ArticlePDF Available

Pendugaan Umur Simpan Ale-Ale (Meretrix-Meretrix) Tepung Dengan Perbedaan Bahan Pengemas Menggunakan Metode Accelerated Shelf Life Test (Aslt) Model Arrhenius

Authors:

Abstract

Kerang ale-ale memiliki cangkang keras dan licin dengan warna bervariasi dari putih, cokelat, hingga hitam. Bentuknya kecil dan menyerupai remis, dengan daging bening yang memiliki cita rasa gurih. Di Kabupaten Ketapang, ale-ale umumnya dijual di pasar tradisional. Olahan ale-ale tepung dibuat dengan melapisi daging ale-ale menggunakan campuran tepung tapioka, terigu, dan bumbu, sehingga menghasilkan tekstur yang renyah serta rasa gurih. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi umur simpan Ale-ale tepung, produk olahan khas Kabupaten Ketapang, yang dikemas menggunakan tiga jenis bahan pengemas berbeda: polipropilen, polietilen, dan aluminium foil. Metode yang digunakan adalah Accelerated Shelf Life Test (ASLT) dengan model Arrhenius, di mana sampel disimpan pada suhu 25°C, 35°C, dan 45°C. Parameter yang diuji meliputi kadar air, asam lemak bebas, dan uji organoleptik (tekstur, aroma, rasa, dan warna). Hasil menunjukkan bahwa aluminium foil memberikan umur simpan terpanjang, yaitu 63 hari pada suhu 25°C, diikuti oleh polipropilen (31 hari) dan polietilen (16 hari). Kenaikan suhu mempercepat kerusakan produk, terutama terkait dengan peningkatan kadar air dan asam lemak bebas. Pengemasan aluminium foil menunjukkan permeabilitas yang lebih rendah terhadap uap air, sehingga mampu mempertahankan kualitas produk lebih baik dibandingkan bahan pengemas lainnya. Kesimpulannya, penggunaan aluminium foil sebagai bahan pengemas memberikan hasil terbaik dalam mempertahankan umur simpan Ale-ale tepung, dengan perbedaan signifikan dalam laju oksidasi dan kualitas produk selama penyimpanan.
Baselang, Vol. 4. No. 2
330
e-ISSN :2798-2114
Terakreditasi Peringkat 5
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
152/E/Kpt/2023 Tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2023
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi
BASELANG
Jurnal Ilmu Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Lingkungan
e-journal.faperta.universitasmuarabungo.ac.id
Pendugaan Umur Simpan Ale-Ale (Meretrix-Meretrix) Tepung Dengan Perbedaan Bahan
Pengemas Menggunakan Metode Accelerated Shelf Life Test (Aslt) Model Arrhenius
Estimating The Shelf-Life Of Flour-Coated Ale-Ale (Meretrix-Meretrix) With Different Packaging
Materials Using The Accelerated Shelf-Life Test (Aslt) Method Of The Arrhenius Model
A. Nova Zulfahmi1 dan Martanto2
Program Studi Agroindustri, Jurusan Pertanian dan Bisnis, Politeknik Negeri Ketapang
Article Info
Keywords : ASLT; Shelf Life;
Flour-Coated Ale-ale
Email:
nova.zulfahmi@politap.ac.id
1,2 Program Studi Agroindustri,
Jurusan Pertanian dan Bisnis,
Politeknik Negeri Ketapang,
Kabupaten Ketapang,
Kalimantan Barat.
ABSTRAK
Kerang ale-ale memiliki cangkang keras dan licin
dengan warna bervariasi dari putih, cokelat, hingga hitam.
Bentuknya kecil dan menyerupai remis, dengan daging
bening yang memiliki cita rasa gurih. Di Kabupaten
Ketapang, ale-ale umumnya dijual di pasar tradisional.
Olahan ale-ale tepung dibuat dengan melapisi daging ale-ale
menggunakan campuran tepung tapioka, terigu, dan bumbu,
sehingga menghasilkan tekstur yang renyah serta rasa gurih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi umur simpan
Ale-ale tepung, produk olahan khas Kabupaten Ketapang,
yang dikemas menggunakan tiga jenis bahan pengemas
berbeda: polipropilen, polietilen, dan aluminium foil. Metode
yang digunakan adalah Accelerated Shelf Life Test (ASLT)
dengan model Arrhenius, di mana sampel disimpan pada
suhu 25°C, 35°C, dan 45°C. Parameter yang diuji meliputi
kadar air, asam lemak bebas, dan uji organoleptik (tekstur,
aroma, rasa, dan warna). Hasil menunjukkan bahwa
aluminium foil memberikan umur simpan terpanjang, yaitu
63 hari pada suhu 25°C, diikuti oleh polipropilen (31 hari)
dan polietilen (16 hari). Kenaikan suhu mempercepat
kerusakan produk, terutama terkait dengan peningkatan kadar
air dan asam lemak bebas. Pengemasan aluminium foil
menunjukkan permeabilitas yang lebih rendah terhadap uap
air, sehingga mampu mempertahankan kualitas produk lebih
baik dibandingkan bahan pengemas lainnya. Kesimpulannya,
penggunaan aluminium foil sebagai bahan pengemas
memberikan hasil terbaik dalam mempertahankan umur
simpan Ale-ale tepung, dengan perbedaan signifikan dalam
laju oksidasi dan kualitas produk selama penyimpanan.
Kata kunci: ASLT; Umur Simpan; Ale-ale Tepung.
Baselang, Vol. 4. No. 2
331
e-ISSN :2798-2114
Terakreditasi Peringkat 5
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
152/E/Kpt/2023 Tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2023
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi
ABSTRACT
Ale-ale clams have hard and smooth shells varying in
colour from white, brown, and black. They are small and
resemble mussels, with translucent flesh that tastes savoury.
In Ketapang Regency, ale-ale is commonly sold in traditional
markets. Flour-coated ale-ale is a processed food made from
ale-ale coated with tapioca flour, wheat flour, and spices,
resulting in a crunchy and savoury texture. This study aimed
to estimate the shelf life of Flour-coated ale-ale, a typically
processed product of Ketapang Regency, packaged using
three different packaging materials: polypropylene,
polyethene, and aluminium foil. The method used was the
Accelerated Shelf Life Test (ASLT) with the Arrhenius model,
where samples were stored at 25°C, 35°C, and 45°C. The
parameters tested included moisture content, free fatty acids,
and organoleptic tests (texture, aroma, flavour, and colour).
The results showed that aluminium foil provided the most
extended shelf life, which was 63 days at 25°C, followed by
polypropylene (31 days) and polyethene (16 days). The
increase in temperature accelerated product deterioration,
primarily related to the increase in moisture content and free
fatty acids. Aluminium foil packaging showed lower
permeability to water vapour, thus maintaining product
quality better than other packaging materials. In conclusion,
using aluminium foil as packaging material gave the best
results in maintaining the shelf life of Flour-coated ale-ale,
with significant differences in oxidation rate and product
quality during storage.
