ArticlePDF Available

Reduksi Harmonik dengan Common Mode pada Inverter 500 WattReduksi Harmonik dengan Common Mode pada Inverter 500 Watt

Authors:

Abstract

Agar tidak terputus dengan sumber energi listrik maka di perlukan sistem backup. Salah satunya adalah dengan sistem charging di saat PLN menyala dan menyimpannya di akumulator untuk di gunakan pada saat pemadaman oleh PLN. Namun pada saat charging dilakukan listrik yang di simpan ke akumulator berupa arus DC sehingga perlu di rubah kembali ke arus AC yaitu dengan inverter AC to DC. Sistem inverter menggunakan swiching yang menimbulkan harmonisa. Gangguan pada sistem tenaga listrik yang di akibatkan oleh distorsi gelombang dan arus di sebut harmonisa. Harmonisa bisa menyebabkan kerusakan gelombang sinusidal menjadi tidak sinusidal lagi yang di sebabkan oleh gelombang frekuensi tinggi yang merupakan kelipatan dari frekuensi fundamental. Untuk mereduksi harmonik adalah dengan pemasangan filter emi pada output inverter. Penelitian ini mengukur berapa nilai efektifitas pemasangan filter menggunakan software Labview 2014 pada inverter custom low inverter 500 watt dengan beban induktif, resistif, kapasitif menggunakan software labview dan instrument NI Mydaq. Hasil dari penelitian adalah di perlukan daya stanby/tanpa beban pada filter emi common mode sebesar 0.03 Amper pada tegangan 220VAC. Pada kondisi tanpa beban terjadi kenaikan pada THDv sebesar 0.03 dari sebelum filter 1.7% menjadi 1.739%, dan penurunan THDi 0.12 dari 1.311% menjadi 1.119%. Pada kondisi dengan beban induktif terjadi penurunan pada THDv sebesar 0.104 dari sebelum filter 1.202% menjadi 1.098%, dan THDi sebesar 0.099% dari sebelum filter 1.325% menjadi 1.226%. Pada kondisi dengan beban resistif terjadi penurunan pada THDv sebesar 0.12 dari sebelum filter sebesar 1.218% menjadi 1.09%, dan THDi sebesar 0.003 dari sebelum fiter 1.144% menjadi 1.114%. Pada kondisi dengan beban kapasitif terjadi kenaikan pada THDv sebesar 0.185 dari sebelum filter sebesar 1.219% menjadi 1.404% dan mengalami penurunan pada THDi sebesar 0.035 dari sebelum filter sebesar 1.44% menjadi 1.109%. Kata Kunci: Filter Emi, Harmonisa, Inverter, LabView, Reduksi
EPIC (Journal of Electrical Power, Instrumentation and Control)
Teknik Elektro Universitas Pamulang
Vol. 7, No. 1, Bulan Juni, Tahun 2024, Hal 51 59
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/jit
DOI: 10.32493/epic.v7i1.39309
pISSN 2615-0646
eISSN 2614-8595
Muhirno, Agus Setiawan, Nurkahfi Irwansyah
51
REDUKSI HARMONIK DENGAN COMMON MODE PADA INVERTER 500 WATT
Muhirno1, Agus Setiawan2, Nurkahfi Irwansyah3
1,2,3Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Pamulang
1,2,3Jalan Raya Puspiptek, Buaran, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310, Indonesia
1muhir2001@gmail.com
2dosen00935@unpam.ac.id
3dosen001318@unpam.ac.id
INFORMASI ARTIKEL
diajukan : 24-05-2024
revisi : 31-05-2024
diterima : 04-06-2024
dipublish : 30-06-2024
EPIC (Journal of Electrical Power, Instrumentation and Control)
Teknik Elektro Universitas Pamulang
Vol. 7, No. 1, Bulan Juni, Tahun 2024, Hal 51 59
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/jit
DOI: 10.32493/epic.v7i1.39309
pISSN 2615-0646
eISSN 2614-8595
Muhirno, Agus Setiawan, Nurkahfi Irwansyah
52
PENDAHULUAN
Pada proses konversi dari DC ke AC
pada inverter menggunakan sistem
switching pada mosfet maka akan
menyebabkan timbulnya harmonisa yang
dapat menyebabkan panas berlebih di
trafo step up (Suartika, 2016). Timbulnya
harmonisa yang akan berimbas ke alat
elektronik yang peka terhadap perubahan
gelombang, misalnya televisi, komputer,
alat kontroller. Timbulnya gejala
gelombang yang berfrekuensi tinggi atau
biasa disebut harmonisa. Untuk meredam
agar tidak keluar ke instalasi atau dari
instalasi agar tidak masuk ke sistem
inverter maka perlu diberi rangkaian filter
EMI (Elektromagnetic Interference)
(Blooming, & Carnovale, 2006; Burlaka,
Gulakov, Podnebennaya, & Kudinova,
2020). Salah satu akibat gangguan
permasalahan electromagnetic compability
(EMC) adalah terjadinya gangguan secara
internal maupun eksternal yang dapat
merusak komponen elektromagnetik lain,
bahkan ledakan pada peralatan (Ahmad et
al., 2019).
