ArticlePDF Available

TINDAKAN STRATEGIS KEPALA PERPUSTAKAAN DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Authors:

Abstract

Kesuksesan Perpustakaan Universitas Negeri Lampung dalam mengimplementasikan Sistem Informasi tidak dapat dilepaskan oleh kepemimpinan yang memiliki serangkaian tindakan yang tertata sehingga dapat terlaksana. Hal ini menjadi menarik untuk mengetahui tindakan strategis yang dilakukan oleh kepala Perpustakaan Universitas Negeri Lampung sebelum mengimplentasi sistem informasi tersebut. Metode yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi, dokumentasi, rekaman arsip, wawancara, pengamatan langsung, pengamatan partisipan, dan artefak fisik dengan bantukan komunikasi whatshapp, email dan telepon. Hasil temuan menunjukan bahwa tindakan stategis pengembangan bermula dari sebuah ide dan gagasan dari kepala perpustakaan yang kemudian menyusun rancangan secara tertulis sampai kepada menentukan sistem informasi yang tepat untuk digunakan. Tindakan Kepala Perpustakaan Universitas Negeri Lampung dalam menerapkan sistem informasi mengunakan berbagai metode mulai dari Technology Readiness Index (TRI) dan System Development Life Cycle (SDLC) dengan model prototyping.
Jurnal El-Pustaka: 04 (01): 47-60 (2023)
DOI: 10.24042/el-pustaka.v4i1.14420
© 2023 Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung
TINDAKAN STRATEGIS KEPALA PERPUSTAKAAN DALAM
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Asep Haikal Kurniawan1, Sumarno2
1Universitas Teknokrat Indonesia, Indonesia
2Universitas Negeri Lampung, Indonesia
______________
Article History:
Received: Nov 18th, 2022
Revised: Jan 7th, 2023
Accepted: March 3rd, 2023
Published: June 30th, 2023
_________
Keywords:
Head of Libraries, Information
Systems, Strategic Action
________________________
*Correspondence Address:
asep.haikal@teknokrat.ac.id
Abstract: The success of the Lampung State University’s library in
implementing information systems cannot be separated from
leadership which has a series of actions that are organized so that they
can be carried out. This study aims to determine the strategic actions
taken by the head of the Lampung State University library before
implementing the information system. The method used in this
research is qualitative with the type of case study research. Collecting
data through observation, interviews, and documentation. The results
of the research show that strategic development actions start with an
idea from the head of the library who then prepares a written design to
determine the right information system to use. the actions of the Head
of the Lampung State University library in implementing an
information system using two methods, namely the Technology
Readiness Index (TRI) in developing an information system intended
to see the readiness and commitment of all library staff and the System
Development Life Cycle (SDLC) with a prototyping model that
focuses on all products and the services that are applied are then
evaluated for input from users of the Lampung University library.
PENDAHULUAN
Pada awal tahun 1990-an teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan
alternatif bagi masyarakat ataupun pemustaka dikalangan akademik dalam mengakses
informasi.
1
Berbagai penyedia informasi seperti perpustakaan pada akhirnya melakuan
pembaharuan sistem informasi. Perpustakaan yang semula berbasis konvesional
mengalihkan fokus dengan sistem informasi berbasis kepada teknologi informasi dan
komunikasi. Perubahanan ini tentunya menjadikan perpustakaan khususnya di lingkungan
1
Salik Parveaz and Asif Khan, “Understanding Information Seeking Behavior of Users in Academic Context
(A Critical Review of Literature),” ECS Transactions 107, no. 1 (April 2022): 967394,
https://doi.org/10.1149/10701.9673ecst.
Tindakan Strategis Kepala Perpustakaan dalam Pengembangan Sistem Informasi | A H Kurniawan, Sumarno
48 | Jurnal El-Pustaka: 04 (01): 47-60 (2023)
perguruan tinggi berusaha untuk menjadi bagian integral dalam bidang penyediaan
informasi tengah-tengah kehidupan masyarakat seperti yang telah diamanatkan dalam
Undang-Undangan Perpustakaan No. 43 Tahun 2007.
2
Salah satu jenis perpustakaan yang secara radikal merubah sistem informasi yaitu
perpustakaan perguruan tinggi. Hampir semua perpustakaan perguruan tinggi di kancah
internasional maupun di Indonesia merubah fokus pengembangan sistem informasi
berbasis kepada teknologi informasi. Hal ini dapat dibaca juga sebagai bentuk
penyesuaikan dengan perilaku pemustaka. Hasil survei Educase Center For Applied
Research (ECAR) di amerika pada kurun waktu tahun 2009 sampai dengan 2012 naik
secara siginifikan dalam mengunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk urusan
akademik.
3
Hal yang sama juga yang ditunjukan oleh hasil survei Asosiasi Penyelengara
Jasa Internet Indonesia (APJII) dari tahun 2017 sampai ke tahun 2018, katagori Mahasiswa
menunjukan kenaikan yang signifikan dalam mencari literatur untuk mendukung proses
belajar.
Selain dengan pertimbangan, perubahan perilaku pemustaka (faktor eksternal) dan
ada faktor lain yang menjadi pertimbangan yaitu efesiensi dan efektivitas pengelola
perpustakaan (faktor internal) dalam mengelola informasi yang ada di perpustakaan.
Adanya teknologi sebagai alat pendukung dalam membantu pekerjaan seperti pertukaran
data, dan pengolahan menjadi lebih cepat sehingga efektivitas dan efisiensi perpustakaan
meningkat.
4
Dengan adanya pertimbangan eksternal dan internal tersebut, di dalam sistem
informasi perpustakaan perguruan tinggi telah hampir merata menerapkan teknologi
informasi dan komunikasi. Salah satunya Perpustakaan Universitas Lampung yang secara
ekplisit juga dituangkan didalam visi dan misinya.
5
Dalam kurun waktu 10 tahun
Perpustakaan Universitas Negeri Lampung telah mengintegrasikan berbagai teknologi
dalam proses bisnisnya termasuk diantara yaitu Open Public Access Catalog (OPAC),
Repository Intitusi, melanggan e-journal, dan terakhir melaunching aplikasi e-book.
6
2
Undang-Undang No 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2007).
