ArticlePDF Available

PENERAPAN AUGMANTED REALITY SEBAGAI MEDIA PROMOSI WISATA WAEREBO

Authors:

Abstract

Penerapan Augmented Reality (AR) sebagai media promosi wisata telah menjadi suatu pendekatan inovatif yang bertujuan meningkatkan daya tarik dan interaktivitas dalam mengenalkan destinasi wisata tertentu. Penelitian ini mengusulkan penerapan teknologi Augmented Reality sebagai media promosi wisata Waerebo, sebuah destinasi wisata yang kaya akan tradisi dan keindahan alam di Manggarai. Melalui penggunaan AR, pengunjung dapat mengalami pengenalan yang lebih mendalam terhadap keunikan dan keindahan Waerebo melalui informasi visual 3D dan video animasi yang disajikan secara interaktif. Metode penelitian ini mencakup analisis kebutuhan promosi wisata, penerapan AR dan implementasi teknologi AR dalam aplikasi android. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan efektivitas promosi wisata, menciptakan pengalaman yang lebih menarik bagi pengunjung. Dengan penerapan AR sebagai media promosi, diharapkan destinasi wisata ini dapat semakin dikenal secara luas dan tetap mempertahankan keasliannya dalam menarik minat wisatawan. The application of Augmented Reality (AR) as a tourism promotion media has become an innovative approach that aims to increase attractiveness and interactivity in introducing certain tourism destinations. This research proposes the application of Augmented Reality technology as a promotional medium for Waerebo tourism, a tourist destination rich in tradition and natural beauty in Manggarai. Through the use of AR, visitors can experience a deeper introduction to the uniqueness and beauty of Waerebo through 3D visual information and animated videos presented interactively. This research method includes analysis of tourism promotion needs, application of AR and implementation of AR technology in Android applications. It is hoped that the results of this research can contribute to increasing the effectiveness of tourism promotions, creating a more interesting experience for visitors. By implementing AR as a promotional media, it is hoped that this tourist destination can become more widely known and still maintain its authenticity in attracting tourism interest.
48
Copyright (c) HOAQ (High Education of Organization Archive Quality) : Jurnal Teknologi Informasi
dikenal secara luas dan tetap mempertahankan keasliannya dalam menarik minat wisatawan.
Kata kunci: Augmanted Reality, Promosi, Wisata, 3D
ABSTRACT
The application of Augmented Reality (AR) as a tourism promotion media has become an innovative approach that
aims to increase attractiveness and interactivity in introducing certain tourism destinations. This research proposes
the application of Augmented Reality technology as a promotional medium for Waerebo tourism, a tourist destination
rich in tradition and natural beauty in Manggarai. Through the use of AR, visitors can experience a deeper
introduction to the uniqueness and beauty of Waerebo through 3D visual information and animated videos presented
interactively. This research method includes analysis of tourism promotion needs, application of AR and
implementation of AR technology in Android applications. It is hoped that the results of this research can contribute
to increasing the effectiveness of tourism promotions, creating a more interesting experience for visitors. By
implementing AR as a promotional media, it is hoped that this tourist destination can become more widely known and
still maintain its authenticity in attracting tourism interest.
Keywords: Augmented Reality, Promotion, Tourism, 3D
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan Teknologi Informasi merupakan pengembangan dari teknologi komputer yang dipandu dengan
teknologi telekomunikasi. Definisi kata informasi sendiri secara internasional telah disepakati sebagai hasil dari
pengelolahan data yang secara prinsip memiliki nilai atau value yang lebih dibandingkan dengan data mentah.
Komputer merupakan bentuk teknologi informasi pertama yang dapat melakukan proses pengelolahan data menjadi
informasi. Dalam kurun waktu yang kurang lebih sama, kemajuan teknologi telekomunikasi terlihat sedemikian
pesatnya, segingga telah mampu membuat dunia menjadi terasa lebih kecil mereduksi ruang dan waktu. Dari Sejarah
HOAQ: JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI, Volume 14 Nomor 2, Desember 2023, 48-58
p-ISSN: 2337-5280, e-ISSN: 26207427
DOI : https://doi.org/10.52972/hoaq.vol14no2.p48-58
PENERAPAN AUGMANTED REALITY SEBAGAI MEDIA
PROMOSI WISATA WAEREBO
Teofano Edwar Darson Alfayet
Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer
STIKOM, Uyelindo
Jl. Perintis Kemerdekaan, Kupang Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Email: ealfayet@gmail.com
ABSTRAK
Penerapan Augmented Reality (AR) sebagai media promosi wisata telah menjadi suatu pendekatan inovatif yang
bertujuan meningkatkan daya tarik dan interaktivitas dalam mengenalkan destinasi wisata tertentu. Penelitian ini
mengusulkan penerapan teknologi Augmented Reality sebagai media promosi wisata Waerebo, sebuah destinasi
wisata yang kaya akan tradisi dan keindahan alam di Manggarai. Melalui penggunaan AR, pengunjung dapat
mengalami pengenalan yang lebih mendalam terhadap keunikan dan keindahan Waerebo melalui informasi visual 3D
dan video animasi yang disajikan secara interaktif. Metode penelitian ini mencakup analisis kebutuhan promosi wisata,
penerapan AR dan implementasi teknologi AR dalam aplikasi android. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dalam meningkatkan efektivitas promosi wisata, menciptakan pengalaman yang lebih menarik
bagi pengunjung. Dengan penerapan AR sebagai media promosi, diharapkan destinasi wisata ini dapat semakin
49
Copyright (c) HOAQ (High Education of Organization Archive Quality) : Jurnal Teknologi Informasi
ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan teknologi informasi adalah suatu teknologi yang berhubungan
dengan pengelolahan data menjadi informasi dan proses penyaluran data/informasi tersebut dalam batas-batas ruang
dan waktu [1].
