ArticlePDF Available

Perubahan Sosial Masyarakat Suku Baduy Luar Sebagai Akibat Moderniasasi

Authors:

Abstract

Indonesia is a region that has thousands of islands spread out with different regional characteristics so that it has various tribes and cultures. various social habits, culture and customs of society in Indonesia will always experience developments in accordance with the times. Modernization aims to create a prosperous society. Modernization is one of the causes of social and cultural change. Modernization is the process of changing from a traditional society to a more advanced or modern society. However, not all regions prioritize modernization and forget their customs. This is proven by the fact that there are still regions in Indonesia that still today maintain their customs and culture from the reach of the outside and modern world. For example, the Baduy tribe in the Lebak district, Banten, still maintains and preserves their original culture. The rapid development of the times causing modernization is of course also felt by the Baduy tribe, more precisely by the Baduy community outside. The purpose of this writing is to explain the influence of modernization on the Outer Baduy tribe. The method used in this research is literature study. Keywords: Baduy Tribe, Modernization, Social Change
El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol 4 No 1 (2024) 572 - 582 P-ISSN 2746-9794 E-ISSN 2747-2736
DOI: 10.47467/elmujtama.v4i1.5745
572 | Volume 4 Nomor 1 2024
Perubahan Sosial Masyarakat Suku Baduy Luar Sebagai Akibat
Moderniasasi
Syapri Aprianti, Ade Putri Indriyanti, Putri Novianti Lestari,
Murnia Nur Fatihah
Universitas Tanjungpura
syaprianti18@gmail.com
ABSTRACT
Indonesia is a region that has thousands of islands spread out with different regional
characteristics so that it has various tribes and cultures. various social habits, culture and
customs of society in Indonesia will always experience developments in accordance with the
times. Modernization aims to create a prosperous society. Modernization is one of the causes of
social and cultural change. Modernization is the process of changing from a traditional society
to a more advanced or modern society. However, not all regions prioritize modernization and
forget their customs. This is proven by the fact that there are still regions in Indonesia that still
today maintain their customs and culture from the reach of the outside and modern world. For
example, the Baduy tribe in the Lebak district, Banten, still maintains and preserves their
original culture. The rapid development of the times causing modernization is of course also
felt by the Baduy tribe, more precisely by the Baduy community outside. The purpose of this
writing is to explain the influence of modernization on the Outer Baduy tribe. The method used
in this research is literature study.
Keywords: Baduy Tribe, Modernization, Social Change
ABSTRAK
Indonesia merupakan suatu wilayah yang memiliki ribuan pulau yang terseber
dengan karakteristik wilayah yang berbeda sehingga mempunyai beragam suku dan budaya.
beragam kebiasaan masyarakat, kebudayaan dan Adat istiadat masyarakat di Indonesia
akan selalu mengalami perkembangan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Moderniasasi bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera. Modernisasi
merupakan salah satu penyebab perubahan sosial dan budaya. Modernisasi merupakan
proses terjadinya perubahan dari masyarakat tradisional menuju kehidupan masyarakat
yang lebih maju atau modern. Namun, tidak semua wilayah mengedepankan modernisasi
dan melupakan adat istiadatnya. Hal ini dibuktikan dengan masih ada wilayah di Indonesia
yang masih hingga saat ini menjaga adat istiadat dan kebudayaan mereka dari jangkauan
dunia luar dan modern. Contohnya seperti orang-orang suku Baduy yang terdapat di wilayah
kabupaten Lebak, Banten yang masih mempertahankan dan melestarikan kebudayaan asli
mereka. Pesaatnya perkembangan zaman menyebabkan modernisasi tentunya juga
dirasakan dampaknya oleh suku baduy, lebih tepatnya oleh Masyarakat baduy luar. Tujuan
penulisan ini adalah untuk menjelaskan pengaruh modernisasi terhadap suku Baduy Luar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Studi Kepustakaan.
Kata Kunci: Modernisasi, Perubahan Sosial , Suku Baduy
PENDAHULUAN
Seiring dengan perbedaan ruang dan waktu, masyarakat tentunya akan
mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi melibatkan aspek sosial dan budaya,
El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol 4 No 1 (2024) 572 - 582 P-ISSN 2746-9794 E-ISSN 2747-2736
DOI: 10.47467/elmujtama.v4i1.5745
573 | Volume 4 Nomor 1 2024
serta merupakan sebuah proses yang berkesinambungan. Saat ini, perubahan sosial
terjadi secara signifikan diberbagai wilayah Indonesia yang dimana merupakan
dampak dari modernisasi. Modernisasi tentunya juga dirasakan oleh masyarakat,
salah satunya suku baduy. Baduy merupakan salah satu desa di Indonesia yang
memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri. Baduy adalah desa tradisional yang
ditempati oleh masyarakat yang kehidupan masyarakatnya masih bergantung
dengan alam sekitar secara keseluruhan di Kabupaten Lebak, Banten. Masyarakat
Baduy juga cenderung tertutup atau kurang berkomunikasi dengan daerah lain
sehingga agak sulit untuk menerima perubahan terlebih lagi berkaitan dengan
modernisasi.
