Available via license: CC BY-NC-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 16, No. 1 (2024)
Available online at www.jurnalfarmasihigea.org
e-ISSN : 2541-3554
p-ISSN : 2086-9827
6
UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK n-HEKSAN
DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill)
TERHADAP SEL KANKER KULIT B16F0 DENGAN
METODE MICROCULTURE TETRAZOLIUM TEST
Dwi Dinni Aulia Bakhtra1*, Anzharni Fajrina1, Putri Ameliona2
1Departemen Biologi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang (STIFARM Padang)
2Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang (STIFARM Padang)
*E-mail: dwidinni89@gmail.com
Abstrak
Tanaman alpukat (Persea americana Mill) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak digunakan
secara empiris untuk terapi pengobatan oleh masyarakat. Kandungan metabolit sekunder dari daun alpukat
memberikan bioaktivitas yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak n-
heksan daun alpukat Persea americana Mill terhadap pertumbuhan sel B16F0 dan menentukan aktivitas sitotoksik
terhadap sel B16F0. Penentuan efek sitotoksik dan pengaruh terhadap sel B16F0 dilakukan metode Microculture
Tetrazolium Test (MTT) dengan 3-(4,5-dimethylthiazol- 2-yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromida. Dari hasil
penelitian yang didapatkan hasil bahwa ekstrak n-heksan Persea americana Mill mempengaruhi pertumbuhan sel
B16F0, peningkatan konsentrasi uji mempengaruhi persentase jumlah sel yang hidup. Ekstrak n-heksan dari daun
alpukat (Persea americana Mill) memiliki aktivitas sitotoksik dengan nilai IC50 4,246 μg/mL, yang berada dalam
kategori sangat toksik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak n-heksan daun alpukat Persea
americana Mill mempengaruhi pertumbuhan sel dalam kategori sangat toksik.
Kata kunci: Persea americana Mill; sel B16F0; aktivitas sitotoksik
Abstract
The avocado plant (Persea americana Mill) is a type of plant that is widely used empirically for treatment
by the community. The content of secondary metabolites from avocado leaves provides a variety of bioactivity. This
study aims to see the effect of n-hexane extract from Persea americana Mill avocado leaves on the growth of B16F0
cells and determine the cytotoxic activity of B16F0 cells. The determination of the cytotoxic effect and the effect on
B16F0 cells was carried out using the Microculture Tetrazolium Test (MTT) method with 3-(4,5-dimethylthiazol-2-
yl)-2,5-diphenyltetrazolium bromide. The research results found that the n-hexane Persea americana Mill extract
affected the growth of B16F0 cells; an increase in the test concentration affected the percentage of the number of
living cells. The n-hexane extract from avocado leaves (Persea americana Mill) has cytotoxic activity with an IC50
value of 4.246 μg/mL, which is in the very toxic category. From the study results, it can be concluded that Persea
americana Mill extract affects cell growth in the very toxic category.
Kata kunci: Persea americana Mill; B16F0 cells; cytotoxic activity
PENDAHULUAN
Kanker kulit adalah suatu penyakit
yang disebabkan oleh berubahnya sifat-sifat
penyusun sel kulit yang normal menjadi
ganas, dimana sel terus membelah menjadi
bentuk yang abnormal secara tidak
terkontrol akibat kerusakan DNA. Kanker
kulit merupakan tiga serangkai keganasan
pada umumnya yang sering ditemukan di
Indonesia selain kanker serviks dan kanker
payudara (Hendaria et al., 2013).
Terdapat beberapa pengobatan kanker
di seperti pembedahan, kemoterapi, terapi
hormonal dan terapi radiasi. Dari beberapa
metode tersebut yang paling sering
digunakan untuk pengobatan kanker yaitu
kemoterapi, dimana pengobatan kemoterapi
banyak menimbulkan efek seperti mual,
muntah, anoreksia, anemia, rambut rontok
dan penurunan imunitas, pengobatan
dengan kemoterapi cenderung bersifat
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 16, No. 1 (2024)
Available online at www.jurnalfarmasihigea.org
e-ISSN : 2541-3554
p-ISSN : 2086-9827
7
toksik (Akmal et al., 2017).
