Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan nilai religius pada cerita rakyat Nyi Mas Gamparan Ciseukeut Pandeglang Banten, dan pemanfaatannya sebagai bahan ajar bahasa Indonesia di SMA kelas X. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini primer dan skunder. Primer berupa cerita rakyat Nyi Mas Gamparan Ciseukeut dan skunder berupa buku-buku atau jurnal. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik survei, teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode content analysis (analisis isi) dengan langkah penelitian kualitatif menggunakan model Milles dan Hubberman. Hasil temuan penelitian ini nilai religius terbagi menjadi tiga yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan orang lain atau masyarakat dan alam serta hubungan manusia dengan diri sendiri. Hubungan manusia dengan Tuhan yang berindikator sembahyang berjumlah 21 kutipan, ritual lainnya berjumlah 1 kutipan. Kemudian, hubungan manusia dengan orang lain atau masyarakat dan alam yang berindikator gotong royong berjumlah 9 kutipan, cinta tanah air berjumlah 6 kutipan, musyawarah berjumlah 2 kutipan dan patuh pada adat berjumlah 1 kutipan. Selanjutnya, hubungan manusia dengan diri sendiri yang berindikator menentukan pandangan hidup berjumlah 1 kutipan dan sikap berprilaku berjumlah 3 kutipan. Implementasi cerita rakyat Nyi Mas Gamparan Ciseukeut sebagai bahan ajar Bahasa Indonesia SMA kelas X kurikulum 2013 yaitu kompetensi dasar 3.7 mengidentifikasi nilai- nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat (hikayat) baik lisan maupun tulis dan 4.7 menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan dibaca. Hasil validasi pada penelitian ini menunjukan bahwa analisis nilai religius pada cerita rakyat Nyi Mas Gamparan Ciseukeut layak dijadikan sebagai bahan pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan hegemoni kekuasaan yang terdapat di dalam novel Koplak karya Oka Rusmini, yang berkaitan dengan kelompok sosial yang mendominasi dan didominasi, supremasi kepemimpinan intelektual dan moral, serta kelompok politik. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis karena melakukan penggambaran yang berfokus kepada situasi atau proses yang diteliti atau dengan cara mendalami suatu fenomena di dalam suatu masalah. Pendekatan pada penelitian ini adalah pendektan sosiologi sastra. Sumber data penelitian yaitu novel Koplak karya Oki Rusmini. Data pada penelitian ini berupa kalimat maupun paragraf yang memiliki relevasi dengan representasi sebagai reflesi zaman, representasi kepengarangan, dan representasi dari kesejarahan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca dan catat. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode model Miles dan Hubermann. Menurut Huberman yang terdiri dari empat langkah, yaitu: data collection (pengumpulan data), data reduction (reduksi data), data display (penyajian data), conclusion drawing (penarikan atau verifikasi kesimpulan) (Huberman, 2009: 30). Hasil penelitian menunjukan, kaum yang menduduki jabatan di pemerintahan, tidak selalu menjadi yang mendominasi, melainkan juga dapat menjadi yang didominasi. Selain itu, kepemimpinan intelektual dan morang melalui agama dan pendidikan. Konflik politik, ditunjukan melalui upaya dari masing-masing kandidat calon kepala desa.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun bahan ajar Teks Cerita Rakyat di SMA/MA. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti mencoba mengkaji teks cerita rakyat di wilayah Kabupaten Cirebon yang selanjutnya dikaji berdasarkan struktur dan nilai-nilai, untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Metode ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan data bahasa yang kemudian disusul dengan analisis. Data yang dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data kualitatif berupa deskripsi struktur dan nilai teks cerita rakyat asal-usul desa di Kabupaten Cirebon. Pengumpulan data dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, dilakukan pengkajian struktur dan nilai-nilai dari sebelas cerita asal-usul desa. Tahap kedua, dilakukan pengkajian terhadap kriteria cerita rakyat untuk pemanfaatannya sebagai bahan ajar. Pemerolehan data dilakukan melalui dokumen buku asal-usul desa di Kabupaten Cirebon