ArticlePDF Available

Pengaruh Kualitas Air Terhadap Daya Tetas Telur Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Ditambah Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya) dengan Dosis Berbeda The Effect of Water Quality on Egg Hatchability of Nile Tilapia Fish (Oreochromis niloticus) Plus Papaya Leaf (Carica papaya) Extract with Different Dosages

Authors:

Abstract and Figures

Abstract Nile tilapia (Oreochromis niloticus) is a freshwater fishery commodity that has commercial value. Very fast growth and has a distinctive meat taste make tilapia so popular with people both in Indonesia and abroad. However, a decrease in water quality can affect growth, including the hatchability of tilapia eggs. This study aims to determine the effect of water quality given papaya leaf extract (Carica papaya) with different doses on the hatchability of nile tilapia (Oreochromis niloticus) eggs. The method used is the experimental method. Data were analyzed using multiple linear regression to determine the effect of water quality on the hatchability of Nile tilapia eggs. The research results obtained were temperatures ranging from 25.1 to 27.50C, for pH ranging from 6.1 to 8.53, and for DO ranging from 5.16 to 6.70 and still within optimal limits for the hatching and growth of Nile tilapia eggs (Oreochromis niloticus). The research results found that temperature and pH had a small effect on the hatchability of Nile tilapia eggs, respectively 16.79% and 16.44%, while dissolved oxygen had a large effect on the hatchability of fish eggs, a value of 86.21. %.
Content may be subject to copyright.
Pusat Studi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Indonesia
SRM Publishing Sangia
OPEN ACCESS
Vol. 7 No. 2: 113-116
November 2023
Peer-Reviewed
Akuatikisle
: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
EISSN 2598-8298 (online)
URL: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/ISLE
DOI: https://doi.org/10.29239/j.akuatikisle.7.2.113-116
Research Article
Pengaruh ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi
berbeda terhadap daya tetas telur ikan nila (Oreochromis niloticus)
The effect of papaya leaf extract (Carica papaya) with concentration on egg
hatchability of nile tilapia (Oreochromis niloticus)
Afifa Muning Saputry , Husain Latuconsina, Ratna Djuniwati Lisminingsih
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Malang. Jl. Mayjen Haryono No.193, Dinoyo, Kota
Malang, Jawa Timur 65144, Indonesia.
1. Pendahuluan
Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah satu dari
beberapa jenis ikan pada air tawar yang dibudidayakan di penjuru
indonesia dan sangat digemari oleh masyarakat indonesia. Menurut
Fauzia & Suseno (2020) ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah salah
satu ikan air tawar yang memiliki adaptasi dengan baik, sehingga
membuat ikan nila menjadi komoditas unggul di indonesia.
Menurut Angriani et al. (2020) Ikan nila merupakan salah satu jenis
ikan yang dapat memenuhi kebutuhan protein hewani di karenakan
mempunyai daging tebal dan rasa yang begitu enak, selain itu
berpotensi untuk dibudidayakan karena mampu beradaptasi pada
keadaan lingkungan yang beragam. Ikan nila (Oreochromis niloticus)
merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki toleransi tinggi
terhadap perubahan kualitas pada air, namun tetap harus
diperhatikan dalam budidaya, dikarenakan kualitas air juga
mempengaruhi penetasan pada telur ikan nila (Saputry &
Latuconsina, 2022).
Dalam usaha budidaya sering kali mengalami kendala
biasanya terdapat pada pertumbuhan yang kurang baik/terganggu
dan juga kualitas air seperti suhu, pH, DO, dan amoniak yang
mengalami gangguan (Wijayanti et al
.
, 2019). Menurut Ariffansyah
(2007) telur akan mengalami penetasan yang lambat dan bahkan
tidak menetas dikarenakan rendahnya suhu perairan yang
Article Info:
Diterima: 26 Maret 2023
Disetujui: 21 Juni 2023
Dipublikasi: 24 Juni 2023
Keywords:
Nile tilapia (Oreochromis
niloticus), fish egg hatchability,
papaya leaf (Carica papaya)
ABSTRAK. Terhambatnya penetasan pada telur ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketidak
stabilan kualitas air pada pemeliharaan, meliputi; suhu, DO, pH. Daun pepaya merupakan salah satu
dari tanaman yang dapat dipergunakan untuk prosess percepatan daya tetas telur ikan. Pepaya sendiri
dapat digunakan sebagai komponen untuk meningkatkan sistem imun karena terdapat kandungan
enzim papain. Tujuan penelitian ini adalah Untuk membandingkan daya tetas telur ikan nila
(Oreochromis niloticus) pada perlakuan ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi
berbeda. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Perikanan Budidaya Punten, Kota Batu pada bulan
Desember 2022. Pada Penelitian ini Menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dimana terdapat 4
perlakuan yaitu: A) ekstrak daun pepaya 4 mL/L, B) ekstrak daun pepaya 6 mL/L, C) ekstrak daun pepaya
10 mL/L, dan D) kontrol tanpa diberi perlakuan. Pada setiap perlakuan terdapat 3 kali ulangan. Uji
ANOVA digunakan untuk membandingan pengaruh ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi berbeda
terhadap daya tetas telur ikan nila, dan dilanjut dengan uji BNT apabila terdapat perbedaan nyata pada
perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan nyata perlakuan dengan penambahan
ekstrak daun pepaya terhadap daya tetas telur ikan nila, dengan perlakuan 4 mL/L merupakan
perlakuan terbaik dalam meningkatkan persentase daya tetas telur ikan nila sebesar 88,33%. Terdapat
kecenderungan semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun papaya justru semakin menurunkan daya
tetas telur ikan nila.
