Available via license: CC BY 4.0
Content may be subject to copyright.
221
POLYSCOPIA
https://doi.org/10.57251/polyscopia.v1i4.1438
© 2024 The Author(s). Polyscopia. Published by
Medan Resource Center
This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Common Attribution License (https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/),
which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.
Vol. 1, No. 4, 2024 | 221-228
Pengaruh Pengetahuan Murid dan Pola Asuh Orang Tua terhadap Perilaku
Jajan di SD Negeri 14 Meulaboh
The Effect of Student Knowledge and Parenting on Snack Behavior at SD Negeri 14 Meulaboh
Maizat*, Universitas Teuku Umar, Indonesia
Sufyan Anwar, Universitas Teuku Umar, Indonesia
Rinawati, Universitas Teuku Umar, Indonesia
Teuku Muliadi, Universitas Teuku Umar, Indonesia
PENDAHULUAN
Perilaku jajan yang tidak sehat dapat memengaruhi kesehatan anak, terutama di lingkungan sekolah. Penelitian ini
menyoroti pentingnya pengetahuan siswa dan pola asuh orang tua dalam membentuk perilaku jajan yang sehat. SD
Negeri 14 Meulaboh dipilih sebagai lokasi penelitian karena tingginya prevalensi perilaku jajan yang tidak sehat di
daerah ini, yang menjadi perhatian utama bagi kesehatan siswa. Namun, kajian empiris terkait faktor-faktor tersebut
di wilayah Aceh Barat masih terbatas, sehingga penelitian ini penting untuk menjawab kesenjangan penelitian yang
ada.
Perilaku jajan merupakan pola perilaku yang cenderung sulit diubah. Perilaku jajan anak di sekolah dipengaruhi
oleh faktor lingkungan internal dan eksternal. Faktor internal mencakup pola asuh orang tua dan tingkat pengetahuan.
Orang tua sebaiknya menyajikan dan mengonsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah-buahan agar dapat menjadi
teladan bagi anak-anak mereka (Akbar et al., 2021). Pengetahuan tentang pemilihan makanan jajanan sangat penting
untuk dipelajari, karena pengetahuan tentang makanan dan kesehatan memengaruhi konsumsi makanan jajanan.
Pengetahuan ini meliputi penguasaan anak sekolah dasar terhadap makanan bergizi, kebersihan, kesehatan makanan,
serta penggunaan bahan tambahan dalam jajanan anak usia sekolah dasar (Firmansyah & Zannati, 2022).
Anak usia sekolah dasar, yang berkisar antara 6 hingga 12 tahun, memerlukan keseimbangan gizi agar dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal. Pada usia ini, anak-anak memerlukan asupan makanan yang cukup dalam
hal kuantitas dan kualitas untuk mendukung status gizi yang baik. Mereka umumnya menghabiskan seperempat waktu
sehari di sekolah, yang memengaruhi pola makan mereka. Kondisi ini dapat mencerminkan perilaku jajan yang buruk,
yang berpotensi memengaruhi status gizi mereka (Sandrina & Agustina, 2024). Beragam jenis jajanan ditawarkan di
lingkungan sekolah dasar, namun banyak dari jajanan tersebut mengandung bahan pengawet, pewarna buatan,
pemanis buatan, bahkan bahan yang tidak aman dikonsumsi, terutama bagi anak sekolah dasar yang masih dalam
tahap pertumbuhan (Rokhmah et al., 2020).
Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2022 menunjukkan bahwa dari 600 juta orang, 1 dari 10 jatuh
sakit setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri setiap tahunnya, yang mengakibatkan 420.000
kematian dan kehilangan 33 juta tahun hidup sehat. Data juga menunjukkan bahwa konsumsi makanan berisiko tinggi
ABSTRACT
ARTICLE HISTORY
This study aims to analyze the influence of students' knowledge and parental parenting
styles on snacking behavior at SD Negeri 14 Meulaboh. The snacks available near the
school are often unhygienic, exposed to dust and vehicle pollution, thereby posing
health risks to students. This research employs a cross-sectional approach with
quantitative methods, involving 69 student samples. Data were collected through
questionnaires and analyzed using the Chi-Square statistical test. The results indicate a
significant relationship between students' knowledge and snacking behavior (p=0.000),
as well as between parental parenting styles and snacking behavior (p=0.003). These
findings highlight the importance of educating both students and parents about
healthy snack choices as a preventive measure to mitigate the adverse health impacts
on children in the school environment.
