ArticlePDF Available

Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik Serbuk Kering Labu SiamDevelopment Of Pharmaceutical Material: Influence Of Drying Temperature Variation On Physical Characteristics Of Dry Chayote Powder

Authors:
  • Jember Pharmacy Academy

Abstract

Labu siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz) berpotensi digunakan sebagai bahan farmasi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh variasi suhu pengeringan terhadap sifat fisik serbuk kering labu siam. Suhu yang digunakan pada proses pengeringan adalah 100 ºC, 80 ºC, dan 60 ºC. Evaluasi serbuk kering labu siam meliputi uji organoleptik, kadar air, laju alir, sudut istirahat, indeks kompresibilitas, dan distribusi ukuran partikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serbuk berwarna coklat, bau khas aromatik dan rasa manis, kadar air 2,50-2,80%, waktu alir 5-6 detik yang menunjukkan sifat alir yang baik, sudut istirahat 32,21-33,42 º yang menunjukkan serbuk mudah mengalir, dan indeks kompresibilitas 10%-18%. Distribusi ukuran partikel serbuk kering labu siam adalah serbuk halus dengan rentang ukuran partikel 0,5-0,7 mm. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan variasi suhu terhadap sifat fisik serbuk kering labu siam. Kesimpulan penelitian ini adalah variasi suhu pengeringan (100 ºC, 80 ºC, dan 60 ºC) tidak mempengaruhi sifat fisik serbuk kering labu siam.
Husni: Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik Serbuk
Kering Labu Siam
190
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 11 No. 3
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap
Sifat Fisik Serbuk Kering Labu Siam
Development Of Pharmaceutical Material: Influence Of Drying Temperature
Variation On Physical Characteristics Of Dry Chayote Powder
Patihul Husni1,*, Sussy Tryani Sutisna Putri2, Irma Erika Herawati3, Mikhania
Christiningtyas Eryani4
1Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung Sumedang KM.21,
Sumedang, 45363, Jawa Barat, Indonesia
2Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Al-Ghifari, Jl.
Cisaranten Kulon No.140, Bandung, 40293, Jawa Barat, Indonesia
3Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia, Jl.
Soekarno Hatta 354, Bandung, Jawa Barat, Indonesia
4Fakultas Farmasi, Universitas Jember, Jalan Kalimantan no. 37, Jember, Jawa Timur,
Indonesia
*E-mail: patihul.husni@unpad.ac.id
ABSTRAK
Labu siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz) berpotensi digunakan sebagai bahan farmasi.
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh variasi suhu
pengeringan terhadap sifat fisik serbuk kering labu siam. Suhu yang digunakan pada
proses pengeringan adalah 100 ºC, 80 ºC, dan 60 ºC. Evaluasi serbuk kering labu siam
meliputi uji organoleptik, kadar air, laju alir, sudut istirahat, indeks kompresibilitas, dan
distribusi ukuran partikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serbuk berwarna coklat,
bau khas aromatik dan rasa manis, kadar air 2,50-2,80%, waktu alir 5-6 detik yang
menunjukkan sifat alir yang baik, sudut istirahat 32,21-33,42 º yang menunjukkan
serbuk mudah mengalir, dan indeks kompresibilitas 10%-18%. Distribusi ukuran
partikel serbuk kering labu siam adalah serbuk halus dengan rentang ukuran partikel
0,5-0,7 mm. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan variasi
Corresponding Author: Patihul Husni
Address: Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung Sumedang
KM.21, Sumedang, 45363, Jawa Barat, Indonesia
Email: patihul.husni@unpad.ac.id
Husni: Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik Serbuk
Kering Labu Siam
191
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 11 No. 3
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
suhu terhadap sifat fisik serbuk kering labu siam. Kesimpulan penelitian ini adalah
variasi suhu pengeringan (100 ºC, 80 ºC, dan 60 ºC) tidak mempengaruhi sifat fisik
serbuk kering labu siam.
Kata Kunci: Labu siam, Sechium edule (Jacq.) Swartz, bahan farmasi
ABSTRACT
Chayote (Sechium edule (Jacq). Swartz) is potential to be a pharmaceutical material.
