ArticlePDF Available

PENERAPAN METODE KARYAWISATA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS ANAK DI RA NURUL HUDA

Authors:

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kecerdasan naturalis anak dengan menggunakan metode karyawisata. Bertempat di lingkungan sekolah RA Nurul Huda. Penelitian dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, dengan sampel sebayak 11 siswa yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Setelah dianalisis dengan teknik obeservasi maka hasil penelitian menunjukkan: 1) Kecerdasan naturalis anak sebelum menggunakan metode karyawisata masih rendah dengan persentase 49.43%. 2) terdapat peningkatan kecerdasan naturalis anak setelah penerapan metode karyawisata sebesar 69.88%. 3) Hasil penerapan metode karyawisata dalam meningkatkan kecerdasan naturalis anak mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 81.82%, anak dapat mengenal, menanam, dan merawat tanaman serta dapat mengeksplor lingkungannya.
Jurnal MADINASIKA, Volume 5 Nomor 1, Bulan Oktober, Tahun 2023, Halaman 22-28
22
Jurnal MADINASIKA
Homepage:
https://ejournal.unma.ac.id/index.php/madinasika
Vol. 5 No. 1, Bulan Oktober 2023, halaman: 22~28
E-ISSN: 2716-0343, P-ISSN: 2715-8233
http://dx.doi.org/10.31949/madinasika.v5i1.7026
PENERAPAN METODE KARYAWISATA DALAM
MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS ANAK DI RA
NURUL HUDA
Lala Nurlaela1*, Kamaludin2, M. Saroni 3
1,2,3Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam, Universitas Majalengka
1*Email penulis koresponden: lalanurlaela28@gmail.com
Riwayat Artikel
Submited: 13
Oktober 2023
Accepted: 30
Oktober 2023
Published: 31
Oktober 2023
Jurnal MADINASIKA
diterbitkan oleh
Program Pascasarjana
Pendidikan Islam
Universitas Majalengka
PENDAHULUAN
Salah satu jenis pendidikan, yaitu pendidikan prasekolah atau pendiidkan anak usia dini
yang menitikberatkan pada penciptaan landasan pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (berpikir, kreativitas, kecerdasan emosional),
kecerdasan emosional dan spiritual), sosio-emosional (sikap, perilaku dan agama).serta bahasa
dan komunikasi, sesuai dengan karakteristik dan tahap perkembangan anak usia dini.Dimana
fasilitas pendidikan seperti Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-kanak (TK) atau PAUD
dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak.Pencanangan ini sesuai dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 Ayat 14, “Pendidikan Prasekolah (PAUD)
adalah upaya pelatihan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun dan
Jurnal MADINASIKA, Volume 5 Nomor 1, Bulan Oktober, Tahun 2023, Halaman 22-28
23
mencakup pemberian rangsangan.pendidikan bagi anak, menunjang pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar siap menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
Pernyataan tersebut menunjukkan pentingnya peran pendidikan anak usia dini dalam
mencapai keberhasilan pendidikan yang lebih besar (Rihatno et al., 2017; Sulaiman et al., 2019).
Pelayanan pendidikan anak usia dini menjadi penting karena pentingnya.karena pendidikan
prasekolah merupakan jenis pendidikan yang menekankan pada perkembangan dan
pertumbuhan jasmani (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (berpikir kreatif,
kecerdasan tidak didukung sarana fisik dan prasarana) dan kecerdasan jasmani. kecerdasan
spiritual, emosional, sosio-emosional (sikap, perilaku dan agama), bahasa dan komunikasi.
