Available via license: CC BY-NC 4.0
Content may be subject to copyright.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Pendidikan
Vol. 3, No.2 November 2024
E-ISSN: 2962-6862, P-ISSN: 2963-105X
DOI: https://doi.org/10.23960/jpmip.v1i02
164
Pelatihan Mini Enterpreneurship (M-Ship) dalam Menghadapi
Dunia Industri di Kabupaten Batang
Hendy Setiawan*1
1Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Selamat
Sri Batang
E-mail: hendysetiawan2020@mail.ugm.ac.id*1
Choirunnisa2
2Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Selamat
Sri Batang
Email: choirunnisa2630@gmail.com
Yendra Erison3
2Program Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam
Darul ‘Ulum Lamongan
Email: yendraerison05@gmail.com
Article History
Received: 8-11-2024
Accepted: 08-02-2025
Published: 30-11-2024
Keywords:
1. Industrial World
2. Enterpreneurship
3. Training
Abstract
The M-Ship training carried out at Selamat Sri University is part of
facing the ongoing KITB development. Moreover, the condition of
human resources in the Regency is still low, where the HDI in 2023 is
only 70.02. Therefore, this training is really needed to prepare and get
graduates from universities in Batang who are ready to compete. This
training method uses practical implementation, where participants are
trained and given material for approximately two months. Participants
are determined by selection by considering potential and interest in the
entrepreneurial field. After being selected, the students were then divided
into six groups, and each group consisted of two people. Each group has
its own role and duties in offering its products. The results of the service
show that the success of this training has been proven and received a
positive response from various groups, starting from visitors, the
assessment team, and even journalists from the local government who
provided coverage. Apart from that, the large number of products sold
in a few hours has also confirmed the expertise of the participants both
in terms of entrepreneurial ability and also increased skills. However,
even though participants were limited, visitor enthusiasm remained
high.
Kata Kunci:
1. Dunia Industri
2. Enterpreneurship
3. Pelatihan
Abstrak
Pelatihan M-Ship yang dilakukan di Universitas Selamat Sri menjadi
bagian dalam menghadapi pembangunan KITB yang tengah
berlangsung. Terlebih kondisi SDM di Kabupaten masih rendah, di
mana IPM tahun 2023 baru 70,02. Oleh karenannya pelatihan ini
sangat dibutuhkan untuk menyiapkan sekaligus mendapatkan lulusan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Pendidikan
Vol. 3, No.2 November 2024
E-ISSN: 2962-6862, P-ISSN: 2963-105X
DOI: https://doi.org/10.23960/jpmip.v1i02
165
dari Perguruan Tinggi di Batang yang siap berkompetisi. Metode
pelatihan ini menggunakan praktik-implementatif, di mana kurang
lebih dua bulan para peserta dilatih dan diberikan materi. Peserta
ditentukan dengan cara seleksi dengan pertimbangan potensi dan
minat di bidang enterpreneur. Setelah terpilih, para mahasiswa
kemudian dibagi dalam enam kelompok, dan setiap kelompok terdiri
dari dua orang. Setiap kelompok memiliki peran dan tugas masing-
masing dalam menawarkan produknya. Hasil pengabdian
menunjukkan bahwa keberhasilan pelatihan ini teruji di mana
mendapat respon positif dari berbagai kalangan, mulai dari
pengunjung, tim penilai, bahkan pihak jurnalis dari Pemerintah
Daerah setempat yang melakukan peliputan. Selain itu, dengan
banyaknya produk yang terjuan dalam beberapa jam juga telah
mengonfirmasi kepiawaian para peserta baik secara kemampuan
berwirausaha dan juga skill yang meningkat. Namun demikian,
walaupun peserta terbatas, antusias pengunjung tetaplah tinggi.
1. PENDAHULUAN
Tujuan dari tulisan ini adalah
untuk mendeskripsikan terkait dengan
pengabdian kepada masyarakat yang
telah dilakukan yakni pelatihan Mini
Enterpreneurship. Tulisan ini penulis
akan menjelaskan pelaksanaan terkait
Pelatihan Mini Enterpreneurship atau
kemudian dan selanjutnya disebut M-
Ship. Pengabdian ini menyasar pada
mahasiswa yang memiliki minat dan
ketertarikan dalam sektor bisnis
(wirausaha).
Perguruan tinggi menjadi salah
satu institusi yang berperan penting
dalam mewujudkan kualitas lulusan yang
kompeten. Apalagi dengan jumlah
perguruan tinggi di Indonesia yang cukup
banyak, semestinya banyak pula jumlah
lulusan yang siap menjawab tantangan
zaman. Berdasarkan data Kementerian
Pendidikan Tinggi, Indonesia menempati
peringkat dua dunia setelah India dengan
julah 3.277 perguruan tinggi (Zulfikar,
2024). Alih-alih menghasilkan lulusan
yang kompeten, faktanya keberadaan
perguruan tinggi di Indonesia masih
mengalami masalah utama, yakni
pengangguran. Lulusan perguruan tinggi
di Indonesia masih berkontribusi besar
pada angka pengangguran saat ini
(Mursid, 2023).
Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik per Agustus 2023, ada sebanyak
452.713 lulusan S1, S2, dan S3 tidak
bekerja (Prastiwi, 2024). Artinya
perguruan tinggi menjadi penyumbang
dari angka statistik pengangguran yang
ada di Indonesia. Realitas itu ditegaskan
oleh Kementerian Pendidikan
Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang
Hendy Setiawan, Choirunnisa
Vol No. 2 (2024)
166
menyebut bahwa lulusan perguruan
tinggi sebesar 13,33% masih berstatus
pengangguran. Terdapat 1.120.128
lulusan perguruan tinggi mulai tahun
2020 dengan rincian 235.559 lulusan PT
vokasi dan 884.759 lulusan PT akademik
(Rosa, 2023).
Data tersebut tentu mengagetkan,
di mana lulusan Perguruan Tinggi justru
menjadi penyumbang besar angka
pengangguran. Seharusnya para lulusan
perguruan tinggi diharapkan mampu
menjadi pelaku dalam dunia industri
bahkan mampu menciptakan lapangan
kerja (Priadi, 2019). Kemampuan itu
akan membuat lulusan untuk bisa
bersaing dalam dunia usaha yang kian
hari semakin ketat. Menghadapi dunia
usaha yang begitu ketat, tentu Perguruan
Tinggi harus mampu merespon
kebutuhan dan tuntutan dunia industri
(Grehenson, 2024)&(Puspita, 2019).
Perkembangan dunia industri di beberapa
daerah yang semakin pesat akan
membutuhkan supplay para lulusan
perguruan tinggi. Salah satunya ialah
Kabupaten Batang, di mana
pembangunan Kawasan Industri
Terpadu Batang (KITB) baru
berlangsung saat ini (Pakpahan, 2024).
Sejak Kabupaten Batang
ditetapkan oleh Presiden Jokowi sebagai
kawasan KITB pada tahun 2020 silam,
tentu ini menuntut setiap perguruan
tinggi khususnya yang ada di Kabupaten
Batang untuk berbenah (Sutinnarto,
2022). Artinya para lulusannya harus
sejalan dan kompatibel dengan
kebutuhan pasar industri sehingga ini
menjadi bekal mereka untuk bisa survive.
Apalagi saat ini di Kabupaten Batang
hanya memiliki satu universitas terbesar
di lingkungan Kabupaten Batang, yakni
Universitas Selamat Sri (Choirunnisa &
Setiawan, 2023a). Keadaan ini tentu
mau tidak mau harus mampu
menyiapkan para lulusan kampus
tersebut untuk kompatibel dan mampu
merespon pengembangan KITB yang
sampai saat ini masih berlangsung.
Kebutuhan dunia industri Batang
tentu menginginkan sumber daya
manusia yang handal dan terampil.
Tentu kebutuhan KITB yang begitu besar
harus diimbangi dengan kualitas
pembangunan manusia (Setiawan et al.,
2023)&(Subari, 2023). Keadaan tersebut
mempertimbangkan kondisi saat ini di
mana indeks pembangunan manusia di
Kabupaten Batang masih tergolong
masih cukup rendah (Choirunnisa &
Setiawan, 2023a). Selama ini IPM di
Batang selalu berkutat pada 65-69.
Namun, baru di tahun 2023, IPM di
Batang mengalami peningkatan
walaupun tidak signifikan, yakni 70,2
Hendy Setiawan, Choirunnisa
Vol No. 2 (2024)
167
(Jumadi, 2023). Guna menghadapi
persaingan dunia pasar industri KITB
perlu dilakukan pelatihan bagi lulusan
perguruan tinggi agar lulusan pergurun
tinggi setelah lulus tidak gagap dalam
beradaptasi dalam kompetisi dunia pasar
industri yang begitu dinamis (Herawati et
al., 2021).
Pelatihan M-Ship menjadi bagian
penting alam rangka menyiapkan para
lulusan perguruan tinggi yang
diharapkan memiliki keterampilan yang
dapat peserta gunakan dalam
menghadapi persaingan KITB. Pelatihan
M-Ship ini yang dilakukan oleh tim
pengabdi ingin membangun satu tradisi
praktis bagi peserta pengabdian sehingga
para peserta benar-benar siap bersaing di
KITB. Pengabdian ini menggunakan
sasaran objek yakni mahasiswa dari
Universitas Selamat Sri Batang.