Therefore, this study aimed to determine the effect of drying temperature variations on
the physical properties of dry chayote powder. The temperatures used in the drying
process are 100 ºC, 80 ºC, and 60 ºC. Evaluation of dry chayote powder includes
organoleptic test, water content, flow time, angle of repose, compressibility index,
and particle size distribution. The results showed brown powder in color with
a distinctive aromatic odor and sweet taste, 2.50-2.80% of water content, 5-6 second
in flow time showing good flow properties, 32.21-33.42 º in angle of repose showing
powder easy to flow, and compressibility index of 10% -18%. The particle size
distribution of dry chayote powder was fine powder with particle size around 0.5-0.7
mm. Statistical analysis results showed there were no significant effect of the drying
temperature variations on the physical properties of dry chayote powder. The
conclusion of this study is drying temperature variations (100 ºC, 80 ºC, dan 60 ºC)
does not affect the physical properties of dry chayote powder.
Keywords: Chayote, Sechium edule (Jacq.) Swartz, pharmaceutical material
PENDAHULUAN
Tanaman labu siam (Sechium edule
(Jacq. Swartz) termasuk tanaman herba
tahunan, monoecious, dan tumbuh
merambat. Banyak negara
mengonsumsi labu siam. Semua organ
tanaman labu siam dimungkinkan
untuk dimakan termasuk buah, batang,
daun yang lembut, dan bahkan akarnya
(Vieira et al., 2019, Veigas et al., 2020).
Tanaman labu siam (Sechium edule
(Jacq.) Swartz), salah satu anggota suku
Cucurbitaceae, berasal dari Amerika
Tengah dan Meksiko. Tanaman ini
menghasilkan umbi, daun yang lembut,
buah berukuran bervariasi, dan tangkai
hijau (Veigas et al., 2020).
Ketersediaan yang melimpah membuat
labu siam berpotensi untuk
dikembangkan menjadi bahan farmasi
Husni: Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik Serbuk
Kering Labu Siam
192
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 11 No. 3
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
baik sebagai eksipien atau bahan aktif
(Rivera-Ponce et al., 2024).
Eksipien farmasi adalah bagian dari
produk farmasi selain bahan aktif yang
digunakan untuk tujuan tertentu.
Eksipien biasanya digunakan dalam
proporsi yang lebih besar dibandingkan
bahan aktif obat, sehingga perlu
memilih eksipien yang memenuhi sifat
ideal (Raufovna et al., 2024, Swetha et
al., 2024, Chaudhari and Patil, 2012).
Eksipien farmasi harus stabil secara
kimia, tidak reaktif, tidak
membutuhkan banyak peralatan dan
dapat digunakan lebih dari satu, inert
dalam tubuh, tidak toksik, dapat
diterima secara organoleptik, murah,
dan efektif dalam penggunaan yang
diinginkan (Swetha et al., 2024,
Abrantes et al., 2016).
Sediaan farmasi yang beredar adalah
sistem yang kompleks yang terdiri dari
banyak komponen, termasuk zat aktif
sediaan. Tujuan penambahan
komponen ini bersamaan dengan zat
aktif adalah untuk melindungi zat aktif,
meningkatkan stabilitas zat aktif, dan
meningkatkan keamanan dan
efektivitas sediaan (Swetha et al., 2024).
Penelitian ini menghasilkan serbuk
kering labu siam yang dikeringkan pada
suhu yang berbeda (100 ºC, 80 ºC, dan
60 ºC) yang dilanjutkan dengan
penentuan karakterisasi sifat fisik
serbuk kering tersebut. Oleh karena itu,
tujuan penelitian ini adalah untuk
menentukan pengaruh variasi suhu
pengeringan (100 ºC, 80 ºC, dan 60 ºC)
terhadap sifat fisik serbuk kering labu
siam. Evaluasi serbuk kering labu siam
meliputi uji organoleptik, kadar air, laju
alir, sudut istirahat, indeks
kompresibilitas, dan distribusi ukuran
partikel. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi ilmiah
mengenai serbuk kering labu siam
(Sechium edule (Jacq). Swartz), serta
pengaruh variasi suhu terhadap sifat
fisik serbuk keringnya.