Beberapa aspek kecerdasan linguistik, logika, musikal, kinestetik, visual-spasial, intrapersonal,
personal, naturalistik, dan spiritual pernah dibahas oleh Yus (2011) yang menurutnya
Kecerdasan dapat membawa kesuksesan pada anak. Dalam kegiatan pembelajaran, guru dan
pendidik perlu menciptakan kondisi untuk mengembangkan kecerdasan seluruh anak. Oleh
karena itu, menjadi tanggung jawab orang tua dan pendidik untuk memastikan bahwa sifat-sifat
yang menjadi dasar kecerdasan anak tetap bertahan hingga dewasa. Mereka harus memberikan
lingkungan dan stimulasi yang baik kepada anak untuk mendorong dan mengoptimalkan fungsi
otak dan kecerdasannya. Salah satu jenis kecerdasan tersebut adalah kecerdasan alami atau
kecerdasan naturalistik. Alam merupakan sastra yang penting untuk mengembangkan
kemampuan anak (Heldanita, 2019; Fatmala & Hartati, 2020; Mukti et al., 2020), karena
membantu anak lebih mudah memahami alam sehingga mengembangkan kecerdasan yang
optimal.Alam dapat diamati dan dirasakan, sehingga memungkinkan berkembangnya
kecerdasan.Anak-anak mendapatkan pengalaman langsung saat mereka belajar bagaimana
memanfaatkan alam.
Siswa mengikuti field trip, yaitu perjalanan atau pelayaran untuk memperoleh
pengalaman belajar, khususnya pengalaman praktik.Wisata yang dilakukan banyak mencakup
kegiatan non-akademik, namun tujuan pendidikan secara umum, terutama yang berkaitan dengan
pembelajaran tentang dunia luar, dapat dicapai dengan cepat.Menurut Moeslichatoen (1996),
piknik dapat mengaktifkan seluruh indera.Ada indera yang dapat memberikan informasi, seperti
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan sentuhan. Hal ini dimungkinkan karena benda
mempunyai sifat yang dapat dilihat, dirasakan, didengar, dicium dan dikecap.Persepsi yang
terbentuk dari informasi tersebut akan membantu anak mengembangkan pengetahuan yang kaya
dan memperluas wawasannya sehingga membentuk kemampuannya sendiri.Kunjungan
lapangan bagi siswa taman kanak-kanak dapat memicu minat mereka terhadap suatu hal,
memperluas pengetahuan yang telah mereka pelajari di kelas, memberikan pengalaman langsung,
dan memperluas wawasan mereka (Hildebrand, 1986).
Penjelasan peneliti pada survei kecerdasan naturalis terkait flora (tumbuhan), dimana
banyak anak yang masih belum memahami pentingnya tumbuhan, banyak anak yang menginjak-
injak tanaman disekitarnya, memetik bunga yang baru bertunas, memetik daun. Lingkungan bisa
digunakan untuk sarana pembelajaran pada Pendidikan anak usia dini (Zaini & Dewi, 2017; Febiharsa &
Djuniadi, 2018; Astini et al., 2019; Shofia Maghfiroh & Suryana, 2021).Hal ini dapat dilakukan di sekolah
yang lingkungan alamnya dapat mendukung pembelajaran anak.Kondisi lingkungan anak dapat
diatasi melalui kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan pengetahuan anak dan juga
dapat memanfaatkan potensi lingkungan yang dapat meningkatkan pengetahuan anak dengan
program pembelajaran yang menyenangkan dan tentunya hal-hal yang positif bagi anak yaitu
kesejahteraan anak.perkembangan intelektual alami flora (tumbuhan).Untuk itu anak perlu
diajarkan untuk mengenal tanaman, bagaimana cara menanamnya, bagaimana cara menyiramnya
dan merawatnya, dengan metode karyawisata. Sehingga dengan latar belakang di atas penulis
menggunakan judul“Penerapan Metode Karyawisata Dalam Meningkatkan Kecerdasan Naturalis
Anak di RA Nurul Huda Desa Banjaransari Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka“
