PreprintPDF Available

Principal Strategic Management at Widang Vocational School, Tuban Regency: Manajemen Strategi Kepala Sekolah di SMKN Widang Kabupaten Tuban

Authors:
Preprints and early-stage research may not have been peer reviewed yet.
Page | 1
Copyright © Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License
(CC BY). The use, distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that
the original publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not
comply with these terms.
Manajemen Strategi Kepala Sekolah di SMKN Widang
Kabupaten Tuban
Zudi Hariyanto1), Ida Rindaningsih 2)
1) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
2) Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Indonesia
*Email: rindaningsih1@umsida.ac.id2
Abstract. The principal's management strategy in supporting teacher performance is the principal's positive response. The
aim of the research is to identify and analyze: (1) School principal strategies, (2) Evaluation monitoring, (3)
Obstacles to strategy implementation. The research method uses a qualitative descriptive method. Data collection
techniques include observation, interviews and documentation. The research results show that the strategies used by
school principals are Motivation and Training. Motivation is used to increase work ethic, training to increase
professionalism. Monitoring and evaluation is carried out using observation, interviews and discussion methods.
Observation looks at the teacher's process during learning. Interviews to dig deeper into planned learning activities.
Discussions are used as a follow-up to monitoring/evaluation. The results of the research are strategic management
carried out by school principals, namely approach and development, work motivation, and building good
communication and work culture at school. Monitoring and evaluation are tools for measuring the success of
existing programs. The obstacles faced in the principal's strategy are lack of facilities and infrastructure, teachers'
mastery of technology and inappropriate monitoring and evaluation scheduling.
Keywords Principal strategy, monitoring and evaluation, teacher performance
Abstrak. Manajemen strategi kepala sekolah dalam mendukung kinerja guru adalah respon positif
kepala sekolah. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi dan menganalisis: (1) Strategi kepala
sekolah, (2) Monitoring evaluasi, (3) Kendala pelaksanaan strategi. Metode penelitian
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian bahwa strategi yang digunakan kepala sekolah
adalah Motivasi dan Pelatihan. Motivasi digunakan meningkatkan etos kerja, pelatihan untuk
meningkatkan profesionalisme. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan metode observasi,
wawancara dan diskusi. Observasi melihat proses guru selama pembelajaran. Wawancara untuk
menggali lebih kegiatan pembelajaran yang direncanakan. Diskusi digunakan tindak lanjut dari
monitoring/evaluasi. Hasil penelitian adalah manajemen strategi yang dilakukan kepala sekolah
yaitu pendekatan dan pengembangan, motivasi kerja, dan membangun komunikasi dan budaya
kerja yang baik disekolah. Monitoring dan evaluasi menjadi alat ukur keberhasilan program yang
ada. Kendala yang dihadapi dalam strategi kepala sekolah yaitu kurang sarana dan prasarana,
penguasaan guru terhadap teknologi dan penjadwalan monitoring evaluasi yang kurang tepat
Kata Kunci Strategi Kepala sekolah, Monitoring dan evaluasi, Kinerja guru
I. PENDAHULUAN
Kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki peranan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang ada
disekolah. Maju mundurnya sebuah sekolah sangat ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Apabila kepala
sekolah tidak menjalankan tugas serta peranannya sebagai pemimpin disekolah, maka dipastikan sekolah akan
mengalami kemunduran dari segi kualitasnya (Azizah et al., 2023). Demikian pula yang dikatakan oleh (Maros et
al., 2019) bahwa sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah merupakan ornag yang paling bertanggung jawab
dalam keberhasilan pendidikan yang ada disekiolahnya. Tanggung jawab yang diemban oleh kepala sekolah tidak
sederhana dan cukup berat dalam amanah tugasnya (Ambarita, 2015). Hal ini didukung berdasarkan hasil analisis
Muklis bahwa kepala sekolah ketika mengelola organisasi harus memiliki strategi kerja guna peningkatan mutu
lembaga pendidikan (Mukhlis, 2015). Strategi dan kebijakan yang diputuskan oleh kepala sekolah melalui
pengambilan keputusan yang baik akan berdampak pada perbaikan kualitas sekolah yang ada. Menurut (Nai &
Wijayanti, 2018) bahwa kepala sekolah memiliki tugas yang sangat penting dalam mengambil suatu keputusan,
2 | Page
Copyright © Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY).
The use, distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original
publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply
with these terms.
karena berhasilnua seorang pemimpin sangat ditentukan dari keterampilan kepala sekolah tersebut dalam megnambil
keputusan.
Selain kepala sekolah, salah satu komponen yang penting dalam keberhasilan sekolah dalam menjalankan fungsi
pendidikan adalah Guru. Guru dituntut untuk memberikan peran serta aktif serta meletakkan posisisnya berdasarkan
perkembangan masyarakat dan tenaga yang profesional. Keberadaan guru bukan sekedar mengajarlam ilmu
pengetahuan yang dimiliki kepada peserta didik, tetapi diuntut menjadi pendidik yang mampu mentransfer norma
kebaikan serta memberikan bimbingan untuk siswa agar lebih terarah dan pandai. Kualitas serta kuantitas guru
berkontribusi besar pada keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berdampak pada meningkatnya
kualitas pendidikan. Oleh karenanya, profesionalitas diperlukan oleh seorang guru agar menjadi lebih berkualitas
dalam melaksanakan tugasnya.
Salah satu unsur yang sangat berperan dalam meningkatkan kompetensi guru adalah Kepala sekolah. Sebagai
seorang manajer dalam lingkup sekolah, kepala sekolah dapat membuat sebuah kebijakan yang diturunkan dalam
bentuk program dalam peningkatan kompetensi guru (Achta Pratama & Giatman, 2021). Kepala sekolah
berkewajiban atas semua kegiatan pelaksanaan pembelajaran, manajemen sekolah, pengembangan karyawan atau
tenaga dalam bidang pendidikan lainnya, dan penggunaan serta perawatan sarana maupun prasarana. Sehingga
menjadi semakin bernilai sejalan dengan tuntutan tanggung jawab kepala sekolah dengan nilai kompleksiatas tinggi,
dalam hal ini diperlukan support untuk menunjang kerja agar lebih efektif serta efisien. Penugasan pada guru untuk
menghadiri pelatihan dan pendidikan merupakan strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah guna mengembangkan
kompetensi profesional oleh Rusmida Sianturi dalam Strategi Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Kompetensi
Profesional Guru (Sianturi, 2018). Pengembangan model manajemen strategi meliputi keselarasan formulasi dengan
implementasi. Pembinaan rutin dari tim Sumber daya manusia untuk mengontrol sejumlah pelayanan sekolah
terhadap peserta didik, orang tua, serta melakukan pelatihan dan mengikutsertakan pada seminar-seminar untuk
meningkatkan kualitas guru, (Rindaningsih, 2012). Hal serupa juga dikatakan oleh (Zulkifli, 2018) dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru yaitu: (1) Penguasaan materi pembelajaran oleh guru, (2) Penggunaan
metode pembelajaran dilakukan dengan melibatkan guru dengan kegiatan pelatihan, kegiatan ilmiah seperti seminar,
workshop dan penulisan karya ilmiah dalam bentuk class action, team teaching, inhouse MGMP, memotivasi guru
untuk melanjutkan pendidikan dan pembinaan.