Suku Baduy dibagi menjadi dua yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Baduy
Luar adalah orang yang keluar dari adat dan wilayah Baduy Dalam sedangkan Baduy
Dalam adalah bagian dari keseluruhan Suku Baduy. Masyarakat Baduy Dalam masih
memegang kepercayaan adat istiadat nenek moyang yang mengisolasi diri dari
dunia luar. Sedangkan untuk Masyarakat Baduy Luar aturannya tidak terlalu ketat
seperti baduy dalam serta sering dikunjungi oleh wisatawan, mengalami perubahan
sosial yang cenderung cepat. Hal ini bisa terjadi karena banyak factor, salah satunya
tadi yaitu modernisasi itu sendiri yang mereka peroleh dari para pengunjung
wisatawan yang masuk ke baduy luar. Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat
baduy luar yang berbeda dengan baduy dalam bisa dilihat dari beberapa hal seperti
cara berpakaian, sudah menggunakan sandal, bahkan diberikan akses untuk
menggunakan teknologi yang lebih bebas. Sebagian besar masyarakat Baduy Luar
adalah orang-orang yang di usir atau pindah dari desa sebelumnya, yaitu Baduy
Dalam. Jarak kampung-kampung yang kebanyakan dekat dengan akses awal, yaitu
terminal Ciboleger, menyebabkan seringnya orang Baduy Luar mengalami Interaksi
Sosial dengan wisatawan-wasatawan.
TINJAUAN LITERATUR
Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan sebuah perubahan hubungan antara
seseorang, organisasi atau komunitas yang berkaitan dengan stuktur sosial atau
pola norma-norma maupun peranaan. Hal ini menyebabkan perubahan sosial dapat
disebut sebagai perubahan kebudayaan. Perubahan yang terjadi dapat menjadi
sebuah kemajuan maupun kemunduran. Bagian nilai-nilai sosial, norma-norma
sosial, pola-pola penghidupan organisasi sosial, lembaga-lembaga kemasyarakat,
startifikasi sosial, kekuasaan, tanggung jawab, kepemimpinan dan sebagainya
merupakan beberapa unsur kemasyarakatan yang mengalami perubahan. Dengan
demikian perubahan yang dimaksud adalah perubahan “sosial budaya” yang dimana
terjadinya perubahan ini disebabkan oleh manusia yang merupakan makhluk sosial
dan tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan. Perubahan sosial Menurut John Lewin
Gillin dan John Phillip Gillin dalam (Djazifah, 2014) merupakan salah satu jenis cara
berkehidupan yang diterima dan disebabkan oleh perubahan kondisi geografis,
El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol 4 No 1 (2024) 572 - 582 P-ISSN 2746-9794 E-ISSN 2747-2736
DOI: 10.47467/elmujtama.v4i1.5745
574 | Volume 4 Nomor 1 2024
budaya material, komposisi penduduk, ideologi, atau karena difusi dan penemuan-
penemuan baru pada masyarakat.
Perubahan dalam perubahan social terbagi menjadi yang direncanakan dan
yang tidak direncanakan. Berdasarkan pengaruh modernisasi terhadap perubahan
sosial yang terjadi di suku Baduy, perubahan yang terjadi merupakan salah satu dari
perubahan yang tidak direncanakan serta terjaungkau masyarakat. Hal ini
dikarenakan masyarakat di suku Baduy mengalami proses perubahan dari kondisi
tradisional ke masyarakat yang lebih maju (modern) atau masa kini dengan
memanfaatkan arus globalisasi. Menurut Soekanto (Adam Saleh, 2020) perubahan
sosial disebabkan oleh masyarakat sendiri dan dari luar masyarakat.
Perubahan sosial juga dapat bersumber dari masyarakat diantaranya
dinamaka penduduk, Discovery, konflik dan revolusi. Sedangkan perubahan yang
bersumber dari luar masyarakat yakni kondisi alam dan pertumbuhan penduduk.
Dalam perubahan sosial, tidak ada perubahan yang bersifat permanen
dibandingkan dengan perubahan lainnya. Sebab secara umum perubahan sosial
yang terjadi di dalam dan di luar masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor yang
berbeda-beda, yang terbagi dalam dua kategori, yaitu:
1. faktor pendorong
Faktor pendorong perubahan sosial adalah faktor yang mempercepat
perubahan sosial. Faktor kontak tersebut antara lain kontak dengan komunitas
lain, difusi dalam masyarakat (difusi unsur budaya), difusi antar komunitas,
sistem pendidikan maju, sikap progresif, toleransi, keterbukaan, masyarakat
heterogen (beragam) sistem stratifikasi, ketidakpuasan terhadap kondisi
kehidupan, sikap terhadap masa depan, nilai-nilai yang harus diperjuangkan
manusia untuk memperbaiki nasibnya, perpecahan keluarga (perselisihan), dan
penerimaan terhadap hal-hal baru.
