Content uploaded by Rukiyah Rambe
Author content
All content in this area was uploaded by Rukiyah Rambe on Jun 12, 2024
Content may be subject to copyright.
Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berbasis Android dengan
Pendekatan Discovery Learning untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kreatif
pada Materi Teorema Pythagoras.
Edy Surya1, Rukiyah Br Rambe2
Prodi Pendidikan Matemaka, Fakultas Matemaka dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri
Medan
Email: rukiyahrambe.4212111003@mhs.unimed.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran matematika berbasis Android dengan
pendekatan discovery learning guna melatih kemampuan berpikir kreatif pada materi teorema Pythagoras.
Modul ini dirancang untuk memfasilitasi pembelajaran interaktif dan eksploratif, memungkinkan
mahasiswa untuk secara aktif mengeksplorasi konsep teorema Pythagoras dan mengaitkannya dengan
situasi dunia nyata. Metode penelitian pengembangan modul digunakan sebagai pendekatan utama dengan
melibatkan ahli pembelajaran matematika dan tenaga pendidik. Evaluasi dilakukan melalui uji coba
terbatas pada kelompok mahasiswa, dengan fokus pada respons terhadap keefektifan modul dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif. Hasil penelitian diharapkan memberikan kontribusi pada
pengembangan sumber belajar matematika yang inovatif dan berdaya guna, khususnya dalam konteks
pembelajaran berbasis Android.
Kata Kunci : Modul Pembelajaran, Discovery Learning, Teorema Pytagoras
PENDAHULUAN
Proses pembelajaran adalah suatu kegiatan aktif yang timbul dari keterlibatan aktif individu dalam
merenungkan pengalaman serta tindakan yang mereka terapkan dalam suatu lingkungan tertentu. Dengan
adanya keterlibatan aktif dan proses refleksi ini, diharapkan siswa dapat meraih pengalaman belajar yang
signifikan dan berarti (Setya Puji Wulandari et all, 2017).
Kemajuan teknologi pada perangkat smartphone/android saat ini menjadi elemen penting dalam memenuhi
kebutuhan manusia dalam berbagai aktivitas sehari-hari, termasuk di bidang industri, perkantoran, dan
pendidikan. Penggunaan smartphone telah menjadi aspek krusial dalam membangun dan meningkatkan
perkembangan institusi pendidikan. Khususnya dalam ranah teknologi informasi, terdapat upaya besar
dalam melakukan penelitian guna mendorong inovasi dan penemuan baru dalam dunia teknologi informasi
(Devi Udariansyah, 2020)
Kemajuan pesat dalam teknologi ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan dalam proses
pembelajaran matematika(Edy Surya et al., 2022). Hal ini terutama melibatkan pengembangan modul
pembelajaran terstruktur yang dapat meningkatkan efisiensi dan menciptakan lingkungan pembelajaran
yang kondusif di dalam kelas.
Matematika memegang peranan penting dengan berbagai fungsinya, menjadikannya suatu ilmu yang tak
dapat diabaikan. Salah satu peran krusial matematika adalah sebagai alat berpikir yang membantu siswa
memahami konsep-konsep matematika yang sedang dipelajarinya. Surya dan Sari (2017) menekankan
bahwa matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memiliki signifikansi besar.
Belajar matematika dianggap penting bagi siswa karena relevansinya dalam kehidupan sehari-hari. Lebih
lanjut, matematika juga memegang peranan penting dalam mendukung siswa memahami mata pelajaran
lain. Namun, meskipun memiliki nilai penting ini, terdapat fakta bahwa banyak siswa cenderung kurang
tertarik terhadap matematika (Tut Wuri Handayani Manurung dan Edy Surya, 2017).
