Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Volume 11, Issue 2, December 2023; Page, 1594-1603
Email: bioscientist@undikma.ac.id
Uniform Resource Locator: https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
1594
ANALISIS PEMANFAATAN HUTAN KOTA GIONG SIU
KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM
SEBAGAI DESTINASI WISATA EDUKASI
Husnul Jannah1, Sri Nopita Primawati2*, & Nita Eriesta3
1&3Program Studi Kehutanan, Fakultas Sains, Teknik, dan Terapan, Universitas
Pendidikan Mandalika, Jalan Pemuda Nomor 59A, Mataram,
Nusa Tenggara Barat 83125, Indonesia
2Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Sains, Teknik, dan Terapan, Universitas
Pendidikan Mandalika, Jalan Pemuda Nomor 59A, Mataram, Nusa Tenggara Barat
83125, Indonesia
*Email: srinopitaprimawati@undikma.ac.id
Submit: 20-10-2023; Revised: 19-11-2023; Accepted: 21-11-2023; Published: 30-12-2023
ABSTRAK: Keberadaan hutan kota sangatlah penting dalam mendukung iklim, kesehatan, dan
sarana edukasi kawasan perkotaan. Lahirnya wisata Hutan Kota Giong Siu dari kreativitas
masyarakat Babakan, Kelompok Sadar Pariwisata (Pokdarwis) bahana lestari. Potensi Hutan Kota
Giong Siu sebagai sarana wisata edukasi. Penelitian ini sangatlah perlu dilakukan, melihat fungsi
hutan kota yang sangat dibutuhkan pada lembaga pendidikan dan masyarakat, lebih khusus lagi
pada program studi kehutanan yang salah satu mata kuliahnya adalah hutan kota. Metode
digunakan berupa deskriptif kualitatif yang dalam pengambilan data dilakukan melalui
penggolongan data primer dan data sekunder, untuk data sekunder dilakukan wawancara dengan
pengelola dan pengunjung sebagai sampel yang dilakukan dengan teknik eksidential, yaitu
mengumpulkan sebanyak-banyaknya data dari pengunjung yang berpotensi dan presentatif.
Analisis data melalui pendekatan fasilitas yang dimiliki (amenitas, aksebilitas, akomodasi, atraksi,
dan aktivitas) sebagai pedoman dalam pemaparan data secara ilmiah dan jelas perihal kejadian di
lapangan pada saat survey (existing condition) dengan menceritakan kondisi sesungguhnya apa
saja yang dimiliki hutan kota tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi yang
diperoleh dari pengunjung tentang keberadaan Hutan Kota Giong Siu 70% adalah dari teman,
artinya untuk sosialisasi masih secara manual dari mulut ke mulut, hanya 10% dari media social
(instagram) dan 20% memang dari warga yang notabenenya tinggal di sekitar Hutan Kota Giong
Siu. Hasil wawancara dengan pengelola wisata Giong Siu, yang lebih sering berkunjug ke Hutan
Kota Giong Siu kebanyakan mahasiswa, pelajar, dan anak-anak TK atau SD yang melakukan
outdoor study, Huta Kota Giong Siu biasanya ramai pada saat malam minggu dan dari minggu,
karena tidak hanya tempat untuk bersantai, Hutan Kota Giong Siu sendiri sudah menyiapkan
beberapa tenda dan juga hammock yang sudah difasilitasi oleh pemerintah bagi pengunjung yang
mau berkemah. Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Hutan Kota Giong
Siu sudah memiliki berbagai fasilitas yang mumpuni sebagai tempat rekreasi, camping goroud,
flaying fox, musholla, dan kamar mandi. Namun terdapat beberapa kekurangan yang harus
diperhatikan oleh pengelola Hutan Kota Giong Siu, seperti penambahan fasilitas kamar mandi
yang belum memanfaatkan lahan kosong yang masih ada di sekitar Hutan Kota Giong Siu.
Kata Kunci: Analisis Pemanfaatan, Hutan Kota, Wisata Edukasi.