yang disusun Disbudpora Pemerintah Kabupaten Cirebon edisi pertama sampai enam dan menggunakan teknik angket untuk ahli materi, guru bahasa Indonesia, dan siswa. Berdasarkan hasil kajian dapat dikumpulkan sebelas cerita rakyat asal-usul desa yang merupakan jenis legenda yang memiliki struktur dan nilai-nilai sesuai dengan Kurikulum 2013. Setelah divalidasi oleh ahli materi dan guru bahasa Indonesia serta diuji coba kepada siswa, bahan ajar teks cerita rakyat Kabupaten Cirebon untuk Kelas Sepuluh Berdasarkan Kurikulum 2013 layak digunakan. Hasil implementasi pada peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Gegesik Kabupaten Cirebon dari dokumen Cerita Rakyat Asal-usul desa di Kabupaten Cirebon menunjukkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan dapat dipahami. Hal ini dibuktikan dari angket yang menyatakan sangat setuju nilai 30, nilai setuju nilai 64 berarti setuju digunakan. Hasil tes, siswa memeroleh nilai prestasi terendah 81,4 sedangkan tertinggi 98,5 berarti siswa mengetahui dan memahami struktur dan nilai-nilai cerita rakyat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetaui: (1) Bagaimana persepsi masyarakat terhadap ziarah kubur (2) motivasi yang mendorong masyarakat melakukan ziarah kubur (3) tata cara pelaksanaan ziarah kubur. penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analisis lapangan dengan jenis penelitian studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat tanjung karang yang diambil lewat sampel. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Sedangkan analisis data adalah analisis tematik. Hasil penelitian persepsi orang melakukan ziarah kubur adalah (1) untuk mendapatkan keselamatan, (2) adanya tradisi yang ada di masyarakat dan (3) menjadi ajang bisnis. Adapun motivasi orang berziarah kubur adalah (1) untuk mengingat kematian, (2) mendo’akan si mayit, (3) adanya keyakinan bahwa ziarah kubur dapat mendatangkan ketenangan batin dan (4) sebagai ibadah kepada Allah. Sedangkan tata cara pelaksanaan ziarah kubur ialah (1) bertindak sopan di area perkuburan, (2) mendo’akan si mayit, (3) mengucapkan salam dan (4) menghadap kiblat. This study aims to determine: (1) How is the society's perception of the grave pilgrimage (2) the motivation that encourages the community to make the grave pilgrimage (3) the procedure of pilgrimage pilgrimage. qualitative research with descriptive-field analysis approach with case study research type. Sources of data in this study is the community of coral captured by samples. Data collection techniques are conducted through interviews, observation and documentation studies. While the data analysis is thematic analysis. The results of perceptions of people performing the pilgrimage of the grave are (1) to obtain salvation, (2) existing traditions in society and (3) become business arena. The motivation of the pilgrims is (1) to remember death, (2) mendo'akan the dead, (3) the belief that the pilgrimage of the grave can bring peace of mind and (4) as worship to God. While the procedure of pilgrimage pilgrimage is (1) acting decently in the area of burial, (2) mendo'akan the dead, (3) say greeting and (4) facing Qiblah.
This training has several goals, namely to open insights, and observers of Indonesian teachers about gender equality in everyday life, giving insight to analyze the value of inequality/ gender equality, and compile teaching materials Indonesian perspective of gender equality. Implementation of this training method is applied in two stages: the preparation stage and implementation stage. Preparation stage includes internal coordination (: preparatory concepts, preparation of materials) and the coordination of external (: contacting a speaker, contact the PDM Surakarta, Surakarta Dikspora contacted, and invited the school). Implementation stage is the stage of core training employed by interactive lectures, questions and answers, and tutorials. Training lasted for one day and 13 participants attended junior secondary school teachers. Based on analysis of implementation of teacher understand the preparation of teaching materials Indonesian gender perspective. This is evident from the responses of the material, examples, and instructional materials containing ilutrasi gender inequality.