2. Faktor penghambat
Faktor-faktor yang menghambat perubahan sosial seringkali antara lain,
kurangnya hubungan dengan kelompok-kelompok lain, hambatan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, sikap masyarakat yang masih tradisional,
tradisional atau adat, kepentingan yang mengakar, ketakutan akan disintegrasi
(meninggalkan tradisi), sikap tertutup, ideologi, dan lain-lain.
Meskipun perubahan sosial membawa manfaat, namun sering kali
menimbulkan dampak negatif terhadap institusi dan struktur sosial. Dampak positif
dan negatif perubahan sosial adalah sebagai berikut :
1. Dampak Positif Perubahan Sosial
Dampak positifnya dapat membawa kemajuan menuju masyarakat adil dan
makmur. Hal ini penting bagi masyarakat luas, dan akan menjadi hal yang baik
jika banyak orang yang termotivasi oleh tujuan meningkatkan taraf hidup ke
yang lebih baik tanpa mementingkan kepentingan kelompok ataupun
kepentingan pribadi.
a) Munculnya nilai dan norma baru, Perubahan sosial diharapkan dapat
mendorong munculnya nilai dan norma baru yang lebih sesuai dengan
El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol 4 No 1 (2024) 572 - 582 P-ISSN 2746-9794 E-ISSN 2747-2736
DOI: 10.47467/elmujtama.v4i1.5745
575 | Volume 4 Nomor 1 2024
tuntutan pembangunan saat ini. Dengan cara ini, baik norma maupun
hukum cenderung menjadikan masyarakat lebih sejahtera, aman dan
sebagainya.
b) Adanya struktur organisasi yang digunakan saat ini mempunyai pengaruh
yang lebih besar terhadap pengelolaan urusan manusia. Jika hubungan
sosial yang terjadi selama ini adalah hubungan kekuasaan individu, dimana
mereka yang berstatus sosial lebih tinggi seringkali menindas dan
mengabaikan nilai- nilai kemanusiaan dari mereka yang berstatus sosial
lebih rendah, maka akan terjadi perubahan sosial. Hal ini perlu dilakukan
karena dapat menimbulkan perbedaan antar individu yang berbeda satu
sama lain.
c) Keputusan di didalam masyarakat dapat dilakukan dengan cara mufakat
dan musyawarah.
d) Meningkatnya kualitas hidup di berbagai sektor dan aspek kehidupan
manusia sebagai hasil kolaborasi antara industri, teknologi, dan akademisi.
e) Berkembangnya tingkat pendidikan formal dikalangan masyarakat.
Perkembangan usaha industri yang membawa peningkatan kerja dan
peluang ekspor.
2. Dampak Negatif Perubahan Sosial
Perubahan sosial memicu terjadinya tanggapan yang ditandai dalam bentuk
konflik sosial, penyimpangan perilaku, kriminalitas, dan lain sebagainya.
Penyebab lain juga disebabkan karena adanya pengaruh kepentingan
tersembunyi dari pihak yang ingin menguntungkan dirinya sendiri seperti.
a) Terjadinya perpecahan dalam masyarakat yang mana perpecahan sosial
tersebut tentunya membawa perubahan di dalam kehidupan masyarakat
itu sendiri sehingga secara tidak langsung perpecahan tersebut
menyebabkan terjadinya konflik sosial dan kontradiksi di dalam
masyarakat.
b) Perubahan tingkah laku, yang mana dampak negatif perubahan sosial ini
mengarah pada perilaku menyimpang yang terjadi karena ketidaksesuaian
dengan nilai yang berlaku di dalam masyarakat setempat.
c) Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak yang mana
menyebabkan mereka dengan status lebih rendah harus terpaksa tunduk
kepada keputusan yang didalat berdasarkan suara terbanyak tersebut..
d) Dengan berkembangnya budaya konsumen dan individualisme, individu
mengonsumsi barang-barang yang tidak memenuhi kebutuhannya hanya
sebagai simbol status.
e) Dengan solidaritas sosial, anggota masyarakat yang mampu beradaptasi
terhadap perubahan pasti akan mampu meningkatkan taraf hidupnya.
Namun sebaliknya, jika masyarakat tidak dapat melakukan penyesuaian,
maka lama kelamaan masyarakat akan semakin tertinggal dan kualitas
hidupnya pun menurun. Ketika perubahan terjadi, hubungan antara dua
El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol 4 No 1 (2024) 572 - 582 P-ISSN 2746-9794 E-ISSN 2747-2736
DOI: 10.47467/elmujtama.v4i1.5745
576 | Volume 4 Nomor 1 2024
situasi yang berlawanan ini menciptakan keharmonisan sosial yang lebih
besar.
