ArticlePDF Available

Pengembangan Potensi Nelayan Melalui Pelatihan Manajemen Usaha Pengolahan Ikan Asap Di Gks Hanggaroru, Desa Kaliuda

Authors:
  • Universitas Kristen Wira Wacana Sumba

Abstract

Fisheries, especially capture fisheries, have quite large potential in the coastal area of East Sumba. One of the potential catch fisheries in East Sumba is Kaliuda Village. The GKS Hanggaroru congregation is a community in Kaliuda village whose entire community depends on fishery products, both capture and aquaculture. Fisheries problems that often occur in Kaliuda village are the large number of catches that are damaged due to the way they are handled after being caught, due to the unavailability of ice, and the length of the marketing process. This results in losses at the community level so it is necessary to find a solution regarding partnerships and marketing the catch. This mentoring activity was carried out for 1 month through socialization and mentoring. Implementation of this activity includes socialization, distribution of leaflets on procedures for making smoked fish, training in making smoked fish using a cabinet with a separate smoke source using a drum, as well as designing packaging and packaging using a vacuum sealer. Partners are happy with the training activities carried out by the PKM team.
KREATIF: Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara
Vol. 4, No. 2 Juni 2024
e-ISSN: 2962-3839; p-ISSN: 2962-4436, Hal 264-272
DOI: https://doi.org/10.55606/kreatif.v4i2.3686
* Yatris Rambu Tega, yatrisrambutega@unkriswina.ac.id
Pengembangan Potensi Nelayan Melalui Pelatihan Manajemen Usaha
Pengolahan Ikan Asap Di Gks Hanggaroru, Desa Kaliuda
Developing Fishermen's Potential Through Smoked Fish Processing
Business Management Training at Gks Hanggaroru, Kaliuda Village
Yatris Rambu Tega1*, Elfis U. K. Retang2, Krisman U. Henggu3, Suryaningsih
Ndahawali4, Firat Meiyasa5
1,3,4,5)Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Kristen Wira Wacana Sumba
2)Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kristen Wira Wacana Sumba
Alamat : Jl. R. Suprapto No.35, Prailiu, Kec. Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa
Tenggara Tim.
E-mail korespodensi: yatrisrambutega@unkriswina.ac.id
Article History:
Received: Mei 30, 2024
Accepted: Juni 25, 2024
Published: Juni 30, 2024
Abstract:
Fisheries, especially capture fisheries, have quite large
potential in the coastal area of
East Sumba. One of the potential
catch fisheries in East Sumba is Kaliuda Village. The GKS
Hanggaroru congregation is a community in Kaliuda village
whose entire c
ommunity depends on fishery products, both capture
and aquaculture. Fisheries problems that often occur in Kaliuda
village are the large number of catches that are damaged due to
the way they are handled after being caught, due to the
unavailability of ice
, and the length of the marketing process. This
results in losses at the community level so it is necessary to find a
solution regarding partnerships and marketing the catch. This
mentoring activity was carried out for 1 month through
socialization and men
includes socialization, distribution of leaflets on procedures for
making smoked fish, training in making smoked fish using a cabinet
with a separate smoke source using a drum, as well as designing
packaging and pack
aging using a vacuum sealer. Partners are
happy with the training activities carried out by the PKM team.
Keywords: Catch Results; Smoked
fish; Business management
Abstract: Perikanan khususnya perikanan tangkap memiliki potensi yang cukup besar diwilayah pesisir pantai
Sumba Timur. Salah satu yang memiliki potensi perikanan tangkap di Sumba Timur yaitu Desa Kaliuda. Jemaat
GKS Hanggaroru merupakan masyarakat yang berada didesa Kaliuda yang seluruh masyarakatnya
menggantungkan hidupnya dari hasil perikanan baik perikanan tangkap maupun budidaya. Persoalan perikanan
yang sering terjadi di desa Kaliuda adalah banyaknya hasil tangkapan yang mengalami kerusakan karena cara
penanganan setelah ditangkap, karena tidak tersedianya es, serta lamanya proses untuk dipasarkan. Hal ini
mengakibatkan kerugian pada tingkat masyarakat sehingga perlu dicarikan solusi mengenai kemitraan dan
pemasaran hasil tangkapan. Kegiatan pendampingan ini dilakukan selama 1 bulan melalui sosialisasi dan
pendampingan. Pelaksanaan kegiatan ini meliputi sosialisasi, pembagian leaflet prosedur pembuatan ikan asap,
pelatihan pembuatan pengasapan ikan menggunakan cabinet dengan sumber asap yang terpisah menggunakan
drum, serta mendesain pengemasan dan pengemasan menggunakan vacuum sealer. Mitra senang dengan adanya
kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh tim PKM.