Keywords: ASLT; Shelf Life; Flour-Coated Ale-ale
PENDAHULUAN
Kabupaten Ketapang merupakan
penghasil Kerang Ale-Ale (Meretrix meretrix)
terbesar di Provinsi Kalimantan Barat. Kerang
ini merupakan salah satu jenis kerang air tawar
yang endemik di Kabupaten Ketapang (Suci &
Ngapa, 2020). Ale-ale memiliki cangkang
yang keras dan licin, bewarna putih,
kecoklatan, hingga kehitaman. Bentuknya
kecil, mirip dengan remis (Shofiyani &
Wibowo, 2019). Dagingnya berwarna bening
dan memiliki rasa gurih. Ale-ale biasanya
dijual di pasar-pasar tradisional di Kabupaten
Ketapang (Kalija & Prayitno, 2020). Kerang
ini masih diolah menjadi masakan tradisional
seperti tumis pedas, asam manis, dan gulai
(Sofiana et al., 2021) Pengolahan secara
tradisional ini tentunya mempunyai
kelemahan, yaitu daya awetnya singkat,
sehingga tidak bisa digunakan sebagai oleh-
oleh khas Kabupaten Ketapang. Salah satu
pengolahan yang bisa dijadikan oleh-oleh khas
Kabupaten Ketapang berbahan dasar Ale-ale
adalah Ale-ale tepung.
Ale-ale tepung merupakan makanan
berbahan dasar ale-ale yang dibalur dengan
tepung tapioka dan terigu serta bumbu-bumbu
sehingga mempunyai karakteristik renyah dan
gurih. Industri pengolahan ale-ale tepung
menghadapi beberapa persoalan yang bisa
mempengaruhi kualitas selama penyimpanan,
salah satunya adalah penentuan umur simpan.
Umur simpan merupakan parameter yang
menentukan batas waktu penyimpanan produk
makanan agar tetap berkualitas dan aman
dikonsumsi (Apriliyanti et al., 2020).
Penentuan umur simpan erat kaitannya dengan
keamanan pangan (Haerunisa et al., 2023).
Pengolahan ale-ale tepung menggunakan
metode penggorengan menggunakan minyak
goreng, sehingga mempunyai beberapa
kelemahan selama proses penyimpanan.
Baselang, Vol. 4. No. 2
332
e-ISSN :2798-2114
Terakreditasi Peringkat 5
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
152/E/Kpt/2023 Tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2023
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi
Kelemahannya yaitu mudah tengik karena
reaksi oksidasi lemak dengan oksigen selama
penyimpanan (Sumartini et al., 2022). Oleh
karena itu penting untuk dilakukan pendugaan
umur simpan ale-ale tepung yang dikemas
pada beberapa jenis bahan pengemas.
Umur simpan adalah salah satu indikator
keamanan pangan, dimana produsen bisa
menjamin kualitas produk sesuai dengan tabel
gizi dan untuk menentukan kadaluarsa suatu
makanan. Ale-ale tepung merupakan produk
olahan yang mengandung minyak. Kerusakan
produk yang banyak mengandung minyak
adalah tengik karena reaksi oksidasi dengan
oksigen selama penyimpanan. Oleh karena itu
penting untuk melakukan pendugaan umur
simpan ale-ale tepung yang dikemas dengan
berbagai bahan pengemas, agar produsen bisa
menentukan kadaluarsa dan dapat melindungi
ke dua belah pihak baik itu konsumen dan
produsen. Salah satu metode pendugaan umur
simpan adalah dengan menggunakan
Accelerated Shelf Life Test (ASLT) dengan
model Arrhenius.
Metode Accelerated Shelf Life Test
(ASLT) adalah metode untuk memprediksi
berapa lama produk pangan dapat disimpan
dengan aman (Surahman et al., 2020). Metode
ini dilakukan dengan menyimpan produk
pangan pada kondisi yang dapat mempercepat
kerusakannya, yaitu suhu yang lebih tinggi
dari suhu penyimpanan normal (Saputri et al.,
2023). Hubungan suhu dengan kecepatan
kerusakan produk pangan dapat digambarkan
dengan persamaan Arrhenius (Hasibuan et al.,
2019). Oleh karena itu pendugaan umur
simpan pada penelitian ini menggunakan
beberapa bahan pengemas yang dapat
menurunkan laju oksidasi ale-ale tepung
selama penyimpanan.
Penelitian umur simpan keripik kelapa
dengan metode ASLT mendapatkan hasil
bahwa produk yang disimpan dengan plastik
polipropilen mendapatkan umur simpan yang
palinglama, yaitu 18 hari, dibanding dengan
plastik polietilen dan microwaveable
vacuumpack yaitu masing-masing 17 hari dan
15 hari (Puspitasari et al., 2020). Metode
ASLT dapat memprediksi masa simpan
kerupuk ikan. Prediksi masa simpan
berdasarkan angka Totox adalah 118 hari.
Kerupuk ikan pada penelitian ini
menggunakan pengemas polipropilen.
Makanan berbahan dasar beras dapat diteliti
umur simpan dengan metode ASLT Melalui
Pendekatan Arrhenius dan Kadar Air Kritis
(Pangawikan et al., 2022). Percobaan
menunjukkan bahwa umur simpan food bar
talas beneng yang dikemas dalam aluminium
foil dipengaruhi oleh suhu penyimpanan. Food
bar yang disimpan pada suhu 5°C, 25°C, dan
45°C memiliki umur simpan masing-masing
8,95 hari, 9,56 hari, dan 7,24 hari. (Nirwana et
al., 2022). Perbedaan bahan pengemas juga
dapat mempengaruhi umur simpan. Semakin
kecil permeabilitas bahan kemasan, maka
umur simpan akan semakin panjang (Pakpahan
et al., 2021). Model Arrhenius dalam ASLT
memungkinkan kita menghubungkan suhu
penyimpanan dengan kecepatan penurunan
kualitas makanan (Swastika & Juwitaningtyas,
2024). Dari penelitian yang sudah ada, penulis
mencoba merancang dan mengembangkan
metode pendugaan umur simpan ale-ale
tepung akibat reaksi kimia oksidasi. Rumus
Arrhenius sering digunakan untuk mengetahui
berapa lama makanan bisa bertahan, terutama
makanan yang rusak karena reaksi kimia
(Ramanda et al., 2023). Persamaan dari
penelitian sebelumnya adalah suhu yang
digunakan dalam metode ASLT yaitu 25˚C,
35˚C,dan 45˚C, tetapi masih belum ada yang
membahas tentang pengaruh perbedaan bahan
pengemas terhadap umur simpan ale-ale
tepung.
Sedikitnya orang yang meneliti tentang
ale-ale tepung dikarenakan bahan kerang ale-
ale hanya ditemukan di Provinsi Kalimantan
Barat khususnya Kabupaten Ketapang. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pendugaan umur simpan Ale-ale tepung yang
disimpan pada bahan pengemas yang berbeda
yaitu polipropilen, polietilen dan aluminium
foil.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat Pembuatan ale-ale tepung
dilaksanakan di TEFA (Teaching Factory)
Program Studi Agroindustri, Pengujian Kimia
dan Sensoris dilaksanakan di Laboratorium
Mutu Jurusan Pertanian dan Bisnis. Penelitian
dilaksanakan pada tahun 2024.
Baselang, Vol. 4. No. 2
333
e-ISSN :2798-2114
Terakreditasi Peringkat 5
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
152/E/Kpt/2023 Tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2023
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi
Pembuatan Ale-Ale Tepung
Metode Pembuatan kerang ale-ale
tepung dimulai dengan mengambil daging
kerang ale ale, kemudian diberi garam halus
dengan konsentrasi 25%,aduk rata. Setelah
diaduk rata, kemudian ditaruh diatas kain
saring yang bawahnya diberi nampan untuk
menampung air yang menetes. Simpan pada
suhu 4˚ C selama 24 jam. Kemudian balur ale-
ale dalam kocokan telur lalu masukkan ke
dalam campuran tepung terigu, tepung beras,
tepung tapioka, bawang putih bubuk, gula
pasir dan merica secara sedikit demi sedikit.
Pastikan ale-ale terbaluri tepung dengan
sempurna dan tidak saling menempel.