TEORI
Gangguan pada sistem tenaga listrik
yang diakibatkan oleh distorsi gelombang
dan arus disebut harmonisa. Harmonisa
bisa menyebabkan kerusakan gelombang
sinusidal menjadi tidak sinusidal lagi yang
disebabkan oleh gelombang frekuensi
tinggi yang merupakan kelipatan dari
frekuensi fundamental (Aini & Mar’i, 2021)
Gelombang ideal ditambah gelombang
EPIC (Journal of Electrical Power, Instrumentation and Control)
Teknik Elektro Universitas Pamulang
Vol. 7, No. 1, Bulan Juni, Tahun 2024, Hal 51 59
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/jit
DOI: 10.32493/epic.v7i1.39309
pISSN 2615-0646
eISSN 2614-8595
Muhirno, Agus Setiawan, Nurkahfi Irwansyah
53
Harmonik menjadi gelombang Real.
Idealnya bentuk gelombang tegangan dan
arus yang tidak mengandung harmonisa
adalah gelombang yang hanya
mempunyai satu frekuensi dasar saja.
(frekuensi 0 Hz untuk tegangan dan arus
DC, dan frekuensi 50/60 Hz untuk
tegangan dan arus AC)
Gambar 1. Gelombang fundamental dengan
gelombang harmoniknya
Jenis-jenis harmonisa
Harmonisa berdasarkan urutan atau
orde dibedakan menjadi harmonisa ganjil
yaitu harmonisa ke 1, 3, 5, 7 dan
seterusnya, dan harmonisa genap yaitu
harmonisa 2, 4, 6, 8 dan seterusnya.
Sumber-sumber harmonisa
Harmonisa dikelompokkan menjadi
dua bagian yaitu:
a. Beban linier
Beban yang memberikan keluaran
linier, yaitu arus yang mengalir
sebanding dengan impedansi dan
perubahan tegangan.
b. Beban non linier
Beban yang bentuk keluarannya tidak
sebanding dengan tegangan dalam
setengah siklus sehingga bentuk
keluarannya tidak sama dengan
gelombang masukannya,
Dampak dari adanya harmonisa yang
berlebih dapat menimbulkan diantaranya,
panas berlebih yang dapat merusak
isolasi, menurunkan faktor daya,
menurunkan daya mampu (kapasitas)
pada trafo step up pada inverter.
Parameter harmonisa
Total Harmonic Distortion (THD)
adalah perbandingan antara nilai RMS
dari seluruh komponen harmonisa
terhadap nilai RMS dari fundamental. THD
biasanya dinyatakan dalam bentuk
presentase (%THD). Nilai THD ini akan
digunakan untuk mengukur besarnya
penyimpangan dari bentuk gelombang
periodik yang mengandung harmonisa dari
gelombang sinusoidal murninya. Untuk
gelombang sinusoidal sempurna nilai
THD-nya adalah 0%, sedangkan untuk
menghitung THD dari arus dan tegangan
yang mengalami distorsi adalah dengan
menggunakan persamaan (Ahmad et al.,
2019) THD untuk gelombang arus,
 

  (1)
Dengan THDi adalah Total Harmonic
Distortion arus (%), In adalah nilai arus
harmonisa (A), I1 adalah nilai arus
fundamental (A) dan n adalah komponen
harmonisa maksimum yang diamati. THD
untuk gelombang tegangan,
 

  (2)
Di mana THDv merupakan Total Harmonic
Distortion tegangan (%), Vn adalah nilai
tegangan harmonisa (V), V1 adalah nilai
tegangan fundamental (V) dan n adalah
komponen harmonisa maksimum yang
diamati. Sedangkan untuk pengujian
dilakukan 10 kali sehingga diambil nilai
rata-ratanya dengan persamaan


(3)
Dengan adalah rata rata hitung dari
banyak data .