Dengan kapabilitas dan referensi yang wajib dimiliki sebagai kepala sekolah, kepala sekolah dituntut untuk
kreatif dalam memilih cara guna meningkatkan kualitas guru. Dengan kemampuan referensinya, kepala sekolah
menyiapkan cara jitu, ampuh serta ekonomis untuk meningkatkan kualitas pendidik yang menjadi tanggung
jawabnya. Dengan jumlah tenaga pendidik sebanyak 61 orang. Yang terdiri dari 20 Pegawai Negeri Sipil (PNS), 26
PPPK dan 15 Guru Tidak Tetap (GTT). Menjadi sebuah persoalan yang kinerjanya biasa-biasa saja dengan
kualifikasi jumlah guru 42 orang yang tergolong usia muda yang berusia 30 sampai 40 tahun, 7 orang tergolong usia
sedang yang erusia 41 sampai 50 tahun, dan 12 orang tergolong tua yang berusia 5i sampai 60 tahun. Manajemen
Strategi adalah sekumpulan keputusan manajerial dan aksi pengambilan keputusan jangka panjang didalam
perusahaan. Hal ini termasuk analisis lingkungan (lingkungan eksternal dan internal), formulasi strategi,
implementasi strategi, dan evaluasi dan kontrol (Wheelen & Hunger, 2012). Manajemen strategi merupakan
rangkaian aktivitas terhadap pengembilan keputusan yang bersifat mendasar dan komerhensif, dan disertai penetapa
cara apikasinya yang dibuat oeh pimpinan dan juga dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
perusahaan dalam mendapai tujuan yang diharapkan (Yunus, 2016). Dari tahapan proses manajemen strategi
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang
menghasilkan perumusan dan implementasi rencana yang didesain untuk mencapai tujuan suatu perusahaan.
Atas dasar paparan diatas, peneliti tertarik mengkaji manajemen strategi kepala sekolah di SMK Negeri Widang
Kabupaten Tuban dalam meningkatkan kinerja guru yang berjudul “Strategi Kepala Sekolah Dalam Mendukung
Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan”. Penelitian dilakukan guna menguraikan strategi kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Widang Kabupaten Tuban. Mengungkap
sejauhmana kepala sekolah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap strategi yang sudah dilaksanakan dan apa
yang menjadi kendalanya. Sehingga ruanglingkup dari penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala bidang
kurikulum dan sejumlah guru.
II. METODE
Kepala sekolah sebagai pemimpin memiliki peranan besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang ada
disekolah. Maju mundurnya sebuah sekolah sangat ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Apabila kepala
sekolah tidak menjalankan tugas serta peranannya sebagai pemimpin disekolah, maka dipastikan sekolah akan
mengalami kemunduran dari segi kualitasnya (Azizah et al., 2023). Demikian pula yang dikatakan oleh (Maros et
al., 2019) bahwa sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah merupakan ornag yang paling bertanggung jawab
dalam keberhasilan pendidikan yang ada disekiolahnya. Tanggung jawab yang diemban oleh kepala sekolah tidak
Page | 3
Copyright © Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY).
The use, distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original
publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply
with these terms.
sederhana dan cukup berat dalam amanah tugasnya (Ambarita, 2015). Hal ini didukung berdasarkan hasil analisis
Muklis bahwa kepala sekolah ketika mengelola organisasi harus memiliki strategi kerja guna peningkatan mutu
lembaga pendidikan (Mukhlis, 2015). Strategi dan kebijakan yang diputuskan oleh kepala sekolah melalui
pengambilan keputusan yang baik akan berdampak pada perbaikan kualitas sekolah yang ada. Menurut (Nai &
Wijayanti, 2018) bahwa kepala sekolah memiliki tugas yang sangat penting dalam mengambil suatu keputusan,
karena berhasilnua seorang pemimpin sangat ditentukan dari keterampilan kepala sekolah tersebut dalam megnambil
keputusan.
Selain kepala sekolah, salah satu komponen yang penting dalam keberhasilan sekolah dalam menjalankan fungsi
pendidikan adalah Guru. Guru dituntut untuk memberikan peran serta aktif serta meletakkan posisisnya berdasarkan
perkembangan masyarakat dan tenaga yang profesional. Keberadaan guru bukan sekedar mengajarlam ilmu
pengetahuan yang dimiliki kepada peserta didik, tetapi diuntut menjadi pendidik yang mampu mentransfer norma
kebaikan serta memberikan bimbingan untuk siswa agar lebih terarah dan pandai. Kualitas serta kuantitas guru
berkontribusi besar pada keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berdampak pada meningkatnya
kualitas pendidikan. Oleh karenanya, profesionalitas diperlukan oleh seorang guru agar menjadi lebih berkualitas
dalam melaksanakan tugasnya.
Salah satu unsur yang sangat berperan dalam meningkatkan kompetensi guru adalah Kepala sekolah. Sebagai
seorang manajer dalam lingkup sekolah, kepala sekolah dapat membuat sebuah kebijakan yang diturunkan dalam
bentuk program dalam peningkatan kompetensi guru (Achta Pratama & Giatman, 2021). Kepala sekolah
berkewajiban atas semua kegiatan pelaksanaan pembelajaran, manajemen sekolah, pengembangan karyawan atau
tenaga dalam bidang pendidikan lainnya, dan penggunaan serta perawatan sarana maupun prasarana. Sehingga
menjadi semakin bernilai sejalan dengan tuntutan tanggung jawab kepala sekolah dengan nilai kompleksiatas tinggi,
dalam hal ini diperlukan support untuk menunjang kerja agar lebih efektif serta efisien. Penugasan pada guru untuk
menghadiri pelatihan dan pendidikan merupakan strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah guna mengembangkan
kompetensi profesional oleh Rusmida Sianturi dalam Strategi Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Kompetensi
Profesional Guru (Sianturi, 2018). Pengembangan model manajemen strategi meliputi keselarasan formulasi dengan
implementasi. Pembinaan rutin dari tim Sumber daya manusia untuk mengontrol sejumlah pelayanan sekolah
terhadap peserta didik, orang tua, serta melakukan pelatihan dan mengikutsertakan pada seminar-seminar untuk
meningkatkan kualitas guru, (Rindaningsih, 2012). Hal serupa juga dikatakan oleh (Zulkifli, 2018) dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru yaitu: (1) Penguasaan materi pembelajaran oleh guru, (2) Penggunaan
metode pembelajaran dilakukan dengan melibatkan guru dengan kegiatan pelatihan, kegiatan ilmiah seperti seminar,
workshop dan penulisan karya ilmiah dalam bentuk class action, team teaching, inhouse MGMP, memotivasi guru
untuk melanjutkan pendidikan dan pembinaan.
