Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053
Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2522-2528 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.3185
2522
Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Dewa Ayu Sri Miana Aniari, et.al
Analisis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa Kelas 2 SD N 1 Kawan
Analisis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa Kelas 2 SD
N 1 Kawan
1)Dewa Ayu Sri Miana Aniari, 2)I Nyoman Sudirman, 3)I Wayan Nurmertayasa
1,2,3)Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ITP Markandeya Bali, Bangli, Indonesia
Email Corresponding: ayusri69u@gmail.com, Putrateacher@gmail.com, umertayasawayan@markandeyabali.ac.id
INFORMASI ARTIKEL
ABSTRAK
Kata Kunci:
Kesulitan Dalam Belajar
Mulai Membaca.
Kesulitan belajar membaca permulaan merupakan kesulitan membaca pada anak tingkat
sekolah dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kesulitan – kesulitan dalam
membaca permulaan pada siswa kelas 2 SD N 1 Kawan. Subjek penelitain ini adalah siswa
kelas 2 SD N 1 Kawan yang berjumlah 34 siswa, yakni 11 siswa laki- laki dan 23 siswa
perempuan. Jenis penelitain ini adalah deskriptif kualitatif, adapaun Alat pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif, yaitu: (1)
reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan membaca pada awalnya adalah sebagai
berikut : (1) kesulitan mengenal huruf, (2) kesulitan menghubungkan suku kata, (3) kesulitan
memahami teks. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam membaca permulaan di SD N 1 KAWAN.
ABSTRACT
Keywords:
Difficulty learning,
Starting to read.
Difficulty learning to read at the beginning is a reading difficulty for elementary school level
children. The aim of this research was to determine the difficulties in beginning reading among
grade 2 students at SD N 1 Kawan. The subjects of this research were 2nd grade students at SD
N 1 Kawan, totaling 34 students, namely 11 male students and 23 female students. This type of
research is descriptive qualitative, while the data collection tools in this research are
observation, interviews and documentation. The collected data was then analyzed using
qualitative descriptive data analysis techniques, namely: (1) data reduction, (2) data
presentation, and (3) drawing conclusions. The results of this research show that students
initially experienced reading difficulties as follows: (1) difficulty recognizing letters, (2)
difficulty connecting syllables, (3) difficulty understanding text. Based on the data above, it can
be concluded that there are still many students who experience difficulties in beginning reading
at SD N 1 KAWAN. This is an open access article under the CC–BY-SA license.
I. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan bagi suatu negara untuk menyiapkan kualitas sumber daya
manusia yang ada. Karena dengan adanya pendidikan, seseorang dapat meningkatkan seluruh potensi maupun
bakat yang ada dalam dirinya sehingga kualitas sumber daya manusia dapat disiapkan. Pada suatu proses
pendidikan, seseorang akan memperoleh berbagai disiplin ilmu pengetahuan, keterampilan maupun
pengalaman untuk menunjang kemampuan dirinya. Pasal 1. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai lingkungan belajar dan lingkungan belajar
yang memungkinkan peserta didik secara aktif mengembangkan kemampuan individu, kekuatan spiritual,
pengendalian diri, budi pekerti, dan kecerdasan bahwa itu adalah upaya sadar dan disengaja untuk menciptakan
suatu proses, akhlak, keluhuran budi dan rasa percaya diri, keterampilan yang diperlukan dalam masyarakat,
serta mengembangkan potensi peserta didik melalui proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, ada
kalanya siswa dapat belajar dengan lancar, dan terkadang siswa mengalami kesulitan dalam memahami apa
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053
Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2522-2528 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.3185
2523
Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Dewa Ayu Sri Miana Aniari, et.al
Analisis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa Kelas 2 SD N 1 Kawan
yang telah dipelajarinya secara langsung. Tentu saja kesulitan pemahaman bacaan setiap siswa berbeda-
beda.Salah satu sumber kesulitan belajar adalah kemampuan membaca.
Menurut Rafika et al. (2020), siswa kelas dua yang mengalami kesulitan membaca biasanya berasal dari
berbagai latar belakang, ada yang mampu mengeja dan ada yang belum mampu memahami paragraf dengan
Ramadhani (2020) Selain itu, banyak sekali siswa yang kesulitan menangkap dan memahami informasi yang
disajikan dalam berbagai buku teks, materi pendukung, dan materi pembelajaran tertulis lainnya. Hal ini di
tegaskan oleh Hasanah (2021) kesulitan belajar membaca akan semakin memburuk dan mengganggu proses
pembelajaran siswa tersebut.
