ArticlePDF Available

STUDI LITERATUR DIGITAL LITERACY, ILMU INFORMATIKA, DAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Authors:

Abstract

Abstrak Literasi digital merupakan kemampuan yang semakin penting dalam era informasi, mencakup keterampilan teknis, pemahaman kritis, dan etika penggunaan teknologi. Studi ini mengeksplorasi hubungan antara literasi digital, ilmu informatika, dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dalam konteks tema "Science, Technology, and Society" dari National Curriculum Standards for Social Studies. Literasi digital tidak hanya penting dalam memahami dan menggunakan teknologi, tetapi juga dalam menganalisis dampak sosial dari teknologi tersebut. Dalam pendidikan IPS, literasi digital berfungsi untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang peran teknologi dalam masyarakat, serta membentuk warga negara yang aktif dan bertanggung jawab. Studi ini juga membahas tantangan dalam integrasi literasi digital ke dalam kurikulum, termasuk kesenjangan digital dan kebutuhan akan pengembangan kurikulum serta pelatihan guru. Dengan demikian, literasi digital menjadi elemen penting dalam menghubungkan teknologi dengan masyarakat melalui pendidikan IPS, yang mempersiapkan siswa untuk menghadapi kompleksitas dunia digital. Kata Kunci: Literasi digital, ilmu informatika, pendidikan ilmu pengetahuan sosial, teknologi dan masyarakat, standar kurikulum nasional, keterampilan warga digital, pendidikan kritis, kesenjangan digital. Pendahuluan Dalam era digital, literasi digital menjadi kemampuan yang sangat penting, mengingat peran teknologi yang semakin dominan dalam kehidupan sehari-hari dan dunia kerja. Literasi digital tidak hanya mencakup keterampilan teknis dalam menggunakan perangkat teknologi, tetapi juga pemahaman kritis terhadap
STUDI LITERATUR: DIGITAL LITERACY, ILMU
INFORMATIKA, DAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL
Feri Sulianta
Universitas Widyatama, Program Studi Informatika
E-mail: feri.sulianta@widyatama.ac.id
Abstrak
Literasi digital merupakan kemampuan yang semakin penting dalam era
informasi, mencakup keterampilan teknis, pemahaman kritis, dan etika
penggunaan teknologi. Studi ini mengeksplorasi hubungan antara literasi digital,
ilmu informatika, dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dalam konteks
tema "Science, Technology, and Society" dari National Curriculum Standards for
Social Studies. Literasi digital tidak hanya penting dalam memahami dan
menggunakan teknologi, tetapi juga dalam menganalisis dampak sosial dari
teknologi tersebut. Dalam pendidikan IPS, literasi digital berfungsi untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang peran teknologi dalam masyarakat,
serta membentuk warga negara yang aktif dan bertanggung jawab. Studi ini juga
membahas tantangan dalam integrasi literasi digital ke dalam kurikulum,
termasuk kesenjangan digital dan kebutuhan akan pengembangan kurikulum
serta pelatihan guru. Dengan demikian, literasi digital menjadi elemen penting
dalam menghubungkan teknologi dengan masyarakat melalui pendidikan IPS,
yang mempersiapkan siswa untuk menghadapi kompleksitas dunia digital.
Kata Kunci: Literasi digital, ilmu informatika, pendidikan ilmu pengetahuan
sosial, teknologi dan masyarakat, standar kurikulum nasional, keterampilan
warga digital, pendidikan kritis, kesenjangan digital.
Pendahuluan
Dalam era digital, literasi digital menjadi kemampuan yang sangat penting,
mengingat peran teknologi yang semakin dominan dalam kehidupan sehari-hari
dan dunia kerja. Literasi digital tidak hanya mencakup keterampilan teknis dalam
menggunakan perangkat teknologi, tetapi juga pemahaman kritis terhadap
informasi digital dan dampak sosialnya. Studi literatur ini akan mengeksplorasi
hubungan antara literasi digital, ilmu informatika, dan pendidikan ilmu
pengetahuan sosial (IPS), dengan fokus pada tema kedelapan dari National
Curriculum Standards for Social Studies (NCSS), yaitu "Science, Technology,
and Society."
Literasi Digital: Definisi dan Konsep
Literasi digital didefinisikan oleh Paul Gilster (1997) sebagai "kemampuan untuk
memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai format dari berbagai
sumber ketika itu disajikan melalui komputer." Howard Rheingold (2012)
mengembangkan konsep ini dengan menekankan pada kemampuan berpikir
kritis, kolaborasi, dan partisipasi dalam budaya digital. Literasi digital melibatkan
lebih dari sekadar kemampuan teknis; ini mencakup pemahaman mendalam
tentang bagaimana teknologi dapat digunakan secara efektif, etis, dan
bertanggung jawab.
Hubungan antara Literasi Digital dan Ilmu Informatika
Ilmu informatika, yang mencakup teori dan aplikasi teknologi komputer,
memiliki hubungan erat dengan literasi digital. Sebagai bidang yang mempelajari
bagaimana informasi dihasilkan, disimpan, dan digunakan, ilmu informatika
menyediakan kerangka kerja yang mendasari pengembangan keterampilan
literasi digital. Beberapa aspek penting dari hubungan ini meliputi:
1. Pemrograman dan Algoritma: Literasi digital melibatkan pemahaman
dasar tentang bagaimana program komputer bekerja, yang merupakan inti
dari ilmu informatika. Hal ini memungkinkan individu untuk tidak hanya
menggunakan teknologi tetapi juga menciptakannya.
2. Keamanan dan Privasi Digital: Ilmu informatika mencakup topik-topik
seperti keamanan siber dan privasi data, yang merupakan elemen penting
dari literasi digital. Pemahaman ini membantu individu dalam melindungi
informasi pribadi mereka dan membuat keputusan yang lebih informasi
mengenai penggunaan teknologi.
3. Analisis Data: Kemampuan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menafsirkan data adalah bagian integral dari literasi digital dan ilmu