Pelatihan ini memilih mahasiswa
Universitas Selamat Sri Batang
dikarenakan kondisi wilayah, di mana
IPM masih rendah dan perlu lulusan
Perguruan Tinggi disiapkan guna
merespon KITB tersebut. Selain itu,
pendampingan dan pelatihan ini juga
dilakukan sebagai bentuk
pertanggungjawaban sosial Perguruan
Tinggi (Rustya & Akhmad Zaini, 2020).
Pelatihan dan pendampingan melalui M-
Ship ini melibatkan 12 orang yang
terbagi dalam 6 kelompok di mana
mereka diajarkan menampilkan produk
inovatif kreatif yang mampu menarik
daya minat pengunjung. Pada akhirnya
melalui peningkatan keterampilan dan
kapasitas lulusan Perguruan Tinggi
dalam KITB mampu meningkatkan
perekonomian, terkhusus dari
keikutsertaan para lulusan yang
kompeten (Diansyah et al., 2022).
2. METODE
Proses dan pelaksanaan kegiatan
pengabdian ini, tim pengabdi
menggunakan pola dan teknik praktik-
implementatif di lapangan di mana hal ini
dilakukan untuk mengetahui
kemampuan peserta. Kegiatan ini
dilakukan pada 26 Juni 2024 di Kampus
Universitas Selamat Sri Batang. Pada
proses pelaksanaan program pengabdian
ini, pengabdi menggunakan dan
menempuh hal tersebut menggunakan
tiga cara, yakni tahap persiapan, tahap
implementasi, dan tahap hasil.
Tahap persiapan, Tim Pengabdi
telah melakukan pelatihan program
Mini-Ship yang diikuti oleh 6 kelompok
mahasiswa. Pada tahap persiapan ini,
Tim Pengabdi melakukan komunikasi
intens dengan peserta pelatihan yang
melibatkan beberapa pihak. Pada tahap
persiapan ini para peserta pelatihan yang
Hendy Setiawan, Choirunnisa
Vol No. 2 (2024)
168
terdiri dari 12 mahasiswa ditentukan
secara terpilih di mana Tim Pengabdi
telah memetakan peserta dari sisi
gaagasan dan potensi terhadap
keberhasilan capaian pengabdian.
12 mahasiswa tersebut terpilih
oleh Tim Pengabdi melalui mekanisme
wawancara dan juga didasarkan pada
pengalaman sebelumnya. Peserta yang
terpilih ini telah mengalahkan 25 peserta
lainnya. Tim Pengabdi hanya
menyediakan 2 slot kelompok sehingga
melalui proses wawancara sekaligus
rekam pengalaman sebelumnya dari
peserta dihasilkan 12 peserta yang dipilih
dan ditetapkan dalam kegiatan ini.
Tahap ini pula Tim Pengabdi
melakukan sosialisasi dan training
program M-Ship, yakni bagaimana cara
menentukan produk yang menarik, cara
mengemas produk sesuai dengan minat
beli konsumen, hingga diajarkan cara
teknik mempromosikan sehingga
produknya menjadi daya tarik
konsumen. Tahap ini dilakukan pada
bulan Mei-Juni 2024 dengan
menggunakan pertemuan intens baik
secara luring maupun daring.
Selama 1 bulan tersebut, pelatihan
ini dibagi menjadi 4 sesi utama (4
minggu). Sesi pertama dilakukan secara
luring sebagai bentuk pengenalan
program. Para peserta di sesi pertama
dini berlangsung selama 2 jam diberikan
pembekalan. Pembekalan yang dimaksud
peseta diberikan materi mengenai
bagaimana seorang pembisnis mampu
menawarkan produk dan jasa sekaligus
bagaiman cara mengemas produk dan
jasa yang ditawarkan agar lebih menarik.
Sesi ini mewajibkan setiap perserta
mencata materi sekaligus diberikan ruang
untuk bertanya.
Setelah selesai, memasuki minggu
kedua atau sesi kedua peserta mengikuti
kegiatan dengan bertatap muka selama 2
jam. Sesi kedua ini membahas mengenai
persiapan produk dan jasa yang akan
dipresentasikan dalam sesi ke empat
nantinya. Sesi ini peserta diberikan ruang
untuk berkonsultasi kepada 3 mentor
yang sudah disediakan oleh Tim
pengabdi. Setetalah sudah diterima
produk dan jasa yang nantinya akan
dipresentasikan, maka setiap kelompok
diminta menunggu arahan di sesi ketiga.
