ChapterPDF Available

TECHNOPRENEURSHIP : TEORI DAN APLIKASI

Authors:
TECHNOPRENEURSHIP : TEORI DAN APLIKASI
Dr. Muhammad Rakib, S.Pd., M.Si.
Andika Isma, S.Pd., M.M.
Valentino Rahman, SE, MM
Ilma Wulansari Hasdiansa, M.M.
Muhammad Emil Salim Nugraha, SE, MM
Tahta Media Group
ii
iii
iv
v
TECHNOPRENEURSHIP : TEORI DAN APLIKASI
Penulis:
Dr. Muhammad Rakib, S.Pd., M.Si.
Andika Isma, S.Pd., M.M.
Valentino Rahman, SE, MM
Ilma Wulansari Hasdiansa, M.M.
Muhammad Emil Salim Nugraha, SE, MM
Desain Cover:
Tahta Media
Editor:
Tahta Media
Proofreader:
Tahta Media
Ukuran:
viii, 118, Uk: 15,5 x 23 cm
ISBN: 978-623-147-082-9
Cetakan Pertama:
Juli 2023
Hak Cipta 2023, Pada Penulis
Isi diluar tanggung jawab percetakan
Copyright © 2023 by Tahta Media Group
All Right Reserved
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.
PENERBIT TAHTA MEDIA GROUP
(Grup Penerbitan CV TAHTA MEDIA GROUP)
Anggota IKAPI (216/JTE/2021)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karuniaNya buku kolaborasi ini dapat dipublikasikan diharapkan sampai
ke hadapan pembaca. Buku ini ditulis oleh sejumlah Dosen dan Praktisi dari
berbagai Institusi sesuai dengan kepakarannya serta dari berbagai wilayah di
Indonesia.
Terbitnya buku ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif
dalam ilmu pengetahuan dan tentunya memberikan nuansa yang berbeda
dengan buku lain yang sejenis serta saling menyempurnakan pada setiap
pembahasannya yaitu dari segi konsep yang tertuang sehingga mudah untuk
dipahami. Sistematika buku yang berjudul Technopreneurship : Teori Dan
Aplikasi terdiri dari 5 Bab yang dijelaskan secara terperinci sebagai berikut:
Bab 1 Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis
Bab 2 Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
Bab 3 Manajemen Pemasaran
Bab 4 Manajemen Operasional Dan Sumber Daya Manusia
Bab 5 Manajemen Keuangan
Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
mendukung penyusunan dan penerbitan buku ini. Semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Direktur Tahta Media
Dr. Uswatun Khasanah, M.Pd.I., CPHCEP
vii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................ vi
Daftar Isi................................................................................................... vii
Bab 1 Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis
Dr. Muhammad Rakib, S.Pd., M.Si.
Universitas Negeri Makassar
A. Pendahuluan ........................................................................................ 2
B. Technopreneurship dan Tantangan Global ......................................... 3
C. Konsep Technopreneurship dan Bisnis ............................................... 5
D. Isu dan Tantangan Technopreneurship dan Bisnis .............................. 7
E. Technopreneurship dan Implikasinya Terhadap Bisnis ...................... 12
Daftar Pustaka ........................................................................................... 13
Profil Penulis ............................................................................................. 15
Bab 2 Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
Andika Isma, S.Pd., M.M.
Universitas Negeri Makassar
A. Pendahuluan ........................................................................................ 17
B. Peluang Bisnis Technopreneurship ..................................................... 21
C. Menciptakan Ide Bisnis Technopreneurship ....................................... 31
Daftar Pustaka ........................................................................................... 45
Profil Penulis ............................................................................................. 50
Bab 3 Manajemen Pemasaran
Valentino Rahman, SE, MM
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Dahani Dahanai Buntok
A. Pendahuluan ........................................................................................ 52
B. Tujuan Manajemen Pemasaran ........................................................... 52
C. Bauran Pemasaran Technopreneurship ............................................... 53
D. Pemasaran Digital ............................................................................... 65
Daftar Pustaka ........................................................................................... 69
Profil Penulis ............................................................................................. 70
viii
Bab 4 Manajemen Operasional Dan Sumber Daya Manusia
Ilma Wulansari Hasdiansa, M.M.
Universitas Negeri Makassar
A. Manajemen Operasional ..................................................................... 72
B. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) ........................................ 81
Daftar Pustaka ........................................................................................... 91
Profil Penulis ............................................................................................. 92
Bab 5 Manajemen Keuangan
Muhammad Emil Salim Nugraha, SE, MM
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Dahani Dahanai Buntok
A. Pendahuluan ........................................................................................ 94
B. Pengertian Manajemen Keuangan ...................................................... 94
C. Tujuan Manajemen Keuangan ............................................................ 95
D. Fungsi Manajemen Keuangan ............................................................. 95
E. Prinsip Manajemen Keuangan ............................................................ 96
F. Jenis Jenis Biaya .............................................................................. 97
G. Jenis Jenis Modal ............................................................................. 98
H. Penyusutan Aktiva Tetap .................................................................... 100
I. Aliran Kas Bersih (Net Cash Flow) .................................................... 106
J. Analisis Kelayakan Investasi .............................................................. 109
Daftar Pustaka ........................................................................................... 117
Profil Penulis ............................................................................................. 118
2 | Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis
A. PENDAHULUAN
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan di
Indonesia, diperlukan kebijakan yang mendukung pengembangan bisnis
berbasis technopreneurship. Pengembangan technopreneurship diperlukan
untuk memenuhi kebutuhan pengusaha nasional, baik berskala usaha kecil,
menengah, maupun besar, serta sesuai dengan kebijakan strategis nasional
untuk pertumbuhan kewirausahaan di berbagai kalangan. Penciptaan
infrastruktur berbasis technopreneurship diperlukan mengingat betapa
pentingnya bagi kemakmuran dan masa depan Indonesia. Karakteristik inti
technopreneurship adalah dorongan untuk menciptakan bisnis melalui
integrasi keahlian teknologi. Pemanfaatan teknologi terkini yang sesuai dalam
pengembangan bisnis yang dilandasi jiwa wirausaha yang terbukti dapat
memaksimalkan prosedur dan hasil unit bisnis yang dihasilkan.
Technopreneurship membantu pertumbuhan bisnis skala besar yang
kompleks, juga dapat digunakan untuk membantu masyarakat yang kurang
memiliki sumber daya ekonomi dan meningkatkan standar hidup mereka.
Dengan demikian, technopreneurship diharapkan dapat membantu
pembangunan berkelanjutan. Technopreneurship mungkin memiliki efek
positif atau negatif pada ekonomi, masyarakat, dan lingkungan. Dampak
ekonomi mendorong sektor ekonomi lainnya dan meningkatkan efisiensi dan
produktivitas serta pendapatan dan lapangan kerja.
Technopreneurship digunakan untuk meningkatkan operasi suatu bisnis.
Dalam ekonomi modern, segala sesuatu terkadang berubah dengan sangat
cepat. Persyaratan dan keinginan konsumen berkembang, seperti halnya
teknologi, dan bisnis harus beradaptasi dengan lingkungan. Oleh karena itu,
pemilik bisnis perlu lebih berkonsentrasi untuk memikirkan bagaimana
memiliki pengaruh yang paling besar terhadap pelanggan mereka. Bisnis perlu
memanfaatkan technopreneurship untuk tetap bertahan di pasar dan bertahan
hidup.
Teknologi memfasilitasi komunikasi yang jelas dan efektif antara klien
dan pemilik bisnis. Ini akan menghasilkan transaksi komersial yang
menguntungkan. Melalui internet, tidak hanya komunikasi tetapi juga detail
transaksi dapat bertukar informasi. Pada akhirnya, ini akan menguntungkan
kedua belah pihak karena pelanggan akan memiliki cara yang aman untuk
Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis | 3
terhubung dan pemilik bisnis akan dapat menyelesaikan transaksi dengan
lebih cepat.
Selain itu, technopreneur menggunakan berbagai teknik analitis untuk
menentukan tren dan kebiasaan pembelian pelanggan. Mereka menentukan
kebutuhan pelanggan dan strategi untuk memuaskan mereka dengan
menggunakan data mentah. Technopreneur juga menggunakan teknologi
sebagai alat pemasaran. Mereka menggunakan teknologi kontemporer untuk
menyampaikan pesan hanya kepada audiens target daripada membuang-buang
uang untuk memasang iklan di surat kabar konvensional.
Selanjutnya, bisnis merupakan organisasi atau entitas wirausaha yang
berpartisipasi dalam kegiatan profesional, komersial, atau industri.
Bergantung pada sejumlah keadaan, mungkin ada banyak jenis bisnis. Bisnis
mmiliki tujuan untuk pengorganisasian beberapa bentuk output ekonomi
(komoditas atau jasa). Bisnis dapat berupa bisnis nirlaba atau organisasi
nirlaba yang bekerja untuk memajukan tujuan sosial. Bisnis bervariasi dalam
ukuran dan cakupan dari bisnis lokal kecil hingga konglomerat global yang
sangat besar.
B. TECHNOPRENEURSHIP DAN TANTANGAN GLOBAL
Technopreneurship dan globalisasi adalah dua konsep yang berkaitan.
Technopreneurship menitikberatkan pada penekanan isu-isu global yang
terkait dengan globalisasi dan gagasan “dunia yang penuh ketidakpastian”,
sehingga beralasan bahwa isu global yang sedang diperbincangkan
sebenarnya adalah gagasan “dunia yang penuh ketidakpastian” itu sendiri.
Artinya kita saat ini hidup di dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Ini
adalah sesuatu yang, jika kita melihat kembali ke krisis ekonomi tahun 2008,
di mana semuanya dimulai dengan runtuhnya pasar kredit di Amerika sebagai
akibat dari fakta bahwa pemilik rumah di sana dilaporkan tidak dapat
membayar kembali pinjaman, itu harus kita sadari. Ini menyebar ke banyak
tempat, terutama memicu krisis keuangan Amerika dan kemudian menyebar
ke bagian lain dunia, sehingga menimbulkan istilah "subprime mortgage."
Mencermati permasalahan yang ada saat ini, penerapan teknologi pada
bidang ekonomi atau disebut juga dengan technopreneurship berpotensi untuk
menciptakan industri baru yang inovatif. Ini adalah satu-satunya solusi untuk
4 | Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis
masalah global saat ini yang terjadi saat ini. Hubungan yang harmonis antara
teknologi dan sektor ekonomi dapat membantu meringankan krisis ekonomi
global saat ini. Di dunia yang sangat membutuhkan teknologi semacam itu,
penerapannya dapat berkisar dari ekonomi makro hingga ekonomi mikro
hingga kegiatan bisnis skala besar.
Penanaman karakter dan sifat yang berdaya saing global merupakan faktor
yang dapat dipertimbangkan dalam menganalisis isu-isu global karena
menghasilkan generasi manusia yang siap bersaing dalam skala global. Saat
ini terjadi, konsep daya saing tidak hanya digunakan dalam analisis ekonomi
tetapi juga di bidang-bidang seperti IPTEK, inovasi, dan bidang terkait
lainnya. Faktor lainnya adalah daya lentur (resiliensi), yaitu kemampuan
seseorang untuk mengatasi kesulitan hidup seperti keterpurukan atau
kesengsaraan dengan memperoleh kekuatan darinya.
Tidak ada satu orang pun yang hidup di dunia tanpa pernah mengalami
suatu masalah, baik itu masalah lunas maupun kesulitan. Oleh karena itu,
menentukan realitas terkini dari setiap masalah sangatlah penting karena
bahkan masalah kecil pun dapat menjadi masalah yang signifikan pada saat
perencanaan yang parah, seperti yang terjadi saat ini.
Sejalan dengan itu, berikut adalah cara-cara technopreneurship dapat
membantu menjawab tantangan global:
1. Mengikuti dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia secara lebih
besar, baik secara makro, mikro, maupun skalar.
2. Memiliki pandangan global dan orientasi internasional, serta hari
perhitungan dunia yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian
Indonesia.
3. Memulai usaha baru karena lapangan kerja yang sudah ada tidak
menunjukkan tanda-tanda keausan.
4. Memperluas penerapan teknologi di bidang ekonomi untuk mendorong
inovasi yang tidak konvensional.
5. Mengembangkan bisnis internasional Anda untuk menghadapi tantangan
global.
Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis | 5
C. KONSEP TECHNOPRENEURSHIP DAN BISNIS
Technopreneur adalah pebisnis yang menggunakan teknologi untuk
menciptakan inovasi yang menarik bagi pelanggan. Mereka berbisnis dengan
cara yang unik dari pemilik bisnis lainnya. Bisnis seorang technopreneur
memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan dan menuntut pemahaman
intelektual. Penting untuk mengakui saling ketergantungan antara kemajuan
teknologi, inovasi, dan kewirausahaan. Technopreneurship adalah
penggunaan teknologi untuk menciptakan barang atau jasa yang inovatif.
Technopreneurship adalah strategi hukum yang digunakan dalam organisasi
yang memiliki ide inovatif, terus mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah utama organisasi, dan kemudian menggunakan teknik pemecahan
masalah untuk meningkatkan daya saing di pasar global (Indrawan & Wijoyo,
2020; Samsul & Hermanto, 2021).
Keahlian teknologi dan kemampuan kewirausahaan digabungkan melalui
proses technopreneurship. Technopreneur adalah orang yang menggunakan
teknologi untuk mengeksploitasi bahan baku baru, membuat struktur
organisasi baru, dan mengganggu tatanan ekonomi yang ada untuk
menghadirkan barang dan jasa baru (Paramasivan, 2016; Adeoti, 2019). Di
negara-negara berkembang dan berbasis pengetahuan saat ini, gagasan
technopreneurship masih relatif belum berkembang dan dipandang sebagai
sumber kekuatan ekonomi yang sebenarnya. Ada banyak literatur yang
menjelaskan berbagai sudut pandang yang dipegang oleh berbagai akademisi
tentang masalah kewirausahaan. Idenya diterima secara umum untuk
mewakili seorang pebisnis yang menggabungkan sumber daya seperti tanah,
tenaga kerja, dan modal untuk menciptakan suatu produk, membuat penilaian
yang tidak konvensional, bersaing dengan sengit, menemukan teknologi baru,
dan mengambil risiko (Machmud et al. 2019).
Dalam konteks kajian ini, pelaku bisnis yang memadukan teknologi
dengan bakat kewirausahaan disebut sebagai technopreneur. Mereka disebut
sebagai "pengusaha berbasis teknologi," "pengusaha teknis," dan "pengusaha
teknologi tinggi" oleh Nwankwere, et al. (2021). Technopreneurship sangat
penting karena sangat erat kaitannya dengan teknologi; sebagai hasilnya, ia
memiliki potensi untuk secara signifikan meningkatkan daya saing suatu
negara. Dunia saat ini telah sepenuhnya diubah oleh teknologi, yang telah
sangat memudahkan kehidupan. Memanfaatkan teknologi, strategi organisasi,
6 | Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis
dan sistem untuk menawarkan layanan atau mengatasi masalah dikenal
sebagai teknologi. Seiring waktu, kewirausahaan berubah dari dilakukan
untuk keuntungan finansial menjadi dilakukan untuk kebaikan sosial. Saat ini,
technopreneurship menguasai dunia. Teknologi dan kemampuan
kewirausahaan digabungkan untuk membentuk technopreneurship (Ajjan et
al., 2019; Moemenam et al., 2017).
Technopreneurship adalah keterampilan untuk terus berlatih bagaimana
menggunakan teknologi dan inovasi untuk mengubah ide cemerlang menjadi
bisnis komersial yang sukses (Jubilo, 2018). Technopreneur memanfaatkan
kemajuan teknis dan mengubahnya menjadi barang atau jasa yang
menguntungkan (Fowosire, 2017). Generasi baru pengusaha dikenal sebagai
technopreneur. Pebisnis yang tertarik dengan teknologi terbaru dikenal
sebagai technopreneur. Mereka bergerak dengan cepat dan antusias sambil
menunjukkan tingkat orisinalitas yang tinggi. Technopreneur adalah
"Pengusaha Modern" yang mendasarkan bisnis mereka pada teknologi.
Sebagai landasan pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan, inovasi dan
kreativitas mengatur mereka untuk membuat barang unggulan Technopreneur
memadukan pasar dan teknologi untuk menciptakan bisnis mutakhir. Mereka
mendirikan dan mengoperasikan bisnis berdasarkan konsep segar yang
diperkuat oleh inovasi teknis modern. Seorang technopreneur sejati harus
memiliki cara berpikir tertentu, serta tujuan yang kuat dan keterampilan
konseptual.
Sedangkan, bisnis adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Kata "keuntungan" tidak
selalu mengacu pada uang. Keuntungan non-moneter apa pun yang dianggap
atau dianggap menguntungkan oleh organisasi korporat memenuhi syarat.
Bisnis juga dapat menjadi entitas "untuk laba" atau "nirlaba", dan dapat eksis
secara independen dari orang yang mengelola atau mengendalikannya. Apa
pun yang terlibat dalam aktivitas komersial, industri, nirlaba, atau profesional
untuk menghasilkan uang, baik bentuk usaha, kemitraan, grup, kepemilikan
tunggal, atau entitas lain. Bisnis merupakan kelompok inovatif yang terlibat
dalam kegiatan profesional. Bisnis dapat berupa industri, komersial, atau yang
lainnya. Bisnis yang mencari keuntungan beroperasi untuk menghasilkan
keuntungan, sedangkan bisnis yang bersifat nirlaba melakukannya untuk
memajukan tujuan filantropis. Kemitraan, kepemilikan tunggal, korporasi
Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis | 7
adalah contoh kepemilikan bisnis. Ada usaha skala kecil dan skala besar.
Amazon dan Walmart adalah dua bisnis terbesar di dunia.
D. ISU DAN TANTANGAN TECHNOPRENEURSHIP DAN BISNIS
Perkembangan teknologi yang sangat pesat memberikan tantangan kepada
technopreneurship agar dapat beradaptasi dengan cepat. Tantangan
technopreneurship tersebut, diuraikan berikut ini.
1. Technopreneurship dipengaruhi oleh perubahan teknologi cepat yang tak
terduga
Di luar sifat inheren dari kemajuan teknologi, tingkat maksimum
perubahan itu sendiri menimbulkan tantangan yang tidak wajar terhadap
kendali saat ini. Teknologi digital cenderung berkembang lebih cepat
daripada arahan kerangka kerja sosial atau politik. Ada konsensus yang
berkembang bahwa teknologi digital mencetak rekor kecepatan baru,
meskipun selalu ada keterputusan antara kecepatan teknologi dan regulasi.
Dalam hal layanan pendukung, ketersediaan dan penggunaan teknologi di
beberapa area bisnis sangat menentukan, seperti manufaktur, cloud
computing, dan IoT. Perkembangan yang sangat cepat membuat bisnis
teknologi menjadi usang. Mereka mungkin harus mengeluarkan uang
untuk meningkatkan ke sistem baru. Akibatnya, biaya mereka meningkat
karena bisnis harus membayar perubahan teknis serta pelatihan dan
pelatihan ulang karyawan.