ABSTRACT: The existence of urban forests is very important in supporting climate, health and
educational facilities in urban areas. The Giong Siu City Forest tourism was born from the
creativity of the Babakan community, the Bahana Sustainable Tourism Awareness Group
(Pokdarwis). Potential of Giong Siu City Forest as an educational tourism facility. This research
really needs to be carried out, considering the function of urban forests which is really needed in
educational institutions and the community, more specifically in forestry study programs where
one of the subjects is urban forests. The method used is descriptive qualitative, where data
collection is carried out by classifying primary data and secondary data. For secondary data,
interviews are conducted with managers and visitors as samples which are carried out using the
exidential technique, namely collecting as much data as possible from potential and presentative
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Volume 11, Issue 2, December 2023; Page, 1594-1603
Email: bioscientist@undikma.ac.id
Uniform Resource Locator: https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
1595
visitors. Data analysis through the existing facilities approach (amenities, accessibility,
accommodation, attractions and activities) as a guide in presenting data scientifically and clearly
regarding events in the field at the time of the survey (existing conditions) by telling the true
conditions of the urban forest. The research results show that 70% of the information obtained
from visitors about the existence of the Giong Siu City Forest is from friends, meaning that
socialization is still done manually by word of mouth, only 10% is from social media (Instagram)
and 20% is from residents who actually live there. around the Giong Siu City Forest. The results
of interviews with Giong Siu tourism managers, who more often visit the Giong Siu City Forest,
mostly students, students and kindergarten or elementary school children who do outdoor study,
Giong Siu is usually busy on Saturday nights and Sundays, because it is not only a place To relax,
Giong Siu City Forest itself has prepared several tents and hammocks which have been facilitated
by the government for visitors who want to camp. Based on the description above, it can be
concluded that the Giong Siu City Forest already has various adequate facilities as a recreation
area, camping ground, flying fox, prayer room and bathroom. However, there are several
shortcomings that the Giong Siu City Forest management must pay attention to, such as the
addition of bathroom facilities that do not utilize the empty land that still exists around the Giong
Siu City Forest.
Keywords: Utilization Analysis, City Forest, Educational Tourism.
How to Cite: Jannah, H., Primawati, S. N., & Eriesta, N. (2023). Analisis Pemanfaatan Hutan Kota
Giong Siu Kecamatan Sandubaya Kota Mataram sebagai Destinasi Wisata Edukasi. Bioscientist :
Jurnal Ilmiah Biologi, 11(2), 1594-1603. http://doi.org/10.33394/bioscientist.v11i2.9396
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi is Licensed Under a CC BY-SA Creative Commons
Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
PENDAHULUAN
Meningkatnya perkembangan perkotaan tidak dapat dibendung di semua
daerah maupun perkotaan, pemenuhan terhadap fasilitas sebagai penunjang
pergerakan perekonomian di kota menjadi alasan mendasar dari pemerintahan,
beragam pembangaunan dilakukan di perkotaan, mulai dari fasilitas perkantoran,
fasilitas ibadah, fasilitas belanja, fasilitas akomodasi, fasilitas tempat tinggal, dan
masih banyak lagi. Pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut memerlukan jumlah
lahan yang tidak sedikit, bahkan ada yang memerlukan lahan khusus dalam
pembangunan fasilitas tersebut. Pemenuhan terhadap area yang digunakan sebagai
pembangunan fasilitas itulah yang menjadikan berkurangnya area atau lahan
kosong di berbagai perkotaan, sementara perkotaan juga memerlukan lahan yang
dapat di jadikan ruang terbuka, sementara kebutuhan fasilitas perkotaan juga tidak
dapat dihentikan.
Penanaman pohon dan pemindahan tanaman invasif merupakan langkah
dalam penataan tata guna lahan penghijauan sebagai pemanfaatan masyarakat
secara umum dengan melihat model aktifitas umum yang sering dilakukan, seperti
berjalan di area hijau, berolahraga, membaca, atau bahkan berelaksasi saja.
Khususnya bagi wanita, ibu rumah tangga, dan anak-anak untuk menikmati area
alami perkotaan sebagai lingkungan yang aman yang memungkinkan interaksi
sosial dan restorasi (Musawantoro et al., 2020).
Hutan kota merupakan salah satu ruang terbuka hijau dan konservasi
penting dalam lingkungan hidup perkotaan, karena manfaat-manfaat yang
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Volume 11, Issue 2, December 2023; Page, 1594-1603
Email: bioscientist@undikma.ac.id
Uniform Resource Locator: https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
1596
diberikan hutan kota antara lain, penurun panas udara perkotaan, penahan polusi
padatan debu, penyedia oksigen, pelestarian plasmanutfah, edukasi, estetika kota,
dan lain-lain. Keberadaan hutan kota sangatlah penting dalam mendukung iklim,
kesehatan, dan sarana edukasi kawasan perkotaan.