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan dengan model Kemmis dan
Taggart. Ini terdiri dari empat bagian: perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi
Jurnal MADINASIKA, Volume 5 Nomor 1, Bulan Oktober, Tahun 2023, Halaman 22-28
24
(observing), dan refleksi. Peneliti ini menggunakan sampel 11 siswa, terdiri dari 5 laki-laki dan 6
perempuan. Tempat penelitian di RA Nurul Huda Banjaransari di Kecamatan Cikijing Kabupaten
Majalengka. Penelitian ini akan menggunakan hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi dari setiap tindakan. Data pelaksanaan dan hasil termasuk dalam rincian data
tersebut. Perencanaan data terdiri dari persiapan mengajar (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), serta data verbal lisan dan tulis. Pertama diperoleh dari siswa dan narasumber
sebelum tindakan, sedangkan yang kedua berasal dari tulisan siswa. Untuk membuat rencana
tindakan, data perencanaan ini digunakan untuk menunjukkan masalah awal berkaitan dengan
masalah yang dihadapi siswa terkait kecerdasan naturalis anak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Siswa sangat peka terhadap perubahan yang terjadi pada lingkungan mereka, bahkan jika
perubahan tersebut terjadi dalam hitungan menit dan sangat perlahan, yang orang lain biasanya
sama sekali tidak merasakannya, naturalis disebut cerdas alam (nature smart). Hal ini disebabkan
oleh fakta bahwa orang yang cerdas alamiah memiliki tingkat persepsi sensori yang jauh lebih
tinggi dibandingkan kebanyakan orang lain. Agar anak-anak dapat meningkatkan kecerdasan
naturalis mereka, perlu digunakan strategi yang dapat mendorong mereka untuk melakukan
sesuatu, memperluas pengetahuan yang telah mereka pelajari di kelas, memberikan pengalaman
dunia nyata, dan memberi mereka wawasan tambahan, seperti karyawisata (Hildebrand, 1986).
Berdasarkan hasil obeservasi awal diketahui bahwa perkembangan kecerdasan naturalis
anak masih rendah, terlihat dari cara mereka memperlakukan tumbuhan, seperti anak menginjak-
nginjak tanaman di sekitar, memetik bunga-bunga yang baru kuncup, dan memetik daun-daun
nya, berikut ini diagram hasil observasi:
Gambar 1. Perbandingan hasil observasi sebelum penerapan metode karyawisata
Daftar nilai skor di atas bisa diketahui bahwa sebagian besar siswa mempunyai nilai
rata-rata 49,43 %, kecerdasan naturalis anak dengan metode ceramah masih sangat rendah dan
belum berkembang dengan optimal.Bertolak dengan temuan hasil observasi pendahuluan
pratindakan diatas, maka perlu upaya pemecahan dalam meningkatkan kecerdasan naturalis
anak ke arah yang lebih baik. Setelah dilakukan pembahasan secara terbatas melalui diskusi kecil
antara peneliti dengan beberapa teman guru disekolah, disarankan agar aktifitas proses belajar
siswa perlu dioptimalkan.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
AD AF AI AL AP AZ NA ON QI RA TS
Series 1
Jurnal MADINASIKA, Volume 5 Nomor 1, Bulan Oktober, Tahun 2023, Halaman 22-28
25
Proses pendidikan di RA Nurul Huda Desa Banjaransari agak monoton karena
bergantung pada LKA (Lembar Kerja Anak) setiap hari. Hanya melalui perintah melingkari,
menulis, atau checklist guru yang dapat mengenalkan konsep. Namun, sekolah memiliki
kesempatan untuk menyediakan lingkungan pembelajaran yang mendukung dan langsung. Anak-
anak mengembangkan pemahaman mereka tentang orang, objek, dan keadaan dengan cepat.