Keywords: Hasil Tangkapan; Ikan asap; Manajemen usaha
PENDAHULUAN
Masyarakat diwilayah pantai dan laut pada umumnya bergantung pada usaha
perikanan, khususnya perikanan tangkap (nelayan). Potensi sumberdaya perikanan di wilayah
pesisir cukup besar, namun sebagian masyarakat di wilayah tersebut masih berada di bawah
PENGEMBANGAN POTENSI NELAYAN MELALUI PELATIHAN MANAJEMEN USAHA PENGOLAHAN
IKAN ASAP DI GKS HANGGARORU, DESA KALIUDA
265 KREATIF - Vol. 4, No. 2 Juni 2024
garis kemiskinan. Rendahnya tingkat pendapatan nelayan dan petani ikan sebetulnya sangat
kontradiktif dengan besarnya potensi sumberdaya ikan yang ada dan sifat usaha perikanan yang
sebetulnya memiliki keunggulan komparatif dibandingkan usaha lain. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa umumnya permasalahan yang dihadapi usaha perikanan adalah
(Kartamihardja, et al, 2017; Zamroni dan Purnomo, 2017; Puspasari, 2017): 1. Skala usaha
kecil cenderung terjadinya inefisiensi dalam melakukan usaha. 2. Akses pasar sangat terbatas.
Hal ini disebabkan kurang adanya jaminan kuantitas, kualitas dan kontinuitas produksi. 3.
Akses permodalan terbatas. Hal ini disebabkan karena kondisi usaha budidaya yang ada belum
bankable. 4. Pengadaan penggunaan sarana produksi kurang mandiri. 5. Inovasi dan adopsi
teknologi kurang cepat/lamban. Dari sudut pandang akses pendanaan, institusi perbankan
merupakan alternatif yang lebih baik dibanding pemberian modal pemerintah, yang ternyata
sering disalurkan tidak sesuai dengan kebutuhan (Zamroni dan Purnomo, 2017).
Potensi pembangunan yang terdapat di wilayah pesisir dan lautan secara garis besar
terdiri dari tiga kelompok : (1) sumber daya dapat pulih (renewable resources), (2) sumber
daya tak dapat pulih (non-renewable resources) , dan jasa-jasa lingkungan (environmental
services) (Lasabuda, 2013; Tega et al, 2021). Luas pesisir laut Kabupaten Sumba Timur sekitar
2.973 km2, dengan potensi perikanan tangkap yang kaya akan keanekaragaman hayati baik
sumberdaya ikan pelagis (seperti berbagai jenis tuna, tongkol, cakalang, tembang) dan
sumberdaya ikan demersal (seperti kerapu, hiu, berbagai jenis ikan karang, udang) (Kamudung
et al, 2023). Penyebaran ikan pelagis dan demersal tersebut hampir di seluruh perairan pantai,
terutama pantai utara (Tanjung Sasar, Tanjung Batu, Modu, Kayuri, Rende, Tapil, Nusa
Maukawini, Hanggaroru, Benda, dan Kalala) dan pantai selatan (Tarimbang dan Salura)
(Tajuddin, 2016).