Korespondensi:
Afifa Muning Saputry
Program Studi Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Islam Malang. Jl. Mayjen
Haryono No.193, Dinoyo, Kota
Malang, Jawa Timur 65144, Indonesia
afifamuning@gmail.com
ABSTRACT. Delays in hatching of fish eggs are influenced by several factors such as water quality
instability during rearing, including; temperature, DO, pH. Papaya leaf is one of the plants that can be
used to accelerate the hatchability of fish eggs. Papaya itself can be used as a component to boost the
immune system because it contains the enzyme papain. The purpose of this study was to compare the
hatchability of nile tilapia (Oreochromis niloticus) eggs in the treatment of papaya leaf extract (Carica
papaya) with different concentration. This research was conducted at the Punten Cultivation Fisheries
Installation, Batu City in December 2022. Using a Completely Randomized Design (CRD) where there
were 4 treatments, namely: A) papaya leaf extract 4 mL/L, B) papaya leaf extract 6 mL/L, C ) papaya leaf
extract 10 mL/L, and D) control without treatment. In each treatment there were 3 replications. The
ANOVA test was used to compare the effect of papaya leaf extract on hatchability of Nile tilapia eggs,
and was followed up with the BNT test if there were significant differences in the treatments. The
results showed that there were significant differences in the treatment with the addition of papaya leaf
extract on the hatchability of tilapia eggs, with 4 mL/L treatment) being the best treatment in increasing
the hatchability percentage of tilapia eggs by 88.33%. There is a tendency that the higher the papaya
leaf extract concentration, the egg hatchability decreases.
Copyright© November 2023, Afifa Muning Saputry, Husain Latuconsina, Ratna Djuniwati Lisminingsih
Under License a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Saputry, A.M. et al. The effect of papaya leaf extract
114 https://www.journals.sangia.org/
mengakibatkan proses metabolisme terganggu.
Salah satu dari berbagai jenis tanaman yang seringkali
digunakan sebagai bahan aktif dalam mempercepat proses
penetasan telur ikan yaitu daun pepaya (Carica papaya).
Pemanfaatan daun pepaya untuk kebutuhan budidaya sering kali
dilakukan untuk melindungi telur dari serangan mikroorganisme
lainnya, seperti jamur, bakteri, dan protozoa yang dapat
menurunkan derajat penetasan telur (Haryani et al., 2012; Harahap
et al., 2021; Sumahiradewi & Sulystyaningsih, 2022). Menurut
Haryani et al
.
(2012) Kandungan yang terdapat pada daun pepaya
yaitu enzim papain dan senyawa anti mikroba memiliki peluang
untuk penetasan telur. Daun pepaya memiliki senyawa yang
didalamnya mengandung antibakteri, antiseptik, dan antiinflamasi
(Ariani et al
.
, 2019).
Mahendra et al
.
(2022) yang melaporkan bahwa telur ikan
bandeng yang direndam menggunakan ekstrak daun pepaya
memiliki daya tetas tinggi rata - rata sekitar 84.88% dengan tingkat
kelangsungan hidup larva sebesar 82.86 %. Sementara itu, informasi
daya tetas telur ikan nila (Oreochromis niloticus)
yang diberikan
ektsrak daun pepaya masih minim informasinya. Sehingga
diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi
berbeda terhadap daya tetas telur ikan nila (Oreochromis niloticus)
sebagai informasi ilmiah dan rujukan dalam upaya meningkatkan
daya tetas telur dalam mendukung kegiatan pembenihan ikan nila.
2. Bahan dan Metode
2.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2022, yang
berkolasi di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Punten Kota Batu
Provinsi Jawa Timur.
2.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi akuarium /
toples plastik, pH meter, DO meter, termometer, aerator, timbangan
analitik, handtally counter, saringan, gelas ukur, batu aerasi, kamera
digital, kompor, panci infus. Bahan uji yang digunakan yaitu telur
ikan nila (Oreochromis niloticus) sebanyak 1200 butir, induk ikan nila
(Oreochromis niloticus), air untuk media hidup, akuades, dan daun
pepaya (Carica papaya).
2.3. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini mengguanakan penelitian eksperimen
dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) RAL pada penelitian
ini menggunakan 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Untuk
prosedur dalam penelitian ini yaitu:
2.3.1. Ekstrak Sampel Daun Pepaya
1. Daun pepaya yang digunakan yaitu diambil pada tangkai ke 5
dan ke 6 dari pucuk paling bawah dalam keadaan masih segar
dan dan berwarna hijau.
2. Bersihkan menggunakan air hingga bersih.
3. Daun pepaya yang sudah dibersihkan, selanjutnya dipotong
kecilkecil.
4. Haluskan daun pepaya sesuai dengan takaran yaitu 60 g dan
ditambahkan aquades sebanyak 60 ml.
5. Daun pepaya yang sudah halus kemudian dimasukkan kedalam
panci infus, kemudian di panaskan pada kompor dengan suhu
90oC selama 30 menit.
6. Tambahkan air panas sesuai dengan volume awal ekstrak daun
pepaya yaitu 60 ml.
