Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
Corona: Jurnal Ilmu Kesehatan Umum, Psikolog, Keperawatan dan Kebidanan
Volume.2, Nomor.4 Tahun 2024
e-ISSN: 3031-0172 ; p-ISSN: 3031-0180, Hal 229-238
DOI : https://doi.org/10.61132/corona.v2i4.878
Available Online at : https://journal.arikesi.or.id/index.php/Corona
Received:September 14,2024; Revised: Oktober 16,2024; Accepted: November 19,2024; Online Available:November 21,2024
Perilaku Bunuh Diri pada Remaja : Systematic Literature Review
Milladina Prabasanti
Fakultas Kedokteran, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Alamat: Jl. Kelud Utara III No.15, Petompon, Kec. Gajahmungkur, Kota Semarang,
Jawa Tengah 50237
Korespondensi Penulis: milladinaprabasanti05@gmail.com*
Abstract. Background: Suicidal behavior is the fourth leading cause of death in the world for children and
adolescents and is ranked 17th as the leading cause of death throughout life. This study aims to determine the
factors associated with suicidal behavior in adolescents. Method: This study was conducted using a systematic
literature review method by collecting data through the PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic
Reviews and Meta-Analysis) method for studies that study factors associated with suicidal behavior. The literature
search strategy that will be used for the study was carried out by accessing the ScienceDirect, PubMed, Scopus
database. Results: The results of the study showed that out of 9 research articles (2019-2024), shows that the
correlation between depression, anxiety disorders, stress and bullying factors with suicidal behavior in adolescent
each has a p-value (<0,001; <0,485; NA; <0,001). Conclusion: Based on the results of the meta-analysis
conducted on 9 reseacrch artikels, it was concluded that there is a significant relationship between depression
and bullying and suicidal behavior in adolescents. While the anxiety disorders and stress factors are considered
not to have significant relationship with suicidal behavior.
Keywords: suicidal behavior, adolescent, global public health problem
Abstrak. Latar Belakang: Perilaku bunuh diri merupakan penyebab kematian terbesar keempat di dunia untuk
anak dan remaja dan menduduki peringkat ke 17 sebagai penyebab kematian terbesar sepanjang masa hidup.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku bunuh diri pada
remaja. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode tinjauan pustaka sistematis dengan melakukan
pengambilan data melalui metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-
Analysis) terhadap studi yang mempelajari mengenai faktor yang berhubungan dengan perilaku bunuh diri.
Strategi penelusuran literatur yang akan digunakan untuk penelitian dilakukan dengan mengakses database yaitu
ScienceDirect, Pubmed dan ScienceDirect, PubMed, Scopus. Hasil: Hasil penelitian yang dilakukan dari 9 artikel
penelitian (2019-2024), menunjukkan bahwa korelasi antara faktor depresi, gangguan kecemasan, stres dan
bullying dengan perilaku bunuh diri pada remaja masing-masing memiliki p-value (<0,001; <0,485; NA; <0,001).
Simpulan: Berdasarkan hasil meta-analisis yang dilakukan pada 9 artikel penelitian, diperoleh simpulan yaitu
terdapat hubungan yang signifikan antara faktor depresi dan bullying terhadap perilaku bunuh diri pada remaja.
Sedangkan pada faktor gangguan kecemasan dan stres dianggap tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
perilaku bunuh diri pada remaja.
Kata kunci: perilaku bunuh diri, remaja, masalah kesehatan masyarakat global
1. LATAR BELAKANG
Perilaku bunuh diri merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang serius.
Bunuh diri menyumbang 1 dari 100 kematian secara global (World Health Organization, 2023).
Menurut data global WHO dan UNICEF tahun 2022, bunuh diri merupakan penyebab kematian
terbesar keempat di dunia untuk anak dan remaja dibawah 19 tahun (Nations et al., n.d.).
Perilaku bunuh diri menduduki peringkat ke 17 sebagai penyebab kematian terbesar sepanjang
masa hidup (Lovero et al., 2023). Secara global, 703.000 orang meninggal karena bunuh diri
setiap tahunnya (Mortier et al., 2022). Lebih dari setengah dari seluruh kasus bunuh diri global
Perilaku Bunuh Diri pada Remaja : Systematic Literature Review
230 Corona - Volume.2, Nomor.4 Tahun 2024
(sebanyak 58%) terjadi sebelum individu mencapai usia 50 tahun, dengan sebagian besar
remaja yang meninggal karena bunuh diri memiliki presentase 88% berasal dari negara-negara
berpendapatan rendah dan menegah, dimana hampir 90% dari populasi remaja di seluruh dunia
tinggal (World Health Organization, 2019).