Standar Harmonisa Arus dan Tegangan
Pada Tabel 1 diberikan batasan distorsi
yang diperbolehkan oleh standar IEEE.
EPIC (Journal of Electrical Power, Instrumentation and Control)
Teknik Elektro Universitas Pamulang
Vol. 7, No. 1, Bulan Juni, Tahun 2024, Hal 51 59
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/jit
DOI: 10.32493/epic.v7i1.39309
pISSN 2615-0646
eISSN 2614-8595
Muhirno, Agus Setiawan, Nurkahfi Irwansyah
54
Tabel 1. Total Harmonic Distortion IEEE Standard
19-1992
Batasan Distorsi Harmonisa Arus
Vn ≤ 66 Kv
Iac/IL
Distorsi Harmonisa Arus Maksimum
dalam persen IL
Total
Harmonic
Distortion
(THD)
Orde Harmonisa Individu “h”
Harmonisa Ganjil
H < 11
11 ≤ h
≤ 17
11 ≤ h
≤ 23
11 ≤ h
≤ 25
3 ≤ h
< 20
4,0 %
2,0 %
1,5 %
0,6 %
0,3 %
5,0 %
20
50
7,0 %
3,5 %
2,5 %
1,0 %
0, 5%
8,0 %
50
100
10,0 %
4,5 %
4,0 %
1,5 %
0,7 %
12,0 %
100 -
1000
12,0 %
5,5 %
5,0 %
2,0 %
1,0 %
15,0 %
>1000
1,0 %
7,0 %
6,0 %
2,5 %
1,4 %
20,0 %
66 Kv < Vn < 150 Kv
Iac/IL
Orde Harmonisa Individu “h”
Harmonisa Ganjil
THD
H < 11
11 ≤ h
≤ 17
11 ≤ h
≤ 23
11 ≤ h
≤ 25
3 ≤ h
< 20
2,0 %
1,0 %
0,7 %
0,3 %
0,1 %
2,5 %
METODOLOGI
Dalam penelitian ini metode yang
digunakan adalah perancangan obyek
penelitian berupa sebuah sistem inverter
DC to AC dengan bagian keluaran inverter
dipasang filter EMI common mode
(Haghdar, 2020; Kim et al., 2020; Kim et
al., 2018). Metode ini meliputi
perancangan hardware sistem konversi
energi DC to AC. Pendalaman materi
untuk menjelaskan keluaran inventer
terhadap total harmonik distorsi (THD)
terhadap beban induktif, beban resistif,
beban kapasitif sebelum dan sesudah
dipasang filter EMI (Dermawan &
Rahman, 2018; Juhana & Rozak, 2022).
Penelitian dimulai dengan tahap
perencanaan meliputi perumusan masalah
dan perencanaan judul, kemudian tahap
persiapan meliputi studi literatur dan
persiapan alat dan bahan, lalu ke tahap
perancangan sistem yaitu perancangan
skema inverter, perancangan filter EMI
dan pembuatan skema alat ukur
menggunakan software LabView 2014
(Nur Rifdah, 2022). Kemudian dilanjutkan
ke tahap pengujian untuk mendapatkan
hasil dan menganalisanya lalu ke tahap
terakhir membuat laporan.
Dalam pearncangan sistem yang
digunakan antara lain:
1. Akumulator (aki) sebagai sumber
listrik DC.
2. Inverter low frekuensi 500 W untuk
mengkonversi arus DC menjadi arus
AC.
3. Filter EMI jenis pasif common mode,
dimana filter ini hanya akan mereduksi
nilai harmonisa pada satu orde atau
frekuensi kerjanya (Nur Rifdah, 2021).
Filter pasif yang bertujuan
memperbaiki bentuk tegangan
sehingga total distorsi harmonisa
dapat direduksi sebaik mungkin (Irza,
Susanto & Kurniawan, 2015).
4. Motor listrik sebagai beban induktif.
5. Solder 30 W dan lampu pijar 50 W
sebagai beban resistif.
6. Kapasitor sebagai beban kapasitif.
7. Sensor arus sebagai sensor arus
pada output inverter.
8. Sensor tegangan trafo step-down
sebagai sensor tegangan di output
inverter.
