ArticlePDF Available

INOVASI SISTEM PENDIDIKAN DI NEGARA CHINA DAN INDIA: TANTANGAN DAN PELUANG

Authors:
  • Al-Ittifaqiah Islamic Religious Institute (IAIQI) Indralaya, South Sumatra Indonesia
1
Jurnal Humaniora Revolusioner
JHR, 8 (11), November 2024
ISSN : 24475540
INOVASI SISTEM PENDIDIKAN DI NEGARA CHINA DAN INDIA: TANTANGAN
DAN PELUANG
Ima Sari
1
, Komarudin Sassi
2
Email
:sariimah07@gmail.com1, sassikomarudin@yahoo.com2,
Institut Agama Islam Al-Qur’an Al-Ittifaqiah Indralaya
Abstrak: Penelitian ini membahas perbandingan inovasi sistem pendidikan di China dan India,
dengan fokus pada sejauhmana tantangan dan peluang yang dihadapi kedua negara. Diakui kedua
negara memiliki populasi penduduk dan potensi ekonomi besar dan mengalami perkembangan
pesat, sehingga peluang inovasi sistem pendidikan memiliki peran signifikan dalam membentuk
tenaga kerja kompetitif di kancah global. Melalui pendekatan komparatif dan analisis kualitatif,
penelitian ini mengeksplorasi bagaimana China dan India merespons kebutuhan modernisasi
sistem pendidikan mereka, termasuk strategi yang mereka adopsi dalam mengintegrasikan
teknologi, peningkatan kualitas guru, dan reformasi kurikulum. Diperoleh hasi bahwa Inovasi
pendidikan di China berfokus pada penerapan teknologi digital dan kebijakan pendidikan yang
berorientasi global, sementara India menitikberatkan pada reformasi kurikulum dan peningkatan
akses pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat. Meski demikian,masing-masing sistem
menghadapi tantangan signifikan China berhadapan dengan tekanan akademis yang tinggi dan
ketimpangan regional dalam akses pendidikan berupa disparitas fasilitas, kualitas pengajaran, dan
kesempatan belajar antara daerah perkotaan dan pedesaan. Hal ini menyebabkan siswa di daerah
pedesaan mengalami keterbatasan dalam akses terhadap pendidikan yang berkualitas, terutama
dalam hal teknologi dan sumber daya pendidikan yang memadai. Sedangkan India masih bergulat
dengan masalah infrastruktur dan kualitas pengajaran di daerah pedesaan yang masih terbatas,
baik dari segi ketersediaan sekolah yang layak, peralatan belajar, maupun jumlah dan kompetensi
guru yang memadai. Keterbatasan ini membuat siswa di daerah pedesaan India sulit mengakses
pendidikan berkualitas, yang berpotensi menghambat perkembangan sumber daya manusia di
wilayah tersebut.
Kata Kunci: Inovasi, Sistem Pendidikan, China, India, Tantangan-Peluang.
Abstract: This research discusses a comparison of educational system innovation in China and
India, with a focus on the extent of the challenges and opportunities faced by the two countries. It is
acknowledged that both countries have large populations and economic potential and are
experiencing rapid development, so that educational system innovation opportunities have a
significant role in forming a competitive workforce on the global stage. Through a comparative
approach and qualitative analysis, this research explores how China and India responded to the
need to modernize their education systems, including the strategies they adopted in integrating
technology, improving teacher quality, and curriculum reform. It was found that educational
innovation in China focuses on the application of digital technology and globally oriented education
policies, while India focuses on curriculum reform and increasing access to education for all levels of
society. However, each system faces significant challenges. China is faced with high academic
pressure and regional disparities in access to education in the form of disparities in facilities, quality
of teaching, and learning opportunities between urban and rural areas. This causes students in rural
areas to experience limited access to quality education, especially in terms of technology and
adequate educational resources. Meanwhile, India is still grappling with infrastructure problems
and the quality of teaching in rural areas is still limited, both in terms of school availability.
adequate learning equipment, as well as adequate number and competency of teachers. These
limitations make it difficult for students in rural India to access quality education, which has the
potential to hinder the development of human capital in these regions.
Keyword: Innovation, Education System, China, India, Challenges-Opportunities.
2
PENDAHULUAN
Inovasi sistem pendidikan di China dan India berperan krusial dalam mendorong
pembangunan ekonomi, sosial, dan kemajuan teknologi kedua negara. Sebagai negara
dengan populasi terbesar di dunia, China dan India menghadapi tantangan besar dalam
menyediakan pendidikan berkualitas secara merata(Iir and Alam 2023)(Aimah 2019).
Peningkatan mutu pendidikan di kedua negara dianggap vital untuk membentuk tenaga
kerja yang kompeten dan inovatif guna meningkatkan daya saing global. Meski memiliki
tujuan serupa, pendekatan serta inovasi pendidikan yang diterapkan di masing-masing
negara berbeda, dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, dan kebijakan pemerintah yang
unik. Kajian ini penting untuk memahami bagaimana perbedaan tersebut mempengaruhi
efektivitas dan keberlanjutan sistem pendidikan di kedua negara.
Di China, sistem pendidikan dikenal sangat kompetitif dan berorientasi pada kinerja
akademis yang tinggi, dengan ujian nasional yang ketat seperti Gaokao(Rakhmatika, Ayesa,
and Ningsih 2023). Inovasi dalam sistem pendidikan di China banyak berfokus pada
penerapan teknologi digital, terutama dalam pembelajaran jarak jauh dan pendidikan
berbasis teknologi. Pemerintah China sangat mendukung digitalisasi dan otomatisasi
dalam pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan jangkauan pembelajaran, termasuk
melalui proyek-proyek seperti "Smart Campus"(Huang, Huang, and Wang 2021). Namun,
tantangan besar di China meliputi tekanan psikologis yang dialami siswa akibat persaingan
ketat, serta ketimpangan dalam akses pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan.
Ketimpangan ini menghambat pemerataan kualitas pendidikan, dengan siswa di daerah
terpencil memiliki akses yang jauh lebih terbatas dibandingkan mereka di kota
besar(Meilinda 2021).