7. Setelah itu larutan yang sudah di dinginkan kemudian disaring
dan kemudian di masukkan kedalam wadah.
2.3.2. Persiapan Wadah Penelitian
1. Disiapkan wadah plastik / toples untuk media pemeliharaan
sebanyak 12 unit.
2. Wadah dicuci hingga bersih menggunakan detergen.
3. Selanjutnya wadah dikeringkan hingga mengering dengan
baik.
4. Kemudian wadah disusun sesuai denah penelitian yang sudah
dirancang
5. Kemudian bak/akuarium diisi dengan air sebanyak ±5 liter.
6. Setelah itu lanjut dengan menambahkan aerasi pada setiap
masingmasing bak/akuarium penelitian
2.3.3. Perendaman Telur dalam Larutan Ekstrak Daun Pepaya
1. Telur dihitung sebanyak 100 butir/wadah dan menggunakan
telur yang sudah terbuahi dengan sempurna.
2. Telur direndam dalam ekstrak daun pepaya dengan
konsentrasi berbeda, yaitu: 4 mL/L, 6 mL/L, 10 mL/L, dan
kontrol (tanpa diberi ekstrak).
3. Direndam selama kurang lebih 2-3 hari.
2.4. Rancangan Penelitian
Penelitian menggunakan 4 perlakuan dengan 4 kali ulangan
yaitu: 1) perendaman telur dengan konsentrasi 4 ml/l, 2)
perendaman telur dengan konsentrasi 6 ml/l, 3) perendaman telur
dengan konsentrasi 10 ml/l, 4) tanpa diberi perlakuan (kontrol), dan
masingmasing memiliki 3 kali ulangan. Jumlah telur untuk setiap
akuarium yaitu sebanyak 100 butir. Sehingga untuk telur yang
dibutuhkan dalam penelitian sebanyak 1.200 butir telur.
2.5. Parameter yang Diamati
Parameter yang diamati yaitu derajat penetasan (HR).
Menurut Rachmawati (2014) bahwa derajat penetasan telur
ditentukan dengan mengambil sampel telur, selanjutnya ditetaskan
di dalam suatu wadah atau aquarium dan dihitung berapa banyak
telur yang menetas dengan rumus:
𝐻𝑅 =   
∑   𝑥 100% .................................. (1)
Keterangan : HR = daya tetas telur (Hatching rate).
2.6. Analisis Data
Pada penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh pada daya tetas telur ikan nila (Oreochromis niloticus)
dengan perlakuan ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dengan
dosis berbeda maka digunakan uji statistik yaitu uji ANOVA pada
taraf kepercayaan 95% menggunakan software SPSS. Apabila
terdapat pengaruh maka akan dilanjutkan dengan uji BNT untuk
melihat perbedaan antar setiap perlakuan.
3. Hasil
3.1. Daya Tetas Telur
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap dya tetas telur ikan
nila (Oreochromis niloticus) yang diberikan perlakuan tambahan
ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dengan konsentrasi berbeda
diperoleh hasil seperti yang tertera pada Gambar 2.
Gambar 1. Persentase daya tetas telur ikan nila (Oreochromis
niloticus).
88,33%
75,33%
27,33%
57%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
A (4 ML/L) B (6 ML/L) C (10 ML/L) D (KONTROL)
DAYA TETAS TELUR %
KONSENTRASI EKSTRAK DAUN PEPAYA
Vol. 7 No. 2: 113-116, November 2023 Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
https://www.ejournal.stipwunaraha.ac.id/ISLE 115
3.2. Analisis Uji BNT (Beda Nyata Terkecil)
Tabel 1. Hasil Uji BNT (Beda Nyata Terkecil) Parameter Daya Tetas
Telur.
Perlakuan
(Konsentrasi) C D B A Notasi
C 10 ml/l
(27,33%) - -
29.66* - 48,00* - 61,00* a
D kontrol
(57%) 29,66* - - 18,33* - 31,33* b
B 6 ml/l
(75,33%) 48,00* 18,33* - -
13,00ns c
A 4 ml/l
(88,33%) 61,00 * 31,33* 13,00 ns - c
keterangan
Ns : tidak signifikan
* : signifikan
3.3. Kualitas Air
Hasil pengukuran parameter kualitas air pada media
pemeliharaan selama penelitian yang meliputi suhu, pH, dan DO
seperti yang terlihat pada Tabel 2.
Tabel 2. parameter kualitas air media pemeliharaan pada penetasan
telur ikan nila (Oreochromis niloticus) selama penelitian.
Parameter
Lingkungan
Perlakuan
(Konsentrasi Ekstrak Daun Pepaya)
A (4
mL/L)
B (6
mL/L)
C (10
mL/L) D (kontrol
)
Suh
u
Kisaran 25.1-27.5 25.1-26.7 25 - 26.4 25 - 26.6
Rerata±
SD
25.75 ±
0.17
25.78 ±
0.03
25.93 ±
0.15
25.72 ±
0.14
pH
Kisaran 6.5 - 8.1 6.7 - 8.0 6.53 -
8.45 6.1 - 8.01
Rerata±
SD
7.47 ±
0.01
7.58 ±
0.01
7.90 ±
0.01
7.08 ±
0.00
DO
Kisaran 5.38-6.73 5.35-6.70 5.16-6.56 5.51-6.42
Rerata±
SD
6.06 ±
0.01
6.03 ±
0.00
5.86 ±
0.01
5.96 ±
0.01
4. Pembahasan
Gambar 2 memperlihatkan bahwa perlakuan A dengan
ditambah ekstrak daun pepaya (Carica papaya) sebanyak 4 mL/L
mendukung daya tetas telur dengan persentase sebesae 88,33 %.