METODE PENELITIAN
Alat
Alat-alat yang digunakan yaitu
magnetic stirrer, neraca analitik
(Ohaus), Oven, batang pengaduk
(Pyrex), gelas ukur (Pyrex), batang
Husni: Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik Serbuk
Kering Labu Siam
193
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 11 No. 3
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
pengaduk (Pyrex), erlenmeyer (Pyrex),
pipet tetes, alumunium foil (Klinpak).
Bahan
Bahan dalam penelitian ini adalah buah
labu siam yang diperoleh dari kebun
penelitian dan percobaan Tanaman
Manoko, Lembang, Kabupaten
Bandung Barat.
Prosedur Penelitian
Tahapan penelitian yang dilakukan
antara lain pengumpulan bahan dan
determinasi tanaman, pembuatan
serbuk kering labu siam dan penentuan
rendemen, pengujian kadar air, dan uji
organoleptis, laju alir, sudut istirahat,
indeks kompresibilitas, dan distribusi
ukuran partikel.
Pengumpulan Bahan dan
Determinasi Tanaman
Buah labu siam diperoleh dari kebun
penelitian dan percobaan Tanaman
Manoko, Lembang, Kabupaten
Bandung Barat. Selanjutnya, tanaman
Labu Siam (Sechium edule Jacq.
Swartz) dideterminasi di Laboratorium
Herbarium Bandungense, Sekolah Ilmu
dan Teknologi Hayati, Institut
Teknologi Bandung.
Pembuatan Serbuk Kering
Buah labu siam dicuci, lalu diserut
tipis-tipis kemudian diperas
menggunakan kain tipis kemudian
dikeringkan dengan oven pada suhu
100 ºC, 80 ºC, dan 60 ºC hingga
mencapai kadar air 5%. Selanjutnya
labu siam yang sudah kering diblender
sampai berbentuk serbuk. Serbuk
kering kemudian dievaluasi sifat
fisiknya. Rendemen ditentukan dengan
mengurangkan bobot awal dengan
bobot akhir yang kemudian dibagi
dengan bobot akhir dan dikali 100%.
Uji Organoleptik
Penilaian terhadap karakteristik serbuk
kering dilakukan secara visual berupa
pengecekan warna, aroma dan rasa dari
serbuk kering yang dihasilkan (Husni et
al., 2021, Yanti and Saputri, 2019).
Penentuan Kadar Air
Uji ini menggunakan alat moisture
balance. Satu gram serbuk dimasukkan
ke dalam aluminium foil dan kemudian
ditara. Setelah menekan tombol start,
Husni: Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik Serbuk
Kering Labu Siam
194
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 11 No. 3
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
persen kadar akan diperoleh. Tiga kali
pengukuran dilakukan untuk
memastikan kadar air tetap. Kadar air
ideal adalah 1-5 persen (Husni et al.,
2021, Hariadi et al., 2024).
Uji Waktu Alir
Untuk menguji waktu alir serbuk, 100
gram serbuk kering ditimbang dan
dihitung waktu alirnya menggunakan
alat berupa corong. Sifat alir
dinyatakan baik jika 100 gram serbuk
mengalir tidak lebih dari 10 detik
(Husni et al., 2021, Baroyi et al., 2024).
Uji Sudut Istirahat
Pada penentuan sudut istirahat serbuk,
sejumlah sampel ditimbang 25
gram), dimasukkan ke dalam corong
alir, lalu permukaannya diratakan.
Sampel dibiarkan mengalir dan sudut
istirahat ditentukan dengan mengukur
sudut kecuraman tumpukan serbuk.
Sudut istirahat dihitung dengan
persamaan yaitu Tan α = h/r dimana α
adalah sudut istirahat (º), h adalah
tinggi tumpukan (cm), dan r adalah jari-
jari alas tumpukan (cm). Sudut istirahat
yang baik berkisar antara 250-400
(Husni et al., 2021).
