Article

Dampak Penggunaan Naungan Paranet Pada Pembentukan Lingkungan Mikro, Pertumbuhan dan Hasil Tiga Varietas Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleracea var. botrytis L.) yang Ditanam di Wilayah Lahan Kering

Authors:
To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the authors.

Abstract

Pengembangan tanaman kubis bunga di dataran tinggi mengalami penurunan akibat adanya alihfungsi lahan. Dalam mengantisipasi semakin mahalnya harga curd kubis bunga diperlukan ekstensifikasi pertanian pada wilayah lahan kering. Mengingat pada lahan kering terdapat banyak kendala yang harus dihadapi seperti rendahnya ketersediaan air, nutrisi, dan bahan organik, serta tingginya intensitas matahari. Diperlukan suatu upaya modifikasi lingkungan dengan memanfaatkan penggunaan paranet dan pemilihan varietas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat kerapatan paranet yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil tiga varietas tanaman kubis bunga di wilayah lahan kering. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2023 di jlahan percobaan Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan petak utama yaitu kerapatan paranet yang terdiri dari tanpa paranet, 25%, 50%, dan 75% kerapatan paranet. Sedangkan varietas ditempatkan pada anak petak yang terdiri dari varietas Billy 31, PM 126, dan Aquina. Uji F taraf 5% digunakan untuk menguji pengaruh perlakuan, untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan menggunakan nilai BNJ taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi nyata antara kerapatan paranet dan varietas pada variabel bobot konsumsi/hektar. Pada varietas PM 126 hasil tertinggi berada pada perlakuan tanpa paranet sebesar 8,53 ton/ha. Sedangkan varietas Billy 31 dan Aquina tidak dapat ditanam pada wilayah lahan kering dengan berbagai tingkat kerapatan paranet.

No full-text available

Request Full-text Paper PDF

To read the full-text of this research,
you can request a copy directly from the authors.

ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Tanaman bit merah adalah tanaman hortikultura yang dikenal sebagai umbi bit. Umbi bit mulai diminati masyarakat, meski permintaannya belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Umbi bit umumnya tumbuh di daerah dataran tinggi, tetapi ada juga yang tumbuh di daerah dataran rendah. Namun, terdapat beberapa kendala dalam pengembangan tanaman bit di lahan kering diantaranya yaitu rendahnya tingkat ketersediaan air dan rendahnya tingkat ketersediaan N bagi tanaman. Oleh karena itu pemberian pupuk N (urea) diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman bit. Akan tetapi, penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan akan merusak kesehatan tanah, oleh karena itu penerapan PGPR diperlukan untuk mengendalikan dampak tersebut. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui interaksi antara dosis pupuk N dan konsentrasi PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bit merah di lahan kering serta menentukan dosis pupuk N dan konsentrasi PGPR yang tepat sehingga diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman bit merah yang paling optimum. Penelitian dilaksanakan di Agro Techno Park Universitas Brawijaya yang terletak di Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang pada bulan April 2021 sampai dengan Juni 2021. Rancangan yang digunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan konsentrasi PGPR 20 ml/l air, dosis N optimum sebesar 83,58% (278,66 kg urea ha-1) mampu memperoleh hasil panen maksimum yaitu sebesar 14,63 ton ha-1. Namun demikian, pada perlakuan konsentrasi PGPR 10 ml/l air dengan dosis 100% N mampu memperoleh hasil panen yang lebih tinggi seebesar 1,98 ton ha-1 bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Article
Full-text available
To gain more insight into the physiological function of shade and how shade affects leaf size, we investigated the growth, leaf anatomical structure, hormones and genes expressions in soybean. Soybean seeds were sown in plastic pots and were allowed to germinate and grow for 30 days under shade or full sunlight conditions. Shade treated plants showed significantly increase on stem length and petiole length, and decrease on stem diameters, shoot biomass and its partition to leaf also were significantly lower than that in full sunlight. Smaller and thinner on shade treated leaves than corresponding leaves on full sunlight plants. The decreased leaf size caused by shade was largely attributable to cell proliferation in young leaves and both cell proliferation and enlargement in old leaves. Shade induced the expression of a set of genes related to cell proliferation and/or enlargement, but depended on the developmental stage of leaf. Shade significantly increased the auxin and gibberellin content, and significantly decreased the cytokinin content in young, middle and old leaves. Taken together, these results indicated that shade inhibited leaf size by controlling cell proliferation and enlargement, auxin, gibberellin and cytokinin may play important roles in this process.
The Effect of Urban Waste Compost on Gowth and Yield of Taro (Colocasia esculenta (L.) Schott var Antiquorum) in Dry Land
  • N Suminarti
Suminarti, N. E and Nagano. 2015. The Effect of Urban Waste Compost on Gowth and Yield of Taro (Colocasia esculenta (L.) Schott var Antiquorum) in Dry Land. Journal of Life Science. 2(2):101-108. https://tinyurl.com/9b99w6r2
Pertumbuhan dan Produksi Kubis Bunga (Brassica Oleracea Var Botrytis) dengan Sistem Pertanian Organik di Dataran Rendah
  • K Widiatningum
  • Pukan
Widiatningum, T dan K. Pukan. 2010. Pertumbuhan dan Produksi Kubis Bunga (Brassica Oleracea Var Botrytis) dengan Sistem Pertanian Organik di Dataran Rendah. Jurnal Biosaintifika. 2(2):115-121.