ArticlePDF Available

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI PKN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V

Authors:

Abstract

The purpose of this research is to determine the effect of the Discovery learning model in Civics material on the critical thinking abilities of fifth grade students. The research uses quantitative methods with the discovery learning model. The Quantitative method is research that uses a lot of numbers, starting from the data collection process to its interpretation. This research was carried out in class V of the Gombak Selangor Malaysia DICTIONARY Learning Studio. using a population of 8 students who were also used as samples. This sampling technique uses a saturated sampling technique, where this technique makes the entire population the sample. The results of data analysis after the t-test data on pretest and posttest scores showed that from the 8 samples obtained an average score of 76.60 with a standard deviation of 10.784 and the average posttest score was 87.25 with a standard deviation of 6.798. After testing the hypothesis the tailed sig value is 0.000 < 0.05, a decision can be made that Ha is accepted. In other words, the discovery learning learning model in PKN learning has an influence on class V students of the KAMUS Study Studio, North Gombak, Selangor, Malaysia.
Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (2) 2024 | 473
Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi
Volume 11 Issue 2 2024 Pages 473 - 482
p-ISSN: 1858-005X e-ISSN: 2655-3392 DOI: https://doi.org/10.47668/edusaintek.v11i2.1041
website: https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/EDUSAINTEK
PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI
PKN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
KELAS V
M. Renaldi1, Syamsuyurnita2, Mandra Saragih3*, Ismail Saleh Nasution4
1,2,3,4 Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Indonesia
E-mail: mandrasaragih@umsu.ac.id
Abstract :The purpose of this research is to determine the effect of the Discovery learning
model in Civics material on the critical thinking abilities of fifth grade students. The research
uses quantitative methods with the discovery learning model. The Quantitative method is
research that uses a lot of numbers, starting from the data collection process to its interpretation.
This research was carried out in class V of the Gombak Selangor Malaysia DICTIONARY
Learning Studio. using a population of 8 students who were also used as samples. This
sampling technique uses a saturated sampling technique, where this technique makes the entire
population the sample. The results of data analysis after the t-test data on pretest and posttest
scores showed that from the 8 samples obtained an average score of 76.60 with a standard
deviation of 10.784 and the average posttest score was 87.25 with a standard deviation of 6.798.
After testing the hypothesis the tailed sig value is 0.000 < 0.05, a decision can be made that Ha
is accepted. In other words, the discovery learning learning model in PKN learning has an
influence on class V students of the KAMUS Study Studio, North Gombak, Selangor,
Malaysia.
Keywords: Discovery learning model, Critical thinking in problem solving
Abstrak : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh model discovery learning pada
materi PKN terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas V, Penelitian menggunakan
metode kuantitatif dengan model discovery learning. Metode kuantitaif merupakan sebuah
penelitian yang didalamnya menggunakan banyak angka, mulai dari proses pengumpulan data
hingga penafsirannya. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas V Sanggar Belajar KAMUS
Gombak Selangor Malaysia. dengan menggunakan populasi sebanyak 8 siswa yang juga
dijadikan sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel ini yaitu menggunakan teknik sampel
jenuh yang dimana taknik ini menjadikan seluruh populasi menjadi sampel. Hasil analisis data
setelah Uji t-test data nilai pretest dan posttest menunjukan bahwa dari 8 sampel yang diproleh
nilai rata rata 76,60 dengan standard deviasi sebesar 10,784 dan rata-rata nilai posttest adalah
87,25 dengan standar deviasi sebesar 6,798. Setelah uji hipotesis nilai sig tailed 0,000 < 0,05
maka dapat diambil keputusan bahwasanya Ha diterima. Dengan kata lain model pembelajaran
discovery learning pada pembelajaran PKN berpengaruh pada siswa kelas V Sanggar Belajar
KAMUS Gombak Utara Selangor Malaysia.