Tingginya presentasi daya tetas telur ikan nilai diduga terkait
dengan kandungan bioaktif dalam ektrak daun papaya yang dapat
melindungi telur dari serangan bakteri dan jamur, selain juga
didukung oleh kualitas air yang optimal untuk kehidupan telur ikan
nila. Menurut Sumahiradewi & Sulystyaningsih (2022) telur ikan
dapat terlindungi dengan baik dikarenakan pada ekstrak daun
pepaya terdapat senyawa aktif seperti flavonoid, saponin, steroid,
tanin, alkaloid carpain.
Penyebab rendahnya hatching rate pada perlakuan C (10
mL/L) dengan persentase sebesar 27,33% diduga karena pengaruh
terlalu tingginya konsetrasi ekstrak daun pepaya (Carica papaya),
yang mempengaruhi penetasan pada telur dan dapat menyebabkan
kematian, tingginya konsentrasi ekstrak daun pepatya ini juga akan
dapat menurunkan ckualitas ait pada media pemeliharaan. Menurut
Putri (2021) semakin tingginya konsentrasi yang digunakan dalam
penelitian maka semakin tinggi pula kandungan bahan aktif yang
terdapat didalam ekstrak tersebut.
Hasil analisis uji ANOVA menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan daya tetas telur ikan nila (Oreochromis
niloticus) yang ditambah ekstrak daun pepaya (Carica papaya)
dengan konsentrasi berbeda dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil uji
BNT (beda nyata terkecil) menunjukkan bahwa perlakuan C
(penambahan ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi 10 mL/L)
berpengaruh nyata terhadap semua perlakuan yang artinya bahwa
dengan ditambahkan ekstrak daun pepaya dengan konsentrasi yang
berbeda maka berpengaruh berbeda pula terhadap daya tetas telur.
Maka dapat disimpulkan bahwa untuk perlakuan yang paling
terbaik yaitu dengan perlakuan A (penambahan ekstrak daun
pepaya dengan konsentrasi 4 mL/L) menghasilkan sebanyak 88,33%
daya tetas telur.
Setelah dilakukannya penelitian dan diuji menggunakan
ANOVA dapat dilihat bahwa ekstrak daun pepaya yang dicampurkan
dalam media hidup telur ikan nila (Orochromis niloticus) dengan
konsentrasi berbeda berpengaruh terhadap beberapa kualitas air,
yang mana jika konsentrasi yang diberikan semakin tinggi maka
akan mengakibatkan suhu pada perairan juga tinggi, dan apabila
konsentrasi yang diberikan semakin rendah sekitar 4 mL/L
menyebabkan DO semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian
Harahap et al
.
(2021) bahwa penggunaan ekstrak daun pepaya
(Carica papaya) pada media pemeliharaan ikan koi mengalami
kenaikan suhu dan pH air, sehingga dapat disimpulkan bahwa
penambahan ekstrak pada media pemeliharaan dapat
mempengaruhi kualitas air.
Kisaran suhu air dalam media pemeliharaan telur ikan nila
pada semua perlakuan berkisar antara 25,127,5oC. pada kisaran ini
suhu masih dikatakan normal/bahkan layak untuk kehidupan baik
telur, larva, maupun induk pada ikan nila. Hal ini sesuai dengan
penelitian Monalisa (2010) untuk suhu pada perairan budidaya ikan
nila yang bisa dikatakan optimal atau layak yaitu berkisar antara
2530oC. Menurut Latuconsina (2021), bahwa suhu perairan dapat
berpengaruh terhadap kehidupan biota air secara tidak langsung,
dengan mempengaruhi kelarutan oksigen terlarut. Apabila semakin
tinggi suhu dalam air, maka akan semakin rendah daya larut oksigen
dalam perairan. Menurut El-Gamal (2009) dari penelitian
sebelumnya ratarata pada suhu lebih dari 300C akan mengalami
penurunan pada penetasan telur, dan untuk suhu yang optimal
dengan menghasilkan daya tetas telur tinggi yaitu pada suhu 24
300C.
Kisaran derajat keasaman (pH) dalam media pemeliharaan
telur ikan nila pada semua perlakuan berkisar antara 6,1 8,53. Pada
kisaran ini untuk nilai pH masih dapat dikatakan normal dan masih
cukup layak untuk kehidupan ikan nila. Dalam (SNI 7550, 2009)
untuk pH optimal dalam budidaya ikan nila yaitu berkisar pH 6,5
8,5. Menurut Pramleonita et al
.
(2018) pada siang hari untuk nilai pH
akan mengalami kenaikan, dikarenakan adanya proses fotosintesis
dari fitoplankton, mikroalga, serta beberapa tanaman yang
menghasilkan O2. Sedangkan nilai pH mengalami penurunan pada
saat malam hari hingga menjelang pagi, dikarenakan ikan
mengalami respirasi sehingga menghasilkan CO2.
Kisaran oksigen terlarut (DO) dalam media pemeliharaan telur
ikan nila pada semua perlakuan berkisar antara 5,166,70. Nilai
tersebut masih dalam batas toleransi sesuai dengan (SNI 7550,
2009) bahwa untuk nilai oksigen terlarut dalam budidaya ikan nila
harus melebihi 3,0 mg/L. Menurut Pramleonita et al
.
