Available via license: CC BY-NC 4.0
Content may be subject to copyright.
JETISH: Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health
E-ISSN: 2964-2507 P-ISSN: 2964-819X
Vol. 3 No. 2 September 2024
Vina Dwi Pratiwi, dkk. – Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 1150
Bahan Ajar Digital Pendidikan Agama Islam Berbasis Project Based
Learning: Study Analisis Kebutuhan dan Pengembangan
Vina Dwi Pratiwi1 Nurdin Nugraha2 Zaenal Muttaqin3 Usman4 Maslani5
Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Kota Bandung, Provinsi
Jawa Barat, Indonesia1,2,3,4,5
Email: vinacendekia87@gmail.com1 nugrahanurdin5@gmail.com2
zaenal.muttaqin586@gmail.com3 usmanspd1621@gmail.com4 maslani@uinsgd.ac.id5
Abstract
Islamic Religious Education in junior high school is a crucial aspect in shaping students' character and
spiritual understanding. This study aims to analyze the needs and develop digital teaching materials based
on Project Based Learning (PjBL) for Islamic Religious Education subjects at SMPN 21 Bandung. The
research method used was a qualitative study with a descriptive analysis approach. Data were collected
through in-depth interviews with Islamic Religious Education teachers, analysis of curriculum documents,
and observation of existing learning practices at school. A needs analysis was conducted to evaluate the
challenges and opportunities in implementing PjBL in the context of religious education in secondary
schools. The results showed that the development of digital teaching materials integrating the PjBL method
at SMPN 21 Bandung has great potential to increase student engagement and deepen their understanding
of Islamic values. Students can be more active in building projects related to Islamic teachings, as well as
applying these values in daily life. This research contributes to designing relevant and effective teaching
materials to support religious education at the junior high school level, utilizing digital technology and
collaborative learning approaches. The implications of this research can help curriculum developers and
teachers in improving the quality of learning. project-based Islamic religion at SMPN 21 Bandung.
Keywords: Digital Teaching Materials, Islamic Religious Education, Project Based Learning.
Abstrak
Pendidikan Agama Islam di sekolah menengah pertama merupakan aspek krusial dalam membentuk
karakter dan pemahaman spiritual siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan dan
mengembangkan bahan ajar digital berbasis Project Based Learning (PjBL) untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMPN 21 Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kualitatif
dengan pendekatan analisis deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan guru-
guru Pendidikan Agama Islam, analisis dokumen kurikulum, dan observasi terhadap praktik
pembelajaran yang ada di sekolah. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengevaluasi tantangan dan
peluang dalam menerapkan PjBL dalam konteks pendidikan agama di sekolah menengah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengembangan bahan ajar digital yang mengintegrasikan metode PjBL
di SMPN 21 Bandung memiliki potensi besar untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan mendalami
pemahaman mereka terhadap nilai-nilai agama Islam. Siswa dapat lebih aktif dalam membangun
proyek-proyek yang berhubungan dengan ajaran Islam, serta mengaplikasikan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam merancang bahan ajar yang
relevan dan efektif untuk mendukung pendidikan agama di tingkat SMP, dengan memanfaatkan
teknologi digital dan pendekatan pembelajaran kolaboratif. Implikasi dari penelitian ini dapat
membantu pengembang kurikulum dan guru-guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran agama
yang berbasis proyek di SMPN 21 Bandung.