Kata Kunci: Model discovery learning, Berpikir kritis dalam pemecahan masalah
Copyright (c) 2024 The Authors. This is an open access article under the CC BY-SA 4.0 license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan mendasar bagi manusia
dikarnakan dalam pendidikan manusia akan memperoleh berbagai pengetahuan,
keterampilan, serta perubahan sikap. Indonesia memiliki sistem nasional pendidikan
tersendiri yang menerapkan wajib belajar selama 12 tahun. Yaitu 9 tahun pendidikan
Pengaruh Model Discovery Learning pada materi PKN terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (2) 2024 | 474
dasar yang meliputi 6 tahun di sekolah dasar serta masing-masing 3 tahun di SMP dan
SMA. Pedidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi
dirinya secara maksimal (Syaiful Segala, 2012). Hal ini dapat dilakukan dengan
menciptakan suasana belajar yang dapat melibatkan aktifitas siswa secara penuh.
Berdsarakan UU No 20 tahun 2003 yang berbunyi Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara(Idrus, 2019). Berdasarkan UU
tersebut sistem pendidikan nasional diatur dengan tujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik serta menjadi pribadi yang berakhlak mulia.
Proses pembelajaran di sekolah adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan
interaksi antara guru ke siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Istarani, 2011). Dalam proses
pembelajaran guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan
proses pembelajaran di sekolah itu sangat penting dalam peningkatan kualitas pendidikan
di mana proses pembelajaran ini diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional
dan dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas (Junaedi, 2019). Proses
pembelajaran dikelas adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat interaksi guru
dengan siswa didalam kelas.
Kemampuan berpikir kritis ialah kemampuan berpikir reflektif dan beralasan
dalam mengambil keputusan bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang terjadi.
Prameswari et al., (2018) menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan
kemampuan berpikir dalam tingkat tinggi dalam memecahkan masalah secara sistematis.
Kemempuan berpikir kritis sangat penting dikembangkan pada kurikulum 2013 saat ini
dikarnakan menuntut siswa untuk aktif dalam melaksanakan pembelajaran dan guru
hanya sebagai fasilitator bagi siswa. Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa
yang belum menyadari kemampuan berpikir kritisnya sehingga berdampak pada hasil
belajar siswa yang tidak optimal.
Berdasarkan hasil tes yang telah diberikan pada siswa kelas V Sanggar Belajar
Kamus Gombak Utara Malaysia, siswa belum mampu berpikir sacara kritis, siswa masih
Pengaruh Model Discovery Learning pada materi PKN terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (2) 2024 | 475
ada berpikir sacara monoton belum mampu berpikir secara luas. Guru sudah melakukan
pembelajaran dengan mengunakan metode ceramah dan diskusi tetapi berpikir kritis
siswa belum optimal dalam malakukan pembelajara. Keterbatasan fasilitas media yang
digunakan guru juga menjadi salah satu kendala bagi siswa terutama bagi siswa kelas V
Sanggar Budaya Kamus Gombak Utara Malaysia yang berpikirnya masih kurang
kongkret dan masih monoton.
Dalam pembelajaran yang berfokus mengasah berpikir kritis siswa diperlukan
berbagai macam metode, model, strategi maupun pendekatan yang digunakan secara
bervariasi dan inovasi agar memancing daya tarik dan minat siswa dalam melaksanakan
kegiatan belajar (Uno & Umar, 2023). Guru yang sudah melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan model, metode, starategi dan pendekatan yang bervariasi dan
inovasi yang dapat mengasah berpikir kritis siswa, tentu akan mempermudah mencapai
tujuan pembelajaran secara optimal (Hasyim, 2014). Pembelajaran yang menarik dan
memotivasi siswa tentunya akan bertahan lama disimpan dalam memori siswa bahkan
sampai siswa dewasa tidak akan melupakan pembelajaran yang telah dilakukan.
Salah satu model pembelajaran yang cocok digunakan pada kurikulum 2013 saat
ini yaitu model discovery learning. Larasati (2020) menyatakan bahwa discovery
learning sebagai salah satu cara belajar siswa secara aktif melalui proses menemukan dan
menyelidiki masalah sendiri, sehingga hasil yang siswa dapatkan akan bertahan lama
dalam ingatan siswa, serta tidak mudah dilupakan oleh siswa. Ana (2019) sependapat
bahwa discovery learning merupakan pembelajaran yang tidak diberikan secara
keseluruhan, namun siswa mengelompokan, mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan untuk memcahkan masalah sehingga dapat meningkatkan kemampuan
penemuan individu dan pembelajaran menjadi mengarah pada siswa.