Received
Revised
Accepted
Published
27/07/2024
29/10/2024
04/11/2024
06/11/2024
KEYWORDS
Knowledge; parenting styles; snacking behavior;
child health; education
*CORRESPONDENCE AUTHOR
maizat.a31@gmail.com
222 | Maizat, Sufyan Anwar, Rinawati, & Teuku Muliadi
pada masyarakat usia ≥10 tahun paling banyak meliputi konsumsi penyedap rasa (77,3%), makanan dan minuman
manis (53,1%), serta makanan berlemak (40,7%). Provinsi dengan konsumsi jajanan di atas rata-rata nasional termasuk
Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Maluku, dan Aceh (Marianthi et al., 2020).
Hasil pemeriksaan Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Aceh terhadap 762 sampel makanan
di kantin sekolah dari sembilan kabupaten/kota menunjukkan bahwa 55 sampel makanan, termasuk mi dan bakso,
mengandung bahan berbahaya. Hal ini sangat berisiko bagi kesehatan anak-anak yang membutuhkan asupan gizi baik.
Beberapa jajanan yang sering dijual di sekolah dasar, seperti bakwan, bakso goreng, siomai, dan mi, berpotensi
mengandung bahan-bahan berbahaya (Mukaromah & Anggraeni, 2020).
Jajanan di sekolah sering kali tidak ditangani secara higienis, memungkinkan kontaminasi mikroba beracun dan
penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang tidak diizinkan. Makanan jajanan yang terpapar debu dan lalat dapat
menyebabkan penyakit pada sistem pencernaan, terutama jika alat makan tidak dicuci dengan bersih karena
keterbatasan air. Hal ini dapat menyebabkan penyakit pada konsumen, termasuk anak-anak (Dyna et al., 2018).
Kebiasaan jajan yang tidak sehat dapat menimbulkan dampak fisik dan non-fisik, mulai dari penyakit akut hingga
kronis, kekurangan gizi, hingga diare. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat menyebabkan penyakit berbahaya
seperti kanker dan tumor, serta gangguan fungsi otak dan perilaku pada anak sekolah (Ainutajriani et al., 2023).
Gangguan tersebut meliputi gangguan tidur, emosi, konsentrasi, dan hiperaktif. Dampak jangka pendek termasuk
pusing, mual, muntah, dan diare akibat konsumsi makanan sembarangan (Fauziah et al., 2023). Diare, yang juga
disebabkan oleh makanan terkontaminasi, tercatat sebagai penyakit yang umum di Kabupaten Aceh Barat, dengan
1.948 kasus pada tahun 2021 dan 720 kasus pada tahun 2022. Walaupun terdapat penurunan, kasusnya masih
tergolong tinggi (Profil Dinkes Aceh Barat, 2022).
Peran orang tua sangat penting dalam mengurangi risiko dan dampak negatif dari jajanan tidak sehat. Banyak
orang tua yang menganggap anaknya baik-baik saja selama mereka terlihat sehat. Sayangnya, kesibukan orang tua
sering kali mengakibatkan anak tidak sempat sarapan atau membawa bekal sehat dari rumah, sehingga mereka
tergoda untuk membeli jajanan tidak sehat di sekolah. Kontrol orang tua terhadap perilaku jajan anak di sekolah juga
masih terbatas (Febrina et al., 2022).
Faktor yang memengaruhi perilaku jajan anak antara lain pengetahuan anak. Penelitian Lasmawanti et al. (2023)
menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan dengan perilaku konsumsi makanan jajanan siswa di
SD Gmim Rambunan (p-value 0.008) (Lasmawanti et al., 2023). Selain itu, pola asuh orang tua berpengaruh besar
terhadap perilaku jajan anak sekolah dasar, sebagaimana hasil penelitian Lentari et al. (2021) di SD Negeri 3 Sukawati
yang menunjukkan hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku jajan anak (p-value 0.001) (Lentari et al.,
2021). Penelitian Lonto et al. (2019) juga mendukung hal ini, menunjukkan hubungan signifikan antara pola asuh orang
tua dengan perilaku jajan anak di SD Gmim Sendangan Sonder (p-value 0.007) (Lonto et al., 2019).