This study aims to discuss the learning and intruction which is an activity conducted by teachers and students. Learning is the process of changing a behavior and knowledge. Learning process becomes one system in intruction. The intruction system consists of several components that interact with each other, that is: teachers, students, learning objectives, materials, media, methods, and evaluation. The intruction can not be done well without any interaction between the learning components, then all components of learning must cooperate to make a efficient learning
Folktale is one of media which can be used as a device in building children’s positive characters through the moral and educational values in it. This article is based on a qualitative descriptive research aims at identifying values of character building in a folktale from Banyuwangi entitled “Asal-Usul Watu Dodol” (The Origin of Watu Dodol). Data collecting is conducted by reading the folktale text in the book “Banyuwangi Folktales” repeatedly and identifying data about keywords related to values of character building. The data, then, are analyzed by using content analysis technique. The result shows that ten values of character building are found in “Asal-Usul Watu Dodol”, that are, religiosity, honesty, hardworking, curiosity, citizenship, patriotism, accomplishment, friendliness, compassion and responsibility. ABSTRAK Cerita rakyat merupakan salah satu media yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana membangun karakter positif pada anak melalui nilai-nilai moral dan pendidikan karakter yang terkandung dalam cerita. Artikel ini didasarkan pada penelitian deskriptif kualitatif untuk mengidentifikasi nilai-nilai pembentuk karakter yang terdapat dalam cerita rakyat Banyuwangi berjudul Asal-usul Watu Dodol. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca teks cerita rakyat termaksud yang terdapat dalam buku Cerita Rakyat Banyuwangi secara berulang-ulang dan mengidentifikasi data yang berupa kata kunci yang berkaitan dengan nilai-nilai pembentuk karakter dalam cerita. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan adanya 10 nilai pembentuk karakter dalam cerita rakyat Asal-usul Watu Dodol; yaitu religius, jujur, kerja keras, ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis cerita rakyat masyarakat Suku Pasemah Bengkulu, nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam cerita, dan untuk mengetahui relevansinya sebagai materi pembelajaran sastra di sekolah dasar. Data penelitian ini adalah cerita rakyat yang diperoleh dari hasil merekam dan dokumentasi tertulis. Penelitian ini merupakan penelitian analisis konten inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerita rakyat masyarakat Suku Pasemah Bengkulu terdiri atas dua jenis, yaitu legenda dan dongeng. Nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam legenda, yaitu pemberani, tanggung jawab, peduli sosial, disiplin, rendah hati, dan religius. Nilai pendidikan karakter yang ditemukan dalam dongeng, yaitu cerdik, sabar, patuh, optimis, kerja keras, ikhlas menerima kekalahan, dan menepati janji. Berdasarkan 12 cerita rakyat yang ditemukan, ada 9 cerita yang relevan sebagai materi pembelajaran sastra di sekolah dasar dan ada 3 cerita rakyat yang tidak relevan. Kata Kunci: cerita rakyat, nilai pendidikan karakter, relevansi, materi ajar
Folklore that are emerging in various regions in Indonesia have ethical moral values that are beneficial to the formation of a golden generation of Indonesia. Folklore when inherited or inculcated into children early on will equip students motor and psychomotor development, especially in students' character membangan early winning personality. Planting of ethics is intended to form a person's character that leads to positive things. Planting good ethics can certainly build character, attitudes, and behaviors that reinforce soft skills to instill good habits. Utilization of folklore that there are very effective to teach ethics and good morals. Through the characters in the story can be conveyed attitudes, behaviors, and said words that reflect the character and moral ethics. In the story reflected the presence of noble values, among others, honesty, cooperation, hard work, responsibility, religion. These values can be used as a means of character education.