2. Technopreneur harus membuat norma baru dan kerangka regulasi
Meningkatnya konvergensi dalam telekomunikasi, pasar media, dan
platform digital menjadi contoh bagaimana digitalisasi mendistorsi
definisi pasar dan sektor konvensional. Selain itu, ini mengaburkan
perbedaan tradisional antara konsumen dan produsen, seperti halnya
dengan munculnya prosumen individu di pasar listrik yang secara
bersamaan menggunakan dan memasok energi ke jaringan. Kemungkinan
perintah dan tindakan sang pengendali adalah salah satu konsekuensi dari
batas-batas yang terdistorsi ini. Karena prinsip-prinsip khusus dalam
menghasilkan harga dalam ekonomi digital, karakteristik ekonomi bisnis
digital juga memberikan tantangan terhadap kerangka regulasi berbasis
biaya konvensional. Untuk mengatasi kegagalan pasar yang berkembang
8 | Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis
akibat asimetri data di beberapa pasar digital (seperti pertukaran data
pribadi untuk barang atau layanan digital secara gratis), jenis intervensi
pemerintah yang baru mungkin juga diperlukan.
3. Tantangan technopreneurship dengan penegakan regulasi
Menantang gagasan konvensional tentang kesalahan, digitalisasi
merongrong penegakan peraturan. Menjadi lebih menantang untuk
bertanggung jawab atas kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh
penggunaan teknologi. Salah satu contoh kesulitan adalah menegakkan
hak cipta atau hak milik dengan internet menggunakan metode baru dalam
mendistribusikan konten. Contoh lain adalah masalah menentukan siapa
yang bertanggung jawab secara hukum ketika kecerdasan buatan (AI)
terlibat (vendor, distributor, atau produsen peralatan original).
4. Hambatan kelembagaan dan internasional untuk technopreneurship
Kerangka kelembagaan untuk menetapkan peraturan berpusat pada
kementerian dan lembaga yang berfokus pada sektor atau kegiatan yang
menunjukkan keterbatasannya saat menangani masalah universal yang
ditimbulkan oleh digitalisasi. Teknologi digital tidak diragukan lagi dapat
berada di bawah banyak kerangka peraturan, menciptakan bahaya dan
potensi salah tafsir. Digitalisasi juga akan semakin memperdalam arus dan
transaksi lintas batas karena dapat mengabaikan hambatan nasional atau
yurisdiksi. Ini memberi bisnis akses ke pasar dunia sambil memungkinkan
mereka menemukan berbagai fase proses manufaktur atau fasilitas
layanan mereka di banyak negara.
5. Isu dan risiko cybersecurity untuk technopreneurship
Tidak mungkin untuk menyangkal prevalensi kejahatan dunia maya di
berbagai platform, atau lebih buruk lagi, peretas secara rutin
menggunakan malware, worm, dan virus sebagai alat kendali jarak jauh,
yang memungkinkan mereka mengakses data pribadi. Semua bisnis
bergantung pada internet sampai batas tertentu, tetapi bisnis baru yang
operasinya sepenuhnya online tidak akan memiliki ancaman keamanan
siber yang sama seperti restoran atau toko ritel fisik. Start-up teknologi
sering melayani pasar B2B, yang menyiratkan bahwa bisnis lain
bergantung pada pelanggan untuk menjaga kelancaran operasi. Bisnis
teknologi tunduk pada tanggung jawab atas kelalaian, kesalahan, dan
eksposur lainnya karena mereka menyediakan barang atau jasa untuk
Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis | 9
membantu bisnis lain menjalankan aktivitasnya. Meskipun pengaturan
perangkat lunak firewall dan antivirus yang lengkap akan secara
signifikan mengurangi banyak bahaya dunia maya, ini hanya akan
membantu Anda sejauh ini. Mendidik karyawan tentang cara menangani
klien penting dan informasi kartu kredit, dan terus-menerus memeriksa
bahwa data bisnis hanya diterima melalui koneksi internet pribadi yang
aman. Pelanggaran data dapat dicegah dengan menyertakan perlindungan
keamanan siber dalam polis asuransi.
6. Pengembangan kenyamanan sdm dan tim teknis dengan
technopreneurship
Karyawan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah dan kemampuan
yang lebih rendah karena ekspansi pesat Revolusi Industri Keempat.
Kepuasan adalah masalah utama yang dihadapi tim teknologi. Seiring
kemajuan teknologi dengan kecepatan eksponensial, tim Anda akan
kehilangan keunggulan kompetitif jika mereka tidak mengikuti
perkembangan perangkat dan perangkat lunak terbaru. Ini akan
memastikan bahwa Anda berada di depan kurva dan bahwa Anda dapat
memberi saran kepada klien Anda untuk mengadopsi teknologi baru
dengan mengikuti perkembangan dan membangun model mereka.
7. Kebijakan dan infrastruktur pemerintah untuk technopreneurship
Infrastruktur untuk teknologi adalah bangunan, peralatan, kapasitas, dan
layanan yang diperlukan untuk memajukan, meninjau, dan meningkatkan
teknologi hingga pengembangan dari validasi di bengkel hingga
Technology Readiness Levels (TRL) yang lebih tinggi sebelum memasuki
pasar kompetitif. Technopreneurs bisa mendapatkan keuntungan dari ini
dan mengidentifikasi peluang bisnis baru. Namun, mereka harus
dikembangkan dengan cara yang memperkuat keahlian bisnis baru. Hal
ini sebagian disebabkan oleh fakta bahwa pemilik bisnis yang berbeda
akan memiliki metrik yang berbeda-beda yang juga akan memengaruhi
aliran bisnis secara keseluruhan. Campur tangan pemerintah harus
dicermati secara cermat dan rasional untuk menciptakan suasana yang
menguntungkan bagi para teknopreneur. Partisipasi ini dianggap penting
untuk mendukung technopreneurship.
10 | Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis
8. Kesenjangan keterampilan yang sangat besar dalam kewirausahaan
teknologi
Teknologi telah lama diakui sebagai alat yang berguna untuk membantu
organisasi dalam mencapai tujuan mereka secara lebih efektif. Namun,
solusi ini hanya dapat memengaruhi operasi bisnis secara langsung jika
orang yang memenuhi syarat dapat diakses untuk menggunakannya. Saat
ini, 93% bisnis melaporkan adanya kesenjangan keterampilan yang
signifikan di antara profesional TI mereka. Semua eksekutif TI, mulai dari
CIO, harus membantu mengembangkan keahlian yang diperlukan untuk
memanfaatkan solusi teknologi kontemporer. Bisnis teknologi juga perlu
mencari pekerja yang dapat memacu gelombang penemuan berikutnya
pada saat yang bersamaan.
9. Kebangkitan robotika akan berdampak pada technopreneurship
Otomasi dan robot menghadirkan peluang dan risiko, seperti banyak
peluang di industri teknologi. Di sisi lain, pada saat bisnis perlu beroperasi
lebih cepat dan efektif, otomatisasi dan solusi Otomatisasi Proses Robot
(RPA) menjadi semakin penting. Namun, mudah menggunakan robotika
untuk menciptakan masalah dengan menjaga bagian manusia dari
organisasi. Saat kita memasuki era baru digitalisasi, bisnis tetap perlu
memelihara jaringan yang nyata dan autentik dengan klien mereka. Model
robot dan teknologi otomasi dapat membantu para eksekutif dan
pemimpin bisnis mendukung dan memberdayakan personel mereka.
Namun, untuk memberikan stabilitas yang cukup antara manusia dan
robotika, diperlukan rencana yang tepat.
10. Technopreneurship menghadapi tantangan dalam mendapatkan
kepercayaan publik
Keyakinan pada teknologi rendah, terlepas dari kenyataan bahwa
sebagian besar bisnis sangat bergantung padanya untuk tetap beroperasi
selama beberapa tahun terakhir. Kurangnya kepercayaan pada teknologi
telah terdistorsi oleh informasi palsu dan peningkatan serangan dunia
maya. Orang-orang khawatir tentang apa yang akan terjadi di masa depan,
jadi kami meneliti setiap akuisisi teknologi. Misalnya, diharapkan
kecerdasan buatan akan semakin mendapat perhatian di masa depan
sebagai alat untuk menyetujui personel, meningkatkan keamanan melalui
biometrik, dan meningkatkan analisis data. Namun sebelum bisnis dapat
Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis | 11
sepenuhnya memengaruhi hal ini, mereka harus menghilangkan
kekhawatiran bahwa solusi AI akan menggantikan atau tidak adil bagi
manusia di tempat kerja. Bisnis harus diatur untuk menunjukkan
kegunaan teknologi jika ingin terus merevolusi dunia menjadi lebih baik.
Di sini, analitik waktu nyata dan historis yang memberikan wawasan
tentang bagaimana setiap penemuan dikendalikan akan sangat membantu.
Semakin banyak bukti yang dapat diberikan bisnis, semakin baik.
Seperti halnya dengan technopreneurship, bisnis juga memiliki tantangan
dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Tidak mudah
menjalankan bisnis, terutama jika menyangkut bisnis multinasional. Setiap
bisnis perlu berurusan dengan masalah internal dan eksternal, seperti:
1. Menghadapi ketidakpastian masa depan yang disebabkan oleh hal-hal
seperti pergeseran tren pasar dan konsumen serta ekonomi. Untuk tetap
kompetitif di pasar, bisnis perlu mengambil inisiatif.
2. Kesulitan lain untuk setiap bisnis adalah memantau kinerja organisasi
secara efektif dan efisien. Manajemen harus menilai apa yang berhasil dan
tidak berhasil untuk mereka. Untuk pengambilan keputusan yang lebih
baik, mereka harus menetapkan Key Performance Indicators (KPI) dan
keterampilan dalam menganalisis dan menyampaikan metrik.
3. Manajemen keuangan merupakan salah satu aspek yang paling penting
dan sulit dari sebuah Bisnis. Bisnis harus memahami ke mana harus
membelanjakan (investasi cerdas), kapan dan bagaimana memotong
pengeluaran, bagaimana mempertahankan arus kas positif, bagaimana
meningkatkan margin keuntungan, dan hal-hal lain semacam itu.
4. Setiap peraturan atau aturan yang ditetapkan pemerintah harus diikuti oleh
dunia bisnis. Itu bisa mencakup hal-hal seperti prinsip ekonomi, tanggung
jawab moral, dan tanggung jawab sosial bisnis.
5. Kesulitan lain bagi bisnis adalah integrasi bisnis dan teknologi yang
konstan. Teknologi berkembang dengan kecepatan yang melebihi
kecepatan cahaya. Jika tidak dapat mengikutinya, bisnisnya akan
tertinggal dalam antrean.
6. Untuk setiap bisnis, menemukan dan mempertahankan personel berbakat
adalah upaya yang luar biasa. Karyawan bisnis harus memiliki kekuatan
untuk membuat atau menghancurkannya. Mempekerjakan individu yang
"salah" dapat dengan cepat menghancurkan suatu bisnis. Aset nyata suatu
12 | Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis
bisnis adalah bakat profesional, sikap, dan pola pikir karyawan yang dapat
beradaptasi.
7. Meskipun manajemen data adalah pemain yang relatif muda di dunia
korporat, namun telah terintegrasi dengan cepat. Rahasia sukses di
lingkungan bisnis kontemporer adalah berhasil mengumpulkan,
mengklasifikasikan, memahami, dan memanfaatkan data.
8. Jika pelaku bisnis tidak memiliki rencana layanan pelanggan yang efektif,
maka bisnis akan runtuh. Pelanggan adalah raja, terutama dengan semua
persaingan di luar sana. Jangan tertipu: "Pelanggan yang marah" dapat
merusak mereknya.
E. TECHNOPRENEURSHIP DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
BISNIS
Technopreneur adalah pebisnis modern yang menggunakan teknologi
untuk menciptakan inovasi baru dan mempromosikannya. Teknologi
digunakan oleh para techno-entrepreneur untuk menciptakan penemuan yang
mengubah perekonomian (Gurana et al., 2022). Bagi bisnis yang ingin
meningkatkan tingkat inovasinya, gagasan technopreneurship merupakan
prospek yang menarik (Oyedele et al., 2020). Technopreneurship berdampak
pada penetrasi pasar, penciptaan produk baru, harga produk, kualitas produk,
inovasi, pemasaran, distribusi, serta jaringan dan kerjasama.
Beberapa bukti empiris menunjukkan bahwa pertumbuhan
technopreneurship berdampak terhadap keberhasilan suatu bisnis, khususnya
dalam hal produk, harga, promosi, tempat, jaringan, dan kerjasama (Musa et
al., 2017). Menurut penelitian Rosly et al., (2015), ada korelasi yang kuat
antara kreativitas dan tujuan teknologi. Proses dan hasil dari unit bisnis yang
dibesarkan harus dimaksimalkan dengan penggunaan teknologi yang sesuai
dalam pertumbuhan bisnis yang dilandasi jiwa kewirausahaan yang mapan
(Siregar et al., 2020). Ekonomi berbasis pengetahuan dan inovasi menjadi ciri
daya saing kontemporer (Adeoti, 2019). Kinerja bisnis dipengaruhi secara
positif dan signifikan oleh penggunaan technopreneurship (Samuel Taiwo et
al., 2021).
Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis | 13
DAFTAR PUSTAKA
Adeoti, J.O. (2019). Technopreneurship and national development: powering
businesses and the economy with new technologies, 31st Convocation
Lecture, Federal University of Technology, Akure, Nigeria.
Ajjan, H., Crittenden, W.F., & Goneos-Malka, A. (2019). Technology and
self-efficacy: Empowering South Africa. Go-to-Market Strategies for
Women Entrepreneurs, 125-136.
Fowosire, R. A., Idris, O. Y., & Elijah, O. (2017). Technopreneurship: A view
of technology, innovations, and entrepreneurship. Global Journal of
Researches in Engineering (F), 17(7), 40-46.
Gurana, M., Bba, S., & Pradesh, A. (2022). Empirical Study on
Technopreneurship and Technology Based Companies in India. 7(3).
Indrawan, I., & Wijoyo, H. (2020). Kewirausahaan Berbasis Teknologi
(Teknopreneurship). Pena Persada.
Jubilo, a. (2018). the explainer: Technopreneurship.
https://www.researchgate.net/publication/339227487.pdf
Machmud, A., Suwatno, Nurhayati, D., Aprilianti, I., & Fathonah, W.N.
(2019). Effect of selfefficacy ICT on Technopreneurship intention of
technopreneurial learning mediation: The case young generation in
Indonesia. Journal of Entrepreneurship Education, 23(1.
Moemenam, I.C., Moemenam, A.O., Okwara, C.C., Ohagiro, L., & Alozie,
S.T., (2017) Technopreneurship Education and Technological
Advancement for a Sustainable Growth and Development in Nigeria.
Journal of Educational Policy and Entrepreneurial Research 4(5). 91-
99.
Musa, H., Azmi, F. R., Mohamad, N., Shahbodin, F., & Fam, S. (2017).
Creative Industry Learning And Development Towards Craft Product:
Critical Success Factors Of Technopreneurship. Proceedings of
Mechanical Engineering Research Day, May, 246247.
14 | Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis
Nwankwere, I.A., Akpa, V.O., Ojo, F.O., Amos, N.B., & Ogundiwin, I.J.,
(2021). Technological Creativity and Entrepreneurial Intentions of
Undergraduate Students in Ogun State, Nigeria. International Journal
of Business and Management Invention (IJBMI) 10(3), 60-70.
Oyedele, O. O., Paul, I. O., Ganiyu, I. O., Derera, E., & Oyero, M. A. (2020).
Technopreneurship as a Pathway to Sustainable Business
Performance: Empirical Evidence from SMES in Nigeria. The Journal
of Accounting and Management, 10(2), 21
Paramasivan, C., (2016). Conceptual framework on Technopreneurship.
Journal of Social Science. 7. 92-97.
Rosly, H. E., Junid, J., Lajin, N. F. M., & Rahim, H. L. (2015). The
Relationship of Creativity and Technopreneurship Intention.
International Academic Research Journal of Social Science, 1(1), 8
15. www.iarjournal.com
Samsul, H. & Hermanto, S.L (2021). The effect of entrepreneurial mental
attitudes and technopreneurship on the performance of village owned
enterprises in Lombok Island. RJOAS, 8(116), 36-46. sDOI:
10.18551/rjoas.2021-08.04.
Samuel Taiwo, A., Esther Feyisayo, A., & Dorcas, A. (2021).
Technopreneurship and Performance of Women Entrepreneurs in
Small Scale Enterprise, a Study of Selected Firms in Ado Odo Ota.
International Journal of Humanities & Social Sciences Published by
Cambridge Research and Publications IJHSS ISSN, 22(4), 149.
Siregar, D., Purnomo, A., Mastuti, R., Napitupulu, D., Sadalia, I., Sutiksno,
D. U., Putra, S. H., Sahir, S. H., Revida, E., & Sinarmata, J. (2020).
Technopreneurship. Strategi & Inovasi. Yayasan Kita Menulis.
Pengantar Technopreneurship Dan Bisnis | 15
PROFIL PENULIS
Dr. Muhammad Rakib, S.Pd., M.Si.
Penulis lahir di Parepare, 31 Desember 1973,
Penulis telah menyelesaikan Studi Program Sarjana
(S1) Pendidikan Ekonomi di IKIP Ujung Pandang
tahun 1997, Program Megister (S2) Ilmu
Komunikasi di Universitas Hasanuddin tahun 2002,
dan Program Doktor (S3) Pendidikan Ekonomi di
Universitas Negeri Malang tahun 2009. Penulis
sebagai tenaga pengajar di Universitas Negeri
Makassar dengan jabatan fungsional Lektor Kepala dan sekarang memiliki
jabatan struktural sebagai Ketua Jurusan Bisnis dan Kewirausahaan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Makassar tahun 2020 sampai
sekarang. Penulis memiliki keahlian dalam bidang Ilmu Pendidikan Ekonomi
khususnya di bidang kewirausahaan, bisnis, dan kepariwisataan. Penulis telah
menghasilkan beberapa artikel yang telah dipublikasikan baik pada jurnal
nasional terakreditasi maupun pada jurnal Internasional bereputasi dan telah
menulis beberapa buku ber ISBN dalam bidang pendidikan, ekonomi, bisnis,
kewirausahaan, dan kepariwisataan, serta memiliki beberapa HKI. Untuk
lebih jelasnya, karya-karyanya dapat dilihat melalui:
Scopus Author ID: 57188843132
Orcid ID: https://orcid.org/0000-0002-9498-9029,
Google scholar ID: https://scholar.google.co.id/citations?user=
WVmD6FsAAAAJ&hl=id,
Sinta ID: 6040644.
Email Penulis: m.rakib@unm.ac.id.
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 17
A. PENDAHULUAN
Dalam era digital yang semakin maju, technopreneurship telah menjadi
landasan penting dalam dunia bisnis. Peluang dan menciptakan ide bisnis
dalam bidang ini menjadi semakin menarik karena menggabungkan teknologi
dan kewirausahaan untuk menciptakan solusi yang inovatif.
Technopreneurship merupakan sebuah konsep yang menggabungkan
teknologi dan kewirausahaan untuk menciptakan solusi yang inovatif. Dalam
era digital yang semakin maju, technopreneurship telah menjadi landasan
penting dalam dunia bisnis. Peluang dan menciptakan ide bisnis dalam bidang
ini menjadi semakin menarik karena teknologi telah memungkinkan
pengembangan produk dan layanan yang lebih efisien dan efektif.
Dalam technopreneurship, teknologi digunakan sebagai alat untuk
menciptakan nilai tambah bagi konsumen dan masyarakat. Hal ini
memungkinkan pengembangan produk dan layanan yang lebih inovatif dan
efektif dalam memenuhi kebutuhan pasar. Selain itu, technopreneurship juga
memungkinkan pengembangan bisnis yang lebih scalable dan dapat diakses
oleh masyarakat luas melalui platform digital. Dalam konteks globalisasi dan
persaingan bisnis yang semakin ketat, technopreneurship menjadi salah satu
kunci untuk memenangkan persaingan dan menciptakan nilai tambah bagi
konsumen dan masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
technopreneurship menjadi semakin penting bagi para pelaku bisnis dan
generasi muda yang ingin menciptakan bisnis yang inovatif dan berkelanjutan
di era digital yang semakin maju.