Uji Indeks Kompresibilitas
Uji ini dilakukan untuk menentukan
sifat alir serbuk yang diperoleh. Alat
bulk-density tester digunakan untuk
mengukur indeks kompresibilitas.
Sebanyak 50 gram (m) serbuk
ditimbang dan dimasukkan ke dalam
gelas ukur serta dicatat volumenya
(V1). Bobot jenis (BJ) bulk = m/V1.
Selanjutnya, gelas ukur berisi serbuk
tersebut diketuk sebanyak 300 kali.
Pengetukan dilakukan sebanyak 2 kali
pengulangan (V2). Volume serbuk
setelah pengetukan dicatat. Bobot jenis
(BJ) mampat = m/V2 (Ansel, 2005).
Nilai indeks kompresibilitas didapatkan
melalui hasil pengurangan BJ mampat
dengan BJ bulk. Hasil tersebut
kemudian dibagi dengan nilai BJ
mampat dan dikalikan dengan 100%
(Husni et al., 2021, Baroyi et al., 2024)
Distribusi Ukuran Partikel
Pada uji ini digunakan alat Sieve
Shaker. Pada alat tersebut dimasukkan
50 gram serbuk dan diletakan diatas
Husni: Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik Serbuk
Kering Labu Siam
195
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 11 No. 3
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
ayakan yang sudah ditara. Ayakan
mesh 20 sampai mesh 200 dipasang
pada alat. Masing-masing ayakan
ditimbang kembali setelah pengujian
dan ditentukan distribusi serbuk pada
tiap-tiap ayakan (%) (Jannah et al.,
2018).
Analisis Data
One-way ANOVA digunakan untuk
menganalisis data yang didapatkan
dengan membandingkan data dari suhu
yang berbeda, untuk mengetahui
perbedaaan yang signifikan dari hasil
data penelitian yang telah dilakukan (α
= 0,05).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan Bahan dan
Determinasi Tanaman
Labu siam (Sechium edule (Jacq.)
Swartz) (Gambar 1) termasuk
tumbuhan suku labu-labuan (Fu et al.,
2021, Madrigal-Santillán et al., 2024).
Pada penelitian ini, buah labu siam
diperoleh dari kebun Percobaan
Manoko Lembang Kabupaten Bandung
Barat. Umur buah yang diambil
memiliki masa panen setelah tanaman
berumur 120 hari (4 bulan). Buah yang
digunakan sebanyak 7,5 kg.
Selanjutnya, tanaman dideterminasi
untuk memastikan spesies tanaman
yang digunakan adalah benar. Hasil
determinasi dengan
No.885/I1.CO2.2./PL/2018
menyatakan bahwa tanaman tersebut
adalah labu siam (Sechium edule
Jacq.Swartz ).
Gambar 1. Tanaman Labu Siam (Sechium edule (jacq). Swartz) (Fu et al., 2021)
Husni: Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik Serbuk
Kering Labu Siam
196
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 11 No. 3
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Pembuatan Serbuk Kering
Sebanyak 2,5 kg buah labu siam
menghasilkan serbuk kering labu siam
sebanyak 100 g. Hasil rendemen serbuk
yang dihasilkan adalah 4% (Tabel 1).
Tabel 1. Rendemen serbuk kering labu siam (n = 3)
Uji Organoleptik
Serbuk kering labu siam yang
dikeringkan pada semua suhu
pengeringan berwarna coklat (Gambar
2), bau khas aromatik, dan berasa
manis. Hasil uji organoleptik tertera
pada Tabel 2.
Gambar 2. Serbuk Kering Labu Siam.
Tabel 2. Hasil uji organoleptik, kadar air, dan waktu alir (n = 3)
Suhu Pengeringan (ºC)
Rendemen (%)
60
4,00 ± 0,00
80
4,00 ± 0,00
100
4,00 ± 0,00
Suhu
Pengeringan (ºC)
Organoleptis
Kadar Air
(%)
Waktu Alir
(detik)
Spesifikasi: Serbuk warna coklat,
rasa manis, dan bau khas aromatik
Spesifikasi:
1-5
Spesifikasi:
≤ 10
Husni: Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik Serbuk
Kering Labu Siam
197
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 11 No. 3
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Uji Kadar Air
Penetapan kadar air bertujuan untuk
mengetahui batas maksimum atau
rentang besarnya kandungan air dalam
bahan (Adhayanti and Ahmad, 2021,
Adhayanti and Ahmad, 2020).