3
A Ridwan Siregar, “Perkembangan Penggunaan Teknologi Informasi Pada Perpustakaan,Pustaha: Jurnal
Studi Perpustakaan Dan Informasi 11, no. 2 (2015): 17.
4
Wahyu Supriyanto and Ahmad Muhsin, Teknologi Informasi Perpustakaan (Yogyakarta: Kanisius, 2008).
5
UPT Perpustakaan UNILA, “Visi Dan Misi UPT Perpustakaan Universitas Lampung,” n.d.,
https://library.unila.ac.id/upt-perpustakaan-universitas-lampung/visi-dan-misi/.
6
UPT Perpustakaan UNILA, “Sejarah Singkat Perpustakaan UNILA,” n.d.,
https://library.unila.ac.id/layanan-perpustakaan/layanan-artikel-jurnal/.
Tindakan Strategis Kepala Perpustakaan dalam Pengembangan Sistem Informasi | A H Kurniawan, Sumarno
Jurnal El-Pustaka: 04 (01): 46-60 (2023) | 49
Semua realisasi dan tindakan-tindakan pemimpin dalam Perpustakaan Universitas
Universitas Lampung ini tentu telah memperhitungkan faktor perkembangan zaman,
internal dan eksternal dalam penerapnya. Tindakan ini tidak dapat dilepaskan dari peran
dan pemikiran seorang pemimpin yang bekerja dengan motif dan tujuan tertentu sehingga
terbentuklah sebuah sistem-sistem baru tersebut. Dengan kata lain, sistem informasi ini
tidak akan selalu bisa diterima oleh pemustaka sebagai ligitimasi, Bila sistem informasi ini
terus dipertahankan maka terbentuklah sebuah kenyataan yang saling mendominasi sarana
untuk mencapai tujuan memihak yang terkadang tidak disadari.
7
Sebagai gambaran ketidaksadaran telah nampak sebelum pegeseran yang dilakukan
dimana pemustaka lebih dahulu bergeser dalam memenuhi kebutuhan informasi dan
perpustakaan dengan status quonya dengan model konvesional dan secara perlahan
bergeser demi kepentingan dan tujuan untuk membantu negara mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dengan dasar inilah, peneliti disini bermaksud untuk melihat aspek-aspek
tindakan-tindakan yang dilakukan Kepala Perpustakaan Universtas Negeri Lampung
didalam mengembangan sistem informasi berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
LANDASAN TEORI
Tindakan Strategis
Dalam interkasi sosial terdapat tiga tindakan dasar manusia, yaitu Pertama,
hubungan manusia dengan alam sebagai objek manipulasi (subyek-objek) dimana
realitasnya empiris-analistis yang menghasilkan sains dan teknologi untuk kepentingan
teknis. Kedua, hubungan manusia dengan dirinya sendiri (subyek-itself) yang memiliki
realitas historis-hermeneutis untuk memahami individual setiap masing-masing individual
untuk kepentingan saling memahami (intersubyektif). Ketiga, hubungan manusia dengan
sesamanya (subjek-subjek) yang memiliki realitas sosial-kritis yang memiliki kepentingan
emasipatoris.
8
Dalam konteks kepemimpinan hubungan ini sering muncul yaitu hubungan antara
subjek dengan objeknya. Pemimpin sebagai subjek mengobjekan orang lain sebagai
sasaran untuk mencapai keberhasilan. Dalam istilah habermas tindakan semacam ini yaitu
tindakan strategis. Suatu tindakan strategis ketiga agen secara individual melakukan
7
Jurgen Habermas, Teori Tindakan Komunikatif (Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2009).
8
F. Budi Hardiman, Kritik Ideologi: Menyingkap Pertautan Pengetahuan Dan Kepentingan Bersama Jurgen
Habermas (Yogyakarta: Kanisius, 2009).
Tindakan Strategis Kepala Perpustakaan dalam Pengembangan Sistem Informasi | A H Kurniawan, Sumarno
50 | Jurnal El-Pustaka: 04 (01): 47-60 (2023)
sesuatu sebagai sarana untuk mewujudkan tujuan yang diinginkannya. Tindakan strategis
adalah jenis tindakan instrumental agar orang lain melakukan tindakan sebagai sarana
merealisasikan tujuan. Tindakan instrumental merupakan hasil praktis dari penalaran
instrumental, kalkulasi tentang sarana terbaik untuk tujuan tertentu. Ada dua kriteria
tindakan instrumental yakni tujuan tindakan ditentukan lebih dahulu tanpa menentukan
cara perealisasiannya, dan perealisasiannya dengan intervensi sebab musabab pada dunia
objektif.
9
Strategis Kepemimpinan
Isitlah kepemimpinan itu sering disebut dengan Leader, tugasnya untuk
menggerakan orang lain untuk mencapai hasil kerja melalui pengaruh yang dilakukan.
Tindakan seorang pemimpin dapat mengunakan pemikiran yang mendalam untuk
menentukan langkah atau strategi untuk mecapai sebuah keberhasilanya. Dalam artian
strategis berkaitan dengan inisiatif utama yang diambil oleh pemimpin yang melibatkan
pemanfaatan sumber daya, untuk meningkatkan kinerja perusahaan di lingkungan
eksternal mereka.
10
Strategi kepemimpinan dapat diartikan juga sebagai kemampuan seseorang untuk
mengantisipasi, memimpikan, mempertahankan fleksibilitas, berpikir secara strategis, dan
bekerja dengan orang lain untuk memulai perubahan yang menciptakan masa depan yang
lebih baik bagi perusahaan. Strategi kepemimpinan juga merupakan suatu proses
memberikan arah dan inspirasi yang diperlukan untuk membuat dan melaksanakan visi,
misi, dan strategi untuk mencapai tujuan perusahaan yang berkembang baik.
11
Dalam strategi kepemimpinan dalam sebuah organisasi menurut David terdapat dua
faktor yang akan dapat membawa kesebuah kesuksesan dari oganisasi yaitu kemampuan
melakukan organisasi dan invidiual. Cirinnya yang pertama berorientasi strategis,
menerjemahkan strategi menjadi tindakan, menyelaraskan orang dan organisasi,
menentukan titik intervensi strategis yang efektif, mengembangkan kompetensi strategis.
9
Jurgen Habermas and Nurhadi, Teori Tindakan Komunikatif I: Rasio Dan Rasionalisasi Masyarakat
(Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2019).