Perkembangan teknologi yang pesat telah membuka peluang besar dalam
Technopreneurship. Dalam era digital yang semakin maju, teknologi terus
berkembang dan memberikan dampak yang signifikan pada dunia bisnis.
Menurut Kshetri, (2018) dengan adanya kecerdasan buatan, big data, dan
teknologi terkini lainnya, technopreneur dapat menciptakan produk dan
layanan yang dapat mengubah cara kita hidup dan bekerja. Kecerdasan buatan
(Artificial Intelligence/AI) merupakan salah satu teknologi terkini yang dapat
dimanfaatkan dalam Technopreneurship (Wang et al., 2019). AI dapat
digunakan untuk mengembangkan produk dan layanan yang lebih efisien dan
efektif dalam memenuhi kebutuhan pasar. Selain itu, big data juga dapat
dimanfaatkan untuk mengumpulkan dan menganalisis data konsumen yang
18 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
dapat digunakan untuk mengembangkan produk dan layanan yang lebih sesuai
dengan kebutuhan pasar (Lee et al., 2014).
Pasar global yang semakin terhubung memberikan potensi pertumbuhan
yang luar biasa bagi technopreneur. Dalam era digital yang semakin maju,
platform digital dan akses internet yang luas memungkinkan ide bisnis untuk
dengan mudah mencapai konsumen di seluruh dunia. Hal ini memungkinkan
technopreneur untuk mengembangkan bisnis yang lebih scalable dan dapat
diakses oleh masyarakat luas. Dalam konteks globalisasi dan persaingan
bisnis yang semakin ketat, pengembangan bisnis yang dapat menjangkau
pasar global menjadi semakin penting. Dengan adanya platform digital dan
akses internet yang luas, technopreneur dapat memanfaatkan teknologi untuk
mengembangkan bisnis yang dapat menjangkau pasar global dengan lebih
efektif. Selain itu, pasar global yang semakin terhubung juga memberikan
peluang bagi technopreneur untuk mengembangkan produk dan layanan yang
lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pasar global. Hal ini
memungkinkan technopreneur untuk memenangkan persaingan dan
menciptakan nilai tambah bagi konsumen dan masyarakat di seluruh dunia.
Kreativitas dan inovasi menjadi kunci utama dalam menciptakan ide
bisnis dalam Technopreneurship. Dalam menghadapi persaingan yang ketat,
technopreneur harus berpikir di luar kotak dan menghasilkan solusi yang unik
dan menarik bagi pasar. Dalam Technopreneurship, kreativitas dan inovasi
dapat dihasilkan melalui pengembangan produk dan layanan yang lebih
efisien dan efektif dalam memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini memungkinkan
technopreneur untuk menciptakan produk dan layanan yang lebih inovatif dan
sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain itu, kreativitas dan inovasi juga dapat
dihasilkan melalui pengembangan bisnis yang lebih scalable dan dapat diakses
oleh masyarakat luas melalui platform digital. Hal ini memungkinkan
technopreneur untuk menciptakan bisnis yang lebih inovatif dan berkelanjutan
di era digital yang semakin maju. Dalam konteks globalisasi dan persaingan
bisnis yang semakin ketat, pengembangan kreativitas dan inovasi menjadi
semakin penting bagi para pelaku bisnis dan generasi muda yang ingin
menciptakan bisnis yang inovatif dan berkelanjutan di era digital yang
semakin maju.
Perubahan gaya hidup dan kebutuhan konsumen yang terus berubah
menciptakan permintaan akan produk dan layanan yang baru dan inovatif.
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 19
Dalam era digital yang semakin maju, technopreneurship memberikan
kesempatan untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan ini dengan
cepat. Dalam Technopreneurship, pengembangan produk dan layanan yang
inovatif dapat dilakukan dengan cepat dan efektif melalui penggunaan
teknologi terkini dan platform digital. Hal ini memungkinkan technopreneur
untuk mengembangkan produk dan layanan yang lebih sesuai dengan
kebutuhan pasar dan dapat diakses oleh masyarakat luas.
Dukungan finansial dan pendanaan yang tersedia dalam
Technopreneurship memberikan dorongan bagi technopreneur untuk
mewujudkan ide bisnis mereka. Melalui modal ventura, crowdfunding, dan
program akselerator, mereka dapat memperoleh sumber daya yang diperlukan
untuk mengembangkan bisnis mereka. Technopreneurship juga menawarkan
fleksibilitas dan efisiensi operasional yang tinggi. Dengan adanya teknologi,
bisnis dapat mengotomatisasi proses, mengurangi biaya operasional, dan
meningkatkan efisiensi dalam skala yang lebih besar.
Kolaborasi dan kemitraan menjadi penting dalam Technopreneurship.
Melalui kerjasama dengan pemain industri lainnya, technopreneur dapat
memanfaatkan keahlian dan sumber daya tambahan untuk menciptakan
produk dan layanan yang lebih baik. Technopreneurship juga memberikan
kesempatan bagi individu untuk meraih kesuksesan secara mandiri. Dengan
kemajuan teknologi, seseorang dapat menciptakan bisnis dari nol dengan
modal yang terjangkau dan memanfaatkan peluang global.
Technopreneurship tidak hanya menciptakan peluang bisnis baru, tetapi
juga mendorong perubahan sosial. Dalam era digital yang semakin maju,
technopreneur dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan
menciptakan perubahan yang berarti dalam kehidupan sehari-hari melalui
solusi teknologi yang inovatif. Contohnya, teknologi dapat digunakan untuk
mengembangkan solusi yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat,
seperti solusi kesehatan digital yang dapat memudahkan akses kesehatan bagi
masyarakat di daerah terpencil atau solusi pendidikan digital yang dapat
meningkatkan akses pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu. Selain
itu, technopreneurship juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah sosial
yang kompleks, seperti kemiskinan, ketimpangan sosial, dan perubahan iklim.
Dalam hal ini, technopreneur dapat mengembangkan solusi teknologi yang
20 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
inovatif untuk mengatasi masalah sosial tersebut dan memberikan dampak
positif bagi masyarakat.
Dengan demikian, peluang dan menciptakan ide bisnis dalam
Technopreneurship menjanjikan potensi pertumbuhan dan kes ukses yang
besar. Melalui perkembangan teknologi dan konektivitas global,
technopreneur memiliki akses yang lebih luas untuk menciptakan solusi yang
relevan dan mendapatkan keuntungan yang signifikan. Technopreneurship
juga memberikan kesempatan untuk mengubah industri yang ada. Dengan
mengintegrasikan teknologi dalam model bisnis yang sudah ada,
technopreneur dapat mengoptimalkan proses dan meningkatkan efisiensi,
menghasilkan perubahan yang positif dalam industri yang mapan.
Peran technopreneur dalam menciptakan ide bisnis tidak hanya terbatas
pada startup teknologi. Bahkan dalam bisnis yang sudah mapan,
technopreneur dapat mengembangkan ide-ide baru yang mengadopsi
teknologi untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan.
Technopreneurship juga menghadirkan tantangan yang unik. Dalam
lingkungan yang berubah dengan cepat, technopreneur harus mampu
beradaptasi dan merespon perubahan dengan cepat. Kemampuan untuk
berinovasi dan mengikuti perkembangan teknologi menjadi kunci sukses
dalam menciptakan ide bisnis yang relevan.
Technopreneurship juga memberikan kesempatan untuk menciptakan
dampak positif dalam lingkungan dan masyarakat. Dalam mengembangkan
ide bisnis, technopreneur dapat mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan
tanggung jawab sosial untuk menciptakan solusi yang ramah lingkungan dan
memberi manfaat bagi masyarakat secara luas. Dalam technopreneurship,
penggunaan data menjadi aset yang sangat berharga. Melalui analisis data
yang cermat, technopreneur dapat mengidentifikasi tren pasar, memahami
preferensi konsumen, dan mengambil keputusan berdasarkan informasi yang
akurat. Technopreneurship juga menghadirkan peluang untuk berkolaborasi
dengan lembaga akademik dan penelitian. Melalui kemitraan dengan institusi-
institusi ini, technopreneur dapat memanfaatkan pengetahuan dan riset terkini
untuk mengembangkan ide bisnis yang inovatif dan mengguncang industri.
Technopreneurship mendorong semangat wirausaha dan kemandirian.
Dengan memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk menciptakan nilai,
individu dapat menggali potensi diri mereka sendiri dan mengembangkan
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 21
karier berdasarkan ide bisnis yang unik. Technopreneurship juga
memungkinkan pengembangan jaringan dan komunitas yang kuat. Melalui
pertemuan industri, acara, dan platform online, technopreneur dapat
berinteraksi dengan sesama pengusaha teknologi, berbagi pengetahuan, dan
mendapatkan dukungan yang sangat dibutuhkan dalam perjalanan bisnis
mereka. Technopreneurship memiliki potensi untuk menciptakan lapangan
kerja baru dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Dengan membuka
peluang bagi individu untuk menciptakan bisnis dan mengembangkan inovasi,
technopreneurship dapat berkontribusi pada peningkatan lapangan kerja dan
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan.
Terakhir, Technopreneurship merupakan manifestasi nyata terhadap
perubahan. Dalam dunia yang terus berkembang, technopreneurship menjadi
wadah bagi individu untuk berani mengambil risiko, berinovasi, dan
menciptakan perubahan yang positif. Dengan memanfaatkan teknologi dan
kewirausahaan, technopreneur dapat menciptakan ide bisnis yang mengubah
cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi.Peluang dan menciptakan ide bisnis
dalam Technopreneurship merupakan langkah yang menarik dan menjanjikan
di era digital ini. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, konektivitas
global, dan permintaan yang terus berkembang, technopreneur memiliki akses
yang luas untuk mengembangkan ide bisnis yang inovatif dan mendapatkan
keuntungan yang signifikan. Technopreneurship juga membawa dampak
positif dalam lingkungan, masyarakat, dan ekonomi secara keseluruhan. Oleh
karena itu, technopreneurship menjadi ladang yang menarik bagi individu
yang memiliki visi, kreativitas, dan semangat wirausaha untuk menciptakan
perubahan dan meraih kesuksesan di dunia bisnis.
B. PELUANG BISNIS TECHNOPRENEURSHIP
Peluang bisnis dalam Technopreneurship saat ini sangat melimpah.
Perkembangan teknologi yang pesat dan transformasi digital telah membuka
pintu bagi inovasi dan pemecahan masalah baru. Berikut beberapa penjelasan
lengkap tentang peluang bisnis Technopreneurship saat ini:
22 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
1. E-commerce
Bisnis e-commerce terus mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Konsumen semakin terbiasa dengan belanja online, dan pelaku bisnis
dapat memanfaatkan platform e-commerce untuk menjual produk mereka
secara global. Terdapat peluang untuk mengembangkan platform e-
commerce baru, menyediakan solusi logistik dan pembayaran yang
inovatif, serta memanfaatkan kecerdasan buatan untuk personalisasi
pengalaman belanja.
E-commerce atau perdagangan elektronik merupakan sebuah bentuk
bisnis yang semakin berkembang pesat di Indonesia. Peluang bisnis dari
e-commerce sangat besar karena dapat menjangkau pasar yang lebih luas
dan memudahkan transaksi bagi pelanggan. Pelaku bisnis dapat
memanfaatkan platform-platform e-commerce yang sudah ada untuk
memasarkan produk mereka. Selain itu, e-commerce juga dapat
membantu pelaku bisnis dalam mengembangkan bisnis rural logistics
dengan menggunakan jaringan pos yang dimiliki sampai daerah pedesaan
(Suryawirawan, 2019; Gunawan, 2020). Selain itu, e-commerce juga
dapat membantu pelaku bisnis dalam menggali dan mendeskripsikan
peluang pengembangan industri halal fashion di Indonesia melalui
platform e-commerce (Jailani et al., 2022). E-commerce juga dapat
membantu usaha kecil dan menengah dalam melakukan transaksi bisnis
khususnya jual beli (Suhayati et al., 2021).
Namun, untuk melakukan bisnis e-commerce sangat diperlukan
survey untuk mengetahui perkembangan situs belanja online agar pelaku
bisnis e-commerce dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi konsumen dalam memilih situs belanja online (Latifah &
Astuti, 2021). Oleh karena itu, pelaku bisnis harus memahami strategi e-
business dan memanfaatkan media sosial untuk mendukung proses bisnis
mereka (Handarkho et al., 2021). Dalam mengembangkan bisnis e-
commerce, perlu dilakukan tahapan implementasi PKM yang meliputi
pembuatan teknologi tepat guna ecommerce web, pelatihan manajemen
bisnis, pelatihan penggunaan e-commerce, permodalan pelatihan, dan
evaluasi PKM (Hadiwijaya et al., 2020). Dengan memanfaatkan e-
commerce, pelaku bisnis dapat mengekspansi pasar dan meningkatkan
keunggulan kompetitif mereka.
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 23
2. Aplikasi dan Pengembangan Perangkat Lunak
Permintaan akan aplikasi mobile dan perangkat lunak terus
meningkat. Bisnis Technopreneurship dapat menciptakan aplikasi yang
menyediakan solusi dalam berbagai bidang, seperti kesehatan, keuangan,
pendidikan, dan transportasi. Pengembangan perangkat lunak juga dapat
berfokus pada kecerdasan buatan, analisis data, dan keamanan siber.
Aplikasi dan pengembangan perangkat lunak merupakan bidang yang
sangat penting dalam era digital saat ini. Peluang bisnis dalam
pengembangan aplikasi dan perangkat lunak sangat besar karena semakin
banyaknya kebutuhan masyarakat akan aplikasi dan perangkat lunak yang
dapat memudahkan kehidupan sehari-hari. Dalam pengembangan aplikasi
dan perangkat lunak, terdapat berbagai metode dan teknik yang dapat
digunakan, seperti Test Driven Development, Rapid Application
Development, dan Test-First Development. Selain itu, terdapat juga
dukungan perangkat lunak authoring yang dapat membantu dalam
pengembangan aplikasi multimedia (Priatno & Sumantri, 2021).
Pengujian kualitas perangkat lunak juga sangat penting dalam
pengembangan aplikasi dan perangkat lunak, seperti pengujian statis
(Faisol, 2021). Selain itu, aplikasi dan perangkat lunak juga dapat
digunakan dalam berbagai bidang, seperti manajemen pemeliharaan
produk perangkat lunak, media pembelajaran, dan deteksi phishing.
Dalam pengembangan perangkat lunak, terdapat juga toolset terintegrasi
yang dapat membantu dalam menyederhanakan pengembangan perangkat
lunak dan meminimalkan kesalahan pengkodean (Pawana, 2021). Oleh
karena itu, peluang bisnis dalam aplikasi dan pengembangan perangkat
lunak sangat besar dan dapat terus berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
3. Teknologi Keuangan (Fintech)
Fintech telah mengubah lanskap industri keuangan dengan solusi
seperti pembayaran digital, pinjaman peer-to-peer, dan manajemen
keuangan pribadi. Peluang bisnis di bidang ini mencakup pengembangan
platform Fintech yang inovatif, teknologi blockchain untuk transaksi
keuangan yang aman, serta pemanfaatan kecerdasan buatan untuk analisis
risiko dan pengambilan keputusan keuangan.
24 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
Teknologi keuangan atau fintech merupakan sebuah bidang yang
semakin berkembang pesat di Indonesia. Peluang bisnis dari fintech
sangat besar karena dapat memudahkan transaksi keuangan dan
meningkatkan inklusi keuangan bagi masyarakat, terutama bagi pelaku
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) (Winarto, 2020). Fintech
juga dapat membantu pelaku bisnis dalam mengembangkan bisnis mereka
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan layanan keuangan yang
disediakan oleh fintech (Trimulato, 2020). Selain itu, fintech juga dapat
membantu masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan dengan lebih
mudah dan cepat, seperti pembayaran, pinjaman, dan investasi
(Burhanuddin & Abdi, 2019).
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan fintech juga memerlukan
perlindungan hukum terhadap data nasabah dan perlu mendaftarkan
perusahaan pada Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan terkait
(Firdaus & Marlapa, 2022). Selain itu, pengembangan fintech juga
memerlukan literasi keuangan yang cukup dan pemahaman tentang
penggunaan fintech dalam mendukung inovasi dan teknologi bisnis (Alim
et al., 2022). Oleh karena itu, peluang bisnis dari fintech sangat besar dan
dapat terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan
kebutuhan masyarakat.
4. Kesehatan Digital (Digital Health)
Perkembangan kesehatan digital telah membuka peluang baru dalam
pelayanan kesehatan. Aplikasi kesehatan, perangkat medis pintar, dan
platform telemedicine semakin populer. Peluang bisnis
Technopreneurship dalam bidang kesehatan digital termasuk
pengembangan perangkat medis inovatif, solusi manajemen data
kesehatan, dan platform telemedicine yang mudah digunakan.
Kesehatan digital atau digital health merupakan bidang yang semakin
berkembang pesat di Indonesia. Peluang bisnis dari kesehatan digital
sangat besar karena dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses
layanan kesehatan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan
kesehatan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Visnu, 2020).
Kesehatan digital juga dapat membantu rumah sakit dan klinik dalam
mempromosikan layanan perawatan medis mereka melalui digital
marketing (Nurfadilah & Aprianti, 2021). Selain itu, kesehatan digital
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 25
juga dapat membantu masyarakat dalam memantau kesehatan mereka
melalui aplikasi kesehatan, memperoleh informasi kesehatan yang akurat
dan terpercaya, serta melakukan konsultasi dengan dokter secara online
(Alfarizi, 2022). Namun, perlu diingat bahwa penggunaan kesehatan
digital juga memerlukan perlindungan data pribadi dan perlu mematuhi
regulasi yang berlaku (Gunawan, 2022). Oleh karena itu, peluang bisnis
dari kesehatan digital sangat besar dan dapat terus berkembang seiring
dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
5. Internet of Things (IoT)
IoT adalah konsep yang menghubungkan perangkat elektronik
dengan internet. Bisnis Technopreneurship dapat menciptakan produk dan
solusi berbasis IoT, seperti smart home, smart city, dan industri
otomatisasi. Potensi penggunaan IoT mencakup monitoring energi,
keamanan, kesehatan, dan transportasi.
Internet of Things (IoT) merupakan teknologi yang dapat
menghubungkan perangkat elektronik dan komputer melalui internet,
sehingga dapat memberikan banyak peluang bisnis bagi pelaku usaha.
Peluang bisnis dari IoT sangat besar karena dapat meningkatkan efisiensi
dan efektivitas bisnis, mempercepat proses produksi, meningkatkan
kualitas produk, serta memudahkan pengelolaan bisnis secara remote
(Helmi et al., 2022). Selain itu, IoT juga dapat digunakan dalam berbagai
sektor bisnis, seperti pendidikan, pertanian, dan transportasi (Apriyani el
al., 2018).
IoT juga dapat digunakan dalam pemasaran produk dan membuka
peluang bisnis melalui media sosial (Rachmawaty & Siagawati, 2019).