Membaca Permulaan adalah frase yang mungkin merujuk kepada kebiasaan membaca yang dimulai sejak
awal atau pada tahap permulaan dalam suatu konteks tertentu. Ini bisa merujuk kepada minat dalam membaca
yang dimulai sejak usia dini, atau pembacaan awal dalam suatu topik atau bidang ilmu tertentu. pendidikan
merujuk kepada informasi mengenai tingkat pendidikan seseorang, termasuk gelar yang dimiliki, institusi
pendidikan yang dihadiri, dan bidang studi yang dipelajari. Ini bisa mencakup pendidikan formal seperti
sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi, serta pendidikan non-formal atau profesional yang diperoleh
melalui pelatihan atau kursus tertentu. (Udhiyanasari, 2019). Dalam kegiatan mengenal huruf, guruTulis
alfabet di papan tulis dan ucapkan bersama-sama. Selanjutnya mintalah setiap siswa untuk menulis pada buku
catatan atau kertas yang telah disediakan. Seringkali guru akan menjelaskan cara mengeja sebuah kata dan
meminta siswa menuliskannya di lembar kerja tanpa menunjukkan contoh huruf di papan tulis.
Menurut Rahmawati (2017) Membaca adalah salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat
reseptif karena membaca memungkinkan siswa untuk mendapatkan informasi, belajar, dan mengalami
pengalaman baru.. Januarti dkk (2016) Membaca adalah proses di mana pembaca memperoleh pesan yang
ingin disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahasa tulis. Membaca sangat penting untuk semua
aspek kehidupan, jadi jika siswa di sekolah dasar tidak mahir membaca dengan cepat, siswa di kelas II akan
menghadapi banyak masalah dalam pelajaran berbagai bidang studi di kelas berikutnya. Akibatnya,
kemampuan membaca dapat dilatih sejak awal terutama awal membaca di kelas I dan II. Menurut Muyasaroh
(2016), membaca adalah kegiatan siswa di kelas II yaitu belajar membaca untuk mengenali tanda-tanda
kebahasaan atau tanda-tanda bunyi yang terkandung dalam teks atau bacaan.
Sejalan dengan pendapat Andriani (2015) dalam membaca permulaan, membaca diarahkan untuk
melafalkan huruf sehingga dikatakan bahwa tujuan pembelajaran membaca permulaan adalah untuk melek
huruf. Dapat disimpulkan bahwa membaca awal adalah tahap membaca paling awal dimana siswa diajarkan
membaca secara bertahap, dimulai dari pengenalan huruf, ejaan, dan pemahaman bacaan. Pada kenyataannya
di sekolah dasar masih terdapat siswa yang belum bisa membaca dengan lancar seperti yang penulis temukan
di kelas II SD N 1 Kawan, bedasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh melalui observasi awal peneliti
menemukan dari 34 siswa sebanyak 3 orang siswa yang belum bisa membaca dengan lancar. Hal ini
disebabkan karena pada umumnya guru cenderung meminta siswa hanya membaca tulisan yang ada pada buku
tetapi tidak mengajarkan cara membaca lebih detail, Salah satunya bentuk kesulitan membaca siswa yang
peneliti temukan yaitu, siswa kesulitan membaca huruf yang bentuknya mirip seperti” dan “w” serta huruf “q”.
Masih terdapat siswa yang mengeja dalam membaca kata serta siswa juga sulit dalam merangkai 2 atau 4 huruf
seperti “d” dan “i” dirangkai menjadi “di” dan juga “bu” dan “di” menjadi “budi” serta “bu” dan “ku” menjadi
“buku”, menghilangkan huruf dalam kata serta membaca dengan tersendat - sendat. Guru juga sering meminta
siswa membaca buku atau halaman teks sementara terdapat siswa hanya membaca gambar sehingga siswa
tidak tahu benar atau salah dalam membaca kata.