Memasuki sesi ketiga atau minggu
ketiga, setiap kelompok diminta oleh Tim
Pengabdi melalukan survei sekaligus
mendesain tempat pelatihan masing-
masing kelompok yang sudah disiapkan
oleh panitia. Sesi ini menyita waktu
sekitar 3 jam. Harapannya agar setiap
kelompok pada hari pelaksanaan tinggal
membawa produk baik barang atau jasa
yang sudah dikonsultasikan ke mentor.
Hendy Setiawan, Choirunnisa
Vol No. 2 (2024)
169
Sesi ketiga ini memastikan tempat
pelatihan tertata rapi dan bersih.
Terakhir yakni memasuki sesi
keempat. Setiap kelompok menampilkan
produknya masing-masing sebelum para
pelanggan atau peserta lain membeli
barang yang akan ditawarkan. Sesi ini
memakan waktu kurang lebih 5 jam.
Total keseluruah jam dalam empat sesi
ialah 11 jam.
Tahap selanjutnya, yakni tahap
implementasi program pelatihan Mini-
Ship. Tahapan ini merupakan tindak
lanjut setelah persiapan dinilai sudah
cukup matang. Pada tahap praktik
implementatif ini, Tim Pengabdian
melakukan pemantauan terhadap
ketercapaian hasil berdasarkan target dan
perencanaan selama di tahap persiapan.
Tim Pengabdi mendatangkan 3 tim
penilai baik dari unsur akademisi
maupun praktisi. Tujuannya ialah untuk
memberikan satu persepsi penilaian
terhadap pelaksanaan pelaihan Mini-
Ship oleh peserta pelatihan. Setiap sesi
peserta pelatihan mendapatkan metode,
proses, tahapan, dan materi dari mentor
yang sama. Tidak ada perbedaan metode
yang diberikan dalam setiap proses
pelatihan dalam kegiatan ini.
Gambar 1. Koordinasi Tim Pengabdi
dengan Tim Penilai dan peserta Pelatihan
di Kampus Universitas Selamat Sri
Gambar 1 di atas merupakan
visualisasi koordinasi pelatihan yang
dilakukan oleh Tim Pengabdi sehingga
pelatihan program ini dapat berjalan
lancar. Selain itu, tujuan diadakannya
koordinasi ialah untuk menyamakan
persepsi agar para peserta melaksanakan
pelatihan sesuai arahan yang telah
disampaaikan di tahap persiapan.
Terakhir, ialah tahap hasil
pelatihan program Mini-Ship. Pada tahap
hasil ini Tim Pengabdi menggunakan 4
kontrol variabel keberhasilan pelatihan
untuk melihat sejauh mana pelatihan
yang dilakukan berhasil mencapai target.
4 kontrol variabel keberhasilan itu
meliputi variabel feminimitas, utilitas,
venusitas, dan person. Feminimitas
berkaitan dengan tingkat kerelevanan
produk yang ditampilkan dengan tujuan
yang dicapai, utilitas berkaitan dengan
banyaknya item dan komponen produk,
venusitas berkenaan dengan layout dan
Hendy Setiawan, Choirunnisa
Vol No. 2 (2024)
170
person berkaitan dengan kemampuan
dalam mempromosikan produk ke
konsumen.
Evaluasi keberhasilan diukur
melalui form yang diberikan oleh Tim
Pengabdian ke 3 mentor yang dilibatkan
dalam kegiatan ini. Evalusi ini dilakukan
dengan tujuan untuk memperoleh
dampak hasil dan mengukur keberhasilan
kegiatan pelatihan (Nurmalia et al.,
2023)&(Laurina et al., 2024). Masing-
masing mentor memberikan penilaian
dengan 4 variabel kontrol tersebut
terhadap 6 kelompok. Angka yang
diberikan masing-masing komponen
ialah 10-100. Setelah selesai diakhir sesi
mentor memberikan form penilaian
tersebut ke Tim pengabdian dan
kemudian diakumulasi untuk
menentukan tingkat keberhasilan dari
pelatihan M-Ship ini. Bagan 1 berikut
merupakan flow chart tahapan
pengabdian kegiatan yang dilakukan ini.
Gambar 2. Flow chart kegiatan PKM M-
Ship
Berdasarkan flow chart tersebut
maka dapat dipahami bahwa rangkaian
kegiatan PKM yakni pelatihan M-Ship
dimulai dari observasi awal, persiapan
hingga dilakukan evaluasi. Semua
tahapan tersebut dilalui dengan berbagai
kelebihan dan kelemahan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelatihan M-Ship ini dilakukan
oleh Tim Pengabdi sebagai bentuk respon
terhadap tuntutan persaingan KITB yang
semakin hari cukup berkembang.
