Article

Dampak Penggunaan Teknologi Internet terhadap Perkembangan Kognitif dan Perilaku Anak dalam Keluarga

Authors:
To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the authors.

Abstract

The internet is an open global communications network that connects thousands of networks throughout the world. Internet use can now be accessed by all ages, from children, teenagers to adults. As a result, children use the internet more often at home than playing outside the home. The aim of this research is to determine the impact of excessive use of internet technology on the cognitive development and behavior of children in the family. The research method used is literature. Through this method, the author collects various national and international journal literature to study the concepts and theories contained therein. The research results show that excessive use of the internet, especially in multitasking media activities, can affect children's cognitive development in the form of poor focus performance in carrying out their tasks and easily distracted attention. Apart from that, the use of internet technology without supervision from parents has an impact on children's freedom of internet activities, which allows children to be exposed to content that is not appropriate for their age, such as cyber bullying, violent content and others. This can cause children to behave deviantly

No full-text available

Request Full-text Paper PDF

To read the full-text of this research,
you can request a copy directly from the authors.

... Teknologi informasi adalah jenis teknologi yang digunakan untuk menangani, memproses, merakit, menyimpan, dan mengubah data dalam berbagai cara untuk menyediakan informasi yang akurat, terkini, berkualitas tinggi dan relevan untuk berbagai penggunaan individu dan kelompok. Teknologi Informasi memegang peran yang sangat besar dalam kehidupan manusia, perkembangan teknologi membwa masyarakat dengan cepat ke dalam era globalisasi yang semuanya serba kompleks dan modern karena dengan teknologi manusia dapat mengakses berbagai informasi yang diinginkan dan juga dapat mengerjakan segala pekerjaan dengan cepat dan mudah (Regiani et al., 2023). ...
Article
Gadgets are one real example of how science and technology have advanced and developed rapidly in the modern era. Children use gadgets for various needs and desires, including accessing themed books, picture books, in addition children use gadgets to watch YouTube, access katrun films, and what is more familiar now is to play online games. It is very important for parents to control children in using gadgets because it greatly affects the growth and development of children. The purpose of this study was to find out how parents perceive the impact of gadget use on children aged 4-6 years in Kalabahi City, Teluk Mutiara District, Alor Regency. The method used in this study is descriptive quantitative with descriptive statistical analysis and data collection techniques were carried out using a questionnaire using a Likert scale measurement. The findings of this study indicate that there are 44% of parents who believe that gadgets have a negative impact on children so that they limit the use of gadgets and control their children when using gadgets, but there are also 56% of parents who believe that gadgets have a positive impact on children so that they allow their children to use gadgets as they please so that parents are also free to do their activities.
... bidang lainnya (Regiani et al., 2023). Dampak teknologi terhadap perkembangan psikologis anak cukup kompleks dan dapat berdampak positif maupun negatif. ...
Article
Full-text available
Artikel ini membahas tentang pengaruh teknologi terhadap perkembangan psikologis anak. Teknologi telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari anak-anak, mulai dari televisi hingga komputer, tablet, dan ponsel pintar. Penggunaan teknologi ini memiliki dampak positif dan negatif bagi perkembangan jiwa anak. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis dampak positif dan negatif penggunaan teknologi terhadap perkembangan psikologis anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Data dikumpulkan dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, dan artikel terkait. Teknologi memberikan kemudahan dalam mencari informasi, berkomunikasi, dan memperluas jangkauan. Namun, penggunaan teknologi yang berlebihan dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, tidak memahami sopan santun, dan cenderung terisolasi dari lingkungan sosial. Selain itu, teknologi juga dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku anak. Teknologi memiliki dampak positif dan negatif terhadap perkembangan psikologis anak. Orang tua dan pendidik perlu bijaksana dalam mendampingi penggunaan teknologi oleh anak-anak agar dapat memberikan manfaat optimal bagi perkembangan mereka.