Masukkan ale-ale yang sudah terbaluri secara
sempurna ke dalam minyak goreng dengan
suhu 120˚C selama 30 menit. Ale-ale yang
sudah matang kemudian di spinner untuk
memisahkan minyak. Ale-ale siap untuk
dikemas dengan berbagai bahan pengemas.
Metode Persiapan Pengujian ASLT
Sampel ale-ale tepung dikemas dengan 3
bahan pengemas yaitu polipropilen, polietilen,
aluminium foil masing-masing sebanyak 25
gram. Kemudian kemasan disealer untuk
mencegah udara masuk. Lalu ditaruh pada
inkubator dengan suhu masing-masing 25˚C,
35˚C, dan 45˚C. Lalu diuji Kadar Air, Asam
Lemak Bebas, serta Uji Organoleptik setiap 5
hari sekali selama 35 hari.
Pengujian
Uji Organoleptik
Penelitian ini menggunakan uji
organoleptik dengan metode skoring untuk
menilai penerimaan konsumen terhadap ale-ale
tepung yang dikemas dengan berbagai bahan
pengemas. Panelis yang terlibat dalam
penelitian ini tergolong sebagai panelis semi-
terlatih. Variabel yang dinilai meliputi warna,
rasa, aroma, dan tekstur. Data hasil penilaian
kemudian digunakan untuk menentukan umur
simpan produk
Uji Kadar Air
Prosedur pengujian kadar air adalah
sebagai berikut:
1. Siapkan cawan porselin atau alumunium
yang telah dibersihkan dan dikeringkan
dengan sempurna. Timbang cawan kosong
dan catat beratnya (W1).
2. Timbang sampel dan masukkan ke dalam
cawan. Catat berat cawan beserta sampel
(W2).
3. Masukkan cawan berisi sampel ke dalam
oven pengering.
4. Suhu pengeringan yang digunakan adalah
105°C.
5. Lakukan pengeringan selama 4 jam atau
sampai berat konstan.
6. Keluarkan cawan dari oven dan masukkan
ke dalam desikator selama 15 menit
7. Timbang cawan beserta sampel yang telah
kering dan catat beratnya (W3).
8. Hitung kadar air dengan menggunakan
rumus berikut:
Kadar Air (%) = [(W2 - W3) / (W2 - W1)] x
100%
o W1: Berat cawan kosong (gram)
o W2: Berat cawan + sampel sebelum
pengeringan (gram)
o W3: Berat cawan + sampel setelah
pengeringan (gram)
Uji Asam Lemak Bebas
Ale-ale tepung dihaluskan, kemudian
timbang sebanyak 5 gram. Sampel kemudian
dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml.
Masukkan alkohol netral sebanyak 50 ml ke
dalam erlenmeyer yang berisi sampel tadi dan
tambahkan 2 ml indicator penolptalin (PP).
aduk, dan pastikan tercampur larutan tersebut.
Setelah tercampur kemudian titrasi dengan
NaOH 0,1 N sampai terjadi perubahan warna
menjadi merah jambu yang tidak hilang
selama 30 detik. Masukkan data-data yang
diperoleh ke dalam rumus asam lemak bebas.
Ket: ALB : Kadar Air
vol : Volume NaOH saat titrasi
BM : Berat molekul asam lemak bebas
Penentuan Umur Simpan dengan
Pendekatan Arrhenius
Ale-ale tepung yang disimpan dalam
inkubator pada suhu 25°C, 35°C, dan 45°C
diamati setiap 5 hari dengan fokus pada
parameter yang berpengaruh, yaitu kadar air,
uji organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur),
dan asam lemak bebas. Hasil pengamatan
Baselang, Vol. 4. No. 2
334
e-ISSN :2798-2114
Terakreditasi Peringkat 5
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
152/E/Kpt/2023 Tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2023
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi
terhadap ale-ale tepung diplotkan dalam
bentuk tiga persamaan regresi, yang diperoleh
dari masing-masing suhu penyimpanan. Dari
persamaan ini, diperoleh nilai slope (b) dan
konstanta (k). Orde reaksi ditentukan
berdasarkan nilai R2 terbesar dari reaksi orde
nol, yang menghubungkan nilai k dengan
durasi penyimpanan, dan orde satu, yang
menghubungkan ln K dengan lama
penyimpanan. Dalam pendekatan Arrhenius,
nilai k diplotkan terhadap 1/T, dengan ln K
sebagai intersep dan slope dari persamaan
regresi linier ln k= ln k0 (E/R) (1/T), di
mana ln k0 adalah intersep, E/R adalah slope,
Ea adalah energi aktivasi, dan R adalah
konstanta gas ideal sebesar 8,3145 J/mol K.
Setelah memperoleh nilai k0 dan energi
aktivasi (Ea), persamaan Arrhenius untuk laju
reaksi perubahan karakteristik ale-ale tepung
dihitung menggunakan persamaan k= k0.e-
E/RT, dengan T sebagai suhu penyimpanan.
Dari persamaan ini, konstanta Arrhenius
dihitung, dan umur simpan diprediksi
berdasarkan orde reaksinya dengan
memasukkan suhu ke dalam persamaan ln k=
ln k0 (E/R) (1/T). Nilai k tersebut kemudian
digunakan untuk menentukan umur simpan
ale-ale tepung.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
pengujian percepatan umur simpan (ASLT)
dengan model Arrhenius untuk menganalisis
pengaruh suhu penyimpanan dan jenis bahan
pengemas terhadap kualitas ale-ale tepung.
Suhu penyimpanan yang digunakan adalah
25°C, 35°C, dan 45°C, sedangkan jenis bahan
pengemas yang diuji adalah polipropilen (PP),
polietilen (PE), dan aluminium foil (AF).
Pengamatan dilakukan secara berkala setiap 5
hari selama 35 hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan Pendugaan Umur Simpan
Penentuan pendugaan umur simpan
dengan metode ASLT model Arrhenius pada
penelitian ini menggunakan hasil dari
pengujian organoleptik, yaitu tekstur, rasa,
aroma dan warna. Perubahan kimia pada ale-
ale tepung selama penyimpanan akan
menghasilkan perubahan yang dapat dirasakan
oleh indera panelis, seperti rasa, bau, warna
dan tekstur, yang kemudian dapat dinilai oleh
panelis. Hasil regresi linier pada ale-ale tepung
yang dikemas dengan berbagai jenis bahan
pengemas tersaji pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Regresi Linier Pada Ale-Ale
Tepung Yang Dikemas Dengan
Berbagai Suhu Penyimpanan Dan
Jenis Bahan Pengemas.
