Available via license: CC BY 4.0
Content may be subject to copyright.
Jurnal Teknologi Informasi,
Teori, Konsep dan Implentasi (JTI-TKI) Vol. 11, No. 2, Oktober 2020 E-ISSN: 2721-1975, P-ISSN: 2086-2989
Submitted 15 September 2020; Revised 29 September 2020; Accepted 06 Oktober 2020 68
Optimasi Web Server Nginx Menggunakan Metode
Reverse Proxy Di PT. Beon Intermedia
Muhammad Inas Hariri1, Sujito2, Heri Purnomo3
1,2,3,Teknologi Informasi, STMIK PPKIA Pradnya Paramita, Malang, Indonesia
Korespodensi author: pbuh.inashariri@gmail.com
Info Artikel
Abstract
Diajukan: 15 September 2020
Diterima: 06 Oktober 2020
Diterbitkan: 15 Oktober 2020
Keywords:
Website Optimization, Nginx,
Reverse Proxy, Pagespeed, Gzip
Kata Kunci:
Pengoptimalan Situs Web, Nginx,
Reverse Proxy, Pagespeed, Gzip
Lisensi: cc-by-sa
Copyright © 2020 M.I. Hariri, Sujito, and H.
Purnomo
PT. Beon Intermedia is a company engaged in hosting and domain services. Within 1 month,
there were 90 tickets received by the Customer Support team regarding constraints on slow
website access, which every month is estimated to have 15 tickets regarding these obstacles.
This study aims to improve the performance of slow customer website access at PT. Beon
Intermedia. Nginx Web Server Optimization Using the Reverse Proxy Method was taken as a
solution to solve this problem. This study uses a reverse proxy method that is integrated with
the Cache system by Nginx, Pagespeed, and Gzip. The website used is based on WordPress
CMS with a total of 4 domain names being tested. The test results are in the form of a
comparison of the 3 best configuration types and before-after comparisons. The testing tool
uses 2 website monitoring sites, namely Gtmetrix and Pingdom. For the test indicator, use
Pagespeed Grade, Yslow Grade, Load Time, Total Page Size, and Number of Requests. The
results of this study are able to increase website access speed effectively. Testing using 3 types
of configurations using the foundation in the form of website access will be faster if the load
time value is smaller. The test results on the Gtmetrix site, the first configuration (1st) is the
best with a faster loading time of 8.8 seconds than the other two configurations with a
difference in value of 0.5 seconds (9.3 seconds) and 0.4 seconds ( 9.2 seconds). Whereas on
the Pingdom site, the best configuration comes from the second (second) configuration. The
second configuration records a load time of 7.14 seconds faster than the other two
configurations with a difference of 1.1 seconds (8.23 seconds) and 1.2 seconds (8.37 seconds)
Abstrak
PT. Beon Intermedia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa hosting dan
domain. Dalam kurun waktu 1 bulan, tim Customer Support telah menerima 90 tiket terkait
kendala akses website yang lambat, yang setiap bulannya diperkirakan ada 15 tiket terkait
kendala tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja akses website
pelanggan yang lambat pada PT. Beon Intermedia. Optimasi Nginx Web Server Menggunakan
Metode Reverse Proxy diambil sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode reverse proxy yang terintegrasi dengan sistem Cache oleh
Nginx, Pagespeed, dan Gzip. Website yang digunakan berbasis CMS WordPress dengan total
4 nama domain yang diuji. Hasil pengujian berupa perbandingan 3 tipe konfigurasi terbaik
dan perbandingan sebelum dan sesudah. Alat pengujiannya menggunakan 2 situs monitoring
website yaitu Gtmetrix dan Pingdom. Untuk indikator pengujian menggunakan Pagespeed
Grade, Yslow Grade, Load Time, Total Page Size, dan Number of Requests. Hasil penelitian
ini mampu meningkatkan kecepatan akses website secara efektif. Pengujian menggunakan 3
jenis konfigurasi menggunakan pondasi berupa akses website akan lebih cepat jika nilai load
time lebih kecil. Hasil pengujian pada situs Gtmetrix, konfigurasi pertama (1) merupakan
yang terbaik dengan waktu loading lebih cepat yaitu 8,8 detik dibandingkan dua konfigurasi
