December 2024
·
4 Reads
Jurnal Pengabdian Sosial
Lahan terbuka menjadi kebutuhan utama bagi kehidupan masyarakat, terutama setelah COVID-19. Pandemi yang berlangsung selama lebih dari dua tahun makin menyadarkan masyarakat bahwa ruang terbuka adalah hal yang penting untuk diupayakan keberadaannya. Di antara beberapa hal yang bisa dilakukan adalah pemanfaatan lahan kosong di sekitar bantaran sungai dengan mengubahnya menjadi kawasan yang ramah lingkungan. Salah satu sungai yang dapat dikembangkan untuk menjadi sarana rekreasi terletak di Desa Kemantren, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo. Kawasan ini diharapkan menjadi tempat wisata bertemakan "Urban Tourism" yang dapat dinikmati oleh masyarakat desa ataupun warga sekitar. Pemanfaatan lahan ini akan membawa dampak yang positif bagi Dusun Kemantren, karena selain warganya dapat menikmati Urban Tourism, mereka juga dapat melakukan kegiatan ekonomi di tempat wisata baru. Kas dusun pun akan terisi dengan potensi-potensi yang mengikutinya. Untuk mewujudkan fungsi tersebut, diperlukan suatu perencanaan yang memenuhi prinsip-prinsip penataan lanskap yang baik, mulai dari studi literatur, survey lokasi, analisis tapak, hingga proses perencanaan itu sendiri. Diawali dengan sketsa ide dan dilanjutkan dengan pengembangan model 3D, hasil desain dan perencanaan telah dilaksanakan sebagian dengan membuat lampu penanda dinamis yang diletakkan di dekat jalan masuk pemukiman. Selain itu, pengelolaan sampah yang menjadi perhatian utama menjadi dasar pembagian tempat sampah menjadi dua, organik dan anorganik. Sampah organik akan masuk ke dalam proses pengomposan dan sampah anoganik dapat disetorkan ke bank sampah atau diproses sebagai bahan dasar kerajinan tangan yang memiliki nilai guna dan ekonomi. Perancangan dan pembuatan Urban Tourism di Dusun Kemantren, Sidoarjo ini mengkolaborasikan institusi pendidikan dengan pemerintah desa, sehingga penerapan ilmu dapat maksimal dengan dilakukannya pengabdian masyarakat, dan pihak desa juga dapat merasakan manfaatnya secara nyata.