Di India, reformasi pendidikan lebih berfokus pada pemerataan akses dan
peningkatan kualitas di seluruh negeri, khususnya untuk masyarakat kurang mampu.
Pemerintah India telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan akses
pendidikan di tingkat dasar, menengah, dan tinggi, termasuk program "Sarva Shiksha
Abhiyan" untuk mencapai pendidikan universal. Dalam hal inovasi, India berupaya
memperbarui kurikulum pendidikan agar lebih relevan dengan kebutuhan industri dan
perkembangan ilmu pengetahuan(Kumar, Naincy, and Ranjan 2018). Selain itu, India
mendorong pendidikan keterampilan vokasional agar para lulusan siap memasuki dunia
kerja. Namun, tantangan utama bagi India adalah masalah infrastruktur pendidikan yang
masih terbatas, terutama di daerah pedesaan, serta kualitas pengajaran yang perlu
ditingkatkan untuk mencapai standar yang lebih baik(Mendikbud 2020).
Kedua negara memiliki inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan, tetapi masing-masing menghadapi tantangan yang unik sesuai dengan
karakteristik sosial dan ekonominya. China mengandalkan teknologi sebagai alat utama
dalam pembaruan sistem pendidikan, sementara India lebih menitikberatkan pada
pemerataan akses pendidikan dan penyediaan keterampilan praktis. Meskipun berbeda,
baik China maupun India berupaya memperbaiki sistem pendidikan mereka agar mampu
memenuhi tuntutan global yang semakin tinggi. Tantangan yang dihadapi oleh China dan
India menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya memerlukan inovasi, tetapi juga
pendekatan yang fleksibel untuk menghadapi kebutuhan masyarakat yang beragam(Ren,
Zheng, and Xu 2023).
China dan India, dua negara berpenduduk terbesar di dunia, berupaya
mengembangkan sistem pendidikan inovatif untuk mempersiapkan tenaga kerja
kompetitif di pasar global. Di China, inovasi pendidikan terfokus pada teknologi digital,
seperti AI, big data, dan platform e-learning, serta kerja sama internasional dalam
pendidikan tinggi. Namun, China masih menghadapi tantangan berupa tekanan akademis
yang tinggi dan ketimpangan pendidikan antara wilayah maju dan daerah pedesaan( Aziz
2020). Sementara itu, India berfokus pada reformasi kurikulum dan peningkatan akses
pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, terutama melalui program National Education
3
Policy (NEP) 2020, yang menyeimbangkan antara pendidikan berbasis pengetahuan dan
keterampilan. Meski terus memperbaiki infrastruktur di daerah pedesaan, India masih
berhadapan dengan keterbatasan fasilitas dan kualitas pengajaran yang
bervariasi(Ramesh 2023). Dengan pendekatan berbeda, kedua negara ini tetap
berkomitmen pada penguatan pendidikan demi kemajuan ekonomi dan sosial.
Penelitian tentang perbandingan sistem pendidikan di China dan India ini penting
karena dapat memberikan wawasan bagi negara-negara berkembang lainnya yang ingin
memperkuat sektor pendidikan. Pemahaman tentang inovasi dan tantangan yang dihadapi
oleh China dan India memungkinkan negara-negara lain untuk belajar dari kelebihan dan
kekurangan kedua sistem tersebut, baik dalam penerapan teknologi maupun dalam
meningkatkan pemerataan akses pendidikan. Studi ini diharapkan dapat membantu
pembuat kebijakan di berbagai negara merancang strategi pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan nasional mereka, sehingga pendidikan dapat menjadi fondasi yang kuat bagi
pembangunan dan daya saing bangsa di masa depan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah pendekatan studi literatur
untuk membandingkan sistem pendidikan di China dan India, dengan fokus pada inovasi
serta tantangan yang dihadapi masing-masing negara. Sumber data yang dianalisis
meliputi jurnal ilmiah, laporan pemerintah, buku, artikel akademik, serta dokumen
kebijakan yang relevan. Peneliti melakukan pengumpulan dan pemilahan literatur yang
membahas kebijakan pendidikan, implementasi kurikulum, serta perkembangan inovasi
teknologi pendidikan di kedua negara. Pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran menyeluruh mengenai karakteristik, kelebihan, dan kendala yang dihadapi oleh
masing-masing sistem pendidikan dalam konteks yang spesifik.
Setelah data literatur terkumpul, peneliti melakukan analisis deskriptif dan
komparatif untuk mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan utama antara sistem
pendidikan di China dan India. Analisis difokuskan pada tema-tema kunci seperti inovasi
teknologi, strategi pemerataan pendidikan, serta tantangan infrastruktur dan sumber daya
di kedua negara. Hasil dari analisis ini kemudian dipresentasikan dalam bentuk naratif
yang sistematis, dengan tujuan untuk memberikan wawasan yang mendalam dan
mendukung pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana konteks sosial, budaya, dan
kebijakan masing-masing negara mempengaruhi efektivitas dan keberlanjutan sistem
pendidikan yang diterapkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
China dan India, sebagai dua negara dengan populasi terbesar di dunia, memiliki
sistem pendidikan yang kompleks dan dinamis. Perbandingan antara kedua sistem ini dapat
memberikan wawasan yang berharga tentang tantangan dan peluang dalam dunia
pendidikan global. Inovasi dalam sistem pendidikan di China dan India telah menjadi
sorotan global dalam beberapa dekade terakhir. Kedua negara ini telah menerapkan
berbagai kebijakan dan program untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperluas
akses, dan relevansi dengan kebutuhan pasar kerja(Mendikbud 2020). Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis secara mendalam upaya-upaya inovasi yang telah dilakukan,
serta tantangan dan peluang yang dihadapi oleh kedua negara. Temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa meskipun terdapat kesamaan tujuan, yaitu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, namun pendekatan dan konteks yang berbeda antara China dan India
menghasilkan hasil yang beragam.