Parameter
Sensoris
Kemasan
Suhu
R2
Tekstur
AF
25
0.9688
35
0.9780
45
0.9646
PP
25
0.9903
35
0.9896
45
0.9725
PE
25
0.9117
35
0.9734
45
0.9174
Aroma
AF
25
0.7894
35
0.9390
45
0.9697
PP
25
0.9922
35
0.8410
45
0.9725
PE
25
0.7594
35
0.8810
45
0.8417
Rasa
AF
25
0.9088
35
0.9780
45
0.9614
PP
25
0.9160
35
0.8980
45
0.9203
PE
25
0.9260
35
0.9025
45
0.9139
Warna
AF
25
0.9234
35
0.9543
45
0.9134
PP
25
0.8932
35
0.8980
45
0.9132
PE
25
0.8912
35
0.9123
45
0.9674
Perhitungan regresi linier menggunakan
ordo satu. Reaksi orde satu pada bahan pangan
mencakup berbagai jenis kerusakan, seperti
Baselang, Vol. 4. No. 2
335
e-ISSN :2798-2114
Terakreditasi Peringkat 5
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
152/E/Kpt/2023 Tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2023
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi
ketengikan, pertumbuhan dan kematian
mikroorganisme, pembentukan aroma tidak
sedap, kerusakan vitamin, dan degradasi
protein (Nuraini & Widanti, 2020)
Nilai R2 pada parameter tekstur
mendapatkan hasil paling besar, dan digunakan
sebagai acuan perhitungan pendugaan umur
simpan ale-ale tepung. Penggunaan R2 paling
besar dapat digunakan sebagai acuan
penentuan acuan pendugaan umur simpan
(Ijayanti et al., 2020). Representasi grafis dari
persamaan Arrhenius menghasilkan plot linier
dengan ln k sebagai ordinat dan 1/T sebagai
absis. Kemiringan garis ini, yang secara
matematis setara dengan b dalam persamaan
garis lurus y=a+bx, secara fisik
merepresentasikan rasio antara energi aktivasi
(Ea) dan hasil kali konstanta gas umum (R)
serta suhu mutlak (T). Intersep garis pada
sumbu-y, a, setara dengan logaritma natural
dari faktor frekuensi (ln Ko). Perlu ditekankan
bahwa semua perhitungan suhu dalam
persamaan Arrhenius menggunakan skala
Kelvin, yang diperoleh dengan menambahkan
273 pada nilai suhu dalam skala Celsius.
Energi aktivasi adalah jumlah energi
minimum yang harus dimiliki oleh partikel-
partikel reaktan agar dapat bertumbukan
secara efektif dan membentuk produk reaksi.
Semakin besar nilai energi aktivasi, semakin
tinggi energi yang dibutuhkan untuk memulai
reaksi. Ini berarti reaksi akan berjalan lebih
lambat pada suhu yang sama.
Ale-ale tepung yang dikemas dengan
aluminium foil mendapatkan nilai energi
aktivasi paling besar yaitu 731,621 kal/mol K,
sedangkan pengemasan dengan polipropilen
dan polietilen masing-masing 570.298 kal/mol
K dan 257.318 kal/mol K (Tabel 2).
Tabel 2. Energi Aktivasi Ale-ale Tepung
Berdasarkan Parameter Sensoris
Tekstur Selama Penyimpanan
Parameter
Sensoris
Kemasan
Energi
Aktivasi
Tekstur
AF
731.627
PP
570.298
PE
257.318
Hasil ini menunjukkan bahwa ale-ale
tepung yang disimpan dengan aluminium foil
mempunyai laju reaksi yang lambat dan
sejalan dengan masa simpannya. Pengemasan
dengan PE mempunyai energi aktivasi yang
paling rendah,hal ini menunjunkan bahwa
lajureaksi paling cepat dibandingkan dengan
pengemasan lain. Hasil ini sejalan dengan
pendugaan umur simpan dimana pengemasan
dengan menggunakan bahan pengemas PE
mendapatkan umur simpan paling rendah.
Energi aktivasi yang rendah pada
aluminium foil berhubungan dengan tingkat
pemeabilitas kemasan. Dimana permeabilitas
aluminium foil terhadap uap air paling rendah
dibandingkan dengan bahan pengemas
polipropilen dan polietilen, sehingga dapat
mempertahankan kadar air produk.
permeabilitas uap airn pada pemasan
polietilen, polipropilen dan aluminium foil
adalah 0,5237, 0,1914, dan 0,0242 g/m2/hari
(Afifah & Sholichah, 2021). Hasil ini sejalan
dengan penelitian tentang pendugaan umur
simpan keripik daun pegagan yang disimpan
pada berbagai jenis bahan pengemas,
menunjukkan hasil bahwa energi aktivasi yang
semakin tinggi mempunyai umur simpan yang
paling lama (Astuti et al., 2024). Energi
aktivasi dapat mempengaruhi umur simpan
keripik pisang salut coklat, semakin tinggi
energi aktivasi semakin lama umur simpan
(Herawati et al., 2017). Reaksi yang mudah
terjadi (energi aktivasi rendah) akan membuat
minuman apel lebih cepat rusak sehingga tidak
dapat dikonsumsi (Swadana & Yuwono,
2014).
Pendugaan umur simpan ale-ale tepung
dengan menggunakan persamaan matematis
yang menggambarkan penurunan kualitas
produk secara eksponensial (orde 1).
Persamaan ini diperoleh dari pengamatan
terhadap perubahan sifat ale-ale tepung selama
penyimpanan.
Umur simpan ale-ale tepung yang
dikemas dengan menggunakan jenis kemasan
aluminium foil menunjukkan paling lama yaitu
63 hari (Tabel 3). Kemudian pada jenis
kemasan jenis polipropilen 31 hari dan
polietilen 26 hari (Tabel 3). Hasil ini sesuai
dengan perhitungan pada energi aktivasi.
Semakin besar energi aktivasi, umur simpan
akan semakin lama. Hasil Tabel 3
menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu
dapat menurunkan umur simpan. Kemasan
aluminium foil terbukti dapat memperpanjang
Baselang, Vol. 4. No. 2
336
e-ISSN :2798-2114
Terakreditasi Peringkat 5
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
152/E/Kpt/2023 Tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2023
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi
umur simpan, dan hasil ini berbanding lurus
dengan kadar air dan asam lemak bebas
selama penyimpanan. Hasil ini dapat dikaitkan
dengan permeabilitas kemasan aluminium foil,
polipropilen, dan polietilen. Kemasan
aluminium foil mempunyai permeabilitas
paling rendah,sehingga dapat mencegah reaksi
kimia maupun fisik dari produk, sehingga
berimplikasi pada umur simpan yang lebih
lama.
Tabel 3. Umur Simpan Ale-Ale Tepung
Dengan Parameter Tekstur
Parameter
Sensoris
Kemasan
Suhu
Umur
Simpan
(Hari)
Tekstur
AF
63
61
53
PP
31
29
28
PE
16
15
14
Hasil ini sesuai dengan penelitian
Afifah dan Sholichah, (2021) Dimana keripik
tortilla dengan pengemasan aluminium foil
lebih lama umur simpan nya dibandingkan
dengan polipropilen dan polietilen. Ikan patin
salai yang dikemas dengan aluminium foil
mendapatkan umur simpan yang lebih lama
dibandingkan dengan kemasan polietilen (Ayu
et al., 2022). Pengemasan tiwul instan dengan
aluminium foil mendapatkan umur simpan
lebih lama dibandingkan dengan polietilen
(Agustia et al., 2021).
Secara umum semakin tinggi suhu
penyimpanan, maka umur simpan lebih
pendek pada semua jenis kemasan. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh kerusakan yang
diakibatkan oleh suhu tinggi. Suhu tinggi
dapat mempercepat reaksi fisika dan kimia
seperti oksidasi lemak. Suhu tinggi dapat
mempercepat reaksi oksidasi (Nuraini &
Widanti, 2020).
Kadar Air
Hasil pengujian kadar air tersai pada
Tabel 4. menunjukkan bahwa jenis bahan
pengemas mempengaruhi kenaikan kadar air
selama penyimpanan. Bahan pengemas
aluminium foil terbukti lebih bisa menjaga
kadar air dibandingkan dengan kemasan
polipropilen dan polietilen dikarenakan
permeabilitas rendah. Meskipun nilai
permeabilitas uap air bahan ini rendah,
akumulasi uap air di dalamnya akan terus
meningkat selama masa penyimpanan (Syska
& Ropiudin, 2020).
