Available via license: CC BY-NC-SA 4.0
Content may be subject to copyright.
515
Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.2|APRIL-JUNI|2023|pp.515-520
Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
MINI REVIEW ARTICEL
JOURNAL OF PHARMACEUTICAL AND SCIENCES
Electronic ISSN: 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
JPS |Volume 6 | No. 2 | APRIL-JUNI | 2023 |pp.515-520
Level of Knowledge of Antibiotic Use Against Resistance
Tingkat Pengetahuan Penggunaan Antibiotik Terhadap Resistensi
Antolin Lamsar Rogabe Samosir1), Indah Laily Hilmi1), Salman1)
1)Universitas Singaperbangsa Karawang, Karawang, Jawa Barat, Indonesia
*Author e-mail author : 1910631210057@student.unsika.ac.id
PENDAHULUAN
Antibiotik merupakan senyawa yang dapat
dihasilkan oleh berbagai jenis mikroorganisme
seperti bakteri, fungi, actinomycetes yang
menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotik
dapat digunakan untuk mengobati infeksi yang
disebabkan oleh bakteri. Antibiotik digunakan
untuk mengobati penyakit menular dengan cara
yang bermakna, tepat dan aman. Penggunaan
antibiotik yang tidak baik akan menyebabkan efek
seperti kekebalan bakteri. Resistensi terhadap
antibiotik merupakan proses Kekebalan
mikroorganisme terhadap beberapa antibiotik,
dengan adanya peningkatan efek samping obat
bahkan efek kematian. Antibiotik tersedia di apotik
atau apotik dan dapat dibeli tanpa resep dokter.
Penggunaan antibiotik yang tidak hati-hati akan
ABSTRACT
Antibiotics are drugs used to treat bacterial acaic infections. Unreasonable use of antibiotics will cause
resistance to a bacterium. I did a review of this journal aimed at analyzing the level of knowledge of antibiotic
use in the community to prevent the occurrence or increase of cases of resistance to a bacterium. For the
results obtained from the results of journal reviews, the level of knowledge of the average antibiotic use is
still relatively up and down.
Keywords : Antibiotic; Knowledge; anti bacteri, Antibiotic Resistance
ABSTRAK
Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi akibiat bakteri. Penggunaan antibiotik secara
tidak wajar akan menyebabkan resistensi terhadap suatu bakteri. Saya melakukan review jurnal ini bertujuan
untuk menganalisis tingkat pengetahuan pengguanaan antibiotik di masyarakat untuk mencegah terjadi nya
atau meningkatnya kasus resistensi terhadap suatu bakteri. Untuk hasil yang didapatkan dari hasil review
jurnal bahwa tingkat pengetahuan penggunaan antibiotik rata-rata masih relatif naik turun.
Kata kunci : Antibiotik; Pengetahuan; anti backteri, Resistensi antibiotik,
516
Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.2|APRIL-JUNI|2023|pp.515-520
Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
mengakibatkan seseorang jarang menggunakan
antibiotik, menempatkan orang tersebut pada
risiko dan menjadi masalah yang lebih besar jika
resistensi berkembang. Permasalahan penggu-
naan antibiotik yang tidak rasional terkait dengan
tugas tenaga kesehatan dalam melakukan
monitoring pemakaian antibiotik, tenaga kesehatan
bisa melakukan edukasi terhadap penggunaan
antibiotik.
Indonesia menempati urutan ke-8 dari 27
negara di dunia untuk multidrug resistance. Faktor-
faktor tersebut menyebabkan kurangnya edukasi
penggunaan antibiotik di kalangan masyarakat
Indonesia. Menurut hasil Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (2013), 35,2% rumah
tangga menyimpan obat untuk pengobatan sendiri.
