Content uploaded by Husain Latuconsina
Author content
All content in this area was uploaded by Husain Latuconsina on Sep 26, 2023
Content may be subject to copyright.
Content uploaded by Husain Latuconsina
Author content
All content in this area was uploaded by Husain Latuconsina on Sep 02, 2023
Content may be subject to copyright.
Pusat Studi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Indonesia
SRM Publishing – Sangia
OPEN ACCESS
Vol. 7 No. 2: 113-116
November 2023
Peer-Reviewed
Akuatikisle
: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
EISSN 2598-8298 (online)
URL: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/ISLE
DOI: https://doi.org/10.29239/j.akuatikisle.7.2.113-116
Research Article
Pengaruh ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi
berbeda terhadap daya tetas telur ikan nila (Oreochromis niloticus)
The effect of papaya leaf extract (Carica papaya) with concentration on egg
hatchability of nile tilapia (Oreochromis niloticus)
Afifa Muning Saputry , Husain Latuconsina, Ratna Djuniwati Lisminingsih
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Malang. Jl. Mayjen Haryono No.193, Dinoyo, Kota
Malang, Jawa Timur 65144, Indonesia.
1. Pendahuluan
Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu dari
beberapa jenis ikan pada air tawar yang dibudidayakan di penjuru
indonesia dan sangat digemari oleh masyarakat indonesia. Menurut
Fauzia & Suseno (2020) ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah
satu ikan air tawar yang memiliki adaptasi dengan baik, sehingga
membuat ikan nila menjadi komoditas unggul di indonesia.
Menurut Angriani et al. (2020) Ikan nila merupakan salah satu jenis
ikan yang dapat memenuhi kebutuhan protein hewani di karenakan
mempunyai daging tebal dan rasa yang begitu enak, selain itu
berpotensi untuk dibudidayakan karena mampu beradaptasi pada
keadaan lingkungan yang beragam. Ikan nila (Oreochromis niloticus)
merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki toleransi tinggi
terhadap perubahan kualitas pada air, namun tetap harus
diperhatikan dalam budidaya, dikarenakan kualitas air juga
mempengaruhi penetasan pada telur ikan nila (Saputry &
Latuconsina, 2022).
Dalam usaha budidaya sering kali mengalami kendala
biasanya terdapat pada pertumbuhan yang kurang baik/terganggu
dan juga kualitas air seperti suhu, pH, DO, dan amoniak yang
mengalami gangguan (Wijayanti et al
.
, 2019). Menurut Ariffansyah
(2007) telur akan mengalami penetasan yang lambat dan bahkan
tidak menetas dikarenakan rendahnya suhu perairan yang
Article Info:
Diterima: 26 Maret 2023
Disetujui: 21 Juni 2023
Dipublikasi: 24 Juni 2023
Keywords:
Nile tilapia (Oreochromis
niloticus), fish egg hatchability,
papaya leaf (Carica papaya)
ABSTRAK. Terhambatnya penetasan pada telur ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketidak
stabilan kualitas air pada pemeliharaan, meliputi; suhu, DO, pH. Daun pepaya merupakan salah satu
dari tanaman yang dapat dipergunakan untuk prosess percepatan daya tetas telur ikan. Pepaya sendiri
dapat digunakan sebagai komponen untuk meningkatkan sistem imun karena terdapat kandungan
enzim papain. Tujuan penelitian ini adalah Untuk membandingkan daya tetas telur ikan nila
(Oreochromis niloticus) pada perlakuan ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi
berbeda. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Perikanan Budidaya Punten, Kota Batu pada bulan
Desember 2022. Pada Penelitian ini Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dimana terdapat 4
perlakuan yaitu: A) ekstrak daun pepaya 4 mL/L, B) ekstrak daun pepaya 6 mL/L, C) ekstrak daun pepaya
10 mL/L, dan D) kontrol tanpa diberi perlakuan. Pada setiap perlakuan terdapat 3 kali ulangan. Uji
ANOVA digunakan untuk membandingan pengaruh ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi berbeda
terhadap daya tetas telur ikan nila, dan dilanjut dengan uji BNT apabila terdapat perbedaan nyata pada
perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan nyata perlakuan dengan penambahan
ekstrak daun pepaya terhadap daya tetas telur ikan nila, dengan perlakuan 4 mL/L merupakan
perlakuan terbaik dalam meningkatkan persentase daya tetas telur ikan nila sebesar 88,33%. Terdapat
kecenderungan semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun papaya justru semakin menurunkan daya
tetas telur ikan nila.