lainnya dengan selisih nilai 0,5 detik (9,3 detik) dan 0,4 detik (9,2 detik). Sedangkan di situs
Pingdom, konfigurasi terbaik berasal dari konfigurasi kedua (kedua). Konfigurasi kedua
mencatat waktu muat 7,14 detik lebih cepat dibandingkan dua konfigurasi lainnya dengan
selisih 1,1 detik (8,23 detik) dan 1,2 detik (8,37 detik)
Cara mensitasi artikel:
M.I. Hariri, Sujito, and H. Purnomo, “Optimasi Web Server Nginx Menggunakan Metode Reverse Proxy Di Pt. Beon Intermedia,” Jurnal Teknologi Informasi: Teori,
Konsep, dan Implementasi (JTI-TKI), vol. 11, no. 2, pp. 68–73, October 2020, doi: 1036382/jti-tki.v11i2.499
PENDAHULUAN
Maraknya era digital dan perkembangan teknologi
informasi telah memengaruhi kebutuhan masyarakat akan
informasi. Telah banyak diketahui bahwa media digital dan
internet telah banyak memberikan dampak besar kepada
cara pandang masyarakat dalam mengakses dan menerima
informasi. Media sosial, advertising digital, blog, website,
semuanya digunakan mulai dari elemen masyarakat hingga
perusahaan dalam rangka menyebarkan informasi dan
mengenalkan merk mereka. Dalam ruang lingkup media
digital atau online, website adalah media paling umum
yang sering digunakan dalam penyebaran informasi. Dan
sangat penting untuk memiliki situs web yang efektif,
karena salah satu faktor kunci yang membuat website
efektif adalah kecepatan.
Jurnal Teknologi Informasi,
Teori, Konsep dan Implentasi (JTI-TKI) Vol. 11, No. 2, Oktober 2020 E-ISSN: 2721-1975, P-ISSN: 2086-2989
Korespondensi : Muhammad Inas Hariri
69
Kecepatan waktu dalam memuat halaman merupakan
bagian penting, baik bagi visitor maupun pemilik website
manapun. Banyak sekali pemilik website yang berusaha
mendesain website mereka semenarik mungkin dengan
fitur yang canggih hingga menambahkan lebih banyak
konten didalamnya. Namun sayangnya bagi para
pengunjung situs cenderung lebih memperhatikan
kecepatan akses[1][2] daripada desain tampilan atau aneka
ragam fitur yang ditawarkan oleh sebuah website. Alhasil,
pengunjung akan bergegas meninggalkan website tersebut
apabila kebutuhan mereka tidak segera dipenuhi. Selain itu,
kecepatan waktu dalam memuat halaman website menjadi
salah satu faktor penting dalam menentukan peringkat pada
situs search engine.
Menurut survei yang dilakukan oleh Akamai
Technologies, Inc, hampir setengah dari pengunjung
website mengharapkan sebuah situs dapat dimuat dalam
waktu 2 detik atau kurang, dan 40% dari mereka cenderung
meninggalkan situs yang tidak dapat dimuat dalam waktu 3
detik [3]. Kemudian menurut Gomez.com dalam
laporannya yang berjudul Why Web Performance Matters,
88% pelaku pembeli online yang memiliki masalah dengan
kinerja situs web mengatakan bahwa mereka tidak akan
kembali ke situs itu untuk membeli lagi. Dan lebih dari
sepertiga orang akan memberi tahu teman-teman mereka
bahwa mereka memiliki pengalaman berbelanja online
yang buruk [4]. Dan kecepatan akses suatu website dapat
menentukan peringkat halaman penelusuran pada mesin
pencari google. Menurut Patricio Robles dalam tulisannya
di situs econsultancy.com yang berjudul 20 things that
could be slowing your website down, daftar hal-hal yang
dapat menyebabkan pengunjung melarikan diri dari sebuah
situs web sangat banyak, dan dalam berbagai contoh, salah
satu dari hal tersebut cukup untuk mengubah calon
pelanggan baru menjadi peluang yang hilang. Dan 20 hal
yang dapat memperlambat website yaitu diantaranya; Fitur
tombol berbagi sosial, Kode jaringan iklan, Tag Analytics,
Fungsionalitas berbasis JavaScript. Gambar tidak
dioptimalkan, File HTML berukuran besar CSS (stylesheet
tidak rapi), Penggunaan jQuery yang tidak efisien, DNS
(Domain Name System) di bawah standar, Terlalu memiliki
banyak domain,Header gagal,Tidak menggunakan
Gzip,Buruknya penulisan (writting) kode pada sisi server,
Query SQL tidak efisien, Perangkat lunak server masih
versi lama, Pemilihan web server yang salah. Penggunaan
konten Flash dan Java, Penggunaan shared hosting,
Jaringan publik untuk transfer data pribadi.