Article
The digital era brings significant changes in various aspects of life, including education. This article explores the application of technology in education in the digital era, outlining the positive impacts, challenges faced, and strategic steps to optimize the benefits of technology in learning. The research method used is descriptive qualitative method through literature study from various sources of relevant journals and articles. The results show that technology improves accessibility, interactivity and personalization of learning. However, the access gap and curriculum adaptation are still the main challenges. Proposed solutions include subsidizing technology and internet devices, curriculum adaptation and professional training for teachers. With these measures, technology can be optimally utilized to improve the quality of education and provide a better learning experience for all students
Article
Full-text available
Decreasing attitudes and character of children today such as promiscuity, inappropriate clothing styles, and loss of manners. The current condition of the nation's children is like losing their identity, therefore we need a character education in education. Character education is important in education. The purpose of character education is to shape and create human beings who have good morals, traits, behavior and character. If a nation has citizens with good character and quality, that nation will become a great nation and also be respected by other nations. This character education must also be supported by several parties including schools, the community and most importantly the family. Because the family is the first guide, teacher, and example for their children and also has the biggest role in this character education. Therefore, the family must provide a reflection of good attitudes, behavior and character towards children.
Article
Full-text available
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang informasi seperti media sosial menjadi problematika baru. Ketidaksiapan masyarakat khususnya generasi z terhadap arus perkembangan tersebut menimbulkan distorsi perilaku, perbuatan serta akhlak seperti bullying, pergaulan bebas, pencurian, tawuran, miras dan narkoba, social media anxiety sampai pada kasus kematian akibat kekerasan. Hal tersebut merupakan gejala dari dekadensi moral yang banyak menyelimuti kalangan generasi z di Indonesia. Guna menanggulangi permasalahan tersebut living values education muncul sebagai salah satu pendekatan yang bisa digunakan oleh para pendidik, orangtua ataupun fasilitator yang bertujuan untuk meminimalisir dekadensi moral yang semakin hari semakin memprihatinkantan. Living values education menekankan pada pencarian makna hidup seseorang untuk lebih bernilai serta mengembangkan potensi agar menjadi manusia berkualitas dan menumbuhkan nilai – nilai kemanusiaan.
Article
Full-text available
The Effect of Gadgets on Early Childhood Cognitive Development. The purpose of the study was to determine the effect of using gadgets on the cognitive development of early childhood in Teluk Pulai Raya Village, Tanjung Jabung Barat Regency. This study uses quantitative research methods, with a One-Shot Case Study research design. The data collection techniques in this study were observation and questionnaires, the population in this study was children aged 5-6 years.
Book
Full-text available