Hutan Kota Giong Siu terhampar pada lahan seluas 1,2 hektar yang
awalnya adalah hutan belantara. Mulanya hutan kota adalah milik pemerintah
Kota Mataram, dan rencana awalnya akan dibangun waduk retensi. Namun
dengan adanya beberapa kendala teknis, pembangunan waduk itu tidak terlaksana
oleh pemerintah. Hal ini menyebabkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
Bahana Lestari yang beranggotakan masyarakat Babakan, Kecamatan Sandubaya,
menggagas lahirnya wisata Hutan Kota Giong Siu.
Wisata Hutan Kota Giong Siu terletak di Babakan, Kecamatan Sandubaya
yang berada di bagian selatan Kota Mataram. Wisata Hutan Kota Giong Siu
dikenal sebagai tempat camping ground yang letaknya bersebelahan dengan
sungai yang membelah wilayah Babakan, tersedia untuk melakukan beragam
kegiatan berkemah, memancing, kegiatan piknik, dan lainnya. Selain kegiatan
tersebut, saat ini desa wisata Hutan Kota Giong Siu memiliki atraksi wisata yang
kental akan aspek kebudayaan, dimana diadakannya festival budaya mingguan,
seperti terlaksananya Ten-Ten Kuliner Sasak yang menjajakan makanan pasar khas
suku Sasak dengan para pedagang menggunakan pakaian adat khas Sasak, serta
dimeriahkan dengan penampilan tari dan musik khas Kota Mataram, kegiatan
tersebut diadakan setiap weekend (Sabtu-Minggu).
Namun, hingga saat ini tidak banyak yang mengetahui keberadaan Hutan
Kota Giong Siu, artinya manfaat Hutan Kota Giong Siu yang belum
termanfaatkan secara baik, hingga penulis mengambil penelitian tentang potensi
Hutan Kota Giong Siu sebagai sarana wisata edukasi. Penelitian ini perlu
dilakukan, melihat fungsi hutan kota yang dibutuhkan pada lembaga pendidikan
dan masyarakat, lebih khusus lagi pada program studi kehutanan yang salah satu
mata kuliahnya adalah hutan kota.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif yang merupakan penjabaran secara ilmiah dan jelas perihal
kejadian di lapangan pada saat survey (existing condition), dengan menceritakan
kondisi sesungguhnya apa saja yang dimiliki hutan kota tersebut. Pengambilan
data dilakukan melalui penggolongan data primer dan data sekunder, untuk data
sekunder dilakukan wawancara dengan pengelola dan wawancara dengan
pengunjung sebagai sampel yang dilakukan dengan teknik eksidental, yaitu
mengumpulkan sebanyak-banyaknya data dari pengunjung yang berpotensi dan
representatif (Kristianto, 2018).
Rancangan Penelitian/Langkah Penelitian
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan selama penelitian observasi awal
ke Hutan Kota Giong Siu, yaitu: 1) dokumentasi kawasan sekitar Hutan Kota
Giong Siu; 2) dokumentasi struktur hutan kota; 3) kesehatan hutan kota; 4)
analisis data primer; 5) melakukan kemitraan dengan pengelola; 6) wawancara
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Volume 11, Issue 2, December 2023; Page, 1594-1603
Email: bioscientist@undikma.ac.id
Uniform Resource Locator: https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
1597
dengan pengunjung; 7) analisis data sekunder; 8) penyusunan laporan; dan 9)
pembuatan artikel.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1) wawancara; 2)
pengkajian/analisis melalui pendekatan fasilitas berupa pengkajian amenitas,
pengkajian aksebilitas, pengkajian akomodasi, pengkajian atraksi, dan pengkajian
aktifitas; dan 3) brosur promosi Hutan Kota Giong Siu.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan, yaitu observasi langsung di
lapangan, dan dokumentasi untuk mendapatkan data penelitian yang akurat.
Digunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu dengan observasi langsung
dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan
dengan observasi. Teknik observasi, yaitu suatu pengumpulan data yang di
lakukan dengan kegiatan pengamatan langsung di lapangan dan wawancara, serta
sebaran angket. Dokumentasi, yaitu proses yang dilakukan untuk mendapatkan
atau menarik data dari catatan, foto-foto yang berkaitan serta dengan penyebaran
angket pada pengunjung.
Analisis Data
Dalam pengambilan data dilakukan melalui penggolongan data primer dan
data sekunder, untuk data sekunder dilakukan wawancara dengan pengelola dan
wawancara dengan pengunjung sebagai sampel yang dilakukan dengan teknik
eksidential, yaitu mengumpulkan sebanyak-banyaknya data dari pengunjung yang
berpotensi dan presentatif (Kristianto, 2018). Analisis data melalui pendekatan
fasilitas yang dimiliki berupa amenitas, aksebilitas, akomodasi, atraksi, dan
aktivitas sebagai pedoman dalam pemaparan data (Musawantoro Ridwan,
2019). Secara ilmiah dan jelas perihal kejadian di lapangan pada saat survey
(existing condition), dengan menceritakan kondisi sesungguhnya apa saja yang
dimiliki hutan kota tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakasanakan sejak bulan Januari sampai Juli tahun 2023,
yang bertempat di kawasan Hutan Kota Giong Siu yang letaknya tepat di Kota
Mataram, yakni di Kelurahan Babakan, Kecamatan Sandubaya. Hutan ini
memiliki Luas area kawasan 1,15 hektar, alasan diberikan nama Giong Siu, yaitu
untuk mempermudah branding dan memiliki arti dan nilai tersendiri. Ruang
Terbuka Hijau (RTH) khususnya di wilayah perkotaan memiliki fungsi yang
penting, di antaranya terkait aspek ekologi, sosial budaya, dan estetika. Dari segi
fungsi ekologis misalnya, kawasan hijau berperan sebagai visual control/view
control, yaitu membatasi pantulan sinar matahari atau cahaya yang muncul.
Adapun dari segi sosial budaya, salah satu fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH)
adalah sebagai ruang interaksi masyarakat dan interaksi sosial. Hal ini dapat
diwujudkan melalui RTH yang bersifat publik. Selain sebagai ruang interaksi
masyarakat, RTH baiknya juga memenuhi fungsi sebagai sarana rekreasi,
olahraga, sarana pendidikan, bahkan sebagai pusat kuliner. Selain kedua aspek
tersebut, RTH juga dapat berfungsi secara estetika, di antaranya meningkatkan
kenyamanan, memperindah lingkungan kota, serta menstimulasi kreativitas dan
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Volume 11, Issue 2, December 2023; Page, 1594-1603
Email: bioscientist@undikma.ac.id
Uniform Resource Locator: https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
1598
produkrivitas warga kota. Agar suatu RTH dapat berfungsi secara optimal,
tentunya perlu diperhatikan pula apakah sudah memenuhi kriteria penyediaan
sebagai ruang publik yang ideal, seperti lokasi yang mudah dijangkau, nyaman,
dan memberikan rasa aman bagi penggunanya (Realita & Angestiwi, 2023; Utami
et al., 2023).
Gambar 1. Peta Kawasan Wisata Hutan Kota Giong Siu.
Komponen pariwisata merupakan salah satu unsur yang sangat penting
untuk disediakan dalam pengembangkan suatu daerah pariwisata, komponen
pariwisata tersebut antara lain atraksi wisata, fasilitas, aksesibiltas, dan Acillary
services (Layanan Pendukung) (Chaerunissa & Yuniningsih, 2020; Kurniansah &
Purnama, 2020; Oktavia, 2021). Berikut komponen pariwisata yang disediakan
oleh Hutan Kota Giong Siu.
Komponen Utama Pariwisata (Attraction, Fasilitas, Aksesibilitas, dan Acillary
Service)
Attraction (Daya Tarik)
Atraksi adalah sesuatu yang menjadi daya tarik dan dapat membuat
wisatawan terkesan yang berupa rasa puas, rasa nyaman, dan rasa nikmat pada
wisatawan yang melihatnya atau melaksanakannya (Erislan, 2016; Suyasa, 2019;
Widyastuti & Suyasa, 2019). Dalam hal ini dapat berupa daya tarik alam, budaya,
dan daya tarik buatan manusia. Adapun atraksi wisata di Hutan Kota Giong Siu
hasil observasi yang dilakukan, yaitu:
1) Camping Ground
Lahan yang di gunakan untuk camping ground di Hutan Kota Giong Siu
ini sangat luas, dan sangat layak untuk digunakan. Camping ground merupakan
istilah umum di dunia pecinta alam untuk menyebut bumi perkemahan. Tempat
ini merupakan lokasi untuk mendirikan tenda dan melakukan kegiatan berkemah,
berupa ruang luas di luar ruangan.
