Available via license: CC BY-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
ISSN 2776-5636 (Online)
Prima Abdika: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3(1), 2023, 51-58
https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/abdika/article/view/2601
DOI: https://doi.org/10.37478/abdika.v3i1.2601
51
Pemberdayaan Petani melalui Penerapan Teknologi Hemat Energi
pada Pembuatan Tepung Ganyong di Kabupaten Alor
Didiana Yanuarita Molebila1*, Imanuel Chr. Mauko2, Emirensiana Latuan3
1,3Universitas Tribuana Kalabahi, Indonesia
2Politeknik Negeri Kupang, Indonesia
*Corresponding Author: yanuarita.didiana187@gmail.com
Info Artikel
Diterima: 10/03/2023
Direvisi: 17/03/2023
Disetujui: 20/03/2023
Abstract. The issue of stunting is a serious concern in the NTT region, including the Alor district. Empowering
farmers in cultivating crops that support food diversification in dealing with stunting is a priority for the
government's program. The Timau-Letluk Farmer Group in Lippang Village is one of the locations for empowering
farmers through the cultivation of Canna (Banana Tanah) plants. Canna with the mineral content of calcium,
phosphorus and iron can be an alternative food, as well as a solution for treating stunting. However, the
processing of canna as a food source is still limited manually, and there is no touch of technology for processing
canna tubers into good and nutritious canna flour, accompanied by the unavailability of electric power for the
penepung machine. Therefore, the Tribuana Kalabahi University Service Team through the Community
Creativity Program has answered partners' problems with the implementation of a 3 kW capacity Solar Power
Plant (PLTS) system that is capable of driving a slurry machine with a production capacity of 50 kg/hour and
750 W power as a support in canna flour production. This activity was carried out to empower farmers to take
advantage of agricultural potential to fulfill food needs, which was carried out through training in making canna
flour and calculating their business to increase the economic welfare of farmers in Lippang Village, Alor
Regency.
Keywords: Ganyong Flour, Flour Maker Machine, PLTS
Abstrak. Isu stunting menjadi perhatian serius di wilayah NTT termasuk kabupaten Alor. Pemberdayaan
petani dalam budidaya tanaman yang mendukung diversifikasi pangan dalam penanganan stunting menjadi
prioritas program pemerintah. Kelompok Tani Timau-Letluk di Desa Lippang dijadikan salah satu lokasi
pemberdayaan petani melalui budidaya tanaman Ganyong (Pisang Tanah). Ganyong dengan kandungan
mineral kalsium, phosphor dan besi dapat menjadi alternatife pangan, sekaligus solusi penanganan
stunting. Namun, dalam pengolahan ganyong sebagai sumber pangan masih terbatas secara manual, dan
belum ada sentuhan teknologi pengolahan umbi ganyong menjadi tepung ganyong yang baik dan bergizi,
disertai belum tersedianya daya listrik bagi mesin penepung. Oleh karena itu, Tim Pengabdian Universitas
Tribuana Kalabahi melalui Program Kreatifitas Masyarakat telah menjawab permasalahan mitra dengan
adanya penerapan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) kapasitas 3 kW yang mampu
menggerakkan mesin penepung dengan kapasitas produksi 50 kg/jam dan daya 750 W sebagai pendukung
dalam pembuatan tepung ganyong. Kegiatan ini dilakukan untuk memberdayakan petani dalam
memanfaatkan potensi pertanian sebagai pemenuhan kebutuhan pangan, yang dilakukan melalui pelatihan
pembuatan tepung ganyong dan perhitungan usahanya guna peningkatan kesejahteraan ekonomi petani di
Desa Lippang Kabupaten Alor.
Kata Kunci: Tepung Ganyong, Mesin Penepung, PLTS
How to Cite: Molebila, D. Y., Mauko, I. C., & Latuan, E. (2023). Pemberdayaan Petani melalui Penerapan
Teknologi Hemat Energi pada Pembuatan Tepung Ganyong di Kabupaten Alor. Prima Abdika: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 3(1), 51-58. https://doi.org/10.37478/abdika.v3i1.2601
Copyright (c) 2023 Didiana Yanuarita Molebila, Imanuel Chr. Mauko, Emirensiana Latuan. This
work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Pendahuluan
Stunting merupakan isu nasional yang mendapat perhatian serius dari
pemerintah dan berbagai kalangan masyarakat, termasuk masyarakat tani.
