Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
5727
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)
http://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm
Vol. 7, No. 6, Desember 2023, Hal. 5727-5736
e-ISSN 2614-5758 | p-ISSN 2598-8158
: https://doi.org/10.31764/jmm.v7i6.17852
IMPLEMENTASI STANDARD KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DI BENGKEL TEKNIK DAN BISNIS SEPEDA MOTOR
SMK YAPIN KERTASEMAYA
Jauharotul Maknunah1*, Fauzan Amri2, Karsid3, Indra Fitriyanto4, Tri Haryanti5,
Icha Fatwasauri6, Sohib Naluri Jaelani7, Kriesna Kharisma Purwanto8
1,2,3,4Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol, Politeknik Negeri Indramayu, Indonesia
5,6,7eknik Pendingin dan Tata Udara, Politeknik Negeri Indramayu, Indonesia
8Pendidikan Kimia, Universitas Billfath, Indonesia
jauharotul@polindra.ac.id1, fauzanamri@polindra.ac.id2, karsid@polindra.ac.id3,
indrafitriyanto@polindra.ac.id4, tri.haryanti@polindra.ac.id5, ichafatwasauri@polindra.ac.id6,
sohibnaluri@gmail.com7, vegaku87@gmail.com8
ABSTRAK
Abstrak: Implementasi standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja, khususnya di Bengkel
Teknik Dan Bisnis Sepeda Motor, SMK Yapin Kertasemaya perlu dilaksanakan karena mengandung potensi
bahaya tertentu. Berdasarkan hasil survei awal tersebut, maka diperlukan kegiatan yang bertujuan
mengetahui potensi bahaya dari bengkel TBSM untuk selanjutnya dilakukan implementasi standar K3 di
Bengkel tersebut serta memastikan keberlanjutannya melalui rencana dan laporan tindak lanjut. Implementasi
standar K3 dilaksanakan melalui beberapa tahapan yakni survei dan pendampingan untuk mengidentifikasi
keterlaksanaan K3 berdasarkan indikator keterlaksanaannya yang berjumlah 8 indikator. Selanjutnya
dilaksanakan acara workshop terkait pentingnya K3 serta manajemen K3 yang oleh seluruh pihak sekolah
termasuk guru, siswa dan karyawan lain terutama yang terlibat di Bengkel yang berjumlah 50 orang. Evaluasi
dilaksanakan dengan beberapa metode yakni melalui laporan tindak lanjut dari keterlaksanaan standar K3
dan juga survey kepuasan terkait kegiatan. Hasil dari workshop adalah implementasi dan tindak lanjut setelah
workshop oleh pihak sekolah untuk diidentifikasi keterlaksanaan K3 di Bengkel. Berdasarkan hasil laporan
tindak lanjut dan implementasi K3 di Bengkel, didapatkan bahwa Implementasi standar K3 di Bengkel TBSM
SMK Yapin telah tercapai serta menunjukkan ketercapaian 8 indikator keterlaksanaan K3 dari yang
sebelumnya hanya terlaksana 3 indikator saja. Selain itu juga hasil survei kegiatan menunjukkan bahwa 88%
peserta merasa setuju terkait keberhasilan kegiatan ini.
Kata Kunci: Standar; Implementasi; Bengkel; SMK; Indikator K3.
Abstract: Implementation of Occupational Safety and Health (K3) standards in the workplace, especially in the
Motorcycle Engineering and Business Workshop, Yapin Kertasemaya Vocational School needs to be
implemented because it contains certain potential dangers. Based on the results of the initial survey, activities
are needed that aim to determine the potential dangers of the TBSM workshop, then implement K3 standards
in the workshop and ensure its sustainability through follow-up plans and reports. Implementation of K3
standards is carried out through several stages, namely surveys and assistance to identify K3 implementation
based on 8 indicators of implementation. Furthermore, a workshop was held regarding the importance of K3 and
K3 management by all school parties including teachers, students and other employees, especially those involved
in the workshop, totaling 50 people. Evaluation is carried out using several methods, namely through follow-up
reports on the implementation of K3 standards and also satisfaction surveys related to activities. The results of
the workshop are implementation and follow-up after the workshop by the school to identify K3 implementation
in the workshop. Based on the results of the follow-up report and implementation of K3 in the Workshop, it was
found that the implementation of K3 standards in the TBSM SMK Yapin Workshop had been achieved and
showed the achievement of 8 indicators of K3 implementation from previously only 3 indicators were achieved.