informatika. Ini memungkinkan individu untuk memahami tren dan
membuat keputusan berbasis data dalam berbagai konteks.
Literasi Digital dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Dalam konteks pendidikan IPS, literasi digital menjadi semakin relevan karena
teknologi telah mengubah cara masyarakat berinteraksi dan berfungsi. Menurut
National Curriculum Standards for Social Studies yang dikeluarkan oleh NCSS,
tema kedelapan, yaitu "Science, Technology, and Society," menekankan
pentingnya pemahaman tentang bagaimana sains dan teknologi mempengaruhi
masyarakat dan lingkungan. Berikut adalah beberapa cara literasi digital
diintegrasikan dalam pendidikan IPS:
1. Pemahaman Kritis terhadap Media: Literasi digital memungkinkan
siswa untuk menganalisis media digital, memahami bias, dan
mengevaluasi sumber informasi. Ini penting dalam IPS untuk membantu
siswa memahami bagaimana informasi disebarkan dan bagaimana opini
publik dibentuk.
2. Penggunaan Teknologi dalam Pembelajaran: Teknologi digital dapat
digunakan untuk mendukung pembelajaran IPS, seperti penggunaan
simulasi online untuk memahami proses sejarah atau penggunaan peta
digital untuk menganalisis data geografis dan demografis.
3. Pengembangan Keterampilan Warga Digital: Pendidikan IPS bertujuan
untuk membentuk warga negara yang berpengetahuan dan aktif. Literasi
digital membantu siswa memahami peran mereka sebagai warga digital
yang terlibat, misalnya dengan berpartisipasi dalam diskusi online yang
berfokus pada isu-isu sosial atau menggunakan media sosial untuk
advokasi.
4. Proyek Berbasis Teknologi: Siswa dapat dilibatkan dalam proyek yang
menggunakan teknologi digital untuk menyelesaikan masalah sosial atau
lingkungan. Ini tidak hanya mengembangkan keterampilan literasi digital
tetapi juga memperdalam pemahaman mereka tentang interaksi antara
teknologi dan masyarakat.
Implikasi dan Tantangan
Meskipun penting, integrasi literasi digital dalam pendidikan IPS dan ilmu
informatika menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah
kesenjangan digital, di mana akses ke teknologi dan keterampilan digital tidak
merata di seluruh populasi. Selain itu, kurikulum dan metode pengajaran juga
perlu berkembang untuk mencakup literasi digital secara efektif, yang
memerlukan pelatihan guru dan pengembangan sumber daya pendidikan yang
sesuai.
Kesimpulan
Literasi digital adalah komponen kunci dalam menghubungkan ilmu informatika
dan pendidikan IPS, terutama dalam memahami interaksi antara teknologi dan
masyarakat. Dengan integrasi literasi digital ke dalam kurikulum IPS, siswa dapat
mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjadi warga negara
yang berpengetahuan dan bertanggung jawab dalam dunia yang semakin
terhubung secara digital. Ini sesuai dengan tema kedelapan dari National
Curriculum Standards for Social Studies, yang menekankan pentingnya
pemahaman tentang hubungan antara sains, teknologi, dan masyarakat.
Referensi
1. National Council for the Social Studies (NCSS). (2010). National
Curriculum Standards for Social Studies: A Framework for Teaching,
Learning, and Assessment. Silver Spring, MD: NCSS.
2. Gilster, P. (1997). Digital Literacy. New York: Wiley.
3. Rheingold, H. (2012). Net Smart: How to Thrive Online. Cambridge, MA:
MIT Press.
4. Selwyn, N. (2011). Education and Technology: Key Issues and Debates.
London: Continuum.
5. ISTE (International Society for Technology in Education). (2016).
Standards for Students.
6. Jenkins, H., et al. (2009). Confronting the Challenges of Participatory
Culture: Media Education for the 21st Century. Cambridge, MA: MIT
Press.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Book
Full-text available
Many teens today who use the Internet are actively involved in participatory cultures—joining online communities (Facebook, message boards, game clans), producing creative work in new forms (digital sampling, modding, fan videomaking, fan fiction), working in teams to complete tasks and develop new knowledge (as in Wikipedia), and shaping the flow of media (as in blogging or podcasting). A growing body of scholarship suggests potential benefits of these activities, including opportunities for peer-to-peer learning, development of skills useful in the modern workplace, and a more empowered conception of citizenship. Some argue that young people pick up these key skills and competencies on their own by interacting with popular culture; but the problems of unequal access, lack of media transparency, and the breakdown of traditional forms of socialization and professional training suggest a role for policy and pedagogical intervention. This report aims to shift the conversation about the "digital divide" from questions about access to technology to questions about access to opportunities for involvement in participatory culture and how to provide all young people with the chance to develop the cultural competencies and social skills needed. Fostering these skills, the authors argue, requires a systemic approach to media education; schools, afterschool programs, and parents all have distinctive roles to play. The John D. and Catherine T. MacArthur Foundation Reports on Digital Media and Learning
National Curriculum Standards for Social Studies: A Framework for Teaching, Learning, and Assessment
National Council for the Social Studies (NCSS). (2010). National Curriculum Standards for Social Studies: A Framework for Teaching, Learning, and Assessment. Silver Spring, MD: NCSS.
Net Smart: How to Thrive Online
  • H Rheingold
Rheingold, H. (2012). Net Smart: How to Thrive Online. Cambridge, MA: MIT Press.