Berdasarkan pengamatan, siswa SD Negeri 14 Meulaboh lebih tertarik membeli jajanan di luar sekolah yang
dijual di gerobak atau becak. Banyak dari jajanan ini tidak ditutup, sehingga terpapar debu dan polusi kendaraan, serta
berpotensi terkontaminasi oleh lalat. Data awal menunjukkan bahwa dari 443 siswa SD Negeri 14 Meulaboh, mayoritas
siswa membeli jajanan karena tidak sarapan di rumah dan tidak membawa bekal. Dari 12 siswa yang disurvei, 7 di
antaranya tidak membawa bekal sehingga cenderung membeli jajanan di sekolah.
Berdasarkan latar belakang ini, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara pengetahuan siswa
dan pola asuh orang tua dengan perilaku jajan siswa di SD Negeri 14 Meulaboh. Rumusan masalah penelitian ini
adalah: “Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan siswa dan pola asuh orang tua dengan perilaku jajan siswa
di SD Negeri 14 Meulaboh?” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan siswa dan
pola asuh orang tua dengan perilaku jajan siswa di SD Negeri 14 Meulaboh.
METODE
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional untuk melihat hubungan antara variabel pada satu waktu tertentu,
sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin memahami pengaruh pengetahuan murid dan pola asuh orang tua
terhadap perilaku jajan (Setia, 2016). Studi cross-sectional sangat berguna dalam mengidentifikasi hubungan asosiasi
tanpa menyiratkan hubungan kausalitas, memungkinkan peneliti untuk menangkap hubungan yang ada antara
Polyscopia | 223
variabel tanpa intervensi langsung (Sedgwick, 2014). Uji Chi-Square dipilih sebagai alat analisis statistik utama karena
sesuai untuk data kategoris, sehingga memungkinkan identifikasi hubungan signifikan antara variabel independen
(pengetahuan murid dan pola asuh orang tua) dengan variabel dependen (perilaku jajan) (Pallant, 2020). Pendekatan
ini mendukung pengujian hipotesis untuk menguji korelasi antar variabel dalam konteks ini.
Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan teknik stratified random sampling untuk memastikan
perwakilan dari siswa kelas IV hingga VI, menghasilkan sampel sebanyak 69 siswa dari total populasi 223 siswa di SD
Negeri 14 Meulaboh. Teknik pengambilan sampel non-probabilitas berupa accidental sampling digunakan karena
kemudahannya dalam menjangkau partisipan yang tersedia selama periode penelitian (Creswell & Creswell, 2018).
Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur untuk mengumpulkan informasi terkait kebiasaan jajan siswa
dan pengaruh pola asuh orang tua. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan uji Chi-Square, yang diakui
luas dalam penelitian untuk menilai kekuatan dan signifikansi hubungan antara variabel kategoris (McHugh, 2013).
PEMBAHASAN
Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan murid dengan perilaku jajan (p=0.000)
dan pola asuh orang tua dengan perilaku jajan (p=0.003). Temuan ini sejalan dengan studi-studi sebelumnya yang
menyatakan bahwa pengetahuan dan pola asuh berperan penting dalam membentuk kebiasaan makan sehat pada
anak. Penelitian di daerah lain seperti Sulawesi juga menunjukkan hasil serupa, yang memperkuat bahwa faktor-faktor
ini penting untuk ditindaklanjuti melalui program edukasi di sekolah.
Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Jenis Kelamin Murid SD Negeri 14 Meulaboh Tahun 2023
No
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
1
2
Laki-Laki
Perempuan
30
39
43.5
56,5
Total
69
100
Sumber: Data primer diolah tahun 2023
Berdasarkan Tabel 1, distribusi frekuensi data demografi jenis kelamin murid di SD Negeri 14 Meulaboh tahun
2023 menunjukkan bahwa dari total 69 responden, mayoritas adalah perempuan dengan jumlah 39 orang atau 56,5%
dari keseluruhan. Sementara itu, jumlah murid laki-laki sebanyak 30 orang atau 43,5%. Hal ini menunjukkan bahwa
proporsi murid perempuan di SD Negeri 14 Meulaboh lebih tinggi dibandingkan dengan murid laki-laki pada tahun
tersebut.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Demografi Usia Murid SD Negeri 14 Meulaboh Tahun 2023
No
Usia
Frekuensi
Persentase
1
< 10 Tahun
11
15,9
2
> 10 Tahun
58
84,1
Total
69
100
Sumber: Data primer diolah tahun 2023
Berdasarkan Tabel 2, distribusi frekuensi data demografi usia murid di SD Negeri 14 Meulaboh tahun 2023
menunjukkan bahwa dari total 69 responden, mayoritas berusia di atas 10 tahun, yaitu sebanyak 58 orang atau 84,1%
dari keseluruhan. Sementara itu, murid yang berusia di bawah 10 tahun berjumlah 11 orang atau 15,9%. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar murid di SD Negeri 14 Meulaboh berada pada kelompok usia di atas 10 tahun
pada tahun tersebut.
Berdasarkan Tabel 3, distribusi frekuensi pengetahuan murid SD Negeri 14 Meulaboh tahun 2023 mengenai
perilaku jajan menunjukkan bahwa sebagian besar murid memiliki pengetahuan yang tergolong kurang, dengan 27
responden atau 39,1%. Sementara itu, sebanyak 24 responden (34,8%) memiliki pengetahuan yang baik, dan 18
responden (26,1%) berada pada kategori cukup. Data ini menunjukkan bahwa mayoritas murid belum memiliki
224 | Maizat, Sufyan Anwar, Rinawati, & Teuku Muliadi
pemahaman yang memadai terkait perilaku jajan sehat, sehingga perlu adanya upaya peningkatan pengetahuan di
kalangan murid.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Murid SD Negeri 14 Meulaboh Tahun 2023
No
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase
1
Baik
24
34,8
2
Cukup
18
26,1
3
Kurang
27
39,1
Total
69
100
Sumber: Data primer diolah tahun 2023
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orang Tua Murid SD Negeri 14 Meulaboh Tahun 2023
No
Pola Asuh Orang Tua
Frekuensi
Persentase
1
Baik
45
65,2
2
Kurang
24
34,8
Total
69
100
Sumber: Data primer diolah tahun 2023
Berdasarkan Tabel 4, distribusi frekuensi pola asuh orang tua murid SD Negeri 14 Meulaboh tahun 2023
menunjukkan bahwa mayoritas pola asuh orang tua berada dalam kategori baik, dengan jumlah 45 responden atau
65,2%. Sementara itu, pola asuh dalam kategori kurang terdapat pada 24 responden atau 34,8%. Data ini menunjukkan
bahwa sebagian besar orang tua memiliki pola asuh yang baik dalam membimbing perilaku jajan anak, meskipun masih
ada sejumlah orang tua yang perlu meningkatkan kualitas pola asuh mereka terkait kebiasaan jajan anak.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Perilaku Jajan Murid SD Negeri 14 Meulaboh Tahun 2023
No
Pengetahuan
Frekuensi
Persentase
1
Baik
22
31,9
2
Cukup
20
29
3
Kurang
27
39,1
Total
69
100
Sumber: Data primer diolah tahun 2023
Berdasarkan Tabel 5, distribusi frekuensi perilaku jajan murid SD Negeri 14 Meulaboh tahun 2023 menunjukkan
bahwa mayoritas murid memiliki perilaku jajan yang tergolong dalam kategori kurang, yaitu sebanyak 27 responden
atau 39,1%. Sementara itu, 22 responden (31,9%) memiliki perilaku jajan yang baik, dan 20 responden (29%) berada
pada kategori cukup. Data ini mengindikasikan bahwa sebagian besar murid masih memiliki perilaku jajan yang kurang
sehat, sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman mereka terhadap pentingnya
perilaku jajan yang lebih baik.