Dari hal tersebut diketahui bahwa
banyak sekali kekurangan dari pengobatan
menggunakan metode tersebut, maka
semakin banyak peneliti yang ingin
mencoba melakukan penelitian dalam
mencari sumber alternatif pengobatan dari
bahan alam. Salah satu tanaman obat
tradisional yang telah digunakan secara
empiris oleh masyarakat adalah daun
alpukat (Awaludin & Gusri, 2018).
Daun alpukat telah digunakan secara
empiris untuk beberapa terapi pengobatan
(Dalimartha, 2008). Kandungan kimia daun
alpukat yaitu saponin, alkaloid, flavonoid,
polifenol,quersetin, dan gula alkohol
(Yuliani et al., 2019).
Pada penelitian terdahulu ekstrak
etanol daun dan biji alpukat memiliki
aktivitas sitotoksik terhadap sel HeLa,
MCF-7 dan HepG2 (Mardiyaningsih &
Ismiyati, 2014; Abubakar et al., 2017).
Ekstrak n-heksan daun alpukat dengan
aktivitas sangat toksik dengan metode
BLST (Riswan, 2018). Penelitian
Widiyastuti et al., (2018), fraksi metanol
biji alpukat memiliki aktivitas sitotoksik
terhadap sel MCF-7. Penelitian Yuliani et
al., (2019), ekstrak etanol daun alpukat
memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel
T47D dan tidak sitotoksik terhadap sel
WiDr.
Berdasarkan dari uraian di atas, maka
perlu dilakukan uji lanjutan dari aktivitas
sitotoksik ekstrak n-heksan terhadap sel
kultur kanker. Dalam penelitian ini
digunakan sel kultur kanker kulit B16F0
dengan metode metode microculture
tetrazolium test (MTT).
METODE
Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rotary evaporator (Ika®), inkubator
CO2 (NU-5100E, Nuaire, USA), timbangan
analitik (Precisa), sentrifus (Universal 32 R,
Hettich Zentrifugen, USA), Elisa reader
(Dynatech MR5000 TECAN), Tecan Group
Ltd., Switzerland), inverted microscope
(TC 5400, Meiji Techno, Japan),
haemacytometer (Hirschmann, EM
Techcolor, Germany), laminar airflow
(LAF) (Jouan MSC 12, Thermo Fisher
Scientific, USA), flask culture 25 cm³, 96
well plate, filter 0,22 μm, syringe filter 5
ml, plat silika gel 60 F254 (Merck),
Furnace carbolite (CWF 1200®).
Bahan yang digunakan adalah daun alpukat
(Persea Americana Mill), asam sulfat
(H2SO4), kloroform (CHCI3), amoniak
(NH3), HCI pekat, FeCI3, paraffin cair,
HgCI2, aquadest (H2O) (PT. Bratachem),
Etil asetat (PT. Bratachem), air suling (PT.
Bratachem), kalium iodida, N-heksan (PT.
Bratachem),dimetilsulfoksida (DMSO),
RPMI, sel B16F0 (koleksi Laboratorium
Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas), phosphate buffered saline (PBS)
(Sigma-Aldrich Chemical Co., USA), 3-
(4,5- dimethylthiazol-2- yl)-2, 5-
diphenyltetrazolium bromide (MTT).
Prosedur kerja
Pembuatan dan karakterisasi simplisia
Sampel yang digunakan adalah daun
alpukat yang muda sebanyak 1 kg dan
identifikasi tumbuhan dilakukan di
Herbarium Universitas Andalas (ANDA).
Proses pembuatan simplisia melalui
tahapan sebagai berikut, pengumpulan
sampel, sortasi basah, pencucian,
perajangan (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 1985). Karakterisasi
simplisia yang dilakukan berupa
pengukuran susut pengeringan, kadar abu
total, dan kadar abu tidak larut asam
(Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2008).