Permasalahan yang sering timbul adalah rendahnya tingkat berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran
matematika, yang secara langsung berdampak pada hasil belajar mereka. Penelitian pendahuluan di SMP
Al Hidayah Medan menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memahami matematika
sangat rendah. Ketidakmampuan siswa dan kelangsungan proses pembelajaran yang tidak optimal dapat
berkontribusi pada rendahnya prestasi belajar siswa di sekolah. Studi Clack dan Boy (Hidayat, 2010: 5)
menemukan bahwa sebanyak 70% dari prestasi belajar siswa ditentukan oleh faktor internal, seperti
kemampuan individu, sementara 30% dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti lingkungan belajar. Dengan
demikian, perlu dicari solusi dan strategi yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam pembelajaran matematika, memperbaiki hasil belajar mereka, dan menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif.
Discovery learning adalah model pembelajaran di mana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri
dengan melakukan eksperimen untuk menemukan suatu prinsip dari eksperimen tersebut. Selanjutnya,
Shulman dan Keisler (dalam Mayer, 2004) menyatakan bahwa pembelajaran dengan model discovery
terbimbing umumnya lebih efektif daripada discovery murni (Kirschner, Sweller, & Clark, 2006). Ada
beberapa siswa yang tidak dapat mempelajari aturan atau prinsip dengan discovery murni, tetapi justru
dengan discovery terbimbing. Model discovery terbimbing dianggap sebagai model yang lebih efektif
karena dapat membantu siswa memenuhi dua persyaratan penting dalam pembelajaran aktif, yaitu (1)
mengaktifkan atau membangun pengetahuan untuk memahami informasi baru, dan (2) mengintegrasikan
informasi baru yang diperoleh hingga mereka menemukan pengetahuan yang benar. Model discovery murni
dapat gagal jika tidak dapat membantu siswa membangun pengetahuan sesuai dengan dua persyaratan
tersebut.
Dalam penelitian ini, pengembangan modul ajar matematika berbasis Android memiliki keterkaitan erat
dengan tujuan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pendekatan discovery learning.
Penggunaan teknologi Android sebagai platform untuk modul ajar memberikan keleluasaan kepada
mahasiswa untuk menjelajahi konsep matematika secara interaktif dan eksploratif. Dengan memanfaatkan
fitur-fitur interaktif yang ditawarkan oleh teknologi Android, modul dapat dirancang sedemikian rupa untuk
mendorong siswa berpikir kreatif.
Modul yang dikembangkan tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga dirancang untuk merangsang
imajinasi dan kreativitas siswa dalam memahami teorema Pythagoras. Pendekatan discovery learning
digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif mengeksplorasi dan menemukan
konsep matematika dengan pendampingan yang terarah. Android sebagai platform modul ajar memberikan
fleksibilitas dan keterlibatan yang lebih tinggi, memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang lebih
interaktif dan menyenangkan.
Dengan menggabungkan teknologi Android, pengembangan modul ajar, dan pendekatan discovery learning,
penelitian ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang merangsang berpikir kreatif
siswa. Modul ajar ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik siswa terhadap matematika, mengurangi
ketakutan terhadap mata pelajaran tersebut, dan pada akhirnya, meningkatkan pemahaman mereka terhadap
teorema Pythagoras melalui proses pembelajaran yang lebih interaktif dan terarah.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dimulai dengan studi pendahuluan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan permasalahan dalam
pembelajaran matematika, khususnya pada materi Teorema Pythagoras. Selanjutnya, dilakukan tinjauan
pustaka terkait pendekatan Discovery Learning dan pemanfaatan teknologi Android dalam pembelajaran
matematika. Tahap selanjutnya adalah perencanaan pengembangan modul, termasuk analisis kebutuhan
pengguna dan perancangan konten modul berbasis Android yang menekankan discovery learning. Modul
kemudian divalidasi oleh ahli matematika, pendidikan, dan teknologi Android, serta diuji kelayakannya
melalui dan evaluasi oleh guru matematika. Penelitian ini diakhiri dengan penarikan kesimpulan dan
rekomendasi untuk pengembangan modul berbasis Android di masa depan, serta saran untuk
penyempurnaan metode pembelajaran.