Usaha perikanan baik usaha penangkapan maupun budidaya memiliki indeks ICOR
(Increamental Capital Output Ratio) yang rendah yaitu antara 2,80 3,95 artinya investasi
dalam bidang perikanan lebih efisien dan dapat memberikan output yang lebih besar daripada
usaha lain terutama pertanian tanaman pangan, holtikultura maupun perkebunan. Peluang dan
kebutuhan dasar serta nilai akan produk perikanan cenderung meningkat baik untuk dalam
negeri maupun luar negeri (Muhammad, 2017, 2018; Ama et al, 2023). Mengingat hal tersebut
maka pemberdayaan masyarakat di wilayah pantai terutama nelayan perlu diutamakan pada
pengentasan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.
PKM ini bertujuan untuk memberikan informasi melalui ceramah, pelatihan dan
membina jemaat GKS Hanggaroru tentang kemitraan, manajemen usaha dan pemasaran ikan
e-ISSN: 2962-3839; p-ISSN: 2962-4436, Hal 264-272
untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Manfaat Memberikan informasi dan
ketrampilan bagi jemaat GKS Hanggaroru tentang kemitraan manajemen usaha dan pemasaran
ikan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
Industri perikanan memiliki keunikan tersendiri pada ikan karena bahan
bakunya tersedia secara alami dan dapat diakses oleh manusia (Nasution et al, 2014) dan ikan
jauh lebih mudah rusak, sehingga perlu penanganan logistic yang lebih kompleks dan biaya
yang sangat mahal terutama untuk penyimpanan yang membutuhkan peralatan pendinginan
yang terpisah (Putri, 2020; Joka et al, 2023). Kegiatan pemasaran yang efektif dan efisien
merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh petani dalam kegiatan usaha penangkapan ikan.
Manajemen usaha penangkapan ikan yang baik akan meminimalisir kerugian karena rusaknya
ikan.
METODE
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dilaksanakan di Desa Kaliuda, kepada
Jemaat GKS Hanggaroru, Kecamatan Pahunga Lodu Kabupaten Sumba Timur.
Kegiatan ini merupakan PKM dosen mandiri dan pelaksanaan PkM ini mengajak mahasiswa
program Studi Agribisnis dan Program studi Teknologi Hasil Perikanan Unkriswina Sumba.
Adapun metode kegiatan ini adalah :
1. Sosialisasi mengenai kemitraan dan pemasaran hasil perikanan Kegiaatan sosialisasi ini
dilakukan di Gedung GKS Hanggaroru dengan melibatkan pendeta dan jemaat
hanggaroru, kegiatan ini dilakukan selama satu hari.
2. Pelatihan pengepakan ikan. Kegiatan ini dilakukan dengan simulasi penggunaan alat
hand sealer. Sekaligus memperkenalkan desain kemasan yang cocok untuk digunakan
pada ikan hasil tangkapan.
HASIL
Persiapan Pelaksanaan Kegiatan PKM
Kegiatan PKM yang dilakukan di Hanggaroru meliputi persiapan yaitu memberikan
pelatihan pembuatan teknologi tepat guna yaitu lemari pengasap yang terbuat dari drum bekas
sebagai tempat sumber api dan desain lemari dari seng yang dilengkapi dengan rak pengasap
untuk menyimpan ikan. Pelatihan pembuatan rak pengasapan ini adalah agar masyarakat
PENGEMBANGAN POTENSI NELAYAN MELALUI PELATIHAN MANAJEMEN USAHA PENGOLAHAN
IKAN ASAP DI GKS HANGGARORU, DESA KALIUDA
267 KREATIF - Vol. 4, No. 2 Juni 2024
lainnya yang masih menggunakan pengasapan secara konvensional/tradisional dapat
menerapkan metode pengasapan tersebut. Metode pembuatan alat pengasapan ini cukup
mudah dilakukan karena dibuat dari drum besi dan dilengkapi dengan cerobong asap. Adapun
tahapan persiapan, sebagai berikut :
1. Penyiapan bahan administrasi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan sosialisasi,
2. Melakukan koordinasi dengan mitra untuk mengetahui kesiapan kelompok
3. Menyiapkan jadwal sosialisasi menyesuaikan dengan perencanaan kegiatan yang telah
terprogram,
4. Pembagian tugas tim dalam hal pemberian materi kepada mitra sesuai kompetensi, dan
5. Menyiapkan materi pelatihan
Gambar 1. Sosialisasi terkait teknis pembuatan alat pengasapan
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat telah dilaksanakan dilaksanakan
dengan pendampingan dan beberapa kali tatap muka. Kegiatan pengabdian masyarakat ini
dilakukan dalam bentuk transfer iptek untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh
mitra dalam kaitannya dengan upaya pengembangan wawasan pengetahuan dan keterampilan
pengolahan ikan asap yaitu berupa : sosialisasi, pelatihan non teknis (prospek pengolahan ikan
asap kini dan masa yang akan datang, strategi permasaran dalam pengembangan usaha.