10
Grant Allen and Ken Dovey, “Action Research as a Leadership Strategy for Innovation: The Case of a
Global High-Technology Organisation,” International Journal of Action Research 12, no. 1 (2016): 837,
https://doi.org/10.1688/IJAR-2016-01-Allen.
11
Sujak Abi, Kepemimpinan Manajer (Jakarta: Rajawali Pers, 1990),
https://onesearch.id/Record/IOS1.INLISM00000000025242.
Tindakan Strategis Kepala Perpustakaan dalam Pengembangan Sistem Informasi | A H Kurniawan, Sumarno
Jurnal El-Pustaka: 04 (01): 46-60 (2023) | 51
Kedua memiliki Kemampuan Individual, ketidakpuasan atau kegelisahan kegiatan saat ini,
memiliki daya serap, kapasitas adaptif, kebijaksanaan.
12
Sistem Informasi Perpustakaan
Sistem informasi memainkan peran sentral dalam perpustakaan, baik dalam hal
pelayanan, dan dampaknya terhadap manajemen. Untuk itu, salah satu dari yang bidang
utama yang perlu diperhitungkan oleh perpustakaan di dalam masa depan fokus terhadap
peningkatan pada sistem informasi yang menyediakan kekuatan eksternal untuk perubahan
dalam satu organisasi. Sistem informasi memiliki dampak tidak hanya pada level strategis
dan operasional, tetapi juga pada aspek manusia. Selain itu, beberapa dekade terakhir,
sistem informasi telah menyebabkan manajer perpustakaan memikirkan kembali
pendekatan untuk menentukan tujuan dan strategi, proses perencanaan, struktur
operasional, dan dimensi produktivitas dan manusia.
13
Pengembangan sistem informasi di perpustakaan memang memerlukan cukup
keyakinan untuk mengimplentasikan. Mengingat untuk mengembangan sistem informasi
di perlukan kecukupkan waktu, uang, usaha dan peluang bagi pengembang. Terlebih
pengembangan sistem informasi sangat penting untuk berfokus pada peningkatan kinerja
organisasi dan fungsionalitas sistem.
14
Sebab pengembangan sistem bukan hanya sekedar
bentuk penyesuaian dari perubahan yang terjadi diluar lingkungan organisasi melainkan
dampak positif yang dihasilkan dari sistem informasi tersebut.
Untuk mendapatkan dampak positif dari sistem informasi, maka ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut.
a. Keterlebiatan pengguna aktif merupakan faktor utama pengembangan sistem
informasi tersebut memiliki keuntungan karena dengan adakan keterlibatan
pengguna dalam proses pengembangan sistem informasi akan lebih mundah
untuk mengembangan sistem informasi
b. Komitmen organisasi (manager organisasi), terkadang semua proses kegiatan
tradisional didalam organisasi memang tidak dapat langsung diterjemahkan
12
Barbara J. Davies and Brent Davies, “Strategic Leadership,” School Leadership and Management 24, no.
1 (2004): 2938, https://doi.org/10.1080/1363243042000172804.
13
S. A. Walters, J. E. Broady, and R. J. Hartley, “A Review of Information Systems Development
Methodologies,” Library Management 15, no. 6 (1994): 519, https://doi.org/10.1108/01435129410067331.
14
Neil F. Doherty, Colin Ashurst, and Joe Peppard, “Factors Affecting the Successful Realisation of Benefits
from Systems Development Projects: Findings from Three Case Studies,” Journal of Information
Technology 27, no. 1 (2012): 116, https://doi.org/10.1057/jit.2011.8.
Tindakan Strategis Kepala Perpustakaan dalam Pengembangan Sistem Informasi | A H Kurniawan, Sumarno
52 | Jurnal El-Pustaka: 04 (01): 47-60 (2023)
kedalam sistem informasi perlu adanya evaluasi secara berkelanjutan, namun
kendala yang menjadikan sistem informasi gagal karena ketidak konsistenan
manajer untuk mengembangkan secara berkelanjutan maka peran manejer
menjadi sangat penting disini.
c. Kesiapan staf dan kemampuan mengunakan sistem informasi merupakan sebuah
dilema tersendiri untuk menciptakan sistem inforamasi yang berkelanjutan.
Untuk itu perlu adanya pelatihan berkelanjutan untuk staf maupun pengguna.
Kemudan khusus untuk staf IT untuk terus dilakukan pelatihan secara berkala
untuk dapat mengembangan sistem informasi yang lebih efektif lagi.
Kemudian dengan memperhatikan beberapa faktor ini maka perpustakaan dapat
memiliki keutungan secara organisasi dalam mengelola informasi. beberapa indikasi
keuntungan penerapan sistem informasi itu sendiri dapat lebih mengefektifkan dalam
mengelola informasi untuk diberikan kepada pemustaka tanpa ada kesenjangan antara satu
dengan lainnya dan menambahkan berbagai layanan yang mungkin dalam konsep
tradisional tidak bisa dilaksanakan.
15
METODE PENELITIAN
Metode penelitian mengunakan studi kulatitatif dengan pendekan studi kasus.
Metode kulatitatif itu sendiri merupakan metode yang dimulai dengan membangun asumsi
dan kerangka penafsiran/teoritis yang membentuk studi tentang permasalahan riset yang
terkati dengan makna yang dikenal oleh individu atau kelompok pada suatu permasalah
sosial atau manusia.
16
Sedangkan pendekatan studi kasus adalah sebuah pendekatan yang
mencakup tentang suatu kasus tunggal atau beargam sistem terbatas secara mendalam.
17
Dalam penelitian studi kasus ini bentuk pengumpulan data yaitu dokumentasi, rekaman
arsip, wawancara, pengamatan langsung, pengamatan partisipan, dan artefak fisik.
18
Penelitian ini memperoleh data melalui wawancara dengan informan dengan
15
Elisha Ondieki Makori, “Bridging the Information Gap with the Patrons in University Libraries in Africa:
The Case for Investments in Web 2.0 Systems,” Library Review 61, no. 1 (2012): 3040,
https://doi.org/10.1108/00242531211207406.
16
John W. Creswell; Lazuardi and Ahmad Lintang, Penelitian Kualitatif & Desain Riset : Memilih Diantara
Lima Pendekatan (pustaka Pelajar, 2015), https://onesearch.id/Record/IOS2785.slims-43628.
