Available via license: CC BY 4.0
Content may be subject to copyright.
85 | J u l i a n
AFoSJ-LAS, Vol.3, No.2, 30 Juni2023 (hal: 85-99) e-ISSN.2776-2408 ; p-ISSN 2798-9267
All Fields of Science J-LAS
Jurnal Penelitian
Availabel Online:
https://j-las.lemkomindo.org/index.php/AFoSJ-LAS/index
Pengujian Kekeran Baja Karbon Rendah melalui Metode Pack
Carburising
Low Carbon Steel Hardness Testing through the Pack
Carburising Method
Julian1, Fider Lumban batu2*
1Universitas Alwashliyah Medan
2Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia
Coresponding Author*:
fiderlbatu@gmail.com
Abstrak.
Jika diperhatikan, segala kebutuhan manusia tidak lepas dari unsur logam.
Kerena hampir semua alat yang digunakan manusia terbuat dari unsur
logam. Sehingga logam mempunyai peranan aktif dalam kehidupan manusia
dan menunjang teknologi dijaman sekarang. Karena banyaknya permintaan
yang bermacam – macam maka diadakan pemilihan bahan. Pemilihan bahan
tersebut dapat dipersempit sesuai dengan kegunaannya. Seperti misalnya
pada baja karbon. Baja karbon mendapat prioritas yang utama untuk
dipertimbangkan. Karena baja karbon mudah diperoleh, mudah dibentuk
atau sifat permesinannya baik dan harganya relatif murah. Karena baja
karbon mendapat prioritas utama maka dituntut untuk memodifikasi atau
memperbaiki sifatnya seperti kekerasan, kekerasan pada permukaan, tahan
aus akibat gesekan. Metode peneltian yang dilakukan adalah metode
ekperimen. Yaitu dengan malakukan modifikasi baja dan dilakukan pengujian
hingga diperoleh sifat logam sesuai yang didinginkan. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui hubungan penahanan waktu pemanasan
terhadap difusi karbon dan kekerasannya, media pendinginan terhadap
kekerasan dan sejauhmana kekerasan permukaan dapat dicapai dengan
proses karburasi pada material baja karbon rendah.
Kata Kunci : Kekerasan; Baja Karbon; Metode; Pack Carburising.
Abstract
If you pay attention, all human needs cannot be separated from the metal element.
Because almost all the tools used by humans are made of metal elements. So that metal
has an active role in human life and supports today's technology. Due to the large number
of various requests, a material selection was held. The selection of these materials can be
narrowed according to their use. Like for example in carbon steel. Carbon steel gets top
priority for consideration. Because carbon steel is easy to obtain, easy to form or good
machining properties and the price is relatively cheap. Because carbon steel gets top
priority, it is required to modify or improve its properties such as hardness, surface
hardness, wear resistance due to friction. The research method used is the experimental
method. Namely by modifying the steel and testing it until the metal properties are
obtained according to what is cooled. The purpose of this study was to determine the
relationship between heating time holding on carbon diffusion and its hardness, cooling
media on hardness and how far surface hardness can be achieved by carburizing process
on low carbon steel materials.
Keywords: Violence; Carbon Steel; Method; Pack Carburizing.
86 | F i d e r L u m b a n B a t u
PENDAHULUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penahanan waktu
pemanasan terhadap difusi karbon dan kekerasannya, media pendinginan terhadap
kekerasan dan sejauhmana kekerasan permukaan dapat dicapai dengan proses
karburasi pada material baja karbon rendah.
Perlakuan panas didefinisikan sebagai kombinasi operasi pemanasan dan
pendinginan terhadap logam atau paduan dalam keadaan padat dengan waktu tertentu,
yang dimaksud memperoleh sifat - sifat tertentu. Langkah pertama pada setiap proses
laku panas adalah memanaskan logam bersama campurannya sampai temperatur
tertentu, lalu menahan beberapa saat pada temperatur itu kemudian didinginkan
langsung. Selama proses ini akan terjadi beberapa perubahan struktur mikro, dimana
perubahan ini akan menyebabkan terjadinya perubahan sifat dari logam tersebut.