Peningkatan kemampuan intelektual anak-anak, kemampuan mereka untuk berkoordinasi dan
mengendalikan motorik mereka, dan kemampuan mereka untuk bertanya dan menggunakan
kosa kata yang dipahami oleh orang lain adalah semua faktor yang mempengaruhi hal ini
(Hurlock, 2002). Jika pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas, tingkat pencapaian siswa
akan lebih rendah dan tidak akan memaksimalkan perkembangan mereka. Kecerdasan naturalis
anak adalah kecerdasan yang memahami lingkungan seseorang (flora dan fauna) dan memahami
bagaimana alam mempengaruhi mereka.Untuk membuat proses belajar lebih signifikan, guru
harus memberi murid kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar mereka secara
langsung (Amstrong, 2009). Kecerdasan Naturalis melibatkan kemampuan untuk mengenali dan
mengklarifikasikan flora dan fauna serta menikmati hidup bersama alam. Ini termasuk
kemampuan untuk mengenali bentuk alam sekitar, seperti bunga, pohon, hewan, dan flora dan
fauna lainnya.
Kegiatan karyawisata dipilih karena lingkungan sekolah mendukung dan dengan mudah
ditemui oleh anak sehingga dalammelaksanakan kegiatan dalam penelitian tidak sulit untuk
dilaksanakan. Untuk mengetahui perkembangan kecerdasan dalam proses pembelajaran
denganmenggunakan metode karyawisata, maka penelitimelihat hasil observasi saat
prosespembelajaran berlangsung, seperti dilihat pada diagram berikut ini:
Gambar 2 . Perbandingan hasil observasi setelah penerapan metode karyawisata
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan naturalis anak mengalami
peningkatan, hal ini terlihat dari yang tadinya nilai persentase anak 49.43%, setelah dilakukan
karyawisata mengalami peningkatan menjadi 69.88%, Hasil analisis menunjukkan bahwa
kegiatan pembelajaran anak-anak mengalami perubahan dan peningkatan yang signifikan dari
awal hingga akhir. Hal ini karena setiap anak sangat antusias dengan metode karyawisata dan
memiliki rasa ingin tahu yang besar selama setiap proses pembelajaran, yang memungkinkan
siswa memahami setiap penjelasan dan pembelajaran. Hal ini sejalalan dengan hasil penelitian
yang dilakukkan oleh Agus Sumitra & Meida Panjaitan (2019), Menyatakan bahwa kegiatan
0
20
40
60
80
100
120
140
AD AF AI AL AP AZ NA ON QI RA TS
Sebelum
Sesudah
Jurnal MADINASIKA, Volume 5 Nomor 1, Bulan Oktober, Tahun 2023, Halaman 22-28
26
pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dapat mengubah dan meningkatkan
kecerdasan secara signifikan karena semua siswa sangat antusias dengan kegiatan perjalanan dan
sangat ingin mengetahui tentang apa yang mereka pelajari.
Karyawisata adalah metode untuk meningkatkan kecerdasan naturalis anak. Tugas guru
setiap hari adalah menyampaikan informasi, membantu anak, dan membantu mereka mencapai
tujuan pembelajaran. Guru harus memiliki pemahaman tentang cara menggunakan media
pembelajaran. Dengan pemahaman ini, guru dapat memaksimalkan penggunaan media
pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari diagram berikut :
Gambar 3. Hasil penerapan metode karyawisata dalam meningkatkan kecerdasan naturalis
anak meningkatkan secara signifikan
Diagram diatas menunjukan adanya peningkatan rata-rata kecerdasan naturalis anak
sebelum dan sesudah penerapan metode karyawisata ,yaitu sebelum dilaksanakan presentasenya
sebesar 49,43%, pada saat proses pelaksanaan kegiatan karyawisata terjadi peningkatan yaitu
69.88% dan terjadi peningkatan hasil setelah dilaksakannya metode karyawisata yaitu 81.82%.