Manajemen kewirausahaan, penguatan kelembagaan kelompok mitra), pelatihan pembuatan
olahan ikan asap, pelatihan cara pengasapan produk menggunakan sistem drum vertikal.
Adapun tahapannya yaitu,
1. Sosialisasi pelatihan pengolahan ikan tapa menggunakan sistem drum, cara pengemasan,
tata cara berproduksi pangan yang baik,
e-ISSN: 2962-3839; p-ISSN: 2962-4436, Hal 264-272
2. Diskusi terbatas mengenai pemahaman wawasan dan keterampilan, dan
3. Praktek pelatihan langsung bagi mitra,
4. Memberikan penilaian terhadap produk yang dihasilkan oleh mitra.
Gambar 2. Pelatihan pengasapan ikan
Gambar 3. Sosialisasi pembuatan olahn ikan asap, sosialisasi Teknik pengemasan
menggunakan vacum sealer, sosialisasi desain pengemasan.
Kegiatan ini diharapkan agar kelompok nelayan mampu memahami cara mengelola serta
manajemen usahanya dari sisi manajemen produk ikan segar maupun olahan ikan asap serta
pemasaran hasil olahan yang diproduksi. Dalam meningkatkan kesejahtraan pelaku usaha hasil
perikanan diperlukan adanya IPTEK serta wawasan melalui kreativitas dan keterampilan dalam
berinovasi (Wadu et al, 2020; Saragih et al, 2022), sehingga produk yang akan dihasilkan
mempunyai nilai jual yang lebih tinggi, dan usaha yang dijalankan dapat menjadi penyeimbang
roda perekonomian untuk kelompok nelayan.
Pelatihan Pengolahan Produk Ikan Asap
Dilakukannya PKM bertujuan untuk diversifikasi/penganekaragaman produk (Tay et al,
2023). Salah satu diversikasi yang dilakukan yaitu mengolah hasil perikanan dalam bentukan
PENGEMBANGAN POTENSI NELAYAN MELALUI PELATIHAN MANAJEMEN USAHA PENGOLAHAN
IKAN ASAP DI GKS HANGGARORU, DESA KALIUDA
269 KREATIF - Vol. 4, No. 2 Juni 2024
segar menjadi olahan ikan asap, sehingga perlu dilakukan pelatihan pengolahan dalam
pembuatan produk ikan asap, yang meliputi :
1. Pelatihan Non Teknis (Manajemen Kewirausahaan, Manajemen Pemasaran)
2. Pelatihan Pengolahan ikan asap
3. Pelatihan Pengemasan menggunakan vacum sealer (Desain Kemasan, Label, Teknik
Kemasan).
Untuk menunjang operasionalisasi kegiatan usaha pengasapan demi meningkatkan hasil
produksi dan kualitas serta ketahanan, mitra diberi beberapa peralatan pengolahan diantaranya
alat pengasapan, alat vacum sealer, pengemasan serta desain pengemasan, selain itu mitra
memperoleh pengetahuan mengenai perbedaan kualitas ikan asap yang baik (Nika et al, 2023).