Pendidikan adalah urusan semua orang. Ia bukanlah semata urusan pemerintah, atau ahli pendidikan semata. Pepatah lama mengatakan, bahwa dibutuhkan satu desa untuk membesarkan seorang anak. Pendidikan adalah sebuah upaya bersama yang membutuhkan landasan nilai, sekaligus usaha bersama dari seluruh masyarakat. Mutu pendidikan mempengaruhi mutu kehidupan masyarakat di masa kini dan masa depan. Segala bentuk kejahatan, mulai dari pencurian, pembunuhan, pemerkosaan sampai dengan korupsi, berakar pada kegagalan sebuah masyarakat mewujudkan sistem dan filsafat pendidikan yang bermutu tinggi. Mutu pendidikan juga mempengaruhi masa depan sebuah bangsa. Kemampuan sebuah bangsa untuk tetap ada dan terlibat di dalam pembentukan masyarakat global yang adil dan makmur amat ditentukan dari mutu pendidikan di dalamnya. Di Indonesia, pendidikan memiliki berbagai tantangan yang mesti dihadapi. Untuk bisa melakukan ini, beragam tantangan tersebut haruslah dipahami terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang kiranya perlu diperhatikan. Pertama, dunia pendidikan Indonesia jatuh ke dalam urusan birokrasi dan administrasi semata. Guru disibukkan dengan beragam bentuk pelatihan, sertifikasi dan beban administrasi. Pengajaran bermutu, yang menjadi salah satu unsur terpenting pendidikan, kerap kali terlupakan. Ini seperti dikatakan oleh Jürgen Habermas, bahwa sistem telah menjajah dunia kehidupan (Lebenswelt) yang penuh dengan makna dan kebebasan.[i] Di beberapa institusi pendidikan, guru juga banyak dibebani oleh pekerjaan di luar bidang akademik, misalnya menjadi panitia acara sekolah. Hal ini kerap kali begitu menyita waktu dan tenaga, sehingga proses pengajaran yang baik, yang justru merupakan unsur utama pendidikan, justru terlupakan. Guru-guru, yang menolak untuk terlalu banyak dilibatkan di dalam acara-acara non-pendidikan sekolah, justru dianggap sebagai guru yang tidak dapat bekerja sama. Hal ini jelas menghambat proses pendidikan di sekolah. Dua, dunia pendidikan juga telah kehilangan esensi utamanya. Pendidikan telah berubah semata menjadi pelatihan, yakni pelatihan untuk mempersiapkan murid memasuki dunia kerja. Dalam arti ini, pendidikan tidak lagi mengembangkan wawasan dan kepribadian murid, melainkan mengubahnya semata menjadi pegawai-pegawai pabrik dan perusahaan. Pola pendidikan ini jelas salah arah, karena justru dunia profesional sekarang ini amat membutuhkan manusia-manusia yang berwawasan luas dan berkarakter kuat. Kiranya benar, bahwa pola pendidikan di Indonesia tidak banyak berubah, bahkan setelah 76 tahun merdeka. Pola pendidikan yang ada masih menerapkan pola Belanda di masa kolonial yang hanya menekankan kepatuhan dan kemampuan menghafal. Memang, pada masa penjajahan dulu, Pemerintah Belanda membutuhkan tenaga pegawai yang siap pakai. Mereka tidak membutuhkan orang-orang yang mampu berpikir kritis, kreatif dan berwawasan luas. Ironisnya, pola semacam itu masih dipertahankan di masa kini, walaupun kolonialisme sudah lama berlalu. Tiga, pendidikan yang sejati juga semakin sulit dilakukan di tengah perubahan budaya yang begitu cepat, akibat revolusi industri keempat yang terjadi sekarang ini. Di dalam revolusi industri keempat ini, manusia hidup di dunia digital bahkan lebih lama, daripada ia hidup di dalam dunia nyata sehari-hari. Ini tentunya membuat perubahan besar di dalam pemahaman manusia soal kenyataan itu sendiri. Proses pendidikan menjadi sulit, ketika murid lebih suka menghabiskan waktu bermain game atau berselancar di internet, daripada belajar dan berdiskusi dengan gurunya. Penelitian terbaru bahkan membuktikan adanya penyakit kecanduan perangkat teknologi informasi dan komunikasi ini. Hubungan antar manusia di dunia nyata menjadi amat dangkal dan jarang. Sementara, hubungan manusia dengan mesin dianggap menjadi lebih utama. Ini tentunya memberikan tantangan besar bagi dunia pendidikan. Empat, juga dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi, informasi menjadi begitu banyak. Bahkan, bisa dibilang, dunia mengalami kebanjiran informasi. Akibatnya, banyak orang kebingungan. Bahkan, banyak juga yang terjebak pada berita palsu yang menyesatkan. Orang sulit untuk membedakan antara kebohongan dan kebenaran, serta antara informasi yang penting dan yang tak penting. Di dalam proses pendidikan, banjir informasi menghasilkan kemiskinan berpikir. Peserta didik hanya menyalin informasi, tanpa menggunakan kemampuan berpikir kritis dan analitis. Kemampuan mereka untuk melampaui segala tantangan di dunia