PT. Beon Intermedia adalah sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang jasa sewa hosting dan domain.
Didirikan oleh 2 orang yaitu Danton Prabawanto dan Farid
Rahman pada tahun 2007 di Surabaya. Saat ini PT. Beon
Intermedia memiliki 2 layanan jasa yaitu: beon.co.id dan
jagoanhosting,com. Kedua layanan tersebut mimiliki
segmen pasar yang berbeda. Pada PT. Beon Intermedia
terdapat beberapa 3 departemen utama yaitu Sales and
Marketing Department, Service Operation Department dan
Billing and Administration. Selain itu ada beberapa
departemen yang bersifat membantu kedua departemen
tersebut seperti Research and Development Committee.
Saat ini anggota dari departemen Service Operation
Department memiliki 2 divisi yaitu Customer Support dan
Operation & Maintenance. Divisi yang pertama yaitu
Customer Support memiliki tugas untuk memberikan
bantuan terkait hal teknis hosting, sedangkan divisi
Operation & Maintenance bertugas menangani gangguan
massal pada layanan dan melakukan researce atau
penelitian terkait info server agar dapat menunjang produk
yang sudah ada hingga pembuatan produk baru. Dalam
rentang waktu 6 bulan, 2 divisi tersebut tercatat menerima
90 tiket laporan mengenai kendala akses website lambat,
yang artinya setiap 1 bulan diperkirakan ada 15 tiket yang
mengenai kendala tersebut. Namun dari hasil monitoring
server tidak ditemukan adanya gangguan yang
menyebabkan akses website lambat. Dan setelah ditelusuri
lebih lanjut, laporan kendala website lambat hanya terjadi
pada website yang memiliki konten statis cukup banyak
(seperti CSS dan Javascript) dan ukuran gambar yang
cukup besar seperti toko online dan portal berita. Selain itu,
proses pengecekan dibantu dengan menggunakan situs
website checker online seperti gtmetrix.com dan
tools.pingdom.com untuk memudahkan mengambil detail
informasi konten apa saja yang perlu dioptimasi. Hal ini
sering tidak disadari oleh pelanggan atau pemilik website,
bahwa website lambat dapat disebabkan oleh konten
website yang tidak teroptimasi dengan baik. Ditambah
dengan minimnya pemahaman oleh sebagian besar pemilik
website tentang bagaimana cara optimasi website yang
benar dan efektif.
Beberapa penelitian yang membahas peningkatan
kecepatan koneksi atau kecepatan akses lambat dan tidak
seperti yang diharapkan dengan menggunakan Nginx
diantaranya oleh [5]–[9]. Metode ini digunakan untuk
meningkatkan performan website.[10]. Bahkan beberapa
peneliti mencoba membandingkan[11] beberapa metode
untuk mendapatakan metode optimasi yang terbaik.
Metode optimasi yang cukup banyak digunakan oleh
peneliti salah satunya adalah Nginx[12], [13], [22]–[26],
[14]–[21].