Salah satu latar belakang adanya perilaku bunuh diri pada remaja adalah gangguan
kesehatan mental. Menurut Indonesia National Adolescent Mental Health Survei (I-NAMHS),
satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental, sementara satu dari dua
puluh remaja Indonesia memiliki gangguan kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir (Gloria,
2022). Gangguan kesehatan mental menyumbang hampir 15% dari beban penyakit secara
global (Kemna et al., 2023) dan sebanyak 10-20% remaja di dunia menderita gangguan
kesehatan mental (Jones et al., 2021). Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, angka
kejadian gangguan mental pada populasi usia 15 tahun keatas mencapai sekitar 6,1%
(Rachmawati, 2020), sedangkan untuk gangguan mental emosional dengan gejala depresi dan
cemas yang dideteksi pada penduduk usia 15 tahun keatas sebesar 9,8% dari penduduk
Indonesia (Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2022).
Sebesar 80-90% kasus bunuh diri disebabkan oleh depresi dan kecemasan (Rachmawati, 2020).
Lebih dari 90% pelaku bunuh diri merupakan orang dengan gangguan kesehatan mental yang
tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
2. KAJIAN TEORITIS
Penelitian sebelumnya yang dipublikasikan dalam jurnal psikologi intuisi oleh (Idham
et al., 2019) menunjukkan bahwa sebesar 58,1% mahasiswa dengan usia 20-25 tahun pernah
memikirkan dan berniat untuk melakukan upaya bunuh diri. Gangguan kesehatan mental
seperti depresi, gangguan kecemasan, serta stres merupakan faktor risiko yang berkontribusi
terhadap perilaku bunuh diri pada remaja. Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2013,
prevalensi gangguan mental ditandai dengan adanya gejala depresi, kecemasan dan stres pada
usia 15 tahun keatas mencapai sekitar 6% dari jumlah penduduk di Indonesia (Wirasugianto et
al., 2021).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Sarfika, 2019), menunjukkan bahwa stres
juga memiliki hubungan positif dengan ide bunuh diri. Sedangkan menurut (Ratnasari, 2018)
depresi menjadi penyebab utama kejadian bunuh diri, namun apabila ditelusuri lebih lanjut,
faktor eksternal seperti perundungan atau bullying juga memiliki pengaruh terhadap
peningkatan kasus bunuh diri. Perundungan yang marak terjadi di dunia pendidikan memicu
remaja mengalami gangguan kesehatan mental.
e-ISSN: 3031-0172 ; p-ISSN: 3031-0180, Hal 229-238
Risiko bunuh diri meningkat apabila terdapat faktor yang bergabung pada seorang
remaja. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Hal
tersebut mendorong penulis untuk melakukan studi literature review mengenai faktor yang
berkontribusi terhadap perilaku bunuh diri remaja.
3. METODE PENELITIAN
Bagian ini memuat rancangan penelitian meliputi disain penelitian, populasi/ sampel
penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, alat analisis data, dan model penelitian
yang digunakan. Metode yang sudah umum tidak perlu dituliskan secara rinci, tetapi cukup
merujuk ke referensi acuan (misalnya: rumus uji-F, uji-t, dll). Pengujian validitas dan
reliabilitas instrumen penelitian tidak perlu dituliskan secara rinci, tetapi cukup dengan
mengungkapkan hasil pengujian dan interpretasinya. Keterangan simbol pada model dituliskan
dalam kalimat.
Penelitian ini dilakukan dengan metode tinjauan pustaka sistematis dengan melakukan
pengambilan data melalui metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews
and Meta-Analysis) terhadap studi yang mempelajari mengenai faktor yang berhubungan
dengan perilaku bunuh diri. Metode tersebut digunakan dalam pemilihan artikel jurnal yang
akan diteliti melalui 4 tahapan, diantaranya identification, screening, eligibility, dan included.
Metode penelitian ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai faktor yang
berkontribusi terhadap perilaku bunuh diri pada remaja dari studi yang sudah ada dan
bersumber dari database seperti ScienceDirect, PubMed, dan Scopus dengan tujuan
mendapatkan gambaran mengenai kasus yang telah ada dan faktor resiko bunuh diri serta
dampak yang diakibatkan oleh kasus bunuh diri bagi kesehatan masyarakat.
