Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
© 2024 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat diterbitkannya paper pengabdian
masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Wikrama Parahita: Jurnal Pengabdian Masyarakat
JPM Wikrama Parahita
p-ISSN 2599-0020, e-ISSN 2599-0012
REBRANDING
KERIPIK PELEPAH
PISANG PRODUK
UP2K PKK DESA
KUKUH KERAMBITAN
TABANAN
I Nyoman Larry Julianto1*, I Wayan
Mudra1, I Putu Suparthana2, I
Nyoman Widhi Adnyana3, Ni Putu
Elvian Andreani1
1)Program Studi Desain, Institut Seni
Indonesia Denpasar
2)Program Studi Teknologi Pangan,
Universitas Udayana
3)Program Studi Teknik Informatika,
Institut Bisnis dan Teknologi
Indonesia
Article history
Received
:
2-10-2022
Revised
:
5-09-2023
Accepted
:
1-10-2023
*Corresponding author
I Nyoman Larry Julianto
Email: larry_smartdesign@ymail.com
Abstrak
Tujuan kegiatan pengabdian adalah pengembangan peningkatan kualitas
desain kemasan dan strategi pemasaran keripik pelepah pisang kelompok
Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) PKK Desa Kukuh
Kerambitan. Kegiatan pengabdian dilaksanakan menggunakan dua tahap
yaitu tahap Focus Group Discussion (FGD) untuk penentuan nama produk
beserta elemen visual produk dan workshop strategi pemasaran digital
melalui pembuatan desain poster digital. Hasil FGD menyepakati nama
‘DèBong’ sebagai identitas produk keripik yang cenderung mampu mewakili
bahan bakunya, yakni pelepah pisang atau gedebong. Referensi terkait
Ilustrasi dan warna yang disepakati adalah berdasarkan warna alami pada
pelepah pisangnya serta unsur lainnya pada pohon pisang, seperti daun dan
buahnya. Kegiatan PKM mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari Ketua
Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP–PKK) dan
Kepala Desa Kukuh Kerambitan. Capaian kegiatan yang dilaksanakan
mencapai di angka 120%, yakni pada tingkat pengetahuan dan keterampilan
peserta pendampingan dalam memahami dan mengkonsepkan desain
kemasan serta strategi promosi melalui media sosial menjadi lebih meningkat.
Kata Kunci: Bali; Berkelanjutan; Desain Kemasan; Keripik DèBong; Strategi
Pemasaran
Abstract
The service activity aims to improve the quality of packaging design and
marketing strategies for banana leaf chips of the PKK Family Income
Improvement Business (UP2K) group in Kukuh Kerambitan Village. The service
activities were carried out using two stages, namely the Focus Group Discussion
(FGD) stage for determining product names along with product visual
elements and digital marketing strategy workshops through making digital
poster designs. The FGD results agreed on the name 'DèBong' as the identity of
the chip product, which tends to be able to represent the raw material, namely
banana fronds or gedebong. References related to illustrations and colors that
were agreed upon were based on the natural colors of the banana fronds and
other elements of the banana tree, such as the leaves and fruit. PKM activities
received very good appreciation from the Head of the Team for Empower-
ment and Family Welfare (TP-PKK) and the Head of Kukuh Kerambitan Village.
The achievement of the activities reached 120%, namely the knowledge and
skills of the mentoring participants in understanding and conceptualizing
packaging designs and promotion strategies through social media has
increased.
Keywords: Bali; Sustainable; Packaging Design; Dèbong Chips; Marketing
Strategy
© 2024 Some rights reserved
PENDAHULUAN
Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejah-
teraan Keluarga (TP–PKK) merupakan organisasi
kemasyarakatan yang memberdayakan perem-
puan untuk berpartisipasi dalam pembangunan di
Indonesia dan mengarah pada upaya untuk
mempertahankan kondisi berfungsi (wellbeing).
Salah satu Program PKK adalah berupaya men-
ciptakan pembangunan masyarakat dari bawah
dalam lingkup yang terkecil. Kelompok Kerja (Pokja)
3 PKK Desa, bertugas meningkatkan kelompok dan
kualitas Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
(UP2K) PKK (Hanis & Marzaman, 2020). Fungsi Pokja
adalah mengimplementasikan ‘kesadaran’ peran
Julianto et al., Wikrama Parahita: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Volume 8 Nomor 1, Mei 2024: 1-6
DOI: https://doi.org/10.30656/jpmwp.v8i1.5512
2
perempuan dalam keterlibatannya menjadi peng-
gerak untuk mewujudkan keluarga mandiri dan
sejahtera.