Kalimantan Selatan merupakan provinsi dengan
jumlah rumah tangga pemilik apotek terbanyak
kedua setelah DKI Jakarta. Dalam hal
penyimpanan antibiotik, rumah tangga di
Kalimantan Selatan memiliki tingkat penyimpanan
antibiotik yang tinggi yaitu 90,6%, kedua setelah
Kalimantan Tengah dan Lampung. Menurut data
Dinas Kesehatan Kota Banján (2019), penggunaan
Kapsul Antibiotik Amoksisilin 500 mg di Kota
Banján menempati urutan ke-9 dari 20 obat yang
paling banyak digunakan dengan total 439.183.
Sehingga jika masyarakat tidak paham terhadap
pemberian informasi penggunaan antibiotik maka
akan menyebabkan ketidak rasionalan terhadap
efek obat tersebut. Jika ketidak rasionalan tersebut
sering dilakukan makan akan menyebabkan
terjadinya resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik
merupakan bakteri tidak merespon obat untuk
membunuh bakteri tersebut. Jika sampai terjadinya
resistensi antibiotik akan menyebabkan penurunan
terhadap kemampuan antibiotik tersebut dalam
mengobati infeksi tersebut.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode
literature review, yaitu mengumpulkan dan
menyusun dari beberapa jurnal yang memuat
kriteria yang dipersyaratkan. Untuk penelusuran
literatur jurnal periode 2014-2020. Jurnal kemudian
mengalami proses penyaringan kriteria, yaitu, judul
dan ringkasan, dan akhirnya review seluruh junral.
Hasil investigasi jurnal ini ditelaah secara
keseluruhan kemudian ditulis berdasarkan fakta-
fakta yang terdapat dalam jurnal tersebut.
Tabel 1. Data hasil literatur review
Penulis dan Tahun
Jenis Penelitian
Keterangan
Hasil
(Rahmi et al., 2020)
Cross Sectional
Peneliti melakukan
observasi di
masyarakat dengan
metode purposive
sampling
Hasil tingkat
pengetahuan
responden kategori baik
sebanyak 4 orang
(8,9%), cukup sebanyak
25 orang (55,6%) dan
kurang sebanyak 16
orang (35,6%). Hasil
penggunaan antibiotik
secara rasional oleh
responden sebanyak 3
orang (6,7%) dan tidak
rasional sebanyak 42
orang (93,3%).
(Sumariangen et al.,
2020)
Purposive Sampling
Peneliti melakukan
survei menggunakan
lembar observasi dalam
bentuk kuisioner
Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa
pengetahuan warga
kelurahan Batulubang
kecamatan Lembeh
Selatan tentang
penggunaan antibiotik
517
Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.2|APRIL-JUNI|2023|pp.515-520
Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
dinilai cukup (74,7%).
(Juwita Sahputri &
Khairunnisa Z, 2019)
Cross Sectional
Peneliti melakukan
survei terhadap
mahasiswa Program
Studi Kedokteran
sebanyak 96 orang
menggunakan kuisioner
Hasil penelitian pada
tingkat pengetahuan
mahasiswa program
studi kedokteran
Universitas
Malikussaleh tahun
2019 tentang
penggunaan antibiotik,
pengetahuan baik
sebesar 87,5%, tingkat
rata-rata 12,5%, dan
tidak ada mahasiswa
yang pengetahuannya
kurang baik.
(Dewi & Farida, 2018)
Cross Sectional
Peneliti melakukan
survei dengan cara
memberikan kuisioner
kepada responden
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
kedua Puskesmas
Karanganyar memiliki
tingkat pengetahuan
tinggi yaitu >75%
(76,4% (172 orang) di
Puskesmas
Ngargoyoso dan 81,8%
(230 orang) di
Puskesmas
Karanganyar) memiliki
pengetahuan tinggi.