Analisis Bivariat
Tabel 6. Pengaruh Pengetahuan Murid Terhadap Perilaku Jajan Murid SD Negeri 14 Meulaboh Tahun 2023
No
Pengetahuan Murid
Perilaku Jajan Murid
Total
P-value
Baik
Cukup
Kurang
f
%
F
%
F
%
F
%
0,000
1
Baik
19
27,5
3
4,3
2
2,9
24
34,8
2
Cukup
2
2,9
10
24,5
7
27,5
18
39,1
2
Kurang
1
1,4
7
10,1
19
27,5
27
39,1
Jumlah
22
31,9
20
29
27
39,1
69
100
Sumber: Data primer diolah tahun 2023
Polyscopia | 225
Berdasarkan Tabel 6, terlihat bahwa terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan murid dengan perilaku
jajan murid di SD Negeri 14 Meulaboh. Dari 69 murid, sebagian besar yang memiliki perilaku jajan kurang baik ternyata
memiliki tingkat pengetahuan yang rendah, yaitu sebanyak 19 murid (27,5%). Di sisi lain, murid dengan perilaku jajan
yang baik sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik pula, yakni sebanyak 19 murid (27,5%). Analisis data
menggunakan uji Chi-Square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan murid dan perilaku
jajan, dengan nilai P-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa pengetahuan
murid secara signifikan memengaruhi perilaku jajan mereka.
Tabel 7. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Jajan Murid SD Negeri 14 Meulaboh Tahun 2023
No
Pola Asuh Orang Tua
Perilaku Jajan Anak
Total
P-value
Baik
Cukup
Kurang
f
%
F
%
F
%
0,003
1
Baik
20
29
13
18,8
12
17,4
45
65,2
2
Kurang
2
2,9
7
10,1
15
21,7
24
34,8
Jumlah
22
31,9
20
29
27
39,1
69
100
Sumber: Data primer diolah tahun 2023
Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dan perilaku
jajan murid di SD Negeri 14 Meulaboh. Dari total 69 murid, sebanyak 20 murid (29%) dengan perilaku jajan yang baik
memiliki orang tua dengan pola asuh yang baik. Sebaliknya, murid dengan perilaku jajan kurang baik sebagian besar
berada di bawah pola asuh yang kurang baik, yaitu sebanyak 15 murid (21,7%). Hasil analisis data menggunakan uji
Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dan perilaku jajan
murid, dengan nilai P-value sebesar 0,003 yang lebih kecil dari α (0,05). Ini menunjukkan bahwa pola asuh orang tua
secara signifikan memengaruhi perilaku jajan anak.
Pembahasan
Hubungan Pengetahuan Murid dengan Perilaku Jajan Murid di SD Negeri 14 Meulaboh Tahun 2023
Berdasarkan hasil penelitian, dari 69 murid SD yang memiliki perilaku jajan yang kurang baik, diketahui bahwa
sebagian besar memiliki pengetahuan yang rendah. Berdasarkan analisis data, terdapat 19 murid (27,5%) dengan
pengetahuan yang rendah yang juga memiliki perilaku jajan yang kurang baik. Sementara itu, murid dengan perilaku
jajan yang baik juga umumnya memiliki pengetahuan yang baik, dengan jumlah yang sama yaitu 19 murid (27,5%).
Hasil uji statistik menggunakan SPSS dengan uji Chi-Square menunjukkan adanya hubungan signifikan antara
pengetahuan murid terhadap perilaku jajan mereka, dengan nilai P-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α (0,05).
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan murid mengenai makanan jajanan sehat berperan penting dalam
pemilihan jajanan yang aman bagi kesehatan.
Murid yang memiliki pengetahuan tentang risiko makanan tidak sehat akan lebih mampu mengenali bahaya dan
memilih jajanan yang sehat. Murid dengan pengetahuan yang baik cenderung lebih selektif dalam memilih makanan
jajanan yang bermanfaat bagi tubuhnya, sehingga dapat menghindari risiko penyakit seperti diare atau gangguan
pencernaan lainnya (Akbar et al., 2021). Pengetahuan tentang jajanan sehat dapat memberikan internalisasi nilai bagi
murid, sehingga mereka memiliki kesadaran untuk bertindak dalam memilih jajanan yang aman. Sebaliknya, jika murid
memilih makanan jajanan yang tidak sehat, berbagai risiko penyakit dapat timbul. Jajanan yang tidak higienis atau
mengandung bahan berbahaya seperti pewarna dan pengawet berlebihan dapat menyebabkan penyakit pencernaan,
termasuk diare dan disentri, serta risiko gangguan hati dan keganasan (Marianthi et al., 2020).