Pengenalan Huruf merupakan salah satu kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Hal ini juga terjadi pada
anak usia dini. Ketidakmampuan belajar dapat terjadi karena siswa tidak mampu menghubungkan informasi
lama dan baru, sehingga tidak mampu memahami pelajaran. (Firdaus, 2019) Kesulitan belajar merupakan salah
satu wujud dari proses pembelajaran dan ditandai dengan perbedaan perilaku antara latar belakang internal dan
eksternal siswa. Mempertimbangkan hal di atas, peneliti tertarik untuk mempelajari kesulitan pengenalan huruf
pada anak usia 5 hingga 6 tahun. Setelah dilakukan penelitian maka disusun dengan judul “Analisis Kesulitan
Pemahaman Membaca Awal Pada Siswa Kelas II SD” diformulasikan dengan judul “Analisis Kesulitan
Membaca Permulaan Pada siswa Kelas II SD N 1 Kawan.
II. MASALAH
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053
Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2522-2528 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.3185
2524
Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Dewa Ayu Sri Miana Aniari, et.al
Analisis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa Kelas 2 SD N 1 Kawan
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagimanakah kesulitan mengenal huruf pada siswa kelas 2 di SD N 1 Kawan?
2. Bagimanakah kesulitan menghubungkan suku kata pada siswa kelas 2 SD N 1 Kawan?
3. Bagimanakah kesulitan memahami teks pada siswa kelas 2 SD N 1 Kawan?
III. METODE
Dalam rancangan penelitian ini peneliti ini menggungakan penelitian deskriptif kualitatif. Rencangan
penelitian deskriptif kualitatif ini dipilih karena penelitian ini menggambarkan fakta yang sebenarnya yang
dilihat dilapangan tentang kesulitan – kesulitan siswa dalam membaca permulaan. Dapat dikatakan bahwa
penelitian deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa
yang terjadi pada saat sekarang atau masalah actual. Penelitian ini diharapkan mampu mengambarkan kesulitan
– kesulitan apa saja yang dialami oleh membaca. Menurut et al (2017 : 52-27) metode deskriptif kualitatif
dengan mengambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta – fakta
yang tampak atau sebagaimana adanya. Menurut Murdiyanto (2020), penelitian kualitatif adalah jenis
penelitian yang hasilnya tidak dapat diperoleh melalui metode statistik atau metode kuantitatif lainnya. Fokus
penelitian ini adalah gambaran umum dari fenomena yang diteliti sehingga peneliti dapat lebih memahami
fenomena atau gejala sosial. Sedangkan menurut Nugrahan (2014), penelitian kualitatif ini mengumpulkan
informasi berupa kata, kalimat, atau gambar bermakna, yang dapat memberikan pemahaman lebih dalam
dibandingkan angka atau frekuensi. Untuk memudahkan penyajian data, peneliti menyorot catatan dengan
uraian bahasa yang rinci, lengkap dan komprehensif yang menjelaskan keadaan sebenarnya..(Solihah &
Hernawan, 2023).
Sebagai desain penelitian kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis tentang
kesulitan membaca permulaan pada siswa kelas 2 SD N 1 kawan, selain itu, kualitatif dipilih karena dianggap
penelitian sejenis/ relevan untuk diterapkan, sesuai dengan karakteristikanya. (1) data dalam penelitian ini
berdasarkan situasi nyata yang terjadi di SD N 1 Kawan.
Penelitian ini menggunakan model teknik analisis data yang ditemukakan oleh Miles dan Huberman
Sugiyono (2008: 237) berpendapat bahwa kegiatan analisis data kualitatif harus dilakukan secara terus
menerus hingga akhir untuk menjenuhkan data. Analisis data untuk penelitian ini dilakukan selama periode
waktu tertentu selama pengumpulan data. Selama Pada saat wawancara, peneliti menganalisis jawaban
responden. Jika analisis menentukan tanggapan narasumber atau informan kurang memadai, peneliti terus
mengajukan pertanyaan sampai batas tertentu untuk memperoleh informasi dan data yang lebih dapat
diandalkan. Agar data dapat disajikan secara mudah dipahami, langkah-langkah analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini didasarkan pada model interaksi analitis Miles dan Huberman, yang membagi langkah
aktivitas data menjadi beberapa bagian yaitu pengumpulan data dan reduksi data menarik atau memverifikasi
kesimpulan. (ESTHI, 2019).
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kesulitan membaca adalah kelainan atau kecacatan yang mengganggu kemampuan membaca seseorang.