Modernisasi
Modernisasi merupakan sarana untuk memperoleh kehidupan yang baik dan
bahagia, namun apabila tidak dilakukan dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan
maka akan dilakukan upaya yang lebih besar untuk mencapai tujuan tersebut. perlu
di pahami bahwa inovasi pada suatu tempat dan waktu selalu berbentuk suatu
gagasan yang dapat dibandingkan dengan inovasi di bidang lain. Apa yang dianggap
“modern” di suatu negara bias berbeda di negara lain. Sepertiyang dikatakan
Kenjaranimrat, ketika suatu negara mulai berubah lagi, itu adalah ujian dari negara
itu sendiri yang disesuaikan dengan kondisi intrnasional pada masa bangsa. Dengan
cara ini, tidak hanya pekerjaan dan proses baru di abad 20 akan tetapi disemua era
yang mencakup budaya, social, politik, ekonomi, teknologi dan lain sebagainya yang
diharapkan dapat tercipta melalui perubahan-perubahan tersebut. Teori
modernisasi mengacu pada proses perubahan masyarakat tradisional atau kembali
ke masyarakat modern. Modernisasi adalah proses perubahan sistem ekonomi,
sosial, dan politik yang berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara. Pendidikan
berfokus pada transformasi First Nations melalui pertumbuhan ekonomi dan
perubahan sosial, politik, dan budaya.
Menurut Profesor Alex Inkeles (Tempnan, n.d.), manusia modern memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bersedia menerima informasi baru dan terbuka terhadap hal-hal baru dan
perubahan. Kami percaya bahwa organisasi tradisional tidak dapat menerima
ide-ide baru, ide-ide baru, dan praktik-praktik baru. Jadi kita berbicara tentang
pola pikir, pola pikir, pengetahuan batin, bukan teknik atau keterampilan.
Karena menurut kami, orang yang bekerja dengan bajak lebih spiritual
dibandingkan orang yang sudah pernah melihat cara menggunakan traktor.
2. Kemampuan merumuskan dan mengemukakan pendapat tentang berbagai
permasalahan yang timbul di lingkungan dan luar masyarakat zaman dahulu
berpikiran sangat sempit, fokus pada hal-hal yang penting bagi mereka, dan
sekarang, jika mereka mempunyai pemikiran tentang hal-hal penting, sulit bagi
mereka untuk mengungkapkannya.
3. memiliki visi yang berfokus pada masa kini dan masa depan dibandingkan masa
lalu dan sangat menghargai waktu.
4. Merencanakan, mengatur dan menikmati hidup
5. Kemampuan menyakini potensi manusia
6. Kemampuan memikirkan situasi
7. Pengakuan harkat dan martabat manusia
Motivasi perubahan berkaitan dengan beberapa motivasi, seperti:
1. Sistem sosial terbuka (open class) yang dapat meningkatkan mobilitas sosial
baik secara horizontal maupun vertikal.
El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol 4 No 1 (2024) 572 - 582 P-ISSN 2746-9794 E-ISSN 2747-2736
DOI: 10.47467/elmujtama.v4i1.5745
577 | Volume 4 Nomor 1 2024
2. Pendekatan berwawasan ke depan yang meningkatkan inovasi dan kesadaran
sejalan dengan tuntutan masa kini.
3. Kontak dengan budaya lain memberikan kesempatan kepada manusia untuk
berkomunikasi satu sama lain dan menciptakan hal-hal baru.
4. Meningkatkan tingkat pendidikan dan kesadaran hak asasi manusia.
5. Peningkatan pendidikan memungkinkan masyarakat memperoleh
pengetahuan dan keterampilan baru ubah perubahannya.
6. Kesederhanaan dan efisiensi teknologi modern. Komputer, komputer, robot,
dll.
7. Peran pemerintah dalam mennaggapi tuntutan inovasi social, politik dan
ekonomi.
Dengan berkembangnya modernisasi, hasil ini tercapai dampak modernisasi
terhadap kehidupan masyarakat terbagi menjadi dua, yaitu positif dan negatif:
a. Dampak positif dari modernisasi
Dengan datangnya revolusi baru, seluruh aspek kehidupan masyarakat
mengalami kemajuan dan perubahan. Sistem keuangan dengan pembayaran
online dan transfer uang yang mudah membuat berbelanja dan berbisnis
menjadi lebih mudah bagi kita semua. Ini adalah akhir dunia. Hal ini juga telah
mengubah berbagai platform media sosial, termasuk alat kami. Pidato.