Mendukung hal tersebut, maka dilaksanakan
Pelatihan Keterampilan Kerja Berbasis Kompetensi
tentang pembuatan produk berbahan baku lokal,
bekerjasama dengan UPTD LLK Kabupaten Tabanan
(berdasarkan Surat Kesepahaman Bersama Nomor :
563/DISNAKER/2022). Produk hasil olahan berbahan
baku lokal yang sudah diproduksi oleh peserta
pelatihan, akan dipilih dan ditetapkan sebagai
produk unggulan Desa. Produk yang akhirnya dipilih
oleh pihak desa adalah keripik pelepah pisang.
Keripik yang diproduksi oleh kelompok UP2K tersebut
akan dipasarkan oleh BUMDESA Sarining Winangun
Kukuh, Desa Kukuh Kerambitan.
Pasca pelaksanaan kegiatan pelatihan dari
UPTD LLK, menjadikan kelompok UP2K PKK Desa
Kukuh Kerambitan Tabanan memiliki permasalahan
lanjutan. Adapun permasalahan mitra yang ber-
hubungan dengan kualitas desain kemasannya
yang didapat dari hasil pembahasan dengan mitra
bahwa desain kemasan sebelumnya belum memiliki
konsep yang baik, karena nama dan elemen
visualnya ditentukan hanya berdasarkan bahan
baku berupa pelepah pisang atau gedebong yang
diolah menjadi keripik. Permasalahan lain dari
penjelasan Mitra adalah belum memiliki nomor P–IRT
pada produksi keripik sebelumnya, sehingga perihal
ini menjadi sangat sensitif, mengingat produk yang
dihasilkan adalah berupa makanan ringan.
Berdasarkan permasalahan mitra maka tujuan dari
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2022 ini
adalah; 1) Upaya peningkatan kualitas desain
kemasan produk keripik pelepah pisang, 2) Strategi
pemasaran produk keripik pelepah pisang melalui
media promosi berbasis digital (sosial media). Lebih
lanjut dicermati pentingnya kegiatan PKM ini adalah
diperkuat dengan pemahaman terkait media
komunikasi visual merupakan sebuah elemen
interaksi yang dapat merubah proses berpikir serta
emosional target audience yang menikmati sebuah
visualisasi konsep desain (Julianto & Sachari, 2016).
Pernyataan tersebut cenderung menjadikan pen-
tingnya suatu upaya peningkatan kualitas desain
yang terukur terhadap produk yang nantinya terpilih
menjadi unggulan desa di bidang kuliner, karena
secara tidak langsung nantinya akan membawa
citra (image) Desa Kukuh Kerambitan secara meluas.
Peningkatan kualitas produk dapat dilakukan
dengan perbaikan logo dan kemasan. Citra merek
yang merupakan representasi suatu produk
(Supriyadi et al., 2017) dapat ditingkatkan melalui
pemasaran digital. Kegiatan pengabdian melalui
pengenalan pembaruan logo dan kemasan, serta
penggunaan media sosial dapat membantu mitra
dalam meningkatkan kemampuan membuat desain
dan keterampilan pembuatan konten sosial media
yang efisien dan efektif (Hariyani et al., 2022).
Kegiatan pengabdian tersebut menjadi referensi
dan ukur dalam kegiatan pengabdian masyarakat
yang dilaksanakan di Desa Kukuh Kerambitan.
Kegiatan PKM diharapkan dapat memberikan
strategi pemasaran digital dengan pangsa pasar
yang lebih luas sehingga dapat berdampak pada
peningkatan penjualan. Capain yang diharapkan
dalam kegiatan PKM ini adalah peningkatan
pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan
langkah yang tepat dalam melakukan desain
kemasan. Target capaian lainnya adalah peningkat-
an strategi desain promosi melalui media sosial,
diharapkan juga semakin meningkat karena akan
sehingga dapat berdampak pada area pemasaran
yang lebih luas dan meningkatkan potensi keber-
lanjutan produksi keripik pelepah pisang.