Keywords: folklore, values, ethics, character education.
p> This research is a qualitative descriptive research aims to (1) describe and explain the structure of folklore of Purbalingga District, (2) to describe and explain the social care values contained in Purbalingga District folklore, (3) describe and explain the relevance of folklore as the character buildingand teaching material in Junior High School. Data and information are collected through informants and documents. Data collection is done through observation, recording, interview, and document analysis. Research sample is determined by purposive sampling technique. Validation of data is done by triangulation. The results of this research are:
(1) the structure of folklore Purbalingga District, (2) social caring values contained in Purbalingga District folklore, (3) relevance of folklore as the character building and teaching material in Junior High School.</em
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hegemoni kekuasaan pada Festival Budaya Dongdang di Kabupaten Bogor. Terselenggaranya festival budaya tidak lepas dari peran Kepala Daerah setempat yaitu Bupati atau Wali Kota. Kebijakan yang melibatkan masyarakat luas dan sifatnya populis ini akan mempunyai dampak positif terhadap elektabilitas dan tingkat kepuasan publik. Para pemimpin daerah yang sukses melaksanakan festival budaya akan mendapatkan collateral effect pada popularitasnya. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Keberadaan Festival Budaya Dongdang menjadi penting karena mempunyai beberapa fungsi diantaranya, pelestarian budaya, ekspansi dan komersialisasi budaya, dan penggerak sektor kesenian dan ekonomi kreatif. Bentuk hegemoni yang dilakukan oleh Bupati Rahmat Yasin adalah bentuk dominasi, persetujuan, kepemimpinan intelektual dan moral. Hegemoni dalam bentuk dominasi yang dilakukan Rahmat Yasin adalah penekanan kewajiban yang harus dilakukan oleh SKPD dan lainnya untuk wajib berpartisipasi dalam Festival Dongdang. Adapun tingkatan hegemoni yang dilakukan berada pada tingkatan hegemoni total. Masyarakat menunjukkan tingkat kesatuan moral dan intelektual yang kokoh, yang tampak dari hubungan organis pemerintah dan yang diperintah.
Graves or tombs in the paradigm of belief are the final terminal of life after world life, even though the grave or tomb is considered as an inanimate object but it is one of the representations of socio-cultural phenomena in the Muslim community from the past until now, including people in Bangka Belitung. The tomb or tomb is a representation of the past and present patterns of thinking of the community in obtainingsolutions to various kinds of life problems both economic, social, political and cultural problems.Even more than that, he also as a representation of the attitude of religiosity of the community in interpreting the relationship between humans as beings with God as creator. The graves or tombs of the Kyai, Alim Ulama, the Habaibs and even the trustees have been interpreted as mediators between humans and God by means of a superstition. Tawassul is a way to utilize the mediator.Theoretically, Islam does emphasize the existence of mediators / wasilah between humans and God, but the cult of their tombs indicates that there has been a difference between theory and practice. Abstrak: Kuburan atau makam dalam paradigm keyakinan merupakan terminal akhir dari kehidupan setelah kehidupan dunia, meskipun kuburan atau makam itu dianggap sebagai benda mati namun ia salah satu representasi dari fenomena sosial budaya pada kalangan masyarakat muslim dari dulu hingga sekarang, termasuk masyarakat di Bangka Belitung. Kuburan atau makam tersebut merupakan representasi dari pola berpikir masyarakat yang lalu dan sekarang dalam memperoleh solusi dari macam ragam masalah kehidupan baik masalah perekonomian, sosial, politik dan budaya. Bahkan lebih dari itu, ia juga sebagai representasi sikap religiusitas masyarakat dalam memaknai hubungan antara manusia sebagai makhluk dengan Tuhan sebagai pencipta. Kuburan atau makam para Kyai, Alim Ulama, para Habaib bahkan para wali telah dimaknai sebagai mediator antara manusia dengan Tuhan dengan cara bertawassul. Tawassul adalah cara untuk memanfaatkan mediator itu. Secara teoritis, Islam memang menegaskan adanya mediator / wasilah antara manusia dengan Tuhan, tapi pengkultusan terhadap makam-makam mereka tersebut mengindikasikan bahwa telah terjadi perbedaan antara teori dan prakteknya.