Dengan kapabilitas dan referensi yang wajib dimiliki sebagai kepala sekolah, kepala sekolah dituntut untuk
kreatif dalam memilih cara guna meningkatkan kualitas guru. Dengan kemampuan referensinya, kepala sekolah
menyiapkan cara jitu, ampuh serta ekonomis untuk meningkatkan kualitas pendidik yang menjadi tanggung
jawabnya. Dengan jumlah tenaga pendidik sebanyak 61 orang. Yang terdiri dari 20 Pegawai Negeri Sipil (PNS), 26
PPPK dan 15 Guru Tidak Tetap (GTT). Menjadi sebuah persoalan yang kinerjanya biasa-biasa saja dengan
kualifikasi jumlah guru 42 orang yang tergolong usia muda yang berusia 30 sampai 40 tahun, 7 orang tergolong usia
sedang yang erusia 41 sampai 50 tahun, dan 12 orang tergolong tua yang berusia 5i sampai 60 tahun. Manajemen
Strategi adalah sekumpulan keputusan manajerial dan aksi pengambilan keputusan jangka panjang didalam
perusahaan. Hal ini termasuk analisis lingkungan (lingkungan eksternal dan internal), formulasi strategi,
implementasi strategi, dan evaluasi dan kontrol (Wheelen & Hunger, 2012). Manajemen strategi merupakan
rangkaian aktivitas terhadap pengembilan keputusan yang bersifat mendasar dan komerhensif, dan disertai penetapa
cara apikasinya yang dibuat oeh pimpinan dan juga dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
perusahaan dalam mendapai tujuan yang diharapkan (Yunus, 2016). Dari tahapan proses manajemen strategi
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang
menghasilkan perumusan dan implementasi rencana yang didesain untuk mencapai tujuan suatu perusahaan.
Atas dasar paparan diatas, peneliti terobsesi untuk mengamati dan menganalisis strategi kepala sekolah di SMK
Negeri Widang Kabupaten Tuban dalam meningkatkan kinerja guru yang berjudul “Strategi Kepala Sekolah Dalam
Mendukung Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan”. Penelitian dilakukan guna menguraikan strategi kepala
sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Widang Kabupaten
Tuban. Mengungkap sejauhmana kepala sekolah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap strategi yang sudah
dilaksanakan dan apa yang menjadi kendalanya. Sehingga ruanglingkup dari penelitian adalah kepala sekolah, wakil
kepala bidang kurikulum dan sejumlah guru.
4 | Page
Copyright © Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY).
The use, distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original
publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply
with these terms.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Strategi kepala sekolah Dalam Mendukung Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan
Strategi dapat diartikan sebagai cara atau cara yang digunakan oleh seseorang, dalam hal ini seorang pemimpin,
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Strategi juga dapat diartikan sebagai saran penuntun untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu, strategi adalah suatu cara atau metode tertentu yang digunakan oleh pimpinan sekolah untuk
mencapai tujuan organisasi sekolah. Menurut (Abd. Rahman, 2023) strategi merupakan suatu rencana yang
disatukan dan mengikat semua bagian perusahaan/ lembaga menjadi satu. Sedangkan adalah rangkaian keputusan
dan tindakan untuk mencapai suatu maksud dalam mencapai tujuan organisasi (Zamzami & Sahana, 2021). Dari
pengertian tersebut dapat kita ketahui bahwa suatu strategi merupakan bentuk rencana yang diputuskan oleh seorang
pimpinan perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Melalui manajemen strategis organisasi dalam
keputusan dan tindakan yang mengarah pada pengembangan strategi atau strategi yang efektif untuk mencapai
tujuan organisasi. Proses manajemen strategis adalah bagaimana perencana strategis menetapkan tujuan dan
membuat keputusan.
Kepala sekolah bertindak sebagai pemimpin di sekolah, harus mampu memahami setiap kondisi para guru dan
tenaga kependidikan, memiliki kepriadian kuat, mampu menyusun program aik jangka panjang maupun jangka
pendek, visioner serta dapat mengambil keputusan tepat dan ijaksana serta memiliki kemampuan komunikasi yang
baik kepada seluruh warga sekolah. Kepalas ekolah adalah bagian dari tamahan tugas yang diberikan kepada guru
untuk memimpin lembaga. Sehingga tugas kepala sekolah tidak hanya mengatur serta melaksanakan proses
pemelajaran, namun juga dapat memetakan dan menganalisis beragai persoalan yang ada disekolah, cakap dalam
menjalankan tugas, dapat memberikan pertimbangan terhadap kebijakan yang akan dibuat, mampu memimpin serta
menjalankan organisasi, mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, partisipatif dan mampu menyelesaikan
Menurut Whitehead et al, 2013 dalam (Hidayat et al., 2019) bahwa keberhasilan kepala sekolah ditentukan oleh: (1)
mengambil peranan sebagai pemimpin pembelajaran; (2) meningkatkan keterampilan profesional guru dan
mengembangkan peluang kepemimpinan; (3) mefokuskan pada pembangunan tim; (4) membangun kolaborasi
sekolah dengan masyarakat; dan (5) menampilkan mutu kepemimpinan di sekolahnya. Sehingga kemampuan dalam
memimpin dan menjalankan organisasi yang baik sangat berpengaruh terhadap kinerja dari para warga sekolah
terutama kinerja guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Sedangkan kinerja dapat diartikan sebagai unjuk kerja sebagai hasil dari suatu proses. Kegiatan ini didasarkan
pada job description dan spesifikasi yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Karena itu prestasi merupakan
manifestasi sinergis dari kemampuan kerja dan motivasi. Dengan demikian, kinerja seseorang tercermin dari
produktivitasnya dalam melakukan pekerjaannya. (Budiasa, 2021) mengatakan kinerja merupakan sebagai hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Berdasarkan pengertian di atas dapat diartikan bahwa kinerja
adalah prestasi kerja yang dicapai oleh seseorang dan hasilnya memenuhi syarat mutu, baik secara kuantitatif
maupun akurat sesuai dengan rencana yang diberikan. Untuk menyelesaikan pekerjaan, standar kinerja yang jelas
harus ditetapkan. Standar kinerja ini merupakan uraian dan spesifikasi tugas atau jabatan sebagai kualifikasi minimal
yang harus dipenuhi oleh pegawai dalam jabatan tersebut. Standar kinerja ini dapat digunakan untuk merumuskan
kriteria kinerja yang harus dipenuhi oleh orang dalam tugas atau jabatan dalam pekerjaannya. Standar kinerja ini
diperlukan untuk menilai kualitas terhadap kriteria kinerja yang ditentukan.