1) Perbandingan Kebijakan Pendidikan
Cina dan India, sebagai dua negara dengan populasi terbesar di dunia, memiliki
kebijakan pendidikan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan bangsa masing-
masing. Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kualitas
sumber daya manusia, namun pendekatan dan tantangan yang dihadapi sangatlah berbeda.
4
Pertama, salah satu perbedaan mendasar terletak pada fokus kebijakan pendidikan(Muslim,
Suci, and Pratama 2021). Cina cenderung lebih menekankan pada peningkatan kualitas
pendidikan secara keseluruhan. Hal ini tercermin dalam upaya pemerintah Cina untuk
meningkatkan standar kurikulum, menyediakan fasilitas belajar yang memadai, dan
meningkatkan kualitas guru. Sementara itu, India lebih fokus pada perluasan akses
pendidikan. Pemerintah India telah berhasil meningkatkan angka partisipasi kasar (APK)
dalam pendidikan, namun kualitas pendidikan masih menjadi tantangan besar(Pajankar and
Pajankar 2010).
Kedua, Peran pemerintah dalam sistem pendidikan kedua negara juga berbeda. Di
Cina, pemerintah memiliki kontrol yang sangat kuat terhadap sistem pendidikan(Guo,
Huang, and Zhang 2019). Kurikulum, materi pelajaran, dan standar penilaian ditentukan
oleh pemerintah pusat(Wang and Gao 2023). Sebaliknya, di India, pemerintah memberikan
otonomi yang lebih besar kepada sekolah-sekolah, terutama sekolah swasta(Tungoe 2024).
Hal ini menyebabkan variasi yang cukup besar dalam kualitas pendidikan di berbagai
wilayah di India.
Ketiga, kedua negara sama-sama memiliki budaya ujian yang sangat kuat. Namun,
tekanan pada ujian di Cina jauh lebih tinggi dibandingkan dengan India. Ujian masuk
perguruan tinggi di Cina sangat kompetitif dan menjadi penentu masa depan seseorang.
Akibatnya, siswa Cina cenderung lebih terbebani dengan tekanan akademik. Keempat, Cina
telah berhasil mengembangkan sistem pendidikan vokasi yang kuat untuk memenuhi
kebutuhan industri. Pemerintah Cina memberikan dukungan yang besar terhadap
pengembangan sekolah-sekolah kejuruan dan pelatihan keterampilan(Rakhmatika et al.
2023). Sementara itu, di India, pendidikan vokasi masih dianggap kurang menarik
dibandingkan dengan pendidikan akademik(Pilz and Regel 2021).
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa, perbandingan kebijakan
pendidikan di Cina dan India menunjukkan bahwa tidak ada satu model pendidikan yang
sempurna. Setiap negara memiliki tantangan dan konteks yang unik, sehingga kebijakan
pendidikan yang diterapkan pun harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Indonesia perlu belajar dari pengalaman kedua negara ini, namun juga harus
mengembangkan kebijakan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia.
2) Inovasi dalam Pendidikan
China
China telah melakukan berbagai inovasi dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan
kualitas dan efektivitas pembelajaran di seluruh negeri. Salah satu inovasi utama adalah
integrasi teknologi digital dalam pendidikan, yang didorong oleh program pemerintah
seperti "Smart Education"(Zhou et al. 2023). Program ini bertujuan untuk menciptakan
sistem pendidikan yang adaptif dan berbasis teknologi, memungkinkan siswa dari berbagai
latar belakang untuk mendapatkan akses ke pembelajaran berkualitas tinggi melalui
platform digital. Selain itu, banyak sekolah di China yang mulai menerapkan teknologi
canggih seperti kecerdasan buatan (AI) dan analisis data untuk mempersonalisasi proses
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan setiap siswa(Huang et al. 2021). Inovasi ini
memungkinkan pendidikan menjadi lebih terstruktur dan tepat sasaran, mengurangi
kesenjangan dalam kemampuan akademis antara siswa di daerah perkotaan dan
pedesaan(Zhou et al. 2023).
Dalam upaya meningkatkan kualitas pengajaran, China juga menerapkan metode
pembelajaran yang lebih interaktif dan kolaboratif, menggantikan pendekatan tradisional
yang berfokus pada hafalan. Pendekatan baru ini mendorong siswa untuk lebih aktif dalam
proses belajar, mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas yang lebih
dalam(Norkholisa 2023). Melalui program-program pelatihan dan sertifikasi untuk para
guru, pemerintah China berusaha memastikan bahwa guru memiliki kompetensi untuk
memanfaatkan teknologi digital dan metode pengajaran yang inovatif. Pengembangan
keterampilan guru ini menjadi fokus utama karena mereka dianggap sebagai pilar penting
5
dalam transformasi pendidikan di China, terutama untuk mendukung pembelajaran berbasis
proyek yang memungkinkan siswa bekerja sama dalam menyelesaikan tugas-tugas
kompleks(- and Aziz 2020b).
Selain inovasi dalam proses belajar-mengajar, China juga berinvestasi besar-besaran
dalam infrastruktur pendidikan, khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi
(TIK)(Ren et al. 2023). Hal ini dilakukan untuk mendukung program pembelajaran jarak
jauh, terutama di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau. Melalui inisiatif ini, sekolah-
sekolah di berbagai wilayah dapat terhubung dengan institusi pendidikan yang lebih besar
di perkotaan, memungkinkan adanya pertukaran sumber daya dan materi pembelajaran
secara online. Pemerintah China juga telah membangun ribuan "smart classrooms" yang
dilengkapi dengan perangkat multimedia, jaringan internet berkecepatan tinggi, dan akses
ke berbagai sumber daya digital(Suping et al. 2021). Langkah ini membantu menciptakan
lingkungan belajar yang lebih dinamis dan modern, yang tidak hanya mendukung
pembelajaran di kelas tetapi juga mendukung siswa dalam belajar mandiri di rumah.