Apart from that, the results of the activity survey showed that 88% of participants agreed regarding the success
of this activity.
Keywords: Standard; Implementation; Workshop; vocational school; K3 indicators.
Article History:
Received: 14-09-2023
Revised : 17-10-2023
Accepted: 25-11-2023
Online : 01-12-2023
This is an open access article under the
CC–BY-SA license
5728 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 7, No. 6, Desember 2023, hal. 5727-5736
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan isu global yang
penting dalam dunia industri. Setiap tahunnya, ribuan pekerja mengalami
kecelakaan kerja dan bahkan meninggal dunia akibat kurangnya kesadaran
dan penerapan K3 di tempat kerja. K3 merupakan komponen penting yang
semestinya diperhatikan oleh semua individu yang terlibat dalam area
pekerjaan tertentu guna mencegah resiko terjadinya kecelakaan kerja
sehingga aktivitas bekerja akan menciptakan suasana yang aman dan
produktif (Gitariastuti et al., 2020; Juniarto, 2013). Oleh karena itu,
implementasi standar K3 di tempat kerja sangat penting untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan memastikan kesehatan pekerja.
Kecelakaan bisa terjadi kapan, di mana pun dan dapat pula menimpa
siapa saja termasuk di Bengkel teknik dan bisnis sepeda motor SMK Yapin
Kertasemaya yang mengalami masalah dalam penerapan standar K3 di
tempat kerja (Wuryanti et al., 2022). Beberapa masalah yang dihadapi
antara lain kurangnya kesadaran dan pengetahuan pekerja tentang K3,
kurangnya peralatan keselamatan yang memadai, dan kurangnya
pengawasan dari pihak manajemen (Kisno et al., 2022). Oleh karena itu,
pengabdian kepada masyarakat ini perlu dilakukan untuk meningkatkan
kesadaran dan penerapan standar K3 di bengkel tersebut.
Implementasi K3 perlu diperhatikan khususnya bagi peserta didik
sekolah kejuruan karena pembelajaran di SMK tidak hanya sebatas teori
saja tetapi juga mampu mengimplementasikan dalam bentuk pembelajaran
praktik guna membentuk kompetensi para lulusannya (Kisno et al., 2022;
Prastiyo & Tejamaya, 2023; Wuryanti et al., 2022). Proporsi terjadinya
kecelakaan kerja diawali dari kurangnya kepedulian peserta didik terhadap
K3. Ketika peraturan K3 tidak dihiraukan maka tingkat terjadinya
kecelakaan akan semakin besar (Arif et al., 2022; Prastiyo & Tejamaya, 2023).
Oleh karena itu, sebagai lembaga pendidikan pihak SMK memiliki tanggung
jawab penuh terhadap pelaksanaan K3 di lingkungan sekolah sesuai dengan
perintah undang-undang (Juniarto, 2013; Ratna Istiqlal & Ima Ismara, 2017;
Yunus & Rezki, 2020).