Tabel 4. Kadar Air Ale-ale Tepung yang
Disimpan pada Berbagai Suhu dan
Bahan Pengemas
Bahan
Pengemas
Hari
Ke
Suhu Penyimpanan
25˚C
35˚C
45˚C
AF
0
4.62
4.62
4.62
5
5.92
5.75
5.75
10
6.64
6.45
6.14
15
7.14
6.84
6.55
20
8.12
7.25
7.16
25
8.93
7.86
7.63
30
9.14
9.52
8.14
35
10.84
9.68
9.12
PP
0
4.62
4.62
4.62
5
6.12
6.82
6.82
10
8.83
8.65
8.05
15
10.35
10.19
10.10
20
11.56
11.67
11.55
25
12.87
12.78
12.34
30
13.47
13.12
12.93
35
14.76
14.23
13.87
PE
0
4.62
4.62
4.62
5
6.82
6.97
6.67
10
8.78
8.68
8.34
15
11.90
11.76
10.98
20
12.67
12.35
12.78
25
13.87
13.88
13.71
30
14.87
14.34
14.67
35
16.94
15.57
14.87
Kenaikan kadar air terjadi pada semua
tipe bahan pengemas. Kenaikan paling rendah
pada ale-ale tepung dengan kemasan
aluminium foil. Permeabilitas kemasan
aluminum foil yaitu 0,05
gH2O/hari.m2.mmHg (Apriliyanti et al., 2020).
Hasil ini sesuai dengan penelitian (Ismed et
al., 2017) bahwa kadar air semakin
meningkat seiring dengan lamanya
penyimpanan ekstrak kelopak bunga rosella.
Baselang, Vol. 4. No. 2
337
e-ISSN :2798-2114
Terakreditasi Peringkat 5
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
152/E/Kpt/2023 Tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2023
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi
Kadar air kerupuk kulit ikan nila meningkat
seiring dengan lamanya penyimpanan, dan
dapat dipengaruhi oleh jenis kemasan
(Purnamayati et al., 2018). Kenaikan kadar air
juga dapat menyebabkan tekstur ale-ale tepung
menjadi tidak disukai oleh panelis, karena
menjadi tidak renyah, serta sangat beresiko
tumbuhnya jamur. Kadar air tinggi
mempercepat pertumbuhan mikroba,
meningkatkan risiko pembusukan sedangkan
kadar air rendah memperlambat pertumbuhan
mikroba, meningkatkan daya simpan makanan
(Nuranisa et al., 2021). Kadar air kerupuk
kemplang yang disimpan dengan plastik
polipropilen semakin meningkat seiring
dengan lamanya penyimpanan (Wulandari et
al., 2017).
Kenaikan suhu penyimpanan pada
semua jenis kemasan menunjukkan hasil
semakin terjadi penurun kadar air produk. Hal
ini dapat diakibatkan pada suhu 25°C uap air
di udara masih banyak, sehingga uap air dapat
masuk ke dalam kemasan dan terserap dalam
produk ale-ale tepung. Produk kerang ale-ale
merupakan produk kering, sehingga dapat
dengan mudah menyerap uap air. Semakin
lama penyimpanan, maka penyerapan uap air
semakin besar dan dapat mengakibatkan
kenaikan kadar air dan reaksi oksidasi lemak
sehingga kadar asam lemak bebas dapat
meningkat. Peningkatan kadar air pada suhu
25°C dapat diakibatkan karena reaksi
metabolisme mikroba. Faktor-faktor seperti
suhu, durasi penyimpanan, dan kandungan
nutrisi dalam produk pangan dapat
berkontribusi terhadap peningkatan kadar air.
Adanya nutrisi sebagai substrat
memungkinkan mikroorganisme melakukan
aktivitas metabolisme. Salah satu hasil dari
metabolisme mikroba adalah produksi air,
yang secara langsung meningkatkan kadar air
dalam produk pangan tersebut (Rahmawati et
al., 2022).
Asam Lemak Bebas
Hasil pengujian asam lemak bebas
menunjukkan bahwa semakin lama
penyimpanan maka asam lemak bebas akan
semakin meningkat pada semua jenis bahan
pengemas dan suhu pengemasan (Tabel 5).
Asam lemak bebas keripik tempe
semakin meningkat selama penyimpanan
(Syska & Ropiudin, 2020). Hal ini dapat
diakibatkan karena korelasi dengan kadar air
yang semakin besar seiring dengan lama
penyimpanan. Asam lemak bebas paling
rendah terdapat pada ale-ale tepung dengan
pengemasan aluminium foil, kemudian
polipropilen dan paling tinggi pada
pengemasan polietilen. Perbedaan ini
dikarenakan tingkat permeabilitas setiap
kemasan berbeda, aluminium foil mempunyai
permeabilitas paling rendah dibanding
polipropilen dan polietilen.
Tabel 5. Asam Lemak Bebas Ale-ale Tepung
yang Disimpan pada Berbagai Suhu
dan Bahan Pengemas
Bahan
Pengemas
Hari
Ke
Suhu Penyimpanan
25˚C
35˚C
45 ˚C
AF
0
3.12
3.12
3.12
5
3.46
3.34
3.23
10
3.61
3.48
3.36
15
3.77
3.61
3.49
20
3.91
3.76
3.63
25
4.07
3.91
3.77
30
4.19
4.04
3.91
35
4.31
4.19
4.05
PP
0
3.12
3.12
3.12
5
3.79
3.65
3.53
10
3.94
3.77
3.67
15
4.09
3.93
3.81
20
4.26
4.09
3.95
25
4.44
4.28
4.17
30
4.59
4.46
4.35
35
4.71
4.59
4.47
PE
0
3.12
3.12
3.12
5
3.91
3.79
3.69
10
4.16
3.97
3.86
15
4.37
4.18
4.06
20
4.59
4.38
4.27
25
4.71
4.56
4.45
30
4.91
4.75
4.65
35
5.15
4.93
4.81
Proses pemecahan lemak menjadi
gliserol dan asam lemak bebas. Air berperan
sebagai katalis dalam reaksi hidrolisis ini.
Semakin tinggi kadar air dalam suatu bahan
berlemak, semakin cepat reaksi hidrolisis
terjadi, sehingga menghasilkan lebih banyak
asam lemak bebas. Proses hidrolisis lemak
Baselang, Vol. 4. No. 2
338
e-ISSN :2798-2114
Terakreditasi Peringkat 5
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
152/E/Kpt/2023 Tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2023
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi
oleh air menghasilkan asam lemak bebas
(Rahmadi et al., 2021). Asam lemak bebas
akan menurunkan kualitas produk. ALB dapat
menyebabkan perubahan rasa, bau, dan warna
pada makanan (Arrosyid et al., 2018). Selain
itu, ALB juga dapat mempercepat ketengikan
KESIMPULAN
Ale-ale tepung yang dikemas dengan
bahan aluminium foil mendapatkan pendugaan
umur simpan paling lama yaitu 63 hari,
sedangkan kemasan polipropilen dan polietilen
masing-masing yaitu 31 dan 16 hari. Hal ini
dipengaruhi oleh tingkat permeabilitas
aluminium foil yang paling rendah dibanding
polipropilen dan polietilen pada berbagai suhu
penyimpanan. Kenaikan kadar air dan asam
lemak bebas pada semua suhu penyimpanan
paling rendah pada ale-ale tepung yang
disimpan dengan aluminium foil.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih Penulis ucapkan kepada
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi atas
Bantuan Pendanaan Program Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun
Anggaran 2024. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada P3KM Politeknik Negeri
Ketapang yang telah membantu pelaksanaan
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, N., & Sholichah, E. (2021). Pengaruh
Kemasan terhadap Masa Simpan
Keripik Tortila Modifikasi Tempe
dan Tepung Mocaf dengan Metode
Akselerasi Berdasarkan Pendekatan
Arrhenius. JURNAL PANGAN,
30(2), 129136.