Hasil penelitian ini sejalan dengan studi Aini (2019) yang menyatakan bahwa pengetahuan tentang jajanan
adalah kemampuan memilah dan memilih jajanan yang bergizi dan sehat (Aini, 2019). Hasil uji univariat menunjukkan
bahwa siswa yang memiliki pengetahuan gizi kategori "baik" mencapai 73,5%, sementara siswa dengan pengetahuan
gizi rendah menunjukkan frekuensi jajan yang sering sebesar 87,1%. Siswa dengan pengetahuan gizi tinggi tetapi tetap
sering jajan mencapai 67,4%. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya pengetahuan mengenai gizi pada jajanan sehat
dapat meningkatkan frekuensi konsumsi makanan tidak sehat. Penelitian Pebrina (2019) juga memperkuat temuan ini
226 | Maizat, Sufyan Anwar, Rinawati, & Teuku Muliadi
dengan hasil uji chi-square yang menunjukkan hubungan signifikan antara pengetahuan anak terhadap jajanan di
sekolah dengan nilai p < 0,05 di SDN 057737 Tanjung Gunung Baru (Lasmawanti et al., 2023).
Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan yang dimiliki murid sangat berpengaruh dalam pemilihan jajanan sehat
di sekolah. Murid yang memiliki pengetahuan yang baik mampu memilih makanan yang aman dan sehat untuk
tubuhnya. Sebaliknya, jika murid tidak memahami makanan sehat, mereka akan cenderung mengonsumsi makanan
yang dijajakan di luar sekolah tanpa mempertimbangkan kualitas kesehatan. Murid juga cenderung terpengaruh oleh
teman sebaya atau iklan di media yang menarik perhatian mereka (Ainutajriani et al., 2023).
Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perilaku Jajan Murid di SD Negeri 14 Meulaboh Tahun 2023
Berdasarkan Tabel 7, hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 69 murid SD, murid dengan perilaku jajan yang
baik cenderung memiliki pola asuh orang tua yang baik. Analisis data menunjukkan bahwa sebanyak 20 murid (29%)
dengan perilaku jajan yang baik memiliki orang tua dengan pola asuh yang baik pula. Sebaliknya, murid dengan
perilaku jajan kurang baik sebagian besar berasal dari keluarga dengan pola asuh orang tua yang kurang baik, yaitu
sebanyak 15 murid (21,7%). Hasil analisis data menggunakan SPSS dengan uji Chi-Square menunjukkan adanya
hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dan perilaku jajan murid, dengan nilai P-value sebesar 0,003 yang lebih
kecil dari α (0,05).
Pola asuh orang tua memegang peranan penting dalam membentuk kebiasaan anak, termasuk dalam memilih
jajanan sehat. Orang tua yang menerapkan pola asuh yang baik, seperti memberikan pengetahuan tentang jajanan
sehat, akan membantu anak untuk lebih selektif dalam memilih makanan yang aman dan bergizi (Lonto et al., 2019).
Selain itu, orang tua memiliki tanggung jawab untuk memberikan pemahaman dasar kepada anak mengenai risiko
kesehatan dari konsumsi jajanan sembarangan. Makanan yang tidak sehat dapat menyebabkan berbagai penyakit,
seperti gangguan pencernaan, jika tidak disiapkan dengan higienis. Orang tua sebaiknya membekali anak dengan
makanan sehat dari rumah agar anak tidak tergoda membeli jajanan yang tidak sehat di sekolah (Kusumawati, 2021).
Faktor lain yang berpengaruh terhadap perilaku jajan anak adalah pengaruh teman sebaya. Anak cenderung
mengamati dan mengikuti kebiasaan teman-teman mereka, termasuk dalam kebiasaan jajan. Ketika seorang anak
melihat temannya membeli jajanan, ia cenderung mengikuti perilaku tersebut. Sering kali, anak yang tidak membeli
jajanan akan diberikan oleh temannya, sehingga terjalin interaksi yang membentuk kebiasaan jajan. Pengaruh teman
sebaya sangat kuat dalam membentuk perilaku jajan anak (Rukmasari et al., 2024). Penelitian ini sejalan dengan
temuan Lonto et al. (2019) yang menyatakan bahwa pola asuh orang tua memiliki korelasi dengan perilaku jajan di
sekolah pada anak usia 9-12 tahun di SD Gmim Sendangan Sonder, dengan nilai signifikansi 0,007 yang lebih kecil dari
α 0,05.