Abstrak: Penelitian ini berujudul Hegemoni Kekuasaan Dalam Novel Hujan Karya Tere Liye dan Relevansinya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mndeskripsikan formasi ideologi, bentuk hegemoni kekuasaan, dan relevansi penelitian dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah novel Hujan karya Tere Liye. Data penelitian berupa kata, frasa, atau kalimat yang memuat formasi ideologi dan bentuk hegemoni dalam novel Hujan karya Tere Liye, serta relevansinya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Teknik pengumpulan data menggunakan baca dan catat. Teknik analisis data menggunakan content analysis. Validitas dan reliabilitas menggunakan validitas semantik dan intrarater. Hasil penelitian ini antara lain: 1) Pertama, Formasi ideologi dalam novel Hujan karya Tere Liye. Formasi ideologi yang ditemukan dalam novel Hujan karya Tere Liye yaitu otoritarisme, feodalisme, kapitalisme, liberalisme, sosialisme, serta vandalisme. Otoritarisme merupakan formasi ideologi yang paling banyak muncul dalam novel. 2) Kedua, bentuk hegemoni kekuasaan terjadi dalam masyarakat sipil dan masyarakat politik. 3) Ketiga, Relevansi penelitian dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini relevan dengan KD. 3.8 Mengidentifikasi nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam kumpulan cerpen yang dibaca. Melalui novel Hujan karya Tere Liye, siswa dapat mengapresiasi karya sastra sehingga menambah pengalaman, pengetahuan, dan wawasan yang dapat digunakan sebagai media untuk membentuk kepribadian diri. Kata kunci: formasi ideologi, hegemoni, relevansi pembelajaran, novel Abstract: This research entitle “The Hegemony of Power in Novel Hujan by Tere Liye and Its Relevance in Indonesia learning at High School” has aims to describe the ideology formation, term of hegemony power, and the research relevance with Indonesia learning at high school. This research is a qualitative descriptive with data source is Npvel Hujan by Tere Liye. Research data are words, phrases pr sentences which has ideology formation and hegemony term and also the relevance with Indonesia learning at high school. Read and write were used to collect the data. Content analysis was used to analyze the data. Semantics and intrarater were used to test the validity and reliability. The reserach findings were : 1) the ideology formations were authoritarian, feudalism, capitalism, liberalism, socialism, and vandalism. Authoritarian was dominant in the novel, 2) the term of hegemony happened both in civil society and political society, 3) the relevance of this research with Indonesia learning at high school. This research was relevant with basic competence 3.8 (identify the life values in a short story. Novel hujan brught student to appreciate the literatures to enrich their experience, knowledge and insight to create the personality. Keywords : Ideology formation, hegemony, learning relevance, novel.
This study attempts to describe relation power and representation of relation power in a novel the Anak Rantau by ahmad fuadi, also describe media power. Dispersal device types of data used in this research is qualitative data. The subject of this research is a novel the Anak Rantau by ahmad fuadi. This study focused on problems associated with my counterparts power. The data obtained by read and noted Technique. Data analyzed by qualitative description technique. The validity of the data obtained through validity and reabilitas. The result showed that: ( 1 ) relation power in a novel Anak Rantau is for ever thinking and upper body. Types of relationships power over the thought of objectification, manipulation , domination stigmatization of, and control.Types of relationships power over the body of the form of objektive, manipulation and control, (2) there is dispersal device media, religion of power cultural and educational institutions.