Ada banyak jenis kesulitan membaca. Jenis kesulitan pemahaman membaca yang dialami bervariasi di antara
siswa, dan dilakukan pada wali kelas dan para siswa kelas 2 SD Negeri 1 Kawan yang berjumlah 34 orang laki
– laki sebanyak 11 orang dan perempuan sebanyak 23 orang. dari hasil observasi dan wawancara 4 dari siswa
tersebut Sulit untuk mulai membaca.
Observasi dan wawancara dilakukan di SD Negri 1 Kawan pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2024 dan
wawancara dilakukan kelas Wali 2 SD Negeri 1 Kawan. Berikut ini adalah hasil penelitian analisis kesulitan
membaca permulan siswa kelas 2 SD Negeri 1 Kawan.
1. Kesulitan Mengenal Huruf
Ketika Peneliti ini dilakuakn observasi terlihat bahwa masih banyak siswa yaitu dari 34 siswa ada 4 dari
siswa itu mengagalami kesulitan dalam hal mengenal huruf menjadi suku kata, dan memahami teks hal ini
terlihat Ketika guru menyeruh siswa untuk membaca siswa masih terbata – bata, dan masih terlambat dalam
menyambutkan suku kata, mengenal huruf dalam membacanya dan masih sulit dalam menghubungkan suku
kata, memahami teks yang benar. Dari observasi tersebut sesuai dengan penjelaskan hasil wawancara yang
peneliti ini dilakukan dengan siswa yaitu Komang Pasek Adihasta Dhrama Putra , Anak Agung Gede Pradnyan
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053
Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2522-2528 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.3185
2525
Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Dewa Ayu Sri Miana Aniari, et.al
Analisis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa Kelas 2 SD N 1 Kawan
Nanda Maha Putra, Daniel Yurichi,Ida Bagus Ketut Dika Adi Wiguna, siswa kelas 2 SD Negeri 1 Kawan
Observasi tersebut sesuai dengan uraian peneliti terhadap hasil wawancara yang dilakukan kepada siswa, yaitu
mengenai kesulitan siswa dalam pengenalan huruf, sambungan suku kata, dan pemahaman teks.
Hasil wawancara dijelaskan sebagai berikut: Wawancara dengan siswa Komang Pasek Adihasta Dhrama
Putra, kesulitan yang dihadapi adalah kesulitan dalam merangkai huruf menjadi suku kata serta sangat
terlambat dalam mengenal huruf, merangkai huruf menjadi suku kata. Selain itu berdasarkan hasil observasi
di dalam kelas, Aank Agung Gede Pradnyan Nanda Maha Putra tidak aktif dalam mengikuti pelajaran di kelas.
Hal ini dikarenakan siswa tidak terlalu hafal dengan huruf abjad, sehingga siswa ini mengalami kesulitan dalam
cocokkan huruf itu dengan suku kata yang benar. Begitu juga dengan siswa Daniel Yurichi, Ide Bagus Ketut
Dika Adi Wiguna, mereka juga mengatakan bahwa mereka memgalami kesulitan dalam mengucapakan
beberapa dari huruf dan suku kata contonya: Ketika siswa mengenal huruf – huruf tersebut menjadi suku kata
siswa justru membaca ‘k’ kaki hal ini membuktikan siswa tersebut kesulitan dalam mengucapkan huruf ‘q ;.
Selain dari hasil observasi dan wawancara siswa diatas, juga dipertegas dengan hasil wawancara yang peneliti
ini dilakukan dengan wali kelas 2 SD N 1 Kawan mengenai kesulitan siswa dalam mengenal huruf menjadi
suku kata. Adapun hasil wawancara akan diurikan sebagia berikut: Adapun kesulitan yang dihadapi siswa
dalam mengeja huruf menjadi suku kata adalah sama seperti yang dicontohkan diatas yaitu mengalami
kesulitan dalam mengucapkan beberapa huruf “t” dan “v”.
Hal ini yang menyebabkan siswa belum mampu Ketika disuruh merangkai huruf menjadi suku kata yang
benar. Contohnya seperti pada saat guru meminta siswa mengucapkan kata “jagung” siswa atas Nama Komang
Pasek Adihasta Dhrama Putra dan Aank Agung Gede Pradnyan Nanda, Daniel Yurichi, Ide Bagus Ketut Dika
Adi Wiguna, tidak bisa merangkai suku kata “jagung” diucapakan menjadi kata “jugung”. Hal ini juga
disebabkan oleh faktor fisik, yaitu lidah dari siswa tersebut terlalu pendek. Ini lah penyebab siswa tidak bisa
mengucapakan huruf “j”.