METODE PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdian ini termasuk dalam
kategori pemberdayaan masyarakat melalui imple-
mentasi konsep creativepreneur. Konsep tersebut
adalah inovasi dalam melakukan rebranding keripik
pelepah pisang kelompok UP2K PKK Desa Kukuh
Kerambitan (Gambar 1). Kegiatan pengabdian
diawali dengan melaksanakan Focus Group
Discussion (FGD) berkaitan dengan rebranding
produk melalui nama dan elemen visual produk.
Kegiatan kedua adalah pelaksanaan workshop
desain poster digital untuk meningkatkan konten
pemasaran melalui media sosial. Kegiatan PKM
dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai bulan
Juni 2022 sampai September 2022 dengan peserta
Kelompok UP2K dan Kader Digital Desa Kukuh
Kerambitan. Menurut Yusriadi et al. (2020) salah satu
indikator keahlian untuk mengembangkan usaha
yang mempunyai ‘nilai’ keberlanjutan adalah jiwa
wirausaha yang kreatif dan inovatif. Solusi yang
ditawarkan kepada mitra dalam kegiatan peng-
abdian ini adalah memberikan pelatihan dan
pendampingan kepada mitra dengan melalui
konsep pemberdayaan dalam meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mitra.
Gambar 1. Penerapan konsep creativepreneur di
Desa Kukuh Kerambitan Tabanan–Bali
Creativepreneur
Pemberdayaan
Ekonomi Keluarga
Kelompok
UP2K PKK
Kreativitas dan
Inovasi Visual
Julianto et al., Wikrama Parahita: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Volume 8 Nomor 1, Mei 2024: 1-6
DOI: https://doi.org/10.30656/jpmwp.v8i1.5512
3
Kegiatan PKM dilaksanakan melalui empat
tahap yaitu sosialisasi dan koordinasi kegiatan PKM,
Focus Group Discussion (FGD) tentang rebranding
produk melalui pembuatan nama dan elemen visual
produk, workshop desain poster digital dan evaluasi
tingkat keberhasilan kegiatan pengabdian yang
dilaksanakan. Empat tahapan tersebut merupakan
langkah dalam membangun rebranding suatu
produk hasil produksi UMKM yang dalam kegiatan
PKM ini adalah kelompok UP2K PKK Desa Kukuh
Kerambitan, melalui konsep creativepreneur pada
kegiatan berwirausaha untuk meningkatkan per-
ekonomian keluarga. Menurut Wijayanti & Lestari
(2017) bahwa salah satu langkah untuk meningkat-
kan kesejahteraan masyarakat adalah dengan
mengembangkan usaha kecil menengah. Evaluasi
kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Kukuh
Kerambitan adalah pengukuran tingkat keberhasilan
kegiatannya dilihat pada peningkatan kapasitas
produksi produk keripik pelepah pisang dan omzet
penjualan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian berfokus pada pen-
dampingan mendesain yang memenuhi kriteria
desain dan proses komunikasi visual sehingga lebih
bersifat impresif dan strategi pemasaran (promosi)
produk yang sesuai dengan karakteristik khalayak
sasaran, yakni berbasis teknologi informasi digital
melalui media sosial (creativepreneur). Target
sasaran adalah kelompok UP2K PKK, yakni kelompok
UP2K PKK Desa Kukuh yang terdiri dari 16 orang (1
orang ketua dan 1 orang sekretaris).
Koordinasi yang baik dengan masyarakat
yang menjadi mitra dan pemerintah setempat
menjadi salah satu kunci sukses implementasi solusi
yang ditawarkan untuk menyelesaikan permasalah-
an mitra dalam kegiatan PKM ini (Gambar 2). Pihak
Kepala Desa mempunyai peranan dalam mem-
bantu proses proses perizinan. Pihak Masyarakat
yang secara terbuka menerima program kegiatan ini
sangat membantu dalam mencapai tingkat keber-
hasilan tujuan akhir dan luaran kegiatan PKM.
Gambar 2. Koordinasi persiapan pelaksanaan PKM
di Desa Kukuh Kerambitan Tabanan–Bali
Proses rebranding produk keripik pelepah
pisang kelompok UP2K PKK Desa Kukuh Kerambitan
membutuhkan konsep kreatif yang harus mampu
mendapatkan ‘posisi’ di hati masyarakat sebagai
khalayak sasaran produk serta menyentuh level
persepsinya. Perihal tersebut dapat dinyatakan
sebagai suatu upaya memperkuat merek untuk
selalu diingat oleh para konsumen (komunikan).