Melalui belajar penemuan, siswa juga belajar berpikir kritis, menganalisis serta
mencoba memecahkan masalah yang siswa hadapi. Setelah dapat berpikir kritis dan
menganalisis ini akan berdampak pada hasil belajar siswa yang optimal. Sesuai dengan
pendapat Nurmayani (2018) menyatakan bahwa hasil belajar adalah suatu pernyataan
yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku dan penampilan yang diwujudkan dalam
bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
Pengaruh Model Discovery Learning pada materi PKN terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (2) 2024 | 476
Dari permasalahan yang telah diuraikan diatas peneliti melakukan penelitian
kuantitatif dengan menggunakan “Model Discovery learning Pada Materi PKN Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Di Sanggar belajar Gombak Utara Malaysia”
METODE
Penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan model discovery learning,
metode kuantitaif merupakan sebuah penelitian yang didalamnya menggunakan banyak
angka, mulai dari proses pengumpulan data hingga penafsirannya. Menurut Balaka
(2022) penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif merupakan penelitian yang
telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional, dan
sistematis. Sedangkan menurut Soegiyono (2013) metode kuantitatif dinamakan metode
tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi
sebagai metode untuk penelitian, metode ini penelitian berupa angka-angka dan
menganalisis statistik.
Dari pendapat ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwasanya metode kuantitaif
ini merupakan metode penelitian tradisional sehingga sudah mentradisi untuk melakukan
penelitian, tentunya harus memenuhi kaidah-kaidah ilmiah seperti konkrit, rasional dan
sistematis,
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas V Sanggar Belajar KAMUS Gombak
Selangor Malaysia dengan menggunakan populasi sebanyak 8 siswa yang juga dijadikan
sebagai sampel. Teknik pengambilan sampel ini yaitu menggunakan teknik sampel jenuh
yang dimana teknik ini menjadikan seluruh populasi menjadi sampel. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan tes yang dilakukan secara
pretest dan posttest dengan instrumen lembar tes berbentuk essay berjumlah 5 soal.
Sebelum soal digunakan pada penelitian, peneliti melakukan uji coba soal pada kelas VI
untuk mengetahui soal yang akan digunakan layak atau tidak, setelah soal di uji coba pada
kelas VI kemudian 5 soal tersebut dianalisis menggunakan aplikasi SPSS versi 23 untuk
memperoleh data yang valid dan reliabel sehingga layak untuk digunakan pada penelitian.
Adapun hasil dari uji validitas soal dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Pengaruh Model Discovery Learning pada materi PKN terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (2) 2024 | 477
Tabel 1 Uji Validitas
Tabel 1 setelah diuji validitas hasil validitas tes menunjukan dari 5 soal essay yang
telah diuji cobakan, soal yang valid berjumlah 5 soal yang berartikan seluruh soal valid.
Soal yang valid dilakukan analisis data untuk melihat soal tersebut reliabel. Uji reliabel
menggunakan aplikasi SPSS versi 23.
Tabel 2 Uji Reliabelitas
Tabel 2 Uji Reliabilitas diatas menunjukan bahwa sampel yang ada sebanyak 8
dan soal 5 essay yang valid 5 soal, uji reliabilitas dapat dinilai cronbac’s Alpha sebesar
0,615 apabila nilai reliabilitas > 0.60 maka soal dinyatakan reliabel. Dari uji validitas dan
reliabilitas tersebut dapat disimpulkan bahwa soal tes yang akan digunakan dalam
penelitian valid dan reliabilitas dan sudah memenuhi syarat mutlak dalam penelitian
sebuah penelitian data harus valid dan reliabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V Sanggar Belajar Gombak utara
Selangor Malaysia. Sebelum memulai pembelajarn peneliti membagikan soal pretest
Pengaruh Model Discovery Learning pada materi PKN terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (2) 2024 | 478
yang berjumlah 5 essay, setelah siswa menyelesaikan soal pretest peneliti melakukan
kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model discovery learning pada
pembelajaran PKN materi belajar berorganisasi. Setelah kegiatan belajar mengajar selesai
peneliti membagikan kembali soal postest yang berjumlah 5 soal essay. Data postest yang
diproleh menunjukan kemampuan siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran
menggunakan model discovery learning pada pembelajaran PKN materi belajar
berorganisasi.