Perubahan dalam kancah politik disebabkan oleh penerapan sistem demokrasi
yang berlaku saat ini. Bidang pendidikan sangat menarik. Karena pembelajaran
tidak mengandalkan buku, melainkan video pembelajaran, infografis, atau hal-
hal lain yang membantu pembelajaran. Dalam bidang teknologi dan informasi,
hal ini terlihat pada perkembangan komunikasi elektronik. Dari kedokteran,
dengan alat kesehatan yang berkualitas, dari pertanian, tidak lagi menggunakan
kerbau atau alat tradisional, melainkan mesin baru. Hal ini merupakan bagian
dari perkembangan modernisme.
b. Dampak negatif terhadap modernisasi
Selain mudahnya melakukan semua hal di atas, ada beberapa kelemahan dalam
melakukan upgrade. Pemanasan global disebabkan oleh penggunaan mesin
yang menghasilkan emisi besar dan merusak lingkungan, dan seiring dengan
berkurangnya lapangan kerja, manusia banyak melakukan kesalahan.
Perubahan tersebut menyebabkan kurangnya kepercayaan antar kelompok,
seperti kejahatan terkait teknologi seperti kejahatan dunia maya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research)
dengan mengkaji serta mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan
dengan materi penelitian seperti buku, jurnal, artikel dan lain sebagainya. Sumber
data penelitian ini yaitu hasil penelitian terdahuluan dengan pengumpulan data
yang digunakan berupa observasi untuk mengamati perubahan sosial masyarakat.
Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat suku Baduy Luar yang berada di
Provinsi Banten. Penelitian library research merupakan komplek kegiatan ilmiah
El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol 4 No 1 (2024) 572 - 582 P-ISSN 2746-9794 E-ISSN 2747-2736
DOI: 10.47467/elmujtama.v4i1.5745
578 | Volume 4 Nomor 1 2024
yang ditujukan untuk memecahkan masalah. Hasil penelitian tidak pernah
dimasukan sebagai solusi langsunng terhadap permasalahan yang timbul karena
penelitian hanyalah sebagian dari solusi. Peran penelitian adalah mencari
penjelasan dan jawaban masalaha serta memberikan alternatif untuk digunakan
sebagai memecahkan masalah. Menurut (Sarwono, 2006) studi kepustakaan (library
Research) juga dapat mempelajari lebih banyak buku, validitas data dan hasil
penelitian sebelumnya serupa untuk memperoleh landasan teori mengenai masalah
yang akan diteliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Semakin pesatnya perkembangan zaman di era globalisasi dan serba modern ini
menciptakan perubahan yang cukup besar di kehidupan masyarakat. Adanya
modernisasi ini membuat banyak sekali perubahan sosial mulai dari masuknya
budaya asing, tingkat konsumsi yang tinggi, masuknya teknologi informasi yang
semakin canggih yang membuat perubahan kehidupan sosial masyarakat kota
maupun desa semakin masif. Modernisasi merupakan proses perubahan dari
keadaan tradisional menuju masyarakat yang lebih maju dan modern, dari definisi
modernisasi terssebut dapat dilihat bahwa prose modernisasi dan perubahan sosial
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Dengan adanya suatu
pembaharuan tatanan kehidupan maka juga akan berdampak pada perubahan sosial
yang terjadi didalam kehidupan masyarakat, Seperti hal nya perubahan sosial yang
terjadi di masyarakat suku Baduy luar akibat dari kehidupan modern yang masuk
diwilayah mereka.
Masyarakat suku Baduy atau urang kanekes (orang kanekes) merupakan
masyarakat adat sunda yang tinggal didaerah Kabupaten Lebak Banten tepatnya di
Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, tiga desa utama yang didiami oleh
masyarakat suku Baduy yakni desa Cikeusik, Cikertawana, dan Cibeo. Beragam versi
dan pendapat mengenai asal usul masyarakat suku Baduy ini, namun banyak yang
mengatakan bahwa Suku Baduy ini adalah keturunan dari masyarakat yang
dipercaya sebagai pasukan khusus yang bertugas mengamankan wilayah kawasan
hutan lebat dan berbukit di Gunung Kendeng pada masa Kerjaaan Sunda atau
Padjajaran di abad 15 dan 16. Masyarakat suku baduy ini dibagi menjadi 2 yaitu
masyarakat suku Baduy dalam dan masyarakat suku Baduy luar. Masyarakat suku
Baduy Dalam merupakan kelompok masyarakat suku baduy yang masih kental
dengan adat istiadat dan kebudayaan suku baduy sehingga mereka mengisolasikan
diri dari duniadan Masyarakat luar sehingga menolak adanya modernisasi diwilayah
mereka. Masuknya pengaruh modernisasi menurut mereka merupakan suatu hal
yang dapat pempengaruhi tradisi nenek moyang yang telah dipegang secara turun-
menurun. Suku Baduy Dalam atau yang disebut juga dengan Tangtu ini tersebar di
tiga kampung yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik dengan ciri khas pakaian
berwarna putih alami dan biru tua dengan ikat kepala berwarna putih. Selain
masyarakat suku Baduy Dalam, juga terdapat masyarakat Panaping atau yang
dikenal dengan masyarakat suku Baduy Luar yang sudah lebih cenderung terbuka
El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol 4 No 1 (2024) 572 - 582 P-ISSN 2746-9794 E-ISSN 2747-2736
DOI: 10.47467/elmujtama.v4i1.5745
579 | Volume 4 Nomor 1 2024
dan menerima pengaruh budaya luar secara tradisi dan norma kehidupannya. Suku
Baduy menurut data BPS Kabupaten Lebak tahun 2020 memiliki jumlah penduduk
mencapai 11.699 jiwa dan tersebar di 3 kampung Baduy dalam dan 64 kampung
Baduy luar. Aturan hukum adat antara masyarakat suku Baduy Luar dan suku Baduy
Dalam memiliki perbedaan yang tidak berbeda jauh, misalnya Baduy Luar memiliki
aturan yang lebih sedikit longgar dalam kehidupannya daripada suku Baduy Dalam
(Putri, 2020).