Kata Kunci: Bahan Ajar Digital, Pendidikan Agama Islam, Project Based Learning
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peran strategis dalam pembentukan karakter
JETISH: Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health
E-ISSN: 2964-2507 P-ISSN: 2964-819X
Vol. 3 No. 2 September 2024
Vina Dwi Pratiwi, dkk. – Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 1151
dan nilai-nilai moral siswa. Dalam konteks pendidikan formal, PAI bertujuan untuk
menanamkan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam serta membentuk sikap dan
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut (Mukminin, 2016). Namun, metode pengajaran
konvensional yang sering kali bersifat satu arah dan berpusat pada guru cenderung kurang
efektif dalam meningkatkan keterlibatan dan motivasi belajar siswa (Hamid, 2017). Sehingga
pendidikan agama Islam merupakan hal yang fundamental dalam pembentukan akhlak sebagai
cerminan aqidah dan keimanan yang kokoh, dengan pemahaman yang sempurna. Hal tersebut
perlu didukung dengan adanya pengembangan bahan ajar yang menunjang perkembangan
zaman di era digital dan metode yang selalu terus diperbarui.
Dalam era digital ini, integrasi teknologi dalam pendidikan telah menjadi keharusan.
Salah satu pendekatan inovatif yang terbukti efektif adalah Project-Based Learning (PjBL). PjBL
adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proyek-proyek kompleks yang
mencerminkan masalah dan tantangan dunia nyata. Metode ini mendorong siswa untuk aktif
terlibat dalam proses pembelajaran, bekerja secara kolaboratif, dan mengembangkan
keterampilan berpikir kritis (Thomas, 2000). Menurut Bell (2010), PjBL tidak hanya
meningkatkan keterampilan akademik siswa tetapi juga keterampilan sosial dan emosional
mereka. Di tengah degradasi moral yang saat ini yang menyerang siswa-siswi maka sangat
menjadi hal utama membangkitkan sisi kepedulian sosialnya dengan saling berkomunikasi,
mengingatkan, membantu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Keterlibatan
siswa siswi dalam PBM di kelas menjadi indikator keberhasilan PBM dan salah satu faktor
penyebabnya adalah dari bahan ajar yang menarik bagi siswa siswi. Bahan ajar digital berbasis
PjBL menawarkan berbagai keunggulan, termasuk fleksibilitas, interaktivitas, dan kemampuan
untuk menyajikan konten yang lebih menarik dan relevan bagi siswa (Means, Bakia, & Murphy,
2014). Penggunaan bahan ajar digital dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar siswa dan
memungkinkan pembelajaran yang lebih personalisasi. Menurut Spector (2015), bahan ajar
digital yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan partisipasi siswa, memperkuat
pemahaman konsep, dan memfasilitasi pembelajaran mandiri. Dapat disimpulkan bahwa, PjBL
adalah salah satu model pembelajaran yang selaras dengan perkembangan zaman saat ini di
era yang serba digital dan menunjang agar siswa siswi meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, kreatif, dan mengutamakan perkembangan setiap individu yang unik. Hal tersebut
menjadi daya tarik bagi para peneliti dalam melakukan penelitian terkait bahan ajar digital
pada PAI berbasis model pemnbelajaran PjBL.
Meskipun banyak penelitian telah mengkaji efektivitas PjBL dan bahan ajar digital secara
umum, penelitian khusus yang meneliti kebutuhan pengembangan bahan ajar digital berbasis
PjBL dalam konteks PAI masih terbatas. Hal ini penting karena PAI memiliki karakteristik dan
tantangan tersendiri yang memerlukan pendekatan khusus dalam pengembangan bahan ajar.
Sebagai contoh, materi PAI tidak hanya berfokus pada aspek kognitif tetapi juga afektif dan
psikomotorik, yang memerlukan strategi pembelajaran yang holistik dan integratif
(Syihabuddin, 2018). Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Prasetyo Dkk, 2021)
mengenai bahan ajar digital hasil penelitiannya menyebutkan “Komponen penting dalam
tercapainya tujuan pembelajaran salah satunya adalah mengaplikasikan bahan ajar digital”. Hal
ini menunjukan bahwa pendidik dituntut harus melakukan Inovasi dan kreatif dalam
merancang dan mengembangkan bahan ajar atau dengan kata lain melakukan digitalisasi
bahan ajar serta mengembangkannya.Factor pendukung terhadap pembelajaran digital adalah
ketersediaan bahan ajar digital, namun pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
(Risyani Dkk, 2023) pada yang mana hasil peneliannya menunjukan hanya 1% siswa dalam
satu kelas yang mempunyai sumber belajar digital, walaupun sudah menggunakan kurikulum
Merdeka Belajar. sehingga ini menjadi sebuah temuan peneliti untuk menganalisis kebutuhan
JETISH: Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health
E-ISSN: 2964-2507 P-ISSN: 2964-819X
Vol. 3 No. 2 September 2024
Vina Dwi Pratiwi, dkk. – Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 1152
bahan ajar digital khususnya dalam penerapan pembelajaran berbasis project based learning.