2. Menghubungkan Suku Kata.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru wali kelas 2 yaitu beberapa siswa belum mampu
menghubungkan suku kata dengan baik serta beberapa siswa masih susah mengucapakan suku kata yang
bentuk dan bunyinya yang hampir sama. Ketika guru itu bertanya siswa tersebut menjadi kesulitan Ketika
disuruh membaca ataupun disuruh mengeja. Contohnya seperti pada saat guru meminta siswa mengucapkan
kata “dada” siswa atas Nama Komang Pasek Adihasta Dhrama Putra dan Anak Agung Gede Pradnyan Nanda,
Daniel Yurichi, Ida Bagus Ketut DikaAadi Wiguna, tidak bisa merangkai suku kata “baba” diucapakan
menjadi kata “mama”. Hal itu membutikana siswa tersebut mengalami kesulitan dalam membedakan huruf.
Berdasarkan Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti ini terhadap beberapa narasumber, peneliti ini
dilakukan observasi dan wawancara dengan siswa yaitu : Komang Pasek Adihasta Dhrama Putra dan Anak
Agung Gede Pradnyan Nanda Maha Putra , Daniel Yurichi, Ide agus keKtut Dika Adi Wiguna.
3. Memahami Teks.
Hasil wawancara narasumber menganggap teks sulit dipahami/dipahami. (Wawancara, 15 Maret 2024)
Koman Pasek Adihastha Drama Putra mengatakan sulit memahami teksnya. Contoh : pepaya, topi, bola
Akibatnya banyak jenis suara yang membuat siswa sulit berkonsentrasi dan dikatakan sering sulit menerima
penjelasan guru. (Wawancara, 15 Maret 2024), Daniel Yurich mengatakan bahwa ia cepat lelah ketika belajar,
cepat kehilangan konsentrasi dan bosan (Wawancara, 16 Maret 2024).
Hasil wawancara dengan siswa di atas menunjukkan bahwa peneliti bertanya kepada guru kelas II tentang
faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan karena ada siswa yang kesulitan dalam
memahami atau menyerap ajaran guru dalam mengenal huruf, menghubungkan suku kata, memhami teks
seperti yang dijelaskan oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti ini dilakukan kepada siswa Komang Pasek
Adihasta Dhrama Putra, Anak Agung Gede Pradnyan Nanda dan Daniel Yurichi, Ide Bagus Ketut Dika Adi
Wiguna. Dari keempat siswa itu terdapat menjawab bahwa siswa mudah merasa jenuh Ketika guru disuruh
belajar mengenal huruf menjadi suku kata dan males belajar malah siswa bermain di dalam kelas tersebut.
Hasil observasi dan wawancara dengan siswa diatas didukung dengan hasil wawancara yang peneliti ini
dilakukan dengan wali kelas 2 mengenai kesulitan dalam membaca permulaan pada siswa kelas 2 SD N 1
kawan mengatakan bahwa faktor minat siswa ini kurang minat belajar siswa untuk latih membaca dilihat dari
kekurannya siswa untuk memperhatikan materi yang disampikan oleh guru pada saat guru menjelaskan materi
dikarenakan guru tersebut tidak menggunakan media pembelajaran atau metode yang menarik minat belajar
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053
Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2522-2528 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.3185
2526
Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Dewa Ayu Sri Miana Aniari, et.al
Analisis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa Kelas 2 SD N 1 Kawan
siswa. Sehingga siswa menjadi malas untuk belajar membaca. Selain itu saat mengikut proses pembelajaran
ada yang fokus belajar dan kebanyak dari siswa itu dalam mengikuti proses bermain – main di dalam kelas
sehingga kegiatan pembelajaran jadi sering terganggu. Oleh karena itu besar dan kecilnya motivasi dalam
pembelajaran sangat berpengaruh dalam kesuksesan belajar.