Selain itu, mengikuti pameran bisnis juga dapat memberikan banyak
manfaat bagi pelaku usaha, seperti mendapatkan koneksi dengan orang-
orang yang dapat membantu berkembangnya bisnis, bertemu dengan
customer secara langsung, dan dapat mengimprovisasi strategi dari
melihat dari bisnis-bisnis lain (Putra, 2023). Oleh karena itu, peluang
bisnis dari IoT sangat besar dan dapat terus berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
6. Keamanan Cyber (Cybersecurity)
Dalam era digital yang rentan terhadap ancaman siber, keamanan
cyber menjadi prioritas utama. Bisnis Technopreneurship dapat
26 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
mengembangkan solusi keamanan siber, termasuk perangkat lunak
keamanan, sistem deteksi intrusi, dan manajemen risiko cyber.
Keamanan cyber atau cybersecurity merupakan bidang yang semakin
penting di era digital saat ini. Peluang bisnis dari keamanan cyber sangat
besar karena semakin banyaknya perusahaan dan organisasi yang
membutuhkan layanan keamanan cyber untuk melindungi data dan
informasi mereka dari serangan siber (Astarini & Rofii, 2021). Selain itu,
kesadaran akan keamanan siber juga semakin meningkat, sehingga
peluang bisnis dari penyedia layanan keamanan siber juga semakin besar
(Umam, 2019).
Peluang bisnis dari keamanan cyber juga dapat terlihat dari adanya
peningkatan investasi dalam teknologi keamanan cyber, seperti firewall,
antivirus, dan sistem deteksi intrusi (Oktaviani & Silvia, 2021). Selain itu,
peluang bisnis dari keamanan cyber juga dapat terlihat dari adanya
permintaan untuk pelatihan dan keterampilan keamanan siber bagi para
pengelola situs dan media sosial (Hadiprakoso & Satria, 2022). Oleh
karena itu, peluang bisnis dari keamanan cyber sangat besar dan dapat
terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan
masyarakat.
7. Pendidikan Digital (EdTech)
Pendidikan digital telah berkembang pesat, terutama selama pandemi
COVID-19. Bisnis Technopreneurship dapat menciptakan platform
pembelajaran online, aplikasi pendidikan, dan alat bantu pembelajaran
yang interaktif. Pemanfaatan kecerdasan buatan juga memberikan
peluang untuk personalisasi pembelajaran dan evaluasi yang lebih efektif.
Pendidikan digital atau EdTech merupakan bidang yang semakin
berkembang pesat di Indonesia. Peluang bisnis dari EdTech sangat besar
karena dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan
pendidikan, meningkatkan efisiensi dan efektivitas layanan pendidikan,
serta meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat (Kusuma et al.,
2020). EdTech juga dapat membantu lembaga pendidikan dalam
mempromosikan layanan pendidikan mereka melalui digital marketing
(Kartikasari et al., 2021).
Selain itu, EdTech juga dapat membantu masyarakat dalam
memperoleh informasi pendidikan yang akurat dan terpercaya, serta
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 27
melakukan konsultasi dengan guru secara online. Peluang bisnis dari
EdTech juga dapat terlihat dari adanya permintaan untuk pelatihan dan
keterampilan digital bagi para pengajar dan siswa (Hariadi et al., 2022).
Selain itu, EdTech juga dapat membantu dalam menghadapi resesi
ekonomi dengan pendirian bisnis pemasaran digital dan pengaturan
finansial jangka panjang dari melihat tren pasar. Oleh karena itu, peluang
bisnis dari EdTech sangat besar dan dapat terus berkembang seiring
dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
8. Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)
AR dan VR telah mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia
digital. Peluang bisnis Technopreneurship dalam bidang ini termasuk
pengembangan aplikasi AR/VR untuk keperluan pendidikan, pariwisata,
desain produk, dan hiburan. Penggunaan AR/VR dalam pelatihan dan
simulasi juga memiliki potensi besar.
Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) merupakan
teknologi yang semakin berkembang dan memberikan banyak peluang
bisnis. Salah satu peluang bisnis dari AR dan VR adalah dalam bidang
pariwisata, dimana pengembangan aplikasi AR dan VR dapat membantu
mempromosikan destinasi pariwisata dan memberikan pengalaman yang
lebih interaktif bagi pengunjung (Kusumaningtyas et al., 2022). Selain itu,
AR dan VR juga dapat digunakan dalam bidang pendidikan, dimana
pengembangan aplikasi AR dan VR dapat membantu meningkatkan
efektivitas pembelajaran dan memberikan pengalaman belajar yang lebih
interaktif (Sugiarni et al., 2022).
Peluang bisnis dari AR dan VR juga dapat terlihat dari adanya
permintaan untuk pengembangan aplikasi AR dan VR dalam berbagai
bidang, seperti katalog furniture (Rustam, 2021), iklan properti (Wirawan,
2018), dan katalog jam tangan (Nurichwan, 2021). Selain itu, AR dan VR
juga dapat digunakan dalam bidang pelestarian bangunan bersejarah,
dimana pengembangan aplikasi AR dan VR dapat membantu
memvisualisasikan bangunan bersejarah dan mempermudah masyarakat
dalam mengenal dan melestarikan bangunan tersebut (Februariyanti et al.,
2021). Peluang bisnis dari AR dan VR juga dapat terlihat dari adanya
permintaan untuk pengembangan aplikasi AR dan VR dalam bidang
kesehatan, dimana pengembangan aplikasi AR dan VR dapat membantu
28 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
meningkatkan kesejahteraan orang tua (Lee., 2019). Oleh karena itu,
peluang bisnis dari AR dan VR sangat besar dan dapat terus berkembang
seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
9. Teknologi Hijau (Green Technology)
Kesadaran akan perlindungan lingkungan semakin meningkat, dan
bisnis Technopreneurship dapat memanfaatkan teknologi untuk
menciptakan solusi hijau. Contohnya, pengembangan energi terbarukan,
pengelolaan limbah, penghematan energi, dan perancangan bangunan
ramah lingkungan. Peluang ini tidak hanya memberikan manfaat sosial
dan lingkungan, tetapi juga dapat menghasilkan keuntungan yang
signifikan.
Teknologi Hijau atau Green Technology merupakan teknologi yang
ramah lingkungan dan dapat membantu mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan. Peluang bisnis dari Green Technology sangat besar
karena semakin banyaknya perusahaan dan organisasi yang
membutuhkan layanan teknologi hijau untuk memenuhi kebutuhan
lingkungan dan memenuhi regulasi lingkungan yang semakin ketat.
Selain itu, Green Technology juga dapat membantu dalam pengembangan
bisnis yang berkelanjutan, dimana penggunaan teknologi hijau dapat
membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis, serta
meningkatkan citra perusahaan yang ramah lingkungan (Yudawisastra,
2021).
Peluang bisnis dari Green Technology juga dapat terlihat dari adanya
permintaan untuk pengembangan teknologi hijau dalam berbagai bidang,
seperti pertanian, energi terbarukan, dan pengelolaan limbah. Selain itu,
Green Technology juga dapat digunakan dalam bidang kewirausahaan,
dimana pengembangan bisnis yang berbasis teknologi hijau dapat
membantu meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam pengembangan
bisnis (Indoworo, 2016). Oleh karena itu, peluang bisnis dari Green
Technology sangat besar dan dapat terus berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
10. Industri Kreatif Digital
Teknologi digital telah mengubah industri kreatif, seperti seni visual,
musik, film, dan desain. Bisnis Technopreneurship dapat menciptakan
platform digital untuk mendistribusikan karya seni, layanan desain grafis,
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 29
produksi konten digital, dan pengembangan permainan. Dengan
memanfaatkan teknologi dan pemasaran digital, pelaku bisnis dapat
mencapai audiens yang lebih luas. Rovolusi Industri 4.0 Melalui Pelatihan
Bisnis dan Teknologi Digital. Pelatihan bisnis dan teknologi digital dapat
membantu para pelaku bisnis di industri kreatif digital, khususnya di
bidang kuliner, untuk meningkatkan kinerja bisnis dan memanfaatkan
teknologi digital dalam mempromosikan produk mereka.
Industri Kreatif Digital menawarkan banyak peluang bisnis yang
dapat dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis. Peluang bisnis tersebut dapat
terlihat dari adanya permintaan untuk pelatihan dan keterampilan digital
bagi para pelaku bisnis, pengembangan strategi inovasi, pengembangan
ekosistem kreatif digital, serta pengembangan produk dan layanan yang
inovatif dan kreatif. Selain itu, Industri Kreatif Digital juga dapat
membantu dalam pengembangan bisnis yang berkelanjutan,
meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis, serta meningkatkan citra
perusahaan yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, peluang bisnis dari
Industri Kreatif Digital sangat besar dan dapat terus berkembang seiring
dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.
11. Smart Cities
Konsep kota pintar (smart cities) sedang berkembang pesat di seluruh
dunia. Bisnis Technopreneurship dapat terlibat dalam pengembangan
infrastruktur cerdas, pengelolaan energi, transportasi berbasis teknologi,
sistem manajemen limbah, dan solusi keamanan publik yang inovatif.
Smart Cities merupakan konsep pengembangan kota yang
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi, kualitas hidup, dan keberlanjutan lingkungan. Peluang bisnis
dari Smart Cities pada technopreneurship sangat besar karena semakin
banyaknya permintaan untuk solusi-solusi cerdas dalam pengelolaan kota
yang efisien dan berkelanjutan. Peluang bisnis tersebut dapat terlihat dari
adanya permintaan untuk pengembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dapat digunakan dalam pengelolaan kota, seperti
pengelolaan limbah, transportasi, dan energi. Selain itu, Smart Cities juga
dapat membantu dalam pengembangan bisnis yang berkelanjutan,
meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis, serta meningkatkan citra
perusahaan yang ramah lingkungan. Peluang bisnis dari Smart Cities juga
30 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
dapat terlihat dari adanya permintaan untuk pengembangan aplikasi dan
solusi cerdas yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup
masyarakat di kota. Oleh karena itu, peluang bisnis dari Smart Cities
sangat besar dan dapat terus berkembang seiring dengan perkembangan
teknologi dan kebutuhan masyarakat.
12. Energi Terbarukan
Dalam upaya mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil,
peluang bisnis Technopreneurship dalam bidang energi terbarukan
semakin menjanjikan. Pengembangan teknologi dan solusi energi
terbarukan, seperti panel surya, turbin angin, dan sistem penyimpanan
energi, dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi
perubahan iklim dan menciptakan sumber energi yang berkelanjutan.
Energi Terbarukan merupakan sumber energi yang berasal dari
sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tidak terbatas, seperti
energi surya, angin, air, dan biomassa. Peluang bisnis dari Energi
Terbarukan sangat besar karena semakin banyaknya permintaan untuk
sumber energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Peluang bisnis
tersebut dapat terlihat dari adanya permintaan untuk pengembangan
teknologi dan infrastruktur yang dapat digunakan dalam pengelolaan
energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin,
dan tenaga air.
Selain itu, Energi Terbarukan juga dapat membantu dalam
pengembangan bisnis yang berkelanjutan, meningkatkan efisiensi dan
efektivitas bisnis, serta meningkatkan citra perusahaan yang ramah
lingkungan. Peluang bisnis dari Energi Terbarukan juga dapat terlihat dari
adanya permintaan untuk pengembangan aplikasi dan solusi cerdas yang
dapat membantu meningkatkan efisiensi penggunaan energi terbarukan.
Oleh karena itu, peluang bisnis dari Energi Terbarukan sangat besar dan
dapat terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan
kebutuhan masyarakat.
Demikianlah beberapa peluang bisnis dalam Technopreneurship saat ini.
Namun, penting untuk diingat bahwa dalam menghadapi persaingan yang
ketat dan perubahan yang cepat, technopreneur perlu mempertimbangkan
keunggulan kompetitif, kebutuhan pasar, dan potensi skalabilitas dalam
mengembangkan ide bisnis mereka. Selain itu, kolaborasi, inovasi, dan
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 31
pemahaman yang mendalam tentang teknologi dan tren industri juga menjadi
faktor kunci untuk meraih kesuksesan dalam Technopreneurship.
C. MENCIPTAKAN IDE BISNIS TECHNOPRENEURSHIP
Menciptakan ide bisnis dalam Technopreneurship melibatkan pemikiran
kreatif, analisis pasar, dan penerapan teknologi untuk menghasilkan solusi
inovatif. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang bagaimana menciptakan
ide bisnis Technopreneurship:
1. Memahami Tren Teknologi
Pertama-tama, perlu memahami tren teknologi terkini dan potensinya
dalam mengubah industri dan kehidupan sehari-hari. Tinjau
perkembangan terbaru dalam bidang seperti kecerdasan buatan, Internet
of Things (IoT), blockchain, dan realitas virtual/augmented reality
(VR/AR). Identifikasi bagaimana teknologi ini dapat memecahkan
masalah, meningkatkan efisiensi, atau menciptakan pengalaman baru bagi
konsumen.
Memahami tren teknologi merupakan langkah penting dalam
menciptakan ide bisnis Technopreneurship yang sukses. Pertama-tama,
Anda perlu mengikuti perkembangan terbaru dalam bidang teknologi
seperti kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), blockchain, dan
realitas virtual/augmented reality (VR/AR). Pemahaman mendalam
tentang tren ini akan membantu Anda mengidentifikasi peluang yang
muncul dari kemajuan teknologi tersebut.
Misalnya, dengan pemahaman tentang kecerdasan buatan, Anda dapat
melihat potensi penggunaannya dalam otomatisasi proses bisnis, analisis
data yang canggih, atau personalisasi pengalaman pelanggan. Melalui
IoT, Anda dapat melihat peluang untuk menghubungkan perangkat
elektronik dengan internet dan menciptakan solusi cerdas dalam berbagai
sektor, seperti rumah pintar, transportasi cerdas, atau kota pintar.
Dalam konteks blockchain, Anda dapat mengeksplorasi potensinya
dalam menyediakan sistem keamanan dan transparansi dalam bisnis,
seperti manajemen rantai pasok, pemrosesan pembayaran, atau
penyelesaian kontrak. Selain itu, dengan memahami VR/AR, Anda dapat
melihat bagaimana teknologi ini dapat menghadirkan pengalaman
32 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
interaktif dan imersif dalam berbagai industri, termasuk pendidikan,
pariwisata, desain, dan hiburan.
Dengan memahami tren teknologi ini, Anda dapat melihat bagaimana
teknologi baru tersebut dapat memecahkan masalah atau meningkatkan
efisiensi dalam industri yang ada. Anda juga dapat melihat peluang untuk
menciptakan pengalaman baru bagi konsumen yang lebih menarik dan
memenuhi kebutuhan mereka dengan cara yang inovatif.
Dalam rangka menciptakan ide bisnis Technopreneurship yang
sukses, memahami tren teknologi merupakan fondasi yang kuat. Hal ini
akan membantu Anda mengidentifikasi peluang, mengarahkan penelitian
dan pengembangan, dan memastikan bahwa solusi bisnis yang Anda
tawarkan relevan dengan perkembangan teknologi terkini. Dengan
pemahaman yang mendalam tentang tren teknologi, Anda dapat
menciptakan ide bisnis yang inovatif dan memanfaatkan peluang yang ada
untuk mencapai keberhasilan dalam dunia Technopreneurship.
2. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan
Selanjutnya, identifikasi masalah yang ada di pasar atau kebutuhan
yang belum terpenuhi. Tinjau kelemahan atau hambatan dalam industri
tertentu, atau cari peluang untuk meningkatkan pengalaman konsumen.
Berbicara dengan calon pengguna atau pelanggan potensial untuk
memahami tantangan yang mereka hadapi dan mencari peluang untuk
mengembangkan solusi yang lebih baik.
Identifikasi masalah dan kebutuhan pasar merupakan langkah penting
dalam menciptakan ide bisnis Technopreneurship yang relevan dan
bernilai. Anda perlu memahami bahwa setiap industri atau pasar memiliki
kelemahan, hambatan, atau kebutuhan yang belum terpenuhi. Dengan
mengidentifikasi masalah ini, Anda dapat menemukan peluang untuk
menciptakan solusi yang lebih baik dan inovatif.
Untuk melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan, Anda perlu
melihat secara menyeluruh industri atau pasar yang ingin Anda masuki.
Tinjau proses bisnis yang ada, produk atau layanan yang ditawarkan, atau
pengalaman konsumen yang mungkin masih kurang optimal. Perhatikan
juga umpan balik dari pelanggan atau pengguna potensial mengenai
masalah atau kesulitan yang mereka hadapi dalam konteks industri
tersebut.
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 33
Langkah selanjutnya adalah berkomunikasi dengan calon pengguna
atau pelanggan potensial. Ajak mereka berbicara, lakukan wawancara,
atau lakukan survei untuk memahami tantangan yang mereka hadapi dan
kebutuhan apa yang belum terpenuhi. Dengan mendengarkan langsung
dari sumbernya, Anda akan mendapatkan wawasan berharga tentang
masalah yang perlu diatasi dan peluang untuk menciptakan solusi yang
lebih baik.
Misalnya, mungkin Anda menemukan bahwa dalam industri e-
commerce, pelanggan mengalami kesulitan dalam mencari produk yang
sesuai dengan preferensi mereka. Dari situ, Anda dapat mengidentifikasi
kebutuhan untuk platform pencarian yang lebih personalisasi dan akurat.
Atau mungkin Anda menemukan bahwa dalam industri pendidikan, siswa
atau guru mengalami hambatan dalam mengakses sumber belajar yang
interaktif dan mudah digunakan. Dari situ, Anda dapat melihat peluang
untuk mengembangkan aplikasi atau platform e-learning yang lebih
interaktif dan user-friendly.
Dengan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang ada, Anda
dapat menciptakan ide bisnis yang relevan dan memberikan solusi yang
diinginkan oleh pasar. Penting untuk melibatkan calon pengguna atau
pelanggan potensial dalam proses ini, karena mereka adalah sumber
informasi utama tentang masalah dan kebutuhan yang perlu diatasi.
Dengan memahami dengan baik masalah dan kebutuhan pasar, Anda
dapat mengembangkan solusi bisnis yang memiliki nilai tambah dan
potensi untuk sukses dalam dunia Technopreneurship.
3. Brainstorming dan Generasi Ide
Gunakan teknik brainstorming untuk menghasilkan ide-ide baru. Ajak
tim atau rekan kerja untuk berpartisipasi dalam sesi pemikiran kreatif.
Gunakan metode seperti mind mapping, analisis SWOT, atau teknik
"what if" untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Jangan takut
untuk berpikir di luar kotak dan menggabungkan konsep yang tidak biasa
untuk menciptakan sesuatu yang unik.
Brainstorming dan generasi ide merupakan tahap penting dalam
menciptakan ide bisnis Technopreneurship yang inovatif dan kreatif.
Dalam tahap ini, Anda perlu mengumpulkan orang-orang yang terlibat
34 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
dalam proses penciptaan ide, baik itu anggota tim Anda atau rekan kerja
yang memiliki pemikiran yang beragam.
Pertama-tama, gunakan teknik brainstorming untuk menghasilkan
ide-ide baru. Sesi brainstorming ini dapat dilakukan dalam format rapat
tim atau diskusi kelompok. Ajak setiap anggota tim untuk berpartisipasi
aktif dan memberikan kontribusi mereka. Dalam sesi ini, semua ide
diterima tanpa penilaian terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk
menciptakan suasana yang terbuka dan mendorong kreativitas.
Selanjutnya, Anda dapat menggunakan metode seperti mind mapping
untuk mengorganisir ide-ide yang dihasilkan. Dalam mind mapping, Anda
akan membuat peta pikiran yang menghubungkan berbagai konsep dan
ide yang muncul. Ini membantu Anda melihat hubungan dan pola-pola
yang mungkin muncul dari ide-ide tersebut.