Korespondensi:
Afifa Muning Saputry
Program Studi Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Islam Malang. Jl. Mayjen
Haryono No.193, Dinoyo, Kota
Malang, Jawa Timur 65144, Indonesia
afifamuning@gmail.com
ABSTRACT. Delays in hatching of fish eggs are influenced by several factors such as water quality
instability during rearing, including; temperature, DO, pH. Papaya leaf is one of the plants that can be
used to accelerate the hatchability of fish eggs. Papaya itself can be used as a component to boost the
immune system because it contains the enzyme papain. The purpose of this study was to compare the
hatchability of nile tilapia (Oreochromis niloticus) eggs in the treatment of papaya leaf extract (Carica
papaya) with different concentration. This research was conducted at the Punten Cultivation Fisheries
Installation, Batu City in December 2022. Using a Completely Randomized Design (CRD) where there
were 4 treatments, namely: A) papaya leaf extract 4 mL/L, B) papaya leaf extract 6 mL/L, C ) papaya leaf
extract 10 mL/L, and D) control without treatment. In each treatment there were 3 replications. The
ANOVA test was used to compare the effect of papaya leaf extract on hatchability of Nile tilapia eggs,
and was followed up with the BNT test if there were significant differences in the treatments. The
results showed that there were significant differences in the treatment with the addition of papaya leaf
extract on the hatchability of tilapia eggs, with 4 mL/L treatment) being the best treatment in increasing
the hatchability percentage of tilapia eggs by 88.33%. There is a tendency that the higher the papaya
leaf extract concentration, the egg hatchability decreases.
Copyright© November 2023, Afifa Muning Saputry, Husain Latuconsina, Ratna Djuniwati Lisminingsih
Under License a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Saputry, A.M. et al. The effect of papaya leaf extract
114 https://www.journals.sangia.org/
mengakibatkan proses metabolisme terganggu.
Salah satu dari berbagai jenis tanaman yang seringkali
digunakan sebagai bahan aktif dalam mempercepat proses
penetasan telur ikan yaitu daun pepaya (Carica papaya).
Pemanfaatan daun pepaya untuk kebutuhan budidaya sering kali
dilakukan untuk melindungi telur dari serangan mikroorganisme
lainnya, seperti jamur, bakteri, dan protozoa yang dapat
menurunkan derajat penetasan telur (Haryani et al., 2012; Harahap
et al., 2021; Sumahiradewi & Sulystyaningsih, 2022). Menurut
Haryani et al
.
(2012) Kandungan yang terdapat pada daun pepaya
yaitu enzim papain dan senyawa anti mikroba memiliki peluang
untuk penetasan telur. Daun pepaya memiliki senyawa yang
didalamnya mengandung antibakteri, antiseptik, dan antiinflamasi
(Ariani et al
.
, 2019).
Mahendra et al
.
(2022) yang melaporkan bahwa telur ikan
bandeng yang direndam menggunakan ekstrak daun pepaya
memiliki daya tetas tinggi rata - rata sekitar 84.88% dengan tingkat
kelangsungan hidup larva sebesar 82.86 %. Sementara itu, informasi
daya tetas telur ikan nila (Oreochromis niloticus)
yang diberikan
ektsrak daun pepaya masih minim informasinya. Sehingga
diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi
berbeda terhadap daya tetas telur ikan nila (Oreochromis niloticus)
sebagai informasi ilmiah dan rujukan dalam upaya meningkatkan
daya tetas telur dalam mendukung kegiatan pembenihan ikan nila.
2. Bahan dan Metode
2.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2022, yang
berkolasi di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Punten Kota Batu
Provinsi Jawa Timur.