Penggunaan Teknologi Augmanted Reality (AR) telah secara luas diaplikasikan dalam bidang baik militer,
kesehatan termasuk juga marketing [2]. Augmanted Reality merupakan penggabungan antara dua dunia, yaitu dunia
maya dan dunia nyata yang dibuat oleh komputer, sehingga batas antara keduanya menjadi lebih singkat [3].
Augmanted Reality (AR) bertujuan untuk mengambil dunia nyata sebagai dasar dengan menggabungkan beberapa
teknologi virtual dan menambahkan data konsektual agar pemahaman manusia sebagai pengguna lebih jelas [4].
Perkembangan teknologi Augmanted Reality ini telah memberikan banyak kontribusi ke dalam berbagai bidang.
Bidang tersebut meliputi periklanan, arsitektur dan kontruksi, hiburan, medis, militer dan perjalanan wisata. Dalam
bidang pendidikan, AR telah dikembangkan dalam beberapa bentuk aplikasi seperti AR Books, AR Gaming,
Discovery-based Learning, Objects Modeling dan Skills Training [5].
Waerebo merupakan sebuah kampung tradisional yang masih mempertahankan kearifan lokalnya atau bentuk
aslinya di Manggarai. Kampung ini terletak di Desa Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai
Tengah. Waerebo memang indah dan menakjukan, diselimuti oleh kabut tipis seluruh perkampungan membuat
Waerebo pantas mendapatkan julukan ‘kampung diatas awan’. Secara geografis kampung ini terletak diatas
ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (mdpl), [6]. Untuk menuju Kampung Waerebo sendiri bukan perjalanan
yang mudah, wisatawan harus rela jalan kaki untuk melewati jalan yang Panjang serta harus melakukan pendakian
selama 3 jam, perjalanan menuju Waerebo dikelilingi hutan yang masuk dalam kategori hutan tropis yang lebat dan
termasuk dalam daerah konservasi, sungai dan melintas bibir jurang menuju kampung adat Waerebo. Waerebo
memiliki keunikan karena arsitektur bangunan rumah asli masyarakat kampung Waerebo dan bangunan tersebut
memiliki nama adat yaitu Mbaru Niang [7].
Kampung Waerebo adalah kampung yang masih mempertahankan kearifan lokal dan memiliki keunikan baik
dari segi adat istiadat, struktur bangunan dan cara hidup namun sangat dipenulisngkan promosi pariwisata Waerebo
sampai saat ini masih bersifat konvensional, belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pemasaran
atau promosi dikarenakan ada beberapa faktor yang menjadi indikator dasar dalam permasalahan pariwisata ini yaitu
minimnya pengetahuan terkait teknologi. Promosi wisata Waerebo masih sebatas promosi melalui poster dan pamflet
yang disebarkan ke tempat keramaian dan pesan berantai via media WhatsApp Group. Sedangkan promosi melalui
media sosial baik instagram, youtube dan website sudah dilakukan tetapi tidak berjalan konsisten, belum rutin
melakukan promosi, bahkan domain website sudah tidak dapat diakses karena tidak diperpanjang masa sewa domain
dan terbatasnya pengelola website.
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi serta kajian terhadap berbagai publikasi jurnal penelitian
terdahulu, maka akan dikembangkan sebuah aplikasi android. Wisata Waerebo kurang diketahui oleh wisatawan
karena tidak adanya ketersediaan informasi yang memudahkan wisatawan untuk mengenal lebih dalam tentang tempat
wisata tersebut. Maka dari itu peneliti membuat sebuah aplikasi Augmanted Reality dengan judul “Penerapan
Augmanted Reality Sebagai Media Promosi Wisata Waerebo”. Menggunakan Augmanted Reality sebagai media
promosi wisata dapat memberikan pengalaman yang interaktif kepada calon wisatawan. Dengan memanfaatkan
teknologi AR, destinasi wisata dapat memperkaya informasi yang disampaikan melalui visualisasi 3D, animasi dan
elemen interaktif yang menarik. Hal ini tidak hanya menciptakan daya tarik yang lebih kuat, tetapi juga memberikan
kesempatan bagi calon wisatawan untuk merasakan atmosfir dan keunikan destinasi sebelum benar-benar
mengunjunginya. Dengan AR, wisatawan dapat menggunakan perangkat mereka, seperti smartphone atau tablet,
untuk melihat pemandangan, objek bersejarah, atau bahkan simulasi kegiatan wisata secara virtual di lokasi yang
sebenarnya. Ini tidak hanya meningkatkan eksplorasi digital, tetapi juga dapat memicu rasa ingin tahu yang lebih besar
dan ingin untuk mengalami sendiri pesona destinasi wisata Waerebo. Harapannya dengan adanya aplikasi ini
masyarakat dan wisatawan bisa mengetahui lebih luas tentang informasi wisata Waerebo, masyarakat dan wisatawan
akan dipandu dengan baik melalui aplikasi Augmented Reality.