Pembelajaran sastra di sekolah jenjang SMA dewasa ini kurang memanfaatkan sumber-sumber bahan ajar yang berbasis kearifan lokal. Padahal di daerah tempat siswa berada, diyakini memiliki sumber-sumber sastra yang perlu diangkat dan dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Dari hasil analisis kebutuhan bahan ajar yang dilakukan terhadap guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia jenjang SMA, ternyata bahan ajar sastra yang berbasis kearifan lokal belum dan perlu digali serta dikenalkan kepada siswa, tujuannya adalah agar diketahui, dimanfaatkan, dan akhirnya karya sastra tersebut dapat dilestarikan.Nilai-nilai sosiologis sastra yang tersimpan dalam sebuah karya sastra dapat diungkap melalui telaah dan analisis terhadap isi karya sastra tersebut. Salah satu karya sastra bernilai kearifan lokal adalah Cerita Rakyat Legenda Situ Sangiang. Cerita ini hidup dan berkembang di daerah Majalengka Jawa Barat. Nilai-nilai sosiologis dalam cerita rakyat Legenda Situ Sangiang tersebut dapat diungkap dan dirumuskan ke dalam tiga bagian, yaitu: a) Hubungan manusia sebagai pribadi: identitas diri, karakter, nilai perjuangan, hati-hati, dan bertanggung jawab, b) Hubungan manusia dengan manusia: arif dan bijaksana, bersikap adil, memberi nasihat, bermusyawarah, dermawan, nilai kerukunan, dan c) Hubungan manusia dengan alam: memanfaatkan alam dan memelihara alam. Nilai-nilai sosiologis cerita legenda tersebut selanjutnya disusun sebagai bahan ajar sastra materi cerita rakyat di SMA.Bahan ajar sastra tentang nilai-nilai sosiologis cerita rakyat Legenda Situ Sangiang, disusun dalam bentuk modul pembelajaran.Dari hasil proses pembelajaran dengan menggunakan modul tentang nilai-nilai sosiologis cerita rakyat Legenda Situ Sangiang di SMA, diperoleh nilai penguasaan kompetensi siswa sebesar 84,18. Data hasil evaluasi ini menunjukkan bahwa siswa telah mengetahui dan menguasai nilai-nilai sosiologis cerita rakyat Legenda Situ Sangiang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, modul tersebut dapat digunakan sebagai bahan ajar sastra materi cerita rakyat di SMA.
Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi cerita rakyat di kabupaten pandeglang sebagai upaya pelestarian yang pada akhirnya menjadi kumpulan cerita rakyat berbentuk buku cerita serta pemanfaatannya sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra. Penelitian ini terdiri atas tiga tahap yaitu tahap prapenelitian, tahap penelitian, dan tahap pengelolaan data.Tahap prapenelitian digunakan untuk membuat rancangan mengenai berapa dan cerita apa yang akan diteliti. Tahap penelitian menggunakan dua cara, pertama langsung melakukan observasi ke seulurh wilayah Kabupaten Pandeglang dan cara kedua adalah dengan menggunakan teknik studi pustaka. Teknik pustaka dilakukan untuk mencari informasi dan sumber pustaka resmi, seperti Perpustakaan Daerah dan perpustakaan perguruan tinggi di Banten. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dunia foklor dan cerita rakyat. Penelitian ini menggunakan pendekatan model inventarisasi sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitik. Hasil penelitian pelestarian cerita rakyat di Kabupaten Pandeglang adalah kumpulan cerita rakyat di Kabupaten Pandeglang yang berisi empatbelas cerita rakyat yaitu Cerita Rakyat Pangeran Pandeglang dan Putri Cadarasi,, Legenda Tanjung Lesung, Cerita Rakyat Batu Tulis Citaman, Cerita Rakyat Syekh Maulana Mansyurudin Cikadueun. Cerita Rakyat Prasasti Batu Tulis Munjul, Cerita Rakyat Sungai Cisajir, Cerita rakyat Asal Mula Desa Mekarjaya Kec Cikedal, Cerita Rakyat Regen Boncel Caringin, Cerita Rakyat Situ Cikedal, Cerita Rakyat Ki Mintul dan Nyi Mintul, Cerita Rakyat Ki Ipuh Raja Buhaya Ti Ciliman, Cerita Rakyat Nyi Jompong, Cerita Rakyat Leuwi Lamot dan Belut Raksasa dan Cerita Rakyat Sumur Cidewata. Kumpulan cerita rakyat tersebut digunakan sebagai bahan pembelajaran apresiasi sastra untuk semua jenjang pendidikan seperti SMP, SMA bahkan Perguruan Tinggi serta bahan bacaan untuk para akademisi dan masyarakat umum lainnya di Kabupaten Pandeglang pada khususnya dan Banten serta Indonesia pada umumnya.