https://doi.org/10.33964/jp.v30i2.53
1
Agustia, F. C., Rukmini, H. S., Naufalin, R., &
Ritonga, A. M. (2021). Pendugaan
Umur Simpan Tiwul Instan yang
Dikemas dalam Aluminium Foil dan
Polietilen dengan Metode Akselerasi
Berdasarkan Pendekatan Kadar Air
Kritis. Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan, 10(1), 216222.
https://doi.org/10.17728/jatp.7046
Apriliyanti, M. W., Nurdihati, A., &
Ardiyansyah, M. (2020). Pendugaan
Umur Simpan Jelly Kelor Instan
Dengan Metode Accelerated Shelf
Life Test (Aslt) Model Pendekatan
Kadar Air Kritis. Journal of Food
Technology and Agroindustry, 2(2),
5463.
https://doi.org/10.24929/jfta.v2i2.96
7
Arrosyid, F., Prabawa, S., Yudhistira, B., &
Atmaka, W. (2018). Kajian
Karakteristik Kimia, Fisik, Dan
Sensoris Keripik Simulasi Berbahan
Dasar Ikan Bandeng (Chanos
Chanos) Dan Tepung Kacang Hijau
(vigna radiata l.) Sebagai Makanan
Ringan Sumber Protein. Jurnal
Teknologi Hasil Pertanian, 11(2),
99.
https://doi.org/10.20961/jthp.v11i2.
29062
Astuti, S., Lestari, P., Indraningtyas, L., &
Satyajaya, W. (2024). Shelf Life
Estimation of Gotu Kola Leaf
(Centella Asiatica L. Urban) Chips
on Polypropylene Plastic Packaging
During Storage using ASLT Method
(Accelerated Shelf Life Testing)
Arrhenius Model. Jurnal Keteknikan
Pertanian Tropis Dan Biosistem,
12(2), 114125.
https://doi.org/10.21776/ub.jkptb.20
24.012.02.05
Ayu, D. F., Efendy, R., Nopiani, Y., Saputra,
E., & Haryani, S. (2022). Pendugaan
Umur Simpan Ikan Patin Salai
Menggunakan Metode Akselerasi
Dengan Kemasan HDPE dan Teknik
Pengemasan Aluminium Foil.
Jurnal Teknologi dan Industri
Pertanian Indonesia, 14(2), 8896.
https://doi.org/10.17969/jtipi.v14i2.
23128
Haerunisa, F. P., Khairina, A., & Putranto, K.
(2023). Pendugaan Umur Simpan
Fruit Leather Mangga dan Nanas
menggunakan Metode ASLT Model
Arrhenius. Jurnal Dimamu, 3(1), 8
17.
Hasibuan, M. N., Indarti, E., & Erfiza, N. M.
(2019). Analisis Organoleptik
(Aroma dan Warna) dan Nilai TBA
dalam Pendugaan Umur Simpan
Baselang, Vol. 4. No. 2
339
e-ISSN :2798-2114
Terakreditasi Peringkat 5
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
152/E/Kpt/2023 Tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2023
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi
Bumbu Mi Aceh dengan Metode
Accelarated Shelf-Life Testing
(ASLT) Menggunakan Persamaan
Arrhenius. Jurnal Teknologi dan
Industri Pertanian Indonesia, 11(2),
6974.
https://doi.org/10.17969/jtipi.v11i2.
14534
Herawati, E. R. N., Nurhayati, R., & Angwar,
M. (2017). Pendugaan Umur
Simpan Keripik Pisang Salut
Cokelat “Purbarasa” Kemasan
Polipropilen Berdasarkan Angka
Tba Dengan Metode Aslt Model
Arrhenius. Reaktor, 17(3), 118.
https://doi.org/10.14710/reaktor.17.
3.118-125
Ijayanti, N., Listanti, R., & Ediati, R. (2020).
Pendugaan Umur Simpan Serbuk
Wedang Uwuh Menggunakan
Metode Aslt (Accelerated Shelf Life
Testing) Dengan Pendekatan
Arrhenius. 1.
Ismed, Sayuti, K., & Andini, F. (2017).
Pengaruh Suhu dan Lama
Penyimpanan terhadap Indikator
Film dari Ekstrak Kelopak Bunga
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
sebagai Smart Packaging untuk
Mendeteksi Kerusakan Nugget
Ayam. Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan.
Kalija, T. A., & Prayitno, D. I. (2020).
Komponen Bioaktif dan Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Kasar Kerang
Ale-Ale (Metetrix Sp.). Jurnal Laut
Khatulistiwa, 3(1).
Nirwana, N. K., Eris, F. R., Riyanto, R. A., &
Putri, N. A. (2022). Pendugaan
Umur Simpan Food Bar Talas
Beneng Metode Accelerated Shelf-
Life Testing (Aslt) Model Arrhenius
Dengan Kemasan Alumunium Foil.
Prosiding Seminar Nasional
Instiper, 1(1), 323331.
https://doi.org/10.55180/pro.v1i1.26
9
Nuraini, V., & Widanti, Y. A. (2020).
Pendugaan Umur Simpan Makanan
Tradisional Berbahan Dasar Beras
Dengan Metode Accelerated Shelf-
Life Testing (Aslt) Melalui
Pendekatan Arrhenius Dan Kadar
Air Kritis. Jurnal Agroteknologi,
14(02), 189.
https://doi.org/10.19184/j-
agt.v14i02.20337
Nuranisa, A., Syakur, A., Amirudin, M., &
Jusriadi, J. (2021). Lama
Penyimpanan Kerupuk Jagung Pulut
Terhadap Perubahan Mutu Kimia
Fisik dan Organoleptik. Agroland:
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, 28(2),
124132.
https://doi.org/10.22487/agrolandna
sional.v28i2.613
Pakpahan, N., Kusnandar, F., Syamsir, E., &
Maryati, S. (2021). . Jurnal
Teknologi Pangan, 14(2).
https://doi.org/10.33005/jtp.v14i2.2
454
Pangawikan, A. D., Mukti, R. C., Sari, D. I., &
Ridhowati, S. (2022). Prediksi masa
simpan kerupuk ikan Palembang
melalui pendekatan angka total
oksidasi (totox) dengan metode
Accelerated Self-life Test (ASLT)
[Prediction of the shelf-life of
Palembang fish crackers through the
total oxidation number (totox)
approach with the Accelerated Self-
Life Test (ASLT) method]. Jurnal
Teknologi & Industri Hasil
Pertanian, 27(2), 81.
https://doi.org/10.23960/jtihp.v27i2.
81-89
Purnamayati, L., Dewi, E. N., Sumardianto,
Rianingsih, L., & Anggo, A. D.
(2018). Kualitas Kerupuk Kulit Ikan
Nila Selama Penyimpanan. Jurnal
Ilmu Pangan Dan Hasil Pertanian,
2(2). https://doi.org/
10.26877/jiphp.v2i2.3216
Puspitasari, E., Sutan, S. M., & Lastriyanto, A.
(2020). Pendugaan Umur Simpan
Keripik Kelapa (Cocos nucifera L.)
Menggunakan Metode Accelerated
Shelf-Life Testing (ASLT) Model
Pendekatan Persamaan Arrhenius.