Selain itu, Anda dapat menggunakan analisis SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk menganalisis kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman dalam ide-ide yang dihasilkan. Hal ini
membantu Anda mempertimbangkan aspek positif dan negatif dari setiap
ide, serta mengidentifikasi peluang yang dapat dieksploitasi.
Teknik "what if" juga dapat digunakan untuk mempertimbangkan
berbagai kemungkinan dan skenario yang mungkin terjadi. Anda dapat
bertanya pada diri sendiri dan anggota tim, "What if we combine these
two ideas?", "What if we approach the problem from a different angle?",
atau "What if we use a completely new technology?". Hal ini mendorong
pemikiran di luar kotak dan membantu menciptakan ide-ide yang tidak
konvensional dan unik.
Dalam proses brainstorming dan generasi ide, penting untuk
menciptakan suasana yang bebas dari kritik dan penilaian. Setiap ide harus
diterima dan dipertimbangkan tanpa prasangka. Jangan takut untuk
berpikir di luar kotak dan menggabungkan konsep-konsep yang tidak
biasa. Beberapa ide yang muncul mungkin terlihat tidak realistis pada
awalnya, tetapi dengan eksplorasi dan pengembangan lebih lanjut, ide-ide
tersebut dapat menjadi landasan yang kuat untuk bisnis
Technopreneurship yang sukses.
Dalam menciptakan ide bisnis Technopreneurship, brainstorming dan
generasi ide merupakan langkah penting untuk menghasilkan konsep-
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 35
konsep yang kreatif dan inovatif. Dengan melibatkan tim dan
menggunakan teknik yang sesuai, Anda dapat menciptakan ide-ide yang
unik dan memiliki potensi untuk mengubah industri dan meraih
keberhasilan dalam dunia Technopreneurship.
4. Penelitian Pasar
Lakukan penelitian pasar untuk mengidentifikasi potensi keberhasilan
ide bisnis. Pelajari profil target pasar, saingan, tren konsumen, dan
kebutuhan yang belum terpenuhi. Tinjau apakah ada peluang pasar yang
cukup besar dan apakah ada kebutuhan yang cukup untuk solusi yang
ditawarkan. Evaluasi potensi pengembalian investasi dan keberlanjutan
ide bisnis dalam jangka panjang.
Penelitian pasar merupakan langkah krusial dalam menciptakan ide
bisnis Technopreneurship yang berhasil. Dengan melakukan penelitian
pasar yang komprehensif, Anda dapat mengidentifikasi potensi
keberhasilan ide bisnis, memahami profil target pasar, mengetahui
persaingan yang ada, mengamati tren konsumen, dan mengidentifikasi
kebutuhan yang belum terpenuhi.
Pertama-tama, Anda perlu mempelajari profil target pasar yang ingin
Anda tuju. Identifikasi demografi, preferensi, kebiasaan, dan karakteristik
kunci dari calon pelanggan Anda. Ini akan membantu Anda memahami
siapa target pasar Anda, apa yang mereka butuhkan, dan bagaimana Anda
dapat memenuhi kebutuhan mereka dengan solusi bisnis
Technopreneurship Anda.
Selanjutnya, lakukan analisis persaingan untuk memahami pesaing
yang ada dalam industri atau pasar yang Anda ingin masuki. Identifikasi
siapa saingan Anda, apa yang mereka tawarkan, dan bagaimana Anda
dapat bersaing secara unik dengan solusi Anda. Tinjau juga kelebihan dan
kelemahan saingan Anda untuk membantu Anda memposisikan diri Anda
dengan baik.
Selain itu, amati tren konsumen terkini dalam industri yang relevan.
Pelajari perubahan perilaku dan preferensi konsumen yang mungkin
mempengaruhi permintaan atas solusi bisnis Technopreneurship Anda.
Identifikasi tren teknologi, kebutuhan baru, atau pergeseran dalam pola
konsumsi yang dapat Anda manfaatkan dalam menciptakan ide bisnis
yang relevan.
36 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
Penting juga untuk mencari kebutuhan yang belum terpenuhi dalam
pasar. Tinjau apakah ada kebutuhan atau masalah yang belum diatasi oleh
solusi yang ada saat ini. Identifikasi celah yang dapat Anda isi dengan
solusi bisnis Technopreneurship yang unik dan inovatif. Dengan
memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi, Anda dapat menciptakan
nilai tambah yang signifikan dan memenangkan persaingan di pasar.
Selanjutnya, evaluasi potensi pengembalian investasi dan
keberlanjutan ide bisnis dalam jangka panjang. Tinjau ukuran pasar,
pertumbuhan potensial, dan tingkat adopsi yang mungkin terjadi.
Pertimbangkan faktor-faktor ekonomi, regulasi, dan perubahan
lingkungan yang dapat mempengaruhi keberhasilan bisnis Anda. Pastikan
ide bisnis Anda memiliki potensi untuk memberikan pengembalian
investasi yang baik dan dapat bertahan dalam jangka panjang.
Dalam melakukan penelitian pasar, sumber data dapat berasal dari
riset pasar, laporan industri, survei, wawancara dengan calon pelanggan,
atau data yang tersedia secara online. Penting untuk mengumpulkan dan
menganalisis data dengan seksama untuk mendapatkan pemahaman yang
akurat tentang pasar yang Anda targetkan.
Dengan melakukan penelitian pasar yang komprehensif, Anda dapat
mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan
strategis tentang ide bisnis Technopreneurship Anda. Penelitian pasar
membantu Anda memvalidasi potensi keberhasilan ide, memahami pasar
yang dituju, mengidentifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi, dan
mengukur potensi pengembalian investasi. Dengan dasar pengetahuan
yang kuat, Anda dapat mengarahkan upaya Anda ke arah yang benar dan
meningkatkan peluang kesuksesan dalam dunia Technopreneurship.
5. Validasi Ide
Setelah menghasilkan ide bisnis yang potensial, lakukan validasi ide.
Cari umpan balik dari calon pelanggan atau ahli industri untuk memahami
apakah ide Anda memecahkan masalah dengan baik dan memiliki daya
tarik pasar yang kuat. Sampaikan konsep kepada kelompok fokus atau
lakukan survei untuk mengumpulkan data tentang minat dan kebutuhan
pasar.
Validasi ide merupakan langkah penting dalam proses menciptakan
ide bisnis Technopreneurship yang sukses. Setelah menghasilkan ide
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 37
bisnis yang potensial, langkah selanjutnya adalah mencari umpan balik
dari calon pelanggan atau ahli industri untuk memastikan bahwa ide
tersebut benar-benar memecahkan masalah dengan baik dan memiliki
daya tarik pasar yang kuat.
Salah satu cara untuk melakukan validasi ide adalah dengan
berkomunikasi langsung dengan calon pelanggan atau pengguna
potensial. Anda dapat menyampaikan konsep ide bisnis kepada mereka
dan meminta umpan balik mereka tentang masalah yang ingin Anda
selesaikan dan solusi yang Anda tawarkan. Dengan mendengarkan
langsung dari calon pelanggan, Anda dapat memahami apakah ide bisnis
Anda relevan, menarik, dan memiliki potensi untuk diterima di pasar.
Selain itu, Anda juga dapat menggunakan kelompok fokus atau
melakukan survei untuk mengumpulkan data tentang minat dan
kebutuhan pasar terkait ide bisnis Anda. Kelompok fokus melibatkan
sekelompok orang yang mewakili target pasar Anda, dan Anda dapat
mengajukan pertanyaan dan memperoleh umpan balik langsung dari
mereka. Survei juga merupakan cara efektif untuk mengumpulkan data
dari jumlah responden yang lebih besar. Dalam survei, Anda dapat
menyampaikan pertanyaan terkait ide bisnis Anda dan meminta pendapat
serta preferensi dari responden.
Melalui proses validasi ide, Anda dapat memastikan bahwa ide bisnis
Anda memecahkan masalah yang relevan dan memiliki daya tarik pasar
yang kuat. Umpan balik dari calon pelanggan atau ahli industri dapat
membantu Anda memperbaiki ide bisnis Anda, mengidentifikasi
kekurangan yang perlu diperbaiki, dan menyesuaikan strategi bisnis Anda
dengan kebutuhan pasar yang sebenarnya.
Validasi ide juga membantu mengurangi risiko bisnis dengan
memastikan bahwa ada minat dan permintaan di pasar untuk solusi yang
Anda tawarkan. Dengan mendapatkan umpan balik positif dari calon
pelanggan atau ahli industri, Anda dapat memperkuat keyakinan Anda
dalam ide bisnis Anda dan meningkatkan peluang keberhasilan dalam
mengembangkan bisnis Technopreneurship.
Penting untuk meluangkan waktu dan sumber daya yang cukup untuk
melakukan validasi ide dengan cermat. Hasil dari validasi ide akan
membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik dalam
38 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
pengembangan bisnis Anda, mengarahkan upaya Anda, dan
meningkatkan peluang kesuksesan dalam dunia Technopreneurship.
6. Pengembangan Rencana Bisnis
Setelah memvalidasi ide bisnis, langkah berikutnya adalah
mengembangkan rencana bisnis yang komprehensif. Rencana bisnis harus
mencakup gambaran umum tentang ide, analisis pasar, strategi
pemasaran, analisis keuangan, dan rencana implementasi. Rencana bisnis
ini akan menjadi panduan dalam menjalankan bisnis dan mendapatkan
dukungan finansial.
Pengembangan rencana bisnis merupakan tahap penting setelah ide
bisnis Anda telah divalidasi. Rencana bisnis ini akan menjadi panduan
yang komprehensif dalam menjalankan bisnis Technopreneurship Anda.
Berikut adalah beberapa komponen yang harus ada dalam rencana bisnis
Anda: (1) Gambaran Umum: Mulailah dengan memberikan gambaran
umum tentang ide bisnis Anda. Jelaskan dengan jelas produk atau layanan
yang Anda tawarkan, visi dan misi bisnis Anda, serta nilai-nilai yang ingin
Anda sampaikan kepada pelanggan. (2) Analisis Pasar: Lakukan analisis
pasar yang mendalam untuk memahami lanskap industri, profil target
pasar, dan persaingan yang ada. Identifikasi kebutuhan pasar yang belum
terpenuhi dan jelaskan bagaimana solusi bisnis Anda akan memenuhi
kebutuhan tersebut. Tinjau juga tren pasar dan faktor-faktor eksternal
yang dapat mempengaruhi bisnis Anda. (3) Strategi Pemasaran: Jelaskan
strategi pemasaran yang akan Anda gunakan untuk memasarkan produk
atau layanan Anda kepada target pasar. Rincikan langkah-langkah yang
akan Anda ambil untuk membangun merek, menjangkau pelanggan, dan
memperoleh pangsa pasar. Sertakan juga strategi komunikasi dan promosi
yang akan digunakan. (4) Analisis Keuangan: Lakukan analisis keuangan
yang komprehensif untuk mengidentifikasi pendapatan, biaya, dan
proyeksi laba rugi. Tinjau estimasi pendapatan dari penjualan, biaya
produksi, biaya pemasaran, dan biaya operasional lainnya. Sertakan juga
proyeksi keuangan jangka panjang yang mencakup perkiraan pendapatan
dan biaya untuk beberapa tahun ke depan. (5) Rencana Implementasi:
Jelaskan langkah-langkah yang akan Anda ambil untuk
mengimplementasikan rencana bisnis Anda. Tetapkan tujuan jangka
pendek dan jangka panjang, serta tindakan konkret yang akan Anda
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 39
lakukan untuk mencapainya. Tentukan juga tim yang akan terlibat,
tanggung jawab masing-masing anggota tim, dan jadwal pelaksanaan. (6)
Dukungan Finansial: Jelaskan kebutuhan finansial Anda dan bagaimana
Anda akan mendapatkan dana untuk mendukung bisnis Anda. Rincikan
sumber pendanaan yang mungkin, seperti modal sendiri, pinjaman, atau
investor. Jelaskan juga bagaimana Anda akan menggunakan dana tersebut
untuk mengembangkan bisnis Anda.
Rencana bisnis yang komprehensif ini akan membantu Anda dalam
menjalankan bisnis Technopreneurship dengan lebih terarah dan
terorganisir. Rencana bisnis juga menjadi alat yang penting dalam
mendapatkan dukungan finansial, baik dari pihak internal maupun
eksternal. Dengan memiliki rencana bisnis yang baik, Anda dapat
menjaga fokus, mengukur kinerja, dan melakukan penyesuaian strategi
jika diperlukan.
7. Penggunaan Teknologi
Identifikasi teknologi yang perlu dimanfaatkan untuk
mengimplementasikan ide bisnis. Apakah itu pengembangan aplikasi,
penggunaan platform cloud, penggunaan kecerdasan buatan, atau
pemanfaatan teknologi lainnya, pastikan memiliki pemahaman yang baik
tentang teknologi tersebut dan bagaimana mengintegrasikannya dalam
solusi bisnis.
Penggunaan teknologi merupakan elemen kunci dalam menciptakan
ide bisnis Technopreneurship yang sukses. Dalam tahap ini, Anda perlu
mengidentifikasi teknologi yang perlu dimanfaatkan untuk
mengimplementasikan ide bisnis Anda.Pertama, identifikasi teknologi
yang relevan dengan solusi bisnis yang Anda tawarkan. Misalnya, jika
Anda ingin mengembangkan aplikasi mobile, maka Anda perlu
memahami tentang teknologi pengembangan aplikasi seperti bahasa
pemrograman, framework, dan alat pengembangan yang relevan. Jika
Anda ingin memanfaatkan kecerdasan buatan, maka Anda perlu
mempelajari tentang algoritma dan teknik kecerdasan buatan yang sesuai
dengan solusi bisnis Anda.
Selanjutnya, perluas pengetahuan Anda tentang teknologi yang
sedang tren dan berkembang di industri Anda. Tinjau perkembangan
terbaru dalam teknologi seperti Internet of Things (IoT), blockchain, big
40 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
data, atau augmented reality (AR)/virtual reality (VR). Pahami bagaimana
teknologi-teknologi ini dapat memberikan nilai tambah pada solusi bisnis
Anda, meningkatkan efisiensi, atau menciptakan pengalaman baru bagi
konsumen. Setelah mengidentifikasi teknologi yang relevan, perlu juga
memahami bagaimana mengintegrasikan teknologi tersebut dalam solusi
bisnis Anda. Pelajari bagaimana teknologi tersebut dapat digunakan untuk
memperbaiki proses bisnis, meningkatkan kualitas produk atau layanan,
atau menciptakan nilai tambah bagi pelanggan. Anda mungkin perlu
bekerja sama dengan tim teknologi atau ahli teknologi untuk
mengimplementasikan teknologi tersebut dengan baik.
Selain itu, perhatikan juga faktor keberlanjutan teknologi yang Anda
pilih. Pastikan teknologi yang Anda gunakan dapat terus berkembang dan
relevan dalam jangka panjang. Tinjau tren industri dan perubahan dalam
teknologi yang mungkin mempengaruhi bisnis Anda. Pertimbangkan juga
biaya dan efisiensi dalam penggunaan teknologi tersebut. Penggunaan
teknologi yang tepat dan cerdas dapat memberikan keunggulan kompetitif
dalam bisnis Technopreneurship. Teknologi dapat membantu Anda
menciptakan solusi yang lebih efisien, inovatif, dan menarik bagi
pelanggan. Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemahaman yang
baik tentang teknologi yang Anda gunakan dan bagaimana
mengintegrasikannya dalam solusi bisnis Anda.
8. Tim yang Kompeten
Untuk mewujudkan ide bisnis Technopreneurship, diperlukan tim
yang kompeten dan berbakat. Cari orang-orang yang memiliki keahlian
teknis yang diperlukan, pemahaman bisnis yang baik, dan semangat untuk
menghadapi tantangan Technopreneurship. Bentuk tim yang kuat yang
dapat bekerja bersama untuk mengi Memiliki tim yang kompeten dan
berbakat sangat penting dalam mewujudkan ide bisnis Technopreneurship
yang sukses. Dalam tahap ini, Anda perlu mencari orang-orang yang
memiliki keahlian teknis yang diperlukan, pemahaman bisnis yang baik,
dan semangat untuk menghadapi tantangan dalam dunia
Technopreneurship.
Pertama, identifikasi keahlian teknis yang diperlukan untuk
mengimplementasikan ide bisnis Anda. Misalnya, jika Anda berencana
untuk mengembangkan aplikasi mobile, Anda akan membutuhkan
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 41
pengembang perangkat lunak dengan keahlian dalam pemrograman dan
pengembangan aplikasi. Jika Anda ingin memanfaatkan kecerdasan
buatan, Anda akan membutuhkan ahli dalam bidang tersebut yang mampu
merancang dan mengimplementasikan algoritma dan model kecerdasan
buatan. Selain keahlian teknis, juga penting untuk memiliki pemahaman
bisnis yang baik dalam tim Anda. Cari orang-orang yang memiliki
pengetahuan tentang industri yang Anda tuju, tren pasar, perilaku
konsumen, dan strategi pemasaran. Mereka harus dapat melihat peluang
bisnis, mengidentifikasi kebutuhan pasar, dan memiliki kemampuan
dalam merancang strategi bisnis yang efektif.
Selanjutnya, penting untuk memiliki tim yang memiliki semangat dan
motivasi untuk menghadapi tantangan Technopreneurship. Menciptakan
bisnis Technopreneurship bukanlah perjalanan yang mudah, dan tim yang
kuat akan mampu bekerja sama dan mendukung satu sama lain dalam
mengatasi hambatan dan mencapai tujuan bersama. Cari orang-orang
yang memiliki semangat kewirausahaan, inovatif, dan berkomitmen untuk
menciptakan perubahan melalui teknologi. Bentuklah tim yang kuat yang
dapat bekerja bersama secara sinergis. Jalinlah komunikasi yang baik dan
berikan ruang untuk kolaborasi dan ide-ide kreatif. Berikan tanggung
jawab yang jelas kepada setiap anggota tim dan pastikan mereka memiliki
visi yang sama untuk mencapai kesuksesan dalam bisnis
Technopreneurship. Ingatlah bahwa tim yang kompeten adalah aset
berharga dalam mencapai tujuan bisnis Anda. Keahlian teknis,
pemahaman bisnis, dan semangat untuk menghadapi tantangan adalah
faktor kunci untuk menciptakan dan mengimplementasikan ide bisnis
Technopreneurship dengan efektif.mplementasikan ide bisnis dengan
efektif.
9. Pengujian dan Penyesuaian
Sebelum meluncurkan produk atau layanan, lakukan pengujian untuk
memastikan bahwa solusi bisnis berfungsi dengan baik dan memenuhi
kebutuhan pengguna. Terima umpan balik dari pengguna beta dan
lakukan penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan
kinerja produk atau layanan yang diberikan. Pengujian dan penyesuaian
adalah tahapan penting sebelum meluncurkan produk atau layanan dalam
ide bisnis Technopreneurship. Dalam tahap ini, Anda perlu melakukan
42 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
pengujian untuk memastikan bahwa solusi bisnis yang Anda tawarkan
berfungsi dengan baik dan memenuhi kebutuhan pengguna.
Pertama, lakukan pengujian internal terhadap produk atau layanan
yang Anda kembangkan. Tim Anda harus memastikan bahwa produk atau
layanan tersebut berjalan sesuai dengan rencana dan mencapai tujuan
yang diinginkan. Identifikasi masalah atau bug yang mungkin muncul,
dan lakukan perbaikan yang diperlukan. Selanjutnya, melibatkan
pengguna beta atau calon pengguna dalam pengujian. Berikan akses
kepada mereka untuk menggunakan produk atau layanan Anda dalam
lingkungan nyata. Permintaan umpan balik dari pengguna beta tentang
pengalaman mereka, masalah yang mereka temui, serta saran dan saran
perbaikan yang dapat mereka berikan. Hal ini akan membantu Anda
mendapatkan perspektif pengguna dan memahami bagaimana solusi
bisnis Anda berfungsi di dunia nyata.
