frequency of Citation (RFC) was employed in the quantitative analysis of the collected data. The pharmacological relevance of the five plants with the highest RFC was further reviewed. The results showed that respondents used 59 plants from 28 families. Five species with the highest RFC were Curcuma longa (0.707), Zingiber officinale (0.674), Cymbopogon citratus (0.269), Kaempferia galanga (0.174), and Curcuma zanthorrhiza (0.165). Most plants were prepared by boiling (77.97%) and administered orally as a single ingredient or mixed with other herbals. Respondents believed that the plants were beneficial as immune-booster (71.26%), maintain good health (24.85%) and stamina (12.28%), and prevent viral infection, including COVID-19 (5.39%). The most commonly used plants might be scientifically based to boost immunity. However, their usage against COVID-19 and the medicinal value of herbal mixtures should be further investigated.


Efektivitas Sediaan Krim dari Ekstrak Daun Dadap Serep (Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.) sebagai Antiinflamasi

March 2023

·

288 Reads

·

2 Citations

Jurnal Ilmiah Medicamento

Inflamasi merupakan mekanisme pertahanan tubuh dengan mensekresikan mediator inflamasi diantaranya: bradikinin, prostaglandin, serotonin, dan histamin akibat adanya rangsangan fisik atau kimia. Inflamasi umumnya mengawali respon tubuh pada jaringan yang rusak misalnya pada proses penyembuhan luka. Dalam Usada Bali, daun dadap serep disebut dapat digunakan dalam menyembuhkan luka. Rancangan penelitian ini adalah Randomized control group pretest posttest design. Pengujian antiinflamasi krim ekstrak daun dadap serep menggunakan empat kelompok diantaranya KN (Kontrol negatif), KP (Kontrol positif), KF1 (Kelompok Formula 1) dan KF2 (Kelompok Formula 2) dengan total 24 ekor tikus. Hasil analisis Tukey menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara KN dengan KP, KF1, dan KF2 dengan nilai signifikan (0,031; 0,000; 0,000) secara berturut-turut. Pada KP dengan KF1 dan KF2 menunjukkan terdapat perbedaan bermakna dengan nilai signifikan (0,050 dan 0,021) secara berturut-turut. Pada KF1 dengan KF2 tidak terdapat perbedaan bermakna dengan nilai sig. 0,975. Dari penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa krim ekstrak etanol daun dadap serep konsentrasi 20% sudah mampu memberikan efek antiinflamasi pada model tikus yang diinduksi karagenan.


Citations (26)


... And DMSO is also a solvent that can dissolve polar and nonpolar compounds. And the positive control used is chloramphenicol because chloramphenicol is a broad-spectrum antibiotic that is active against gram-positive and gram-negative bacteria (Putri et al., 2023;Danesh et al., 2017). In testing antibacterial activity against staphylococcus aureus using concentrations of 100%, 70%, 40% and 10%. ...

Reference:

Determination of Total Flavonoid Content of Raru Bark Extract: Cotylelobium Melanoxylon Pierre at Various Methanol Concentrations and Antibacterial Activity Against Staphylococcus
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bulung Sangu (Gracilaria Sp.) Terhadap Bakteri Gram Negatif Pseudomonas aeruginosa
  • Citing Article
  • December 2023

Usadha

... Selain itu, diperlukan studi klinis lebih lanjut untuk menentukan dosis optimal, keamanan jangka panjang, serta interaksi polifenol dengan obat-obatan lain yang sedang digunakan pasien. (Udayani, 2023) Secara keseluruhan, meskipun tantangan ini ada, potensi polifenol dalam pengobatan dan pencegahan berbagai penyakit serius tetap sangat besar. Dengan riset yang terus berkembang dalam bidang kimia medisinal dan formulasi farmasi, penggunaan senyawa polifenol dalam terapi modern bisa menjadi alternatif atau terapi tambahan yang sangat berguna bagi pengelolaan penyakit degeneratif yang terkait dengan stres oksidatif. . ...

Skrining Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Benalu Jeruk (Dendrophthoe glabrescens (Blakely) Barlow) dengan Pelarut n-Heksan dan Etanol

Jurnal Ilmiah Medicamento

... Namun senyawa flavonoid buah pear berpengaruh pada aktivitas antioksidan DPPH, hal ini bertentangan dengan pendapat Wang et al. (2021) dengan nilai r = 0,529. Nayaka et al. (2023) juga menunjukkan hal yang sama, bahwa TFC dari ekstrak n-heksana daun Pereskia bleo tidak berkontribusi terhadap aktivitas antioksidan DPPH dengan nilai r =0,106. Sedangkan Wahyuni et al. (2021) menunjukkan bahwa TFC ekstrak daun bamboo duri (Bambusa blumeana) berpengaruh negatif dengan nilai IC 50 pada aktivitas antioksidan DPPH (r = -0,981), semakin tinggi kadar flavonoid maka nilai IC50 pada pengujian aktivitas antioksidan DPPH semakin kecil. ...