Demikian halnya dirasakan oleh masyarakat di kabupaten Alor, Nusa
Tenggara Timur (NTT). Data terakhir menunjukkan penurunan penderita
Stunting di Kabupaten Alor yakni dari angka 22,5% pada tahun 2020 menjadi
18,9 % atau sebanyak 2878 anak pada akhir tahun 2021. Meskipun angka ini
mengalami penurunan, namun jumlah kasus Stunting di Alor masih diatas
target dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Alor yang dipatok 15 persen, dan tahun 2022 diupayakan untuk
memenuhi target RPJMD (Manehat, 2021). Berbagai upaya dilakukan pihak
pemerintah, relawan dan juga peneliti dalam mengatasi stunting di Indonesia.
(I. P. Sari et al., 2021) berusaha meningkatkan pengetahuan ibu terkait
Prima Abdika: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3(1), 2023, 51-58
Didiana Yanuarita Molebila, Imanuel Chr. Mauko, Emirensiana Latuan
Pemberdayaan Petani melalui Penerapan Teknologi Hemat Energi pada Pembuatan Tepung Ganyong di
Kabupaten Alor
52
stunting dengan menyediakan buku saku sebagai alternatif media dalam
peningkatan pengetahuan ibu. Disamping itu, (D. P. Sari & Mukti, 2021)
melakukan pelatihan pembuatan kudapan kaya nutrisi dan probiotik guna
mencegah stunting di Mojokerto. Hal tersebut juga dilakukan oleh (Jalil et al.,
2022) dalam penguatan kader tani sebagai upaya pencegahan stunting Desa
Alue Ambang Kabupaten Aceh Jaya.
Bentuk perhatian dari masyarakat tani, adalah dengan melakukan
usahatani atau budidaya tanaman yang mendukung diversifikasi pangan
dalam upaya penanganan stunting, diantaranya budidaya tanaman ganyong.
Ganyong atau ‘pisang tanah’ merupakan jenis tanaman dengan kandungan gizi
mencukupi atasi stunting antara lain mineral kalsium, phosphor dan besi.
Menurut (Rukmana, 2000), setiap 100 gram umbi yang dapat dimakan, berisi
kira-kira : air 75 g, protein 1 g, lemak 0,1 g, karbohidrat 22,6 g, Ca 21
miligram (mg), P 70 mg, Fe 20 mg, vitamin B 0,1 mg, vitamin C 10 mg.
Karbohidrat terdiri dari lebih 90% tepung dan 10% gula (glukosa dan sukrosa).
Tepung yang dihasilkan kuning cerah dengan ukuran butir yang besar (125-
145 milimikron x 60 milimikron) tidak beraturan. Tepung ini sangat larut dan
mudah dicerna. Umbi ganyong dapat dikonsumsi hanya dengan cara direbus
hingga matang. Biasanya umbi tanaman ini dimakan sebagai cemilan, atau
menggantikan makanan pokok karena cukup mengandung karbohidrat dan
mengenyangkan. Manfaat lain dari umbi ganyong adalah untuk diambil tepung
patinya, dan dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kue, bihun, serta produk
makanan bayi. Selain itu beberapa literatur mengatakan bahwa tanaman
ganyong ini juga bermanfaat sebagai tanaman obat herbal (Heryanto Religius,
2021). (Putri & Dyna, 2019) menyatakan bahwa Ganyong telah distandarisasi
sebagai pangan akternatif bagi pasien diabetes mellitus. Selain itu, penelitian
(Zuhra et al., 2022) menunjukkan hasil bahwa konsumsi tepung ganyong
dapat menurunkan kadar kolestrol.
Melihat potensi ganyong tersebut, sejak tahun 2020 usahatani ganyong
dengan luasan mencapai 4 Ha telah dilakukan oleh kelompok tani Timau-
Letluk, dan siap dipanen pada tahun 2022. Keterbatasan informasi teknologi
dan sarana yang cukup dalam pengeloloaan umbi ganyong, maka hasil yang
diperoleh lebih banyak dimanfaatkan sebagai konsumsi masyarakat dan
ternak. Oleh karena itu, perlu adanya pemberdayaan petani sebagai salah
satu langkah upaya bentuk perhatian dari bidang pertanian. Upaya ini telah
banyak dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
petani dalam mengelola potensi pertanian sebagai sumber pangan bergizi dan
bernilai enonomis. (Purnama et al., 2022) melalui kegiatan pemberdayaan
petani melalui pengolahan jerami padi menjadi sentra pupuk organik di
Kampung Kuper Distrik Semangga Merauke memberikan dampak baik bagi
petani dengan adanya pengetahuan tambahan terkait pengolahan limbah
pertanian. Selain itu, pemberdayaan masyarakat juga dilakukan untuk
meningkatkan ekonomi masyarakat melalui Wirausaha Gedek di Desa
Kondamara kabupaten Sumba Timur (Ndakularak et al., 2022).