Secara operasional, kinerja guru dapat dipantau menggunakan catatan sekolah, catatan efisiensi dan
produktivitas kerja karyawan, dan kinerja. Berdasarkan pengamatan di atas, ada lima karakteristik kinerja:
keragaman keterampilan, identitas tugas, pentingnya tugas, otonomi dan umpan balik, karakteristik kerja ini
menciptakan keadaan psikologis yang mendukung atau menghambat kinerja yang dapat dilakukan. Menurut (Edi,
2022) kompetensi guru professional mencakup kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional, dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogic adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi peahaman perserta didik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan pengembangan peserta didik mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.
Kemudian kemampuan kepribadian merupakan kemampuan seorang guru bertindak sesuai dengan norma yang
berlaku. Untuk kemampuan professional, guru harus memiliki kemampuan dalam menjalankan tugasnya yaitu
meliputi kamampan dalam memahami kurikulum, pelajaran atau materi, dan kemampuan dalam perkembangan
manusia termasuk gaya belajar siswa. Untuk kemampuan social, guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi
yang baik dengan peserta didik dan lingkungan sekolah antara lain, wali murid, masyarakat, rekan guru, dan juga
kepala sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwasanya ada beberapa program yang telah dilakukan oleh kepala
sekolah dalam meningkatkan kinerja guru antara lain dengan melakukan rekapitulasi presensi guru harian,
mendorong guru aktif dalam kegiatan MGMP, pengiriman guru ke industry, serta melakukan study tiru di sekolah
lain. Disamping itu kepala sekola juga memberikan motivasi dan rorongan kepada guru secara langsung dengan
Page | 5
Copyright © Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY).
The use, distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original
publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply
with these terms.
pendekatan kekeluargaan. Namun yang menjadi keluhan para guru adalah sarana prasarana yang disediakan kurang
memadai. Sehingga hasil yang didapatkan juga tidak optimal dalam meningkatkan kinerja guru.
Strategi yang digunakan oleh kepala sekolah SMK Widang adalah dengan melakukan pendekatan personal
kepada guru dengan suasana kekeluargaan. Hal ini dilakukan agar guru merasa nyaman dan dalam menjalankan
tugas dan fungsinya. Budaya kekeluargaan yang diciptakan akan mendorog interaksi social anatara guru dan kepala
sekolah maupun sesama rekan kerja menjadi lebih intens, saling menghormati, dan menghargai. Disamping itu
pembiasaan dalam kedisiplinan juga menjadi salah satu metode yang digunakan dalam meningkatkan kinerja guru di
SMA Widang. Seperti yang dikatakan (Khuddami, 2020) bahwasanya rasa kekeluargaan berpengaruh secara
signifika terhadap kinerja guru. Namun hasil berbeda didapatkan dalam penelitian ini bahwa strategi yang
diterapkan belum benar-benar dapat meningkatkan kinerja guru. Program yang dijalankan oleh kepala sekolah
belum mampu meningkatkan kinerja guru dan cenderung stagnan. Guru yang memiliki kinerja buruk memang telah
dilakukan pembinaan namun tidak adanya tindak lanjut dari pembinaan tersebut membuat program yang
direncanakan tidak berjalan optimal.
Dari penjelasan diatas, secara umum strategi yang dilakukan kepala sekolah SMK Widang adalah dengan
memberikan kesempatan guru dalam pengembangan kompetensi melalui pelatihan maupun MGMP dan dengan
memberikan motivasi secara personal kepada guru. Kedua strategi tersebut merupakan strategi yang sangat penting
dalam meningkatkan kinerja guru. Pelatihan maupun pemberian kesempatan kepada guru untuk melakukan studi tiru
akan mampu meningkatkan kempuan guru. Sedangkan memberikan motivasi akan mampu meningkatkan semangat
dan gairah kerja. Seperti yangdijelaskan oleh (Masnun, 2015) bahwasanya Ada dua strategi penting yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru, yaitu pelatihan dan motivasi kinerja.
Dalam meningkatkan minerja guru perlu adanya perencanaan yang tertuang dalam rencana kerja sekolah. Selain
dengan memberikan dukungan secara moral, perlu juga dalam meningkatkan kinerja guru dengan memperhatikan
kebutuhan guru, baik dengan kelengkapan sarana juga dengan dukungan material sehingga guru akan mudah
tergerak dan mampu meningkatkan kinerja yang ada. seperti yang dikatakan oleh (Zhahira, 2022) dalam
meningkatkan kinerja guru dilakukan dengan pembuatan rencana kerja tahunan sekolah (RKTS) yang terdiri dari 8
standar pendidikan, memuat standar sasaran Kinerja Pegawai (SKP) pada awal tahun pelajaran seagai dasar dalam
penilaian kinerja guru, serta DP3 yang menyangkut penilaian pada perilaku guru, mengadakan dan
mengikutsertakan guru dalam menghadiri berbagai kegiatan Ilmiah yang berupa pelatihan ataupun semacam
pendidikan aik formal maupn nonformal. Disamping itu kepala sekolah juga melakukan supervise akademik dengan
sasarannya adalah para guru yang dapat dilakukan dengan teknik kunjungan kelas, pemicaraan secara pribadi, serta
dapat pula dilakukan diskusi kelompok.
B. Monitoring dan Evaluasi Guru dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMK Widang
Monitoring merupakan proses pemntauan kemajuan atau progress suatu program yang telah dibuat. Menurut
(Simanjuntak et al., 2018) Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa
pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu kewaktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk
tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan
menuju tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk mempertahankan
manajemen yang sedang berjalan. Monitoring ini nantinya akan memberikan gambaran kepada pembuat kebijakan
atau program terhadap keberhasilan atau kegagalan suatu program dengan muaranya nanti adalah melakukan sebuah
evaluasi terhadap program tersebut. Menurut (Misnaniarti & Najmah, 2021) Monitoring adalah salah satu bagian
dari proses pengumpulan informasi maupun data yang bertujuan untuk menilai hasil yang dilakukan secara
berkelanjutan, objektif, meningkatkan efisiensi dan efektivitas program atau kegiatan yang didasarkan pada satuan
target dan aktivitas yang direncanakan.
Sedangkan evaluasi merupakan kegiatan terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan
instrumen yang berkaitan dengan indikator, tujuan, dan manfaat objek evaluasi atau bahkan mengkomunikasikan
informasi mengenai objek evaluasi dengan pemangku kepentingan (Fitria, 2013). Evaluasi bertujuan untuk
melakukan penilaian terhadap suatu program agar dapat meningkatkan kualitas program tersebut mengenai
kelebihan dan kekurangna program tersebut. Menurut Maclcolm dan Provus dalam Tayibnapis yang dikutip dari
(Lazwardi, 2017) mendefinisikan bahwa evaluasi adalah perbedaan antara suatu program dengan standar yang ada
untuk mencari selisih diantaranya.