17
Ibid.
18
Ibid.
Tindakan Strategis Kepala Perpustakaan dalam Pengembangan Sistem Informasi | A H Kurniawan, Sumarno
Jurnal El-Pustaka: 04 (01): 46-60 (2023) | 53
memanfaatkan alat komunikasi whatsapp, email, dan telepon. Analisis data dalam
penelitian ini adalah triangulasi sumber agar hasil dapat dipertanggungjawabkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam menjabarkan temuan dari tindakan strategis kepemimpinan Perpustakaan
Univeristas Lampung dalam pengembangan sistem informasi diawal kami memulai
dengan membahas terkait dengan ide atau gagasan yang direncanakan pemimpin sebagai
pengambil keputusan. Sudah barang tentu semua keputusan untuk pengembangan sistem
informasi yang dituangkan dalam visi dan misi perpustakaan tidak berangkat dari ruang
kosong. Namun ide dan gagasan itu terbentuk dapat dari berbagai pengalaman menjadi
pemimpin atau ada beberapa pengaruh lain yang membuat pemimpin untuk menetapkan
hal tersebut. Untuk itu secara berurutan yang dimulai dari ide atau gagasan sampai pada
pengevaluasian oleh pemimpin akan dijabarkan sebagai berikut.
Ide atau Gagasan
Setiap ide dan gagasan dari seseorang berangkat dari sebuah pemikiran yang
kemudian dikelola menjadi sebuah pengetahuan. Pemikiran itu sendiri dalam kehidupan
tumbuh didasarkan oleh pengamatan seseorang terhadap sebuah objek (empiris). Objek
tersebut masuk ke dalam pemikiran yang menjadi sebuah pengetahuan. Kepemimpinan di
Perpustakan Universitas Negeri Lampung ini juga didasari atas sebuah pemikiran yang
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang masif terjadi.
Kayakinan tersebut juga diyakinkan oleh perubahan perilaku pemustaka dan tool yang
dimiliki oleh pemustaka seperti gadget dan laptop untuk mengakses informasi. Perubahan
dan alat akses yang mendukung tersebut sangatlah berdampak pada tingkat kunjungan
akses informasi di perpustakaan.
Berangkat dari pemikiran ini kemudian pemimpin atau kepala Perpustakaan
Universitas Negeri Lampung mencoba untuk berkoordinasi kepada semua jajaran
pengelola perpustakaan untuk mendiskusikan langkah-langkah strategis dalam
pengembangan sistem informasi. Karena perpustakaan merupakan bagian yang integral
dalam menyediakan informasi untuk universitas, maka perpustakaan dalam
pengembangan sistem inforamsi ini juga menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan
universitas dalam mencapai targetnya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka ide dan gagasan dari seorang Kepala
Perpustakaan Universitas Lampung untuk mengembangkan sistem informasi ini didasari
Tindakan Strategis Kepala Perpustakaan dalam Pengembangan Sistem Informasi | A H Kurniawan, Sumarno
54 | Jurnal El-Pustaka: 04 (01): 47-60 (2023)
atas tiga faktor yaitu isu internal, eksternal dan pihak yang berkepentingan. Tiga faktor ini
memang menjadi sebuah keharusan bagi kepala perpustakaan karena bagaimanapun ketiga
faktor ini sangat penting dalam sebuah organisasi di bidang produk dan jasa dalam
mencapai kesuksesan di masa yang akan mendatang.
Rencana Strategis
Rencangan strategis adalah kegiatan manajemen organisasi yang digunakan untuk
menetapkan prioritas, memfokuskan energi dan sumber daya, memperkuat kinerja
operasional. Perencanaan strategis juga memastikan bahwa karyawan dan pemangku
kepentingan lainnya bekerja menuju tujuan bersama dan menetapkan kesepakatan tentang
hasil yang diinginkan, serta menyesuaikan arah organisasi saat terjadi perubahan.
Untuk membuat rancangan strategi kepala Perpustakaan Univeristas Negeri
Lampung melalukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk melihat kesiapan organisasi
untuk membuat rancangan strategis dalam mengembangakan sistem informasi itu sendiri.
Perhatian kepala perpustakaan untuk menentukan rancangan strategis pertama terletak
pada kesiapan sumber daya manusia di perpustakaan. Adapun hal yang dilakukan
dilakukan oleh kepala perpustakaan yaitu melakukan kajian mengunakan model
Technology Readiness Index (TRI).
Model TRI merupakan kajian terhadap kesiapan dalam pengembangan teknologi
baru didalam sebuah lingkungan kerja.
19
Fokus dari kajian adalah kesiapan setiap tenaga
didalam menerima sistem informasi baru didalam lingkungannya. Dalam analisis model
TRI ini, ada lima (5) kategori pengelompokan untuk melihat kesiapan dari pengguna dari
output yang dihasilkan oleh sistem informasi baru yang bebasisnya teknologi baru, yaitu
sebagai berikut.
a. Pengguna TIK dengan tingkat optimisme dan inovasi yang tinggi masuk dalam
kategori explorer, dimana individu-individu yang memiliki motivasi dan rasa
percaya diri yang paling tinggi dibanding kategori yang lain terhadap
kemampuannya dalam menggunakan teknologi. Bisanya golongan ini diominasi
oleh kaum digital native.
19
Pericles Jose Pires; Joao Cunha and Bento Alves Costa Filho, “Technology Readiness Index (RTI)
Factors as Differentiating Elements Betweens Users and Non Users of Internet Banking and as
Antecedents of the Technology Acceptance Model (TAM),” Communications in Computer and
Information Science 220 CCIS, no. PART 2 (2011), https://doi.org/10.1007/978-3-642-24355-4.