Universitas Selamat Sri dengan segala
potensi mahasiswanya dinilai cukup
reepresentatif untuk dipersiapkan agar
para lulusannya mampu memiliki
kemampuan dan skill dalam menghadapi
dunia pasar industri. Pelatihan ini
diimplementasikan secara penuh pada
Hari Rabu, 26 Juni 2024 di Gedung
Selasaran Universitas Selamat Sri di
malam hari.
Dipilihnya waktu malam
mengingat pelatihan ini memang sengaja
dikonsep dengan nuansa malam seperti
”night market”. Pada kegiatan ini
khususnya dalam tahap implementasi
pelatihan para peserta dibebani tiga tugas
utama, yakni pengajuan produk yang
akan diajukan dalam M-Ship, lalu
dekorasi lokasi yang akan dijadikan
tempat M-Ship, dan praktik promosi
Hendy Setiawan, Choirunnisa
Vol No. 2 (2024)
171
penjualan produk dengan pertimbangan
hitungan untung rugi.
Para peserta sangat antusias
dalam program pelatihan ini.
Pengunjung dalam kegiatan ini yang
hadir sekitar 300 pengunjung dengan
presentase penjualan produk sebesar
90%. Setiap kelompok menggunakan
berbagai strategi guna memikat para
konsumen yang datang pada acara
pelatihan itu.
Tabel 1. Daftar Ajuan Produk Inovatif dalam Pelatihan
Mini-Ship
Grup
Produk
Ket
1
Suntik KB (Sala
Ungu Kolak Biji)
Diterima
2
KIP-K (Karipap Isi
Cokelat)
Diterima
3
Semboyan (Es
Melon Sago Bikin
Doyan)
Diterima
4
Sop BSI (Sop Buah
Segar Istimewa)
Diterima
5
Sidang MK (Siomay
Udang Makai
Kacang)
Diterima
6
KK (Karipik Kulpi)
Diterima
Enam produk inovatif tersebut
sebagaimana tertuang dalam tabel 1 di
atas, di terima pengajuannya oleh Tim
Pengabdi untuk dipraktikkan dalam
sebuah program pelatihan untuk
mengukur keberhasilan dan ketertarikan
produk. Produk-produk itu diajukan oleh
12 peserta terpilih yang terbagi masing-
masing grup berjumlah 2 orang. Produk
masing-masing yang telah berstatus
diterima kemudian dipromosikan sesuai
harga jual yang telah ditetapkan.
Tabel 2. Presentase Produk yang disediakan dengan
Keterjualan Produk dalam Pelatihan M-Ship
Produk
Jumlah
awal
Terjual
Presentase
%
Suntik KB
(Sala Ungu
Kolak Biji
50 pcs
47 pcs
94%
KIP-K
(Karipap Isi
Cokelat)
70 pcs
70 pcs
100%
Semboyan
(Es Melon
Sago Bikin
Doyan)
80 pcs
75 pcs
93,75%
Sop BSI (Sop
Buah Segar
Istimewa)
50 pcs
43 pcs
Sidang MK
(Siomay
Udang
Makai
Kacang)
60 pcs
60 pcs
100%
KK (Karipik
Kulpi)
50 pcs
50 pcs
100%
Berdasarkan tabel 2 di atas,
tingkat keterjualan produk lebih dari
90%. Sementara itu produk dengan
tingkat keterjualan lebih cepat yakni
produk Siomay Udang Makai Kacang
dan Karipap Isi Coklat. Kedua produk
tersebut mampu memikat para
Hendy Setiawan, Choirunnisa
Vol No. 2 (2024)
172
pengunjung baik dari sisi rasa, komposisi
bahan, hingga model kemasan yang
disajikan oleh peserta kelompok
pelatihan M-Ship.
Gambar 3. Pelatihan M-Ship Mahasiswa
di Universitas Selamat Sri
Visualisasi di atas merupakan
representasi kelompok dari pelatihan M-
Ship. Berbagai strategi mereka lakukan
guna menarik pembeli di malam hari
sehingga semakin banyak kunjungan
pembeli dan terjualnya produk, maka itu
menjadi bagian dari ukuran keberhasilan
pelatihan yang sudah disiapkan 2 bulan
sebelumnya. Harga produk yang dijual
dengan segala sisi kemenarikannya mulai
dari Rp. 3000,00 rupiah hingga Rp.
10.000,00 rupiah. Namun dengan
pelatihan yang sangat sederhana ini
nyatanya minat pengunjung yang
antusias dalam acara pelatihan ini.