K3 merupakan gerakan yang bertujuan mencegah, mengurangi risiko
kecelakaan kerja (
zero accident
) yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan tentang K3 antara lain Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja; Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan; Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perkantoran; Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2018 tentang Kewajiban Penggunaan Alat
Pelindung Diri (Kisno et al., 2022; Rosita & Nastiti, 2022; Sutrisno &
Trisnawarman, 2018). Sedangkan untuk ikut mengukur keterlaksanaan K3
dapat dilihat mealui indikator-indikator antara lain: (1) Pengorganisasian
5729
Jauhaotul Maknunah, Implementasi Standard Keselamatan...
tata letak peralatan dan perlengkapan; (2) ketersediaan sarana
perlengkapan K3 beserta alat pelindung diri (APD); (3) Pemberlakuan
Standar Operasional Prosedur (SOP); 4) Lingkungan kerja telah sesuai
dengan syarat-syarat lingkungan kerja (SSLK); 5) Komitmen dan juga
ketertiban organisasi; 6) Mampu menjaga perawatan dan pemeliharaan
peralatan dan perlengkapan; 7) sarana dan prasarana dalam menunjang
kesehatan jasmani beserta rohani; dan (8) kesadaran akan pentingnya
menjaga K3 (Hariyanti et al., 2022; Rosady et al., 2023; Situmorang et al.,
2021).
Permasalahan yang muncul saat ini adalah tidak semua sekolah
kejuruan memiliki alat dan sarana K3 yang baik dan mencukupi bagi peserta
didiknya. Salah satu SMK yang belum memiliki fasilitas sarana untuk
mendukung implementasi K3 di lingkungan sekolah adalah SMK Yapin-
Kertasemaya. Dalam pengabdian kepada masyarakat ini, akan dilakukan
beberapa tawaran solusi untuk meningkatkan penerapan standar K3 di
bengkel teknik dan bisnis sepeda motor SMK Yapin Kertasemaya. Beberapa
solusi yang akan dilakukan antara lain: Pelatihan dan sosialisasi tentang K3
kepada seluruh pekerja di bengkel yang selanjutnya melakukan analisa
kebutuhan peralatan keselamatan yang memadai, seperti helm, sarung
tangan, dan sepatu keselamatan serta menyediakannya, serta
melaksanakan pengawasan dan evaluasi rutin dari pihak manajemen untuk
memastikan penerapan standar K3 di tempat kerja.
Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya penerapan standar K3 di bengkel
teknik dan bisnis sepeda motor SMK Yapin Kertasemaya. Dengan
meningkatkan kesadaran dan penerapan standar K3, diharapkan dapat
mengurangi risiko kecelakaan kerja dan memastikan kesehatan pekerja di
bengkel tersebut.
B. METODE PELAKSANAAN
SMK Yapin Kertasemaya merupakan salah satu sekolah yang perlu
diperhatikan keterlaksanaan akan standar K3, mengingat adanya bengkel
TBSM yang merupakan sarana penunjang pelaksanaan pendidikan disana,
yang tentunya memiliki potensi bahaya. Sasaran kegiatan ini adalah seluruh
guru, staf dan juga mahasiswa jurusan TBSM, SMK Yapin yang berjumlah
kurang lebih 50 orang. Alur kegiatan workshop dijelaskan melalui bagan,
seperti terlihat pada Gambar 1.
5730 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 7, No. 6, Desember 2023, hal. 5727-5736
Gambar 1. Alur pelaksanaan kegiatan implementasi K3
Pada tahap awal, dilakukan observasi terhadap bengkel di Jurusan
Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM) SMK Yapin Kertasemaya. Melalui izin
dari Kepala Sekolah SMK Yapin, kegiatan observasi ini dilaksanakan
dengan melibatkan para guru di sekolah untuk melihat hal apa yang
diperlukan guna menunjang praktek kerja di bengkel TBSM. Berdasarkan
identifikasi masalah yang sudah dirumuskan dan tujuan yang hendak
dicapai maka langkah yang bisa diterapkan dalam mengimplementasikan
standar K3 di bengkel TBSM SMK Yapin antara lain Pendampingan dan
Survei; Workshop Pentingnya Kesadaran Pelaksanaan K3; serta
Implementasi dan Simulasi K3 di Bengkel TBSM.
Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan workshop dengan
materi tentang pentingnya imlementasi K3 serta diskusi bersama untuk
mengidentifikasi potensi bahaya pada bengkel serta APD (Alat Pelindung
Diri) yang diperlukan dalam menanggulangi potensi bahaya yang telah
diidentifikasi (Novianus & Musniati, 2020). Dalam pelaksanaan workshop,
selurus guru, siswa dan tenaga kependidikan di Jurusan Teknik Bengkel dan
Sepeda Motor dilibatkan sebagai peserta dan pemandu dalam
mengidentifikasi potensi bahaya di bengkel.
Kgiatan workshop ditindak lanjuti dengan penerapan dan simulasi
Standar K3 di bengkel serta komitmen menjalankan Sistem Manajemen K3
oleh seluruh pihak sekolah. (Yoto et al., 2020). Evaluasi kegiatan
dilaksanakan dengan mengidentifikasi ketercapaian 8 indikator
pelaksanaan K3 dengan kondisi sesungguhnya di SMK Yapin Kertasemaya.
Delapan indikator tersebut dibandingkan antara sebelum dan sesudah
dilaksanakan kegiatan implementasi mulai dari workshop hingga simulasi
5731
Jauhaotul Maknunah, Implementasi Standard Keselamatan...
(Prasetia et al., 2023). Selain itu, dibuat pula survei dari seluruh peserta
workshop untuk mengetahui keterlaksanaan kegatan sesuai dengan
perencanaan sebelumnya.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Beberapa langkah yang dilakukan dalam kegiatan implementasi terdiri
dari: (1) Pendampingan dan survey; (2) Workshop tentang pentingnya
kesadaran menerapkan K3; dan (3) Simulasi K3 di lingkungan sekolah.
1. Pendampingan dan Survei
Survey dan pendampingan merupakan kegiatan awal dalam proses
implementasi standar K3 yang ada di Bengkel TBSM SMK Yapin,
Kertasemaya. Ada dua agenda pokok dalam kegiatan ini antara lain
melakukan analisa kondisi awal bengkel TBSM SMK Yapin dan juga
wawancara terkait standar K3 yang ada di Sekolah, seperti terlihat pada
Gambar 2.
Gambar 2. Pendampingan awal dan survei implementasi
K3 di SMK Yapin Kertasemaya
Kondisi awal bengkel TBSM SMK Yapin terlihat pada Gambar 2, dimana
peralatan terletak di ruangan yang tidak memiliki manajemen K3 yang
lengkap. Dari hasil wawancara juga didapatkan bahwa berdasarkan
indikator-indikator keberhasilan implementasi K3, hanya 3 poin indikator
yang terpenuhi yaitu poin terkait Bekerja sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP); perawatan dan pemeliharaan; serta kesadaran menjaga
keselamatan dan kesehatan kerja. Sedangkan 5 poin lainnya masih dianggap
kurang hal ini diperlihatkan melalui: Belum terlihatnya pengorganisasian
dan perletakan pada peralatan dengan baik dan terlindungi. Tidak ada
lemari dan rak penyimpanannya. Tidak adanya Alat pemadam api ringan
(APAR) mengingat adanya resiko bahaya kebakaran baik itu dari peralatan
maupun instalasi listrik yang terdapat pada bengkel. Selain itu, Alat
pelindung diri dari berbagai potensi bahaya termasuk benda tajam dan
lainnya juga tidak terlihat, serta kotak pertolongan pertama pada
kecelakaan kerja juga tidak tersedia.
5732 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 7, No. 6, Desember 2023, hal. 5727-5736
Kondisi lingkungan kerja belum terlihat memenuhi Syarat-SSLK antara
lain dicirikan dengan ruangan yang tidak steril dari debu, terdapat banyak
kotoran, asap rokok, serta getaran yang ditimbulkan dari penggunaan mesin
dan peralatan, kebisingan, kurang aman dari arus listrik, lampu penerangan
yang kurang memadai serta kurang diperhatikannya akan ventilasi dan
sirkulasi udara yang seimbang. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru
di SMK Yapin, Sistem Manajemen K3 (SMK3) belum terbentuk secara
maksimal. Sehingga perlu diperhatikan terkait organisasi tersebut dan
diperkuat komitmen organisasinya.