2.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi akuarium /
toples plastik, pH meter, DO meter, termometer, aerator, timbangan
analitik, handtally counter, saringan, gelas ukur, batu aerasi, kamera
digital, kompor, panci infus. Bahan uji yang digunakan yaitu telur
ikan nila (Oreochromis niloticus) sebanyak 1200 butir, induk ikan nila
(Oreochromis niloticus), air untuk media hidup, akuades, dan daun
pepaya (Carica papaya).
2.3. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini mengguanakan penelitian eksperimen
dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) RAL pada penelitian
ini menggunakan 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Untuk
prosedur dalam penelitian ini yaitu:
2.3.1. Ekstrak Sampel Daun Pepaya
1. Daun pepaya yang digunakan yaitu diambil pada tangkai ke 5
dan ke 6 dari pucuk paling bawah dalam keadaan masih segar
dan dan berwarna hijau.
2. Bersihkan menggunakan air hingga bersih.
3. Daun pepaya yang sudah dibersihkan, selanjutnya dipotong
kecil–kecil.
4. Haluskan daun pepaya sesuai dengan takaran yaitu 60 g dan
ditambahkan aquades sebanyak 60 ml.
5. Daun pepaya yang sudah halus kemudian dimasukkan kedalam
panci infus, kemudian di panaskan pada kompor dengan suhu
90oC selama 30 menit.
6. Tambahkan air panas sesuai dengan volume awal ekstrak daun
pepaya yaitu 60 ml.
7. Setelah itu larutan yang sudah di dinginkan kemudian disaring
dan kemudian di masukkan kedalam wadah.
2.3.2. Persiapan Wadah Penelitian
1. Disiapkan wadah plastik / toples untuk media pemeliharaan
sebanyak 12 unit.
2. Wadah dicuci hingga bersih menggunakan detergen.
3. Selanjutnya wadah dikeringkan hingga mengering dengan
baik.
4. Kemudian wadah disusun sesuai denah penelitian yang sudah
dirancang
5. Kemudian bak/akuarium diisi dengan air sebanyak ±5 liter.
6. Setelah itu lanjut dengan menambahkan aerasi pada setiap
masing–masing bak/akuarium penelitian
2.3.3. Perendaman Telur dalam Larutan Ekstrak Daun Pepaya
1. Telur dihitung sebanyak 100 butir/wadah dan menggunakan
telur yang sudah terbuahi dengan sempurna.
2. Telur direndam dalam ekstrak daun pepaya dengan
konsentrasi berbeda, yaitu: 4 mL/L, 6 mL/L, 10 mL/L, dan
kontrol (tanpa diberi ekstrak).
3. Direndam selama kurang lebih 2-3 hari.
2.4. Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan 4 perlakuan dengan 4 kali ulangan
yaitu: 1) perendaman telur dengan konsentrasi 4 ml/l, 2)
perendaman telur dengan konsentrasi 6 ml/l, 3) perendaman telur
dengan konsentrasi 10 ml/l, 4) tanpa diberi perlakuan (kontrol), dan
masing–masing memiliki 3 kali ulangan. Jumlah telur untuk setiap
akuarium yaitu sebanyak 100 butir. Sehingga untuk telur yang
dibutuhkan dalam penelitian sebanyak 1.200 butir telur.
2.5. Parameter yang Diamati
Parameter yang diamati yaitu derajat penetasan (HR).
Menurut Rachmawati (2014) bahwa derajat penetasan telur
ditentukan dengan mengambil sampel telur, selanjutnya ditetaskan
di dalam suatu wadah atau aquarium dan dihitung berapa banyak
telur yang menetas dengan rumus:
𝐻𝑅 = ∑
∑ 𝑥 100% .................................. (1)
Keterangan : HR = daya tetas telur (Hatching rate).
2.6. Analisis Data
Pada penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh pada daya tetas telur ikan nila (Oreochromis niloticus)
dengan perlakuan ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dengan
dosis berbeda maka digunakan uji statistik yaitu uji ANOVA pada
taraf kepercayaan 95% menggunakan software SPSS. Apabila
terdapat pengaruh maka akan dilanjutkan dengan uji BNT untuk
melihat perbedaan antar setiap perlakuan.