Inovasi pendidikan di China tidak hanya berfokus pada teknologi tetapi juga mencakup
pembaruan kurikulum untuk menyesuaikan dengan tuntutan global. Kurikulum di sekolah-
sekolah China sekarang mengintegrasikan pendidikan keterampilan hidup, pemikiran kritis,
dan kolaborasi sebagai bagian penting dari pembelajaran(Norkholisa 2023). Mata pelajaran
STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika) mendapat perhatian khusus dengan adanya
program pendidikan khusus dan kegiatan ekstrakurikuler untuk mendukung minat siswa di
bidang tersebut(ying 2021). Pemerintah China juga mendorong kerja sama antara
universitas dan industri untuk memastikan bahwa keterampilan yang diajarkan di lembaga
pendidikan relevan dengan kebutuhan pasar kerja(Ihram, Karimah, and Mutharom 2024).
Melalui berbagai inovasi ini, China berharap dapat membentuk generasi yang tidak hanya
berpengetahuan luas, tetapi juga siap menghadapi tantangan global yang kompleks
Dari beberapa paparan di atas disimpulkan bahwa, Dengan mengadopsi konsep "Smart
Education," China telah berhasil menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan personal.
Penggunaan kecerdasan buatan, pembelajaran online, dan infrastruktur modern telah
memungkinkan siswa, terutama di daerah terpencil, untuk mengakses materi pembelajaran
yang berkualitas dan berinteraksi dengan guru secara lebih efektif.
India
India telah melakukan berbagai inovasi dalam sistem pendidikannya untuk
meningkatkan kualitas dan akses pendidikan, terutama bagi kalangan kurang mampu. Salah
satu inovasi utama adalah peluncuran "Sarva Shiksha Abhiyan" (SSA), program nasional
yang bertujuan untuk mencapai pendidikan dasar universal bagi anak-anak(Nandi,
Haberland, and Ngo 2023). SSA berfokus pada pemerataan akses, pembangunan
infrastruktur sekolah di daerah pedesaan, serta peningkatan kualitas pengajaran melalui
pelatihan guru. Program ini berhasil memperluas jangkauan pendidikan di seluruh India,
khususnya bagi komunitas yang sebelumnya tidak memiliki akses terhadap fasilitas
pendidikan yang memadai. Meskipun tantangan masih ada, SSA merupakan upaya signifikan
dalam memastikan bahwa setiap anak, terlepas dari latar belakang ekonomi dan sosialnya,
memiliki kesempatan untuk memperoleh pendidikan dasar(Kumar 2021).
Digitalisasi juga merupakan inovasi penting dalam pendidikan India, terutama dengan
diluncurkannya inisiatif "Digital India." Program ini bertujuan untuk memanfaatkan
teknologi informasi dalam meningkatkan akses pendidikan, terutama di daerah terpencil
yang sulit dijangkau(- 2023). Salah satu komponen kunci dari inisiatif ini adalah penyediaan
platform e-learning dan konten digital yang dapat diakses oleh siswa dan guru melalui
perangkat mobile atau komputer. Beberapa aplikasi dan platform, seperti DIKSHA (Digital
Infrastructure for Knowledge Sharing) dan SWAYAM, menyediakan materi pembelajaran
dalam berbagai bahasa dan tingkat pendidikan, menjadikannya alat yang sangat berguna
bagi siswa di seluruh India(Kar 2023). Meskipun keterbatasan infrastruktur masih menjadi
tantangan, khususnya di daerah pedesaan yang akses internetnya rendah, program ini
6
menunjukkan komitmen India untuk memajukan pendidikan melalui teknologi.
India juga telah mendorong pendidikan berbasis keterampilan melalui program-
program seperti "Skill India." Inisiatif ini bertujuan untuk membekali para siswa dengan
keterampilan praktis yang relevan dengan dunia kerja, sehingga lulusan dapat langsung
berkontribusi pada sektor ekonomi(Pilz and Regel 2021). Program Skill India mencakup
pelatihan kejuruan dalam bidang-bidang seperti teknologi informasi, kesehatan, otomotif,
dan keterampilan kewirausahaan. Hal ini sejalan dengan kebijakan pendidikan yang baru,
yaitu "National Education Policy" (NEP) 2020, yang menekankan pentingnya keterampilan
hidup, kreativitas, dan inovasi dalam pendidikan(Rahman 2022). Dengan adanya pendidikan
berbasis keterampilan, India berharap dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja terampil
yang siap bersaing di pasar kerja global, sekaligus mengurangi tingkat pengangguran di
kalangan muda.
Pentingnya keterlibatan masyarakat dan pemerintah daerah juga tercermin dalam
inovasi pendidikan di India. Pemerintah India telah mengadopsi pendekatan desentralisasi,
di mana pemerintah lokal dan sekolah memiliki peran lebih besar dalam perencanaan dan
implementasi program pendidikan. Pendekatan ini memungkinkan kebijakan yang lebih
sesuai dengan kebutuhan dan tantangan lokal, terutama di daerah-daerah pedesaan yang
memerlukan perhatian khusus(Pitriyati et al. 2023). Selain itu, keterlibatan orang tua dan
komunitas dalam proses pendidikan anak juga semakin ditekankan, sehingga mereka
merasa memiliki tanggung jawab untuk mendukung pendidikan anak-anak mereka(Daga
2020). Secara keseluruhan, inovasi pendidikan di India mencerminkan upaya negara ini
untuk tidak hanya meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, tetapi juga menyesuaikan
pendidikan dengan kebutuhan masa depan serta konteks sosial dan budaya masyarakatnya.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa India terus berinovasi dalam bidang
pendidikan dengan fokus pada pemerataan akses, digitalisasi, pendidikan berbasis
keterampilan, dan desentralisasi kebijakan. Melalui program seperti "Sarva Shiksha
Abhiyan" dan "Digital India," pemerintah berupaya mengatasi kesenjangan pendidikan dan
memastikan akses bagi semua kalangan, khususnya di daerah terpencil. Inisiatif seperti
"Skill India" dan "National Education Policy" 2020 juga menunjukkan komitmen India untuk
mempersiapkan lulusan yang siap kerja dan mampu bersaing di pasar global. Selain itu,
pendekatan desentralisasi dan keterlibatan masyarakat semakin memperkuat relevansi
pendidikan dengan kebutuhan lokal, menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif dan
adaptif. Dengan inovasi-inovasi ini, India berupaya membangun sistem pendidikan yang
lebih berkualitas dan berkelanjutan demi mendukung pembangunan sosial dan ekonomi.