Penunjang kesehatan jasmani seperti ketersediaan APD dan sarana P3K
tidak terlihat. Akan tetapi penunjang rohani telah terlihat seperti semangat
dan motivasi yang sering kali diberikan oleh melalui pendekatan dalam
berbagai metode pembelajaran oleh guru. Hal tersebut dicontohkan dengan
memberikan penjelasan terkait masin dan barang produksi apa saja yang
akan dibuat setiap sebelum memulai praktik. Selain itu, siswa juga diajak
berdoa bersama-sama serta diberikan arahan hingga mampu mengerjakan
setiap langkah praktikum yang diperintahkan oleh guru.
2. Workshop tentang Pentingnya Kesadaran Menerapkan K3
Workshop dilakukan setelah adanya koordinasi dengan pihak sekolah
untuk meningkatkan kesadaran para guru, siswa dan juga karyawan di SMK
Yapin untuk selalu mengutamakan K3 di setiap kegiatan terutama di
Bengkel TBSM yang tentunya memiliki potensi bahaya kecelakaan kerja,
seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Kegiatan workshop pentingnya implementas K3 dan SMK3
Materi workshop terdiri dari: (1) Pengertian, fungsi dan tujuan K3; (2)
K3 pada bengkel; (3) Potensi bahaya di tempat kerja; (4) APD berdasarkan
standar; dan (5) Pengertian dan Tujuan Sistem Manajemen K3. Workshop
dilaksanakan dalam kurun waktu satu hari penuh dengan target luaran
yaitu analisa potensi bahaya serta tindak lanjut implementasi K3 dalam
upaya mengurangi resiko kecelakaan kerja. Semua peserta diminta mengisi
angket terkait potensi bahaya kerja secara langsung derta APD yang
diperlukan, guna menjadi bahan pertimbangan untuk menyusun strategi
dan sarana APD bagi pihak pimpinan sekolah. Setelah dilaksanakan
5733
Jauhaotul Maknunah, Implementasi Standard Keselamatan...
Workshop, para manajemen dalam hal ini pihak sekolah dan guru menyusun
strategi pelaksanaan K3 dan membuat list kebutuhan APD sesuai dengan
kebutuhan sehari-hari.
3. Simulasi K3 di Lingkungan Sekolah
Implementasi dan Simulasi K3 dalam hal ini merupakan upaya untuk
memenuhi indikator keberhasilan implementasi K3. Mekanisme simulasi
dan Implementasi diserahkan kepada pihak sekolah yaitu Kepala Sekolah
dengan mengkoordinasikan Sistem Manajemen K3 di Sekolah dengan
menunjuk Para Guru sebagai Instruktur pelaksana K3 baik kepada para
siswa maupun kepada karyawan lain yang bekerja di Bengkel TBSM. Tahap
ini sekaligus merupakan monitoring keterlaksanaan Implementasi Standar
K3 hasil Workshop dan Pendampingan sebelumnya. Pihak Sekolah
kemudian memberikan Laporan keterlaksanaan melalui hasil kegiatan
Implementasi yang ditunjukan melalui Gambar 4.
