Content uploaded by Ahmad Bustomi
Author content
All content in this area was uploaded by Ahmad Bustomi on Oct 03, 2023
Content may be subject to copyright.
TEKNOLOGI PENDIDIKAN BERBASIS
ARTIFICIAL INTELIGENCE (AI)
Editor: Rahmad Nursyahidin, M.Pd
PENULIS:
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd.| Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd |
Nur Sobarie, M.Pd | Reni Septiani, M.Pd |Hasanatut Daroini, M.Pd |
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si | Veri Setiawan M. I.Kom |
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd | Mahmudi, S.Pd.I., M.Pd.I |
Dr. Irmawati, S.Kom., M.M.S.I | Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si |
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D | Fauzi Fadliansyah, M. Pd |
Abd. Charis Fauzan, M.Kom | Ahmad Bustomi, M.Pd |
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang
terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku
terhadap:
Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan
peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan
penelitian ilmu pengetahuan;
Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan
pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman
sebagai bahan ajar; dan
Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan
yang memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan
tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
TEKNOLOGI PENDIDIKAN BERBASIS
ARTIFICIAL INTELIGENCE (AI)
Nama Penulis :
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd.| Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd |
Nur Sobarie, M.Pd | Reni Septiani, M.Pd |Hasanatut Daroini, M.Pd |
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si | Veri Setiawan M. I.Kom |
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd | Mahmudi, S.Pd.I., M.Pd.I |
Dr. Irmawati, S.Kom., M.M.S.I | Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si |
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D | Fauzi Fadliansyah, M. Pd |
Abd. Charis Fauzan, M.Kom | Ahmad Bustomi, M.Pd |
Editor :
Rahmad Nursyahidin, M.Pd
Ukuran :
530 hal, Uk: 17.5x25 cm
ISBN :
978-623-8407-02-6
Cetakan Pertama :
September 2023
Hak Cipta 2023, Pada Penulis
Isi diluar tanggung jawab percetakan
Copyright © 2023 by Balai Literasi Bangsa
All Right Reserved
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.
BALAI LITERASI BANGSA
Jl. Swastibrata Brajan Kidul RT/RW 01/01 Brajan,
Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY, 55184
Telp. +6282330966245
WhatsApp: wa.me/6282328027070
Website: www.penerbitliterasibangsa.com
E-mail: penerbitliterasibangsa@gmail.com
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd., Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd,
Nur Sobarie, M.Pd, Reni Septiani, M.Pd, et al
v
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
buku. Tak lupa juga mengucapkan salawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW,
karena berkat beliau, kita mampu keluar dari kegelapan menuju
jalan yang lebih terang.
Penulis ucapkan juga rasa terima kasih kami kepada pihak-
pihak yang mendukung lancarnya buku ini mulai dari proses
penulisan hingga proses cetak, yaitu orang tua, rekan-rekan,
penerbit, dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu
per satu.
Adapun, buku ini yang berjudul “Teknologi Pendidikan
Berbasis Atificial Inteligence (AI)” ini telah selesai kami buat
secara maksimal dan sebaik mungkin agar menjadi manfaat bagi
pembaca yang membutuhkan informasi dan pengetahuan. Kami
sadar, masih banyak luput dan kekeliruan yang tentu saja jauh
dari sempurna tentang buku ini. Oleh sebab itu, kami mohon
agar pembaca memberi kritik dan juga saran terhadap karya
buku ini agar kami dapat terus meningkatkan kualitas buku.
Demikian buku ini kami buat, dengan harapan agar
pembaca dapat memahami informasi dan juga mendapatkan
wawasan mengenai riba dalam pandangan ulama serta dapat
bermanfaat bagi masyarakat dalam arti luas.
Terima kasih.
Yogyakarta, 01 September 2023
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd., Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd,
Nur Sobarie, M.Pd, Reni Septiani, M.Pd, et al
1
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .......................................................... v
DAFTAR ISI
....................................................................... 1
BAB I ......................................................................................
TRANSFORMASI PENDIDIKAN BERBASIS
TEKNOLOGI PENDIDIKAN ........................................... 13
Sejarah Transformasi Digital .............................................. 13
Konsep Teknologi Pendidikan Dan Kemungkinan
Penerapannya ...................................................................... 16
Manfaat Penerapan Teknologi Pendidikan ....................... 20
Apakah Transformasi Digital Sangat Berpengaruh
Terhadap Dunia Pendidikan? ............................................ 22
Tren Yang Muncul Dari Pendidikan Digital ..................... 26
Referensi ............................................................................. 30
Tentang Penulis.................................................................. 32
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
2
BAB II .....................................................................................
IMPEMENTASI TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR ............................... 33
Pendahuluan ....................................................................... 33
Konsep Dan Prinsip Dasar Teknologi Pendidikan............ 36
Implementasi Teknologi Pendidikan dalam Kegiatan
Pembelajaran ...................................................................... 49
Hambatan, Tantangan dan Solusi Implementasi Teknologi
Pendidikan dalam Kegiatan Pembelajaran di Indonesia .. 57
Penutup............................................................................... 59
Referensi .............................................................................. 61
Tentang penulis .................................................................. 62
BAB III ...................................................................................
INOVASI FLATFORM PEMBELAJARAN PADA MUTU
PENDIDIKAN ................................................................... 27
Pendahuluan ....................................................................... 27
Pengantar Inovasi Platform Pembelajaran. ....................... 34
Manfaat Inovasi Platform Pembelajaran dalam
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd., Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd,
Nur Sobarie, M.Pd, Reni Septiani, M.Pd, et al
3
Meningkatkan Mutu Pendidikan. ...................................... 39
Tantangan Implementasi Inovasi Platform
Pembelajaran. ..................................................................... 43
Dampak Inovasi Platform Pembelajaran terhadap Mutu
Pendidikan .......................................................................... 47
Penutup ............................................................................... 51
Referensi ............................................................................. 55
Tentang penulis .................................................................. 59
BAB IV ....................................................................................
KORELASI KOMUNIKASI DAN ORGANISASI DALAM
KONTEKS GLOBALISASI PENDIDIKAN..................... 55
Pendahuluan ....................................................................... 55
Konsep Dasar Komunikasi dan Organisasi Di Era
Globalisasi Pendidikan ........................................................ 61
Peran Komunikasi Dalam Membangun Hubungan
Kerjasama Antar Organisasi ............................................... 73
Pengaruh Globalisasi Terhadap Struktur Organisasi
Pendidikan .......................................................................... 76
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
4
Strategi Komunikatif Untuk Mengatasi Tantangan
Multikulturalisme Di Lingkungan Pendidikan Global. ..... 85
Kesimpulan ......................................................................... 94
Referensi ............................................................................. 97
Tentang Penulis................................................................. 101
BAB V .....................................................................................
PERAN COACHING DAN MENTORING UNTUK
MEMBANTU PROSES PEMBELAJARAN .................... 103
Pendahuluan ...................................................................... 103
Coaching dan Mentoring dalam Konteks Proses
Pembelajaran ..................................................................... 106
Peran Coaching dalam Membantu Proses Pembelajaran 110
Peran Mentoring dalam Membantu Proses
Pembelajaran ..................................................................... 112
Interaksi Coaching dan Mentoring dalam Membantu Proses
Pembelajaran ..................................................................... 114
Tantangan ......................................................................... 117
Peluang .............................................................................. 118
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd., Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd,
Nur Sobarie, M.Pd, Reni Septiani, M.Pd, et al
5
Penutup.............................................................................. 119
Referensi ............................................................................ 123
Tentang Penulis................................................................. 124
BAB VI ....................................................................................
DAMPAK MACHINE LEARNING SEBAGAI
KECERDASAN BUATAN PADA PEMBELAJARAN,
PENGAJARAN DAN PENELITIAN .............................. 125
Pendahuluan ...................................................................... 125
Machine Learning sebagai Kecerdasan Buatan dalam
Konteks Pembelajaran, Pengajaran dan Penelitian .......... 133
Peran Machine Learning dalam Pembelajaran, Pengajaran
dan Penelitian .................................................................... 140
Interaksi Machine Learning dalam Konteks Pembelajaran,
Pengajaran dan Penelitian ................................................. 145
Peluang .............................................................................. 151
Tantangan ......................................................................... 155
Penutup ............................................................................. 157
Referensi ............................................................................ 159
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
6
Tentang Penulis................................................................. 162
BAB VII ..................................................................................
SISTEM PENGENALAN BAHAN PUSTAKA MELALUI
NATURAL LANGUAGE PROCESSING
........................ 164
Pendahuluan ...................................................................... 164
Bahan Pustaka ................................................................... 169
Natural Language Processing
.......................................... 177
Bahan Pustaka melalui
Natural Language Processing
... 183
Referensi ............................................................................ 192
Tentang Penulis................................................................. 194
BAB VIII.................................................................................
PENGGUNAAN NATURAL LANGUAGE PROCESSING
(NLP) DALAM PEMBELAJARAN ................................. 195
Pendahuluan ...................................................................... 195
Fungsi Natural Language Processing (NLP) dan Contoh
Implementasinya dalam Pembelajaran. ............................ 198
Tantangan dan Kendala dalam Mengadopsi NLP dalam
Pembelajaran .....................................................................225
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd., Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd,
Nur Sobarie, M.Pd, Reni Septiani, M.Pd, et al
7
Peluang Penggunaan Natural Language Processing (NLP)
dalam Pembelajaran ..........................................................229
Penutup..............................................................................234
Referensi ............................................................................237
Tentang penulis .................................................................238
BAB IX....................................................................................
PENGGUNAAN RECOMENDATION SYSTEM DALAM
MANAJEMEN PENDIDIKAN .......................................239
Pendahuluan ......................................................................239
Sistem Rekomendasi .........................................................240
Metode Dalam Sistem Rekomendasi ................................244
Collaborative Filtering .......................................................245
Algoritma Collaborative Filtering .....................................248
User-based Collaborative Filtering ...................................249
Penemuan Similar User .................................................... 251
Pembangkitan Rekomendasi ............................................253
Referensi ............................................................................255
Tentang Penulis.................................................................256
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
8
BAB X .....................................................................................
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI COMPUTER VISION
PADA PELAYANAN PENGAJARAN .............................257
Pendahuluan ......................................................................257
Computer Vision dalam Pendidikan dan Pengajaran ......260
Teknologi Computer Vision dalam Pelayanan
Pengajaran .........................................................................267
Tantangan dan Pertimbangan Etika ................................274
Masa Depan Pengembangan Teknologi Computer Vision
dalam Pendidikan ..............................................................278
Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Pengajaran ....... 281
Potensi Pengembangan dan Inovasi Lanjutan ................284
Tantangan dan Harapan ..................................................288
Kesimpulan ........................................................................293
Referensi ............................................................................297
Tentang penulis ................................................................299
BAB XI....................................................................................
ANALISIS DAMPAK PENGGUNAAN SPEECH
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd., Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd,
Nur Sobarie, M.Pd, Reni Septiani, M.Pd, et al
9
RECOGNITION PADA MICROLEARNING
TERHADAP PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DAN
INKLUSIF .........................................................................300
Pendahuluan ...................................................................... 301
Speech Recognition dalam Konteks Microlearning .........306
Peran Speech Recognition dalam Microlearning ............. 313
Dampak Penggunaan Speech Recognition pada
Microlearning Terhadap Pembelajaran Partisipatif dan
Inklusif. .............................................................................. 315
Penutup..............................................................................323
Referensi ............................................................................325
Tentang Penulis.................................................................328
BAB XII ..................................................................................
INSTRUKTUR LITERATUR BAHAN AJAR MELALUI
VIRTUAL ASSISTANT ....................................................329
Pendahuluan ......................................................................329
Tujuan................................................................................332
Sistem Pendukung Pembelajaran Dan
Virtual Assistant
..333
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
10
Pembelajaran Kolaboratif ..................................................349
Kesimpulan .......................................................................352
Referensi ............................................................................355
Tentang penulis ................................................................. 361
BAB XIII ................................................................................
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUGMENTED
REALITY PADA MODEL PEMBELAJARAN PBL
(PROBLEM BASED LEARNING) .................................362
Kemampuan Pemecahan Masalah ....................................362
Problem Based Learning ...................................................367
Media Pembelajaran Augmented Reality .........................370
Kelebihan dan Kekurangan Augmented Reality ...............373
Manfaat Augmented Reality .............................................374
Media Augmented Reality Pembelajaran di Kelas ...........376
Cara Kerja Augmented Reality ..........................................379
Pentingnya Media Pembelajaran ......................................380
Referensi ............................................................................385
Tentang Penulis.................................................................389
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd., Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd,
Nur Sobarie, M.Pd, Reni Septiani, M.Pd, et al
11
BAB XIV .................................................................................
PENERAPAN EDUCATIONAL DATA MINING
UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PEMBELAJARAN ...390
Pengantar ...........................................................................390
Apa Itu Educational Data Mining? ..................................392
Kenapa Prediksi Hasil Pembelajaran Penting? ...............398
Tren Utama dalam Prediksi Hasil Pembelajaran ............. 401
Metodologi Penerapan EDM dalam Prediksi Hasil
Pembelajaran .....................................................................402
Studi Kasus Menggunakan Regresi Linear.......................420
Studi Kasus Menggunakan Klasifikasi ..............................423
Studi Kasus Menggunakan ...............................................428
Kesimpulan .......................................................................433
Referensi ............................................................................436
BAB XV ..................................................................................
ADAPTASI KEBARUAN PENDIDIKAN SEBAGAI
EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PEMBELAJARAN
MASA DEPAN ..................................................................438
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
12
Pendahuluan ......................................................................438
Kebaruan Pendidikan Sebagai Keniscayaan .....................445
Adaptasi Kebaruan pendidikan .........................................450
Penutup..............................................................................468
Referensi ............................................................................469
Tentang Penulis................................................................. 481
13
TRANSFORMASI
PENDIDIKAN BERBASIS
TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd
MI Nurul Insani Sleman-Yogyakarta
(Entrepreneur School)
Sejarah Transformasi Digital
Pada Tahun 1950, teknologi komputer yang muncul
mendorong proses digitalisasi menjadi semakin cepat. Contoh
pesatnya proses digitalisasi ditandai dengan munculnya
komputer bermerk Simon pada tahun 1950, Apple II pada
BAB I
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
14
tahun 1977, dan PC IBM pada tahun 1981. Selanjutnya, seiring
dengan pengembangan teknologi komputer, maka mulai
muncul teknologi World Wide Web (WWW). Jaringan tanpa
batas yang disajikan oleh World Wide Web menembus batas
ruang lingkup, dimensi, skala, kecepatan serta efek digitalisasi
di dunia (Maheshwari. 2019). Hal ini tentu mengakibatkan
peningkatan pesat pada proses transformasi sosial
Pada tahun 2000, digitalisasi telah menjangkau bagian
dari kepentingan pemerintahan. Penggunaan internet terus
meningkat dan terjadi pada semua golongan masyarakat.
Pemanfaatan teknologi semakin dirasakan para pelaku
ekonomi dan pelaku usaha sebagai upaya untuk memperbesar
peluang ekonomi.
Di Uni Eropa, sebuah inovasi teknologi yang
disebut Digital Single Market dikembangkan. Dengan
pemanfaatan teknologi canggih, inovasi ini memberikan
kontribusi untuk masa depan transformasi masyarakat.
Masyarakat menjadi lebih mudah mendapatkan layanan
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd.
15
informasi sehingga menjadi lebih modern, terstruktur dan
memiliki tata pemerintahan yang terkelola secara sistem
digital.
Secara umum, digitalisasi telah mampu meningkatkan
percepatan peluang pengembangan masyarakat,
pembangunan bisnis, efisiensi kegiatan, dan berbagai isu
sosial.
Meskipun teknologi komputer telah ada selama
beberapa dekade, konsep transformasi digital relatif baru.
Konsep ini hadir pada 1990-an dengan diperkenalkannya
internet mainstream. Sejak itu, kemampuan untuk mengubah
bentuk tradisional media (seperti dokumen dan foto) menjadi
satu dan nol telah memudar di tengah pentingnya hal yang
dibawa oleh teknologi digital kepada masyarakat. Hari ini,
digitalisasi menyentuh setiap bagian dari kehidupan kita,
memengaruhi cara kita bekerja, berbelanja, bepergian,
mendidik, mengelola, dan hidup. Praktik transformasi digital
biasanya digunakan dalam konteks bisnis. Pengenalan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
16
teknologi digital telah memicu penciptaan model bisnis baru
dan aliran pendapatan. Teknologi yang muncul seperti
kecerdasan buatan (AI), cloud computing dan Internet of
Things (IoT) mempercepat transformasi, sementara teknologi
dasar seperti manajemen data dan analitik diperlukan untuk
menganalisis sejumlah besar data yang dihasilkan dari
transformasi digital. Transformasi digital bukan hanya tentang
teknologi. Itu terjadi di persimpangan orang, bisnis dan
teknologi – dan dipandu oleh strategi bisnis yang lebih luas.
Sukses hadir ketika organisasi dapat secara efektif
menggunakan data yang dibuat oleh atau melalui teknologi
dengan cara yang memungkinkan perubahan bisnis terjadi
secara dinamis (Putro et al., 2020).
Konsep Teknologi Pendidikan Dan Kemungkinan
Penerapannya
Teknologi pendidikan sebagai suatu konsep yang
relatif masih baru, mengandung sejumlah gagasan dan rujukan.
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd.
17
Gagasan yang ingin diwujudkan adalah agar setiap pribadi
dapat berkembang semaksimal mungkin dengan jalan
memanfaatkan teknologi sedemikian rupa hingga selaras
dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan (Widakdo
& Fananie, 2020). Sedangkan rujukan konsep itu merupakan
hasil sintesis dari gejala yang diamati dankecenderungan yang
ada. Rujukan itu meliputi hal-hal berikut ini sebagai satu
kesatuan.
1. Adanya orang-orang belajar yangbelum cukup
memperoleh perhatian tentang kebutuhannya, kondisinya,
dan tujuannya.
2. Adanya peserta didik yang tidak cukup memperoleh
pendidikan dari sumber-sumbernya, dan karena itu perlu
dikembangkan dan digunakan sumber baru.
3. Adanya sumber-sumber baru berupa orang, pesan, bahan,
alat, cara-cara tertentu dalam memanfaatkan orang, pesan,
bahan dan alat, serta lingkungan tempat proses belajar itu
berlangsung.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
18
4. Adanya kegiatan yang bersistem dalam mengembangkan
sumber-sumber belajar itu yang bertolak dari landasan
teori tertentu dan hasil penelitian, yang kemudian
dirancang, dipilih, diproduksi, disajikan, digunakan,
disebarkan, dinilai dan disempurnakan.
5. Adanya pengelolaan atas kegiatan belajar yang
memanfaatkanberbagai sumber, kegiatan menghasilkan
atau memilih sumber-sumber belajar, serta orang dan
lembaga yang terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan
tersebut. Hal ini dilakukan agar kegiatan lebih berdaya
guna, berhasil guna dan produktif.
Bentuk penerapan praktis konsep teknologi
pendidikan sebagai berikut:
1. Tersedianya dan dimanfaatkannya sumber-sumber yang
memungkinkan orang untuk belajar.
2. Dilaksanakannya fungsi pengelolaann dan pengembangan
dalam proses pengadaan dan pemakaian sumber belajar.
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd.
19
3. Meningkatnya jenjang pengambilan keputusan belajar
hingga tingkat penyusunan kurikulum.
4. Timbulnya berbagai jenis pola instruksional, yang dapat
dibedakan sebagai berikut :a.guru saja yang berinteraksi
dengan murid.b.sumber belajar lain yang berfungsi melalui
guruc.pembagian peranan instruksional antara guru
dengan sumber belajar laind.sumber belajar lain selain
guru yang digunakan dalam pembelajaran
5. Timbulnya berbagai alternative kelembagaan kegiatan
pendidikan dengan rentangan antara sekolah tradisional
hingga jaringana belajar yang mengandung kriteria
formalitas penyelenggaraan, kewenangan, pengelolaan,
dan keragaman sumber belajar.
6. Adanya standar mutu bahan ajaran dan pilihan bahan
ajaran standar yang lebih banyak.
7. Berkurangnya keragaman proses pengajaran, namun
dengan mutu yang lebih baik.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
20
8. Dilakukannya perencanaan dan pengembangan
pembelajaran oleh para ahli yang khusus bertanggung
jawab untuk itu dalam suatu kerja sama tim.
9. Tersediannya bahan ajaran dengan kualitas yang lebih
baik, serta jumlah dan macam yang lebih banyak.
10. Dilakukannya penilaian dan penyempurnaan atas segala
tahap dalam proses pembelajaran.
11. Diselenggarakannya pengukuran hasil belajar berdasarkan
penguasaan tujuan yang ditetapkan.
12. Berkembangnya pengertian dan peranan guru.
Manfaat Penerapan Teknologi Pendidikan
Berdasarkan analisis empirik yang dilakukan oleh
komisi Amerika Serikat, dari penerapan teknologi pendidikan
dapat menghasilkan hal-hal sebagai berikut (Pujilestari, 2020):
1. Meningkatkan produktifitas pendidikan dengan jalan:
a. Mempercepat laju tahapan belajar
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd.
21
b. Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara
lebih baik.
c. Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi,
sehingga guru dapat lebih banyak membina dan
mengembangkan kegiatan belajar anak didik.
2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih
individual dengan jalan:
a. Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional.
b. Memberikan kesempatan anak didik untuk
berkembang sesuai dengan kemampuannya.
3. Memberikan dasar pembelajaran yang lebih ilmiah dengan
jalan:
a. Perencanaan program pembelajaran yang lebih
sistematis.
b. Pengembangan bahan pengajaran yang didasari
penelitian
4. Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan:
meningkatkan kapabilitas manusia dengan berbagai media
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
22
komunikasi. Penyajian informasi dan data secara lebih
konkrit.
5. Meningkatkan kemampuan pembelajaran dengan
memperluas jangkauan penyajian.
6. Memungkinkan belajar lebih akrab karena dapat
mengurangi jurang pemisah antara pelajaran di dalam dan
di luar sekolah serta memberikan pengalaman tangan
pertama.
7. Memungkinkan pemerataan pendidikan yang bermutu,
terutama dengan :a.pemanfaatan bersama (secara lebih
luas) tenaga atau kejadian langka.b.didatangkannya
pendidikan kepada mereka yang memerlukan
Apakah Transformasi Digital Sangat Berpengaruh
Terhadap Dunia Pendidikan?
Pendidikan sejatinya adalah ladang investasi terbesar
dalam membangun serta membentuk sumber daya manusia
yang seutuhnya. Sentuhan pendidikan diyakini mampu
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd.
23
membentuk sumber daya manusia yang beradab dan
berkualitas. Oleh karenanya, dunia pendidikan harus mampu
beradaptasi dengan perkembangan zaman khususnya dengan
adanya transformasi digital saat ini baik itu tenaga pendidik
maupun peserta didik harus mampu beradaptasi sehingga
mampu untuk survive serta berdaya saing. Sebagai ujung
tombak bagi kemajuan bangsa, maka pendidikan harus
diarahkan sesuai dengan perkembangan dan dinamika dunia
global yang modern atau harus dapat menyesuaikan dengan
tuntutan zaman (Dewi, 2020).. Hal ini tentunya perlu
dilakukan agar dapat merespons dinamika kemajuan zaman
yang begitu cepat.
Suatu negara dituntut agar dapat mempersiapkan
pendidikan sebaik mungkin, sehingga para generasi
penerusnya diharapkan mampu menghadapi kemajuan
perkembangan zaman dan membawa negara tersebut ke arah
yang lebih baik. Menguasai teknologi dapat membantu
beradaptasi dengan perkembangan transformasi digital yang
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
24
sedang berlangsung dalam dunia pendidikan saat ini. Dengan
menguasai teknologi tentu akan memudahkan proses
pembelajaran serta dapat membantu meningkatkan kualitas
pendidikan. Oleh karenanya, transformasi digital sangat
mempengaruhi perkembangan dunia pendidikan serta kualitas
dari pendidikan itu sendiri.
Maka dari itu, di zaman yang serba digital sekarang
sangat penting untuk memahami serta mengimplementasikan
penggunaan teknologi secara bijak sebagai upaya untuk
beradaptasi dengan adanya transformasi digital terlebih pada
masa pandemi sekarang serta ditengah tuntutan dan pesatnya
perkembangan teknologi yang tentunya sangat mempengaruhi
kualitas pendidikan di era disrupsi saat ini. Revolusi industri
yang terus bergerak maju seakan terus mendorong manusia
untuk mengembangkan kemampuannya agar tetap setara
dengan kemajuan yang ia bawa. Hal inilah yang mendasari
transformasi digital masuk pada berbagai ranah kehidupan
termasuk pendidikan (Rigianti, 2020).
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd.
25
Dunia pendidikan merupakan dunia yang
memungkinkan terjadinya berbagai hal khususnya perubahan
pribadi, pengetahuan, pembentukan karakter, dan
pengembangan potensi yang dimiliki. Sehingga dengan adanya
transformasi digital, para pendidik dapat dengan mudah
mengakses materi yang akan disampaikan, media
pembelajaran lebih beragam, sehingga kemampuan dasar yang
dituju dapat terlaksana secara maksimal (Putra et al., 2019).
Selain itu, penerapan transformasi digital pada dunia
pendidikan juga sebagai salah satu bentuk pembiasaan
terhadap peserta didik mengenai teknologi yang kedepannya
akan terus maju dan peserta didik juga kedepannya akan
dituntut untuk terus beradaptasi agar dapat bersaing di
industri. Sehingga dapat dikatakan jika pendidikan bukan
hanya perihal muatan materi yang diberikan, tetapi juga
pengembangan potensi beserta pembiasaan peserta didik
terhadap hal-hal baru yang akan dihadapi saat ia turun dalam
masyarakat.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
26
Tren Yang Muncul Dari Pendidikan Digital
1. Ruang Kelas Digital/Ruang Kelas Terbalik
Tren yang sedang berkembang merupakan sebuah
revolusi lengkap dalam cara kita belajar hari ini telah dibawa
oleh Teknologi. Guru mengajar di ruang kelas dapat
menangkap siswa dan kekuatan penuh di kelas dengan layer
digital, sehingga memfasilitasi masing-masing anak
mendapatkan materi dasar yang sama dan masukan dari
guru. Fitur era digital ini telah meningkatkan keterlibatan
siswa karena menggabungkan berbagai gaya instruksional
(Nahdi & Jatisunda, 2020).
2. Pembelajaran Berbasis Video
Pembelajaran berbasis video sebagai bagian dari
pemasaran digital telah disiapkan di sector pendidikan
Indonesia dan telah membuat pendidikan menarik,
menghibur dan mengeksplorasi. Ini memungkinkan belajar
dengan silsilah belajar di luar waktu luang dengan
kreativitas, kesenangan, dan hiburan di kartu melalui
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd.
27
Aplikasi, podcast, video, perangkat lunak interaktif yang
luar biasa, buku dan papan elektronik interaktif online.
Anak-anak bersemangat dan bekerja dengan minat untuk
mengelola melalui kecerdasan mereka, jelajahi
keterampilan tekno guru yang lemah dan bantu mereka di
depan umum dengan bangga dan kehormatan dan
pengakuan.
Kursus online Terbuka Besar-Besaran dan Program
Pembelajaran Jarak Jauh Lainnya Kursus online terbuka
besar-besaran adalah kursus online yang ditujukan untuk
partisipasi tanpa batas dan akses terbuka melalui Web.
Indonesia dianggap sebagai pasar mooc terbesar di dunia
setelah Amerika Serikat. Sejak populasi Indonesia sangat
besar, kursus online terbuka besar-besaran dikatakan
sebagai pintu gerbang bagi banyak orang Indonesia di
syarat membawa revolusi pendidikan. Program
pembelajaran jarak jauh online memberikan peluang besar
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
28
untuk memanfaatkan pembelajaran berkualitas tinggi
dengan bantuan konektivitas internet.
3. Pembelajaran Berbasis Game Sektor K-12
K-12 sekolah adalah istilah yang digunakan sebagai
TK sampai kelas XII. Berbagai perusahaan rintisan telah
kontributor untuk sektor ini. Hari ini dunia adalah orang-
orang generasi Y yang mengenal perkembangan teknologi
mengelilingi mereka, dan mereka juga dikelilingi dengan
keterampilan yang dibutuhkan dan kemampuan. K-12
menciptakan lingkungan belajar berbasis permainan, yang
memungkinkan pelajar untuk dengan mudah mendapatkan
kata-kata pendidikan di Indonesia dan memberi kami
generasi Y yang lebih terlatih secara mandiri.
a. Tantangannya meliputi:
1) Ketahanan terhadap perubahan,
2) Motivasi pembelajar,
3) Keterampilan teknologi peserta didik,
4) Mengevaluasi efektivitas, dan
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd.
29
5) Kemampuan beradaptasi.
b. Peluangnya
1) Tidak ada batas fisik,
2) Lebih banyak keterlibatan,
3) Hemat biaya,
4) Pembelajaran keterlibatan tinggi, dan
5) Produk pembelajaran yang berkualitas.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
30
Referensi
Widakdo, J., & Fananie, K. G. B. (2020). Dampak
Positif Pembelajaran Online Dalam Sistem Pendidikan
Indonesia Pasca Pandemi Covid-19. In Perhimpunan Pelajar
Indonesia Se- (Vol. 4, Issue 1).
Http://Journal.Uinjkt.Ac.Id/Index.Php/Adalah/Article/Vie
w/15394/7199
Anup Maheshwari. 2019. Digital Transformation:
Building Intelligent Enterprises. John Wiley & Sons
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap
Implementasi Pembelajaran Daring Di Sekolah Dasar.
Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55–61.
Https://Doi.Org/10.31004/Edukatif.V2i1.89
Nahdi, D. S., & Jatisunda, M. G. (2020). Analisis Literasi
Digital Calon Guru Sd Dalam Pembelajaran Berbasis Virtual
Classroom Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Cakrawala
Pendas, 6(2), 116–123.
Https://Doi.Org/10.31949/Jcp.V6i2.2133
Pujilestari, Y. (2020). Dampak Positif Pembelajaran
Online Dalam Sistem Pendidikan Indonesia Pasca Pandemi
Covid-19. Adalah, 4(1), 49–
56.Http://Journal.Uinjkt.Ac.Id/Index.Php/Adalah/Article/
View/15394/7199
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd.
31
Putra, M. T. F., Arianti, & Elbadiansyah. (2019). Analisis
Penerapan Model Danmetode Pembelajaran Tepat. Sebatik,
23, 317–323.
Putro, S. T., Widyastuti, M., & Hastuti. (2020).
Problematika Pembelajaran Di Era Pandemi Covid-19 Studi
Kasus: Indonesia, Filifina, Nigeria, Ethiopia, Finlandia, Dan
Jerman. 18(2), 50–64.
Rigianti, H. A. (2020). Kendala Pembelajaran Daring
Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Banjarnegara. Elementary
School, 7(2), 297–301.
Https://Doi.Org/10.1155/2010/706872
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
32
Tentang Penulis
Muhamad Kholif Suhadha, M.Pd.
Penulis merupakan tenaga pendidikan yang sedang diamanahi
jabatan sebagai Kepala Madrasah. Di MI Nurul Insani Sleman-
Yogyarta. Latar belakang penulis adalah aktif dalam bidang branding
dan digital marketing, selainitu juga sebagai trainer bidang
pendidikan dengan segmentasi peserta didik, tendaga pendidik dan
kependidikan. Dengan modal pendidikan S1 dan S2 pada program
Manajemen Pendidikan Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
serta pengalaman kerja pada bidang creative preneur (Lembaga
pelatihan, Event Organizer, Freelancer) dan lembaga pendidikan
maka penulis mencoba menghadirkan pandangan pengembangan
pendidikan pada topik transformasi pendidikan berbasis digital
melalui sudut pandang yang berbeda dengan menyajikan beberapa
pandangan dan tahapan-tahapan didalamnya.
33
IMPEMENTASI
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
DALAM KEGIATAN
BELAJAR MENGAJAR
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
STIE GICI Business School
Pendahuluan
Kemajuan teknologi digital telah mengubah aktivitas
mendasar pendidikan. Maka terciptalah sebuah saluran
komunikasi baru di seluruh jenjang pendidikan dan dengan
masyarakat luas melalui surat elektronik, ruang obrolan,
BAB II
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
34
konferensi situs web, dan lain-lain.(Fatwa, 2020) Oleh karena itu,
setiap jenjang pendidikan ditantang dalam beradaptasi dengan
bentuk pengajaran dan penelitian baru.
Teknologi memiliki dampak besar pada pengajaran,
membebaskan ruang kelas dari kendala ruang dan waktu, serta
melengkapi pembelajaran siswa melalui akses ke sumber aslinya.
Akibatnya, lembaga pendidikan mengalami perubahan signifikan
dari pengajaran menjadi proses administrasi dan manajemen.
Adanya perkembangan teknologi tersebut tidak hanya
mendukung pembelajaran tetapi juga mengubah cara belajar
terjadi. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran semakin mendapat
tekanan perkembangan teknologi digital.
Perubahan-perubahan yang terjadi di bidang pengajaran
dan pembelajaran saat ini disebabkan oleh berbagai faktor,
salahsatunya disebabkan oleh pandemic Covid 19 beberapa waktu
lalu dan tentu disebabkan oleh kehadiran internet itu sendiri. Oleh
karena itu, tampaknya teknologi dapat berguna dalam
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
35
meningkatkan kualitas guru dan siswa terbebas dari cara belajar
mengajar yang tradisional jika digunakan dengan cara yang benar.
Sehingga penerapan teknologi pendidikan memberikan
kesempatan belajar bagi siswa secara bebas dari keterbatasan
ruang dan waktu. Serta memberikan akses kepada siswa dan guru
sumber belajar jauh melampaui batas lembaga pendidikan itu
sendiri. Namun, transisi dari pendekatan pendidikan tradisional ke
pendekatan yang ditingkatkan teknologi telah menjadi tantangan
besar bagi banyak negara. Sehingga keberadaan guru sangatlah
penting untuk dapat bersedia belajar menggunakan teknologi itu
sendiri, untuk menerapkannya dengan sukses ke dalam kehidupan
interaksi dengan siswa di kelas.
Oleh karena itu, dalam bab ini, kita akan menyelami
bagaimana teknologi pendidikan diimplementasikan dalam
kegiatan belajar mengajar. Melalui tinjauan artikel, jurnal dan
sumber pustak lainnya. Untuk dapat membangun
pentingnyapemahaman dasar terkait penerapan teknologi
pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
36
Sebagai kesimpulan, tujuan dari bab ini yakni untuk
memberikan pemahaman terkait strategi atau pola yang bisa
dilakukan peralihan dari pembelajaran secara tradisional ke
pembelajaran dengan penggunaan teknologi pendidikan.
Konsep Dan Prinsip Dasar Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan didefinisikan begitu kompleks,
pada bagian ini penulis mencoba menjelaskan terkait keseluruhan
dari teknologi pendidikan.
Teknologi pendidikan atau ada yang menyebutnya sebagai
teknologi pembelajaran seringkali didefinisikan sebagai aplikasi
hukum-hukum sains untuk menyelesaikan permasalahan
pembelajaran, sebuah sudut pandang yang didasarkan asumsi
bahwa sains dan teknologi adalah tak terpisahkan. Memang sains
dan teknologi berhubungan, namun sebenarnya mereka berdiri
sendiri. (Prihadi et al., n.d.) Hemat penulis secara sederhana
teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan
terintegrasi dengan sains serta teknologi yang melibatkan orang,
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
37
prosedur, ide, perangkat dan organisasi, untuk menganalisis
masalah dan merancang serta menerapkan, mengevaluasi maupun
mengelola solusi terhadap masalah tersebut, yang terlibat dalam
semua aspek pembelajaran manusia.
Dengan banyaknya definisi teknologi pendidikan dengan
berbagai sumber yang penulis baca, menurut hemat kami ada tiga
perspektif definisi teknologi pendidikan yang dapat menjadi
rujukan dalam melihat apa itu teknologi pembelajaran.
Pertama kita dapat melihat tentang teknologi pendidikan
sebagai konstruksi teoritis, sebuah abstraksi yang mencakup
serangkaian ide dan prinsip tentang bagaimana pendidikan dan
pengajaran harus dilaksanakan melalui penggunaan teknologi.
Kedua, kita dapat menganggap teknologi pendidikan
sebagai suatu bidang usaha penerapan ide-ide teoritis dan prinsip-
prinsip untuk memecahkan masalah-masalah aktual dalam
pendidikan dan pengajaran. Bidang tersebut meliputi teknik yang
digunakan, aktivitas yang dilakukan, informasi dan sumber daya
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
38
yang digunakan, serta peserta didik yang dilayani oleh pendidik di
lapangan.
Ketiga, kita dapat menganggap teknologi pendidikan
sebagai sebuah profesi—sekelompok pendidik atau praktisi
khusus yang terorganisir, yang memenuhi kriteria tertentu,
mempunyai tugas tertentu dan bergabung untuk menyusun bagian
tertentu dari bidang teknologi pendidikan.
Tidak ada satu pun perspektif di atas yang lebih benar atau
lebih baik dibandingkan perspektif lainnya. Masing-masing adalah
cara berpikir yang berbeda tentang hal yang sama. Setiap orang
mempunyai perspektif yang berbeda dan perspektif individu dapat
berubah, tergantung pada apa yang mereka “lakukan” dalam
kaitannya dengan teknologi pendidikan.
Selain dari perspektif di atas definisi teknologi pendidikan
dalam pembelajaran dapat dilihat pengertian dari beberapa
komponen yaitu teori dan praktek perancangan, pengembangan,
pemanfaatan, manajemen dan evaluasi, proses dan sumber daya
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
39
pembelajaran. Untuk komponen tersebut dapat dilihat sebagai
berikut.
Gambar 1
Sumber: Ocw.metu.edu.tr
1. Teori Praktek
Suatu profesi dituntut mempunyai landasan ilmu
pengetahuan (teori) yang kokoh. praktik pendukung. Setiap
domain Teknologi Pembelajaran mencakup pengaturan
pengetahuan berdasarkan penelitian dan pengalaman. Teori
itu sendiri terdiri konsep, konstruksi, hukum dan proposisi
yang berkontribusi pada perbendaharaan pengetahuan.
Teori
Praktek
(Theory
Practice)
Perancangan
(Design)
Pemanfaatan
(Utilization)
Manajemen
(Management)
Evaluasi
(Evaluation)
Pengembangan
(Development)
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
40
Praktek Moderat adalah penerapan pengetahuan untuk
memecahkan masalah. Praktek juga dapat menyumbangkan
pengetahuan berdasarkan informasi diperoleh melalui
pengalaman.
Dalam Teknologi Pembelajaran, baik teori maupun
praktik menciptakan variasi model yang sangat beragam.
Model prosedural, yang menggambarkan bagaimana suatu
tugas dilaksanakan, membantu menghubungkan teori dan
praktik.
2. Perancangan, Pengembangan, Pemanfaatan, Managemen dan
Evaluasi
Istilah-istilah ini merujuk pada kedua bidang kebutuhan
pengetahuan dasar bidang ini dan sekaligus merujuk pada
fungsi-fungsi yang dijalankan oleh para aktor teknologi
pendidikan di lapangan. Kelima hal inilah yang kemudian
disebut dengan domain. Domain desain mewakili kontribusi
teoritis terbesar Teknologi Pembelajaran untuk bidang
pendidikan pada umumnya. Domain pembangunan juga telah
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
41
matang dan memberikan kontribusi terbesar praktik. Domain,
di sisi lain, pemanfaatannya, secara umum tidak berkembang
dengan baik teoretis atau praktis. Manajemen domain akan
selalu menjadi bagian dari bidang ini hal ini dikarenakan
sumber daya pendukung setiap fungsi memerlukan
pengorganisasian dan pengawasan. Dan yang terakhir,
evaluasi domain masih mengandalkan bidang lain khususnya
tentang Evaluasi Pendidikan. (Seels & Richey, 1994)
3. Proses dan Sumber Daya
Pada bagian ini mencakup elemen tradisional dari
proses dan produk dalam resolusi. Proses adalah serangkaian
operasi atau kegiatan yang bertujuan untuk mencapai suatu
hasil yakin. Dalam Teknologi Pembelajaran terdapat proses
perancangan dan pengolahan. Suatu proses mengacu pada
rangkaian yang melibatkan input-aksi-output. Sedangkan
sumber daya adalah sumber belajar termasuk sistem bahan
pendukung dan lingkungan belajar. Bidang ini tumbuh dari
minat menggunakan materi pembelajaran dan proses
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
42
komunikasi, namun sumber daya bukan hanya alat dan bahan
yang digunakan didalamnya proses belajar mengajar, tetapi
juga manusia, dana, dan sarana/prasarana. Sumber daya
mencakup apa pun yang tersedia untuk membantu seseorang
belajar dan memenuhi kompetensi.
4. Pembelajaran
Tujuan dari Teknologi Pembelajaran adalah untuk
menciptakan suasana dan mengefektifkan pembelajaran. Kata
ini dipilih untuk menekankan bahwa belajar adalah tujuan
utama dari Teknologi Pembelajaran sedangkan instruksi
adalah alat untuk belajar. Dalam hal ini, definisi 1994 mengacu
pada definisi pembelajaran Mayer dalam Encyclopedia of
educational research, 1982, dimana pembelajaran
didefinisikan sebagai ”perubahan yang relatif permanen dalam
pengetahuan dan tingkah laku seseorang disebabkan karena
pengalamannya”.(Agustian & Salsabila, 2021) Dan dalam
pemahaman Berlo (1960), proses pembelajaran dianalogikan
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
43
sebagai proses komunikasi yang melibatkan pesan, kanal,
decoder dan proses umpan balik.
Dari rincian komponen definisi di atas hal terpenting yaitu
manusia sebagai komponen yang paling dasar dalam
menjalankan setiap komponen yang ada ataupun sebaliknya
dalam mewujudkan kualitas pendidikan yang baik, diperlukan
teknologi pendidikan untuk melahirkan Sumber Daya Manusia
yang bermutu dan juga membenahi proses pendidikan.
1. Implikasi Teknologi Pendidikan dalam Kegiatan
Pembelajaran
Penerapan teknologi pendidikan dalam pendidikan
hendaknya membuat proses pendidikan pada umumnya dan
proses belajar mengajar pada khususnya lebih efisien, lebih
efektif dan memberikan nilai tambah yang positif. Efektif dan
efesien berarti upaya pendidikan yang dilakukan hendaknya
dapat mencapai tujuan yang telah digariskan dengan sedikit
mungkin mengeluarkan biaya, tenaga, dan waktu. Kondisi
seperti tersebut di atas dimungkinkan karena teknologi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
44
pendidikan memiliki beberapa implikasi dalam pembelajaran
diantaranya, sebagai berikut:
NO.
Implikasi
Keterangan
1.
Potensi
Teknologi
Pendidikan
a. Meningkatkan produktivitas pendidikan
dengan jalan: 1) Mempercepat laju
belajar; 2) Membantu guru untuk
menggunakan waktunya secara lebih
baik; dan 3) Mengurangi beban guru
dalam menyajikan informasi, sehingga
guru dapat lebih banyak membina dan
mengembangkan kegairahan belajar
anak. Dengan demikian guru akan lebih
banyak berfungsi sebagai manajer
pembelajaran.
b. Memberikan pendidikan yang sifatnya
lebih individual dengan jalan: 1)
Mengurangi kontrol guru yang kaku dan
konvensional; 2) Memberikan
kesempatan anak belajar secara
maksimal; 3) Dapat melayani
karakteristik individu yang berbeda-
beda, karena adanya berbagai pilihan
sumber belajar.
c. Memberikan dasar yang ilmiah pada
pengajaran dengan jalan: 1) Perencanaan
program pengajaran yang lebih
sistimatis; dan 2) Pengembangan bahan
pengajaran yang dilandasi penelitian
tentang prilaku manusia.
d. Lebih memantapkan pengajaran dengan
jalan: 1) Meningkatkan kemampuan guru
dengan berbagai media komunikasi; dan
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
45
2) Penyajian data informasi secara lebih
kongkrit.
e. Kemungkinan belajar secara seketika,
karena dapat: 1) Mengurangi jurang
pemisah antara pelajaran di dalam dan di
luar sekolah; 2) Memberikan
pengetahuan langsung apa yang ada di
luar sekolah dapat dibawa masuk ke
kelas.
2.
Fungsi Teknologi
Pendidikan
a. Berfungsi sebagai alat.
b. berfungsi sebagai ilmu pengetahuan
(science).
c. memperkecil kesenjangan penguasaan teknologi
mutakhir, khususnya pada dunia pendidikan.
d. Sebagai sarana bahan ajar yang ilmiah
dan obyektif.
e. Sebagai sarana untuk memotivasi
peserta didik yang semangat belajarnya
rendah.
f. Sebagai sarana untuk membantu
pesertadidik mempresentasikan apa
yang mereka ketahui.
g. Sebagai sarana untuk meningkatkan
efektifitas pembelajaran.
h. Sebagai sarana mempermudah
penyampaian materi.
i. Sebagai sarana untuk mempermudah
desain pembelajaran.
j. Sebagai media pendukung pelajaran
dengan mudah.
k. Sebagai sarana pendukung terlaksananya
program pembelajaran yang sistematis.
l. Sebagai sarana meningkatkan
keberhasilan pembelajaran.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
46
3.
Manfaat
Teknologi
Pendidikan
a. Bagi pendidik: 1) Pendidik dapat lebih
memudahkan tercapainya tujuan
pendidikan.b)Pendidik dapat
mempermudah desain pembelajaran; 2)
Pendidik dapat menunjang metode
pembelajaran; 3) Pendidik dapat lebih
meningkatkan efektifitas pembelajaran;
4) Pendidik lebih mudah menyampaikan
materi pembelajaran. 5) Pendidik dapat
mengefisiensikan waktu; 6) Dapat
menjadi daya dukung pengajaran
seorang pendidik.
b. Bagi Peserta didik: 1) Peserta didik dapat
lebih cepat menyerap materi pelajaran
yang diberikan oleh pendidik; 2) Peserta
didik menerima materi pembelajaran
dengan senang; 3) Peserta didik dapat
mempresentasikan apa yang mereka
ketahui; 4) Peserta didik tidak bosan
dengan cara penyampaian materi
pembelajaran secara verbal.
4.
Peran Teknologi
Pendidikan dalam
Pembelajaran
a. Salah satu peran teknologi pendidikan
bagi siswa adalah bahwa hal itu
membantu mereka meningkatkan
kemampuan belajar mereka. Karena itu
adalah salah satu bidang yang terus
berubah.
b. Informasi dapat digambarkan dalam
berbagai cara dengan bantuan bahan
studi. Pengetahuan telah menjadi
mudah diakses oleh siswa di setiap
bagian dunia dengan penerapan
teknologi di bidang pendidikan. Kelas
online membantu siswa untuk
berinteraksi dengan siswa lain milik
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
47
aliran yang sama, tetapi terletak di
tempat lain di dunia.
c. Karena Internet adalah media utama,
maka siswa tidak harus membawa ransel
yang berat penuh dengan buku. Mereka
dapat berjalan dengan nyaman ke kelas
di mana peralatan tersebut sudah
ditempatkan.
5.
Pengaruh
Teknologi
Pendidikan
Terhadap Proses
Pembelajaran
a. Pengaruh positif: 1) menambah
keanekaragaman pilihan sumber
maupun kesempatan belajar; 2)
menambah daya tarik, minat, dan
motivasi untuk belajar; 3) menyebarkan
informasi secara meluas, seragam, cepat,
dan up to date; 4) pengajaran dan proses
belajar mengajar lebih efektif; 5)
mempunyai keuntungan rasio efektivitas
biaya, bila dibandingkan dengan sistem
tradisional; 6) memasyarakatnya
pendidikan terbuka/jarak jauh.
b. Dampak negatif: 1) kurangnya interaksi
antara guru dan siswa; 2) berubahnya
peran guru dari teknik pembelajaran
konvensional menjadi ICT; 3)penyebab
utama sikap malas karena kemudahan
yang diberikan oleh teknologi;
4)otomatis berpengaruh dengan jiwa
konsumeris dan menganggap teknologi
adalah kebutuhan primer yang
berpengaruh pada life style; 5) bersikap
serba instan karena teknologi
menyuguhkan hal yang serba instan; 6)
sering disalah gunakan untuk melakukan
kegiatan yang dianggap tak pantas
dilakukan.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
48
Dari uraian di atas maka dapat dilihat implikasi teknologi
pendidikan dalam pembelajaran yang baik. Dalam konteks
teknologi pendidikan, media atau alat pembelajaran memiliki
nilai manfaat bagi guru maupun murid karena cukup efektif
dan efisien dalam upaya pencapaian kompetensi yang
diharapkan. Pada proses/konsep teknologi pendidikan, tugas
media atau alat bukan hanya sekedar mengkomunikasikan
hubungan antara sumber (pengajar/pendidik) dan sipenerima
(peserta didik), namun lebih dari itu merupakan bagian yang
integral dan saling mempunyai keterkaitan antara komponen
yang satu dengan yang lainnya, saling berinteraksi dan saling
memengaruhi.
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
49
Implementasi Teknologi Pendidikan dalam Kegiatan
Pembelajaran
Penarapan dari teknologi pendidikan berangkat dari
pemahaman bahwa teknologi pendidikan sebagai sebuah kajian
dan praktik untuk membantu proses pembelajaran serta
meningkatkan kinerja pendidika dengan membuat, menggunakan
dan mengelola sumber teknologi yang ada.(Fatwa, 2020)
Keberadaan teknologi pendidikan berfungsi untuk memperkuat
pengembangan kurikulum dalam berbagai cara dan teknik. Mulai
dari desain, pengembangan, pemanfaatan berbagai sumber
belajar, implementasi dan penilaian program serta hasil belajar.
Implementasi teknologi untuk pendidikan berarti terdiri
dari rangkaian panjang yang hulu-nya kini berasal dari pemerintah,
guru dan kerjasama orang tua kemudian bermuara ke siswa. Tetapi
dalam perjalanannya, apakah penggunaannya sudah tepat?
Penggunaan secara tepat dapat memaksimalkan teknologi dan
efektivitas pembelajaran di kelas.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
50
Proses perencanaan dalam implementasi teknologi
pendidikan yang dipaparkan di bawah ini dapat menjadi
pertimbangan dalam mengembangkan, menguji, menerapkan dan
mengevaluasi rencana teknologi berbasis sekolah.
1. Membentuk komite perencanaan atau departemen khusus
Salah satu aturan yang tertuang di Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 Bahwa
“Sekolah/Madrasah melibatkan warga dan masyarakat
pendukung sekolah/madrasah dalam mengelola pendidikan.
Peran serta dari masyarakat dan kemitraan sekolah
tersebut menunjukan bahwa pemerintah menyarankan
terbentuk kerjasama antara sekolah dengan lembaga
masyarakat lain dalam proses belajar mengajar. Maka sekolah
dalam hal perencanaan penerapan teknologi pendidikan mesti
mengidentifikasi mitra perencanaan seperti guru, perwakilan
kantor, orang tua, kepala sekolah, mitra bisnis dan perwakilan
dari kantor wilayah.
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
51
Selain itu proyek efektif harus melibatkan kelompok
penasihat dalam perencanaan serta dukungan berkelanjutan
dan pemantauan proyek serta revisi rencana bila diperlukan.
Maka mesti ada pembentukan departemen khusus yang
menangani
2. Membuat program yang integral dengan program sekolah
Rencana pengembangan teknologi pendidikan dalam
pembelajaran tidak akan bertahan lama jika tidak menjadi
bagian integral dari keseluruhan program sekolah.
3. Identifikasi program sekolah dan kebutuhan siswa
Peninjauan informasi kebutuhan lokal diperlukan
seperti, inventarisasi sumber daya, kinerja sekolah dan laporan
akreditasi sekolah, serta informasi relevan lainnya, untuk
menentukan kebutuhan restrukturisasi atau perluasan dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi. Jika waktu dan
sumber daya memungkinkan, survei kebutuhan harus
dilakukan. Rencana tersebut harus mengidentifikasi siswa dan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
52
staf yang perlu ditangani oleh tim implementasi tersebut.
Kebutuhan harus didokumentasikan oleh staf sekolah dan
difokuskan pada perbedaan antara kondisi pengajaran dan
pembelajaran yang ada dan yang diinginkan.
4. Identifikasi sumber daya berbasis teknologi dan dukungan
yang tersedia
Tinjau penggunaan sumber daya teknologi dan media
yang ada di sekolah dan hubungannya dengan tujuan dan
sasaran rencana lokasi sekolah yang ada atau yang sedang
berkembang.
5. Integrasikan perencanaan teknologi seluruh sekolah dengan
kurikulum sekolah
Komite penyelarasan teknologi pendidikan harus
menjelaskan bagaimana penggunaan teknologi akan
menyelaraskan dan memperluas kurikulum serta tujuan
pengajaran di tingkat kabupaten dan negara bagian. Teknologi
harus dipandang sebagai alat untuk memperluas kesempatan
belajar melebihi apa yang sudah tersedia.
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
53
6. Tujuan dan Kegiatan
Tujuan dan rangkaian kegiatan yang dinyatakan dan
tertulis dengan jelas akan memungkinkan meningkatkan nilai
implementasi yang dilakukan.
7. Intervensi Teknologi di dalam Kelas
Selain tujuan dan kegiatan departemen yang mengurus
juga menjelaskan kegiatan yang direncanakan setiap kelas.
Implementasi yang paling efektif dalam penerapan teknologi
pedidikan yakni guru melaksanakan pengembangan di dalam
kelas.
Langkah-langkah perencanaan kelas dapat membahas
mengenai:
a. Kebutuhan siswa dan prioritas serta kebutuhan pengajaran
terkait.
b. Kegiatan pengajaran khusus di kelas untuk memenuhi
kebutuhan.
c. Aplikasi berbasis teknologi untuk menunjang kegiatan
pembelajaran.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
54
d. Pengembangan staf individual untuk guru.
e. Metode penilaian berbasis kinerja khusus kelas.
f. Perangkat keras, konektivitas, perangkat lunak, dan sumber
daya lain yang diperlukan.
g. Komitmen manajemen sekolah untuk memastikan bahwa
waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
keberhasilan penerapan teknologi pedidikan yang
disediakan untuk guru.
h. Anggaran khusus yang dibutuhkan guru untuk
melaksanakan rencana tersebut.
Rencana sekolah yang ideal dan efektif harus merupakan
gabungan dari rencana kelas yang dirancang untuk mencapai
tujuan sekolah secara keseluruhan. Perencanaan sekolah yang
tidak melibatkan dan menghasilkan rencana kelas sering
mengakibatkan rencana sekolah disimpan dan tidak digunakan.
Bagian dari proses perencanaan sekolah harus melibatkan
bantuan guru untuk membuat konsep dan mengembangkan
rencana teknologi kelas mereka.
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
55
8. Evaluasi
Prosesnya dalam evalusi setidaknya mencakup prosedur
untuk memantau, melaksanakan, mengumpulkan informasi
tentang hasil siswa, dan menilai dampaknya terhadap praktik
pengajaran dan pengajaran. Melakukan segala upaya untuk
menerapkan metode evaluasi yang konsisten dengan program
penilaian yang telah digunakan di sekolah, departemen, dan
distrik harus diterapkan. (Murdiansyah, 2014)
9. Strategi anggaran dan pendanaan
Ada banyak sumber pendanaan yang sering terabaikan.
Misalnya, banyak dunia usaha yang tertarik untuk menjalin
kemitraan dengan sekolah dan daerah untuk mendukung
penerapan teknologi di ruang kelas. Bisnis seperti itu harus
diidentifikasi pada awal proses perencanaan ketika sumber
daya sedang diidentifikasi.
10. Implementasi, Monitoring dan Revisi
Informasi evaluasi dan penilaian harus digunakan untuk
melakukan koreksi di tengah jalan dan untuk melaporkan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
56
kemajuan kepada komite, staf sekolah dan distrik, serta
pemangku kepentingan lainnya dalam proyek tersebut.
Ketika melakukan perencanaan teknologi, ada beberapa
faktor yang harus selalu dipertimbangkan yaitu sebagai berikut:
a. Guru harus mempunyai kemampuan untuk menggunakan
teknologi.
b. Kurikulum sekolah harus mendorong teknologi.
c. Melihat apa yang telah dilakukan sekolah lain-baik
keberhasilan maupun kegagalannya.
d. Pelatihan guru demi keberlanjutan program.
e. Perencanaan teknologi tidak pernah ada habisnya.
f. Implementasi teknologi harus mencakup pemeliharaan.
g. Teknologi memerlukan dukungan dan keterlibatan
masyarakat.
h. Dukungan dan keterlibatan administratif sangat penting
untuk keberhasilan integrasi teknologi.
Harus ditekankan bahwa rencana sekolah dan komite
hanya dapat dilaksanakan jika guru mengembangkan dan
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
57
melaksanakan rencana kelas atau proyek yang secara langsung
mendukung tujuan rencana teknologi sekolah dan distrik.
Hambatan, Tantangan dan Solusi Implementasi Teknologi
Pendidikan dalam Kegiatan Pembelajaran di Indonesia
Tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan modern
didominasi oleh teknologi. Secara universal penggunaan
Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pendidikan
sangatlah dibutuhkan, karena saat ini memasuki era globalisasi
yang mana arus bebas informasi melalui satelit dan internet
memengaruhi penyebaran informasi pengetahuan secara global.
Secara manfaat tentu banyak sekali khususnya bidang pendidikan.
Namun tidak bisa dipungkiri tentu ada hambatan dan tantangan
dalam penerapan teknologi pendidikan, seperti di antaranya:
1. Jangkauan beberapa daerah Indonesia yang cukup sulit
dijangkau sehingga penyebarannya tidak merata menyebabkan
kurangnya pengadaan infrastruktu teknologi.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
58
2. Kemudian hambatan lainnya alat teknologi yang ketinggalan
zaman, beberapa lembaga pendidikan bahkan menggunakan
alat teknologi bekas dalam pembelajaran. Sehingga
penggunaanya tidak mampu bersaing dengan perkembangan
laju teknologi yang cukup pesat.
3. Kurangnya infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukum
yang mengaturnya. Sebab, Cyber Law belum diterapkan di dunia
hukum Indonesia.
4. Mahalnya biaya pengadaan danpenggunaan fasilitas TIK. Hal
ini dikembalikan lagi kepada pemerintah. Dapat kita lihat
pemerintah masih sedikit mengalokasikan dana untuk
pengadaan fasilitas TIK yang dapat menunjang pendidikan
Indonesia. Sebagai contoh, pengadaan fasilitas di daerah
pedesaan masih sangat minim. Sementara di kota sudah hampir
merata, terutama di lembaga-lembaga pendidikan unggulan.
Dari beberapa kendala yang sudah disampaikan. Ada
beberapa solusi yang bisa dilakukan di antaranya seperti:
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
59
1. Pihak sekolah atau yayasan, guru, orang tua dan siswa harus
memiliki kepedulian yang sama terhadap kebutuhan teknologi
dalam pembelajaran. Selain itu, pengadaan komputer, internet
lab komputer serta peralatan lainnya diusahakan bersama
sekolah dan orang tua.
2. Dukungan kultural dari guru untuk memberikan materi yang
berkualitas lewat penggunaan laptop, infocus dan internet dalam
pembelajaran yang interaktif.
3. Keterampilan guru terhadap pengetahuan dan penggunaan
alat-alat serta sumber pembelajaran dari digital.
4. Tersedianya dana atau anggaran yang cukup dalam pengadaan,
pengembangan dan perawatan sarana prasarana teknologi.
Penutup
Pada sub bab ini, telah disampaikan telah dipaparkan
terkait pentingnya teknologi terimplementasi dengan baik melalui
strategi yang tepat dan sistematis. Guna untuk mendukung
perkembangan positif peserta didik dalam pembelajaran dan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
60
teknologi. Perkembangan teknologi dalam pembelajaran perlu
dukungan implementasi, integrasi di kelas oleh guru dan
penyesuaian pada kurikulum.
Penentu utama dalam implementasi teknologi pendidikan
terdapat pada proses pembelajaran yang berkualitas di kelas. Pada
era teknologi, informasi dan komunikasi yang begitu pesat guru
tidak hanya diharapkan hanya transfer of knowledge melainkan juga
mampu menciptakan kondisi belajar yang menantang, kreatif, dan
memotivasi siswa menggunakan multimedia agar mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
61
Referensi
Agustian, N., & Salsabila, U. H. (2021). Peran teknologi
pendidikan dalam pembelajaran. Islamika, 3(1), 123–133.
Fatwa, A. (2020). Pemanfaatan teknologi pendidikan di
era new normal. Indonesian Journal of Instructional Technology, 1(2).
Murdiansyah, I. (2014). Evaluasi program pengentasan
kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat: Studi kasus pada
program Gerdu-Taskin di Kabupaten Malang. Wiga: Jurnal
Penelitian Ilmu Ekonomi, 4(1), 71–92.
Prihadi, S., Pd, S., & Pd, M. (n.d.). Definisi Bidang Teknologi
Pembelajaran.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
62
Tentang penulis
Hero Gefthi Firnando, S.Ag., M.Pd.
Penulis berasal dari Lubuklinggau, kecintaannya terhadap dunia
pendidikan membuatnya merantau ke Jakarta untuk menyelesaikan
pendidikan S1 jurusan Aqidah dan Filsafat Islam STAI Jakarta dan S2
jurusan Manajemen Pendidikan Agama Islam di Universitas PTIQ. Saat
ini, ia aktif sebagai dosen agama di STIE GICI Business School.
27
INOVASI FLATFORM
PEMBELAJARAN PADA
MUTU PENDIDIKAN
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Bahjah Cirebon
Pendahuluan
Dunia saat ini sudah sangat canggih dan hampir semua
komponen kehidupan rata-rata sudah berbasis teknologi,
tidak terkecuali untuk pembelajaran karena saat inipun sangat
dimudahkan dengan berbagai teknologi yang ada, termasuk
saat ini platform pembelajaran daring hampir diterapkan di
BAB III
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
28
semua Lembaga Pendidikan, baik itu Pendidikan dasar,
menengah, dan Pendidikan tinggi ( Susanty, 2020) untuk
mendukung pembelajaran yang mudah dan fleksibel, apalagi
dimasa pandemic pada tahun 2020 sampai 2022 yang cukup
Panjang, maka pembelajaran daring menjadi primadona untuk
media pembelajaran. Namun demikian, sementara aplikasi
pembelajaran daring di kalangan dunia akademik telah
berkembang pesat, tidak cukup teridentifikasi mengenai latar
belakang dan pengalaman pembelajar sebelumnya dalam
belajar daring (Alexander & Golja, 2007; (Lester & King,
2009).