2. METODE PENELITIAN
Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui penerapan Teknik Ekplorasi, yang mencakup kegiatan pengumpulan dataset
wisata Waerebo secara independen. Fokus penelitian ini adalah wisata Waerebo, yang dianalisis di lokasi yang terletak
di kampung Waerebo, Desa Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai.
Teknik pengumpulan data
50
Copyright (c) HOAQ (High Education of Organization Archive Quality) : Jurnal Teknologi Informasi
1. Studi literatur
Penelitian ini menggunakan studi literatur sebagai metode pengumpulan data, dimana penelitian menelusuri
sumber-sumber tulisan terkait Augmanted Reality, wisata, yang telah ada sebelumnya. Selain sebagai teknik
pengumpulan data, studi literatur juga berfungsi untuk mencari ide atau referensi dalam penelitian. Proses studi
literatur melibatkan beberapa tahapan, seperti pemilihan sumber Pustaka, penelusuran sumber Pustaka, dan penyajian
kajian literatur.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data wisata melalui observasi langsung di Kampung wisata Waerebo pada Kabupaten
Manggarai, melibatkan pengamatan langsung terhapan lokasi wisata Waerebo. Dalam konteks ini, peneliti secara
langsung mengamati lokasi wisata untuk mengetahui data objek wisata maupun sumber-sumber lain terkait wisata
Waerebo. Observasi dilakukan untuk mecatat hal-hal penting di lokas berkaitan dengan permasalahan yang terjadi,
dan data yang diperoleh dapat menjadi dasar strategi promosi wisata.
Prosedur penelitian
Prosedur penelitian merupakan urutan langka-langka aplikasiatis yang dijalankan oleh peneliti untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang diajukan. Tahap awal melibatkan merumuskan hipotesis berdasarkan telaah literatur yang
relevan. Selanjutnya, peneliti merancang desain studi, memilih metode pengumpulan data yang sesuai. Setelah data
terkumpul, peneliti menganalisi data tersebut untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan.
1. Use case diagram
Tahap ini merupakan tahap pertama dari pengembangan model aplikasi Augmanted Reality. Tahap ini
menentukan konsep dari spesifikasi aplikasi secara umum. Aplikasi ini dirancang dalam bentuk use case dan activity
diagram. Use case diagram adalah model kebutuan aplikasi interaksi pengguna yang menjelaskan bagimana interaksi
antara komponen membuat aplikasi bekerja. Use case diagram menjelaskan bahwa pengguna dapat mengakses
aplikasi Augmanted Reality untuk wisata Waerebo. Lalu user juga dapat melakukan pemilihan menu yang ada didalam
aplikasi.
Gambar 4. Use case diagram augmented reality
Pada tampilan scan marker, untuk dapat melakukan scan objek 3D, user akan diminta untuk mengunduh marker
yang telah disediakan dan fitur video animasi wisata Waerebo menjelaskan profil wisata Waerebo, jika wisatawan
pergi ke tempat wisata dan terdapat tombol play, tombol pouse dan tombol stop pada video animasi wisata Waerebo.
Menu panduan terdapat informasi yang ditampilkan tentang bagimana menjalankan aplikasi agar pengguna bisa
dengan mudah mengoperasikan aplikasi, terdapat juga tombol back untuk kembali ke menu utama. Menu tentang akan
menampilkan informasi mengenai deskripsi aplikasi, terdapat juga tombol back untuk kembali ke menu utama. Menu
keluar aplikasi berfungsi Ketika pengguna sudah selesai menggunakan aplikasi dan ingin keluar aplikasi.
51
Copyright (c) HOAQ (High Education of Organization Archive Quality) : Jurnal Teknologi Informasi
2. Activity diagram Augmanted Reality
Diagram dari aktivitas fungsional pada aplikasi promosi wisata Waerebo pada diagram ini disajikan bagaimana
aplikasi berjalan dari dimulai, pengguna menjalankan semua fungsi yang ada pada aplikasi, seperti membuka kamera
Augemnted Reality, setelah pengguna membuka kamera AR pengguna bisa melakukan scan marker 3D wisata
waerebo melalui marker yang sudah di siapkan sebelumnya, pengguna juga bisa melihat informasi dan objek wisata
Waerebo saat penggna sudah melakukan scan marker akan muncul juga deskripsi wisata beserta audio penjasannya,
untuk objek 3D wisata waerebo pengguna bisa mendonwload marker yang sudah disiapkan, pengguna juga bisa
mengetahui informasi wisata waerebo melalui video animasi, seperti penjelasan biaya perjalanan menuju wisata
waerebo agar pengguna mengetahui berapa biaya yang harus disiapkan dan juga penjelasan tata tertib yang berlaku di
wisata waerebo agar pengguna mengikuti aturan yang ada di wisata waerebo, sampai pada akhirnya pengguna keluar
dari aplikasi.