(Ihsan et al., 2016)
Deskriptif
Peneliti melakukan
survei terhadap 287
responden dengan cara
memberikan 10
pertanyaan berupa
kuisioner
Hasil penelitian
menunjukkan pasien
cenderung pernah
menggunakan antibiotik
tanpa resep dokter
dengan tingkat
pengetahuan pasien
kurang (56,44%)
(Yarza et al., 2015)
Cross Sectional
Peneliti melakukan
survei terhadap 152 ibu
rumah tangga
Hasil uji statistik chi-
square menunjukkan
bahwa terdapat
hubungan yang
bermakna antara sikap
dengan penggunaan
antibiotik tanpa resep
dokter (p < 0 > 0,05)
(Pratomo & Dewi, 2018)
Purposive Sampling
Peneliti mendapatkan
hasil penelitian dengan
Hasil penelitian yang
didapat dari 309 orang
518
Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.2|APRIL-JUNI|2023|pp.515-520
Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
cara memberikan
pertanyaan kepada
masyarakat
responden didapatkan
persentase sebesar
35.50 %.
(Yulia et al., 2019)
Accidental Sampling
Peneliti melakukan
survei terhadap
masyarakat Puskermas
dengan kriteria inklusi
17-65 tahun dengan
menggunakan kuisioner
Berdasarkan hasil data
penelitian tingkat
pengetahuan
menunjukkan bahwa 17
orang (17%) responden
memiliki pengetahuan
yang kurang, 60 orang
(60%) responden
memiliki pengetahuan
cukup dan sebanyak 23
orang (23%) memiliki
pengetahuan baik.
(Yuliani et al., 2014)
Deskriptif
Peneliti mendapatkan
hasil melalui survei
langsung ke
masyarakat
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
55% responden
memiliki tingkat
pengetahuan yang baik
dan 45% responden
memiliki tingkat
pengetahuan yang
buruk tentang
penggunaan antibiotik
(Tandjung, Wiyono, &
Mpila, 2021)
Deskiptif analitik yang
bersifat observasional
Peneliti melakukan
survei terhadap
masyarakat dengan
cara survei
menggunakan kuisioner
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
25% responden
memiliki pengetahuan
baik tentang antibiotik,
24% memiliki
pengetahuan cukup
dan 51% memiliki
pengetahuan kurang.
Mengenai tingkat
penggunaan antibiotik,
25% responden baik,
54% cukup dan 21%
kurang. Hasil uji
Spearman diperoleh
nilai signifikansi
sebesar 0,000, nilai
koefisien korelasi
sebesar 0,322, dan
arah korelasinya positif
(+).
519
Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.2|APRIL-JUNI|2023|pp.515-520
Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
HASIL DAN DISKUSI
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan
oleh (Rahmi, Kurniawati, & Hidayah, 2020)
menyatakan bahwa pengetahuan masyarakat
tentang penggunaan antibiotik mendapatkan hasil
kurang mengetahui sebanyak 16 orang (35,6%),
cukup mengetahui sebanyak 25 orang (55,6%),
dan baik sebanyak 4 orang (8,9%). Sehinggqa
dapat disimpulkan dari hasil yang didapatkan dari
penelitian yang dilakukan oleh peneliti mayoritas
cukup mengetahui cara penggunaan antibiotik
dengan baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh (Sumariangen, Sambou, Tulandi, & Palandi,
2020) menyatakan bahwa pengetahuan penggu-
naan antibiotik pada masyarakat di kelur-ahan
Batulubang kecamatan Lembeh Selatan mencapai
74,7% dari 97 responden. Sehingga dapat
disimpulkan dari persentase yang didapat masy-
arakat cukup mengetahui cara penggunaan
antibiotik, aturan pakai, indikasi, dan efek samping
dari penggunaan antibiotik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh (Juwita Sahputri & Khairunnisa Z, 2019)
menyimpulkan bahwa mahasiswa kedokteran
Universitas Malikussaleh angkatan 2019 memiliki
pengetahuan yang baik 87,5% (84 orang), 12,5%
(12 orang) memiliki pengetahuan yang kurang
baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan penggunaan antibiotik yang baik dan