Hal ini menjadi latar belakang Tim PKM Universitas Tribuana Kalabahi
melakukan pemberdayaan petani melalui penerapan teknologi hemat energi
pada pembuatan tepung ganyong untuk menunjang diversifikasi pangan
menuju terwujudnya program Alor Kenyang pada kelompok tani di desa
Lippang Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2022.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan petani melalui
penerapan teknologi hemat energi dalam pembuatan tepung ganyong,
ISSN 2776-5636 (Online)
Prima Abdika: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3(1), 2023, 51-58
https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/abdika/article/view/2601
DOI: https://doi.org/10.37478/abdika.v3i1.2601
53
sehingga petani memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memanfaatkan
teknologi dalam suatu usahatani.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilakukan tiga tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan
evaluasi. Tahapan persiapan dengan melakukan survey dan pertemuan
dengan kelompok tani untuk membangun kesepakatan bersama. Tahapan
pelaksanaan dilakukan dengan memasang mesin PLTS sebagai sumber daya
listrik dan mesin penepung, serta pelatihan pembuatan tepung ganyong dan
analisis usahanya, disertai juga demonstrasi penggunaan mesin penepung.
Tahapan evaluasi dilakukan dengan simulasi pembuatan tepung ganyong oleh
mitra dan praktek pencatatan keuangan, serta perhitungan kelayakan usaha
menggunakan analisis statistik.
Hasil dan Pembahasan
Kegiatan PKM dilakukan dengan melibatkan mitra dalam
pelaksanaannya. Mitra menyediakan lahan budidaya tanaman ganyong,
lokasi rumah produksi dan rumahnya, serta tenaga dalam pembuatan tepung
ganyong menggunakan teknologi hemat energi.
1. Tahapan Persiapan
Tahapan ini telah dilakukan oleh Tim Pengabdian dengan memberikan
pemahaman kepada mitra terkait dengan pelaksanaan program, serta
keterlibatan mitra, sehingga telah dibangun kesepakatan bersama.
Gambar 1. Diskusi bersama Kelompok Mitra
Hal demikian sebagai bagian dari pemberdayaan sumber daya manusia dalam
menerima teknologi yang akan diterapkan. Model teknologi yang akan diterapkan
merupakan teknologi hemat energi berupa mesin penepung dengan sumber energy
PLTS yang berfungsi dalam dunia usaha sekaligus membantu penerangan dalam
Kampung Timomang. Kelompok mitra merespon secara baik dan menerima segala
bentuk keterlibatan mitra dalam pelaksanaannya. Hal tersebut tidak jauh berbeda
dengan yang telah dilakukan oleh Purnama et al., (2022) terkait pemberdayaan
petani dalam pembuatan pupuk organik menggunakan jerami padi. Pola
pemahaman perlu dibentuk melalui sosialisasi program sebelum
pelaksanaannya.
2. Tahapan Pelaksanaan
Pada tahapan ini, tim melakukan beberapa jenis kegiatan yaitu :
a. Perancangan dan Pemasangan Sistem PLTS dan Mesin Penepung
Prima Abdika: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3(1), 2023, 51-58
Didiana Yanuarita Molebila, Imanuel Chr. Mauko, Emirensiana Latuan
Pemberdayaan Petani melalui Penerapan Teknologi Hemat Energi pada Pembuatan Tepung Ganyong di
Kabupaten Alor
54
Perancangan dan pemasangan system PLTS dilakukan sebagai sumber
daya listrik bagi mesin penepung, dengan kebutuhan daya 3 kW. Selain itu,
dijadikan juga sumber listrik penerang bagi masyarakat mitra tersebut.