Pengerasan permukaan coran disebut juga case hardening, dapat juga dikatakan
sebagai suatu proses laku panas yang diterapkan pada suatu logam agar memperoleh
sifat – sifat tertentu. Dalam hal ini hanya pengerasan permukaannya saja. Dengan
demikian lapisan permukaan mempunyai kekerasan yang tinggi, sedangkan bagian
yang dalam tetap seperti semula, yaitu dengan kekerasan rendah tetapi keuletan atau
ketangguhannya tinggi.
Karburasi atau Carburizing adalah proses perlakuan thermokimia, umumnya
diterapkan pada jenis baja yang mudah dikeraskan. Dengan demikian agar baja
tersebut dapat dikeraskan permukaannya. Komposisi karbon pada baja harus berkisar
antara 0,3 sampai 0,9 % karbon. Bila lebih dari 0,9 % harus dihindarkan karena dapat
menimbulkan pengelupasan dan bahkan keretakan.
Proses karburasi ini biasanya dilakukan pada baja karbon rendah yang
mempunyai sifat lunak dan keuletan tinggi. Tujuan dari proses karburasi adalah untuk
meningkatkan ketahanan aus dengan jalan mempertinggi kekerasan permukaan baja
karbon dan meningkatkan karakteristik fatik dari baja karbon tersebut. Manfaat yang
patut dipertimbangkan dalam penerapan proses karburasi adalah bahwa proses
karburasi akan menghasilkan deformasi yang sangat kecil dibandingkan pada proses
pengerasan yang diperoleh melalui pendinginan (quenching).
Mengeraskan permukaan dengan menggunakan cara karburasi adalah cara
pengerasan yang paling tua dan ekonomis. Karena pada proses pengerasan ini hanya
merubah komposisi kima dari baja karbon tersebut. Baja karbon rendah tidak dapat
langsung dikeraskan karena kadar karbon dari baja terlalu rendah. Agar dapat
dikeraskan maka kadar karbonnya harus ditambah. Pemambahan kadar karbon
dilakukan dengan mendifusikan karbon melalui permukan baja sehingga permukaan
baja mengandung cukup karbon untuk dikeraskan dengan pendinginan (quenching).
METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2010:72) metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai,
“Metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.” Selanjutnya dijelaskan oleh Arikunto
(2007:207), bahwa ”penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
87 | J u l i a n
mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik”. Dengan
kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.
Pada penelitian ini tahapan yang dilakukan adalah:
1)
Menentukan masalah
2)
Merumuskan dan mengidentifikasi masalah sebagai langkah awal penelitian
3)
Menentukan tujuan penelitian
4)
Merumuskan hipotesis berdasarkan masalah yang telah dirumuskan
5)
Memberikan batasan penelitian dengan tujuan agar pelaksanaan penelitian tidak
terlalu luas
6)
Merumuskan kerangka teori untuk memudahkan mencari sumber-sumber
kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian.
7)
Pengambilan data dan menganalisis secara ilmiah
8)
Pengambilan kesimpulan
9)
Menyusun laporan penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam pengujian ini pengambilan data kekerasan dilakukan pada:
1)
Permukaan dan penampang benda uji sebelum dilakukan case hardening (perlakuan
panas).
2)
Pada permukaan dan penampang benda uji setelah mengalami proses perlakuan panas
(cese hardening) dengan metode pack carburising.
Pengujian kekerasan pada permukaan spesimen dilakukan secara acak pada
permukaan. Sedangkan pada pengujian pada penampang dilakukan indentasi secara
diagonal dengan jarak yang teratur dari permukaan.