9. Laptop sebagai alat untuk membuka
aplikasi Labview dan mengoperasikan
NI myDAQ.
10. NI myDAQ yang berbasis aplikasi
LabView yang untuk mengakses
perangkat lunak untuk membaca dan
menjalankan eksperimen dan
simulasi.
11. LabView untuk melihat langsung hasil
rekayasa secara terintegrasi dari
pemrosesan sinyal sensor-sensor
yang dipasang.
Perancangan sistem
Pada Gambar 2 diberikan diagram
blok perancangan sistem. Perancangan
terdiri atas akumulator (AKI) sebagai
sumber energi listrik. AKI terhubung
dengan MCB DC 2 pole sebagai proteksi
dan pembatas arus DC yang melewatinya.
Selanjutnya diteruskan ke inverter DC to
EPIC (Journal of Electrical Power, Instrumentation and Control)
Teknik Elektro Universitas Pamulang
Vol. 7, No. 1, Bulan Juni, Tahun 2024, Hal 51 59
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/jit
DOI: 10.32493/epic.v7i1.39309
pISSN 2615-0646
eISSN 2614-8595
Muhirno, Agus Setiawan, Nurkahfi Irwansyah
55
AC sebagai pengkonversi tegangan DC
menjadi tegangan AC yang terukur oleh
Watt meter DC untuk mengetahui besaran
arus dan tegangan DC yang masuk ke
inverter. Selanjutnya keluaran inverter
yang sudah berupa arus AC akan menuju
MCB 1 phasa yang berfungsi sebagai
proteksi dan pembatas arus AC yang
melewatinya.
Gambar 2. Perancangan sistem
Untuk melihat besaran arus,
tegangan, daya dipasang Watt meter
setelahnya. Berikutnya filter EMI yang
berfungsi sebagai filter keluaran agar
sinyal menjadi bersih dan bebas distorsi.
Dilanjutkan menuju sakelar yang berfungsi
untuk mematikan dan menghidupkan
aliran listik menuju stop kontak yang
fungsinya untuk menghubungkan sumber
listrik ke beban induktif. Rancangan
sistem diilustrasikan pada Gambar 3.
Gambar 3. Hasil rancangan sistem
Perancangan alat ukur menggunakan
software LabView
Diagram blok adalah gambaran dari
sistem yang dirancang, diberikan pada
Gambar 4.
Gambar 4. Diagram blok LabView
Cara kerja blok diagram pada Gambar 4
adalah:
1. Inverter DC to AC dihidupkan dengan
memasang sumber listrik dari baterai,
lalu MCB DC di-ON-kan, lalu sakelar
inverter di-ON-kan, kemudian MCB
AC di-ON-kan.
2. Power listrik dari keluaran inverter
sebesar 220 VAC dihubungkan ke
beban.
3. Pemasangan sensor arus:
a. Fasa pada output inverter sebelum
filter dipasang CT sensor arus
dengan memasukkan kabel
konduktor ke dalam cincin CT
sensor.
b. Output kabel pada CT sensor
dihubungkan ke NI-USB 6008 ke
Analog Input (AI) pada pin 0+ dan
0
4. Pemasangan sensor tegangan:
a. Fasa output inverter sebelum filter
EMI dihubungkan secara paralel ke
input trafo pin 3 V.
b. Netral keluaran inverter sebelum
filter EMI dihubungkan secara
paralel ke input trafo pin 0.
c. Output trafo sensor pin 3 V
dihubungkan ke 1+, pin 0
dihubungkan ke 1- pada NI-USB
6008 pada analog input (AI).
5. USB pada NI-USB 6008 dihubungkan
ke USB laptop.
6. Setelah selesai penyambungan,
inverter dihidupkan lalu program di-
run dan kemudian akan keluar hasil
EPIC (Journal of Electrical Power, Instrumentation and Control)
Teknik Elektro Universitas Pamulang
Vol. 7, No. 1, Bulan Juni, Tahun 2024, Hal 51 59
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/jit
DOI: 10.32493/epic.v7i1.39309
pISSN 2615-0646
eISSN 2614-8595
Muhirno, Agus Setiawan, Nurkahfi Irwansyah
56
harmonisa, RMS voltage, RMS
current pada masing masing beban
yang terpasang sensor pada front
panel LabView seperti pada Gambar
5.