Gambar 2. Pemasangan system PLTS oleh tim
Cahaya matahari ditangkap oleh Panel Surya 120 WP sebanyak 4 buah,
yang kemudian mengubah cahaya menjadi energi listrik yang kemudian
diatur oleh kontroler SS2-HV2024M untuk melakukan pengisian pada baterai
dan sekaligus dapat langsung digunakan pada beban saat siang hari,
sedangkan pada malam hari, sumber energi listrik hanya dari baterai 24 Volt
100 Ah saja. Smart Solar Inverter SS2-HV2024M ini memiliki kapasitas 2 kW
dan selanjutnya digunakan untuk memberikan daya listrik pada mesin
penepung FFC 15, dengan spesifikasi 0,5 HP . Mesin penepung dirancang dan
dirakit dengan kapasitas produksi 50 Kg/Jam untuk waktu operasi 3 jam
sehari serta kebutuhan daya oleh mesin tersebut adalah sebesar kurang lebih
750 Watt. Perancangan dan pemasangan PLTS off-grid diperlukan untuk
daerah atau wilayah yang belum memiliki jaringan listrik PLN (Hasanah et al.,
2019), yakni antara lain Kampung Timomang.
Gambar 3. Mesin penepung dengan kapasitas produksi 50 kg/jam
Pelaksanaan Program pengabdian ini sangat membantu mitra untuk
dapat merancang dan melaksanakan secara baik suatu usaha berskala
rumah tangga tetapi memiliki manfaat bagi masyarakat regional maupun
nasional. Model mesin penepung yang disediakan juga sederhana dan mudah
diakses dalam penggunaannya, sehingga mitra pelaku usaha tidak kesulitan
dalam pengoperasian mesin penepung. Selain itu, PLTS yang tersistem
membantu pelaku usaha untuk tidak mengalami kesulitan dalam
menjalankan mesin penepung serta setidaknya memiliki sumber listrik
ISSN 2776-5636 (Online)
Prima Abdika: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3(1), 2023, 51-58
https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/abdika/article/view/2601
DOI: https://doi.org/10.37478/abdika.v3i1.2601
55
penerang bagi kampung Timomang.
b. Pelatihan pembuatan tepung ganyong
Petani juga diberi pengetahuan terkait dengan pemanfaatan teknologi
listrik yang ada dalam pengolahan umbi ganyong menjadi tepung ganyong.
Segala potensi yang dimiliki oleh petani dijadikan sebagai modal dalam
pengembangan usahatani ganyong menjadi usaha tepung ganyong berskala
rumahtangga. Model pelatihan dilakukan secara sederhana dengan
memberikan materi pelatihan sekaligus mempraktekkan apa yang diterima
oleh petani.
Gambar 4. Pelatihan PembuatanTepung Ganyong
Materi yang diberikan merupakan cara sederhana menyiapkan bahan
dasar tepung berupa umbi ganyong yang dimodifikasi dari Slamet dalam
(Riskiani et al., 2014). Umbi ganyong dipilih yang terbaik, masih segar atau
baru dipanen. Umbi dibersihkan dari sisa-sisa tanah, dicuci bersih pada air
mengalir, dilepas kulit luarnya, kemudian direndam dalam air yang telah di
beri cuka 0,5 gr/liter selama 30 menit. Hal ini dilakukan agar warna umbel
tidak berubah menjadi kecoklatan. Setelah itu, umbi di keluarkan dan
dikeringanginkan, diiris tipis dengan, diletakkan diatas nampan, kemudian
dijemur di bawah sinar matahari selama 2 hari. Waktu penjemuran
tergantung dari tebal tipisnya irisan ganyong. Hasil jemuran umbi yang telah
kering kemudian di masukan dalam mesin penepung untuk diolah menjadi
tepung ganyong. Hasil tepung diayak menggunakan ayakan, dikeringanginkan
kemudian dikemas dalam kemasan.
Gambar 5. Kemasan Produk Tepung Ganyong
Model kemasan yang digunakan adalah model kemasan ramah
lingkungan. Hal ini diperlukan untuk meminimalisir adanya limbah plastik
Prima Abdika: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3(1), 2023, 51-58
Didiana Yanuarita Molebila, Imanuel Chr. Mauko, Emirensiana Latuan
Pemberdayaan Petani melalui Penerapan Teknologi Hemat Energi pada Pembuatan Tepung Ganyong di
Kabupaten Alor
56
yang berdampak pada lingkungan. Hal ini menjadi salah satu upaya
pengembangan usaha mikro yang mengacu pada pasal 16 Ayat 1 Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2008, diantara tentang desain dan teknologi
(Handayani et al., 2022).