Langkah selanjutnya yaitu peneliti melakukan analisis data menggunakan uji t-
test melalui aplikasi SPSS 23, dengan tujuan untuk mengetahui apakah adanya pengaruh
dan tidak ada pengaruh dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan model discovery
learning pada materi PKN, adapun hasil uji t dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3 Uji t-test
Tabel 3 seteah Uji t-test data nilai pretest dan posttest menunjukan bahwa dari 8
sampel yang diproleh nilai rata rata 76,60 dengan standar deviasi sebesar 10,784 dan rata-
rata nilai posttest adalah 87,25 dengan standar deviasi sebesar 6,798. Dari data tersebut
terdapat perbedaan yang signifikan yang dimana nilai rata-rata posttest lebih tinggi dari
pada nilai rata-rata pretest.
Tabel 4 Hasil Hipotesis
Data pada tabel 4 hasil uji hipotesis menunjukan bahwasanya nilai sig. (2-tailed)
sebesar 0,000. Hasil perolehan nilai sig dibandingkan dengan nilai alpha 5% (0,05).
Adapun ketentuan nilai hipotesis alternatif (Ha) diterima apabila perolehan nilai sig a <
0,05, hipotesis nol (H0) diterima apabila nilai sig a > 0,05. Dilihat pada tabel nilai sig 2
tailed 0,000 < 0,05 maka dapat diambil keputusan bahwasannya Ha diterima. Dengan
Pengaruh Model Discovery Learning pada materi PKN terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (2) 2024 | 479
kata lain model pembelajaran discovery learning pada pembelajaran PKN berpengaruh
pada siswa kelas V Sanggar Belajar KAMUS Gombak Utara Selangor Malaysia.
Nilai hipotesis ini dibuktikan dengan adanya perbedaan nilai pretest dengan nilai
posttes yang dimana nilai rata-rata pada posttest lebih tinggi dari nilai rata-rata pretest
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Oktafiana et al., (2018) model
discovery learning dinilai efektektif dalam pembelajaran sebab siswa menerima lebih
banyak dorongan yang timbul dari rasa keingin tahuan dalam dirinya,
Pembahasan
Model discovery learning terbukti mampu meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa dalam memecahkan masalah, dalam kegiatan belajar mengajar siswa tidak
hanya belajar memahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat
perhatian, tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan
keterampilan menerapkan model ilmiah dalam pemecahan masalah dan pola berpikir
kritis.
Pendekatan pembelajaran di mana siswa aktif terlibat dalam menemukan
pengetahuan melalui eksplorasi dan penyelidikan sendiri. Ini berbeda dengan metode
pembelajaran konvensional di mana siswa lebih passif dan menerima informasi dari guru
(Nugraha, 2018).
Dalam konteks PKN, discovery learning memungkinkan siswa untuk membentuk
pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan tugas-tugas
sebagai warga negara yang bertanggungjawab (Anggraeni & Akbar, 2018). Melalui
eksplorasi dan penemuan sendiri, siswa dapat belajar untuk mempertanyakan,
menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang berkaitan dengan topik-topik yang
relevan dengan PKN.