Gambar 4. Kegiatan Implementasi dan Simulasi
K3 di Bengkel TBSM SMK Yapin
Para guru menjadi instruktur kepada para siswa dalam memasang APD
guna menanggulangi potensi Bahaya di Bengkel, membuat rambu-rambu
peringatan potensi bahaya di bengkel, peraturan pelaksanaan K3 di bengkel,
memasang kotak P3K di begkel serta ramu-rambu jalur evakuasi jika terjadi
bahaya dari dalam maupun dari luar bengkel. Hal pertama yang dilakukan
dalam implementasi dan simulasi ini adala dengan menyediakan rak guna
penempatan benda dan peralatan di bengkel. Rak penyimpanan dalam hal
ini digunakan untuk menyimpan peralatan yang dipakai dalam praktek
Bengkel TBSM. Ada juga lemari dalam hal ini digunakan untuk menyimpan
peralatan lengkap serta APD penunjang praktikum seperti sepatu safety,
kacamata dan sebagainya.
Ketersediaan perlengkapan K3 dan juga APD merupakan komponen
yang tidak kalah penting khususnya dalam upaya menghindari bahaya
untuk beberapa pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan. Beberapa jenis
APD dipilih berdasarkan analisa potensi bahaya dalam area bengkel oleh tim
peserta pendampingan dan workshop. APD bukan merupakan perlengkapan
untuk mencegah kecelakaan namun hanya sekedar mengurangi efek atau
5734 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 7, No. 6, Desember 2023, hal. 5727-5736
keparaahan kecelakaan. Daftar APD dan perlengkapan K3 yang diserahkan
ke Bengkel TBSM SMK Yapin diuraikan melalui Tabel 1.
Tabel 1. Perlengkapan K3 untuk bengkel TBSM SMK Yapin
No.
Jenis barang
Jumlah
barang
1.
Stiker Titik Kumpul
2 pcs
2.
Papan Peringatan Lantai Basah Licin
2 pcs
3.
Sign stiker kawasan wajib APD
2 pcs
4.
Stiker K3 Rambu Etika Menggunakan Toilet Bilingual
2 pcs
5.
TONATA - APAR 3 kg / Pemadam Api 3kg / Set Komplit
2 set
6.
Kaca mata safety kings KY2221 clear original
10 pcs
7.
Sepatu safety KINGS by Honeywell KWD 301
2 set
8.
Wearpack Safety Atasan Lengan Panjang warna Merah
3 set
9.
Earmuff Gosave Safety PRO - Penutup Telinga
3 pcs
10.
Sarung tangan kain
12 set
11.
Hel Safety – Kuning
3 pcs
12.
Fire Blanket
1 pcs
13.
Kotak P3K lengkap
1 pcs
14.
Stiker utamakan K3
2 pcs
15.
Stiker jalur evakuasi
10 pcs
SOP setiap peralatan dan langkah kerja penggunaan mesin serta
peralatan praktikum telah tersedia di bengkel. Selain itu, tata letak barang
pada bengkel diupayakan agar sesuai dengan Syarat-syarat Lingkungan
Kerja (SSLK). Dengan menjaga sirkulasi udara agar cukup nyaman, sumber
pencahayaan pula diatur agar tidak merusak mata pengguna bengkel serta
aliran arus listrik terlindungi. Selain itu juga diperlukan jalur evakuasi jika
terjadi bahaya baik dari dalam bengkel seperti kebakaran maupun dari luar
seperti gempa.
Komitmen keterlaksanaan SMK3 melibatkan banyak pihak termasuk
unsur pimpinan, melalui workshop terkait pentingnya menjaga K3 di
lingkungan bengkel TBSM serta implementasinya, diharapkan organisasi
SMK3 dapat dimaksimalkan kembali. Perawatan dan pemeliharaan bengkel
dilaksanakan mulai dari manajemen serta para siswa yang telah
menggunakan peralatan di Bengkel TBSM, SMK Yapin. Sehingga
diharapkan peralatan di bengkel tidak mengalami disfungsi yang dapat
menimbulkan potensi bahaya kecelakaan kerja kedepannya.
Setelah dilaksanakan workshop dan implementasi, dilaksanakan
komitmen untuk penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3) melalui Kepala
Sekolah sebagai koordinator langsung. Komitmen tersebut ditindaklanjuti
dengan laporan dari pihak sekolah akan keterlaksaan K3 sebagai evaluasi.