Sebelum dilakukan proses perlakuan panas benda uji dilakukan pengujian
kekerasan terlebih dahulu dengan :
Pengujian kekerasan : HV
Beban : 30 kg
Lama pembebanan : 15 detik
Penetrator : Intan (diamond)
Pengujian dilakukan terhadap salah satu benda uji dan kekerasan antara benda
uji satu dengan lainnya sebelum pengujian dianggap sama.
88 | F i d e r L u m b a n B a t u
Tabel 1
Data Hasil Pengujian Vickers
Sebelum Proses Perlakukan Panas
No.
Nilai Diagonal (d)
pada Pengujian Vickers
Permukaan
Benda Uji
1
2
3
4
5
0,692
0,667
0,770
0,645
0,723
Penampang
Benda Uji
1
2
3
4
5
0,679
0,766
0,710
0,751
0,709
Tabel 2
Data Hasil Pengujian Vickers Setelah Proses Perlakukan Panas
Dengan Penahan Waktu 15 menit
No.
Nilai Diagonal (d)
pada Pengujian Vickers
A1
A2
Permukaan
Benda Uji
1
2
3
4
5
0,519
0,501
0,520
0,490
0,501
0,501
0,501
0,519
0,504
0,504
Penampang
Benda Uji
1
2
3
4
5
0,607
0,607
0,619
0,619
0,619
0,599
0,614
0,599
0,599
0,599
Tabel 3
Data Hasil Pengujian Vickers Setelah Proses Perlakukan Panas
Dengan Penahan Waktu 30 menit
No.
Nilai Diagonal (d)
89 | J u l i a n
pada Pengujian Vickers
B1
B2
Permukaan
Benda Uji
1
2
3
4
5
0,491
0,474
0,474
0,453
0,453
0,474
0,474
0,463
0,463
0,491
Penampang
Benda Uji
1
2
3
4
5
0,580
0,604
0,604
0,604
0,608
0,574
0,601
0,601
0,601
0,601
Tabel 4
Data Hasil Pengujian Vickers Setelah Proses Perlakukan Panas
Dengan Penahan Waktu 50 menit
No.
Nilai Diagonal (d)
pada Pengujian Vickers
C1
C2
Permukaan
Benda Uji
1
2
3
4
5
0,465
0,449
0,427
0,449
0,449
0,458
0,436
0,450
0,458
0,458
Penampang
Benda Uji
1
2
3
4
5
0,579
0,579
0,579
0,574
0,574
0,573
0,573
0,573
0,576
0,576
Setelah diketahui diagonal (d) dari pengujian Vickers maka dapat diketahui nilai HV.
Tabel 5
Data Kekerasan Sebelum Proses Perlakuan Panas
90 | F i d e r L u m b a n B a t u
No.
Nilai Kekerasan
( HV )
Kekerasan
Rata – rata ( HV )
Permukaan
Benda Uji
1
2
3
4
5
114 , 76
125 , 16
93 , 80
133 , 45
106 , 20
114 , 67
Penampang
Benda Uji
1
2
3
4
5
120 , 56
94 , 80
110 , 14
98 , 46
110 , 45
106 , 88
Setelah proses perlakukan permukaan selesai, maka dilakukan pengujian kekerasan
pada benda uji dengan menggunakan pengujian kekerasan yang sama. Data – data
kekerasan benda uji setelah mengalami perlakukan panas adalah sebagai berukut :
Tabel 6
Data Kekerasan Setelah Proses Perlakukan Panas
Dengan Penahan Waktu 15 menit
No.
Nilai Kekerasan
( HV )
A1
A2
Permukaan
Benda Uji
1
2
3
4
5
220 , 84
221 , 70
205 , 53
231 , 56
221 , 70
221 , 70
221 , 70
206 , 56
218 , 84
218 , 84
Rata - Rata
220 , 27
217 , 53
Penampang
Benda Uji
1
2
3
4
5
150 , 73
150 , 73
145 , 20
145 , 20
145 , 20
154 , 91
147 , 42
154 , 91
154 , 91
154 , 91
91 | J u l i a n
Rata - Rata
147 , 41
153 , 41
Tabel 7
Data Kekerasan Setelah Proses Perlakukan Panas
Dengan Penahan Waktu 30 menit
No.