3) Tantangan yang Dihadapi
Sistem pendidikan di China dan India menghadapi berbagai tantangan dalam
menghadapi dinamika perkembangan teknologi, ekonomi, dan sosial. Di China, meskipun
kemajuan teknologi telah mendukung peningkatan akses pendidikan melalui platform
digital dan pembelajaran online, kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan masih
menjadi hambatan besar(Aziz 2020). Sekolah-sekolah di pedesaan seringkali kekurangan
infrastruktur dan tenaga pendidik berkualitas, membuat kesempatan belajar siswa di daerah
tertinggal jauh dibandingkan kota besar seperti Beijing dan Shanghai(Muslim et al. 2021).
Selain itu, standar pendidikan yang tinggi di perkotaan memperparah ketimpangan ini,
karena hanya sedikit siswa dari daerah yang mampu bersaing untuk mendapatkan akses ke
universitas-universitas ternama di negara tersebut(Guo et al. 2019).
Sementara itu, India menghadapi tantangan dalam hal pemerataan akses pendidikan di
tengah keragaman geografis, sosial, dan budaya yang luas. Meskipun pemerintah India telah
meluncurkan berbagai program, seperti "Sarva Shiksha Abhiyan" dan "Right to Education
Act," untuk memastikan pendidikan dasar universal, tantangan akses di daerah terpencil dan
miskin masih tinggi. Tingginya angka putus sekolah, terutama di kalangan anak-anak
perempuan, menjadi perhatian utama(Kumar 2021). Faktor sosial dan ekonomi, seperti
kemiskinan, masih menjadi penghalang bagi banyak keluarga untuk menyekolahkan anak-
7
anak mereka. Selain itu, keterbatasan infrastruktur pendidikan di pedesaan juga
memperparah masalah ini, di mana banyak sekolah kekurangan guru, fasilitas, dan bahan
ajar yang memadai(Rahman 2022).
Tantangan lain yang dihadapi oleh kedua negara adalah permasalahan kualitas
pendidikan yang bervariasi dan tekanan terhadap kurikulum yang terlalu berorientasi pada
hasil ujian. Di China, sistem pendidikan yang sangat kompetitif, terutama pada tingkat SMA
dan pendidikan tinggi, sering kali memaksa siswa untuk fokus pada hasil ujian yang tinggi
daripada pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas(Wang and Gao 2023).
Hal ini menciptakan tekanan psikologis bagi siswa dan dapat mengurangi minat mereka
untuk belajar. India juga menghadapi tantangan serupa, di mana ujian akhir dan nilai
akademik masih menjadi tolok ukur utama keberhasilan siswa. Akibatnya, pembelajaran
sering kali hanya berfokus pada hafalan daripada pemahaman yang mendalam, menghambat
pengembangan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja yang dinamis.
Inovasi teknologi dalam pendidikan juga menghadirkan tantangan tersendiri bagi
kedua negara, terutama dalam hal infrastruktur dan kesiapan pengguna. China dan India
telah mempromosikan penggunaan platform digital dan e-learning, namun kendala akses
internet di daerah pedesaan masih menjadi masalah serius. Di China, meskipun investasi
besar telah dilakukan untuk infrastruktur teknologi informasi, masih ada wilayah yang
belum terjangkau jaringan internet berkualitas(Ren et al. 2023). Di India, masalah ini bahkan
lebih kompleks karena sebagian besar daerah terpencil masih memiliki keterbatasan akses
internet dan perangkat teknologi. Tantangan ini mempengaruhi kesetaraan dalam akses
pembelajaran digital dan memperlebar kesenjangan pendidikan antara siswa yang memiliki
akses terhadap teknologi dan yang tidak(- 2023).
Terakhir, perubahan kurikulum yang terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi dan pasar kerja masa depan juga menjadi tantangan dalam sistem pendidikan
China dan India. Kedua negara berusaha menyesuaikan kurikulum mereka agar sesuai
dengan perkembangan global, terutama di bidang teknologi, inovasi, dan keterampilan
berpikir kritis(Huang et al. 2021)(Tungoe 2024). Namun, penerapan perubahan ini tidak
selalu berjalan lancar, karena menghadapi resistensi dari sistem pendidikan tradisional yang
sudah terbentuk. Di China, fokus pada teknologi dan inovasi bertentangan dengan tradisi
pendidikan yang menekankan disiplin ketat(Guo et al. 2019). Di India, penerapan kebijakan
pendidikan baru seperti NEP 2020 menghadapi tantangan dalam memastikan pemahaman
dan kesiapan semua pemangku kepentingan, termasuk guru dan institusi pendidikan, untuk
mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel dan holistik(Nandi et al. 2023). Tantangan-
tantangan ini menunjukkan bahwa meskipun inovasi pendidikan di China dan India terus
berkembang, masih terdapat banyak hambatan yang perlu diatasi agar tujuan pendidikan
berkualitas dan merata dapat tercapai.
KESIMPULAN
Sistem pendidikan di China dan India memperlihatkan kontras yang signifikan
dalam hal inisiatif inovasi dan tantangan yang dihadapi, mencerminkan konteks sosial,
ekonomi, dan budaya yang unik dari masing-masing negara dengan populasi besar.
Tiongkok, dengan fokus pada integrasi teknologi digital melalui program 'Smart
Education', telah berhasil meningkatkan akses pendidikan, terutama di daerah pedesaan.
Investasi besar dalam infrastruktur digital telah menjadi katalisator dalam mencapai
pemerataan kualitas pendidikan. Di sisi lain, India, melalui inisiatif 'Digital India' dan
platform pembelajaran seperti DIKSHA, juga berupaya memperluas akses digital, namun
masih terkendala oleh infrastruktur yang belum merata. Selain digitalisasi, Tiongkok
secara strategis mengutamakan pengembangan kompetensi di bidang STEM (Science,
Technology, Engineering, and Mathematics) untuk mendukung ambisi industrialisasi
berbasis inovasi. India, melalui kebijakan NEP 2020, mengadopsi pendekatan yang lebih
holistik, menekankan fleksibilitas pembelajaran, kreativitas, dan keterampilan hidup.