Mengurangi kadar air hingga tingkat
tertentu bermanfaat untuk
meningkatkan daya tahan bahan selama
penyimpanan (Muaja et al., 2013,
Rumaseuw and Aritonang, 2021).
Apabila kadar air sekitar 1-5%, bahan
dinilai cukup aman (Husni et al., 2021,
Hariadi et al., 2024). Hasil kadar air
dari labu siam yang dikeringkan dalam
suhu 100 ºC dan 80 ºC memiliki kadar
air sebesar 2,5% sedangkan untuk labu
siam yang dikeringkan dalam suhu 60
ºC memiliki kadar air sebanyak 2,8%
(Tabel 2). Hasil tersebut menunjukkan
bahwa kadar air yang dihasilkan dari
ketiga suhu pengeringan memenuhi
syarat dalam penetapan kadar air.
Uji Waktu Alir
Serbuk hasil pengeringan pada tiga
suhu yang berbeda menunjukan sifat
alir yang baik yaitu 100 g serbuk
mengalir dalam waktu 5-6 detik (Tabel
2). Sifat alir dinyatakan baik jika 100
gram serbuk mengalir tidak lebih dari
10 detik (Husni et al., 2021, Baroyi et
al., 2024).
Uji Sudut Istirahat
Jika sudut istirahat berkisar antara 25º-
38º, laju alir dapat dikatakan baik
(Kurniati et al., 2017, Wijayati et al.,
2014). Hasil uji sudut istirahat serbuk
kering labu siam pada ketiga suhu
pengeringan menunjukkan bahwa
serbuk kering memiliki sifat alir yang
60
Serbuk warna coklat, rasa manis, dan
bau khas aromatik
2,80 ± 0,00
6,00 ± 0,40
80
Serbuk warna coklat, rasa manis, dan
bau khas aromatik
2,50 ± 0,00
5,00 ± 0,50
100
Serbuk warna coklat, rasa manis, dan
bau khas aromatik
2,50 ± 0,00
5,00 ± 0,40
Husni: Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik Serbuk
Kering Labu Siam
198
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 11 No. 3
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
termasuk kategori baik dengan sudut
diam yang memenuhi spesifikasi
(Tabel 3).
Tabel 3. Hasil uji sudut istirahat, indeks kompresibilitas, dan ukuran partikel (n = 3)
Uji Indeks Kompresibilitas
Evaluasi terhadap indeks
kompresibilitas serbuk labu siam yang
dikeringkan dengan suhu 100 ºC dan 80
ºC mempunyai kemampuan mengalir
yang baik dengan nilai rata-rata 11%
dan 10% , sedangkan untuk suhu 60 ºC
mempunyai kemampuan mengalir
sedang dengan nilai rata-rata 18%
(Tabel 3) (Lynatra et al., 2019, Husni et
al., 2021).
Distribusi Ukuran Partikel
Hasil rata-rata diameter partikel untuk
serbuk yang dikeringkan dengan suhu
60 ºC adalah 0,57 mm, suhu 80 ºC
adalah 0,61 mm dan 100 ºC adalah 0,70
mm (Tabel 3). Berdasarkan hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa
serbuk kering labu siam adalah serbuk
yang halus dengan rata-rata ukuran
partikel 0,5-0,7 mm. Pengujian ukuran
partikel berperan penting dalam
membuat suatu sediaan seperti dalam
proses pembuatan sediaan farmasi
berupa tablet untuk mencapai sifat alir
yang dibutuhkan dan pencampuran
granul dan serbuk yang tepat (Virtanen
et al., 2010, Kudo et al., 2020).