Nilai Kekerasan
( HV )
B1
B2
Permukaan
Benda Uji
1
2
3
4
5
230 , 53
247 , 37
247 , 37
270 , 54
270 , 54
247 , 37
247 , 37
258 , 68
258 , 68
230 , 54
Rata - Rata
253 , 27
248 , 53
Penampang
Benda Uji
1
2
3
4
5
165 , 26
152 , 30
152 , 30
152 , 30
150 , 53
168 , 65
154 , 26
154 , 26
154 , 26
154 , 26
Rata - Rata
154 , 54
157 , 14
Tabel 8
Data Kekerasan Setelah Proses Perlakukan Panas
Dengan Penahan Waktu 50 menit
No.
Nilai Kekerasan
( HV )
C1
C2
Permukaan
Benda Uji
1
2
3
4
5
256 , 92
274 , 79
304 , 52
274 , 79
274 , 79
264 , 56
292 , 53
274 , 45
264 , 56
264 , 56
Rata - Rata
277 , 16
272 , 13
92 | F i d e r L u m b a n B a t u
Penampang
Benda Uji
1
2
3
4
5
165 , 59
165 , 59
165 , 59
168 , 83
165 , 59
168 , 86
168 , 86
168 , 86
167 , 56
168 , 86
Rata - Rata
166 , 19
168 , 60
Dari data – data tersebut diatas dapat diketahui bahwa pendinginan benda uji satu
dengan yang lainnya berbeda kekerasannya (dalam waktu tahan yang sama). Dan
penahanan waktu yang lebih lama maka didapat difusi karbon yang paling besar
nilainya dan juga kekerasannya paling tinggi. Untuk lebih jelasnya maka data – data
tersebut disajikan dalam bentuk grafik.
Grafik 1
Data Kekerasan Setelah Proses Perlakuan Panas
Dengan Penahanan Waktu 15 menit
300
100
200
1 2 543
HV
A1
A2
Z
Kekerasan permukaan
benda uji
Grafik 2
Data kekerasan Setelah Proses Perlakukan Panas
Dengan Penahanan Waktu 30 menit
300
100
200
1 2 543
HV
B1
B2
Z
Kekerasan permukaan
benda uji
93 | J u l i a n
Grafuk 3
Data Kekerasan Setelah Proses Perlakuan Panas
Dengan Penahanan Waktu 50 menit
300
100
200
1 2 543
HV
C1
C2
Z
Kekerasan permukaan
benda uji
Difusi Karbon
Hasil Pengukuran Ketebalan Difusi Karbon
Pengukuran ketebalan difusi karbon dilakukan dgn menggunakan mikroskop dr alat
uji micro hardness tester. Dan mikroskop tsb terlihat seberapa dlm hasil penyebaran
atau peresapan karbon terhadap benda uji. Dan data hasil pengukuran difusi tersebut
adalah sebagai berikut :
Tabel 9
Ketebalan Difusi Karbon
No
Kode
Tepi 1 ( μm )
Tepi 2 ( μm )
Rata - rata
1
2
3
4
5
6
A1
A2
B1
B2
C1
C2
90
92
158
160
200
195
95
95
160
165
202
198
92 , 5
93 , 5
159 , 0
162 , 5
201 , 0
196 , 5
Keterangan : 1 μm = 1 / 1000 mm
Dari data difusi karbon tersebut dapat diketahui bahwa waktu penahanan merupakan
faktor yang sangat berpengaruh terhadap difusi karbon terhadap benda uji. Karena
dengan semakin lamanya penahanan waktu maka semakin banyak proses penyerapan
karbon yang terjadi.
94 | F i d e r L u m b a n B a t u
Hubungan dari difusi karbon dan penahanan waktu dari data – data diatas dapat dilihat
dari grafik dibawah ini.