(2018)
Kekurangan oksigen pada air pemeliharaan dapat mengganggu
kehidupan biota air, termasuk pertumbuhannya. Menurut Kordi &
Tancung (2007) untuk oksigen terlarut (DO) dalam air jika oksigen
terlarut (DO) >5 mg/L untuk pertumbuhan dan reproduksi pada ikan
normal, jika oksigen terlarut <1 mg/L maka akan mengakibatkan
ikan mati, dan apabila oksigen terlarut (DO) 1-5 mg/L maka ikan
akan tetap hidup namun untuk reproduksi rendah, dan
pertumbuhan lambat.
5. Simpulan
Terdapat perbedaan yang signifikan daya tetas telur ikan nila
(Oreochromis niloticus) yang ditambahkan ekstrak daun pepaya
(Carica papaya) pada air sebagai media pemeliharaan telur ikan
dengan konsentrasi yang berbeda. Artinya bahwa ektrak daun
pepaya (Carica papaya) mempengaruhi daya tetas teluk ikan nila.
Konsentrasi Ekstrak daun pepaya (Carica papaya) yang paling efektif
untuk penetasan telur ikan nila (Oreochromis niloticus) yaitu pada
konsentrasi 4 mL/L yang menghasiladengan persentase daya tetas
telur sebesar 88,33%. Apabila konsentrasi yang diberikan semakin
tinggi, maka akan mengakibatkan terhambatnya penetasan pada
Saputry, A.M. et al. The effect of papaya leaf extract
116 https://www.journals.sangia.org/
telur ikan dan bahkan akan menyebabkan kematian pada telur/telur
tidak menetas.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih disampaikan kepada pihak Instalasi Perikanan
Budidaya Punten, Kabupaten Batu, Jawa Timur yang telah
mengizinkan penggunaan fasilitas laboratorium untuk
mempermudah penelitian.
Publisher's Note
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna on behalf of Sangia Publishing
remains neutral with regard to jurisdictional claims in published maps
and institutional affiliations.
Supplementary files
Data sharing not applicable to this article as no datasets were generated
or analyzed during the current study, and/or contains supplementary
material, which is available to authorized users.
Competing interest
All author(s) declare no competing interest.
Referensi
Angriani, R.; Halid, I. & Baso, H. S., 2020. Analisis pertumbuhan dan
kelangsungan hidup benih ikan nila salin (Oreochromis niloticus,
linn) dengan dosis pakan yang berbeda. Fisheries Of Wallacea
Journal, 1(2): 8492, ISSN: 2746-6876.
Ariani, N.; Monalisa, M. & Febrianti, D. R., 2019. Uji aktivitas antibakteri
ekstrak biji pepaya (Carica Papaya L.) terhadap pertumbuhan
Escherichia coli.
JCPS (
Journal of Current Pharmaceutical Sciences),
2(2): 160166.
Ariffansyah, 2007. Perkembangan Embrio dan Penetasan Telur Ikan
Gurame (Osphronemus Gourami) dengan Suhu Inkubasi yang
Berbeda.
[Skripsi]:
Fakultas pertanian Universitas Sriwijaya
.
El-Gamal, A. E. E., 2009. Effect of temperature on hatching and larval
development and mucin secretion in common carp, Cyprinus
carpio (Linnaeus, 1758). Global Veterinaria, 3(2): 8090
Fauzia, S. R. & Suseno, S. H., 2020. Resirkulasi Air untuk Optimalisasi
Kualitas Air Budidaya Ikan Nila Nirwana (Oreochromis niloticus).
Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (PIM), 2(5): 887892.
Harahap, K.; Febri, S. P.; Komariyah, S. & Hasri, I., 2021. Efektivitas
Penggunaan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai
Pengendalian Infestasi
Argulus
sp. Pada Ikan Koi (Cyprinus
carpio). Jurnal Airaha, 10(02).
Haryani, A.; Grandiosa, R.; Buwono, I. D. & Santika, A., 2012. Uji
efektivitas daun pepaya (Carica papaya) untuk pengobatan
infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan mas koki
(Carassius auratus). Jurnal Perikanan Kelautan, 3(3).
Kordi, M. G. H. & Tancung, A. B., 2007. Pengelolaan kualitas air. PT
Rineka Cipta, Jakarta, 238.
Latuconsina, H., 2021. Ekologi Ikan Perairan Tropis: Biodiversitas,
Adaptasi, Ancaman, dan Pengelolaannya. UGM Press, Yogyakarta.
Mahendra, R.; Susilowati, T. & Prayitno, S. B., 2022. Pengaruh
perendaman ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap
daya tetas telur ikan bandeng (Chanos chanos). Sains Akuakultur
Tropis: Indonesian Journal of Tropical Aquaculture, 7(1): 4555
Monalisa, S. S. & Minggawati, I., 2010. Kualitas air yang mempengaruhi
pertumbuhan ikan nila (Oreochromis sp.) di kolam beton dan
terpal. Journal of Tropical Fisheries, 5(2): 526530.