Berbagai peneliti yang telah melakukan optimasi
website menjadi pertimbangan. Oleh karena itu pada
penelitian ini ditawarkan optimasi Nginx dengan
menggukan metode Reverse Proxy.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penerapan pengembangan
sistem optimasi website dengan menerapkan Metode
Reverse Proxy pada PT. Beon Intermedia. Pengembangan
didesain untuk memudahkan proses optimasi website
secara otomatis tanpa perlu pelanggan memiliki
pengetahuan cara optimasi website. Sistem yang ibangun
merupakan sebuah server menggunakan infrastruktur
reverse proxy berbasis web server Nginx yang bertugas
melakukan cache data website serta menggunakan modul
Jurnal Teknologi Informasi,
Teori, Konsep dan Implentasi (JTI-TKI) Vol. 11, No. 2, Oktober 2020 E-ISSN: 2721-1975, P-ISSN: 2086-2989
Korespondensi : Muhammad Inas Hariri
70
pagespeed dan gzip compression untuk keperluan
kompresi konten statis website menjadi lebih kecil.
A. Topologi Reverse Proxy
Pada bagian rancangan infrastruktur ini diberikan
gambaran detail terkait topologi server Reverse Proxy dan
alur cara kerjanya. Secara keseluruhan desain/ topologi
sistem ini terdiri dari User, Proxy Server, dan Backend
server. Berikut ini adalah penjelasan alur umum cara kerja
Reverse Proxy: pengguna mengakses website dengan
mengirimkan permintaan pertama kali ke Proxy Server.
Sistem memeriksa apakah data yang diminta ada pada
Proxy Server. Apabila tidak ada, Proxy Server akan
meneruskan permintaan ke Backend Server. Backend
Server mengirimkan kembali permintaan kepada User
dengan melalui Proxy Server untuk disimpan menjadi
cache yang telah dioptimasi didalam disk server. Apabila
sistem memeriksa data yang diminta ada pada Proxy Server,
maka request akan mengambil cache data tersebut dan
mengirimkannya kembali pada pengguna tanpa perlu
meminta ke Backend Server. Proses ini ditunjukkan pada
Gambar 1.
Gambar 1. Topologi Cara Kerja Server Reverse Proxy
B. Nginx Cache
Pada bagian ini didesain proses caching data dari nginx
cache. Ada pesan dari internet untuk mengirimkan
permintaan, kemudian disampaikan dan data yang berhasil
diambil dari cache server ditandai dengan status HIT pada
informasi cache-status di header file. Apabila data gagal
diambil dari cache server, maka ditandai dengan status
MISS pada informasi cache-status di header file-nya yang
kemudian akan meminta ulang ke Backend Server.
Gambar 2. Proses caching data
C. Pagespeed Module
Modul ini berfungsi untuk memperkecil ukuran konten
website, khususnya konten statis seperti image, CSS,
Javascript, dan HTML. Pagespeed memiliki filters yang
tersusun dalam bentuk Class script yang diantaranya
sebagai berikut: 1) EnableFilters collapse_whitespace.
Berfungsi untuk memperkecil file HTML dengan
menghapus setiap karakter spasi yang ada didalamnya,
(kecuali karakter spasi pada tag <pre>, <script>, <style>,
dan <textarea>). 2) EnableFilters combine_css, Berfungsi
mengkombinasikan beberapa file CSS menjadi satu file
CSS. Untuk detailnya dapat ditunjukkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Proses Kombinasi Beberapa File CSS Oleh Pagespeed
D. Gzip Compression
Gzip adalah modul yang berfungsi untuk melakukan
kompresi data agar menjadi lebih kecil. Gzip memiliki
kinerja terbaik pada file atau data yang berbasis teks, dan
mampu melakukan tingkat kompresi hingga 70-90%.