Langkah pertama dalam mengembangkan bahan ajar digital adalah melakukan analisis
kebutuhan. Penelitian ini berfokus pada kebutuhan guru dan siswa terhadap bahan ajar digital
dalam konteks pembelajaran. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi panduan dalam
pengembangan bahan ajar digital yang berbasis model pembelajaran project-based learning.
Bahan ajar ini ditujukan untuk siswa kelas VII di SMPN 21 Bandung yang telah menerapkan
kurikulum merdeka dalam proses pembelajaran mereka. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan pengembangan bahan ajar digital berbasis PjBL
untuk mata pelajaran PAI di sekolah menengah. Dengan memahami kebutuhan ini, diharapkan
dapat dikembangkan bahan ajar yang tidak hanya sesuai dengan perkembangan teknologi
pendidikan tetapi juga efektif dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam PAI.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menganalisis
kebutuhan pengembangan bahan ajar digital berbasis Project-Based Learning (PjBL) dalam
Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 21 Kota Bandung. Desain penelitian ini bertujuan
untuk memperoleh gambaran mendalam mengenai kebutuhan guru dan siswa terkait bahan
ajar digital yang akan dikembangkan. Observasi pengambilan data dilakukan terhadap guru
dan siswa kelas VII SMPN 21 Bandung. Angket guru digunakan untuk mengetahui proses
pembelajaran yang dilakukan guru, bahan ajar yang pernah digunakan guru, penggunaan
model pembelajaran PjBL. Sedangkan angket siswa digunakan untuk mendeskripsikan
pembelajaran yang mereka alami dan perangkat pembelajaran apa saja yang sudah digunakan
guru dalam pembelajaran. Selain itu, angket siswa juga mendeskripsikan pendapat mereka
terkait kebutuhan mereka terhadap bahan ajar digital yang berbasis Langkah-langkah model
pembelajaran project based learning.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini melibatkan dua guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dan sepuluh siswa
kelas VII (tujuh) dari SMP Negeri 21 Kota Bandung. Guru pertama memiliki pengalaman
mengajar selama 25 tahun, sementara guru kedua memiliki pengalaman mengajar selama 8
tahun. Kedua guru ini telah menggunakan berbagai metode pengajaran, termasuk penggunaan
teknologi dalam pembelajaran. Sementara itu, sepuluh siswa yang terlibat terdiri dari tiga
siswa laki-laki dan tujuh siswa perempuan, dengan rentang usia antara 12 hingga 13 tahun. Dua
level yakni kelas VII dan VIII telah menggunakan kurikulum merdeka sedangkan kelas 9 masih
menggunakan kurikulum K-13 dalam proses pembelajaran mereka. Hasil penelitian diperoleh
dari angket wawancara guru dan kuisioner siswa. Hasil wawancara dengan guru menggunakan
pertanyaan singkat yang dikirim melalui google form diperoleh bahwa dari 2 guru SMPN 21
Bandung yang mengisi angket. Jawaban wawancara terikait pembelajaran dilaksanakan dan
bahan ajar yang digunakan guru dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Analisis Kebutuhan Guru
No
Pertanyaan l
Jawaban
1
Saat ini Bapak atau ibu menggunakan
kurikulum apa?