Pramleonita, M.; Yuliani, N.; Arizal, R. & Wardoyo, S. E., 2018. Parameter
fisika dan kimia air kolam ikan nila hitam (Oreochromis
niloticus). Jurnal Sains Natural, 8(1): 2434
Putri, A. S., 2021. Daun Pepaya (Carica papaya Linnaeus) Sebagai
Larvasida Pada Larva Aedes Aegypti Instar Iii. Ruwa Jurai: Jurnal
Kesehatan Lingkungan, 13(2): 58, ISSN: 1978-6204, DOI:
10.26630/rj.v13i2.2779.
Rachmawati, D., 2014. Performa Kematangan Gonad, Fekunditas dan
Derajat Penetasan Melalui Pemberian Kombinasi Pakan Alami
Pada Induk Udang Windu (Penaeus monodon fab.). Journal of
Aquaculture Management and Technology, 3(3): 17.
Saputry, A. M. & Latuconsina, H., 2022. Evaluasi Pembenihan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) di Instalasi Perikanan Budidaya,
Kepanjen-Kabupaten Malang.Journal of Science and Technology),
3(1): 8089
SNI 7550, 2009. Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas
Pembesaran di Kolam Air Tenang. In: jakarta: Badan
Standardisasi Nasional.
Sumahiradewi, L. G. & Sulystyaningsih, N. D., 2022. Efektifitas ekstrak
daun Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap infeksi jamur pada
telut ikan Guramiu (Osphronemus gouramy). Jurnal Perikanan
Unram, 12(1): 8696, ISSN: 2302-6049, DOI:
10.29303/jp.v12i1.281.
Wijayanti, M.; Khotimah, H.; Sasanti, A. D.; Dwinanti, S. H. & Rarassari,
M. A., 2019. Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Dengan Sistem Akuaponik Di Desa Karang Endah, Kecamatan
Gelumbang, Kabupaten Muara Enim Sumatra Selatan. Journal of
Aquaculture and Fish Health, 8(3): 139148.
Afifa Muning Saputry, Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Malang. Jl. Mayjen Haryono
No.193, Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur 65144, Indonesia.
Email: afifamuning@gmail.com
Husain Latuconsina, Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Malang. Jl. Mayjen Haryono
No.193, Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur 65144, Indonesia.
Email: husain.latuconsina@unisma.ac.id
URL Orcid: http://orcid.org/0000-0002-5253-4683
URL Google Scholar: https://scholar.google.co.id/citations?hl=id&user=ONbdMrwAAAAJ
Ratna Djuniwati Lisminingsih, Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Malang. Jl. Mayjen
Haryono No.193, Dinoyo, Kota Malang, Jawa Timur 65144, Indonesia.
Email: ratna.djuniwati@unisma.ac.id
URL Google Scholar: https://scholar.google.co.id/citations?hl=id&user=2OHmUvkAAAAJ
How to cite this article:
Saputry, A.M., Latuconsina, H., & Lisminingsih, R.D., 2023. The effect of papaya leaf extract (Carica papaya) with concentration on egg
hatchability of nile tilapia (Oreochromis niloticus). Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil 7(2): 113-116.
https://doi.org/10.29239/j.akuatikisle.7.2.113-116
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Delays in hatching of fish eggs are influenced by several factors such as water quality instability during rearing, including; temperature, DO, pH. Papaya leaf is one of the plants that can be used to accelerate the hatchability of fish eggs. Papaya itself can be used as a component to boost the immune system because it contains the enzyme papain. The purpose of this study was to compare the hatchability of nile tilapia (Oreochromis niloticus) eggs in the treatment of papaya leaf extract (Carica papaya) with different doses. This research was conducted at the Punten Cultivation Fisheries Installation, Batu City in December 2022. Using a Completely Randomized Design (CRD) where there were 4 treatments, namely: A) papaya leaf extract 4 mL/L, B) papaya leaf extract 6 mL/L, C ) papaya leaf extract 10 mL/L, and D) control without treatment. In each treatment there were 3 repetitions. The ANOVA test was used to compare the effect of papaya leaf extract on hatchability of tilapia eggs, and was followed up with the BNT test if there were significant differences in the treatments. The results showed that there were significant differences in the treatment with the addition of papaya leaf extract on the hatchability of tilapia eggs, with 4 mL/L treatment) being the best treatment in increasing the hatchability percentage of tilapia eggs by 88.33%. There is a tendency that the higher the papaya leaf extract, the egg hatchability decreases.
Article
Full-text available
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang dikonsumi oleh masyarakat Indonesia. Meskipun merupakan spesies ikan introduksi, namun telah lama dikembangkan sebagai komoditas perikanan budidaya. Budidaya Ikan nila mencakup pembibitan dan pembesaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi teknik pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus) di Instalasi Perikanan Budidaya Kepanjen, Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan selama bulan Januari - Februari 2022. Menggunakan metode survey, pengumpulkan data primer melewati pemantauan, wawancara, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembenhan. Analisis data secara deskriptif. Pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus) di Instalasi Perikanan Budidaya Kepanjen, meliputi persiapan kolam/bak, pemilihan calon induk, teknik pemijahan, manajemen pemberian pakan, pemanenan telur, penetasan telur, pemeliharaan larva, pemanenan larva, pendederan, panen benih, pemantauan dan pengukuran kualitas air. Kegiatan pembenihan ikan nila (Oreochromis niloticus) di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Kepanjen terdiri dari seleksi induk, pemijahan, penetasan telur menggunakan inkubator, pemeliharaan larva, pemberian pakan, pemantauan kualitas air, serta panen benih, sebagian masih belum ideal atau masih belum sesuai dengan standar nasonal indonesia. Kegiatan yang belum sesuai SNI adalah persiapan kolam pendederan pada ketinggian air, dan yang sudah sesuai dengan SNI yaitu persiapan kolam pemijahan seperti pengapuran, pengeringan, pemupukan, pemberian pakan, pemeliharaan larva, dan pemanenan benih. Pemberian pakan pada larva hingga induk ikan nila di Instalasi Perikanan Budidaya (IPB) Kepanjen sudah sesuai dengan SNI 01-7242-2006.