Strategi penelusuran literatur yang akan digunakan untuk penelitian dilakukan dengan
mengakses database yaitu ScienceDirect, PubMed, Scopus. Artikel yang digunakan dipilih
dengan menggunakan keyword faktor penyebab atau cause, bunuh diri atau suicide dan remaja
atau adolescent/teenager. Kemudian pencarian dilakukan semakin mengerucut sesuai dengan
variabel yang digunakan yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang berkaitan dengan
perilaku bunuh diri pada remaja. Hasil penelusuran literatur kemudian dihimpun dan diuji
kelayakan berdasarkan kata kunci, judul dan abstrak dengan penilaian secara independen oleh
penulis.
Perilaku Bunuh Diri pada Remaja : Systematic Literature Review
232 Corona - Volume.2, Nomor.4 Tahun 2024
Gambar 1. Keyword pada Database
Setelah penelusuran literatur melalui pencarian keyword pada database, dilakukan
skrining sesuai kriteria inklusi dan diekstrasi menggunakan software Mendeley untuk
dilakukan penelitian lebih lanjut. Pada penelitian ini, analisis jurnal dilakukan dengan menilai
duplikasi pada artikel yang telah lolos pada kriteria inklusi dengan menggunakan tools yang
terdapat pada software Mendeley. Artikel yang lolos skrining duplikasi kemudian dilakukan
skrining pengecualian berdasarkan kriteria eksklusi.
Adapun kriteria yang digunakan sebagai acuan penulis dengan kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi. Kriteria inklusi meliputi: (1) artikel berbahasa inggris; (2) artikel yang
dipublikasikan pada rentang tahun 2014-2024; (3) artikel full text dan open access. Sedangkan
kriteria eksklusi meliputi: (1) artikel penelitian dengan metode penelitian kualitatif; (2) artikel
penelitian dengan metode penelitian meta analisis; (3) artikel yang dipublikasikan selain
research artikel.
Analisis artikel selanjutnya dilakukan dengan menilai judul artikel sesuai dengan
variabel independen dan variabel dependen penelitian yang dilakukan. Penilaian selanjutnya
berdasarkan abstrak artikel dilakukan dengan metode PICOS (population/problem,
intervention, comparison/control, outcomes, dan study design). Artikel yang memenuhi syarat
kemudian dianalisis secara independen oleh penulis.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Artikel yang teridentifikasi pada database ScienceDirect, PubMed, Scopus setelah
dilakukan screening berdasarkan kriteria inklusi diantaranya, artikel berbahasa Inggris, artikel
yang dipublikasikan pada rentang tahun 2019-2024, dan artikel full text dan open access
sebanyak 562 artikel. Kemudian dilakukan screening duplikasi dan dilakukan penilaian
kelayakan sesuai dengan kriteria eksklusi, diantaranya artikel dengan metode penelitian
kuantitatif, artikel dengan metode penelitian tidak menggunakan meta analisis dan jenis
e-ISSN: 3031-0172 ; p-ISSN: 3031-0180, Hal 229-238
publikasi research artikel. Sebanyak 8 artikel dinilai layak untuk dilakukan penelitian lebih
lanjut.
Gambar 2. Proses Hasil Pencarian dan Seleksi Artikel
Artikel yang telah melewati proses seleksi akan ditinjau oleh peneliti untuk penilaian
kualitas artikel. Penilaian kualitas artikel terpilih memungkinkan penulis memahami kekuatan
dan keterbatasan literatur. Kualitas dari 9 artikel yang disertakan akan ditinjau menggunakan
Critical Appraisal Skills Programme (CASP). Artikel penelitian yang berkualitas rendah dalam
validitas hasil akan dikecualian. Hasil penilaian kualitas menunjukkan bahwa 9 penelitian
dibawah ini memenuhi kriteria.
Perilaku Bunuh Diri pada Remaja : Systematic Literature Review
234 Corona - Volume.2, Nomor.4 Tahun 2024
Tabel 1. Hasil Seleksi Artikel yang sesuai Kriteria
No
Penulis
Desain studi
Sample size
Judul
Hasil Penelitian
1.
(Bete et al.,
2023)
Cross-sectional
1.666 siswa
sekolah
Suicidal ideation, attempt
and associated factor
among secondary school
students in Harari
regional state, Eastern
Ethiopia. A multi-center
cross-sectional study
Perilaku bunuh diri secara
signifikan berhubungan
dengan beberapa faktor
diataranya depresi (AOR:
1.96; 95% CI: 1.25-3.09),
gangguan kecemasan (AOR:
2.09; 95% CI: 1.31-3.34), dan
stress (AOR: 1.30; 95% CI:
0.84-2.03).