67% guru menggunakan kurikulum merdekan dan 33% guru
masih menggunakan kurikulum K-13
2
Model pembelajaran apa saja yang Bapak/Ibu
gunakan dalam proses pembelajaran PAI
dengan kurikulum merdeka?
100% guru mengajar PAI telah menggunakan model
pembelajaran project based learning di kelasnya
3
Bahan ajar apa sajakah yang Bapak/Ibu
manfaatkan ketika pembelajaran di kelas?
- Bahan ajar cetak: Buku paket, modul, pamplet, LKPD dll
- Bahan ajar non cetak: Video, power point, media internet
dll
JETISH: Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health
E-ISSN: 2964-2507 P-ISSN: 2964-819X
Vol. 3 No. 2 September 2024
Vina Dwi Pratiwi, dkk. – Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 1153
4
Berikan alasan kenapa Bapak/Ibu telah
memilih bahan ajar untuk digunakan?
Memudahkan dalam melakukan proses pembelajaran di
kelas, terutama penggunaan bahasa yang mudah dimengerti
oleh peserta didik, susunan materi yang runut
5
Sepengetahuan Bapak/Ibu bagaimana
kemampuan siswa setelah menggunakan
bahan ajar yang digunakan ?
Lebih cepat menangkap materi, terutama ketika bahan ajar
berupa Audio Visual dan siswa lebih antusias menelaah
bahan ajar dan mencari sumber materi dari berbagai sumber
menambah wawasan siswa
6
Bagaimana buku pegangan siswa jika dilihat
dari aspek penampilan dan kelengkapan
muatan informasinya?
- Cukup lengkap namun bacaan yang terlalu banyak dan
monoton sehingga kurang menarik
- Cukup relevan, walaupun harus ditinnjang dengan bahan
ajar lainnya
7
Dalam Menyusun tugas proyek, apakah
Bapak/Ibu membekali siswa dengan LKPD
yang sesuai dengan langkah- langkah Pjbl?
100 % guru sudah membekali siswa dengan LKPD yang
sesuai dengan Langkah PjBL
8
Apakah dibutuhkan dalam
pembelajaranditerapkan bahan ajar digital
yang bisa diakses siswa menggunakan
smartphone untuk pembelajaran dikelas?
100% guru menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan
bahan ajar digital sangat dibutuhkan saat di kelas
9
Apakah dibutuhkan dalam pembelajaran
diterapkan bahan ajar digital yang bisa
diakses siswa menggunakan smartphone
untuk belajar mandiri?
100% guru menyatakan bahwa dalam pembelajaran pjbl
memerlukan bahan ajar digital seperti HP atau Laptop untuk
mendukung pembelajaran mandiri siswa
Berdasarkan Tabel 1. Guru telah menerapkan model pembelajaran berbasis proyek dalam
pelaksanaan kurikulum merdeka. Selama proses pembelajaran, guru menyediakan bahan ajar
berupa modul cetak dan elektronik untuk peserta didik. Berdasarkan pendapat guru,
penggunaan bahan ajar dapat meningkatkan kemampuan peserta didik. Pernyataan ini sejalan
dengan penelitian (Santana et al., 2019) yang menyatakan bahwa terdapat respon positif dari
pengguna bahan ajar digital. Namun, pertanyaan mengenai pendapat guru tentang buku
pegangan siswa yang diberikan masih cukup relevan dan lengkap walaupun tata bahasanya
sangat monoton dan kurang menarik, juga perlu ditambah dengan bahan ajar digital sebagai
tambahan referensi bagi guru dan siswa untuk mencapai kesuksesan dalam pembelajaran
project based learning.