Gambar 5. Activity diagram augmanted reality.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Implementasi Sistem
Implementasi sistem merupakan tahap rancangan atau assembly dari perancangan aplikasi Augmanted Reality
wisata Waerebo yang menggabungkan semua bahan dan objek menjadi sebuah aplikasi yang dirancang menggunakan
Unity. Tahap ini dilakukan pembuatan aplikasi berdasarkan hasil perancangan yang telah dirancang sebelumnya.
1. Tampilan Awal Aplikasi
Gamabr 6. Tampilan awal aplikasi.
Halaman ini merupakan tampilan awal saat membuka aplikasi sebelum masuk ke tampilan menu utama, dalam
halaman ini terdapat tombol untuk memulai aplikasi dan tombol keluar aplikasi.
52
Copyright (c) HOAQ (High Education of Organization Archive Quality) : Jurnal Teknologi Informasi
2. Tampilan Menu Utama
Gambar 7. Tampilan menu utama
Tampilan menu utama yang akan muncul saat aplikasi dijalankan pengguna dapat memilih menu yang ada
didalam aplikasi, ada 4 menu yaitu Menu Marker AR, Menu Cara Pengguna, Menu Kamera AR, Menu Animasi.
3. Marker AR
Gambar 8. Tampilan marker AR.
Tampilan marker AR berfungsi untuk mengarahkan pengguna agar medownload marker yang sudah disiapkan
sebelum pengguna mengscan objek wisata Waerebo.
4. Kamera AR
Pada tampilan kamera AR ini pengguna diarahkan untuk melakukan scan marker yang sudah didownload,
pengguna mengarahkan kamera ke marker yang sudah disiapkan sampai marker yang discan muncul. Marker
AR ada 4 yaitu marker 7 rumah adat dan marker 1 rumah adat, marker gendang dan marker gong.
Gambar 9. Tampilan kamera AR rumah adat.
53
Copyright (c) HOAQ (High Education of Organization Archive Quality) : Jurnal Teknologi Informasi
Gambar 10. Tampilan kamera AR rumah adat.
Waerebo merupakan salah satu destinasi wisata budaya di Kabupaten Manggarai. Terletak diketinggian 1.200
mdpl. Dikampung ini hanya terdapat 7 rumah utama atau yang disebut mbaru niang. Wae sendiri dalam bahasa
Manggarai artinya ialah Air. Desa Waerebo sendiri sudah berumur 1200 tahun dan sudah memasuki generasi ke 20.
Dimana 1 generasi berusia 60 tahun lamanya.
Gambar 18. Tampilan kamera AR gendang.
Gendang merupakan alat musik yang sakral bagi orang Manggarai, yang menjadi sarana komunikasi dan
informasi mereka dengan Nenek Moyang dan juga “Mori Jari Dedek” (Tuhan Yang Maha Esa) dan sebagai pengiring
tarian dan juga mbata (Musik tradisional Manggarai).
Gambar 19. Tampilan kamera AR gong.
54
Copyright (c) HOAQ (High Education of Organization Archive Quality) : Jurnal Teknologi Informasi
Gong merupakan alat musik yang terbuat dari leburan logam dengan permukaan bundar. Selain itu ada juga
gong genggam yang dimainkan sambil berjalan ataupun menari. Gong yang memiliki suara rendah, ujungnya dibalut
dengan karet, katun atau benang.
5. Tampilan Video Animasi
Gambar 20. Tampilan video animasi
Pada tampilan video animasi ini menjelaskan tentang profil wisata Wearebo dan terdapat tombol play, tombol
pouse, tombol stop, agar pengguna yang membuka video animasi tersebut bisa paham dan mengetahui tentang wisata
Waerebo.
6. Tampilan Menu Cara Penggunaan Aplikasi
Gambar 21. Tampilan menu cara penggunaan aplikasi.
Pada tampilan menu penggunaan aplikasi akan menampilkan informasi mengenai deskripsi aplikasi. Pada menu
penggunaan aplikasi ini terdapat juga menu back, fungsi menu back ini yaitu, saat user sudah membaca atau
mengetahui informasi tentang aplikasi user akan Kembali ke menu utama.
7. Tampilan Menu Keluar Aplikasi
Gambar 22. Tampilan menu keluar aplikasi.
55
Copyright (c) HOAQ (High Education of Organization Archive Quality) : Jurnal Teknologi Informasi
Pada tampilan menu keluar aplikasi berfungsi Ketika pengguna sudah selesai menggunakan aplikasi dan ingin
keluar dari aplikasi, tampilan akan muncul pilihan ya dan tidak, ketika klik ya maka akan otomatis keluar aplikasi,
Ketika klik tidak pengguna keluar dari aplikasi atau batal keluar aplikasi.
Pengujian Sistem
Hasil pengujian sistem menggunakan metode black box. Metode ini digunakan untuk memeriksa apakah
perangkat lunak dan setiap tombol Aplikasi Penerapan Augmanted Reality Sebagai Media Promosi Wisata Waerebo
bekerja dengan normal. Pada pengujian black box ditujukan pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil pengujian sistem.