2) Bendungan
Destinasi wisata Hutan Kota Giong Siu juga terdapat bendungan yang
berfungsi menjadi daya tarik wisata Hutan Kota Giong Siu selain dari camping
ground. Bendungan digunakan untuk tempat pemancingan ikan air tawar, dan
nantinya akan dikembangkan menjadi atraksi sampan yang dapat mengelilingi
bendungan tersebut. Hal ini masih dalam tahap perencanaan para ketua dan
pokdarwis, sehingga ini akan menjadi program jangka panjang yang akan dijalani.
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Volume 11, Issue 2, December 2023; Page, 1594-1603
Email: bioscientist@undikma.ac.id
Uniform Resource Locator: https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
1599
3) Flying Fox
Untuk flying fox masih dalam tahap renovasi dan belum siap digunakan,
sehingga belum adanya dokumentasi yang dapat ditampilkan. Flying fox adalah
salah satu challenging game yang paling diminati di lokasi. Selain itu berguna
untuk membangkitkan kemampuan mengalahkan rasa takut individual.
4) Outbound
Outbound adalah sebuah program yang dilaksanakan di luar ruangan
maupun di alam bebas (outdoor). Bentuk kegiatannya tersaji berupa permainan
(games) kreatif serta edukatif.
Fasilitas Hutan Kota Giong Siu
Amenitas (amenities) adalah segala fasilitas di luar akomodasi, seperti
restoran, mushola (sarana ibadah), taman hiburan, dan fasilitas umum lainnya
yang mendukung jalannya operasional pariwisata di dalam sebuah destinasi untuk
memenuhi segala kebutuhan para wisatawan yang berkunjung pada suatu
destinasi. Untuk amenitas yang ada di destinasi wisata Hutan Kota Giong Siu
babakan sebagai berikut:
1) Musholla
Musholla di Hutan Kota Giong Siu, bangunannya mengguanakan kayu
sempit, sangat sederhana dan letaknya kurang strategis, yakni berdekatan dengan
tempat parkir yang bisa saja menimbulkan kebisingan saat orang sedang
beribadah.
2) Toilet
Toilet dan ruang ganti untuk para wisatawan yang berkunjung. Toilet di
destinasi Hutan Kota Giong Siu masih dalam tahap pembangunan, sehingga
ketersediaan fasilitas toilet masih sangat kurang dan terbatas dan kebersihannya
masih belum terjaga sepenuhnya. Untuk menggunakan toilet lama atau bisa juga
disebut MCK (Mandi, Cuci, Kakus) merupakan sarana fasilitas umum yang
digunakan bersama untuk keperluan buang air dan mencuci yang terbuat dari
bambu dan seng seadanya, fasilitasnya juga hanya aliran air dan jamban,
sedangkan toilet permanen yang sudah ada temboknya belum bisa beroperasi
dengan baik, karena belum ada aliran air, hanya bisa untuk ganti baju saja.
3) Angkringan
Untuk angkringan, saat ini masih dalam tahap pembangunan, bentuk
bangunan yang di bangun, yakni seperti angkringan sederhana pada umumnya
yang terbuat dari bambu dan beratapkan jerami. Saat ini ada satu kantin yang
dikelola oleh istri penjaga Hutan Kota Giong Siu. Kantin menyediakan makanan
berat dan makanan ringan, seperti nasi bakar, nasi kucing, sate telur, sate jerohan,
dan berbagai macam gorengan yang sudah siap saji. Sedangkan untuk
minumannya menggunakan minuman saset yang sudah tersedia, tinggal di seduh
jika ada pesanan, sehingga pengunjung tidak perlu berlama-lama untuk
mendapatkan makanan.