Guru-guru dalam menerapkan model pembelajaran project based learning sudah
membekali siswa dengan bahan ajar berupa LKPD yang disusun sendiri oleh guru, membuat
modul dan pamflet. Namun, bahan ajar tersebut diakui belum dapat mengembangkan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas proyek yang diberikan. Bahan ajar digital akan
sangat membantu pemahaman siswa siswi untuk memahami materi pembelajaran. Bahan ajar
digital dapat berupa aplikasi yang sudah dibuat oleh guru yang bersangkutan atau
menggunakan aplikasi umum yang disarankan oleh guru dan sekolah untuk digunakan para
siswanya.
Gambar 1. Media Pembelajaran yang Digunakan Guru dalam Pembelajaran
0
2
4
6
Gambar Animasi Video Power Point
Chart Title
Series1
JETISH: Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health
E-ISSN: 2964-2507 P-ISSN: 2964-819X
Vol. 3 No. 2 September 2024
Vina Dwi Pratiwi, dkk. – Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 1154
Pada Gambar 1, tampak empat siswa menjawab guru menggunakan gambar dalam
pembelajaran. Hanya satu siswa yang menjawab bahwa guru memberikan animasi, dua siswa
menjawab guru memberikan penjelasan menggunakan video singkat dan tiga siswa menjawab
guru menggunakan powerpoint sebagai media pembelajaran. Hasil ini menunjukkan,
dibutuhkan pembaharuan pengguanaan media pembelajaran. Media pembelajaran dapat
diinputkan dalam bahan ajar dan dapat diakses siswa selama proses pembelajaran ataupun
untuk belajar mandiri. Seorang guru idealnya mampu mengembangkan bahan ajar dan media
pembelajaran berupa multimedia interaktif, yang dapat diakses melalui perangkat digital
(Smaragdina et al., 2020). Kemampuan guru ini mengimbangi kemampuan digital siswa sebagai
generasi digital native yaitu generasi yang tumbuh dan berkembang di era teknologi informasi
yang juga berkembang pesat. Metode pembelajaran yang diberikan guru dalam pembelajaran
termasuk salah satu poin yang dianalisis, hasilnya dapat dilihat pada diagram diatas.
Gambar 2. Metode Pembelajaran yang Digunakan Guru dalam Pembelajaran
Guru sudah melakukan metode pembelajaran yang beragam, dan paling banyak siswa
menjawab metode diskusi. Dari hasil ini tampak bahwa di SMP Negeri 21 Bandung sudah
terbentuk budaya diskusi, sehingga mudah menggunakan model pembelajaran inovatif seperti
PjBL. Analisis dilanjutkan dengan pendapat siswa tentang kenutuhan siswa terhadap bahan
ajar digital berbasis model pembelajaran PjBL. Hasil jawaban siswa dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa terhadap Bahan Ajar Digital
No
Hasil Ananlisis Kebutuhan Siswa
1
100% siswa menyatakan sudah memiliki media digital seperti HP
2
Hanya 50 % siswa yang mempunyai sumber belajar digital seperti buku elektronik
3
40% siswa meyakini bahwa sumber belajar yang digunakan saat ini sudah cukup sebagai sumber belajar.
4
50 % siswa berpendapat bahwa isi materi dalam buku paket sulit dipahami
5
90 % siswa menyenangi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
6
90 % siswa memerlukan sumber belajar yang lebih mudah dipahami secara mandiri
7
90 % siswa ingin mencoba menggunakan bahan ajar digital yang bisa diakses melalui gedged (HP atau
laptop)
Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa seluruh siswa sudah mempunyai media digital
seperti HP. Akan tetapi, hanya 50% yang mempunyai bahan ajar digital seperti buku
elektronik,. siswa mengalami kesulitan memahami sumber belajar yang digunakan yaitu buku
paket yang diberikan guru. Kondisi ini menunjukkan bahwa di SMP Negeri 21 Bandung
dibutuhkan pengembangan bahan ajar digital untuk memunjang pembelajaran siswa. Sesuai
dengan hasil penelitian (Prastyo et al., 2021) bahwa bahan ajar digital efektif dalam menunjang
proses pembelajaran Geografi, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa bahan ajar digital ini
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
Catatan Diskusi Demonstrasi Eksperimen Tanya Jawab
Chart Title
Series1
JETISH: Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health
E-ISSN: 2964-2507 P-ISSN: 2964-819X
Vol. 3 No. 2 September 2024
Vina Dwi Pratiwi, dkk. – Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 1155
juga membantu memudahkan siswa dalam memahami materi PAI. Sebagaimana dalam
penelian yang dilakukan oleh (Pajarianto Dkk, 2022) Ketika Guru PAI mengombinasikan bahan
ajar digital dan media digital seperti gambar, teks, dan video materi Pelajaran membuat peserta
didik lebih antusias selama mengikuti proses pembelajaran.