3. Hasil
3.1. Daya Tetas Telur
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap dya tetas telur ikan
nila (Oreochromis niloticus) yang diberikan perlakuan tambahan
ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi berbeda
diperoleh hasil seperti yang tertera pada Gambar 2.
Gambar 1. Persentase daya tetas telur ikan nila (Oreochromis
niloticus).
88,33%
75,33%
27,33%
57%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
A (4 ML/L) B (6 ML/L) C (10 ML/L) D (KONTROL)
DAYA TETAS TELUR %
KONSENTRASI EKSTRAK DAUN PEPAYA
Vol. 7 No. 2: 113-116, November 2023 Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
https://www.ejournal.stipwunaraha.ac.id/ISLE 115
3.2. Analisis Uji BNT (Beda Nyata Terkecil)
Tabel 1. Hasil Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) Parameter Daya Tetas
Telur.
Perlakuan
(Konsentrasi) C D B A Notasi
C 10 ml/l
(27,33%) - -
29.66* - 48,00* - 61,00* a
D kontrol
(57%) 29,66* - - 18,33* - 31,33* b
B 6 ml/l
(75,33%) 48,00* 18,33* - -
13,00ns c
A 4 ml/l
(88,33%) 61,00 * 31,33* 13,00 ns - c
keterangan
Ns : tidak signifikan
* : signifikan
3.3. Kualitas Air
Hasil pengukuran parameter kualitas air pada media
pemeliharaan selama penelitian yang meliputi suhu, pH, dan DO
seperti yang terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. parameter kualitas air media pemeliharaan pada penetasan
telur ikan nila (Oreochromis niloticus) selama penelitian.
Parameter
Lingkungan
Perlakuan
(Konsentrasi Ekstrak Daun Pepaya)
A (4
mL/L)
B (6
mL/L)
C (10
mL/L) D (kontrol
)
Suh
u
Kisaran 25.1-27.5 25.1-26.7 25 - 26.4 25 - 26.6
Rerata±
SD
25.75 ±
0.17
25.78 ±
0.03
25.93 ±
0.15
25.72 ±
0.14
pH
Kisaran 6.5 - 8.1 6.7 - 8.0 6.53 -
8.45 6.1 - 8.01
Rerata±
SD
7.47 ±
0.01
7.58 ±
0.01
7.90 ±
0.01
7.08 ±
0.00
DO
Kisaran 5.38-6.73 5.35-6.70 5.16-6.56 5.51-6.42
Rerata±
SD
6.06 ±
0.01
6.03 ±
0.00
5.86 ±
0.01
5.96 ±
0.01
4. Pembahasan
Gambar 2 memperlihatkan bahwa perlakuan A dengan
ditambah ekstrak daun pepaya (Carica papaya) sebanyak 4 mL/L
mendukung daya tetas telur dengan persentase sebesae 88,33 %.
Tingginya presentasi daya tetas telur ikan nilai diduga terkait
dengan kandungan bioaktif dalam ektrak daun papaya yang dapat
melindungi telur dari serangan bakteri dan jamur, selain juga
didukung oleh kualitas air yang optimal untuk kehidupan telur ikan
nila. Menurut Sumahiradewi & Sulystyaningsih (2022) telur ikan
dapat terlindungi dengan baik dikarenakan pada ekstrak daun
pepaya terdapat senyawa aktif seperti flavonoid, saponin, steroid,
tanin, alkaloid carpain.
Penyebab rendahnya hatching rate pada perlakuan C (10
mL/L) dengan persentase sebesar 27,33% diduga karena pengaruh
terlalu tingginya konsetrasi ekstrak daun pepaya (Carica papaya),
yang mempengaruhi penetasan pada telur dan dapat menyebabkan
kematian, tingginya konsentrasi ekstrak daun pepatya ini juga akan
dapat menurunkan ckualitas ait pada media pemeliharaan. Menurut
Putri (2021) semakin tingginya konsentrasi yang digunakan dalam
penelitian maka semakin tinggi pula kandungan bahan aktif yang
terdapat didalam ekstrak tersebut.