Proses ektraksi daun alpukat
Ekstraksi simplisia daun alpukat
dilakukan dengan metode maserasi dengan
dengan pelarut n-heksan. Maserat yang
telah disaring kemudian diuapkan dengan
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 16, No. 1 (2024)
Available online at www.jurnalfarmasihigea.org
e-ISSN : 2541-3554
p-ISSN : 2086-9827
8
penguapan vakum (rotary evaporator)
sehingga diperoleh ekstrak kental (Ismiati
et al., 2014). Ekstrak kental diidentifikasi
profil KLT dan skrining metabolit
sekundernya.
Uji aktivitas sitotoksik
Uji aktivittas sitotoksik dilakukan
dengan menggunakan metode MTT (3-(4,5-
dimethylthiazol-2-yl)-2,5-
diphenyltetrazolium bromide). Sel B16F0
diberi ekstrak heksan daun alpukat dan
diinkubasi pada suhu 37 ℃ selama 24 jam
pada 96 well plate. Setelah diinkubasi 24
jam, ditambahkan reagen MTT 100 µl (50
mg serbuk MTT dalam 10 ml PBS) per well
dan diinkubasi 2-4 jam. Setelah kristal
formazan terbentuk, tambahkan stopper 100
µl SDS 10% dalam 0.01 N HCl. Dengan
menggunakan ELISA reader, ukur nilai
absorban masing-masing sel. Dengan
persamaan regresi antara log konsentrasi
dan viabilitas sel, tentukan nilai IC50.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini diawali dengan
pengambilan sampel daun alpukat dan
diidentifikasi spesies tanamannya. Dari
hasil identifikasi tanaman diketahui spesies
daun alpukat yaitu Persea americana Mill
dan family Lauraceae. Dari 1 kg daun
alpukat didapatkan serbuk simplisia 200 g.
Dari hasil karakterisasi serbuk simplisia,
didapatkan nilai rata-rata susut pengeringan
8,8996 % ± 0,1158, menunjukkan bahwa
susut pengeringan memenuhi standarisasi
yang terdapat dalam Farmakope Herbal
Indonesia (2017) tidak lebih dari 10%. Nilai
rata-rata kadar abu total 4,1847 % ±
0,0117, menunjukan bahwa kadar abu
memenuhi standarisasi yang terdapat dalam
Farmakope Herbal Indonesia (2017) yaitu
tidak lebih dari 4,2 %, dan kadar abu tidak
larut asam adalah 0,0982 % ± 0,0152,
menunjukan bahwa kadar abu memenuhi
standarisasi yang terdapat dalam
Farmakope Herbal Indonesia (2017) yaitu
tidak lebih dari 4,2 % (tabel 1).
Tabel 1. Hasil karakterisasi simplisia
daun alpukat
Parameter
pengamatan
Rata-rata±SD
Susut pengeringan
8,8996 % ± 0,1158
Kadar abu total
4,1847 % ± 0,0117
Kadar abu tidak larut
asam
0,0982 % ± 0,0152
Dari hasil ekstraksi menggunakan
pelarut n-heksan terhadap 200 g simplisia
didapatkan berat ekstrak 3,36 g dengan
rendemen 1,68%. Dari hasil identifikasi
profil KLT ekstrak n-heksan daun alpukat
dengan eluen n-heksan dan etil asetat (3:2)
diperoleh 6 bercak noda dengan nilai Rf:
0,4; 0,5; 0,6; 0,7; 0,7 0,8 (gambar 1).
Semakin tinggi nilai Rf maka suatu
senyawa bersifat non polar dan sebaliknya
semakin rendah nilai Rf berarti senyawa
tersebut bersifar polar (Balafif et al., 2013).
Gambar 1. Profil KLT ekstran n-
heksan daun alpukat (Persea
americana Mill)
Kandungan metabolit sekunder yang
terdapat pada ekstrak n-heksan daun
alpukat (Persea americana Mill) adalah
flavonoid, alkaloid, saponin, terpenoid,
tanin. Menurut penelitian terdahulu, ekstrak
n-heksan daun alpukat (Persea americana
Mill) mengandung senyawa alkaloid,
flavonoid dan tanin (Riswan, 2018).