Tindakan Strategis Kepala Perpustakaan dalam Pengembangan Sistem Informasi | A H Kurniawan, Sumarno
Jurnal El-Pustaka: 04 (01): 46-60 (2023) | 55
b. Kategori yang kedua adalah piooner merupakan individu- individu yang memiliki
tingkat optimisme dan inovasi di atas rata-rata, tetapi memiliki sedikit resistensi
terhadap teknologi. Ciri dari katagori ini memiliki tingkat penghasilan dan
pendidikan rata-rata, berusia muda dan biasanya perempuan.
c. Pengguna TIK dengan tingkat ketidaknyamanan dan ketidakamanan yang tinggi
masuk dalam kategori Paranoid atau laggard (lamban/gagap teknologi).Individu
yang masuk dalam kategori Paranoid, percaya pada teknologi dan optimis tetapi
tidak memiliki kecenderungan untuk berinovasi, berusia di atas rata-rata dengan
penghasilan dan pendidikan lebih rendah, dan umumnya perempuan. Individu yang
masuk dalam kategori laggard (lamban/gagap teknologi) merupakan individu-
individu yang sudah berusia tua, biasanya perempuan dengan tingkat penghasilan
dan pendidikan yang rendah.
d. Skeptic merupakan kategori yang berada di tengah di antara 5 kategori berdasar
tingkat TR yang ada Individu yang masuk dalam kategori ini tidak melawan
teknologi,mereka hanya kurang antusias, dan cenderung tidak percaya bahwa
teknologi menawarkan lebih banyak kontrol atas hidup mereka.
20
Dengan hasil dan kominten yang tinggi dari semua tenaga perpustakaan ini
kemudian Kepala Perpustakaan Universitas Lampung mengadakat rapat internal untuk
menentukan rancangan stategis yang akan dikembangkan. Setelah semua rancangan telah
ditetapkan, lalu kepala perpustakaan melakukan kordinasi kepada pihak universitas untuk
mengkominikasikan komitmen dari Perpustakaan. Setelah beberapa kali mengalami
perombakan dan penyesuaikan mengenai rancangan strategis dari Perpustakaan
Universitas Lampung tersebut kemudian dituangkan kedalam visi dan misinya sebagai
berikut.
Visi Perpustakaan Universitas Lampung adalah: “Pusat pengetahuan modern
berbasis Teknologi Informasi (TI) yang menunjang Visi Universitas Lampung. Adapun
misi perpustakaan Universitas Lampung mencakup:
1. Menjadikan perpustakaan sebagai pusat pameran hasil karya inovasi untuk
memotivasi penciptaan pengetahuan.
2. Mewujudkan perpustakaan yang terakreditasi nasional dan internasional.
3. Memberikan pelayanan prima yang didukung TI bagi pemustaka.
20
Suluh Argo Pambudi, “Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik,” Semnasteknomedia
Online 3, no. 1 (2015): 2-1127.
Tindakan Strategis Kepala Perpustakaan dalam Pengembangan Sistem Informasi | A H Kurniawan, Sumarno
56 | Jurnal El-Pustaka: 04 (01): 47-60 (2023)
4. Menyediakan sarana dan prasarana modern sebagai pusat kreatifitas dan kegiatan
pembelajaran didukung oleh teknologi hijau.
5. Menyediakan koleksi bahan pustaka yang terkini dan relevan untuk menunjang
kegiatan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
6. Mewujudkan jaringan informasi dan kerjasama perpustakaan di dalam dan luar negeri.
Dapat dilihat dari komitmen dari Kepala Perpustakaan Universitas Lampung dalam
rangka mengimplementasikan sebuah ide dan gagasan yang dimiliki mengenai sistem
informasi berbasis teknologi informasi telah di tuangkan dalam visi dari perpustakaan.
Komitmen ini kemudian menjadi acuan kepala perpustakaan untuk melakukan tindakan-
tindakan yang perlu dilakukan untuk mengimplentasikan dari rancangan strategis.
Tindakan kepala perpustakaan dalam pengembangan sistem informasi
Tindakan merupakan sebuah tahapan untuk melakukan eksekusi atau
implementasi program yang perlu dilakukan dalam pengembangan sistem informasi di
Perpustakaan Universitas Lampung. Berdasarkan tindakan pemimpin yang berkoordinasi
dengan semua elemen karyawan beberapa hasil produk dan jasa yang telah dikembangkan
oleh perpustakaan yaitu sebagai berikut.
1. Online Public Acces Catalogue (OPAC) sebagai tools untuk mepercepat temu
kembali informasi yang dikoleksi oleh perpustakaan baik pusat maupun unit
2. Intitution Repository (IR) sebagai penghimpun dari karya intelektual dari
universitas yang berupa skripsi, tesis, disertasi, persentasi, artikel dan lain
sebagainya.
3. Ejournal merupakan pangkalan data yang menyediakan berbagai jurnal yang
dilanggan oleh perpustakaan
4. Ebook merupakan layanan perpustakaan yang menyedikan buku eletronik yang
berkejasama dengan PT. Enam Kububuku Indonesia.
Dalam proses pengimplementasian dari semua produk dan jasa ini Kepala
Perpustakaan Universitas Lampung mengintruksikan kepada bagian koordinasi
pengembangan sistem informasi untuk menerapkan berbagai metode. Penggunaan metode
ini dimaksudkan untuk menghidari kegagalan pengembangan dan untuk memperjelas
semua alur proses dalam pengembangan.
Metode dalam pengembangan sistem informasi biasanya dikenal dengan System
Development Life Cycle (SDLC) yang merupakan metodologi yang digunakan untuk
Tindakan Strategis Kepala Perpustakaan dalam Pengembangan Sistem Informasi | A H Kurniawan, Sumarno
Jurnal El-Pustaka: 04 (01): 46-60 (2023) | 57
mengembangkan, memelihara dan menggunakan sistem informasi secara bekelanjutan
yang mulai dilakukan oleh para programer sejak tahun 1960an. Tujuan dari SDLC ini
sendiri untuk mendapat bentuk ideal dari sistem yang diperlukan sebuah organisasi atau
sebuah proses untuk menyesesuaikan kebutuhan dimasa sekarang dan mendatang.
21
Dalam pengembangan sistem informasi di Perpustakaan Univeristas Lampung ini
orientasinya kepada pengguna maka model SDLC yang diterapkan yaitu prototyping.
Penggunaan model ini dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna sistem informasi. Pengunaan prototyping ini fokus pada aspek-aspek
pengguna yang melakukan evaluasi terhadap perangkat lunak yang akan dikembangkan.
22
Adapun proses model prototyping dalam SDLC antara lain:
1. Pengumpulan Kebutuhan: developer dan klien bertemu dan menentukan tujuan
umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan
dibutuhkan berikutnya. Detail kebutuhan mungkin tidak dibicarakan disini, pada
awal pengumpulan kebutuhan.