Gambar 4. Interaksi Pengunjung M-Ship
dalam Pelatihan di Universitas Selamat
Sri
Tingginya partisipasi pengunjung
dalam pelatihan yang diikuti dengan
peserta mahasiswa, menunjukkan bahwa
para peserta telah berhasil dalam
menawarkan produk (mempromosikan)
dan juga mengemas keinovatifan dan
memiliki tingkat produk yang
ditampilkan. Mulai dari sisi branding,
pemasaran, keuletan, hingga gagasan
inovatif yang ditampilkan ke setiap
pengunjung. Ukuran keberhasilan itu
selain dilihat dari banyaknya pengunjung
juga berdasarkan nilai masing-masing
produk oleh Tim Penilai dan nilai-rata
rata produk.
Hendy Setiawan, Choirunnisa
Vol No. 2 (2024)
173
Tabel 3. Nilai Masing-Masing Produk Berdasarkan 4
Variabel Kontrol dalam Pelatihan M-Ship
Produk
Fem
ini
mita
s
Utilitas
Venusita
s
Person
Suntik KB
(Sala Ungu
Kolak Biji
80
94
90
95
Nilai rerata
89,75
KIP-K
(Karipap Isi
Cokelat)
96
89
94
92
Nilai rerata
92,75
Semboyan
(Es Melon
Sago Bikin
Doyan)
91
90
90
93
Nilai rerata
91
Sop BSI
(Sop Buah
Segar
Istimewa)
91
92
90
80
Nilai rerata
88,25
Sidang MK
(Siomay
Udang
Makai
Kacang)
93
93
95
92
Nilai rerata
93,25
KK
(Karipik
Kulpi)
87
80
92
93
Nilai rerata
88
Nilai rerata
89,
66
89,66
91,83
90,83
Brdasarkan hasil penilaian
tersebut, maka dapat dipahami bahwa
variabel venusitas memiliki nilai rerataan
tertinggi yakni 91,83. Sementara nilai
kedua disusul oleh variabel person, yang
merepresentasikan keluwesan peserta
dalam menawarkan produk ke
pengunjung yakni sebesar 90,83.
Sementara nilai rerata produk tertinggi
diraih oleh Siomay udang makai Kacang
dengan rerata nilai 93,25.
Bukti keberhasilan pelatihan ini
tidak hanya terkonfirmasi pada hasil
penilaian produk saja. Namun, sebelum
pelatihan ini dilakukan, Tim Pengabdi
telah membuat pre-test di mana setiap
kelompok menganalisa tingkat
kemampuannya berdasarkan 4 variabel
kontrol.
Tabel 4. Hasil Pre-test Sebelum Pelatihan M-Ship
Produk
Femin
imitas
Utilitas
Venusita
s
Person
Suntik
KB (Sala
Ungu
Kolak
Biji
80
85
80
84
KIP-K
(Karipap
Isi
Cokelat)
83
85
87
89
Semboya
n (Es
Melon
Sago
Bikin
Doyan)
80
83
86
80
Hendy Setiawan, Choirunnisa
Vol No. 2 (2024)
174
Sop BSI
(Sop
Buah
Segar
Istimewa)
87
86
90
85
Sidang
MK
(Siomay
Udang
Makai
Kacang)
85
85
83
90
KK
(Karipik
Kulpi)
90
80
80
Berdasarkan hasil pre-test
terhadap analisa kemampuan peserta di
masing-masing komponen variabel yang
digunakan mengaalami peningkatan
setelah adanya pelatihan ini. Hal tersebut
terbukti dari meningkatnya masing-
masing nilai komponen yang dihasilkan
pasca kegiatan M-Ship. Oleh karena itu
peningkatan tersebut menjadi bukti
bahwa pelatihan ini membawa
perubahan hasil yang konkret.
Di sisi yang lain, dengan
pelaksanaan pelatihan ini para penilai
pelatihan yang dihadirkan juga sangat
berkesan dengan acara ini, bahkan acara
pelatihan ini diliput dalam berita di kanal
Pemerintah Kabupaten Batang. Tidak
heran dengan alih-alih keterlibatan
berbagai pihak mulai dari pihak eksternal
seperti Tim Pengabdi, peserta pelatihan,
penilai, universitas, dan bahkan
pengunjung dan jurnalis maka
menunjukkan bahwa acara pelatihan ini
menuai hasi manfaat yang positif.
Gambar 5. Inspeksi Penilai dalam
Pelatihan Mini Enterpreneurship di
Selasaran Gedung 6 Universitas Selamat
Sri.
Berdasarkan kesuksesan
pelaksanaan pelatihan M-Ship ini di
mana juga diikuti dengan kemampuan
peserta pelatihan dalam program ini tentu
diharapkan siap dalam menghadapi
KITB. Hal ini mengingat bahwa masih
banyak lulusan Perguruan Tinggi yang
kurang bergairah untuk bersaing dalam
dunia kerja, bahkan berdampak pada
pengangguran.