Pasar yang dipilih untuk pemasaran produk harus
tepat karena merupakan tempat bertemunya
penjual dan pembeli sehingga terjadinya sebuah
proses transaksi. Pasar yang dimaksudkan berdasar-
kan karakteristik konsumen era masa sekarang
adalah dunia maya, yakni ‘pasar media sosial’
(Masyhuri & Utomo, 2017). Pendapat ini diperkuat
dengan pernyataan Himawan et al. (2015) bahwa
memperluas dan menjangkau konsumen lebih
banyak dapat dilakukan dengan pemasaran secara
online.
Desain kemasan produk keripik pelepah
pisang sebelumnya belum memiliki konsep yang
baik, karena nama dan elemen visualnya ditentukan
hanya berdasarkan bahan baku berupa pelepah
pisang atau gedebong yang diolah menjadi keripik
(Gambar 3). Nomor P–IRT juga belum dimiliki dan
menjadi perihal yang sangat sensitif, mengingat
produk yang dihasilkan adalah berupa makanan
ringan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka salah
satu keputusan dari pembahasan awal antara tim
PKM bersama pihak Kepala Desa adalah menye-
pakati untuk membantu kelompok UP2K PKK Desa
Kukuh Kerambitan untuk pertama kalinya dapat
mengurus nomor P–IRT. Pembahasan ini diperkuat
dengan pendapat menurut Kusumasari & Supriono
(2017) bahwa hal pertama yang dilihat konsumen
adalah kemasan produk. Kemasan yang baik dan
menarik mempunyai peluang lebih besar untuk
meningkatkan daya tarik dan minat beli konsumen.
Gambar 3. Desain kemasan awal dan produk
diberikan nama ‘gedebong’
Tahapan Focus Group Discussion (FGD) dilaku-
kan tim PKM bersama mitra, yakni kelompok UP2K
PKK, Ketua TP–PKK serta Kepala Desa Kukuh
Kerambitan yang menyepakati nama baru sebagai
identitas merek pada produk keripik pelepah pisang
(Gambar 4). Nama sebuah merek dari suatu produk
Julianto et al., Wikrama Parahita: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Volume 8 Nomor 1, Mei 2024: 1-6
DOI: https://doi.org/10.30656/jpmwp.v8i1.5512
4
sangat penting dalam tahapan branding, karena
sebagai menjadi elemen yang tidak berwujud
dalam mengonstruksi nilai produk. Nilai merek dapat
mempengaruhi pemikiran, perasaan dan tindakan
dari pengguna atau khalayak sasaran, sehingga
dapat dinyatakan berpengaruh terhadap penguat-
an image produk (Foster et al., 2021). Nama
‘DèBong’ akhirnya terpilih sebagai identitas produk
keripik, karena dirasakan cenderung mampu mewa-
kili bahan bakunya, yakni pelepah pisang atau
gedebong. DèBong sekaligus menjadi logo dari
produk keripik pelepah pisang yang diproduksi oleh
kelompok UP2K PKK (Gambar 5). Logo merupakan
unsur yang sangat penting karena menjadi persona-
litas sebuah merek yang secara luas dapat meng-
komunikasikan produknya produknya (Swasty, 2016).
Nama tersebut akan mudah diingat karena sudah
diupayakan berelasi dengan wilayah produk ter-
sebut dilahirkan, yakni memiliki ciri khas nama–nama
yang biasanya digunakan di Bali. Ciri khas suatu
produk akan membedakan antara yang sejenis
sebagai pesaingnya, sehingga promosi dan desain
kemasan memiliki peran yang sangat mempe-
ngaruhi minat calon konsumen untuk tertarik
membeli (Listyawati, 2016).
Gambar 4. Tahapan Focus Group Discussion (FGD)
Gambar 5. Desain (depan–belakang) kemasan
keripik pelepah pisang ‘DèBong’
FGD juga dibahas mengenai pemilihan
elemen visual produk keripik pelepah pisang yang
sudah disepakati diberi nama ‘DèBong’ tersebut.