Hal tersebut menunjukan nilai-rata-rata kecerdasan naturalis anak. Seperti terlihat dalam
diagram berikut :
Gambar 4. Hasil peningkatan rata-rata kecerdasan naturalis anak setelah penerapan metode
karyawisata
0
20
40
60
80
100
120
140
160
AD AF AI AL AP AZ NA ON QI RA TS
Sebelum
Sesudah
Hasil Peningkatan
24%
35%
41%
Diagram Hasil Peningkatan rata-
rata Kecerdasan Naturalis Anak
Setelah Penerapan Metode Karya
Sebelum
Proses
Sesudah
Jurnal MADINASIKA, Volume 5 Nomor 1, Bulan Oktober, Tahun 2023, Halaman 22-28
27
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan dan
permasalahan yang telah dirumuskan. Berdasarkan penelitian dalam kegiatan penerapan metode
karyawisata di RA Nurul Huda Banjaransari, maka dapat dikemukakan kesimpulan penelitian
sebagai berikut : 1)Tingkat kecerdasan naturalis anak di RA Nurul Huda Banjaransarimasih
rendah .Hal ini terlihat dari hasil penilaian obsevasi sebelum dilaksakan penerapan metode
karyawisata dengan presentase sebesar 49.43%.
2)
Pada proses kegiatan penerapan metode
karyawisata anak terlihat antusias, mengamati tanaman, melakukan tanya jawab terkait
tanaman,cara menyiram dan merawat tanaman.Hasil penelitian ini menunjukan nilai peningkatan
kecerdasan naturalis anak dengan persentase sebesar 69.88%.
3)
Penerapan metode karyawisata
dapat meningkatkan kecerdasan naturalis anak, anak-anakmampu mengenal jenis tanaman,cara
menanam tanaman,menyiram dan merawat tanaman, sekaligus anak dapat mengeksplor
lingkungannya, lebih peka terhadap lingkungan, dapat berimajinasi yang berkaitan dengan aspek-
aspek kecerdasan naturalis anak yaitu aspek flora atau tumbuhan, hewan bahkan benda mati.
Adapun persentase total kenaikan hasil observasi kecerdasan naturalis mencapai 81.82%
meningkat secara signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sumitra, & Meida Panjaitan. (2019). Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Anak Usia Dini
melalui Metode Karyawisata. PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 3(01), 3542.
https://doi.org/10.31849/paud-lectura.v3i01.3342
Amstrong, M. (2009). Armstrong’s Handbook Of Performance Manajemen. An Evi Dence-Based
Guide To Delivering High-Performance India. Replika Press Pvt L Td.
Astini, B. N., Nurhasanah, N., & Nupus, H. (2019). Alat permainan edukatif berbasis lingkungan
untuk pembelajaran saintifik tema lingkungan bagi guru paud korban gempa. Jurnal
Pendidikan Anak, 8(1), 16. https://doi.org/10.21831/jpa.v8i1.26760
Fatmala, Y., & Hartati, S. (2020). Pengaruh Membatik Ecoprint terhadap Perkembangan
Kreativitas Seni Anak di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Tambusari, 4(2), 1143
1155.
Febiharsa, D., & Djuniadi, D. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif 3 Dimensi
untuk Pembelajaran Materi Pengenalan Lingkungan Pada Anak Usia Dini di Indonesia.
Journal of Studies in Early Childhood Education (J-SECE), 1(1), 75.
https://doi.org/10.31331/sece.v1i1.590
Heldanita, H. (2019). Pengembangan Kreativitas Melalui Eksplorasi. Golden Age: Jurnal Ilmiah
Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 3(1), 5364. https://doi.org/10.14421/jga.2018.31-05
Hildebrand, V. (1986). Introduction to Early Childhood Education, 4 th, ed. New York : Mac Millan
Publishing Co.
Hurlock, E. . (2002). Psikologi Perkembangan. 5th edition. Jakarta: Erlangga.
Moeslichatoen. (1996). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Rineka Cipta.