Penelitian Lentari et al. (2021) di SD Negeri 3 Sukawati juga menemukan hubungan antara pola asuh orang tua
dan perilaku jajan anak dengan nilai p sebesar 0,001, yang menunjukkan hubungan signifikan (Lentari et al., 2021).
Berdasarkan asumsi peneliti, pola asuh orang tua berperan besar dalam menentukan perilaku jajan sehat pada anak
sekolah dasar. Orang tua yang memberikan pola asuh yang baik akan membantu anak dalam memilih jajanan sehat di
sekolah, serta dengan memberikan bekal yang menarik, anak akan cenderung tidak tertarik membeli jajanan di luar
sekolah. Peran orang tua dan pola asuh yang baik sangat penting dalam membentuk kebiasaan jajan yang sehat bagi
anak sekolah dasar.
SIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara pengetahuan murid dan pola asuh orang tua
terhadap perilaku jajan di SD Negeri 14 Meulaboh. Temuan ini menggarisbawahi pentingnya edukasi tentang jajanan
sehat, baik di lingkungan sekolah maupun di rumah, agar anak-anak terbiasa memilih jajanan yang aman dan bergizi.
Edukasi ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran murid, tetapi juga untuk membekali orang tua dalam
memandu anak mereka memilih makanan sehat di lingkungan yang penuh dengan pilihan jajanan kurang sehat.
Penelitian ini memiliki keterbatasan pada ruang lingkup geografis yang sempit, yaitu hanya satu sekolah dasar
di Aceh Barat, serta penggunaan desain cross-sectional yang hanya memungkinkan pengamatan hubungan antar
variabel pada satu titik waktu. Keterbatasan ini membuat penelitian tidak dapat menangkap perubahan perilaku jajan
dari waktu ke waktu. Penelitian selanjutnya diharapkan mencakup area yang lebih luas dengan menggunakan desain
Polyscopia | 227
longitudinal untuk memperoleh pemahaman yang lebih menyeluruh dan mendalam terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku jajan di kalangan anak sekolah dasar.
REFERENSI
Aini, S. Q. (2019). Perilaku jajan pada anak sekolah dasar. Jurnal Litbang: Media Informasi Penelitian,
Pengembangan dan Iptek, 15(2), 133–146. https://doi.org/10.33658/jl.v15i2.153
Ainutajriani, A., Artanti, D., & Juniawan, M. F. (2023). Analisis mikrobiologi pada jajanan pedagang kaki lima di
sepanjang jalan Sutorejo Surabaya. Klinikal Sains: Jurnal Analis Kesehatan, 11(2), 128–140.
https://doi.org/10.36341/klinikal_sains.v11i2.3559
Akbar, H., Alexander, N., Paundanan, M., & Agustin, A. (2021). Hubungan pengetahuan dengan sikap orang tua
dalam memilih jajanan sehat pada siswa di SDN 1 Upai Kecamatan Kotamobagu Utara. Promotif: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 11(1), 24–29. https://doi.org/10.56338/pjkm.v11i1.1514
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2015). Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman. Jakarta: Badan POM.
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches
(5th ed.). Sage Publications.
Dyna, F., Putri, V. D., & Indrawati, D. (2018). Hubungan perilaku konsumsi jajanan pada pedagang kaki lima dengan
kejadian diare. Jurnal Endurance, 3(3), 524. https://doi.org/10.22216/jen.v3i3.3097
Food and Agriculture Organization. (2019). School food and nutrition framework. FAO.