2. Perancangan: perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili aspek perangkat
lunak yang
diketahui dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype.
3. Evaluasi prototype: klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan dipergunakan
untuk memperjelas kebutuhan perangkat lunak.
23
Proses SDLC model prototyping pada pengembangan sistem informasi di
Perpustakaan Univeristas Lampung dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan.
Pengembang melakukan interaksi dengan pengguna (user) yang berguna bagi pengembang
dalam mendefinisikan obyektif keseluruhan sistem (perangkat lunak) yang akan dibuat,
dan mengidentifikasi kebutuhan. Dalam proses selanjutnya untuk membuat perencaan kilat
yang berfokus pada penyajian dari aspek-aspek perangkat lunak tersebut yang akan
nampak bagi pelanggan/pemakai (input-output). Perancangan kilat membawa kepada
konstruksi sebuah prototype. Proses ketiga, prototype tersebut dievaluasi oleh
21
Pk Ragunath et al., “Evolving a New Model (SDLC Model-2010) for Software Development Life Cycle
(SDLC),” International Journal of Computer Science and Network Security 10, no. 1 (2010): 11219.
22
Rani Susanto and Anna Dara Andriana, “Perbandingan Model Waterfall Dan Prototyping Untuk
Pengembangan Sistem Informasi,” Majalah Ilmiah UNIKOM 14, no. 1 (2016),
https://doi.org/10.34010/miu.v14i1.174.
23
Achmad Udin Zailani, Agung Perdananto, and Maulana Ardhiansyah, “Penggunaan Model Prototype
Dalam Membuat Library System Di SMPIT AL Mustopa,” SMARTICS Journal 6, no. 2 (2020): 8996,
https://doi.org/10.21067/smartics.v6i2.4636.
Tindakan Strategis Kepala Perpustakaan dalam Pengembangan Sistem Informasi | A H Kurniawan, Sumarno
58 | Jurnal El-Pustaka: 04 (01): 47-60 (2023)
pelanggan/pemakai dan dipakai untuk menyaring kebutuhan pengembangan perangkat
lunak.
24
Agar proses di atas terlaksana dengan baik, maka Kepala Perpustakaan Universitas
Lampung akan mengkontrol dan mengevaluasi dari semua sistem informasi yang
dikembangkan di perpustakaan. Harapan dari dari kepala perpustakaan dengan
mengunakan metode yang jelas dan tersetruktur ini dapat mempercepat tercapaikan dari
rancangan strategis yang telah ditetapkan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penenlitian ini dapat disimpulkan bahwa Kepala Perpustakaan
Universitas Lampung telah melakukan berbagai tindakan yang terstruktur dan sistematis.
Berawal dari sebuah ide dan gasasan yang berangkat dari perkembangan teknologi
informasi dan perubahan prilaku pemustaka, Kepala perpustakaan mulai memikirkan
untuk merubah atau memperbaharui rancangan strategis dengan mengembangkan sistem
informasi dalam pengembangan perpustakaan.
Tindakan yang diambil oleh kepala perpustakaan dalam mengembangkan sistem
informasi diperpustakaan dengan menyiapkan rancangan strategis. Dalam prosesnya
kepala perpustakaan melakukan analisis kesiapan dengan mengunakan Technology
Readiness Index (TRI). Pengunakan metode TRI dalam mengembangkan sistem informasi
dimaksudkan untuk melihat kesiapan dan komitmen dari semua karyawan dalam
mengembangkanya. Setelah melihat hasil dari analisis tersebut kemudian fokus
pengembangan sistem informasi di tuangkan dalam visi yang mengedepankan teknologi
informasi sebagai tools ntuk membantu dalam proses pengelolaan perpustakaan.
Dalam tahap tindakan untuk mengimplentasikan Kepala Perpustakaan melakan
terobosan untuk mengunakan metode System Development Life Cycle (SDLC) dengan
model Prototyping yang memfokuskan semua produk dan jasa yang diterapkan dilakukan
evaluasi atas masukan dari pengguna sistem itu sendiri. Tindakan strategis pemimpin
dengan mengunakan metode ini dimaksudkan untuk semua produk dan jasa dari sistem
informasi yang telah diciptakan berjalan dengan efektif, sehingga rancangan strategis yang
telah ditetapkan bejalan sesuai dengan rencana.
24
Roger S. Pressman, Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (ANDI, 2012),
https://onesearch.id/Record/IOS2726.slims-22611?widget=1.
Tindakan Strategis Kepala Perpustakaan dalam Pengembangan Sistem Informasi | A H Kurniawan, Sumarno
Jurnal El-Pustaka: 04 (01): 46-60 (2023) | 59
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Grant, and Ken Dovey. “Action Research as a Leadership Strategy for Innovation:
The Case of a Global High-Technology Organisation.” International Journal of
Action Research 12, no. 1 (2016): 837. https://doi.org/10.1688/IJAR-2016-01-Allen.
Davies, Barbara J., and Brent Davies. “Strategic Leadership.” School Leadership and
Management 24, no. 1 (2004): 2938.
https://doi.org/10.1080/1363243042000172804.
Doherty, Neil F., Colin Ashurst, and Joe Peppard. “Factors Affecting the Successful
Realisation of Benefits from Systems Development Projects: Findings from Three
Case Studies.” Journal of Information Technology 27, no. 1 (2012): 116.
https://doi.org/10.1057/jit.2011.8.
F. Budi Hardiman. Kritik Ideologi: Menyingkap Pertautan Pengetahuan Dan Kepentingan
Bersama Jurgen Habermas. Yogyakarta: Kanisius, 2009.
Filho, Pericles Jose Pires; Joao Cunha and Bento Alves Costa. “Technology Readiness
Index (RTI) Factors as Differentiating Elements Betweens Users and Non Users of
Internet Banking and as Antecedents of the Technology Acceptance Model (TAM).”
Communications in Computer and Information Science 220 CCIS, no. PART 2
(2011). https://doi.org/10.1007/978-3-642-24355-4.
John W. Creswell; Lazuardi and Ahmad Lintang. Penelitian Kualitatif & Desain Riset :
Memilih Diantara Lima Pendekatan. pustaka Pelajar, 2015.
https://onesearch.id/Record/IOS2785.slims-43628.