Adapun referensi terkait Ilustrasi dan warna yang
disepakati adalah berdasarkan warna alami yang
terdapat pada pelepah pisang serta unsur lainnya
pada pohon pisang itu sendiri. Unsur warna yang
dimaksudkan adalah dapat berasal dari daun dan
buah serta berelasi dengan warna pada saat kondisi
pohon masih muda maupun yang sudah tua. Secara
spesifik warna yang digunakan adalah warna alami
dari pelepah pohon pisang karena warna yang
indah dan khas yang sulit ditiru dengan zat pewarna
sintetis (Bahri et al., 2018). Sebagian besar bahan
pewarna alami diambil dari tumbuh-tumbuhan yang
merupakan pewarna yang mudah terdegradasi.
Unsur lainnya berupa daun pisang yang merupakan
stilisasi dari gambar asli yang terdapat pada sebuah
pohon pisang. Langkah strategi kreatif dapat
dilakukan dengan memodifikasi sisi tertentu dari
produk aslinya, seperti warna, bentuk, ilustrasi dan
tipografi (Prathama & Setianto, 2016). Warna kuning
kecoklatan yang mendominasi latar belakang
desain kemasan, merupakan warna yang berasal
dari buah pisang dalam kondisi sudah matang.
Alasan pemilihan warna yang terkesan cerah adalah
untuk memberikan unsur kesegaran pada desain
yang berelasi terhadap isi kemasan, yakni keripik
pelepah pisang yang dibuat dengan bahan baku
pilihan dan diolah secara halal, higienis serta tanpa
adanya bahan pengawet. Strategi visual dalam
desain kemasan ‘Dèbong’ mengacu pada
pendapat yang menyatakan bahwa sebuah desain
kemasan dikatakan bersifat ideal apabila mampu
mengkomunikasikan atribut, manfat, nilai, budaya
dan identitas produk melalui serangkaian simbol
kepada konsumennya (Klimchuk & Krasovec, 2013).
Tahapan kegiatan PKM kemudian dilanjutkan
dengan workshop mendesain poster digital sebagai
salah satu strategi pemasaran produk melalui media
sosial (Gambar 6). Strategi pemasaran produk keripik
pelepah pisang poter digital adalah salah satu
media yang bisa diaplikasikan pada sosial media
berupa platform Instagram. Target sasaran dari
kegiatan ini adalah kelompok Media sosial sangat
relevan dalam konteks pemasaran pada masa
sekarang. Media sosial terbukti sangat berpengaruh
langsung secara signifikan kepada khalayak sasaran
terhadap kesadaran merek dan keputusan pem-
belian produk (Adhawiyah et al., 2019). Hasil dari
pelaksanaan workshop adalah adanya peningkatan
kemampuan mendesain oleh Kader Desa Digital
bersama kelompok UP2K PKK Desa Kukuh
Kerambitan, sehingga kesan sebuah desain dengan
konsep yang memiliki ‘value’ menjadi terlihat lebih
impresif apabila dicermati secara visual.
Julianto et al., Wikrama Parahita: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Volume 8 Nomor 1, Mei 2024: 1-6
DOI: https://doi.org/10.30656/jpmwp.v8i1.5512
5
Gambar 6. Workshop desain poster digital
Hasil kegiatan workshop mendesain poster ini
akan diunggah pada media sosial Instagram resmi
milik kelompok UP2K PKK (Gambar 7). Proses
pemasaran dilakukan oleh BUMDesa Sarining
Winangun Kukuh, sehingga proses pemesanan atau-
pun transaksi pembayaran dilakukan tidak dengan
kelompok UP2K PKK selaku produsen, melainkan
melalui BUMDesa tersebut sebagai distributornya.
Gambar 6. Hasil desain poster digital
Konsep edukasi digunakan pada desain
poster digital untuk memberikan informasi kepada
calon konsumen terkait kandungan gizi yang
terdapat pada olahan pelepah daun pisang. Desain
poster digital berbeda dengan desain kemasan.
Desain kemasan berbentuk label dan sekaligus
sebagai segel serta berisikan informasi mengenai
komposisi produk. Sedangkan pada desain poster
digital informasi yang diterangkan pada desainnya
lebih spesifik pada penjelasan produk debongnya.