Hasil simulasi dan Implementasi telah menunjukkan keterlaksanaan
seluruh indikator (8 indikator) keberhasilan pelaksanaan K3 di SMK Yapin
Kertasemaya, dari yang sebelumnya hanya terlihat 3 indikator. Selain itu
terdapat juga angket yang memuat 10 pertanyaan terkait keterlaksanaan
kegiatan dengan tiga kategori jawaban yang telah diisi oleh peserta. Hasil
5735
Jauhaotul Maknunah, Implementasi Standard Keselamatan...
survei menyatakan sebanyak 50% peserta merasa sangat setuju, 38% peserta
setuju sedangkan 12% peserta merasa cukup terkait pelaksanaan kegiatan
implementasi K3 ini.
D. SIMPULAN DAN SARAN
Standar K3 di Bengkel TBSM SMK Yapin dapat diimplementasikan
dengan melaksanakan survey dan pendampingan untuk mengetahui kondisi
dan kebutuhan pelaksanaan K3 di bengkel, kemudian dilanjutkan dengan
melaksanakan workshop terkait pentingnya manajemen dan pelaksanaan
K3 oleh seluruh pihak sekolah termasuk guru, tendik dan siswa dan
dilanjutkan dengan implementasi berkelanjutan. Implementasi standar K3
di Bengkel TBSM SMK Yapin telah tercapai berdasarkan hasil analisa
ketercapaian delapan Indikator keterlaksanaan K3 dari yang sebelumnya
hanya terlaksana tiga indikator saja. Selain itu, hasil survei evaluasi melalui
angket yang diberikan kepada peserta, menunjukkan bahwa 88% peserta
merasa sangat setuju dan setuju terkait keterlaksanaan kegiatan ini sesuai
dengan perencanaan sebelumnya.
Pelaksanaan implementasi K3 di Bengkel TBSM SMK Yapin ini
tentunya perlu dijalankan secara terus menerus mengingat adanya potensi
bahaya yang dapat ditimbulkan dari kegiatan yang berasal dari Bengkel.
Selain Bengkel TBSM, tentunya perlu dianalisa pelaksanaan K3 di unit lain
seperti laboratorium jurusan keperawatan di sekolah yang sama.
UCAPAN TERIMA KASIH
Tim penulis menyampaikan banyak ungkapan terima kasih khususnya
kepada Unit Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M)
Politeknik Negeri Indramayu yang telah mendukung seluruh pendanaan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sehingga terlaksana dengan
baik. Selain itu kepada pihak Sekolah SMK Yapin – Kertasemaya, yang telah
berkenan untuk menjadi mitra dalam kegiatan pengabdian kepada
masyarakat ini.
DAFTAR RUJUKAN
Arif, R. A., Purwanto, K. K., Maknunah, J., Siser, D., Laren, K., & Lamongan, K.
(2022). Bimbingan Belajar Mahir Berbahasa Inggris untuk Anak-Anak Usia
Sekolah Dasar Melalui Vocabulary Building dan Speaking.
Jurnal Masyarakat
Mandiri (JMM)
,
6
(2), 1296–1305.
https://doi.org/https://doi.org/10.31764/jmm.v6i2.7180
Gitariastuti, N. K., Mulyani, S., & Wrasiati, L. P. (2020). The Effect of Moringa Leaf
Powder Addition and Heating Process Temperature on the Characteristics of
Body Scrub.
Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri
,
8
(1), 18–27.
https://doi.org/10.24843/jrma.2020.v08.i01.p03
Hariyanti, T., Fatwasauri, I., & Maknunah, J. (2022). Pelatihan Penggunaan
Laboratorium Virtual Phet Simulation di Prodi Teknik Pendingin dan Tata
Udara.
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Indonesia
,
1
(6), 63–69.
http://jurnal.ugp.ac.id/index.php/jppmi/article/view/380%0Ahttps://jurnal.ugp.