Jurgen Habermas. Teori Tindakan Komunikatif. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2009.
Jurgen Habermas and Nurhadi. Teori Tindakan Komunikatif I: Rasio Dan Rasionalisasi
Masyarakat. Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2019.
Makori, Elisha Ondieki. “Bridging the Information Gap with the Patrons in University
Libraries in Africa: The Case for Investments in Web 2.0 Systems.” Library Review
61, no. 1 (2012): 3040. https://doi.org/10.1108/00242531211207406.
Pambudi, Suluh Argo. “Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik.”
Semnasteknomedia Online 3, no. 1 (2015): 2-1127.
Parveaz, Salik, and Asif Khan. “Understanding Information Seeking Behavior of Users in
Academic Context (A Critical Review of Literature).” ECS Transactions 107, no. 1
(April 2022): 967394. https://doi.org/10.1149/10701.9673ecst.
Tindakan Strategis Kepala Perpustakaan dalam Pengembangan Sistem Informasi | A H Kurniawan, Sumarno
60 | Jurnal El-Pustaka: 04 (01): 47-60 (2023)
Pressman, Roger S. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi. ANDI, 2012.
https://onesearch.id/Record/IOS2726.slims-22611?widget=1.
Ragunath, Pk, S Velmourougan, P Davachelvan, S Kayalvizhi, and R Ravimohan.
“Evolving a New Model (SDLC Model-2010) for Software Development Life Cycle
(SDLC).” International Journal of Computer Science and Network Security 10, no. 1
(2010): 11219.
Siregar, A Ridwan. “Perkembangan Penggunaan Teknologi Informasi Pada
Perpustakaan.” Pustaha: Jurnal Studi Perpustakaan Dan Informasi 11, no. 2 (2015):
17.
Sujak Abi. Kepemimpinan Manajer. Jakarta: Rajawali Pers, 1990.
https://onesearch.id/Record/IOS1.INLISM00000000025242.
Supriyanto, Wahyu, and Ahmad Muhsin. Teknologi Informasi Perpustakaan. Yogyakarta:
Kanisius, 2008.
Susanto, Rani, and Anna Dara Andriana. “Perbandingan Model Waterfall Dan Prototyping
Untuk Pengembangan Sistem Informasi.” Majalah Ilmiah UNIKOM 14, no. 1 (2016).
https://doi.org/10.34010/miu.v14i1.174.
Undang-Undang No 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI, 2007.
UNILA, UPT Perpustakaan. “Sejarah Singkat Perpustakaan UNILA,” n.d.
https://library.unila.ac.id/layanan-perpustakaan/layanan-artikel-jurnal/.
———. “Visi Dan Misi UPT Perpustakaan Universitas Lampung,” n.d.
https://library.unila.ac.id/upt-perpustakaan-universitas-lampung/visi-dan-misi/.
Walters, S. A., J. E. Broady, and R. J. Hartley. “A Review of Information Systems
Development Methodologies.” Library Management 15, no. 6 (1994): 519.
https://doi.org/10.1108/01435129410067331.
Zailani, Achmad Udin, Agung Perdananto, and Maulana Ardhiansyah. “Penggunaan
Model Prototype Dalam Membuat Library System Di SMPIT AL Mustopa.”
SMARTICS Journal 6, no. 2 (2020): 8996.
https://doi.org/10.21067/smartics.v6i2.4636.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
System Development Life Cycle atau yang lebih dikenal dengan istilah SDLC adalah metodologi umum yang digunakan untuk mengembangkan sistem informasi. SDLC terdiri dari beberapa fase yang dimulai dari fase perencanaan, analisis, perancangan, implementasi hingga pemeliharaan sistem. Konsep SDLC ini mendasari berbagai jenis model pengembangan perangkat lunak untuk membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi. Model-model SDLC yang sering digunakan antara lain Waterfall dan Prototyping. Pembahasan mengenai model pengembangan perangkat lunak ini terdapat di salah satu materi di mata kuliah Analisis dan Desain Sistem Informasi yang ada di program studi Teknik Informatika yaitu di Bab 2 Pengembangan Sistem Informasi.Hasil perbandingan dari kedua model tersebut menyatakan bahwa model waterfall lebih cocok untuk sistem atau perangkat lunak yang bersifat generik, artinya sistem dapat diidentifikasi semua kebutuhannya dari awal dengan spesifikasi yang umum. Sesuai dengan karakteristik model ini, contoh topik Tugas Akhir/Skripsi yang cocok jika menggunakan model ini adalah tugas akhir/skripsi yang memiliki tujuan untuk membangun sebuah sistem dari awal yang mengumpulkan kebutuhan sistem yang akan dibangun sesuai dengan topik penelitian yang dipilih sampai dengan produk tersebut diuji. Sedangkan prototyping lebih cocok untuk sistem atau perangkat lunak yang bersifat customize, artinya software yang diciptakan berdasarkan permintaan dan kebutuhan (bahkan situasi atau kondisi) tertentu. Sesuai dengan karakteristik model ini contoh topik Tugas Akhir/Skripsi yang cocok jika menggunakan model ini adalah tugas akhir/skripsi yang memiliki tujuan untuk mengimplementasikan sebuah metode atau algoritma tertentu pada suatu kasus.Keywords : System Development Life Cycle, Waterfall, Prototype
Article
Full-text available
The paper describes two sets of Action Research within an iconic global high-tech company. Two teams within the organisation (one in New York and one in Sydney) were selected to participate, on the basis of their failure to have achieved any technical innovation over the previous three years. The Action Research had the practical goal of generating valuable technical innovations, and the research goal of gaining insight into any social (leadership) practices that may have facilitated the technical innovation. The research delivered novel insights into the nature of the leadership practices that enabled these two teams to deliver four company-lauded technical innovations. The principal finding of the research: that social innovation precedes technical innovation, highlights the role Action Research can play in the creation of a social environment conducive to technical innovation within enterprises.
Article
Full-text available
This article looks at the nature and dimensions of strategic leadership. In particular, it looks at the role of strategic leaders in five main areas: (1) developing strategic and organizational processes; (2) leading and developing people; (3) developing culture and value systems; (4) developing distinct organizational competencies; and (5) developing effective networking. It concludes with a report of a major research project conducted by Davies. et al. (2005) which highlights what strategic leaders do and the characteristics that strategic leaders possess. Finally, the article highlights the importance of not regarding strategic and operational leadership as separate processes but of using a strategic perspective as a template for operational decisions.