Berdasarkan umpan balik yang Anda terima, lakukan penyesuaian
yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja produk atau
layanan Anda. Perbaiki bug, tingkatkan fitur, dan sesuaikan dengan
kebutuhan pengguna yang terungkap selama pengujian. Hal ini akan
memastikan bahwa produk atau layanan yang Anda tawarkan telah diuji
secara menyeluruh dan siap untuk diluncurkan ke pasar. Selama proses
pengujian dan penyesuaian, penting untuk memegang prinsip fleksibilitas
dan keterbukaan terhadap umpan balik. Jangan takut untuk melakukan
perubahan atau penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan produk
atau layanan Anda. Melalui pengujian dan penyesuaian yang efektif, Anda
dapat memastikan bahwa produk atau layanan Anda memenuhi harapan
pengguna dan memberikan nilai yang diinginkan. Dengan melakukan
pengujian dan penyesuaian yang tepat, Anda dapat meningkatkan kualitas
dan kinerja solusi bisnis Anda sebelum diluncurkan ke pasar. Ini akan
membantu mengurangi risiko dan meningkatkan peluang kesuksesan
dalam bisnis Technopreneurship.
10. Skalabilitas dan Pertumbuhan
Perencanaan untuk pertumbuhan bisnis jangka panjang sangat
penting. Pikirkan tentang bagaimana bisnis tersebut dapat berkembang
dan mengatasi kendala-kendala yang mungkin terjadi. Pertimbangkan
strategi pemasaran, pengembangan produk tambahan, atau ekspansi ke
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 43
pasar baru untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Skalabilitas
dan pertumbuhan adalah faktor penting yang perlu dipertimbangkan
dalam ide bisnis Technopreneurship. Dalam tahap ini, Anda perlu
merencanakan bagaimana bisnis Anda dapat berkembang dan mengatasi
kendala yang mungkin terjadi dalam jangka panjang.
Pertama, pikirkan tentang strategi pemasaran untuk memperluas
pangsa pasar dan meningkatkan awareness merek. Identifikasi segmen
pasar yang belum terjangkau dan cari cara untuk menarik mereka sebagai
pelanggan potensial. Pertimbangkan pula strategi pemasaran digital,
pemasaran media sosial, atau kampanye iklan yang efektif untuk
mencapai target audiens Anda. Selanjutnya, pertimbangkan
pengembangan produk tambahan atau diversifikasi produk. Identifikasi
peluang untuk mengembangkan fitur baru, meningkatkan fungsionalitas,
atau memperluas jangkauan produk yang Anda tawarkan. Melalui inovasi
produk, Anda dapat memperluas basis pelanggan dan mempertahankan
daya saing di pasar yang terus berkembang.
Ekspansi ke pasar baru juga dapat menjadi strategi pertumbuhan yang
efektif. Evaluasi pasar global atau segmen pasar baru yang memiliki
potensi pertumbuhan yang tinggi. Identifikasi tantangan dan persyaratan
yang terkait dengan memasuki pasar baru tersebut, dan buatlah rencana
yang komprehensif untuk sukses dalam ekspansi tersebut. Selain itu,
pertimbangkan juga aspek keuangan dalam skala bisnis Anda. Analisis
keuangan yang cermat dan perencanaan yang baik akan membantu Anda
memahami sumber daya yang diperlukan untuk pertumbuhan bisnis.
Pertimbangkan opsi pendanaan tambahan, seperti investasi modal ventura
atau pendanaan melalui pinjaman, untuk mendukung ekspansi bisnis
Anda.
Penting untuk memiliki visi jangka panjang dan strategi pertumbuhan
yang berkelanjutan dalam bisnis Technopreneurship Anda. Dengan
merencanakan skala bisnis dengan baik, Anda dapat mencapai
pertumbuhan yang signifikan dan memaksimalkan potensi kesuksesan
dalam jangka panjang. Dalam menciptakan ide bisnis Technopreneurship,
penting untuk mempertimbangkan kreativitas, analisis pasar yang
mendalam, dan penerapan teknologi yang tepat. Dengan kombinasi yang
tepat dari inovasi, penelitian pasar, dan eksekusi yang efektif, kita dapat
44 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
menciptakan ide bisnis yang sukses dan memberikan dampak positif
dalam dunia Technopreneurship.
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 45
DAFTAR PUSTAKA
Alfarizi, M. (2022). Pengobatan Komplementer Alternatif Lokal dan
Potensinya di Indonesia dalam Perspektif Kesehatan dan Ekonomi:
Kajian Literatur Sistematik. Salus Cultura: Jurnal Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan, 2(2), 138-150.
Alim, M. N., Marasabessy, R. H., & Solihin, R. (2022). Literasi Peran Fintech
dan Bisnis Digital Syariah Untuk Penguatan Ekonomi Umat. I-Com:
Indonesian Community Journal, 2(2), 79-88.
Apriyani, H., Sismadi, S., & Sefrika, S. (2018). Penggunaan Internet of Things
Dalam Pemasaran Produk Pertanian. Jusikom: Jurnal Sistem Komputer
Musirawas, 3(2), 82-90.
Astarini, D. R. S., & Rofii, M. S. (2021). Siber Intelijen Untuk Keamanan
Nasional. Jurnal Renaissance, 6(1), 703-709.
Burhanuddin, C. I., & Abdi, M. N. (2019). Tingkat pemahaman dan minat
masyarakat dalam penggunaan fintech. Owner: Riset dan Jurnal
Akuntansi, 3(1), 21-27.
Faisol, A. (2021). Pengaruh Pengujian Statis Terhadap Kualitas Perangkat
Lunak Sitagih Pada PT. Semesta Mitra Sejahtera (SMS). Jurnal
MNEMONIC, 4(2).
Februariyanti, H., Utomo, M. S., Ningsih, D. H. U., & Nurraharjo, E. (2021).
Pengenalan Gedung Bersejarah Jiwasraya Semarang Melalui Media
Pembelajaran Berbasis Augmented Dan Virtual Reality. Dinamik,
26(2), 47-57.
Firdaus, I., & Marlapa, E. (2022). Literasi Manajemen Keuangan Sederhana
Dan Sosialisasi Investasi Saham Pada UMKM Kelurahan Meruya
Utara. Akuntansi dan Humaniora: Jurnal Pengabdian Masyarakat,
1(1), 46-50.
Gunawan, A. (2020). Usulan Pengembangan Bisnis Rural Logistics E-
commerce di PT. Pos Indonesia (Persero). Jurnal Ilmiah Teknologi
Infomasi Terapan, 6(3), 194-201.
Gunawan, E. A., Santoso, H., & Indrajit, R. E. (2022). Evaluasi tata kelola IT
menggunakan Framework COBIT terhadap pengaruh kinerja di Rumah
Sakit. Jurnal Inovasi Informatika, 7(1), 70-85.
46 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
Hadiprakoso, R. B., & Satria, W. A. (2022). Rancang Bangun Aplikasi
Gamifikasi Untuk Meningkatkan Kesadaran Keamanan Siber. Jurnal
Ilmiah Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Al
Asyariah Mandar, 8(2), 94-100.
Hadiwijaya, H., Febrianty, F., & Darmawi, D. (2020). Pendampingan
manajemen usaha dan permodalan pada UKM batu bata. CARADDE:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 353-359.
Handarkho, Y. D., Suryanto, T. R., Dewi, F. K. S., & Julianto, E. (2017).
Penerapan strategi e-business untuk meningkatkan keunggulan
kompetitif dari usaha mikro kecil menengah di Indonesia (Studi kasus
Trooper Electronic Yogyakarta). Jurnal Buana Informatika, 8(4).
Hariadi, E., Rosyidi, A., & Widada, W. (2022). Pelatihan Pemanfaatan
Aplikasi Data Konsumen Mekanik Gurah Mesin Mobil Berbasis Web.
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 487-496.
Helmi, H., Dazki, E., & Indrajit, R. E. (2022). Adopsi IoT Pada Core Process
Trucking di Indonesia Dengan Menggunakan TOGAF Framework.
JATISI (Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi), 9(1), 230-
243.
Indoworo, H. E. (2016). Menumbuhkan jiwa wirausaha melalui peran sosial
media. Jurnal Informatika Upgris, 2(1).
Jailani, N., Ismanto, K., & Adinugraha, H. H. (2022). An Opportunity to
Develop Halal Fashion Industry in Indonesia Through E-commerce
Platform. Tadayun: Jurnal Hukum Ekonomi Syariah, 3(2), 121-132.
Kartikasari, D., Darmaningrum, K., Widodo, Z. D., Prasetyaningrum, N. E.,
& Purwanto, A. (2021). Pelatihan Bisnis dengan Digital Marketing
untuk Generasi Muda di Kota Surakarta. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat Tunas Membangun, 1(2).
Kshetri, N. (2018). Blockchain’s roles in meeting key supply chain
management objectives. International Journal of Information
Management, 39, 80-89.
https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2017.12.007
Kusuma, J. W., Maliki, B. I., & Fatoni, M. (2020). Peran Pendidikan Dalam
Menyiapkan Bisnis Tradisional Memasuki Era Digital. Edusa
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 47
Kusumaningtyas, M., Puspitasari, F. D., & Putranto, J. H. (2022). Terobosan
Baru Pariwisata Halal bagi Pengusaha. Jurnal Pengembangan
Wiraswasta, 24(2), 95-106.
Latifah, S., & Astuti, Y. P. (2021). Penerapan Rantai Markov dalam
Menganalisis Persaingan Jasa Pengiriman Barang (Ekspedisi). Math
Unesa-Jurnal Ilmiah Matematika, 9(03), 458-465.
Lee, J., Kao, H. A., & Yang, S. (2014). Service innovation and smart analytics
for Industry 4.0 and big data environment. Procedia CIRP, 16, 3-8.
https://doi.org/10.1016/j.procir.2014.01.001
Lee, L. N., Kim, M. J., & Hwang, W. J. (2019). Potential of augmented reality
and virtual reality technologies to promote wellbeing in older adults.
Applied sciences, 9(17), 3556.
Nurfadilah, L., & Aprianti, I. (2021). Penentuan Segmentasi dan Target Pasar
Pada Home Care di Klinik Utama Mutiara Cikutra Bandung. Jurnal
Sains Sosio Humaniora, 5(2), 860-866.
Nurichwan, M. F. (2021). Analisis Aplikasi Augmented Reality Untuk
Katalog Jam Tangan Berbasis Android.
Oktaviani, P. B., & Silvia, A. (2021). Strategi Keamanan Siber Malaysia.
Jurnal Kajian Ilmiah, 21(1).
Pawana, I. G. N. A., Gunawan, H., & Paramartha, A. (2021). Integrated
Development Environment Untuk Pengembangan Smart System/IoT
Berbasis Chip ESP32. TIERS Information Technology Journal, 2(2),
16-23.
Priatno, E. A., & Sumantri, R. B. B. (2021). Dukungan Perangkat Lunak
Authoring dalam Prespektif Multimedia Development Life Cycle
(MDLC) Luther. Jurnal Ilmu Komputer dan Teknologi, 2(2), 13-19.
Putra, F. R. R. (2023). Jurnal Reportase EBC Expo 2022 Binus University
Malang (No. 83kyt). Center for Open Science.
Rachmawaty, A., & Siagawati, M. (2019). Pemanfaatan media sosial sebagai
sarana membuka peluang bisnis bagi warga di Desa Sindangsari.
Tematik: Jurnal Teknologi Informasi Komunikasi (e-Journal), 6(2),
184-196.
48 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
Rustam, Y. W. A. (2021). Perancangan Aplikasi Mobile Katalog Furniture
Menggunakan Teknologi Augmented Reality. INFORMASI (Jurnal
Informatika dan Sistem Informasi), 13(2), 97-122.
Sugiarni, R., Inayah, S., Herman, T., Juandi, D., Pahmi, S., Supriyadi, E., ...
& Fauzi, A. L. (2022). Sosialisasi Penggunaan Teknologi Virtual
Reality Dan Augmented Reality Dalam Pembelajaran Untuk
Menyongsong Era Metaverse. Jurnal Abdi Nusa, 2(3), 134-140.
Suhayati, E., Renali, S., Suherman, S. V., Matulessy, I. F., & Saputra, H.
(2021). Perkembangan e-commerce untuk usaha kecil. JISAMAR
(Journal of Information System, Applied, Management, Accounting and
Research), 5(3), 626-631.
Suryawirawan, O. A. (2019). Perceived Ease of Use dan Perceived Usefulness
terhadap E-commerce Intention melalui Aplikasi Online Shop pada
Mahasiswa di Surabaya. Jurnal MEBIS (Manajemen Dan Bisnis), 4(1),
1-8.
Trimulato, T. (2020). Pengembangan UMKM Melalui Fintech Syariah di
Tengah Wabah Covid-19. AL-IQTISHADIYAH: EKONOMI SYARIAH
DAN HUKUM EKONOMI SYARIAH, 6(2), 64-85.
Umam, M. S. (2019). Orientasi Etika dan Cyber Security Awareness (Studi
Kasus pada UMKM di Bantul). Akmenika: Jurnal Akuntansi dan
Manajemen, 16(2).
Visnu, J. (2020). Health-Preneurship: Mengapa Ilmu Kesehatan Masyarakat
Membutuhkan Seorang Entrepreneur?. Damianus Journal of Medicine,
19(1), 80-90.
Wang, X., Chen, X., & Liang, Y. (2019). Artificial intelligence in healthcare:
Past, present and future. Seminars in Cancer Biology, 55, 4-14.
https://doi.org/10.1016/j.semcancer.2018.03.002
Winarto, W. W. A. (2020). Peran Fintech dalam Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Jesya (Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Syariah),
3(1), 61-73.
Wirawan, R. (2018). Aplikasi Virtual Iklan Perumahan Dengan
Sistemaugmented Reality. ILKOM Jurnal Ilmiah, 10(1), 11-16.
Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis | 49
Yudawisastra, H. G. (2021). Pengaruh Produk Hijau terhadap Bisnis yang
Berkelanjutan: Studi pada Restoran di Kabupaten Badung di Masa
Pandemi Covid-19. WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, 2(1), 1-8.
50 | Peluang Dan Menciptakan Ide Bisnis
PROFIL PENULIS
Andika Isma, S.Pd., M.M.
Penulis merupakan Dosen Administrasi Bisnis pada Program
Studi Kewirausahaan, Jurusan Bisnis dan Kewirausahaan,
Universitas Negeri Makassar sejak tahun 2021. Sebagai
seorang yang sepenuhnya mengabdikan dirinya sebagai
dosen, selain pendidikan formal yang telah ditempuhnya
penulis juga mengikuti berbagai pelatihan untuk meningkatkan kinerja dosen,
khususnya di bidang pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Beberapa buku yang penulis telah hasilkan, di antaranya
Commerce dan IOT, Akselerasi Pengembangan Kurikulum dan Mutu
Pembelajaran, Kurikulum Merdeka, Business and Digital dan sebagainya.
Selain itu, penulis juga aktif melakukan penelitian yang diterbitkan di
berbagai jurnal nasional maupun internasional. Penulis juga aktif menjadi
pemakalah diberbagai kegiatan dan menjadi narasumber pada
workshop/seminar/lokakarya tertentu.
Email: andika.isma@unm.ac.id
52 | Manajemen Pemasaran
A. PENDAHULUAN
Manajemen merupakan serangkaian proses unik yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang
dilaksanakan untuk menetapkan dan mencapai berbagai sasaran yang sudah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan berbagai sumber
daya lainnya.
Pemasaran adalah aktivitas perusahaan yang melakukan proses produksi
untuk menghasilkan barang maupun jasa kemudian menyalurkannya untuk
dapat mencapai kepuasan konsumen dengan operasional yang memberikan
profit bagi produsen. Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan. Dalam
dunia persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk tetap
bertahan hidup dan terus berkembang. Oleh karena itu seorang pemasar
dituntut untuk memahami permasalahan pokok di bidangnya dan memiliki
kemampuan menyusun strategi agar dapat mencapai tujuan perusahaan
Pengertian yang dikemukakan Tjiptono (2011:2) manajemen pemasaran
adalah sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan
produk, menetapkan harga, dan mendistribusikan produk atau jasa yang
dihasilkan, serta memprogramkan metode promosi yang efektif agar mampu
memuaskan keinginan pusat sasaran dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
Didalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yang
dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkungan untuk mengetahui
karakteristik pasar dan lingkungan pemasarannya, sehingga dapat diperoleh
seberapa besar peluang untuk merebut pasar. Fungsi lain manajemen
pemasaran juga meliputi riset konsumen serta pengembangan produk.
B. TUJUAN MANAJEMEN PEMASARAN
1. Menciptakan Demand atau Permintaan
Tujuan manajemen pemasaran adalah menciptakan demand/permintaan
melalui berbagai cara yang berhubungan untuk mengetahui selera
konsumen,dan preferensi konsumen terhadap barang atau jasa yang
dipasarkan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Manajemen Pemasaran | 53
2. Meningkatkan Profit/Keuntungan
Tim pemasaran bisa dikatakan satu-satunya tim yang menghasilkan
pendapatan untuk perusahaan. Keuntungan dari pendapatan yang cukup
harus bisa diperoleh sebagai hasil dari penjualan barang atau jasa, apabila
perusahaan tidak mampu menghasilkan keuntungan, maka perusahaan
tersebut tidak akan mampu bertahan.
3. Menciptakan Pelanggan Baru
Perusahaan didirikan untuk menjual produk atau jasa kepada konsumen
dan pelanggan. Oleh sebab itu, konsumen adalah dasar dari sebuah bisnis
perusahaan. Konsumen merupakan pihak yang memberikan pendapatan
kepada perusahaan serta menentukan apa yang akan dijual oleh
perusahaaan.
4. Memuaskan Pelanggan
Perusahaan wajib mengembangkan dan mendistribusikan produk yang
sesuai dengan karakteristik tiap pelanggan guna memenuhi ekspektasi
pelanggan untuk memberikan kepuasan. Jika pelanggan tidak puas atau
harapan mereka tidak tercapai, maka bisnis tidak dapat menghasilkan
pendapatan untuk memenuhi biaya produksi dan untuk mendapatkan
pengembalian modal yang wajar.
5. Mencitrakan Produk yang Baik di Mata Publik
Membangun citra produk yang baik di masyarakat menjadi tujuan
manajemen pemasaran lainnya. Citra produk yang baik bisa dikategorikan
melalui penyediaan barang atau jasa yang berkualitas kepada konsumen,
penetapan harga yang wajar, serta hal-hal lain yang sesuai dengan harapan
konsumen.
C. BAURAN PEMASARAN TECHNOPRENEURSHIP
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:75) “Bauran pemasaran merupakan
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahan untuk terus menerus
mencapai tujuan perusahaannya di pasar sasaran”.
Marketing mix atau bauran pemasaran adalah sebuah perangkat strategi
pemasaran taktis yang dapat dikendalikan; yang dipadukan oleh organisasi
untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran
54 | Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2016: 47) Bauran pemasaran (marketing
mix) mencakup empat (4) hal pokok dan dapat dikontrol oleh perusahaan yang
meliputi produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi
(promotion).