4) Tempat Sampah
Tempat sampah adalah alat utama yang disediakan di dalam wisata Hutan
Kota Giong Siu untuk kebersihan tempat tersebut, dan membuat wisata Hutan
Kota Giong Siu terlihat indah dipandang oleh pengunjung, karena dengan adanya
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Volume 11, Issue 2, December 2023; Page, 1594-1603
Email: bioscientist@undikma.ac.id
Uniform Resource Locator: https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
1600
tempat sampah, bisa untuk menyimpan sementara sampah yang ada di Hutan Kota
Giong Siu sebelum dipindahkan ke tempat sampah untuk diproses.
Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah kemudahan untuk mencapai suatu tujuan yang
menyangkut kenyamanan, keamanan, dan waktu tempuh. Hal ini menjadi penting
diperhatikan, karena semakin tinggi aksesibilitas, maka semakin mudah untuk
dijangkau dan semakin tinggi tingkat kenyamanan wisatawan untuk datang
berkunjung. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola wisata Hutan Kota
Giong Siu dan hasil survei ke lokasi hutan kota. Untuk masalah keamanan
tergolong sangat aman, karena letak dan kondisi hutan kota yang strategis. Hanya
saja untuk akses menuju lokasi kurang nyaman, karena harus melewati perumahan
warga. Ada akses menuju ke hutan kota, hanya saja perlu dibuatkan jembatan
karena terhalang oleh sungai.
Ancillary
Ancillary merupakan kelembagaan yang menyediakan layanan tambahan
yang berfungsi untuk menunjang pengelolaan di destinasi tersebut. lembaga
tersebut akan menjadi manfaat bagi para wisatawan yang berkunjung, karena
pengunjung akan dimudahkan dengan berbagai dukungan layanan tambahan,
seperti informasi, keamanan, dan berbagai layanan lainnya yang disediakan oleh
organisasi, dalam penelitian ini disebutkan, bahwa acara yang diadakan di desa
wisata Hutan Kota Giong Siu, yaitu memeriahkan suasana hijau nan asrinya
dengan pagelaran kebudayaan Kota Mataram yang dilakukan secara rutin setiap
akhir pekan. Kegiatan ini diisi oleh Rudat, Cilokak Sasak, dan Gendang Beleq,
serta berbagai tari kreasi lainnya. Pagelaran kesenian budaya ini diharapkan dapat
mengenalkan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Kota Mataram dan juga
menambah pengalaman berwisata yang berkesan kepada para wisatawan yang
berkunjung ke desa wisata Hutan Kota Giong Siu.
Respon Pengunjung
Hasil wawancara dengan pengunjung yang bertujuan untuk memahami
persepsi, kebutuhan, dan preferensi masyarakat terkait Hutan Kota Giong Siu,
serta untuk mengidentifikasi masalah atau tantangan yang dihadapi. Beberapa
indikator yang digunakan ketika wawancara pengunjung sebagai responden,
seperti dari mana mendapatkan informasi keberadaan Hutan Kota Giong Siu,
berapa kali mengunjungi Hutan Kota Giong Siu, kondisi Hutan Kota Giong Siu
saat anda berkunjung, serta saran dan masukan untuk Hutan Kota Giong Siu ke
depannya.
Dari 100 sampel pengunjung yang di wawancara tertutup, diperoleh
informasi bahwa keberadaan Giong Siu sudah cukup terkenal di Kota Mataram.
Sebagian besar masyarakat yang mengunjungi Hutan Kota Giong Siu
mendapatkan informasi dari teman, warga yang lain, ataupun sosial media. Hutan
Kota Giong Siu memiliki akun instagram, facebook, dan youtube yang memiliki
banyak pengikut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi yang diperoleh
pengunjung tentang keberadaan Hutan Kota Giong Siu 70% adalah dari teman,
artinya untuk sosialisasi masih secara manual dari mulut ke mulut, hanya 10%
dari instagram, dan 20% memang dari warga yang notabenenya tinggal di sekitar
Hutan Kota Giong Siu. Pengunjung Hutan Kota Giong Siu tidak menggunakan
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Volume 11, Issue 2, December 2023; Page, 1594-1603
Email: bioscientist@undikma.ac.id
Uniform Resource Locator: https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
1601
agen wisata. Pengunjung lebih banyak mengetahui informasi wisata Hutan Kota
Giong Siu dari teman atau keluarga, dan hanya 1% dari media sosial.