Monitoring dan Evaluasi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting. Terutama adalah untuk memastikan
proses pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan benar-benar “on the track” sesuai tujuan proyek dan program.
Monitoring dapat disebut sebagai “on going evaluation,” yang dilakukan sementara kegiatan berlangsung untuk
melakukan perbaikan “di tengah jalan” bila diperlukan. Sementara Evaluasi dimaksud adalah “terminate
evaluation,” yang dilakukan pada akhir proyek untuk memastikan apakah pelaksanaan dan manfaat proyek sesuai
6 | Page
Copyright © Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY).
The use, distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original
publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply
with these terms.
tujuannya atau tidak. Lalu, hasilnya dapat dijadikan sebagai masukan untuk perencanaan proyek/program
berikutnya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa di SMK Widang telah dilaksanakan monitoring dan
evaluasi terhadp kinerja guru. Metode yang dilakukan oleh kepala sekolah maupun pengawas Pembina dalam
melaksanakan monotoring dan evaluasi adalah dengan metode observasi, wawancara dan diskusi. pelaksanaan
observasi dilakukan dengan dua kegaitan yaitu observasi keseharian guru yang meliputi observasi kedisiplinan guru,
dan observasi dalam kegiatan supervise akademik yang pelaksanaannya terjadwal. Untuk kegiatan wawancara,
dilakukan saat proses supervise perangkat pembelajaran. Dimana guru akan diberi pertanyaan mengenai perangkat
pembelajaran yang telah dibuat dan proses pelaksanaan yang akan dilakukan. Sedangakan Diskusi digunakan oleh
kepala sekoah untuk melaksanakan tindak lanjut hasil dari observasi yang dilakukan.
Proses monitoring dan evaluasi yang dilakukan di SMK Widang, dilakukan oleh Kepala sekolah, TIM supervise
Akadmik, dan Oleh Pengawas Pembina. Kepala seklah melakukan monitoring dan evalusi dilaksanakan secara
incidental setiap hari menganai kinerja guru dan kedisiplinan guru. Kepala sekolah juga membentuk TIM supervise
akademik untuk melakukan monitoring terhadap kinerja guru dalam mengajar dari perangkat pembelajaran,
pelaksanaan, serta evaluasi pembelajaran. Monitoring dan evaluasi yang dilaukan Tim Supervisi telah terjadwalkan
dalam kurun waktu satu tahun. Sedangkan Monitoring dna evaluasi yang dilakukan oleh pengawas Pembina
dilakukan dengan jadwal tertentu dalam forum PKG (Penilaian Kinerja Guru). Focus monitoring dan evaluasinya
terkait dengan kelengkapan perangkat mengajar dan jika diperlukan, pengawas Pembina dapat melakukan observasi
dikelas. Setiap monitoring dan evaluasi baik yang dilakukan Tim supervise dan Pengawas Pembina menggunakan
alat berupa rubric atau instrumen penilaian. Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran (Firdaos, 2016).
Monitoring dan evaluasi berguna dalam menentukan langkah-langkah danstrategi yang diperlukan untuk dapat
memacu dan meningkatkan kinerja guru. Seperti yang dijelaskan oleh (Karim, 2023) bahwa monitoring dan
evaluasi kepala sekolah bermanfaat dan dapat membantu meningkatkan Kinerja Guru dalam proses
pembelajaran untuk lebih mudah memahami konsep peran dan fungsi Guru sehingga kinerja Guru dapat
meningkat. Hal sama juga diungkapkan oleh (Dongoran et al., 2023) bahwa montoring dan evaluasi bertujuan untuk
mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan program yang sedang berjalan, dengan mengetahui kebutuhan ini
pelaksanaan program dapat segera dipersiapkan.
C. Kendala dalam melaksanakan Strategi Mendukung Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan
Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga memiliki kewajiban dalam meningkatkan kinerja guru. Dalam
meningkatkan kinerja tersebut, kepala sekolah menggunakan strategi tertentu guna mencapai tujuannya. Strategi
dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknik yang diterapkan oleh seorang dalam hal ini pemimpin untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Strategi dapat juga diartikan sebagai kiat seseorang pemimpin untuk mencapai tujuan
(Mukhtar, 2015).
Dari paparan sebelumnya diketahui bahwa strategi yang digunakan oleh SMK Widang dalam meningkatkan
kinerja Guru adalah dengan memberikan motivasi kerja dan pelatihan kompetensi. Motivasi kerja digunakan oleh
kepala sekolah guna menangani masalah semangat dan gairah kerja guru. Sedangkan untuk pelatihan bertujuan
untuk meningkatkan kompetensi guru. Disamping dengan strategi tersebut, kepala seklah SMK Widang juga
melakukan monitoring dan Evaluasi kinerja guru. Kegiatan ini guna melakukan evaluasi terhadap kinerjabaik secara
positif maupun negative. Kegiatan ini bertujuan untuk menguatkan sisi positif dari guru dan mengurangi sisi
negative dari guru tersebut. Dengan kegiatan ini, diharapkan akan ada tindak lanjut yang dapat menignkatkan kinerja
guru.
Namun tidak semua strategi yang dijalnkan kepala sekolah mengalami keberhasilan. Terdapat kendala-kendala
yang terjadi selama kegiatan berlangsung. Kendala tersebut bias bari dalam maupun dari luar. Kedala yang dihadapi
dalam menjalankan strategi dapat dijadikan bahan evaluasi pelaksanaan program yang telah direncanakan.
Kendala pertama yang dihadapi oleh kepala sekolah dalam menerapkan strategi dalam meingkatkan kinerja guru
adalah kurangnya sarana dan prasarana. Kendala ini cukup dirasa dalam peningkatan kompetensi guru. Pelatihan
guru telah dilaksanakan dengan baik, namun yang menjadi kendala utama adalah hasil pelatihan seringkali tidak
dapat diimplementasikan disekolah karena minimnya sarana-prasarana yang tersedia. Penignkatan kemampuan guru
juga telah ditingkatkan dengan melaksanakan studi banding baik ke sekolah lain maupun kunjungan industry.
Namun semua apa yang telah didapat selama studi banding atau tiru belum semuanya dapat di implementasikan.
Terutama terkait dengan teknologi dan fasilitas sekolah. Secara umum penignkatan fasilitas akan memilikipengaruh
besar terhadap kinerja guru. Menurut (Silalahi et al., 2022) bahwa dukungan fasilitas akan berpengaruh terhadap
kinerja guru. Pendapat serupa juga dikatakan oleh (Rasdi, 2021) bahwa fasilitas kerja sangat berpengaruh terhadap
kinerja guru.
Page | 7
Copyright © Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY).
The use, distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original
publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply
with these terms.