Menurut Ilya Grigorik, seorang developer Advocate and
Web Perf Guru, beberapa library Javascript populer dan
kerangka CSS mampu dikompresi oleh Gzip hingga 60-88%
berdasarkan data pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Kompresi Library Javascript dan CSS
Nama Library
Ukuran
File
Ukuran
setelah
dikompresi
Rasio
Kompr
esi
jquery-1.11.0.js
276 KB
82 KB
70%
jquery-1.11.0.min.js
94 KB
32 KB
65%
angular-1.2.15.js
729 KB
182 KB
75%
angular-1.2.15.min.js
101 KB
37 KB
63%
bootstrap-3.1.1.css
118 KB
18 KB
85%
bootstrap-3.1.1.min.css
98 KB
17 KB
83%
foundation-5.css
186 KB
22 KB
88%
foundation-5.min.css
146 KB
18 KB
88%
Pada Tabel 1, file yang memiliki identitas .min adalah
file yang sebelumnya dikecilkan secara manual dan
ditambah dengan teknik kompresi Gzip menghasilkan
penghematan yang lebih besar. Gzip memiliki algoritma
script yang dapat dikonfigurasi secara bebas oleh user
untuk menghasilkan tingkat kompresi yang diinginkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada proses pengujian, digunakan 2 domain untuk diuji
yaitu: 1) hariri.site, 2) accelerator.hariri.site. Kedua domain
memiliki konten website yang sama. Website yang
digunakan berbasis Wordpress. Untuk domain yang
dilewatkan proxy server adalah accelerator.hariri.site
dengan IP 101.50.2.39, sedangkan domain hariri.site tetap
dibiarkan mengarah ke backend server dengan IP
103.27.207.54.
Parameter pengujian menggunakan prinsip BEFORE
dan AFTER setelah melakukan implementasikan pada
sistem yang telah dibuat. Untuk alat pengujiannya
Jurnal Teknologi Informasi,
Teori, Konsep dan Implentasi (JTI-TKI) Vol. 11, No. 2, Oktober 2020 E-ISSN: 2721-1975, P-ISSN: 2086-2989
Korespondensi : Muhammad Inas Hariri
71
menggunakan 2 situs monitoring website online yaitu
gtmetrix.com dan tools.pingdom.com.
Pengujian melalui 2 situs website monitoring online
yaitu gtmetrix.com dan tools.pingdom.com dengan
menggunakan indikator pengukuran sebagai berikut:
Pagespeed Grade, Yslow Grade, Load Time, Total Page
Size, number of Request.
Pengujian dilakukan untuk mencari hasil konfigurasi
terbaik dengan nilai load time paling sedikit atau load akses
paling cepat. Konfigurasi yang digunakan sebanyak 3 jenis
konfigurasi. Setiap 1 jenis konfigurasi diuji sebanyak 36
kali dengan hasil yang diambil berdasarkan nilai rata-rata.
A. Pengujian Gtmetrix
Pengujian pertama
Dari hasil pengujian Tabel 2, dapat diketahui bahwa
domain accelerator.hariri.site unggul diatas hariri.site
pada semua parameter
Tabel 2 Hasil Pengujian Konfigurasi Pertama Oleh Gtmetrix.com
No.
Indikator
Hariri.site
Accelerator.har
iri.site
1.
Pagespeed
F (33%)
C (78%)
2.
Yslow
C (75%)
C (76%)
3.
Fully
Loaded
Time
10,5 detik
8,8 detik
4.
Total Page
Size
4,19 MB
1,75 MB
5.
Total of
Requests
112
95
Pengujian ke duan
Dari hasil pengujian Tabel 3, dapat diketahui bahwa
domain accelerator.hariri.site unggul diatas hariri.site
pada semua parameter.
Tabel 3 Hasil Pengujian Konfigurasi Pertama Oleh Gtmetrix.com
No.
Indikator
hariri.site
Accelerator.hariri.site
1.
Pagespeed
F (33%)
C (72%)
2.
Yslow
C (75%)
C (76%)
3.
Fully Loaded
Time
12,5 detik
9,3 detik
4.
Total Page
Size
4,19 MB
2,24 MB
5.
Total of
Requests
112
94
Pengujian ketiga
Dari hasil pengujian Tabel 4, dapat diketahui bahwa
domain accelerator.hariri.site unggul diatas hariri.site
pada semua parameter.
Tabel 4 Hasil Pengujian Konfigurasi Pertama Oleh Gtmetrix.com
No.