Gambar 5. Front panel LabView
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian pertama dilakukan tanpa
beban listrik yang bertujuan untuk
mengetahui apakah rancangan sistem
sudah sesuai dengan rencana yaitu
inverter sudah berfungsi dengan baik
sebagai pengkonversi masukan sumber
energi listrik DC menjadi keluaran sumber
energi AC. Karaktersitik dari listrik AC
memiliki bentuk sinyal sinusidal, frekuensi
sudah 50Hz, tegangan 220 V 240 V.
Tegangan dari akumulator (AKI) berada
pada level aman sebesar 12,50 VDC,
dengan Deep Off Discharging (DOD) 50%
yaitu sebesar 12,2 V sesuai dari data
sheet jenis baterai VRLA. Ilustrasi
pengujian ini diberikan pada Gambar 6.
Gambar 6. Pengujian tanpa beban
Pengujian menggunakan beban induktif
Pengujian sesudah filter EMI
dilakukan bertujuan untuk mengetahui nilai
THD keluaran inverter setelah dipasang
filter EMI dengan beban induktif berupa
pompa merk panasonic 125 W. Ilustrasi
pengujian ini diberikan pada Gambar 7.
Gambar 7. Pengujian dengan beban induktif
Adapun pengujian menggunakan LabView
dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Hasil pengujian menggunakan LabView
Pada Gambar 8 gelombang sinus
terlihat halus dengan tegangan
218,78VAC dan THDv sebesar 1,07% dan
THDi sebesar 1,20% dan masih di bawah
batas maksimal THD yaitu 5%. Pengujian
dan pengambilan data dilakukan sebanyak
10 (sepuluh) kali dengan interval 1 menit,
hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengujian Beban Induktif
MENIT
KE-
THDv
(%)
THDi
(%)
RMS
VOLTAGE
(V)
RMS
CURRENT
(A)
1
1,03
1,17
219,29
0,86
2
1,02
1,21
220,54
0,86
3
1,07
1,20
218,78
0,86
4
1,05
1,24
218,19
0,86
5
1,04
1,26
218,16
0,86
6
1,50
1,19
220,96
0,86
7
1,07
1,28
219,42
0,86
8
1,02
1,28
220,16
0,86
9
1,15
1,19
218,97
0,86
10
1,03
1,24
218,62
0,86
n = 10
X = 1,09
X = 1,23
X = 219,31
X = 0,86
Pada Grafik 2 terlihat THD tegangan
naik signifikan pada menit ke- 6 dengan
nilai 1,5% namun masih dibatas aman
tidak melebihi standar yaitu 5%, dan THD
arus cenderung naik turun antara 0,01
EPIC (Journal of Electrical Power, Instrumentation and Control)
Teknik Elektro Universitas Pamulang
Vol. 7, No. 1, Bulan Juni, Tahun 2024, Hal 51 59
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/jit
DOI: 10.32493/epic.v7i1.39309
pISSN 2615-0646
eISSN 2614-8595
Muhirno, Agus Setiawan, Nurkahfi Irwansyah
57
0,09 dan nilai tertingginya masih pada
batas aman yaitu 1,28% pada menit ke 7
dan 8. Adapun nilai rata-rata dari
pengambilan data dengan beban induktif
setelah filter EMI adalah:
THDv: X
= 
= 

= 1,098 %
THDi: X
= 
= 

= 1,226 %
Pengujian dengan beban resistif
Gambar 9. Pengujian dengan beban resistif
Pengujian dengan beban resistif
pada Gambar 9, dilakukan dengan
pemasangan sensor dipasang sesudah
filter EMI, sensor arus dipasang pada
kabel phasa (L) dan sensor arus dipasang
paralel pada kabel L dan Neutral (N) dan
output kedua sensor masuk ke Analog
Input (AI) pada NI myDAQ.
Gambar 10. Pengujian pada LabView
Pada Gambar 10 gelombang sinus terlihat
halus, tegangan 218,63VAC dan Arus
0,38 A. Pengujian dilakukan sebanyak 10
(sepuluh) kali dengan interval 1 menit.