Kendala selanjutnya adalah masih rendahnya penguasaan teknologi. Hal ini sangat penting menigingat proses
peningkatan kompetensi saat ini seringkali dilakukan dengan system Daring. Seperti pendidikan guru penggerak
yang menggunakan system terpadu antara daring dan luring. Tentu hal ini sangat berdampak pada guru yang
memiliki kemampuan pengausan teknolog yang rendah. Penguasaan teknologi yang rendah ini akan berdampak
pada turunnya motivasi guru dalam mengikuti pelatihan atau peningkatan kompetensi yang menggunakan teknologi
sebagai basis system pelaksanaannya. Menurut (Yani et al., 2021) kemampuan penggunaan teknologi berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Pendapat serupa juga dikatakan oleh (Amri et al., 2021) bahwasanya kemampuan guru
dalam penguasaan teknologi berpengaruh terhadap kinerja guru disekolah. Untuk itu, kepala sekolah selain
memberikan pelatihan dan peningkatan kompetensi guru pada bidang keprofesionalan, perlu juga peningkatan
kemampuan guru dalam penguasaan teknologi.
Kendala ketiga terhadap strategi kepala sekolah terutama dalam kegiatan monitoring dan evaluasi adalah
penjadwalan pelaksanaan supervise yang kurang tepat dan belum dilaksanakan secara menyeluruh. Dalam
penjadwalan yang dilakukan, seringkali dilakukan tanpa berdiskusi dengan guru terlebih dahulu. Sehingga proses
pelaksanaan supervise tidak berjalan dengan optimal. Disamping itu belum semua guru dilakukan observasi dikelas.
Hal ini karena adanya keterbatasan waktu pelaksanaan yang berbenturan dengan agenda sekolah lainnya.
Pendjadwalan penting dilakukan dengna sebaiknya dan melibatkan guru dalam prosesnya agar setiap guru dapat
mempersiapkan dan berdiskusi dengan kepala sekolah tentang kompetensi apa yang ingin dikembangkan selama
kegiatan supervise berlangsung. Sehingga kegiatan supervise berguna untuk meningkatkan potensi guru dan bukan
lagi sebagai proses justifikasi terhadap kemampuan guru. Kendala-kendala tersebut juga ditemukan dalam penelitian
yang dilakuka oleh (Perdana, 2020) bahwasanya dalam monitoring dan evaluasi antara lain adalah tidak ada jadwal
yang teralokasi untuk pelaksanaan monev, padatnya jadwal kepala sekolah untuk melakukan monev, serta tidak
adanya anggaran yang di plot oleh pemerintah untuk melancarkan kegiatan monev.
IV. SIMPULAN
Strategi yang digunakan oleh kepala sekolah SMK Widang adalah dengan melakukan pendekatan personal
kepada guru dengan suasana kekeluargaan, disamping itu pengembangan kompetensi, serta pemerian motivasi
kepada para guru agar dapat meningkatkan kinerjanya sebagai guru juga menjadi strategi utama yang dilakuka oleh
kepala sekolah. Komuniasi yang baik serta budaya kerja yang positif turut mendukung keberhasilan kepala sekolah
dalam menjalankan strategi dalam meningkatkan kinerja guru. Sedangkan untuk menilai strategi yang dijalankan
kepala sekolah adalah dengan melakukan monitoring dan evaluasi. Program ini bertujuan untuk menilai apakah
program yang telah disusun dapat berjalan dengan baik atau perlu suatu perbaikan. Dalam menjalankan strategi
dalam meningkatkan kinerja kepala sekolah, terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya. Kendala pertama
adalah kurangnya fasilitas sarana dan prasarana disekolah. Sarana dan prasarana dimaksudkan dalam
pengimplementasikan hasil pelatihan dan studi tiru yang dilakukan oleh guru. Kendala selanjutnya adalah
penguasaan teknologi guru yang kurang. Kurangnya penguasaan teknologi mempengaruhi atau membaasi ruang
gerak guru yang akan melaksanakan pengembangan keprofesionalan yang memanfaatkan teknologi sebagai basis
pelatihan. Kendala terakhir terkait dengan pelaksanaan monitoring adalah penjadwalan dan belum menyeluruh
dilakukan monitoring dan evalusi kepada guru. Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu dan berbarengan dengan
kegiatan sekolah lainya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada istriku sayang Zulik Astutik, anak-anakku yang cantik Hasna’ Fadiyah
El Z dan Firyal Malda El Z, kedua orangtuaku, kedua mertua, dosen pembimbing serta kawan-kawan yang sudah
support sehingga terselesaikan artikel ini. Semoga Allah swt. senentiasa memberkati kita semua. Aamiin.
REFERENSI
[1] Abd. Rahman, M. (2023). Strategi Pengembangan Madrasah Menjadi Lembaga Modern; Kajian Manajemen
Pendidikan Islam. Deepublish.
[2] Achta Pratama, F., & Giatman, M. (2021). Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Membangun
Kompetensi Guru. Dirāsāt: Jurnal Manajemen Dan Pendidikan IslamWebsite: Journal, 7(1), 35–50.
[3] Ambarita, A. (2015). Kepemimpinan Kepala Sekolah. Graha Ilmu.
8 | Page
Copyright © Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY).
The use, distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original
publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply
with these terms.
[4] Amri, S., Hidayat, M., & Arfan, H. H. (2021). Pengaruh Kemampuan Guru dan Penguasaan Teknologi
Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Bacukiki Barat Kota Pare-Pare. Jurnal Magister
Manajemen Nobel Indonesia, 2(4), 549558.
[5] Azizah, N., Simanjuntak, S. K., & Neliwati, N. (2023). Peran Kepala Sekolah Dalam Pelaksanaan Manajemen
Berbasis Sekolah di SMA Negeri 1 Kutacane. Transformasi Manageria: Journal of Islamic Education
Management, 3(2), 506514. https://doi.org/10.47467/manageria.v3i2.3179
[6] Budiasa. (2021). Beban Kerja dan Kinerja Sumber Daya Manusia. CV. Pena Persada.
[7] Dongoran, F. R., Naddya, A., Nuraini, N., Aisah, N., Susanti, S., & Ridho, A. M. (2023). Monitoring dan
Evaluasi terhadap Peningkatan Kinerja Guru di SMP Terpadu Al-Farabi Tanjung Selamat. Jurnal Pendidikan
Dan Konseling Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, 5(1), 18911898.
[8] Edi, A. (2022). KOMPETENSI GURU PROFESIONAL Edi Ansyah , Kompetensi Guru Profesional. 120134.
[9] Firdaos, R. (2016). Metode Pengembangan Instrumen Pengukur Kecerdasan Spiritual Mahasiswa. Edukasia:
Jurnal Pendidikan Agama Islam,.
[10] Fitria. (2013). Evaluasi Program Praktik Industri Luar. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
16891699.
[11] Hidayat, R., Dyah M, V., & Ulya, H. (2019). Kompetensi Kepala Sekolah Abad 21: Sebuah Tinjauan Teoretis.