Indikator
Hariri.site
Accelerator.hari
ri.site
1.
Pagespeed
F (33%)
B (80%)
2.
Yslow
C (75%)
C (76%)
3.
Fully Loaded Time
11,8 detik
9,2 detik
4.
Total Page Size
4,19 MB
2,03 MB
5.
Total of Requests
112
106
B. Pengujian Pinddom
Dari hasil pengujian Tabel 5, dapat diketahui bahwa
domain accelerator.hariri.site unggul diatas hariri.site
pada semua parameter
Tabel 5 Hasil Pengujian Konfigurasi Pertama Oleh Pingdom
No.
Indikator
Hariri.site
Accelerator.hariri.site
1.
Pagespeed
Grade
C (76)
A (98)
2.
Load Time
8,46 detik
8,23 detik
3.
Page Size
4,2 MB
1,8 MB
4.
Requests
113
109
Dari hasil pengujian Tabel 6, dapat diketahui bahwa
domain accelerator.hariri.site unggul diatas hariri.site
pada semua parameter.
Tabel 6 Hasil Pengujian Konfigurasi Kedua Oleh Pingdom
No.
Indikator
Hariri.site
Accelerator.h
ariri.site
1.
Pagespeed
Grade
C (76)
A (98)
2.
Load Time
8,46 detik
7,14 detik
3.
Page Size
4.2 MB
1,8 MB
pagespeed EnableFilters
inline_javascript,combine_javascript,rewrite_ima
ges,combine_javascript,combine_css;
pagespeed EnableFilters
rewrite_css,rewrite_javascript,in_place_optimize
_for_browser;
pagespeed EnableFilters
inline_javascript,combine_javascript,rewrite_ima
ges,combine_javascript,combine_css,collapse_wh
itespace,sprite_images,convert_png_to_jpeg,conv
ert_jpeg_to_webp;
pagespeed EnableFilters
rewrite_css,rewrite_javascript,in_place_optimize
_for_browser,remove_comments;
pagespeed EnableFilters
prioritize_critical_css,defer_javascript,sprite_image
s,convert_png_to_jpeg,convert_jpeg_to_webp,conver
t_png_to_jpeg,convert_jpeg_to_webp;
Jurnal Teknologi Informasi,
Teori, Konsep dan Implentasi (JTI-TKI) Vol. 11, No. 2, Oktober 2020 E-ISSN: 2721-1975, P-ISSN: 2086-2989
Korespondensi : Muhammad Inas Hariri
72
No.
Indikator
Hariri.site
Accelerator.h
ariri.site
4.
Requests
113
114
Dari hasil pengujian Tabel 7, dapat diketahui bahwa
domain accelerator.hariri.site unggul diatas hariri.site
pada semua parameter.
Tabel 7 Hasil Pengujian Konfigurasi Ketiga Oleh Pingdom
No.
Indikator
Hariri.site
Accelerator.hariri
.site
1.
Pagespee
d Grade
C (76)
A (97)
2.
Load
Time
8,81 detik
8,37 detik
3.
Page Size
4,2 MB
1,9 MB
4.
Requests
113
121
Penggunaan sistem reverse proxy dalam upaya
peningkatan kecepatan akses website dapat dikatakan
sangat optimal. Dari pengujian 1 sampai 3 melalui situs
Gtmetrix, peneliti berhasil mendapatkan konfigurasi yang
tepat yaitu pada konfigurasi pertama dengan pertimbangan
nilai load time yang lebih kecil yaitu 8,8 detik daripada 2
konfigurasi lainnya dengan nilai 9,3 detik dan 9,2 detik.
Sedangkan hasil pengujian melalui situs Pingdom,
peneliti berhasil mendapatkan konfigurasi yang tepat yaitu
pada konfigurasi kedua. Dengan asumsi bahwa akses
website akan lebih cepat apabila nilai load time lebih kecil,
maka konfigurasi kedua menjadi yang terbaik. Konfigurasi
kedua menghasilkan load time 7,14 detik lebih kecil
daripada 2 konfigurasi lainnya dengan nilai 8,23 detik dan
8,37 detik.