Mukti, T. S., Utami, M. A. P., & Puspitasari, F. F. (2020). Sekolah Alam: Evaluasi Program Sekolah
Dalam Menumbuhkan Kecerdasan Naturalistik Dan Kinestetik Pada Pendidikan Anak Usia
Dini. INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 25(1), 123132.
https://doi.org/10.24090/insania.v25i1.3542
Rihatno, T., Yufiarti, Y., & Nuraini, S. (2017). Pengembangan Model Kemitraan Sekolah Dan
Orangtua Pada Pendidikan Anak Usia Dini. JPUD - Jurnal Pendidikan Usia Dini, 11(1), 117
128. https://doi.org/10.21009/jpud.111.08
Shofia Maghfiroh, & Suryana, D. (2021). Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini di Pendidikan
Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Tambusai, 05(01), 1561.
https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/1086
Sulaiman, U., Ardianti, N., & Selviana, S. (2019). Tingkat Pencapaian Pada Aspek Perkembangan
Anak Usia Dini 5-6 Tahun Berdasarkan Strandar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
NANAEKE: Indonesian Journal of Early Childhood Education, 2(1), 52.
https://doi.org/10.24252/nananeke.v2i1.9385
Jurnal MADINASIKA, Volume 5 Nomor 1, Bulan Oktober, Tahun 2023, Halaman 22-28
28
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. (2003). Jakarta.
Yus, A. (2011). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Zaini, H., & Dewi, K. (2017). Pentingnya Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. Raudhatul
Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1), 8196.
https://doi.org/10.19109/ra.v1i1.1489
... Kemajuan teknologi modern mengharuskan kurikulum pendidikan agama Islam cukup fleksibel untuk mengakomodasi cara belajar baru dan membekali peserta didiknya agar berkembang di dunia pasca revolusi industri 5.0 (Amrullah, 2023). Di sinilah pembelajaran Islam harus mengalami transformasi (Nurlaela et al., 2023). Pendidikan agama dan moral sedang mengalami metamorfosis, dan para guru mempersiapkan perubahan ini melalui perencanaan dan pembelajaran yang kreatif. ...
Article
Full-text available
Konteks era digital yang terus berkembang, muncul berbagai kesulitan dan kemungkinan baru dalam bidang pendidikan agama dan moral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana teknik manajemen pendidikan Islam dapat meningkatkan kualitas pembelajaran tentang nilai-nilai moral dan agama di era digital. Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, pendekatan baru sangat penting untuk memastikan bahwa pembelajaran tetap relevan dan efektif. Penelitian ini mengkaji prinsip-prinsip manajemen yang berpusat pada pemanfaatan teknologi untuk menyampaikan nilai-nilai agama dan moral, menyelidiki kemampuan platform daring, aplikasi seluler, dan sumber daya digital lainnya. Penelitian ini bersifat kualitatif, menggunakan teknik analisis deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Metodologi analisis data meliputi pengumpulan data, penyajian data, dan validasi data. Penelitian ini menunjukkan bahwa kecakapan pendidik dan keterlibatan aktif orang tua dan masyarakat sangat penting untuk mencapai pendidikan agama dan moral Islam yang berkualitas tinggi di era digital. Perumusan kebijakan pendidikan yang adaptif dan dukungan berkelanjutan dari banyak pemangku kepentingan sangat penting bagi keberlanjutan transformasi yang bermanfaat dalam pendidikan agama Islam selama era digital.
Article
Full-text available
Naturalist and kinestetic Intelligence in Early childhood become the main parameters in the stages of growth and development. This Intelligence becomes a strong foundation in the future in achieving self-success in the industrial era 4.0. In guarding the growth and development of early childhood, Sekolah Alam was an solutions to prpare for the golden generation in the future. Program evaluation carried out with the CIPP (Context Input Process Poduct) model approach aim to measures the achievement of the implementation of the organizing and outcome program for the students. The result showed that the implementation of the program was in the very good category 88,9% and outcome 87,5% student achievied the curriculum target, so it can be concluded that the Sekolah Alam curriculum was succesfully implemented to build the naturalist and kinesthetic intelligence.
