October 2019
·
8,460 Reads
·
6 Citations
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah melakukan kajian singkat tentang nilai ekonomi keanekaragaman hayati pesisir dan laut di Indonesia. Indonesia mempunyai kekayaan keanekaragaman hayati pesisir dan laut yang melimpah. Keanekaragaman hayati pesisir dan laut diantaranya adalah ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang. Luas mangrove Indonesia pada tahun tahun 2016 tercatat seluas 3.668.345,60 hektar, sedangkan ekosistem lamun 474.920,93 hektar dan ekosistem terumbu karang mencapai sebesar 2.424.721,23 hektar. Nilai kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan mencapai sebesar Rp. 1.353,55 triliun, terdiri atas kekayaan keanekaragaman hayati mangrove sebesar Rp.340,46 triliun, ekosistem lamun sebesar Rp. 76,29 triliun dan ekosistem terumbu karang sebesar Rp. 935,80 triliun. Nilai ini dapat dikatakan sebagai nilai minimal yang dapat diberikan, dikarenakan perkembangan teknik dan model penilaian jasa ekosistem masih akan terus berkembang untuk menjadi lebih detail dalam melakukan penilaian ekonomi jasa ekosistem di masa mendatang. ABSTRACT The purpose of this study is to conduct a brief study of the economic value of coastal and marine biodiversity in Indonesia. Indonesia has an abundance of coastal and marine biodiversity. Coastal and marine biodiversity include mangrove, seagrass and coral reef ecosystems. The total area of Indonesian mangroves in 2016 was 3,668,345.60 hectares, while the seagrass ecosystem was 474,920.93 hectares and the coral reef ecosystem reached 2,424,721.23 hectares. The value of Indonesia's biodiversity wealth in 2016 is estimated to reach IDR 1,353.55 trillion, consisting of a wealth of mangrove biodiversity of IDR 340.46 trillion, seagrass ecosystems of IDR 76.29 trillion and coral reef ecosystems amounting to IDR 935.80 trillion. This value can be said to be the minimum value that can be given, because the development of techniques and models for valuing ecosystem services will continue to develop to be even more detailed in conducting economic valuation of ecosystem services in the future.