Pengemasan merupakan bagian terpenting untuk meningkatkan nilai jual sehingga
pengetahuan mengenai cara pengemasan yang baik juga diberikan kepada mitra yaitu dengan
menggunakan alat pengemas (sealer). Partisipasi yang tinggi dari pihak mitra memberikan
dampak positif sehingga terlaksananya kegiatan pengabdian pada masyarakat diantaranya
pengolahan Kegiatan berjalan lancar diikuti lebih dari 15 peserta. Hasil pelatihan menunjukkan
peserta memiliki pengetahuan dan ketrampilan mengolah produk ikan asap berbasis drum
vertikal, juga telah mampu memproduksi dan mengemas serta memahami prosedur cara
produksi pangan yang baik (CPIB) mulai dari pemilihan bahan, proses produksi, pengemasan
dan pelabelan.
Gambar 4. Pengolahan ikan asap
Gambar 6. Foto bersama peserta pelatihan
e-ISSN: 2962-3839; p-ISSN: 2962-4436, Hal 264-272
Gambar 7. Olahan Ikan Asap
DISKUSI
Kegiatan PKM ini telah dilakukan dan masyarakat sangat antusias untuk mengikuti
kegiatan PKM ini, dikarenakan di tempat untuk melakukan kegiatan PKM (Mitra) ini belum
terdapat listrik, sehingga untuk penanganan menggunakan es maupun penyimpanan pada suhu
pendinginan seperti kulkas belum ada sehingga kami menawarkan untuk melakukan
pengolahan ikan asap pada ikan yang baru ditangkap dengan menggunakan alat pengasapan
yang telah disesain dan diserahkan kepada mitra untuk digunakan dalam penanganan ataupun
pengolahan hasil perikanan yang ada. Selain itu juga diberikan alat pengemasan seperti vacuum
sealer, untuk mengemas olahan ikan asap tersebut.
KESIMPULAN
Pelaksanaan program kegiatan pengabdian kepada masyarakat mencapai keberhasilan tidak
terlepas dari dukungan dan kerjasama dari pihak mitra, keberhasilan ini terlihat dari pelatihan
pengolahan ikan asap menggunakan drum vertikal, pengolahan ikan asap dan tata cara produksi
pangan yang baik dapat berjalan sesuai prosedur. Pelaksanaan program mampu menghasilkan
luaran-luaran yang diharapkan oleh program pengabdian kepada masyarakat, seperti
menghasilkan produk ikan asap guna untuk meningkatkan nilai jual.
DAFTAR REFERENSI
Junaedin Wadu, and Anggreni Madik Linda. “STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI
BAWANG MERAH DI KELURAHAN MALUMBI, KECAMATAN KAMBERA,
KABUPATEN SUMBA TIMUR” 8, no. 3 (November, 2020): 294–94.
PENGEMBANGAN POTENSI NELAYAN MELALUI PELATIHAN MANAJEMEN USAHA PENGOLAHAN
IKAN ASAP DI GKS HANGGARORU, DESA KALIUDA
271 KREATIF - Vol. 4, No. 2 Juni 2024
Ama, Jekson T., and Yatris Rambu Tega. “Kajian Mutu Produk Lokal ‘Iyang Padengi’ Di
Desa Mondu Kecamatan Kanatang Kabupaten Sumba Timur.” Jurnal Pengolahan
Perikanan Tropis 1, no. 01 (September, 2023).
Azmil Mufarricha Fajarani. “TEKNIK PEMBEKUAN UDARA DINGIN (COOLED AIR
FREEZER) FILLET IKAN LENCAM (Lethrinus Sp.) DI PT. INTI LUHUR FUJA
ABADI, KABUPATEN PASURUAN JAWA TIMUR,” January (January, 2015).
Dan Mustamin Tajuddin, Ihsan. “Pemetaan Daerah Penangkapan Ikan Dengan Pendekatan
Ruang Di Perairan Kabupaten Sumba Timur.” JURNAL BIOLOGI TROPIS 16, no. 2
(July, 2016). https://doi.org/10.29303/jbt.v16i2.224.
Elsa Christin Saragih, Anggreni Madik Linda, Junaedin Wadu, Rambu Ladu, and Elfis Umbu
Katongu Retang. “MEMBANGUN JIWA WIRAUSAHA PEMUDA DI MASA
PANDEMI COVID-19 DENGAN PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
LOKAL.” Selaparang 6, no. 2 (June, 2022): 902–2.