Suhu
Pengeringan (ºC)
Sudut Istirahat
(º)
Indeks
Kompresibilitas
(%)
Ukuran
Partikel
(mm)
60
18,00 ± 0,04
0,57 ± 0,00
80
10,00 ± 0,04
0,61 ± 0,00
100
11,00 ± 0,01
0,70 ± 0,00
Husni: Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik Serbuk
Kering Labu Siam
199
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 11 No. 3
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Analisis Data
Nilai p sebesar 0,890 diperoleh
berdasarkan uji one-way ANOVA yg
artinya nilai p > 0,05 sehingga data uji
kadar air, rendemen, waktu alir, sudut
istirahat, indeks kompresibilitas dan
distribusi ukuran partikel tidak
memiliki rata-rata perbedaan yang
signifikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan dapat diambil kesimpulan
dari ketiga variasi suhu yaitu 100 ºC, 80
ºC, dan 60 ºC tidak mempengaruhi sifat
fisik serbuk kering labu siam. Tidak ada
pengaruh yang signifikan terhadap sifat
fisik serbuk kering labu siam yang
dilihat dari hasil analisis data yang
menunjukan data uji kadar air,
rendemen serbuk, waktu alir, sudut
istirahat, indeks kompresibilitas
didapatkan data varian homogen.
DAFTAR PUSTAKA
Abrantes, C. G., Duarte, D. & Reis, C.
P. 2016. An overview of
pharmaceutical excipients: safe
or not safe?. Journal of
Pharmaceutical Sciences, 105,
2019-2026.
Adhayanti, I. & Ahmad, T. 2020.
Karakter mutu fisik dan kimia
serbuk minuman instan kulit
buah naga yang diproduksi
dengan metode pengeringan
yang berbeda. Media Farmasi,
16, 57-64.
Adhayanti, I. & Ahmad, T. 2021.
Pengaruh metode pengeringan
terhadap karakter mutu fisik
dan kimia serbuk minuman
instan kulit buah naga. Media
Farmasi, 16, 57-64.
Baroyi, S. A. H. M., Abel, S. E. R., Al-
Awaadh, A. M., Fikry, M., Shah,
N. N. A. K., Salleh, F. S. M.,
Garg, V., Deng, T. & Yusof, Y. A.
2024. Sweet flow: exploring the
flowability, caking, morphology,
and solubility of date sugars as
promising sugar substitutes.
Powder Technology, 119925.
Chaudhari, S. P. & Patil, P. S. 2012.
Pharmaceutical excipients: a
review. International Journal of
Advances in Pharmacy, Biology
and Chemistry, 1, 21-34.
Husni: Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik Serbuk
Kering Labu Siam
200
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 11 No. 3
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Fu, A., Wang, Q., Mu, J., Ma, L., Wen,
C., Zhao, X., Gao, L., Li, J., Shi,
K. & Wang, Y. 2021. Combined
genomic, transcriptomic, and
metabolomic analyses provide
insights into chayote (Sechium
edule) evolution and fruit
development. Horticulture
Research, 8, 1-15.
Hariadi, H., Wahyono, T., Darniadi, S.,
Maulana, H., Nurhadi, B.,
Amien, S., Karuniawan, A.,
Khan, A. A., Aziz, T. &
Alasmari, A. F. 2024. Effect of
maltodextrin concentration and
drying temperature on the
physicochemical characteristics
of Sacha inchi (Plukenetia
volubilis) extract powder.
Italian Journal of Food Science,
36, 74-82.
Husni, P., Ikhrom, U. K. & Hasanah, U.
2021. Uji dan karakterisasi
serbuk pektin dari albedo durian
sebagai kandidat eksipien
farmasi. Majalah Farmasetika,
6, 202-212.
Jannah, R. N., Fadraersada, J., Meylina,
L. & Ramadhan, A. M.
Formulasi granul antioksidan
ekstrak etanol daun sirsak
(Anonna muricata Linn.)
menggunakan metode granulasi
basah. Proceeding of
Mulawarman Pharmaceuticals
Conferences, 2018. 97-103.
Kudo, Y., Yasuda, M. & Matsusaka, S.
2020. Effect of particle size
distribution on flowability of
granulated lactose. Advanced
Powder Technology, 31, 121-
127.