8
Kedua negara menghadapi tantangan kompleks dalam implementasi kebijakan
pendidikan. Tiongkok berjibaku dengan kesenjangan kualitas pendidikan antara
perkotaan dan pedesaan, serta tekanan akademik yang tinggi pada siswa. India, di sisi
lain, masih menghadapi tantangan dalam memberikan akses pendidikan dasar yang
merata, terutama bagi kelompok marginal. Ketergantungan pada ujian sebagai indikator
utama keberhasilan pendidikan juga menjadi kendala dalam mengembangkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Meskipun terdapat perbedaan dalam
pendekatan, baik Tiongkok maupun India terus berupaya mengatasi tantangan masing-
masing dalam mewujudkan sistem pendidikan yang inklusif, relevan, dan bermutu tinggi
untuk memenuhi tuntutan abad ke-21.
DAFTAR PUSTAKA
Aimah, Siti. 2019. “Kurikulum Pendidikan Tinggi Empat Negara Indonesia, India, Irak Dan Turki.”
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam 12(2). doi: 10.36835/tarbiyatuna.v12i2.400.
Daga, Agustinus Tanggu. 2020. “Perbandingan Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum Sekolah
Dasar Di Malaysia, India Dan Indonesia.” Jurnal Edukasi Sumba (JES) 4(1). doi:
10.53395/jes.v4i1.82.
Guo, Lijia, Jiashun Huang, and You Zhang. 2019. “Education Development in China: Education
Return, Quality, and Equity.” Sustainability (Switzerland) 11(13).
Huang, Xiang, Xingyu Huang, and Xiaoping Wang. 2021. “Construction of the Teaching Quality
Monitoring System of Physical Education Courses in Colleges and Universities Based on the
Construction of Smart Campus with Artificial Intelligence.” Mathematical Problems in
Engineering 2021.
Ihram, Handriana Naurah, Umi Karimah, and Taufik Mutharom. 2024. “Sistem Pendidikan Dan
Evolusi Kurikulum Di Tiongkok China.” 03(01):114–22.
Iir, Siti Baitir Rohimah, and Abdal Malik Fajar Alam. 2023. “KEUNIKAN SISTEM PENDIDIKAN DI
CHINA.” Jazirah: Jurnal Peradaban Dan Kebudayaan 4(1). doi: 10.51190/jazirah.v4i1.116.
Kar, Sanjoy. 2023. “Digital Infrastructure for Knowledge Sharing DIKSHA: A Review.” Journal of
Data Science, Informetrics, and Citation Studies 2(2). doi: 10.5530/jcitation.2.2.21.
Kumar, Manik, Nicky Naincy, and Rahul Ranjan. 2018. “Elementary Education in India in the Era of
Universalization of Education: Instrument of Access or the Perpetuation of Inequality.”
Emerging Economy Studies 4(2). doi: 10.1177/2394901518795073.
Kumar, Shitesh. 2021. “STUDY OF AIMS and MAIN FEATURES OF SARVA SHIKSHA ABHIYAN (SSA)
and ITS IMPORTANCE IN EDUCATION.” SCHOLARLY RESEARCH JOURNAL FOR HUMANITY
SCIENCE AND ENGLISH LANGUAGE 9(46). doi: 10.21922/srjhsel.v9i46.1540.
Meilinda, Mita-. 2021. “Kesehatan Mental Remaja Pada Masa Pandemi.” Counseling AS SYAMIL:
Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Islam 1(1). doi: 10.24260/as-syamil.v1i1.342.
Mendikbud. 2020. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Tahun 2020-2024.
Muslim, Abd. Qadir, I. Gede Sedana Suci, and Muhammad Rizki Pratama. 2021. “ANALISIS
KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI JEPANG, FINLANDIA, CHINA DAN INDONESIA DALAM
MENDUKUNG SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS.” Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar
6(2). doi: 10.25078/aw.v6i2.2827.
Nandi, Arindam, Nicole Haberland, and Thoai D. Ngo. 2023. “The Impact of Primary Schooling
Expansion on Adult Educational Attainment, Literacy, and Health: Evidence from India’s
Sarva Shiksha Abhiyan.” International Journal of Educational Development 102. doi:
10.1016/j.ijedudev.2023.102871.
Norkholisa, Fauziah. 2023. “Sistem Pendidikan Matematika Di Negara China.” Kompasiana.Com (1).
Pajankar, Vishal, and Pranali Pajankar. 2010. “Development of School Education Status in India.”
Journal of Social Sciences 22:1523. doi: 10.1080/09718923.2010.11892779.
Pilz, Matthias, and Julia Regel. 2021. “Vocational Education and Training in India: Prospects and
Challenges from an Outside Perspective.” Margin 15(1). doi: 10.1177/0973801020976606.
Pitriyati, Nuril, Dwi Noviani, Pascasarjana IAIQI Indralaya Sumatera Selatan, and Kata Kunci
Pendidikan Brunei Darussalam Indonesia. 2023. “Jurnal Studi Islam Indonesia (JSII)
Perbandingan Sistem Pendidikan Islam Brunei Darussalam Dan Indonesia.” Jurnal Studi
Islam Indonesia (JSII) 1(1).
Rahman, Afzalur. 2022. “Review of Essential Amendments in Indian Higher Education with Special
9
Reference to COVID-19 Pandemic and National Education Policy (NEP) 2020.” International
Journal of Learning, Teaching and Educational Research 21(12). doi: 10.26803/ijlter.21.12.9.
Rakhmatika, Dhea Ananda, Ayesa Ayesa, and Tri Wahyu Retno Ningsih. 2023. “高考 Gāokǎo Sebagai
Penentu Masa Depan: Tinjauan Film Better Days (少年的 Shào Nián de Nǐ).” Satwika :
Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial 7(1). doi: 10.22219/satwika.v7i1.25314.