Gambar 3.1. Bauran Pemasaran/Marketing Mix
Istilah technopreneurship adalah gabungan dari dua kata, yaitu
“technology” dan “entrepreneurship”. Berdasarkan kedua kata tersebut, dapat
disimpulkan bahwa “technopreneurship” adalah sebuah kegiatan usaha yang
menggabungkan kecanggihan teknologi dengan kemampuan berwirausaha,
atau juga kegiatan wirausaha yang fokus di bidang teknologi. Selain dikenal
dengan sebutan technopreneurship, bisnis ini juga dikenal sebagai usaha
rintisan atau startup serta bergerak lebih kearah produk jasa atau layanan.
Saat ini telah banyak perusahaan startup atau technopreneurship yang
besar dan terkenal, termasuk di Indonesia. Beberapa contoh
technopreneurship terkenal di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Gojek,
2. Traveloka,
3. Ruangguru,
4. Tokopedia, dll
Manajemen Pemasaran | 55
1. Perancangan Produk Technopreneurship
Sebagaimana dijelaskan diatas tadi bahwa produk-produk
technopreneurship mayoritas mengarah kedalam bentuk layanan atau jasa.
Menurut Gronroos (1990) jasa memiliki banyak arti dan ruang lingkup,
dari pengertian yang paling sederhana, jasa merupakan bentuk pelayanan
dari seseorang kepada orang lain, baik yang dapat dilihat (explicit service)
maupun yang tidak dapat dilihat, yang hanya bisa dirasakan (implicit
service) sampai kepada fasilitas-fasilitas pendukung yang harus tersedia
dalam penjualan jasa dan benda-benda lainnya.
Perbedaan utama karakteristik jasa dengan produk adalah sifat jasa
yang tidak dapat dilihat (abstrak) selain keterlibatan konsumen secara aktif
dalam proses penyampian jasa. Peran tenaga manusia dalam hal ini kontak
personal sangat berarti karena dapat menentukan apakah penyampaian jasa
ini berhasil atau tidak.
Beberapa karakteristik jasa, seperti tidak dapat dilihat (intangibility),
keterlibatan konsumen secara langsung (inseparability), mudah rusak
(perishability), dan beraneka ragam (variability) sangat mempengaruhi
strategi perancangan produk jasa.
a. Sifat jasa yang tidak dapat dilihat (intangibility) dan strategi
menghadapinya
Jasa berbeda definisinya dengan barang, jika barang berupa benda,
alat, atau objek, maka jasa merupakan suatu perbuatan, aktivitas, atau
kinerja (performance). Apabila barang dapat dimiliki, maka jasa dapat
dikonsumsi atau dinikmati, tetapi tidak dapat dimiliki.
Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, diraba, dirasa,
atau dicium sebelum dibeli, sehingga untuk mengurangi
ketidakpastian, para pelanggan memperhatikan tanda-tanda atau bukti
kualitas dari jasa tersebut.
Tugas penyedia jasa dalam menghadapi sifat jasa yang tidak dapat
dilihat (intangible) adalah “mengelola bukti (manage the evidence)”
dan memberikan bukti-bukti fisik sebagai perbandingan pada
penawaran abstraknya (making tangibilize the intangible) (Looy et
al.,1998).
56 | Manajemen Pemasaran
Beberapa strategi untuk menangani masalah yang muncul oleh
karakteristik jasa yang tidak nyata (intangible) tersebut diatas adalah
sebagai berikut.
1) Menekankan petunjuk-petunjuk yang tampak (tangible clues), yaitu
tempat (desain interior dan eksterior), kualitas pelayanan (bukti
langsung, kehandalan, jaminan, daya tanggap, dan empati), peralatan
pendukung, bahan-bahan komunikasi (brosur, poster, pamflet),
merek, dan harga.
2) Mensimulasikan atau mendorong komunikasi dari mulut ke mulut
(word of mouth communication) positif antar pelanggan.
3) Menciptakan citra (image) organisasi yang kuat dan dapat dipercaya
(credible).
4) Melakukan survei mengenai kepuasan pelanggan, menampung, dan
menangani keluhan pelanggan (service recovery), serta menerima
kritik maupun saran dari pelanggan.
b. Keterlibatan konsumen di dalam proses jasa (inseparability) dan strategi
menghadapinya
Keterlibatan konsumen di dalam proses jasa sangat membutuhkan
perhatian dalam merancang fasilitas pendukung produk jasa, dimana
kondisi ini tidak ditemui dalam proses manufaktur.
Pada saat konsumen ingin membeli sebuah mobil, kondisi bengkel
perakitan yang mungkin panas dan kotor tidak akan mempengaruhi kesan
konsumen dalam keputusannya membeli mobil, karena disaat konsumen
pertama kali melihat mobil, yang tergambarkan adalah wujud menarik
daripada mobil tersebut dan sama sekali terlepas dari proses
pembuatannya. Berbeda dengan proses produksi jasa, mulai dari saat
kehadiran konsumen ataupun di saat baru menunjukkan minat sampai
dengan selesainya proses tersebut, konsumen terlibat secara terus-
menerus, sehingga suasana dan fasilitas yang digunakan, seperti dekorasi
interior maupun eksterior, layout, tanda-tanda informasi, serta personil
yang terlibat di dalam proses jasa tersebut sangat mempengaruhi persepsi
konsumen terhadap nilai kualitas jasa yang dijual.
Beberapa strategi untuk menangani masalah yang ditimbulkan oleh
karakteristik jasa yang inseparability pada technopreneurship.
Manajemen Pemasaran | 57
1) Melakukan rekruitmen dan pelatihan secara cermat dan tepat terhadap
orang-orang yang terlibat dalam operasional technopreneurship
tersebut seperti, teknisi, administrator, marketing, dan sebagainya.
Hasil kerja orang-orang tersebut akan mempengaruhi persepsi
konsumen.
2) Mengelola konsumen, yang berarti memperhatikan hubungan jangka
panjang dengan pelanggan (customer relationship).
3) Menggunakan berbagai lokasi jasa (multisite location), artinya jasa
secara lokasi tidak mengenal batasan, apalagi terkait
technopreneurship dimana konsumen harusnya bisa mengakses
dimanapun secara online.
c. Sifat jasa yang mudah rusak (perishability) dan strategi menghadapinya
Jasa termasuk komuditas yang tidak tahan lama, begitupun
technopreneurship itu sendiri yang notebene berbasis teknologi juga
merupakan sesuatu yang rentan, semisal permasalahan regulasi, tingkat
keamanan siber, atau kemungkinan terjadinya error. Apabila kita menjual
barang lalu tidak terjual hari ini, barang masih dapat disimpan serta
diawetkan. Namun dalam konteks jasa apabila kita melakukan kesalahan
di awal maka kerugian bisa berlanjut ke masa mendatang.
Berkenaan dengan sifat perishability diatas, maka strategi atau
langkah yang dapat dilakukan dalam mengatasinya adalah sebagai
berikut.
1) Meningkatkan tingkat keamanan sistem untuk menghindari error, dan
sedini mungkin mampu mengidentifikasi seandainya terdapat bug
(kecacatan) pada sistem yang kita miliki lalu mengatasinya.
2) Mengoptimalkan setiap keunggulan maupun kelebihan yang dimiliki
untuk menciptakan kesan awal yang baik.
d. Sifat jasa yang berbeda-beda (variability) dan strategi menghadapinya
Jasa pada umumnya merupakan nonstandardized output, artinya akan
memunculkan banyak pendapat dan penilaian tergantung pada siapa,
kapan, dan bagaimana jasa tersebut dihasilkan. Technopreneurship sendiri
merupakan usaha berbasis teknologi yang mana point penilaian terletak
pada kemutakhiran, serviceability, atau masalah yang minimal.
58 | Manajemen Pemasaran
Strategi untuk menghadapi sifat jasa yang berbeda-beda (variability)
adalah sebagai berikut.
1) Melakukan service customization, artinya meningkatkan intensitas
antara perusahaan dengan konsumen, sehingga produk dan program
pemasaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan setiap
konsumen.
2) Memantau tingkat kepuasan konsumen melalui sistem saran dan
keluhan, sehingga kesalahan kesalahan yang mungkin terjadi dapat
dideteksi dan dioreksi.
2. Penetapan Harga
Menurut Indriyo Gitosudarmo, harga merupakan nilai yang
dinyatakan dalam satu mata uang atau alat tukar, terhadap suatu produk
tertentu.
Di dalam ilmu ekonomi, pengertian harga mempunyai hubungan
dengan pengertian nilai dan kegunaan. Nilai adalah ukuran jumlah yang
diberikan oleh sebuah produk apabila produk tersebut ditukarkan dengan
produk lain, sedangkan kegunaan adalah atribut dari sebuah item yang
memberikan tingkat kepuasan tertentu pada konsumen.
a. Tujuan Penetapan Harga
Menurut Adrian Payne (Rambat & Hamdani, 2008) tujuan penetapan
harga antara lain :
1) Bertahan
Penetapan harga bertahan merupakan usaha yang dilakukan saat
kondisi pasar tidak menguntungkan dan demi menjaga
kelangsungan hidup perusahaan.
2) Memaksimalkan Laba
Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba yang
didapat pada periode tertentu dengan menawarkan harga
maksimal.
3) Memaksimalkan Penjualan
Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar
biasanya dengan menawarkan harga minimum.
Manajemen Pemasaran | 59
4) Prestise
Tujuan penentuan harga disini adalah untuk memposisikan produk
perusahaan tersebut sebagai produk yang eksklusif dan bernilai tinggi.
5) Pengembalian atas Investasi
Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian pengembalian
atas investasi (Return On Investment) yang diinginkan oleh
perusahaan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga
1) Faktor Internal Perusahaan
a) Tujuan Pemasaran Perusahaan
Semakin jelas tujuan suatu perusahaan, semakin mudah pula
perusahaan tersebut dalam menetapkan harganya. Tujuan tersebut
dapat berupa maksimalisasi keuntungan masa sekarang, untuk
kelangsungan hidup perusahaan, dan meraih pangsa pasar yang
besar.
b) Strategi Bauran Pemasaran
Perusahaan juga seringkali menempatkan produk mereka melalui
harga, dimana harga dalam hal ini menjadi faktor yang
menentukan pasaran produk, persaingan, dan rancangan produk.
c) Biaya
Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi menjadi dasar
penentuan harga yang dapat ditetapkan perusahaan terhadap
produknya agar tidak mengalami kerugian.
d) Pertimbangan Organisasi
Perusahaan-perusahaan menetapkan harga dengan berbagai cara.
Dalam perusahaan kecil, harga seringkali ditetapkan oleh
manajemen puncak, dan bukan oleh departemen pemasaran atau
penjualan. Dalam perusahaan besar, penetapan harga biasanya
ditangani oleh manajer-manajer divisi ataupun lini produk serta
menyesuaikan dengan target maupun tujuan perusahaan.
2) Faktor Eksternal Perusahaan
a) Pasar dan Permintaan
Sebelum menetapkan harga, seorang pemasar harus melakukan
analisa pasar untuk memahami hubungan antara harga dengan
pasar dan permintaan atas produknya. Apakah pasar tersebut
60 | Manajemen Pemasaran
termasuk ke dalam pasar persaingan sempurna, monopoli, atau
oligopoli untuk menyesuaikan dengan produk yang akan
diluncurkan.
b) Persaingan
Kebebasan perusahaan dalam menentukan harga produknya itu
bergantung pada jenis persaingan yang berbeda-beda dan strategi
bersaing yang seperti apa, seperti strategi pemimpin pasar, strategi
penantang pasar, strategi pengikut pasar, atau strategi penggarap
relung pasar.
Meskipun peranan faktor nonharga makin meningkat pada proses
pemasaran modern, harga tetap menjadi elemen penting dalam bauran
pemasaran, karena: Harga merupakan satu-satunya elemen dalam
bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan sementara elemen
lainnya melambangkan biaya, harga juga merupakan salah satu elemen
yang paling fleksibel dalam bauran pemasaran, serta tidak seperti fitur
produk dan komitmen saluran, harga dapat dinaikkan atau diturunkan
dengan cepat.
3. Saluran Distribusi
Dimensi bauran pemasaran berikutnya adalah Place atau sering kali
dikenal dengan saluran distribusi atau juga saluran pemasaran. Definisi
saluran pemasaran menurut David Revzan dikutip oleh Basu Swastha
(1991), merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus produk dari produsen
ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai atau konsumen.
Distribusi juga dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang
berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa
dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan
yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).
Faktor-faktor yang mendorong sebuah perusahaan menggunakan jasa
distributor, adalah :
a. Para produsen atau perusahaan kecil yang baru akan memulai
usahanya dan dengan sumber keuangan terbatas masih belum mampu
mengembangkan organisasi penjualan langsung, sehingga
memerlukan perantara.
Manajemen Pemasaran | 61
b. Para distributor atau perantara nampaknya lebih efektif dalam penjualan
skala besar karena skala operasi mereka yang luas dan keahlian
khususnya.
c. Para pengusaha yang cukup model lebih senang menggunakan dana
mereka untuk ekspansi dan pengembangan produk daripada untuk
melakukan kegiatan promosi maupun penyaluran.
Gambar 3.2. Prosedur Menentukan Saluran Distribusi
Fungsi saluran distribusi menurut Kotler (1997) :
a. Information, yaitu mengumpulkan informasi penting tentang konsumen
dan pesaing untuk merencanakan dan membantu pertukaran.
b. Promotion, yaitu pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif
tentang produk yang ditawarkan.
c. Negotiation, yaitu mencoba untuk menyepakati harga dan syarat-syarat
lain, sehingga memungkinkan perpindahan hak pemilikan.
d. Ordering, yaitu pihak distributor melakukan pemesanan produk yang
ingin disalurkan kepada perusahaan.
e. Payment, yaitu pembeli atau pemesan membayar tagihan kepada penjual
melalui bank atau lembaga keuangan lainnya.
f. Title, yaitu perpindahan kepemilikan barang dari suatu organisasi atau
orang kepada organisasi / orang lain.
g. Physical Possesion, yaitu mengangkut dan menyimpan barang-barang
dari bahan mentah hingga barang jadi atau mobilisasi/perpindahan tempat
maupun pengelolaan database dan akhirnya sampai ke pengguna atau
konsumen akhir.
62 | Manajemen Pemasaran
h. Financing, yaitu meminta dan memanfaatkan dana untuk biaya-biaya
dalam pekerjaan saluran distribusi.
i. Risk Taking, yaitu menanggung resiko sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan saluran distribusi.
Keputusan mengenai tempat untuk pemasaran maupun distribusi ini
sangat penting agar konsumen dapat memperoleh produk yang
dibutuhkan tepat pada saat yang dibutuhkan. Rancangan
place/distribution ini dapat meliputi saluran distribusi, lokasi pemasaran,
tranportasi yang digunakan, jangkauan, waktu untuk
perjalanan/penyaluran, dan lain sebagainya. Setelah perusahaan berhasil
menciptakan barang atau jasa yang dibutuhkan dan menetapkan harga
yang layak, tahap berikutnya menentukan metode penyampaian produk
atau jasa ke pasar melalui rute-rute yang efektif hingga tiba pada tempat
yang tepat, dengan harapan produk/jasa tersebut berada di tengah tengah
kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk/jasa tersebut.
4. Strategi Promosi
Dalam manajemen pemasaran dikatakan bahwa promosi merupakan
ujung tombak kegiatan bisnis suatu produk dalam rangka menjangkau
target atau pasar sasaran dan program penjualan produk tersebut. Seorang
produsen dalam melakukan kegiatan promosi harus benar-benar
memberikan informasi atau pesan yang tepat dan tidak berkesan
membohongi konsumen.
Menurut William J. Stanton promosi adalah unsur dalam bauran
pemasaran perusahaan yang didayagunakan untuk memberitahukan,
membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan.
a. Fungsi Promosi
1) Informing (memberikan informasi)
Promosi membuat konsumen sadar akan produk-produk baru,
mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek serta
hal-hal menarik terkait produk, serta memfasilitasi penciptaan
citra sebuah perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa.
2) Persuading (membujuk)
Media promosi atau iklan yang baik akan mampu mempersuasi
(membujuk) pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang
Manajemen Pemasaran | 63
ditawarkan. Terkadang persuasi berbentuk mempengaruhi
permintaan primer, yaitu menciptakan permintaan bagi keseluruhan
kategori produk.
3) Reminding (mengingatkan)
Iklan serta program promosi lainnya menjaga agar merek produk
perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen.
4) Adding Value (menambah nilai)
Promosi yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan,
lebih bergaya, lebih bergengsi, dan dapat lebih unggul dari tawaran
pesaing. Dengan cara inovasi, penyempurnaan kualitas, atau merubah
persepsi konsumen.
5) Assiting (mendampingi upaya-upaya lain perusahaan)
Iklan merupakan salah satu alat promosi, iklan dapat mengawasi
proses penjualan produk-produk perusahaan dan memberikan
pandangan awal atau pendahuluan yang bernilai bagi perusahaan
sebelum melakukan kontrak personal dengan para pelanggan yang
prospektif.
b. Bauran Promosi (Promotion Mix)
Promosi yang merupakan bagian dari pendekatan strategi marketing
mix, juga menurunkan satu himpunan strategi yang kemudian dikenal
dengan sebutan promotion mix. Ada empat strategi promosi yang
terhimpun didalam promotion mix, yaitu periklanan (advertising),
promosi penjualan (sales promotion), penjualan pribadi (personal
selling), dan publisitas (publicity).
1) Periklanan (advertising)
Pengertian dasar daripada iklan adalah mentransfer pikiran dan
gagasan kepada orang lain yang dapat dilakukan melalui berbagai
media, seperti : radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain. Periklanan
juga merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal yang
digunakan oleh perusahaan barang atau jasa yang memiliki tujuan
untuk memberikan informasi tentang produk, membujuk untuk
melakukan permintaan, mengingatkan, serta berupaya memberikan
keyakinan kepada konsumen terhadap produk.
64 | Manajemen Pemasaran
2) Promosi Penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan adalah merupakan kegiatan perusahaan untuk
menjajakan produk yang dipasarkan sedemikian rupa sehingga
konsumen akan mudah untuk melihat dan mengetahuinya bahkan
dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu maka produk
tersebut akan menarik perhatian konsumen. Sales promotion memiliki
misi khusus, yaitu market education. Kegiatannya cukup beragam
seperti melakukan pameran, presentasi oleh sales promotion girl,
program gimmic, atau rangsangan pasar melalui berbagai bentuk
hadiah.
3) Penjualan Pribadi (personal selling)
Penjualan pribadi adalah suatu penyajian produk secara langsung atau
kontak langsung yang dilakukan tenaga penjual kepada calon
konsumen, dengan kontak langsung seperti ini diharapkan terjadi
hubungan yang positif antara penjual dengan konsumen serta produk
tersampaikan dengan jelas. Termasuk kedalam kategori personal
selling adalah, door to door selling, mail order, telephone selling,
direct selling.
4) Publisitas (publicity)
Promosi tidak selalu fokus pada nilai-nilai benefit dan fitur produk,
promosi juga bisa diorientasikan pada nilai-nilai korporasi secara
keseluruhan atau yang sering disebut pencitraan perusahaan dengan
menjalin hubungan dengan kepentingan publik yang lebih besar.
Program publisitas antara lain, pameran, menjadi sponsor berbagai
acara, program coorporate social responsibility (CSR), dan
sebagainya.
c. Media Promosi
Media promosi terbagi atas dua jenis, yaitu media yang berjenis
Above The Line (ATL) atau lini atas, dan media berjenis Below The Line
(BTL) atau lini bawah.