Endi Setiadi Kartamihardja, Kunto Purnomo, and Chairulwan Umar. “SUMBER DAYA IKAN
PERAIRAN UMUM DARATAN DI INDONESIA-TERABAIKAN.” Jurnal
Kebijakan Perikanan Indonesia 1, no. 1 (February, 2017): 1–1.
Galih Puspasari. “Strategi Pengembangan Nelayan Tangkap PPP Bajomulyo Kabupaten
Pati.” Economics Development Analysis Journal/Economics Development Analysis
Journal 6, no. 1 (March, 2018): 48–54.
Joka, Thomas Umbu, and Yatris Rambu Tega. “PENANGANAN IKAN KEMBUNG
(Rastrelliger Sp.) MENGGUNAKAN ES DAN GARAM DENGAN
KONSENTRASI YANG BERBEDA.” Proceeding Sustainable Agricultural
Technology Innovation (SATI) 2, no. 1 (August, 2023): 240–48.
Kamudung, Oksen, Yatris Rambu Tega, and Krisman Umbu Henggu. “KARAKTERISTIK
KANDUNGAN MUTU IKAN ASIN KERING TERI (Stolephorus Sp.) DI PASAR
MATAWAI KABUPATEN SUMBA TIMUR.” Proceeding Sustainable Agricultural
Technology Innovation (SATI) 2, no. 1 (August, 2023): 1–6.
Lasabuda, Ridwan. “PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR DAN LAUTAN DALAM
PERSPEKTIF NEGARA KEPULAUAN REPUBLIK INDONESIA.” JURNAL
ILMIAH PLATAX 1, no. 2 (March, 2013): 92.
Muhammad Gibran. “PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PENGGUNAAN
ALAT TANGKAP IKAN ILLEGAL (Studi Pada Ditpolair Polda Lampung)” 5, no. 2
(May, 2017).
Nasution, Zahri, and Bayu Vita Indah Yanti. “INDUSTRIALISASI PERIKANAN
MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN DI PEDESAAN PERAIRAN UMUM
DARATAN.” Jurnal Kebijakan Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan 4, no. 2
(November, 2014): 147.
Nika, Kristian Jara, and Yatris Rambu Tega. “PENGARUH LAMA PENGASAPAN
TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIAWI IKAN ASAP KAKAP
MERAH (Lutjanus Erythropterus).” Proceeding Sustainable Agricultural Technology
Innovation (SATI) 1, no. 1 (March, 2023): 204–14.
e-ISSN: 2962-3839; p-ISSN: 2962-4436, Hal 264-272
Tay, Jeckly Renggi, and Yatris Rambu Tega. “PENGARUH KONSENTRASI DAGING
IKAN TEMBANG SARDINELLA FIMBRIATA TERHADAP MUTU
KARAKTERISTIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIIK PILUS.” Proceeding
Sustainable Agricultural Technology Innovation (SATI) 2, no. 1 (August, 2023): 159–
71.
Yatris Rambu Tega, Welma Pesulima, Ovie Ningsih, Umbu P. L. Dawa, and Krisman Umbu
Henggu. 2022. “PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN IKAN KADORU DI
KECAMATAN KATIKUTANA KABUPATEN SUMBA TENGAH, NUSA
TENGGARA TIMUR.” Jurnal Teknologi Perikanan Dan Kelautan/Jurnal Teknologi
Perikanan Dan Kelautan 12, no. 1 (March, 2022): 11–18.