Grafik 4
Hubungan Difusi Karbon Dan Penahanan Waktu
300
100
200
10 20 504030
Waktu - Menit
Kedalaman Difusi Karbon
Perhitungan Kadar Karbon Hasil Difusi
Kadar karbon hasil difusi pada batas maksimum difusi karbon dapat diketahui dengan
menggunakan rumus :
0
Cx - C = ( C - C )
10 1 - erf ( 2 ( Dt )
X)
dimana Cx = kadar karbon material pada kedalaman x
C0 = kadar karbon spesimen
C1 = kadar karbon permukaan spesimen
x = kedalaman diffusi karbon (cm)
D = koefisien diffusi karbon (cm2/s)
t = waktu (holding time) (s)
erf = fungsi error (error function) (tabel)
Cx
Co
C1
Gambar 5
Bagian Difusi Karbon
95 | J u l i a n
harga koefisien diffusi dicari dengan cara :
0
D = D exp Q
RT
Dimana : D0 = faktor frekuensi (cm2/s) (tabel)
Q = energi aktivasi (cal/mol/K) (tabel)
T = temperatur pemanasan (0K)
R = konstanta gas (1,987 cal/ mol)
Karena temperatur pemanasan ketiga proses adalah sama yaitu 8750 C, maka harga
koefisien difusi karbon adalah sama :
D0 = 0 , 21 cm2 / s
Q = 33 , 800 cal / mol / K
T = 8750 C + 2730 K = 11480 K
Sehingga ;
D = 0 , 21 cm2 / s . exp 11480 K
33 , 800 cal / mol / K
1,987 cal/ mol +
D = 0 , 21 cm2 / s . exp
[ - 14 , 8 ]
D = 0 , 21 cm2 / s . 3,74 . 107
D = 7 , 85 . 108 cm2 / s
Tabel 10
Diffusing Element
Diffusing Through
D0 cm2 / s
Q cal / mol
Carbon
α - iron
0 , 0079
18 . 100
Carbon
γ - iron
0 , 21
33 . 800
Nickel
γ - iron
0 , 5
66 . 000
Manganesse
γ - iron
0 , 35
67 . 000
Chromium
α - iron
30 . 000
82 . 000
Chromium
γ - iron
18 . 000
97 . 000
Sumber : Steel and it’s Heatreatment, Karl – Erik Thelning halaman 25
Tabel 11
96 | F i d e r L u m b a n B a t u
y
erf (y)
y
erf (y)
0
0 , 000
0 , 8
0 , 742
0 , 1
0 , 112
0 , 9
0 , 797
0 , 2
0 , 223
1 , 0
0 , 843
0 , 3
0 , 329
1 , 2
0 , 910
0 , 4
0 , 428
1 , 4
0 , 952
0 , 5
0 , 521
1 , 6
0 , 976
0 , 6
0 , 604
2 , 0
0 , 995
0 , 7
0 , 678
2 , 4
0 , 999
Sumber : Steel and it’s Heatreatment, Karl – Erik Thelning halaman 26
a. Benda Uji kode A1 dan A2
Diketahui : x (rata - rata) = 93 μm = 9 , 3 . 10-3 cm
t = 15 menit = 900 detik (s)
Co = 0 , 07 %C ; C1 = 0 , 8 %C
Ditanya : Cx ?
Jawab :
Cx - C0 = C1 - C01 - erf ( )
9 , 3 . 10-3
2 7 , 85 . 10-8 . 1200
Cx - 0 , 07 = 0 , 8 - 0 , 07 (1 - erf 0 , 48)
Harga erf diperoleh dari interpolasi tabel 4 – 7 pada harga y = 0 , 48 , sehingga
didapat erf (y) = 0 , 500
Sehingga :
Cx = [ 0 , 73 . ( 1 - 0 , 500 ) ] + 0 , 07
Cx = 0 , 365 + 0 , 07
Cx = 0 , 44 % C
b. Benda Uji kode B1 dan B2
Diketahui : x (rata - rata) = 160 , 75 μm = 1 , 6075 .10-2 cm
t = 30 menit = 1800 detik (s)
Co = 0 , 07 %C ; C1 = 0 , 8 %C
Ditanya : Cx ?