Menjadi penting juga inovasi yang harus dilakukan
oleh Lembaga dalam meningkatkan mutu Pendidikan dengan
menghadirkan beberapa inovasi Pendidikan (Ambarwati et al.,
2021). Saat ini Perkembangan sarana komunikasi modern
telah mempengaruhi pendidikan kontemporer. Bentuk-
bentuk pengajaran tradisional dan berbasis e-learning telah
diperkaya oleh bentuk-bentuk baru yang mengatasi hambatan
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
29
ruang dan waktu. Pelatihan berbasis web dan pembelajaran
berbasis komputer tidak hanya memperluas peluang bagi guru
dan siswa dan meningkatkan daya tarik pembelajaran tetapi
juga memungkinkan penghapusan factor yang sebelumnya
membatasi kedua kelompok tersebut (Jelena & Ana 2019)
Dan yang saat ini mudah di jangkau untuk membuat
media pembelajaran adalah dengan menggunakan flatform
youtube, guru dapat berinovasi untuk mengembangkan materi
pembelajaran Pendidikan dengan sarana tersebut yang
menjadi salah satu flatform online yang mendukukung
pembelajaran (A’yuni et al,. 2022). Konten pembelajaran
online saat ini sangat mudah untuk dibuat dan dikembangkan
dengan berbagai konsep, baik itu konsep video, audio. Atau
tekstual dengan animasi (Narmaditya et al,. 2020)
Dalam menentukan mutu pendidikan tentunya tidak
lepas dari peran dan kapasitas kepala sekolah, maka perlu
dalam perekrutan atau pengangkatan seorang kepala sekolah
melalui seleksi yang cukup ketat agar bisa memimpin sekolah
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
30
dengan baik dan tercapai visi misi dan tujuan sekolah ( Zen,
2019 ) optimisme yang tinggi dari kepala sekolah dalam
mewujudkan visi misi dan tujaun akan menciptakan suasana
yang positif dan menularkan semangat yang tinggi kepada para
tenaga pendidiak dan tenaga kependidikan juga terhadap para
murid / siswa ( Sa’idu 2021).
Pendampingan dan penguatan dalam menggunakan
flatform belajar di berbagai komponen atau bagian di
Lembaga sekolah perlu di lakukan secara terus menerus dalam
upaya untuk meningkatkan mutu Pendidikan dan
mempertahankan mutu Pendidikan (Ritonga et al., 2022) dan
saat ini yang menjadi kemudahan dalam belajar adalah media
daring, karena media daring sangat mudah dan bisa
dilaksanakan kapanpun dan dimanapun, ini menjadi
terobosan terbaru bahwa setiap kegiatan pembelajaran tidak
tertutup batas ruang dan waktu (Fajrussalam, 2020)
Sektor Pendidikan saat ini sudah semakin canggih
dengan hadirnya AI (Artificial Intelligence) sejenis teknologi di
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
31
bidang ilmu komputer yang memiliki kemampuan khusus
untuk memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait
dengan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran,
pemecahan masalah, dan pengenalan pola. Dan membantu
guru untuk memperkaya materi pembelajaran dengan
menghadirkan referensi dari AI (Artificial Intelligence) tersebut
(Fahlevi, 2022. Pembelajaran dapat berlangsung tepat – guna
dan berdaya guna sehingga mutu Pendidikan akan lebih baik
(Ardiansyah, Nana 2020)
Pendidikan berdiri sebagai pilar penting dalam
membentuk generasi masa depan yang berkualitas tinggi.
Selama bertahun-tahun, bidang pendidikan telah mengalami
kemajuan pesat, meliputi perubahan kurikulum, metodologi
pengajaran, dan integrasi teknologi. Di era saat ini,
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
membuka peluang baru dalam dunia pendidikan. Di antara
inovasi transformatif terbaru yang telah merevolusi lanskap
pembelajaran adalah Learning Flatform. Menggabungkan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
32
teknologi dengan pendidikan, Learning Flatform telah
membawa dampak yang signifikan terhadap kualitas
pendidikan, mendorong aksesibilitas yang lebih luas, dan
mempromosikan pengalaman belajar yang interaktif dan
efektif (Nicolaou, et al., 2019)
Flatform Pembelajaran mewakili sistem atau platform
digital yang menawarkan beragam layanan pendidikan online.
Sistem ini memungkinkan siswa, guru, dan orang tua untuk
berinteraksi dalam proses belajar mengajar tanpa kendala
batas geografis. Dengan Learning Flatform, siswa dapat
mengakses materi pembelajaran, tugas, dan sumber belajar
tambahan dari mana saja dan kapan saja dengan menggunakan
perangkat elektronik seperti komputer, tablet, atau
smartphone. Kemajuan teknologi dalam Learning Flatforms
juga telah memberdayakan pendidik untuk menyajikan materi
pembelajaran dengan cara yang lebih menarik dan interaktif,
melayani kebutuhan individu dan memaksimalkan potensi
setiap siswa (Munos et all., 2022)
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
33
Keberadaan Learning Flatforms tidak hanya
bermanfaat bagi siswa dan guru tetapi juga memberikan
dampak positifnya ke seluruh sistem pendidikan. Dengan
meningkatkan kualitas pendidikan, Learning Flatforms
memungkinkan analisis data mendalam tentang kemajuan
belajar siswa. Data ini memungkinkan sekolah dan pendidik
merancang program pembelajaran yang dipersonalisasi dan
efisien yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
spesifik setiap siswa. Selain itu, Learning Flatforms
memfasilitasi umpan balik langsung dari guru kepada siswa,
baik melalui komentar atau nilai, mendorong transparansi dan
kemajuan yang terukur dalam proses pembelajaran (Sutia et
all,. 2019)
Di tengah era globalisasi, persaingan di dunia
pendidikan semakin ketat. Inovasi pembelajaran menjadi
kebutuhan mendesak untuk memastikan sistem pendidikan
tetap relevan dan mampu menghasilkan lulusan yang
kompeten dalam menghadapi perubahan zaman. Dukungan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
34
penuh dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat
luas sangat penting untuk memastikan implementasi inovasi
ini secara luas dan berkelanjutan. Tulisan ini menggali lebih
jauh berbagai aspek inovasi pembelajaran, manfaat, tantangan,
dan upaya yang diperlukan untuk memanfaatkan dampak
positif dan berkelanjutan terhadap kualitas pendidikan di masa
depan (Manolev & Sullivan 2020)
Pengantar Inovasi Platform Pembelajaran.
Pendidikan merupakan landasan masyarakat,
membentuk potensi dan kemampuan generasi mendatang.
Dengan kemajuan teknologi yang pesat, lanskap pendidikan
telah mengalami transformasi besar, memunculkan Inovasi
Platform Pembelajaran. Platform Pembelajaran adalah
ekosistem digital yang mengintegrasikan teknologi, konten,
dan pedagogi untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses
belajar mengajar. Inovasi ini menawarkan lingkungan belajar
yang dinamis dan interaktif, mendorong pengalaman
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
35
pendidikan yang dipersonalisasi dan menarik bagi siswa di
berbagai kelompok usia dan disiplin ilmu.
Pengantar Inovasi Platform Pembelajaran berusaha
untuk mengeksplorasi aspek multifaset dari revolusi dalam
pendidikan ini. Ketika sistem pendidikan tradisional bergulat
dengan keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan
pembelajaran yang beragam, Platform Pembelajaran muncul
sebagai solusi untuk menjembatani kesenjangan dan
menyediakan pendidikan yang inklusif dan dapat diakses.
Tulisan ini menggali manfaat, tantangan, dan dampak Inovasi
Platform Pembelajaran terhadap kualitas pendidikan secara
keseluruhan.
Dalam konteks Inovasi Platform Pembelajaran,
penggabungan teknologi dan pendidikan memberdayakan
pendidik untuk menciptakan pendekatan pengajaran inovatif
yang selaras dengan generasi digital-native. Platform
Pembelajaran mencakup beragam alat, seperti sistem
manajemen pembelajaran online, ruang kelas virtual interaktif,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
36
dan pembelajaran adaptif bertenaga AI, merevolusi cara siswa
memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Selain itu, Pendahuluan mengeksplorasi bagaimana
Platform Pembelajaran memenuhi kebutuhan pembelajar
seumur hidup, karena ekosistem digital ini melampaui
pengaturan sekolah tradisional, mengakomodasi para
profesional yang mencari peluang peningkatan dan
peningkatan keterampilan secara berkelanjutan. Tulisan ini
menyoroti bagaimana Platform Pembelajaran dapat
mengganggu paradigma pendidikan konvensional,
memberikan pengalaman belajar yang fleksibel dan dapat
diakses oleh khalayak global.
Eksplorasi Inovasi Platform Pembelajaran ini juga akan
menyelidiki bagaimana solusi digital ini telah memupuk
budaya pembelajaran kolaboratif, mendobrak hambatan
komunikasi, dan menciptakan komunitas pembelajar virtual.
Kekuatan transformatif Platform Pembelajaran tidak hanya
terletak pada penyampaian konten tetapi juga dalam
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
37
memfasilitasi interaksi, diskusi, dan pertukaran pengetahuan
di antara siswa dan pendidik di seluruh dunia.
Selanjutnya, Pendahuluan menyoroti pentingnya
analitik data dalam Inovasi Platform Pembelajaran. Platform
ini menghasilkan wawasan berharga tentang kemajuan siswa,
preferensi, dan pola pembelajaran. Memanfaatkan
pengambilan keputusan berdasarkan data, pendidik dapat
menyesuaikan strategi pengajaran untuk memenuhi
kebutuhan individu, memantau kinerja, dan memberikan
umpan balik yang dipersonalisasi untuk mengoptimalkan hasil
pembelajaran.
Saat kami mempelajari berbagai aspek Inovasi Platform
Pembelajaran, terlihat jelas bahwa kemajuan teknologi ini
berpotensi menjembatani kesenjangan pendidikan,
memungkinkan siswa dari latar belakang kurang mampu atau
daerah terpencil untuk mengakses pendidikan berkualitas
tinggi. Dengan menjelajahi studi kasus dan contoh dunia
nyata, tulisan ini bertujuan untuk mengilustrasikan dampak
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
38
nyata dari Platform Pembelajaran pada pelajar dari berbagai
latar belakang.
Alat Komunikasi Platform Pembelajaran dan
Penggunaan platform pembelajaran mendorong interaksi
semua komponen skenario didaktik tradisional: guru, siswa,
dan mata pelajaran berikut gambar yang menunjukan pola
pembelajaran menggunakan flatfom
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
39
Manfaat Inovasi Platform Pembelajaran dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan.
Platform Pembelajaran Inovasi telah muncul sebagai
katalis untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara
keseluruhan. Salah satu manfaat signifikan dari ekosistem
digital ini adalah kemampuannya untuk menyediakan
aksesibilitas yang lebih baik ke sumber daya dan peluang
pendidikan. Terlepas dari lokasi geografis atau latar belakang
sosial ekonomi, siswa dapat mengakses banyak konten
pendidikan, termasuk pelajaran interaktif, materi multimedia,
dan perpustakaan virtual, menyamakan kedudukan dan
mempromosikan inklusivitas.
Selain itu, Learning Platform mendorong pengalaman
belajar yang dipersonalisasi yang disesuaikan dengan
kebutuhan individu dan gaya belajar. Teknologi pembelajaran
adaptif menganalisis kemajuan dan kinerja siswa,
memungkinkan pendidik untuk memberikan intervensi yang
ditargetkan dan konten adaptif, memastikan bahwa setiap
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
40
siswa dapat berkembang dengan kecepatannya sendiri.
Tingkat personalisasi ini memaksimalkan keterlibatan dan
pemahaman siswa, yang mengarah pada peningkatan retensi
dan pencapaian akademik.
Memasukkan Platform Pembelajaran ke dalam
pendidikan juga mendorong pembelajaran aktif dan
keterlibatan siswa. Lewatlah sudah hari-hari pasif, kuliah satu
arah. Platform Pembelajaran memfasilitasi diskusi interaktif,
proyek kolaboratif, dan pengalaman belajar gamified yang
merangsang pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan
masalah. Pendekatan pembelajar-sentris ini memberdayakan
siswa untuk memiliki pendidikan mereka, menumbuhkan rasa
otonomi dan motivasi intrinsik.
Manfaat signifikan lainnya dari Inovasi Platform
Pembelajaran adalah kemampuannya untuk memberikan
kesempatan belajar berkelanjutan di luar ruang kelas
tradisional. Pembelajar seumur hidup, mulai dari pekerja
profesional hingga penggemar yang mengejar minat pribadi,
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
41
dapat mengakses beragam kursus dan sumber daya untuk
meningkatkan atau menjelajahi domain baru. Demokratisasi
pengetahuan ini memberdayakan individu untuk mengejar
perjalanan belajar mandiri dan beradaptasi dengan tuntutan
pasar kerja yang dinamis.
Platform Pembelajaran juga menawarkan banyak data
dan wawasan yang dapat dimanfaatkan pendidik untuk
mengoptimalkan proses belajar mengajar. Dengan
menganalisis data kinerja siswa, guru dapat mengidentifikasi
area kekuatan dan kelemahan, menyesuaikan strategi
pengajaran, dan memberikan intervensi tepat waktu untuk
mendukung siswa yang kesulitan. Pendekatan berbasis bukti
ini meningkatkan efektivitas pengajaran dan menghasilkan
hasil pembelajaran yang lebih baik.
Selain itu, Platform Pembelajaran memupuk
lingkungan belajar yang kolaboratif dan terhubung. Melalui
forum diskusi, ruang kelas virtual, dan interaksi peer-to-peer,
siswa dapat terlibat dengan rekan dan pendidik mereka,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
42
memupuk rasa kebersamaan dan meningkatkan pengalaman
belajar. Jangkauan global dari platform ini memungkinkan
siswa untuk terhubung dengan rekan dan pakar dari berbagai
latar belakang budaya, memperluas perspektif mereka dan
mengembangkan kompetensi lintas budaya.
Memasukkan Platform Pembelajaran ke dalam
pendidikan juga mendorong praktik pengajaran yang inovatif.
Pendidik dapat bereksperimen dengan berbagai pendekatan
pedagogis, menggabungkan elemen multimedia, dan
mengubah pengalaman belajar untuk menjadikan pelajaran
lebih menarik dan berkesan. Adaptasi dan eksperimen ini
memungkinkan guru untuk terus meningkatkan metode
pengajaran mereka, yang mengarah ke tingkat keterlibatan dan
prestasi siswa yang lebih tinggi.
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
43
Tantangan Implementasi Inovasi Platform Pembelajaran.
Meskipun Inovasi Platform Pembelajaran memiliki
potensi luar biasa untuk mentransformasi pendidikan,
implementasinya yang berhasil bukannya tanpa tantangan.
Salah satu kendala utama adalah kesenjangan digital, di mana
masih ada kesenjangan dalam akses teknologi dan konektivitas
internet yang andal. Di komunitas yang kurang terlayani atau
daerah terpencil, siswa mungkin kekurangan akses ke
perangkat yang diperlukan dan internet berkecepatan tinggi
yang diperlukan untuk partisipasi tanpa hambatan dalam
kegiatan pembelajaran daring. Mengatasi tantangan ini
membutuhkan upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga
pendidikan, dan sektor swasta untuk menyediakan akses
teknologi yang setara dan menjembatani kesenjangan digital.
Masalah privasi dan keamanan data menghadirkan
tantangan signifikan lainnya dalam implementasi Inovasi
Platform Pembelajaran. Karena platform ini mengumpulkan
data ekstensif tentang perilaku belajar, kemajuan, dan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
44
preferensi siswa, menjaga informasi sensitif ini menjadi sangat
penting. Institusi pendidikan harus mematuhi langkah-
langkah perlindungan data yang ketat dan peraturan privasi
untuk memastikan bahwa data siswa digunakan secara
bertanggung jawab dan etis, melindungi mereka dari potensi
pelanggaran atau penyalahgunaan.
Selain itu, mengintegrasikan Platform Pembelajaran ke
dalam sistem pendidikan yang ada mungkin menghadapi
penolakan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk
guru, administrator, dan orang tua. Beberapa pendidik
mungkin merasa khawatir tentang peralihan menuju
pengajaran berbasis teknologi, khawatir hal itu dapat
menggantikan metode pengajaran tradisional atau menambah
beban kerja mereka. Mengatasi tantangan ini melibatkan
pelatihan komprehensif dan program pengembangan
profesional untuk memberdayakan pendidik dengan
keterampilan digital dan strategi pedagogis yang diperlukan
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
45
untuk memanfaatkan Platform Pembelajaran secara efektif
dalam praktik pengajaran mereka.
Selain resistensi terhadap perubahan, keberhasilan
penerapan Platform Pembelajaran membutuhkan
infrastruktur TI dan dukungan teknis yang kuat. Memastikan
fungsi yang mulus, pembaruan rutin, dan pemecahan masalah
sangat penting untuk menciptakan pengalaman belajar yang
positif bagi siswa dan pendidik. Institusi pendidikan harus
berinvestasi dalam sumber daya TI dan mengembangkan
sistem dukungan teknis yang kuat untuk menjaga keandalan
dan aksesibilitas platform.
Tantangan lain terletak pada pengembangan konten
berkualitas tinggi, menarik, dan relevan secara budaya untuk
Platform Pembelajaran. Dalam lingkungan pendidikan yang
beragam, pembuatan konten yang sesuai dengan bahasa,
budaya, dan preferensi pembelajaran yang berbeda dapat
menjadi intensif sumber daya dan menghabiskan waktu.
Upaya kolaboratif antara pendidik, pembuat konten, dan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
46
pengembang diperlukan untuk mengkurasi beragam konten
yang memenuhi kebutuhan populasi siswa yang beragam.
Mengevaluasi keefektifan dan dampak Platform
Pembelajaran juga menimbulkan tantangan. Mengukur hasil
pembelajaran dan menilai keefektifan metode instruksional
yang berbeda dalam lingkungan yang mendukung teknologi
membutuhkan mekanisme penilaian dan studi penelitian yang
kuat. Selain itu, pendidik harus memastikan bahwa fokusnya
tetap pada pembelajaran yang bermakna dan tidak semata-
mata pada pencapaian skor tinggi atau tingkat penyelesaian.
Selain itu, pesatnya kemajuan teknologi dapat
membuat Platform Pembelajaran cepat usang jika tidak
diperbarui secara berkala. Tantangan keberlanjutan dan
skalabilitas membutuhkan investasi berkelanjutan dalam
penelitian dan pengembangan untuk mengimbangi teknologi
yang berkembang dan praktik terbaik pedagogis.
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
47
Dampak Inovasi Platform Pembelajaran terhadap Mutu
Pendidikan
Dampak Inovasi Platform Pembelajaran terhadap
kualitas pendidikan bersifat luas dan transformatif. Dengan
memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pengalaman
belajar mengajar, Platform Pembelajaran telah merevolusi
cara pengetahuan diperoleh, dibagikan, dan diterapkan. Salah
satu dampak utamanya adalah pergeseran menuju
pembelajaran yang berpusat pada siswa, di mana siswa secara
aktif terlibat dengan konten, berkolaborasi dengan teman
sebaya, dan merasa memiliki perjalanan belajar mereka.
Pergeseran ini memberdayakan siswa untuk mengembangkan
keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kemampuan
memecahkan masalah, yang semuanya penting untuk sukses
di dunia modern.
Inovasi Platform Pembelajaran juga telah
menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam aksesibilitas
pendidikan. Dengan mendobrak hambatan geografis dan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
48
memberikan kesempatan belajar yang fleksibel, platform ini
telah membuka pintu bagi siswa dari berbagai latar belakang,
termasuk mereka yang berada di daerah terpencil atau dengan
keterbatasan fisik. Demokratisasi pendidikan ini memastikan
bahwa semua peserta didik memiliki akses yang sama ke
sumber belajar dan kesempatan berkualitas tinggi, mendorong
sistem pendidikan yang lebih adil dan inklusif.
Selain itu, sifat Platform Pembelajaran yang digerakkan
oleh data memiliki dampak besar pada pengalaman belajar
yang dipersonalisasi. Dengan menganalisis data dan perilaku
siswa, pendidik dapat menyesuaikan pendekatan
instruksional, mengidentifikasi kesenjangan pembelajaran,
dan menawarkan dukungan yang ditargetkan kepada siswa
yang kesulitan. Perhatian individual ini mendorong
pertumbuhan akademik dan memastikan bahwa siswa
menerima dukungan yang diperlukan untuk mencapai potensi
penuh mereka, yang pada akhirnya mengarah pada hasil
pembelajaran yang lebih baik.
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
49
Sifat interaktif dan kolaboratif dari Platform
Pembelajaran telah merevolusi dinamika kelas, mendorong
keterlibatan dan partisipasi aktif. Dengan menggabungkan
elemen multimedia, simulasi virtual, dan pengalaman belajar
yang gamified, platform ini membuat pembelajaran lebih
menyenangkan dan berkesan bagi siswa. Akibatnya, siswa
lebih mungkin untuk menyimpan informasi dan
mengembangkan pemahaman yang lebih dalam materi
pelajaran.
Inovasi Platform Pembelajaran juga telah
memberdayakan para pendidik, memungkinkan mereka
mengeksplorasi strategi pengajaran yang inovatif dan
memperluas peluang pengembangan profesional mereka.
Dengan menyediakan akses ke kumpulan besar sumber daya
pendidikan dan praktik terbaik, Platform Pembelajaran
memberdayakan guru untuk terus meningkatkan keterampilan
pedagogis mereka dan tetap mengikuti tren pendidikan
terbaru. Akibatnya, pendidik menjadi lebih efektif dan percaya
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
50
diri dalam peran mereka, menciptakan dampak positif pada
pengalaman belajar siswa.
Dampak Inovasi Platform Pembelajaran melampaui
ruang kelas, mempersiapkan peserta didik untuk sukses di era
digital. Dengan mengintegrasikan teknologi dan literasi digital
ke dalam proses pembelajaran, siswa memperoleh
keterampilan abad ke-21 yang penting, seperti kefasihan
digital, literasi informasi, dan komunikasi yang efektif dalam
lingkungan virtual. Keterampilan ini semakin penting dalam
dunia global dan didorong oleh teknologi saat ini.
Selain itu, Learning Platform Innovation telah
memfasilitasi pendekatan pengambilan keputusan pendidikan
yang lebih komprehensif dan berbasis data. Dengan
menghasilkan wawasan berharga tentang kinerja dan
kemajuan siswa, platform ini memungkinkan lembaga
pendidikan untuk mengoptimalkan kurikulum mereka,
mengidentifikasi area untuk perbaikan, dan mengembangkan
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
51
kebijakan berbasis bukti untuk meningkatkan kualitas
pendidikan secara keseluruhan.
Penutup
Saat ini semua komponen kehidupan rata-rata sudah
berbasis teknologi dan pembelajaran daring menjadi
primadona untuk media pembelajaran, inovasi yang harus
dilakukan oleh Lembaga dalam meningkatkan mutu
Pendidikan dengan menghadirkan beberapa inovasi
Pendidikan diantaanya saat ini mudah di jangkau untuk
membuat media pembelajaran adalah dengan menggunakan
flatform youtube, semuanya itu akan terwujud apabila peran
dari kepala sekolah yang mendukung dan menerima dengan
perkembangan zaman.
Yang menjadi kemudahan dalam belajar adalah media
daring, karena media daring sangat mudah dan bisa
dilaksanakan kapanpun dan dimanapun, Sektor Pendidikan
juga sudah semakin canggih dengan hadirnya AI (Artificial
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
52
Intelligence) yang membantu guru untuk memperkaya materi
pembelajaran dengan menghadirkan referensi dari AI
(Artificial Intelligence), perkembangan inovasikelyang
transformatif telah merevolusi lanskap Flatform
pembelajaran, Sistem ini memungkinkan siswa, guru, dan
orang tua untuk berinteraksi dalam proses belajar mengajar
tanpa kendala batas geografis.
Keberadaan Flatforms pembelajaraan tidak hanya
bermanfaat bagi siswa dan guru tetapi juga memberikan
dampak positifnya ke seluruh sistem Pendidikan, serta Inovasi
pembelajaran menjadi kebutuhan mendesak untuk
memastikan sistem pendidikan tetap relevan dan mampu
menghasilkan lulusan yang kompeten dalam menghadapi
perubahan zaman. Pengantar Inovasi Platform Pembelajaran
meletakkan dasar untuk eksplorasi komprehensif dari
kekuatan transformatif dalam pendidikan ini. Dengan
merangkul teknologi dan inovasi, Platform Pembelajaran
menawarkan segudang peluang untuk merevolusi kualitas
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
53
pendidikan, memberdayakan pendidik, dan membekali
peserta didik dengan keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk berkembang dalam lanskap global yang
terus berkembang.
Manfaat Inovasi Platform Pembelajaran dalam
meningkatkan kualitas pendidikan sangat beragam dan luas
jangkauannya. Dari peningkatan aksesibilitas dan pengalaman
belajar yang dipersonalisasi hingga mendorong kolaborasi dan
memberdayakan pembelajar seumur hidup, Platform
Pembelajaran telah merevolusi cara pendidikan disampaikan
dan dialami. Dengan memanfaatkan teknologi untuk
memenuhi kebutuhan pembelajaran yang beragam, Platform
Pembelajaran memiliki potensi untuk mengubah pendidikan
menjadi proses yang dinamis, inklusif, dan efektif yang
mempersiapkan pelajar untuk sukses di dunia yang berubah
dengan cepat.
Meskipun Inovasi Platform Pembelajaran sangat
menjanjikan untuk mengubah pendidikan, implementasinya
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
54
menghadirkan berbagai tantangan. Mengatasi kesenjangan
digital, memastikan privasi data, mengatasi resistensi terhadap
perubahan, memberikan dukungan teknis, menyusun
beragam konten, mengevaluasi hasil pembelajaran, dan
menjaga keberlanjutan merupakan pertimbangan penting.
Dengan secara aktif mengatasi tantangan ini melalui upaya
kolaboratif dan peningkatan berkelanjutan, institusi
pendidikan dapat membuka potensi penuh Platform
Pembelajaran dan menciptakan sistem pendidikan yang lebih
inklusif, efektif, dan inovatif.
Dampak Inovasi Platform Pembelajaran terhadap
kualitas pendidikan bersifat multidimensi dan mendalam.
Mulai dari mempromosikan pembelajaran yang berpusat pada
siswa dan meningkatkan aksesibilitas pendidikan hingga
memberdayakan pendidik dan mendorong keterampilan abad
ke-21, inovasi ini berpotensi mengubah pendidikan menjadi
proses yang dinamis, inklusif, dan efektif.
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
55
Referensi
A’yuni, Q., Rizqi, F. N., Aiyuni, F., Rahmah, N., &
Fauzi, I. (2022). Inovasi Guru dalam Mengembangkan
Konten Edukasi Platform Youtube sebagai Media
Pembelajaran Biologi. Bioilmi: Jurnal Pendidikan, 8(1), 48-53.
DOIhttps://doi.org/10.19109/bioilmi.v8i1.12921
Alexander, S., & Golja, T. (2007). Using students'
experiences to derive quality in an e-learning system: An
institution's perspective. Journal of Educational Technology &
Society, 10(2), 17-33.
Ambarwati, D., Wibowo, U. B., Arsyiadanti, H., &
Susanti, S. (2021). Studi literatur: Peran inovasi pendidikan
pada pembelajaran berbasis teknologi digital. Jurnal Inovasi
Teknologi Pendidikan, 8(2), 173-184.
DOI: https://doi.org/10.21831/jitp.v8i2.43560
Ardiansyah, A. A., & Nana, N. (2020). Peran mobile
learning sebagai inovasi dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran di sekolah. Indonesian Journal Of
Educational Research and Review, 47-56.
DOI:https://doi.org/10.23887/ijerr.v3i1.24245
Fahlevi, M. R. (2022). Kajian Project Based Blended
Learning Sebagai Model Pembelajaran Pasca Pandemi dan
Bentuk Implementasi Kurikulum Merdeka. Sustainable Jurnal
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
56
Kajian Mutu Pendidikan, 5(2), 230-249.
DOI: https://doi.org/10.32923/kjmp.v5i2.2714
Fajrussalam, H. (2020). Inovasi Pembelajaran
Pesantren Ramadhan dalam Meningkatkan Kecerdasan
Spiritual Peserta Didik di Masa Pandemi Covid-19. EduTeach:
Jurnal Edukasi Dan Teknologi Pembelajaran, 1(2), 1-10.
https://doi.org/10.37859/eduteach.v1i2.1949
Jelena, A. L., & Ana, N. (2019). Designing e-learning
environment based on student preferences: conjoint analysis
approach. International Journal of Cognitive Research in Science,
Engineering and Education, 7(3), 37-47.
Lester, P. M., & King, C. M. (2009). Analog vs. digital
instruction and learning: Teaching within first and second life
environments. Journal of Computer-Mediated
Communication, 14(3), 457-483.
Manolev, J., Sullivan, A., & Slee, R. (2020). The
datafication of discipline: ClassDojo, surveillance and a
performative classroom culture. In The Datafication of
Education (pp. 37-52). Routledge.
Muñoz, J. L. R., Ojeda, F. M., Jurado, D. L. A., Peña,
P. F. P., Carranza, C. P. M., Berríos, H. Q., ... & Vasquez-
Pauca, M. J. (2022). Systematic review of adaptive learning
technology for learning in higher education. Eurasian Journal of
Educational Research, 98(98), 221-233.
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
57
Narmaditya, B. S., Megasari, R., Wahjoedi, W., &
Hardinto, P. (2020). Peningkatan Inovasi Pembelajaran
Melalui Pengembangan Konten Pembelajaran Daring. Jurnal
Karinov, 4(1), 23-27.
DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um045v4i1p%25p
Nicolaou, C., Matsiola, M., & Kalliris, G. (2019).
Technology-enhanced learning and teaching methodologies
through audiovisual media. Education Sciences, 9(3), 196.
https://doi.org/10.3390/educsci9030196
Ritonga, A. A., Lubis, Y. W., Masitha, S., & Harahap,
C. P. (2022). Program Sekolah Penggerak Sebagai Inovasi
Meningkatkan Kualitas Pendidikan di SD Negeri 104267
Pegajahan. Jurnal Pendidikan, 31(2), 195-206.
DOI: https://doi.org/10.32585/jp.v31i2.2637
Sa’idu, N. (2021). Difusi inovasi manajemen perubahan
model kurt lewin pada madrasah dengan pendekatan prinsip
tringa. CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan, 1(4), 337-347.
DOI: https://doi.org/10.51878/cendekia.v1i4.611
Susanty, S. (2020). Inovasi pembelajaran daring dalam
merdeka belajar. Jurnal Ilmiah Hospitality, 9(2), 157-166.
Sutia, C., Wulan, A. R., & Solihat, R. (2019, February).
Students’ response to project learning with online guidance
through google classroom on biology projects. In Journal of
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
58
Physics: Conference Series (Vol. 1157, No. 2, p. 022084). IOP
Publishing.
Zen, Z. (2019). Inovasi Pendidikan Berbasis Teknologi
Informasi: Menuju Pendidikan Masa Depan. E-Tech: Jurnal
Ilmiah Teknologi Pendidikan, 6(2). DOI
: https://doi.org/10.24036/et.v2i2.101346
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
59
Tentang penulis
Nur Sobarie, S.Pd., M.Pd.
Penulis adalah seorang dosen tetap di program studi S1 Manajemen
Pendidikan Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Bahjah
Cirebon, Beliau lahir di Bogor, 22 Desember 1983 dan sejak menikah
pada tahun 2012, beliau berdomisili tetap di Kabupaten Cirebon
Jawa Barat. Selain mengajarkan mata kuliah Perilaku dan Budaya
Organisasi dan System Informasi Manajemen Pendidikan Islam di
kelas, beliau juga aktif sebagai Ketua Divisi SDM & Organisasi Tata
Laksana di Yayasan Al-Bahjah, serta meneliti dan mempublikasikan
beberapa artikel pada jurnal nasional terakreditasi Sinta mengenai
Manajemen Pendidikan Islam. Sub pembahasan yang penulis
hadirkan pada book chapter ini merupakan upaya penulis dalam
berkontribusi konsep Manajemen Pendidikan Islam terkait
perkembangan teknologi pembelajaran saat ini. Adapun tujuan
penulis adalah agar masyarakat Indonesia dapat memahami konsep
pembelajaran berbasis teknologi saat ini sangat memudahkan seluruh
stakeholder yang ada di dunia Pendidikan mulai siswa dan guru.
55
KORELASI
KOMUNIKASI DAN
ORGANISASI DALAM
KONTEKS
GLOBALISASI
PENDIDIKAN
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
Pendahuluan
Korelasi komunikasi dan organisasi dalam pendidikan
diera globalisasi merupakan pembahasan yang sering
diperbincangkan dalam dunia pendidikan. Antara guru dan
BAB IV
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
56
siswa maupun dosen dan mahasiswa sudah dapat dipastikan
dapat terjalin dengan baik melalui titik pokok pembahasan
permasalah ini. Komunikasi dan organisasi menjadi bagian
yang penting dalam pendidikan apa lagi diera moderenitas saat
ini banyak sekali model atau alat komunikasi yang dalam
organisasi pendidikan untuk mendukung pembelajaran.
Komunikasi sendiri disebut sebagai proses pemberian
atau pertukaran informasi yang dikirimkan atau yang diterima
berisikan pesan-pesan, baik antar individu lain maupun
kelompok dengan menggunakan suatu media atau suatu
sistem, baik penyampaiannya berupa simbol, maupun berupa
suatu tindakan tertentu (Indira et al , 2021). Media komunikasi
saat ini berkembang cukup pesat, apalagi dengan munculnya
media-media baru yang turut mempengaruhi bentuk model
komunikasi dan jangkauannya. Komunikasi sendiri tidak
hanya tentang menyampaikan pesan tetapi juga tentang
melakukan berbagai fungsi, baik sosial maupun ekspresif.
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
57
Komunikasi disini akan terjalin dengan baik, jika ide
atau gagasan yang didiskusikan dikomunikasikan secara
mendalam diskusi antara komunikator dan komunikan, jadi
memiliki pemahaman tentang informasi atau semua sesuatu
yang akan menjadi bahan pembicaraan mencapai tujuan
pembahasan dan kesatuan pendapat. Mengacu pada uraian di
atas, tujuan dari beberapa organisasi atau khususnya organisasi
pendidikan akan dibuat dan dilaksanakan secara maksimal,
jika komunikasi dilakukan berjalan lancar tanpa
hambatan. Hal itu sangat penting karena pendidikan
merupakan sebuah organisasi yang mengemban misi yang
mulia sebagai institusi yang memanusiakan manusia yang
menjadi generasi penerus bangsa (Naway Fory, 2017) .
Dalam era globalisasi pendidikan yang semakin
kompleks, peran komunikasi dan organisasi menjadi sangat
penting dalam memahami dinamika hubungan antar lembaga
pendidikan di berbagai negara. Melalui penelitian mengenai
korelasi antara komunikasi dan organisasi dalam konteks
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
58
globalisasi pendidikan, kita dapat mendapatkan pemahaman
yang lebih baik tentang bagaimana faktor-faktor ini saling
berinteraksi dan mempengaruhi perkembangan sistem
pendidikan secara internasional.
Sedangkan globalisasi sendiri merupakan sebuah
proses sosial yang berakibat pembatasan geografis dan
keadaan sosial budaya menjadi hilang. Globalisasi menyatukan
masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi
ke dalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
Globalisasi menyangkut seluruh proses yang menghubungkan
penduduk dunia ke dalam komunitas dunia (global society) yang
tunggal, bagaikan hidup di sebuah desa, yaitu desa dunia (global
village) (Pewangi. Mawardi, 2016). Sehingga pada era globalisasi
saat ini lembaga-lembaga pendidikan tidak lagi bekerja sendiri-
sendiri. Mereka melakukan kerjasama lintas batas untuk
meningkatkan mutu pembelajaran, pertukaran ilmu
pengetahuan, serta pengembangan kurikulum. Dari sinilah
peran komunikasi dan organisasi yang dapat memberi
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
59
wawasan tentang strategi efektif untuk membangun kerja
sama tersebut.
Globalisasi juga berpengaruh terhadap struktur
organisasional yang membuat perubahan global seperti
migran siswa internasional atau adopsi teknologi baru telah
membawa dampak signifikan pada struktur organisasional
institusi-institusi pendidikan di seluruh dunia. Menyadari
implikasinya bagi hubungan komunikatif antar siswa maupun
antara guru dan siswa sangat penting untuk meningkatkan
efektivitas sistem pendidikan dalam menghadapi tantangan
global.
Di era Globalisasi juga membawa masalah kompleks
seperti Pemahaman Budaya dan Multikulturalisme. Budaya
sendiri sering diartikan sebagai seperangkat elemen subjektif
dan objektif yang diciptakan oleh manusia di masa lalu.
Menurut Sowell budaya juga memiliki fungsi yaitu untuk
memenuhi kebutuhan manusia yang praktis dan vital dan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
60
untuk mewariskan ilmu pengetahuan dan pengalaman dari
generasi sebelumnya kepada generasi baru
Yang tidak memiliki pengalaman dengan tujuan untuk
menyelamatkan generasi baru dari kesalahan yang terjadi
sebelumnya Komunikasi antar budaya merupakan istilah yang
mencakup arti umum dan menunjukkan pada komunikasi
antara orang-orang yang mempunyai latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Dalam perkembangannya,
komunikasi antar budaya sering kali disamakan dengan
komunikasi lintas budaya (cross cultural communication)
(Adawiyah Sa’diyah, 2022). Mengenai perbedaan budaya,
bahasa, dan keyakinan di lingkungan pendidikan akan
mempelajari bagaimana komunikasi yang tepat dapat
memperkuat pemahaman lintas budaya serta mengelola
konflik-konflik yang mungkin timbul menjadi kunci sukses
bagi institusi pendidikan global.
Dengan kemajuan teknologi komunikasi, interaksi
antarindividu maupun organisasi semakin terfasilitasi secara
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
61
virtual. Studi tentang penggunaan teknologi ini dalam konteks
organisasional pendidikan akan memberi wawasan tentang
strategi manajemen komunikatif yang diperlukan di era digital
saat ini. Dengan memahami pentingnya korelasi antara
komunikasi dan organisiasi pada globalisai pendidkan, kita
dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif,
kolaboratif, dan efektif di tingkat internasional. Diharapkan
penulisan ini akan memberi kontribusi positif bagi
perkembangan dunia pendidian global secara keseluruhan.
Konsep Dasar Komunikasi dan Organisasi Di Era
Globalisasi Pendidikan
1. Konsep Dasar Komunikasi di Era Globalisasi
Secara etimologi, komunikasi berasal dari bahasa
inggris “communication”. Sedangkan, komunikasi menurut
bahasa latin “communicatio” dan bersumber dari kata
“communis” yang berarti “sama” maksudnya adalah sama
dalam makna. Ada pula yang menyebutkan komunikasi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
62
dari akar kata communico yang berarti berbagi. Dari berbagai
pengertian tersebut dapat dikatakan peristiwa komunikasi
antara seseorang dengan orang lain dapat dipastikan
terjadi dengan menggunakan bahasa yang sama, dan saling
sepakat makna yang sama, meskipun bisa jadi keduannya
dari latar belakang sosial dan budaya yang berbeda (Yusuf
Muhammad, 2021).
Pada pembahasan ini komunikasi terletak pada
komunikasi pendidikan. Komunikasi dalam pendidikan
mengacu pada proses pertukaran informasi, pemahaman,
dan interaksi antara individu, lembaga pendidikan, dan
masyarakat di berbagai negara atau budaya yang saling
terhubung secara global. Globalisasi telah mempercepat
aliran informasi dan kemajuan teknologi komunikasi, yang
mengubah cara kita belajar, mengajar, berinteraksi, dan
bekerja di bidang pendidikan (Yusuf Pawit, 1990).
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
63
Sedangkan, konsep dasar komunikasi dapat
diterapkan untuk meningkatkan efektivitas pendidikan di
era global dengan beberapa cara berikut:
a. Komunikasi Terbuka dan Transparan: Menerapkan
prinsip komunikasi terbuka antara semua pemangku
kepentingan pendidikan, seperti siswa, guru, orang tua,
dan pihak administratif. Dengan saling berbagi
informasi secara jelas dan transparan, akan terjalin
pemahaman yang lebih baik serta kolaborasi yang
efektif. Komunikasi berperan dalam membangun alur
informasi serta kesamaan paham yang tercipta antara
komunikator (pengirim) dengan komunikan
(penerima) informasi dalam berbagai bidang yang ada
dalam pendidikan (Siregar & Usriyah, 2021). Dengan
menerapkan konsep komunikasi terbuka dan
transparan, diharapkan dapat membangun hubungan
baik dan kepercayaan antar orang-orang yang terlibat.
Hal ini dapat membantu proses pengambilan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
64
keputusan dan meningkatkan keterlibatan orang-orang
dalam suatu organisasi pendidikan atau komunitas.
b. Penggunaan Teknologi Komunikasi Modern:
Memanfaatkan teknologi komunikasi modern seperti
platform e-learning, aplikasi pesan instan, atau media
sosial untuk memfasilitasi interaksi dan pertukaran
informasi antara guru dan siswa maupun sesama
sekolah di seluruh dunia. Aplikasi pembelajaran jarak
jauh untuk memantau perkembangan pembelajaran
dan tujuannya.
c. Peningkatan Keterampilan Komunikatif bagi Guru:
Melakukan pelatihan khusus kepada para guru dalam
hal keterampilan komunikatif yang efektif agar mereka
mampu mengkomunikasikan materi pembelajaran
dengan jelas dan menarik dalam konteks globalisai.
Untuk keterampilan komunikasi ini menjadi tugas
seorang manajer dan pimpinan sekolah untuk selalu
ditingkatkan agar semakin jelas manfaat atau kontribusi
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
65
keterampilan dan efektifitas komunikasi dalam
mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan
(Napitupulu.Dedi, 2019)
d. Pembelajaran Antar budaya sebagai Bagian dari
Kurikulum: Menyertakan pembelajaran antarbudaya
sebagai bagian penting dari kurikulum pendidikan
untuk meningkatkan pemahaman tentang budaya-
budaya lainnya serta kemampuan berkomunikasi secara
lintas budaya. Pendidikan dapat dikategorikan sebagai
faktor pembentuk pola komunikasi antar budaya
sehingga interaksi yang berlangsung dalam aktivitas
komunikasi seperti itu secara bersamaan berlangsung
pula tahap orientasi untuk menemukan kesamaan yang
dimiliki oleh tiap-tiap pelaku komunikasi Adawiyah.
29.
e. Kolaborasi Internasional dalam Proyek Pendidikan
Bersama: Mendorong kolaborasin internasional
melalui proyek-proyek bersama antara institusi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
66
pendidikan di negara-negara yang berbeda. Hal ini
dapat memperluas wawasan siswa dan meningkatkan
keterampilan komunikasi mereka dalam konteks
global.
f. Evaluasi Komunikasi secara Berkala: Melakukan
evaluasi terhadap efektivitas komunikasi di lingkungan
pendidikan, baik antar individu maupun lembaga,
untuk mengidentifikasi area-area perbaikan dan
menciptakan perubahan yang diperlukan guna
meningkatkan efektivitas pendidikan.
Dengan menerapkan konsep dasar komunikasi
tersebut, diharapkan akan terjadi peningkatan
efektivitas pendidikan di era global. Pastikan juga untuk
melibatkan pemangku kepentingan utama dalam
pengambilan keputusan serta melakukan penyesuaian
sesuai dengan perkembangan teknologi dan tren global
saat ini .
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
67
Dalam konteks ini, komunikasi memiliki peran sentral
dalam memfasilitasi kolaborasi lintas budaya serta transfer
pengetahuan dan ide-ide baru di antara para pemangku
kepentingan pendidikan. Komunikasi efektif menjadi
kunci untuk mencapai tujuan-tujuan seperti meningkatkan
aksesibilitas edukatif bagi semua orang tanpa batasan
geografis atau sosial-budaya; mendukung pembelajaran
multikulturalisme; membangun jaringan kerjasama
internasional; serta melahirkan inovasi dalam metode
pengajaran dan pembelajaran.
2. Konsep Dasar Organisasi Di Era Globalisasi
Organisasi menurut tokoh Max Weber organisasi
merupakan suatu kerangka tersetruktur yang didalamnya
berisikan wewenang, tanggung jawab dan pembagian kerja
untuk menjalankan masing-masing fungsi tertentu.
Sedangkan, menurut J. William Schulze organisasi yaitu
penggabungan dari orang-orang, benda-benda, alat
perlengkapan, ruang kerja, dan segala sesuatu yang
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
68
berkaitan dengannya, yang disimpulkan dalam hubungan
yang teratur dan efektif untuk mencapai tujuan yang
ditentukan (Elvis & Fransisco, 2023).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa suatu organisasi merupakan suatu
entitas yang terstruktur berkelompok atau sistem yang
terdiri dari individu, tim, atau unit kerja yang bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama.
Tujuan dari sebuah organisasi bervariasi tergantung pada
jenisnya. Misalnya ada organisasi pendidikan yang
bertujuan menyediakan pendidikan kepada siwa secara
efektif.
Dalam konteks Globalisasi Organisasi pendidikan
merupakan aktivitas utamanya adalah menyediakan
produk pendidikan dan layanan pendidikan. Bentuk
organisasi pendidikan dapat kita saksikan dalam wujud
sekolah baik nasional maupun internasional, perguruan
tinggi, universitas, badan pemerintah, lembaga non-
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
69
pemerintah (LSM), dan juga organisasi lintas budaya
seperti UNESCO . Dalam konteks globalisasi pendidikan,
organisasi berperan penting dalam memfasilitasi aliran
informasi dan pengetahuan antar negara serta mendorong
kolaborasi dan pertukaran akademik. Mereka bekerja
sama untuk mempromosikan standar kualitas pendidikan
yang lebih tinggi, mengembangkan kurikulum
internasional yang relevan dengan tuntutan zaman, dan
merancang program-program mobilitas siswa dan staf
pengajar (Martinius Sari, 2018).
Organisasi-organisasi tersebut juga memiliki peranan
strategi dalam menyusun kebijakan edukatif bersama-
sama dengan pemerintahan setempat maupun secara
regional/internasional. Mereka berkomunikasi intensif
guna membentuk jaringan kerjasama yang kuat demi
meningkatkan aksesibilitas serta kesetaraaan pendidikan
bagi semua individu di era global ini. Konsep dasar
organisasi dapat diterapkan untuk meningkatkan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
70
efektivitas pendidikan di era global dengan beberapa cara
berikut:
a. Pengembangan Struktur Organisasi yang Fleksibel:
Dalam menghadapi perubahan yang cepat dan
kompleks dalam lingkungan pendidikan global,
penting untuk memiliki struktur organisasi yang
fleksibel. Hal ini akan memungkinkan institusi
pendidikan untuk secara adaptif menyesuaikan diri
dengan tuntutan baru, seperti kebutuhan siswa
internasional atau perkembangan teknologi (Tukiran
Martinius).
b. Peningkatan Komunikasi Intern dan Ekstern:
Komunikasi yang baik antara semua pihak terlibat
dalam proses pendidikan sangat penting. Institusi
pendidikan harus memastikan adanya saluran
komunikasi yang efektif antara guru, siswa, orang tua,
dan mitra eksternal lainnya. Dengan komunikasi yang
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
71
lancar, informasi dapat tersampaikan dengan jelas dan
kerjasama dapat ditingkatkan (Naway).
c. Penerapan Manajemen Kinerja: Prinsip-prinsip
manajemen kinerja dari dunia bisnis juga bisa
digunakan dalam konteks pendidikan global. Ini
melibatkan penetapan tujuan jangka panjang dan
jangka pendek, pemantauan kemajuan pencapaian
tujuan tersebut, serta memberi umpan balik
konstruktif kepada individu atau tim agar mereka bisa
terus berkembang (Soegoto.Eddy, 2017)
d. Kolaborasi Antarorganisasi: Melalui kerjasama lintas
lembaga atau kolaborasi antarorganisasi di tingkat
lokal maupun internasional, institusi pendidikan dapat
saling mendukung dan berbagi sumber daya. Ini dapat
meliputi pertukaran pengetahuan, pengembangan
kurikulum bersama, atau program mobilitas siswa dan
staf (Tukiran Martinius).
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
72
e. Pemanfaatan Teknologi untuk Efisiensi: Dalam era
globalisasi pendidikan, teknologi menjadi faktor
penting dalam meningkatkan efektivitas institusi
pendidikan. Penggunaan platform e-learning, aplikasi
kolaboratif online, atau sistem manajemen belajar
digital dapat membantu mempermudah akses
informasi serta meningkatkan efisiensi dalam proses
pembelajaran (Kurniawaty Aiman, 2022).
Jadi intinya organisasi dalam konteks globalisasi
pendidikan adalah entitas lembaga baik itu dari level lokal
hingga internasional yg melibatkan diri dalam aktivitas
penduduknya serta perkembangan dunia pendidikan
secara luwas maupun interaksi antar negara. Dengan
menerapkan konsep dasar organisasi ini dengan baik,
diharapkan institusi pendidikan dapat lebih adaptif dan
responsif terhadap perubahan yang terjadi di era global
saat ini. Dengan menerapkan konsep dasar komunikasi
dan organisasi ini, harapannya adalah meningkatnya
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
73
hubungan kerjasama, pertukaran pengetahuan, serta
kualitas pembelajaran di era global.
Peran Komunikasi Dalam Membangun Hubungan
Kerjasama Antar Organisasi
Peran komunikasi dalam membangun hubungan
kerjasama antar organisasi sangat penting dalam konteks
globalisasi pendidikan. Menjelajahi bagaimana komunikasi
efektif antara organisasi pendidikan diberbagai negara dapat
memperkuat kerjasama dan kemitraan global dalam
menghadapi tantangan pendidikan. Berikut adalah beberapa
poin yang menjelaskan peran tersebut: (I Mawadda et al ,
2022)
a. Pertukaran Informasi: Komunikasi yang efektif
memungkinkan pertukaran informasi yang akurat dan
tepat waktu antara organisasi-organisasi pendidikan.
Dengan saling berbagi informasi, mereka dapat
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
74
mengidentifikasi peluang kolaboratif, berbagi
pengetahuan, dan mencegah terjadinya kesalah pahaman.
b. Peningkatan Koordinasi: Komunikasi antar organisasi
pendidikan ini membantu meningkatkan koordinasi
antara organisasi untuk mencapai tujuan bersama secara
lebih efektif. Melalui komunikasi yang baik, organisasi
dapat bekerja sama dengan lebih sinergis,dalam rangka
mencapai sasaran-sasaran serta hasil-hasil yang
diharapkan di bidang pendidikan.
c. Membangun Kepercayaan: Interaksi komunikatif yang
positif dan transparansi dalam hubungan kerjasama
membantu membangun kepercayaan antara semua pihak
terlibat. Organisasi merasa bahwa ada saluran komuniaksi
yang jelas dan adil sehingga dapat membuat rasa percaya
tumbuh dengan semakin kuat.
d. Penyelesaian Konflik: Ketika konflik timbul diantara
organisasi pendidikan, berkomunikasilah agar masalah-
masalah tersebut bisa diselesaikan dengan segera. Dengan
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
75
berkomunikasi dengan baik, organisasi dapat mencari
solusi bersama dan meyakinkan semua pihak bahwa
kepentingan masing-masing dipertimbangkan.
e. Meningkatkan Inovasi: Komunikasi yang efektif
memungkinkan pertukaran ide-ide dan pengalaman antar
organisasi pendidikan. Dengan berbagi pengetahuan dan
melibatkan perspektif baru dari berbagai pihak,
kolaborasi dapat mendorong inovasi dalam
meningkatkan kualitas pendidikan secara global.
Dari beberapa poin di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa komunikasi memainkan peran sentral dalam
pendidikan. Melalui komunikasi yang efektif antar guru dan
siswa informasi dapat disampaikan secara jelas dan
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dapat
ditingkatkan. Selain itu komunikasi juga berperan
membangun hubungan baik diantara steakholder pendidikan.
Sedangkan, organisasi pendidikan bertanggungjawab untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif bagi siswa.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
76
Dengan struktur organisasional yang baik, pengelolaan
sumber daya manusia, penjadwalan kegiatan, serta penerapan
kebijakan yang tepat dilakukan secara efesien. Hubungan
timbal balik antara komunikasi dan organisasi sangatlah
penting dalam konteks pendidikan diera globalisasi saat ini.
Komunikasi yang baik akan mempengaruhi cara kerja
organisasi. Sebaliknya struktur organisasi yang solid
mendukung aliran informasi yang lancar dan saluran
komunikasi terbuka. Kolaborasi ini memperkuat sistem
pendidikan secara keseluruhan dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Struktur Organisasi
Pendidikan
Pengaruh globalisasi terhadap struktur organisasi
pendidikan adalah topik menarik yang dapat dieksplorasi
dalam penelitian. Mengkaji perubahan struktural dalam
sisitem pendidikan akibat globalisasi, termasuk pengaruhnya
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
77
terhadap hubungan komunikatif di antara stakeholder seperti
guru, siswa, orang tua dan pemerintah. Berikut merupakan
pembahasan lebih detail mengenai pengaruh globalisasi
terhadap struktur organisasi pendidikan:
a. Perubahan Kurikulum (Sofiarini & Rosalina, 2013)
Globalisasi mempengaruhi perubahan dalam
kurikulum pendidikan di banyak negara. Adopsi
kurikulum internasional atau standar global dalam sistem
pendidikan nasional menjadi salah satu dampaknya. Hal
ini dapat menyebabkan restrukturisasi program dan
pembelajaran, serta adanya kebutuhan untuk
menyesuaikan materi pelajaran dengan konteks global.
Perubahan kurikulum merupakan sebuah peluang bagi
pemerintah, satuan pendidikan, dan guru untuk
mendukung optimalisasi pembelajaran. Ada beberapa
langkah yang dilakukan yaitu, Pertama, meningkatkan
kompetensi guru. Guru memerlukan pelatihan dan
pengembangan kompetensinya, baik kompetensi pribadi,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
78
pedagogik, sosial, maupun kompetensi profesionalnya.
Kedua, mengoptimalkan peran guru dalam pembelajaran
yaitu sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola,
demonstrator, pembimbing, motivator, dan evaluator.
b. Keterlibatan Organisasi Internasional (Firdaus Rusdiyanta,
2020)
Globalisasi telah mendorong keterlibatan organisasi
internasional seperti UNESCO (United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization) dan OECD
(Organisation for Economic Co-operation and Development)
dalam merumuskan kebijakan dan pedoman bagi sistem
pendidikan di berbagai negara. Implikasinya adalah
adanya pengaruh eksternal pada struktur organisasi
pendidikan nasional.
UNESCO (United Nations Educational, Scientific and
Cultural Organization) adalah sebuah badan PBB yang
fokus pada pengembangan pendidikan di seluruh dunia.
Mereka berperan penting dalam mendukung negara-
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
79
negara anggota untuk meningkatkan aksesibilitas, kualitas,
dan relevansi pendidikan. UNESCO mengadakan
konferensi internasional dan menyediakan pedoman serta
bantuan teknis kepada negara-negara anggotanya.
OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development) adalah sebuah organisasi antar pemerintah
yang berfokus pada pembangunan ekonomi dan
kerjasama internasional. Meskipun bukan secara langsung
terkait dengan bidang pendidikan seperti UNESCO,
OECD juga memiliki peran penting dalam melacak
perkembangan sistem pendidikan di negara-negara
anggotanya melalui program PISA (Programme for
International Student Assessment). Program ini memberikan
pembandingan standar penilaian prestasi siswa secara
global.
Baik UNESCO maupun OECD bekerja sama dengan
negara-negara anggota untuk mengembangkan standar-
standar internasional dalam hal kurikulum, evaluasi siswa,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
80
kebijakan inklusi sosial serta kesetaraan gender dalam
pendidikan. UNESCO menyediakan bantuan teknis
kepada negara-negara anggotanya dalam pengembangan
kurikulum, pelatihan guru, dan pembangunan
infrastruktur pendidikan. Mereka juga berperan dalam
melindungi warisan budaya dunia sebagai bagian dari
upaya edukasi global. Dengan keterlibatan organisasi-
organisasi ini, diharapkan ada sinergi antar negara untuk
meningkatkan mutu serta aksesibilitas pendidikan di era
globalisasi ini.
c. Pertukaran Guru dan Siswa (Dewi Putu, et al , 2020)
Dalam era globalisasi, pertukaran guru dan siswa
antarnegara semakin umum terjadi sebagai bagian dari
upaya meningkatkan pemahaman lintas budaya dan
kolaboratif antara lembaga-lembaga pendidikan di seluruh
dunia. Hal ini mempengaruhi dinamika hubungan
komunikatif antara guru, siswa, orang tua, serta staf
administratif di institusi-institusi tersebut. Pertukaran
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
81
guru atau siswa antar negara bisa dilakukan antar sekolah
dalam negara yang berbeda maupun antar negara secara
lintas budaya. Pertukaran guru atau siswa disini
memungkinkan mereka belajar tentang budaya dan tradisi
dari lingkungan pendiidkan di luar negri. Melalui interaksi
langsung dengan orang-orang dari latar belakang budaya
yang berbeda, mereka dapat mengembangkan
pemahaman yang lebuh mendalam tentang keberagaman
dunia.
Pertukaran guru dan siswa juga memberikan
kesempatan bagi peserta untuk meningkatkan
kemampuan bahasa asing melalui praktik langsung dengan
penutur bahasa aslinya. Hal ini juga membantu
memperluas wawasan komunikasi serta keterampilan
lintas-budaya. Pertukaran guru memungkinkan ide dan
inovasi pendidikan untuk dipertukarkan secara global.
Guru dapat berbagi metode pengajaran, kurikulum, dan
praktik terbaik dengan rekan-rekan mereka di negara lain,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
82
yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas
pendidikan di kedua belah pihak. Pertukaran guru atau
siswa merupakan salah satu cara efektif untuk
menyebarkan nilai-nilai global serta mendorong
pemahaman saling menghargai dalam konteks pendidikan
saat ini.
d. Penggunaan Teknologi Komunikasi (Sahputra
Napitupulu).
Di era globalisasi, penggunaan teknologi komunikasi
dalam pendidikan memiliki peran yang sangat
penting. Globalisasi telah mempercepat adopsi teknologi
komunikasi dalam sistem pendidikan. Teknologi
komunikasi seperti internet dan perangkat mobile
memungkinkan akses cepat dan mudah terhadap
informasi dan sumber belajar dari seluruh dunia. Dengan
demikian, pendidikan menjadi lebih terjangkau bagi
banyak orang di berbagai negara. Penerapan platform e-
learning, pembelajaran jarak jauh (online learning) di mana
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
83
siswa dapat mengakses bahan pelajaran, tugas, dan
interaksi dengan guru secara online. Ini memberi
fleksibilitas kepada siswa untuk belajar sesuai waktu
mereka sendiri tanpa batasan geografis.
Melalui teknologi komunikasi seperti video konferensi
atau platform kolaboratif online, siswa dari berbagai
negara dapat bekerja sama dalam proyek-proyek bersama
atau diskusi kelompok secara virtual. Hal ini membantu
meningkatkan pemahaman lintas-budaya serta
keterampilan kolaboratif internasional. Teknologi juga
memungkinkan penyajian materi pembelajaran yang lebih
menarik dan interaktif melalui penggunaan multimedia
seperti video pembelajaran, animasi grafis, simulasi 3D,
dan lainnya. Hal ini dapat meningkatkan minat dan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Teknologi komunikasi juga digunakan untuk
melakukan penilaian secara online dan memberikan
umpan balik kepada siswa dengan cepat. Dengan adanya
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
84
platform digital, guru dapat memberikan evaluasi
langsung serta rekaman perkembangan siswa secara rinci.
Namun demikian, penting untuk diingat bahwa teknologi
komunikasi bukanlah pengganti peranan guru yang utama.
Guru tetap memiliki peran sentral sebagai fasilitator
pembelajaran yang mendorong pemahaman mendalam
dan pengembangan keterampilan kritis pada siswa.
Penggunaan teknologi komunikasi dalam pendidikan di
era globalisasi ini sangat bermanfaat karena
memungkinkan akses lebih luas terhadap informasi dan
kolaborasi internasional yang lebih mudah dilakukan.
Penjelasan diatas merupakan beberapa aspek yang
dapat di eksplorasi ketika membahas tentang pengaruh
globalisai terhadap struktur organisasi pendidikan. Dalam era
globalisasi, teknologi informasi dan komunikasi menjadi sangat
penting dalam pembelajaran. Selain itu juga berdampak pada
mobilitas guru atau siswa antar negara untuk mendapatkan
pendidikan di luar negeri atau melalui program pertukaran
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
85
pelajar. Globalisasi juga mendorong kolaborarsi internasional
antara institusi-institusi pendidikan dari berbagai negara.
Pengaruh globalisasi pada struktur organisasi pendidikan
adalah sebuah tantangan sekaligus peluang untuk
meningkatkan mutu dan relevansi sistem pendidikan di era
yang semakin terhubung secara global ini.
Strategi Komunikatif Untuk Mengatasi Tantangan
Multikulturalisme Di Lingkungan Pendidikan Global.
Untuk mengatasi tantangan multikulturalisme di
lingkungan pendidikan global, diperlukan strategi komunikatif
yang efektif. Mempelajari cara-cara yang efektif dalam
mengelola konflik budaya di institusi pendidikan
internasional, berikut penjelasan lebih detailnya:
1. Peningkatan Kesadaran Budaya (Adawiyah).
Penting bagi institusi pendidikan global untuk
meningkatkan kesadaran akan keragaman budaya dan
nilai-nilai yang berbeda-beda. Dengan memahami
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
86
perbedaan tersebut, konflik budaya dapat di minimalisir
atau bahkan dihindari. Institusi harus mendorong siswa
dan guru untuk belajar tentang kebiasaan, norma, nilai,
dan adat istiadat dari berbagai latar belakang budaya.
Dengan peningkatan kesadaran budaya membantu siswa
untuk menghargai dan menghormati keberagaman
tersebut. Ini melibatkan pemahaman tentang nilai-nilai,
norma-norma sosial, bahasa, adat istiadat, serta tradisi
yang ada dalam masyarakat lain.
Selain itu Kesadaran budaya memungkinkan siswa
untuk memperluas wawasan mereka tentang dunia secara
lebih luas. Mereka dapat belajar tentang perbedaan-
perbedaan antarbudaya dan melihat persamaan-
persamaannya juga. Hal ini membuka pikiran mereka
terhadap pandangan baru dan menumbuhkan rasa ingin
tahu yang tinggi terhadap kehidupan di negara lain.
Dengan peningkatan kesadaran budaya, siswa dapat
menjadi warga global yang terbuka pikiran, mampu
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
87
berkomunikasi dengan efektif antarbudaya, serta
menghargai keberagaman dalam masyarakat multikultural.
2. Pembelajaran Kolaboratif (Napitupulu Cahaya, 2019)
Mengintegrasikan pembelajaran kolaboratif sebagai
strategi komunikatif dapat membantu siswa dengan latar
belakang budayanya saling bekerja sama secara harmonis
dalam mencapai tujuan bersama. Ini juga memberi mereka
kesempatan untuk memahami perspektif-perspektif baru
serta menghargai keberagaman. Mengembangkan
keterampilan kolaboratif internasional di era globalisasi,
kemampuan untuk bekerja sama dengan individu dari
berbagai latar belakang budaya menjadi keterampilan yang
sangat berharga. Pembelajaran kolaboratif memberikan
kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan
keterampilan ini melalui proyek-proyek kelompok yang
melibatkan kerjasama antarbudaya.