Terbuka nya masyarakat suku Baduy Luar terhadap modernisasi membuat suatu
perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakatnya seperti mereka sudah
menggunkan teknologi, mempunyai media sosial, berpergian menggunakan
transportasi dan lain-lain. Terdapat pengaruh internal dan eksternal yang
membawa perubahan pada masyarakat Badui Luar. Keterlibatan diluar wilayah
Badui Luar mengakibatkan seringnya terjadi interaksi dengan komunitas eksternal,
termasuk dalam proses pariwisata. Interaksi tersebut dapat berdampak pada
masyarakat Baduy Luar, meskipun terjadi proses akulturasi budaya di wilayah
Baduy Luar. Modernisasi yang membawa perubahan di mayarakat suku Baduy Luar
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :Sistem sosial yang terbuka (open
stratification) yang memungkinkan terjadinya peningkatan mobilitas sosial baik
secara horizontal maupun vertikal. Seperti halnya masyarakat suku Baduy Luar
yang lebih terbuka daripada masyarakat suku Baduy Dalam. Suku Baduy Luar lebih
terbuka dengan kebudayaan dan lebih menerima modernisasi tanpa meninggalkan
hukum adat dan kebudayaan asli mereka. Pola pikir berwawasan ke depan yang
mendorong kebaruan dan penemuan sesuai dengan tuntutan era yang semakin
modern, salah satunya adalah dilihat dari cara berpakaian masyarakat suku Baduy
Luar yang telah mengalami perubahan dengan warna yang tidak hanya ditentukan
oleh peraturan kebudayaan mereka namun juga tidak meninggalkan ciri khas cara
berpakaian mereka.
Faktor modernisasi yang mendorong perubahan sosial di masyarakat suku
Baduy Luar adalah adanya kontak dengan budaya lain yang memungkinkan
masyarakat suku Baduy Luar untuk berkomunikasi dengan orang diluar suku
Baduy. Kontak dengan budaya lain ini juga dikarenakan masyarakat suku Baduy
dijadikan salah satu wisata budaya yang ditetapkan oleh pemerintah provinsi
Banten. Peningkatan tingkat pendidikan dan kesadaran hak asasi manusia.
Peningkatan akses terhadap pendidikan memungkinkan masyarakat mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan baru yang berguna untuk beradaptasi terhadap
perubahan. Berkat adanya pendekatan dan interaksi yang dilakukan antara Suku
Baduy Luar dan pihak luar (pendatang) secara terus menerus dalam waktu yang
cukup lama, kini Suku Baduy Luar menerima program pendidikan seperti Rumah
Baca untuk generasi penerus mereka. Mereka terdidik secara lisan dan keteladanan.
Tanpa bersekolah, anak-anak Baduy meniti jalan sunyi belajar dari alam dan filosofi
hidup yang diwariskan para leluhur. Kenyamanan dan efisiensi teknologi baru.
Internet, komputer dengan adanya faktor Perkembangan teknologi yang juga telah
merambah kehidupan masyarakat Badui Luar, khususnya komunitas pemandu
El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol 4 No 1 (2024) 572 - 582 P-ISSN 2746-9794 E-ISSN 2747-2736
DOI: 10.47467/elmujtama.v4i1.5745
580 | Volume 4 Nomor 1 2024
wisata yang menganggap pemanfaatan teknologi sangatlah penting. Pemanfaatan
teknologi menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap kehidupan masyarakat
Badui Luar. Pemanfaatan teknologi telah memungkinkan berkembangnya konsep-
konsep pelayanan seperti pemandu wisata dan penjualan online, dan dampak
positifnya terutama dirasakan pada sisi ekonomi seperti peningkatan pendapatan.