Jawab :
Cx - C0 = C1 - C01 - erf ( )
1 , 6075 . 10-2
2 7 , 85 . 10-8 . 1800
Cx - 0 , 07 = 0 , 8 - 0 , 07 (1 - erf 0 , 68)
97 | J u l i a n
Harga erf diperoleh dari interpolasi tabel 4 – 7 pada harga y = 0 , 68 , sehingga
didapat erf (y) = 0 , 659
Sehingga :
Cx = [ 0 , 73 . ( 1 - 0 , 659 ) ] + 0 , 07
Cx = 0 , 249 + 0 , 07
Cx = 0 , 32 % C
c. Benda Uji kode C1 dan C2
Diketahui : x (rata - rata) = 198 , 75 μm = 1 , 9875 . 10-2 cm
t = 50 menit = 3000 detik (s)
Co = 0 , 07 %C ; C1 = 0 , 8 %C
Ditanya : Cx ?
Jawab :
Cx - C0 = C1 - C01 - erf ( )
1 , 9875 . 10-2
2 7 , 85 . 10-8 . 3000
Cx - 0 , 07 = 0 , 8 - 0 , 07 (1 - erf 0 , 65)
Harga erf diperoleh dari interpolasi tabel 4 – 7 pada harga y = 0 , 65 , sehingga
didapat erf (y) = 0 , 630
Sehingga :
Cx = [ 0 , 73 . ( 1 - 0 , 630 ) ] + 0 , 07
Cx = 0 , 2701 + 0 , 07
Cx = 0 , 34 % C
Hubungan difusi karbon terhadap penahanan waktu dan kekerasan adalah dengan
lamanya penahanan waktu (holding time) maka kadar karbon yang masuk kedalam
benda uji akan bertambah banyak, sehingga selain semakin dalam peresapan karbon,
kadar karbon pada bagian permukaan hingga batas difusi berbeda. Jadi spesimen
dengan kode C , mempunyai kadar karbon lebih besar terhadap benda uji dengan kode
1. untuk lebih jelas lihat tabel dibawah ini :
Tabel 12
Kadar Karbon Pada Benda Uji
Jarak dari
Permukaan (μm)
Kadar Karbon (%C)
Benda Uji Kode
A
Benda Uji
Kode B
Benda Uji
Kode C
25
50
0 , 694
0 , 598
0 , 726
0 , 645
0 , 740
0 , 669
98 | F i d e r L u m b a n B a t u
75
93
100
125
150
160 , 75
175
198 , 75
0 , 503
0 , 435
-
-
-
-
-
-
0 , 576
-
0 , 494
0 , 433
0 , 371
0 , 319
-
-
0 , 606
-
0 , 545
0 , 481
0 , 433
-
0 , 377
0 , 340
Grafik 4
Hubungan Ketebalan Difusi Karbon dan Kadar Karbon
0 25 50 75 200
0,100
0,300
0,600
0,800
Jarak dari Permukaan Benda Uji (Mikon Meter)
Kadar Karbon
Benda Uji
Kode C
100 125 150 175
0,200
0,400
0,500
0,700
Benda Uji
Kode B
Benda Uji
Kode A
KESIMPULAN
Setelah memperoleh data – data hasil pengujian kekerasan pada proses pengerasan
permukaan maka dapat disimbulkan bahwa :
a. Semakin lama waktu penahan (Holding Time) maka semakin tebal difusi karbon
pada benda uji dan dengan adanya penambahan unsur karbon pada permukaan
maka kekerasan permukaan benda uji bertambah keras. Hal tersebut dapat
diketahui dengan melihat hasil perhitungan kadar karbon pada benda uji. Kadar
karbon yang tinggi membuat permukaan benda uji semakin keras dan getas.
b. Dengan pendinginan langsung dapat mempengaruhi kekerasan permukaan benda
uji, hal tersebut dapat diketahui dengan melihat hasil hasil kekerasan benda uji.