5736 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 7, No. 6, Desember 2023, hal. 5727-5736
ac.id/index.php/jppmi/article/download/380/327
Juniarto, I. T. (2013). Implementasi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Di Smk
Piri Sleman. In
Universitas Negeri Yogyakarta
(Vol. 53, Issue 9), 1-84.
Kisno, K., Siregar, V. M. M., Sugara, H., Purba, A. T., & Purba, S. (2022). Edukasi
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Di Sekolah Menengah Kejuruan Di
Tanjung Morawa.
Jurnal Abdi Insani
,
9
(2), 570–579.
https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v9i2.616
Novianus, C., & Musniati, N. (2020). Peningkatan Pemahaman Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) Melalui Pelatihan Risk Assessment pada Siswa SMK di
Kecamatan Rangkasbitung.
ARDIMAS: Jurnal Arsip Pengabdian Masyarakat
,
1
(2), 70–79.
Prasetia, I., Akrim, Sulasmi, E., Murniati, Yuswardi, & Nurhasana. (2023).
Pelatihan Total Quality Management Berbasis Kompetensi Bagi Tenaga
Pendidik Dan Kependidikan Yayasan Perguruan Taman Siswa.
Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat
,
29
(3), 524–529.
Prastiyo, C. A., & Tejamaya, M. (2023). Budaya Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K3) Di Sekolah Menengah Kejuruan (Smk) Kota Bekasi Tahun 2023.
Jurnal
Kesehatan Tambusai
,
4
(2), 2561–2572.
Ratna Istiqlal, K., & Ima Ismara, K. (2017). Evaluasi Penerapan Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja (K3) Berdasarkan Sistem Manajemen K3 (SMK3).
Prodi
Pendidikan Teknik Elektro
,
7
(2), 152–160.
http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/elektro
Rosady, S. D. N., Maknunah, J., & Sari, E. N. (2023). Sosialisasi Edukasi Kesehatan
Pasca COVID-19 dan Pembuatan Handsanitizer untuk Kesehatan
Masyarakat Di Desa Bantengputih, Karanggeneng, Lamongan.
Welfare
Jurnal Pengabdian Masyarakat
,
1
(1), 32–37.
https://jurnalfebi.iainkediri.ac.id/index.php/Welfare%0ASosialisasi
Rosita, R., & Nastiti, F. E. (2022). Pelatihan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Bagi Siswa SMK Kesehatan Darul Hidayah.
Jurnal Duta Abdimas
,
1
(2), 19–
24.
Situmorang, H. N., Nursanni, B., & Ulgari, S. (2021). Pelatihan Penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kepada Siswa Sekolah Menengah
Kejuruan.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
,
27
(3), 204–208.
https://doi.org/10.29244/jsil.5.2.144-156
Sutrisno, T., & Trisnawarman, D. (2018). Pembuatan Dan Implementasi Website.
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
,
1
(2), 211–220.
Wuryanti, S., Maridjo, Slameto, Yuliyani1, I., Indriyani, Malkeas, A. A., &
Manunggal, B. P. (2022). Sosialisasi Dan Implementasi K-3 Di SMKN 1
Cimahi Studi Kasus Uji Tarik Di Bengkel.
JURNAL DIFUSI
,
5
(1), 59–68.
Yoto, Kustono, D., Marsono, & Qolik, A. (2020). Pelatihan Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Untuk Meningkatkan Keterampilan Bagi Tenaga Kerja
Bidang Pengelasan Di Kota Malang.
JP2T
,
1
(2), 90–102.
https://core.ac.uk/download/pdf/196255896.pdf
Yunus, N. R., & Rezki, A. (2020). Kebijakan Pemberlakuan Lockdown Sebagai
Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19.
SALAM: Jurnal Sosial Dan
Budaya Syar-I
,
7
(3), 227–238. https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i3.15048.