Hasil analisis uji ANOVA menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan daya tetas telur ikan nila (Oreochromis
niloticus) yang ditambah ekstrak daun pepaya (Carica papaya)
dengan konsentrasi berbeda dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil uji
BNT (beda nyata terkecil) menunjukkan bahwa perlakuan C
(penambahan ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 10 mL/L)
berpengaruh nyata terhadap semua perlakuan yang artinya bahwa
dengan ditambahkan ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi yang
berbeda maka berpengaruh berbeda pula terhadap daya tetas telur.
Maka dapat disimpulkan bahwa untuk perlakuan yang paling
terbaik yaitu dengan perlakuan A (penambahan ekstrak daun
pepaya dengan konsentrasi 4 mL/L) menghasilkan sebanyak 88,33%
daya tetas telur.
Setelah dilakukannya penelitian dan diuji menggunakan
ANOVA dapat dilihat bahwa ekstrak daun pepaya yang dicampurkan
dalam media hidup telur ikan nila (Orochromis niloticus) dengan
konsentrasi berbeda berpengaruh terhadap beberapa kualitas air,
yang mana jika konsentrasi yang diberikan semakin tinggi maka
akan mengakibatkan suhu pada perairan juga tinggi, dan apabila
konsentrasi yang diberikan semakin rendah sekitar 4 mL/L
menyebabkan DO semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian
Harahap et al
.
(2021) bahwa penggunaan ekstrak daun pepaya
(Carica papaya) pada media pemeliharaan ikan koi mengalami
kenaikan suhu dan pH air, sehingga dapat disimpulkan bahwa
penambahan ekstrak pada media pemeliharaan dapat
mempengaruhi kualitas air.
Kisaran suhu air dalam media pemeliharaan telur ikan nila
pada semua perlakuan berkisar antara 25,1–27,5oC. pada kisaran ini
suhu masih dikatakan normal/bahkan layak untuk kehidupan baik
telur, larva, maupun induk pada ikan nila. Hal ini sesuai dengan
penelitian Monalisa (2010) untuk suhu pada perairan budidaya ikan
nila yang bisa dikatakan optimal atau layak yaitu berkisar antara
25–30oC. Menurut Latuconsina (2021), bahwa suhu perairan dapat
berpengaruh terhadap kehidupan biota air secara tidak langsung,
dengan mempengaruhi kelarutan oksigen terlarut. Apabila semakin
tinggi suhu dalam air, maka akan semakin rendah daya larut oksigen
dalam perairan. Menurut El-Gamal (2009) dari penelitian
sebelumnya rata–rata pada suhu lebih dari 300C akan mengalami
penurunan pada penetasan telur, dan untuk suhu yang optimal
dengan menghasilkan daya tetas telur tinggi yaitu pada suhu 24–
300C.
Kisaran derajat keasaman (pH) dalam media pemeliharaan
telur ikan nila pada semua perlakuan berkisar antara 6,1– 8,53. Pada
kisaran ini untuk nilai pH masih dapat dikatakan normal dan masih
cukup layak untuk kehidupan ikan nila. Dalam (SNI 7550, 2009)
untuk pH optimal dalam budidaya ikan nila yaitu berkisar pH 6,5–
8,5. Menurut Pramleonita et al
.
(2018) pada siang hari untuk nilai pH
akan mengalami kenaikan, dikarenakan adanya proses fotosintesis
dari fitoplankton, mikroalga, serta beberapa tanaman yang
menghasilkan O2. Sedangkan nilai pH mengalami penurunan pada
saat malam hari hingga menjelang pagi, dikarenakan ikan
mengalami respirasi sehingga menghasilkan CO2.
Kisaran oksigen terlarut (DO) dalam media pemeliharaan telur
ikan nila pada semua perlakuan berkisar antara 5,16–6,70. Nilai
tersebut masih dalam batas toleransi sesuai dengan (SNI 7550,
2009) bahwa untuk nilai oksigen terlarut dalam budidaya ikan nila
harus melebihi 3,0 mg/L. Menurut Pramleonita et al
.