Zamroni, Achmad, and Agus Heri Purnomo. “IDENTIFIKASI KEBUTUHAN MODAL
USAHA BERSKALA KECIL DAN MENENGAH DALAM INDUSTRI
PENGOLAHAN PERIKANAN.” Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 11, no. 3
(February, 2017): 41.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Pada negara maju, sektor industri dan jasa merupakan sektor yang berperan cukup besar dalam pendapatan nasionalnya dan juga dalam penyediaan kesempatan kerja, sementara bagi negara – negara berkembang sektor pertanian yang memberikan peranan besar, baik terhadap pendapatan maupun penyediaan kesempatan kerja. Salah satu sub sektor pada sektor pertanian penyumbang PDRB adalah sub sektor perikanan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor – faktor internal dan eksternal yang dihadapi dalam pengembangan nelayan tangkap PPP Bajomulyo Kabupaten Pati. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 395 orang nelayan di PPP Bajomulyo Juwanan Kabupaten Pati, sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 28 orang nelayan, diambil dengan teknik area random sampling. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif statistik dan analisis SWOT. Strategi pengembangan nelayan tangkap PPP Bajomulyo Kabupaten Pati adalah dengan otonomi daerah pemerintah semakin menggali potensi sumber daya yang tersedia yang dimiliki oleh sub sektor perikanan tangkap PPP Bajomulyo Juwana dan mengoptimalkan pengelolaan PPP Bajomulyo Juwana. In developed countries, industry and services sector is a sector that plays quite large in the national income and also in the provision of employment opportunities, while for developing countries the agricultural sector which gives a major role, both on the revenue and the provision of employment opportunities. One sub – sector to the agricultural sector contributor to the GDP is the fisheries sub – sector. Problems in this study are the internal factors and external facing fisherman catch. Population in this study as many as 395 people, while the samples taken in this study were 28 people, taken with the technique of random sampling area. The analytical method used is descriptive statistical analysis and SWOT analysis. The development strategy of fishermen fishing in PPP Bajomulyo Juwana Regency, among others by means of local autonomy governments are increasingly exploring the potential of available resources owned by sub – sector of fisheries PPP Bajomulyo Juwana and optimize the management of PPP Bajomulyo Juwana.
Article
ABSTRAK Perairan Kabupaten Sumba Timur yang begitu luas menyebabkan distribusi dan sebaran potensi perikanan tangkap sulit untuk dimanfaatkan, oleh karena itu diperlukan adanya suatu peta daerah penangkapan ikan yang jelassehingga para nelayan dapat dengan muda melakukan penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk pemetaan daerah penangkapan ikan dengan pendekatan ruang di perairan Kabupaten Sumba Timur. Kabupaten Sumba Timur memiliki wilayah perairan laut yang luas dan potensi sumberdaya perikanan tangkap yang sangat melimpah, dan produksi ikan tahun 2014, belum optimal. Hasil analisis kesesuaian daerah penangkapan ikan pelagis ditetapkan “sangat sesuai” (S1) 163.464,47 Ha, “sesuai” (S2) 44.724,60 Ha, kurang sesuai (S3) 11.707,62. Kesesuaian daerah penangkapan ikan demersal pada kriteria “sangat sesuai” (S1) 7.109,89 Ha, “sesuai” (S2) 6.386,77 Ha, dan kurang sesuai (S3) 11.233,14 Ha. KATA KUNCI: Analisis; Daerah Penangkapan Ikan; Pendekatan; Ruang. ABSTRACT East SumbaWaters is so wide, the distribution and the spread of fishery potential is difficult to exploit, therefore it is necessary to have a map of the fishing area clearlyso that the fishermen can easily engaging in fishing activities.This study aims to mapping the fishing area with space approach in the waters of East Sumba District. The results of the analysis of the suitability of pelagic fishing area designated "very appropriate" (S1) 163.464,47 Ha, "appropriate" (S2) 44.724,60 ha, less suitable (S3) 11.707,62.Suitability demersal fishing areas on the criteria of "very appropriate" (S1) 7.109,89 Ha, "appropriate" (S2) 6.386,77 Ha, and less suitable (S3) 11.233,14 Ha. KEYWORDS: Analysis; Fishing areas; Approach; Space.
Kajian Mutu Produk Lokal 'Iyang Padengi' Di Desa Mondu Kecamatan Kanatang Kabupaten Sumba Timur
  • Jekson T Ama
  • Yatris Rambu Tega
Ama, Jekson T., and Yatris Rambu Tega. "Kajian Mutu Produk Lokal 'Iyang Padengi' Di Desa Mondu Kecamatan Kanatang Kabupaten Sumba Timur." Jurnal Pengolahan Perikanan Tropis 1, no. 01 (September, 2023).