2.
(Chinawa et
al., 2023)
Cross-sectional
450 remaja
sekolah
menengah
The unique contributions
of depression and anxiety
to suicidal ideation
among Nigerian
secondary school
students: a cross-
sectional survey
Faktor yang berkontribusi
terhadap perilaku bunuh diri
pada remaja diantaranya
depresi (AOR: 1.9; 95% CI:
0.9-3.), dan gangguan
kecemasan (AOR: 1.5; 95%
CI: 0.7-3.0).
3.
(Arnon et
al., 2022)
Cross-sectional
10.414 remaja
awal
Association of
Cyberbullying
Experiences and
Perpetration with
Suicidality in Early
Adolescence
Cyberbullying berhubungan
dengan perilaku bunuh diri
pada remaja (OR: 1.7; 95%
CI: 1.3-2.2).
4.
(Mokaya et
al., 2022)
Cross-sectional
539 siswa
Factors associated with
the risk of suicidal
behavior among
adolescents transitioning
to secondary school in
Nairobi County, Kenya: a
cross-sectional study
Faktor yang berhubungan
secara signifikan dengan
perilaku bunuh diri adalah
depresi (APR: 3.16; 95% CI:
1.85-5.41).
5.
(Guedria-
Tekari et al.,
2019)
Cross-sectional
821 siswa
sekolah
menengah
Suicidal ideation and
suicide attempts among
Tunisian adolescents:
Prevalence and
associated factors
Determinan faktor perilaku
bunuh diri yang ditemukan
adalah depresi (OR: 5.50;
95% CI: 2.14-14.11).
6.
(Gmuca et
al., 2021)
Cohort
31 remaja
Suicidal risk and
resilience in juvenile
fibromyalgia syndrome: a
cross-sectional cohort
study
Perilaku bunuh diri pada
remaja dikaitkan dengan
faktor depresi (OR: 1.11; 95%
CI: 1.01-1.20), dan gangguan
kecemasan (OR: 1.09; 95%
CI: 1.01-1.17).
7.
(Wang et
al., 2023)
Cross-sectional
27.030 siswa
Association of bullying
victimization with suicidal
ideation and suicide
attempt among school
students: A school-based
study in Zhejiang
Province, China
Ide dan upaya bunuh diri pada
siswa yang mengalami
bullying OR: 2.01; 95% CI:
1.63-2.61).
8.
(Shayo &
Lawala,
2019)
Cross-sectional
3.793 remaja
sekolah
Does bullying predict
suicidal behaviors among
in-school adolescents? A
cross-sectional finding
from Tanzania as an
example of a low-income
country
Remaja yang mengalami
bullying memiliki hubungan
dengan adanya ide dan upaya
bunuh diri (AOR: 3.6; 95%
CI: 2.9-4.5).
9.
(Alabi et al.,
2021)
Cross-sectional
826 mahasiswa
Prevalence and factors
associated with suicidal
ideation amongst college
students in the Nelson
Mandela Bay
Municipality, South
Africa
Remaja yang pernah
mengalami bunuh diri
berisiko untuk melakukan
perilaku bunuh diri, (AOR:
1.89; 95% CI: 1.35-2.65).
e-ISSN: 3031-0172 ; p-ISSN: 3031-0180, Hal 229-238
Data effect size artikel penelitian faktor yang berhubungan terhadap perilaku bunuh diri
pada remaja diperoleh menggunakan perangkat lunak OpenMee. Forest plot merupakan
visualisasi dari hasil meta-analisis yang dapat memberikan informasi terkait dengan ada
tidaknya hubungan dan kekuatan antar variabel. Berikut merupakan forest plot untuk meta-
analisis dari 9 artikel penelitian yang telah diskrining berdasarkan variabel depresi, gangguan
kecemasan, stres dan bullying.
Gambar 3 Forest Plot Effect Size Keseluruhan Data
Forest plot menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara depresi,
gangguan kecemasan, stres dan bullying terhadap perilaku bunuh diri pada remja. Berdasarkan
hasil analisis diatas, diketahui bahwa nilai rata-rata effect size secara keseluruhan sebesar 0,055
dengan batas bawah 0,015, batas atas 0,094 dan standar error 0,020 dengan nilai p-value=0,007.
Selanjutnya dari hasil effect size secara keseluruhan, dilakukan uji heterogenitas yaitu variasi
data dalam masing-masing artikel penelitian.