(2018)
Kekurangan oksigen pada air pemeliharaan dapat mengganggu
kehidupan biota air, termasuk pertumbuhannya. Menurut Kordi &
Tancung (2007) untuk oksigen terlarut (DO) dalam air jika oksigen
terlarut (DO) >5 mg/L untuk pertumbuhan dan reproduksi pada ikan
normal, jika oksigen terlarut <1 mg/L maka akan mengakibatkan
ikan mati, dan apabila oksigen terlarut (DO) 1-5 mg/L maka ikan
akan tetap hidup namun untuk reproduksi rendah, dan
pertumbuhan lambat.
5. Simpulan
Terdapat perbedaan yang signifikan daya tetas telur ikan nila
(Oreochromis niloticus) yang ditambahkan ekstrak daun pepaya
(Carica papaya) pada air sebagai media pemeliharaan telur ikan
dengan konsentrasi yang berbeda. Artinya bahwa ektrak daun
pepaya (Carica papaya) mempengaruhi daya tetas teluk ikan nila.
Konsentrasi Ekstrak daun pepaya (Carica papaya) yang paling efektif
untuk penetasan telur ikan nila (Oreochromis niloticus) yaitu pada
konsentrasi 4 mL/L yang menghasiladengan persentase daya tetas
telur sebesar 88,33%. Apabila konsentrasi yang diberikan semakin
tinggi, maka akan mengakibatkan terhambatnya penetasan pada
Saputry, A.M. et al. The effect of papaya leaf extract
116 https://www.journals.sangia.org/
telur ikan dan bahkan akan menyebabkan kematian pada telur/telur
tidak menetas.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih disampaikan kepada pihak Instalasi Perikanan
Budidaya Punten, Kabupaten Batu, Jawa Timur yang telah
mengizinkan penggunaan fasilitas laboratorium untuk
mempermudah penelitian.
Publisher's Note
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna on behalf of Sangia Publishing
remains neutral with regard to jurisdictional claims in published maps
and institutional affiliations.
Supplementary files
Data sharing not applicable to this article as no datasets were generated
or analyzed during the current study, and/or contains supplementary
material, which is available to authorized users.
Competing interest
All author(s) declare no competing interest.
Referensi
Angriani, R.; Halid, I. & Baso, H. S., 2020. Analisis pertumbuhan dan
kelangsungan hidup benih ikan nila salin (Oreochromis niloticus,
linn) dengan dosis pakan yang berbeda. Fisheries Of Wallacea
Journal, 1(2): 84–92, ISSN: 2746-6876.
Ariani, N.; Monalisa, M. & Febrianti, D. R., 2019. Uji aktivitas antibakteri
ekstrak biji pepaya (Carica Papaya L.) terhadap pertumbuhan
Escherichia coli.
JCPS (
Journal of Current Pharmaceutical Sciences),
2(2): 160–166.
Ariffansyah, 2007. Perkembangan Embrio dan Penetasan Telur Ikan
Gurame (Osphronemus Gourami) dengan Suhu Inkubasi yang
Berbeda.
[Skripsi]:
Fakultas pertanian Universitas Sriwijaya
.
El-Gamal, A. E. E., 2009. Effect of temperature on hatching and larval
development and mucin secretion in common carp, Cyprinus
carpio (Linnaeus, 1758). Global Veterinaria, 3(2): 80–90
Fauzia, S. R. & Suseno, S. H., 2020. Resirkulasi Air untuk Optimalisasi
Kualitas Air Budidaya Ikan Nila Nirwana (Oreochromis niloticus).
Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (PIM), 2(5): 887–892.
Harahap, K.; Febri, S. P.; Komariyah, S. & Hasri, I., 2021. Efektivitas
Penggunaan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai
Pengendalian Infestasi
Argulus
sp. Pada Ikan Koi (Cyprinus
carpio). Jurnal Airaha, 10(02).
Haryani, A.; Grandiosa, R.; Buwono, I. D. & Santika, A., 2012. Uji
efektivitas daun pepaya (Carica papaya) untuk pengobatan
infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan mas koki
(Carassius auratus). Jurnal Perikanan Kelautan, 3(3).