nyata pun berkurang. Mereka menjadi seperti komputer, yakni pandai menghafal informasi, namun lemah dalam penyelesaian masalah melalui pola pikir analitis dan kritis. Lima, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ini juga berdampak pada generasi yang lebih tua. Guru-guru senior seringkali tak mampu mengikuti perubahan pesat yang terjadi. Beberapa ingin terlibat lebih jauh, dan belajar menggunakan teknologi terbaru. Namun, tak sedikit pula yang menolak perubahan, sehingga tak mampu lagi mengikuti perkembangan yang ada. Jurang antar generasi ini membuat proses pendidikan menjadi sulit. Ini juga menjadi hambatan komunikasi antara murid dengan guru-guru senior. Ketika komunikasi terhambat, maka kesalahpahaman akan terjadi. Ini seringkali bermuara pada kekerasan fisik maupun verbal yang terjadi antara guru dan murid. Dampaknya pun beragam, mulai dari putus sekolah, trauma terhadap pendidikan maupun pemecatan terhadap guru senior yang amat merugikan hidupnya. Upaya untuk mempersempit jurang antar generasi ini kiranya perlu dilakukan secara sistematik dan berkelanjutan. Enam, persoalan tentang kesejahteraan guru telah lama menjadi masalah di dunia pendidikan Indonesia. Sebagian guru masih bekerja sebagai guru honorer. Status mereka tidak jelas, dan pendapatan mereka cenderung kecil. Ini membuat banyak guru honorer harus mencari pekerjaan sampingan. Sebagai bagian penting dari sistem pendidikan nasional, ini tentu menjadi persoalan besar. Guru yang mengajar setengah hati tidak akan mampu membentuk karakter sekaligus pikiran anak didik dengan baik. Tidak hanya itu, mereka bahkan seringkali harus meninggalkan kelas, karena harus mencari uang di tempat lain. Ini tentu memberikan teladan buruk, sekaligus membuat seluruh proses belajar mengajar menjadi terhambat. Tujuh, tantangan terbesar pengembangan pendidikan di Indonesia adalah korupsi di dalam sistem pendidikan itu sendiri. Sebagai pemegang tertinggi otoritas pendidikan di Indonesia, pemerintah kerap kali membuat peraturan-peraturan yang tidak masuk akal. Akibatnya, banyak sekolah harus kesulitan di dalam proses penyesuaian. Salah satunya adalah sikap diskriminatif pemerintah terhadap sekolah-sekolah swasta yang sudah memberikan sumbangan besar bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Ini juga ditambah dengan peraturan yang terus menerus berubah, sehingga membuat banyak pihak bingung. Tidak heran, bila banyak praktisi pendidikan berpendapat, bahwa pemerintah merupakan “musuh” terbesar pengembangan dunia pendidikan Indonesia. Peraturan yang diterapkan kerap kali amat berat bagi para peserta didik. Mereka diharuskan mempelajari hal-hal yang belum waktunya untuk dipelajari. Delapan, semua ini bermuara pada lemahnya sistem pendidikan di Indonesia, sehingga rapuh terhadap segala bentuk serangan dari luar, seperti virus radikalisme agama dan mentalitas neoliberal yang mengukur segala sesuatu dari kaca mata uang. Keadaan ini membuat dunia pendidikan menjadi penuh dengan diskriminasi, mulai dari diskriminasi terhadap kelompok agama minoritas (akibat radikalisme agama), sampai dengan diskriminasi terhadap kelompok miskin (akibat neoliberalisme). Manusia macam apa yang dihasilkan dari sistem pendidikan semacam itu? Tak heran, dalam banyak hal, Indonesia ketinggalan dari berbagai negara lainnya. Buku ini ditulis sebagai upaya untuk menanggapi beragam tantangan pendidikan Indonesia tersebut. Di abad 21 ini, proses globalisasi dan perkembangan pesat teknologi di berbagai bidang tak lagi dapat dihindari. Dampak baik dan buruknya pun bisa langsung terasa di kehidupan sehari-hari. Diperlukan upaya untuk mengembangkan pendidikan secara menyeluruh di Indonesia, supaya bisa menjawab berbagai tantangan yang muncul di abad 21 ini. Buku ini adalah contoh dari upaya nyata semacam itu. Dalam konteks itu, buku ini merupakan buku pertama yang berbicara soal visi yang menjadi dasar bagi revolusi pendidikan Indonesia abad 21. Ada beberapa buku filsafat dan teori pendidikan. Namun, buku-buku tersebut tidak menawarkan visi nyata bagi pengembangan pendidikan di abad 21 ini. Maka dari itu, terbitnya buku ini merupakan sesuatu yang perlu untuk dimaknai lebih dalam. Buku ini ditujukan untuk para pendidik di berbagai bidang kehidupan, sekaligus kepada semua orang yang peduli pada mutu dan masa depan pendidikan di Indonesia. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, pendidikan adalah urusan dari semua orang, dan bukan hanya urusan para pendidik formal semata. Harapannya, dengan berpijak pada buku ini, dunia pendidikan Indonesia bisa berubah ke arah yang lebih baik, terutama dalam soal pembuatan kebijakan di sistem pendidikan nasional, maupun dari proses pendidikan hidup sehari-hari. Dengan begitu, bangsa Indonesia akan mampu menghadapi tantangan-tantangan baru di abad 21 ini. Buku ini terdiri dari beberapa artikel ilmiah yang telah diterbitkan di beberapa jurnal ilmiah. Keterangan diberikan di bagian catatan akhir. Selamat membaca. Reza A.A Wattimena
Article
Full-text available
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan internet terhadap literasi keluarga. Penelitian dilakukan dengan metode survey terhadap 100 ibu-ibu di Wilayah Candi Batujaya, Karawang. Pengumpulan data menggunakan instrumen non tes berupa kuesioner literasi keluarga yang terdiri dari 50 butir pernyataan dengan skala frekuensi verbal (4 skala) yang terdiri dari selalu, sering, jarang, dan tidak pernah. Data dianalisis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata untuk sampel bebas. Data yang dianalisis telah memenuhi asumsi normalitas dan homogenitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan internet terhadap literasi keluarga. Literasi keluarga pada kelompok responden yang menggunakan internet lebih tinggi daripada literasi keluarga kelompok responden yang tidak menggunakan internet. Literasi keluarga meliputi literasi sejak dini, keterlibatan orang tua, akses terhadap buku, belajar secara luas, dan kerjasama pemantauan. Nilai rata-rata terboboti paling tinggi pada dimensi kerjasama pemantauan yaitu sebesar 2,89 sedangkan nilai rata-rata terboboti paling rendah terdapat pada dimensi keterlibatan orang tua dengan nilai sebesar 2,40 dari nilai maksimal 4.
Article
Full-text available
The impact of the Internet across multiple aspects of modern society is clear. However, the influence that it may have on our brain structure and functioning remains a central topic of investigation. Here we draw on recent psychological, psychiatric and neuroimaging findings to examine several key hypotheses on how the Internet may be changing our cognition. Specifically, we explore how unique features of the online world may be influencing: a) attentional capacities, as the constantly evolving stream of online information encourages our divided attention across multiple media sources, at the expense of sustained concentration; b) memory processes, as this vast and ubiquitous source of online information begins to shift the way we retrieve, store, and even value knowledge; and c) social cognition, as the ability for online social settings to resemble and evoke real‐world social processes creates a new interplay between the Internet and our social lives, including our self‐concepts and self‐esteem. Overall, the available evidence indicates that the Internet can produce both acute and sustained alterations in each of these areas of cognition, which may be reflected in changes in the brain. However, an emerging priority for future research is to determine the effects of extensive online media usage on cognitive development in youth, and examine how this may differ from cognitive outcomes and brain impact of uses of Internet in the elderly. We conclude by proposing how Internet research could be integrated into broader research settings to study how this unprecedented new facet of society can affect our cognition and the brain across the life course.