Selain itu, diberikan juga materi terkait analisis usaha tepung ganyong.
Hal ini dilakukan sebagai tambahan pengetahuan bagi petani dalam
usahanya baik secara manajemen pengelolaannya maupun analisis
usahanya. Mitra dilatih untuk menghitung perencanaan usaha secara
bertahap hingga penentuan harga produk yang akan dijual. Mitra
memberikan respon baik dan antusias secara aktif mengikuti pelatihan
manajemen keuangan dan analisis usahanya secara baik.
Gambar 6. Penyampaian materi manajemen keuangan dan analisis usaha oleh
Narasumber.
Pola usaha yang baik merupakan suatu kekuatan dalam usaha mikro
mitra yang dijalankan. Manejemen keuangan menjadi salah satu unsur usaha
yang diperlukan oleh setiap pelaku usaha mikro. Manajemen keuangan
bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan biaya
untuk pengambilan keputusan yang maksimum dalam menjalankan suatu
usaha (Mulyawan, 2017).
3. Tahapan Evaluasi
Pada hasil evaluasi, para pelaku pembuatan tepung ganyong dapat
mempraktekkan metode pembuatan tepung ganyong secara baik, bersih dan
dikemas dalam kemasan yang menarik. Disamping itu, pelaku usaha dapat
mencatat secara baik setiap pembiayaan dan dapat melakukan perhitungan
usaha secara tepat.Pelatihan keuangan yang diberikan dalam menghitung
usaha pembuatan tepung ganyong timomang sangat diterima secara baik oleh
mitra pelaku. Hal ini dilihat dengan adanya buku pencatatan keuangan yang
tersedia secara baik selama sebulan awal pelaksanaan kegiatan.
Keberhasilan program pengabdian penerapan teknologi ini dapat dilihat
dengan adanya mesin penepung dilengkapi sumber listrik dalam system
PLTS, terbentuknya produk tepung Ganyong Timomang dengan kemasan
yang menarik serta pencatatan keuangan manual pada Buku Besar kelompok
Usaha Tepung Ganyong Timomang yang tersedia pada kelompok mitra. Hal
yang menjadi keterbatasan mitra adalah terbatasnya kemampuan pemasaran
sehingga tim pengabdian terus berkoordinasi dan berupaya dalam
pendampingan prose pemasaran produk yang dihasilkan mitra. Akhir dari
kegiatan ini, dilakukan penandatangan berita acara dan penyerahan alat
ISSN 2776-5636 (Online)
Prima Abdika: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3(1), 2023, 51-58
https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/abdika/article/view/2601
DOI: https://doi.org/10.37478/abdika.v3i1.2601
57
kepada kelompok mitra untuk dilakukan usaha tepung ganyong.
Gambar 7. Penyerahan berita acara hibah alat Sistem PLTS dan Mesin Penepung
kepada mitra
Simpulan dan Tindak Lanjut
Setelah pelaksanaan program pemberdayaan petani melalui penerapan
teknologi hemat energi pada pembuatan tepung ganyong pada kelompok tani
Timau-Letluk, maka dapat disimpulkan bahwa dengan tersedianya 1 unit
mesin penepung berserta sumber listrik PLTS juga pelatihan pembuatan
tepung dan pelatihan keuangan dapat meningkatkan kemampuan mitra
dalam mengolah umbi ganyong menjadi tepung Ganyong Timomang dengan
model perhitungan hasil usaha yang baik.
Hal-hal yang masih belum dapat dilakukan dalam pengabdian ini adalah
hal yang berkaitan dengan bidang pemasaran dan strateginya serta bidang
pertanian usaha mitra. Usaha tepung Ganyong Timomang sangatlah potensial
untuk dikembangkan dengan ketersediaan bahan dasar umbi ganyong yang
cukup serta nilai Gizi yang baik dalam upaya penurunan masalah stunting di
kabupaten Alor.
Daftar Pustaka
Handayani, J., Rois, M., Korawijayanti, L., Widyarti, M. T. H., Rokhimah, Z. P.,
& Kusuma, S. Y. (2022). Implementasi Perhitungan HPP dan kemasan
Ramah Lingkungan pada Usaha Mikro. Prosiding Seminar Hasil
Penelitian dan Pengabdian, 4(1), 215–222.