Article
Full-text available
Sejatinya setiap orang mempunyai kreativitas yang berbeda-beda, baik anak-anak maupun orang dewasa. Hampir semua pekerjaan menuntut kreativitas, terutama menjadi seorang guru, karena semakin kreatif seorang guru, maka semakin menyenangkan juga pembelajaran yang berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan kreativitas melalui eksplorasi, terfokus pada kreativitas anak usia dini. Penelitian ini merupakan kajian literatur dengan mengkaji beberapa literatur yang berkaitan dengan kreativitas dalam eksplorasi dengan metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Lingkungan keluarga, orangtua, lingkungan dan guru menjadi salah satu faktor penting dalam mengembangkan kreativitas anak, 2) perkembangan kreativitas anak juga dapat dikembangan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai tempat tinggal anak dan kegiatan-kegiatan yang memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai medianya misalnya, belajar pada alam dan outbond learning, 3) perkembangan kreativitas anak sejatinya tumbuh sejak anak berada pada masa bayi, sehingga sedini mungkin anak perlu diberikan stimulus agar orangtua dapat memahami kecakapan, kecerdasan dan kebutuhan anak, agar anak dapat berkembang dengan baik, 4) perkembangan kreativitas anak berbeda-beda dari setiap tahap perkembangan anak dan juga berbeda-beda cara menstimulasinya.
Article
Full-text available
Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan APE berbasis lingkungan pada tema lingkungan untuk pembelajaran saintifik bagi guru-guru korban gempa di Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara. Penelitian ini adalah penelitian action research. Populasi dari penelitian ini yakni seluruh guru korban gempa yang ada di Kecamatan Tanjung dan Sampel penelitian ini yakni 20% dari jumlah populasi yang ada yang akan dipilih secara random yakni sebanyak tiga puluh delapan orang guru. Teknik pengumpulan data menggunakan metode pengisian angket, FGD (Fokus Group Diskusi) dan dokumen. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini adalah terbentuknya model pengembangan APE berbasis lingkungan untuk pembelajaran saintifik pada tema lingkungan dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yakni identifikasi sumber bahan pembuatan APE berbasis lingkungan untuk pembelajaran saintifik pada tema lingkungan, penglompokkan bahan pembuatan APE berbasis lingkungan untuk pembelajaran saintifik pada tema lingkungan, mengembangkan APE berdasarkan pengelompokkan, dan tercipta APE untuk pembelajaran saintifik pada tema lingkungan. Bentuk-bentuk APE yang dapat dikembangkan untuk pembelajaran saintifik yakni bentuk miniatur rumah, bentuk perahu, bentuk mobil-mobilan, bentuk orang-orangan dari pelepah pisang, kertas dan kardus bekas, bentuk ikan dari kertas origami dan bentuk pohon angka dari ranting pohon kering dan angka berbentuk buah apel yang diberi tulisan angka. Dan kelompok-kelompok APE dibagi menjadi dua kelompok APE dengan jenis main peran mikro dan jenis main pembangunan. Dari hasil penelitian ini guru dapat memanfaatkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar untuk membuat APE dan dapat menjadi acuan bagi guru dalam meningkatkan kreatifitas dalam mengembangkan APE. Kata kunci: APE, Pembelajaran Saintifik
Article
Full-text available
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu usaha untuk membina anak usia pada usia empat sampai enam tahun yang dilakukan melalui berbagai stimulasi pendidikan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan serta perkembangan anak usia dini baik aspek jasmani maupun rohani supana anak usia dini dapat memiliki kesiapan mental dalam memasuki pendidikan ke jenjang lebih lanjut. Pada hakikatnya kita menyadari bahwa anak terlahir dengan sangat unik sehingga tidak ada satupun anak yang sama persis. Berkembangnya aspek kognitif, psikomotorik dan afektif anak haruslah berkembang secara maksimal dan seimbang. Kecerdasan naturalis adalah kemampuan untuk mengungkapkan, membedakan, mengenali, dan mengklasifikasikan berbagai spesies flora