Article
Full-text available
Chronic media multitasking is quickly becoming ubiquitous, although processing multiple incoming streams of information is considered a challenge for human cognition. A series of experiments addressed whether there are systematic differences in information processing styles between chronically heavy and light media multitaskers. A trait media multitasking index was developed to identify groups of heavy and light media multitaskers. These two groups were then compared along established cognitive control dimensions. Results showed that heavy media multitaskers are more susceptible to interference from irrelevant environmental stimuli and from irrelevant representations in memory. This led to the surprising result that heavy media multitaskers performed worse on a test of task-switching ability, likely due to reduced ability to filter out interference from the irrelevant task set. These results demonstrate that media multitasking, a rapidly growing societal trend, is associated with a distinct approach to fundamental information processing.
Article
Salah satu dampak pandemi Covid 19 adalah pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan online. Hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ketergantungan pada internet semakin tinggi. Pelaksanaan pembelajaran secara online ini membuat penggunaan gadget yang terhubung ke internet pada anak-anak semakin sering. Agar anak-anak dapat menggunakan internet secara baik dan aman perlu adanya pengawasan dan pendampingan dari para orang tua. Pengabdian pada masyarakat yang diberikan pada ibu-ibu di dusun Baros pakanewon Kretek Bantul ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai penggunaan internet yang aman dan sehat pada anak-anak. Metode pelaksanaan dilakukan dengan memberikan kuesioner mengenai penggunaan gadget pada anak-anak dan ceramah mengenai dampak negatif dan positif penggunaan internet bagi anak-anak. Hasil pelaksanaan pengabdian pada masyarakat yang dilakukan diantaranya edukasi pada ibu-ibu bagaimana strategi agar anak-anak tidak tergantung pada gadget dan bagaimana peran orang tua khusus para ibu dalam memberikan pendampingan pada anak-anak dalam menggunakan gadget yang terhubung ke internet. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan memberikan kuesioner dan hasil kuesioner pada pertanyaan dampak buruk penggunaan gadget dapat merusak masa depan anak menunjukkan 85% menjawab sangat setuju dan 15% menjawab setuju. Hasil kuesioner pada pertanyaan dampak negatif dapat mempengaruhi kesehatan anak, 90% menjawab sangat setuju dan 10% menjawab setuju
Article
ABSTRAK This research is motivated by the widespread use of the internet among students. So that with that use they are free to access unlimited ideas and information, it can directly affect andhave, a positive or negative impact. Thus, this study aims to determine the impact of Internet use on the behavior of Class VIII Bstudents at MTs Muhammadiyah Wuring. This type of research is a field research in the form of qualitativedescriptive. This research was carried out at MTs Muhammadiyah Wuring. The results of this study found that the use of the internetFacebook, WhatsApp, Tiktok, Online Games, Google was the most frequently used of the five types of internet, namely tiktok and online games. Then the impact of its use consists of two namely positive impacts and negative. impacts. the positive impact is increasing insight and knowledge, becoming a communication medium, the internet as a means of business learning, a learning tool. while the negative impacts for students who use the internet is that it is easy to find things the smell like pomography, don’t care about friends environment, waste, interfere withhealth, reduce study time, cause addiction. efforts to overcome negative behavior towards internet use, namely students are considered not to be able to manage time to use the internet, parents want their children to use the internet which is useful, not to open things that are not important, unnatural student behavior can cause worries from parents of students who The negative impact of the internet can be overcome by embedding religious values, raise awareness, of adolescents, the role of increasing discipline. Finally, after seeing this tangible evidence, the writer recommends teenagers to increase their self-awareness and instill religious values.
Article
Children are increasingly exposed to devices that can access the internet, such as computers, smartphones, and tablets, beginning early in life. This review summarizes current evidence regarding the understanding and use of internet‐based devices among children from birth through age 8, while highlighting gaps in the literature and opportunities for future research. The first section describes children's access to internet‐based devices, and discusses the role that parents play in mediating children's access to internet‐based devices. The second section describes children's developing understanding of how internet‐based devices work and what they can do, and how capable children are of accessing information from the internet using these devices. The third section discusses potential implications of children's use of internet‐based devices for children's cognitive development, with an emphasis on the development of memory, metacognition, and exploration.