Kordi, M. G. H. & Tancung, A. B., 2007. Pengelolaan kualitas air. PT
Rineka Cipta, Jakarta, 238.
Latuconsina, H., 2021. Ekologi Ikan Perairan Tropis: Biodiversitas,
Adaptasi, Ancaman, dan Pengelolaannya. UGM Press, Yogyakarta.
Mahendra, R.; Susilowati, T. & Prayitno, S. B., 2022. Pengaruh
perendaman ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap
daya tetas telur ikan bandeng (Chanos chanos). Sains Akuakultur
Tropis: Indonesian Journal of Tropical Aquaculture, 7(1): 45–55
Monalisa, S. S. & Minggawati, I., 2010. Kualitas air yang mempengaruhi
pertumbuhan ikan nila (Oreochromis sp.) di kolam beton dan
terpal. Journal of Tropical Fisheries, 5(2): 526–530.
Pramleonita, M.; Yuliani, N.; Arizal, R. & Wardoyo, S. E., 2018. Parameter
fisika dan kimia air kolam ikan nila hitam (Oreochromis
niloticus). Jurnal Sains Natural, 8(1): 24–34
Putri, A. S., 2021. Daun Pepaya (Carica papaya Linnaeus) Sebagai
Larvasida Pada Larva Aedes Aegypti Instar Iii. Ruwa Jurai: Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 13(2): 58, ISSN: 1978-6204, DOI:
10.26630/rj.v13i2.2779.
Rachmawati, D., 2014. Performa Kematangan Gonad, Fekunditas dan
Derajat Penetasan Melalui Pemberian Kombinasi Pakan Alami
Pada Induk Udang Windu (Penaeus monodon fab.). Journal of
Aquaculture Management and Technology, 3(3): 1–7.
Saputry, A. M. & Latuconsina, H., 2022. Evaluasi Pembenihan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) di Instalasi Perikanan Budidaya,
Kepanjen-Kabupaten Malang.Journal of Science and Technology),
3(1): 80–89
SNI 7550, 2009. Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas
Pembesaran di Kolam Air Tenang. In: jakarta: Badan
Standardisasi Nasional.
Sumahiradewi, L. G. & Sulystyaningsih, N. D., 2022. Efektifitas ekstrak
daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap infeksi jamur pada
telut ikan Guramiu (Osphronemus gouramy). Jurnal Perikanan
Unram, 12(1): 86–96, ISSN: 2302-6049, DOI:
10.29303/jp.v12i1.281.
Wijayanti, M.; Khotimah, H.; Sasanti, A. D.; Dwinanti, S. H. & Rarassari,
M. A., 2019. Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Dengan Sistem Akuaponik Di Desa Karang Endah, Kecamatan
Gelumbang, Kabupaten Muara Enim Sumatra Selatan. Journal of
Aquaculture and Fish Health, 8(3): 139–148.
Afifa Muning Saputry, Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Malang. Jl. Mayjen Haryono
No.193, Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur 65144, Indonesia.
Email: afifamuning@gmail.com
Husain Latuconsina, Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Malang. Jl. Mayjen Haryono
No.193, Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur 65144, Indonesia.
Email: husain.latuconsina@unisma.ac.id
URL Orcid: http://orcid.org/0000-0002-5253-4683
URL Google Scholar: https://scholar.google.co.id/citations?hl=id&user=ONbdMrwAAAAJ
Ratna Djuniwati Lisminingsih, Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Malang. Jl. Mayjen
Haryono No.193, Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur 65144, Indonesia.
Email: ratna.djuniwati@unisma.ac.id
URL Google Scholar: https://scholar.google.co.id/citations?hl=id&user=2OHmUvkAAAAJ
How to cite this article:
Saputry, A.M., Latuconsina, H., & Lisminingsih, R.D., 2023. The effect of papaya leaf extract (Carica papaya) with concentration on egg
hatchability of nile tilapia (Oreochromis niloticus). Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 7(2): 113-116.
https://doi.org/10.29239/j.akuatikisle.7.2.113-116