Terkait hasil dari upaya re-branding produk
UP2K PKK berupa keripik pelepah pisang yang diberi
nama ‘Dèbong’ tentu belum dapat diukur secara
signifikan. Seperti yang kita pahami bahwa tahapan
branding tidak hanya berbicara waktu ataupun
tingkat penjualan. Branding mengacu pada
tahapan penguatan fanatisme konsumen terhadap
sebuah produk yang dijual. Berdasarkan hasil re-
branding keripik pelepah pisang, tentu menambah
image dan brand value dari produk tersebut. Brand
sebuah produk dapat memiliki nilainya tersendiri,
sehingga semakin kuat citra produk atau reputasinya
di masyarakat. Tahapan tersebut mengakibatkan
konsep desainnya semakin ‘matang’ dan ber-
dampak semakin meningkatnya brand value dari
produk yang dipasarkan (Išoraitė, 2018). Penguatan
dilakukan dengan pemberian nama baru, ijin PIRT,
konsep edukasi dalam tahapan mengkomunikasikan
pesan dari produsen kepada konsumen. Tolok ukur
dari hasil re-branding yang dilakukan adalah
peningkatan kapasitas produksi dari 6 Kg/Hari
menjadi 10 Kg/Hari. Omzet Mitra setelah pelaksana-
an program PKM juga mengalami peningkatan,
yakni sebelumnya adalah Rp. 600.000/hari menjadi
Rp. 1.320.000/hari.
KESIMPULAN
Kegiatan PKM ini merupakan penerapan
konsep creativepreneur dalam upaya rebranding
produk keripik pelepah pisang yang diproduksi oleh
kelompok UP2K PKK. Kegiatan ini menyepakati
pemberian identitas berupa nama DèBong dari
produk dan penentuan elemen visualnya dan
perluasan pemasaran melalui pemanfaatan media
digital. Kegiatan PKM ini mendapatkan respon yang
sangat positif dari kelompok UP2K PKK selaku mitra
PKM dan Kader Digital Desa sebagai peserta
pelatihan. Dukungan juga diberikan oleh Ketua TP–
PKK dan Kepala Desa Kukuh Kerambitan dengan
terus berupaya mendampingi tim PKM. Hasil
kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan
dan keterampilan peserta dalam memahami dan
mengkonsepkan desain kemasan serta strategi
promosi melalui media sosial. Tolok ukur dari hasil re-
branding adalah peningkatan kapasitas produksi
dari 6 Kg/Hari menjadi 10 Kg/Hari. Omzet mitra
mengalami peningkatan, yakni sebelumnya adalah
Rp. 600.000/hari menjadi Rp. 1.320.000/hari.
Kegiatan ini dapat diteruskan oleh bidang keilmuan
desain komunikasi visual terkait mendesain maskot
DèBong serta bidang keilmuan animasi dalam
mengolah maskot sebagai pemeran utama iklan
animasi berwujud 3 dimensi. Peran bidang keilmuan
lainnya terkait efisiensi proses kerja dalam mengolah
atau menghasilkan produk yang lebih bertahan
lama serta mampu mengurangi kadar minyaknya,
merupakan celah penting yang bisa dilakukan bagi
tim PKM selanjutnya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada
Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian
Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang membiayai
kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM)
tahun 2022. Terimakasih juga diucapkan kepada
Julianto et al., Wikrama Parahita: Jurnal Pengabdian Masyarakat, Volume 8 Nomor 1, Mei 2024: 1-6
DOI: https://doi.org/10.30656/jpmwp.v8i1.5512
6
Institut Seni Indonesia Denpasar, Kepala Desa dan
Kelompok UP2K PKK Desa Kukuh Kerambitan selaku
Mitra, Dosen dan Mahasiswa sebagai Tim Pelaksana
kegiatan PKM.
DAFTAR PUSTAKA
Adhawiyah, Y. R., Anshori, M. I., & AS, F. (2019). Peran
Pemasaran Media Sosial Dalam Menciptakan
Keputusan Pembelian Melalui Kesadaran Merek
(Studi pada Instagram Clothing Line Bangjo).
Tirtayasa Ekonomika, 14(2), 267–281.
https://doi.org/10.35448/jte.v14i2.6530
Bahri, S., Jalaluddin, J., & Rosnita, R. (2018). Pembuatan zat
warna alami dari kulit batang jamblang (syzygium
cumini) sebagai bahan dasar pewarna tekstil. Jurnal
Teknologi Kimia Unimal, 6(1), 10–19.