Total Flavonoid Content and Antioxidant Activity of Different Polarity Extracts from Pereskia bleo Leaves

Jurnal Ilmiah Medicamento

... To prepare medicinal plants to overcome several diseases related to mild COVID-19 symptoms, the informants identifed 12 methods in which most (about 31.70%) were prepared by boiling (see Figure 5). Tese results show consistency with the fndings of previous studies [74], which was carried out in the western region of Indonesia, namely Java and Bali. According to Kamatenesi et al. [75], boiling helps extract active ingredients from parts of medicinal plants which can increase the efcacy of medicines against various diseases, as well as preserving herbal medicines longer than using cold extraction. ...

ETHNOBOTANICAL STUDY OF MEDICINAL PLANT USAGE DURING COVID-19 PANDEMIC: A COMMUNITY-BASED SURVEY IN INDONESIA

Biotropia

... Metode ekstraksi pada penelitian kali ini adalah maserasi. Sampel daun dadap serep (Erythrina lithosperma Miq) ditimbang dan dimasukkan kedalam pelarut etanol 96% (1:10) dalam suatu wadah kaca dan didiamkan selama 5x24 jam (Wardani, et al. 2023). Selanjutnya, disaring dan setelah sampel terpisah dengan ampas dan filtratnya, direndam 2 hari menggunakan etanol 96%, selanjutnya filtrat dimasukkan ke dalam rotary evaporator dengan suhu 40⁰ untuk mendapatkan ekstrak kental daun dadap serep (Erythrina lithosperma Miq) (Wardani, et al. 2024). ...

Efektivitas Sediaan Krim dari Ekstrak Daun Dadap Serep (Erythrina subumbrans (Hassk.) Merr.) sebagai Antiinflamasi

Jurnal Ilmiah Medicamento

... Hair tonic secara umum terdiri bahan dasar serta bahan aktif yang umum digunakan adalah etanol 96%, aquades, metil paraben, mentol, d-pantenol, polietile glikol, parfum, propilenglikol, serta minoksidil yang merupakan zat sintetik paling banyak digunakan ke dalam tonik untuk menumbuhkan bulu atau rambut (Hasma et al., 2024). Akan tetapi, penggunaan minoksidil diklaim dapat menyebabkan iritasi kulit seperti kemerahan, rasa tidak nyaman dan terbakar, serta alergi terhadap zat tersebut (Yuda et al., 2023). Bahan kimia tinggi pada produk perawatan seperti sabun akan membahayakan kulit, diantaranya terjadi iritasi atau dampak negatif yang lainnya untuk kulit sensititif (Yuniarsih, 2022). ...

Uji Iritasi dan Aktivitas Penumbuh Rambut Hair Tonic dari Tanaman Usada Bali pada Mencit

Jurnal Ilmiah Medicamento

... Mekanisme kerja antiinflamasi flavonoid melalui penghambatan pelepasan sitokin proinflamasi, flavonoid yang juga merupakan pencetus terjadinya aktivasi sistem imun. Contoh tanaman obat dari etnis Batak selanjutnya adalah bawang merah, senyawa kuarsetin pada tumbuhan ini bersifat antiinflamasi atau antiradang sehingga sangat berguna untuk membantu penyembuhan radang akibat luka memar, luka bakar, radang pada organ tubuh bagian dalam, dan keseleo [37]. ...

Efektivitas Pengobatan Tanaman Herbal dan Terapi Tradisional untuk Penyakit Tulang dan Persendian
  • Citing Article
  • December 2022

Usadha

... Sementara itu terapi farmakologis meliputi penggunaan obat penurun gula darah seperti agen antihiperglikemik oral maupun suntikan insulin. Namun, terapi farmakologis ini berisiko menimbulkan efek samping, misalnya pembengkakan pada bagian tubuh tertentu, terutama di area perifer (Dewi et al., 2022). ...

Review: Pemanfaatan Tanaman sebagai Fitoterapi pada Diabetes Mellitus
  • Citing Article
  • December 2022

Usadha

... The K+ metal ion from the Dragendorff reagent forms a bond with the nitrogen in the alkaloid to form a light brown to yellow potassium-alkaloid complex that precipitates (Kayaputri et al., 2014). Alkaloids exert anti-inflammatory activity by regulating histamine production by mast cells and reducing the secretion of interleukin-1 released by monocytes (Yuda et al., 2022). ...

Aktivitas Anti-inflamasi Parem Instant Tradisional dari Bahan Usada Bali pada Mencit Inflamasi yang Diinduksi Karagenan

JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA

... Berdasarkan publikasi dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit mengandung flavonoid, senyawa fenolik, dan senyawa aktif lainnya yang telah diidentifikasi (Natasya, 2023;Afni, 2023). Komponen-komponen ini diketahui memiliki berbagai aktivitas seperti antioksidan, antibakteri, antiinflamasi, dan antidiabetik (Verawati & Aida, 2017;Yuda et al., 2022;Hidayat, 2021). Selain itu, ekstrak kulit juga menunjukkan potensi dalam menghambat pertumbuhan sel kanker. ...

Aktivitas Anti-Inflamasi Minyak Herbal Tradisional Dari Bahan Usada Bali Pada Mencit Inflamasi Yang Diinduksi Karagenan

JPSCR Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research