benar pada mahasiswa kedokteran Universitas
Malikussaleh angkatan 2019 sudah sangat baik,
lebih baik lagi seluruh mahasiswa nya dapat
memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai
antibiotik, karena mahasiwa merupakan
mahasiswa kedokteran, yang akan memberikan
antibiotik kepada pasien.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh (Ihsan, Kartina, & Akib, 2016)menyatakan
bahwa memiliki pengetahuan kurang cukup
dengan 56,44% dan kategori baik 15, 68% dari
287 responden yang menjawab kuisioner. Dapat
dinyatakan pengetahuan pada pasien di apotek
kecamatan Kendari bisa terbilang sangat kurang,
dan perlu nya peningkatan pengetahuan terhadap
pemakain antibiotik pada pasien apotek di kota
kendari supaya tidak terdapat penyalahgunaan
antibiotik dan tidak terjadi nya resistensi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh (Dewi & Farida, 2018) menyatakan bahwa di
kedua Puskesmas Wilayah Karanganyar memiliki
tingkat pengetahuan yang tinggi yaitu >75%
(Puskesmas Ngargoyoso sebanyak 76,4% (172
orang) dan di Puskesmas Karanganyar sebanyak
81,8% (230 orang) mempunyai pengetahuan
tinggi. Dapat disimpulkan bahwa hasil penget-
ahuan terhadap pengetahuan penggunaan
antibiotik di kedua apotek tersebut mencapai >75%
dan tergolong di kategori baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
(Yarza, Yanwirasti, & Irawati, 2015) menyatakan
bahwa hasil uji statistik chi-square menunjukkan
adanya hubungan yang bermakna antara sikap
dengan penggunaan antibiotik tanpa resep dokter
(p<0,05). Oleh karena itu dari penelitian diatas
dapat disimpulkan bahwa masyarakat masih
menyalahgunakan antibiotik dan belum menget-
ahui cara penggunaan antibiotik yang baik dan
benar, dan diperlukan sosialisasi penggunaan
antibiotik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh (Yuliani, Wijaya, & Moeda, 2014) bahwa
masyarakat RW.IV pada keluran Fontein Kota
Kupang terhadap pengetahuan dan penggunaan
terhadap antibiotik bisa di tarik kesimpulan, untuk
penggunaan antibiotik yang mempunyai
pengetahuan yang baik memperoleh hasil yang
memuaskan yaitu 94% dan 6% merupakan hasil
pengetahuan yang kurang baik. Sehingga bisa
ditarik kesimpulan bahwa 95% sudah menjawab
benar. Adapun 37% masyarakat menyatakan
bahwa ampicilin termasuk golongan antibiotik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh (Pratomo & Dewi, 2018) didapatkan hasil
dengan jumlah 309 orang, dengan kategori usia
yaitu 18-60 tahun. Kriteria untuk pengambilan
datanya menggunakan 10 pertanyaan, dengan
hasil menunjukan terhadap 7 pertanyaan yang
hasilnya rendah dengan kriteria kurang.
4141Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini
dengan persentase yang kurang memuaskan yaitu
35.50%. sehingga bisa disimpulkan bahwa
masyarakat desa Anjir Mambulau Tengah kurang
terhadap pengetahuan tentang penggunaan
antibiotik. Sedangkan penelitian yang dilakukan
oleh (Yulia, Putri, & Wahyudi, 2019) dengan hasil
yang didapatkan mencapai 100 responden,
dengan rata-rata tingkat pengetahuan yang berada
di wilayah cakupan Puskesmas Rasimah Ahmad
Bukittinggi. Hasil pengetahuan yang didapatkan
dalam kategori yang kurang sebanyak 17 orang
520
Journal of Pharmaceutical and Sciences |Volume 6|No.2|APRIL-JUNI|2023|pp.515-520
Electronic ISSN : 2656-3088
Homepage: https://www.journal-jps.com
(17%), untuk kategori yang cukup sebanyak 60
orang (60%) dan untuk 23 orang lainnya termasuk
kategori baik (23%). Sehingga bisa disimpulkan
dengan dilakukan penelitian tersebut masyarakat
di Puskesmas Rasimah Ahmad termasuk kategori
cukup. Sehingga harus adanya peningkatan
terhadap pengetahuan penggunaan antibiotik.