Penelitian ini melibatkan uji kelayakan modul dengan melibatkan 10 mahasiswa pendidikan matematika
yang telah mengambil kelas microteaching. Para mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengevaluasi
modul yang telah dikembangkan, mengacu pada aspek-aspek seperti kejelasan konten, kemudahan
pemahaman, dan keterkaitan dengan materi microteaching yang telah mereka pelajari. Hasil dari evaluasi
tersebut kemudian digunakan untuk menyempurnakan modul sebelum penerapannya dalam lingkungan
pembelajaran. Proses ini bertujuan untuk memastikan bahwa modul tidak hanya memenuhi standar
keberlanjutan pendidikan matematika, tetapi juga dapat disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan
kebutuhan mahasiswa yang menjadi subjek penelitian.
Teknik Pengumpulan Data: Memberikan modul kepada 10 mahasiswa pendidikan matematika yang telah
mengambil kelas microteaching dan meminta mereka untuk mengevaluasi modul. Pengumpulan data
dilakukan melalui kuesioner atau wawancara terstruktur untuk mendapatkan pandangan mereka terkait
kejelasan konten, kemudahan pemahaman, dan keterkaitan dengan materi microteaching.
Analisis Data: Data yang diperoleh dari kuesioner atau wawancara dapat dianalisis secara kualitatif dengan
merangkum temuan umum dan tren yang muncul dari tanggapan mahasiswa. Analisis ini akan memberikan
pemahaman tentang sejauh mana modul memenuhi kebutuhan dan ekspektasi mereka.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil uji coba kelayakan yang melibatkan 10 mahasiswa pendidikan matematika, ditemukan bahwa
40% responden menyatakan bahwa modul pembelajaran teorema Pythagoras dengan pendekatan discovery
learning sangat layak, sementara 60% menyatakan bahwa metode ini layak. Hasil ini memberikan gambaran
positif terkait penerimaan metode pembelajaran oleh mahasiswa.
Penerapan pendekatan discovery learning pada pembelajaran teorema Pythagoras memiliki implikasi yang
positif dalam konteks pembelajaran keas (kecerdasan buatan dan sistem). Pendekatan ini dapat memberikan
ruang bagi mahasiswa untuk secara aktif mengeksplorasi dan mengidentifikasi konsep-konsep yang terkait
dengan teorema Pythagoras secara mandiri.
Mahasiswa yang menyatakan bahwa metode ini sangat layak mungkin merasakan manfaat lebih dalam dari
kebebasan eksplorasi dan pemahaman konsep yang mendalam. Sementara itu, mahasiswa yang menyatakan
bahwa metode ini layak secara umum juga memberikan indikasi bahwa pendekatan discovery learning
dapat diakomodasi dan memberikan dampak positif pada pemahaman teorema Pythagoras.
Dalam mengaplikasikan pendekatan discovery learning pada pembelajaran keas, potensi untuk merangsang
rasa ingin tahu dan pemecahan masalah mahasiswa dapat diperkuat. Mahasiswa dapat mengaitkan
konsepkonsep yang mereka temukan dengan penerapan keas dalam kehidupan sehari-hari, menghasilkan
pemahaman yang lebih kontekstual.
KESIMPULAN
Penelitian ini mengeksplorasi penerapan pembelajaran teorema Pythagoras dengan pendekatan discovery
learning pada mahasiswa pendidikan matematika. Dari hasil uji coba kelayakan yang melibatkan 10
responden, sebanyak 40% menyatakan bahwa metode ini sangat layak, sementara 60% menyatakan bahwa
metode ini layak.
Hasil ini memberikan gambaran positif terkait penerimaan metode pembelajaran oleh mahasiswa.
Penerapan pendekatan discovery learning pada pembelajaran teorema Pythagoras memberikan ruang bagi
mahasiswa untuk aktif mengeksplorasi konsep-konsep matematika, mendukung pengembangan
pemahaman yang mendalam.