Dari hasil pengujian diketahui
bahwa ekstrak n-heksan daun alpukat
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 16, No. 1 (2024)
Available online at www.jurnalfarmasihigea.org
e-ISSN : 2541-3554
p-ISSN : 2086-9827
9
mempengaruhi pertumbuhan sel kultur
kaker kulit B16F0. Pada konsentrasi tinggi
nilai persentase sel hidup (viabilitas sel)
semakin rendah (Tabel 2).
Tabel 2. Nilai viabilitas sel (%) setelah
pemberian ekstrak n-heksan daun
alpukat
Konsentrasi uji
(μg/mL)
Viabilitas sel
(%)
100
29,62
80
39.3
40
44,4
20
51,8
10
99,5
Dari hasil perhitungan antara
konsentrasi uji dan nilai viabilitas sel (%)
didapatkan nilai IC50 yaitu 4,246 μg/mL
dengan kategori toksik. Menurut Prayong et
al., (2008) terdapat 3 kategori aktivitas
sistotoksik berdasarkan nilai IC50, suatu
senyawa dikatakan sangat toksik atau
mempunyai aktivitas sitotoksik apabila
memiliki IC50<100 mg/mL, memiliki
aktivitas sitotoksik yang sifatnya toksik
apabila IC50 berkisar 100-1000 mg/mL dan
tidak toksik atau tidak memiliki efek
sitotoksik apabila nilai IC50 >1000 mg/mL.
Efek sitotoksik yang ada pada ekstrak
n-heksan daun alpukat (Persea americana
Mill) dikarenakan adanya senyawa
flavonoid dan alkoloid termasuk senyawa
fenolik alam yang potensial sebagai
antioksidan dan mempunyai bioaktifitas
sebagai obat. Dalam Farmakope Herbal
Indonesia (2017) daun alpukat mengandung
flavonoid total sebagai kuersetin. Flavonoid
dan alkaloid memiliki mekanisme sebagai
antikanker karena sebagai antioksidan yang
melalui mekanisme pengaktifan jalur
apoptosis sel kanker.
Mekanisme apoptosis sel pada teori ini
akibat fragmentasi DNA. Fragmentasi ini
diawali dengan dilepasnya rantai proksimal
DNA oleh senyawa oksigen reaktif seperti
radikal hidroksil. Efek lainnya adalah
flavonoid sebagai penghambat proliferasi
tumor atau kanker yang salah satunya
dengan menginhibisi aktivitas protein
kinase sehingga menghambat jalur
transduksi sinyal dari membrane ke sel inti.
Flavonoid menghambat aktivitas reseptor
tirosin kinase, karena aktivitas reseptor
tirosin kinase yang meningkat berperan
dalam pertumbuhann keganasan sel kanker.
Flavonoid juga berfungsi untuk mengurangi
resistensi tumor terhadap agen kemoterapi
(Sangeetha et al., 2016).
Penyebab lain flavonoid dapat
membunuh sel kanker disebabkan karena
adanya menyebabkan gugus OH- pada
flavonoid berikatan dengan protein integral
membran sel. Hal ini menyebabkan
terbendungnya transport aktif Na+, K+.
Transport aktif yang berhenti menyebabkan
pemasukan ion Na+ yang tidak terkendali ke
dalam sel, hal ini menyebabkan pecahnya
membrane sel. Pecahnya membran sel
inilah yang menyebabkan kematian sel.
Alkaloid yang berasal dari tumbuhan
memiliki mekanisme sitotoksik yaitu
berperan sebagai tubulin inhibitor. Pada
proses siklus sel alkaloid berikatan dengan
tubulin yaitu suatu protein yang menyusun
mikrotubulus. Terikatnya tubulin pada
alkaloid mengakibatkan polimerisasi
protein menjadi mikrotubulus akan
terhambat sehingga pembentukan spindle
mitotik akan terhambat pula dan siklus sel
akan terhenti pada metaphase karena tidak
dapat melakukan pembelahan sel. Sel
tersebut kemudian akan mengalami
apoptosis (Nurhayati et al., 2006).