Pada proses pengerasan suatu material akan diperoleh hasil yang maksimal bila
dicapai struktur martensit. Dan struktur martensit ini hanya dapat dicapai dari
99 | J u l i a n
fase austenit yang didinginkan dengan cepat. Dengan pendinginan yang cepat
dari temperatur austenit nk diperoleh bentuk kristal BCC yang tergeser menjadi
BCT akibat perbedaan temperatur yang tinggi pada materil.
DAFTAR PUSTAKA
Elazhari, E., Tampubolon, K., Barham, B., & Parinduri, R. Y. (2021). Pengaruh
Motivasi dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru di
SMP Negeri 2 Tanjung Balai. AFoSJ-LAS (All Fields of Science Journal Liaison
Academia and Society), 1(1), 1-12.
Elazhari, E., Tampubolon, K., Siregar, B., Parinduri, R. Y., & Prayoga, B. I. (2022).
ZOMBIE COMPANIES IN THE CONTEXT OF STATE-OWNED ENTERPRISES IN
INDONESIA. International Journal of Artificial Intelligence Research, 6(1.1).
Irawan, S., & Tampubolon, K. (2021). Pengaruh Unsur Fe dan Penambahan Grain
Refiner Al-5TiB Terhadap Morfologi Fasa Intermetalik dan Sifat Mekanis Pada
Paduan Zamak 3. Journal of Mechanical Engineering Manufactures Materials
and Energy, 5(2), 96-114.
Parinduri, R. Y., Tampubolon, K., & Siregar, B. (2023). THE INFLUENCE OF EDUCATIONAL
ADMINISTRATION ON TEACHER PERFORMANCE AT SMA NEGERI 1 SERBAJADI,
SERBAJADI DISTRICT, DELI SERDANG REGENCY. International Journal of Educational
Review, Law And Social Sciences (IJERLAS), 3(1), 235-248.
Roswirman Roswirman, ELAZHARI, Khairuddin Tampubolon(2021) Pengaruh
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru
pada Era New Normal di SMK Swasta PAB 2 Helvetia; AFoSJ-LAS (All Fields of Science
J-LAS),V.1,no.4(hal.316-333).
Tampubolon, K., & Sibuea, N. (2022). Peran Perilaku Guru dalam Menciptakan Disiplin
Siswa. AFoSJ-LAS (All Fields of Science Journal Liaison Academia and Society), 2(4),
1-7.
Tampubolon, K., Elazhari, E., & Batu, F. L. (2021). Analisis dan Penerapan Tiga Elemen
Sistem Pembelajaran pada Era Industri 4.0 di Universitas Pembinaan Masyarakat
Indonesia. All Fields of Science Journal Liaison Academia and Sosiety, 1(2), 153-163.
Tampubolon, K., Karim, A., Batu, F. L., Siregar, B., & Saleh, K. (2022). Sosialisasi Protokol
Kesehatan dalam Upaya Tindakan Preventif di Lokasi Wisata Theme Park Pantai
Cermin. J-LAS (Journal Liaison Academia and Society), 2(2), 1-8.
Tampubolon, K., & Sibuea, N. (2023). THE INFLUENCE OF SUPERVISORY WORK
MOTIVATION AND COMPETENCE ON THE PERFORMANCE OF SCHOOL
SUPERINTENDENTS IN PADANGSIDIMPUAN CITY EDUCATION OFFICE. International
Journal of Educational Review, Law And Social Sciences (IJERLAS), 3(1), 249-
261.Pendidikan Agama Islam Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Smp. Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 13(2), 191–200.