Pembahasaan
Berdasarkan Hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa yang diamati dilapangan dapat
diketahui bahwa kesulitan -kesulitan siswa dalam membaca permulaan yaitu ada beberapa siswa yang masih
sulit dalam membaca permulaan yaitu : (1) siswa masih kesulitan mengenal huruf k dan t, r, (2) siswa masih
kesulitan menghubungkan suku kata topi, bola, (3) siswa masih kesulitan memahami teks jagung, nanas. dan
juga sangat terlambat dalam mengucapakan huruf, menghubungkan suku kata, memahami teks tersebut. Hal
ini dikarenakan siswa yang tidak fokus dalam proses pembelajaran seperti : siswa sering sibut sendiri di kelas
, tidak serius dalam mengikuti proses pembelajaran dan masih terdapat beberapa siswa yang lebih senang
bermain – main dari pada memperhatikan guru Ketika menjelaskan materi tersebut. Berkaitan dengan
penelitian yang dilakukan dengan peneliti sebelumnya, ada beberapa persamaan serta perbedaan yang
ditemukan. Yang pertama adalah perbedaan dari peneliti sebelumnya memilih menggunakan 4 metode
penelitian yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan teks. Sementara penelitian ini menggunakan 3 metode
penelitian yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hal ini dikarenakan menggunakan metode lebih
efisen serta mampu mempermudah dalam memperoleh data untuk menganalisis kesulitan membaca permulaan
pada siswa kelas 2 SD N 1 Kawan.
Berdasarkan Hasil data yang penulis peroleh, dari 34 siswa Sebagian besar mengalami kesulitan dalam
membaca. Namun hanya 4 orang siwa yang tidak mampu mengubah kesulitan mengenal huruf,
menghubungkan suku kata dan memahami teks yang dialaminya. siswa itu adalah siswa yang penulis sebutkan
diatas. Meskipun sudah diajarkan berulang kali oleh gurunya, namun kesulitan itu tidak mampu dihilangkan
oleh siswa tersebut. Berbeda dengan siswa lainnya yang mengalami peningkatan dalam membaca mengenal
huruf, menghubungkan suku kata dan memahami teks setelah diajari kembali dalam membaca permulaan.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca
permulaan di SD N 1 KAWAN.
Berdasarkan latar belakang permasalahan, kajian teori serta penelitian sejenis diatas, kerangka penelitian
ini dapat di gambarkan dalam skema sebagai berikut:
HASIL
KAJIAN TEORI
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan pemahamana yang lebih
spesifik mengenai kesulitan
membaca permulaan pada siswa
kelas 2 SD N 1 Kawan. Dengan
hasilnya dapat meningkatkan
kemampuan mengenal huruf menjadi
suku kata serta memhami teks siswa
di sekolah tersebut, memberikan
dampak positif pada proses
pembelajaran, dan mendukung
pencapaian tujuan membaca
permulaan pada siswa kelas 2 SD N
1
Kawan.
1.Kesulitan mengenali
huruf pada siswa kelas
2 SD N 1 Kawan.
2.kesulitan
menghubungkan suku
kata pada siswa kelas 2
SD N 1 kawan.
3. Kesulitan
memahami teks pada
siswa kelas 2 SD N 1
kawan.
1.Kesulitan mengenali huruf.
2.Kesulitan menghubungkan
suku kata.
3. kesulitan memahami teks
.
PERMASALAHAN
“ ANALISIS KESULITAN MEMBACA PERMULAAN PADA
SISWA KELAS 2 SD N 1 KAWAN “
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053
Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2522-2528 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.3185
2527
Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Dewa Ayu Sri Miana Aniari, et.al
Analisis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa Kelas 2 SD N 1 Kawan
Tabel 1. Penelitian Relevan
No
Nama Jurnal
Penerbit
1.
Penelitian ini menurut (Sesmiyati et al., 2021) menegaskan
bahwa adanya peningkatan pada kemampuan anak dengan
menggunakan media kartu kata bergambar. Penggunaan
media kartu kata bergambar dalam pembelajaran memberi
pemahaman pada anak bahwa proses membaca meliputi
kegiatan mengenalkan huruf, suku kata, dan kata.
Tahun
2021
2.
Penelitian ini menurut (Astuti et al., 2019) dengan judul
“Hubungan Minat Baca dengan Kemampuan Membaca
Pemahaman Siswa Kelas Tinggi SDN 1 Karangsari,
Kecamatan Pengasih,Kabupaten Kulon Progo Tahun
Ajaran 2014/ 2015”. Hasil pengujian hipotesis
menunjukkan harga koefisien korelasi (r hitung) >r tabel
(0,590 > 0,234) dengan taraf signifikansi sebesar 5%
dengan jumlah N=71.
Tahun
2019
3.