KESIMPULAN
Hasil pengujian yang dilakukan terhadap metode dan
peralatan yang dibangun dapat disimpulkan bahwa
penggunaan teknik reverse proxy yang diintegrasi dengan
sistem cache, modul pagespeed dan gzip mampu
menigkatkan kecepatan website secara efektif. Pengujian
menggunakan 3 konfigurasi berbeda dengan menggunakan
landasan berupa akses website lebih cepat apabila nilai load
time lebih kecil, maka konfigurasi pertama adalah yang
terbaik berdasarkan situs Gtmetrix dengan load time yang
lebih cepat yaitu 8,8 detik daripada konfigurasi lainnya
dengan selisih nilai 0,5 detik dan 0,4 detik. Sedangkan
melalui situs Pingdom menghasilkan konfigurasi yang
tepat pada konfigurasi kedua. Konfigurasi kedua
menghasilkan load time 7,14 detik lebih cepat daripada
konfigurasi lainnya dengan selisih 1,1 detik detik dan 1,2
detik.
REFERENSI
[1] E. Varianto and M. Badrul, “Implementasi Virtual Private Network
Dan Proxy Server Menggunakan Clear Os Pada Pt.Valdo
International,” J. Tek. Komput. Amik Bsi, vol. 1, no. 1, pp. 54–65,
2015.
[2] D. Kunda, S. Chihana, S. Muwanei, and M. Sinyinda, “Web Server
Performance of Apache and Nginx: A Systematic Literature
Review,” Comput. Eng. Intell. Syst., vol. 8, no. 2, pp. 43–52, 2017.
[3] Akamai.com, 2009 "https://www.ir.akamai.com/static-
files/2c3f3713-330b-4c2d-be45-e7dcee01d3cd", diakses 20
Agustus 2020.
[4] Gomez.com http://www.gomez.com/ diakses 20 Agustus 2020.
[5] A. Ridwan, “Perbandingan Performa Load Balancer Zevenet,” no.
January, pp. 2–6, 2020.
[6] A. Ramdan and A. Nurrohman, “Implementasi Load Balancing
dengan Nginx Menggunakan Algoritma Least Connection dengan
Replikasi MySQL,” Researchgate.Net, no. December, pp. 2–6,
2019.
[7] H. H. Mail, D. Indra, and R. Satra, “Buletin Sistem Informasi dan
Teknologi Islam Analisis Perbandingan Layanan Data Server
Menggunakan Failover Cluster pada Platform Nginx dan Apache,”
Bul. Sist. Inf. dan Teknol. Islam, vol. 1, no. 2, pp. 87–91, 2020.
[8] S. D. Riskiono and D. Pasha, “Analisis Perbandingan Server Load
Balancing dengan Haproxy & Nginx dalam Mendukung Kinerja
Server E- Learning,” J. Telekomun. dan Komput., vol. 10, no. 3, p.
135, 2020, doi: 10.22441/incomtech.v10i3.8751.
[9] A. Y. Chandra, “Analisis Performansi Antara Apache & Nginx
Web Server Dalam Menangani Client Request,” J. Sist. dan Inform.,
vol. 14, no. 1, pp. 48–56, 2019, doi: 10.30864/jsi.v14i1.248.
[10] H. Kurniawan and E. P. Widiyanto, “Analisis Peningkatan
Performa Akses Website dengan Web Server Stress Tool,” Jatisi,
vol. 2, no. 2, pp. 108–119, 2016, doi: 10.35957/jatisi.v2i2.50.
[11] Y. W. Luthfi Muhammad, Data Mahendra, “Perbandingan
performa reverse proxy caching nginx dan varnish pada web server
apache,” Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 2, no. 4, pp.
1457–1463, 2018.
[12] F. Apriliansyah, I. Fitri, A. Iskandar, and R. Artikel, “Jurnal
Teknologi dan Manajemen Informatika Implementasi Load
Balancing Pada Web Server Menggunakan Nginx,” Int. J. Futur.