Article
The current generation of young people indulge in more media multitasking behavior (e.g., instant messaging while watching videos) in their everyday lives than older generations. Concerns have been raised about how this might affect their attentional functioning, as previous studies have indicated that extensive media multitasking in everyday life may be associated with decreased attentional control. In the current study, 149 adolescents and young adults (aged 13-24 years) performed speech-listening and reading tasks that required maintaining attention in the presence of distractor stimuli in the other modality or dividing attention between two concurrent tasks. Brain activity during task performance was measured using functional magnetic resonance imaging (fMRI). We studied the relationship between self-reported daily media multitasking (MMT), task performance and brain activity during task performance. The results showed that in the presence of distractor stimuli, a higher MMT score was associated with worse performance and increased brain activity in right prefrontal regions. The level of performance during divided attention did not depend on MMT. This suggests that daily media multitasking is associated with behavioral distractibility and increased recruitment of brain areas involved in attentional and inhibitory control, and that media multitasking in everyday life does not translate to performance benefits in multitasking in laboratory settings.
Dampak Penggunaan Gadget Pada Perkembangan Emosional Dan Kognitif Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Afidah. S. N., Fakhriyah. F. & Oktaviani. I. (2022). Dampak Penggunaan Gadget Pada Perkembangan Emosional Dan Kognitif Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Handayam. 13(2), 104-114.
Pengaruh Internet Bagi Anak
  • Ahemani
Ahemani. (2019). Pengaruh Internet Bagi Anak. Edukasia. 6(2), 53-60. Https://Doi.Org/10.35334/Edu.V6i2.1063
An Analysis Of Internet Abuses Impact On Children's Moral Develop. JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
  • A Ardi
  • K Viola
  • I Sukmawati
Ardi, A. Viola, K. & Sukmawati, I. (2018). An Analysis Of Internet Abuses Impact On Children's Moral Develop. JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia). 4(1), 44-50. DOI : Https://Doi.Org/10.29210/02018192.
  • S Haq
Haq. S. (2015). Pengaruh Penggunaan Media Internet Terhadap Perilaku Belajar Siswa. Jurnal Millah. 14(2), 222-246.
Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget
  • F Ibda
Ibda, F. (2015). Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. Intelektualita, 3(1).
Dampak Penggunaan Smartphone Dalam Perkembangan Kognitif Siswa Kelas V SDI Darul Huda
Qadar. T. M. R., Firdiyah. S. & Mucliyana. S. (2020). Dampak Penggunaan Smartphone Dalam Perkembangan Kognitif Siswa Kelas V SDI Darul Huda. CICES (Cyberpreneurship Innovative And Creative Exact And Social Science). 6(2), 203-213.
How Teens Do Research In The Digital World
  • K Purcell
  • L Rainie
  • A Et Heaps
  • Al
Purcell K, Rainie L, Heaps A Et Al. (2012). How Teens Do Research In The Digital World. Pew Research Center, 2-15.
Dampak Penggunaan Teknologi Internet Terhadap Etika Dan Akhlak Anak Dalam Keluarga Di Jakarta Utara
  • Taufik Rofadhila
  • O A Hakim
Rofadhila, Taufik, O. A. & Hakim, L. (2018). Dampak Penggunaan Teknologi Internet Terhadap Etika Dan Akhlak Anak Dalam Keluarga Di Jakarta Utara. Journal Of Information System, Applied, Management, Accounting And Research. 2(1), 25-46.
Life-Span Development (Edisi Ke-14)
  • J W Santrock
Santrock, J.W. (2013). Life-Span Development (Edisi Ke-14). New York, NY: Mcgrawhill. Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Pendidikan. Jakarta: EGC.
Digital Parenting: Bagaimana Orang Tua Melindungi Anak-Anak Dari Bahaya Digital
  • M Ulifah
Ulifah, M. (2020). Digital Parenting: Bagaimana Orang Tua Melindungi Anak-Anak Dari Bahaya Digital. Edu Publisher: Tasikmalaya.