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan maka dapat diambil kesimpulan
bahwa ekstrak n-heksan daun alpukat
(Persea americana Mill) berpengaruh
terhadap pertumbuhan aktivitas sitotoksik
terhadap sel B16F0. Ekstrak n-heksan daun
alpukat (Persea americana Mill) memiliki
aktivitas sitotoksik dengan nilai IC50 =
4,246 μg/mL.
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 16, No. 1 (2024)
Available online at www.jurnalfarmasihigea.org
e-ISSN : 2541-3554
p-ISSN : 2086-9827
10
DAFTAR RUJUKAN
Abubakar, A.N.F., Achmadi, S.S., & Suparto, I.
H. 2017. Triterpenoid Of Avocado
(Persea americana) Seed and Its
Cytotoxic Activity Toward Breast MCF-
7 and Liver HepG2 Cancer Cells.
Tropical Biomedicine, 7(5): 397-400.
Akmal, M., Indahaan, Z., Widhawati., & Sari,
S. 2017. Ensiklopedi Kesehatan Untuk
Umum. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Awaludin., & Gusri, A. 2018. Pemberian Persea
americana Mill pada pasien Hipertensi.
Ilmiah Permas, 8(2):99-106.
Balafif, R.A.R., & Gunawan, E.R. 2013.
Analisis Senyawa Triterpenoid Dari
Hasil Fraksinasi Ekstrak Air Buah Buncis
(Phaseolus vulgaris Linn). Chem. Prog,
6, (2): 56-61.
Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat
Indonesia Jilid 5. Pustaka Bunda:Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
1985. Cara Pembuatan Simplisia.
Jakarta: Dapertemen Kesehatan Republik
Indonesia
Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia.
2008. Farmakope Herbal Indonesia Edisi
I. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat Dan Makanan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2017. Farmakope Herbal Indonesia Edisi
II. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Hendaria, M. P., Asmarajaya A.A.G.N., &
Maliyawan, S. 2013. Skin Cancer. E-
Jurnal Medika Udayana, 2(2): 273-289.
Ismiati, N., & Trilestari. 2014. Pengembangan
Formulasi Masker Ekstrak Air Daun
Alpukat (Persea americana Mill)
Sebagai Antibakteri Staphylococcus
aureus Untuk Pengobatan Jerawat.
Pharmaciana, 4(1): 45-52.
Mardiyaningsih, A., & Ismiyati, N. 2014.
Cytotoxic Activity Of Ethanolic Extract
Of Persea americana Mill. Leaves On
Hela Cervical Cancer Cell. Medicine
Journal, 19(1): 1410-5918.
Nurhayati A.P.D., Nurlita A. & Rachmat, F.
2006. Uji Toksisitas Ekstrak Eucheuma
Alvarezii terhadap Artemia Salina
sebagai Studi Pendahuluan Potensi
Antikanker. Akta Kimindo, 2(1): 41-46.
Prayong P., Barusrux S., Weerapreeyakul N.
2008. Cytotoxic Activity Screening of
Some Indigenous Thai Plants.
Fitoterapia, 79 (7): 598-601
Riswan, A.A.R. 2018. Identifikasi Metabolit
Sekunder Ekstrak n-heksan dari Daun
Alpukat (Persea americana) Dan Uji
toksisitas Terhadap Artemia salina
Leach. Makassar:Fakultas Sains dan
Teknologi.
Sangeetha, K.S.S., Umamaheswari, S., Reddy,
C.U.M., & Kalkura, S.N. 2016.
Flavonoids: Therapeutic Potential Of
Natural Pharmacological Agents. JPSR,
7(10): 3924-3930.
Widiyastuti, Y., Pratiwi, R., Riyanto S., &
Wahyuono, S. 2018. Cytotoxic activity
and apoptosis induction of avocado
Persea americana Mill. Seed extract on
MCF-7 cancer cell line. Biotechnology,
23(2): 61-67.
Yuliani, R., Santoso, B., & Sari, M. D. 2019.
Cytotoxic Activity Screening of
Ethanolic Extract of Longan Leaves
(Dimocarpus longan), Jamaican Cherry
Leaves (Muntingia calabura), and
Avocado Leaves (Persea american)
against T47D dan WiDr Cells.
Pharmacon, 16(2): 2685-5062.