https://doi.org/10.29103/jtku.v6i1.465
Foster, B., Reyta, F., Johansyah, M. D., Nadeak, B., & Sormin,
E. (2021). Peranan Desain Kemasan dan Branding
dalam Peningkatan Citra Merek Produk Usaha
Unggulan Bandung Selatan. Jurnal ComunitÃ
Servizio : Jurnal Terkait Kegiatan Pengabdian
Kepada Masyarakat, Terkhusus Bidang Teknologi,
Kewirausahaan Dan Sosial Kemasyarakatan, 3(1),
518–525. https://doi.org/10.33541/cs.v3i1.2898
Hanis, N. W., & Marzaman, A. (2020). Peran Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga dalam Pemberdayaan
Perempuan di Kecamatan Telaga. Publik (Jurnal Ilmu
Administrasi), 8(2), 123–135.
https://doi.org/10.31314/pjia.8.2.123-135.2019
Hariyani, D. S., Hatmawan, A. A., & Apriyanti, A. (2022).
Pengembangan Kemasan Dan Strategi Pemasaran
“Dumilah Cokelat". Jurnal Pengabdian UMKM, 1(1),
10–15. https://doi.org/10.36448/jpu.v1i1.5
Himawan, H., Saefullah, A., & Santoso, S. (2015). Analisa dan
Perancangan Sistem Informasi Penjualan Online (E-
Commerce) pada CV Selaras Batik Menggunakan
Analisis Deskriptif. Scientific Journal of Informatics,
1(1), 53–63. https://doi.org/10.15294/sji.v1i1.3641
Išoraitė, M. (2018). Brand Image Theoretical Aspects.
Integrated Journal of Business and Economics, 2(1),
116–122. https://doi.org/10.33019/ijbe.v2i1.64
Julianto, I. N. L., & Sachari, A. (2016). Keterlibatan Simbol
Tradisi sebagai Stimulus bagi Anak-anak dalam Proses
Mempelajari Budaya Bali. Sosiohumanika, 9(2), 249–
268.
https://www.journals.mindamas.com/index.php/sosi
ohumanika/article/view/730
Klimchuk, M. R., & Krasovec, S. A. (2013). Packaging Design:
Successful Product Branding From Concept to Shelf.
Wiley.
https://books.google.co.id/books?id=HZvK5QJFVkg
C
Kusumasari, A. D., & Supriono, S. (2017). Pengaruh Desain
Kemasan Produk Dan Daya Tarik Iklan Terhadap
Brand Awareness Serta Dampaknya Pada Keputusan
Pembelian Wardah Exclusive Matte Lip Cream (Survei
Pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya). Jurnal Administrasi Bisnis, 49(2), 103–111.
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/inde
x.php/jab/article/view/1925
Listyawati, I. H. (2016). Peran Penting Promosi dan Desain
Produk Dalam Membangun Minat Beli Konsumen.
Jurnal Bisnis, Manajemen, Dan Akuntansi, 3(1), 62–70.
http://jurnal.stibsa.ac.id/index.php/jbma/article/vie
w/39
Masyhuri, M., & Utomo, S. W. (2017). Analisis Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap Pasar
Tradisional Sleko di Kota Madiun. Assets: Jurnal
Akuntansi Dan Pendidikan, 6(1), 59–72.
https://doi.org/10.25273/jap.v6i1.1293
Prathama, N. Y., & Setianto, D. (2016). Analisis Elemen Visual
Kemasan Chiki Snack. Jurnal Dimensi Seni Rupa Dan
Desain, 12(2), 241–252.
https://doi.org/10.25105/dim.v12i2.42
Supriyadi, S., Wiyani, W., & Nugraha, G. I. K. (2017). Pengaruh
kualitas produk dan brand image terhadap
keputusan pembelian. Jurnal Bisnis Dan Manajemen,
4(1), 135–144. https://doi.org/10.26905/jbm.v4i1.1714
Swasty, W. (2016). Branding: Memahami dan merancang
strategi merek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
https://onesearch.id/Record/IOS10671.slims-16765
Wijayanti, T, & Lestari, P. B. (2017). IbM-Pendampingan
Usaha Kerupuk Rumahan Di Desa Kembang
Kabupaten Pacitan. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Universitas Merdeka Malang, 2(1), 20–25.
https://doi.org/10.26905/abdimas.v2i1.1280
Yusriadi, Y., Tahir, S. Z. bin, Awaluddin, M., & Misnawati, M.
(2020). Pengentasan Kemiskinan melalui
Socialpreneur. Wikrama Parahita : Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 4(2), 115–120.
https://doi.org/10.30656/jpmwp.v4i2.2529