Analisis selanjutnya mengenai kebutuhan siswa pada media pembelajaran, sumber
belajar digital untuk belajar mandiri maupun dikelas, diperoleh hasil bahwa 98% siswa
menyenangi pembelajaran menggunakan media pembelajaran, 90 % siswa memerlukan
sumber belajar yang lebih mudah dipahami, dan 92% siswa ingin mencoba menggunakan
bahan ajar digital. Media pembelajaran yang beragam dapat dimasukkan dalam bahan ajar
digital dapat beragam, bisa berupa gambar, video, animasi bergerak. Selain itu, dapat juga
dimasukkan evaluasi dalam bentuk kuis menggunakan google form, quizizz maupun kahoot.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Asma Dkk, 2023) bahwa guru semakin yakin bahwa
banyak manfaat yang bisa didapatkan dari penggunaan teknologi, khususnya Google Forms dan
Quizizz, Selain merasakan manfaat bahwa kedua aplikasi tersebut menghemat waktu juga
menarik seperti yang dirasakan juga oleh siswa, pun demikian guru dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dalam penggunaan teknologi terutama di bidang
Pendidikan. Selaras dengan penelitian (Gan et al., 2015) bahwa teknologi informasi dalam
pembelajaran dapat meningkatkan minat siswa yang memberikan dampak pada hasil belajar
dan prestasi siswa. Berdasarkan penelitian, guru sudah memberikan pembelajaran berbasis
proyek dan dilengkapi dengan LKPD. Namun, LKPD ini masih perlu pengembangan agar tidak
menjadi bahan ajar yang monoton, dengan memasukkan berbagai media pembelajaran yang
mendukung seperti gambar, animasi, video, dan evaluasi berbasis digital. Untuk membantu
pembuatan proyek, dibutuhkan pendekatan yang mendukung pembelajaran proyek. Artinya,
baik guru maupun siswa membutuhkan bahan ajar digital berbasis model pembelajaran PjBL.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan analisis diatas, baik guru maupun siswa setuju bahwa bahan
ajar digital dibutuhkan untuk pembelajaran mandiri maupun pembelajaran di kelas. Seluruh
guru setuju bahwa dibutuhkan bahan ajar digital berbasis PjBL. Hampir seluruh siswa
membutuhkan bahan ajar digital untuk pembelajaran di kelas maupun mandiri. Bahan ajar
digital seperti buku dan lembar kerja dapat serba digital yang menunjang pengetahuan siswa
yang ter-up to date sesuai perkembangan zaman saat ini. Penelitian ini merupakan penelitian
awal untuk mendeskripsikan apakah dibutuhkan suatu produk pengembangan atau tidak.