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis
dan Biosistem, 8(1), 3645.
https://doi.org/10.21776/ub.jkptb.20
20.008.01.04
Baselang, Vol. 4. No. 2
340
e-ISSN :2798-2114
Terakreditasi Peringkat 5
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
152/E/Kpt/2023 Tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2023
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi
Rahmadi, I., Nasution, S., Mareta, D. T.,
Permana, L., Talitha, Z. A., Saputri,
A., & Nurdin, S. U. (2021). Nilai
Mutu Keripik Buah Hasil
Penggorengan Vakum. Jurnal
Standardisasi, 23(3), 303.
https://doi.org/10.31153/js.v23i3.94
2
Rahmawati, Z. N., Mulyani, R. I., & Utami, K.
D. (2022). Pengaruh Suhu dan
Waktu Penyimpanan dengan Masa
Simpan Sosis Ikan Gabus (Channa
Striata) dan Bayam Merah
(Amaranthus SP). Formosa Journal
of Science and Technology, 1(6),
663672.
https://doi.org/10.55927/fjst.v1i6.15
58
Ramanda, M. R., Nasution, S., Rahmadi, I., &
Munawaroh, N. L. (2023).
Penentuan Umur Simpan Keripik
Buah Dengan Metode Accelerated
Shelf Life Test Model Kadar Air
Kritis. Teknologi Pangan : Media
Informasi dan Komunikasi Ilmiah
Teknologi Pertanian, 14(2), 246
259.
https://doi.org/10.35891/tp.v14i2.37
88
Saputri, D. E., Ahmad, U., & Pujantoro, L.
(2023). Shelf-Life Estimation Of
The Red Ginger Powder In Paper
Kraft Packaging Using Aslt Method
Arrhenius Model. Jurnal Keteknikan
Pertanian, 11(3), 318331.
https://doi.org/10.19028/jtep.011.3.3
18-331
Shofiyani, A., & Wibowo, M. A. (2019).
Ekstraksi Kalsium Karbonat
(CACO3) Dari Bahan Dasar
Cangkang. Jurnal Kimia
Khatulistiwa, 8(1), 5458.
Sofiana, M. S. J., Safitri, I., Warsidah, W.,
Nurdiansyah, S. I., Aritonang, A. B.,
Helena, S., & Muza’ki, K. A.
(2021). Kandungan Mineral
Esensial Pada Kerang Ale-Ale
(meretrix sp.) Segar Dan
Terfermentasi (essential minerals of
fresh and fermented ale-ale clams
(Meretrix sp.)). Indonesian Journal
of Pure and Applied Chemistry,
3(2), 36.
https://doi.org/10.26418/indonesian.
v3i2.46492
Suci, I. A., & Ngapa, Y. D. (2020). Sintesis
dan Karakterisasi Hidroksiapatit
(HAP) Dari Cangkang Kerang Ale-
Ale Menggunakan Metode
Presipitasi Double Stirring. Journal
of Applied Chemistry, 8(2).
Sumartini, S., Harahap, K. S., & Luthfiyana,
N. (2022). Efektivitas Penambahan
Serbuk Daun Mangrove (Sonneratia
caseolaris) terhadap Kualitas dan
Umur Simpan Roti Tawar: The
Effectiveness of Adding Mangrove
Leaf Powder (Sonneratia caseolaris)
on the Quality and Shelf Life of
White Bread. Jurnal Pengolahan
Hasil Perikanan Indonesia, 25(2).
https://doi.org/10.17844/jphpi.v25i2
.40708
Surahman, D. N., Ekafitri, R., Desnilasari, D.,
Ratnawati, L., Miranda, J., Cahyadi,
W., & Indriati, A. (2020).
Pendugaan Umur Simpan Snack Bar
Pisang Dengan Metode Arrhenius
Pada Suhu Penyimpanan Yang
Berbeda (Estimation of Banana
Snack Bar Shelf Life with Different
Storage Temperatures Using
Arrhenius Method). Biopropal
Industri, 11(2), 127.
https://doi.org/10.36974/jbi.v11i2.5
898
Swadana, A. W., & Yuwono, S. S. (2014).
Pendugaan Umur Simpan Minuman
Berperisa Apel Menggunakan
Metode Accelerated Shelf Life
Testing (Aslt) Dengan Pendekatan
Arrhenius. 2(3).
Swastika, A. D., & Juwitaningtyas, T. (2024).
Pendugaan Umur Simpan Tepung
Salak (Salacca zalacca)
Menggunakan Metode Accelerated
Shelf Life Test (ASLT) Pendekatan
Kadar Air Kritis. Jurnal Keteknikan
Pertanian Tropis dan Biosistem,
12(1), 4654.
https://doi.org/10.21776/ub.jkptb.20
24.012.01.05
Syska, K., & Ropiudin, R. (2020). Analisis
Mutu Keripik Tempe Berdasarkan
Baselang, Vol. 4. No. 2
341
e-ISSN :2798-2114
Terakreditasi Peringkat 5
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor
152/E/Kpt/2023 Tentang Peringkat Akreditasi Jurnal Ilmiah Periode II Tahun 2023
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, Dan Teknologi
Cara Perekatan dan Ketebalan
Pengemas Selama Penyimpanan.
CHEESA: Chemical Engineering
Research Articles, 3(1), 42.
https://doi.org/10.25273/cheesa.v3i1
.6695
Wulandari, A., Waluyo, S., & Novita, D. D.
(2017). Prediction of Self Life of
Kemplang Crackers Packaged in
Polypropylene Plastick with
Thickneses. 2(2), 105114.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
The goal of this research was to estimate the shelf life of salai catfish using the ASLT (Accelerated Shelf-Life Testing) method with high-density polyethylene (HDPE) plastic, vacuum aluminum foil, and non-vacuum aluminum foil. By storing the salai catfish for thirty days at different temperature levels, namely 30, 35, and 40°C, the acceleration method was used to predict the shelf life. Changes in rancidity sensory and thiobarbituric acid (TBA) levels were observed. The obtained data were analyzed using linear regression to show the relationship between storage time and the measured variables. Furthermore, the Arrhenius method was used to calculate the shelf life of salai catfish in order to compare the quality degradation of salai catfish. The best result was obtained in the treatment of salai catfish with vacuum aluminum foil was 32,56 days at 30°C based on the TBA test. The regression equation were y= -2875,7x + 5,2812, R2= 0,9855.
Article
Full-text available
Umur simpan produk sangat penting karena berkaitan dengan keamanan suatu produk pangan dan jaminan saat produk pangan sampai pada tangan konsumen, yang mana setiap industri pangan wajib mencantumkan tanggal kadaluarsa atau biasa disebut dengan expired date pada kemasan produk pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu penyimpanan dengan formulasi Sosis Ikan Gabus (Channa Striata) dan Bayam Merah (Amaranthus SP). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor yaitu suhu penyimpanan pada suhu -180°C dan suhu 30°C serta waktu penyimpanan selama 4 hari, 8 hari, dan 12 hari. Hasil penelitian ini yaitu, tidak ada pengaruh suhu penyimpanan dan waktu penyimpanan terhadap karakteristik sosis ditandai dengan adanya perubahan tekstur sosis yang berubah menjadi lembek pada suhu 3 dan waktu penyimpan 8-12 hari. Tidak ada pengaruh suhu penyimpanan dan waktu penyimpanan terhadap pertumbuhan mikroba pada sosis hal ini dilihat dari nilai p>0,05. Kadar air pada sosis ikan gabus (Channa Striata) dan bayam merah (Amaranthus SP) diketahui memiliki pengaruh dalam masa penyimpanan.