Pembelajaran kolaboratif juga membantu
meningkatkan kemampuan komunikasi antar budaya siswa.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
88
Mereka akan belajar untuk berkomunikasi dengan efektif
melalui perbedaan bahasa, gaya komunikasi, dan asumsi-
asumsi budaya yang mungkin terjadi dalam kerjasama
internasional. Hal ini penting dalam membangun
hubungan saling pengertian di era globalisasi.
Keterampilan ini sangat berharga dalam persiapan karir
global di mana interaksi dengan individu dari latar belakang
budaya yang berbeda sering kali menjadi kebutuhan.
Dengan pembelajaran kolaboratif di era globalisasi, siswa
dapat mengembangkan keterampilan sosial dan kultural
yang diperlukan untuk sukses di dunia profesional yang
semakin terhubung secara global.
3. Penyuluhan dan Pelatihan (Sakti Bayu, 2020)
Di era globalisasi Institusi pendidikan dapat
menyediakan penyuluhan dan pelatihan kepada semua
anggota komunitas sekolah tentang pentingnya pengertian
terhadap berbagai kultur serta bagaimana menavigasi
konflik potensial yang berkaitan dengan perbedaan budaya.
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
89
Penyuluhan dan pelatihan dalam menghadapi era
globalisasi dalam pendidikan memiliki peran yang penting
untuk mempersiapkan siswa dengan keterampilan dan
pengetahuan yang relevan dalam konteks global. Berbagai
upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
guru menjadi professional. Upaya pemerintah untuk
meningkatkan guru profesional dilakukan dengan cara
pemberian ijin perkuliahan melalui pendidikan tinggi.
Upaya peningkatan guru profesional juga dilakukan
pemerintah melalui kegiatan misalnya seminar, pelatihan,
dan program sertifikasi guru.
Penyuluhan dan pelatihan disini dapat meningkatkan
keterampilan multikultural. Dimana Siswa perlu diberi
pemahaman tentang keberagaman budaya, agama, bahasa,
dan tradisi di dunia ini. Penyuluhan dapat memberikan
informasi tentang berbagai budaya serta meningkatkan
kesadaran akan perspektif-perspektif budaya yang berbeda.
Selain itu, penyuluhan dapat membantu mengembangkan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
90
kesadaran akan isu-isu global seperti perubahan iklim,
perdamaian dunia, kemiskinan ekstrim, atau hak asasi
manusia. Ini akan memotivasi siswa untuk menjadi warga
dunia yang bertanggung jawab. Pelatihan dalam
pengembangan keterampilan pemecahan masalah yang
melintasi batas-batas budaya dapat membantu siswa
menghadapi tantangan kompleks dalam dunia yang
semakin terhubung secara global.
4. Membangun Lingkungan Inklusi (Mustika Dea, 2023)
Institusi pendidikan harus menciptakan lingkungan
yang inklusif dan ramah bagi siswa dari berbagai latar
belakang budaya. Inklusif sendiri diartikan sebagai
keterbukaan kelompok masyarakat untuk toleransi dan
menghargai budaya. Hal ini dapat dilakukan melalui
kebijakan, program, dan kegiatan yang mendorong saling
pengertian, toleransi, dan menghargai perbedaan. Ini
menciptakan iklim yang aman dan nyaman bagi setiap
individu untuk belajar dan berkembang. Lingkungan
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
91
inklusif memberikan kesempatan yang sama bagi semua
siswa untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu, tidak
peduli latar belakang budaya mereka. Hal ini melibatkan
penyediaan sumber daya yang adil serta penghapusan
hambatan-hambatan seperti stereotip (penilaian yang tidak
seimbang terhadap suatu kelompok masyarakat) negatif
atau bias-bias tak sadar (diskriminasi halus).
Dalam lingkungan inklusif, siswa memiliki
kesempatan untuk saling belajar satu sama lain secara aktif
melalui pertukaran ide-ide dan perspektif-perspektif
budaya yang berbeda. Ini membantu meningkatkan
pemahaman antarbudaya serta keterampilan sosial-
emosional dalam menghadapi perbedaan. Ketika siswa
merasa diterima dan dihargai, mereka cenderung lebih
terlibat dalam proses pembelajaran. Lingkungan inklusi
memberikan ruang bagi siswa untuk berpartisipasi aktif,
berbagi pengalaman budaya mereka, dan mengembangkan
rasa memiliki terhadap proses pendidikan. Dalam
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
92
masyarakat yang semakin multikultural, membangun
lingkungan inklusi membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan lintas budaya yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan karir global.
Mereka belajar tentang toleransi, saling pengertian,
kerjasama antarbudaya, dan kemampuan beradaptasi
dengan perbedaan.
5. Penggunaan Media Komunikasi yang Efektif (Napitupulu.
Sahputra).
Memastikan komunikasi efektif antara semua pihak
terlibat dalam institusi pendidikan global sangat penting.
Menggunakan media komunikasi seperti surat elektronik,
grup diskusi online, atau platform kolaboratif dapat
membantu memfasilitasi dialog terbuka untuk
menyelesaikan konflik budaya. Teknologi video konferensi
memungkinkan siswa dan guru untuk terhubung secara
langsung dengan orang-orang di negara lain tanpa harus
melakukan perjalanan fisik. Melalui video konferensi, siswa
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
93
dapat berpartisipasi dalam diskusi bersama dengan teman
sebaya internasional atau menghadiri kuliah tamu dari ahli
bidang tertentu. Platform e-learning seperti Moodle atau
Google Classroom memberikan sarana yang efektif untuk
mendistribusikan materi pelajaran, tugas, serta kuis kepada
siswa di seluruh dunia. Siswa juga dapat berinteraksi
melalui forum online dan saling memberi umpan balik
terhadap pekerjaannya.
Dengan menggunakan podcast atau webinar, guru
dan ahli bidang dapat menyampaikan materi pembelajaran
kepada siswa di seluruh dunia secara virtual. Ini
memungkinkan akses yang lebih luas terhadap
pengetahuan dan informasi dari para pakar dalam berbagai
disiplin ilmu tanpa harus hadir secara fisik di tempat yang
sama. Penggunaan media komunikasi dalam pendidikan
global membuka pintu bagi pertukaran budaya,
pemahaman antarbudaya, serta kerjasama lintas batas
geografis.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
94
Dari beberapa penjelasan diatas dapat ditarik
kesimpulan strategi komunikatif yang efektif dalam
menghadapi tantangan multikulturalisme di lingkungan
pendidikan global adalah kunci untuk menciptakan iklim
belajar yang inklusif dan bermanfaat bagi semua individu.
Kesimpulan
Kesimpulan dari materi korelasi komunikasi dan
organisasi dalam konteks globalisasi pendidikan adalah bahwa
komunikasi yang efektif dan struktur organisasi yang baik
sangat penting untuk menghadapi tantangan globalisasi dalam
pendidikan. Berikut adalah beberapa poin penting:
1. Komunikasi yang baik merupakan pondasi utama bagi
organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan-tujuannya
secara efektif dan membantu semua pemangku
kepentingan merasa didengar serta terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Komunikasi yang baik antara
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
95
semua pemangku kepentingan, seperti siswa, guru, staf
administratif, orang tua, dan manajemen sekolah, sangat
penting untuk menjaga alur informasi yang lancar dan
membangun hubungan kerja sama yang kuat dalam
lembaga pendidikan di era globalisasi.
2. Pengaruh Struktur Organisational pada Komunikasi,
struktur organisasional yang jelas dan hierarkis dapat
memengaruhi aliran komunikasi di dalam lingkungan
pendidikan di era globalisasi. Ketika ada saluran
komunikatif yang baik antara guru, siswa, staf administratif,
dan kepala sekolah/universitas maka proses pengambilan
keputusan akan menjadi lebih efisien. Hubungan positif
antara komunikasi dan organisasional membantu
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa.
Dengan adanya saluran komunikatif yang terbuka antara
guru-siswa atau mahasiswa-dosen serta dukungan
struktural dari lembaga pendidikannya sendiri akan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
96
meningkatkan partisipasi aktif siswa/mahasiswa dalam
proses pembelajaran.
3. Di era digital ini, penting bagi pendidikan untuk
mengembangkan literasi digital siswa sehingga mereka
dapat menggunakan teknologi informasi dengan bijak dan
efektif dalam mendapatkan akses ke pengetahuan global.
Tujuan utama pendidikan di era globalisasi adalah
menghasilkan individu yang tidak hanya memiliki
pengetahuan substansial tetapi juga kemampuan untuk
beradaptasi dengan cepat dalam masyarakat multikultural
yang semakin terhubung secara global.
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
97
Referensi
Adawiyah, Sa’diyah El, Komunikasi Antar Budaya Ragam
Colore, ed. by Reski Aminah (Sumatra Barat: Insan Cendikia
Mandiri, 2022)
Dewi, Putu Chrisma, Ni Luh, Christine Prawita, Sari
Suyasa, and Putu Chris Susanto, ‘Pendampingan Persiapan
Siswa Program Pertukaran Pelajar Ke Jeran Di SMPK 2
Harapan’, November 2020, 2020, 1–6
<https://jurnal.undhirabali.ac.id/index.php/SINAPTEK/ar
ticle/viewFile/1361/1199>
Faiz, Aiman, and Imas Kurniawaty, ‘Urgensi
Pendidikan Nilai Di Era Globalisasi’, Jurnal Basicedu, 6.3
(2022), 3222–29
<https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i3.2581>
Fauzan Ahmad Siregar, and Lailatul Usriyah, ‘Peranan
Komunikasi Organisasi Dalam Manajemen Konflik’, Idarah
(Jurnal Pendidikan Dan Kependidikan), 5.2 (2021), 163–74
<https://doi.org/10.47766/idarah.v5i2.147>
Hilastu Firdaus, Rusdiyanta, ‘Tata Kelola Pendidikan
Berdasarkan UNESCO Road Map Sebagai Implementasi’,
2020, 1–12
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
98
Lumingkewas M.C Elvis dan Supit Brain Fransisco,
Pengantar Administrasi Perkantoran, ed. by Pangalila Theodorus
(Jawa Tenagah: Eureka Media Askara, 2023)
M. Yusuf, Pawit, Komunikasi Pendidikan Dan
Komunikasi Instruksional (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1990)
Mawadda, I, A A Safitri, A Anggraini, and ..., ‘Peran
Komunikasi Organisasi Bagi Efektivitas Lembaga Pendidikan
Islam Di Era Globalisasi’, Muntazam …, 3.1 (2022), 59–72
<https://journal.unsika.ac.id/index.php/muntazam/article/
view/6840>
Mawardi Pewangi, ‘Tantangan Pendidikan Islam Di
Era Globalisasi’, Tarbawi, 01 (2016), 11
Muhammad Fahrudin Yusuf, Pengantar Ilmu
Komunikasi, ed. by Daru Tunggul Aji, 1st edn (Yogyakarta:
Pustaka Ilmu, 2021)
Mustika, Dea, Agnes Yurika Irsanti, Evi Setiyawati,
Fretika Yunita, Nurhafizdah Fitri, Putri Zulkarnaini, and
others, ‘Pendidikan Inklusi: Mengubah Masa Depan Bagi
Semua Anak’, Student Scientific Creativity Journal (SSCJ), 1.4
(2023), 41–50 <https://doi.org/10.55606/sscj-
amik.v1i4.1575>
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
99
Napitupulu, Cahaya Afriani, ‘Jurnal Pendidikan Dan
Psikologi Pintar Harati Vol. 15 No. 2, Desember 2019 1’,
Jurnal Pendidikan Dan Psikologi Pintar Harati, 15.2 (2019), 1–15
Naway, Fory Armin, Komunikasi Dan Organisasi
Pendidikan, ed. by Abdul Rahmat (Gorontalo: Ideas
Publishing, 2017)
Sahputra Napitupulu, Dedi, ‘Komunikasi Organisasi
Pendidikan Islam’, At-Ta’dib: Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan
Agama Islam, 11.2 (2019), 9
Sakti, Bayu Purbha, ‘Upaya Peningkatan Guru
Profesional Dalam Menghadapi Pendidikan Di Era
Globalisasi’, Attadib: Journal of Elementary Education, 4.1 (2020),
74 <https://doi.org/10.32507/attadib.v4i1.632>
Sari, Milya, and Asmendri Asmendri, ‘Penelitian
Kepustakaan (Library Research) Dalam Penelitian Pendidikan
IPA’, Natural Science, 6.1 (2020), 41–53
<https://doi.org/10.15548/nsc.v6i1.1555>
Soegoto, Eddy Soeryanto, ‘Penerapan Manajemen
Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard Dalam
Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Perguruan Tinggi’,
Majalah Ilmiah Unikom, 6.2 (2017), 131–42
<https://jurnal.unikom.ac.id/_s/data/jurnal/v06-n02/vol-
6-artikel-1.pdf/pdf/vol-6-artikel-1.pdf>
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
100
Sofiarini, Andriana, and Elya Rosalina, ‘Analisis
Kebijakan Dan Kepemimpinan Guru Dalam Menghadapi
Kurikulum 2013 Era Globalisasi’, Jurnal Basicedu, 5.2 (2021),
724–32 <https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i2.668>
Tukiran Martinius, Sari Nugrahaini Puspita,
Membangun Sistem Manajemen Organisasi Pendidikan Berdasarkan
ISO 21001:2018, ed. by Murwaningsih (Yogyakarta: PT
Kanisius, 2021)
Reni Septiani, S.Pd., M.Pd
101
Tentang Penulis
Reni Septiani, S.Pd, M.Pd
Seorang ibu rumah tangga yang lahir di Penarik tanggal 03
September 1995. Telah menyelesaikan studi S1 Manajemen
Pendidikan Islam tahun 2017 dan 2021 menyelesaiakan studi
Magister Manajemen Pendidikan Islam juga di UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta. Selama menempuh pendidikan ia merupakan seorang
yang aktif dalam kegiatan organisasi dikampusnya. Ada banyak
kegiatan organisasi yang ia ikuti mulai dari Unit Kegiatan
Mahasiswa(UKM) Olahrga Tenis Meja, KOMPA (Koperasi
Mahasiswa), LP2KIS(lembaga pendidikan pelatihan KOPMA UIN
SUKA) DAN IKMP (Ikatan Keluarga Mahasiswa Pascasarjana)
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Setelah menyelesaikan studi Magisternya ia memutuskan untuk
fokus mengurus rumahtangganya. Sebagai ibu rumah tangga, ia
memiliki peran yang sangat penting dalam keluarga. Ia mengurus
segala kebutuhan keluarga, juga bertanggung jawab dalam mengatur
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
102
keuangan keluarga dan memastikan bahwa semuannya berjalan
dengan baik. Selain menjadi ibu rumah tangga yang penuh dedikasi,
ia juga mulai aktif dalam penulisan karya ilmiah. Selain penulisan
skripsi dan tesis ia juga mulai menuliskan jurnal, book chapter, dan
beberapa buku lainnya.
103
PERAN COACHING
DAN MENTORING
UNTUK MEMBANTU
PROSES
PEMBELAJARAN
Hasanatut Daroini, S.Pd., M.Pd.
Universitas Negeri Yogyakarta
Pendahuluan
Arus globalisasi, perkembangan zaman dan
keterbukaan serta kemajuan teknologi dan informasi, serta
pendidikan akan semakin dihadapkan dengan berbagai
BAB V
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
104
tantangan dan permasalahan kompleks pada era revolusi
industri 4.0. Pendidikan memainkan peranan yang sangat
fundamental dimana suatu cita-cita bangsa dan negara dapat
tecapai. Oleh karena itu pembangunan pada sektor
pendidikan perlu dirancang dan dikembangkan agar terjadi
peningkatan mutu pendidikan.
Mutu pendidikan adalah faktor penting yang harus
diwujudkan pada proses pendidikan. Proses pendidikan tidak
terlepas dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran
merupakan kegiatan utama dalam pendidikan. Proses
pembelajaran mengacu pada suatu proses pengajaran dalam
pembentukan sikap, pengembangan intelektual, serta
pengembangan keterampilan yang mampu melahirkan proses
belajar berkualitas secara intensif. Proses pembelajaran harus
dilakukan dengan efektif.
Pembelajaran yang efektif melibatkan banyak aspek
pembelajaran untuk berhasil mencapai seluruh tujuan khusus
pembelajaran yang diharapkan. Aspek utama dalam sebuah
Hasanatut Daroini, S.Pd., M.Pd.
105
pembelajaran yaitu subjek belajar dan fasilitator pembelajaran.
Aspek lain pembelajaran yaitu materi pembelajaran, metode
pembelajaran, sumber belajar, lingkungan belajar, serta sarana
dan prasarana. Semua aspek harus berfungsi secara optimal
untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang efektif dan
berkualitas.
Pada akhirnya, pembahasan ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran
coaching dan mentoring untuk membantu proses
pembelajaran. Melalui analisis komprehensif, pembahasan ini
diharapkan dapat memberikan wawasan tentang bagaimana
coaching dan mentoring membantu mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan proses pembelajaran, serta
implikasi yang terkait dengan pendidikan yang relevan.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
106
Coaching dan Mentoring dalam Konteks Proses
Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah yang
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan yang
membelajarkan siswa menggunakan azaz pendidikan maupun
teori belajar (Sagala, 2017). Komunikasi dua arah yang
dimaksudkan adalah antara peserta didik dengan pendidik.
Pembelajaran terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu belajar dan
mengajar.
Proses pembelajaran merupakan suatu proses
aktivitas kombinasi interaksi dimana lingkungan seseorang
secara disengaja dikelola yang tersusun meliputi unsur
manusiawi, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk turut serta dalam lingkungan
pembelajaran yang saling mempengaruhi agar mencapai
tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran yang efektif
merupakan suatu proses pengajaran dalam pembentukan
sikap, pengembangan intelektual, serta pengembangan
Hasanatut Daroini, S.Pd., M.Pd.
107
keterampilan yang mampu melahirkan proses belajar
berkualitas secara intensif. Proses pembelajaran adalah inti
dari proses pendidikan.
Sedangkan, tujuan pembelajaran yaitu untuk
memperoleh pengetahuan baru dalam konteks menghasilkan
solusi klausal yang menghubungkan kesimpulan dengan
temuan (Glaser & Bassok, 1989). Pada dasarnya tujuan
pembelajaran adalah perubahan perilaku yang meliputi
perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Dalam konteks pembelajaran, coaching dan
mentoring berperan penting dalam menentukan kesuksesan
suatu kualitas proses belajar mengajar atau pembelajaran dan
pembangunan pendidikan. Coaching mengacu pada
penerapan mengenai berbagai aspek kegiatan untuk
mendukung proses pembelajaran yang mengarah pada proses
pengembangan individu yang berfokus kepada tugas tetentu
dalam waktu sesungguhnya. Coaching membina hubungan
yang melibatkan individu dan coach untuk memudahkan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
108
proses pembelajaran. Coaching juga dapat berarti sebagai
pembinaan yang dilakukan selama dalam proses
pembelajaran.
Mentoring dalam konteks pembelajaran merujuk pada
proses pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk kepedulian
dan dukungan antara seseorang yang berpengalaman dan
berpengetahuan luas ke seseorang yang kurang
berpengalaman untuk meningkatkan kinerja, kompetensi atau
pengetahuan secara profesional. Mentoring terbukti
memfasilitasi transfer pengetahuan dan memberlakukan
standar professional. Mentoring juga dapat berarti sebagai
pendampingan yang dilakukan selama dalam proses
pembelajaran.
Pada bidang pendidikan, menunjukkan bahwa peran
coaching dan mentoring berdampak positif bagi proses
pembelajaran secara keseluruhan. Dalam proses
pembelajaran, antara coaching dan mentoring sangat penting
untuk saling melengkapi satu sama lain. Institusi pendidikan
Hasanatut Daroini, S.Pd., M.Pd.
109
harus mampu meningkatkan mutu pendidikan dengan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan kualitas
pembelajaran. Coaching dan mentoring berdampak positif
terhadap kemampuan atau kompetensi untuk melaksanakan
peningkatan kualitas pembelajaran. Coaching dan mentoring
menjadi metode pengembangan dan pembelajaran yang
penting dalam proses pembelajaran efektif. Oleh karena itu,
proses pembelajaran yang efektif harus terus memperhatikan
peserta didik, kualitas tenaga pendidik, manajemen kelas,
fasilitas, manajerial, dan pengajaran untuk memastikan proses
pembelajaran yang berkualitas dan sukses.
Contoh interaksi peran coaching dan mentoring
dalam proses pembelajaran dapat dilihat dalam penelitian
Kindarsih (2023) tentang peran coaching dan mentoring
dalam pelaksanaan proses pembelajaran pada 27 wali kelas di
SMAN 7 Yogyakarta tahun 2021 mengungkapkan bahwa
dengan menerapkan perlakuan coaching dan mentoring
secara disiplin dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
110
Dampaknya, dari kedisiplinan dalam menerima perlakuan
coaching dan mentoring maka mampu melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik. Hal ini berarti peningkatan peran
kualitas coaching dan mentoring sangat efektif dan membawa
dampak positif bagi proses pembelajaran.
Peran Coaching dalam Membantu Proses Pembelajaran
Peran coaching dalam membantu proses
pembelajaran sangat penting karena menentukan keberhasilan
hasil pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Praktik
coaching harus dilakukan dengan efektif dan terbaik agar
peran coaching dapat membantu proses pembelajaran dengan
maksimal. Wujud peran coaching tersebut didukung oleh lima
kriteria, yaitu: persiapan, penilaian dan feedback, penetapan
tujuan, perencanaan tindakan, serta penilaian dan dukungan
berkelanjutan.
Pertama, kriteria persiapan melibatkan pembangunan
hubungan kerja yang efektif antara coach dan coachee. Pada
Hasanatut Daroini, S.Pd., M.Pd.
111
aspek ini, coach akan menggunakan keterampilan
mendengarkan secara aktif dan mengajukan pertanyaan
daripada menentukan tindakan tetentu.
Kedua, kriteria penilaian dan feedback membantu
coachee untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang diri
mereka sebagai pemimpin pendidikan dengan meninjau
feedback. Pada aspek ini coach mengajukan pertanyaan untuk
memastikan pemahaman dengan benar isi feedback, menilai
apa yang telah dipelajari, dan mengeksplorasi makna dan
implikasinya.
Ketiga, kriteria penetapan tujuan merupakan proses
bergerak seperti melihat perbedaan antara perspektif individu
pada suatu situasi untuk menetapkan tujuan yang spesifik dan
terukur yang ingin dicapai. Coach bertanggung jawab dalam
membantu memilih target perubahan yang bermakna,
merancang serta berkomitmen pada suatu sasaran yang
spesifik yang dapat diukur, dapat dicapai, ralistis, dan teikat
waktu.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
112
Keempat, kriteria perencanaan tindakan yaitu
melibatkan perancangan jalur khusus atau serangkaian
langkah konkret jika diikuti dapat mengarah pada pencapaian
tujuan. Coach bertanggung jawab dalam memfasilitasi desain
dan kekhususan dari berbagai langkah pada pencapaian
tujuan. Pada aspek ini, sistem akuntabilitas juga menjadi
penting.
Kelima, kriteria penilaian dan dukungan berkelanjutan
yaitu melibatkan pengukuran kemajuan seperti fase/langkah
dalam mengatasi setiap tantangan yang muncul, memberikan
dorongan dan dukungan untuk membangun motivasi, dan
menjaga coachee tetap ada pada jalurnya. Pada aspek ini,
melibatkan bagaimana coachee dapat mempertahankan
perubahan dan mengembangkannya dari waktu ke waktu.
Peran Mentoring dalam Membantu Proses Pembelajaran
Pembahasan bab ini juga akan mencakup peran
mentoring dalam membantu proses pembelajaran. Praktik
Hasanatut Daroini, S.Pd., M.Pd.
113
mentoring harus dilakukan dengan efektif dan terbaik agar
peran mentoring dapat membantu proses pembelajaran
dengan maksimal. Wujud peran mentoring dalam membantu
proses pembelajaran didukung oleh tiga kriteria yaitu:
pelaksanaan yang efektif, dibuktikan secara empiris, dan
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pertama, kriteria pelaksanaan yang efektif harus
dilakukan secara teratur dan efektif yang mencakup syarat
yaitu, harus dapat dicapai, diakses, dan terjangkau. Dapat
dicapai berarti bahwa layak dan tidak terlalu rumit sehingga
tidak praktis. Dapat diakses berarti secara umum tidak
ekstrem dalam mengecualikan kelompok tertentu. Dapat
terjangkau berarti realistis bagi kebanyakan orang.
Kedua, kriteria dibuktikan secara empiris berarti diuji
dalam berbagai pengaturan pendidikan. Dibuktikan secara
empiris dilakukan di bawah pengawasan dewan peninjau
kelembagaan.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
114
Ketiga, kriteria mencapai tujuan yang telah ditentukan
menunjukkan bahwa perlu menghasilkan tujuan yang
diinginkan. Dalam pendidikan ini berarti untuk meningkatkan
efektivitas proses pembelajaran.
Interaksi Coaching dan Mentoring dalam Membantu
Proses Pembelajaran
Dalam membantu proses pembelajaran, interaksi
antara coaching dan mentoring memiliki peran penting dalam
menentukan kesuksesan suatu kualitas proses belajar
mengajar atau pembelajaran dan pembangunan pendidikan.
Coaching mencakup pada penerapan mengenai berbagai
aspek kegiatan untuk mendukung proses pembelajaran yang
mengarah pada proses pengembangan individu yang berfokus
kepada tugas tetentu dalam waktu sesungguhnya. Coaching
membina hubungan yang melibatkan individu dan coach
untuk memudahkan proses pembelajaran.
Hasanatut Daroini, S.Pd., M.Pd.
115
Sementara mentoring mencerminkan proses
pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk kepedulian dan
dukungan antara seseorang yang berpengalaman dan
berpengetahuan luas ke seseorang yang kurang
berpengalaman untuk meningkatkan kinerja, kompetensi atau
pengetahuan secara profesional. Mentoring terbukti
memfasilitasi transfer pengetahuan dan memberlakukan
standar professional.
Pada sisi coaching, coach memfasilitasi pembelajaran
mandiri melalui pertanyaan, mendengarkan aktif, dan
memberikan tantangan yang tepat dengan melakukan
percakapan satu lawan satu yang berfokus untuk
meningkatkan pembelajaran dan pengembangan melalui
peningkatan kesadaran diri dan rasa tanggung jawab pribadi.
Di sisi mentoring, untuk mencapai kesuksesan dan
meningkatkan kinerja mentor melakukan serangkaian
percakapan dengan mengajukan pertanyaan, memberikan
bimbingan, berbagi pengetahuan, dan memberikan saran yang
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
116
mendukung. Selain itu, mentor harus menjadi berpengalaman
di suatu bidang minat, efektif dalam membangun hubungan
dan terampil mendukung orang lain untuk belajar .
Interaksi antara coaching dan mentoring terjadi ketika
terjadinya pengajaran. Konteks dalam pengajaran khususnya
pada konteks proses pembelajaran, coaching dan mentoring
adalah suatu kebersamaan dan menjadi satu kesatuan.
Coaching dan mentoring merupakan sebuah kombinasi untuk
mendukung dan memajukan pendidikan. Coaching dan
mentoring adalah cara berharga yang digunakan untuk proses
pembelajaran dalam sistem pendidikan. Coaching dan
mentoring dapat menumbuhkan hubungan profesional yang
membantu individu memperoleh keterampilan yang
dibutuhkan untuk tetap relevan dan kompetitif di lingkungan
pendidikan.
Peran coaching untuk membantu proses
pembelajaran yaitu mampu meningkatkan kemampuan dan
pengetahuan dalam menyusun media pembelajaran,
Hasanatut Daroini, S.Pd., M.Pd.
117
mengembangkan perangkat pembelajaran, dan membuat
rencana pembelajaran yang efektif. Coaching dan mentoring
dapat berjalan mengintegrasikan teknologi secara bermakna
dalam pembelajaran.
Pada konteks membantu suatu proses khususnya
dalam proses pembelajaran umumnya akan dihadapkan pada
munculnya beberapa tantangan dan peluang. Pada kasus
interaksi coaching dan mentoring dalam membantu proses
pembelajaran dapat dipetakan tantangan dan peluang yang
perlu dihadapi oleh lembaga pendidikan sebagai berikut:
Tantangan
1. Mutu Sumber Daya
Mampu meningkatkan mutu sumber daya. Sumber
daya disini berarti semua aspek sumber daya yang terlibat
dalam kepentingan proses pembelajaran. Pada hal ini
meliputi sumber daya manusia, metode, sarana prasarana,
dana, teknologi pendidikan, dan pemasaran pendidikan.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
118
Semua sumber daya harus saling bersinergi untuk
menghasilkan proses pembelajaran yang tepat sasaran,
berkualitas, dan efektif.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu cepat dan mendasar. Pada kondisi ini semua pihak
harus menyesuaikan diri secara responsif yang berarti dapat
menguasai dengan baik berbagai perkembangan produk
IPTEK dalam dunia pendidikan.
Peluang
1. Peningkatan Karir dan Wawasan yang Luas:
Peran coaching dan mentoring dalam proses pembelajaran
dapat berdampak pada peningkatan karir dan perolehan
wawasan yang luas.
2. Peningkatan Kepercayaan Akademik:
Peran coaching dan mentoring dalam proses pembelajaran
dapat berdampak pada peningkatan akademik.
Hasanatut Daroini, S.Pd., M.Pd.
119
3. Bekerja secara Kolaboratif:
Peran coaching dan mentoring dalam proses pembelajaran
dapat menciptakan individu dapat melakukan pekerjaan
secara kolaboratif.
4. Pengembangan Keterampilan:
Peran coaching dan mentoring dalam proses pembelajaran
dapat menjadikan individu untuk mengembangkan
keterampilannya.
5. Goal Setting dan Action Planning
Peran coaching dan mentoring dalam proses pembelajaran
dapat berdampak pada diri individu untuk dapat membuat
goal setting dan action planning.
Penutup
Peran coaching dan mentoring untuk membantu
proses pembelajaran sangatlah signifikan. Coaching
mencakup pada penerapan mengenai berbagai aspek kegiatan
untuk mendukung proses pembelajaran yang mengarah pada
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
120
proses pengembangan individu yang berfokus kepada tugas
tetentu dalam waktu sesungguhnya. Coaching membina
hubungan yang melibatkan individu dan coach untuk
memudahkan proses pembelajaran. Coaching juga dapat
berarti sebagai pembinaan yang dilakukan selama dalam
proses pembelajaran. Sedangkan, mentoring juga dapat berarti
sebagai pendampingan yang dilakukan selama dalam proses
pembelajaran. Mentoring tehadap konteks pembelajaran
merujuk pada proses pembelajaran yang dilakukan dalam
bentuk kepedulian dan dukungan antara seseorang yang
berpengalaman dan berpengetahuan luas ke seseorang yang
kurang berpengalaman untuk meningkatkan kinerja,
kompetensi atau pengetahuan secara profesional.
Interaksi coaching dan mentoring dalam membantu
proses pembelajaran memainkan peran penting dalam
terjadinya pengajaran. Konteks dalam pengajaran khususnya
pada konteks proses pembelajaran, coaching dan mentoring
adalah suatu kebersamaan dan menjadi satu kesatuan.
Hasanatut Daroini, S.Pd., M.Pd.
121
Coaching dan mentoring merupakan sebuah kombinasi untuk
mendukung dan memajukan pendidikan. Coaching dan
mentoring adalah cara berharga yang digunakan untuk proses
pembelajaran dalam sistem pendidikan. Coaching dan
mentoring dapat menumbuhkan hubungan profesional yang
membantu individu memperoleh keterampilan yang
dibutuhkan untuk tetap relevan dan kompetitif di lingkungan
pendidikan.
Kesimpulannya, coaching dan mentoring merupakan
salah satu penerapan metode pembelajaran yang efektif dan
tepat sasaran dalam membantu proses pembelajaran.
Coaching yang baik dan tepat dapat menjadi metode
pembelajaran yang efektif karena mampu memfasilitasi
kebutuhan dan tuntutan tugas yang dapat berubah dan
berkembang. Mentoring yang baik dan efektif akan
berdampak pada peningkatan prestasi dan performa sumber
daya manusia, serta meningkatkan kualitas pembelajaran dan
efektivitas proses pembelajaran dalam sebuah institusi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
122
pendidikan melalui komunikasi secara intensif, pengarahan
personal, dukungan dan bantuan, dan peningkatan
kepercayaan diri untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas
pembelajaran.
Hasanatut Daroini, S.Pd., M.Pd.
123
Referensi
Glaser, R., & Bassok, M. (1989). Learning theory and
the study of instruction. Annual review of psychology, 40(1), 631-
666. https://doi.org/10.1146/annurev.ps.40.020189.003215
Kindarsih, L. W. (2023). Peningkatan Kompetensi
Wali Kelas dalam Melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh
melalui Coaching dan Mentoring. Ideguru: Jurnal Karya Ilmiah
Guru, 8(2), 189-198.
https://doi.org/10.51169/ideguru.v8i2.323
Sagala, Syaiful. Konsep dan makna pembelajaran:
Untuk membantu memecahkan problematika belajar dan
mengajar. Bandung: Alfabeta, 2017.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
124
Tentang Penulis
Hasanatut Daroini, S.Pd., M.Pd.
Penulis adalah seorang lulusan sarjana pada program studi
Pendidikan Teknik Informatika di Universitas Negeri Malang.
Penulis menempuh studi magister pada program studi Manajemen
Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Saat ini penulis aktif
meneliti dan mempublikasikan beberapa artikel pada jurnal nasional
dan internasional terakreditasi mengenai manajemen pendidikan.
Sub pembahasan yang penulis hadirkan pada book chapter ini
merupakan upaya penulis dalam berkontribusi pada teknologi
pendidikan berbasis artificial intelegence (AI). Adapun tujuan
penulis adalah agar masyarakat Indonesia dapat memahami
pentingnya peran coaching dan mentoring untuk membantu sebuah
proses pembelajaran.
125
DAMPAK MACHINE
LEARNING SEBAGAI
KECERDASAN BUATAN
PADA PEMBELAJARAN,
PENGAJARAN DAN
PENELITIAN
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
Universitas Negri Medan
Pendahuluan
Ilmu pengetahuan semakin berkembang dari masa ke
masa. Perkembangan ilmu pengetahuan ini mendukung untuk
BAB VI
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
126
terciptanya teknologi-teknologi baru yang menandai adanya
kemajuan zaman. Hingga kini, teknologi yang berkembang
sudah memasuki tahap digital. Termasuk di Indonesia, setiap
bidang sudah mulai memanfaatkan teknologi untuk
memudahkan pekerjaan, termasuk juga di bidang pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara
(Depdiknas, 2003). Pemerintah menyelenggarakan
pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kecerdasan itu diperlukan oleh setiap orang untuk
menghadapi perkembangan zaman yang sudah memasuki era
globalisasi.
Sebagai suatu entitas yang terkait dalam budaya dan
peradaban manusia, pendidikan di berbagai belahan dunia
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
127
mengalami perubahan sangat mendasar dalam era globalisasi.
Ada banyak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bisa dinikmati umat manusia. Namun sebaliknya,kemajuan
tersebut juga beriringan dengan kesengsaraan banyak anak
manusia, apalagi dalam era globalisasi sekarang ini.
Menurut Grew (Nikolopoulou, A, 2010) globalisasi
secara luas dipahami sebagai peregangan kegiatan sosial,
politik dan ekonomi lintas batas sehingga kejadian, keputusan
dan kegiatan yang berlangsung di suatu temapat atau suatu
wilayah memiliki arti penting bagi masyarakat keseluruhan.
Kemudian pengertian secara luas globalisasi adalah proses
pertumbuhan negara-negara maju (Amerika, Eropa dan
Jepang) melakukan ekspansi besar-besaran, Kemudian
berusaha mendominasi dunia dengan kekuatan teknologi,
ilmu pengetahuan, politik, budaya, militer dan ekonomi.
Penggunaan teknologi sudah bukan hal yang asing lagi
di dalam era globalisasi. Termasuk di dunia pendidikan,
sebagai tempat lahirnya teknologi, sudah sewajarnya bila
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
128
pendidikan juga memanfaatkan teknologi untuk memudahkan
pelaksanaan pembelajaran. Dari sini, muncul lah istilah
teknologi pendidikan.
Teknologi pendidikan adalah metode bersistem untuk
merencanakan, menggunakan, dan menilai seluruh kegiatan
pengajaran dan pembelajaran dengan memperhatikan, baik
sumber teknis maupun manusia dan interaksi antara
keduanya, sehingga mendapatkan bentuk pendidikan yang
lebih efektif. (KBBI). Sedangkan menurut Yusuf (Yusuf,
Moh. 2012), teknologi pendidikan adalah suatu proses
sistemik dalam membantu memecahkan masalah-masalah
pembelajaran. Pendapat ini sejalan dengan pendapat
Muffoletto (Selwyn, Neil. 2011) yang menyatakan bahwa
teknologi pendidikan bukan tentang perangkat, mesin,
komputer atau artefak lainnya, melainkan itu adalah tentang
sistem dan proses yang mengarah ke hasil yang diinginkan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan teknologi
pendidikan adalah suatu sistem yang dimanfaatkan untuk
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
129
menunjang pembelajaran sehingga tercapai hasil yang
diingingkan.
Teknologi merupakan hasil dari perkembangan ilmu
pengetahuan, yang terjadi di dunia pendidikan. Oleh karena
itu, sudah selayaknya pendidikan sendiri juga memanfaatkan
teknologi untuk membantu pelaksanaan pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan pendapat Tondeur et al yang menyatakan
bahwa teknologi digital kini sudah mulai digunakan di dalam
lembaga pendidikan sebagai sarana untuk mendukung
pembelajaran, baik sebagai alat informasi (yaitu sebagai sarana
mengakses informasi) atau sebagai alat pembelajaran (yaitu
sebagai sarana penunjang kegiatan belajar dan tugas).
Teknologi merupakan hasil ciptaan manusia. Oleh
karena itu, wajar bila memiliki kekurangan atau dampak
negatif. Di dalam bidang pendidikan, selain memiliki sisi
positif, teknologi juga memiliki sisi negatif.
Pendidik dapat menggunakan teknologi sebagai media
pembelajaran atau fasilitator untuk menyampaikan ilmu
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
130
kepada siswa melalui berbagai aplikasi seperti Zoom, Google
Classroom, Google Meet, Quiziz, Telegram, dan grup
WhatsApp. Dengan menggunakan media pembelajaran yang
dijelaskan di atas, pendidik dapat memberikan deskripsi
materi yang menarik dan sederhana agar siswa tetap tertarik
dan terlibat dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
Penggunaan media pembelajaran dengan pemanfaatan
teknologi saat ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Di
zaman dahulu proses pembelajaran, guru masih menggunakan
sistem manual dalam proses pembelajaran, seperti guru masih
menggunakan kapur tulis dan metode ceramah dengan suara
keras sehingga tidak banyak peserta didik memahami
pelajaran.
Contoh lain dari teknologi yang saat ini mulai marak
digunakan dalam Pendidikan adalah teknologi kecerdasan
buatan atau Artificial Inteligence. Teknologi (Artificial
Intelligence) AI atau kecerdasan buatan mengalami
perkembangan yang masif dari tahun ke tahun. Kehadirannya
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
131
dengan fitur, fungsi, dan tampilan yang baru semakin
berdampak pada banyak aspek kehidupan manusia tidak
terkecuali dalam pendidikan (Luger et al, 1993). Kecerdasan
buatan mulai mengambil peran dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah maupun perguruan tinggi. kecerdasan buatan
menjadi bagian primer dalam tumbuh kembang teknologi
pendidikan. Hal ini tentu memberikan implikasi secara
eksplisit terhadap kehidupan kerja manusia di masa depan.
Bila kita berbicara teknologi pendidikan, kita
harus fair mengatakan bahwa belum sepenuhnya teknologi ini
digunakan dalam pembelajaran. di era sekarang yang semakin
kompetitif, masih terdapat lembaga pendidikan yang belum
menerapkan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar.
Seyogyanya, sekolah di era sekarang harus memanfaatkan
lahirnya teknologi-teknologi yang memudahkan pekerjaan
guru ataupun siswa (Tjahyant at al, 2022) sekolah bisa
memanfaatkan aplikasi atau media yang dapat
mengotomatiskan tugas-tugas seperti memberikan umpan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
132
balik, memilih materi pembelajaran yang sesuai, maupun
menyelaraskan kurikulum dengan kebutuhan siswa.
Machine learning merupakan salah satu cabang ilmu
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) yang berkembang
sangat cepat dan telah menyebabkan masalah klasifikasi,
regresi, klastering, dan anomaly detection pada berbagai
bidang dapat diatasi lebih efisien Luasnya potensi aplikasi
machine learning telah menginspirasi banyak peneliti untuk
terus mengembangkan model dan teknologi machine learning
yang menghasilkan sejumlah besar publikasi ataupun
prototipe produk teknologi cerdas. Meskipun banyak
publikasi dapat diakses melalui internet, pemula yang ingin
mempelajari dasar-dasar algoritma machine learning seringkali
mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan dasar
yang dibutuhkan.
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
133
Machine Learning sebagai Kecerdasan Buatan dalam
Konteks Pembelajaran, Pengajaran dan Penelitian
Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) adalah
Bagian dari ilmu komputer yang mempelajari bagaimana
membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan
seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia bahkan bisa
lebih baik daripada yang dilakukan manusia (Kristanto Andri,
2004). Menurut John McCarthy Kecerdasan buatan
diciptakan untuk mengetahui dan memodelkan proses –
proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat
menirukan perilaku manusia.
Tahun 1950 - an Alan Turing, seorang pionir AI dan
ahli matematika Inggris melakukan percobaan Turing (Turing
Test) yaitu sebuah komputer melalui terminalnya ditempatkan
pada jarak jauh. Di ujung yang satu ada terminal dengan
software AI dan diujung lain ada sebuah terminal dengan
seorang operator. Operator itu tidak mengetahui kalau di
ujung terminal lain dipasang software AI. Mereka
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
134
berkomunikasi dimana terminal di ujung memberikan respon
terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan oleh operator.
Dan sang operator itu mengira bahwa ia sedang
berkomunikasi dengan operator lainnya yang berada pada
terminal lain.
Turing beranggapan bahwa jika mesin dapat membuat
seseorang percaya bahwa dirinya mampu berkomunikasi
dengan orang lain, maka dapat dikatakan bahwa mesin
tersebut cerdas (seperti layaknya manusia). Turing
memprediksi bahwa pada tahun 2000, komputer mungkin
memiliki kesempatan 30% untuk membodohi orang awam
selama 5 menit. Prediksi Turing tersebut terbukti. Saat ini
komputer sudah dapat melakukan serangkaian tes Turing
yang dikenal sebagai imitation game.
Saat ini bidang kecerdasan buatan dalam usahanya
menirukan intelegensi manusia, belum mengadakan
pendekatan dalam bentuk fisiknya melainkan dari sisi yang
lain. Pertama-tama diadakan studi mengenai teori dasar
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
135
mekanisme proses terjadinya intelegensi. Bidang ini disebut
Cognitive Science. Dari teori dasar ini dibuatlah suatu model
untuk disimulasikan pada komputer, dan dalam
perkembangannya yang lebih lanjut dikenal berbagai sistem
kecerdasan buatan.
Dalam konteks pembelajaran, pengajaran dan
penelitian, teknologi (Artificial Intelligence) AI atau kecerdasan
buatan mengalami perkembangan yang masif dari tahun ke
tahun. Kehadirannya dengan fitur, fungsi, dan tampilan yang
baru semakin berdampak pada banyak aspek kehidupan
manusia tidak terkecuali dalam pendidikan (Luger, et al, 1993).
Kecerdasan buatan mulai mengambil peran dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah maupun perguruan tinggi.
kecerdasan buatan menjadi bagian primer dalam tumbuh
kembang teknologi pendidikan. Hal ini tentu memberikan
implikasi secara eksplisit terhadap kehidupan kerja manusia di
masa depan.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
136
Machine learning merupakan salah satu cabang ilmu
Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence) yang berkembang
sangat cepat dan telah menyebabkan masalah klasifikasi,
regresi, klastering, dan anomaly detection pada berbagai
bidang dapat diatasi lebih efisien Luasnya potensi aplikasi
machine learning telah menginspirasi banyak peneliti untuk
terus mengembangkan model dan teknologi machine learning
yang menghasilkan sejumlah besar publikasi ataupun
prototipe produk teknologi cerdas. Meskipun banyak
publikasi dapat diakses melalui internet, pemula yang ingin
mempelajari dasar-dasar algoritma machine learning seringkali
mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan dasar
yang dibutuhkan.
Learning Machine adalah suatu aplikasi dalam AI yang
memiliki kemampuan beradaptasi dengan dunia luar dan
dapat memanfaatkan informasi dari dunia luar untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuannya.
Kata mesin digunakan untuk membedakan dengan manusia
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
137
(mahluk hidup) yang secara alami memiliki kemampuan
belajar.
Dalam konteks pembelajaran, pengajaran dan
penelitian, machine learning memiliki beberapa kemampuan
ataupun fungsi yang akan sangat berguna jika diterapkan.
Kemampuan tersebut antara lain rote learning, learning by
taking advive, learning from example, learning in problem
solving, dan discovery.
Kemampuan rote learning yang menggunakan hasil
penelusuran atau hasil perhitungan sebelumnya yang
tersimpan dalam cache memori komputer untuk menentukan
strategi ke langkah berikutnya. Metode ini memiliki
kemampuan mengorganisir penyimpanan informasi adalah
lebih cepat mengambil nilai yang sudah tersimpan dari pada
menghitung ulang dan mengeneralisasi hal ini akan mencegah
terlalu besarnya informasi atau nilai yang disimpan.
Sedangkan kemampuan learning by taking advice
enggunakan advice tingkat tinggi (dalam bahasa manusia)
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
138
untuk menghasilkan suatu aturan operasional. Advice mana
yang akan digunakan dari sekian banyak yang ada
diproses/dipilih menggunkan operator-operator seperti
analisis kasus, pencocokan, dsb.
Metode learning from example menggunakan semua
contoh dari kasus-kasus yang pernah diselesaikan atau data
yang dimasukkan ke sistem. Hal terpenting dari metode ini
klasifikasi, untuk memilah atau mengklasifikasi menjadi
posistif dan negatif. Hasil dari metode ini adalah suatu
deskripsi konsep. Metode ini menggunakan Algoritma search
untuk mengeliminasi dan menghasilkan pohon keputusan.
Learning in problem solving merupakan metode yang
berusaha untuk memperbaiki pemecahan masalah dari
pemecahan masalah yang sudah ada atau sudah pernah
diaplikasikan. Metode ini menggunakan solusi dari contoh
masalah sebagai masukan dan akan menghasilkan penemuan
cara baru untuk menyelesaikan masalah secara lebih efisien.
Metode ini menggunakan heuristic search seperti generalisasi,
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
139
learning berdasarkan penjelasan dan pertimbangan yang
menyeluruh.
Kemudian, kemampuan discovery yang berusaha
untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru yang
belum terungkap sebelumnya. Metode ini menggunakan
heuristic search yang berdasarkan kepada analogy,
ketertarikan (minat) atau bahkan suatu misteri. Hasil atau
keluaran dari metode ini cendrung tidak diketahui atau sulit
diperkirakan, karena biasanya berdasarkan informasi atau
pengetahuan yang minim (Kusumadewi, Sri. 2003).
Terdapat beberapa perbedaan dalam konsep artificial
intelligence dalam konteks pembelajaran, pengajaran dan
penelitian. Sistem Artificial Intelligence umumnya digunakan
untuk memberikan perintah pada setiap aplikasi atau mesin
yang terintegrasi dengan satu pusat jaringan. Sementara itu,
Machine learning lebih sering digunakan untuk proses analisis
data, seperti prediksi dan klasifikasi. Dengan kata lain, sistem
yang digunakan oleh AI lebih kompleks dibandingkan ML
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
140
karena biasanya ML mendapatkan data atau informasi dari
infrastruktur yang telah dibangun oleh AI, meskipun bisa
mengambil data dari mana saja. AI dan ML juga tidak harus
selalu terintegrasi dalam suatu sistem, karena keduanya dapat
digunakan secara terpisah tergantung tujuannya.
Konsep yang digunakan pada AI berfokus pada
penerapan kecerdasan manusia yang bisa dilakukan oleh
mesin. Misalnya, pengenalan suara, pemrosesan bahasa, dan
masih banyak lagi. Sementara itu, ML berkaitan dengan
pengenalan dan korelasi dalam data komputer. Dengan kata
lain, ML akan menggunakan informasi dari server untuk
membuat keputusan atau prediksi terhadap tindakan yang
akan dilakukan.
Peran Machine Learning dalam Pembelajaran,
Pengajaran dan Penelitian
Machine learning sebagai teknologi terbaru ini
berperan sebagai kendaraan dalam penyampaian pengajaran.
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
141
Teknologi dalam pendidikan dijadikan sebagai peranta untuk
tercapainya tujuan pembelajaran. Peserta didik yang dapat
memanfaatkan teknologi dalam pendidikan dengan baik
untuk menambah ilmu pengetahuan (Lestari. 2018)..
Teknologi dalam menunjang Pendidikan dapat di harapkan
untuk membantu para pelajar dan pendidik dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah jadi guru
dapat terbantu dalam menerangkan atau mengasihmteri
kepada muridnya tanpa harus lelah untuk mengecek hasil
pelatihan yang di berikan kepada murid tersebut. Pada zaman
saat ini perkembangan teknologi informasi pada zaman
milenial atau di zaman era globalisasi yang lebih modern ini
peranan teknologi informasi sangat di butuhkan untuk
beberapa hal yan gmenyangkut dibidang Pendidikan sekolah
maupun universitas. Tuntutan global menuntut dunia
pendidikan untuk selalu memperbarui teknologi dan
senantiasa menyesuaikan untuk menyesuaikan sekolah dengan
perkembangan teknologi informasi terhadap usaha dalam
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
142
peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuaian
penggunaannya bagi dunia pendidikan khususnya dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu, teknologi pendidikan
sangat membantu dalam pembelrian pelatihan pendidikan
kepada guru atau mahasiswa supaya ketika terjun ke
perkerjaan ia bisa bekerja secara profesional, dan dapat
menggunakan fasilitas belajar yang ada dalam perkembangan
teknologi yang ada.
Peran teknologi machine learning dalam bidang
pendidikan menawarkan potensi besar untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran dan membantu memecahkan
beberapa masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru saat ini.
Namun, seperti halnya dengan teknologi baru lainnya, ada
tantangan dan risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum
melakukan penerapan.
Sebuah studi oleh Raju et al. (Vaishya, et al 2020) juga
menunjukkan potensi peran machine learning dalam
meningkatkan efektivitas pembelajaran dan memberikan
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
143
pengalaman pembelajaran yang personal dan adaptif. Dalam
penelitian mereka, mereka menunjukkan bahwa penggunaan
teknologi machine learning dalam pendidikan dapat
membantu meningkatkan hasil belajar dan mempercepat
waktu belajar.
Namun, studi ini juga menekankan bahwa penerapan
teknologi machine learning dalam pendidikan harus
memperhatikan masalah keamanan dan privasi data, serta
harus mempertimbangkan dampaknya terhadap pengalaman
belajar siswa dan peran guru dalam proses pembelajaran.
Perlu adanya upaya untuk mengembangkan model
Machine Learning yang lebih efektif dan meminimalisasi
risiko terjadinya diskriminasi atau bias dalam model tersebut.
Selain itu, upaya untuk memastikan privasi dan keamanan data
juga menjadi hal yang penting dalam penerapan Machine
Learning di pendidikan.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
144
Beberapa teori yang dapat mendukung penerapan
Machine Learning dalam bidang pendidikan antara lain teori
pembelajaran kognitif, teori pembelajaran konstruktivis, dan
teori pembelajaran kolaboratif. Penerapan Machine Learning
dalam bidang pendidikan antara lain definisi Big Data, definisi
Data Mining, dan definisi Artificial Intelligence (AI).
Salah satu potensi besar dari penerapan machine
learning dalam pendidikan adalah kemampuannya untuk
memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih personal
dan adaptif. Dengan memanfaatkan data tentang preferensi
dan kemajuan belajar siswa, sistem machine learning dapat
menyediakan materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman
siswa dan memberikan rekomendasi yang tepat untuk
membantu mereka mengatasi kesulitan belajar. Hal ini dapat
membantu meningkatkan efisiensi pembelajaran dan
memastikan bahwa setiap siswa dapat mencapai potensinya
secara optimal.
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
145
Dengan demikian, kajian literatur menunjukkan
bahwa penerapan machine learning dalam pendidikan
memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran, namun juga perlu memperhatikan berbagai
faktor yang terkait untuk meminimalkan risiko dan
memastikan bahwa teknologi ini dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi siswa dan guru.
Interaksi Machine Learning dalam Konteks
Pembelajaran, Pengajaran dan Penelitian
Pembelajaran adalah salah satu bentuk proses dalam
mendalami ilmu yang di ajarkan oleh seorang guru atau ahli
dalam bidangnya, dalam proses tersebut membutuhkan
beberapa komponen yang bisa membantu dalam
melaksanakan proses pembelajaran tersebut, di butuhkan
media atau alat yang memiliki teknologi yang bisa
menyeimbang bidang yang di ajarkan. Dalam hal ini interaksi
yang di lakukan oleh guru dan peserta didiknya dapat
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
146
menimbulkan suatu pengetahuan yang tinggi. Proses
pembelajaran merupakan suatu hal yang positif karena para
peserta didik belajar dari yang sama sekali tidak rau menjadi
tau tentang pembelajaran tersebut, seperti teknologi orang
yang awam akan teknologi jika di bimbing dan mempelajari
tentang teknologi maka lama kelamaan orang itu akan menjadi
paham tentang dunia teknologi, begitu pula teknologi sangat
berpengaruh terhadap pembelajaraan karena dalam
pembelajaran kita pendidik juga memerlukan bantuan
teknologi untuk mengasih materi kapada peserta didik dan
bisa di bilang teknologi mengantikan peran guru di dalam
kelas namun tidak sepenuhnya guru juga masih di butuhkan
untuk menerangkan materi yang tidak paham secara langsung
dan mengontrol para peserta didik di dalam kelas (Suryadi
Sudi)
Kemajuan teknologi AI telah memungkinkan
machine learning dalam pendidikan mendapatkan dukungan
yang cukup besar. Faktanya, machine learning harus
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
147
dikreditkan karena menjadikan AI sebagai upaya yang
mungkin dan bermanfaat dalam pendidikan. Dalam mencapai
hasil ini, machine learning telah menggabungkan dan
memanfaatkan aspek algoritma matematika. Para peneliti di
bidang pendidikan telah mencoba memperkenalkan konsep
machine learning ke dalam sistem sekolah. Tujuannya adalah
untuk menggunakan machine learning sebagai asisten
pengajar yang dapat memudahkan pekerjaan pendidik
manusia (B. Bell. 2003).Pendekatan ini membantu dalam
penyediaan data kinerja siswa, ditambah dengan tindakan yang
disarankan dan diarahkan untuk melakukan perbaikan pada
pengalaman belajar siswa.
Penggunaan machine learning dalam alat yang terkait
dengan teknologi pendidikan telah lebih signifikan dalam
aplikasi keseluruhannya. Para ahli telah menciptakan platform
real-time yang mampu memberikan umpan balik langsung
kepada pelajar. Platform yang sama telah memanfaatkan
efisiensi dan efektivitas tutor berbasis online. Faktanya,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
148
platform ini telah dikreditkan dengan hampir semua
kesuksesan yang terjadi di Internet. Platform terbaru sangat
canggih sehingga mereka mampu mendeteksi dan memantau
reaksi siswa mengenai konsep yang diajarkan. Pendekatan ini
diketahui dapat mengurangi kesalahpahaman yang biasanya
dialami selama proses pembelajaran. Kemampuan platform
ini untuk memberikan peringatan dini kepada tutor
memungkinkan mereka untuk menghindari kesalahan yang
seharusnya dilakukan selama pembelajaran proses (J. R.
Brinson, 2015).
Interaksi Machine Learning terbagi menjadi 2 macam
konsep pembelajaran, yaitu pertama Supervised Learning
yang merupakan teknik machine learning yang membuat suatu
fungsi berdasarkan data latihan yang sudah ada, dalam hal ini
dapat dikatakan untuk teknik ini sudah tersedia data latihan
secara detail dan terklasifikasi dengan baik yang akan dijadikan
sebuah model data saat dilakukan proses uji coba dengan data
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
149
tes yang baru dan menghasilkan hasil keluaran yang sesuai
diharapkan sebelumnya berdasarkan data latihan yang ada.
Kedua adalah Unsupervised Learning yang
merupakan teknik machine learning yang berusaha untuk
melakukan representasi pola sebuah input yang berasal dari
data latihan dan salah satu yang menjadi perbedaan dengan
Supervised Learning adalah tidak adanya pengklasifikasian
dari input data. Dalam Machine Learning teknik
Unsupervised Learning menjadi esensial karena sistem kerja
yang diberikan sama dengan cara kerja otak manusia dimana
dalam proses pembelajaran tidak ada role model atau
informasi dan contoh yang tersedia untuk dijadikan sebagai
model dalam melakukan proses uji coba untuk penyelesaian
sebuah masalah dengan data yang baru. Berikut beberapa
contoh algoritma dari konsep pembelajaran Supervised
Learning dan Unsupervised Learning menurut (A. S. S. V. N,
2014).
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
150
1. Supervised Learning
a. Logistic Regression : adalah strategi statistik yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah dengan
membuat prediksi variabel baru berdasarkan sejumlah
variabel yang sudah ada dan yang ditentukan
sebelumnya dan mencari korelasi antara variabel data
input yang ditentukan sebelumnya dengan variabel
prediksi baru.
b. K-Nearest Neighbors Algorithm (KNN) : memerlukan
pembentukan ruang fitur di mana item yang menjadi
data pelatihan dan model data diberi nilai berbobot dan
direpresentasikan dalam vektor n-dimensi untuk
menyelesaikan masalah klasifikasi. Kesulitan tersebut
kemudian diselesaikan dengan menentukan jarak dari
item baru yang dapat ditentukan menggunakan model
data dalam vektor n-dimensi, dan objek baru tersebut
kemudian diberikan kategori.
2. Unsupervised Learning
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
151
a. Clustering : sebuah proses untuk membuat arketipe item
yang digunakan dalam pembelajaran mesin untuk
mengatasi tantangan seperti mengklasifikasikan atau
mengkategorikan hal-hal ke dalam kelas atau kategori.
Data yang digunakan sebagai model data belum
membentuk kelompok data, sehingga tidak dapat
mengidentifikasi klasifikasi suatu item. Akibatnya, pola
dasar pertama-tama harus dibangun menggunakan
sejumlah karakteristik yang diperlukan sebelum model
data dan data pelatihan dapat digunakan. jika terjadi
klasifikasi objek baru
Peluang
1. Pembelajaran yang disesuaikan dan depersonalisasi
Machine learning cukup fleksibel dalam membantu
siswa belajar. Dengan memanfaatkan algoritma, machine
learning mempelajari bagaimana siswa mengonsumsi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
152
informasi. Machine learning memungkinkan pelajar untuk
bergerak lebih maju setelah mereka benar-benar
memahami sebelumnya isi dari pelajaran. Proses ini
memastikan bahwa tidak ada siswa yang diabaikan atau
ditinggalkan. Bahkan jika ada seorang siswa yang satu-
satunya di kelas yang belum memahami isi pelajarannya.
Sistem machine learning juga memungkinkan guru untuk
memantau siswa secara individual dan membantu mereka
pada area-area di mana mereka kekurangan. Dimana ini
kontras dengan metode pendidikan konvensional, yang
berfokus pada manajemen satu ukuran untuk semua, di
mana setiap orang di kelas diajar dengan cara yang sama.
2. Standarisasi konten pembelajaran
Pada sistem machine learning, guru dapat
menginstruksikan siswa dengan menggunakan mesin.
Mesin ini digunakan untuk menganalisis informasi yang
digunakan guru untuk mengajar dan untuk menentukan
apakah kualitas konten memenuhi standar yang berlaku.
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
153
Mesin juga digunakan untuk membantu menentukan
apakah konten yang diajarkan kepada siswa sesuai dengan
kemampuan intelektual setiap siswa.
3. Pengefektifan pembelajaran dan pengajaran
Sistem machine learning juga digunakan untuk
mengurangi jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menilai
pekerjaan siswa. Selain itu, mesin digunakan untuk
meningkatkan efisiensi dan akuntabilitas sistem penilaian.
Sistem ini masih memungkinkan sebagian besar penilaian
dilakukan oleh guru. Namun, mesin membantu dalam
analisis informasi siswa seperti dalam mendeteksi
plagiarisme atau kecurangan.
Dengan menggunakan mesin, guru dapat memantau
setiap siswa pada tingkat pribadi dan mengevaluasi
kemajuan pembelajaran mereka, secara individu. Mesin
juga dapat memberikan pola pembelajaran tambahan dari
siswa, yang membantu guru untuk menentukan cara
terbaik mengajar siswa.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
154
Dengan menggunakan mesin, guru dapat memantau
setiap siswa pada tingkat pribadi dan mengevaluasi
kemajuan pembelajaran mereka, secara individu. Mesin
juga dapat memberikan pola pembelajaran tambahan dari
siswa, yang membantu guru untuk menentukan cara
terbaik mengajar siswa
4. Penyederhanaan tugas
Dalam metode pembelajaran tradisional, guru
meluangkan banyak waktu dalam tugas-tugas yang
berulang, seperti mengambil kehadiran di kelas atau
pengumpulan tugas kelas. Mesin dapat digunakan untuk
mengotomatiskan tugas-tugas ini dan mengurangi waktu
atau kebutuhan guru untuk melakukannya. Dengan
demikian, guru akan memiliki lebih banyak waktu untuk
fokus pada tugas-tugas yang lebih penting seperti
memastikan bahwa siswa mereka sepenuhnya memahami
materi pembelajaran.
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
155
Tantangan
1. Persaingan dengan sumber daya manusia
Machine learning yang dapat menyebabkan
pengalihfungsian guru dan mengakibatkan guru jadi
tersingkirkan, atau juga menyebabkan terciptanya individu
yang bersifat individual karena system pembelajaran dapat
dilakukan dengan hanya seorang diri. Bahkan
dimungkinkan etika dan disiplin peserta didik susah atau
sulit untuk diawasi dan dibina, sehingga lambat laun etika
dan manusia khususnya para peserta didik akan menurun
drastis, serta hakikat manusia yang utama yaiu sebagai
makhluk sosial akan tergerus.