Gener. Commun. Netw., vol. 13, no. 2, pp. 1449–1452, 2020.
[13] F. Al Isfahani and F. Nugraha, “Implementasi Load Balancing
NGINX dan Mongodb Cluster serta Mekanisme Redis Caching
Sistem Terdistribusi View project,” no. December, 2019.
[14] M. Hoerudin, “REPLIKASI DATABASE ELASTICSEARCH,”
no. December 2019, 2020.
[15] Z. Bustomi, M. Syahiruddin, M. I. Afandi, and K. F. Holle, “Load
Balancing Web Server Menggunakan Nginx pada Lingkungan
Virtual,” J. Inform. J. Pengemb. IT, vol. 5, no. 1, pp. 32–36, 2020,
doi: 10.30591/jpit.v5i1.1745.
[16] O. Suryana, “Server dan Web Server,” ResearchGate, no. August,
pp. 14–23, 2018.
[17] M. D. S. Lubis and A. Allwine, “Mengatur Akses Internet dan
Management Bandwidth Menggunakan Server ClearOs Enterprise
v. 5.2: Mengatur Akses Internet dan Management Bandwidth …,”
J. Armada …, no. November 2018, pp. 0–12, 2017.
[18] L. N. Asiyah, M. P. T. Sulistyanto, and A. Aziz, “Penerapan Restful
Web Service Untuk Optimalisasi Kecepatan Akses Pada Aplikasi
Berbasis Android,” JOINTECS (Journal Inf. Technol. Comput. Sci.,
vol. 5, no. 2, p. 129, 2020, doi: 10.31328/jointecs.v5i2.1260.
[19] D. K. Hakim, D. Y. Yulianto, and A. Fauzan, “Pengujian Algoritma
Load Balancing pada Web Server Menggunakan NGINX,” JRST
(Jurnal Ris. Sains dan Teknol., vol. 3, no. 2, p. 85, 2019, doi:
10.30595/jrst.v3i2.5165.
[20] R. Dani and F. Suryawan, “Balancing Dan Failover Menggunakan
Nginx,” Khazanah Inform., vol. 3, no. 1, pp. 43–50, 2012.
[21] M. Hoerudin, “Replikasi Database Elasticsearch,” no. January,
2020.
[22] H. Dong, J. Yang, and Y. Sheng, “Request distribution with pre-
learning for distributed SSL reverse proxies,” 2016 IEEE/ACIS
17th Int. Conf. Softw. Eng. Artif. Intell. Netw. Parallel/Distributed
Comput. SNPD 2016, no. May 2016, pp. 161–167, 2016, doi:
10.1109/SNPD.2016.7515895.
[23] S. Suhartono and A. R. Patta, “Sistem Pengamanan Jaringan Admin
Server Dengan Metode Intrusion Detection System (Ids) Snort
Jurnal Teknologi Informasi,
Teori, Konsep dan Implentasi (JTI-TKI) Vol. 11, No. 2, Oktober 2020 E-ISSN: 2721-1975, P-ISSN: 2086-2989
Korespondensi : Muhammad Inas Hariri
73
Menggunakan Sistem Operasi Clearos,” J. Teknol. Elekterika, vol.
14, no. 2, p. 145, 2017, doi: 10.31963/elekterika.v14i2.1220.
[24] et al., “The Method of Logic Cyber Attack Detection of Abuse
Functionality Type on Nginx Http-Server and Apache on the Basis
of Fuzzy Logic,” Int. J. Innov. Technol. Explor. Eng., vol. 9, no. 8,
pp. 702–705, 2020, doi: 10.35940/ijitee.h6657.069820.
[25] D. H. Sulaksono and A. R. Giovanni, “Implementasi Load
Balancing Menggunakan Microsoft Azure,” vol. 1, no. 2, pp. 61–
67, 2020.
[26] H. Octavia, “Unjuk Kerja Penerapan Teknologi Voip Pada Jaringan
Vpn (Virtual Private Network),” Elektron J. Ilm., vol. 5, no. 2, pp.
1–12, 2018, doi: 10.30630/eji.5.2.49.