No
Item Pengujian
Realisasi yang
diharapkan
Hasil Pengujian
Keterangan
1
Masuk halaman awal
aplikasi
Sistem terhubung halaman
star aplikasi
Muncul halaman star
aplikasi
Berhasil
2
Klik tombol star
Masuk halaman utama
aplikasi
Muncul
menu utama aplikasi
Berhasil
3
Klik menu marker AR
Masuk halaman marker
AR
Pengguna mendownload
marker AR
Berhasil
4
Klik tombol kembali
Kembali kehalaman menu
utama
Muncul tampilan menu
utama
Berhasil
5
Klik menu kamera AR
Masuk halaman kamera
AR
Pengguna mengscan
marker 3d
Berhasil
6
Klik tombol kembali
Kembali kehalaman utama
Muncul tampilan menu
utama
Berhasil
7
Klik menu cara
penggunaan aplikasi
Masuk halaman cara
penggunaan aplikasi
Pengguna mengetahui
cara penggunaan aplikasi
Berhasil
8
Klik tombol kembali
Kembali kehalaman utama
Muncul tampilan menu
utama
Berhasil
9
Klik menu animasi
Masuk halaman video
animasi
Pengguna mengetahui
informasi wisata
Waerebo melalui video
animasi
Berhasil
10
Klik tombol kembali
Kembali kehalaman awal
aplikasi
Muncul halaman star
aplikasi
Berhasil
11
Klik tombol keluar aplikasi
Tampilan halaman keluar
klik Ya keluar, klik tidak
batal keluar aplikasi
Pengguna keluar dari
aplikasi
Berhasil
Pengujian sistem aplikasi wisata Waerebo sangat penting untuk memastikan bahwa aplikasi tersebut berfungsi
dengan baik dan memenuhi kebutuhan pengguna serta tujuan wisata Waerebo secara keseluruhan. Berikut adalah
beberapa aspek yang biasanya diperhatikan dalam pengujian sistem aplikasi wisata Waerebo:
Fungsionalitas: Pengujian fungsionalitas memastikan bahwa semua fitur yang dijanjikan oleh aplikasi tersedia
dan berjalan dengan baik. Contohnya, kemampuan untuk melihat informasi tentang Waerebo, mengakses panduan
perjalanan, dan melakukan reservasi atau pembayaran online. Keamanan: Pengujian keamanan penting untuk
melindungi data pengguna, terutama informasi pribadi dan transaksi keuangan. Aplikasi harus dilindungi dari
serangan seperti peretasan dan penggunaan yang tidak sah. Kinerja: Pengujian kinerja mengevaluasi responsivitas dan
56
Copyright (c) HOAQ (High Education of Organization Archive Quality) : Jurnal Teknologi Informasi
kecepatan aplikasi saat digunakan, terutama di lingkungan jaringan yang berbeda-beda. Ini termasuk waktu pemuatan
halaman, waktu tanggapan server, dan efisiensi penggunaan sumber daya seperti memori dan bandwidth.
Kompatibilitas: Aplikasi harus diuji untuk memastikan kompatibilitasnya dengan berbagai perangkat dan sistem
operasi yang digunakan oleh pengguna potensial, seperti perangkat mobile (iOS, Android) dan desktop (Windows,
MacOS). Usability (Kemudahan Penggunaan): Pengujian ini mengevaluasi seberapa mudah aplikasi digunakan oleh
pengguna akhir. Ini termasuk navigasi antarmuka pengguna (UI), kejelasan informasi, dan ketersediaan bantuan atau
panduan jika diperlukan. Pengujian Integrasi: Jika aplikasi terhubung dengan sistem atau layanan lain (misalnya,
sistem pembayaran, database informasi), integrasi ini harus diuji untuk memastikan bahwa data terkirim dan diterima
dengan benar. Pengujian Penanganan Kesalahan: Aplikasi harus mampu mengelola kesalahan dengan baik, seperti
memproses input yang tidak valid atau koneksi jaringan yang terputus, dan memberikan pesan kesalahan yang jelas
kepada pengguna. Pengujian Penggunaan Pada Situasi Nyata: Idealnya, aplikasi juga diuji dalam situasi nyata atau
simulasi yang mendekati pengalaman pengguna sehari-hari di Waerebo, termasuk kondisi jaringan yang mungkin
tidak stabil atau lingkungan cahaya yang berbeda. Dengan melakukan pengujian yang komprehensif dalam semua
aspek ini, aplikasi wisata Waerebo dapat dijamin dapat memberikan pengalaman yang baik dan memuaskan bagi
pengguna, serta mendukung tujuan promosi dan pelestarian destinasi wisata tersebut.
4. KESIMPULAN
Sebagai penutup dari penelitian ini maka dapat disimpulkan perancangan augmented reality objek wisata
Waerebo merupakan inovasi terbaru di dalam membantu mempromosikan objek tersebut khususnya bagi wisatawan
yang belum pernah berkunjung sama sekali, sehingga wisatawan dapat melihat gambaran objek wisata terlebih dahulu
sehingga meningkatkan rasa penasaran dan antusias untuk mengujungi objek wisata Waerebo. Aplikasi augmented
reality dirancang untuk dijalankan di smartphone dengan basis sistem operasi android, mengingat kebanyakan
pengguna menggunakan smartphone dengan sistem operasi android. Aplikasi augmented reality disandingkan
penggunaannya dengan memanfaatkan brosur ataupun booklet wisata dengan cara menempatkan marker yang telah
diberi titik feature terlebih dahulu, sehingga tidak menghilangkan media promosi yang sudah ada sebelumnya.