KESIMPULAN
Antibiotik adalah obat yang digunakan
untuk mengobati atau mengobati infeksi yang
disebabkan oleh bakteri. Faktor penyebab
resistensi antibiotik antara lain penggunaan
antibiotik dengan dosis yang salah, kurangnya
pengetahuan tentang efek obat, diagnosa yang
tidak akurat dan tidak menggunakan antibiotik.
Dari sepuluh jurnal yang diteliti, informasi
penggunaan antibiotik masih relatif berbeda. Oleh
karena itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada
masyarakat tentang pentingnya penggunaan
antibiotik secara tepat dan benar agar tidak
berkembang resistensi antibiotik.
REFERENSI
Dewi, M. A. C., & Farida, Y. (2018). Tingkat
Pengetahuan Pasien Rawat Jalan Tentang
Penggunaan Antibiotika di Puskesmas
Wilayah Karanganyar. JPSCR : Journal of
Pharmaceutical Science and Clinical
Research, 3(1), 27. https://doi.org/10.20-
961/jpscr.v3i1.15102
Ihsan, S., Kartina, & Akib, N. I. (2016). Studi
Penggunaan Antibiotik Non Resep Study of
Non Prescription Use of Antibiotics. Media
Farmasi, 6(2), 204–211.
Juwita Sahputri, & Khairunnisa Z. (2019). Tingkat
Pengetahuan Penggunaan Antibiotik
Dikalangan Mahasiswa Program Studi
Kedokteran Fk Unimal Angkatan 2019.
Https://Ojs.Unimal.Ac.Id/Averrous/Article/Do
wnload/2223/2010, 6(2), 1–8.
Pratomo, G. S., & Dewi, N. A. (2018). Tingkat
Pengetahuan Masyarakat Desa Anjir
Mambulau Tengah terhadap Penggunaan
Antibiotik. Jurnal Surya Medika, 4(1), 79–89.
https://doi.org/10.33084/jsm.v4i1.354
Rahmi, S., Kurniawati, D., & Hidayah, N. (2020).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarkat
Terhadap Penggunaan Antibiotik Di
Kelurahan Alalak Utara. Journal of
Pharmaceutical, 1(1), 70–84.
Sumariangen, A. B., Sambou, C. N., Tulandi, S. S.,
& Palandi, R. R. (2020). Evaluasi Tingkat
Pengetahuan Masyarakat Kelurahan
Batulubang Kecamatan Lembeh Selatan
Kota Bitung Tentang Penggunaan Antibiotik.
Biofarmasetikal Tropis, 3(2), 54–64.
https://doi.org/10.55724/j.biofar.trop.v3i2.28
5
Tandjung, H., Wiyono, W. I., & Mpila, D. A. (2021).
Pengetahuan Dan Penggunaan Antibiotik
Secara Swamedikasi Pada Masyarakat Di
Kota Manado. Pharmacon, 10(2), 780–789.
Yarza, H. L., Yanwirasti, Y., & Irawati, L. (2015).
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap
dengan Penggunaan Antibiotik Tanpa
Resep Dokter. Jurnal Kesehatan Andalas,
4(1), 151–156. https://doi.org/10.25077-
/jka.v4i1.214
Yulia, R., Putri, R., & Wahyudi, R. (2019). Study of
Community Knowledge of Antibiotic Use in
Puskesmas Rasimah Ahmad Bukittinggi.
Journal of Pharmaceutical and Sciences,
2(2), 43–48.
Yuliani, N. N., Wijaya, C., & Moeda, G. (2014).
Tingkat Pengetahuan Masyarakat RW.IV
Kelurahan Fontein Kota Kupang Terhadap
Penggunaan Antibiotik. Jurnal Info
Kesehatan, 12(01), 699–711.