Article
Full-text available
Ale-ale are popular clams in the coastal area of Ketapang. The local community uses the clams as food, one of which is in the form of fermented products. In the fermentation process, the nutritional content of course will be different from fresh ale-ale because it has gone through the preservation process. One of the goals of processing it into fermented products is to increase the product's durability. Essential mineral contents (Fe, Mn, Zn) in fermented products is different and tends to decrease. Essential mineral testing used the Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) method. The water content and ash content of fresh ale-ale were 63.1% and 15.8%, respectively. While the water content and ash content of the fermented ale-ale were 68.69% and 17.2%, respectively. The essential mineral contents of fresh ale-ale obtained Fe 23 mg/kg, Zn 1.70 mg/kg and Mn 0.138 mg/kg. In fermented ale-ale, the content of Fe is 9.76 mg/kg, Zn is 0.740 mg/kg and Mn is 0.387 mg/kg.
Article
Full-text available
Keripik kelapa memiliki sifat yang mudah menyerap air, sehingga penambahan kadar air selama penyimpanan dapat menurunkan mutu keripik. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan laju perubahan mutu, menentukan parameter kritis, dan menduga umur simpan keripik kelapa dengan metode akselerasi (Arrhenius) yang disimulasikan pada tiga kondisi suhu penyimpanan pada inkubator (25⁰C±1, 35⁰C±1, dan 45⁰C±1) selama 16 hari dan setiap 4 hari sekali dilakukan pengamatan terhadap kadar air, kekerasan, dan organoleptik. Umur simpan keripik kelapa yang disimpan pada 25 (˚C), 35 (˚C), dan 45 (˚C) dikemas dengan plastik polipropilen yaitu 18 hari, 16 hari, dan 15 hari. Dikemas dengan plastik polietilen yaitu 17 hari, 13 hari, dan 11 hari. Dikemas dengan microwaveable vacuum pack bag yaitu 15 hari, 11 hari, dan 10 hari.
Article
Full-text available
Kulit ikan nila merupakan hasil samping dari produk filet ikan nila yang kurang dimanfaatkan, sedangkan apabila tidak segera diproses, kulit ikan nila akan mengalami kebusukan. Salah satu pemanfaatan kulit ikan nila adalah diolah menjadi kerupuk kulit. Kualitas kerupuk kulit ikan nila dipengaruhi oleh kandungan minyak setelah penggorengan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas kerupuk kulit ikan nila yang diproses dengan perlakuan spinner maupun tanpa spinner selama penyimpanan. Kerupuk kulit ikan nila dilakukan pengamatan kadar air, angka TBA dan analisis sensoris selama penyimpanan. Pengamatan dilakukan pada hari ke 0, 5, 10, dan 15. Hasil menunjukkan bahwa selama penyimpanan, kerupuk kulit ikan nila baik dengan perlakuan spinner maupun tanpa spinner mengalami peningkatan kadar air dan angka TBA tetapi masih memenuhi standar sampai pada penyimpanan hari ke 15, yaitu kadar air 5,43% dan angka TBA 0,36 mg malonaldehid/kg untuk kerupuk kulit ikan nila dengan perlakuan spinner sedangkan kerupuk kulit ikan nila tanpa perlakuan spinner memiliki kadar air 6,53% dan angka TBA 0,40 mg malonaldehid/kg. Secara keseluruhan, kerupuk kulit ikan nila dengan perlakuan spinner masih diterima panelis sampai pada penyimpanan hari ke 15 sedangkan kerupuk kulit ikan nila tanpa perlakuan spinner masih diterima panelis pada penyimpanan hari ke 10.
Article
Full-text available
Diversification of food products one of which can be applied to snacks.. One type of snack that is quite successful in the market is the chips. To improve the value of the nutritive value of these chips is by making simulation chips. Based on protein content of milkfish and mung beans are high then used as raw material for the manufacture of simulated chips.This study aims to determine the best simulation of milkfish and mung beans flour based on characteristics of chemical, physical, and sensory. Experimental design using in this research was Completely Randomized Design (CRD) with one factor, that was ratio variation of milkfish and mung bean flour. Based on the results of chemical, physical, and sensory analyzes obtained were analyzed statistically by using one way ANOVA method, if there was a difference, it was followed with significance test using Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) at significance level of α = 0,05. Based on the results of the study showed the best formulation results on F3 (20% milled milkfish meat + 80% mung beans flour). Result of chemical analysis of simulation chips at F3 that is moisture content 3,53% wb; ash content 3,44% db, fat content 25,78% db; protein content 18,84% db; carbohydrate content 51,93% db; FFA content of 0.45% db; crude fiber content 5,57% db; and total calories 527.17 kcal / 100gram. Result of physical analysis of simulation chips on F3 that is hardness 7,95 N and wholeness 92,97%. While on the sensory analysis the highest F3 value on parameters of color, texture, and overall.
Article
Gotu cola leaf chips produced by the Women Farmers Group in the city of Pagar Alam, South Sumatra are packaged using polypropylene plastic packaging and the shelf life is not yet known, so a test is needed to estimate the shelf life of the gotu kola leaf chips produced by KWT. This research aims to determine the shelf life of gotu kola leaf chips in polypropylene packaging using the Arrhenius model ASLT (Accelerated Shelf Life Test). The study was structured descriptively with two replications. The chips made from gotu kola leaves were stored at temperatures of 30 C, 35 C, and 40 °C in polypropylene (PP) packaging.with a thickness of 0.08 mm for one month (28 days). Observations were made on the parameters of water content, free fatty acid levels, and sensory (color, aroma, and texture of gotu kola leaf chips) once a week, namely on days 0, 7, 14, 21, and 28. Determined the shelf life of gotu kola leaf chips using the ASLT model with Microsoft Excel 2010 software. The results showed that gotu kola leaf chips in polypropylene packaging at 30 °C had a shelf life of 76.67 days (2.57 months) on the zero order of the Arrhenius model ASLT method.
Pendugaan Umur Simpan Jelly Kelor Instan Dengan Metode Accelerated Shelf Life Test (Aslt) Model Pendekatan Kadar Air Kritis
  • M W Apriliyanti
  • A Nurdihati
  • M Ardiyansyah
Apriliyanti, M. W., Nurdihati, A., & Ardiyansyah, M. (2020). Pendugaan Umur Simpan Jelly Kelor Instan Dengan Metode Accelerated Shelf Life Test (Aslt) Model Pendekatan Kadar Air Kritis. Journal of Food Technology and Agroindustry, 2(2), 54-63. https://doi.org/10.24929/jfta.v2i2.96
Pendugaan Umur Simpan Fruit Leather Mangga dan Nanas menggunakan Metode ASLT Model Arrhenius
  • F P Haerunisa
  • A Khairina
  • K Putranto
Haerunisa, F. P., Khairina, A., & Putranto, K. (2023). Pendugaan Umur Simpan Fruit Leather Mangga dan Nanas menggunakan Metode ASLT Model Arrhenius. Jurnal Dimamu, 3(1), 8-17.
Analisis Organoleptik (Aroma dan Warna) dan Nilai TBA dalam Pendugaan Umur Simpan Pendekatan Arrhenius Dan Kadar Air Kritis
  • M N Hasibuan
  • E Indarti
  • N M Erfiza
Hasibuan, M. N., Indarti, E., & Erfiza, N. M. (2019). Analisis Organoleptik (Aroma dan Warna) dan Nilai TBA dalam Pendugaan Umur Simpan Pendekatan Arrhenius Dan Kadar Air Kritis. Jurnal Agroteknologi, 14(02), 189. https://doi.org/10.19184/jagt.v14i02.20337