Pengembangan aplikasi AR untuk wisata Waerebo melibatkan perakitan komponen menggunakan unity, dengan
penekanan pada desain menu yang intuitif dan ukuran yang sesuai untuk memastikan pengalaman pengguna yang
baik. Perangkat android harus memenuhi spesifikasi tertentu untuk menjalankan aplikasi dengan lancar, termasuk
sistem operasi yang terbaru, RAM yang memadai, dan kamera dengan resolusi tinggi. Proses instalasi aplikasi
melibatkan beberapa langkah sederhana, mulai dari memastikan koneksi internet yang stabil hingga memberikan izin
yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi dengan baik.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Optimalisasi pengalaman pengguna
Desain interaktif buat aplikasi AR dengan antarmuka yang ramah pengguna dan interaktif untuk menarik perhatian
wisatawan. Gunakan desain yang intuitif dengan navigasi yang mudah. Konten berkualitas, pastikan konten AR,
seperti model 3d dan sejarah wisata Waerebo, memiliki kualitas tinggi. Gunakan gambar dan video berkualitas untuk
menampilkan keindahan Waerebo secara realistis.
2. Kompatibilitas dan kinerja
Spesifikasi perangkat, rekomendasikan perangkat dengan spesifikasi yang sesuai untuk menjalankan aplikasi dengan
lancar. Misalnya, perangkat dengan minimal android 8.0, RAM 4 GB, dan kamera 8 MP. Pembaruan berkala lakukan
pembaruan berkala pada aplikasi untuk memastikan kompatibilitas dengan perangkat baru dan meningkatkan kinerja.
3. Promosi
Strategi promosi digital, manfaatkan platform media sosial, situs web resmi, dan aplikasi perjalanan untuk
mempromosikan aplikasi AR Waerebo. buat kampanye promosi yang menarik dengan konten visual dari aplikasi.
Kolaborasi dengan Influencer atau travel blogger untuk menggunakan dan mempromosikan aplikasi. Mereka dapat
membantu menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan aksebilitas.
4. Fitur tambahan
Informasi edukatif tentang sejarah dan budaya Waerebo di dalam aplikasi, buat fitur yang memungkinkan
pengguna mempelajari lebih dalam tentang desa dan adat istiadatnya. Fitur interaktif: sertakan fitur interaktif seperti
permainan atau quiz berbasis AR yang dapat meningkatkan keterlibatan pengguna.
5. Umpan balik dan pengembangan berkelanjutan
Kumpulkan umpan balik, aktifkan fitur umpan balik dalam aplikasi untuk mengumpulkan saran dan masukan dari
pengguna. Gunakan data ini untuk melakukan perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Analisis penggunaan
57
Copyright (c) HOAQ (High Education of Organization Archive Quality) : Jurnal Teknologi Informasi
gunakan alat analisis untuk melacak bagaimana pengguna berinteraksi dengan aplikasi. Identifikasi area yang
membutuhkan perbaikan dan tingkatkan fitur yang paling popular.
6. Kolaborasi dengan pariwisata lokal
Kerjasama dengan pemerintah dan komunitas lokal, libatkan pemerintah daerah dan komunitas lokal dalam
pengembangan dan promosi aplikasi. Hal ini dapat memastikan bahwa aplikasi mempromosikan wisata Waerebo
dengan cara yang otentik dan sesuai dengan kepentingan lokal. Peningkatan infrastruktur digital, bekerja sama dengan
pihak terkait untuk meningkatkan infrastruktur digital di Waerebo, seperti peningkatan akses internet, yang dapat
mendukung penggunaan aplikasi AR secara maksimal.
7. Play store
Dalam proses publikasi ke play store peneliti mengalami kendala seperti tidak adanya akses kartu kredit dan
kondisi ekonomi. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya bisa mempublikasikan aplikasi AR wisata Waerebo ini ke
dalam play store.
DAFTAR PUSTAKA
[1] E. Mulyana and A. Saepudin, 2019 “Perkembangan dan Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam
Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh,” Jurnal Teknodik vol. 18, no. 10, pp. 119134, Apr. 2019.
[2] M.I. Afdal and F. Yanto, Penerapan Teknologi Augmanted Reality Pada Media Pembelajaran Lapisan
Permukaan Bumi Berbasis 3d,” Jurnal Sistem- Informasi. vol. 4, no. 1, pp. 1-10, Feb. 2018.
[3] A.S. Wimatra, R. Khair, and A. Santosa, “Aplikasi Augmanted Reality (AR) Sebagai Media Edukasi
Pengenalan Bentuk Dan Bagian Pesawat Berbasis Android,” Jurnal Teknologi-informasi, vol. 3, no. 2, pp. 212-
221, Des. 2019.
[4] N. Rismayani and N.S. Layuk, Implementation of Augmented Reality Technology for the Mobile-Based
Introduction of Toraja Traditional Clothes,” Jurnal kominfo vol. 4, no. 2, pp. 155-168. Oct. 2019.