Jurnal Kepemimpinan Dan Pengurusan Sekolah, 4(1), 6168. https://doi.org/10.34125/kp.v4i1.394
[12] Karim. (2023). Pelaksanaan Monitoring Dan Evaluasi Terhadap Peningkatan Kinerja Guru Dalam
Pembelajaran Di Smp Negeri 1 Batu Ampar Tahun Pelajaran 2022/2023. Jurnal Alwatzikhoebillah : Kajian
Islam, Pendidikan, Ekonomi, Humaniora, 9(1), 220234. https://doi.org/10.37567/alwatzikhoebillah.v9i1.1680
[13] Khuddami, M. (2020). Pengaruh Budaya Kekeluargaan Terhadap Kinerja Karyawan di BMT Maslahah
Sidogiri Pasuruan. Research Methods for Political Science, 289302. https://doi.org/10.4324/9781003103141-
25
[14] Lazwardi, D. (2017). Implementasi Evaluasi Program Pendidikan di Tingkat Sekolah Dasar & Menengah.
Kependidikan Islam, VII, 144.
[15] Maros, H., H, & Juniar, S. (2019). PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKMaros, H., H,
& Juniar, S. (2016). PERANAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.
123.AN MUTU PENDIDIKAN. 123.
[16] Masnun. (2015). STRATEGI PENINGKATAN KINERJA GURU. Kampung Jurnal IAIN Syekh Nurjati
Cirebon, 1.
[17] Misnaniarti, & Najmah, M. (2021). Monitoring Ketersediaan Obat Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Di Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau. 2006(39).
[18] Mukhlis. (2015). Efektifitas Peranan Kepala Sekolah dalam Implementasi Manajemen Berbasis sekolah di
SMK Muhammadiyah 2 Blora. Pascasarjana UMS.
[19] Mukhtar. (2015). Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Pada Smp Negeri Di Kecamatan
Masjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Administrasi Pendidikan : Program Pascasarjana Unsyiah, 3(3),
103117.
[20] Nai, H., & Wijayanti, W. (2018). Pelaksanaan tugas dan fungsi kepala sekolah pendidikan menengah negeri.
Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 6(2), 183. https://doi.org/10.21831/amp.v6i2.10182
[21] Perdana, A. L. (2020). Pelaksanaan Monitoring Dan Evaluasi (Monev) Terhadap Kinerja Guru Di Sman 16
Gowa. Seminar Nasional & Call For Paper: HUBISINTEK 2020, 143156.
[22] Rasdi, R. (2021). Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Pada Guru SMPN 8 Kota Jambi. Ekonomis:
Journal of Economics and Business, 5(2), 487. https://doi.org/10.33087/ekonomis.v5i2.403
[23] Rindaningsih, I. (2012). Pengembangan Model Manajemen Strategik Berbasis (beyond center and circle Time)
BCCT Pada PAUD. Pedagogia : Jurnal Pendidikan, 1(2), 213–223. https://doi.org/10.21070/pedagogia.v1i2.42
[24] Sianturi. (2018). Strategi Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Kompetensi Profesional Guru. Universitas
PGRI Palembang.
[25] Silalahi, M., Candra, V., Sisca, S., Putri, D. E., & Julyanthry, J. (2022). Pengaruh Fasilitas terhadap Kinerja
Guru dalam Pembelajaran Daring pada SMP Swasta Erlangga Pematangsiantar. Ekonomis: Journal of
Economics and Business, 6(2), 388. https://doi.org/10.33087/ekonomis.v6i2.433
[26] Simanjuntak, H., Rusmandi, L., & Farelia, A. (2018). Penggunakan LCD sebagai monitoring sistem pada
kandang bebek. Seminar Nasional Sains Dan Teknologi, 2(1), 815.
[27] Wheelen, T. L., & Hunger, J. D. (2012). “Strategic Management and Business Policy”, thirteenth edition.
Pearson.
[28] Yani, Darwis, A., & Eva Riany, Y. (2021). PENGARUH PENGUASAAN TEKNOLOGIDAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA GURU DENGAN PRODUKTIVITAS SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA SEKOLAH XXX. Syntax Idea, 3(6), 6.
[29] Yunus, E. (2016). Manajemen Strategis. Andi.
Page | 9
Copyright © Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. This is an open-access article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY).
The use, distribution or reproduction in other forums is permitted, provided the original author(s) and the copyright owner(s) are credited and that the original
publication in this journal is cited, in accordance with accepted academic practice. No use, distribution or reproduction is permitted which does not comply
with these terms.
Conflict of Interest Statement:
The author declares that the research was conducted in the absence of any commercial or financial
relationships that could be construed as a potential conflict of interest.
[30] Zamzami, & Sahana, W. (2021). StrategiKomunikasiOrganisasi. Journal Educational Research and Social
Studies, Volume 2 N, 2537.
[31] Zhahira, J. (2022). Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru. Journal of
Educational Research, 1(1), 85100. https://doi.org/10.56436/jer.v1i1.16
[32] Zulkifli. (2018). Strategi Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Terhadap Hasil Belajar
Siswa Di Sma Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar. FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 4(1), 141.
https://doi.org/10.24952/fitrah.v4i1.881
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
The purpose of the study was to determine the effect of work facilities on teacher performance in online learning at Erlangga Private Junior High School Pematangsiantar. This research uses quantitative descriptive analysis method and documentation method. The data analysis technique started from normality test, simple linear analysis, correlation coefficient and determination and hypothesis testing with the help of the IBM SPSS Version 21 program. The results of the simple linear regression analysis showed that there was a positive influence of facilities on teacher performance. The results of the correlation coefficient analysis show that there is a strong and positive relationship between facilities and teacher performance. The results of the partial test with the t test H0 were rejected, meaning that there was a positive and significant influence between the facilities on the teacher's performance.
Article
Full-text available
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui kompetensi manajerial kepala sekolah, (2) faktor pendukung dan penghambatnya, dan, (3) upaya mengatasi faktor penghambat kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif induktif, dengan pengumpulan data menggunakan teknik metode observasi, interview, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini adalah masih banyak kendala atau persoalan yang berkaitan dengan pelaksanaan manajerial kepala sekolah. Secara umum persoalan itu meliputi: kurangnya pengawasan kepala sekolah, kepala sekolah jarang mengadakan rapat untuk membahas peningkatan kinerja guru serta hasil pencapaian tentang pelaksanaan supervisi. Padahal tujuan supervisi untuk membantu guru-guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan dan berusaha mencapai tujuan pendidikan itu dengan membina dan mengembangkan metode-motode dan prosedur pengajaran yang lebih baik. faktor pendukung kepala sekolah dalam menjalankan perannya untuk meningkatkan kinerja guru adalah terpenuhinya kebutuhan guru, sarana dan prasarana yang memadai, lingkungan sekolah yang kondusif, serta terjalinnya hubungan komunikasi yang sinergis antara komponen sekolah.