Hasanah, A. W., Koerniawan, T., & Yuliansyah, Y. (2019). Kajian Kualitas Daya
Listrik PLTS Sistem Off-Grid DI STT-PLN. Energi & Kelistrikan, 10(2),
93–101. https://doi.org/10.33322/energi.v10i2.211
Heryanto Religius. (2021). Potensi Tanaman Ganyong Sebagai Bahan Pangan
Alternatif. Sulbar.Litbang.Pertanian.Go.Id.
http://sulbar.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-
teknologi/199-potensi-tanaman-ganyong-sebagai-bahan-pangan-
alternatif
Jalil, M., Fithria, D., & Afrillah, M. (2022). Penguatan Kader Tani Sebagai
Upaya Pencegahan Stunting Desa Alue Ambang Kabupaten Aceh Jaya.
Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(4), 863–868.
Prima Abdika: Jurnal Pengabdian Masyarakat 3(1), 2023, 51-58
Didiana Yanuarita Molebila, Imanuel Chr. Mauko, Emirensiana Latuan
Pemberdayaan Petani melalui Penerapan Teknologi Hemat Energi pada Pembuatan Tepung Ganyong di
Kabupaten Alor
58
Manehat, O. (2021). Laporan Media Online Media Kupang: Kasus Stunting di
Alor turun 4 %. Mediakupang.Pikiran-Rakyat.Com.
https://mediakupang.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-
1383296261/kasus-stunting-di-alor-turun-4-persen
Mulyawan, S. (2017). Manajemen Keuangan. Pustaka Setia.
http://digilib.uinsgd.ac.id/id/eprint/2593
Ndakularak, I. L., Randjawali, E., Sanit, I. N., Eko, Y. S., Taunu, E. S., Kelen,
L. H., Konda Meha, Y., Umbu Ndapa, A., Hambati, Y., Suryani, D. C.,
Taba Leki, S., Kilimandu, A., Katanga Landa, R., Tungga Retang, N.,
Selitara, U. Y., & Tamu Ama, S. (2022). Pemberdayaan Masyarakat
dalam Bidang Wirausaha Gedek guna Meningkatkan Ekonomi
Masyarakat di Desa Kondamara Kabupaten Sumba Timur. Prima
Abdika, 2(4), 466–473. https://doi.org/10.37478/abdika.v2i4.2253
Purnama, E. N., Irianto, A., Yusuf, M., Anwar, & Rizal, A. (2022).
Pemberdayaan Petani Melalui Pengolahan Jerami Padi menjadi Sentra
Pupuk Organik di Kampung Kuper Distrik Semangga Merauke. Prima
Abdika, 2(4), 332–337. https://doi.org/10.37478/abdika.v2i4.2128
Putri, V. D., & Dyna, F. (2019). Standarisasi Ganyong (Canna edulis ker)
sebagai pangan alternatif pasien diabetes mellitus. Jurnal Katalisator,
4(2), 111–118.
Riskiani, D., Ishartani, D., & Rachmawanti A., D. (2014). Pemanfaatan Tepung
Umbi Ganyong (Canna edulis Ker.) sebagai Pengganti Tepung Terigu
dalam Pembuatan Biskuit Tinggi Energi Protein dengan Penambahan
Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L). Jurnal Teknosains
Pangan, 3(1), 96–105.
Rukmana, R. (2000). Ganyong, Budidaya dan Pascapanen. Kanisius.
Yogyakarta, 36.
Sari, D. P., & Mukti, A. W. (2021). Pelatihan Pembuatan Kudapan Kaya Nutrisi
dan Probiotik Guna Mencegah Stunting Di Mojokerto. Dinamisia:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1).
Sari, I. P., Trisnaini, I., Ardillah, Y., & Sulistiawati, S. (2021). Buku Saku
Pencegahan Stunting sebagai Alternatif Media dalam Meningkatkan
Pengetahuan Ibu. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,
5(2), 300–304.
Zuhra, M., Rahayu, I. S., & Rahmi, A. (2022). Pengaruh Konsumsi Functional
Food Tepung Ganyong Terhdap Penurunan Kadar Kolestrol. Indonesian
Trust Health Journal, 5(2), 90–95.
Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam pelaksanaan kegiatan ini diantarannya Kemenristekdikti melalui LL
Dikti Wilayah 15 sebagai penyedia dana program Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM), LPPM Universitas Tribuana Kalabahi dan Kelompok Tani
Timau-Letluk.