Article
Full-text available
Tujuan penelitian ini adalah menganalisa efektivitas ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) sebagai pengendali infestasi Argulus sp. pada ikan koi (Cyprinus carpio) dan menganalisa konsentrasi ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) yang tepat untuk pelepasan Argulus sp. pada tubuh ikan koi (Cyprinus carpio). Metode yang digunakan adalah laboratorium eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang di lakukan adalah P1 (8 ml), P2 (10 ml), P3 ( 12 ml), P4 (14 ml) dengan tiga ulangan. Hasil uji Anova menunjukkan perendaman ekstrak daun pepaya berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap waktu pelepasan Argulus sp., waktu kematian Argulus sp.,mortalitas Argulus sp., sedangkan terhadap survival rate (SR)tidak berpengaruh nyata (P<0,05). Ekstrak daun pepaya terbaik bagi pengendalian infestasi Argulus sp. pada ikan koi yaitu pada perlakuan P4 (14 ml) dengan waktu rata-rata kematian 8 menit 90 detik.
Article
Full-text available
Kualitas air memegang peranan penting dalam meningkatkan produksi budidaya ikan. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu ikan yang dibudidayakan secara luas di banyak negara termasuk Indonesia. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produksi, budidaya ikan nila dilakukan secara intensif yang dicirikan dengan padat tebar tinggi dan pemberian pakan berprotein tinggi. Kontol kualitas air yang baik menjadi kunci keberhasilan budidaya secara intensif ini. Sistem akuaponik merupakan sistem kombinasi antara sistem akuakultur dan hidroponik yang memiliki prinsip resirkulasi yang bertujuan untuk pengontrolan kualitas air. Berdasarkan hal di atas maka penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui efektivitas sistem akuaponik dalam mengkonversi senyawa amoniak dan memperbaiki kualitas air dalam media budidaya serta mengetahui korelasi antara kualitas air dan pertumbuhan ikan nila. Penelitian dilakukan selama 30 hari untuk mengukur beberapa parameter kualitas air yaitu suhu, Dissolve Oxygen, derajat keasaman (pH), amonia dan nitrat serta parameter pertumbuhan dan sitasan ikan nila yang dibudidayakan. Penelitian ini menggunakan dua variabel dengan tiga kali pengulangan setiap variabelnya. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa sistem akuaponik mampu mereduksi senyawa amonia dan mengkonversinya menjadi senyawa nitrat yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman. Sistem akuaponik juga mampu menjaga kualitas air yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila yang dibudidayakan.
Article
Full-text available
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepadatan pada pengangkutan dengan suhu rendah terhadap kadar glukosa darah dan kelulusan hidup ikan nila (Oreochromis niloticus). Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Oktober 2016 di Laboratorium Basah dan Kolam Percobaan, Ciparanje Unpad. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan berupa kepadatan ikan sebanyak 5 ekor/L, 10 ekorLl, 15 ekor/L dengan pemingsanan, serta 10 ekor/L tanpa pemingsanan sebagai pelakuan kontrol. Pemingsanan dilakukan dengan cara penurunan suhu air menjadi 10±0,1 ºC. Pengamatan yang dilakukan terhadap kelulusan hidup setelah pengangkutan, kadar glukosa darah, kelulusan hidup setelah pemeliharaan pasca pengangkutan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan dengan kepadatan 15 ekor/l menunjukan hasil terbaik, yaitu kelulusan hidup setelah pengangkutan 98,33 %, kadar glukosa darah 192 mg/dL serta kelulusan hidup setelah pemeliharaan pasca pengangkutan 88,33 %.
Article
Full-text available
Penelitian ini telah dilakukan mulai bulan April sampai Juli 2016 di Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta. Tujuan Penelitian untuk mengetahui status kualitas perairan waduk Jatiluhur yang digunakan untuk budidaya Keramba Jaring Apung dan mengetahui beban limbah yang berasal dari keramba jarring apung. Diharapkan informasi ini dapat ditentukan kualitas perairan waduk jatiluhur dan apakah beban limbah yang berasal dari KJA sudah melampaui kapasitas asimilasi ekosistem waduk tersebut. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Pengambilan sampel untuk kualitas air dilakukan pada beberapa stasiun yang mewakili daerah sekitarnya dan pengukuran parameter kualitas air dilakukan pada beberapa stasiun yang mewakili daerah sekitarnya dan pengukuran parameter kualitas air dilakukan secara in situ dan analisis di Laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kualitas perairan waduk jatiluhur berdasarkan “US-EPA” adalah tercemar sedang hampir mendekati tercemar berat dengan nilai -30 kelas C. Beban limbah yang berasal dari keramba jarring apung ketika jumlah keramba yang ada sebanyak 30.000 petak keramba maka limbah Nitrogen dan Fosfor terlarut berturut-turut adalah 2722,65 ton/tahun, 22,40 ton/tahun. Sedangkan partikel Nitrogen dan Fosfor berturut-turut sebesar 418,87 ton/tahun dan 145,65 ton/tahun.