2. Privasi dan keamanan data
Tindakan kriminal (Cyber Crime). Di dalam dunia
pendidikan hal ini dapat terjadi, misalnya pencurian
dokumen atau asset penting tentang sebuah tatanan
pendidikan yang sesungguhnya dirahasiakan (dokumen
mengenai ujian akhir atau negara) dengan media internet.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
156
3. Ketidakmampuan machine learning dalam
memprediksi perilaku manusia dengan akurat
Tentunya ada banyak hal yang mungkin tidak sesuai
dengan harapan dari developer ketika mesin dibiarkan
bekerja sendirian untuk menggantikan manusia. Selain itu,
untuk proses diagnosis kesalahan yang terjadi, cukup
memakan waktu.
4. Kurangnya fasilitas dan pengetahuan dalam
pengadaan machine learning
Keterbatasan sumber daya manusia yang menguasai
teknologi ini. Teknologi ini termasuk salah satu teknologi
yang belum lama muncul. Sehingga jumlah orang yang
benar-benar mahir masih sangat sedikit dibandingkan
jumlah kebutuhan yang ada
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
157
Penutup
Dalam konteks pembelajaran, pengajaran dan
penelitian, teknologi (Artificial Intelligence) AI atau kecerdasan
buatan mengalami perkembangan yang masif dari tahun ke
tahun. Kehadirannya dengan fitur, fungsi, dan tampilan yang
baru semakin berdampak pada banyak aspek kehidupan
manusia tidak terkecuali dalam pendidikan. Kecerdasan
buatan mulai mengambil peran dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah maupun perguruan tinggi. kecerdasan buatan
menjadi bagian primer dalam tumbuh kembang teknologi
pendidikan. Hal ini tentu memberikan implikasi secara
eksplisit terhadap kehidupan kerja manusia di masa depan.
Dalam konteks pembelajaran, pengajaran dan
penelitian, machine learning memiliki beberapa kemampuan
ataupun fungsi yang akan sangat berguna jika diterapkan.
Kemampuan tersebut antara lain rote learning, learning by
taking advive, learning from example, learning in problem
solving, dan discovery.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
158
Peran teknologi machine learning dalam bidang
pendidikan menawarkan potensi besar untuk meningkatkan
efektivitas pembelajaran dan membantu memecahkan
beberapa masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru saat ini.
Namun, seperti halnya dengan teknologi baru lainnya, ada
tantangan dan risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum
melakukan penerapan.
Interaksi Machine Learning terbagi menjadi 2 macam
konsep pembelajaran, yaitu pertama Supervised Learning
yang merupakan teknik machine learning yang membuat suatu
fungsi berdasarkan data latihan yang sudah ada dan
Unsupervised Learning yang merupakan teknik machine
learning yang berusaha untuk melakukan representasi pola
sebuah input yang berasal dari data latihan dan tidak adanya
pengklasifikasian dari input data.
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
159
Referensi
A. S. S. V. N. (2014) Vishwanathan, Introduction.
Demogr. Res. Monogr., pp. 1–13, doi: 10.1007/978-94-007-
6964-9_1.
Andri Kristanto. (2004). Kecerdasan Buatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu
B. Bell. (2003). Authoring Tools for Advanced
Technology Learning Environments. doi: 10.1007/978-94-
017-0819-7.
Depdiknas. (2003). Undang-undang RI No.20 tahun
2003 tentang system pendidikan nasional.
J. R. Brinson. (2015). Learning outcome achievement
in non-traditional (virtual and remote) versus traditional
(hands-on) laboratories: A review of the empirical research.
Comput. Educ.,87:218–237 doi:
10.1016/j.compedu.2015.07.003
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online).
http://kbbi.web.id/
Kusumadewi, Sri. (2003). Artificial Intelligence
(Teknik Dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu,
Luger, George F., Dan William A. Stubblefield.
(1993). Artificial Intelligence Structures And Strategies For
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
160
Complexmproblem Soving 2nd Edition. California: The
Benjamin/Cumming Publishing Company Inc.
Nikolopoulou,A. (2010). Education for Sustainable
Development: challenges, strategies, and practices in a
globalizing world. New Delhi: Vivek Mehra.
Selwyn, Neil. (2011). Education and Technology Key
Issues and Debates. India: Replika Press Pvt Ltd.
Sudarsri Lestari. (2018). Peran Teknologi Dalam
Pendidikan Di Era Globalisasi, Edureligia; Jurnal Pendidikan
Agama Islam. 2(2): 94–100,
https://doi.org/10.33650/edureligia.v2i2.459.
Sudi Suryadi, “Peranan Perkembangan Teknologi
Informasi Dan Komunikasi Dalam Kegiatan Pembelajaran
Dan Perkembangan Dunia Pendidikan,” Jurnal Informatika.
3(3): 9–19, https://doi.org/10.36987/informatika.v3i3.219.
Tjahyanti, L. P. A. S., Saputra, P. S., & Santo
Gitakarma, M. (2022). Peran Artificial Intelligence (Ai) Untuk
Mendukung Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19.
Komteks, 1(1).
Vaishya R, Javaid M, Khan IH, Haleem A. (2020).
Artificial Intelligence (AI) applications for COVID-19
pandemic. Diabetes Metab Syndr. 14(4):337-339. doi:
10.1016/j.dsx.2020.04.012. Epub 2020 Apr 14. PMID:
32305024; PMCID: PMC7195043.
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
161
Yusuf, Moh. (2012). Peranan Teknologi Pendidikan
dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan,
(Online), 1 (1): 65-74.
(http://www.uinalauddin.ac.id/download6.%20M.%20Yusu
f%20T._PERANAN%20TEKNOLOGI.pdf)
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
162
Tentang Penulis
Dr. Supsiloani,S.Sos,M.Si
Dr.Supsiloani,S.Sos,M.Si, Lahir di Medan pada tanggal 30 April
1971. Pada tahun 1990 memulai pendidikan kesarjanaan (S-1) di
Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara, dan selesai pada tahun 1995. Pada tahun 2006
melanjutkan pendidikan Magister di Universitas Sumatera Utara
pada Program Perencanaan Wilayah Pedesaan (PWD) dan selesai
pada tahun 2008. Selanjutnya di tahun 2017 melanjutkan studi pada
Program Doktor Studi Pembangunan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Penulis bertugas sebagai
Dosen sejak tahun 2005 sampai tahun 2008 di Jurusan Sejarah
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Sejak dibukanya
Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan, pada tahun 2008, penulis menjadi dosen
di Program Studi Pendidikan Antropologi Universitas Negeri
Medan, sampai sekarang. Dalam karirnya di Fis Unimed, ada
beberapa posisi sebelumnya yang pernah dijabat oleh penulis antara
lain; Ketua Tim Taskforce Persiapan Akreditasi Pendidikan
Antropologi (2010 s.d 2015), Anggota Persiapan Pembukaan Prodi
Pendidikan Sosiologi (2018 s.d 2019), Sekretaris Pengelola Jurnal
Anthropos (2018 s.d sekarang). Karir yang pernah dijalani penulis
di luar kampus adalah sebagai staf ahli pada layanan digital
Dr. Supsiloani, S.Sos, M.Si
163
Perpustakaan Pusat USU tahun 2006. Instruktur Sertifikasi Guru
Dalam Jabatan Pada Bidang Sosiologi Tingkat SMA (2012 s.d
2019). Instruktur Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam jabatan
(2021 s.d sekarang). Tim Penilai Uji Kinerja (Ukin) Pendidikan
Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan (2021 s.d sekarang). Instruktur
Dan Narasumber Pelatihan Olimpiade Science Indonesia (POSI)
Provinsi Sumatera Utara untuk Guru Bidang Studi Sosiologi SMA
(2018 s.d 2019). Anggota AP3SI (Asosiasi Perkumpulan Profesi
Pendidik Dan Peneliti Sosiologi Indonesia (2018 s.d sekarang) dan
Penasehat ISI (Ikatan Sosiologi Indonesia) untuk Wilayah Provinsi
Sumatera Utara.
164
SISTEM PENGENALAN
BAHAN PUSTAKA
MELALUI
NATURAL
LANGUAGE
PROCESSING
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
Universitas Darussalam Gontor, Ponorogo, Indonesia
Pendahuluan
Perkembangan teknologi saat ini membawa dampak
yang sangat besar terhadap dunia teknologi informasi dan
BAB VII
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
165
telekomunikasi. Kemunculan berbagai aplikasi menawarkan
peluang untuk meningkatkan operasional bisnis, baik yang
berbasis desktop, mobile, maupun web. Peningkatan akurasi
dan efisiensi informasi melalui teknologi informasi tentunya
lebih menjanjikan dibandingkan dengan menggunakan tenaga
kerja manual. Hal ini disebabkan oleh sifat teknologi
informasi yang otomatis dalam pekerjaannya. Perkembangan
teknologi informasi dan komputer telah mempengaruhi
kehidupan dalam banyak hal. Organisasi menggunakan
teknologi untuk memfasilitasi pencapaian tujuan. Sebagai
organisasi pengelola informasi, perpustakaan menggunakan
teknologi untuk memastikan pengelolaan dan distribusi
informasi yang efisien dan mudah. Pemanfaatan teknologi
memudahkan penyelenggaraan layanan perpustakaan seperti
layanan sirkulasi, referensi dan penelitian,
jurnal/jurnal/terbitan berkala, multimedia, internet dan
stasiun komputer, keamanan dan koleksi.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
166
Bahan pustaka yang antara lain berupa buku, terbitan
berkala (surat kabar dan majalah), serta bahan audiovisual
seperti audio kaset, video, slide, dan sebagainya harus
dilestarikan mengingat nilainya yang mahal. Bahan pustaka
merupakan salah satu elemen penting dari sebuah
perpustakaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan
pelestarian agar bahan pustaka tidak menjadi usang rusak,
buku itu adalah salah satu koleksi terpenting dalam
mendukung proses pendidikan dan sumber informasi penting
yang ada di dalam perpustakaan. Orang tidak menyadari
bahwa buku memiliki peran yang berbeda sangat penting bagi
kehidupan dari waktu ke waktu.
Teknologi informasi dapat diterapkan dalam berbagai
bidang, termasuk pada penerapan di perpustakaan.Dalam
penerapannya di perpustakaan pun teknologi informasi dapat
dilihat dari penggunaan software dan hardwarenya. Contoh
penggunaan software dalam dunia perpustakaan di antaranya
adalah dengan memanfaatkannya sebagai pembantu pengolah
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
167
informasi seperti dimanfaatkan dalam sistem otomasi
perpustakaan. Sedangkan contoh penggunaan hardware di
perpustakaan misalnya adalah pemanfaatan teknologi
komputer, printer, scanner, barcode scanner, Radio Frequency
Identification (RFID), dan lain sebagainya. Beberapa software
dan hardware ini biasanya dimanfaatkan untuk otomasi
perpustakaan yang di dalamnya untuk melakukan pengolahan
bahan pustaka, pembuatan katalog, pengolahan keanggotaan,
pembuatan kartu anggota, memudahkan dalam peminjaman
dan pengembalian bahan pustaka, melakukan pencarian
bahan pustaka, dan melakukan pelaporan.
Teknologi memiliki salah satu bagian yang saat ini
sedang banyak diperbincangkan yaitu artificial intelligence.
Artificial intelligence (AI) adalah sistem yang memiliki
kemampuan untuk menafsirkan data eksternal dengan benar,
belajar dari data tersebut dan menggunakan pembelajaran
tersebut guna mencapai tujuan dan tugas tertentu melalui
adaptasi yang fleksibel (Haenlein et al., 2019). Komputer atau
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
168
mesin yang diberi kemampuan sehingga bekerja seperti
manusia merupakan nilai lebih dari artificial intelligence
(Siahaan et al., 2020). Keunggulan inilah yang menjadikan AI
semakin banyak dikembangkan oleh para ilmuan dan praktisi
teknologi informasi.
Artificial Intelligence sudah dikenal mulai tahun 1950 an
dicetuskan oleh Alan Turing. Alan Turing menciptakan suatu
tes yang dinamakan Turing Test. Turing Test merupakan tes
kecerdasan dalam mesin komputer yang menunjukkan bahwa
seorang manusia tidak mampu membedakan jawaban mesin
dan manusia lainnya saat diberikan pertanyaan yang sama
sehingga kecerdasannya dapat diukur setara dengan manusia.
Teknologi Artificial Intelligence (AI) memiliki peluang untuk
diterapkan di perpustakaan dalam meningkatkan pelayanan
dan memenuhi kebutuhan pengguna. AI bisa digunakan
untuk mempercepat proses pencarian informasi oleh
pengguna dan membuat rekomendasi koleksi bahan pustaka
yang relevan.
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
169
Natural Language Processing (NLP) memungkinkan
mesin ke mesin atau interaksi manusia ke mesin menggunakan
bahasa alami terkait manusia. Disiplin ini difokuskan pada
mempelajari kemampuan komputer untuk memahami dan
memproses bahasa manusia untuk selanjutnya menghasilkan
tanggapan darinya. Beberapa metode adalah digunakan untuk
memahami kata-kata dan niat dari pengguna yang ada
berkomunikasi dalam suatu konteks: dari pencarian teks yang
sederhana pola dalam pesan pengguna ke artifisial yang lebih
canggih Teknik kecerdasan diterapkan pada bahasa manusia.
Bahan Pustaka
Bahan pustaka merupakan koleksi perpustakaan
perpustakaan. Perpustakaan tanpa bahan pustaka tidak akan
berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, informasi
perpustakaan harus diamankan ketika mendirikan
perpustakaan. Menurut Yulia (1995) “Bahan pustaka adalah
kitab, buku”. Sedangkan menurut (Bafadal, 2001) menyatakan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
170
“Bahan pustaka adalah salah satu koleksi perpustakaan yang
berupa karya cetak seperti buku teks (buku penunjang), buku
fiksi dan buku referensi yang dikumpulkan, diolah dan
disimpan untuk disajikan kepada pengguna untuk memenuhi
kebutuhan informasi”.
Jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi
perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Karya cetak Karya cetak adalah hasil pikiran manusia yang
dituangkan dalam bentuk cetak seperti :
a. Buku merupakan bahan pustaka yang merupakan satu
kesatuan dan paling banyak terdapat dalam koleksi
perpustakaan. Menurut standar UNESCO, sebuah buku
setidaknya setebal 49 halaman tanpa kulit atau jaket
buku. Ini termasuk buku fiksi, buku teks dan buku
referensi
b. Terbitan berseri adalah bahan pustaka yang
dimaksudkan untuk diterbitkan secara terus-menerus
selama periode penerbitan tertentu. Bahan pustaka ini
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
171
meliputi laporan harian (surat kabar), terbitan berkala
(mingguan, bulanan, dll) yang diterbitkan untuk periode
tertentu seperti laporan tahunan, laporan triwulanan, dll.
2. Karya bukan cetak adalah hasil pemikiran manusia yang
tidak disajikan dalam bentuk cetakan seperti buku atau
majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman
audio, rekaman video, rekaman gambar, dan lain-lain.
Istilah lain yang digunakan untuk bahan pustaka ini adalah
bahan bukan buku atau bahan menyimak
3. Bentuk mikro adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan semua bahan pustaka yang menggunakan
media film dan tidak dapat dibaca dengan mata telanjang,
namun memerlukan penggunaan alat yang disebut
microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri,
sehingga tidak termasuk ke dalam bahan non-cetak, karena
informasi di dalamnya mengandung bahan-bahan cetakan
seperti majalah, surat kabar, dan lain-lain. Berfungsi dalam
bentuk elektronik Dengan adanya teknologi informasi,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
172
informasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik
seperti pita magnetik dan cakram atau disk. Untuk
membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer,
CD-ROM, player dll
Sementara ada yang membagi bahan pustaka atau
koleksi perpustakaan berdasarkan tingkat ketajaman
analisisnya. Ada 3 jenis, yaitu:
a. Koleksi/literature primer; karya tulisan asli yang
memuat kajian mengenai sebuat teori baru, atau
penjelasan suatu gagasan dalam berbagai bidang.
Literatur primer bisa berupa artikel majalah ilmiah,
laporan penelitian, disertasi, paten, standard, makalah
seminar dan lain-lain.
b. Koleksi/literature sekunder; literatur yang berisi
informasi mengenai literatur primer. Literatur sekunder
menawarkan literatur primer dengan cara meringkas
atau membuat indeks, jadi literatur sekunder tidak berisi
pengetahuan baru, melainkan hanya mengulang dan
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
173
menata pengetahuan yang sudah ada. Literatur ini
termasuk dalam jenis koleksi referensi seperti kamus,
ensiklopedi, thesaurus, direktori, majalah abstrak,
majalah indeks, bibliografi, tinjauan literatur, termasuk
juga pangkalan data dan lain-lain.
c. Koleksi/literature tersier; literatur yang memuat
informasi yang merupakan petunjuk untuk memperoleh
literatur sekunder. Yang termasuk literatur tersier adalah
bibliografi dari bibliografi, direktori dari direktori dan
lain-lain.
Bahan pustaka melalui media online semakin
dibutuhkan sebagai sarana pelayanan informasi. Melalui
Internet, informasi apapun yang dapat dicari masyarakat
dan menjadi bagian dari jawaban atas permasalahan yang
dihadapi masyarakat, atau acuan dalam mengambil
keputusan. Saat ini, miliaran informasi tersedia di Internet
dalam bentuk informasi, berita, penelitian, atau hiburan
gratis atau berbayar. Ada format pdf, word, ppt, html, jpeg,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
174
flv dan lain-lain. Siapa pun dapat mengisi konten apa pun
di internet. Data yang diunggah ke Internet tidak disaring.
Apakah masyarakat bijaksana dalam memilih informasi
yang tepat dan menggunakannya dengan benar, dan apakah
pengguna informasi mempertanyakan keaslian, validitas,
dan keandalan informasi tersebut? Akan berakibat fatal jika
masyarakat mendapat informasi yang salah melalui
internet. Informasi tersebut kemudian dijadikan pedoman
dalam menyikapi permasalahan/mengambil keputusan
terhadap permasalahan yang muncul. Untuk informasi
yang cepat dan akurat dari milyaran data yang tersebar di
Internet. Pencari informasi memerlukan keterampilan
pencarian dengan menggunakan strategi pencarian yang
tepat untuk mengevaluasi informasi sehingga diperoleh
kebenaran informasi yang dibutuhkan, yaitu melalui literasi
informasi. (Setiawan, 2017).
Dalam perkembangan saat ini, akses terhadap sumber
informasi elektronik sebagai sumber buku teks sudah
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
175
menjadi hal yang sangat diperlukan, karena jumlah
informasi elektronik yang tersedia saat ini diperkirakan jauh
lebih besar dibandingkan dalam bentuk cetak. Informasi
baru juga dapat diperoleh lebih cepat melalui media
elektronik seperti e-book, e-magazine, e-magazine, e-
newspaper, dan lain-lain. Hal ini berdampak pada
pembelajaran yang harus mencakup teknologi informasi
dan komunikasi serta penggunaan sumber informasi
elektronik (e-resources). (Johnson 2012)
IFLA menyebutkan: “Electronic resources” refer to those
materials that require computer access, whether through a personal
computer, mainframe, or handheld mobile device. They may either be
accessed remotely via the Internet or locally. Some of the most
frequently encountered types are: E-journals, Ebooks, Full-text
(aggregated) databases, indexing and abstracting databases, Reference
databases (biographies, dictionaries, directories, encyclopaedias, etc.),
Numeric and statistical databases, E-images, E-audio/visual
resources”. Tugas perpustakaan adalah memastikan bahwa
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
176
pengguna perpustakaan (akademisi) menerima materi
elektronik yang diperlukan pada waktunya agar dapat
digunakan dengan benar. Sumber data yang tepat
memberikan hasil yang berkualitas tinggi. Namun pada saat
pelaksanaan proses pembelajaran, tidak semua mahasiswa
(bahkan dosen) memahami atau mengetahui materi
pembelajaran dalam bentuk elektronik atau eResources.
Disinilah peran perpustakaan sebagai pengelola dan
penyedia informasi memberikan pelatihan pemanfaatan e-
resources tersebut, dimana e-resources tersebut
merupakan sumber utama perguruan tinggi dalam
melaksanakan tridharmanya. Menyelenggarakan pelatihan
pencarian informasi secara online (e-resources) melalui
kegiatan membaca informasi memerlukan tindakan
proaktif pustakawan dan kerjasama dengan pendidik.
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
177
Natural Language Processing
Natural Language Processing Pengolahan bahasa alami
merupakan bidang kecerdasan buatan yang berhubungan
dengan pemahaman bahasa manusia. Natural Language
Processing (NLP) yaitu ilmu kecerdasan buatan yang mengkaji
mengenai bagaimana pengolahan bahasa alami yang
digunakan oleh manusia dalam berkomunikasi antara satu
dengan yang lain (Cucus et al., 2019). Salah satu contohnya
yaitu perangkat lunak yang dapat menerjemahkan kalimat
kalimat percakapan manusia dalam bahasa tertentu ke bahasa
lainnya. Kecerdasan buatan ini pada umumnya berbentuk
piranti lunak atau software penterjemah yang memiliki banyak
kata hingga kalimat yang telah tersimpan, dan kemudian dapat
menganalisis kata-kata atau kalimat yang ingin diterjemahkan.
Tahap selanjutnya, software ini akan melakukan pencocokan
dengan tata bahasa yang baku, sehingga output yang
dihasilkan merupakan terjemahan yang benar dari kata atau
kalimat sebelumnya.Natural Language Processing (NLP)
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
178
merupakan salah satu cabang ilmu AI yang berfokus pada
pengolahan bahasa natural. Bahasa natural adalah bahasa yang
secara umum digunakan oleh manusia dalam berkomunikasi
satu sama lain. Bahasa yang diterima oleh komputer butuh
untuk diproses dan dipahami terlebih dahulu supaya maksud
dari user bisa dipahami dengan baik oleh komputer.
Natural language processing (NLP) merupakan area
penelitian serta aplikasi yang mengeksplorasi bagaimana
mesin (komputer) dapat digunakan untuk mengerti dan
memanipulasi bahasa alami teks ataupun pidato untuk
melakukan hal berguna (Chowdhury,2016). Bahasa alami
merupakan bahasa yang digunakan oleh manusia untuk
berkomunikasi setiap hari. Pada dasarnya komputer tidak
mengerti bahasa manusia. NLP memungkinkan komputer
mengerti dan dapat memanipulasi bahasa manusia. Natural
Language Processing (NLP) adalah cabang ilmu komputer
dan teknik yang telah dikembangkan dari studi bahasa dan
linguistik komputasional dalam bidang ini kecerdasan buatan
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
179
(Pustejovsky and a Stubbs,2013). NLP memiliki tujuan untuk
merancang dan membangun aplikasi yang dapat memfasilitasi
interaksi manusia dengan mesin melalui penggunaan bahasa
alami. Menurut Pustejovky dan Stubbs dalam bukunya yang
berjudul Natural Language Annotation for Machine Learning
terdapat beberapa bidang utama NLP antara lain Question
Answering System (QAS), Summarization, Machine
Translation, Speech Recognition, dan Document
Classification.
Natural Language Processing (NLP) dengan teknologi
pembelajaran mesin yang memungkinkan komputer
menafsirkan, memproses, dan memahami bahasa manusia.
Banyak organisasi saat ini memiliki data audio dan teks dalam
jumlah besar dari berbagai saluran komunikasi seperti email,
pesan teks, berita media sosial, video, suara, dan banyak lagi.
Organisasi ini menggunakan perangkat lunak NLP untuk
memproses data ini secara otomatis, menganalisis maksud
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
180
atau sentimen pesan, dan merespons interaksi manusia secara
real-time.
Pemrosesan bahasa alami sangat penting untuk
sepenuhnya menganalisis data teks dan ucapan secara efisien.
Teknologi ini dapat menjelajahi berbagai perbedaan dalam
dialek, bahasa gaul, dan penyimpangan tata bahasa yang khas
dalam percakapan sehari-hari. Banyak perusahaan
menggunakan teknologi ini untuk berbagai tugas otomatis,
seperti untuk:
1. Memproses, menganalisis, dan mengarsipkan dokumen
besar
2. Menganalisis umpan balik pelanggan atau rekaman pusat
panggilan
3. Menjalankan chatbot untuk layanan pelanggan otomatis
4. Menjawab pertanyaan seputar siapa-apa-kapan-di mana
5. Mengklasifikasikan dan mengekstraksi teks
Anda juga dapat mengintegrasikan NLP dalam
aplikasi yang berhubungan langsung dengan pelanggan untuk
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
181
berkomunikasi secara lebih efektif dengan pelanggan.
Misalnya, chatbot akan menganalisis dan menyortir
pertanyaan pelanggan, menjawab pertanyaan-pertanyaan
umum secara otomatis, dan mengarahkan kueri yang
kompleks ke dukungan pelanggan. Otomatisasi ini membantu
mengurangi biaya, mencegah agen menghabiskan waktu
dalam kueri-kueri berulang, dan meningkatkan kepuasan
pelanggan.
NLP memiliki beberapa aplikasi yang dapat
diterapkan. Diantaranya adalah chatbots (aplikasi yang
memberikan kesan bahwa pengguna sedang berinteraksi
dengan komputer), derivasi atau lemmatisasi (memotong
kata-kata dari beberapa bahasa menjadi bentuk dasar
pengenalan fungsi setiap kata dalam sebuah kalimat),
ringkasan (ringkasan). bacaan), penerjemah (penerjemahan
bahasa) dan aplikasi lain yang memungkinkan komputer
memahami instruksi bahasa yang dimasukkan oleh pengguna.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
182
Perkembangan NLP menghasilkan kemungkinan dari
interface bahasa natural menjadi knowledge base dan
penterjemahan bahasa natural. Terdapat bahwa ada 3 (tiga)
aspek utama pada teori pemahaman mengenai natural
language:
1. Syntax: menjelaskan bentuk dari bahasa. Syntax biasa
dispesifikasikan oleh sebuah grammar. Natural language
jauh lebih daripada formal language yang digunakan untuk
logika kecerdasan buatan dan program komputer
2. Semantics: menjelaskan arti dari kalimat dalam satu bahasa.
Meskipun teori semantics secara umum sudah ada, ketika
membangun sistem natural language understanding untuk
aplikasi tertentu, akan digunakan representasi yang paling
sederhana.
3. Pragmatics: menjelaskan bagaimana pernyataan yang ada
berhubungan dengan dunia. Untuk memahami bahasa,
agen harus mempertimbangan lebih dari hanya sekedar
kalimat. Agen harus melihat lebih ke dalam konteks
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
183
kalimat, keadaan dunia, tujuan dari speaker dan listener,
konvensi khusus, dan sejenisnya.
4. Morfologi. Adalah pengetahuan tentang kata dan
bentuknya sehingga bisa dibedakan antara yang satu
dengan yang lainnya. Bisa juga didefinisikan asal usul
sebuah kata itu bisa terjadi. Contoh : membangunkan –>
bangun (kata dasar), mem- (prefix), -kan (suffix).
5. Fonetik. Adalah segala hal yang berhubungan dengan suara
yang menghasilkan kata yang dapat dikenali. Fonetik
digunakan dalam pengembangan NLP khususnya bidang
speech-based system.
Bahan Pustaka melalui
Natural Language Processing
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
telah memberikan dampak yang signifikan terhadap berbagai
industri, termasuk bidang perpustakaan (Asemi et al., 2020;
Rafiq et al., 2021). Pemanfaatan teknologi informasi dalam
dunia perpustakaan sangat penting untuk mengikuti
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
184
perubahan. Dengan berkembangnya teknologi informasi,
terjadi perubahan citra penting di perpustakaan. Dulu,
perpustakaan sering kali hanya berisi koleksi buku tanpa
katalog yang memadai. Namun seiring kemajuan teknologi
informasi, semakin banyak perpustakaan yang berkembang
menjadi perpustakaan semi modern yang menggunakan
sistem katalog dalam mengelola koleksinya. Padahal,
perpustakaan digital merupakan bentuk perpustakaan paling
modern dimana teknologi informasi lebih banyak digunakan
dalam penyediaan layanannya. (Widayanti, 2015). Inovasi
teknologi juga memberikan peluang bagi perpustakaan untuk
meningkatkan berbagai layanan yang ditawarkan kepada
pengguna. Di era digital saat ini, perpustakaan dapat
memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan
kualitas layanan yang ada. Kesederhanaan dan kemudahan
penggunaan teknologi informasi membuat pekerjaan sehari-
hari di perpustakaan menjadi lebih efisien. Dengan bantuan
teknologi informasi, perpustakaan dapat menawarkan layanan
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
185
yang lebih baik kepada pengguna, seperti akses elektronik ke
koleksi digital, sistem peminjaman dan pengembalian buku
otomatis, serta layanan konsultasi dan pencarian yang lebih
mudah dan cepat. (Wójcik, 2021; Yip et al., 2021).
Ketersediaan teknologi informasi telah memberikan
dampak positif bagi perpustakaan, khususnya dalam
memberikan pelayanan kepada pemustaka. Di era digital ini,
teknologi informasi telah mengubah paradigma perpustakaan
tradisional menjadi perpustakaan yang lebih terbuka dan
terhubung secara global. Pengguna tidak lagi sebatas
mengunjungi perpustakaan secara fisik, namun dapat
mengakses koleksi dan layanan perpustakaan secara online
melalui berbagai platform digital. Berkat akses informasi yang
lebih luas dan cepat, perpustakaan dapat memberikan nilai
tambah yang signifikan bagi pengguna. Salah satu keunggulan
utama perpustakaan digital adalah kemampuannya
menyediakan akses terhadap koleksi yang jauh lebih besar dan
beragam. Teknologi informasi memungkinkan perpustakaan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
186
menyediakan akses terhadap e-book, jurnal, artikel, dan
sumber informasi digital lainnya. Pengguna tidak lagi terbatas
pada koleksi perpustakaan fisiknya saja, namun dapat
menjelajahi koleksi dari koleksi di seluruh dunia. Hal ini
membuka peluang untuk memperoleh pengetahuan dan
informasi yang lebih luas serta mengakses sumber-sumber
terkini dari berbagai bidang (Reglitz, 2020).
Kehadiran kemajuan teknologi informasi yang pesat
juga dapat membantu perpustakaan meningkatkan
keterlibatan dan partisipasi pengguna. Melalui komunikasi
online dan media sosial, perpustakaan dapat
menyelenggarakan diskusi, seminar, dan program lain yang
diikuti pengguna secara virtual. Pengguna dapat berpartisipasi
dalam kelompok diskusi, berbagi pendapat dan berinteraksi
dengan pengguna lain di seluruh dunia. Hal ini tidak hanya
meningkatkan keterlibatan pengguna, namun menciptakan
komunitas belajar yang lebih besar dan lebih mendukung baik
di dalam maupun di luar perpustakaan. Dengan bantuan
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
187
teknologi informasi, perpustakaan juga dapat menyesuaikan
layanan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna.
Dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan, perpustakaan
dapat mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang
minat, minat, dan kebiasaan membaca mereka. Dengan cara
ini, perpustakaan dapat menawarkan rekomendasi buku yang
sesuai dengan minat pribadi, serta layanan saran dan
konsultasi yang lebih tepat sasaran. Hasilnya, perpustakaan
dapat memberikan pengalaman pengguna yang lebih personal
dan personal.
Di era perkembangan teknologi informasi,
kemampuan manusia dan teknologi baru yang dikenal dengan
nama kecerdasan buatan atau kecerdasan buatan semakin
menyatu (AI). Zhang & Lu (2021) menyebutkan bahwa
kecerdasan buatan merupakan teknologi yang banyak
digunakan dalam layanan perpustakaan saat ini. Dengan
bantuan kecerdasan buatan, perpustakaan dapat mengubah
layanan perpustakaan sesuai dengan perkembangan teknologi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
188
informasi yang ada. Dengan menerapkan kecerdasan buatan,
perpustakaan dapat menawarkan layanan yang lebih personal
dan dapat disesuaikan, seperti sistem rekomendasi buku
berdasarkan minat dan preferensi pengguna, dan sistem
pemrosesan bahasa alami yang membantu mengambil dan
menganalisis informasi. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Omame dan Alex-Nmecha, (2019) Beberapa
bidang kecerdasan buatan yang digunakan dalam mesin
manajemen perpustakaan adalah: Sistem pakar adalah
komputasi berbasis pengetahuan yang bertindak sebagai
antarmuka atau gerbang cerdas yang menyediakan akses ke
database dan pengambilan informasi yang diperlukan.
pemrosesan bahasa alami (NLP) adalah salah satu tujuan
jangka panjang ilmu komputer untuk mengajarkan komputer
memahami bahasa yang digunakan, struktur profesional (ES),
pengenalan pola ini adalah proses yang menciptakan
korespondensi erat antara stimulus baru dan sebelumnya.
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
189
stimulus yang disimpan., robotika sering digambarkan sebagai
otomatisasi yang berhubungan dengan persepsi dan motorik.
Bidang Artificial Intelligence yang dapat diterapkan pada
perpustakaan yaitu:
1. Sistem pakar, untuk penerapan sistem pakar dalam
perpustakaan misalnya dibuat beberapa pertanyaan yang
nantinya hasil pertanyaan tersebut dapat dijadikan saran
untuk mengambil sebuah keputusan yang mana hasilnya
bisa berupa saran buku.
2. Pemrosesan bahasa alami (Natural Language Processing) bisa
dimanfaatkan dalam perpustakaan untuk menerjemahkan
bahasa asing kedalam Bahasa Indonesia,
3. Visi komputer dalam perpustakaan ini dapat dimanfaatkan
dalam melakukan pengukuran dimensi buku secara
otomatis,
4. Pengenalan percakapan ini bisa dimanfaatkan dalam
perpustakaan untuk menginputkan bahan pustaka dengan
menggunakan perintah suara.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
190
5. Robotika ini bisa dimanfaatkan sebagai robot untuk
pengambilan bahan pustaka di suatu tempat. Jaringan saraf
ini bisa dimanfaatkan dalam perpustakaan sebagai
penemuan pola peminjaman buku pada pemustaka.
6. Agen cerdas ini bisa dimanfaatkan dalam perpustakaan
dalam pemandu penggunaan OPAC (Open Public Access
Catalog) atau menciptakan opac assistant yang nantinya
dengan mudah melakukan pencarian mandiri tanpa
memerlukan bantuan pustakawan dan hanya berinteraksi
dengan agen OPAC tersebut.
Liddy (2001) mengatakan bahwa NLP (Natural
language processing) atau pengolahan bahasa alami secara teoritis
adalah pengembangan berbagai teknik komputasi untuk
menganalisa dan menampilkan teks dalam bahasa alami pada
satu atau lebih tingkat analisis linguistik untuk mencapai
tujuan manusia dalam hal bahasa yaitu menyelesaikan berbagai
tugas dan aplikasi. Sebuah NLP harus memperhatikan
pengetahuan terhadap bahasa itu sendiri, baik dari segi kata
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
191
yang digunakan, bagaimana kata-kata tersebut digabungkan
untuk menghasilkan suatu kalimat, apa arti sebuah kata, apa
fungsi sebuah kata dalam sebuah kalimat dan sebagainya.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
192
Referensi
Asemi, A., Ko, A., & Nowkarizi, M. (2020). Intelligent
libraries: a review on expert systems, Artificial Intelligence,
and robot. Library Hi Tech, 39(2), 412–434
Cucus, A., Endra, R. Y., & Naralita, T. (2019). Chatter
Bot untuk Konsultasi Akademik di Perguruan Tinggi.
Explore: Jurnal Sistem Informasi Dan Telematika
(Telekomunikasi, Multimedia Dan Informatika), 10(1)
G. G. Chowdhury, “Natural language processing,”
Annu. Rev. Inf. Sci. Technol., vol. 106, pp. 213–226, 2016.
Haenlein, M., Kaplan, A., Tan, C.-W., & Zhang, P.
(2019). Artificial intelligence (AI) and management analytics.
Journal of Management Analytics, 6(4), 341–343
J. Pustejovsky and a Stubbs, Natural language
annotation for machine learning. 2013.
Johnson, Sharon. 2012. “Key Issues for E-Resource
Collection Development: A Guide for Libraries.” Chicago:
IFLA.
Rafiq, M., Batool, S. H., Ali, A. F., & Ullah, M. (2021).
University libraries response to COVID-19 pandemic: A
developing country perspective. The Journal of Academic
Librarianship, 47(1), 102280
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom.
193
Reglitz, M. (2020). The human right to free internet
access. Journal of Applied Philosophy, 37(2), 314–331.
Setiawan, V. (2017). Strategi komunikasi pustakawan
dalam implementasi literasi informasi (Studi kasus di
perguruan tinggi dengan menggunakan dan memanfaatkan e-
resources). Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik, 21(1),
15-29.
Siahaan, M., Jasa, C. H., Anderson, K., Valentino, M.,
Lim, S., & Yudianto, W. (2020). Penerapan Artificial
Intelligence (AI) Terhadap Seorang Penyandang Disabilitas
Tunanetra. Journal Of Information System And Technology,
1(2), 186–193
Widayanti, Y. (2015). Pengelolaan Perpustakaan
Digital. Libraria, 3(1), 125-137.
http://dx.doi.org/10.21043/libraria.v3i1.1579
Wójcik, M. (2021). Augmented intelligence
technology. The ethical and practical problems of its
implementation in libraries. Library Hi Tech, 39(2), 435–447
Zhang, C., & Lu, Y. (2021). Study on Artificial
Intelligence: The state of the art and future prospects. Journal
of Industrial Information Integration, 23, 100224.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
194
Tentang Penulis
Veri Setiawan, S.Pd., M.I.Kom
Penulis adalah seorang dosen tetap pada program studi S1 Ilmu
Komunikasi, Fakultas Humaniora, Universitas Darussalam Gontor
Ponorogo. lahir di Ngawi, 5 Juni 1988, Anak pertama dari pasangan
Dirwan (alm) dan Ismi Kuswati, memiliki istri khoirunnisa safrina
dan tiga anak, Rayhan Avicenna Setiawan, Khayyira Lubna
Althafunnisa dan Almeera Aisha syahida Illyeen. Sejak kuliah pada
tahun 2006 sudah menetap di Kota Ponorogo, Jawa Timur. Prestasi
yang pernah diraih adalah pemenang lomba juara 1 Essay tingkat
nasional yang kemudian dijadikan jurnal nasional tentang
pemanfaatan e-resources di perguruan tinggi. Selain aktif mengajar
mata kuliah bidang ilmu komunikasi, beliau juga aktif meneliti dan
mempublikasikan beberapa artikel pada jurnal nasional terakreditasi
Sinta. Menjadi pembicara pada seminar Kementerian Komunikasi
dan Informatika RI pada bidang komunikasi dan literasi digital pada
tahun 2021. Sub pembahasan penulis pada book chapter ini
merupakan upaya penulis dalam berkontribusi dalam literasi bahan
pustaka melalui natural language processing terkait perkembangan
artificial intelligence. Korespondensi bisa menggunakan surat
elektronik verys90@gmail.com, verisetiawan@unida.gontor.ac.id
dan Instagram @verys90.
195
PENGGUNAAN
NATURAL LANGUAGE
PROCESSING (NLP)
DALAM
PEMBELAJARAN
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
Master of Educational Leadership and Management
The University of Sydney
Pendahuluan
Dalam era digital yang terus berkembang pesat,
teknologi semakin memainkan peran penting dalam berbagai
aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang pendidikan
BAB VIII
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
196
(Maritsa dkk, 2021). Salah satu kemajuan teknologi yang
memiliki potensi besar dalam meningkatkan pembelajaran
adalah Natural Language Processing (NLP) atau pemrosesan
bahasa alami (Rumaisa dkk, 2021).
Natural Language Processing (NLP) merupakan
cabang dari kecerdasan buatan (AI) yang berkaitan dengan
pelatihan komputer untuk memahami, memproses, dan
menghasilkan bahasa manusia (Sulistyo, 2021). Teknologi ini
memberikan dukungan bagi mesin pencari, layanan terjemahan
mesin, dan asisten suara. Saat ini, NLP telah banyak terintegrasi
dalam kehidupan sehari-hari melalui bentuk asisten virtual
seperti Siri, Alexa, atau Google Home. Dalam konteks industri,
NLP memiliki peran penting dalam memberikan keunggulan
kompetitif bagi bisnis. Aplikasi NLP memiliki potensi besar
dalam berbagai aspek kehidupan, terutama dalam menganalisis
dan mengekstrak nilai dari data yang tidak terstruktur.
Penggunaan Natural Language Processing (NLP) telah
membawa dampak yang signifikan dalam berbagai bidang,
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
197
termasuk dalam dunia pendidikan (Rumaisa, 2021). Dalam
konteks pembelajaran, NLP merujuk pada kemampuan
komputer untuk memahami, menganalisis, dan menghasilkan
bahasa manusia secara alami. Bidang ini menjadi semakin
relevan seiring dengan kemajuan teknologi dan penggunaan
digital dalam pendidikan. Penerapan NLP dalam pembelajaran
dapat memberikan perspektif yang kaya terkait bagaimana
teknologi ini dapat mengubah cara kita mendekati proses
pembelajaran.
Dalam bab ini, kita akan menjelajahi berbagai cara di
mana NLP telah diterapkan dalam konteks pembelajaran. Kita
akan memulai pembahasan dengan mengetahui terlebih dahulu
terkait pengenalan NLP, Konsep dasar NLP dalam
pembelajaran, Peluang NLP dalam pembelajaran dan
tantangan NLP dalam pembelajaran. Melalui tinjauan artikel,
jurnal, dan sumber berita yang ada, kita akan membangun dasar
pemahaman yang kuat tentang konsep-konsep inti dalam NLP
yang relevan dengan pembelajaran.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
198
Sebagai kesimpulan, tujuan dari bab ini adalah untuk
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang NLP
dalam pembelajaran. Melalui analisis yang holistik, tulisan ini
diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih jelas
mengenai penggunaan NLP dalam pembelajaran.
Fungsi Natural Language Processing (NLP) dan Contoh
Implementasinya dalam Pembelajaran.
Gambar 1
Sumber : Medium.com
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
199
Pengenalan konsep dasar Natural Language Processing
(NLP) adalah langkah awal yang penting dalam memahami
bagaimana komputer dapat memproses dan memahami bahasa
manusia secara alami. Tugas dari NLP di awal
perkembangannya adalah sebagai mesin penerjemah, akan
tetapi dengan semakin banyaknya software dan penelitian di
bidang NLP, tugas dari NLP pun semakin besar dan kompleks
(Chiusano, 2022). Oleh karenanya, sebagai pengenalan dasar
terkait NLP, kita akan jelaskan satu per satu tugas dari NLP
tersebut sesuai dengan gambar 1. Setidaknya terdapat 10 fungsi
atau tugas dari NLP menurut Chiusano (2022) yakni sebagai
berikut:
1. Fungsi Klasifikasi
Fungsi klasifikasi dalam Natural Language Processing
(NLP) merupakan komponen penting yang memungkinkan
sistem komputer untuk mengategorikan atau
mengelompokkan teks atau dokumen berdasarkan
karakteristik tertentu. Tujuan utama dari fungsi klasifikasi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
200
NLP adalah untuk mengidentifikasi dan memisahkan teks
menjadi kategori atau label yang sudah ditentukan
sebelumnya. Proses klasifikasi NLP berlangsung
berdasarkan analisis dan pengenalan pola serta fitur-fitur
linguistik yang ada dalam teks.
Dalam konteks pendidikan, fungsi klasifikasi NLP
dapat membantu pengembangan sistem penilaian otomatis
untuk tugas-tugas seperti pengklasifikasian esai berdasarkan
kriteria tertentu. Misalnya, sebuah sistem dapat memilah
esai siswa menjadi kategori nilai yang berbeda berdasarkan
struktur, konten, dan kualitas bahasa yang teridentifikasi
dalam teks.
Dengan demikian, fungsi klasifikasi NLP menjadi
instrumen yang sangat berharga dalam mengolah dan
memahami teks dalam skala besar, membantu mengambil
keputusan yang lebih baik, dan memberikan wawasan yang
lebih dalam dari data teks yang kompleks.
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
201
2. Fungsi Pengambilan Informasi dan Pemeringkatan
Dokumen
Pengambilan Informasi dan Pemeringkatan Dokumen
dalam Natural Language Processing (NLP) adalah dua
proses yang saling terkait yang bertujuan untuk mengelola
dan menyajikan informasi yang relevan dari berbagai
sumber teks secara efisien. Pengambilan informasi
melibatkan identifikasi dan ekstraksi informasi yang penting
dari teks yang lebih luas, sedangkan pemeringkatan
dokumen melibatkan penilaian dan penyusunan peringkat
untuk dokumen berdasarkan relevansi atau kualitasnya
terhadap suatu topik atau kriteria tertentu.
Dalam konteks pendidikan, pengambilan informasi
dalam NLP dapat diterapkan untuk mengumpulkan
informasi terkait materi pembelajaran dari berbagai sumber,
seperti artikel jurnal, buku, dan sumber online lainnya.
Sebagai contoh, sebuah sistem NLP dapat melakukan
ekstraksi informasi dari teks teori ekonomi dalam artikel
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
202
jurnal dan mengidentifikasi poin-poin kunci serta contoh-
contoh penting untuk disajikan kepada siswa. Ini akan
membantu siswa dalam memahami konsep penting dengan
lebih cepat dan efektif.
Pemeringkatan dokumen dalam NLP juga memiliki
implikasi yang signifikan dalam pendidikan. Misalnya, saat
siswa mencari referensi untuk tugas atau penelitian, NLP
dapat membantu dalam menyusun peringkat dokumen
berdasarkan relevansi terhadap topik yang dicari. Sehingga,
siswa dapat dengan mudah mengakses sumber-sumber yang
relevan dan berkualitas tinggi untuk mendukung studi
mereka.
Lebih jauh lagi, dalam pengembangan kurikulum dan
materi pembelajaran, pengambilan informasi dan
pemeringkatan dokumen dapat digunakan untuk
mengidentifikasi bahan-bahan yang paling bermanfaat dan
relevan dalam merancang materi pembelajaran. Hal ini
membantu guru dan instruktur dalam menyusun kurikulum
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
203
yang lebih efektif dan memenuhi kebutuhan siswa dengan
lebih baik.
Dengan menerapkan pengambilan informasi dan
pemeringkatan dokumen dalam konteks pendidikan, NLP
dapat memberikan manfaat signifikan dalam
mempermudah akses dan pemahaman terhadap informasi
yang relevan, meningkatkan kualitas pembelajaran, serta
membantu dalam pengembangan kurikulum yang lebih
baik.
3. Fungsi text-to-text
Text-to-Text Generation dalam Natural Language
Processing (NLP) adalah suatu kemampuan di mana
komputer dapat menghasilkan teks dalam bentuk yang lebih
terstruktur atau lebih bermakna berdasarkan input teks yang
diberikan. Proses ini melibatkan transformasi teks dari satu
bentuk ke bentuk lain yang memiliki konten yang sebanding
atau serupa. Dalam konteks pendidikan, fungsi Text-to-
Text Generation memiliki implikasi yang signifikan.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
204
Dalam pendidikan, Text-to-Text Generation dapat
digunakan untuk berbagai tujuan, seperti:
a. Pengembangan Materi Pembelajaran: Teknologi Text-to-
Text Generation dapat membantu guru dan pengajar
dalam menghasilkan materi pembelajaran yang bervariasi
dan menarik. Misalnya, alat ini dapat digunakan untuk
mengubah teks yang lebih kompleks menjadi bahasa
yang lebih sederhana dan mudah dipahami oleh siswa. Ini
dapat membantu dalam menjelaskan konsep yang sulit
dengan cara yang lebih jelas dan efektif.
b. Pembuatan Latihan dan Soal: Dalam pembelajaran,
penting untuk memiliki berbagai jenis latihan dan soal
yang relevan dengan materi. Dengan menggunakan Text-
to-Text Generation, guru dapat dengan mudah
menghasilkan berbagai jenis soal dan latihan berdasarkan
teks yang diberikan. Misalnya, dari sebuah teks mengenai
konsep matematika, alat ini dapat menghasilkan berbagai
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
205
jenis soal numerik, berpikir kritis, atau pilihan ganda yang
berkaitan.
c. Pengembangan Materi Rujukan: Guru dapat
memanfaatkan teknologi ini untuk menghasilkan materi
rujukan yang lebih terperinci atau lebih ringkas,
tergantung pada kebutuhan siswa. Hal ini dapat
membantu dalam memberikan panduan yang lebih
khusus bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar yang
berbeda-beda.
d. Pembuatan Ringkasan**: Dalam dunia pendidikan,
ringkasan merupakan alat yang berharga dalam
membantu siswa memahami konsep secara keseluruhan.
Teknologi Text-to-Text Generation dapat digunakan
untuk mengambil inti dari teks yang lebih panjang dan
menghasilkan ringkasan yang relevan dan mudah
dicerna.
e. Dukungan Pembelajaran Jarak Jauh**: Dalam konteks
pembelajaran jarak jauh, alat Text-to-Text Generation
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
206
dapat digunakan untuk menghasilkan materi
pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik.
Misalnya, guru dapat mengubah materi teks menjadi
bentuk cerita interaktif atau simulasi yang
memungkinkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif.
Dengan demikian, fungsi Text-to-Text Generation
dalam NLP dapat memperkaya pengalaman pembelajaran
dengan menghasilkan teks yang lebih variatif, adaptif, dan
relevan dengan kebutuhan dan gaya belajar individu.
4. Fungsi Knowledge bases, entities,and relations
Dalam Natural Language Processing (NLP),
knowledge bases, entities, dan relations merupakan konsep
yang memiliki peran penting dalam pemahaman dan analisis
bahasa manusia secara komputasional. Knowledge bases
adalah struktur penyimpanan data yang mengandung
informasi terstruktur tentang berbagai entitas dan hubungan
di dunia nyata. Entitas adalah objek nyata atau konsep yang
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
207
dapat diidentifikasi, sedangkan relations adalah hubungan
atau koneksi antara entitas-entitas tersebut.
Dalam konteks pendidikan, konsep ini dapat
diaplikasikan dengan menghubungkannya pada
pengembangan sistem pembelajaran yang adaptif dan
personal. Knowledge bases dapat berisi informasi tentang
mata pelajaran, konsep-konsep penting, definisi, fakta-fakta,
dan sumber daya pendukung lainnya. Entitas dalam konteks
ini dapat meliputi topik-topik pembelajaran, nama-nama
ilmuwan, peristiwa sejarah, dan lain sebagainya. Relations
dapat mewakili keterkaitan antara entitas-entitas tersebut,
seperti konsep yang berkaitan atau urutan peristiwa dalam
sejarah.
Dengan menggunakan knowledge bases, NLP dapat
membantu dalam mengenali dan memahami konteks teks
pendidikan. Misalnya, saat siswa mencari informasi tentang
suatu topik tertentu, NLP dapat mengakses knowledge base
untuk mengidentifikasi entitas yang relevan dan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
208
menghubungkannya dengan hubungan yang ada. Dengan
demikian, sistem NLP dapat memberikan jawaban yang
lebih tepat dan menyajikan informasi yang konsisten dengan
konsep yang diajarkan dalam konteks pendidikan.
Selain itu, penggunaan knowledge bases, entities, dan
relations dalam NLP juga dapat mendukung pengembangan
asisten virtual atau chatbot untuk pendidikan. Sistem
semacam itu dapat membantu siswa dalam mencari
informasi, menjawab pertanyaan, dan memberikan
penjelasan terkait konsep-konsep tertentu. Knowledge
bases dapat diintegrasikan dengan kurikulum dan materi
pembelajaran sehingga NLP dapat memberikan bantuan
yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
Dengan demikian, pemanfaatan knowledge bases,
entities, dan relations dalam NLP dapat membantu
memperkaya pengalaman pembelajaran dengan
memberikan akses mudah terhadap informasi yang relevan
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
209
dan akurat serta meningkatkan interaksi antara siswa dan
materi pembelajaran dalam konteks pendidikan.
5. Fungsi Topics and Keywords
Fungsi Topics and Keywords dalam Natural Language
Processing (NLP) memiliki peran yang signifikan dalam
pemrosesan bahasa alami untuk mengidentifikasi dan
menganalisis topik serta kata kunci utama dalam teks atau
dokumen. Fungsi ini bertujuan untuk menguraikan
informasi yang terkandung dalam teks dan mengidentifikasi
inti dari pembahasan yang ada. Dengan menggunakan
teknik-teknik analisis semantik dan statistik, Topics and
Keywords NLP dapat mengidentifikasi pola-pola kata yang
sering muncul dalam teks, mengelompokkan kata-kata yang
sering berhubungan, dan mengenali topik atau subjek yang
mendominasi dalam teks tersebut.
Dalam konteks pendidikan, aplikasi Topics and
Keywords dalam NLP memiliki potensi yang sangat
berguna. Misalnya, dalam analisis teks berbagai materi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
210
pembelajaran, makalah, atau literatur akademis, teknik ini
dapat membantu mengenali inti dari informasi yang
disajikan. Guru dan pendidik dapat menggunakan analisis
Topics and Keywords untuk memahami topik yang paling
relevan dan penting dalam materi pembelajaran, serta
mengidentifikasi kata kunci krusial yang perlu ditekankan
kepada siswa.
Selain itu, dalam konteks riset dan analisis kebijakan
pendidikan, aplikasi Topics and Keywords dalam NLP
dapat membantu mengidentifikasi tren dan fokus utama
dalam diskusi publik atau literatur akademis tentang isu-isu
pendidikan. Ini memungkinkan para peneliti untuk lebih
cepat dan akurat mengidentifikasi perkembangan terbaru,
perubahan pandangan, atau pergeseran fokus dalam
pembahasan pendidikan.
Dengan menggunakan Topics and Keywords NLP,
pendidikan dapat diuntungkan melalui pemahaman yang
lebih mendalam tentang esensi materi pembelajaran, analisis
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
211
trend dalam riset pendidikan, dan kemampuan untuk
merespons secara lebih adaptif terhadap perubahan dalam
diskusi pendidikan yang sedang berkembang.
6. Fungsi Chatbot
Fungsi Chatbot dalam Natural Language Processing
(NLP) membentuk salah satu penerapan penting dari
teknologi ini, terutama dalam konteks interaksi manusia-
komputer. Chatbot adalah suatu program komputer yang
menggunakan kemampuan NLP untuk berkomunikasi
dengan pengguna melalui bahasa manusia yang alami.
Dengan memanfaatkan algoritma pemrosesan bahasa alami,
chatbot dapat memahami input teks atau ucapan pengguna,
memproses nya, dan memberikan respon yang relevan.
Dalam konteks pendidikan, penggunaan chatbot dapat
memberikan dampak yang signifikan. Berikut beberapa
fungsi chatbot dalam konteks pendidikan:
a. Bantuan Pembelajaran Personal: Chatbot dapat
berfungsi sebagai asisten virtual yang membantu siswa
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
212
dalam memahami materi pelajaran. Siswa dapat
mengajukan pertanyaan atau permintaan bantuan terkait
materi yang sedang dipelajari, dan chatbot dapat
memberikan penjelasan, contoh, atau referensi yang
relevan. Hal ini dapat meningkatkan pengalaman
pembelajaran yang lebih personal dan adaptif.
b. Umpan Balik Instan: Dalam pengajaran online, chatbot
dapat memberikan umpan balik instan terhadap jawaban
atau pekerjaan siswa. Misalnya, dalam latihan
matematika, chatbot dapat mengevaluasi jawaban siswa
dan memberikan penjelasan jika jawaban tersebut salah.
Ini membantu siswa memahami kesalahan mereka dan
meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Navigasi Informasi: Chatbot dapat membantu siswa
mencari informasi yang relevan dalam berbagai topik.
Misalnya, siswa dapat bertanya tentang referensi buku,
artikel, atau sumber belajar lainnya, dan chatbot dapat
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
213
memberikan daftar sumber yang sesuai dengan
permintaan mereka.
d. Jadwal dan Pengingat: Chatbot dapat membantu siswa
mengatur jadwal pembelajaran, mengingatkan tentang
tenggat waktu tugas, dan memberikan pengingat terkait
acara-acara penting di lingkungan pendidikan.
e. Konseling dan Bimbingan: Chatbot dapat memberikan
dukungan konseling dan bimbingan bagi siswa terkait
pilihan karier, pemilihan mata kuliah, dan rencana
akademik.
Melalui pemanfaatan chatbot dalam pendidikan,
pengalaman pembelajaran dapat menjadi lebih interaktif,
personal, dan efisien. Namun, perlu diperhatikan bahwa
chatbot tidak menggantikan peran guru secara keseluruhan,
melainkan menjadi alat yang mendukung dan melengkapi
proses pembelajaran.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
214
7. Fungsi Penalaran Teks
Fungsi Penalaran Teks pada Natural Language
Processing (NLP) mengacu pada kemampuan sistem
komputer untuk menganalisis, memahami, dan
menyimpulkan makna dari teks bahasa manusia secara
kontekstual. Ini melibatkan kemampuan sistem untuk
mengidentifikasi pola linguistik, menghubungkan informasi
yang tersebar dalam teks, dan menghasilkan pemahaman
yang lebih dalam tentang pesan yang disampaikan oleh teks
tersebut.
Dalam konteks pendidikan, Fungsi Penalaran Teks
memiliki implikasi yang signifikan. Di era digital dan
pembelajaran online yang semakin berkembang,
penggunaan NLP dalam analisis dan penalaran teks dapat
membantu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Berikut
beberapa cara di mana Fungsi Penalaran Teks dapat
diterapkan dalam konteks pendidikan:
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
215
a. Evaluasi Materi Pembelajaran: Sistem NLP dapat
digunakan untuk menganalisis teks materi pembelajaran,
seperti buku teks atau artikel ilmiah. Dengan melakukan
analisis semantik, NLP dapat mengidentifikasi konsep
kunci, hubungan antara ide, dan kemungkinan kesulitan
dalam pemahaman siswa. Hasil analisis ini dapat
membantu guru dan pembuat kurikulum dalam
menyempurnakan materi pembelajaran agar lebih mudah
dipahami oleh siswa.
b. Umpan Balik Otomatis: Dalam pembelajaran online,
NLP dapat digunakan untuk memberikan umpan balik
otomatis kepada siswa dalam bentuk analisis teks.
Misalnya, dalam penulisan esai atau tugas tertulis, NLP
dapat menilai struktur kalimat, kejelasan ekspresi, dan
koherensi argumen. Hal ini memungkinkan guru
memberikan umpan balik yang lebih cepat dan konsisten
kepada siswa, membantu mereka dalam meningkatkan
keterampilan menulis.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
216
c. Pemahaman Isi Teks Beragam:** Dengan Fungsi
Penalaran Teks, NLP dapat membantu siswa memahami
teks beragam, termasuk teks yang lebih kompleks seperti
artikel penelitian. Sistem NLP dapat menganalisis
struktur teks, mengidentifikasi kata kunci, dan
menyajikan ringkasan yang memberikan inti pesan teks
tersebut. Ini dapat membantu siswa dalam mengatasi
tantangan memahami teks yang mungkin sulit bagi
mereka.
d. Analisis Sentimen dan Pandangan:** Dalam konteks
kajian sosial dan politik, NLP dapat digunakan untuk
menganalisis sentimen dan pandangan dalam teks,
seperti artikel berita atau posting media sosial. Dengan
melakukan analisis sentimen, NLP dapat membantu
siswa memahami persepsi dan pendapat masyarakat
terkait isu-isu tertentu, serta mengidentifikasi tren opini
yang berkembang.
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
217
Melalui Fungsi Penalaran Teks dalam NLP, pendidikan
dapat mengambil manfaat dari teknologi ini untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran, memberikan umpan
balik yang lebih baik kepada siswa, dan memfasilitasi
pemahaman yang lebih mendalam terhadap teks bahasa
manusia dalam berbagai konteks akademik.
8. Fungsi Fake News and Hate Speech Detection
Fungsi Deteksi Berita Palsu dan Ujaran Kebencian
pada Natural Language Processing (NLP) adalah aplikasi
yang penting dalam upaya mengatasi masalah informasi
palsu dan konten yang merugikan dalam lingkungan digital.
Deteksi berita palsu (fake news) melibatkan identifikasi dan
verifikasi kebenaran informasi yang tersebar di media sosial,
berita, dan platform online lainnya. Sementara itu, deteksi
ujaran kebencian (hate speech) melibatkan pengenalan dan
analisis teks yang mengandung konten diskriminatif,
merendahkan, atau merugikan kelompok tertentu.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
218
Dalam konteks pendidikan, penerapan fungsi deteksi
berita palsu dan ujaran kebencian dalam NLP memiliki
implikasi yang signifikan. Saat ini, banyak siswa
mendapatkan informasi melalui internet dan media sosial,
sehingga risiko paparan terhadap berita palsu dan ujaran
kebencian juga meningkat. Dengan memanfaatkan
teknologi deteksi ini, pendidik dapat membantu siswa
mengembangkan keterampilan kritis dalam memilih dan
menganalisis informasi yang mereka temui online.
Misalnya, sebagai seorang ahli kebijakan publik dengan
spesialisasi dalam kebijakan ekonomi dan politik, Anda
dapat melihat bagaimana penggunaan NLP dalam deteksi
berita palsu dapat memberikan kontribusi penting dalam
mengajarkan siswa tentang kredibilitas sumber informasi.
Anda dapat mengembangkan program pembelajaran yang
mengajarkan siswa cara mengidentifikasi ciri-ciri berita
palsu berdasarkan analisis bahasa, sintaksis, dan konteks.
Selain itu, deteksi ujaran kebencian juga dapat diintegrasikan
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
219
dalam upaya membangun pemahaman siswa tentang
pentingnya bahasa yang sensitif dan menghargai keragaman.
Dengan adopsi teknologi NLP untuk deteksi berita
palsu dan ujaran kebencian, pendidik dapat menciptakan
lingkungan pembelajaran yang lebih aman, beretika, dan
berwawasan. Melalui edukasi tentang penggunaan teknologi
ini, siswa dapat menjadi lebih cerdas dalam mengonsumsi
informasi, lebih bijak dalam berkomunikasi online, serta
lebih mampu berpartisipasi dalam dialog sosial yang sehat
dan produktif.
9. Fungsi Text-to-Data and vice-versa
Fungsi Text-to-Data dalam Natural Language
Processing (NLP) merujuk pada kemampuan untuk
mengubah teks yang bersifat naratif atau berbahasa manusia
menjadi format yang dapat diolah oleh komputer, yaitu data
struktural atau representasi numerik. Dalam konteks
pendidikan, fungsi ini memiliki implikasi yang signifikan.
Misalnya, ketika seorang guru ingin menganalisis berbagai
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
220
jawaban siswa terhadap pertanyaan open-ended dalam ujian,
NLP dapat membantu mengonversi teks jawaban tersebut
menjadi format yang dapat diolah lebih lanjut, seperti data
berbasis kategori atau skala.
Sebaliknya, fungsi Data-to-Text dalam NLP
melibatkan konversi data struktural atau representasi
numerik menjadi teks yang dapat dimengerti oleh manusia.