Penelitian ini menurut (Sari et al., n.d.) telah dilaksanakan
bahwa dengan menerapkan model pembelajaran langsung
dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam proses
tindakan berlangsung. Pada siklus I pertemuan pertama
aktivitas guru persentasenya adalah 60% dengan kategori
cukup, kemudian meningkat pada pertemuan kedua
menjadi70% dengan kategori cukup.
Tahun 2018
V. KESIMPULAN
Berdasarkan Hasil penelitian yang peneliti dilakukan di SD N 1 kawan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa kesulitan – kesulitan siswa dalam membara permulaan pada siswa kelas 2 SD N 1 Kawan dapat
disimpulan sebagai berikut: (1)siswa masih kesulitan mengenal huruf k,t,r . (2) siswa masih kesulitan
menguhubungkan suku kata, topi, bola. (3) kesulitan memahami teks nanas, duduk. Adapun faktor yang
mengamat siswa dalam kesulitan membaca permulaan pada siswa kelas 2 SD N 1 Kawan, kesulitan belajar
membaca pada siswa seperti keadaan fikis dan sakit, kurang sehat, mudah Lelah, mengatuk sehingga
konsentrasi siswa cepat hilang. Hal ini dikarenakan dinyatakan siswa mudah teralikan ke hal yang tidak penting
seperti gangguan dari temanya, keadaan lingkungan yang kurang kondusif. Dan juga dilihat dari faktor minat
siswa belajar itu sangat rendah sekali. Karena itu ada beberapa siswa yang cendrung didalam kelas sibuk
sendiri, membicara dengan teman sebangkunya dan sering tidak suka memperhatikan guru menjelaskan materi
tersebut.
Ada pun saran yang diberikan peneliti dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagi siswa : siswa hendaknya berusaha meningkatkan motivasi dan minatnya keterampilan membaca
sehingga siswa dapat mendapatkan banyak manfaat dari membaca.
2. Bagi guru : Setelah melakukan penelitian didapatkan bahwa masih ada siswa yang masih belum bisa
membaca, dengan adanya hal ini diharapakn dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menyesuaikan
strategi dan metode untuk siswa dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca permulaan
sehingga siswa dapat membaca dengan baik.
3. Bagi orang tua : Setelah melakukan penelitian didapatkan bahwa kurangnya perhatian diberikan kepada
siswa. Supaya bisa meningkatkan hasil membaca yang lancar, tidak hanya diajarkan oleh guru disekolah
tapi dibimbing di rumah masing- masing.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pengabdian ini dapat dilakasakan dengan baik berkat bantuan dari guru – guru di sekolah, saya sangat
berterima kasih kepada sekolah SD N 1 KAWAN dan saya berterima kasih kepada dosen pembimbing yang
sudaj membimbing dalam penyusunan skripsi, guru serta siswa yang telah memberikan kerja sama yang sangat
baik dalam penelitian ini.
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053
Vol. 5 No. 2, 2024 |pp: 2522-2528 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v5i2.3185
2528
Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022 Dewa Ayu Sri Miana Aniari, et.al
Analisis Kesulitan Membaca Permulaan Siswa Kelas 2 SD N 1 Kawan
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, Mufidhatul; Untari, Mei Fita; Listyarini, I. (2022). Analisis Kesulitan Membaca Permulaan Sekolah Dasar. Jurnal
Didaktis Indonesia, 2, 40–51.
Astuti, P., Mumpuni, A., & Adjar Pranoto, B. (2019). Pengaruh Minat dan Kemampuan Membaca Peserta Didik Dalam
Memahami Teks Bacaan. Jurnal Ilmiah KONTEKSTUAL, 1(01), 26–32.
https://doi.org/10.46772/kontekstual.v1i01.55
Bastian, A. B., & Suharni, S. (2021). Upaya Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Hijaiyah melalui Media
Gambar. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(3), 1303–1311.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i3.1772
ESTHI, F. G. (2019). Analisis Gaya Hidup Imitasi Remaja dalam Komunitas Maranatha Youthteen di Ungaran. 28–34.
Firdaus, P. H. (2019). Peningkatan Kemampuan Mengenal Huruf Melalui Media Kartu Huruf. (JAPRA) Jurnal
Pendidikan Raudhatul Athfal (JAPRA), 2(1), 66–73. https://doi.org/10.15575/japra.v2i1.5313
Hikmah Kartini, N., & Jailani, M. (2023). Analisis Faktor Penyebab Kesulitan Membaca Permulaan Peserta Didik Kelas
I Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia. HOLISTIKA : Jurnal Ilmiah PGSD, 1(1).