Model ini juga mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir
kritis mereka. Dalam proses mencari tahu dan menemukan pengetahuan, siswa perlu
mempertimbangkan berbagai sudut pandang, mengevaluasi bukti-bukti, dan membuat
penilaian rasional (Nurmala & Priantari, 2017). Seperti hasil yang diatas kemampuan ini
sangat penting dalam membantu siswa menjadi warga negara yang cerdas dan kritis
dalam berpikir. Namun, perlu diingat bahwa dalam penerapan discovery learning, peran
guru sangatlah penting. Guru harus menjaga keseimbangan antara memberikan
kebebasan kepada siswa untuk mengeksplorasi dan mendukung mereka dengan
Pengaruh Model Discovery Learning pada materi PKN terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (2) 2024 | 480
bimbingan yang diperlukan. Guru harus memastikan bahwa proses ini tetap terarah dan
relevan dengan tujuan pembelajaran (Nahar, 2016).
Sebagai bagiannya, siswa juga perlu aktif dan memiliki motivasi intrinsik untuk
belajar. Mereka harus memiliki dorongan untuk menggali lebih dalam, mencari
kebenaran, dan menggabungkan pengetahuan yang mereka temukan dengan kehidupan
sehari-hari mereka sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
SIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwasannya terdapat pengaruh positif dan signifikan pelaksanaan pembelajaran
menggunakan model discovery learning terhadap berpikir kritis siswa kelas V Sanggar
Belajar Kamus Gombak Selangor Malaysia. Hal ini ditunjukan pada hasil uji t nilai sig 2
tailed 0,000 < 0,05 dari nilai tersebut dinyatakan terdapat pengaruh yang signifikan,
dengan demikian penggunaan model discovery learning sangat efektif digunakan untuk
kemampuan berpikir kritis siswa kelas V pada pembelajaran PKN. Penggunaan model
discovery learning pada kemampuan berpikir siswa kelas V pembelajran PKN materi
belajar berorganisasi telah meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
memecah masalah yang ada pada dirinya maupun pada lingkungan sekitarnya.
SARAN
Dari hasil penelitian yang diproleh maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut (1) Pada pihak sekolah sebainya lakukan penerapan model discovery learning
pada pembelajaran lain serta kelas lain yang sesuai. (2) guru disarankan untuk melakukan
pembelajaran dikelas dengan menggunakan model discovery learning pada pembelajaran
PKN dengan materi yang berbeda. Model pembelajaran ini sangat efektif digunaka untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam memecahkan masalah pada dirinya
maupun pada lingkungannya dikarenakan model ini memberikan kesempatan pada siswa
untuk belajar secara aktif dan mencari solusi untuk menyelesaikan masalah yang siswa
hadapi. (3) Bagi peneliti jika ingin meneliti peningkatan kemampuan berpikir kritis model
discovery learning ini efektif digunakan pada siswa sekolah dasar.
Pengaruh Model Discovery Learning pada materi PKN terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (2) 2024 | 481
DAFTAR RUJUKAN
Ana, N. Y. (2019). Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam
Peningkatan Hasil Belajaran Siswa Di Sekolah Dasar. Pedagogi: Jurnal Ilmu
Pendidikan.
Anggraeni, P., & Akbar, A. (2018). Kesesuaian rencana pelaksanaan pembelajaran dan
proses pembelajaran. Jurnal Pesona Dasar, 6(2).
Balaka, M. Y. (2022). Metode penelitian Kuantitatif. Metodologi Penelitian Pendidikan
Kualitatif, 1, 130.
Hasyim, M. H. M. (2014). Penerapan fungsi guru dalam proses pembelajaran.
AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 1(2), 265276.
Idrus, L. (2019). Evaluasi dalam proses pembelajaran. Adaara: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 9(2), 920935.
Istarani. (2011). Model Pembelajaran Inovatif (Reverensi Guru Dalam Menentukan
Model Pembelajaran) (M. Persada, Ed.). Persada, Media.
Junaedi, I. (2019). Proses pembelajaran yang efektif. JISAMAR (Journal of Information
System, Applied, Management, Accounting and Research), 3(2), 1925.
Larasati, D. A. (2020). Pengaruh Model Discovery Learning Berbasis Higher Order
Thinking Skill Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis. VOX EDUKASI: Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan, 11(1), 3947. https://doi.org/10.31932/ve.v11i1.684
Nahar, N. I. (2016). Penerapan teori belajar behavioristik dalam proses pembelajaran.
NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(1).
Nugraha, M. (2018). Manajemen kelas dalam meningkatkan proses pembelajaran.
Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 4(01), 2744.
Nurmala, R. S., & Priantari, I. (2017). Meningkatkan Keterampilan Komunikasi
Discovery Learning Improving Communication Skills And Cognitive Study Result
Through Discovery. Jurnal Biologi Dan Pembelajaran Biologi, 2(1), 110.
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/BIOMA/article/view/586
Nurmayani, N. (2018). Penggunaan Model Pembelajaran Word Square Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di
Kelas V Sd Negeri 054938 Kab. Langkat. School Education Journal Pgsd Fip
Unimed, 8(1), 3547. https://doi.org/10.24114/sejpgsd.v8i1.9781
Oktafiana, O. :, Susanti, I., Sekolah, G., & Fakultas, D. (2018). Pengaruh Model
Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran Ipa
Siswa Kelas V Sd the Effect of Discovery Learning Implementation Toward Critical
Thinking Ability on Science of Grade V Student’S. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Edisi, 9, 7.
Pengaruh Model Discovery Learning pada materi PKN terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Edusaintek: Jurnal Pendidikan, Sains dan Teknologi Vol. 11 (2) 2024 | 482
Prameswari, S. W., Suharno, S., & Sarwanto, S. (2018). Inculcate Critical Thinking Skills
in Primary Schools. Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs):
Conference Series, 1(1), 742750. https://doi.org/10.20961/shes.v1i1.23648
Soegiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (19th ed.).
ALFABETA,CV.
Syaiful Segala. (2012). Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan) (Alfabeta,
Ed.; 2nd ed.). Alfabeta.
Uno, H. B., & Umar, M. K. (2023). Mengelola kecerdasan dalam pembelajaran: sebuah
konsep pembelajaran berbasis kecerdasan. Bumi Aksara.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Elementary school social studies learning becomes boring learning, because teachers have not applied innovative models, methods, and learning strategies. The teacher also only trains students to memorize social science concepts, not to train critical thinking. Discovery learning as one of the learning models has the advantage of activating students. The purpose of this study was to determine the effect of discovery learning models based on higher order thinking skills on critical thinking skills. This research is a quasi-experimental type, with a Non Equivalent Control Group Design. The experimental class applies the discovery learning model based on the Higher Order Thinking Skill, while the control class applies the assignment and discussion model based on the Higher Order Thinking Skill. This study uses a population of class V SDN Banyu Urip IX Surabaya. Two classes were chosen by random sampling as a research sample. Class V-A numbered 32 students as an experimental class. Class V-B totaling 30 students as a control class. The instruments of this study used 4 questions (pretest and posttest) in the form of essays. Data collection techniques used scoring of the results of the pretest and posttest. T test is used to test the results of research data. The results of the research data show that the average gaincore of the experimental class was 5.75 higher than the control class of 2.6. The results of data using the t-test. This can be seen from the value of t = 7.986 and the significance of two tails is 0.000, so that p <0.05. This proves that there is an influence of discovery learning model based on higher order thinking skills on critical thinking skills.
Article
Full-text available
Lesson plan is one of important role in the teaching and learning process in Primary Schools. It contains plans for activities or activities that will be carried out during learning. This research aims is to describe the suitability of lesson plan and the learning process in elementary school. The research method used is a survey method, involving a sample of 12 public and private elementary schools in the city of Sumedang. Data collection techniques using observation, documentation and questionnaire techniques, the data that has been obtained is then analyzed using simple statistical techniques. The results showed that the suitability of lesson plan and the learning process had a percentage of 68.0% and were in the high category. This shows that all activities listed in the lesson plan start from the initial activities (79.8%), main activities (63.8%) and closing activities (68.86%) are in accordance with the activities carried out in the learning process. Thus it can be concluded that the lesson plan that has been prepared by the teacher and the learning process that has been carried out in the Sumedang City Primary School has a high level of suitability. However, even though it has a high category, but not fully in accordance with the lesson plan used, so there is still a need for further guidance and development for teachers so that they are always guided by the lesson plan so that learning becomes more directed and in accordance with the prepared plan.