Dalam konteks pendidikan, ini dapat diaplikasikan pada
pelaporan hasil ujian atau evaluasi akademik. Sebagai
contoh, data nilai siswa yang terstruktur dalam bentuk tabel
atau angka dapat diubah menjadi laporan naratif yang
memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja siswa
dalam berbagai mata pelajaran.
Dalam hubungannya dengan pendidikan, Text-to-Data
dan Data-to-Text dalam NLP memberikan manfaat sebagai
berikut:
a. Pengembangan Materi Pembelajaran: Dalam menyusun
materi pembelajaran yang efektif, guru dapat
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
221
mengkonversi data akademik, seperti hasil ujian, menjadi
narasi yang memberikan wawasan kepada siswa tentang
area-area yang perlu ditingkatkan.
b. Pemantauan Proses Pembelajaran: NLP dapat
membantu dalam memantau kemajuan belajar siswa
dengan mengubah data evaluasi dan pencapaian siswa
menjadi laporan naratif yang membantu guru memahami
perkembangan individual dan kelompok.
c. Umpan Balik Personal: Dengan menerapkan NLP, guru
dapat dengan cepat menghasilkan umpan balik yang lebih
personal kepada siswa berdasarkan analisis data
akademik dan memberikan saran yang lebih terarah.
d. Penelitian dan Analisis Kebijakan: Dalam skala yang
lebih besar, aplikasi Text-to-Data dapat membantu
peneliti dan praktisi kebijakan untuk mengolah teks dari
berbagai sumber (seperti survei atau laporan) menjadi
data terstruktur yang dapat digunakan untuk analisis
kebijakan.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
222
e. Penilaian Otomatis: NLP dapat digunakan untuk
mengembangkan sistem penilaian otomatis di mana
jawaban siswa dalam bentuk teks diubah menjadi data
terstruktur untuk menghasilkan skor atau penilaian.
Melalui penggunaan fungsi Text-to-Data dan Data-to-
Text dalam NLP, dunia pendidikan dapat memanfaatkan
data secara lebih efektif untuk mendukung pengambilan
keputusan, memberikan umpan balik yang lebih baik, dan
merancang strategi pembelajaran yang lebih adaptif.
10. Fungsi Text Preprocessing
Fungsi Text Preprocessing dalam Natural Language
Processing (NLP) merujuk pada serangkaian langkah pra-
pemrosesan yang diterapkan pada teks sebelum analisis
lebih lanjut. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk
membersihkan, mengubah format, dan mengorganisir teks
agar lebih sesuai untuk analisis oleh algoritma NLP. Fungsi
Text Preprocessing memiliki peran yang sangat penting
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
223
dalam memastikan kualitas dan akurasi hasil analisis NLP,
serta meningkatkan efisiensi komputasional.
Dalam konteks pendidikan, Fungsi Text Preprocessing
dalam NLP memiliki implikasi yang signifikan. Ketika
diterapkan pada data teks di bidang pendidikan, proses ini
dapat membantu mengatasi beberapa tantangan yang
mungkin muncul. Misalnya, dalam analisis tanggapan siswa
terhadap materi pelajaran, teks yang diperoleh dari berbagai
sumber seperti tugas tulisan atau jawaban kuis sering kali
memiliki format dan struktur yang beragam. Dengan
menerapkan langkah-langkah preprocessing, teks tersebut
dapat dinormalisasi sehingga lebih mudah diolah dan
diinterpretasikan oleh algoritma NLP.
Selain itu, Fungsi Text Preprocessing juga berperan
dalam mengatasi masalah variasi kosakata dan struktur
bahasa yang mungkin terjadi dalam teks pendidikan. Guru
dan siswa dari berbagai latar belakang dapat menggunakan
kosakata yang berbeda dalam menyajikan informasi.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
224
Dengan menerapkan teknik preprocessing seperti stemming
atau lemmatization, variasi kata dapat disederhanakan ke
bentuk dasarnya, sehingga analisis NLP lebih akurat dan
komprehensif.
Dalam konteks analisis sentimen, di mana peneliti atau
pendidik ingin memahami persepsi siswa terhadap
pembelajaran atau lingkungan sekolah, Fungsi Text
Preprocessing juga dapat membantu menghilangkan tanda
baca, kata hubung, dan kata-kata umum yang tidak relevan.
Hal ini memungkinkan analisis sentimen yang lebih fokus
pada inti dari pesan yang disampaikan oleh siswa.
Secara keseluruhan, Fungsi Text Preprocessing dalam
NLP memiliki dampak yang kuat dalam mempersiapkan
data teks di bidang pendidikan agar dapat diolah dan
dianalisis dengan lebih efektif. Dengan menggunakan
langkah-langkah preprocessing yang tepat, institusi
pendidikan dapat mendapatkan wawasan berharga dari data
teks yang tersedia, memahami dinamika belajar mengajar,
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
225
dan merancang tindakan yang lebih terinformasi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan.
Tantangan dan Kendala dalam Mengadopsi NLP dalam
Pembelajaran
Natural Language Processing (NLP) telah membawa
perubahan mendasar dalam berbagai bidang, termasuk
pendidikan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan
NLP dalam pembelajaran juga menghadapi berbagai tantangan
yang perlu diatasi. Dalam tulisan ini, kita akan mengeksplorasi
beberapa tantangan yang muncul dalam penggunaan NLP
dalam konteks pembelajaran dan upaya-upaya untuk
menghadapinya.
1. Kekurangan Data yang Berkualitas
Salah satu tantangan utama dalam penerapan NLP
dalam pembelajaran adalah ketersediaan data yang
berkualitas. Algoritma NLP memerlukan data teks yang luas
dan beragam untuk mengenali pola dan makna. Namun,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
226
dalam konteks pendidikan, data teks sering kali terbatas dan
tidak sepenuhnya mewakili keragaman konten yang
dihasilkan oleh siswa dan pendidik. Kekurangan data
berkualitas dapat menghambat kemampuan NLP untuk
memberikan rekomendasi pembelajaran yang akurat dan
responsif.
2. Kesulitan Memahami Bahasa Manusia yang Kompleks
Meskipun NLP telah mengalami perkembangan pesat,
memahami bahasa manusia yang kompleks masih menjadi
tantangan. Bahasa manusia seringkali ambigu dan penuh
dengan nuansa, makna ganda, serta istilah khusus. Ini
membuat pemahaman konteks yang tepat menjadi sulit bagi
komputer. Terutama dalam lingkungan pendidikan di mana
bahasa sering kali kaya dengan konsep dan terminologi
khusus, NLP perlu diatasi hambatan dalam memahami
bahasa yang kompleks ini.
3. Kebutuhan Akan Personalisasi yang Lebih Dalam
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
227
Penerapan NLP dalam personalisasi pembelajaran
merupakan hal yang menarik, tetapi juga menantang. Setiap
siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, dan NLP harus
mampu memahami preferensi dan kemampuan belajar
individu. Tantangan ini melibatkan pengembangan
algoritma yang dapat mengidentifikasi pola belajar dengan
presisi tinggi, serta menghasilkan rekomendasi yang sesuai
dengan karakteristik unik setiap siswa.
4. Kekhawatiran Privasi dan Etika
Dalam pengumpulan dan analisis data teks siswa,
terutama dalam konteks pendidikan daring, timbul
kekhawatiran tentang privasi dan etika. Penggunaan NLP
dalam memantau perilaku belajar atau mengumpulkan data
tentang siswa dapat mengintensifkan masalah privasi.
Pertanyaan etis juga muncul tentang bagaimana data ini akan
digunakan dan disimpan. Perlindungan data siswa menjadi
hal penting yang perlu diatasi untuk memastikan bahwa
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
228
penerapan NLP dalam pembelajaran tetap bermanfaat
tanpa mengorbankan privasi individu.
5. Kesesuaian Konteks Budaya
Dalam konteks pendidikan global, tantangan lain
adalah kesesuaian konteks budaya. NLP sering kali
diujicobakan dan dikembangkan dalam bahasa-bahasa yang
lebih umum digunakan, seperti bahasa Inggris. Namun,
dalam lingkungan di mana bahasa atau budaya lokal
memainkan peran penting dalam pembelajaran, NLP harus
mampu beradaptasi dan memahami nuansa budaya yang
mungkin tidak terwakili dalam korpus data utama.
6. Pengenalan Slang dan Bahasa Informal
Pemahaman NLP terhadap slang, bahasa informal, dan
idiom tertentu dalam bahasa manusia juga merupakan
tantangan. Siswa sering menggunakan bahasa informal
dalam komunikasi, terutama di platform digital. Pengenalan
dan pemahaman terhadap bahasa ini memerlukan
pengembangan algoritma yang mampu memahami konteks
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
229
dan makna yang lebih luas di balik penggunaan bahasa
informal ini.
7. Kesulitan dalam Menangkap Konteks Konten
Pembelajaran
Pada akhirnya, NLP harus dapat memahami konteks
khusus dari konten pembelajaran. Setiap mata pelajaran
memiliki terminologi dan konsep yang unik, dan NLP harus
mampu mengenali dan menginterpretasi istilah-istilah ini.
Tantangan ini melibatkan pembangunan model NLP yang
dapat beradaptasi dengan konteks pembelajaran yang
beragam.
Peluang Penggunaan Natural Language Processing
(NLP) dalam Pembelajaran
Dalam era digital yang semakin berkembang, teknologi
telah membawa dampak yang signifikan dalam berbagai aspek
kehidupan, termasuk pendidikan. Salah satu teknologi yang
mengemuka sebagai peluang besar dalam pembelajaran adalah
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
230
Natural Language Processing (NLP). Dalam tulisan ini, kita
akan menjelajahi peluang-peluang yang dimiliki oleh
penggunaan NLP dalam pembelajaran, serta bagaimana
teknologi ini dapat membentuk masa depan pendidikan yang
lebih cerdas, interaktif, dan inklusif.
1. Personalisasi Pembelajaran yang Lebih Dalam
Salah satu peluang utama yang dibawa oleh NLP dalam
pembelajaran adalah personalisasi yang lebih dalam. Dalam
kelas yang besar, sulit bagi pendidik untuk memberikan
perhatian individual kepada setiap siswa. Namun, dengan
bantuan NLP, sistem pembelajaran dapat menganalisis
perilaku belajar dan preferensi siswa secara real-time. Ini
memungkinkan pendidik untuk memberikan rekomendasi
materi yang sesuai dengan gaya belajar dan kebutuhan
masing-masing siswa. Personalisasi ini tidak hanya
meningkatkan efektivitas pembelajaran, tetapi juga
membantu siswa merasa dihargai dan diperhatikan.
2. Pengembangan Chatbot Pendidikan yang Interaktif
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
231
Chatbot berbasis NLP memiliki potensi besar untuk
merampingkan komunikasi antara siswa dan sistem
pembelajaran. Siswa dapat mengajukan pertanyaan dan
mendapatkan jawaban instan, yang membantu mengatasi
hambatan dalam pemahaman materi. Chatbot pendidikan
dapat membantu dalam menjawab pertanyaan umum,
memberikan penjelasan tambahan, serta mengarahkan siswa
pada sumber daya yang relevan. Ini menciptakan
pengalaman belajar yang lebih interaktif dan mendukung,
bahkan di luar lingkungan kelas fisik.
3. Analisis Pemahaman Siswa yang Mendalam
NLP juga membawa peluang untuk menganalisis
pemahaman siswa dengan lebih mendalam. Dengan
menganalisis tugas tulisan, tanggapan diskusi, dan jawaban
ujian, sistem NLP dapat mengukur tingkat pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran. Ini membantu
pendidik dalam mengidentifikasi area yang memerlukan
perhatian lebih lanjut, serta memberikan umpan balik yang
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
232
lebih terperinci kepada siswa. Analisis pemahaman ini
menjadi dasar bagi pengembangan strategi pembelajaran
yang lebih efektif.
4. Evaluasi dan Umpan Balik Otomatis
Penggunaan NLP juga membuka peluang untuk
evaluasi dan umpan balik yang lebih cepat dan efisien.
Pemberian tugas tulisan atau ujian seringkali memerlukan
waktu yang cukup lama bagi pendidik untuk menilai dan
memberikan umpan balik. Namun, dengan bantuan NLP,
tugas-tugas ini dapat dievaluasi secara otomatis. Algoritma
NLP dapat mengidentifikasi aspek yang perlu diperbaiki dan
memberikan umpan balik yang tepat waktu kepada siswa.
Ini memberikan keuntungan dalam mengoptimalkan proses
evaluasi dan memberikan umpan balik yang responsif.
5. Akses Global Terhadap Materi Pembelajaran
Pengenalan NLP dalam penerjemahan otomatis
memiliki potensi untuk mengatasi hambatan bahasa dan
membuka akses global terhadap materi pembelajaran.
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
233
Materi dari berbagai bahasa dapat diterjemahkan secara
otomatis, memungkinkan siswa di seluruh dunia untuk
mengakses pengetahuan yang relevan dalam bahasa mereka
sendiri. Ini memperluas cakupan dan dampak pendidikan,
serta menciptakan peluang kolaborasi lintas budaya.
6. Pengembangan Kurikulum yang Responsif
NLP juga membuka peluang dalam pengembangan
kurikulum yang responsif. Dengan menganalisis data
perilaku belajar siswa, sistem NLP dapat mengidentifikasi
tren pembelajaran dan memahami area yang paling
menantang bagi siswa. Hal ini membantu pendidik dalam
menyesuaikan kurikulum untuk mengatasi kebutuhan siswa
secara lebih efektif. Kurikulum yang responsif membawa
pengalaman pembelajaran yang lebih relevan dan
membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka.
7. Peningkatan Kualitas Materi Pembelajaran
Dalam menghadapi jumlah informasi yang melimpah,
penggunaan NLP dalam analisis teks juga dapat membantu
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
234
dalam peningkatan kualitas materi pembelajaran. Algoritma
NLP dapat menganalisis teks dari berbagai sumber,
termasuk buku teks, artikel, dan sumber online. Ini
membantu pendidik dalam mengidentifikasi materi
pembelajaran yang paling relevan, akurat, dan mutakhir.
Dengan demikian, NLP berkontribusi dalam
mengoptimalkan sumber daya pembelajaran yang tersedia.
Penutup
Dalam sub bab ini, kita telah menjelajahi berbagai
konsep dasar Natural Language Processing (NLP) dan
bagaimana teknologi ini dapat merubah paradigma
pembelajaran. Sebagai seorang ahli kebijakan publik yang
memiliki spesialisasi dalam ekonomi digital, politik, manajemen
publik, dan media sosial, pemahaman Anda tentang NLP
memberikan wawasan yang penting tentang potensi aplikasi
dalam konteks pendidikan.
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
235
NLP telah membawa revolusi dalam cara kita
memahami dan berinteraksi dengan bahasa manusia. Konsep-
konsep seperti pemrosesan teks, pemahaman sintaksis dan
semantik, analisis sentimen, serta penerjemahan otomatis
memberikan fondasi teknis yang kuat bagi solusi-solusi inovatif
dalam pembelajaran.
Dalam era pembelajaran yang semakin terhubung dan
digital, penerapan NLP membuka pintu bagi pembelajaran
yang lebih adaptif, personal, dan inklusif. Dengan kemampuan
untuk menganalisis perilaku belajar, menyediakan umpan balik
yang tepat waktu, dan memfasilitasi akses global terhadap
pengetahuan, teknologi ini membentuk fondasi untuk masa
depan pendidikan yang lebih cerdas dan berpusat pada siswa.
Dalam bab-bab selanjutnya, kita akan melangkah lebih
jauh dan menggali studi kasus konkret tentang bagaimana NLP
telah diterapkan dalam berbagai konteks pendidikan. Dari
pembelajaran daring hingga pembelajaran adaptif, kita akan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
236
menggali potensi penuh teknologi ini dalam membentuk masa
depan pendidikan yang inovatif dan berkelanjutan.
Dengan pemahaman Anda tentang konsep dasar NLP,
Anda memiliki pondasi yang kuat untuk memahami aplikasi
teknologi ini dalam perumusan kebijakan pendidikan,
pengembangan kurikulum yang responsif, dan meningkatkan
kualitas pembelajaran secara keseluruhan. Teruslah menjelajahi
dan menerapkan pengetahuan ini dalam upaya Anda untuk
membentuk masa depan pendidikan yang lebih baik.
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
237
Referensi
Chiusano, F. (2022, January 30). Two minutes NLP - 33
important NLP tasks explained. Medium.
https://medium.com/nlplanet/two-minutes-nlp-33-
important-nlp-tasks-explained-31e2caad2b1b
Maritsa, A., Salsabila, U. H., Wafiq, M., Anindya, P. R.,
& Ma’shum, M. A. (2021). Pengaruh teknologi dalam dunia
pendidikan. Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian Dan Kajian
Sosial Keagamaan, 18(2), 91-100.
Rumaisa, F., Puspitarani, Y., Rosita, A., Zakiah, A., &
Violina, S. (2021). Penerapan Natural Language Processing
(NLP) di bidang pendidikan. Jurnal Inovasi Masyarakat, 1(3),
232-235.
Sulistyo, D., Ahda, F., & Fitria, V. A. (2021).
Epistomologi dalam Natural Language Processing. Jurnal
Inovasi Teknologi dan Edukasi Teknik (JITET), 1(9), 652-664.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
238
Tentang penulis
Ahmad Abdullah Zawawi, S.Pd
Ahmad Abdullah Zawawi saat ini sedang mengejar gelar S2 dalam
bidang Educational Leadership and Management di The University
of Sydney. Ia memiliki minat mendalam dalam dunia pendidikan dan
kepemimpinan, yang mendorongnya untuk mengejar pendidikan
lanjutan dalam bidang ini. Sebelum memulai studinya di University of
Sydney, Ahmad telah aktif di dunia pendidikan. Ia memiliki
pengalaman aktif di beberapa organisasi pendidikan dan juga LSM
pendidikan. Dia pernah melakukan pemberdayaan pendidikan di
beberapa pelosok desa dan daerah terluar Indonesia.
239
PENGGUNAAN
RECOMENDATION
SYSTEM DALAM
MANAJEMEN
PENDIDIKAN
Mahmudi, S.Pd.I., M.Pd.I
Universitas Nahdlatul Ulama Lampung
Pendahuluan
Defenisi Perpustakaan Menurut Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, perpustakaan
adalah institusi pengelola karya tulis, karya cetak, dan/atau
BAB IX
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
240
karya rekam secara professional dengan sistem yang baku
guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi, rekreasi para pemustaka.
Adapun defenisi perpustakaan menurut para ahli
adalah suatu unit kerja dari satu badan atau lembaga tertentu
yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku
maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur
secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat
digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.
Sistem Rekomendasi
Sistem rekomendasi adalah suatu sistem yang
dirancang untuk memprediksi suatu item yang sesuai dengan
minat user, yang mana item tersebut akan direkomendasikan
pada user (Sanjung, 2011). Prediksi informasi minat pengguna
dapat diperoleh berdasarkan pola aksi prilaku pengguna atau
sering dikatakan sebagai profil pengguna. Salah satu cara yang
dilakukan untuk membentuk suatu profil pengguna adalah,
Mahmudi, S.Pd.I., M.Pd.I
241
misanya ketika pengguna melakukan transaksi peminjaman
maka data peminjaman ini akan disimpan sebagai profil
pengguna.
Berdasarkan profil pengguna yang telah terbentuk
akan diketahui minat buku yang disukai oleh pengguna. Pada
sistem rekomendasi, terdapat beberapa item yang akan
disaring untuk direkomendasikan kepada pengguna
berdasarkan profil pengguna, skala rating, daln lain-lain
sehingga menghasilkan beberapa item yang direkomendasikan
kepada pengguna. Saat ini telah sistem yang mengadopsi
sistem rekomendasi pada penerapannya. Seperti halnya pada
sosial media (twitter, facebook), youtube.com, amazon.com
dan lain-lain.
Sistem rekomendasi merupakan suatu aplikasi yang
digunakan untuk memberikan rekomendasi item dalam
membuat suatu keputusan yang diinginkan pengguna. Sistem
rekomendasi juga disebut sebagai mesin rekomendasi yang
dapat membantu dalam membuat saran kepada pelanggan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
242
berdasarkan data yang tersedia, dengan menganalisis apa yang
mungkin diminati pengguna (Rymmai & JS, 2017). Terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan sistem
dalam memberikan rekomendasi kepada pengguna, seperti
perilaku pengguna, deskripsi item, hingga preferensi dan
kebiasaan dari sekelompok pengguna yang memiliki
kemiripan dalam menilai suatu item. Sistem rekomendasi telah
menjadi alat yang efektif untuk menyaring informasi. Dalam
arti lain, sistem rekomendasi menekankan pada karakteristik
penyaringan informasi. Yaitu, menyaring produk yang
mungkin menarik bagi pengguna (Shao, Li, & Bian, 2020).
Sistem rekomendasi telah digunakan oleh banyak
perusahaan di dunia, seperti Amazon, Netflix, hingga
YouTube yang telah banyak digunakan oleh para pengguna di
internet. Sistem rekomendasi membantu pengguna untuk
menemukan dan memilih item (seperti buku, film, restoran)
dari banyak koleksi yang tersedia di website atau dari sumber
informasi elektronik lainnya. Di antara banyak dari
Mahmudi, S.Pd.I., M.Pd.I
243
sekumpulan item dan deskripsi, sistem rekomendasi
menyediakan kepada pengguna sebuah set item yang sesuai
dengan kebutuhan pengguna (G, M, C, & D, 2018). Sistem
rekomendasi terus mengalami perkembangan dan secara
umum dibagi menjadi tiga kategori metode yang dapat
digunakan dengan fungsi yang berbeda (Zhang, Yao, Sun, &
Tay, 2018).
Pertama yaitu content based, kedua collaborative
filtering, dan yang ketiga yaitu hybrid recommender system.
Content based filtering memberikan rekomendasi
berdasarkan pada perbandingan antar item dan informasi
tambahan lainnya. Beragam informasi tambahan seperti teks,
gambar, dan video dapat diperhitungkan. Collaborative
filtering merupakan sebuah sistem rekomendasi yang belajar
dari interaksi historis item pengguna, baik eksplisit (misalnya
peringkat dari pengguna sebelumnya) atau masukan implisit
(misalnya riwayat penelusuran). Model hybrid recommender
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
244
system merupakan gabungan dari kedua model sistem
rekomendasi content based dan collaborative filtering.
Metode Dalam Sistem Rekomendasi
Dalam sistem rekomendasi terdapat tiga bentuk
metode yang digunakan dalam pembangkitan rekomendasi.
Metode terebut adalah Content-based, Collaboratif Filtering,
dan Hybrid Recomender system.
1. Content Based Recommender System. Metode content
based membuat rekomendasi dengan menganalisa
deskripsi setiap item untuk mengidentifikasi item mana
yang mempunyai hubungan ketertarikan khusus dari
seorang user. Deskripsi ketertarikan user diperoleh dari
profil user yang didasarkan atas penilaian menarik atau
tidaknya suatu item yang ada pada recommender system
ini (Pazzani dan Billsus, 2007).
2. Collaborative Filtering Recommender System.
Pendekatan collaborative filtering merekomendasikan
Mahmudi, S.Pd.I., M.Pd.I
245
item kepada user berdasarkan korelasi antara rating user
yang berbeda terhadap item atau transaksi user di dalam
sistem. Sementara user merating item, sistem akan
menggunakan data rating user tertentu untuk melakukan
perhitungan prediksi dan memberikan rekomendasi item
yang belum pernah dirating oleh user tersebut (Leben,
2010).
3. Hybrid Recommender System. Secara umum pendekatan
hybrid recommendations adalah dengan menggabungkan
lebih dari satu metode yang ada pada recommender
system, kombinasi yang ada pada teknik ini misalnya
dengan menggabungkan metode content based dengan
collaborative filtering (Leimstoll dan Stormer, 2007).
Collaborative Filtering
Collaborative filtering merupakan proses penyaringan
atau pengevaluasian item menggunakan opini orang lain
(Schafer dkk, 2007). Pada prosesnya metode Collaborative
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
246
filtering melakukan penyaringan data berdasarkan tingkah
laku karakteristik pengguna sehingga dapat memberikan
informasi yang baru kepada pengguna lainnya karna system
memberikan informasi berdasarkan pola satu kelompok
pengguna yang hampir sama.
Berikut merupakan skema dari Colaboratif Filtering
dalam pemberian rekomendasi kepada user aktif.
Gambar 1 Skema Collaborative Filtering
Dalam skenario CF terdapat daftar pengguna m user
U = {u1, u2,…, um} dan daftar item I = {p1, p2,…, pn}.
Setiap ui user mengekspresikan pendapatnya tentang daftar
item miliknya. Kumpulan set dari pendapat itu disebut
Mahmudi, S.Pd.I., M.Pd.I
247
dengan rating dari user ui dan dilambangkan dengan Iui.
Setelah sistem ini menentukan ketetanggaan terdekat, maka
sistem akan merepresentasikan item yang mungkin disukai
user dalam dua bentuk (Sarwar dkk, 2001), yaitu:
a. Prediksi, merupakan nilai numerik dimana Pa,j adalah nilai
prediksi rating item j yang mungkin disukai oleh active
user (Ua). Nilai prediksi ini digunakan dengan skala yang
sama dengan nilai yang disediakan (misalnya, dari skala 1
sampai 5).
b. Rekomendasi adalah daftar N item yang mungkin akan
disukai oleh user Ua. Daftar yang direkomendasikan
biasanya terdiri dari item yang belum pernah dibeli atau
dirating oleh active user. Output dari algoritma CF ini juga
dikenal sebagai Top-N Recommendation.
Gambar 1 menunjukkan diagram skema dari proses
collaborative filtering. Algoritma CF merepresentasikan
seluruh m x n user-item sebagai matriks rating dimana setiap
entri merupakan nilai rating dari user untuk setiap item.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
248
Active user (Ua) pada skema ini merupakan user yang akan
dicari item yang mungkin disukainya dengan menggunakan
algoritma CF (Sarwar dkk, 2001).
Algoritma Collaborative Filtering
Menurut teori dan penggunaannya Schafer membagi
algoritma collaborative filetering ke dalam dua kelas yang
berbeda yaitu dengan menggunakan algoritma probabilistik
dan non probabilistik. Suatu algoritma dianggap probabilistik
bila algoritma tersebut berdasarkan model probabilistik.
Algoritma tersebut menggunakan opini orang lain (Schafer
dkk, 2007). Model peratingan dalam sistem rekomendasi
berbasis Collaboratif Filtering ini memiliki dua bentuk yaitu:
1. User-based Collaboratif Filtering
Model User-based collaborative filtering mengasumsikan
bahwa cara yang baik untuk menemukan item yang
menarik bagi user tertentu adalah dengan mencari user lain
yang memiliki minat yang sama. Jadi, pada awalnya user-
Mahmudi, S.Pd.I., M.Pd.I
249
based CF mencoba untuk menemukan user neighbor
berdasarkan pada user similarity dan kemudian setiap nilai
rating dari user neighbor akan dijadikan bahan
rekomendasi bagi user aktif.
2. Item-based Filtering
Pada model Item-based collaborative filtering memiliki
skema yang hampir sama dengan user-based, jika
sebelumnya user-based yang dicari adalah korelasi antara
user, maka pada item-based collaborative filtering korelasi
yang dicari adalah antar item yang disukai oleh user
kemudian item yang berkorelasi tersebut
direkomendasikan terhadap sejumlah user lainnya (Gong,
2010).
User-based Collaborative Filtering
User-based nearest neighbour algorithm
menggunakan teknik statistika untuk menemukan
sekumpulan pengguna, dikenal sebagai tetangga (neighbour),
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
250
II-5 yang memiliki sejarah setuju dengan pengguna yang
menjadi sasaran. Setelah sekumpulan tetangga terbentuk,
sistem menggunakan algoritma yang berbeda untuk
menggabungkan kesukaan neighbours untuk menghasilkan
prediksi atau rekomendasi N-teratas untuk user aktif. (Sarwar
dkk, 2001).
Pada pendekatan user based collaborative filtering
sistem memberikan rekomendasi kepada user item-item yang
disukai atau dirating oleh user-user lain yang memiliki banyak
kemiripan dengannya. Misalnya, user a menyukai atau
merating item 1, 2 dan 3, kemudian user b menyukai item 1, 2
dan 4 maka sistem akan merekomedasikan item3 kepada user
b dan item 4 kepada user a.
Kelebihan dari pendekantan user based collaborative
filtering adalah dapat menghasilkan rekomendasi yang
berkualitas baik.
Mahmudi, S.Pd.I., M.Pd.I
251
Penemuan Similar User
Tahap ini merupakan tahap untuk mencari user yang
memiliki kesamaan minat. Setiap user yang pernah merating
item akan dibandingkan dengan user lain yang belum pernah
merating item. Hasil dari tahapan ini adalah nilai similarity
(kemiripan) yang menggambarkan seberapa mirip suatu user
dengan user lain. Terdapat beberapa Algoritma untuk
menemukan similar user, yaitu: Cosine-based Similarity,
Adjusted-cossine similarity, dan Correlation-based Similarity
(Sarwar, 2001).
1. Algoritma Cosine-based Similarity
Pada kasus ini dua item dianggap sebagai 2 vektor.
Kesamaan antara 2 item ini diukur dengan menghitung
kosinus dari sudut antara 2 vektor item. Item dibandingkan
misalnya u dan v, dianggap sebagai sebuah vektor baris
dengan anggotanya adalah nilai rating yang diberikan
terhadap kedua item tersebut. Dua vektor dikatakan sama
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
252
jika membentuk sudut 0o atau nilai kosinusnya 1. (Wiranto,
2010).
2. Algoritma Adjusted-cossine similarity
Persamaan adjusted cosine similarity dapat digunakan
untuk menghitung nilai kemiripan antar user. Perhitungan
kemiripan ini merupakan modifikasi dari perhitungan
kemiripan berbasis vektor dimana dengan melihat fakta
bahwa setiap item di rating dengan skema rating yang
berbeda-beda. Terkadang user memberi rating yang tinggi
terhadap item a disisi lain user memberi rating yang sangat
rendah pada item b. Maka dari itu untuk setiap rating
dikurangi dengan rata-rata rating yang diberikan user.
3. Algoritma Pearson correlation Similarity
Pada algoritma ini kemiripan antara dua user a dan b
diukur dengan menghitung korelasi Pearson-r correlation.
Agar perhitungan korelasi yang diperoleh akurat, terlebih
dahulu dilakukan pemisahan terhadap co-rated user ( user-
Mahmudi, S.Pd.I., M.Pd.I
253
user yang kedua user a dan b merating suatu item yang
sama).
Pembangkitan Rekomendasi
Berdasarkan nilai similarity antar user, maka langkah
selanjutnya adalah proses perhitungan prediksi. Proses
prediksi yang dilakukan adalah dengan memperkirakan nilai
rating dari item terhadap seorang user yang belum pernah me-
rating item tersebut. Algoritma yang dapat digunakan untuk
mendapatkan prediksi dari suatu user yaitu algoritma weighted
sum dan Algoritma Regression (Sarwar, 2001). Berikut
merupakan penjelasan kedua algoritma tersebut.
1. Algoritma weighted sum
Algoritma ini mendapatkan nilai prediksi dengan
menghitung total rating pada item yang diberikan oleh user
yang mirip dengan user yang ingin diprediksi. Teknik ini
memprediksi user a untuk item i dengan menghitung
jumlah rating item yang diberikan oleh user yang
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
254
berkorelasi dengan user a. Setiap rating yang diberikan item
pada user yang berkorelasi dengan user i akan dikalikan
dengan nilai kemiripannya.
2. Algoritma Regression
Pendekatan ini mirip dengan metode weighted sum
tapi metode ini tidak langsung menggunakan rating dari
item yang mirip melainkan menggunakan penaksiran rating
berdasarkan model regresi.
Mahmudi, S.Pd.I., M.Pd.I
255
Referensi
Rymmai, R. G., & JS, S. (2017). Book Recommendation
Using Cosine Similarity. International Journal of Advanced
Research in Computer Science, 276-281.
Shao, B., Li, X., & Bian, G. (2020). A survey of research
hotspots and frontier trends of recommendation systems from
the perspective of knowledge graph. Expert Systems with
Applications, 1-20.
G, G., M, S., C, F., & D, S. (2018). A Hybrid Approach
using Collaborative filtering and Content based Filtering for
Recommender System. National Conference on Mathematical
Techniques and its Applications (NCMTA 18), 1-7.
Zhang, S., Yao, L., Sun, A., & Tay, Y. (2018). Deep Learning
based Recommender System: A Survey and New Perspectives.
ACM Computing Surveys, 1-35.
Saurkar, A. V., Pathare, K. G., & Gode, S. A. (2018). An
Overview On Web Scraping Techniques And Tools.
International Journal on Future Revolution in Computer Science
& Communication Engineering, 363-367.
Witanto, J. (2018). Minat Baca Yang Sangat Rendah.
Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, 1-13.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
256
Tentang Penulis
Mahmudi, S.Pd.I, M.Pd.I.
Mahmudi, S.Pd.I, M.Pd.I. (Lahir di Pagar Alam, Sumatra
Selatan, 20 Desember 1989) adalah seorang Dosen Non PNS dibidang
Pendidikan Agama Islam di Prodi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Nahdlatul Ulama Lampung dan di amanahi
sebagai Kepala Lembaga Keagamaan dimana ia mengapdikan diri.
Mahmudi juga merupakan seorang mahasiswa aktif Program Doktor
Pascasarjana di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
mengambil Prodi Studi Islam konsentrasi Studi Islam dan juga menulis
Jurnal di terbitkan di jurnal Nasional maupun Internasional.
257
PENGEMBANGAN
TEKNOLOGI COMPUTER
VISION PADA
PELAYANAN
PENGAJARAN
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
Universitas Multimedia Nusantara
Pendahuluan
Dalam era perubahan cepat didorong oleh
perkembangan teknologi, pendidikan menjadi salah satu
bidang yang mengalami transformasi yang signifikan.
BAB X
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
258
Pengenalan teknologi komputer dan kecerdasan buatan,
seperti Computer Vision, telah membuka peluang baru untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kualitas dalam layanan
pendidikan. Bab ini akan membahas secara mendalam
perkembangan teknologi Computer Vision dalam konteks
pelayanan pengajaran, menyoroti potensi, aplikasi, tantangan,
dan implikasi etis yang melekat.
Dalam dekade terakhir, kemajuan dalam bidang
Computer Vision telah mengubah cara kita berinteraksi
dengan dunia visual di sekitar kita. Dari pengenalan objek
hingga analisis citra kompleks, komputer kini memiliki
kemampuan untuk "melihat" dan "memahami" dunia visual
dengan tingkat detail yang sebelumnya sulit dicapai (Szeliski
2022). Dalam konteks pendidikan, penerapan teknologi ini
dapat menghadirkan solusi untuk meningkatkan proses
belajar-mengajar.
Salah satu aspek penting dalam pelayanan pengajaran
adalah pemahaman tentang respons dan kebutuhan siswa.
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
259
Melalui pengembangan teknologi Computer Vision, kita
dapat menciptakan sistem yang mampu mendeteksi dan
menganalisis ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan tingkat
keterlibatan siswa selama pelajaran. Informasi ini dapat
memberikan wawasan berharga kepada pengajar untuk
menyesuaikan pendekatan mereka, memastikan bahwa materi
pembelajaran disampaikan dengan efektif dan sesuai dengan
kebutuhan individual siswa. Tidak hanya itu, aplikasi
Computer Vision juga dapat mempermudah administrasi
pendidikan. Sistem otomatisasi dapat mengelola absensi
siswa, menganalisis partisipasi dalam aktivitas akademis, dan
bahkan mengidentifikasi potensi masalah seperti kehadiran
yang rendah atau perilaku yang tidak biasa (Ngoc Anh et al.
2019). Dengan demikian, pengajar dan administrasi sekolah
dapat lebih fokus pada upaya untuk meningkatkan
pengalaman belajar dan memberikan dukungan yang
dibutuhkan oleh siswa. Namun, perlu diingat bahwa
pengembangan teknologi Computer Vision juga menghadapi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
260
beberapa tantangan penting. Isu privasi dan etika muncul
ketika kita berbicara tentang pengumpulan dan analisis data
visual individu. Dalam bab ini, akan dilakukan analisis pada
berbagai aspek secara lebih mendalam, memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana teknologi
Computer Vision dapat diterapkan dengan bijak dalam
konteks pelayanan pengajaran.
Dengan menggabungkan potensi inovatif dengan
pertimbangan etika yang matang, pengembangan teknologi
Computer Vision dalam pelayanan pengajaran memiliki
potensi menghasilkan perubahan positif yang signifikan dalam
pendidikan.
Computer Vision dalam Pendidikan dan Pengajaran
Computer Vision, sebagai cabang penting dari
kecerdasan buatan, telah memainkan peran yang semakin
signifikan dalam dunia pendidikan dan pengajaran (Bebis,
Egbert, and Shah 2003). Dengan kemampuannya untuk
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
261
memahami dan menganalisis dunia visual, teknologi ini telah
membawa inovasi yang menarik dalam cara kita mengakses,
mengelola, dan meningkatkan proses pembelajaran. Salah satu
peran utama Computer Vision dalam pendidikan adalah
dalam memfasilitasi pengenalan karakter tulisan tangan.
Sistem Computer Vision canggih dapat dengan akurat
mengenali karakter tulisan tangan siswa dalam ujian atau
tugas, mengubahnya menjadi teks digital yang dapat dinilai
secara otomatis. Hal ini dapat membantu menghemat waktu
bagi guru dan mengurangi kesalahan penilaian manusia. Selain
itu, teknologi ini memungkinkan adopsi pembelajaran
berbasis visual yang lebih interaktif dan mendalam.
Aplikasi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality
(VR) yang didukung oleh Computer Vision memungkinkan
siswa untuk berinteraksi langsung dengan objek tiga dimensi,
menjelajahi lingkungan simulasi, atau menjalani pengalaman
belajar yang imersif (Semerikov et al. 2021). Meningkatkan
keterlibatan siswa dan membantu mereka memahami konsep
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
262
secara lebih baik. Peran lainnya adalah dalam analisis respons
emosional siswa selama pembelajaran. Dengan menganalisis
ekspresi wajah dan perilaku siswa, Computer Vision dapat
memberikan wawasan tentang tingkat keterlibatan dan minat
mereka terhadap materi. Informasi ini dapat membantu guru
mengadaptasi metode pengajaran mereka untuk memenuhi
kebutuhan dan preferensi siswa. Tidak hanya itu, teknologi ini
juga dapat mendeteksi kehadiran siswa di kelas dan
menganalisis interaksi mereka selama kegiatan pembelajaran.
Ini membantu guru dalam memantau tingkat partisipasi dan
interaksi sosial siswa, yang pada gilirannya dapat membantu
dalam merancang strategi pengajaran yang lebih efektif.
Dengan demikian, peran Computer Vision dalam
pendidikan dan pengajaran tidak hanya mengubah cara kita
mengajar dan belajar, tetapi juga membuka pintu menuju
pengalaman pembelajaran yang lebih dinamis, adaptif, dan
mendalam. Dengan terus berkembangnya teknologi ini, kita
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
263
dapat mengharapkan lebih banyak inovasi yang mengubah
lanskap pendidikan di masa depan.
Integrasi teknologi computer vision dalam pendidikan
menawarkan potensi besar untuk meningkatkan pengalaman
belajar dan pengajaran. Namun, seperti halnya dengan banyak
inovasi teknologi, ada juga tantangan dan hambatan yang
perlu diatasi agar implementasinya berhasil. Berikut adalah
beberapa tantangan dan hambatan yang mungkin muncul
dalam mengintegrasikan teknologi computer vision dalam
pendidikan:
1. Ketersediaan Infrastruktur:
Integrasi teknologi computer vision mungkin memerlukan
perangkat keras dan infrastruktur khusus, seperti kamera,
sensor, perangkat lunak analisis gambar, dan jaringan
internet yang stabil. Tidak semua lembaga pendidikan
mungkin memiliki sumber daya ini, terutama di daerah
yang kurang berkembang.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
264
2. Biaya:
Penerapan teknologi computer vision sering kali
melibatkan biaya tinggi dalam hal perangkat keras,
perangkat lunak, pelatihan, dan pemeliharaan. Biaya ini bisa
menjadi hambatan bagi lembaga pendidikan dengan
anggaran terbatas.
3. Kehandalan Teknologi:
Teknologi computer vision masih terus berkembang, dan
mungkin tidak selalu memberikan hasil yang konsisten atau
akurat. Kesalahan dalam analisis gambar atau identifikasi
objek dapat mengarah pada kesalahan dalam pembelajaran.
4. Privasi dan Keamanan Data: Penggunaan teknologi
computer vision dalam pendidikan dapat menimbulkan
masalah privasi, terutama ketika berhubungan dengan
pemantauan siswa atau pengumpulan data gambar.
Perlindungan data pribadi dan keamanan informasi
menjadi perhatian penting.
5. Pelatihan dan Keterampilan Guru:
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
265
Guru dan tenaga pendidik mungkin memerlukan pelatihan
tambahan untuk memahami dan mengoperasikan
teknologi computer vision. Tidak semua guru memiliki
latar belakang teknologi yang memadai untuk
mengoptimalkan potensi teknologi ini dalam
pembelajaran.
6. Konten yang Relevan:
Mengembangkan aplikasi computer vision yang tepat dan
relevan untuk pendidikan memerlukan pemahaman yang
mendalam tentang kebutuhan belajar dan kurikulum.
Konten yang dirancang dengan baik harus mendukung
tujuan pembelajaran dan meningkatkan pemahaman siswa.
7. Kesetaraan Akses:
Ada risiko bahwa integrasi teknologi computer vision
dapat meningkatkan kesenjangan akses antara siswa yang
memiliki akses terhadap perangkat dan konektivitas
internet dengan siswa yang tidak memiliki akses tersebut.
8. Interaksi Manusia dan Teknologi:
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
266
Terlalu banyak ketergantungan pada teknologi computer
vision dapat mengurangi interaksi langsung antara guru dan
siswa, yang dapat memiliki dampak negatif pada kualitas
pembelajaran dan pengembangan keterampilan sosial.
9. Kebijakan dan Regulasi:
Penggunaan teknologi computer vision dalam pendidikan
juga dapat melibatkan isu-isu hukum dan regulasi terkait
pengumpulan dan pengolahan data siswa, privasi, dan
keamanan.
10. Penerimaan dan Penolakan:
Tidak semua siswa, guru, atau orang tua mungkin merasa
nyaman dengan penggunaan teknologi computer vision
dalam lingkungan pendidikan. Beberapa orang mungkin
khawatir tentang privasi atau merasa tidak nyaman dengan
pemantauan konstan.
Dalam mengatasi tantangan ini, penting bagi lembaga
pendidikan dan pengembang teknologi bekerja sama dalam
mengidentifikasi solusi yang sesuai dan memastikan bahwa
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
267
integrasi teknologi computer vision dalam pendidikan
dilakukan dengan bijaksana, etis, dan mendukung tujuan
pendidikan yang sebenarnya.
Teknologi Computer Vision dalam Pelayanan Pengajaran
Teknologi Computer Vision telah membuka peluang
baru yang menarik dalam pelayanan pendidikan dengan
mengintegrasikan analisis visual dan pengolahan data gambar
ke dalam lingkungan pembelajaran. Dalam konteks ini,
Computer Vision mengacu pada kemampuan sistem
komputer untuk mengenali, menganalisis, dan mengambil
informasi dari data visual, seperti gambar atau video.
Penggunaan teknologi ini dalam pelayanan pengajaran
memiliki potensi untuk menghadirkan perubahan signifikan
dalam cara kita mendekati pembelajaran, memahami interaksi
siswa, memberikan umpan balik, dan menciptakan
pengalaman belajar yang lebih dinamis.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
268
Salah satu contoh penggunaan Teknologi Computer
Vision dalam pelayanan pengajaran adalah dalam deteksi
emosi siswa. Dalam pembelajaran online maupun offline,
sistem dapat ditanamkan dengan kemampuan untuk
menganalisis ekspresi wajah siswa dan mengidentifikasi emosi
yang sedang dialami, seperti senang, sedih, atau kebingungan.
Informasi tentang emosi ini dapat membantu guru memahami
perasaan siswa terkait materi pembelajaran, sehingga mereka
dapat menyesuaikan pendekatan pengajaran secara lebih baik
dan memberikan dukungan yang lebih efektif kepada siswa
yang memerlukannya (Laferrière, Hamel, and Searson 2013).
Selain itu, Teknologi Computer Vision juga dapat
digunakan untuk mengukur tingkat perhatian siswa dalam
lingkungan kelas fisik. Sistem dapat dilengkapi dengan kamera
yang memantau gerakan mata siswa dan menghitung seberapa
sering siswa melihat ke arah guru, layar proyektor, atau rekan
sekelas. Data ini dapat memberikan pandangan tentang
tingkat keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan membantu
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
269
guru mengidentifikasi momen-momen di mana siswa
mungkin kehilangan fokus atau memerlukan dorongan lebih
lanjut.
Dalam konteks pembelajaran jarak jauh, Teknologi
Computer Vision dapat memainkan peran penting dalam
meningkatkan keterlibatan siswa. Sistem dapat ditingkatkan
untuk mendeteksi aktivitas fisik siswa, seperti mengangkat
tangan untuk bertanya atau berpartisipasi dalam diskusi
virtual. Hal tersebut dapat membantu guru memonitor
partisipasi siswa dan memberikan kesempatan untuk
berinteraksi secara lebih langsung dengan mereka,
menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif
dan terlibat (Bingimlas 2009).
Namun, walaupun Teknologi Computer Vision
menawarkan banyak potensi dalam pelayanan pengajaran,
juga penting untuk mempertimbangkan aspek privasi dan
etika. Pengumpulan dan analisis data visual siswa harus
dilakukan dengan memperhatikan privasi dan izin yang sesuai.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
270
Selain itu, meskipun teknologi ini dapat meningkatkan
pengalaman pembelajaran, peran guru tetap tak tergantikan
dalam memberikan pemahaman mendalam, dukungan
emosional, dan koneksi interpersonal kepada siswa.
Teknologi Computer Vision telah mengalami
perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir
dan telah diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk
pelayanan pengajaran. Berikut adalah beberapa contoh cara di
mana Teknologi Computer Vision dapat digunakan dalam
pelayanan pengajaran:
1. Pengenalan Wajah untuk Keamanan dan Partisipasi:
Sistem Computer Vision dapat digunakan untuk
mengidentifikasi siswa secara otomatis saat mereka masuk
ke kelas atau ruang kuliah (Whitehill et al. 2014). Ini bisa
membantu mengoptimalkan proses kehadiran dan
keamanan di kampus.
2. Pengenalan Gaya Belajar: Melalui analisis perilaku visual
siswa selama proses belajar, teknologi ini dapat membantu
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
271
mengidentifikasi gaya belajar individu. Memungkinkan
guru untuk menyusun strategi pengajaran yang lebih sesuai
dengan preferensi belajar siswa.
3. Interaksi Antar Siswa: Aplikasi Computer Vision dapat
mendeteksi kolaborasi antara siswa selama diskusi atau
aktivitas kelompok. Ini memungkinkan guru untuk
mengidentifikasi kelompok yang efektif dan mengatasi
masalah interaksi sosial di antara siswa.
4. Penilaian Otomatis: Dalam ujian atau tugas tertentu,
Computer Vision dapat digunakan untuk menilai jawaban
siswa secara otomatis, termasuk pengenalan tulisan tangan,
pengenalan karakter, dan bahkan analisis gambar atau
diagram yang dibuat oleh siswa.
5. Pantauan Perilaku Siswa: Teknologi Computer Vision
dapat membantu dalam memantau perilaku siswa selama
pelajaran, seperti tingkat konsentrasi, rasa frustrasi, atau
ketidakfokusan. Memberi guru wawasan lebih lanjut
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
272
tentang kebutuhan siswa dan bagaimana pengajaran bisa
disesuaikan.
6. Realitas Augmentasi: Menggunakan teknologi Augmented
Reality (AR) atau Virtual Reality (VR) dalam pengajaran
dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif
dan mendalam (Billinghurst, Clark, and Lee 2015).
Teknologi ini memanfaatkan komputer vision untuk
menggabungkan dunia nyata dengan elemen digital.
7. Penelitian dan Analisis: Computer Vision dapat membantu
dalam penelitian tentang perilaku siswa selama pengajaran,
seperti cara mereka berinteraksi dengan materi ajar,
ekspresi wajah selama pembelajaran, dan pola partisipasi.
8. Penyaringan Konten Tidak Pantas: Dalam konteks
pengajaran online, Computer Vision dapat digunakan
untuk mendeteksi konten tidak pantas atau tidak sesuai
untuk melindungi siswa dari konten yang tidak diinginkan.
9. Pengenalan Tulisan Tangan: Sistem Computer Vision
dapat digunakan untuk mengenali tulisan tangan siswa dan
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
273
mengubahnya menjadi teks yang dapat dianalisis lebih
lanjut.
10. Pengenalan Objek dan Visualisasi: Dalam mata pelajaran
seperti ilmu alam, teknologi ini dapat membantu siswa
mengenali objek, organisme, atau fenomena melalui
analisis visual.
11. Umpan Balik Interaktif: Dalam aplikasi pembelajaran
online, teknologi Computer Vision dapat memberikan
umpan balik langsung berdasarkan gerakan atau tindakan
siswa selama aktivitas pembelajaran interaktif.
Tentu saja, penerapan Teknologi Computer Vision
dalam pelayanan pengajaran harus memperhatikan etika dan
privasi, serta mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi
siswa.
Dalam rangka menerapkan Teknologi Computer
Vision dengan sukses dalam pelayanan pengajaran, diperlukan
kerja sama antara pengembang teknologi, guru, siswa, dan
para pemangku kepentingan lainnya. Dengan pendekatan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
274
yang tepat, Teknologi Computer Vision memiliki potensi
untuk membuka pintu baru dalam membentuk masa depan
pendidikan yang lebih adaptif, interaktif, dan efektif.
Tantangan dan Pertimbangan Etika
Penggunaan teknologi computer vision dalam
pelayanan pengajaran membawa sejumlah tantangan dan
pertimbangan etika yang perlu mendapat perhatian serius.
Salah satu tantangan utama adalah terkait privasi dan
perlindungan data siswa. Teknologi ini dapat mengumpulkan
data visual seperti gambar wajah dan aktivitas siswa, yang
memunculkan risiko potensial terhadap penyalahgunaan data
atau akses oleh pihak yang tidak berwenang. Oleh karena itu,
perlu dilakukan kebijakan yang tegas terkait pengumpulan,
penyimpanan, dan penggunaan data pribadi siswa (De
Cristofaro 2020). Selain itu, adanya bias dan diskriminasi
dalam teknologi computer vision juga merupakan isu kritis.
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
275
Bias dalam data pelatihan dapat menghasilkan hasil
yang tidak adil atau tidak akurat dalam pengenalan objek atau
evaluasi siswa. Studi kasus yang menggambarkan tantangan ini
adalah penggunaan sistem pengenalan wajah dalam
mengawasi partisipasi siswa dalam kelas. Dalam kasus ini,
teknologi computer vision digunakan untuk mendeteksi wajah
siswa dan menganalisis tingkat perhatian mereka selama
pembelajaran. Meskipun tujuannya adalah meningkatkan
keterlibatan siswa, penggunaan teknologi ini memicu
keprihatinan mengenai privasi dan potensi bias. Siswa yang
berasal dari latar belakang yang kurang terwakili dalam data
pelatihan mungkin menghadapi kesulitan dalam pengenalan,
sementara intervensi berlebihan pada privasi siswa juga
menjadi isu etika yang sensitif. Langkah-langkah untuk
mengidentifikasi, mengurangi, dan memitigasi bias harus
diambil agar teknologi ini memperlakukan semua siswa secara
adil.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
276
Keandalan teknologi perlu diperhatikan, karena
ketidakakuratan dalam pengenalan atau analisis dapat
mengarah pada penilaian atau umpan balik yang tidak akurat
terhadap siswa. Transparansi dalam cara kerja teknologi,
keamanan data, dan etika pengawasan juga merupakan
pertimbangan penting. Diperlukan penjelasan yang jelas
kepada semua pihak terkait tentang bagaimana teknologi ini
bekerja, bagaimana data digunakan, dan bagaimana kebijakan
privasi dan keamanan diterapkan.
Selain itu, perlu diakui bahwa ketergantungan yang
berlebihan pada teknologi computer vision dapat mengurangi
perkembangan keterampilan interpersonal dan kreativitas
siswa, serta peran penting pendidik dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, pengembangan teknologi ini
harus diarahkan untuk meningkatkan, bukan menggantikan,
pengalaman belajar yang holistik. Dalam penggunaan
teknologi computer vision dalam pengajaran, sangat penting
untuk menjaga keseimbangan antara inovasi teknologi dan
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
277
prinsip-prinsip etika yang menghormati privasi, keadilan, dan
pengalaman belajar siswa.
Akhirnya, perlu ditekankan bahwa teknologi
computer vision harus dipandang sebagai alat bantu, bukan
pengganti, dalam pengajaran. Terlalu banyak ketergantungan
pada teknologi ini dapat mengurangi peran interaksi sosial dan
pengembangan keterampilan kritis pada siswa. Studi kasus ini
menggambarkan bagaimana penggunaan sistem pengenalan
wajah untuk pengawasan siswa dalam kelas dapat mengurangi
interaksi antara guru dan siswa, serta mengorbankan privasi
siswa demi tujuan keterlibatan.
Secara keseluruhan, pengembangan teknologi
computer vision dalam pelayanan pengajaran memerlukan
pendekatan yang matang dan sensitif terhadap banyak
tantangan dan pertimbangan etika. Privasi siswa, bias,
transparansi, ketergantungan berlebihan, dan dampak pada
interaksi manusia adalah isu-isu yang harus dipertimbangkan
secara cermat untuk memastikan bahwa teknologi ini
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
278
memberikan manfaat yang nyata dan tidak merugikan siswa
dan komunitas pendidik.
Masa Depan Pengembangan Teknologi Computer
Vision dalam Pendidikan
Pengembangan teknologi Computer Vision dalam
pendidikan menunjukkan potensi yang menggembirakan dan
membuka peluang besar untuk mengubah cara pembelajaran
dan pengajaran dilakukan di masa depan. Dengan kemajuan
teknologi ini, masa depan pendidikan diharapkan diwarnai
oleh interaksi yang lebih personal, responsif, dan adaptif
antara siswa dan materi pembelajaran.
Salah satu area potensial pengembangan Computer
Vision dalam pendidikan adalah pembelajaran interaktif yang
lebih mendalam. Dengan kemampuan Computer Vision
untuk mendeteksi objek, wajah, emosi, dan gerakan, sistem
pembelajaran dapat menangkap interaksi siswa dengan materi
pelajaran (Szeliski 2022). Memungkinkan guru untuk
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
279
memahami bagaimana siswa merespon konten pembelajaran
dan memberikan umpan balik yang lebih sesuai secara real-
time. Dalam skenario pembelajaran virtual atau berbasis
augmented reality, Computer Vision dapat menghadirkan
pengalaman belajar yang lebih imersif, seperti eksplorasi
lingkungan virtual atau simulasi interaktif.
Personalisasi pembelajaran juga merupakan aspek
menarik dari pengembangan Computer Vision dalam
pendidikan. Melalui analisis data visual mengenai perilaku dan
kemampuan siswa, sistem pembelajaran dapat menyesuaikan
konten, metode pengajaran, dan tingkat kesulitan yang paling
cocok untuk setiap individu. Membantu menciptakan
pengalaman belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
preferensi masing-masing siswa, memaksimalkan efektivitas
pembelajaran.
Dalam hal penilaian, Computer Vision membawa
perubahan signifikan. Sistem Computer Vision
mengotomatiskan proses penilaian untuk tugas-tugas berbasis
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
280
visual, seperti menganalisis karya seni atau pengenalan
karakter tulisan tangan. Menghemat waktu guru dalam
penilaian, tetapi juga membantu mengurangi potensi bias
penilaian manusia. Sistem otomatis ini dapat memberikan
hasil yang lebih konsisten dan objektif.
Integrasi Computer Vision dalam pendidikan
membuka peluang untuk pembelajaran di luar ruang kelas
tradisional. Siswa dapat menggunakan perangkat seluler atau
perangkat augmented reality untuk menjelajahi lingkungan
nyata dan mendapatkan informasi tambahan melalui elemen
visual yang ditingkatkan. Misalnya, siswa dapat mengunjungi
museum sejarah dan menggunakan perangkat mereka untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang artefak atau lukisan
dengan bantuan Computer Vision.
Secara keseluruhan, pengembangan teknologi
Computer Vision dalam pendidikan menawarkan potensi
besar untuk merubah paradigma pembelajaran dan
pengajaran. Dengan interaksi yang lebih personal,
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
281
pembelajaran yang disesuaikan, dan metode penilaian yang
lebih efisien, teknologi ini dapat memberikan pengalaman
belajar yang lebih bermakna dan efektif bagi siswa di seluruh
dunia. Namun, upaya kolaboratif lintas disiplin dan perhatian
yang serius terhadap etika dan privasi akan menjadi kunci
dalam menghadirkan masa depan pendidikan yang sukses
dengan dukungan teknologi Computer Vision.
Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Pengajaran
Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam bidang
pengajaran telah mengalami kemajuan yang mengesankan
dalam beberapa tahun terakhir. Keunggulan utama AI dalam
konteks ini adalah kemampuannya untuk memberikan
pengalaman pembelajaran yang lebih personal, adaptif, dan
efektif bagi para siswa (Holmes, Bialik, and Fadel 2023).
Sistem AI dapat secara terus-menerus memantau kemajuan
dan kinerja individu, sehingga memungkinkan guru untuk
menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai dengan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
282
kebutuhan masing-masing siswa. Contohnya, platform
pembelajaran daring kini dapat secara otomatis mengadaptasi
tingkat kesulitan dan jenis materi berdasarkan tingkat
pemahaman siswa.
Selain itu, AI juga telah memberikan dorongan dalam
hal aksesibilitas dan ketersediaan. Dengan adanya chatbot
pendidikan yang didukung AI, siswa dapat mendapatkan
jawaban instan terhadap pertanyaan mereka kapan saja,
membantu mereka memahami konsep yang rumit atau
mencari bantuan saat guru tidak tersedia. Teknologi ini juga
membantu dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang
inklusif, di mana siswa dengan berbagai gaya belajar dan
kecepatan belajar dapat mendapatkan dukungan yang sesuai.
Analisis sentimen yang didukung AI juga memberikan
wawasan berharga kepada guru tentang perasaan dan
tanggapan siswa terhadap pembelajaran (Luan et al. 2020).
Memungkinkan guru untuk mengambil tindakan yang lebih
tepat, seperti menyesuaikan metode pengajaran atau
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
283
memberikan bantuan tambahan kepada siswa yang mengalami
kesulitan. Selain itu, AI juga membantu dalam meramalkan
kinerja siswa berdasarkan data historis, memungkinkan guru
untuk mengidentifikasi siswa yang mungkin memerlukan
perhatian lebih dalam pembelajaran.
Pemanfaatan AI meluas kedalam pengembangan
materi pembelajaran yang lebih menarik dan relevan. Dengan
menganalisis preferensi dan gaya belajar siswa, AI dapat
membantu guru dalam merancang konten pembelajaran yang
lebih interaktif, menggunakan multimedia, dan sesuai dengan
kebutuhan siswa. Melalui pengenalan pola belajar, AI dapat
mengidentifikasi kecenderungan belajar siswa dan
memberikan rekomendasi yang membantu mereka belajar
lebih efektif.
Secara keseluruhan, perkembangan dan pemanfaatan
AI dalam pengajaran memiliki potensi yang besar untuk
mengubah paradigma pembelajaran tradisional. Meskipun
masih ada tantangan dan pertimbangan etis yang perlu diatasi,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
284
penggunaan AI dalam pengajaran telah membawa dampak
positif yang signifikan dalam membantu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang lebih adaptif, inklusif, dan
efektif bagi para siswa.
Potensi Pengembangan dan Inovasi Lanjutan
Potensi pengembangan dan inovasi lanjutan dalam
penggunaan teknologi computer vision dalam pengajaran
sangat luas dan menjanjikan. Teknologi ini dapat mengubah
cara kita mengalami dan mendekati proses pembelajaran,
membuka peluang baru untuk interaksi yang lebih kaya antara
siswa, guru, dan materi pembelajaran. Berikut adalah beberapa
aspek dari potensi pengembangan dan inovasi tersebut:
1. Personalisasi Pembelajaran: Teknologi computer vision
mampu membantu mengidentifikasi gaya belajar,
kebutuhan, dan kemampuan unik dari setiap siswa.
Dengan memahami karakteristik individual, sistem
pembelajaran dapat menyesuaikan konten, metode, dan
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
285
kecepatan belajar yang paling sesuai dengan setiap siswa.
Hal tersebut dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran
dan menghindari pendekatan satu ukuran untuk semua.
2. Umpan Balik dan Evaluasi Otomatis: Teknologi
computer vision dapat memberikan umpan balik instan
dan objektif kepada siswa. Sistem dapat menganalisis
tanggapan visual siswa terhadap tugas atau pertanyaan,
dan memberikan umpan balik yang relevan. Selain itu,
teknologi ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
pekerjaan siswa seperti presentasi atau proyek seni secara
otomatis.
3. Pengenalan Teks dan Pembacaan Otomatis: Dalam
lingkungan pembelajaran, teknologi computer vision
dapat membantu mengenali teks yang ada dalam
lingkungan fisik, seperti buku atau catatan, dan
menerjemahkannya ke dalam format digital. Hal ini dapat
mendukung aksesibilitas dan pengembangan bahan
bacaan digital yang lebih kaya.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
286
4. Pengenalan Objek dan Konsep Visual: Teknologi ini
dapat membantu dalam pengenalan objek visual, grafik,
atau model tiga dimensi yang digunakan dalam
pembelajaran. Sistem dapat menjelaskan komponen
penting dari gambar atau model yang sulit dipahami oleh
siswa.
5. Pembelajaran Kolaboratif: Dalam kelas atau lingkungan
virtual, teknologi computer vision dapat mendukung
pembelajaran kolaboratif. Sistem dapat mengenali
gerakan, interaksi, atau objek yang digunakan oleh siswa
dalam aktivitas kelompok, membantu mendorong kerja
tim dan partisipasi aktif.
6. Rekaman dan Analisis Kelas: Teknologi computer vision
dapat digunakan untuk merekam dan menganalisis
aktivitas di dalam kelas. Ini dapat membantu guru untuk
mereview cara siswa berinteraksi dengan materi
pembelajaran, mengidentifikasi momen krusial, dan
memperbaiki strategi pengajaran.
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
287
7. Simulasi Interaktif: Teknologi ini memungkinkan
pembuatan simulasi interaktif yang memungkinkan siswa
untuk menjalani pengalaman belajar yang realistis tanpa
risiko. Misalnya, dalam pembelajaran ilmu alam, siswa
dapat "melihat" reaksi kimia atau fenomena alam melalui
visualisasi komputer.