Hasil wawancara dengan pengelola wisata Hutan Kota Giong Siu, yang
lebih sering berkunjug ke Hutan Kota Giong Siu kebanyakan mahasiswa, pelajar,
dan anak-anak TK atau SD yang melakukan outdoor study. Hutan Kota Giong Siu
biasanya ramai pada saat malam minggu dan hari minggu, karena tidak hanya
tempat untuk bersantai, Hutan Kota Giong Siu sendiri sudah menyiapkan
beberapa tenda dan juga hammock yang sudah difasilitasi oleh pemerintah bagi
pengunjung yang mau berkemah. Walaupun Hutan Kota Giong Siu masih dalam
proses melengkapi fasilitas dan wahananya, tetapi sudah cukup banyak
pengunjung yang sudah merasa terpuaskan oleh fasilitas yang sudah ada dan
mendukung, ditambah lagi dengan Hutan Kota Giong Siu yang memang asri dan
nyaman, baik pada pagi hari maupun malam hari.
Gambar 2. Wawancara dengan Pengunjung Hutan Kota Giong Siu.
Sebagian besar masyarakat yang berkunjung lebih dari 1 kali, bahkan ada
yang sering membuat kegiatan di daerah Hutan Kota Giong Siu. Kegiatan di
Hutan Kota Giong Siu umumnya berupa camping, festival kuliner, dan
pemancingan ikan. Hutan Kota Giong Siu bagi pengunjung sudah bagus, sejuk,
nyaman, teduh, jauh dari bising, banyak sumber air, dan masih asri. Terdapat
beberapa saran dan masukan yang diperuntukkan untuk Hutan Kota Giong Siu ke
depannya, seperti ditambahkan tempat-tempat spot foto, kelengkapan fasilitas dan
kebersihan, optimalkan tempat wisata memanfaatkan lahan kosong, lebih di-up di
sosial media, fasilitas bermain anak, infrastruktur masuk, dan dibuatkan jalan
khusus masuk ke hutan Hutan Kota Giong Siu.
Respon Pengelola
Hasil Wawancara dengan pengunjung dan pengelola, rata-rata pengunjung
50% remaja, fokus kegiatan untuk pengunjung remaja adalah camping ground,
termasuk anak-anak TK berkelompok dari TK di sekitaran Cakra dan Mataram.
Hasil wawancara dengan pengunjung yang bertujuan untuk memahami persepsi,
kebutuhan, dan preferensi masyarakat terkait Hutan Kota Giong Siu, serta untuk
mengidentifikasi masalah atau tantangan yang dihadapi. Beberapa indikator yang
digunakan ketika wawancara dengan pengelola sebagai berikut: asal muasal
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Volume 11, Issue 2, December 2023; Page, 1594-1603
Email: bioscientist@undikma.ac.id
Uniform Resource Locator: https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
1602
terbentuknya Hutan Kota Giong Siu, ayunan Giong Siu dibuat dari apa, luas
Hutan Kota Giong Siu, aliran sungai Hutan Kota Giong Siu, apakah ada peran
pemerintah dalam pengelolaan Hutan Kota Giong Siu, dan apakah pengelola
Hutan Kota Giong Siu termasuk pemuda pokdarwis.
Biasanya tempat pengunjung bermain air berada di bagian timur sebelah
kanan dari pembuatan kolam yang masih dalam proses pengerjaan, dan ada
jembatan terbuat dari bambu yang sangat cocok untuk dijadikan spot foto di
tengah telaga tersebut. Sebelah selatan juga ada telaga yang lebih kecil daripada
yang di sebelah batas timur Hutan Kota Giong Siu. Kemudian kita ke batas barat
Hutan Kota Giong Siu, ada rest area yang terbilang cukup nyaman, dan ada
lesehan yang masih dalam proses pengerjaan dan renovasi. Sebelah barat
berbatasan langsung dengan sawah, sehingga suasana asrinya sangat terasa. Selain
itu, juga terdapat musholla untuk para pengunjung beribadah. Berlanjut di Hutan
Kota Giong Siu juga tersedia parkiran untuk para pengunjung demi keamanan dan
kenyamanan pengunjung Hutan Kota Giong Siu didominasi oleh pepohonan jenis
mahoni dan lain-lain.
SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil simpulan bahwa Hutan Kota
Giong Siu sudah memiliki berbagai fasilitas yang mempunyai sebagai tempat
rekreasi, camping ground, flaying fox, dan musholla dan kamar mandi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung, perlu diadakan sosialisasi
menggunakan sosial media, walapun sudah dilakukan, namun harus terus
dikembangkan.
SARAN
Adapun saran yang diberikan penulis terhadap pengelola, seperti terdapat
beberapa kekurangan yang harus diperhatikan oleh pengelola Hutan Kota Giong
Siu yakni penambahan fasilitas kamar mandi yang belum memanfaatkan lahan
kosong yang masih ada di sekitar Hutan Kota Giong Siu.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih terutama ditujukan kepada Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Universitas Pendidikan Mandalika yang
telah memberikan bantuan dana dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ini.
Selanjutnya, ucapan terima kasih kepada pengelola dan pengunjung Hutan Kota
Giong Siu, karena sangat antusias selama penelitian ini berlangsung.
DAFTAR RUJUKAN
Chaerunissa, S. F., & Yuniningsih, T. (2020). Analisis Komponen Pengembangan
Pariwisata Desa Wisata Wonopolo Kota Semarang. Journal of Public
Policy and Management Review, 9(4), 159-175.
http://doi.org/10.14710/jppmr.v9i4.28998
Erislan. (2016). Tourist Attraction and the Uniqueness of Resources on Tourist
Destination in West Java, Indonesia. Review of Integrative Business &
Economics Research, 5(1), 251-266.
Bioscientist : Jurnal Ilmiah Biologi
E-ISSN 2654-4571; P-ISSN 2338-5006
Volume 11, Issue 2, December 2023; Page, 1594-1603
Email: bioscientist@undikma.ac.id
Uniform Resource Locator: https://e-journal.undikma.ac.id/index.php/bioscientist
1603
Kristianto, V. H. (2018). Metodologi Penelitian : Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah (KTI). Yokyakarta: Deepublish.
Kurniansah, R., & Purnama, J. J. (2020). Komponen-komponen Pendukung
Pariwisata Kuta Lombok Provinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal
Hospitality dan Pariwisata, 6(1), 1-6.
https://doi.org/10.30813/jhp.v6i1.2029
Musawantoro, M., & Ridwan, M. (2019). Potensi Pantai Panrangluhung di Bira
Kabupaten Bulukumba sebagai Destinasi Wisata. Jurnal Kepariwisataan :
Destinasi, Hospitalitas, dan Perjalanan, 3(1), 1-7.
https://doi.org/10.34013/jk.v3i1.27
Musawantoro, M., Zulkifli, A., & Ridwan, M., (2020). Pemanfaatan Hutan Kota
sebagai Destinasi Wisata Edukasi. Journal of Tourism, Hospitality, Travel,
and Busines Event, 2(2). 145-152. https://doi.org/10.33649/pusaka.v2i2.60
Oktavia, H. C. (2021). Analisis Pengaruh Komponen Wisata terhadap Kepuasan
Pengunjung Wisata Bahari. Jurnal Enggano, 6(2), 201-211.
https://doi.org/10.31186/jenggano.6.2.201-211
Realita, M., Angestiwi, T. (2023). Penilaian Kualitas Aset Fasilitas Hutan Kota
Patriot Bina Bangsa Bekasi. PWK : Jurnal Perencanaan Wilayah
Kota,
18(1), 39-52. https://doi.org/10.29313/jpwk.v18i1.1730
Suyasa, I. M. (2019). Literature as a Tourism Attraction. In Proceedings of the
28th International Conference on Literature: “Literature as a Source of
Wisdom (pp. 526-533). Banda Aceh, Indonesia: Universitas Syiah Kuala.
Utami, F., Utami, S. D., & Safnowandi. (2023). Struktur Komunitas Mangrove di
Pesisir Pantai Cemara Kabupaten Lombok Barat dalam Upaya Penyusunan
Modul Ekologi. Biocaster : Jurnal Kajian Biologi, 3(4), 206-225.
https://doi.org/10.36312/biocaster.v3i4.213
Widyastuti, N. K., & Suyasa, N. L. C. P. S. (2019). Persepsi Wisatawan terhadap
Wisata Selfie sebagai Daya Tarik Wisata Desa Wanagiri Sukasada
Buleleng Bali. Forum Manajemen, 17(1), 1-6.
https://doi.org/10.61938/fm.v17i1.314