Fauziah, A., Kasmiati, K., & Jambormias, J. L. (2023). Edukasi jajanan sehat pada anak usia sekolah dasar. EJOIN:
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(9), 953–960. https://doi.org/10.55681/ejoin.v1i9.1545
Firmansyah, R. S., & Zannati, D. D. (2022). Hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku personal hygiene pada
anak usia sekolah di SDN Dukuhbadag Kec. Cibingbin Kab. Kuningan. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada:
Health Sciences Journal, 13(2), 252–262. https://doi.org/10.34305/jikbh.v13i02.661
Hateriah, & Kusumawati, L. (2021). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kebiasaan konsumsi makanan jajanan
pada murid SD Negeri 1 Manarap Lama Kabupaten Banjar. Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan
Keperawatan, 12(1). https://doi.org/10.33859/dksm.v12i1.704
Kusumawati, L. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Konsumsi Makanan Jajanan pada Anak
Sekolah. Dinamika Kesehatan: Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, 12(1).
https://doi.org/10.33859/dksm.v12i1.704
Lasmawanti, S., Dedi, D., Butarbutar, M. H., & Sitohang, A. (2023). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
konsumsi makanan pada peserta didik SD Swasta Kartika I-1 Medan. Jurnal Medika Nusantara, 1(3), 305–313.
https://doi.org/10.59680/medika.v1i3.504
Lonto, J. S., Umboh, A., & Babakal, A. (2019). Hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku jajan anak usia sekolah
(9-12 tahun). Jurnal Keperawatan, 7(1). https://doi.org/10.35790/jkp.v7i1.24338
Marianthi, D., Ismail, I., Alamsyah, T., & Hayati, W. (2020). Pendidikan kesehatan dengan teknik bermain kartu
edukasi dapat membentuk perilaku jajanan sehat pada anak usia sekolah. Action: Aceh Nutrition Journal, 5(2),
147. https://doi.org/10.30867/action.v5i2.310
McHugh, M. L. (2013). The Chi-square test of independence. Biochemia Medica, 23(2), 143–149.
https://doi.org/10.11613/BM.2013.018
Mukaromah, I. H., & Anggraeni, E. (2020). Gambaran pola pemilihan makanan jajanan pada siswa kelas IV di Sekolah
Dasar Negeri (SDN) Bendo 1. Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan (The Journal of Food Technology and
Health), 2(2), 76–81. https://doi.org/10.36441/jtepakes.v2i2.514
Nurhidayati, V. A., & Seo, S. (2024). Parents’ perceived risks and benefits on avoidance of street food near schools in
Indonesia: Moderating role of school type. Psychology in the Schools, 61(4), 1393–1412.
https://doi.org/10.1002/pits.23117
Pallant, J. (2020). SPSS survival manual: A step by step guide to data analysis using IBM SPSS (7th ed.). Routledge.
Profil Dinas Kesehatan Aceh Barat Tahun 2021 & 2022.
Rokhmah, D., Khoiron, Wahyuningsih, M. S. E. S., Pratiwi, S. A., Aprilya, N., & Saputro, R. V. (2020). Knowledge,
attitude, and behaviour about healthy snacks selection with health literacy in primary school students at the
rural area. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 485(1). https://doi.org/10.1088/1755-
1315/485/1/012029
Rukmasari, E. A., Mamuroh, L., Ramdhanie, G. G., & Ama, Y. (2024). Description of elementary school children in
choosing snacks at school. International Journal of Science and Society, 6(3), 315–321.
https://doi.org/10.54783/ijsoc.v6i3.1246
228 | Maizat, Sufyan Anwar, Rinawati, & Teuku Muliadi
Sandrina, R., & Agustina, Y. (2024). Hubungan peer group support dengan perilaku memilih jajanan sehat pada anak
sekolah (kelas VI) di SDN Jatikramat VI Kota Bekasi. Malahayati Nursing Journal, 6(3), 1202–1211.
https://doi.org/10.33024/mnj.v6i3.11051
Sedgwick, P. (2014). Cross-sectional studies: Advantages and disadvantages. BMJ, 348, g2276.
https://doi.org/10.1136/bmj.g2276
Setia, M. S. (2016). Methodology series module 3: Cross-sectional studies. Indian Journal of Dermatology, 61(3),
261–264. https://doi.org/10.4103/0019-5154.182410
World Health Organization. (2022). Data keracunan makanan. Retrieved from https://www.who.int/newsroom/fact-
sheets
Yulianto, A., Novitasari, M. D., Arimadiyanti, D., & Widayati, W. (2022). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kesulitan makan persisten pada anak usia prasekolah. Holistik Jurnal Kesehatan, 16(3), 244–254.
https://doi.org/10.33024/hjk.v16i3.6324
ÓMaizat, Sufyan Anwar, Rinawati, & Teuku Muliadi, 2024