Dalam konteks pembelajaran keas, pendekatan ini dapat merangsang rasa ingin tahu dan pemecahan
masalah mahasiswa. Potensi untuk mengaitkan konsep-konsep matematika dengan penerapan keas dalam
kehidupan sehari-hari juga dapat memberikan konteks yang lebih bermakna bagi mahasiswa.
Meskipun hasil menunjukkan penerimaan positif, penting untuk terus melakukan evaluasi dan penyesuaian
agar pendekatan ini dapat dioptimalkan dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran keas mahasiswa.
Evaluasi lebih lanjut dan umpan balik dari mahasiswa dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam
terkait efektivitas pendekatan ini dalam mengembangkan pemahaman mereka terhadap teorema Pythagoras
dalam konteks keas.
Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan dasar yang kokoh untuk mempertimbangkan penerapan
pendekatan discovery learning dalam pembelajaran matematika dan potensinya untuk meningkatkan
pemahaman konsep matematika dalam konteks aplikasi keas.
SARAN
Untuk penelitian lanjutan, disarankan untuk mempertimbangkan variasi pendekatan pembelajaran
matematika, khususnya teorema Pythagoras. Perbandingan dengan metode pembelajaran lainnya dapat
memberikan gambaran lebih komprehensif tentang efektivitas pendekatan discovery learning. Selain itu,
dapat mengeksplorasi lebih lanjut kontekstualisasi materi dengan situasi dunia nyata atau aplikasi keas
untuk meningkatkan minat dan pemahaman mahasiswa. Penggunaan teknologi, seperti aplikasi interaktif,
juga bisa diintegrasikan untuk meningkatkan interaktivitas dan pemahaman konsep. Selanjutnya, penelitian
dapat mengeksplorasi dampak jangka panjang dari penerapan pendekatan discovery learning pada
pemahaman teorema Pythagoras dan aplikasinya dalam konteks keas. Terakhir, mempertimbangkan
faktorfaktor seperti minat mahasiswa, gaya belajar, dan dukungan dosen dapat memberikan wawasan lebih
dalam tentang kesuksesan penerapan metode pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Deliana, D., Surya, E., & Fauzi, K. M. A. (2022). Pengembangan Media Pembelajaran Matematika
Berbasis CTL Berbantuan Macromedia Flash untuk Meningkatkan Kemampuan Visual
Thinking Siswa SMP. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 7(1), 110-125.
Khasanah, U., Rahayu, W., & Rohimah, S. R. (2021). Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika
Berbasis Android dengan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. JURNAL RISET PEMBELAJARAN
MATEMATIKA SEKOLAH, 5(2), 85-93.
Manurung, T. W. H., & Surya, E. (2017). Penerapan model pembelajaran creative problem solving
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematika pada siswa sekolah
menengah pertama (SMP) al hidayah medan. Journal Mathematics Education, 1-14.
Pasaribu, E. Z., Amry, Z., & Surya, E. (2023, July). Pengembangan LKPD berbasis PBL untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa kelas XI SMA. In Seminar
Nasional Paedagoria (Vol. 3, pp. 212-218).
Rahman, M. H. (2017). Using discovery learning to encourage creative thinking. International Journal
of Social Sciences & Educational Studies, 4(2), 98.
Sari, D. P., & Surya, E. (2017). Development the module of mathematics statistics1 by using the model
of dick and carey design. International journal of sciences: basic and applied research
(IJSBAR), 34(1).
Udariansyah, D., & SYAPUTRA, H. (2020). Rekayasa Perangkat Lunak Manajemen Pemeliharaan
Laboratorium Pembelajaran SMK Taman Siswa 2 Palembang Berbasis
Android. INFORMANIKA, 6(1).
Wulandari, S. P., Budiyono, B., & Slamet, I. (2017). Pengembangan Modul Pembelajaran dengan
Pendekatan Discovery Learning pada Materi Limit Fungsi Aljabar Kelas X di SMA Insan
Cendekia Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016.