Article
Full-text available
SMP 8 Kota Jambi is one of the 25 state junior high schools in Jambi City and has contributed a lot to community education progress programs in the Jambi City area. The population in this study is the number of Teachers of SMPN 8 Kota Jambi which is as many as 60 teachers. Sampling used is a census method that all populations are sampled as many as 60 teachers. The analysis tool used is simple linear regression. Based on the results of the study revealed that there is a positive influence between work facilities on performance in teachers of SMPN 8 Kota Jambi. Thus there is a significant influence between the variables of work facilities on the performance of teachers of SMPN 8 Kota Jambi.
Article
Full-text available
The Principal’s strategy is the important factor for determining the succesfull of increasing teacher’s competency. The aims of this study was to know the program, implementation, evaluation and obstacle that’s faced by principal of SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar. This research was conducted by descriptive qualitative methode. the data were collected by observation, interview adn documenation technique. The subcject of this research was a principal, vice of principal and teachers. The data was analyzed by data reduction,data display, drawing conclusion and data verification. The result shown that (1) The program of the principal for increasing teacher’s competency in SMA Negeri 1 Peukan Bada Aceh Besar was prepared by team of school develpoment in the beginning of the semester or the school year which is including annual program, semester program and it has been documented well. Commonly it relates to the quality of learning that always start with lesson plans ( RPP). (2) The implementation of the program for increasing teacher’s competency in SMA N 1 Peukan Banda Aceh Besar was started by presenting the instruction on the beginning of each semester. In implementing the strategy of school management, the principal/ school was applying kinship’s principle, however teachers who can increase their competency, they will get reward, and the teacher who are less in their competency, they will get reproof. (3) the evaluation of principal for increasing teacher’s competency was carried out at the end of each semester through the assessment of teacher’s performance that’s described in SKP, (4)the obstacle of principal for increasing teacher’s competency was include lack of teacher’s awareness in upholding discipline and low disciplines of both tecahers and the students.
Article
Full-text available
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan tugas dan fungsi kepala sekolah dalam hal pengarahan, pengambilan keputusan, dan pendelegasian wewenang serta pengembangan sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis fenomenologi.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumen. Analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif Milles & Huberman untuk mendeskripsikan dan menganalisis empat aspek pelaksanaan tugas dan fungsi kepala sekolah yang dijalankan pada kedua sekolah tersebut. Penelitian ini menghasilkan empat temuan utama. Pertama,pengarahan dan pemberian motivasi oleh kepala sekolah pada umumnya dilakukan pada saat upacara bendera dan rapat bersama dewan guru. Kedua, pengambilan keputusan oleh kepala sekolah dilakukan melalui rapat dewan guru dan karyawan sekolah. Ketiga, Pendelegasian wewenang kepala sekolah menengah negeri di Tanah Merah Kabupaten Boven Digoel Papua dilakukan secara formal, non formal dan pendelegasian otomatis.. Keempat, program pengembangan sekolah belum dilakukan secara maksimal oleh kepala sekolah. Kata kunci:tugas dan fungsi, kepala sekolah, sekolah menengah negeri THE IMPLEMENTATION OF DUTIES AND FUNCTIONS OF STATE HIGH SCHOOL PRINCIPALS Abstract The purpose of this study was to determine the school principal implementation of duties and functions: directing done by the principal, the decision made by the principal, the delegation of authority made by the principal, and the development of schools. This was a qualitative study using phenomenology approach.. Data collection technique used observation, interview and document study. Analysis of the data used was an interactive model Miles & Huberman to describe and analyze four aspects of leadership that run on two schools. This research results in four major findings. First, guidance and motivation by principals are generally performed at a flag raising ceremony and meeting with the teachers. Second, the decision made by the school’s principal was done through meetings by teachers and school employees. Third, the delegation of authority from school principal in the state high schools in Tanah Merah District Digoel Papua is done formally, non formally and automatically. Fourth, school development has not been done maximally yet by the school’s principal. Keywords: Duties and function, school principal, high school
Article
Full-text available
em>SPIRITUAL INTELLIGENCE MEASUREMENTS INSTRUMENT DEVELOPING METHODS. The main objective of this study is to provide information related how to develop an instrument spiritual to measure the intelligence of students. The specific objectives are: 1) understanding the instrumental development concept, 2) knowing the instrumental development procedure, 3) and determining the testing method. This study used library research by examining the literature as a supporting source. The results of study show that first, the instrument plays a very important role to determine the quality of a study, as well as become the tools used by researcher to collect the data by conducting measurements. Second, the instrumental development procedure passes several stages; those are developing the conceptual definition, giving scale, reviewing the justification points, preparing instrumental draft, collecting the trial data, and analyzing the trial data. Third, the testing method used to develop the instrument is factor analysis by using SPSS and Lisrel.</em
Article
This article aims to determine the role of school principals in the implementation of school-based management. This study uses qualitative methods with a descriptive approach. The location of this research is SMA Negeri 1 Kutacane. Data collection techniques in writing this article are interviews and field observations. The purpose of this study is to identify and describe the professionalism of school principals in implementing school-based management. Based on the findings in the field, the role of the school principal in implementing school-based management is already professional. The school principal is a role model, a motivator for educators and education staff. The researcher concluded that the school principal had carried out his role in the field of leadership, motivating teachers, and improving educational infrastructure well in the implementation of school-based management. The researcher suggests that school principals should continue to improve their professionalism in carrying out their roles so that the existence of educational institutions is increasingly recognized and trusted by the community. Keywords: The Role of the Principal, School Based Management, Education
Article
Berdasarkan kondisi monitoring dan evaluasi (pada aspek monitoring dan evaluasi) sekolah dan kinerja guru terukur di SMP Negeri 1 Batu Ampar, ada beberapa fenomena yang terlihat terkait dengan rendahnya kinerja Guru di SMP Negeri 1 Batu Ampar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja guru di SMP Negeri 1 Batu Ampar tahun ajaran 2022/2023. Penelitian ilaksanakan di SMP Negeri 1 Batu Ampar karena SMP Negeri 1 Batu Ampar merupakan bagian dari lembaga pendidikan formal yang sama-sama dituntut untuk terus berupaya meningkatkan mutu pendidikannya. Selain itu, SMP Negeri 1 Batu Ampar merupakan salah satu sekolah yang terus meningkatkan kinerja guru, sehingga penelitian yang akan peneliti lakukan sejalan dengan yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batu Ampar pada tahun pelajaran 2022/2023. Dalam penelitian tindakan sekolah (PTS) ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan penelitian ini, diperoleh bahwa kegiatan pembinaan melalui monitoring dan evaluasi kepala sekolah bermanfaat dan dapat membantu meningkatkan Kinerja Guru dalam proses pembelajaran, untuk lebih mudah memahami konsep peran dan fungsi Guru sehingga kinerja Guru dapat meningkat.
Article
Sumario: Scanning the environment -- Strategy formulation -- Strategy implementation and control -- Other strategic issues -- Introduction to case analysis -- Cases in strategic management