Namun, budaya masyarakat Badui Luar telah terkena dampak negatif dan semakin
melemah seiring berjalannya waktu.
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi terkait dengan strategi,
penerapan teknologi dan perilaku. Sedangkan pengaruh eksternal datang dari luar
mengenai karakteristik demografi (pendidikan, tingkat keterampilan),
perkembangan teknologi, perubahan permasalahan sosial. Penjelasan ini berkaitan
dengan kondisi sosial budaya yang tidak terdapat pada masyarakat baduy luar.
Misalnya faktor-faktor yang mempengaruhi pikiran dan perilaku masyarakat saling
berkaitan. Meskipun aturan adat biasa memberikan tekanan dari dalam, keinginan
masyarakat akan mau perubahan tidak dapat dicegah dari perkembangan.
Masyarakat baduy luar menggunakan cara-cara dalam melakukan proses umbijai
untuk kemajuan tersebut, termasuk melakukan aktivitas di luar wilayah baduy luar.
Meningkatnya jumlah penduduk masyarakat di luar baduy juga menyebabkan
banyak orang meninggalkan daerah tersebut karena merasa perlu mencari
penghidupan yang lebih baik, bukan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Kegiatan di luar wilayah baduy meliputi perdagangan, pertanian, dan agrobisnis.
Terdapat pengaruh internal dan eksternal yang membawa perubahan pada
masyarakat Badui Luar. Keterlibatan di luar wilayah Badui Luar mengakibatkan
seringnya terjadi interaksi dengan komunitas eksternal, termasuk dalam proses
pariwisata. Interaksi tersebut dapat berdampak pada masyarakat Baduy Luar,
meskipun terjadi proses akulturasi budaya di wilayah Baduy Luar. Perkembangan
teknologi juga telah merambah kehidupan masyarakat Badui Luar, khususnya
komunitas pemandu wisata yang menganggap pemanfaatan teknologi sangatlah
penting. Pemanfaatan teknologi memberikan dampak positif dan negatif terhadap
kehidupan masyarakat Badui Luar. Pemanfaatan teknologi telah memungkinkan
berkembangnya konsep-konsep pelayanan seperti pemandu wisata dan penjualan
online, dan dampak positifnya terutama dirasakan pada sisi ekonomi seperti
peningkatan pendapatan. Namun, budaya masyarakat Badui Luar telah terkena
dampak negatif dan semakin melemah seiring berjalannya waktu.
Suku Baduy Luar mempunyai tingkat ketahanan yang lebih tinggi dalam
menghadapi tekanan. Mereka lebih mungkin mengembangkan strategi
penanggulangan karena norma budaya mereka lebih fleksibel. Menghadapi
kekurangan lahan, Baduy Luar bisa mengembangkan solusi yang tidak
diperbolehkan di Baduy Dalam. Mengadaptasi hukum adat ini memberi mereka
lebih banyak kebebasan dalam menggunakan teknologi modern untuk mengurangi
beban penyakit manusia
Masyarakat Baduy Luar merupakan kelompok yang terbuka terhadap
inovasi.dan mereka lebih banyak berhubungan dengan dunia luar dibandingkan
El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol 4 No 1 (2024) 572 - 582 P-ISSN 2746-9794 E-ISSN 2747-2736
DOI: 10.47467/elmujtama.v4i1.5745
581 | Volume 4 Nomor 1 2024
dengan Baduy Dalam. Mereka di daerah yang dekat dengan daerah terpencil
(Heriyanto et al., 2019). Di luar Baduy lebih mudah dalam beradaptasi dengan
perubahan zaman dan terbuka terhadap peristiwa eksternal komunitas mereka.
Memiliki ciri khas baju baru seperti Baduy Dalam. Meski mereka masih menyimpan
beberapa barang di pakaiannya. Banyak membuka teknologi baru, manajemen dan
operasi eksternal, beberapa operasi internal tradisional, tetapi dengan ekspektasi
tinggi dan Anda dapat membangun hubungan dengan mereka dunia luar melalui
perdagangan dan perniagaan.
Walt Whitman Rostow mengidentifikasi lima tahapan dalam modernisasi, yaitu
1. Masyarakat tradisional: merupakan tahap yang ditandai dengan kegiatan
bertani dan barter, pada masa dulu masyarakat suku Baduy luar melakukan
Perdagangan secara barter, namun sekarang ini telah mempergunakan mata
uang rupiah biasa. Artinya tahapan ini sudah terlewat karna masyarakat
suku Badui sudah melalui tahapan barter.
2. Persiapan untuk tinggal landas: merupakan tahap yang ditandai dengan
adanya spesialisasi serta penggunaan infrastruktur khususnya transportasi.