Kurniati, D. E., Ardana, M. & Rusli, R.
Formulasi sediaan tablet
parasetamol dengan pati buah
sukun (artocarpus communis)
sebagai pengisi. Proceeding of
Mulawarman Pharmaceuticals
Conferences, 2017. 88-99.
Lynatra, C., Wardiyah, W. & Elisya, Y.
2019. Formulation of
effervescent tablet of
temulawak extract (Curcuma
xanthorrhiza Roxb.) with
variation of stevia as sweetener.
SANITAS: Jurnal Teknologi dan
Seni Kesehatan, 9, 1-11.
Husni: Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik Serbuk
Kering Labu Siam
201
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 11 No. 3
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
Madrigal-Santillán, E., Portillo-Reyes,
J., Morales-González, J. A.,
Garcia-Melo, L. F., Serra-Pérez,
E., Vidović, K., Sánchez-
Gutiérrez, M., Álvarez-
González, I. & Madrigal-
Bujaidar, E. 2024. Evaluation of
the antigenotoxic potential of
two types of chayote (Sechium
edule) Juices. Plants, 13, 2132.
Muaja, A. D., Koleangan, H. S. &
Runtuwene, M. R. 2013. Uji
toksisitas dengan metode BSLT
dan analisis kandungan
fitokimia ekstrak daun soyogik
(Saurauia bracteosa DC)
dengan metode soxhletasi.
Jurnal MIPA, 2, 115-118.
Raufovna, D. Z., Gulnora, R.,
Khurshidovna, M. F.,
Abbaskhanovna, A. N. & Oigul,
R. 2024. Modern Excipients in
the production of tablets.
Eurasian Journal of Medical
Natural Sciences, 4, 188-198.
Rivera-Ponce, E. A., Arévalo-Galarza,
M. d. L., Cadena-Iñiguez, J.,
Soto-Hernández, M., Ramírez-
Rodas, Y. & García-Osorio, C.
2024. Characteristics and
potential use of fruits from
different varietal groups of
Sechium edule (Jacq.) Sw.
Horticulturae, 10, 844.
Rumaseuw, E. S. & Aritonang, F. 2021.
Uji kadar air jamu serbuk
penurun berat badan yang
beredar di e-marketplace.
Jurnal Kesehatan, 9, 23-33.
Swetha, S. G., Mekala, S., Metta, S.,
Madhavaram, K. & Meesala, S.
2024. An exploration of
features of excipient selection
in the formulation of semi-solid
dosage forms: a comprehensive
review. African Journal of
Pharmaceutical Sciences 4, 60-
88.
Veigas, G. J., Bhattacharjee, A., Hegde,
K. & Shabaraya, A. R. 2020. A
brief review on Sechium edule.
International Journal of
Pharmaceutical Sciences
Review and Research, 65, 165-
168.
Vieira, E. F., Pinho, O., Ferreira, I. M.
& Delerue-Matos, C. 2019.
Chayote (Sechium edule): a
Husni: Pengembangan Bahan Farmasi: Pengaruh Variasi Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik Serbuk
Kering Labu Siam
202
Jurnal Farmasi Galenika Vol. 11 No. 3
p-ISSN 2406-9299
e-ISSN 2579-4469
review of nutritional
composition, bioactivities and
potential applications. Food
Chemistry, 275, 557-568.
Virtanen, S., Antikainen, O., Räikkönen,
H. & Yliruusi, J. 2010. Granule
size distribution of tablets.
Journal of Pharmaceutical
Sciences, 99, 2061-2069.
Wijayati, M., Saptarini, N. M.,
Herawati, I. E. & Suherman, S.
E. 2014. Formulasi granul
effervescent sari kering lidah
buaya sebagai makanan
tambahan. Indonesian Journal
of Pharmaceutical Science and
Technology, 1, 1-6.