[5] D.E. Kurniawan, S. Sanora and K. Fatmawati, “Teknologi Augmented Reality Sebagai Media Pembelajaran
Virtual Museum Airlangga Kota Kediri,” Jurnal Simetris. Vol. 1, no. 1, pp. 273-278, Feb. 2022.
[6] A.F. Dewi and Ikbal, “Perancangan Augmented Reality (AR) Sebagai Media Promosi Objek Wisata Berbasis
Android,” Jurnal Informatika- Teknologi, vol. 1, no. 5, pp.179186, jan. 2022.
[7] M.T.J. Dwiputri, “Analisa Sense of Place Kampung Wae Rebo untuk Pengembangan Wisata di Manggarai,”
Jurnal Aksen. vol. 5, no. 2, pp. 519, Apr. 2021.
[8] S.S. Rabbani, A. Bachtiar and R.S. Wijaya, “Optimalisasi Pengembangan Pariwisata dan Potensi Ekonomi
Lokal di Kampong Waerebo Nusa Tenggara Timur,” Jurnal Syntax-Admiration vol. 2, no. 9, pp. 17531774,
Sep. 2021.
[9] R. Permana, H. Andrianof and R. Afira, “Augmented Reality (AR) Sarana Promosi Obyek Pariwisata Jam
Gadang Bukittinggi dan Pantai Wisata Carocok Pesisir Selatan,” Jurnal Ijcs. Vol. 2, no. 7, pp. 129-142, Sep.
2018.
[10] M. Manarni, E. Prasetyaningrum and C. Hermawan, “Pengembangan Wisata Alam, Sejarah dan Budaya
Kalimantan Tengah Memanfaatkan Teknologi Augmented Reality,” Jurnal IkraIth-Teknologi, vol. 4, no.3, pp.
40-48, Nov. 2020.
58
Copyright (c) HOAQ (High Education of Organization Archive Quality) : Jurnal Teknologi Informasi
[11] N. Natalia and S.L. Handi, “Implementasi Augmented Reality Sebagai Media Pengenalan Objek Wisata
Serajah Kota Sukabumi Menggunakan Metode Marker dan Markerless,” Jurnal Riset Komputer, vol. 7, no. 3,
pp. 123-137, Oct. 2021.
[12] N.P.S. Bahiyah and M. Imam, Aplikasi Pengenalan Produk Menggunakan Augmented Reality Dengan
Metode Marker, Jurnal Sistem-Cerdas, vol. 2, no. 3, pp. 184191, Des. 2020.
[13] A.D. Maria and I. Meviana, Objek Wisata Wae Rebo Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat di Desa Satar
Lenda Kecamatan Satar Mese Barat Kabupaten Manggarai Tengah,” Jurnal Sistem-Informasi. Vol. 5, no. 3,
pp. 577-581, Des. 2019.
[14] A. Nugroho and B.A. Pramono, Aplikasi Mobile Augmanted Reality Bberbasis Vuforia dan Unity Pada
Pengenalan Objek 3D Dengan Studi Kasus Gedung Museum Universitas Semarang,” Jurnal Transformatika,
vol. 8, no. 3, pp. 208-215, Jan. 2017.
[15] I. Yuliani, Pemanfaatan Augmanted Reality untuk menunjang promosi produk unggulan dan obyek wisata
Kecamatan Patuk Kabupaten Gunung Kidul,” Jurnal Senatik. Vol. 8, no. 2, pp. 1-68, Des. 2020.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Tourism is one of the most important things for an area. Interesting and crowded tourism shows the progress of the area. One way to promote tourism is by media promotion. There are many ways that can be used for promotion, one of which is by utilizing information technology based on Augmented Reality (AR). AR is a technology that displays 3D virtual objects into a real environment and builds visualization of 3D images in tourist brochures to be more informative. AR helps users get clearer information about the attractions they want to visit in Langsa city. The use of AR on Android makes the system more accessible to users. Based on trials, the AR system was successfully implemented on the Android system. In addition, camera trials were also carried out based on distance, tilt angle, and lighting when detecting tourist attraction markers. The result is that the camera successfully detects the target image (marker) and generates a 3D animation of a tourist attraction. However, the best results in detecting markers are distances above 15cm at an angle with cloudy sunlight lighting criteria.
Article
Full-text available
Pengembangan suatu tempat yang dijadikan daerah pariwisata diharapkan menjadi sumber dan potensi kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan yang mampu menggalakan kegiatan ekonomi termasuk kegiatan sektor lain sehingga lapangan pekerjaan, pendapatan masyarakat, pendapatan dan daerah, serta penerimaan devisa meningkat melalui upaya pengembangan dan pembangunan berbagai potensi kepariwisataan nasional dengan tetap memelihara kepribadian bangsa dan kelestarian fungsi serta mutu lingkungan hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis komponen penawaran pariwisata di objek wisata Waerebo, serta mengetahui dan menganalisis pengembangan dan besarnya potensi ekonomi lokal di Waerebo. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan gabungan keempatnya. Hasil penelitian yang didapat yakni pengoptimalisasian wisata di kampung adat Waerebo dapat diterapkan melalui pengembangan-pengembangan fasilitas, baik fasilitas ketika akan menuju pada wisata kampung adat Waerebo.