Tabel 3 Pengujian dengan beban resistif
MENIT
KE-
THDv
(%)
THDi
(%)
RMS
VOLTAGE
(V)
RMS
CURRENT
(A)
1
1,07
1,07
218,63
0,38
2
1,16
1,08
219,74
0,38
3
1,19
1,19
220,57
0,38
4
1,09
1,11
219,09
0,38
5
1,03
1,12
219,83
0,38
6
1,07
1,09
219,20
0,38
7
1,09
1,13
219,23
0,38
8
1,07
1,16
220,02
0,38
9
1,05
1,10
220,83
0,38
10
1,08
1,09
219,36
0,38
n = 10
X = 1,09
X = 1,11
X = 219,65
X = 0,38
Pada Tabel 3 THD tegangan
tertinggi pada menit ketiga dengan nilai
1,19% dan terendah pada menit kelima
dengan nilai 1,03%, sedangkan THD arus
tertinggi pada menit ketiga dengan nilai
1,9% dan terendah pada menit kelima
dengan nilai 1,03% dan keduanya masih
direntang aman yaitu kurang dari 5%.
Adapun nilai rata-ratanya adalah:
THDv: X = 
= 

= 1,09 %
THDi: X = 
= 

= 1,114 %
Pengujian dengan beban kapasitif
Pengujian selanjutnya adalah
dengan beban kapasitif sesudah filter EMI
berupa kapasitor merk Michicon
400/450VAC, 5µF, ±10%, 50/60Hz.
Proses pengujian dan pemasangan
seperti pada Gambar 11.
EPIC (Journal of Electrical Power, Instrumentation and Control)
Teknik Elektro Universitas Pamulang
Vol. 7, No. 1, Bulan Juni, Tahun 2024, Hal 51 59
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/jit
DOI: 10.32493/epic.v7i1.39309
pISSN 2615-0646
eISSN 2614-8595
Muhirno, Agus Setiawan, Nurkahfi Irwansyah
58
Gambar 11. Pengujian dengan beban kapasitif
Pengujian dengan beban kapasitif
sesudah filter EMI pada Gambar 11 di
atas dapat dilihat pada Watt meter
tegangan 220VAC dan Arus 0,32 A,
pemasangan sensor arus dipasang pada
kabel L dan sensor tegangan pada L dan
N disambung secara paralel, output
sensor dihubungkan ke NI myDAQ 6008.
Gambar 12. Pengujian pada LabView
Pada Gambar 12 gelombang sinus
terlihat halus, tegangan 220,01VAC, arus
0,32 A. Pengujian dilakukan sebanyak 10
(sepuluh) kali dengan intervel 1 menit,
Tabel 4. Pengujian dengan Beban Kapasitif
MENIT
KE-
THDv
(%)
THDi
(%)
RMS
VOLTAGE
(V)
RMS
CURRENT
(A)
1
1,41
1,09
220,01
0,32
2
1,48
1,11
220,69
0,32
3
1,36
1,09
221,63
0,32
4
1,35
1,12
220,12
0,32
5
1,53
1,07
219,98
0,32
6
1,49
1,05
220,05
0,32
7
1,25
1,13
220,98
0,32
8
1,32
1,09
219,51
0,32
9
1,38
1,18
219,46
0,32
10
1,47
1,16
219,12
0,32
n = 10
X = 1,4
X = 1,11
X = 220,16
X = 0,32
Pada Tabel 4 didapatkan nilai THD
tegangan tertinggi pada menit kelima
dengan nilai 1,53% dan terendah pada
menit ketujuh dengan nilai 1,25%,
sedangkan THD arus tertinggi pada menit
kesembilan dengan nilai 1,18% dan
terendah pada menit keenam dengan niai
1,05% dan keduanya masih direntang
aman yaitu kurang dari 5%.
Adapun nilai rata-ratanya adalah:
THDv: X = 
= 

= 1,404 %
THDi: X = 
= 

= 1,109 %
KESIMPULAN
Dari penelitian pemasangan filter EMI
pada output 220VAC pada inverter 500 W
ini ada beberapa kesimpulan, bahwa filter
EMI membutuhkan daya walau tanpa
beban sebesar 0,03 A pada tegangan
220VAC, pada kondisi dengan beban
induktif terjadi penurunan pada THDv
sebesar 0,104 dari sebelum filter 1,202%
menjadi 1,098%, dan THDi sebesar
0,099% dari sebelum filter 1,325%
menjadi 1,226%, pada kondisi dengan
beban resistif terjadi penurunan pada
THDv sebesar 0,12 dari sebelum filter
sebesar 1,218% menjadi 1,09%, dan THDi
sebesar 0,003 dari sebelum fiter 1,144%
menjadi 1,114%, pada kondisi dengan
beban kapasitif terjadi kenaikan pada
THDv sebesar 0,185 dari sebelum filter
sebesar 1,219% menjadi 1,404% dan
mengalami penurunan pada THDi sebesar
0,035 dari sebelum filter sebesar 1,44%
menjadi 1,109%.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, F., Yanuar Hariyawan, M., &
Novita Posma, S. (2019).