Yanti, S. & Saputri, D. S. 2019. Uji
aktivitas antioksidan serbuk
ekstrak belimbing wuluh
(Averrhoa blimbi L.). Jurnal
Tambora, 3, 16-26.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Sechium edule (Jacq.) Swartz is a perennial herbaceous climbing plant with tendrils and tuberous roots belonging to the Cucurbitaceae family. Its fruits (“chayote”), stems, roots, and leaves are edible and are commonly ingested by humans. It has shown medicinal properties attributed to its bioactive compounds (vitamins, phenolic acids, flavonoids, carotenoids, triterpenoids, polyphenolic compounds, phytosterols, and cucurbitacins), which together have been associated with the control and prevention of chronic and infectious diseases, highlighting its antibacterial, anti-cardiovascular/antihypertensive, antiepileptic, anti-inflammatory, hepatoprotective, antiproliferative, and antioxidant activities. The objective of the study was to determine the antigenotoxic potential of two types of fresh chayote juice (filtered (FChJ) and unfiltered (UFChJ)) against DNA damage produced by benzo[a]pyrene (B[a]P) using an in vivo mouse peripheral blood micronucleus assay (MN). The juices were consumed freely for 2 weeks. A negative control, a control group of each juice, a positive batch [B[a]P], and two combined batches (B[a]P plus FChJ or UFChJ) were included. Blood smears were stained and observed under a microscope to quantify the number of micronucleated normochromic erythrocytes (MNNEs). The results indicate: (a) B[a]P increased the frequency of MNNEs and reduced the rate of PEs; and (b) no juice produced toxic effects or induced MN. On the contrary, both juices were genoprotective. However, the most significant effect was presented by UFChJ at the end of the experiment (70%). It is suggested that UFChJ has a greater amount of fiber and/or phytochemicals that favor the therapeutic effect. Possibly, the genoprotection is also related to its antioxidant capacity.
Article
Anak muda saat ini lebih menyukai menurunkan berat badan dengan cara instan misalnya dengan mengkonsumsi jamu serbuk yang dijual di pasaran daripada berolahraga rutin dan menjaga pola makan. Jamu serbuk penurun berat badan mudah didapatkan dari layanan e-marketplace yang dapat dibeli secara online. Pemerintah sendiri mengeluarkan peraturan Kepala BPOM Nomor 32 Tahun 2019 tentang Persyaratan Keamanan dan Mutu Obat Tradisional yang menyatakan bahwa setiap obat tradisional harus memiliki batas nilai kadar air ≤ 10%. Pengujian kadar air dilakukan pada produk jamu serbuk karena jumlah kadar air yang melebihi nilai persyaratan maksimum menyebabkan kerusakan pada jamu serbuk oleh adanya fermentasi jamur dan adanya mikroba yang mengakibatkan daya tahan jamu serbuk dalam penyimpanan menurun. Tujuan penelitin ini bertujuan mengetahui nilai kadar air produk jamu serbuk penurun berat badan yang beredar di e-marketplace sesuai dengan ketentuan BPOM. Metode penetapan kadar air menggunakan gravimetri pada 9 produk jamu serbuk penurun berat badan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rerata kadar air lima sampel jamu bermerek sebesar 0,33%; 3,78%;6,86%; 7,85%; dan 5,39%. Sedangkan nilai rerata kadar air empat sampel jamu tidak bermerek sebesar 5,71%; 4,10%; 5,52% dan 0,53%. Kesimpulan penelitian ini bahwa 9 produk jamu serbuk penurun berat badan yang beredar di e-marketplace memenuhi persyaratan BPOM.
Uji toksisitas dengan metode BSLT
  • A D Muaja
  • H S Koleangan
  • M R Runtuwene
Muaja, A. D., Koleangan, H. S. & Runtuwene, M. R. 2013. Uji toksisitas dengan metode BSLT
An exploration of features of excipient selection in the formulation of semi-solid dosage forms: a comprehensive review
  • S G Swetha
  • S Mekala
  • S Metta
  • K Madhavaram
  • S Meesala
Swetha, S. G., Mekala, S., Metta, S., Madhavaram, K. & Meesala, S. 2024. An exploration of features of excipient selection in the formulation of semi-solid dosage forms: a comprehensive review. African Journal of Pharmaceutical Sciences 4, 60-88.