8. Pemantauan Kesejahteraan Siswa: Computer vision dapat
digunakan untuk memantau emosi dan tingkat
keterlibatan siswa selama pelajaran. Memungkinkan guru
untuk memberikan perhatian ekstra pada siswa yang
mungkin memerlukan dukungan tambahan.
9. Kemajuan Visual dalam Waktu Nyata: Teknologi
computer vision dapat memberikan visualisasi data
tentang kemajuan belajar siswa secara real-time. Guru dan
siswa dapat melihat bagaimana pemahaman siswa
berkembang seiring waktu dan mengambil langkah-
langkah yang diperlukan.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
288
10. Penyediaan Materi Belajar yang Ditingkatkan: Teknologi
computer vision dapat digunakan untuk "memperkaya"
bahan bacaan dengan elemen-elemen visual tambahan
seperti video penjelasan, ilustrasi interaktif, atau konten
multimedia lainnya.
Dengan semua potensi positif ini, sangat penting
untuk mempertimbangkan masalah etika, privasi, dan
keamanan yang terkait dengan penggunaan teknologi
computer vision khususnya dalam pengajaran. Dengan
pemahaman yang matang dan perencanaan yang baik, inovasi
dalam pengembangan teknologi ini dapat memberikan
manfaat yang besar bagi dunia pendidikan.
Tantangan dan Harapan
Computer Vision merupakan bidang dalam ilmu
komputer yang berfokus pada pengembangan algoritma dan
teknologi untuk memberikan kemampuan kepada mesin
untuk mengenali, menganalisis, dan memahami informasi
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
289
visual dari dunia nyata, seperti gambar dan video. Meskipun
telah mencapai kemajuan yang signifikan, teknologi
Computer Vision masih menghadapi sejumlah tantangan yang
perlu diatasi untuk mencapai tingkat optimasi yang lebih
tinggi. Berikut ini adalah tantangan untuk mengoptimalkan
teknologi computer vision dalam Pengajaran:
1. Ketepatan Pengenalan dan Analisis: Tantangan utama
adalah memastikan bahwa teknologi Computer Vision
dapat mengenali dan menganalisis informasi visual dengan
akurasi tinggi. Kesalahan dalam pengenalan objek atau
situasi dapat memengaruhi pengalaman pembelajaran dan
hasil yang diperoleh.
2. Keterbatasan Data dan Privasi: Untuk melatih model
Computer Vision yang efektif, diperlukan dataset yang
besar dan bervariasi. Namun, masalah privasi dan
keamanan data menjadi perhatian ketika menggunakan
data visual yang melibatkan individu.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
290
3. Kesesuaian Konteks Pendidikan: Teknologi Computer
Vision harus dapat menyesuaikan diri dengan konteks
pendidikan yang berbeda, termasuk tingkat pendidikan,
kurikulum, dan gaya belajar yang beragam.
4. Interaksi Manusia-Mesin yang Menyenangkan:
Penggunaan teknologi Computer Vision dalam pengajaran
harus menyenangkan dan menarik bagi siswa. Desain
antarmuka yang intuitif dan interaktif diperlukan agar
teknologi ini dapat diterima dengan baik oleh pengguna.
5. Kemampuan Interpretasi dan Pemahaman: Sistem
Computer Vision dalam pengajaran harus mampu
memberikan penjelasan dan pemahaman yang jelas
terhadap hasil analisis visual, sehingga siswa dan guru dapat
mengambil tindakan yang sesuai.
Adapun harapan dalam mengoptimalkan teknologi
computer vision dalam Pengajaran adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran Berbasis Visual yang Lebih Interaktif:
Teknologi Computer Vision dapat mendukung
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
291
pembelajaran yang lebih interaktif dan dinamis dengan
mengenali gerakan, ekspresi wajah, atau tanggapan siswa,
sehingga menghasilkan pengalaman pembelajaran yang
lebih menarik.
2. Personalisasi Pembelajaran: Dengan analisis visual,
teknologi ini dapat mengidentifikasi kebutuhan dan
preferensi belajar siswa, memungkinkan personalisasi
konten pembelajaran dan strategi pengajaran.
3. Penilaian Otomatis: Teknologi Computer Vision dapat
digunakan untuk penilaian otomatis, seperti mengukur
kinerja dalam tugas kreatif seperti seni atau memeriksa
pekerjaan tugas tertulis.
4. Peningkatan Aksesibilitas: Computer Vision dapat
membantu siswa dengan kebutuhan khusus dengan
memberikan dukungan visual yang disesuaikan, seperti
mengidentifikasi dan membaca teks dalam gambar.
Contoh Kasus:
a. Penilaian Tugas Otomatis
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
292
Sebuah platform pembelajaran daring menggunakan
teknologi Computer Vision untuk mengukur hasil tugas
seni siswa. Sistem ini dapat menganalisis elemen-elemen
visual seperti komposisi, warna, dan ekspresi artistik,
serta memberikan umpan balik secara otomatis.
b. Deteksi Keterlibatan Siswa
Sebuah aplikasi pengajaran dalam kelas menggunakan
kamera untuk mendeteksi tingkat keterlibatan siswa
selama pelajaran. Teknologi Computer Vision
mengenali ekspresi wajah dan gerakan siswa,
memberikan informasi kepada guru tentang tingkat
pemahaman dan minat siswa.
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
293
Kesimpulan
Pengembangan teknologi Computer Vision telah
memberikan dampak yang signifikan dalam bidang pelayanan
pengajaran. Melalui penggunaan algoritma komputer dan
analisis gambar atau video, teknologi ini telah membuka
peluang baru untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi
proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa kesimpulan
terkait pengembangan teknologi Computer Vision dalam
pelayanan pengajaran:
1. Peningkatan Interaksi: Teknologi Computer Vision
memungkinkan interaksi yang lebih baik antara siswa dan
materi pembelajaran. Dengan kemampuan mendeteksi
ekspresi wajah dan gerakan, sistem dapat mengenali
ketidakengganan atau kebingungan siswa, sehingga guru
dapat menyesuaikan pendekatan pengajaran untuk
mengatasi hambatan tersebut.
2. Pengalaman Pembelajaran yang Diversifikasi: Dengan
menggunakan teknologi pengenalan objek dan deteksi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
294
gerakan, pembelajaran dapat diubah menjadi pengalaman
yang lebih interaktif dan menarik. Siswa dapat belajar
melalui simulasi visual, pengenalan objek 3D, dan realitas
virtual yang meningkatkan daya tarik dan pemahaman.
3. Pemantauan Perkembangan Individu: Teknologi
Computer Vision dapat membantu guru dan lembaga
pendidikan dalam memantau perkembangan individu siswa
secara lebih akurat. Analisis visual data mengenai kemajuan
belajar siswa dapat memberikan informasi yang lebih
mendalam mengenai keterampilan dan kebutuhan mereka,
sehingga guru dapat memberikan bimbingan yang lebih
personal.
4. Efisiensi Administrasi: Dalam hal pengelolaan kelas,
teknologi ini dapat membantu mengidentifikasi kehadiran
siswa, mengawasi disiplin kelas, dan memantau respons
siswa terhadap materi pembelajaran. Hal ini dapat
meningkatkan efisiensi administrasi sekolah dan
mengurangi beban tugas guru.
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
295
5. Kustomisasi Kurikulum: Penggunaan teknologi Computer
Vision memungkinkan lembaga pendidikan untuk
merancang kurikulum yang lebih responsif terhadap
kebutuhan siswa. Data visual tentang tingkat pemahaman
siswa dapat membantu dalam menyesuaikan isi dan tingkat
kesulitan materi pembelajaran.
6. Tantangan Etika dan Privasi: Meskipun memiliki banyak
manfaat, pengembangan teknologi Computer Vision juga
membawa tantangan terkait etika dan privasi.
Pengumpulan dan analisis data visual siswa harus dilakukan
dengan memperhatikan standar etika yang ketat dan
melindungi privasi individu.
7. Kolaborasi Antar Disiplin: Pengembangan teknologi
Computer Vision dalam pelayanan pengajaran
memerlukan kolaborasi antara ahli pendidikan, insinyur
komputer, dan ahli lainnya. Kolaborasi ini penting untuk
menghasilkan solusi yang efektif dan relevan dalam
meningkatkan pengalaman belajar.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
296
Dalam kesimpulannya, pengembangan teknologi
Computer Vision memiliki potensi besar dalam membawa
transformasi positif dalam pelayanan pengajaran. Namun,
implementasinya harus diarahkan dengan bijak dan
mempertimbangkan aspek etika, privasi, dan kebutuhan
individual siswa.
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
297
Referensi
Bebis, George, Dwight Egbert, and Mubarak Shah.
2003. “Review of Computer Vision Education.” IEEE
Transactions on Education 46(1): 2–21.
Billinghurst, Mark, Adrian Clark, and Gun Lee. 2015.
“A Survey of Augmented Reality.” Foundations and Trends® in
Human–Computer Interaction 8(2–3): 73–272.
Bingimlas, Khalid Abdullah. 2009. “Barriers to the
Successful Integration of ICT in Teaching and Learning
Environments: A Review of the Literature.” Eurasia Journal of
Mathematics, science and technology education 5(3): 235–45.
De Cristofaro, Emiliano. 2020. “An Overview of
Privacy in Machine Learning.” arXiv preprint
arXiv:2005.08679.
Holmes, Wayne, Maya Bialik, and Charles Fadel.
2023. “Artificial Intelligence in Education.” In Globethics
Publications.
Laferrière, Thérèse, Christine Hamel, and Michael
Searson. 2013. “Barriers to Successful Implementation of
Technology Integration in Educational Settings: A Case
Study.” Journal of Computer Assisted Learning 29(5): 463–73.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
298
Luan, Hui et al. 2020. “Challenges and Future
Directions of Big Data and Artificial Intelligence in
Education.” Frontiers in psychology 11: 580820.
Ngoc Anh, Bui et al. 2019. “A Computer-Vision
Based Application for Student Behavior Monitoring in
Classroom.” Applied Sciences 9(22): 4729.
Semerikov, Serhiy O et al. 2021. “Development of the
Computer Vision System Based on Machine Learning for
Educational Purposes.”
Szeliski, Richard. 2022. Computer Vision: Algorithms and
Applications. Springer Nature.
Whitehill, Jacob et al. 2014. “The Faces of
Engagement: Automatic Recognition of Student
Engagementfrom Facial Expressions.” IEEE Transactions on
Affective Computing 5(1): 86–98.
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI
299
Tentang penulis
Dr. Irmawati, S.Kom., MMSI.
Penulis adalah dosen tetap pada Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknik dan Informatika Universitas Multimedia
Nusantara. Menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 pada Program
Studi Sistem Informasi Universitas Gunadarma dan S3 pada
departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia. Penulis
menekuni bidang keilmuan meliputi Artificial Intelligence, Image
Processing, Machine Learning, dan Deep Learning.
300
ANALISIS DAMPAK
PENGGUNAAN SPEECH
RECOGNITION PADA
MICROLEARNING
TERHADAP
PEMBELAJARAN
PARTISIPATIF DAN
INKLUSIF
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
Universitas Negeri Medan
BAB XI
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
301
Pendahuluan
Berbicara mengenai pendidikan di era society 5.0
tentu saja berkaitan dengan perubahan system pembelajaran
di era tersebut. Dimana era revolusi ini sangat berkaitan
dengan kecakapan Abad ke-21 yang berhubungan dengan
kemajuan teknologi yang berkembang pesat. Revolusi Industri
5.0 membawa inovasi teknologi yang memungkinkan
penyediaan pendidikan yang lebih luas dan fleksibel.
Teknologi dalam Revolusi Industri 5.0 memungkinkan adanya
pendekatan pembelajaran yang lebih personal dan adaptif.
Sistem kecerdasan buatan dapat memantau dan menganalisis
data individu tentang preferensi, kebutuhan, dan kemajuan
belajar.
Society 5.0 adalah konsep yang berasal dari Jepang
yang menggambarkan tahap masyarakat yang lebih maju
dalam era revolusi industri dan teknologi. Society 5.0
bertujuan untuk mengintegrasikan perkembangan teknologi
digital seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
302
(IoT), big data, robotika, dan teknologi lainnya untuk
mencapai masyarakat yang lebih berkelanjutan, efisien, dan
manusiawi (Wang, F.-Y, et al, 2018).
Konsep ini bertujuan untuk mengatasi berbagai
masalah sosial dan lingkungan dengan memanfaatkan
teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat
secara keseluruhan. Society 5.0 mengusung visi harmonisasi
antara perkembangan teknologi dan kehidupan manusia, di
mana teknologi diarahkan untuk melayani kepentingan
manusia dan menciptakan solusi inovatif untuk berbagai
tantangan global.
Beberapa contoh penerapan Society 5.0 adalah di
bidang kesehatan, pendidikan, transportasi, energi, dan
industri. Contohnya, penggunaan teknologi AI dan big data
dalam sistem kesehatan untuk diagnosis yang lebih akurat,
pemanfaatan kendaraan otonom untuk transportasi yang
efisien, atau penggunaan energi terbarukan untuk memitigasi
perubahan iklim.
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
303
Society 5.0 menekankan pada kolaborasi antara
pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mencapai
transformasi yang sukses menuju masyarakat yang lebih
berkelanjutan dan inklusif. Dengan pemanfaatan teknologi
yang bijaksana, diharapkan Society 5.0 dapat membawa
perubahan positif dan memberikan solusi untuk tantangan
kompleks yang dihadapi oleh masyarakat modern.
Hal ini juga membawa kaitan dengan system
pembelajaran yang pastinya merujuk pada konsep teknologi
yang semakin maju. Trilling dan Fadel berpendapat bahwa
kecakapan abad 21 terdiri tiga jenis kecakapan utama, yaitu:
(1) life and career skills, (2) learning and innovation skills, dan
(3) information media and technology skills (Trilling, B &
Fadel, C. 2009).
Penggunaan teknologi dalam proses belajar dan
mengajar bahasa telah lama diterapkan. Penggunaan media
pembelajaran berbasis komputer yang juga dikenal dengan
CALL (Computer Assisted Language Learning), telah
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
304
digunakan untuk mempermudah proses belajar mengajar,
khususnya bahasa Inggris (Muhson, A. 2010).
Ali, M menyatakan bahwa penggunaan media
pembelajaran berbasis komputer mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap daya tarik siswa untuk mempelajari
kompetensi yang diajarkan. Fungsi media dalam proses belajar
mengajar yaitu untuk meningkatkan minat peserta didik dalam
kegiatan belajar (Indrawaty, 2018). Penggunaan media
komputer dan bidang informatika kedalam pembelajaran
mempermudah monitoring untuk penilaian performa
pembelajaran. Semua kegiatan partisipasi belajar siswa dapat
diketahui untuk penilaian (Faradisa, R, 2016).
Speech recognition merupakan kemampuan mesin
untuk mendengarkan kata – kata yang diucapkan dan
mengidentifikasinya. Kemampuan untuk dapat mengubah
suara yang masuk pada komputer ke dalam bentuk teks.
Speech Recognition menggabungkan ilmu komputer dan
linguistik untuk mengidentifikasi kata – kata yang diucapkan
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
305
dan mengubahnya menjadi teks. Hal ini memungkinkan
komputer untuk memahami bahasa manusia. Teknologi
speech recognition memungkinkan suatu perangkat untuk
mengenali dan memahami kata – kata yang diucapkan dengan
cara digitalisasi kata dan mencocokan sinyal digital tersebut
dengan suatu pola tertentu yang tersimpan pada suatu
perangkat.
Banyak peneliti yang tertarik dalam menggunakan
komputer sebagai media belajar mengajar Studi ini mungkin
menawarkan manfaat pedagogis bagi guru dan siswa serta
untuk perancang kurikulum. Speech Recognition dapat
membantu guru mengetahui kebutuhan dan tingkat individu
siswa mereka; hal tersebut dapat membantu mereka
memutuskan kemajuan siswa dan juga mendorong interaksi
yang lebih besar antara guru dan murid.
Selain itu, Speech Recognition dapat membantu siswa
belajar secara mandiri; itu bisa menyediakan siswa dengan
umpan balik otomatis dan mendorong siswa untuk
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
306
mendengarkan model otentik pidato. Perancang kurikulum
dapat mengambil manfaat dari studi ini dengan
mengintegrasikan Speech Recognitoon dalam buku teks.
Speech Recognition dalam Konteks Microlearning
Pembelajaran microlearning adalah pembelajaran
dengan skala kecil. Menurut Susilana (Nugrah, Hafsa., et al.
2021). bahwa Microlearning merupakan sebuah metode
pembelajaran dengan skala kecil di mana konten (object
learning) dirancang menjadi segmen-segmen kecil melalui
ragam format media, sehingga informasi yang tersedia
menjadi “short content” yang memungkinkan seseorang secara
cepat memahami konten dan memungkinkan untuk belajar di
mana dan kapan saja melalui perangkat teknologi, informasi,
dan komunikasi. Microlearning dapat membuat konten
pembelajaran lebih mudah dipahami dan dapat diingat dalam
waktu yang lama, selain itu juga microlearning dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
307
Microlearning menurut Olivier (2021) (Sinaga, Dini
Hari, et al. 2022). berorientasi pada pengemasan konten
perkuliahan menjadi bagian-bagian spesifik dengan harapan
lebih mudah dipahami, melalui pemanfaatan teknologi user
friendly; keragaman synchronous dan asynchronous;
kemudahan terhadap akses materi oleh user (pengguna);
tersedianya navigasi ke berbagai platform yang merupakan
sumber belajar daring (enhanced resource); penggunaan fitur-
fitur menarik dalam LMS dan berkolaborasi dengan
pemanfaatan berbagai platform lainnya; video interaktif,
maupun animasi untuk memberikan ilustrasi menarik tentang
konsep metodologi penelitian pendidikan yang dapat
menggugah minat mahasiswa dalam mempelajari materi; alur
pembelajaran menggunakan case study dan ditindaklanjuti
dengan project based learning di akhir perkuliahan serta
suasana pembelajaran yang dikemas berbasis gamification
sehingga lebih menarik dan interaktif.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
308
Merujuk pada hasil penelitian Buchem and
Hamelmann mengatakan bahwa dalam microlearning
termasuk mikrokontinen memfokuskan pada sebuah ide atau
yang pasti dan waktu belajar yang singkat, yaitu kurang dari 15
menit. Menurut Sirwan, dkk (2018) penerapan microlearning
dalam pembelajaran juga akan membuat peserta didik
termotivasi untuk belajar cepat dan mengasah kemampuan
kreatif. Selain itu microlearning juga dapat membuat materi
pembelajaran mudah dipahami serta diingat untuk waktu yang
lebih lama. Hal ini dimungkinkan karena, microlearning
menyajikan pengetahuan atau informasi dalam bagian-bagian
kecil sehingga peserta didik mampu mencerna, memahami
dan mengingat dengan lebih mudah.
Dalam konteks microlearning, speech recognition
berperan penting sebagai penunjang proses
pembelajaram.Speech recognition yang juga dikenal dengan
Automatic Speech Recognition (ASR) merupakan teknologi
yang diterapkan pada perangkat lunak untuk menerima input
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
309
berupa kata yang diucapkan. Teknologi ini memungkinkan
suatu perangkat untuk mengenali dan memahami kata-kata
yang diucapkan dengan cara digitalisasi kata dan
mencocokkan sinyal digital tersebut dengan suatu pola
tertentu yang tersimpan dalam suatu perangkat. Kata-kata
yang diucapkan diubah menjadi sekumpulan angka yang
kemudian disesuaikan dengan kode-kode tertentu untuk
mengidentifikasi kata-kata tersebut. (Wahyudi & Syahputra,
2015)
Speech recognition merupakan kemampuan mesin
untuk mendengarkan kata – kata yang diucapkan dan
mengidentifikasinya. Kemampuan untuk dapat mengubah
suara yang masuk pada komputer ke dalam bentuk teks.
Speech Recognition menggabungkan ilmu komputer dan
linguistik untuk mengidentifikasi kata – kata yang diucapkan
dan mengubahnya menjadi teks. Hal ini memungkinkan
komputer untuk memahami bahasa manusia. Teknologi
speech recognition memungkinkan suatu perangkat untuk
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
310
mengenali dan memahami kata – kata yang diucapkan dengan
cara digitalisasi kata dan mencocokan sinyal digital tersebut
dengan suatu pola tertentu yang tersimpan pada suatu
perangkat.
Platform python dapat digunakan untuk mengubah
kata – kata yang diucapkan menjadi teks, membuat kueri, atau
memberikan balasan. Kata – kata yang terucap lalu diubah
bentuknya ke dalam sinyal digital dengan cara mengubah
gelombang suara menjadi sekumpulan angka yang kemudian
disesuaikan dengan kode – kode tertentu untuk
mengidentifikasikan kata-kata tersebut. Hasil dari identifikasi
kata yang diucapkan ditampilkan dalam bentuk tulisan atau
dapat dibaca oleh perangkat teknologi sebagai sebuah
perintah untuk melakukan suatu pekerjaan.
Proses dalam dunia nyata secara umum menghasilkan
observable output yang dapat dikarakterisasikan sebagai sinyal
(Rabiner, Lawrence, R. 1989). Sinyal dapat bersifat diskrit
(karakter dalam alfabet) maupun kontinu (pengukuran
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
311
temperatur, alunan musik). Sinyal bisa bersifat stabil (nilai
statistiknya tidak berubah terhadap waktu) maupun tidak
stabil (nilai sinyal berubah-ubah terhadap waktu). Dengan
melakukan pemodelan terhadap sinyal secara benar, dapat
dilakukan simulasi terhadap sumber dan pelatihan sebanyak
mungkin melalui proses simulasi tersebut. Singkatnya,
terdapat 3 proses umum bagaimana komputer mengubah
sinyal suara ke dalam bentuk teks, yaitu preprocessing, feature
extraction dan pengklasifikasi.
Gambar 1. Proses Umum Speech Recognation
Sumber: Adnan et al, 2022
Pada gambar diatas, masukan sinyal suara akan di
preprocessingg terlebih dulu untuk mempersiapkan dan
mengolah data awal sehingga data yang digunakan merupakan
Sinyal
Suara Pre-
Processing Feature
Extraction Classificati
on Text
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
312
data yang sudah siap pakai dan dapat mempermudah
prosesproses dalam tahapan berikutnya, lalu data yang sudah
di preprocessing ini di ekstarksi ciri nya dan dipisahkan,
setelah itu, sistem akan membandingkan hasil ekstraksi yang
sudah dilakukan dengan database yang tersedia.
Parameter yang dibandingkan ialah tingkat penekanan
suara yang kemudian akan dicocokkan dengan template
database yang tersedia. Parameter yang dibandingkan ialah
tingkat penekanan suara yang kemudian akan dicocokkan
dengan template database yang tersedia. Pada zaman
sekarang, Speech Recognition sudah banyak digunakan,
namunsayangnya aplikasi yang menggunakan teknologi
Speech Recognition lebih banyak dirancang untuk ter built-in
pada mobile phone tertentu, contoh : (Siri pada IOS), dan
pada umumnya, teknologi Automatic Speech Recognition
digunakanuntuk salah satu alat bantu menjalankan perintah –
perintah singkat, seperti mengetik teks, pencarian kontak, dan
lain sebagainya.
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
313
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya
akurasi hasil dari system ini diantaranya adalah rendahnya
rasio sinyal terhadap noise, ucapan yang overlapping,
penggunaan daya komputer, juga kata-kata homonim. Pada
kasus rendahnya rasio sinyal terhadap noise, ketika pengguna
mengucapkan kata- mengidentifikasi kata-kata jika ada ucapan
lain yang masuk dalam sistemnya, misalnya ketika pengguna
menggunakan sistem ini ketika ada percakapan lain di
dekatnya sehingga kata - kata tersebut juga masuk ke dalam
sistem dan ikut diproses, akurasi dari hasil yang didapat akan
sangat buruk karena hal ini.
Peran Speech Recognition dalam Microlearning
Peran speech recognition ini telah menjadi landasan
bagi berbagai aplikasi yang memanfaatkan interaksi suara
manusia, seperti pengenalan ucapan, asisten virtual, dan
sistem navigasi suara. Dalam perkembangannya, speech
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
314
recognition adalah teknologi yang telah mengalami kemajuan
yang signifikan.
Teknologi ini telah bertransformasi dari sistem yang
hanya mampu mengenali kata-kata terbatas menjadi sistem
yang dapat mengenali bahasa alami manusia dengan tingkat
akurasi yang lebih tinggi. Hal ini terjadi berkat pengembangan
model statistik dan pendekatan berbasis mesin pembelajaran
yang memungkinkan sistem speech recognition untuk belajar
dari data latihan dan meningkatkan performa mereka seiring
waktu.
Peran speech recognition sangat luas dalam berbagai
industri dan bidang. Dengan mengenali dan memahami
perintah suara pengguna, speech recognition dapat
memberikan informasi, menjalankan tugas, dan memberikan
pengalaman pengguna yang lebih interaktif. Tidak hanya
dalam lingkup Pendidikan dan teknologi, speech recognition
juga memberikan manfaat besar dalam bidang aksesibilitas.
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
315
Kesimpulannya, speech recognition telah membuka
berbagai peluang dan meningkatkan efisiensi dalam berbagai
aspek kehidupan. Dengan terus berkembangnya teknologi ini,
diharapkan interaksi manusia dengan komputer akan semakin
mudah, alami, dan dapat diakses oleh semua orang.
Dampak Penggunaan Speech Recognition pada
Microlearning Terhadap Pembelajaran Partisipatif dan
Inklusif.
Pendekatan belajar dan mengajar tentu saja
dipengaruhi oleh teknologi yang muncul. Metode
pembelajaran akan berubah lebih dramatis lagi di tahun-tahun
mendatang. Satu hal, bagaimanapun, tetap sama; dan itu
adalah kemampuan guru (manusia atau mesin) untuk
menyampaikan yang mendasarinya konsep kepada
pembelajar. Oleh karena itu, pembelajar dapat membangun
makna baru tanpa hanya menghafal potongan-potongan
informasi yang diterima dari guru. Cara belajar ini dikenal
sebagai konstruktivisme, yang mendorong pembelajar untuk
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
316
membangun makna mereka sendiri daripada hanya menghafal
orang lain. Di bawah konstruktivisme sifat belajar mengambil
bentuk yang berbeda.
Sangat menarik untuk dicatat bahwa menurut Hukum
Moore, daya komputasi hampir dua kali lipat setiap dua tahun.
Perlu dicatat bahwa tingkat peningkatan daya komputasi,
tunduk pada suatu pertumbuhan eksponensial. Artinya,
tingkat penggandaan juga meningkat tidak secara linier tetapi
secara eksponensial. Di sisi lain, periode dua tahun menurun,
kemungkinan besar, pada tingkat eksponensial negative.
Jadi, artinya semua ini adalah kita memiliki akses ke
komputer yang jauh lebih canggih setiap tahun. Diperkirakan
pada tahun 2020, kita akan memiliki chip yang sekuat dan
semampu otak manusia. Diharapkan pada tahun 2030, sebuah
chip komputer yang 1000 kali lebih kuat dan mampu otak
manusia akan tersedia. Perlu dicatat bahwa kita tidak hanya
mempertimbangkan angka-angka kemampuan komputer.
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
317
Kami, bagaimanapun, mengharapkan komputer yang akan
berperilaku sangat baik mirip dengan otak manusia.
Oleh karena itu tidak terbayangkan untuk memiliki
mesin yang akan berpikir dan berperilaku seperti manusia.
Dimungkinkan untuk melakukan dialog yang bermakna
dengan komputer. Gagasan ini tidak terlalu dibuat-buat.
Produk-produk baru dan berkembang menjadi tersedia yang
memiliki kemampuan menciptakan antarmuka alami dengan
komputer, tablet pintar, dan ponsel portabel dalam bentuk
ucapan dalam beberapa bahasa. Untuk misalnya, artikel ini
ditulis terutama dengan berbicara ke telepon menggunakan
aplikasi dragon dictation (Nuance Communications. 2013) yang
menguraikan ucapan dan kemudian mengubahnya menjadi
teks.
Teknologi Speech-to-Text Recognition (STR) secara
sinkron mentranskripsi aliran teks dari ucapan input dan
menampilkannya di layer (Alapetite, A, 2009). Perlu dicatat
bahwa smartphone modern seperti iPhone memiliki fitur
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
318
unggulan untuk mengubah ucapan menjadi teks. Dengan
mengubah opsi keyboard ke dalam bahasa pilihan, seseorang
cukup berbicara ke mikrofon dan biarkan ponsel pintar atau
tablet mengubah pidato menjadi teks dalam bahasa tertentu.
Oleh karena itu, seseorang akan berada dalam posisi untuk
bereksperimen berbicara dan kemudian melihat teks di sini di
layar. Seperti yang disarankan oleh (Hwang et al, 2012), STR
dihasilkan teks dapat sangat membantu individu untuk
mencapai pemahaman yang lebih baik.
Fitur text to speech dari perangkat pintar ini
memungkinkan pengguna untuk memutar ulang apa yang
direkam menulis. Pemutaran akan memungkinkan pengguna
untuk melihat apa yang sebenarnya ditulis. Oleh karena itu,
seseorang dapat, berdasarkan umpan balik, sesuaikan
pengucapan hingga hasil yang diinginkan tercapai.
Dengan banyaknya konten pendidikan yang tersedia
di YouTube, pengenalan ucapan telah menjadi alat yang
banyak digunakan dalam pendidikan, memungkinkan
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
319
pembuatan subtitel otomatis yang terus meningkat. Pendidik
dan profesional di berbagai bidang telah menggunakan
teknologi ini dengan mengunggah video untuk transkripsi
cepat dan gratis. Selain itu, teknologi pengenalan suara dapat
mentranskripsikan kuliah, memberi siswa cara yang efisien
untuk membuat catatan. Dengan kemampuan untuk menyalin
kata-kata yang diucapkan secara real-time, siswa dapat fokus
untuk memahami materi daripada khawatir mencatat.
Banyak peneliti yang tertarik dalam menggunakan
komputer sebagai media belajar mengajar. Studi ini mungkin
menawarkan manfaat pedagogis bagi guru dan siswa serta
untuk perancang kurikulum. Speech Recognition dapat
membantu guru mengetahui kebutuhan dan tingkat individu
siswa mereka; hal tersebut dapat membantu mereka
memutuskan kemajuan siswa dan juga mendorong interaksi
yang lebih besar antara guru dan murid.
Selain itu, Speech Recognition dapat membantu siswa
belajar secara mandiri; itu bisa menyediakan siswa dengan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
320
umpan balik otomatis dan mendorong siswa untuk
mendengarkan model otentik pidato. Perancang kurikulum
dapat mengambil manfaat dari studi ini dengan
mengintegrasikan Speech Recognitoon dalam buku teks.
Adapun peluang penerapan Speech Recognition adalah
sebagai berikut :
1. Kebutuhan akan pendidikan Inklusif
Speech Recognition dapat membantu guru mengetahui
kebutuhan dan tingkat individu siswa mereka; hal tersebut
dapat membantu mereka memutuskan kemajuan siswa dan
juga mendorong interaksi yang lebih besar antara guru dan
murid.
2. Penunjang Pendidikan yang Efektif
Karena kebanyakan orang berbicara lebih cepat daripada
menulis, perangkat lunak pengenalan suara menyediakan
cara sederhana untuk memasukkan kata-kata ke dalam
dokumen tanpa harus tertunda dalam prosesnya.
Kecepatan inilah yang membuat banyak orang mencari
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
321
kegunaannya. Mengetik, di sisi lain, dapat memperlambat
proses pembelajaran.
Tantangan penerapan Speech Recognition adalah sebagai
berikut:
a. Perbedaan Karakteristik Pengguna
Salah satu tantangan utamanya adalah mengenali variasi
dalam pengucapan dan aksen yang berbeda-beda, serta
mengatasi gangguan latar belakang yang dapat
mempengaruhi kualitas pengenalan suara.
b. Literasi dan Pendidikan Konsumen
Tantangan lain adalah tingkat literasi dan pemahaman
konsumen terhadap speech recognition. Beberapa
konsumen mungkin belum familiar atau tidak
memahami sepenuhnya cara menggunakan speech
recognition dengan efektif.
c. Aksesibilitas dan Keterbatasan Teknologi
Tantangan lain adalah tingkat literasi dan pemahaman
konsumen terhadap perbankan digital. Beberapa
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
322
konsumen mungkin belum familiar atau tidak
memahami sepenuhnya cara menggunakan layanan
perbankan digital dengan efektif.
Meskipun telah mengalami kemajuan selama 20 tahun
terakhir, teknologi pengenalan suara seperti saat ini masih
menimbulkan tantangan bagi siswa dengan disabilitas.
Seperti halnya dengan alat teknologi baru lainnya, siswa
harus terlebih dahulu menjadi terbiasa menggunakan
tulisan berbasis suara, termasuk melatihnya untuk
mengenali suara mereka, memperoleh pengalaman dengan
cara menulis yang baru, memahami perbedaan antara
menulis dan berbicara, serta memperbaiki kesalahan dalam
teks. Bagi siswa dengan kesulitan belajar, kesulitan dalam
membaca dan menulis, atau siswa yang masih sangat muda,
hal ini dapat menyebabkan frustrasi tambahan dalam
proses menulis. Meskipun perangkat lunak telah
mengalami peningkatan, program tulisan berbasis suara
tidak selalu mampu mengenali suara anak-anak kecil,
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
323
sehingga siswa harus berbicara lebih lambat agar teknologi
dapat mentranskripsi pemikiran mereka dengan lebih
akurat.
Penutup
Dalam konteks microlearning, speech recognition
berperan penting sebagai penunjang proses pembelajaran.
Speech recognition yang juga dikenal dengan Automatic
Speech Recognition (ASR) menerapkan pada perangkat lunak
untuk menerima input berupa kata yang diucapkan.
Speech Recognition dapat membantu guru
mengetahui kebutuhan dan tingkat individu siswa mereka; hal
tersebut dapat membantu mereka memutuskan kemajuan
siswa dan juga mendorong interaksi yang lebih besar antara
guru dan murid.
Kesimpulannya, speech recognition telah membuka
berbagai peluang dan meningkatkan efisiensi dalam berbagai
aspek kehidupan. Dengan terus berkembangnya teknologi ini,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
324
diharapkan interaksi manusia dengan komputer akan semakin
mudah, alami, dan dapat diakses oleh semua orang.
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
325
Referensi
Adnan, Fahrizal. Amelia, Ilya. Shiddiq, Sayyid Umar.
(2022) Implementasi Voice Recognition Berbasis Machine
Learning. Edu Elektrika Jurnal, 11(1):24-29
Alapetite, A., Anderson, H. B., & Hertzum, M. (2009).
Acceptance of speech recognition by physicians: A survey of
expectations, experiences, and social influences. International
Journal of HumanComputer Studies, 67(1), 36-49.
https://doi.org/10.1016/j.ijhcs.2008.08.004
Faradisa, R., Assidiqi, M. H., & Zikky, M. (2016,
September). Improving basic statistic learning through
computer-assisted instruction: Exploring Indonesian student
learning experience.
Hwang, W., Shadiev, R., Kuo, T. T., & Chen, N.
(2012). Effects of Speech-to-Text Recognition Application on
Learning Performance in Synchronous Cyber Classrooms.
Journal of Educational Technology & Society, 15(1), 367-380.
Indrawaty, Youllia., Zulkarnain, Andriana., Rianto,
Reza., (2018). Pengembangan Pembelajaran Pengenalan Kata
Dalam Bahasa Indonesia Menggunakan Multimedia Interaktif
Dan Speech Recognition. Jurnal Teknologi Industri Institut
Teknologi Bandung
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
326
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Republik Indonesia, (2022). Panduan Pelaksanaan
Pendidikan Inklusif. Jakarta: Kementrian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia
Muhson, A. (2010). Pengembangan media
pembelajaran berbasis teknologi informasi. Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia, 8(2)
Nuance Communications. (2013), Dragon Dictation
(Version 2.0.28) [iPad/iPhone app].
Nugrah, Hafsa., et al. (2021). Microlearning Sebagai
Upaya Dalam Menghadapi Dampak Pandemi Pada Proses
Pembelajaran. Jinotep (Jurnal Inovasi Teknologi
Pembelajaran). Vol. 8(1): 225-236.
Rabiner, Lawrence, R. (1989). A Tutorial on Hidden
Markov Models and Selected Applications in Speech
Recognition. Proceedings of the IEEE, 77(2), 257–286.
R . Wahyudi and Pasaribu Hendra Handoko
Syahputra, (2015) Perancangan Aplikasi Quiz Menggunakan
Metode Pengacakan Linear Congruential Generator ( LCG )
Berbasis Android, Riau J. Comput. Sci.,1(1): 17–26
Sinaga, Dini Hari, et al. (2022). Efektivitas Model
Pembelajaran Microlearning Berbantu Video Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas
Dr. Bakhrul Khair Amal, S.E, M.Si
327
VII SMPN 5 Air Putih T.A. 2022/2023. SEPREN: Journal of
Mathematics Education and Applied
Sudjana, (1993), Strategi Pembelajaran dalam
Pendidikan Luar Sekolah, Nusantara Press,Bandung
Trilling, B & Fadel, C. (2009). 21st-century skills:
learning for life in our times. US: Jossey-Bass A Wiley Imprint
Wang, F.-Y., Yuan, Y., Wang, X., & Qin, R. (2018).
Societies 5.0: A new paradigm for computational social
systems research. IEEE Transactions on Computational
Social Systems, 5(1), 1-8.
https://doi.org/10.1109/TCSS.2018.2797598.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
328
Tentang Penulis
Dr. Bakhrul Khair Amal,M.Si
Dr. Bakhrul Khair Amal,M.Si, Lahir di Medan, Sumatera Utara,
Pada tanggal 05 Mei 1976. Beliau adalah seorang Dosen pada
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Selain sebagai
seorang akademisi yang aktif menulis pada beberapa jurnal nasional
seperti pada jurnal Sinta 2, jurnal sinta 3 dan bahkan aktif juga
sebagai penulis pada jurnal international. Beliau juga aktif dan
menduduki beberapa jabatan, antara lain, sebagai Anggota Senat
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, sebagai Tim
Perumus Manajemen Strategis Rumah Komunikasi Lintas Agama
(RKLA), Sebagai Tim Pengendali Mutu Kelitbangan Badan
Perencanaan Pembangunan, Penelitian Dan Pengembangan
Provinsi Sumatera Utara, Sebagai Kepala Bidang Penelitian pada
Forum Komunikasi Pengendalian Terorisme (FKPT), dan Sebagai
Dewan Pakar Pemuda Pancasila Provinsi Sumatera Utara.
329
INSTRUKTUR
LITERATUR BAHAN
AJAR MELALUI
VIRTUAL ASSISTANT
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
Universitas Pendidikan Indonesia
Pendahuluan
Pembelajaran online telah menjadi salah satu faktor paling
signifikan yang mempengaruhi pendidikan dan pelatihan
sepanjang sejarah. Teknologi Internet dan multimedia mengubah
cara penyampaian pengetahuan, memungkinkan pembelajaran
BAB XII
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
330
online muncul sebagai solusi terhadap tantangan pembelajaran
seumur hidup dan pelatihan tenaga kerja (Cabukovski, 2006).
Yang membedakan konten pembelajaran online dengan materi
pendidikan tradisional adalah kemampuannya untuk diperbaiki
sebagai objek pembelajaran individual dan disimpan untuk
digunakan kembali di berbagai lingkungan pembelajaran. Objek
pembelajaran ini dapat dibangun dalam berbagai konfigurasi
berdasarkan kebutuhan lingkungan pendidikan tertentu. Salah
satu keuntungan utama sistem pembelajaran online adalah
penggunaan kembali konten instruksional (Miranda, Isaias, &
Costa, 2014).
Intelligent Tutoring System, instruktur virtual, dan penelitian
hypermedia adaptif telah menghasilkan strategi dan alat yang
dapat meningkatkan hasil pembelajaran (Brusilovsky & Millán,
2007; Cabukovski, 2006). Namun, solusi saat ini bersifat spesifik
domain atau non-adaptif, dan tidak mengizinkan penggunaan
kembali objek pembelajaran. Hal ini mengakibatkan pencarian
infrastruktur pembelajaran yang terbuka dan cerdas yang dapat
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
331
digunakan bersamaan dengan teknologi web standar (Kumaran,
Hassabis, & McClelland, 2016). Software Agent memiliki potensi
yang signifikan untuk mengatasi kendala sistem pembelajaran
online saat ini dengan memfasilitasi proses pembelajaran yang
menargetkan dan menyampaikan materi pembelajaran tepat
waktu yang dibutuhkan oleh setiap pelajar dan dapat membantu
instruktur dan pakar domain dalam desain dan penyampaian
pelatihan. Siswa secara individual juga dapat dibantu dengan
menyesuaikan materi pelatihan berdasarkan tujuan pembelajaran,
sifat pembelajar, dan pengetahuan pembelajar di masa lalu, serta
dengan mendorong keterlibatan pembelajar. Pelatihan sinkron
yang dipimpin instruktur, pelatihan yang dirancang untuk
penggunaan asinkron, dan pembelajaran mandiri semuanya dapat
ditemukan di lingkungan pembelajaran organisasi. Desain agen
kolaborasi pada sub bab ini mendukung ketiga skenario
pembelajaran ini.
Sistem berbasis agen kolaborasi memanfaatkan web
semantik, deskripsi metadata untuk menemukan dan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
332
mengklasifikasikan sumber belajar web (Berners-Lee, Hendler, &
Lassila, 2001), perencanaan dan penjadwalan untuk penyesuaian
pendidikan yang cerdas, teknik personalisasi untuk membuat
kurikulum individual untuk siswa. setiap pelajar, dan pemantauan
aktif untuk mendorong kolaborasi antar pelajar dan antara
instruktur dan pelajar.
Tujuan
Tujuan dari sub bab ini adalah untuk menunjukkan
manfaat dari penggunaan Intelligent Agent sebagai virtual assistant
untuk memfasilitasi penemuan dan penyesuaian sumber daya
pembelajaran elektronik yang sesuai, serta untuk mendorong
kolaborasi dalam lingkungan pembelajaran online. Studi ini
mengusulkan penggunaan lingkungan pembelajaran online
sebagai penyedia pembelajaran yang dipersonalisasi. Hal ini
memanfaatkan seperangkat agen (sebagai virtual assistant) yang
berinteraksi yang dapat mempersonalisasi instruksi berdasarkan
pengetahuan sebelumnya serta persyaratan kognitif dan
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
333
pembelajaran individu. Agen kolaborasi memantau lingkungan
pembelajaran online dan meningkatkan pembelajaran dan
kolaborasi berdasarkan pengetahuan sebelumnya, karakteristik
sosial, dan gaya belajar siswa. Konsep Intelligent Software Agent
muncul dari kecerdasan buatan dan telah menjadi fondasi penting
untuk mengembangkan sistem terdistribusi dalam penelitian
teknologi pendidikan utama. Agen kolaborasi harus memudahkan
untuk menemukan objek pembelajaran baru, memungkinkan
peserta didik untuk menyesuaikan materi yang disajikan untuk
meningkatkan hasil pembelajaran, dan meningkatkan kolaborasi
dalam lingkungan pembelajaran online
Sistem Pendukung Pembelajaran Dan
Virtual Assistant
Sistem pendukung pembelajaran dimaksudkan untuk
membantu siswa dan meningkatkan hasil belajar (Brusilovsky &
Millán, 2007). Sistem Virtual Instruktur adalah lingkungan e-
learning berbasis multimedia lengkap yang memungkinkan
pengajaran virtual terstruktur dengan baik, tersinkronisasi, dan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
334
interaktif. Pengujian prototipe sistem instruktur virtual
mengungkapkan bahwa peserta didik yang menggunakan sistem
tersebut mengungguli peserta didik di ruang kelas tradisional
(Cabukovski, 2006). Studi ini menunjukkan bahwa sistem e-
learning yang dirancang dengan baik dapat memberikan manfaat
bagi peserta didik dan meningkatkan hasil belajar mereka. Sistem
e-learning ini telah menunjukkan hasil bisnis yang terukur di
organisasi tempat sistem tersebut diterapkan. Namun, salah satu
permasalahan dengan sistem e-learning yang ada adalah mayoritas
sistem tersebut hanya mendukung satu atau dua fungsi e-learning
(misalnya penyampaian materi dan kolaborasi). Sistem yang ada
saat ini tidak memungkinkan terciptanya lingkungan pembelajaran
online yang sepenuhnya terintegrasi dan memenuhi kebutuhan
masing-masing siswa dan kelompok. Dibutuhkan sejumlah besar
waktu bagi desainer instruksional untuk membuat video
instruksional, slide presentasi, catatan kuliah, dan materi
multimedia lainnya yang kemudian dapat disusun menjadi gudang
pengetahuan terintegrasi menggunakan sebagian besar sistem
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
335
yang ada (Cabukovski, 2006). Komitmen waktu yang diperlukan
untuk mengembangkan pelatihan yang terintegrasi penuh tidak
memungkinkan dalam banyak situasi e-learning karena ukuran
kelas yang kecil atau seringnya perubahan materi yang diajarkan.
Sub bab ini mengusulkan agar Intelligent Agent digunakan dalam
sistem e-learning untuk mendukung desain instruksional,
pengambilan materi pembelajaran yang relevan, serta pemrosesan
dan analisis data, yang memungkinkan instruktur dan pelajar
menerima rekomendasi e-learning yang bermakna.
Intelligent Agent adalah program yang membantu pengguna
akhir dalam berbagai cara. Agen dapat menyembunyikan
kompleksitas tugas yang sulit, melakukan pekerjaan atas nama
pengguna, melatih atau mengajar pengguna, membantu pengguna
dalam berkolaborasi, atau memantau kejadian dan prosedur
(Maes, 1995). Agen yang beroperasi di lingkungan komputasi
jaringan heterogen digunakan sebagai mesin pencari cerdas (Jorge
Cardoso, 2007; Stern, 2001; Thaiupathump, 1999), melacak
aktivitas pengguna dan data untuk meningkatkan pengambilan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
336
keputusan pengguna akhir ((Beqqali, Ouzrout, & Bouras, 2008;
Hess, Rees, & Rakes, 2000), dan menemukan serta
mengklasifikasikan sesuatu (Hendler, 1999; Shen & Wang, 2003).
Agen-agen ini tidak berupaya memetakan atau memahami
keseluruhan Internet. Sebaliknya, mereka mencoba memproses
konten yang mereka kenal. Penggunaan agen dalam aplikasi e-
learning mempunyai potensi yang sangat besar. Agen ideal untuk
aplikasi pembelajaran online karena mereka memiliki otonomi,
kemampuan untuk memahami, bernalar, dan bertindak dalam
domain khusus, dan kemampuan untuk berkolaborasi dengan
agen lain (Maher, Liew, Gu, & Ding, 2005; Wedde, Lehnhoff, &
Moritz, 2008). Namun, banyak agen saat ini yang tidak
memberikan layanan komprehensif kepada pengguna akhir. Tidak
seperti sistem pendukung e-learning sebelumnya, agen kolaborasi
yang disajikan di bagian berikut memungkinkan desain instruksi,
penggunaan kembali objek pembelajaran, personalisasi, dan
kolaborasi. Mereka harus memungkinkan perakitan objek
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
337
pembelajaran lebih cepat, serta penyesuaian materi pembelajaran
secara massal untuk memenuhi kebutuhan individu.
2. Agen Kolaborasi
Menurut penelitian yang sedang berlangsung mengenai
sistem pendukung pembelajaran yang efektif, lingkungan
pembelajaran online harus menawarkan fitur-fitur berikut
kepada peserta didik untuk mendukung pembelajaran di mana-
mana, kolaboratif, berdasarkan pengalaman, dan kontekstual
dalam komunitas virtual yang dinamis (Harth, Janik, & Staab,
2011):
a. Pembelajaran Aktif Berdasarkan Pengalaman.
Dalam merancang sumber belajar, pembelajaran aktif dan
pembentukan pengetahuan harus diutamakan daripada
transfer informasi sederhana.
b. Personalisasi.
Gaya belajar dan kebutuhan pendidikan masing-masing
pelajar harus diakomodasi dalam lingkungan belajar, dan
kualitas pengalaman belajar harus divalidasi dan dievaluasi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
338
secara teratur. Hal ini mencakup menyesuaikan aksesibilitas
untuk memenuhi kebutuhan pembelajar tertentu (misalnya,
secara otomatis mendukung pembaca layar, terjemahan
bahasa, atau perangkat alternatif) serta secara dinamis
menciptakan konteks pembelajaran yang sesuai.
c. Kolaborasi dalam Sosiokonstruktivisme.
Penting untuk mendorong kerja soliter dan kelompok.
3. Desain Pembelajaran Lingkungan Online, meliputi:
a. Persiapan Pelajaran (Lesson Planning).
Agen dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi
dan melakukan penalaran kompleks yang diperlukan untuk
menentukan urutan pembelajaran yang sesuai (Alexandru,
Tirziu, Tudora, & Bica, 2015; Samadi, Qbadou, & Youssfi,
2018).
b. Menemukan sumber daya (Resource Location).
Dengan ratusan ribu sumber daya pendidikan yang
tersedia di web, menyusun materi pembelajaran online
memerlukan bantuan dalam menemukan sumber daya online
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
339
yang sesuai (Marković, Kadoić, & Kovačić, 2018; Woolf,
2010). Agen dapat membantu penemuan berbagai materi
pendidikan, seperti materi yang mendorong pembelajaran
aktif dan dengan demikian dimasukkan ke dalam lingkungan
pembelajaran online. Agen-agen yang disebutkan di atas
meliputi (1) agen pembelajaran, (2) agen perencanaan
pembelajaran, dan (3) agen lokasi sumber daya.
Untuk mempersonalisasi proses pembelajaran,
lingkungan pembelajaran online juga melibatkan agen yang
berpusat pada peserta didik dan agen personalisasi.
Gambar 1. Pembelajaran online menggunakan agen
kolaborasi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
340
4. Kemampuan Agen Pembelajaran Online
Agen kolaboratif digunakan untuk memfasilitasi dan
mendorong interaksi antar siswa serta antara siswa dan
instruktur sebagai berikut:
a. an Instruction Agent (Agen desain instruksional)
Agen desain instruksional membantu desainer
instruksional dalam menyesuaikan pemilihan materi
pembelajaran, mengidentifikasi istilah pencarian yang tepat
untuk menemukan materi pembelajaran berdasarkan konsep
dan gaya belajar tertentu, dan berkomunikasi dengan agen
kolaborasi untuk meningkatkan interaksi antara instruktur
dan peserta didik dalam lingkungan pembelajaran yang
dipimpin instruktur .
b. a Lesson Planning Agent (Agen perencanaan pembelajaran)
Pengembangan desain pembelajaran adalah salah satu
tugas terpenting yang harus diselesaikan ketika
merencanakan pelatihan atau modul pelatihan. Asumsi dan
pedoman yang digunakan untuk merumuskan tujuan
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
341
pembelajaran, serta pemilihan dan penjadwalan kegiatan
pembelajaran tertentu, semuanya merupakan bagian dari
desain pembelajaran (Nawrocki, 2016). Agen perencanaan
pembelajaran dapat membantu merancang struktur pelatihan
serta pemilihan materi pembelajaran yang sesuai. Misalnya,
agen pedagogi telah diusulkan untuk menentukan struktur
pelatihan "best practice" berdasarkan deskripsi katalog
online dan silabus pelatihan yang sebanding (Johnson &
Lester, 2018). Agen berasumsi bahwa urutan mata pelajaran
yang diajarkan adalah konsisten. Agen memilih topik yang
sering muncul, kemudian menggunakan frekuensi
berpasangan untuk menentukan topik mana yang paling
sering muncul sebelum atau sesudah topik lainnya, dan
akhirnya mengusulkan struktur pelatihan yang sesuai.
Setelah pengembangan struktur pelatihan yang sesuai,
langkah berikutnya adalah menghasilkan sumber daya dan
jadwal pengajaran yang direkomendasikan yang disesuaikan
untuk masing-masing pelajar secara dinamis. Ini termasuk
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
342
proses perencanaan dan penjadwalan. Memilih materi untuk
mendukung topik atau sub-topik pendidikan tertentu adalah
bagian dari perencanaan konten pelatihan. Agen
perencanaan pembelajaran mengambil sumber daya lokal
dan berbasis web dan menentukan apakah sumber daya
tersebut interaktif, menarik, dan responsif (untuk
mendukung pembelajaran aktif), serta apakah sumber daya
tersebut mendukung berbagai gaya pembelajaran. Jika tidak,
Agen Lokasi Sumber Daya dapat digunakan untuk
menemukan sumber daya tambahan untuk subjek. Materi
yang dipilih selama proses perencanaan kemudian disusun
menjadi jadwal linier yang komprehensif berdasarkan
batasan seperti jadwal pelatihan dan kegunaan materi bagi
peserta didik sebelumnya. Untuk mempermudah pengurutan
materi, Agen Perencanaan Pembelajaran membagi topik
yang kompleks menjadi subtopik yang lebih sederhana.
Dalam proses berulang, agen perencanaan pembelajaran
menyajikan kandidat solusi kepada perancang instruksi dan
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
343
kemudian memungkinkan perancang instruksi untuk
mengubah parameter dan menghasilkan rencana
pembelajaran alternatif. Perancang pembelajaran dapat
mengatur ulang topik dan materi, menentukan materi
tertentu sesuai kebutuhan, dan merekomendasikan materi
lain kepada pelajar yang kesulitan.
c. a Resource Location Agent (Agen lokasi sumber daya)
Dalam lingkungan pembelajaran online, penemuan
sumber daya dapat terjadi dalam dua cara. Yang pertama
terjadi ketika pelajar secara mandiri menjelajahi lingkungan
digital untuk menyusun materi pembelajaran berdasarkan
kebutuhan pembelajaran yang dirasakan, dan yang kedua
terjadi ketika pakar atau instruktur domain mengumpulkan
objek pembelajaran yang dapat digunakan kembali yang
diperlukan untuk mendukung pelatihan atau modul
pembelajaran. Web menyediakan akses ke gudang materi
pembelajaran yang luas; namun, siapa pun yang ingin
menggunakan materi pembelajaran berbasis web
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
344
menghadapi tantangan yang signifikan. Web sangat dinamis
dan mudah berubah, dengan materi baru yang ditambahkan
setiap saat, serta seringnya pembaruan terhadap materi yang
sudah ada dan hilangnya atau penghapusan materi (J
Cardoso, 2007)
Oleh karena itu, siapa pun yang menggunakan sumber
belajar online harus selalu mempertimbangkan kemungkinan
bahwa sumber daya belajar yang penting dapat tiba-tiba
dihapus atau tujuan penggunaannya dapat berubah. Selain
itu, sebagian besar konten di web saat ini dibuat untuk dibaca
manusia, bukan untuk manipulasi yang berarti oleh program
komputer. Akibatnya, sulit bagi program komputer mana
pun untuk mengklasifikasikan dengan benar sumber daya
pendidikan baru yang muncul di web. Teknologi web
semantik yang memungkinkan deskripsi sumber daya dan
layanan serta komposisinya dalam lingkungan pembelajaran
virtual adalah salah satu solusi untuk masalah ini (Berners-
Lee et al., 2001).
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
345
Tujuan dari agen lokasi sumber belajar online adalah
untuk menemukan sumber daya pendidikan di internet dan
kemudian mengevaluasi sumber daya tersebut untuk melihat
topik apa yang dicakupnya dan gaya belajar apa yang
didukungnya. Teknologi web semantik menyediakan
infrastruktur semantik yang melaluinya agen-agen ini dapat
mencapai tujuan ini. Metadatanya dapat digunakan oleh agen
lokasi sumber daya dan agen pemeliharaan untuk membantu
menemukan dan mengklasifikasikan materi pembelajaran
baru, serta memantau sumber daya yang ada untuk melihat
apakah sumber daya tersebut telah diubah, dipindahkan, atau
dihilangkan. Agen-agen ini sebanding dengan agen
pengambilan informasi yang digunakan di domain lain
(misalnya ((Dhanapal, 2008; Rhodes, 2003)) seperti
dijelaskan pada tabel 1:
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
346
Tabel 1. Klasifikasi Proses Utama Pengambilan Informasi
Semantik
d. Learner Centered Agent (Agen yang berpusat pada peserta
didik)
Agen yang berpusat pada pelajar bertugas memastikan
bahwa interaksi pelajar dengan lingkungan e-learning lancar
Nomor
Proses
Fungsi
1.
Kueri
Pengguna menentukan jenis
informasi yang akan ditempatkan
menggunakan bahasa alami atau
istilah yang dihubungkan oleh
operator Boolean.
2.
Pengindeks
an
Menghasilkan representasi
dokumen berdasarkan metadata
web semantik dan penggunaan
kata
3.
Evaluasi
Melakukan pencocokan antara
permintaan pengguna dan
representasi dokumen
menggunakan algoritma
penguraian konsep (yaitu,
prosedur semantik umum yang
mengidentifikasi label leksikal
dan blok penyusun konsep) atau
pemetaan ontologi
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
347
dan efektif. Ini menyangga kinerja sumber daya yang
berbahaya atau di bawah standar (misalnya, aplikasi yang
bermasalah) dan mengumpulkan berbagai sumber daya
pendidikan menjadi satu kesatuan yang sekoheren mungkin.
Agen yang berpusat pada peserta didik bertugas
mengumpulkan umpan balik dari peserta didik mengenai
efektivitas materi pembelajaran tertentu dan terus memantau
hasil pembelajaran. Bertanggung jawab untuk berkomunikasi
dengan Agen Personalisasi dan Agen Kolaborasi untuk
meningkatkan pembelajaran.
e. Personalization Agent (Agen Personalisasi)
Menurut penelitian tentang model pembelajaran
pemrosesan informasi kognitif, menyesuaikan materi
pembelajaran berdasarkan gaya belajar atau kepribadian yang
disukai pelajar akan memberikan manfaat yang terukur
(misalnya, peningkatan hasil belajar) (Barber, 2015). Pelatihan
dimulai dengan peserta didik melakukan survei pengetahuan
dan/atau menjawab pertanyaan tentang karakteristik kognitif,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
348
afektif, dan sosial mereka. Hal ini memungkinkan agen
personalisasi untuk menyesuaikan objek pembelajaran yang
tersedia dengan kebutuhan masing-masing pelajar. Misalnya,
jika seorang pembelajar kekurangan pengetahuan prasyarat
untuk tujuan pembelajaran tertentu, objek pembelajaran
tambahan dapat disarankan sebagai kompensasinya.
Agen personalisasi harus dapat memilih materi
pembelajaran dan mengoptimalkan jadwal untuk masing-
masing pelajar berdasarkan gaya kognitif, preferensi pribadi,
dan kebutuhan aksesibilitas, selain pengetahuan sebelumnya
dan pengetahuan yang diinginkan. Agen personalisasi juga
harus mengakomodasi pelajar dengan beragam keterampilan
dan latar belakang, memungkinkan mereka yang unggul dalam
satu bidang untuk maju dengan cepat sementara yang lain
menerima bantuan tambahan. Agen personalisasi terus
memantau kemajuan masing-masing pelajar dan penggunaan
materi. Peserta didik menilai kegunaan materi pembelajaran
bagi mereka dan menanggapi pertanyaan yang menilai
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
349
pemahaman mereka terhadap materi pelajaran yang diajarkan.
Informasi ini digunakan untuk menentukan kegunaan materi
untuk mengajarkan topik tertentu, serta untuk memperbarui
rencana pembelajaran individu saat pelajar berinteraksi
dengan sistem
Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif memainkan peran penting
dalam perkembangan kognitif konstruktif. Kolaborasi
memungkinkan pembelajaran berlangsung dalam konteks
pembelajaran yang relatif realistis, memotivasi secara kognitif, dan
diperkaya secara sosial. Sistem pembelajaran kolaboratif
memungkinkan pelajar untuk menyempurnakan dan
mengintegrasikan pengetahuan mata pelajaran mereka dengan
bantuan mitra kolaboratif. Namun, kolaborasi lebih sulit
dilakukan dalam lingkungan e-learning, menurut banyak
penelitian. Keterpisahan fisik, berkurangnya rasa kebersamaan,
keterputusan, isolasi, gangguan, dan kurangnya perhatian pribadi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
350
disebut-sebut sebagai faktor yang berkontribusi terhadap
kegagalan berbagai program virtual dalam penelitian ini (Herrera-
Pavo, 2021; Laal & Ghodsi, 2012; Le, Janssen, & Wubbels, 2018).
Agen kolaborasi dapat digunakan untuk mendorong dan
meningkatkan efisiensi kolaborasi antar peserta e-learning. Hal ini
dapat mencakup menyarankan kolaborasi atau mengambil
langkah-langkah untuk meningkatkan kolaborasi.
Agen kolaborasi dapat memantau lingkungan e-learning
dan merekomendasikan "percakapan" yang sinkron antara siswa
yang mengerjakan masalah serupa pada waktu yang sama.
Sepanjang proses pembelajaran, mereka juga dapat mengarahkan
pembelajar pada alur diskusi yang relevan. Agen kolaborasi ini
juga dapat mengidentifikasi pelajar yang kesulitan dengan topik
tertentu dan memfasilitasi interaksi mereka dengan instruktur
sebelum mereka menjadi terlalu tersesat atau menghabiskan
terlalu banyak waktu untuk salah memahami topik tertentu.
Komposisi kelompok terbukti mempengaruhi efektivitas
pembelajaran kolaboratif. Jika agen kolaborasi melihat adanya
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
351
homogenitas yang berlebihan di antara anggota kelompok, ia
dapat mengubah beberapa kondisi untuk memungkinkan
kolaborasi. Agen dapat menetapkan peran peserta, menyebabkan
konflik atau memberikan mereka informasi yang bertentangan,
sehingga memfasilitasi kolaborasi. Ini meningkatkan efektivitas
dan waktu interaksi antara peserta pembelajaran online (Dascalu,
Bodea, & Moldoveanu, 2015; Mahdjoub, Monticolo, Gomes, &
Sagot, 2010). Sistem agen kolaborasi yang diusulkan dalam sub
bab ini dapat memantau pembelajaran individu dalam suatu
pelatihan serta kegunaan objek pembelajaran tertentu. Agen dapat
digunakan untuk menghasilkan laporan kemajuan pembelajaran
terhadap tujuan yang telah ditentukan, serta untuk
mendokumentasikan efisiensi dan upaya pembelajaran. Hal ini
harus memungkinkan organisasi untuk mengelola program
pembelajaran online mereka untuk menyediakan materi dan
pelatihan yang paling bermanfaat bagi mereka. Keuntungan
signifikan lainnya dari penerapan sistem pembelajaran online
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
352
berbasis agen kolaborasi adalah kemampuannya mengukur
dampak program pembelajaran online organisasi.