Dalam masyarakat suku Baduy luar tahapan ini dapat dilihat seperti sudah
digunakannya transportasi kendaraan bermotor dan adanya kesadaran
orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya.
3. Tinggal landas: merupakan tahap terjadinya peningkatan industrialisasi dan
ekonomi dari pertanian ke manufaktur. Di suku Baduy sistem mata
pencaharian utama masyarakatnya yaitu berladang namun, mereka juga
melakukan perdagangan di luar wilayah Baduy. Bentuk dari tahapan ini yang
terjadi pada masyarakat suku Baduy adalah ketika mereka sudah
memanfaatkan adanya kemajuan teknologi seperti memanfaatkan media
sosial dalam meningkatkan pemasaran dan produktivitas industri rumahan
mereka.
4. Menuju kematangan: merupakan tahap terjadinya diversifikasi ekonomi ke
daerah baru disertai dengan sedikit ketergantungan pada impor.
ketergantungan yang dimaksud berupa ketergantungan masyarakat suku
Baduy luar terhadap penggunaan alat elektronik seperti handphone salah
satunya.
5. Konsumsi massa: merupakan tahap saat pelayanan di bagian jasa semakin
mendominasi. Pada tahapan ini penduduk di suku Baduy Luar bersikap lebih
moderat dalam mulai beradaptasi dengan dunia luar. Dalam hal pelayanan
kesehatan misalnya suku Baduy luar selain mengandalkan pengobatan
tradisional mereka juga mengakses layanan kesehatan modern.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari materi yang telah dijelaskan diatas
adalah Modernisasi yang merupakan suatu bentuk perubahan sosial tentu sangat
besar pengaruhnya bagi masyarakat, tak terkecuali suku baduy luar yang bahkan
El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol 4 No 1 (2024) 572 - 582 P-ISSN 2746-9794 E-ISSN 2747-2736
DOI: 10.47467/elmujtama.v4i1.5745
582 | Volume 4 Nomor 1 2024
dikenal dengan adat istiadatnya yang masih kental sehingga cukup sulit menerima
perubahan-perubahan dari luar. Namun nyatanya, seiring dengan perkembangan
zaman, suku baduy lebih tepatnya baduy luar sudah mengalami perubahan akibat
modernisasi. Perubahan ini mereka dapatkan dari para wisatawan yang sering
datang mengunjungi desa mereka. Perubahan yang dialami suku baduy luar
tentunya menyebabkan adanya dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya
adalah masyarat lebih mudah menerima informasi maupun hal-hal lain yang
berkaitan dengan teknologi, sementara dampak negatifnya jika tidak bijak dalam
memanfaatkan teknolgi ini tentunya adat istidat yang ada di suku baduy luar akan
luntur.
Adapun saran untuk mengurangi dampak negatif yang timbul di Masyarakat
baduy luar akibat dari modernisasi yaitu dengan memberikan kebijakan serta
pengawasan terkait penggunakan teknologi di Masyarakat serta para wisatawan
yang dating mengunjungi baduy luar.
DAFTAR PUSTAKA
Adam Saleh. (2020). Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Pedesaan Pasca Revolusi
Hijau. Moderasi: Jurnal Studi Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(1), 7193.
https://doi.org/10.24239/moderasi.vol1.iss1.10
Aristianti, T. T., Faatinisa, E., & Annisa, Y. N. (2022). Jurnal Anak Bangsa. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini,
1(https://doi.org/10.46306/jas.v1i2 p-ISSN), 121240.
Djazifah, N. (2014). Sosiologi Pendidikan Michel Foucault. Nucleic Acids Research,
I(2), 16891699. http://repository.ut.ac.id/4267/1/IPEM4439-
M1.pdf%0Ahttp://jurnal-unita.org/index.php/publiciana/article/view/79
Putri, I. M. ;Ratnawati D. (2020). Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial )
JEPANG. Nusantara: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(2), 408420.
TAMBUNAN, R. (n.d.). Arti Dan Konsekuensi Membangun Masyarakat Modern Dan
Bagaimana Cara-Caranya Mengatasi Akibat-Akibat Serta Pengaruh-Pengaruh
Yang Negatif.Pdf.
Article
Full-text available
This study examines the resilience and adaptation strategies of the Kerinci Indigenous community in preserving cultural heritage amid modernization. Employing a qualitative ethnographic approach, data were gathered through participatory observations, in-depth interviews, and document analysis with thirty key informants, including traditional leaders and government representatives. The findings reveal that the community's strong social structure-anchored in religious principles and cultural diversity-serves as vital social capital. They balance tradition and modernity by enhancing cultural education, revitalizing practices, forging partnerships, utilizing local resources, and promoting environmental awareness. This integrated approach to resilience offers valuable insights for Indigenous communities worldwide, demonstrating that merging traditional values with modern innovations can safeguard cultural heritage for future generations.
ResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.