Namun demikian, pelatihan M-
Ship ini memiliki kelemahan dan
kelebihan. Kelebihan yang dirasakan
ialah dengan model pelatihan berbasis
praktik lapangan para peserta lebih
memahami praktik bisnis sehingga
mampu meningkatkan penjualan produk
yang ada. Kelemahannya ialah pelatihan
Hendy Setiawan, Choirunnisa
Vol No. 2 (2024)
175
ini masih kurang mengenalkan praktik
berbasis lapangan dengan sentuhan
digitalisasi. Konsep digitalisasi dalam
elatihan kewirausahaan ini dinilai
menjadi peluang besar untuk
memasarkan produk dalam raung yang
lebih luas (Choirunnisa & Setiawan,
2023b) (Gogendra et al., 2022). Oleh
karena itu ke depannya pengabdian ini
akan dilanjutkan kembali dengan
mengevalusi dan perbaikan kelemahan
tersebut agar hasil yang diharapkan lebih
maksimal.
Gambar 6. Foto Bersama Kesuksesan
Acara Pelatihan M-Ship(Choirunnisa &
Setiawan, 2023b)
Foto bersama di atas menandai
selesainya acara pelatihan ini. Di mana
dalam sesi dokumentasi akhir diikuti
oleeh Tim Pengabdi, peserta pelatihan,
dan tim penilai pelatihan.
4. KESIMPULAN
Pelaksanaan program pelatihan
pengabdian berupa M-Ship yang
menyasar padaa kelompok mahasiswa
potensial ini cukup berjalan dengan baik.
Kelebihan dari program pelatihan inii
ialah mendapat respon dan antusias dari
masyarakat yang cukup tinggi. Hal ini
tentu diakibatkan oleh kemampuan para
peserta yang sudah mampu menjalankan
teknik dan strategi seblumnya yang telah
diajarkan selama persiapan. Namun
demikian, kelemahan dari pelatihan ini
ialah adanya keterbatasan peserta yang
dilibatkan. Hal ini mengingat hanya
menjaring peserta potensial dan memiliki
minat yang tinggi. Harapannya di masa
mendatang pelatihan ini mampu
memperluas cakupan peserta yang lebuh
banyak dan dari berbagai kalangan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima
kasih kepada segenap keluarga besar
Program Studi Ilmu Pemerintahan dan
Program Studi Ilmu Komunikasi
Kampus Batang yang telah memberi
dukungan financial terhadap pengabdian
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Choirunnisa, C., & Setiawan, H.
(2023a). Pelatihan Konten Kreator
dalam Mendukung Masyarakat
Hendy Setiawan, Choirunnisa
Vol No. 2 (2024)
176
Informasi di Era Industri 5 . 0 di
SMK Diponegoro Banyuputih
Batang Content Creator Training in
Supporting the Information Society
in the Industrial Era 5 . 0 at
Vocational High School
Diponegoro Banyupu. Hippocampus:
Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2(2), 93–98.
Choirunnisa, C., & Setiawan, H.
(2023b). Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Digital Marketing UMKM
Toko Oleh-Oleh Arta Berkah di
Desa Simpar, Kecamatan Bandar,
Kabupaten Batang. Hippocampus:
Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2(1), 67–74.
https://doi.org/10.47767/hippoca
mpus.v2i1.518
Diansyah, D., Simamora, V., Putra, R.
J., Yani, A. S., & Albab, M. U.
(2022). Pendidikan Kewirausahaan
Pada Mitra Usaha Mikro Bidang
Kuliner. Berdikari, 5(1), 68–81.
https://doi.org/10.52447/berdikari
.v5i1.5553
Gogendra, G., Monika, S. M. M.,
Nugraha, D. E., Larasati, A. P., &
Kusumaningrum, S. E. A. (2022).
Meningkatkan Kualitas Sumber
Daya Manusia Melalui Manajemen
SDM Yang Tertata dan
Terkoordinasi Dengan
Perberdayaan Warga Sekitar pada
CV. Kreasi Mandiri Cibinong Gn.
Sindur - Bogor. Jurnal Peradaban
Masyarakat, 2(2), 56–60.
https://doi.org/10.55182/jpm.v2i2.
159
Grehenson, G. (2024). Kolaborasi Sekolah
Vokasi dan Industri Persempit Gap
Kompetensi SDM. Ugm.Ac.Id.
https://ugm.ac.id/id/berita/kolabo
rasi-sekolah-vokasi-dan-industri-
persempit-gap-kompetensi-sdm/
Herawati, E., Putri Puspitasari, Maya
Susanti, & Nanih Rahmahdani.
(2021). Pelatihan Kewirausahaan
bagi Remaja Karang Taruna di
Desa Dayeuh. Jurnal Pengabdian
Bina Mandiri, 1(1), 17–21.
https://doi.org/10.51805/jpmm.v1
i1.4
Jumadi. (2023). IPM Batang Capai 70,2
Persen Meningkat Pada Tahun 2023.