Article
Full-text available
The return that organisations derive from investments in information systems and technology continues to disappoint. While there is a very significant body of literature on the factors that should facilitate a successful outcome from systems development, there is growing concern that these prescriptions are not having their desired effect. In this paper, we argue that the success of a systems development project should be measured in terms of its ability to deliver meaningful benefits, rather than the timely delivery of a technical artefact, and therefore organisations should adopt an explicit and proactive benefits realisation approach when investing in IT. Consequently, we sought to explore those actionable factors that might facilitate the effective realisation of benefits from systems development initiatives. Three organisations were identified that claimed to adopt a proactive approach to benefits realisation, and detailed studies of their systems development practices were conducted. Our analysis found that whilst one organisation had been successful in its adoption of a benefits realisation perspective, the other two had not, and this allowed us to identify those factors that helped to explain this difference in outcomes. In short, this paper makes an important contribution by identifying how a sub-set of traditional systems success factors might be enhanced, to give them a more explicit benefits realisation orientation. Moreover, it presents a coherent set of principles that can be used for deriving other factors and practices.
Article
Information has become quintessential for everyone. It is hailed as the most valuable resource in modern times1. Owing to the rapid proliferation of technology and increased Internet adoption rate, interacting with this valuable resource has become easy2. Users seek information from myriad sources to satisfy their information needs3. The information needs are secondary needs that arise from some basic needs, which arise in some contexts4. Information seeking behavior is "purposive seeking of information in response to a need to satisfy a goal" 5. It is a concept of great importance in library and information sciences6, with studies dating back to the early 1900s. With time and advancement in technology, the focus of researchers and scholars shifted from information systems to users' information needs and information use5. The present study has reviewed literature pertaining to various aspects of users' information seeking behavior, such as information sources, information needs, factors, and challenges affecting it in academic settings. The studies reviewed here are mainly from the field of library sciences. This paper concisely attempts to elucidate the basic concepts of information seeking behavior and gauge the influence of technology on users' information seeking practices in academic settings. The review findings suggest that faculty and students' information seeking behavior is concerned chiefly with their academic lives. The Internet is the most used and popular source/medium for academic information seeking processes. The paper shall assist future researchers, scholars, students interested in understanding the concept of information seeking behavior qua affective factors and technology usage.
Article
Summary Structured project management techniques (such as an SDLC) enhance management's control over projects by dividing complex tasks into manageable sections. A software life cycle model is either a descriptive or prescriptive characterization of how software is or should be developed. But none of the SDLC models discuss the key issues like Change management, Incident management and Release management processes within the SDLC process, but, it is addressed in the overall project management. In the proposed hypothetical model, the concept of user-developer interaction in the conventional SDLC model has been converted into a three dimensional model which comprises of the user, owner and the developer. In the proposed hypothetical model, the concept of user-developer interaction in the conventional SDLC model has been converted into a three dimensional model which comprises of the user, owner and the developer. The ―one size fits all‖ approach to applying SDLC methodologies is no longer appropriate. We have made an attempt to address the above mentioned defects by using a new hypothetical model for SDLC described elsewhere. The drawback of addressing these management processes under the overall project management is missing of key technical issues pertaining to software development process that is, these issues are talked in the project management at the surface level but not at the ground level. .
Article
Purpose The purpose of this paper is to examine and demonstrate the extent to which university libraries in Africa are bridging the information gap through the use of web 2.0 systems, including challenges and prospects. Design/methodology/approach The review adopted a combination of various data collection methods and approaches, including current academic literature, document analysis, desk review guides and reports on university libraries. Findings Review results indicate that few university libraries in Africa have embraced the use and application of web 2.0 systems. It is regrettable that web 2.0 is not new in libraries, although many African university libraries have not adopted the concept. Web 2.0 systems, including blog, delicious, YouTube and Facebook among others, are no longer a preserve of commercial organizations. Research limitations/implications The review involved university libraries in Africa because of their perceived role in creation, management, preservation, transmission or diffusion and utilization of information and knowledge. University libraries provide information services to support research, teaching, learning, and community activities of respective universities. Practical implications University libraries in African countries face various challenges in implementation of web 2.0 systems. Web 2.0 systems have proved to be useful in addressing issues and challenges of open, distance and e‐learning programmes. Information professionals should support implementation and use of relevant web 2.0 systems. Social implications Across the globe, university libraries are increasingly using web 2.0 systems to support, promote and extend information services to their patrons. In the modern information world 2.0, it is important for university libraries to identify relevant web 2.0 systems and integrate them into mainstream library and information services. Originality/value The review provides useful insights regarding the use and application of web 2.0 systems in university libraries in Africa.
Article
A key area affecting library management is the effective and efficient management and development of information systems. The concept of an information systems development methodology (ISDM) is a management approach that has been virtually ignored in the context of library management. Provides a critique of the literature relating to ISDMs with a view to exploring their use by libraries in the future. Examines the historical development of ISDMs, followed by a definition of the term, and an outline of the requirements for ISDM. Subsequently discusses themes in information systems development in relation to the main types of ISDM associated with them, leading to a consideration of the problems with ISDMs and with their usage. Outlines the need for the further refinement of ISDMs in the light of these problems. Finally, suggests theoretical reasons for the use of ISDMs by library managers.
Technology Readiness Index (RTI) Factors as Differentiating Elements Betweens Users and Non Users of Internet Banking and as Antecedents of the Technology Acceptance Model (TAM)
  • Joao Cunha
  • Costa Bento Alves
Joao Cunha and Bento Alves Costa. "Technology Readiness Index (RTI) Factors as Differentiating Elements Betweens Users and Non Users of Internet Banking and as Antecedents of the Technology Acceptance Model (TAM)." Communications in Computer and Information Science 220 CCIS, no. PART 2 (2011). https://doi.org/10.1007/978-3-642-24355-4.
Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik
  • Suluh Pambudi
  • Argo
Pambudi, Suluh Argo. "Analisis Kesiapan Pengguna Sistem Informasi Akademik." Semnasteknomedia Online 3, no. 1 (2015): 2-1-127.