Perancangan Dan Implementasi
Passive EMI Filter Pada Switching
EPIC (Journal of Electrical Power, Instrumentation and Control)
Teknik Elektro Universitas Pamulang
Vol. 7, No. 1, Bulan Juni, Tahun 2024, Hal 51 59
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/jit
DOI: 10.32493/epic.v7i1.39309
pISSN 2615-0646
eISSN 2614-8595
Muhirno, Agus Setiawan, Nurkahfi Irwansyah
59
Mode Power Supply (SMPS). Jurnal
Elektro Dan Mesin Terapan, 5(1), 29
37.
https://doi.org/10.35143/elementer.v5i
1.2519
Aini, Z., & Mar’i, A. (2021). Desain Singel
Tuned Filter Terhadap Harmonisa
Pada Transformator Distribusi (Issue
4).
Blooming, T. M., & Carnovale, D. J.
(2006). Application of IEEE std 519-
1992. Ieee, 19.
Burlaka, V., Gulakov, S., Podnebennaya,
S., & Kudinova, E. (2020). Low-Cost
Online Uninterruptible Power Supply
with Input Power Factor Correction
and Wide Input Voltage Range.
https://doi.org/10.1109/ESS50319.20
20.9160034
Dermawan, E., & Rahman, R. L. (2018).
Analisis Pengaruh Distorsi Harmonisa
terhadap Deviasi Pengukuran Energi
Listrik pada kWh Meter. Jurnal
Elektrum, 15(2), 716.
Haghdar, K. (2020). Optimal DC Source
Influence on Selective Harmonic
Elimination in Multilevel Inverters
Using TeachingLearning-Based
Optimization. IEEE Transactions on
Industrial Electronics, 67, 942949.
Irza, M. F., Susanto, E., & Kurniawan, E.
(2015). Implementasi EMI filter untuk
meningkatkan efisiensi dan
mereduksi harmonisa pada
penyearah terkendali satu fasa
penuh. eProceedings of
Engineering, 2(2).
Juhana, & Rozak, O. A. (2022). Reduksi
Harmonik pada Inverter Fasa Tiga
dengan Filter Pasif. EPIC Journal of
Electrical Power Instrumentation and
Control, 5(1), 89.
Kim, M., Lanclos, R., & Balog, R. S.
(2020). A PWM Method for Single-
Phase Current-Sourced High
Frequency AC Link Inverter. 2020
IEEE Texas Power and Energy
Conference (TPEC), 16.
https://doi.org/10.1109/TPEC48276.2
020.9042559
Kim, S., Kwon, M., & Choi, S. (2018).
Operation and Control Strategy of a
New Hybrid ESS-UPS System. IEEE
Transactions on Power Electronics,
33(6), 47464755.
https://doi.org/10.1109/TPEL.2017.27
33019
Nur Rifdah, D. (2022). Rancang Bangun
Alat Ukur Harmonisa Pada Sistem
Tegangan 220VAC Menggunakan
Perangkat Lunak LabView (Doctoral
dissertation, Institut Teknologi
Nasional Malang).
Suartika, I. M. (2016). Analisa
Penanggulangan Thd ( Total
Harmonic Distortion ) Dengan Filter
Pasif Pada Sistem Tenaga Listrik. 1
35.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
1 dosen 00187@unpam.ac.id 2 dosen01314@unpam.ac.id INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK diajukan : 17-05-2022 revisi : 28-05-2022 diterima : 28-06-2022 dipublish : 30-06-2022 Inverter adalah salah satu metode pengaturan motor Induksi dengan mengubah frekuensi yang memungkinkan pengaturan yang lebar, tetapi akibat dari proses pengkonversian dalam bentuk gelombang energi listrik dari satu bentuk ke bentuk gelombang lain merupakan beban non-linier bentuk gelombangnya tidak lagi sinusoidal dan terdistorsi (cacat) disebut dengan Total Harmonic Distortion (THD). Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran watak harmonik pada inverter dalam kondisi tak berbeban dan berbeban motor induksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui watak harmonik arus, penelitian dilanjutkan dengan desain filter pasif dengan harapan dapat mereduksi watak harmonik. Hasil pengukuran watak harmonik arus dan THDi pada inverter tanpa beban dan dengan beban motor pada fasa R, S dan T setelah dipasang filter adalah watak harmonik arus dapat diminimalisasi. Pada kondisi inverter tanpa beban THDi dapat direduksi rata-rata pada fasa R = 78,4%, fasa S =-73,4% dan pada fasa T = 88,7%. Sedangkan kondisi inverter dengan beban motor THDi dapat direduksi rata-rata pada fasa R = 87,3%, fasa S = 83,7% dan pada fasa T = 89,0%.