Ramesh, Dr. S. 2023. “National Education Policy of India: A Comprehensive Roadmap for
Transformative Education.” Journal of Learning and Educational Policy (36). doi:
10.55529/jlep.36.43.48.
Ren, Youqun, Xudong Zheng, and Guangtao Xu. 2023. “The Innovative Influence of Technologies on
Education in China: Ongoing and Outlook.” Pp. 1–15 in.
Sujata Chandrakant Patil. 2023. “Digital India : Opportunities & Challenges.” International Journal
For Multidisciplinary Research 5(2). doi: 10.36948/ijfmr.2023.v05i02.2189.
Suping, Yi, Ruwei Yun, Ximin Duan, and Yefeng Lu. 2021. “Similar or Different? A Comparison of
Traditional Classroom and Smart Classroom’s Teaching Behavior in China.” Journal of
Educational Technology Systems 49:004723952198899. doi: 10.1177/0047239521988999.
Tungoe, Chumdemo. 2024. “CURRICULUM AND PEDAGOGICAL DEVELOPMENT IN ELEMENTARY
EDUCATION IN INDIA UNDER NEP 2020.” International Journal of Research -
GRANTHAALAYAH 12. doi: 10.29121/granthaalayah.v12.i4.2024.5595.
Wang, Ge, and Fang Gao. 2023. “The School-Based Multicultural Education Curriculum in China: A
Case Study of Two Yugur Middle Schools.” Journal of Multilingual and Multicultural
Development 113. doi: 10.1080/01434632.2023.2166944.
ying. 2021. “Reconceptualizing Stem Education in China as Praxis: A Curriculum Turn.”
Sustainability (Switzerland) 13(9). doi: 10.3390/su13094961.
Yudi, and MN. Feisyal Abdul Aziz. 2020a. “Manajemen Pendidikan Di Negara Cina.” Equilibrium:
Jurnal Penelitian Pendidikan Dan Ekonomi 17(02):5160. doi: 10.25134/equi.v17i02.2924.
Yudi, and MN. Feisyal Abdul Aziz. 2020b. “Manajemen Pendidikan Di Negara Cina.” Equilibrium:
Jurnal Penelitian Pendidikan Dan Ekonomi 17(02). doi: 10.25134/equi.v17i02.2924.
Zhou, Longjun, Weijie Meng, Shanshan Wu, and Xiaoqiao Cheng. 2023. “Development of Digital
Education in the Age of Digital Transformation: Citing China’s Practice in Smart Education as
a Case Study.” Science Insights Education Frontiers 14:207792. doi: 10.15354/sief.23.or095.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
The National Educational Policy (2020). is a policy formulated by the Government of India to reform the education system in India. It replaces the NEP 1986 in order to meet the educational requirements of the 21st Century. The NEP 2020 aims to make “India a global knowledge superpower”. It is the third major framework in the constitutional framework in the field of education. Unlike its former predecessor the National Educational Policy (2020) completely revamps the educational policy of 1986 and lays down a new foundational system of education among primary students by emphasising life skills along with education. The policy focuses on other aspects like multidisciplinary and holistic education, conceptual understanding, creative & critical thinking, multilingualism, and several other aspects of cognitive development.
Article
Full-text available
The National Education Policy (NEP) of India, introduced in 2020, is a transformative policy that aims to revolutionize the country's education system. This article presents a comprehensive review of the literature on the NEP 2020, exploring its objectives, key features, implications, and challenges. The review highlights the policy's visionary approach in addressing critical issues such as access, quality, and holistic development in education. It emphasizes the potential of the NEP 2020 to reshape teaching practices, learning outcomes, and educational practices, while also identifying the challenges in its effective implementation. The study also discusses the role of technology, vocational education, and teacher empowerment in aligning with the policy's vision. The literature review underscores the significance of the NEP 2020 in fostering a knowledgedriven society and preparing India's youth for the challenges of the 21st century.
Article
Full-text available
高考 Gāokǎo adalah sistem ujian masuk perguruan tinggi nasional di Tiongkok. Sistem ujian 高考 gāokǎo menjadi salah satu fenomena di Tiongkok karena dianggap penting untuk menentukan masa depan siswa (Liu, 2006). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui urgensi 高考 gāokǎo sebagai penentu masa depan siswa di Tiongkok dalam film “Better Days” atau dalam Bahasa Mandarin berjudul 《少年的你 Shào Nián de Nǐ》. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan paradigma fenomenologi. Data penelitian ini menggunakan transkripsi data tekstual berupa dialog Bahasa Mandarin antar tokoh-tokoh film “Better Days”. Data dianalisis menggunakan teori Liu (2006) mengenai peran penting ujian 高考 gāokǎo. Melalui empat belas data berupa dialog yang berkaitan dengan ujian, diketahui bahwa 高考gāokǎo dianggap penting bagi guru, orang tua, dan siswa itu sendiri. Dari sudut pandang guru, 高考 gāokǎo sebagai pembimbing pengajaran dan pembelajaran di sekolah menengah dan juga mengangkat derajat guru dan sekolah. Selanjutnya, dari sudut pandang orang tua yaitu kelak dapat memperbaiki kehidupan perekonomian dan mengangkat derajat keluarga. Terakhir, dari sudut pandang siswa, 高考 gāokǎo menjadi harapan untuk mengubah status sosial di masa depan dan kehidupan yang sejahtera. 高考 Gāokǎo is The National College Entrance Examination which is held in China. It has become a phenomenon in China since it is considered important to determine students’ future (Liu, 2006). The aim of this study is that to know the urgency of 高考 gāokǎo as a determinant of the students’ future in China in the film “Better Days” or in Mandarin entitled 《少年的你 Shào Nián de Nǐ》. Furthermore, this study was a descriptive qualitative research by using a phenomenological paradigm. The data of this study used transcription of textual data in the form of dialogues in Mandarin between the characters in the film “Better Days”. Moreover, the data were analyzed by using (Liu, 2006) theory regards to the important role of the高考gāokǎo examination. Through fourteen data in the form of dialogues related to exams, it shows that高考gāokǎo is considered important for teachers, parents, and the students themselves. Meanwhile, from the teacher’s point of view, 高考gāokǎo has function to guide teaching and learning in senior high schools; besides, it has function to elevate teachers and schools. In addition, from the parents’ point of view, it can improve economic life in the future and elevate the degree of the family. Finally, from student’s point of view, 高考gāokǎo is a hope for changing social status in the future and a prosperous life.