Gambar 4. Hasil Uji Heterogenitas
Hasil uji heterogenitas menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan dengan p-
value= <0,001 dimana nilai I2 lebih dari 50% yang membuktikan bahwa variasi data pada
masing-masing artikel penelitian adalah tinggi.
Data Effect Size Berdasarkan Faktor yang Berhubungan
Penelitian meta-analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
masing-masing variabel dengan perilaku bunuh diri pada remaja. Perhitungan effect size pada
masing-masing variabel divisualisasikan melalui forest plot berikut.
Perilaku Bunuh Diri pada Remaja : Systematic Literature Review
236 Corona - Volume.2, Nomor.4 Tahun 2024
Gambar 5. Forest Plot Variabel Depresi, Gangguan Kecemasan, Stres dan Bullying
Forest plot menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara depresi dengan
perilaku bunuh diri pada remaja dengan nilai p-value sebesar 0,000 dan nilai estimate 0.066.
Subgroup gangguan kecemasan juga menunjukkan bahwa hubungan antara gangguan
kecemasan dengan dianggap tidak signifikan dengan nilai p-value 0,485. Sedangkan pada
variabel stres tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku bunuh diri pada remaja
dikarenakan data tidak memenuhi syarat analisis yaitu variasi data, sehingga statistik uji tidak
dapat dihitung. Pada subgroup variabel bullying meenunjukkan adanya hubungan signifikan
secara statistik dengan nilai p-value sebesar 0,000 dan nilai estimate 0.016.
Hubungan Depresi Dengan Perilaku Bunuh Diri
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara depresi
dengan perilaku bunuh diri pada remaja. Berdasarkan hasil telaah artikel yang dilakukan oleh
penulis, ditemukan 5 artikel penelitian yang membuktikan bahwa terdapat hubungan antara
depresi dengan ide, upaya dan perilaku bunuh diri pada remaja. Dalam meta-analisis yang telah
dilakukan, 5 artikel penelitian yang diikutsertakan menunjukkan nilai korelasi positif yang
konsisten dengan nilai p-value=<0,001.
Hubungan Gangguan Kecemasan Dengan Perilaku Bunuh Diri
Kecemasan dianggap tidak berhubungan secara signifikan dengan perilaku bunuh diri
pada remaja. Sebanyak 3 artikel penelitian dari 9 artikel yang telah dilakukan telaah,
membuktikan bahwa faktor kecemasan berkontribusi terhadap perilaku bunuh diri yang
dilakukan oleh remaja. Namun setelah dilakukan meta-analisis, gangguan kecemasan memiliki
korelasi dengan perilaku bunuh diri pada remaja dengan p-value sebesar 0,485, yang memiliki
arti bahwa ada kemungkinan sebesar 4,85% bahwa hasil yang diuji tidak memiliki bukti kuat
e-ISSN: 3031-0172 ; p-ISSN: 3031-0180, Hal 229-238
untuk menolak hipotesis nol. Karena p-value jauh lebih besar dari 0,05, maka hasil tersebut
dianggap tidak signifikan secara stastistik.
Hubungan Stres Dengan Perilaku Bunuh Diri
Remaja dengan riwayat stres memiliki potensi kerentanan untuk melakukan perilaku
bunuh diri. Berdasarkan artikel yang telah dilakukan telaah sistematis, diperileh 1 artikel yang
membuktikan bahwa stres memiliki korelasi positif dengan adanya perilaku bunuh diri yang
dilakukan oleh remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Bete et al., (2023) membuktikan bahwa
remaja dengan gejala stres memiliki potensi hampir 2 kali lebih besar untuk melakukan
perilaku bunuh diri dibandingkan dengan remaja yang tidak memiliki gejala stres.
Hubungan Bullying Dengan Perilaku Bunuh Diri
Bullying yang diterima oleh remaja juga mempengaruhi mereka untuk memiliki ide dan
upaya serta melakukan perilaku bunuh diri. Sebanyak 5 dari 9 artikel penelitian yang telah
dilakukan telaah, terdapat hubungan antara bullying dengan perilaku bunuh diri pada remaja.