Tradisionalisme merupakan salah satu karakter atau corak pemikiran yang ada dalam sejarah Islam. Corak pemikiran tradisionalisme dalam sejarah Islam telah menempatkan diri sebagai karakter mayoritas umat Islam. Namun dalam perkembangannya, tradisionalisme telah mengalami perubahan walau tidak terlalu kritis. Masyarakat Indonesia pada umumnya didominasi oleh corak berfikir tradisional. Organisasi seperti NU, Perti dan al-Washliyah merupakan bukti bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menganut paham tradisional. Tradisional bukanlah berarti terbelakang atau kolot, tapi merupakan sebuah pola berfikir yang memiliki karakter tersendiri.
The latest news about the celebrities can not only be obtained from television infotainment only, but also through gossip accounts in social media. One of them in Instagram account @ lambe_turah. This account is very profitable for business because it can be a media promotion of various products. But by revealing the privacy of people without thinking about the implications and reactions of society because it becomes a problem. Until here hegemony (power) as a social media seems to dominate this phenomenon. Therefore, the purpose of this study is to get an overview of the economic, social and political hegemony of social media on the @lambe_turahgossip account. This research method using literature study. The results conclude that the economic strength of @ lambe_turah can be seen from the messages distributed simultaneously, when and where it can be accepted by its followers consisting of various audiences’ class. With the number of millions followers, @lambe_turah enter the line of endorsement programs that generate economic benefits. Political hegemony @ lambe_turah can be seen freely they post any news about the celebrities either the positive or negative. This unlimited power has made @lambe_turah several times having problems with a number of artists especially if the news is negative. While the cultural hegemony in @ lambe_turah is symmetrically illustrated by the many postings that are like and commented on indicate that netizen's attention is very high. @lambe_turah also has a major influence in the formation of public opinion. Keywords: hegemony, social media, gossip account, instagram, lambe_turah
Kajian Bentuk, Fungsi, dan Nilai Moral dalam Cerita Rakyat Asal Mula Makam Imogiri Kabupaten Bantul (Review on form, Function and Moral Value in Folktale of Asal Mula Makam Imogiri Kabupaten Bantul
R Himawan
E N Fathonah
Hegemoni Kekuasaan dalam Novel Orang-Orang Oetimu Karya Felix K. Nesi: Kajian Sosiologi Sastra
D I Nurhidayah
Hegemoni Kekuasaan Kamandaka dalam Menaklukkan Pasir Luhur
W P Ryolita
Bahan Ajar Tematik dalam Pelaksanaan Kurikulum
Z Fajri
Proses Hegemoni Sosial dalam Novel Tanah Tabu Karya Anindita S. Thyaf
D Kurniawati
Pembelajaran Sastra: Metode Pengajaran dan Respon Siswa
M Huda
N Hasjim
A Sunanda
Cerita Rakyat Melayu Pesisir Kalimantan Barat sebagai Alternatif Bahan Pembelajaran Sastra di SMP
S Kusnita
N Yuniarti
I Uli
Cerita Rakyat Orang Asal Sabah sebagai Medium Pembelajaran Asas Literasi: Analisis Keperluan