Article
Full-text available
Digital education has been catalyzing educational transition, transforming the educational views and instructional techniques while also providing opportunities for high-quality educational development. This is a subject that all nations throughout the world are concerned about. The worldwide practice of integrating digital technologies in teaching has yielded positive results. The Global Digital Education Conference, which was held in Beijing, China, in 2023, called for global collaboration on digital education development. This paper sought to illustrate the significance of digital education for educational reform and to investigate ways for digital education development in this context, using China’s smart education practice as evidence.
Article
Full-text available
India's aspirations to become a major player in the global knowledge economy are fundamentally dependent on high-quality higher education. The availability of faculty with the necessary skills is a must for the global scope of Indian ventures. These goals have been placed on hold because of the COVID-19 pandemic. The pandemic has affected higher education around the world. In India, it halted the implementation of visionary provisions of National Education Policy (NEP) 2020. It has led to unanticipated challenges in continuing the educational activities as Indian higher education continues to suffer from inadequate access to technology. As such, this review paper discusses Indian higher education from a historical perspective to the current situation, with a special focus on NEP 2020 modifications that are have been proposed to improve the education system. It primarily concentrates on the difficulties that Indian higher education faced in the wake of the COVID-19 pandemic. This paper also explored the opportunities and the necessary adjustments and alterations that may be needed for a smooth and qualitative delivery of higher education in light of visionary NEP 2020 provisions.
Article
Full-text available
In China, the school-based multicultural curriculum development in ethnic minority-concentrated areas has long been disregarded or marginalised. Drawing on case studies in two Yugur-dominant schools in Gansu Province, China, this qualitative study explored how a school-based multicultural curriculum was developed and implemented within the framework of duoyuan yiti geju (a framework of diversity within unity), proposed by Fei Xiaotong and recently metaphorized as pomegranate seeds. Collected data evince the importance of the policy initiation, the local elites’ agentic commitment as well as the support of school administrators, practitioners, and minority communities for initiating and enacting the school-based curriculum. The findings also unravel various structural/institutional barriers, such as the dominance of the national curriculum, the lack of bilingual teachers, and the need for the sustainability of the Yugur language and culture to develop school-based multicultural curricula.
Article
Full-text available
With regard to the development of colleges and universities, ensuring the quality of education is the fundamental goal and main task of teaching daily management. With the continuous improvement of the application level of the Internet and other information technologies, the construction of smart campus in colleges and universities in China is rapidly advancing. This paper studies the construction and innovation strategy of the public sports quality monitoring system and discusses the changes in college students’ sports quality after the introduction of smart campuses from the perspective of artificial intelligence and the creation of smart universities. In this paper, the field survey method and other research methods are combined to study, and in the process of data storage, SQL Server database platform is used to store the data. This study shows that the proportion of each element of physical state management has changed significantly before and after college entrance. According to the data, since the introduction of smart campus real name system identification, tracking data, and evaluation functions, the number of college students’ physical exercise has increased significantly. The number of students with exercise plan in school 1 has increased from 70 to 222, and that of school 2 has increased from 49 to 199. Before the introduction, the students were very satisfied with the learning effect of physical education, which was 40.12% and increased to 45.70% after the introduction. Before the introduction, the students were very satisfied with the sports equipment, which was 30.12% before the introduction and increased to 35.24% after the introduction. Therefore, building a system for monitoring the quality of public sports in universities is very important for improving the quality of education in public sports in universities and plays an active role in promoting the physical and mental health of students.
Article
Present conceptual paper focused on a Study of Aims and main features of Sarva Shiksha Abhiyan (SSA) and also the importance in education. Sarva Shiksha Abhiyan (SSA) is a programme for Universal Elementary Education. This programme is also an attempt to provide an opportunity for improving human capabilities to all children through provision of community -owned quality education in a mission mode. It is a response to the demand for quality basic education all over the country. Now the present conceptual paper is focused on with prime aims (i) To understand the aims and objectives of Sarva Shiksha Abhiyan (SSA). (ii) To discuss the main features of Sarva Shiksha Abhiyan (SSA). (iii) To analyze the importance of Sarva Shiksha Abhiyan (SSA). Also the present conceptual paper studies the benefits of Sarva Shiksha Abhiyan (SSA) to educational enrichment and society enhancement.
Article
Pemerintah berbagai negara telah menjadikan pendidikan karakter sebagai topik pembahasan dan prioritas dalam pengembangan sumberdaya manusia. Pendidikan dasar telah mengimplementasikan pendidikan karakter baik dalam kurikulum maupun praktek pendidikan. Lembaga Pendidikan dasar bertanggung jawab mengembangkan dan melaksanakan pendidikan karakter bangsa dalam rangka memajukan keberadaban bangsa. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai inti yang berakar dalam kehidupan masyarakat. Melalui pendidikan karakter dihasilkan manusia yang berkualitas dalam seluruh dimensi kepribadiannya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan perbandingan pendidikan karakter dalam kurikulum sekolah dasar tiga negara yaitu Malaysia, India, dan Indonesia. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis dokumen. Dan berdasarkan analisis berbagai dokumen kurikulum ditemukan bahwa ketiga negara tersebu mengimpplementasikan pendidikan karakter baik dalam kurikulum maupun dalam kegiatan pendidikan. Ada persamaan dan perbedaan pendidikan karakter ketiga negara tersebut. Kesamaan dan perbedaan tersebut ditinjau dari tiga aspek yaitu pendidikan karakter dalam kurikulum, nilai-nilai karakter dalam kurikulum, dan strategi implementasi pendidikan karakter.