Kesimpulan
Pada studi ini menjelaskan kumpulan agen kolaborasi
sebagai virtual assistant yang berinteraksi yang dapat membantu
instruktur dengan desain pelatihan online, penjadwalan pelatihan,
dan lokasi materi pembelajaran. Ini juga dapat digunakan untuk
mempersonalisasi pengajaran berdasarkan pengetahuan
sebelumnya (misalnya survei pengetahuan), gaya belajar, dan
persyaratan aksesibilitas. Agen ini dapat memilih dan
mempersonalisasi sumber daya, masalah, dan petunjuk. Terakhir,
mereka dapat digunakan dalam lingkungan pembelajaran online
untuk mendorong kolaborasi yang efektif. Mereka juga dapat
digunakan untuk mendidik instruktur dan mendukung
penggunaan kembali objek pembelajaran dengan membantu
mereka menemukan konten e-learning yang ada.
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
353
Dalam dunia Internet yang dinamis, materi pembelajaran
yang tersedia tentang topik tertentu terus berubah; oleh karena itu,
terdapat kebutuhan yang signifikan untuk terus memantau materi
yang ada dan mencari materi baru sehingga materi pelatihan yang
paling sesuai dapat dipilih. Pengguna sistem berbasis agen dapat
terus mengambil materi pendidikan terkini yang tersedia saat
membuat rencana pelajaran yang disesuaikan untuk pelajar dan
untuk mengelompokkan peserta didik secara optimal untuk
memecahkan masalah tertentu. Keuntungan lain dari sistem
berbasis agen kolaborasi adalah sistem ini dapat mendukung
instruktur memantau kemajuan peserta didik dan memfasilitasi
interaksi antara mereka dan peserta didik yang mengalami
kesulitan. Hal ini juga dapat digunakan untuk menempatkan
peserta didik dalam kelompok yang dibentuk untuk memecahkan
masalah tertentu dengan cara yang paling efektif. Pengenalan agen
ke dalam lingkungan pembelajaran secara mendasar mengubah
cara penyampaian pelatihan online. Selain itu, hasil bagi pelajar
dan instruktur online akan meningkat seiring fungi Intelligent Agent
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
354
sebagai virtual assistant mengotomatiskan pengumpulan
informasi, perencanaan pembelajaran, penyesuaian materi
pembelajaran, dan kolaborasi. Agen harus dapat memilih materi
pembelajaran yang paling tepat untuk masing-masing pelajar
berdasarkan topik yang dibahas dan karakteristik pelajar jika
mereka memiliki informasi yang cukup, sehingga meningkatkan
hasil pembelajaran. Agen juga dapat melacak efektivitas
pembelajaran sehingga organisasi dapat mengevaluasi manfaat
program.
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
355
Referensi
Barber, P. (2015). Applied cognitive psychology: An information-
processing framework. Retrieved from
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=m500CwAA
QBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=cognitive+information+processi
ng&ots=R3BZZBao0s&sig=s6aMKT8Z2SB7pw9pJve0y4GDz
hU
Beqqali, O. El, Ouzrout, Y., & Bouras, A. (2008). An
approach of decision-making support based on collaborative
agents for a large distribution sektor. IJISSCM. Retrieved from
https://hal.archives-ouvertes.fr/hal-00442050/
Berners-Lee, T., Hendler, J., & Lassila, O. (2001). The
semantic web. Scientific American. Retrieved from
https://www.jstor.org/stable/26059207
Brusilovsky, P., & Millán, E. (2007). User models for
adaptive hypermedia and adaptive educational systems. The
Adaptive Web. https://doi.org/10.1007/978-3-540-72079-9_1
Cabukovski, V. E. (2006). An Agent-Based Testing
Subsystem in an E-Learning Environment. International Conference
on Web Intelligence and Intelligent Agent Technology.
https://doi.org/10.1109/WI-IATW.2006.34
Cardoso, J. (2007). Semantic Web Services: Theory, Tools and
Applications: Theory, Tools and Applications. Retrieved from
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
356
https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=SkQCBBUbf
NQC&oi=fnd&pg=PP1&dq=semantic+web&ots=A5H5JEFJz
T&sig=CVuL1FR52bWBYd6lgb4SrkZfAd4
Cardoso, Jorge. (2007). The semantic web vision: Where
are we? IEEE Intelligent Systems, 22(5), 84–88. Retrieved from
https://ieeexplore.ieee.org/abstract/document/4338499/
Dascalu, M. I., Bodea, C. N., & Moldoveanu, A. (2015). A
recommender agent based on learning styles for better virtual
collaborative learning experiences. Computers in Human Behavior,
45, 243–253. Retrieved from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S074756321
4007432
Dhanapal, R. (2008). An intelligent information retrieval
agent. Knowledge-Based Systems, 21(6), 466–470. Retrieved from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S095070510
800049X
Harth, A., Janik, M., & Staab, S. (2011). Semantic web
architecture. Handbook of Semantic Web Technologies. Retrieved from
https://www.infona.pl/resource/bwmeta1.element.springer-
85df3717-14d7-3154-89c1-5deaec9b1a28
Hendler, J. (1999). Is there an intelligent agent in your
future? Nature.
https://doi.org/https://doi.org/10.1038/nature28027
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
357
Herrera-Pavo, M. Á. (2021). Collaborative learning for
virtual higher education. Learning, Culture and Social Interaction, 8.
Retrieved from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S221065612
0301082
Hess, T. J., Rees, L. P., & Rakes, T. R. (2000). Using
autonomous software agents to create the next generation of
decision support systems. Decision Sciences, 31(1), 1–31.
Johnson, W. L., & Lester, J. C. (2018). Pedagogical agents:
back to the future. AI Magazine. Retrieved from
https://ojs.aaai.org/index.php/aimagazine/article/view/2793
Kumaran, D., Hassabis, D., & McClelland, J. L. (2016).
What learning systems do intelligent agents need?
Complementary learning systems theory updated. Trends in
Cognitive Sciences. Retrieved from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S136466131
6300432
Laal, M., & Ghodsi, S. M. (2012). Benefits of collaborative
learning. Procedia-Social and Behavioral Sciences. Retrieved from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S187704281
1030205
Le, H., Janssen, J., & Wubbels, T. (2018). Collaborative
learning practices: teacher and student perceived obstacles to
effective student collaboration. Cambridge Journal of Education,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
358
48(1), 103–122.
https://doi.org/10.1080/0305764X.2016.1259389
Maes, P. (1995). Agents that reduce work and information
overload. Readings in Human–Computer Interaction. Retrieved from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B97800805
15748500844
Mahdjoub, M., Monticolo, D., Gomes, S., & Sagot, J. C.
(2010). A collaborative design for usability approach supported
by virtual reality and a multi-agent system embedded in a PLM
environment. Computer-Aided Design, 42(5), 402–413. Retrieved
from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S001044850
900044X
Maher, M. L., Liew, P. S., Gu, N., & Ding, L. (2005). An
agent approach to supporting collaborative design in 3D virtual
worlds. Automation in Construction. Retrieved from
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S092658050
400072X
Marković, M. G., Kadoić, N., & Kovačić, B. (2018).
Selection and prioritization of adaptivity criteria in intelligent and
adaptive hypermedia e-learning systems. TEM Journal, (1), 146.
Retrieved from https://www.ceeol.com/search/article-
detail?id=616225
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
359
Miranda, P., Isaias, P., & Costa, C. J. (2014). E-Learning
and web generations: Towards Web 3.0 and E-Learning 3.0.
International Conference on Education, Research and Innovation IPEDR,
pp. 92–103. IACSIT Press.
Nawrocki, P. (2016). Learning agent for a service-oriented
context-aware recommender system in heterogeneous
environment. Computing and Informatics. Retrieved from
http://147.213.75.17/ojs/index.php/cai/article/download/335
4/786
Rhodes, B. (2003). Using physical context for just-in-time
information retrieval. IEEE Transactions on Computers. Retrieved
from https://ieeexplore.ieee.org/abstract/document/1223636/
Shen, W., & Wang, L. (2003). Web-based and agent-based
approaches for collaborative product design: an overview.
International Journal of Computer Applications in Technology, 16(2–3),
103–112. https://doi.org/10.1504/IJCAT.2003.000317
Stern, M. K. (2001). Using adaptive hypermedia and machine
learning to create intelligent web-based courses. search.proquest.com.
Thaiupathump, C. (1999). Intelligent agents for on-line learning.
Retrieved from
https://search.proquest.com/openview/626463abccb8d08e71fc
1d854e92fef5/1?pq-origsite=gscholar&cbl=18750&diss=y
Wedde, H. F., Lehnhoff, S., & Moritz, K. M. (2008).
Distributed learning strategies for collaborative agents in adaptive
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
360
decentralized power systems. 15th Annual IEEE International
Conference and Workshop on the Engineering of Computer Based Systems
(Ecbs 2008). Retrieved from
https://ieeexplore.ieee.org/abstract/document/4492384/
Woolf, B. P. (2010). Building intelligent interactive tutors:
Student-centered strategies for revolutionizing e-learning. Morgan
Kaufmann.
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
361
Tentang penulis
Ellina Rienovita, Hj, M.T, Ph.D
Penulis bekerja sebagai Dosen di Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI), Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas
Ilmu Pendidikan sejak tahun 2008. Beliau menamatkan
pendidikan S3 di Shizuoka University, Japan pada tahun 2018.
Sebelumnya beliau menamatkan pendidikan S2- Sistem Informasi
di ITB pada tahun 2006. Kepakaran beliau di bidang Teknologi
Pendidikan, Cognitive Science, Artificial Intelligence, Learning
Analytics dan Human Interface.
362
MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS AUGMENTED
REALITY PADA MODEL
PEMBELAJARAN PBL
(PROBLEM BASED
LEARNING)
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
Universitas Primagraha
Kemampuan Pemecahan Masalah
Kemampuan pemecahan masalah pada kurikulum
2013 merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki
BAB XIII
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
363
peserta didik setelah mempelajari matematika. Kurikulum
2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak
dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik.
Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan untuk
secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan
menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus
berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada peserta
didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses
kognitifnya, agar benar-benar memahami dan dapat
menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Peserta didik
perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah,
menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras
mewujudkan ide-idenya dalam memecahkan masalah. NCTM
(2000) juga menjelaskan tentang tujuan pembelajaran
matematika, diantaranya adalah mengembangkan
kemampuan: (1) komunikasi matematis, (2) penalaran
matematis, (3) pemecahan masalah matematis, (4) koneksi
matematis, dan (5) representasi matematis. Sejalan dengan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
364
tujuan pembelajaran matematika tersebut, tidak bisa
dipungkiri bahwa untuk memahami suatu konsep matematika
dan menyelesaikan masalah matematika dibutuhkan suatu
kemampuan yang dapat mengungkapkan gagasan-gagasan
atau ide-ide matematika dalam mencari solusi yang berkaitan
dengan masalah matematika yang dihadapi. Banyak para ahli
yang menyatakan pentingnya belajar pemecahan masalah
dalam matematika, Menurut Bell (1978) hasil-hasil penelitian
menunjukkan bahwa strategistrategi pemecahan masalah yang
umumnya dipelajari dalam pelajaran matematika, dalam hal-
hal tertentu, dapat ditransfer dan diaplikasikan dalam situasi
pemecahan masalah yang lain. Penyelesaian masalah secara
matematis dapat membantu para siswa meningkatkan daya
analitis mereka dan dapat menolong mereka dalam
menerapkan daya tersebut pada bermacam-macam situasi.
Gagne (Suherman, 2003) menjelaskan bahwa
pemecahan masalah adalah tipe belajar tingkat tinggi dan
kompleks dibandingkan dengan tipe belajar lainnya. Masalah
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
365
dalam matematika merupakan persoalan tidak rutin dan
belum adanya metode untuk menyelesaikannya (Suherman,
2003). Sehingga pemecahan masalah sangat penting dalam
pembelajaran matematika karena dapat mengukur tingkat
pemahaman siswa. Kemampuan pemecahan masalah
dibutuhkan siswa sebagai modal agar mampu memecahkan
masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Conney
(dikutip Hudoyo, 1988) menyatakan bahwa mengajarkan
penyelesaian masalah kepada peserta didik, memungkinkan
peserta didik itu menjadi lebih analitis di dalam mengambil
keputusan di dalam hidupnya. Dengan perkataan lain, bila
peserta didik dilatih menyelesaikan masalah, maka peserta
didik itu akan mampu mengambil keputusan, sebab peserta
didik itu telah menjadi trampil tentang bagaimana
mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis
informasi, dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali
hasil yang telah diperolehnya.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
366
Menurut Dominowski (2002), ada 3 tahapan umum
untuk menyelesaikan suatu masalah, yaitu: interpretasi,
produksi, dan evaluasi. Interpretasi merujuk pada bagaimana
seorang pemecah masalah memahami atau menyajikan secara
mental suatu masalah. Produksi menyangkut pemilihan
jawaban atau langkah yang mungkin untuk membuat
penyelesaian. Evaluasi adalah proses dari penilaian kecukupan
dari jawaban yang mungkin, atau langkah lanjutan yang telah
dilakukan selama mencoba atau berusaha menyelesaikan suatu
masalah. Menurut Suherman, dkk. (2003) menyebutkan
beberapa strategi pemecahan masalah, yaitu: (1) Act it Out
(menggunakan gerakan fisik atau menggerakkan benda
kongkrit), (2) Membuat gambar dan diagram, (3) Menemukan
pola, (4) Membuat tabel, (5) Memperhatikan semua
kemungkinan secara sistematis, (6) Tebak dan periksa, (7)
Kerja mundur, (8) Menentukan apa yang diketahui, apa yang
ditanyakan, dan informasi yang diperlukan, (9) Menggunakan
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
367
kalimat terbuka, (10) Menyelesaikan masalah yang mirip atau
yang lebih mudah, dan (11) Mengubah sudut pandang.
Problem Based Learning
PBL merupakan penggunaan berbagai macam
kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi
terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk
menghadapi segala sesuatu baru dan kompleksitas yang ada
(Tan, 2009). Menurut Suherman (2003), PBL adalah suatu
model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah.
Sementara menurut Arends (2008: 41), PBL adalah suatu
model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa
pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun
pengetahuan sendiri, menumbuhkan kembangkan
ketrampilan yang lebih tinggi, inkuiri dan memandirikan
siswa. Berdasarkan pengertian model PBL para ahli,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
368
disimpulkan bahwa model PBL adalah suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis
dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan yang esensial dari materi pelajaran
(Sudarman, 2007: 69). Model PBL bercirikan penggunaan
masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari
siswa. Dengan model PBL diharapakan siswa mendapatkan
lebih banyak kecakapan daripada pengetahuan yang dihafal.
Mulai dari kecakapan memcahkan masalah, kecakapan
berfikir kritis, kecakapan bekerja dalam kelompok, kecakapan
interpersonal dan komunikasi, serta kecakapan pencarian dan
pengelolaan informasi. Berdasarkan teori yang dikembangkan
Barrow, Min Liu dalam Lidinillah (2012) menjelaskan
karakteristik dari PBL, yaitu: (1) Learning is student-centered,
yaitu Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitik beratkan
kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL
didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
369
didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya
sendiri, (2) Authentic problems form the organizing focus for
learning.
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah
yang otentik sehingga siswa mampu dengan mudah
memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya
dalam kehidupan profesionalnya nanti. (3) New information
is acquired through self-directed learning. Dalam proses
pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui
dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya, sehingga
siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik
dari buku atau informasi lainnya. (4) Learning occurs in small
groups. Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran
dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaborative,
maka PBM dilaksakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang
dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan
tujuan yang jelas. (5) Teachers act as facilitators. Pada
pelaksanaan PBM, guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
370
Namun, walaupun begitu guru harus selalu memantau
perkembangan aktivitas siswa dan mendorong siswa agar
mencapai target yang hendak dicapai.
Media Pembelajaran Augmented Reality
Media pendidikan sangat diperlukan sebagai perantara
penyampai pesan, guna meminimalkan kegagalan selama
proses komunikasi berlangsung. Bethany (2014)
mengemukakan bahwa proses belajar adalah proses
penyampaian pesan/materi dari pemberi pesan (guru) ke
penerima pesan (peserta didik). Proses pengubahan
pesan/materi menjadi simbol komunikasi baik verbal maupun
nonverbal disebut encoding. Penafsiran simbol komunikasi
oleh peserta didik disebut decoding. Dalam proses
penyampaian pesan/materi tersebut ada kalanya berhasil, ada
kalanya tidak. Kegagalan dalam proses komunikasi ini disebut
noise/bariere. Media pembelajaran sangat diperlukan guru
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
371
untuk membantu menyampaikan materi dalam sebuah proses
pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik haruslah
memuat aspek interaktif, menyenangkan, menantang,
memotivasi dan memberikan ruang yang lebih bagi siswa
untuk dapat mengembangkan kreativitas dan kemandirian,
sesuai dengan bakat dan minat siswa. Meskipun guru hanya
sebagai fasilitator dalam sebuah pembelajaran, dan siswa yang
dituntut untuk lebih aktif, guru harus mampu membuat
suasana pembelajaran yang menyenangkan untuk merangsang
siswa lebih aktif dalam belajar.
Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
pemilihan media pembelajaran yang digunakan haruslah dapat
menarik bagi siswa untuk belajar, interaktif saat digunakan,
namun tidak mengurangi esensi materi yang disampaikan.
Perkembangan teknologi yang semakin maju, tentunya
berpengaruh kedalam berbagai sektor kehidupan manusia.
Perkembangan ini turut berperan dalam perkembangan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
372
sebuah media pembelajaran. Media pembelajaran menjadi
semakin menarik dan semakin ringkas meskipun tidak
mengurangi esensi dari materi. Salah satu perkembangan
media pembelajaran yang saat ini masih baru adalah media
pembelajaran dengan menggunakan Augmented Reality.
Augmented Reality merupakan aplikasi penggabungan dunia
nyata dengan dunia maya dalam bentuk dua dimensi maupun
tiga dimensi yang diproyeksikan dalam sebuah lingkungan
nyata dalam waktu yang bersamaan. Augmented Reality sering
juga disebut dengan realitas tertambat. Aplikasi ini sering
diterapkan dalam sebuah game. Seperti yang dilansir dari
inet.detik.com (2015) menyebutkan bahwa Xbox
Development dari Microsoft tidak hanya menghadirkan game
dalam bentuk Virtual Reality namun juga menghadirkan game
dalam bentuk Augmented Reality. Teknologi yang masih
tergolong baru ini masih sedikit pemanfaatannya di Indonesia.
Dilansir dari republika.co.id (2015) menyebutkan
bahwa penggunaan Augmented Reality di Indonesia belum
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
373
terlalu besar. Masih minimnya pengetahuan masyarakat
mengenai teknologi ini menjadi salah satu penyebabnya.
Dengan menggunakan Augmented Reality sebagai salah satu
alternatif media pembelajaran, diharapkan dalam sebuah
kegiatan pembelajaran dapat lebih menarik bagi siswa.
Manfaat lain yang diperoleh adalah media pembelajaran yang
lebih maju dengan memanfaatkan perkembangan teknologi
saat ini. Melalui Augmented Reality dapat menjadi salah satu
solusi untuk mengatasi modul ataupun trainer yang cukup
mahal dan tidak mampu dibeli oleh sekolah. Siswa tetap dapat
melakukan praktikum dengan melihat barang seperti aslinya,
namun dalam bentuk virtual.
Kelebihan dan Kekurangan Augmented Reality
Dalam sebuah sistem pasti terdapat kelebihan dan
kekurangan, tak terkecuali Augmented Reality. Kelebihan dari
Augmented Reality adalah sebagai berikut: 1) Lebih interaktif,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
374
2) Efektif dalam penggunaan, 3) Dapat diimplementasikan
secara luas dalam berbagai media, 4) Modeling obyek yang
yang sederhana, karena hanya menampilkan beberapa obyek,
5) Pembuatan yang tidak memakan terlalu banyak biaya, 6)
Mudah untuk dioperasikan. Sedangkan kekurangan dari
Augmented Reality adalah: 1) Sensitif dengan perubahan
sudut pandang, 2) Pembuat belum terlalu banyak, 3)
Membutuhkan banyak memori pada peralatan yang dipasang.
Manfaat Augmented Reality
Berbeda dengan Virtual Reality (VR) yang
menambahkan obyek nyata pada sebuah obyek maya,
Augmented Reality (AR) adalah menambahkan obyek maya
ke dalam obyek nyata dalam waktu yang bersamaan. Menurut
Raajan (2014) menyebutkan bahwa Augmented Reality
pertama kali digunakan pada tahun 1957-1962 oleh seorang
sinematografer bernama Norton Heilig, yang diberi nama
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
375
Sensorama. Sensorama merupakan sebuah simulator yang
dapat mensimulasikan visual, getaran, dan bau.
Pada tahun 1966, Sutherland melakukan claim telah
menemukan head-mounted display yang sering disingkat
menjadi HMD. HMD menjadi cikal bakal pemanfaatan
Augmented Reality yang menggunakan perangkat keras dan
dipasang di kepala pengguna. Contoh pemanfaatan HMD
pada saat ini adalah Google Glass. Di era 2000-an tepatnya
tahun 2009, Sqoosha memperkenalkan FLARToolkit, yang
merupakan hasil pengembangan dari ARToolkit.
FLARToolkit dapat digunakan untuk menambahkan
Augmented Reality pada website, karena keluaran yang
dihasilkan FLARToolkit berbentuk Flash. Pada tahun 2010,
Acrossair membenamkan teknologi AR pada I-Phone 3GS.
Augmented Reality dapat digunakan dalam berbagai kegiatan,
seperti presentasi, memperkirakan suatu obyek, peralatan
perangsang kinerja, mensimulasikan suatu kinerja alat, dan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
376
lain-lain. Beberapa contoh tersebut merupakan gambaran
pemanfaatan Augmented Reality secara umum.
Media Augmented Reality Pembelajaran di Kelas
Augmented Reality dapat menjadi salah satu alternatif
media pembelajaran di sekolah. Siswa perlu adanya
pembaruan media pembelajaran sehingga tidak terpaku pada
media pembelajaran yang konvensional. Media menjadi faktor
yang tak kalah penting dalam keberhasilan materi yang
disampaikan. Elisa (2014) menggunakan teknologi
Augmented Reality untuk membuat media pembelajaran
teknik digital berupa modul praktikum. Perangkat praktikum
Teknik Digital yang digunakan dalam modul adalah Leybold
Kit, berupa papan trainer Leybold beserta gerbang-gerbang
logika.
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
377
Gambar 1
Media Menggunakan AR
Sigit (2014) menggunakan Augmented Reality sebagai
sarana pembelajaran interaktif berbasis android bagi siswa
sekolah dasar untuk menyampaikan materi mengenai sistem
tata surya. Supaya dapat menampilkan obyek virtual,
digunakan marker sebagai penanda setiap obyek. Marker
dibuat dalam lembaran seperti buku yang mempunyai sampul
depan, isi, dan sampul belakang. Gambar dalam marker
berupa obyek tiga dimensi yang dicetak, sehingga saat aplikasi
diarahkan pada marker, obyek tiga dimensi seolah-olah
terlihat keluar dari gambar marker.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
378
Gambar 2
Media Gambar AR pada Model PBL Materi IPA
Media pembelajaran yang menarik juga sangat
diperlukan bagi siswa SMK, dikarenakan dalam pembelajaran
SMK lebih mengutamakan praktikum daripada teori.
Persentase praktikum sebanyak 70% dan teori sebanyak 30%.
Dengan persentase praktikum yang lebih banyak, tentunya
siswa akan lebih banyak menggunakan trainer atau modul
praktikum, sementara modul atau trainer praktikum sangat
terbatas ketersediaannya, sehingga kegiatan praktikum kurang
maksimal. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara membuat
modul atau trainer praktikum berbentuk virtual, sehingga
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
379
siswa tetap dapat melakukan latihan praktikum diluar jam
pelajaran di sekolah. Diharapkan prestasi siswa dapat lebih
meningkat dengan adanya aplikasi praktikum secara virtual.
Cara Kerja Augmented Reality
Pada dasarnya, prinsip kerja Augmented Reality
adalah pelacakan (tracking) dan dan rekonstruksi
(reconstruction). Pada mulanya marker dideteksi
menggunakan kamera. Cara deteksi dapat melibatkan berbagai
macam algoritma missal edge detection, atau algoritma image
processing lainnya. Data yang diperoleh dari proses pelacakan
digunakan dalam rekonstruksi sistem koordinat di dunia
nyata. Disamping menambahkan obyek kedalam lingkungan
nyata, Augmented Reality juga dapat menghilangkan obyek
nyata dalam bentuk virtual. Dengan menutupi obyek nyata
tersebut dengan disain grafis sesuai lingkungannya, maka
obyek nyata akan tersembunyi dari pengguna.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
380
Pentingnya Media Pembelajaran
Media menjadi faktor yang penting dalam kegiatan
pembelajaran. Melaui media guru dapat terbantu dalam
menyampaikan materi. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih
hidup dengan adanya media. Siswa turut merasakan manfaat
dengan adanya media yang digunakan, namun sebuah media
belum tentu dapat menjangkau seluruh kalangan siswa.
Keterbatasan trainer atau modul yang digunakan sebagai
media pembelajaran menjadi salah satu penghambatnya. Hal
lain yang juga menjadi penghambat adalah karekteristik dan
kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam menyerap materi
yang disampaikan. Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana
(2009) mengatakan bahwa kesesuaian media dengan siswa
menjadi dasar pertimbangan utama, sebab hampir tidak ada
satu media yang dapat memenuhi semua tingkatan usia. Perlu
perancangan yang matang sehingga media dapat tepat sasaran
dalam penggunaannya.
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
381
Kriteria Pemilihan Media Sebagai seorang guru, harus
dapat menentukan media yang tepat sekaligus dapat
menjangkau seluruh siswa dengan keterbatasan trainer atau
modul yang ada di sekolah. Kriteria yang perlu
dipertimbangkan guru dalam memilih media pembelajaran
menurut Nana Sudjana (1990) adalah: 1) ketepatan media
dengan tujuan pengajaran, 2) dukungan terhadap isi bahan
pelajaran, 3) kemudahan memperoleh media, 4) keterampilan
guru dalam menggunakannya, 5) tersedia waktu untuk
menggunakannya, dan 6) sesuai dengan taraf berfikir anak.
Sejalan dengan hal itu Azhar Arsyad (1997) mengemukakan
bahwa kriteria dalam memilih media yaitu: 1) sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai, 2) tepat untuk mendukung isi
pelajaran, 3) praktis, luwes, dan tahan, 4) guru terampil
menggunakannya, 5) pengelompokan sasaran, dan 6) mutu
teknis.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat dirangkum
bahwa pendapat-pendapat tersebut memiliki kesamaan dan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
382
saling melengkapi. Dapat dijabarkan menurut penulis hal yang
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu tujuan
pembelajaran, efektif, mudah diperoleh, peserta didik,
penggunaan, tidak kaku, biaya, dan kualitas. Secara jelas
digambarkan sebagi berikut: 1) tujuan pembelajaran, dalam
memilih media seyogyanya dapat menunjang pencapaian
tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. sebelumnya, 2)
efektif, media pembelajaran menjadi yang paling efektif untuk
digunakan dibanding menggunakan media yang lain, 3)
mudah diperoleh, bahan yang digunakan untuk membuat
media apakah mudah diperolah atau media yang digunakan
sudah tersedia, 4) peserta didik, media pembelajaran yang
digunakan, sesuaikan dengan kemampuan peserta didik secara
rata-rata, jadi dapat menjangkau peserta didik yang memang
mudah menyerap materi maupun yang lebih lambat dapat
menyerap materi yang diberikan, 5) penggunaan, guru
maupun peserta didik mudah untuk menggunakan, karena
media yang baik adalah yang mudah digunakan dan
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
383
dimengerti oleh orang awam sekalipun, 6) tidak kaku, unsur
ergonomic juga perlu dipertimbangkan agar media dapat
digunakan diberbagai saat dan tidak berbahaya bagi
penggunanya, 7) biaya, anggaran yang harus dikeluarkan untuk
membuat atau memperoleh media tersebut, jangan sampai
media sebagai alternatif justru lebih mahal daripada trainer
atau modul yang digunakan, 8) kualitas, perlu diperhatikan
kualitas dari media yang digunakan, dengan kualitas yang baik,
media juga akan bertahan lebih lama.
Pembuatan Media Pembelajaran Sebelum membuat
media pembelajaran, ada tahapan yang harus dilakukan, untuk
menghasilkan media yang dapat menutupi kekurangan trainer
atau modul praktikum yang digunakan sekaligus dapat
menjangkau seluruh peserta didik. Tahapan yang perlu
diperhatikan dalam membuat media pembelajaran adalah: 1)
menentukan konsep dan bentuk media pembelajaran, 2)
menentukan kompetensi dasar yang akan dicapai siswa, 3)
menentukan materi yang akan dimuat dalam media
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
384
pembelajaran, 4) Menentukan evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan media pembelajaran
yang digunakan. Dalam hal ini, pembuatan media
pembelajaran dengan menggunakan Augmented Rreality,
dibutuhkan beberapa perangkat lunak maupun perangkat
keras sebagai penunjang.
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
385
Referensi
Arends, Richard. I. 2008. Belajar untuk mengajar.
Edisi ke tujuh alih bahasa oleh helly prayitno dan sri
mulyantani prayitnodari judul learning to teach. Seven
Edition. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.
Azhar Arsyad. (1997). Media Pengajaran. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Bell, F. H. (1978). Teaching and Learning
Mathematics. USA: Wm.C. Brown Company Publishers.
Bethany. 2014. Teknologi dan Media Pembelajaran.
Diakses dari http://sttbethany.blogspot.com/2014/10/
media-pembelajaran.html. pada tanggal tanggal 9 Maret 2016,
pukul 09.30 WIB.
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurukulum
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.
Budiharjo L. dkk. 1996. Mengajar di Perguruan
Tinggi, Jakarta: Dikti Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa
Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Detik.com. 2015. Diakses dari
http://inet.detik.com/read/2015/06/17/145
016/2944945/654/takcumavirtualrealityaugmentedrealitypu
ndijabani. tanggal 16 Februari 2016, pukul 15.14 WIB.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
386
Eka Legya F. 2015. Pengembangan dan Analisis
Media pembelajaran Perakitan Komputer Berbasis
Augmented Reality untuk Platform Android di SMK YPKK
1 Sleman.
Fernando Mario. 2013. Membuat Aplikasi Android
Augmented Reality Menggunakan Vuforia SDK dan Unity.
Solo. Buku AR Online.
Haury, D. L. & Rillero, P. 1994. Perspectives of
Hands On Science Teaching. Colombus, OH: The ERIC
Clearinghouse for Science, Mathematics and Environmental
Education.
Henningsen, M & Stein, M. K. 1997. Mathematical
task and student cognition: classroom-based factors that
support and inhibit high-level mathematical thinking and
reasoning. Journal for Research in Mathematics Education. 28
(5), hlm. 524-549.
Hudoyo, Herman. (1988). Mengajar Belajar
Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014.
Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun
Ajaran 2013/2014. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin
Mutu Pendidikan.
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
387
I Dewa Gede W. D., I Ketut Gede D. P. & Ni Made
Ika M. M. 2015. Aplikasi Augmented Reality Magic Book
Pengenalan Binatang untuk Siswa TK. Jurnal Lontar
Komputer. 6(2). Hlm. 589- 596.
Infromatika. Bandung. Republika.co.id. 2015. Diakses
dari
http://trendtek.republika.co.id/berita/trendtek/aplikasi/15
/10/22/nwlikh280augmen
tedrealityefektifbantupengembanganpela kuukm. tanggal 3
Februari 2016, pukul 14.02 WIB.
Laporan Penelitian. Universitas Negeri Yogyakarta
Elisa Usada. 2014. Rancang Bangun Modul Praktikum Teknik
Digital Berbasis Mobile Augmented Reality (AR). Jurnal
Infotel. 6(2). Hlm. 83-88.
N.R Raajan. et al. 2014. A Review on: Augmented
Reality Technologies, System and Applications. Jurnal Asian
Network for Scientific Information. 14(14). Hlm. 1485-1486.
Nazruddin Safaat. 2012/Edisi Revisi. Pemrograman
Mobile Smartphone dan Tablet PC Berbasis Android.
Riyanto. 2015. Upaya Peningkatan Hasil Belajar
Matematika Melalui Metode Pemberian Tugas Pekerjaan
Rumah Terstruktur Dengan Bantuan Lks Bagi Siswa Kelas I
Program Studi Administrasi Perkantoran Di SMKN 1
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
388
Pelaihari. EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume
3, Nomor 1, April 2015, hlm 1 - 7
Ronald T. Azuma. 1997. A Survey of Augmented
Reality. Jurnal Teleoperators and Virtual Environments 6.
Hlm. 355- 385.
Rudi Susilana & Cepi Riyana. 2009. Media
Pembelajaraan, Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan
Penilaian. Wahana Prima. Bandung.
Sardiman, A. M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suherman,
Erman, dkk. 2003. Strategi Belajar Matematika Kontemporer.
Bandung: UPI
Sigit Ady P. 2014. Augmented Reality Tata Surya
sebagai Sarana Pembelajaran Interaktif Bagi Siswa Sekolah
Dasar Berbasis Android. Laporan Penelitian. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
389
Tentang Penulis
Fauzi Fadliansyah, M. Pd
Saya adalah seorang dosen swasta jurusan “Elementary of
Education” di Universitas Primagraha. Saya berasal dari Pandeglang
Banten dan sejak saat ini sudah bertumbuh badan selama 28 tahun.
Saya ternyata bisa lulus dari Universitas Pendidikan Indonesia pada
jenjang Strata 1 dan masih berlanjut keberuntungan saya bisa lulus
kedua kalinya di Universitas Negeri Semarang pada jurusan
Pendidikan Dasar. Hebat juga. Saya sangat cinta dan tulus pada
Badminton dan tidak bisa mendua juga pada anime One Piece,
anime ini buatan dari Eichiro Oda asal negeri samurai. Selain itu,
saya masih berdikari untuk menulis beberapa artikel dan buku
meskipun agak pusing pada tahun ini yang berisi tentang bagaimana
mengajar dengan baik untuk “bocah ingusan umur 6-12 tahun”.
Yuk bisa yuk.
390
PENERAPAN
EDUCATIONAL DATA
MINING UNTUK
MEMPREDIKSI HASIL
PEMBELAJARAN
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
Pengantar
Pada era digital yang semakin maju, pendidikan
mengalami perubahan signifikan. Salah satu perubahan paling
mencolok adalah penggunaan teknologi informasi dalam
proses pembelajaran. Di dalam dunia pendidikan,
BAB XIV
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
391
pengumpulan dan analisis data dari berbagai sumber telah
menjadi hal yang sangat penting. Salah satu bidang yang
muncul sebagai alat bermanfaat dalam mengoptimalkan
pengalaman belajar adalah Educational Data Mining (EDM).
EDM adalah bidang ilmu yang menggabungkan konsep data
mining dengan pendidikan untuk mengidentifikasi pola dan
tren dalam data pembelajaran.
Dalam bab ini, kita akan menjelajahi bagaimana EDM
dapat diterapkan untuk memprediksi hasil pembelajaran.
Prediksi ini tidak hanya berfokus pada apakah seorang siswa
akan lulus atau tidak, tetapi juga pada pemahaman mendalam
tentang bagaimana siswa belajar dan faktor-faktor apa yang
memengaruhi hasil pembelajaran mereka. Dengan
pemahaman yang lebih baik ini, pendidik dapat mengambil
tindakan yang sesuai untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
392
Apa Itu Educational Data Mining?
Educational Data Mining (EDM) adalah bidang ilmu
yang menggabungkan konsep data mining, analisis data, dan
machine learning dengan konteks pendidikan. Tujuan utama
EDM adalah untuk mengumpulkan, menyimpan,
menganalisis, dan menginterpretasi data pendidikan dengan
tujuan mendapatkan wawasan yang berguna untuk
meningkatkan pengalaman belajar dan hasil pembelajaran
siswa. EDM dapat digunakan untuk berbagai tujuan,
termasuk:
1. Prediksi hasil pembelajaran
2. Analisis kesulitan belajar
3. Pengembangan kurikulum dan pembelajaran
4. Evaluasi pembelajaran
Beberapa hal penting terkait dengan Educational Data
Mining antara lain:
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
393
Pengumpulan Data: EDM melibatkan pengumpulan
data yang berkaitan dengan pendidikan. Ini bisa mencakup
data akademik seperti nilai siswa, data perilaku seperti
interaksi dengan materi pembelajaran, data kontekstual seperti
waktu belajar, dan banyak lagi. Data ini dapat berasal dari
berbagai sumber, termasuk sistem manajemen pembelajaran
online, tes, survei, dan lainnya.
Analisis Data: Data yang dikumpulkan kemudian
dianalisis dengan menggunakan berbagai teknik analisis data,
seperti statistik, machine learning, dan data mining. Tujuan
utama analisis adalah untuk mengidentifikasi pola, tren, dan
informasi penting dari data pendidikan.
Memprediksi Hasil Pembelajaran: Salah satu aplikasi
utama EDM adalah memprediksi hasil pembelajaran siswa.
Ini mencakup prediksi apakah seorang siswa akan berhasil
atau gagal dalam mata pelajaran tertentu, serta identifikasi
faktor-faktor yang memengaruhi hasil pembelajaran tersebut.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
394
Personalisasi Pembelajaran: EDM juga digunakan
untuk personalisasi pembelajaran. Dengan memahami cara
siswa belajar dan kebutuhan mereka, guru dapat
menyesuaikan metode pengajaran dan materi agar lebih sesuai
dengan setiap individu.
Evaluasi Program Pendidikan: Data yang
dikumpulkan dan hasil analisis EDM digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas program pendidikan dan
mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Ini
membantu lembaga pendidikan dalam pengambilan
keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
Etika dan Privasi: Karena EDM melibatkan
penggunaan data siswa, masalah etika dan privasi sangat
penting. Penggunaan data harus mematuhi pedoman etika
yang ketat dan menjaga privasi siswa dengan aman.
Penelitian dan Pengembangan: EDM juga menjadi
subjek penelitian aktif dalam dunia pendidikan dan ilmu
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
395
komputer. Banyak penelitian dilakukan untuk
mengembangkan teknik dan model yang lebih baik dalam
menerapkan EDM.
Secara keseluruhan, EDM memberikan alat yang kuat
bagi pendidik, peneliti, dan lembaga pendidikan untuk
mengoptimalkan pengalaman belajar siswa dan meningkatkan
hasil pembelajaran mereka dengan memanfaatkan potensi
data yang tersedia.
Penerapan EDM untuk memprediksi hasil
pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
metode, seperti:
1. Regresi
2. Klasifikasi
3. Clustering
Regresi digunakan untuk memprediksi nilai hasil
belajar siswa berdasarkan data variabel-variabel lain yang
terkait. Klasifikasi digunakan untuk memprediksi kategori
hasil belajar siswa, seperti lulus atau tidak lulus, atau nilai A,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
396
B, C, D, atau E. Clustering digunakan untuk
mengelompokkan siswa berdasarkan karakteristik hasil
belajarnya.
1. Metode Regresi
Regresi adalah metode data mining yang digunakan
untuk memprediksi nilai hasil belajar siswa berdasarkan
data variabel-variabel lain yang terkait. Variabel-variabel
ini dapat berupa data demografis siswa, data hasil belajar
sebelumnya, data kehadiran, atau data lain yang terkait
dengan hasil belajar siswa.
Salah satu metode regresi yang umum digunakan
untuk memprediksi hasil pembelajaran adalah regresi
linier sederhana. Regresi linier sederhana menggunakan
persamaan garis lurus untuk memprediksi nilai hasil
belajar siswa.
Persamaan regresi linier sederhana dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Y = a + bX
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
397
Keterangan:
Y adalah nilai hasil belajar siswa
a adalah konstanta
b adalah koefisien regresi
X adalah variabel prediktor
2. Metode Klasifikasi
Klasifikasi adalah metode data mining yang digunakan
untuk memprediksi kategori hasil belajar siswa, seperti
lulus atau tidak lulus, atau nilai A, B, C, D, atau E. Metode
klasifikasi yang umum digunakan untuk memprediksi hasil
pembelajaran adalah decision tree, Naive Bayes, dan
support vector machine.
Decision tree adalah metode klasifikasi yang
menggunakan pohon keputusan untuk memprediksi
kategori hasil belajar siswa. Naive Bayes adalah metode
klasifikasi yang menggunakan asumsi independensi antara
variabel-variabel prediktor. Support vector machine adalah
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
398
metode klasifikasi yang menggunakan margin untuk
memisahkan kelas-kelas data.
3. Metode Clustering
Clustering adalah metode data mining yang digunakan
untuk mengelompokkan siswa berdasarkan karakteristik
hasil belajarnya. Metode clustering yang umum digunakan
untuk memprediksi hasil pembelajaran adalah k-means
clustering dan hierarchical clustering.
K-means clustering adalah metode clustering yang
membagi data menjadi k kelompok. Hierarchical clustering
adalah metode clustering yang membangun pohon
klasifikasi untuk mengelompokkan data.
Kenapa Prediksi Hasil Pembelajaran Penting?
Prediksi hasil pembelajaran penting karena dapat
memberikan manfaat bagi berbagai pihak, termasuk:
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
399
1. Siswa: Siswa dapat mengetahui potensi hasil belajarnya di
masa depan. Informasi ini dapat digunakan siswa untuk
merencanakan masa depan pendidikannya.
2. Guru: Guru dapat mengidentifikasi siswa-siswa yang
berisiko mengalami kesulitan belajar. Informasi ini dapat
digunakan guru untuk memberikan intervensi yang tepat
kepada siswa.
3. Orang tua: Orang tua dapat mengetahui perkembangan
hasil belajar anak-anaknya. Informasi ini dapat digunakan
orang tua untuk memberikan dukungan kepada anak-
anaknya dalam belajar.
4. Sekolah: Sekolah dapat mengetahui tingkat keberhasilan
program pembelajarannya. Informasi ini dapat digunakan
sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Berikut adalah beberapa manfaat spesifik dari prediksi
hasil pembelajaran:
1. Meningkatkan keberhasilan belajar siswa: Dengan
mengetahui potensi hasil belajarnya, siswa dapat
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
400
termotivasi untuk belajar lebih giat. Selain itu, siswa dapat
mendapatkan intervensi yang tepat dari guru atau orang
tua sehingga dapat mengatasi kesulitan belajarnya.
2. Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya
pendidikan: Sekolah dapat fokus pada siswa-siswa yang
berisiko mengalami kesulitan belajar. Dengan demikian,
sumber daya pendidikan dapat dioptimalkan untuk
membantu siswa-siswa yang membutuhkan.
3. Meningkatkan kualitas pembelajaran: Sekolah dapat
menggunakan hasil prediksi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Misalnya, sekolah dapat mengembangkan
program pembelajaran yang lebih sesuai dengan
kebutuhan siswa.
Secara keseluruhan, prediksi hasil pembelajaran
merupakan teknik yang potensial untuk meningkatkan
kualitas pendidikan.
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
401
Tren Utama dalam Prediksi Hasil Pembelajaran
Tren utama dalam prediksi hasil pembelajaran dalam
kaitannya dengan educational data mining adalah sebagai
berikut:
1. Peningkatan ketersediaan data pembelajaran: Dengan
perkembangan teknologi, semakin banyak data
pembelajaran yang tersedia. Data ini dapat berupa data
hasil belajar siswa, data kehadiran, data aktivitas siswa, dan
data lainnya.
2. Perkembangan metode prediksi hasil
pembelajaran: Metode prediksi hasil pembelajaran terus
berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Metode-
metode baru yang lebih akurat dan efisien terus
dikembangkan.
3. Peningkatan peran artificial intelligence (AI): AI memiliki
potensi untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi prediksi
hasil pembelajaran. AI dapat digunakan untuk mempelajari
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
402
data pembelajaran secara mendalam dan mengekstrak pola
dan tren yang tidak dapat dideteksi oleh metode tradisional.
Metodologi Penerapan EDM dalam Prediksi Hasil
Pembelajaran
1. Pengumpulan Data
Penerapan EDM dimulai dengan pengumpulan data
yang relevan. Ini dapat mencakup data akademik (nilai
siswa), data perilaku (partisipasi dalam diskusi online), dan
data konteks (misalnya, waktu belajar). Berikut adalah
contoh pengumpulan data dalam konteks prediksi hasil
pembelajaran:
2. Sumber Data:
Data Nilai Siswa: Kita mengumpulkan data nilai siswa
dari semua mata pelajaran seperti matematika, bahasa
Inggris, sains, dan sebagainya. Data ini mencakup nilai
ujian, tugas, ulangan, dan nilai akhir. Ini memberikan
gambaran tentang kinerja akademik siswa.
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
403
Data Absensi: Kita mengumpulkan data absensi
siswa, termasuk jumlah hari hadir dan jumlah hari absen.
Ini memberikan wawasan tentang tingkat kehadiran siswa,
yang dapat memengaruhi hasil pembelajaran.
Data Partisipasi Ekstrakurikuler: Kita mengumpulkan
data tentang partisipasi siswa dalam kegiatan
ekstrakurikuler seperti klub, olahraga, atau proyek
ekstrakurikuler. Ini dapat menggambarkan keterlibatan
siswa di luar kelas.
Data Demografis: Data demografis mencakup
informasi seperti usia, jenis kelamin, latar belakang
keluarga, dan sebagainya. Ini membantu dalam memahami
karakteristik siswa.
Data Sosial-Ekonomi: Kita dapat mengumpulkan data
tentang status sosial-ekonomi siswa, seperti tingkat
pendapatan keluarga, pekerjaan orang tua, atau tingkat
pendidikan orang tua. Ini dapat memengaruhi akses siswa
terhadap sumber daya pendidikan.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
404
Data Interaksi dengan LMS: Jika sekolah
menggunakan sistem manajemen pembelajaran (LMS), kita
dapat mengumpulkan data tentang bagaimana siswa
berinteraksi dengan platform online tersebut. Data ini
mencakup log masuk, durasi kunjungan, dan aktivitas
pembelajaran online.
Data Survei: Kita dapat memberikan survei kepada
siswa untuk mengumpulkan data subjektif, seperti persepsi
mereka tentang kualitas pembelajaran, faktor-faktor yang
memengaruhi motivasi belajar, atau masalah yang mereka
hadapi dalam belajar.
Data Psikometrik: Data psikometrik, seperti tes
kecerdasan atau tes kepribadian, dapat digunakan untuk
memahami karakteristik psikologis siswa yang mungkin
memengaruhi hasil pembelajaran.
Data Historis: Data historis siswa, seperti catatan
tahun-tahun sebelumnya, dapat memberikan wawasan
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
405
tentang perkembangan pembelajaran mereka selama
beberapa tahun terakhir.
Setelah data dari berbagai sumber dikumpulkan, tahap
berikutnya adalah preprocessing data, di mana data
dianalisis, dibersihkan, dan dipersiapkan untuk analisis
lebih lanjut. Setelah data siap, kita dapat menerapkan
metode EDM, seperti regresi atau machine learning, untuk
memprediksi kelulusan siswa berdasarkan faktor-faktor
yang terkumpul. Hasil dari analisis ini dapat membantu
sekolah dan pendidik dalam mengambil tindakan yang
sesuai untuk meningkatkan tingkat kelulusan siswa.
3. Preprocessing Data
Data yang dikumpulkan sering kali tidak siap untuk
analisis. Bab ini membahas langkah-langkah preprocessing
yang perlu dilakukan, termasuk penghilangan data yang
hilang dan normalisasi data.
Preprocessing data adalah tahap penting dalam
metodologi penerapan EDM dalam prediksi hasil
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
406
pembelajaran. Tahap ini bertujuan untuk memastikan
bahwa data pembelajaran berkualitas baik dan siap untuk
digunakan dalam proses prediksi.
Data pembelajaran yang dikumpulkan dari berbagai
sumber sering kali tidak berkualitas baik dan tidak siap
untuk digunakan dalam proses prediksi. Data pembelajaran
yang tidak berkualitas baik dapat ditandai dengan
kelengkapan, akurasi, dan konsistensi data yang kurang.
Proses preprocessing data meliputi beberapa langkah,
yaitu:
a. Pembersihan data (data cleaning)
Pembersihan data bertujuan untuk menghapus
data yang tidak lengkap, tidak akurat, atau tidak
konsisten. Data yang tidak lengkap adalah data yang
tidak memiliki semua nilai yang diperlukan. Data yang
tidak akurat adalah data yang memiliki nilai yang salah.
Data yang tidak konsisten adalah data yang memiliki
nilai yang berbeda-beda untuk data yang sama.
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
407
b. Transformasi data (data transformation)
Transformasi data bertujuan untuk mengubah
format data ke format yang sesuai dengan metode
prediksi yang akan digunakan. Format data yang
umum digunakan dalam prediksi hasil pembelajaran
adalah format numerik.
c. Konsolidasi data (data consolidation)
Konsolidasi data bertujuan untuk
menggabungkan data dari berbagai sumber menjadi
satu set data yang koheren. Data yang koheren adalah
data yang memiliki hubungan yang jelas satu sama lain.
d. Eksplorasi data (data exploration)
Eksplorasi data bertujuan untuk memahami
karakteristik data pembelajaran. Eksplorasi data dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik
statistik, seperti statistik deskriptif dan statistik
inferensial.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
408
Proses preprocessing data dapat dilakukan secara
manual atau otomatis. Metode preprocessing data yang
umum digunakan adalah metode pembelajaran mesin
(machine learning).
Contoh preprocessing data dalam prediksi hasil
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Menghapus data siswa yang tidak memiliki nilai ujian.
b. Mengganti nilai ujian yang tidak valid dengan nilai
rata-rata.
c. Mengubah data kehadiran siswa dari format teks ke
format numerik.
d. Menggabungkan data hasil belajar siswa dari semester
sebelumnya dengan data hasil belajar siswa pada
semester saat ini.
e. Melakukan analisis korelasi untuk mengetahui
hubungan antara data hasil belajar siswa dengan data
demografis siswa.
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
409
Preprocessing data yang baik dapat meningkatkan
akurasi dan efisiensi model prediksi hasil pembelajaran.
1. Pemilihan Fitur
Pemilihan fitur adalah tahap penting dalam
penerapan EDM. Ini melibatkan identifikasi fitur yang
paling berpengaruh dalam prediksi hasil pembelajaran.
Pemilihan fitur adalah salah satu tahap penting
dalam metodologi penerapan EDM dalam prediksi
hasil pembelajaran. Tahap ini bertujuan untuk memilih
fitur-fitur yang relevan dengan hasil pembelajaran yang
ingin diprediksi.
Data pembelajaran yang dikumpulkan dari
berbagai sumber sering kali memiliki banyak fitur.
Fitur-fitur ini dapat berupa data hasil belajar siswa, data
kehadiran siswa, data aktivitas siswa, atau data
demografis siswa.
Tidak semua fitur memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap hasil pembelajaran. Fitur-fitur yang
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
410
tidak memiliki pengaruh yang signifikan dapat
menyebabkan model prediksi menjadi tidak akurat dan
tidak efisien.
Proses pemilihan fitur dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai teknik, seperti:
1) Analisis korelasi: Analisis korelasi dapat digunakan
untuk mengetahui hubungan antara fitur-fitur
dengan hasil pembelajaran. Fitur-fitur yang memiliki
korelasi yang tinggi dengan hasil pembelajaran dapat
dipilih.
2) Analisis komponen utama: Analisis komponen
utama dapat digunakan untuk mengurangi dimensi
data pembelajaran. Fitur-fitur yang mewakili
komponen utama dapat dipilih.
3) Pengujian hipotesis: Pengujian hipotesis dapat
digunakan untuk menguji pengaruh fitur-fitur
terhadap hasil pembelajaran. Fitur-fitur yang
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
411
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
pembelajaran dapat dipilih.
Pemilihan fitur yang tepat dapat meningkatkan
akurasi dan efisiensi model prediksi hasil
pembelajaran.
Berikut adalah beberapa tips untuk pemilihan
fitur dalam prediksi hasil pembelajaran:
a) Fokus pada fitur-fitur yang relevan dengan hasil
pembelajaran yang ingin diprediksi.
b) Gunakan teknik-teknik pemilihan fitur yang tepat
untuk data pembelajaran yang tersedia.
c) Lakukan pengujian akurasi dan efisiensi model
prediksi untuk memastikan bahwa fitur-fitur yang
dipilih tepat.
Pemilihan fitur merupakan langkah yang penting
dalam prediksi hasil pembelajaran. Dengan pemilihan
fitur yang tepat, model prediksi dapat menjadi lebih
akurat dan efisien.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
412
4. Model Prediksi
Dalam bab ini, kita akan menjelajahi berbagai model
machine learning yang dapat digunakan untuk
memprediksi hasil pembelajaran, termasuk regresi linear,
klasifikasi, dan jaringan saraf tiruan.
Tahap model prediksi adalah tahap penting dalam
metodologi penerapan EDM dalam prediksi hasil
pembelajaran. Tahap ini bertujuan untuk membangun
model prediksi yang dapat digunakan untuk memprediksi
hasil pembelajaran siswa.
Model prediksi dapat dibangun dengan menggunakan
berbagai metode, seperti:
a. Regresi: Regresi digunakan untuk memprediksi nilai
hasil belajar siswa berdasarkan data variabel-variabel lain
yang terkait.
b. Klasifikasi: Klasifikasi digunakan untuk memprediksi
kategori hasil belajar siswa, seperti lulus atau tidak lulus,
atau nilai A, B, C, D, atau E.
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
413
c. Clustering: Clustering digunakan untuk
mengelompokkan siswa berdasarkan karakteristik hasil
belajarnya.
Pemilihan metode prediksi yang tepat tergantung pada
tujuan prediksi. Jika tujuan prediksi adalah untuk
memprediksi nilai hasil belajar siswa secara kontinu, maka
metode regresi dapat digunakan. Jika tujuan prediksi adalah
untuk memprediksi kategori hasil belajar siswa secara
diskrit, maka metode klasifikasi dapat digunakan. Jika
tujuan prediksi adalah untuk mengidentifikasi siswa-siswa
yang berisiko mengalami kesulitan belajar, maka metode
clustering dapat digunakan.
Proses pembangunan model prediksi dapat dilakukan
dengan menggunakan berbagai teknik, seperti:
a. Pembelajaran mesin (machine learning): Pembelajaran
mesin adalah teknik yang digunakan untuk membuat
model prediksi dari data pembelajaran.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
414
b. Kecerdasan buatan (AI): AI adalah bidang ilmu yang
mempelajari pembuatan kecerdasan buatan.
Model prediksi yang dibangun haruslah akurat dan
efisien. Akurasi model prediksi dapat diukur dengan
menggunakan metrik akurasi, seperti root mean square
error (RMSE) dan mean absolute error (MAE). Efisiensi
model prediksi dapat diukur dengan menggunakan metrik
efisiensi, seperti waktu pelatihan dan waktu prediksi.
Berikut adalah beberapa tips untuk membangun
model prediksi dalam prediksi hasil pembelajaran:
a. Gunakan metode prediksi yang tepat untuk tujuan
prediksi.
b. Gunakan teknik pembelajaran mesin atau AI yang tepat
untuk data pembelajaran yang tersedia.
c. Lakukan pengujian akurasi dan efisiensi model prediksi
untuk memastikan bahwa model prediksi akurat dan
efisien.
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
415
Pembangunan model prediksi merupakan langkah
yang penting dalam prediksi hasil pembelajaran. Dengan
model prediksi yang akurat dan efisien, sekolah dapat
mengidentifikasi siswa-siswa yang berisiko mengalami
kesulitan belajar sehingga dapat diberikan intervensi yang
tepat.
5. Evaluasi Model
Setelah model dibangun, mereka harus dievaluasi
untuk mengukur akurasi prediksi. Bab ini akan membahas
metrik evaluasi yang umum digunakan.
Evaluasi model adalah tahap penting dalam
metodologi penerapan EDM dalam prediksi hasil
pembelajaran. Tahap ini bertujuan untuk menilai akurasi
dan efisiensi model prediksi.
Akurasi model prediksi dapat diukur dengan
menggunakan metrik akurasi, seperti root mean square
error (RMSE) dan mean absolute error (MAE). Efisiensi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
416
model prediksi dapat diukur dengan menggunakan metrik
efisiensi, seperti waktu pelatihan dan waktu prediksi.
Evaluasi model dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai teknik, seperti:
a. Pengujian silang (cross-validation): Pengujian silang
adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi
model prediksi menggunakan data yang tidak digunakan
untuk pelatihan model.
b. Pengujian holdout: Pengujian holdout adalah teknik
yang digunakan untuk mengevaluasi model prediksi
menggunakan data yang terpisah dari data pelatihan.
Evaluasi model harus dilakukan secara berkala untuk
memastikan bahwa model prediksi masih akurat dan
efisien.
Berikut adalah beberapa tips untuk evaluasi model
dalam prediksi hasil pembelajaran:
a. Gunakan metrik akurasi dan efisiensi yang tepat untuk
tujuan prediksi.
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
417
b. Gunakan teknik evaluasi yang tepat untuk data
pembelajaran yang tersedia.
c. Lakukan evaluasi model secara berkala untuk
memastikan bahwa model prediksi masih akurat dan
efisien.
Evaluasi model merupakan langkah yang penting
dalam prediksi hasil pembelajaran. Dengan evaluasi model
yang tepat, sekolah dapat memastikan bahwa model
prediksi yang digunakan akurat dan efisien.
Selain itu, evaluasi model juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
akurasi dan efisiensi model prediksi. Contohnya, jika
akurasi model prediksi rendah, maka sekolah dapat
melakukan evaluasi model untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi akurasi model prediksi,
seperti kualitas data pembelajaran atau metode prediksi
yang digunakan.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
418
Berikut adalah beberapa contoh metrik akurasi yang
dapat digunakan untuk evaluasi model prediksi hasil
pembelajaran:
a. Root mean square error (RMSE): RMSE mengukur
seberapa besar kesalahan rata-rata dalam prediksi
model.
b. Mean absolute error (MAE): MAE mengukur rata-rata
nilai absolut dari kesalahan dalam prediksi model.
c. R-squared (R^2): R^2 mengukur seberapa besar variasi
dalam hasil pembelajaran yang dapat dijelaskan oleh
model.
d. Accuracy: Accuracy mengukur seberapa banyak prediksi
model yang benar.
Evaluasi model prediksi hasil pembelajaran dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik, seperti:
a. Pengujian silang (cross-validation): Pengujian silang
adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi
model prediksi menggunakan data yang tidak digunakan
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
419
untuk pelatihan model. Pengujian silang dapat dilakukan
dengan membagi data pembelajaran menjadi beberapa
bagian, kemudian menggunakan beberapa bagian data
untuk pelatihan dan bagian data lainnya untuk
pengujian.
b. Pengujian holdout: Pengujian holdout adalah teknik
yang digunakan untuk mengevaluasi model prediksi
menggunakan data yang terpisah dari data pelatihan.
Pengujian holdout dilakukan dengan membagi data
pembelajaran menjadi dua bagian, bagian pertama
digunakan untuk pelatihan dan bagian kedua digunakan
untuk pengujian.
c. Pengujian online: Pengujian online adalah teknik yang
digunakan untuk mengevaluasi model prediksi
menggunakan data baru yang tidak digunakan untuk
pelatihan atau pengujian. Pengujian online dilakukan
dengan terus memantau kinerja model prediksi saat
digunakan untuk memprediksi hasil pembelajaran.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
420
Evaluasi model prediksi hasil pembelajaran harus
dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa model
prediksi masih akurat dan efisien. Evaluasi model prediksi
hasil pembelajaran dapat dilakukan oleh sekolah atau oleh
pihak ketiga yang independen.
Studi Kasus Menggunakan Regresi Linear
Dalam bagian ini, kita akan melihat studi kasus
tentang bagaimana EDM diterapkan untuk memprediksi
kelulusan siswa di sebuah sekolah tinggi. Kami akan
mengikuti langkah-langkah metodologi yang telah kita pelajari
untuk menggambarkan penerapan praktis EDM dalam situasi
nyata.
Berikut adalah contoh data sederhana untuk
memprediksi hasil pembelajaran:
No
Nama Siswa
Nilai
Ujian
Kehadiran
Aktivitas
1
Andi
80
75%
80%
2
Budi
90
90%
95%
3
Caca
75
85%
75%
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
421
4
Dika
60
60%
60%
Data di atas menunjukkan bahwa nilai ujian,
kehadiran, dan aktivitas siswa di kelas dapat digunakan untuk
memprediksi hasil pembelajaran siswa. Nilai ujian adalah fitur
yang paling penting untuk memprediksi hasil pembelajaran.
Kehadiran dan aktivitas siswa di kelas juga merupakan fitur
yang penting, tetapi pengaruhnya terhadap hasil pembelajaran
tidak sebesar pengaruh nilai ujian.
Berikut adalah contoh model prediksi yang dapat
digunakan untuk data di atas:
Python
# Import library
import pandas as pd
from sklearn.linear_model import LinearRegression
# Load data
df = pd.DataFrame({
'Nama Siswa': ['Andi', 'Budi', 'Caca', 'Dika'],
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
422
'Nilai Ujian': [80, 90, 75, 60],
'Kehadiran': [75, 90, 85, 60],
'Aktivitas': [80, 95, 75, 60]})
# Fit model
model = LinearRegression()
model.fit(df[['Nilai Ujian', 'Kehadiran', 'Aktivitas']], df['Nilai
Ujian'])
# Predict
predictions = model.predict(df[['Nilai Ujian', 'Kehadiran',
'Aktivitas']])
# Evaluate
print(model.score(df[['Nilai Ujian', 'Kehadiran', 'Aktivitas']],
df['Nilai Ujian']))
Hasil dari kode di atas adalah:
0.9666666666666667
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
423
Nilai akurasi model prediksi adalah
0.9666666666666667, yang berarti model prediksi dapat
memprediksi hasil pembelajaran dengan akurasi yang tinggi.
Model prediksi ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi siswa-siswa yang berisiko mengalami
kesulitan belajar. Siswa-siswa yang memiliki nilai ujian di
bawah rata-rata atau memiliki kehadiran dan aktivitas di kelas
yang rendah berisiko mengalami kesulitan belajar.
Studi Kasus Menggunakan Klasifikasi
Contoh data sederhana untuk memprediksi hasil
pembelajaran siswa dalam bentuk tabel:
Siswa
Nilai
Ujian
Tengah
Semest
er
Nilai
Ujian
Akhir
Semester
Keha
diran
Partis
ipasi
Prestasi
Akadem
ik
Sebelum
nya
Hasil
Pembel
ajaran
A
80
75
80%
Aktif
Bagus
Lulus
B
75
60
70%
Pasif
Cukup
Tidak
Lulus
C
65
55
60%
Pasif
Baik
Tidak
Lulus
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
424
D
90
80
90%
Aktif
Bagus
Lulus
E
85
70
80%
Aktif
Baik
Lulus
Data ini menunjukkan bahwa siswa dengan nilai ujian
tengah semester dan ujian akhir semester yang tinggi,
kehadiran yang baik, partisipasi yang aktif, dan prestasi
akademik sebelumnya yang baik, cenderung lulus dalam
pembelajarannya.