Article
Ikan bandeng termasuk komoditas penting karena memiliki nilai ekonomis cukup tinggi, rasa yang enak, harga terjangkau dan dapat dibudidayakan secara polikultur sehingga banyak yang melakukan budidaya ikan bandeng. Penetasan telur pada produksi nener penting dilakukan karena untuk menunjang ketersediaan benih ikan bandeng. Pemberian ekstrak daun pepaya pada telur ikan bandeng dapat mencegah timbulnya jamur, bakteri dan penyakit yang menempel pada telur ikan bandeng sehingga daya tetas telur ikan bandeng dapat meningkat, selain itu penggunaan daun pepaya juga tidak mengakibatkan residu terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis terbaik ekstrak daun pepaya terhadap daya tetas telur dan tingkat kelulushidupan larva ikan bandeng.Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Maret – 13 April 2021 di Hatchery Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau, Jepara, Jawa Tengah. Bahan uji yang digunakan adalah daun pepaya, etanol dan telur ikan bandeng yang berasal dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing 3 ulangan dengan dosis perendaman ekstrak daun pepaya yang berbeda. Perlakuan A (tanpa pemberian ekstrak daun pepaya), B (perendaman telur dengan konsentrasi 2 ml), C (perendaman telur dengan konsentrasi 4 ml) dan D (perendaman telur dengan konsentrasi 6 ml). Waktu perendaman adalah 5 menit Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh perendaman telur dengan ekstrak daun pepaya terhadap daya tetas telur dan kelulushidupan larva ikan bandeng berpegaruh nyata (P<0,05) terhadap HR dan SR. Dosis terbaik perendaman telur dengan ekstrak daun pepaya terhadap daya tetas telur dan kelulushidupan larva ikan bandeng adalah 4 ml (perlakuan C) yang menghasilkan HR (84.88±1.03) % dan SR (82.86±2.34) %.Kata kunci : ekstrak daun pepaya; daya tetas; kelulushidupan; Chanos chanos
Article
p>Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan jumlah penderita cenderung meningkat dan penyebarannya semakin luas. Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah endemik DBD dengan jumlah kasus sebanyak 277 (2015), meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (227 kasus). Dalam penelitian ini akan digunakan ekstrak daun pepaya karena diketahui mengandung banyak senyawa metabolit beracun yang dapat digunakan sebagai alternatif pestisida alami. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun pepaya ( Carica papaya l ) sebagai larvasida pada larva Aedes aegypti Instar III. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan Tanjung Karang pada bulan Februari-Maret 2019. Metode pengambilan sampel dengan Randomized Sampling . Variabel independen yaitu ekstrak daun pepaya (konsentrasi dan waktu kontak), variabel dependen yaitu larva Aedes aegypti . Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 5 macam konsentrasi dengan 2 kali pengulangan didapatkan hasil pengaruh konsentrasi ekstrak daun pepaya yang paling efektif terdapat pada konsentrasi 1,5% dan 3% serta waktu kontak 4 jam.
Article
Ikan gurami (Osphronemus gouramy) adalah jenis ikan air tawar asli perairan Indonesia yang sudah di kenal oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Kegitan budidaya ikan gurami masih mengalami kendala dalam tahap penetasan telur diakibatkan serang jamur. Pemanfaatan daun pepaya sebagai bahan alami menjadi alternatif guna meningkatkan keberhasilan penetasan telur ikan gurami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun papaya terhadap infeksi jamur pada telur ikan gurami serta dosisi yang optimal untuk meminimalisir infeksi jamur tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan konsentrasi ekstrak daun pepaya yang diberikan meliputi P1 0 ppm (kontrol), P2 1000 ppm, P3 2000 ppm, dan P4 3000 ppm. Parameter uji yang diamati adalah prevalensi, daya tetas (HR) dan sintasan (SR) serta kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan perendaman ekstrak daun pepaya memberikan pengaruh nyata terhadap prevalensi, daya tetas, dan sintasan pada telur ikan gurami dengan dosis terbaik 3000 ppm.
Article
The purpose of this research was to analyze the physical and chemical parameters of waters (temperature, turbidity, pH, dissolved oxygen, nitrate, phosphate, ammonia and BOD) around net cage culture area at Peleloan Village, Minahasa Regency and to determine the suitable culture site supporting optimal growth of fish. water quality was measured at three sites. Temperature, turbidity, and pH were measured in situ while dissolved oxygen, nitrate, phosphate, ammonia and BOD were analised in laboratorium. Research results showed water temperature at all observation sites ranged from 25.5-28.2 0C, turbidity 2.02-3.15 m, pH 6.8 – 8.2, DO 7.41-7.77 mg/L, nitrate 0.3-0.5 mg/L, phosphate 0.00-0.4 mg/L, ammonia 0.13-0.77 mg/L. Based on water quality standard criteria stated in PP No. 82, 2001, temperature, turbidity, pH, DO and nitrate at fish culture area were suitable for floating and stick net cage cultures but ammonia at all sites of observation, phosphate at site I at 0.5 m from the bottom and BOD at site III at 0.5 m from the bottom were exceeding the standard criteria. Keywords: water physical and chemical Parameters, floating net cage, Lake Tondano, Paleloan Village