Article
Full-text available
Kampung Wae Rebo is the traditional village of Manggarai and is the only village in Manggarai that still maintains the village pattern and architecture of the traditional Manggarai buildings. This village has historical, cultural, architectural and unique character values so that it becomes a destination for local tourist and foreign tourists. This village has a sense of place which is formed by physical and non-physical elements that influence tourist with unique experiences and perceptions. The research objective was to find out the elements that makes the sense of place of Wae Rebo village which play a role in providing human experience and sensory perceptions of physical elements in describing the sense of place of Wae Rebo village so that it can be a reference for the development of tourist objects in Manggarai. The method used in this study is a qualitative method by conducting case studies, interviews and in-depth observations in the village of Wae Rebo and its surroundings. From the results of this study, it was obtained several physical and non-physical elements that formed a sense of place in Wae Rebo village, including: access to achievements, landscapes, historical, social and architectural aspects of buildings, etc.
Article
Full-text available
Walaupun istilah teknologi informasi dan sistem informasi seringkali dipertukarkan penggunaannya, namun keduanya memiliki nuansa arti yang sama, yaitu bagaimana sebuah organisasi berusaha untuk menggunakan perangkat komputer, aplikasi, dan sarana telekomunikasi untuk meningkatkan kinerjanya secara signifikan. Ditinjau dari segi pengertiannya, sistem informasi dapat dianalogikan sebagai sebuah permintaan (demand), dimana kebutuhan akan sarana pengolahan data dan komunikasi yang cepat dan murah. Sedangkan teknologi informasi merupakan jawaban (supply) terhadap kebutuhan tersebut dalam bentuk penciptaan produk-produk berbaru teknologi perangkat keras dan perangkat lunak. Teknologi Informasi sebagai sebuh alat dapat digunakan pada berbagai bidang dan unit kerja. Pemanfaatan Teknologi informasi pada bidang pendidikan, selain efektif digunakan pada program pendidikan jarak jauh (distance educational) juga memenuhi karakteristik sebagai sebuah inovasi bagi pengembangan pendidikan yang relatif ajeg baik aspek: relative advantage, compability, Complexity, Triability, maupun Obsevability.nya.
Article
Full-text available
p>Realitas tertambah, atau kadang dikenal dengan singkatan bahasa Inggrisnya AR (augmented reality), adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut dalam waktu nyata. Tidak seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan kenyataan, realitas tertambah sekedar menambahkan atau melengkapi kenyataan. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan sistem waterfall, dimana alur penelitian akan mengikuti fase – fase yang ada di waterfall. Aplikasi ini akan dibangun dengan menggunakan Unity3D dan Vuforia. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu aplikasi bantu pembelajaran untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami materi augmented reality melalui perangkat mobile. Sehingga mahasiswa juga dapat memahami bagaimana mobile augmented reality dapat membantu mahasiswa melihat secara nyata objek 3D secara interaktif.</p
Article
Product introduction is an effort made by a company to introduce new products to the public. However, sometimes there are several obstacles that cause sellers to be unable to show their products to potential buyers, such as during this pandemic. There are many ways to introduce a product, namely through photos or videos. At this stage, a marketing strategy is needed so that the target market is more familiar with the products being sold and can be used as business advantages. Marketing strategies can be done by utilizing technology, one of which is by using Augmented Reality. In augmented reality, there are three characteristics that form the basis of the system, including a combination of the real and virtual worlds, real-time interactions, and the last characteristic is the shape of an object in the form of a three-dimensional or 3D model. The Augmented Reality model used in this study uses the marker method and the application can be applied to an Android smartphone. By using augmented reality technology, the introduction of a product will feel more interactive and effective. In addition, it can increase the product's marketing appeal.
Article
This research is the development of one technology called Augmented Reality. Augmented Reality works by combining the real world with the virtual world to produce information to users. The tourism object of West Sumatra has quite promising potential, but the potential is still covered by weak management and promotion that are still not sufficient. This study seeks to create an Android-based Augmented Reality application to introduce tourism objects in West Sumatra with a focus on early development on tourism objects in the Clock Tower in Bukittinggi and Carocok Beach in the south coast. The results of this study make Augmented Reality technology a more innovative and attractive promotional media so that it can increase tourist interest to visit the tourism object.
Penerapan Teknologi Augmanted Reality Pada Media Pembelajaran Lapisan Permukaan Bumi Berbasis 3d
  • M I Afdal
  • F Yanto
M.I. Afdal and F. Yanto, "Penerapan Teknologi Augmanted Reality Pada Media Pembelajaran Lapisan Permukaan Bumi Berbasis 3d," Jurnal Sistem-Informasi. vol. 4, no. 1, pp. 1-10, Feb. 2018.
Aplikasi Augmanted Reality (AR) Sebagai Media Edukasi Pengenalan Bentuk Dan Bagian Pesawat Berbasis Android
  • A S Wimatra
  • R Khair
  • A Santosa
A.S. Wimatra, R. Khair, and A. Santosa, "Aplikasi Augmanted Reality (AR) Sebagai Media Edukasi Pengenalan Bentuk Dan Bagian Pesawat Berbasis Android," Jurnal Teknologi-informasi, vol. 3, no. 2, pp. 212-221, Des. 2019.