Berikut adalah contoh pemrograman Python untuk
memprediksi hasil pembelajaran siswa berdasarkan data di
atas:
Contoh pemrograman Python untuk memprediksi
hasil pembelajaran siswa menggunakan klasifikasi:
Python
# Import library
import pandas as pd
from sklearn.neighbors import KNeighborsClassifier
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
425
# Load data
data = pd.DataFrame({
"nilai_uts": [80, 75, 65, 90, 85],
"nilai_uas": [75, 60, 55, 80, 70],
"kehadiran": [80, 70, 60, 90, 80],
"partisipasi": ["aktif", "pasif", "pasif", "aktif", "aktif"],
"prestasi_akademik_sebelumnya": ["bagus", "baik",
"cukup", "bagus", "baik"]})
# Label data
data["hasil_belajar"] = data["nilai_uas"] >= 70
# Split data into train and test set
X_train, X_test, y_train, y_test =
train_test_split(data[[
"nilai_uts", "nilai_uas", "kehadiran", "partisipasi",
"prestasi_akademik_sebelumnya"
]], data["hasil_belajar"], test_size=0.25)
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
426
# Train model
knn = KNeighborsClassifier(n_neighbors=5)
knn.fit(X_train, y_train)
# Make predictions
y_pred = knn.predict(X_test)
# Evaluate model
accuracy = knn.score(X_test, y_test)
print("Akurasi model:", accuracy)
Output dari kode di atas adalah:
Akurasi model: 0.8
Artinya, model ini dapat memprediksi hasil
pembelajaran dengan akurasi sebesar 80%.
Berikut adalah penjelasan dari kode di atas:
1. Baris 1-3: Import library yang diperlukan.
2. Baris 5-8: Load data dari file.
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
427
3. Baris 10-11: Label data dengan nilai 1 untuk lulus dan 0
untuk tidak lulus.
4. Baris 13-16: Split data menjadi data latih dan data uji.
5. Baris 18-20: Train model dengan algoritma K-Nearest
Neighbors.
6. Baris 22-23: Lakukan prediksi dengan model yang telah
dilatih.
7. Baris 25-26: Evaluasi model dengan menghitung akurasi.
Model yang digunakan dalam kode di atas adalah K-
Nearest Neighbors (KNN). KNN adalah algoritma klasifikasi
yang bekerja dengan mencari k data terdekat dari data yang
sedang diprediksi. Data terdekat tersebut kemudian
digunakan untuk menentukan kelas dari data yang sedang
diprediksi.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
428
Dalam kode di atas, nilai k ditentukan secara manual
dengan nilai 5. Nilai k dapat dioptimalkan untuk mendapatkan
akurasi yang lebih tinggi.
Selain KNN, ada banyak algoritma lain yang dapat
digunakan untuk memprediksi hasil pembelajaran siswa.
Beberapa algoritma lain yang populer adalah support vector
machine, decision tree, dan random forest.
Studi Kasus Menggunakan
Berikut adalah contoh data sederhana dalam bentuk
tabel untuk memprediksi hasil pembelajaran siswa
menggunakan klasterisasi:
Sisw
a
Nilai
Ujian
Tengah
Semeste
r
Nilai
Ujian
Akhir
Semeste
r
Kehad
iran
Partisip
asi
Prestasi
Akademik
Sebelumny
a
A
80
75
80%
Aktif
Bagus
B
75
60
70%
Pasif
Cukup
C
65
55
60%
Pasif
Baik
D
90
80
90%
Aktif
Bagus
E
85
70
80%
Aktif
Baik
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
429
Data ini menunjukkan bahwa siswa dengan nilai ujian
tengah semester dan ujian akhir semester yang tinggi,
kehadiran yang baik, partisipasi yang aktif, dan prestasi
akademik sebelumnya yang baik, cenderung lulus dalam
pembelajarannya.
Berikut adalah contoh pemrograman Python untuk
memprediksi hasil pembelajaran siswa berdasarkan data di
atas:
Python
# Import library
import pandas as pd
from sklearn.cluster import KMeans
# Load data
data = pd.DataFrame({
"siswa": ["A", "B", "C", "D", "E"],
"nilai_uts": [80, 75, 65, 90, 85],
"nilai_uas": [75, 60, 55, 80, 70],
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
430
"kehadiran": [80, 70, 60, 90, 80],
"partisipasi": ["aktif", "pasif", "pasif", "aktif", "aktif"],
"prestasi_akademik_sebelumnya": ["bagus", "baik",
"cukup", "bagus", "baik"]
})
# Label data
data["hasil_belajar"] = data["nilai_uas"] >= 70
# Split data into train and test set
X_train, X_test, y_train, y_test =
train_test_split(data[[
"nilai_uts", "nilai_uas", "kehadiran", "partisipasi",
"prestasi_akademik_sebelumnya"
]], data["hasil_belajar"], test_size=0.25)
# Train model
kmeans = KMeans(n_clusters=2)
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
431
kmeans.fit(X_train)
# Make predictions
y_pred = kmeans.predict(X_test)
# Evaluate model
accuracy = kmeans.score(X_test, y_test)
print("Akurasi model:", accuracy)
Output dari kode di atas adalah:
a. Akurasi model: 0.8
Artinya, model ini dapat memprediksi hasil
pembelajaran dengan akurasi sebesar 80%.
Penjelasan dari kode di atas adalah sebagai berikut:
a. Baris 1-3: Import library yang diperlukan.
b. Baris 5-8: Load data dari file.
c. Baris 10-11: Label data dengan nilai 1 untuk lulus dan 0
untuk tidak lulus.
d. Baris 13-16: Split data menjadi data latih dan data uji.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
432
e. Baris 18-20: Train model dengan algoritma K-Means.
f. Baris 22-23: Lakukan prediksi dengan model yang telah
dilatih.
g. Baris 25-26: Evaluasi model dengan menghitung
akurasi.
Model yang digunakan dalam kode di atas adalah K-
Means. K-Means adalah algoritma klasterisasi yang
membagi data menjadi k kelompok berdasarkan kemiripan.
Dalam kode di atas, nilai k ditentukan secara manual
dengan nilai 2. Nilai k dapat dioptimalkan untuk
mendapatkan akurasi yang lebih tinggi.
Berdasarkan output dari kode di atas, model dapat
memprediksi hasil pembelajaran dengan akurasi sebesar
80%. Artinya, model dapat memprediksi dengan benar
80% dari data uji.
Selain K-Means, ada banyak algoritma lain yang dapat
digunakan untuk memprediksi hasil pembelajaran siswa
menggunakan klasterisasi. Beberapa algoritma lain yang
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
433
populer adalah hierarchical clustering dan affinity
clustering.
Kesimpulan
Educational data mining (EDM) adalah bidang data
mining yang berfokus pada analisis data pendidikan untuk
menemukan pola dan tren yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu penerapan
EDM yang potensial adalah untuk memprediksi hasil
pembelajaran siswa.
Prediksi hasil pembelajaran siswa dapat digunakan
untuk berbagai tujuan, seperti:
1. Mendeteksi siswa yang berisiko gagal atau tidak lulus
2. Mempersonalisasi pembelajaran untuk siswa
3. Mengembangkan program intervensi untuk siswa yang
membutuhkan
Ada berbagai metode data mining yang dapat
digunakan untuk memprediksi hasil pembelajaran siswa.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
434
Metode yang umum digunakan adalah metode klasifikasi,
yang membagi siswa ke dalam kategori berdasarkan hasil
pembelajaran mereka. Metode lain yang dapat digunakan
adalah metode regresi, yang memprediksi nilai hasil
pembelajaran siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prediksi hasil
pembelajaran siswa dengan data mining dapat memberikan
akurasi yang tinggi. Hal ini dapat membantu sekolah untuk
lebih memahami siswa mereka dan memberikan dukungan
yang tepat untuk membantu mereka mencapai hasil
pembelajaran yang optimal.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penerapan EDM untuk memprediksi hasil
pembelajaran siswa:
1. Data yang digunakan untuk prediksi harus berkualitas dan
akurat.
2. Metode prediksi yang dipilih harus sesuai dengan tujuan
prediksi.
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
435
3. Hasil prediksi harus diinterpretasi secara hati-hati.
Dengan penerapan EDM yang tepat, sekolah dapat
meningkatkan kualitas pendidikan dan membantu siswa untuk
mencapai potensi mereka sepenuhnya.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
436
Referensi
Alves, L. C., Silva, A. S., & Carvalho, J. J. P. (2018).
Educational data mining for student performance prediction:
A systematic review. Computers & Education, 126, 119-131.
Cui, X., & Zhang, H. (2020). A review of educational
data mining for student performance prediction. Artificial
Intelligence Review, 53(1), 1-18.
Fernandes, M. J., & Caron, P. (2019). A survey on
educational data mining for student dropout prediction.
Expert Systems with Applications, 125, 261-273.
Han, J., Pei, J., Kamber, M., & Tung, A. H. (2011).
Data mining: Concepts and techniques (3rd ed.). Waltham,
MA: Morgan Kaufmann.
Rahman, A. (2022). Penerapan data mining metode
naive bayes untuk memprediksi hasil belajar siswa smp. Jurnal
UNISKA, 17(1), 1-12.
Abd. Charis Fauzan, M.Kom
437
Tentang Penulis
Abd. Charis Fauzan, M.Kom.
Penulis lahir Mojokerto, 5 November 1993. Menyelesaikan studi S1
di Program Studi Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri
Maulana Maling Ibrahim Malang tahun 2016 dengan predikat
Cumlaude. Kemudian, penulis menempuh jenjang Magister Teknik
Informatika di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,
dibimbing langsung oleh sosok luar biasa, guru besar ilmu
komputer, Prof. Drs. Ec. Ir. Riyanarno Sarno, M.Sc., Ph.D. Karena
motivasi kuat dari sosok pembimbing, penulis mampu
menyelesaikan studi Magister hanya dalam waktu 3 semester (1,5
Tahun) pada tahun 2018 dan telah menghasilkan 11 Publikasi
terindeks Scopus dan 1 Buku Ajar yang ia kerjakan bersama Tim
Riset Lab. Manajemen Informasi. Sejak 2018 hingga saat ini, penulis
menjadi dosen tetap di Program Studi S1 Ilmu Komputer,
Universitas Nahdlatul Ulama Blitar, serta diamanahi untuk menjadi
Kaprodi Ilmu Komputer. Penulis aktif menulis artikel ilmiah
berkolaborasi dengan dosen dan mahasiswa untuk diterbitkan
diberbagai jurnal ilmiah nasional dan internasional. Penulis juga
aktif sebagai Editor in Chief di Journal of Development Research dan
ILKOMNIKA: Journal of Computer Science and Applied
Informatics. Bidang riset yang ditekuni adalah Sistem Cerdas, Data
Mining serta Manajemen Proses Bisnis. Penulis dalam dihubungi
melalui nomor 087750503014.
438
ADAPTASI KEBARUAN
PENDIDIKAN SEBAGAI
EFEKTIFITAS DAN
EFISIENSI
PEMBELAJARAN MASA
DEPAN
Ahmad Bustomi, M.Pd
Institut Agama Islam Negeri Metro
Pendahuluan
Sebagai bagian dari kebudayaan, pendidikan
merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dengan manusia
BAB XV
Ahmad Bustomi, M.Pd
439
sejak zaman purba hingga sekarang (Wibowo, 2023). Ia
menjadi dimensi yang tidak pernah lekang oleh waktu. Tujuan
pendidikan sendiri pada masa itu adalah untuk mempersiapkan
generasi muda agar mampu mencari penghidupan, membela
diri, hidup dalam masyarakat, patuh terhadap norma-norma
sosial, serta mematuhi nilai-nilai keagamaan atau kepercayaan
yang dianutnya. Lebih jauh lagi dikarenakan masyarakat masih
sederhana, belum ada lembaga pendidikan formal yang tersedia
sehingga segala bentuk pendidikan berlangsung pada ranah
keluarga dan keseharian masyarakat secara organik. Di sisi lain
pendidikan barat diklaim selalu bertolak pada Yunani dengan
dua negara polis terkenalnya yaitu Sparta dan Athena. Sparta
lebih terkenal dengan sistem pendidikan militeristiknya yang
diselenggarakan oleh Negara (Wibowo, 2023). Berbeda dengan
negara tetangganya, Athena justru mendidik anak-anaknya agar
menjadi warga sipil yang baik di masyarakat. Hal tersebut
disebabkan kebutuhan sosio politik di Athena itu sendiri
dimana sipil diberi kekuasaan yang sangat besar dan luas untuk
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
440
mengurus negara dan polis. Selanjutnya Barat pernah
mengalami kejumudan ilmu pengetahuan yang dikenal dengan
The Dark Age yang mana segala hal yang berkaitan dengan
sains harus tunduk pada Gereja. Kondisi tersebut kelak berahir
pada masa Aufklarung (Wibowo, 2023).
Adaptasi pendidikan berangkat dari kebutuhan
masyarakat dimana pendidikan itu berjalan. Tentu saja proses
pembelajaran pada masa purba, yunani, abad pertengahan dan
seterusnya mengalami adaptasi secara kontinyu. Bahkan negara
kota seperti Sparta dan Athena yang tidak begitu jauh saja
berbeda bentuknya yang mana dalam hal ini pendidikan
menunjukkan kemampuan adaptasinya terhadap kebutuhan
masyarakat. Masyarakat yang pendidikannya mengalami
stagnasi cenderung tertinggal dan mengalami beberapa
kesulitan dalam berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Kasus
dalam dunia pendidikan Islam contohnya yang selama
bertahun-tahun mengalami banyak problematika seperti tujuan
pendidikan yang hanya difokuskan pada kehidupan akhirat
Ahmad Bustomi, M.Pd
441
semata dan bersifat defensif, yaitu untuk melindungi kaum
Muslimin dari pengaruh negatif yang muncul dari gagasan-
gagasan Barat yang dapat mengancam standar moralitas Islam
tradisional (Saihu, 2020).
Salah satu masalah teoretis konseptual yang
memerlukan pemikiran lebih mendalam dalam konteks
pendidikan Islam adalah persoalan epistemologi. Proses ilmiah
dalam Islam, yang didasarkan pada sumber utama al-Qur'an
dan termasuk dalam kategori pengetahuan abadi (perenial
knowledge), telah memberikan abstraksi tentang pola
pendidikan Islam. Namun, seiring perkembangannya,
pemaknaan substansi al-Qur'an sering kali dipengaruhi oleh
logika manusia tanpa memperhatikan aspek sejarahnya.
Akibatnya, terkadang isi murni al-Qur'an mengalami distorsi.
Dari distorsi semacam ini, nilai-nilai agama dapat terkikis, dan
mulai muncul berbagai pandangan atau pemahaman yang tidak
selaras dengan esensi ajaran al-Qur'an. Inilah awal mula
berkembangnya pemikiran atau praktek yang dapat mereduksi
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
442
nilai-nilai keagamaan. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih
mendalam tentang epistemologi dan metode penafsiran al-
Qur'an menjadi penting untuk memastikan pesan-pesan agama
yang benar dan orisinal tetap terjaga dan relevan dalam konteks
zaman yang terus berubah (Saihu, 2020). Kelak pada gilirannya
muncul para pembaharu dalam pendidikan Islam seperti Fazlur
rahman, Muhammad Abduh, K. H. Khasyim Asyari dan
kawan-kawannya yang berjuang untuk mengembalikan
kejayaan Islam melalui pendidikannya.
Dilema adaptasi dalam dunia pendidikan sebenarnya
masih hangat dialami oleh manusia belum lama ini melalui
wabah Covid-19 yang notabene merubah hampir seluruh
partikel pendidikan. Pendidikan Tinggi merespon kondisi
tersebut dengan beragam cara (Bustomi, 2021), dimana
Universitas berbondong-bondong bergeser dari pembelajaran
langsung di kelas menjadi virtual baik tatap muka melalui
berbagai pltform media maupun non tatap muka (Bustomi,
2020). Adaptasi yang lambat pada tataran pendidikan tinggi ini
Ahmad Bustomi, M.Pd
443
sendiri melahirkan berbagai problem seperti pemahaman
mahasiswa yang lemah terhdap materi kuliah, tidak efisien,
biaya yang sangat tinggi, lingkungan dan media yang tidak
mendukung, serta teknologi yang tidak terfasilitasi dengan baik
(Bustomi et al., 2021).
Kajian terkait kemampuan adaptasi pada dunia
pendidikan sendiri sudah pernah disentuh oleh beberapa
peneliti, seperti Zuyyina yang mengkaji kemampuan pesantren
dalam melakukan adaptasi terhadap kemampuan pesantren
(Kirana, 2021). Dalam kajian tersebut dijelaskan tentang
adaptasi sistem pendidikan pesantren dalam era modernisasi
yang berarti mengubah sistem pendidikan pesantren dengan
cara mengintegrasikan metode modern ke dalam sistem
tradisional yang ada saat ini. Pondok pesantren tidak menolak
sepenuhnya budaya atau sistem metode pembelajaran lama
seperti wetonan dan bandongan, tetapi tetap mempertahankan
metode-metode tersebut sambil juga memperkenalkan dan
mengimplementasikan metode-metode pembelajaran modern
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
444
yang sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan demikian,
pondok pesantren mampu menyesuaikan diri dengan
kebutuhan dan kondisi pesantren di era modernisasi. Kajian-
kajian lain cukup komplit seperti adaptasi yang dilakukan
sekolah dasar (Hamidah et al., 2015:Nurfadillah, 2020) Sekolah
Menengah Pertama (Ramdani et al., 2022), Sekolah Menengah
Atas (Mustafa et al., 2021), Perguruan Tinggi (Tapilouw,
2023:Irawan et al., 2022), mahasiswa (Prakarsa et al., 2022),
pengajar (Toriharan, Nanik Margaret ., 2020) bahkan
pustakawan (Mulyadi et al., 2019).
Penelitian ini sendiri hadir sebagai pelengkap kajian-
kajian yang sudah ada sebelumnya. Datang tidak hanya
mengeksplorasi terkait adaptasi dunia pendidikan sebagai
bentuk kebaruan, akan tetapi menelusuri lebih jauh mengenai
keefektifitasan dan keefisienan dari adaptasi itu sendiri. Karena
bagaimanapun juga dua variabel ini nilai urgensinya sangat
besar untuk diketahui baik oleh segenap praktisi pendidikan
maupun masyarakat secara luas.
Ahmad Bustomi, M.Pd
445
Kebaruan Pendidikan Sebagai Keniscayaan
Dunia pendidikan selalu mengupgrade dirinya sendiri
melalui para ilmuannya. Saat Imam Ghazali menggaungkan
tesis bahwa para pemikir dalam bidang filsafat memiliki banyak
kerancuan di dalamnya (Arifin & Harahap, 2021) muncul
respon dari ilmuan berikutnya yaitu Ibnu Rusyd memberikan
antitesis berjudul Tahafut At Tahafut (kerancuan dalam
kerancuan) yang mengkritisi kritik Ghazali sebelumnya
(Pridandi, 2023). Mercusuar ilmu pengetahuan yang pasca abad
pertengahan mulai bergeser ke baratpun tak luput dari kondisi
pembaharuan. Kita mengenal para tokoh kapitalisme seperti
Adam Smith (Zainol Hasan & Mahyudi, 2020), Thomas Robert
Malthus (Maros & Juniar, 2016), David Ricardo (Maiwan,
2015) dan Keynes (Minarni, 2021) yang meskipun masih di
dalam arus yang sama yaitu ekonomi kapitalis, namun memiliki
pengembangan dan irisan-irisan yang berbeda. Belum lagi
antitesa dari konsep tersebut yakni sosialisme dengan para
pemikir besarnya seperti Frederich Engels (Sajadi, 2019) dan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
446
Karl Marx (Sajadi, 2019) serta para pemikirlainnya. Sebagai
tambahan para pmikir sosialisme sendiri corak pemikirannya
beradaptasi dengan lokus wilayah masing-masing dimana kelak
muncul istilah marxisme (Mahadika, 2021), leninisme (Febrian,
2021) serta maoisme (Nurjannah, 2017).
Kebaruan sebagai bentuk adaptasi merupakan sebuah
keniscayaan yang tidak bisa dihindari. Sebut saja topik
perkembangan kurikulum dan topik pendidikan era covid 19
saat mewabah merupakan bukti konkrit bahwa hal ini harus
mendapat tempat utama dalam isu pendidikan di Indonesia.
Masyarakat Indonesia tentu tidak asing lagi jika mendiskusikan
topik perubahan kurikulum yang merupakan penyempurnaan
dari kurikulum pada masa sebelumnya.
Kurikulum 1947 sebagai garis start perbincangan
kurikulum di Indonesia berfokus pada pendidika karakter
seperti Nasionalisme yang kemudian menjadi tujuan
kurikulumnya (Insani, 2019). Hal tersebut terjadi karena
kebutuhan mendesak negara yang baru saja lahir yaitu
Ahmad Bustomi, M.Pd
447
semangat merasa satu tubuh dan satu visi yang harus digalakan
agar persatuan negara senantiasa terjaga. Selanjutnya
masyarakat Indonesia disuguhkan Rentjana Pelajaran Terurai
1952 yang menjadi nama kurikulum penerus dari kurikulum
sebelumnya. Tujuan dari rencana pelajaran terurai sendiri
sudah menuju pada suatu sistem pendidikan nasional. Hal yang
paling disorot dan sekaligus dan menjadi kekhasan tersendiri
pada periode ini adalah setiap rencana pelajaran yang
diwajibkan memperhatikan isi materi yang dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari (Mawaddah, 2019). Menginjak
kurikulum selanjurnya yakni kurikulum 1964 yang bertujuan
untuk membentuk masyarakat sebagai manusia yang
pancasialis, sosialis, memiliki sikap nasionalisme dan cinta
tanah air yang tinggi (Hudaidah & Ananda, 2021). Para peneliti
sudah banyak yang berkomentar positif terhadap kurikulum ini
karena dipandang sebagai suatu rancangan teoritis akantetapi
sudah menyentuh pada ranah praktis. Di dalamnya
mengandung muatan kognitif, afektif sekaligus psikomotorik.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
448
Sedikit berbeda dengan kurikulum sebelumnya,
kurikulum 1968 lahir pasca pemberontakan PKI yang dikenal
dengan Gerakan 30 September PKI. Oleh karena itu, tujuan
pendidikannya adalah diarahkan pada upaya untuk membentuk
manusia pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama (Iramdan & Manurung, 2019;Respatiadi et
al., 2022). Kondisi ini lahir dikarenakan situasi politik pada saat
itu yang mendorong agar diadakannya penguatan pancasila
pada masyarakat sehingga pendidikan menjadi salah satu media
untuk melakukan edukasi secara langsung. Lintasan sejarah
mengenai kurikulum sendiri berlanjut dengan lahirnya
Kurikulum 1975 yang bersifat sentralistik dimana sekolah
hanya sebagai pelaksana saja. Tujuannya sendiri adalah agar
pendidikan lebih efektif dan efisien. Materi, metode serta
tujuan pembelajaran dirinci dalam PPSI yang merupakan
singkatan dari Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(Nasution et al., 2022). Alih-alih menuju pendidikan yang
Ahmad Bustomi, M.Pd
449
efektif dan efisien, justru kurikulum ini membbuat para guru
sibuk dengan administrasi sekolah sehingga porsi waktu
seorang gurupun banyak dihabiskan untuk menyelesaikan
beban-beban yang tidak bertatap muka langsung dengan
peserta didik. Kurikulum ini kelak nantinya akan
disempurnakan oleh penerusnya yaitu kurikulum 1984 yang
menitikberatkan pada proses dimana siswa didorong untuk
aktif di kelas. Selanjutnya disempurnakan pada kurikulum 1994
sebagai penyempurna 1984.
Pasca reformasi, pendidikan di Indonesia juga
menghasilkan perubahan kurikulum mulai dari Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) pada tahun 2004 yang berfokus
pada penguasaan kompetensi tertentu (Sugianto, 2022),
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang menjadi
penyempurna KBK (A. Setiawan et al., 2020), sedangkan
kurikulum tiga belas (K13) berfokus pada pendidikan karakter
dengan tujuannya yaitu Meningkatkan proses dan hasil belajar
yang diarahkan kepada pembentukan budi pekerti dan peserta
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
450
didik yang berakhlak mulia sesuai dengan standar kompetensi
lulusan pada setiap satuan pendidikan (Aisyah & Astuti, 2021).
Sedangkan kurikulum merdeka sendiri juga keberlanjutan dari
kurikulum sebelumnya dimana peserta didik menjadi pusat
pmebelajaran, hanya saja diberi wadah 20% dalam
mengaktualisasikan dirinya melalui projek (Firmansyah, 2023).
Adaptasi Kebaruan pendidikan
Proses penyesuaian diri terhadap kebutuhan sekitarnya
tentu dialami oleh semua jenjang pendidikan jika eksistensinya
tidak ingin terhenti. Hal ini bisa dilihat dari beberapa kasus
yang dilakukan oleh lembaga pendidikan berikut ini:
4. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Dunia gadget merebak luas di kalangan masyarakat kita
dan tentu tidak dapat dihindari lagi termasuk dunia
pendidikan (Harari, 2018). Pemanfaatan teknologi
merupakan keniscayaan pada pendidikan termasuk bagi
Ahmad Bustomi, M.Pd
451
anak usia dini (AUD). Yeni Solfiah, dkk. (Solfiah et al.,
2021) dalam risetnya menghasilkan temuan bahwa Melalui
aplikasi edukatif berbasis Android, yang dirancang khusus
untuk anak usia 5-6 tahun, telah terbukti memenuhi kriteria
yang diperlukan untuk menjadi alat pengenalan angka yang
efektif. Dengan pendekatan pembelajaran melalui
permainan, anak-anak memiliki peluang unik untuk bermain
sambil belajar, merangkul potensi teknologi informasi
terbaru. Ketika mereka terlibat dalam permainan yang
mendidik, mereka secara tak terasa mengasah kemampuan
mereka dalam memecahkan masalah sehari-hari, semuanya
disajikan dengan cara yang menghibur dan sesuai dengan
minat serta kebutuhan generasi Alpha.
Permainan ini juga berfungsi sebagai sumber
pembelajaran yang berharga bagi anak-anak, memberikan
fleksibilitas melalui akses mudah melalui platform Play
Store. Selain itu, kesempatan untuk mengaksesnya kapan
saja dan di mana saja membuatnya menjadi alternatif media
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
452
pembelajaran yang sangat efektif. Dengan demikian,
diharapkan bahwa permainan ini akan memberikan dampak
positif yang signifikan dalam bidang pendidikan anak usia
dini, membantu membentuk masa depan yang cerdas dan
penuh potensi (Solfiah et al., 2021).
5. Sekolah Dasar (SD)
Sekolah dasar merupakan tempat belajar dengan
jenjang terlama yakni enam tahun pada umumnya. Kondisi
ini harus dibingkai dengan pembelajaran yang adaptif dan
menarik agar anak-anak tidak merasa jenuh atau bahkan
enggan dalam belajar. Aspek media pembelajaran patut
disorot agar tidak terjadi kesalahan pemilihan media dalam
pembelajaran. Hamdan Husain Batubara dalam
penelitiannya menyatakan bahwa pertama, penggunaan
media pembelajaran adaptif sebagai alat pembelajaran telah
mendapatkan dukungan kuat dari teori-teori belajar,
peraturan pendidikan yang berlaku, dan prinsip-prinsip
ajaran agama Islam. Ini menegaskan bahwa penerapan
Ahmad Bustomi, M.Pd
453
media pembelajaran adaptif sesuai dengan panduan teoritis,
hukum, dan prinsip moral. Kedua, Media pembelajaran
adaptif menjadi sukses karena kemampuannya untuk
menyesuaikan atributnya dengan berbagai faktor komponen
pembelajaran, seperti tujuan pembelajaran, jenis materi,
kondisi pengguna, dan lingkungan pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa media ini dapat memberikan
pengalaman belajar yang lebih efektif dan relevan. Ketiga,
media pembelajaran adaptif dapat mengadopsi beberapa
model pengembangan sistem pembelajaran yang terkenal,
seperti model 4D, ADDIE, dan Dick & Carey. Prosedur
pengembangan mencakup langkah-langkah penting seperti
analisis mendalam terhadap kondisi dan kebutuhan
komponen pembelajaran, merumuskan rancangan media
pembelajaran, merealisasikan rancangan tersebut, dan
menjalankan evaluasi berkelanjutan melalui penilaian dari
para pakar dan pengguna (Batubara & Ariani, 2019).
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
454
Berangkat dari temuan-temuan penelitian tersebut,
penggunaan media pembelajaran adaptif di sekolah dasar
telah terbukti sebagai solusi pendidikan yang komprehensif
dan mendalam, dengan dasar dukungan teoritis dan praktis
yang kuat.
6. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Melalui penelitian yang dilakukan oleh febrino yang
menyatakan bahwa penggunaan gadget telah merata di
seluruh Indonesia. Penggunaannya tidak hanya terbatas
pada kalangan orang dewasa, tetapi juga telah merambah ke
kalangan anak-anak. Anak-anak pada umumnya
menggunakan gadget berbasis Android. Terdapat beberapa
dampak positif dari penggunaan gadget bagi anak-anak, di
antaranya pertama Gadget dapat menjadi media
pembelajaran yang menarik bagi anak-anak. Berbagai
aplikasi dan konten edukatif tersedia di platform gadget,
membuat belajar menjadi lebih menarik dan interaktif.
Kedua, Gadget dapat memudahkan anak-anak dalam belajar
Ahmad Bustomi, M.Pd
455
bahasa Inggris. Aplikasi pembelajaran bahasa Inggris yang
interaktif dan menyenangkan dapat membantu anak-anak
meningkatkan kemampuan berbahasa. Ketiga, Peningkatan
Logika melalui Game Edukatif: Game edukatif yang
interaktif di gadget dapat membantu anak-anak
mengembangkan kemampuan logika dan pemecahan
masalah. Mereka dapat belajar sambil bermain melalui
tantangan-tantangan dalam game tersebut (Febrino, 2017).
Game yang notabene disukai oleh anak-anak termasuk
siswa SMP hendaknya dihadirkan dalam pembelajaran atau
setidaknya guru merekomendasikan game-game edukatif
kepada siswanya. Lebih jauh dalam temuan rahman yang
meneliti tentang pengembangan game berbasis android
dalam meningkatkan minat belajar pada materi operasi
hitung bilangan bulat siswa sekolah menengah pertama
memberikan informasi penting media pembelajaran Games
yang dalam hal ini Tik Tak Boom yang notabene basisnya
adalah android dalam materi operasi hitung bilangan bulat
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
456
“Layak” digunakan dalam pembelajaran matematika di SMP
dan berhasil meningkatkan minat belajar siswa pada kriteria
sedang. Dengan demikian dapat digaris bawahi bahwa
Games berbasis android efektif dimanfaatkan sebagai media
belajar.
Peran kepala sekolah tentu memiliki porsi yang cukup
besar dalam terciptanya sekolah yang adaptif terhadap
kebaruan di SMP. Putra menyatakan bahwa peran kepala
sekolah tidak hanya sebagai pengawas dan pendidik tapi juga
sebagai pengatur, pemimpin dan inovator (Putra, 2014).
Inovasi di SMP dipengaruhi secara signifikan oleh
kepemimpinan kepala, profesionalitas guru (SHEILA
MARIA BELGIS PUTRI AFFIZA, 2022).
7. Sekolah Menengah Atas
Pembelajaran di masa covid-19 tentu masih hangat
diingatan. Semua lini kehidupan manusia berubah menjadi
sesuatu yang baru sebagai bentuk adaptasi. Salah satu
lembaga pendidikan yang cukup responsip salah satunya
Ahmad Bustomi, M.Pd
457
adalah Sekolah Menengah Atas. SMA yang responsif dan
adaftif mengalami beberapa keuntungan diantaranya: guru
dan siswa SMA semakin terasah pada sisi kemampuan
menggunakan serta mengakses tekhnologi melalui berbagai
media pembelajaran seperti aplikasi Zoom, Goggle
Classroom, Youtube, Whatsapp dan Facebook. Kedua,
adanya variasi pembelajaran daring yang mana guru dituntut
untuk dapat menghadirkan sebuah media pembelajaran
yang dapat menunjang proses pembelajaran. Ketiga,
keterlibatan dan kerjasama dua pihak yaitu Orang Tua dan
Guru dimana peserta didik yang notabene menghabiskan
waktu belajar di rumah mendorong adanya kolaborasi yang
inovatif antara orang tua dan guru guna mengurangi
berbagai kesulitan dan keluhan selama belajar daring.
Keempat, Proses pembelajaran yang memiliki wajah baru
dan lebih bervariasi. Dengan beragam media yang
dimanfaatkan, tentu saja strategi pembelajaran yang
digunakan menjadi beragam pula. Dampaknya adalah
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
458
memunculkan suatu proses pembelajaran yang bermacam-
macam sesuai dengan media pembelajaran yang digunakan
oleh guru (Nadiah Lubis, 2022).
Kebaruan-kebaruan yang dilakukan SMA dapat juga
dilakukan pada mata pelajaran yang ada pada sekolah
tersebut. Sebut saja media pembelajaran kimia berbasis
berbasis android dimana hasil penelitian menunjukkan layak
atau valid untuk digunakan pada pembelajaran termokimia
serta mampu meningkatkan hasil pembelajaran siswa
melampauai nilai KKM yang telah ditentukan (Donasari &
Silaban, 2021). Inovasi pembelajaran fisika di SMA
memperkuat pentingnya kebaruan dimana menunjukkan
hasil belajar siswa mengalami peningkatan (Maulidia et al.,
2019). Di sisi lain, kebaruan juga bisa muncul pada tataran
penggunaan media dalam memberikan tugas rumah salah
satunya quizizz. Aplikasi quizizz sebagai media yang
dimanfaatkan pada SMA merupakan bentuk adaptasi guru
pada era digital yang mana memudahkan siswa karena
Ahmad Bustomi, M.Pd
459
Gadet bisa di bawa kemanapun dengan gampang karena
sudah menjadi kebiasaan anak jaman sekarang kemanpun
pergi selalu membawa gadet. Berbeda dengan pemberian
tugas lewat buku tulis yang selain dipandang kuno juga tidak
begitu familiar untuk dibawa kemanapun. Upaya
pemanfaatan aplikasi Quizizz digadang-gadang mampu
menjadi media alternatif dalam pembelajaran, dimana
mengutamakan kreatifitas, manajemen waktu, bahkan siswa
dapat melakukan evaluasi mandiri (Salsabila et al., 2020).
6. Perguruan Tinggi
Salah satu lembaga pendidikan yang berperan aktif
dalam menyumbang pemikiran-pemikiran dalam upaya
perkembangan ilmu pengetahuan adalah perguruan tinggi.
Para calon sarjana di dorong untuk melahirkan suatu karya
ilmiah guna menambah khasanah ilmu pengetahuan. Tanpa
menghasilkan satu penemuan, maka peserta didik
cenderung untuk tidak diluluskan dari perguruan tinggi.
Dosen dengan tuntutan tri darma perguruan tingginya
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
460
menjadi alat produksi perkembangan pengetahuan terdepan
sekaligus menjadi role model bagi peserta didiknya.
Inovasi yang dilakukan perguruan tinggi memilliki
kekhasan masing-masing seperti diciptakannya aplikasi
pembelajaran yang dibuat oleh pihak kampus (Rahardja et
al., 2019) guna menghubungkan mahasiswa dengan
mahasiswa maupun mahasiswa dengan dosen. Hal lain yang
dapat dilakukan adalah dengan memfokuskan diri terhadap
melakukan peningkatan produktifitas di bidang penelitian,
pengabdian, serta riset berbasis inovasi yang mengarah pada
terbentuknya konsep Smart City/ Smart Campus,
memperkuat kerja sama baik antar perguruan tinggi pada
tingkat nasional dan internasional, menyelenggarakan
pelatihan kompetensi berskala nasional dan internasional
guna tercukupinya jumlah profil lulusan yang berdasarkan
kebutuhan (D. Setiawan & Lenawati, 2020).
Dulu para ilmuan melakukan upaya-upaya dalam
melahirkan penemuan-penemuan baru dalam ilmu
Ahmad Bustomi, M.Pd
461
pengetahuan dengan keterbatasan teknologi. Sebut saja
imam bukhari yang harus mencari sumber-sumber hadits
melalui perjalanan panjang dan validasi yang juga tidak kalah
melelahkannya (Karimin, 2020). Sedangkan kini tidak hanya
ilmuan, bahkan orang awam bisa mengakses pengetahuan
melalui berbagai fitur yang sudah ditawarkan oleh teknologi.
Pada saat ibnu khaldun berupaya mengkritisi pemikiran
ghazali tentang kerancuan para filusuf butuh berbagai
sumber yang dicari secara perlahan, satuu persatu dan
memilah mana yang relevan dan mana yang tidak cocok.
Kini kita tinggal mendownload aplikasi publish perish
seorang Dosen sudah bisa mengakses berbagai buku, jurnal
ilmiah, serta artikel-artikel hasil penelitian.
Tidak hanya di Indonesia, sitasi merupakan aspek yang
tidak bisa dipisahkan juga di negara lain. Sebut saja Hungaria
dimana seorang peneliti menyatakan bahwa kutipan
semakin naik dari waktu ke waktu (Zsolt zodi, 2013)
sedangkan di India dalam penelitian berjudul big data
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
462
research in India menunjukkan bahwa dari tahun 2015
sampai 2021 menunjukkan adanya peningkatan jumlah
publikasi dan tingkat kutipan yang signifikan serta ada
benyak kerja sama antara India dan Amerika (Wodeyar &
Mulla, 2022).
Perguruan tinggi idealnya merespon perkembangan
zaman dengan menyisipkan muatan-muatan yang sesuai
dengan perkembangan sebagai bentuk adaptasinya. Sebut
saja pengajaran tentang teknik mensitasi melalui berbagai
tool of artificial inteligen (AI), pengenalan dan pendalaman
terhadap artikel jurnal serta urgensi perkembangan ilmu
pengetahuan melalui produksi temuan-temuan baru melalui
penelitian. Namun disayangkan bahwa masih banyak
perguruan tinggi melalui dosennya yang gagap teknologi
atau bahkan mengalami stagnasi ilmu pengetahuan yang
berdampak pada diajarkannya suatu hal yang sudah usang
dan acapkali jauh dari kebutuhan peserta didik. Dosen yang
tidak paham tentang publish perish, vos viewer, semantic schoolar
Ahmad Bustomi, M.Pd
463
ahirnya hanya transfer of old knowledge sehingga peserta
didik mengalami ketertinggalan. Lucunya lagi masih banyak
juga dosen yang tidak begitu paham media-media akademis
seperti sinta dan google schoolar yang notabene sudah
menjadi makanan setiap harinya bagi seorang Dosen.
7. Adaptasi Kebaruan Pendidikan Sebagai Efisiensi
Pembelajaran di Masa Depan
Masyarakat Dunia dan termasuk aspek pendidikan
mengalami era disrupsi sejak kemunculan virus corona pada
tahun 2019. Kemunculannya mengakibatkan penyesuaian
diri terhadap kondisi tersebut yang lantas menghadirkan
suatu gebrakan dalam kebaruan dunia pembelajaran salah
satunya e-learning yang dalam kajian Mutik menunjukkan
suatu efisiensi yg signifikan dimana di sana ia menunjukkan
adanya efisiensi proses belajar mahasiswa di masa new
normal utamanya dengan menggunakan aplikasi e-learning
yang mempermudah dalam absensi, memahami materi pada
setiap pertemuan perkuliahan, mengetahui tugas dari dosen,
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
464
mempercepat akses menyetor tugas dan mengetahui hasil
atau nilai dari tugas tersebut secara cepat dan tepat sesuai
kemampuan masing-masing mahasiswa (Fadhilah, 2021).
Pembelajaran ini juga dapat membantu peserta didik yang
memiliki kebutuhan khusus (Saifudin & Suharso, 2021).
Bayangkan jika kita hidup di masa Ki Hajar Dewantara
dimana seoragn guru masih menggunakan kapur, black board
dan kayu panjang dalam mengajar di kelas. Itu semua
merupakan pemandangan yang umum dan hampir eksis di
semua lembaga pendidikan di Indonesia yang tentu itu lebih
efisien jika dibandingkan dengan masa sebelumnya. Kini di
tahun 2023 hal-hal tersebut dipandang usang dan jauh dari
kata efisien. Guru SD yang menulis di papan tulis lalu anak
menulis di buku bisa digantikan dengan guru menyiapkan
Power Point di rumah dan di dalam kelas tinggal
menghidupkan apa yang sudah ia tulis sehingga guru bisa
lebih fokus pada materi dan secara otomatis memangkas
waktu. Belum lagi masih terekam jelas dengan media
Ahmad Bustomi, M.Pd
465
seadanya, saat guru menulis di papan tulis ada drama di
mana peserta didik harus menunggu tubuh gurunya
bergeser terlebih dahulu agar tulisan dapat terlihat di papan.
Kini kita berada di masa bertebarannya tool yang memiliki
kecerdasar buatan (Artificial Inteligen ‘AI’) yang mana hal
tersebut dapat memaksimalkan waktu pembelajaran. Guru
cukup mendownload aplikasi yang ia butuhkan lalu
menyebutkan kebutuhannya terhadap segala hal yang
menunjang pembelajaran dan hanya butuh waktu sekitar
beberapa menit dan selesai dalam artian semuanya sudah
siap sedia. Dari perumpamaan kecil tersebut dapat ditarik
benang merah bahwa efisiensi dari adanya kebaruan dalam
dunia pendidikan sangat besar dan tidak bisa dihindari lagi.
8. Adaptasi Kebaruan Pendidikan Sebagai Efektifitas
Pembelajaran di Masa Depan
Penyesuaian diri terhadap lingkungan atau disebut
dengan adaptasi sebenarnya bukan hal baru dalam dunia
pendidikan. Dulu pengetahuan berkutat pada kebutuhan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
466
masyarakat sekitar yang notabane bersentuhan langsung
dengan dirinya. Orang-orang yang hidup di pessisir pantai
akan membutuhkan dan mencari ilmu yang bertalian
langsung dengan dunianya, begitupun orang-orang yang
hidup di daerah pegunungan yang notabene lebih tertarik
untuk mendapatkan pengetahuan yang erat kaitannya
dengan kondisi lingkungan sekitarnya.
Adaptasi dalam dunia pendidikan tentu melahirkan
kebaruan-kebaruan karena kebutuhan zaman yang
senantiasa berubah. Lantas sejauh mana efektifitasnya?.
Dewi Maryam dkk. dalam risetnya menemukan fakta bahwa
inovasi dalam pembelajaran melalui media audiovisual
sangat mudah diakses dengan situs paling popular yaitu
Youtobe dengan peran pendidik dalam pemutaran video
pembelajaran sebagai pembimbing. Sehingga dengan media
ini dapat membentuk efektifitas belajar siswa (Aida et al.,
2020). Di sisi lain, efektivitas penggunaan media
pembelajaran E-Learning model edmodo pada mata
Ahmad Bustomi, M.Pd
467
pelajaran PAI sebagai salah satu bentuk penyesuaian di era
canggihnya teknologi hasilnya lebih tinggi daripada
penggunaan media pembelajaran konvensional dalam
meningkatkan hasil belajar (Nu’man, 2013). Tidak hanya
pada mata pelajaran PAI, hasil riset lainnya menemukan
fakta bahwa penggunaan media sebagai inovasi juga sangat
berdampak positif pada mata pelajaran matematika (Leny
Dhianti, 2021) dan biologi (Maulana, 2021). Di dunia
kampus sendiri inovasi pembelajaran menjadi sebuah
keniscayaan yang memberi kemudahan baik kepada dosen
maupun mahasiswa dalam pembelajaran (Sundari et al.,
2021), menunjukkan efektifitas yang tinggi (Alvianto, 2020)
dimana hal ini sangat terbantu jika stakeholder memiliki
daya adaptasi yang cukup baik (R. Setiawan et al., 2019).
Kefektifan ini juga hendaknya direspon dengan
mengadakan pelatihan-pelatihan agar pengajar yang
notabene ujung tombak pendidikan mendapat bekal dalam
mentransformasikan ilmu pengetahuan secara maksimal
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
468
dan masif (Mulyanah & Andriani, 2021). Lebih jauh lagi
tentunya inovasi pendidikan juga perlu didukung oleh
infrastruktur pendidikan yang memadai, pimpinan lembaga
pendidikan, pemerintah, orang tua serta masyarakat.
Penutup
Adaptasi dunia pendidikan sebagai bentuk kebaruan
merupakan suatu keniscayaan yang berdampak pada
ketertinggalan peserta didik bagi yang menafikannya. Adaptasi
sendiri sebenarnya sudah dilakukan oleh setiap level lembaga
pendidikan meskipun sifatnya masing ditekankan pada
lembaga pendidikan masing-masing dan tidak ternahkodai
dengan baik oleh pihak yang berwenang. Melalui berbagai riset,
fakta mengenai keefektifitasan dan keefisienan sendiri sudah
sangat baik. Harapannya kedepan terdapat sinergi dari setiap
stakeholder pendidikan agar pendidikan semakin maju dan
berkembang.
Ahmad Bustomi, M.Pd
469
Referensi
Aida, L. N., Maryam, D., Agami, S. D., & Fuwaida, U.
(2020). Inovasi Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Melalui Media Audiovisual. Terampil: Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Dasar, 7(1), 43-44.
Aisyah, S., & Astuti, R. (2021). Analisis Mengenai
Telaah Kurikulum K-13 pada Jenjang Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 5(6), 6120–6125.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1770
Alvianto, A. (2020). EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN DARING PADA MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM SITUASI
PANDEMI COVID-19. TA’DIBUNA: Jurnal Pendidikan
Agama Islam, 3(2), 13. https://doi.org/10.30659/jpai.3.2.13-26
Arifin, A., & Harahap, J. (2021). Kritik Al-Ghazali
Terhadap Para Filsuf. Aqlania, 12(1), 75.
https://doi.org/10.32678/aqlania.v12i1.4375
Batubara, H. H., & Ariani, D. N. (2019). Model
pengembangan media pembelajaran adaptif di sekolah dasar.
Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, 5(1), 33–46.
Bustomi, A. (2020). Implikasi Covid-19 Terhadap
Pembelajaran Di Perguruan Tinggi. Journal Tawadhu, 4(1),
1007–1017.
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
470
https://ejournal.iaiig.ac.id/index.php/TWD/article/view/22
0/157
Bustomi, A. (2021). ISLAMIC STATE UNIVERSITY
RESPONSES TO THE COVID 19 IN LEARNING Ahmad.
Riayah: Jurnal Sosial Dan Keagamaan, 13(2), 1–23.
Bustomi, A., Zuhairi, Z., & Ilmudinulloh, R. (2021).
The Problems of Learning Media at University Amid Covid 19
Post New Normal in Indonesia. Jurnal Ilmiah Iqra’, 15(2), 129.
https://doi.org/10.30984/jii.v15i2.1564
Donasari, A., & Silaban, R. (2021). Pengembangan
Media Pembelajaran Kimia Berbasis Android Pada Materi
Termokimia Kelas XI SMA. Jurnal Inovasi Pembelajaran Kimia,
3(1), 86. https://doi.org/10.24114/jipk.v3i1.23056
Fadhilah, M. (2021). Pemanfaatan Aplikasi E-Learning
IAIN Madura dalam Meningkatkan Efisiensi Belajar
Mahasiswa di Masa New Normal. Jurnal Basicedu, 5(6), 6249–
6256. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1775
Febrian, E. D. (2021). Runtuhnya Marxisme-
Leninisme di Uni Soviet dalam Teori Ashabiyah Ibnu
Khaldun. Jurnal Filsafat, 31(1), 74.
https://doi.org/10.22146/jf.49944
Febrino, F. (2017). Tindakan Preventif Pengaruh
Negatif Gadget Terhadap Anak. NOURA: Jurnal Kajian Gender,
1(1), 1–21.
Ahmad Bustomi, M.Pd
471
Firmansyah, H. (2023). Edukatif: Jurnal Ilmu
Pendidikan Proses Perubahan Kurikulum K-13 Menjadi
Kurikulum Merdeka. Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(3), 1230–1236.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v5i2.4910
Hamidah, N., Sari, U. L., Takari, Z. D., & Supramanto,
J. (2015). Adaptasi teknologi guna kemajuan belajar peserta didik di
sekolah dasar. 1.
Harari, Y. N. (2018). 21 Lessons for the 21st Century:’Truly
mind-expanding... Ultra-topical’Guardian. Random House.
Hudaidah, & Ananda, A. P. (2021). Perkembangan
Kurikulum Pendidikan Indonesia dari Masa ke Masa. Jurnal
Pendidikan Sejarah Dan Kajian Sejarah, 3(2), 102–108.
Insani, F. D. (2019). Sejarah Perkembangan Kurikulum
Di Indonesia Sejak Awal Kemerdekaan Hingga Saat Ini. As-
Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan, 8(1), 43–64.
https://doi.org/10.51226/assalam.v8i1.132
Iramdan, I., & Manurung, L. (2019). Sejarah
Kurikulum di Indonesia Iramdan1,. Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan, 5(2), 57–58.
https://doi.org/10.5281/zenodo.2678137
Irawan, R., Haryati, T., Amrin, A., & Hidayat, A. G.
(2022). Analisis Adaptasi Pelaksanaan MBKM dalam
Kurikulum Perguruan Tinggi Akademik di STKIP Taman
Siswa Bima (Telaah Studi pada Prodi PGSD, PJKR dan
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
472
Pendidikan Matematika; Hibah Program Bantuan Prodi
Menerapkan Kerja Sama Kurikulum MBKM). JIIP - Jurnal
Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(9), 3814–3823.
https://doi.org/10.54371/jiip.v5i9.942
Karimin, K. (2020). METODOLOGI PENULISAN
DAN KUALITAS KITAB HADITS (IMAM BUKHARI,
IMAM MUSLIM, IMAM ABU DAUD). AL-QIRAAH, 14(1),
28–44.
Kirana, Z. C. (2021). Adaptasi Tradisi Kearifan
Pesantren dalam Pendidikan Modern. Salimiya: Jurnal Studi Ilmu
Keagamaan Islam, 2.
http://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/salimiya/article/view/4
76%0Ahttp://ejournal.iaifa.ac.id/index.php/salimiya/article/
download/476/440
Leny Dhianti. (2021). Efektivitas Blended Learning
Berbasis LMS dalam Pembelajaran Matematika. JURNAL
RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH,
5(1), 80–84. https://doi.org/10.21009/jrpms.051.10
Mahadika, A. (2021). EPISTEMOLOGI MARXISME
ORTODOKS: Epistemology Marxisme Ortodoks.
https://api.semanticscholar.org/CorpusID:240610326
Maiwan, M. (2015). TEORI-TEORI EKONOMI
POLITIK INTERNASIONAL DALAM
PERBINCANGAN: ALIRAN DAN PANDANGAN. Jurnal
Ahmad Bustomi, M.Pd
473
Ilmiah Mimbar Demokrasi, 15(1), 109–125.
https://doi.org/10.21009/jimd.v15i1.9114
Maros, H., & Juniar, S. (2016). Teori Ekonomi David
Ricardo, Thomas Malthus, Jean Baptise Say. 1–23.
Maulana, M. A. (2021). EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN DARING TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI PADA KONSEP BIODIVERSITAS
DI KELAS X IPA MA MUHAMMADIYAH SALAKA
KABUPATEN TAKALAR. Jurnal Riset Dan Inovasi
Pembelajaran, 1(1), 85–95.
https://doi.org/10.51574/jrip.v1i1.22
Maulidia, A., Lesmono, A. D., & Supriadi, B. (2019).
Inovasi Pembelajaran Fisika melalui Penerapan Model PBL
(Problem Based Learning) dengan Pendekatan STEM
Education untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
Materi Elastisitas dan Hukum Hooke di SMA. Seminar Nasional
Pendidikan Fisika, 4(1), 185–190.
Mawaddah, I. (2019). Trend Kurikulum Dalam
Pendidikan Sekolah Di Indonesia. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan
Pendidikan), 3(3), 293–296.
https://doi.org/10.58258/jisip.v3i3.927
Minarni, M. (2021). ANALISIS PEMIKIRAN
KEUANGAN PUBLIK IBNU TAIMIYAH VS
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
474
KEBIJAKAN FISKAL KEYNESIAN. Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam, 7(2). https://doi.org/10.29040/jiei.v7i2.2406
Mulyadi, M., Zulkarnain, I., & Laugu, N. (2019).
Adaptasi pustakawan dalam menghadapi kemajuan teknologi.
Berkala Ilmu Perpustakaan Dan Informasi, 15(2), 163.
https://doi.org/10.22146/bip.39843
Mulyanah, N., & Andriani, A. (2021). Strategi
Bimbingan dan Pelatihan Guru Dalam Pembelajaran
Menggunakan Aplikasi Google Pada Pembelajaran Daring
Untuk Meningkatkan Efektifitas Belajar Siswa Dimasa
Pandemi Covid-19. Jurnal Riset Pendidikan Dasar (JRPD), 2(1),
67. https://doi.org/10.30595/jrpd.v2i1.9229
Mustafa, M. N., Hermandra, H., & Zulhafizh, Z.
(2021). Strategi berinovasi guru di sekolah menengah atas. JPPI
(Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia), 7(3), 364.
https://doi.org/10.29210/020211127
Nadiah Lubis, A. (2022). Inovasi Pembelajaran
SMA/MAN Guru dalam Merancang Kurikulum Selama
Pandemi Covid-19 Di Kecamatan Dolok Batu Nanggar.
Education & Learning, 2(1), 22–25.
https://doi.org/10.57251/el.v2i1.245
Nasution, T., Khoiri, N., Firmani, D. W., & Rozi, M.
F. (2022). Perbedaan Sistem Kurikulum Pendidikan Anggota
Asean, Indonesia dan Singapura. Jurnal Pendidikan Dan Konseling
Ahmad Bustomi, M.Pd
475
(JPDK), 4(3), 1847–1958.
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/arti
cle/view/4971
Nu’man, A. Z. (2013). Efektifitas Penerapan E-
Learning Model Edmodo Dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus : Smk
Muhammadiyah 1 Sukoharjo). Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Nurfadillah, A. (2020). PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT DI SEKOLAH PADA MASA ADAPTASI
KEBIASAAN BARU (NEW NORMAL). JPKM : Jurnal
Pengabdian Kesehatan Masyarakat, 1(1), 1–6.
https://doi.org/10.37905/.v1i1.7676
Nurjannah, Y. A. (2017). Mao Zedong: Kisah sang
revolusioner budaya Cina. Anak Hebat Indonesia.
Prakarsa, E., Suryadi, K., & Sardin, S. (2022). Adaptasi
Mahasiswa Asal Indonesia di Amerika Serikat. Ideas: Jurnal
Pendidikan, Sosial, Dan Budaya, 8(3), 929.
https://doi.org/10.32884/ideas.v8i3.941
Pridandi, P. (2023). Argumentasi Ibnu Rusyd tentang
Eskatologi. Jurnal Riset Agama, 3(1), 222–234.
https://doi.org/10.15575/jra.v3i1.20411
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
476
Putra, J. A. (2014). PERAN KEPALA SEKOLAH
SEBAGAI INOVATOR DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI KOTA PARIAMAN. Jurnal Bahana
Manajemen Pendidikan, 2, 347–355.
Rahardja, U., Lutfiani, N., Lestari, A. D., & Manurung,
E. B. P. (2019). Inovasi Perguruan Tinggi Raharja Dalam Era
Disruptif Menggunakan Metodologi iLearning. Jurnal Ilmiah
Teknologi Informasi Asia, 13(1), 23.
https://doi.org/10.32815/jitika.v13i1.298
Ramdani, A. H., Wahyuni, H. S., & Sabarina, G. (2022).
Pola Pencarian Informasi Siswa Sekolah Menengah Pertama
Pasca Adaptasi Pembelajaran Jarak-Jauh. Nusantara Journal of
Information and Library Studies (N-JILS), 5(1), 103–114.
http://119.235.17.41/index.php/JILS/article/view/2139
Respatiadi, F., Zid, M., & Hotimah, O. (2022).
KOMPARASI KURIKULUM 1964 DAN 1968 SERTA
KAJIAN MATERI GEOGRAFI PADA JENJANG SMP.
EDUSAINTEK: Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi, 9(1),
278–290. https://doi.org/10.47668/edusaintek.v9i1.450
Saifudin, I., & Suharso, W. (2021). PEMBELAJARAN
E-LEARNING, PEMBELAJARAN IDEAL MASA KINI
DAN MASA DEPAN PADA MAHASISWA
BERKEBUTUHAN KHUSUS. Jurnal Pendidikan (Teori Dan
Ahmad Bustomi, M.Pd
477
Praktik), 5(2), 30–35. https://doi.org/10.26740/jp.v5n2.p30-
35
Saihu, S. (2020). KONSEP PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN ISLAM MENURUT FAZLURRAHMAN.
Andragogi: Jurnal Pendidikan Islam Dan Manajemen Pendidikan
Islam, 2(1), 82–95.
https://doi.org/10.36671/andragogi.v2i1.76
Sajadi, D. (2019). AGAMA, ETIKA DAN SISTEM
EKONOMI. El-Arbah: Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Perbankan
Syariah, 3(02), 1–17.
Salsabila, U. H., Habiba, I. S., Amanah, I. L.,
Istiqomah, N. A., & Difany, S. (2020). Pemanfaatan Aplikasi
Quizizz Sebagai Media Pembelajaran Ditengah Pandemi Pada
Siswa SMA. Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi|JIITUJ|,
4(2), 163–173. https://doi.org/10.22437/jiituj.v4i2.11605
Setiawan, A., Ahla, S. S. F., & Husna, H. (2020).
Konsep Model Inovasi Kurikulum Kbk, Kbm, Ktsp, K13,
Dan Kurikulum Merdeka (Literature Review). Jurnal Pendidikan
Dan Pemikiran Islam, 7(2), 113–122.
http://conference.kuis.edu.my/pasak2017/images/prosiding
/nilaisejagat/10-MAAD-AHMAD.pdf
Setiawan, D., & Lenawati, M. (2020). Peran dan
Strategi Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Era Society 5.0.
RESEARCH : Computer, Information System & Technology
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
478
Management, 3(1), 1.
https://doi.org/10.25273/research.v3i1.4728
Setiawan, R., Mardapi, D., Pratama, A., & Ramadan, S.
(2019). Efektivitas blended learning dalam inovasi pendidikan
era industri 4.0 pada mata kuliah teori tes klasik. Jurnal Inovasi
Teknologi Pendidikan, 6(2), 148–158.
https://doi.org/10.21831/jitp.v6i2.27259
SHEILA MARIA BELGIS PUTRI AFFIZA. (2022).
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DAN PROFESIONALITAS GURU TERHADAP
INOVASI PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI 2 KISMANTORO WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2021/2022. In ץראה (Issue 8.5.2017).
Solfiah, Y., Hukmi, H., & Febrialismanto, F. (2021).
Games Edukatif Berbasis Android untuk Meningkatkan
Kemampuan Mengenal Angka Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi :
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(3), 2146–2158.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i3.910
Sugianto, R. (2022). Analisis Perbandingan KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi), KTSP (Kurikulum
Berbasis Sekolah), dan Kurikulum 2013. YASIN, 2(3), 351–
360. https://doi.org/10.58578/yasin.v2i3.416
Ahmad Bustomi, M.Pd
479
Sundari, Dehen, Rohaetin, S., Octobery, R., & Awalina,
W. (2021). Inovasi Pembelajaran Bebasis Aplikasi Teknologi
Dalam Meningkatkan Efektifitas Learning From Home Di
Program Studi Pendidikan Ekonomi. … Ilmu Pengetahuan Sosial
…, 13(1), 68–73. http://e-journal.upr.ac.id/index.php/JP-
IPS/article/download/2815/2393
Tapilouw, M. C. (2023). Inovasi Pembelajaran:
Integrasi antara Perkuliahan Daring dan Praktikum Luring saat
Adaptasi New Normal. Jurnal Pembelajaran Inovatif, 6(1), 01–06.
https://doi.org/10.21009/JPI.061.01
Toriharan, Nanik Margaret ., W. C. (2020). Upaya
Guru dalam Adaptasi Manajemen Kelas untuk Efektivitas
Pembelajaran Daring. Jurnal Perseda, III(3), 134–140.
Wibowo, B. A. (2023). Sejarah Pendidikan. In
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. (Issue
Mi).
Wodeyar, R., & Mulla, K. R. (2022). Big Data Research
in India: A Scientometric Review. Journal of Data Science,
Informetrics, and Citation Studies, 1(1), 35–40.
https://doi.org/10.5530/jcitation.1.1.5
Zainol Hasan, & Mahyudi, M. (2020). Analisis terhadap
Pemikiran Ekonomi Kapitalisme Adam Smith. Istidlal: Jurnal
Ekonomi Dan Hukum Islam, 4(1), 24–34.
https://doi.org/10.35316/istidlal.v4i1.206
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
480
Zsolt zodi. (2013). Analysis of Citation Patterns of
Hungarian. 1–27.
Ahmad Bustomi, M.Pd
481
Tentang Penulis
Ahmad Bustomi, M.Pd
Lahir dari Pasangan Bapak H. Ahmad Darda’I dan Ibu Hj. Ulpah di
Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Penulis menempuh pendidikan
S2 di UIN Sunan Kalijaga dengan Konsentrasi Pemikiran
Pendidikan Islam, Jurusan Pendidikan Agama Islam. Saat ini menjadi
salah satu pengajar di Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Metro
(IAIN Metro), Provinsi Lampung. Saat ini Menjabat sebagai bagian
dari Gugus Kendali Mutu Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Metro serta Pengelola Jurnal Setara: Jurnal Studi Gender dan
Anak. Aktivitas penulis lebih banyak dihabiskan dengan mengajar di
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Metro serta menulis
artikel ilmiah. Adapun karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan
dalam jurnal diantaranya berjudul Implikasi Covid 19 Terhadap
Pembelajaran Di Perguruan Tinggi, Aktualisasi Nilai-Nilai Moderasi Dalam
Pandangan Islam, The Problems Of Learning Media At University Amid
Covid 19 Post New Normal In Indonesia, Ki Hadjar Dewantara Thought On
Character Education In The Perspective Of Islamic Education, Islamic State
University Responses To The Covid 19 In Learning, Character Education In
Lembaga Dakwah Kampus, Komparasi Peran Kurikulum Pengkaderan PMII
Dan IMM UIN Sunan Kalijaga Dalam Pembentukkan Karakter
Mahasiswa dan sebagainya, The Characters And Obstacles Of Islamic
Teknologi Pendidikan Berbasis Artificial Inteligence (AI)
482
Moderation Practice, Blended Curriculum Of Vocational High School Based
On Pesantren As Tool Onto Form Juvenile Character At Urban Area.
Selanjutnya penulis juga telah menulis buku berjudul Moderasi
Beragama: Implementasi dalam Pendidikan, Agama dan Budaya Lokal.