Conference Paper
Full-text available
IEEE Std 519-1992 is a useful document for understanding harmonics and applying harmonic limits in power systems. Despite many years of good use there is still some confusion about how to apply certain aspects of the standard. This paper discusses some of those, as well as related issues that are helpful in working with harmonic limits. There is considerable debate as to precisely how some elements of IEEE Std 519-1992 should be interpreted. This paper presents the authors' views on some of the more ambiguous elements of the standard and on the application of harmonic limits in general
Article
This paper presents an optimization method for selective harmonic elimination in a cascaded multilevel inverter (MLI) using teaching-learning based optimization (TLBO). The main objective in selective harmonic elimination (SHE) strategy is to eliminate low-order harmonics by solving nonlinear equations and reaching optimal solution, while the fundamental component is satisfied. In this paper, in one side, the influence of optimal DC sources is investigated to reach the SHE goal, and in another side, comparing optimization methods is considered. In this paper, the TLBO as a recently emerged nature-inspired algorithm is presented to provide better results for the SHE in comparison with genetic algorithm (GA), artificial bee colony (ABC), imperialistic competitive algorithm (ICA), harmony search (HS), ant colony optimization (ACO), particle swarm optimization (PSO) and differential evolution (DE). For better comparison of those methods and influence of optimal DC sources, 5-, 9- and 15-level inverters are chosen and MATLAB software is used for optimization. Simulation results show the superiority of TLBO, higher precision and probability of convergence than other mentioned algorithms. Finally, to validate the influence of optimal DC sources and the accuracy of TLBO results, the experimental setup is conducted for a 5-level cascaded H-bridge inverter with optimal DC sources.
Article
This paper proposes a hybrid energy storage system (ESS) that integrates an ESS with an on-line uninterruptible power supply (UPS). The power conversion system (PCS) cost of the proposed hybrid ESS-UPS is reduced, and battery utilization is increased by using the energy of the integrated battery for both demand management and emergency power supply. Further, unlike the conventional on-line UPS, the proposed hybrid ESS-UPS is capable of supplying emergency power to two types of critical loads, voltage-frequency independent (VFI) load and voltage-frequency dependent (VFD) load. A seamless mode transfer algorithm of the ac-dc converter is proposed for supplying uninterruptible power to the VFD load as well. In addition, an autonomous and seamless mode transfer algorithm of the bidirectional dc-dc converter is proposed to minimize the transient across the dc-link that could affect the power quality of the VFD load and the VFI load at the mode transition. To validate the proposed control scheme, experimental results from a 5 kW prototype are provided.
Implementasi EMI filter untuk meningkatkan efisiensi dan mereduksi harmonisa pada penyearah terkendali satu fasa penuh
  • M F Irza
  • E Susanto
  • E Kurniawan
Irza, M. F., Susanto, E., & Kurniawan, E. (2015). Implementasi EMI filter untuk meningkatkan efisiensi dan mereduksi harmonisa pada penyearah terkendali satu fasa penuh. eProceedings of Engineering, 2(2).
Rancang Bangun Alat Ukur Harmonisa Pada Sistem Tegangan 220VAC Menggunakan Perangkat Lunak LabView (Doctoral dissertation
  • D Nur Rifdah
Nur Rifdah, D. (2022). Rancang Bangun Alat Ukur Harmonisa Pada Sistem Tegangan 220VAC Menggunakan Perangkat Lunak LabView (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Nasional Malang).
Total Harmonic Distortion ) Dengan Filter Pasif Pada Sistem Tenaga Listrik
  • Analisa Penanggulangan
Analisa Penanggulangan Thd ( Total Harmonic Distortion ) Dengan Filter Pasif Pada Sistem Tenaga Listrik. 1-35.