Batangkab.Go.Id.
https://berita.batangkab.go.id/?p=
1&id=11824#:~:text=Batang -
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM,tahun 2023 mencapai
70%2C2.
Laurina, N. A., Swastuti, E.,
Nurchayati, N., & Yunita, L. E.
(2024). Meningkatkan Daya Saing
UMKM Melalui Branding dan
Inovasi Digital. Dst, 4(1), 7–15.
https://doi.org/10.47709/dst.v4i1.
3636
Mursid, F. (2023). Lulusan Pendidikan
Tinggi Sumbang 12 Persen
Pengangguran, Begini Respons Wapres.
Republika.Co.Id.
https://ekonomi.republika.co.id/be
rita/rrl812457/lulusan-pendidikan-
tinggi-sumbang-12-persen-
pengangguran-begini-respons-
wapres
Nurmalia, G., Astarika, D., H, C. N., &
Handayani, A. (2023).
Pendampingan Branding Produk
UMKM Opak Singkong di Desa
Cilimus Kecamatan Teluk Pandan
Kabupaten Pesawaran Lampung.
Jurnal Penelitian Dan Pengabdian
Masyarakat, 1(4), 285–292.
https://doi.org/10.61231/jp2m.v1i
4.151
Pakpahan, R. (2024). Kawasan Industri
Batang Tumbuh Pesat, Investasi Capai
Rp 18,7 Triliun. Monitorindonesia.
https://www.monitorindonesia.co
m/index.php/ekonomi/read/2024/
12/600063/kawasan-industri-
batang-tumbuh-pesat-investasi-
capai-rp-18-7-
triliun#google_vignette
Prastiwi, M. (2024). Data BPS: Sebanyak
452.713 Lulusan S1, S2, dan S3 Tidak
Bekerja. Kompas.
https://www.kompas.com/edu/rea
Hendy Setiawan, Choirunnisa
Vol No. 2 (2024)
177
d/2024/05/20/191056771/data-
bps-sebanyak-452713-lulusan-s1-s2-
dan-s3-tidak-bekerja
Priadi, I. (2019). Perguruan Tinggi Harus
Menghasilkan Lulusan yang
Berkompetensi. Antaranews.Com.
https://mataram.antaranews.com/
berita/67752/perguruan-tinggi-
harus-menghasilkan-lulusan-
berkompetensi
Puspita, R. (2019). Lulusan Perguruan
Tinggi Harus Sesuai Kebutuhan
Industri. Republika.Co.Id.
https://republika.co.id/berita/pv1b
vn428/lulusan-perguruan-tinggi-
harus-sesuai-kebutuhan-industri
Rosa, N. (2023). Kemendikbudristek:
13,33% Lulusan Perguruan Tinggi
Masih Pengangguran. Detik.
https://www.detik.com/edu/pergu
ruan-tinggi/d-
6844724/kemendikbudristek-13-33-
lulusan-perguruan-tinggi-masih-
pengangguran
Rustya, D., & Akhmad Zaini. (2020).
Peranan Perguruan Tinggi Dalam
Peningkatan Kepedulian Sosial
Mahasiswa Melalui Pelatihan
Kewirausahaan Sosial. Tadris :
Jurnal Penelitian Dan Pemikiran
Pendidikan Islam, 14(2), 44–54.
https://doi.org/10.51675/jt.v14i2.1
00
Setiawan, H., Yendra, Y., &
Choirunnisa, C. (2023). Penguatan
Kapasitas SDM Melalui Motivasi
dan Edukasi Pendidikan Tinggi
Bagi Siswa SMK NU Bandar
Kabupaten Batang. Parta: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1),
1–8.
https://doi.org/10.38043/parta.v4i
1.4218
Subari, W. A. (2023). Industrialisasi
Kabupaten Batang Harus Berdampak
pada UMKM. Mediaindonesia.Com.
https://mediaindonesia.com/ekono
mi/593758/industrialisasi-
kabupaten-batang-harus-
berdampak-pada-umkm
Sutinnarto. (2022). Peran Pemerintah
Daerah Kabupaten Batang dalam
Penanganan Konflik di Kawasan
Industri Terpadu Batang. Journal of
Social and Political Science, 1, 1–8.
Zulfikar, F. (2024). 10 Negara dengan
Jumlah Kampus Terbanyak di Dunia,
Indonesia Nomor Berapa? Detik.Com.
https://www.detik.com/edu/detik
pedia/d-7222579/10-negara-
dengan-jumlah-kampus-terbanyak-
di-dunia-indonesia-nomor-berapa