Disebabkan hasil penelitian menunjukkan dibutuhkan bahan ajar digital berbasis PjBL, maka
penelitian ini sebaiknya dilanjutkan ke tahap pengembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Asma, dkk (2023). Evaluasi Pembelajaran Menggunakan Google Form Dan Quizizz. Ikhlas:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1). 8-14. https://ejournal.unida-
aceh.ac.id/index.php/ikhlas/article/view/411
Brundiers, K., & Wiek, A. (2013). Do we teach what we preach? An international comparison of
problem- and project-based learning courses in sustainability. Sustainability
(Switzerland),5(4),1725–1746. https://doi.org/10.3390/su5041725
Gan, B., Menkhoff, T., & Smith, R. (2015). Enhancing students’ learning process through
interactive digital media: New opportunities for collaborative learning. Computers in
Human Behavior, 51, 652–663. https://doi.org/10.1016/j.chb.2014.12.048
Guo, P., Saab, N., Post, L. S., & Admiraal, W. (2020). A review of project-based learning in higher
education: Student outcomes and measures. International Journal of Educational
Research,102. https://doi.org/10.1016/j.ijer.2020.101586
JETISH: Journal of Education Technology Information Social Sciences and Health
E-ISSN: 2964-2507 P-ISSN: 2964-819X
Vol. 3 No. 2 September 2024
Vina Dwi Pratiwi, dkk. – Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 1156
Indariani, A., Amami Pramuditya, S., & Firmasari, S. (2018). Pengembangan bahan ajar digital
berbasis kemampuan pemecahan masalah matematis pada pembelajaran matematika
(Bahan Ajar Digital Interaktif pada Materi Pertidaksamaan Nilai Mutlak Linear Satu
Variabel). Eduma : Mathematics Education Learning and Teaching, 7(2), 89–98.
https://doi.org/10.24235/eduma.v7i2.3670
Kristiani, K. D., Mayasari, T., & Kurniadi, E. (2017). Pengaruh Pembelajaran STEM-PjBL
terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif. Prosiding SNPF (Seminar Nasional Pendidikan
Fisika), 21, 266–274. http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/snpf/article/view/1719
Mella, B., Wulandari, I. G. A. A., & Wiarta, I. W. (2022). Bahan Ajar Digital Interaktif Berbasis
Problem Based Learning Materi Keragaman Budaya. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pendidikan, 6(1), 127–136. https://doi.org/10.23887/jppp.v6i1.46368
Netwong, T. (2018). Development of Problem Solving Skills by Integration Learning Following
STEM Education for Higher Education. International Journal of Information and Education
Technology, 8(9), 639–643. https://doi.org/10.18178/ijiet.2018.8.9.1114
Pajarianto, Dkk (2022). Pengembangan Media Pembelajaran “Telaah Perspektif Pada Era
Society 5.0.” Makassar: CV. Tohar Media.
http://digilib.umpalopo.ac.id:8080/jspui/handle/123456789/716
Prasetyo, Dkk (2021). Development of STEM-Based Population Mobility and Employment D
igita l Teaching Materia ls. ASANKA: Journal of Social Science And Education, 2(2)
Rahmawati, Y., Hadinugrahaningsih, T., Ridwan, A., Palimbunga, U. S., & Mardiah, A. (2021).
Developing the critical thinking skills of vocational school students in electrochemistry
through STEM - Project-based learning (STEM-PjBL). AIP Conference Proceedings, 2331.
https://doi.org/10.1063/5.0041915
Risyani, Dkk (2023). Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar Digital Fisika Berbasis
Project Based Learning Terintegrasi Pendekatan STEM. Journal on Education, 6(1).
https://jonedu.org/index.p hp /joe
Rochim, R. A., Prabowo, P., & Budiyanto, M. (2021). Analisis Kebutuhan Perangkat
Pembelajaran Model PjBL Terintegrasi STEM Berbasis E-Learning di Masa Pandemi
Covid-19. Jurnal Basicedu, 5(6), 5370–5378.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1655
Samsudin, M. A., Jamali, S. M., Zain, A. N. M., & Ebrahim, N. A. (2020). The effect of STEM project
based learning on self-efficacy among high-school physics students. Journal of Turkish
Science Education, 17(1), 94–108. https://doi.org/10.36681/tused.2020.15
Sanders, M. (2009). STEM, STEM Education, STEM Mania