dan fauna juga terhadap apa yang dijumpai di alam maupun di lingkungannya. Metode Karyawisata merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan dilapangan dimana setiap anak-anak dapat langsung mengamati hewan, tumbuhan, dan dapat mengobservasi secara langsung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara meningkatan kecerdasan naturalis pada anak usia dini melalui metode karyawisata dan mengetahui apakah penggunaan metode karyawisata dapat meningkatkan kecerdasan naturalist anak usia dini. Metode penelitian ini menggunakan metode quasi experimental dengan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik purposive sampling. Sample dalam penelitian ini berjumlah 20 anak pada jenjang TK A yang berusia 4-5 tahun. Melalui rangkaian proses penelitian ini maka diperoleh data bahwa metode karyawisata mampu meningkatkan kecerdasan naturalis anak usia dini. Dengan demikian, kecerdasan naturalis anak dapat ditingkatkan melalui kegiatan bermain sambil belajar melalui metode karyawisata. Berdasarkan data observasi anak ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara metode karyawisata terhadap kecerdasan naturalis. Dengan metode Karyawisata dapat meningkatkan kreatifitas anak terhadap objek yang berkaitan, memperluan wawasan, menambah pengetahuan, dan anak dapat bereksplorasi dengan lingkungan sekitarnya. Agar tercapainya suatu pembelajaran yang baik, maka setiap pembelajaran harus dilakukan dengan tepat.
Article
Full-text available
Pengenalan objek-objek dalam alam semesta seringkali hanya diberikan sebagai gambar dua dimensi kepada anak usia dini, sehingga anak tidak dapat mengetahui bentuk objek secara nyata. Pengembangan media ineraktif 3 dimensi ditujukan untuk memberikan gambaran tentang materi secara visual dari berbagai sisi. Objek berbahaya bagi anak usia dini seperti api, air terjun, sungai mampu divisualkan dengan media ini dengan lebih detail dan nyata. Pemanfaatan aplikasi pembuat game Unity sebagai sarana dalam pembuatan media pembelajaran untuk anak usia dini dirasa cukup mempermudah dalam pembuatan media pembelajaran dengan tema Pengenaan Alam Semesta dan Lingkungan Sekitar. Pengembangan media dilakukan dengan metode research and development, dengan uji validitas oleh ahli media, dan uji pengguna. Hasil dari penelitian berupa media pembelajaran interaktif 3 dimensi yang dapat digunakan sebagai bahan ajar guru sekaligus sebagai sumber belajar bagi anak usia dini.
Article
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pencapaian perkembangan anak usia 5-6 tahun berdasarkan Standar Pendidikan Nasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan melakukan deteksi dini terhadap hambatan pencapaian perkembangannya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitiatif jenis deskriptif dengan subjek penelitian dua anak yang berusia 5 tahun dan usia 6 tahun. Data dikumpulkan menggunakan observasi, wawancara dan beberapa rangkaian stimulus untuk mendukung munculnya respon pencapaian perkembangan yang hendak diukur mulai aspek nilai agama-moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, sampai pada aspek seni. Data yang sudah terkumpul dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kedua subjek masih ada beberapa indikator pencapaian yang belum dan lebih banyak yang sudah tercapai dari semua aspek perkembangan anak usia dini. Keberhasilan dari pencapaian standar tingkat pencapaian perkembangan anak usia dini dapat disebabkan oleh pola asuh yang diberikan oleh orangtua kepada anak, pemberian stimulasi yang sesuai dengan tingkat usia dan perkembangan anak serta faktor-faktor pendukung yang bersumber dari lingkungan sekitar anak.
Pengaruh Membatik Ecoprint terhadap Perkembangan Kreativitas Seni Anak di Taman Kanak-Kanak
  • Y Fatmala
  • S Hartati
Fatmala, Y., & Hartati, S. (2020). Pengaruh Membatik Ecoprint terhadap Perkembangan Kreativitas Seni Anak di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Tambusari, 4(2), 1143-1155.
Psikologi Perkembangan
  • E Hurlock
Hurlock, E.. (2002). Psikologi Perkembangan. 5th edition. Jakarta: Erlangga.