Article
Full-text available
Learning evaluation is an activity to collect data and information about students' learning abilities, to assess how far the learning program has been running, and also as a tool to determine whether the educational objectives and learning process in developing science have taken place as they should. In addition, the evaluation also aims to determine the level of student achievement in a learning process, as well as to understand students the extent to which they can provide assistance to the shortcomings of students, with the aim of placing students in a learning situation that is more appropriate to their ability level. The function of learning evaluation is to help the process, progress and development of students' learning outcomes on an ongoing basis, and at the same time be able to know the abilities and weaknesses of students in a particular field of study, while also being able to provide information to parents/guardians of students regarding class ranking or determining graduation of participants students. The evaluation tool requirements are validity, effectiveness, different items and objectivity.
Article
Full-text available
Keadaan pendidikan di Indonesia kini dituntut untuk lebih baik lagi guna menyesuaikan tuntutan zaman. Tuntutan zaman ini tentunya masih berhubungan dengan hasil belajar siswa yang diharapkan mampu lebih baik lagi. Dimana hasil belajar siswa sangat dipengaruhi dengan bagaimana cara guru memilih model pembelajaran dalam proses penyampaian materi di kelas. Dengan pemilihan model yang tepat diharapkan akan membantu guru dalam memenuhi tuntutan peningkatan hasil belajar siswa. Di Indonesia sendiri memiliki berbagai macam model pembelajaran. Tentunya setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam penerapannya. Namun untuk kesempatan kali ini penulis hanya memilih satu model pembelajaran yang akan dibahas yaitu discovery learning. Penulis memilih model discovery learning ini kerena ingin membuktikan apakah model ini layak digunakan di sekolah dasar atau tidak. Maka dari itu penulis melakukan riset dengan menggunakan metode meta analisis dengan studi dokumen terhadap 4 data peneliti sebelumnya. Pengumpulan data diperoleh dari penelusuran di jurnal elektronik melalui Google Cendekia dan Scholaria. Dari data yang didapat dalam bentuk %, dapat penulis simpulkan bahwa model discovery learning mampu membantu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan siswa yang menemukan informasi sendiri sehingga menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa baik di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA).
Article
p> This paper aims to describe the inculcation of critical thinking skills in primary schools. Critical thinking is a complex thinking process that is thinking in a reflective, independent manner and aims to make reasonable decisions, which include analyzing, synthesizing, recognizing problems and solving them, concluding and evaluating. Critical thinking skills in primary school is still not maximal because the teacher still has not triggered the students to think critically. This research uses descriptive qualitative method with literature study data collection techniques. Based on literature review, it can be concluded that critical thinking skills is a high-level thinking process that needs to be instilled since students in elementary school. </p
Article
The purpose of this research to describe the planning of classroom management, the implementation of classroom management, supporting and hibiting factors of classroom management to increase learning process, and than the strategy to increase learning process. The research methodology is descriptive qualitative method. The result showed that the planning of classroom management do with prepared and arrange set of equipment and instrumen of study. The implementation of classroom management in the study appled some classroom management principles and some approaches. The supporting and inhibiting factors are physical environment, social emotional and organization condition. The strategy was students condition for already study in the class, learn to concentration, using the right method and variation, interaction in educatif and communicative, and than the students were using media with the teaching was. Keywords. Classroom Management, Learning Process
Metode penelitian Kuantitatif
  • M Y Balaka
Balaka, M. Y. (2022). Metode penelitian Kuantitatif. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif, 1, 130.
Penerapan fungsi guru dalam proses pembelajaran
  • M H M Hasyim
Hasyim, M. H. M. (2014). Penerapan fungsi guru dalam proses pembelajaran. AULADUNA: Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 1(2), 265-276.
Proses pembelajaran yang efektif
  • I Junaedi
Junaedi, I. (2019). Proses pembelajaran yang efektif. JISAMAR (Journal of Information System, Applied, Management, Accounting and Research), 3(2), 19-25.