Perhitungan meta-analisis membuktikan bahwa terdapat korelasi positif dengan p-value
=<0,001, sehingga secara statistik hasil tersebut dianggap sangat signifikan dan dapat
digunakan untuk menolak hipotesis nol.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil tinjauan meta-analisis yang dilakukan pada 9 artikel penelitian,
diperoleh simpulan yaitu terdapat hubungan antara faktor depresi dan bullying terhadap
perilaku bunuh diri pada remaja. Sedangkan pada variabel gangguan kecemasan dan stres tidak
menunjukkan hasil korelasi positif dengan perilaku bunuh diri pada remaja. Faktor depresi
memiliki korelasi paling tinggi dengan adanya perilaku bunuh diri yang dilakukan pada
kalangan remaja. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor internal dan faktor eksternal
memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku bunuh diri pada remaja.
Penelitian kami menunjukkan bahwa pembuat kebijakan dan perencana program perlu
mengembangkan strategi untuk mencegah, mendeteksi dan mengelola perilaku bunuh diri di
kalangan remaja. Kampanye pencegahan bunuh diri berbasis masyarakat juga penting bagi
remaja di seluruh dunia. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan
variabel yang lebih luas dan melakukan penelitian dengan menggunakan online database selain
ScienceDirect, PubMed, Scopus. Selain itu, masyarakat juga diharapkan untuk memberikan
dukungan sosial kepada remaja yang memiliki masalah baik mengenai kesehatan mental
maupun perundungan sehingga remaja tidak rentan untuk timbul pemikiran untuk mengakhiri
hidupnya.
Perilaku Bunuh Diri pada Remaja : Systematic Literature Review
238 Corona - Volume.2, Nomor.4 Tahun 2024
DAFTAR REFERENSI
Arnon, S., Brunstein Klomek, A., Visoki, E., Moore, T. M., Argabright, S. T., Didomenico, G.
E., Benton, T. D., & Barzilay, R. (2022). Association of cyberbullying experiences and
perpetration with suicidality in early adolescence. JAMA Network Open, 5(6),
e2218746. https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2022.18746
Bete, T., Birhanu, A., Negash, A., Yadeta, E., Lemi, M., Balcha, T., Sertsu, A., Birhanu, B.,
Nigussie, S., Gemechu, K., ... Eyeberu, A. (2023). Suicidal ideation, attempt and
associated factors among secondary school students in Harari regional state, Eastern
Ethiopia: A multi-center cross-sectional study. Frontiers in Psychiatry, 14.
https://doi.org/10.3389/fpsyt.2023.1069910
Chinawa, A. T., Ossai, E. N., Chinawa, J. M., Odinka, P. C., Nduagubam, O. C., Odinka, J. I.,
& Aronu, A. E. (2023). The unique contributions of depression and anxiety to suicidal
ideation among Nigerian secondary school students: A cross-sectional survey. African
Health Sciences, 23(4), 537–550. https://doi.org/10.4314/ahs.v23i4.57
Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Rencana aksi
kegiatan Direktorat Kesehatan Jiwa tahun 2020-2024 (Perubahan 1).
Gloria. (2022). Hasil survei I-NAMHS: Satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah
kesehatan mental. UGM. https://ugm.ac.id/id/berita/23086-hasil-survei-i-namhs-satu-
dari-tiga-remaja-indonesia-memiliki-masalah-kesehatan-mental
Gmuca, S., Sonagra, M., Xiao, R., Miller, K. S., Thomas, N. H., Young, J. F., Weiss, P. F.,
Sherry, D. D., & Gerber, J. S. (2021). Suicidal risk and resilience in juvenile
fibromyalgia syndrome: A cross-sectional cohort study. Pediatric Rheumatology,
19(1), 3. https://doi.org/10.1186/s12969-020-00487-w
Guedria-Tekari, A., Missaoui, S., Kalai, W., Gaddour, N., & Gaha, L. (2019). Suicidal ideation
and suicide attempts among Tunisian adolescents: Prevalence and associated factors.
Pan African Medical Journal, 34, 105.
https://doi.org/10.11604/pamj.2019.34.105.19920
Idham, A. F., Sumantri, M. A., & Rahayu, P. (2019). Ide dan upaya bunuh diri pada mahasiswa.
Intuisi, 11(3), 177–183. https://doi.org/10.15294/intuisi.v11i3.20705
Jones, E. A. K., Mitra, A. K., & Bhuiyan, A. R. (2021). Impact of COVID-19 on mental health
in adolescents: A systematic review. International Journal of Environmental Research
and Public Health, 18(5), 1–9. https://doi.org/10.3390/ijerph18052470
Kemna, S., Hahn, E., Jumaa, J. A., & Kopelke, R. (2023). Global mental health & well-being
– A crosscutting issue. May.