Imran, M. (2014). Global Media Journal Global Media Journal. 6(1993), 4–9.
Juliantari, N. K. (2017). Paradigma Analisis Wacana Dalam Memahami Teks Dan Konteks Untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman. Acarya Pustaka, 3(1), 12. https://doi.org/10.23887/ap.v3i1.12732
Karmeliya Firdaus, M., & Ayu Puteri Hadayani, D. (2021). Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Anak Usia Dini
Melalui Media Busy Book 3D. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 9(1), 53.
https://doi.org/10.23887/paud.v9i1.35719
Muzeeb Aditya, A., Latifah, N., & Mawardi. (2022). Pengaruh Pendekatan Whole Language terhadap Kemampuan
Membaca Permulaan Siswa Kelas 2 SDN Larangan 11. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 8215–8224.
Pratiwi, C. P. (2020). Analisis Keterampilan Membaca Permulaan Siswa Sekolah Dasar: Studi Kasus pada Siswa Kelas
2 Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Edutama, 7(1), 1. https://doi.org/10.30734/jpe.v7i1.558
Putri Nirwana Torau, Muhammad Hasby, Sehe Madeamin, & Edi Wahyono. (2022). Analisis Kesulitan Membaca pada
Siswa Kelas III SD. DEIKTIS: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra, 2(3), 380–399.
https://doi.org/10.53769/deiktis.v2i3.307
Roudlotul, N., Zahara Nurani, R., & Heris Mahendra, H. (2023). Analisis Kemampuan Dan Kesulitan Membaca
Permulaan Pada Siswa Kelas Ii Sd Negeri Sambong Permai. Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(1),
4317–4330. https://doi.org/10.23969/jp.v8i1.7749
Sari, M., Kurniaman, O., & Riau, U. (n.d.). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK
MEMAHAMI TEKS BACAAN SISWA KELAS III SD NEGERI 011 PULAU RAMBAI KECAMATAN KAMPAR
TIMUR UNTUK MEMAHAMI TEKS BACAAN SISWA KELAS III SD NEGERI 011 PULAU RAMBAI. 1–12.
Sarita, A. A., & Imawati, E. (2022). Peningkatan Keterampilan Memahami Teks Laporan Hasil Observasi Menggunakan
Metode Diskusi Siswa Kelas Viii. Prosiding Seminar AkademikPendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 1(1),
39–46. https://conference.ut.ac.id/index.php/psapbin/article/view/1094
Sesmiyati, S., Zamroni, Z., & ... (2021). Peningkatan Kemampuan Menggabungkan Suku Kata Melalui Permainan Media
Kartu Suku Kata Bergambar. … Humanity Journal, 1(c), 39–48. https://journal.iain-
samarinda.ac.id/index.php/bocah/article/view/3709
Solihah, D. S., & Hernawan, A. H. (2023). Problematika kesulitan belajar membaca menulis permulaan (MMP) di sekolah
dasar kelas rendah. COLLASE (Creative of Learning Students Elementary Education), 6(1), 122–130.
https://doi.org/10.22460/collase.v1i1.16366
Sri, D. (2019). pendidikan untuk usia dini. 11 Januari.
Sumitra, A., Windarsih, C. A., Elshap, D. S., & Jumiatin, D. (2020). Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf Pada
Anak Usia Dini Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Jari. Tunas Siliwangi : Jurnal Program Studi
Pendidikan Guru PAUD STKIP Siliwangi Bandung, 6(1), 1–5. https://e-
journal.stkipsiliwangi.ac.id/index.php/tunas-siliwangi/article/view/1487
Tiningsih, Emi, D. (2020). Pengembangan Permainan Kartu Huruf Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Huruf
Anak Kelompok A. Jurnal Education And Development, Vol.8(2), 399–408.
https://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/1729
Udhiyanasari. (2019). Upaya Penanganan Kesulitan Membaca Permulaan Pada Anak Berkesulitan Membaca Kelas II di
SDN Manahan Surakarta. SPEED Journal of Special Education, 3(1), 39–50.
Zahara, D., & Afnita, A. (2020). Korelasi Keterampilan Membaca Pemahaman Teks Deskripsi dengan Keterampilan
Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bonjol. Diksa : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia,
6(2), 83–92. https://doi.org/10.33369/diksa.v6i2.11062