1) Media Above The Line (ATL)
Pemasaran atau marketing menggunakan media Above The Line
(ATL) artinya adalah pemasaran yang melakukan pemasaran produk
/ jasa dengan menggunakan media massa. Media yang digunakan
biasanya adalah media televisi, radio, media cetak (koran, majalah,
Manajemen Pemasaran | 65
dll). Pada masa saat ini di era digital ketika internet sangat booming
menggunakan iklan pada search engine atau banner pada situs-situs
terkenal. Sifat ATL merupakan media tak langsung yang mengenai
audience, karena sifatnya yang terbatas pada penerimaan audience.
ATL digunakan jika memang pasar yang dituju sangat luas dan sulit
atau belum bisa didefinisikan.
2) Media Below The Line (BTL)
Below The Line ( BTL) adalah segala aktifitas marketing atau promosi
yang dilakukan di tingkat retail/konsumen dengan salah satu
tujuannya adalah merangkul konsumen supaya menyadari keberadaan
produk kita, contohnya : program bonus/hadiah, event, sosialisasi,
pembinaan konsumen, dan lain-lain. Kegiatan promosi below the line
suatu brand paling banyak dilakukan melalui beragam event. Dengan
event ini, konsumen akan berhubungan langsung dengan brand,
sehingga bisa terjadi komunikasi antara brand dengan konsumen.
D. PEMASARAN DIGITAL
1. Pengertian Pemasaran Digital
Seiring kemajuan teknologi, kebutuhan dan cara manusia dalam
melalakukan suatu hal berubah, termasuk pada teknik pemasaran. Jika
dahulu cara pemasaran dilakukan dengan konvensional seperti menyebar
selebaran, memasang iklan di televisi atau radio dan sejenisnya, sekarang
proses pemasaran sudah memasuki fase baru yang memanfaatkan
teknologi melalui pemasaran digital atau digital marketing.
Digital marketing atau pemasaran digital merupakan suatu usaha
dalam mempromosikan sebuah merek dengan memanfaatkan media
digital yang bisa menjangkau kalangan konsumen yang sesuai (Neneng
Nurmalasari dan Masitoh, 2021). Menurut Chaffey dan Meyer pemasaran
digital merupakan pemasaran yang memiliki lingkup lebih luas karena hal
tersebut mengacu kepada media digital seperti web, email, dan media
nirkabel lainnya serta juga meliputi pemprosesan data pelanggan digital
dan juga bagaimana internet dapat dikolaborasikan dengan media
tradisional untuk memperoleh dan memberikan layanan kepada
pelanggan.
66 | Manajemen Pemasaran
2. Tujuan Pemasaran Digital
Sebagaimana pengertian diatas tadi bahwa pemasaran digital adalah
proses aktivitas pemasaran produk barang atau jasa dengan menggunakan
teknologi atau media elektronik seperti internet. Pemasaran digital
dijalankan untuk mencapai berbagai tujuan sebagai berikut :
a. Meningkatkan pangsa pasar.
b. Meningkatkan jumlah komentar pada sebuah blog atau website.
c. Meningkatkan pendapatan penjualan.
d. Mengurangi biaya, misalnya biaya distribusi atau promosi.
e. Mencapai tujuan merek, seperti meningkatkan kesadaran merek.
f. Meningkatkan ukuran database.
g. Mencapai tujuan Customer Relationship Management, seperti
meningkatkan kepuasan pelanggan, frekuensi pembelian, atau tingkat
referensi pelanggan.
h. Memperbaiki manajemen rantai suplai, seperti dengan meningkatkan
koordinasi anggota, menambahkan mitra, atau mengoptimalkan
tingkat persediaan.
3. Strategi Pemasaran Digital
Pemasaran merupakan tahap yang sangat penting dalam
mengembangkan bisnis. Banyak sekali platform di internet yang bisa kita
manfaatkan untuk melakukan kegiatan pemasaran. Berikut hal-hal yang
dapat kita perhatikan dan gunakan dalam menjalankan digital marketing.
a. Menyiapkan profil bisnis dan produk
Sebelum kita menjalankan digital marketing yang mengarah ke online
marketing, kita harus mempersiapkan terlebih dahulu profil bisnis dan
produk yang kita miliki. Profil bisnis ini meliputi informasi seperti
nama usaha, logo, foto tempat usaha, nomor kontak/telepon usaha,
daftar produk/layanan, foto produk, dan informasi lainnya yang
dimiliki bisnis kita dan penting untuk diinformasikan kepada publik.
b. Memanfaatkan fitur Google Maps
Google Maps saat ini merupakan platform peta online yang sangat
populer. Semua perangkat smartphone, aplikasi transportasi online,
dan hampir seluruh perangkat GPS (Google Positioning System)
menggunakan Google Maps sebagai platform peta online. Google
Maps memiliki keunggulan berupa informasi lalu lintas dan tempat
Manajemen Pemasaran | 67
publik yang sangat lengkap karena data dalam Google Maps selalu di
perbarui melalui berbagai metode, mulai dari pencitraan satelit,
pemanfaatan sensor dari perangkat smartphone, hingga kontribusi
pengguna melalui platform google local guides. Melalui fitur Google
Maps, kita dapat menampilkan informasi-informasi penting dari bisnis
yang kita jalani. Beberapa informasi tersebut meliputi jenis usaha,
nama tempat/usaha, titik koordinat lokasi di peta, foto tempat, foto
produk/layanan, rekomendasi dan review di google mengenai jenis
usaha, alamat website, nomor kontak, jam layanan, penilaian/skor
tempat usaha berdasarkan review pelanggan, dan testimoni dari
pelanggan. Satu fitur unggulan lagi dari platform ini adalah mampu
menampilkan tingkat kepadatan di lokasi secara langsung/real time.
c. Menggunakan fitur pengiklanan di media sosial
Media sosial semacam Facebook, Instagram, dan yang lainnya
memiliki hampir seluruh informasi ataupun data setiap penggunanya.
Data yang dimiliki media sosial semacam Facebook dan Instagram ini
bukan hanya disimpan begitu saja, melainkan dimanfaatkan untuk
menjadi strategi pengiklanan model baru. Apabila pengiklanan
sebelum era digital dilakukan secara umum dengan membuat iklan di
televisi, radio, surat kabar, atau dengan papan besar di pinggir jalan,
saat ini media sosial menawarkan strategi pemasaran yang lebih efektif
dan efisien. Sebab target pengiklanan dapat kita sesuaikan sesuai
dengan data yang media sosial miliki.
Beberapa keunggulan lain dari pengiklanan pada media sosial adalah
kita dapat memilih jenis pengiklanan mulai dari pengiklanan yang
menargetkan popularitas bisnis, menjaga pelanggan, mengajak
pelanggan memberikan review, hingga masih banyak lagi.
d. Menggunakan SEO (Search Engine Optimization)
Search Engine Optimization (SEO) adalah fitur yang disediakan mesin
pencari seperti Google untuk menempatkan sebuah laman/bisnis
berada di bagian teratas pencarian. SEO sangat efektif untuk setiap
bisnis yang membutuhkan ekspansi pelanggan baru. SEO ini juga
sangat efektif untuk menarik pelanggan baru yang sebelumnya belum
memiliki preferensi apa pun tentang sebuah bisnis.
68 | Manajemen Pemasaran
Syarat untuk menggunakan SEO ini adalah laman/bisnis yang hendak
dioptimasi harus memiliki website atau minimal blog. Alternatif lain
apabila ingin tampil pada urutan teratas pencarian tanpa SEO adalah,
laman yang kita miliki harus menjadi yang terpopuler di google maps
dengan indikator banyaknya ulasan dan tingginya skor penilaian
pengguna.
e. Membuat website atau blog
Website atau blog dibutuhkan untuk bisnis dengan skala kecil,
menengah, hingga besar. Website dapat menjadi laman yang
memberikan informasi seluas-luasnya mengenai profil usaha, kontak,
produk, testimoni, portofolio, dan informasi lainnya yang dapat
dibagikan kepada calon pelanggan. Website memiliki keunggulan
keleluasaan untuk memberikan informasi. Berbeda dengan media
sosial yang lebih digunakan untuk menjalin hubungan atau
berkomunikasi dengan pelanggan dan pemanfaatan fitur pengiklanan.
Bisnis yang sudah memiliki website sendiri tentu juga akan menambah
reputasi dan kredibilitas usaha.
Manajemen Pemasaran | 69
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Hapzi. (2010). Technopreneurship, Dalam Perspektif Bisnis Online.
Jambi.
Hariyono., & Andrini, Vera Septi. (2020). Pengantar Technopreneurship.
Serang, Banten: CV.AA.RIZKY.
Irawan., Wijaya, Faried., Sudjoni, M. N. (1996). Pemasaran, Prinsip dan
Kasus. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Jasfar, Farida. (2005). Manajemen Jasa, Pendekatan Terpadu. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Paramita, Sista. et al. (2021). Manajemen Bisnis Di Era Pandemi Covid-19.
Bandung: Media Sains Indonesia
Sunyoto, Danang. (2012). Dasar-dasar Manajemen Pemasaran. Yogyakarta:
CAPS.
Suryadi, Didih. (2006). Promosi Efektif, Menggugah Minat dan Loyalitas
Pelanggan. Yogyakarta: Tugu Publisher.
70 | Manajemen Pemasaran
PROFIL PENULIS
Valentino Rahman, SE, MM
Lahir di Buntok Kabupaten Barito Selatan
Kalimantan Tengah pada 19 Desember 1987, setelah
menyelesaikan SMA kemudian melanjutkan
pendidikan Strata 1 (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE) Dahani Dahanai Buntok dan lulus
pada tahun 2013. Pendidikan Pascasarjana (S2)
Magister Manajemen di Universitas Islam
Kalimantan (Uniska) MAB Banjarmasin dan lulus
pada tahun 2018. Sejak tahun 2015 menjadi dosen
tetap pada prodi manajemen STIE Dahani Dahanai Buntok sekaligus menjabat
wakil ketua II bidang keuangan dan umum. Mata kuliah yang diampu yaitu
Pengantar Bisnis, Dasar Pemasaran, Manajemen Pemasaran, dan Riset
Pemasaran. Penulis memfokuskan diri dalam bidang pemasaran dan berupaya
menghasilkan karya dalam bentuk artikel, publikasi jurnal, dan menulis
bookchapter.
Email Penulis: valentinorahman14@gmail.com
72 | Manajemen Operasional dan Sumber Daya Manusia
A. MANAJEMEN OPERASIONAL
Pada bab-bab sebelumnya, telah dipaparkan cara menentukan bagaimana
memposisikan usaha, memutuskan model bisnis, proposisi nilai dan
penawarannya terhadap pesaing dalam hal harga, kualitas, kenyamanan, atau
faktor lainnya. Anda telah menentukan model bisnis dan proposisi nilai Anda.
Sekarang saatnya untuk menentukan bagaimana entrepreneur akan
menyediakan produk atau layanan kepada pelanggan. Sistem operasi adalah
kombinasi dari proses internal dan kolaborasi rantai pasokan yang
menyediakan produk dan layanan kepada pelanggan usaha. Mengelola
serangkaian aktivitas yang termasuk dalam sistem operasi yang diperlukan
untuk menghasilkan produk atau layanan dan menyampaikannya kepada
pelanggan disebut sebagai manajemen operasi (Thomé, 2016). Fungsi
operasi sangat penting bagi organisasi mana pun, tetapi sering kali tidak
mendapat banyak perhatian dari para wirausahawan karena mereka fokus pada
tuntutan lain untuk memulai usaha. Merancang produk atau layanan,
menyusun rencana pemasaran, dan mengumpulkan uang sering kali tampak
lebih penting bagi wirausahawan pemula. Untuk setiap usaha baru, ada
beberapa pendekatan yang berbeda untuk memberikan produk atau layanan
kepada pelanggannya. Tujuan dalam mengelola operasi adalah untuk
menyelesaikan tugas ini sedemikian rupa untuk mendukung strategi usaha,
model bisnis, dan posisi kompetitif.
Mencari tahu bagaimana cara memproduksi produk atau memberikan
layanan mungkin tampak sebagai sesuatu yang mudah dilakukan setelah
desain dan detail teknis penting dari produk baru dikerjakan. Pandangan ini
dapat dimengerti, jika sebuah produk belum dirancang, sehingga
wirausahawan tidak perlu khawatir tentang bagaimana produk tersebut akan
diproduksi. Namun, terlalu sering, seorang wirausahawan tidak menyadari
bahwa strategi penetapan harga atau fitur produk yang merupakan bagian
penting dari rencana bisnis tidak sesuai dengan kenyataan dalam
memproduksi produk tersebut. Operasi juga dapat menjadi fungsi yang sangat
mahal untuk usaha start-up, sehingga pemahaman yang menyeluruh sangat
penting ketika menentukan persyaratan pembiayaan untuk sebuah perusahaan
start-up (Duening dkk, 2021).
Alasan kedua untuk mencurahkan perhatian pada fungsi operasi di awal
kehidupan start-up adalah bahwa sistem operasi akan terkait langsung dengan
Manajemen Operasional dan Sumber Daya Manusia | 73
skalabilitas perusahaan. Skalabilitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk
memenuhi permintaan yang meningkat dengan biaya marjinal yang menurun.
Margin operasi untuk bisnis yang dapat diskalakan meningkat seiring dengan
meningkatnya volume. Mencapai pertumbuhan yang tinggi memiliki dua
persyaratan. Salah satunya adalah menciptakan pertumbuhan permintaan yang
tinggi; yang lainnya adalah mampu memenuhi permintaan tersebut dengan
menghasilkan produk atau layanan pada tingkat yang diminta oleh pelanggan.
Mengembangkan sistem operasi yang dapat diskalakan dan oleh karena itu
dapat memenuhi permintaan yang tumbuh dengan cepat tanpa meningkatkan
biaya secara proporsional dapat menjadi sangat penting bagi keberhasilan
usaha kewirausahaan.
Ada beberapa dimensi manajemen operasi yang harus dipertimbangkan
dalam perusahaan start-up. Salah satunya adalah strategi operasi, yang untuk
perusahaan start-up adalah penentuan bagaimana posisi kompetitif, proposisi
nilai, dan model bisnis usaha akan diterjemahkan ke dalam persyaratan sistem
operasi (Shepherd dan Patzelt, 2013). Sebagai contoh, produk inti dari usaha
baru dapat diposisikan sebagai alternatif yang lebih berkualitas daripada yang
saat ini ditawarkan di pasar. Oleh karena itu, sistem operasi harus mampu
memberikan tingkat kualitas yang diharapkan oleh pelanggan. Strategi operasi
untuk usaha baru harus menentukan dimensi kinerja di mana sistem operasi
harus unggul. Dimensi-dimensi ini biasanya mencakup biaya, kualitas,
keandalan, kecepatan, dan fleksibilitas. Penting untuk dicatat bahwa biasanya
ada trade-off yang terkait dengan dimensi-dimensi yang berbeda ini. Sebagai
contoh, sangat sulit, meskipun tidak mustahil, untuk memiliki tingkat
fleksibilitas yang tinggi dan biaya yang rendah pada saat yang bersamaan.
Dimensi kunci kedua dari manajemen operasi adalah pilihan apakah akan
memproduksi produk atau jasa secara internal atau mengalihdayakan
produksinya ke perusahaan eksternal. Outsourcing memiliki banyak
keuntungan untuk usaha baru, terutama untuk perusahaan yang menawarkan
produk yang nyata. Outsourcing dapat menghasilkan biaya yang lebih rendah
dan fleksibilitas yang lebih besar, namun ada juga potensi kekurangannya.
Yang terkait dengan outsourcing adalah desain dan manajemen rantai
pasokan perusahaan, yang merupakan "jaringan organisasi yang bekerja sama
untuk mengubah dan memindahkan barang dari tahap bahan baku ke
pelanggan akhir.
74 | Manajemen Operasional dan Sumber Daya Manusia
Area kunci ketiga dari manajemen operasi adalah pemilihan dan desain
proses yang akan digunakan untuk menghasilkan produk atau layanan yang
akan ditawarkan perusahaan. Sebuah proses adalah serangkaian langkah yang
digunakan untuk mengubah sekumpulan input (tenaga kerja, informasi,
material) menjadi output yang bernilai (produk atau jasa) (Jay dan Barry,
2016). Pilihan dan desain suatu proses bergantung pada banyak faktor.
Beberapa faktor ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, jenis usaha, strategi
perusahaan, proposisi nilai, dan model bisnis. Pilihan yang dibuat sehubungan
dengan proses usaha sangat penting, karena mereka dapat memainkan peran
penting dalam menentukan biaya dan kualitas produk. Atribut-atribut tersebut
pada gilirannya memengaruhi strategi penetapan harga dan profitabilitas
secara keseluruhan.
Kualitas dapat menjadi hal yang sangat penting bagi kesuksesan
perusahaan rintisan, karena kualitas merupakan pertimbangan penting dalam
bagaimana pelanggan menilai nilai produk dan layanan perusahaan.
Perusahaan yang produk atau jasanya dianggap memiliki kualitas yang lebih
tinggi cenderung lebih menguntungkan dan memiliki keunggulan kompetitif
di pasar. Oleh karena itu, manajemen kualitas merupakan bagian penting dari
manajemen operasi. Manajemen kualitas memiliki beberapa elemen yang
berbeda, termasuk memutuskan bagaimana kualitas akan didefinisikan,
mengukur kualitas, mengendalikan kualitas, dan meningkatkan kualitas.
Salah satu konsep yang sangat relevan untuk manajemen operasi dalam
usaha start-up adalah pemikiran ramping (lean thinking). Pemikiran ramping
adalah pendekatan manajemen yang dapat dicirikan sebagai "melakukan lebih
banyak dengan lebih sedikit" (Thangarajoo dan Smith, 2015). Usaha baru
biasanya tidak memiliki banyak sumber daya dan oleh karena itu harus
menggunakan sumber daya yang dimilikinya seefektif dan seefisien mungkin.
Pemikiran ramping memberikan pola pikir manajerial yang tujuan utamanya
adalah meminimalkan pemborosan dan memaksimalkan nilai pelanggan.
Perlu dicatat bahwa ketiga dimensi ini saling terkait dan bergantung satu
sama lain. Strategi operasi didorong oleh strategi keseluruhan, model bisnis,
dan posisi kompetitif usaha. Pada gilirannya, keputusan yang dibuat
sehubungan dengan outsourcing, manajemen rantai pasokan, dan
pemilihan desain proses didorong oleh strategi operasi. Pada perusahaan
yang sudah mapan, sering kali terdapat pendekatan operasi yang berbeda yang
Manajemen Operasional dan Sumber Daya Manusia | 75
akan menghasilkan hasil bisnis yang sukses. Hal yang sama juga berlaku pada
usaha baru, dengan satu perbedaan penting. Usaha baru yang sukses biasanya
memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam operasinya. Fleksibilitas
dalam hal ini mengacu pada kemampuan umum untuk merespons
ketidakpastian. Karena hanya sedikit hal di dunia start-up yang pasti,
kemampuan untuk menghadapi ketidakpastian memberikan peluang yang
lebih besar untuk bertahan hidup dan pada akhirnya menjadi perusahaan yang
sukses.
Terakhir, elemen penting dalam mengelola operasi di perusahaan mana
pun, terutama di perusahaan baru, adalah pengukuran kinerja. Mengukur
dan melacak kinerja penting bagi usaha baru, karena kegiatan ini
memungkinkan wirausahawan untuk memahami di mana perusahaan berjalan
dengan baik dan di mana perlu perbaikan. Kinerja dapat dan harus diukur
dalam berbagai dimensi dan menggunakan metode yang berbeda. Memantau
kinerja usaha di berbagai bidang akan memungkinkan wirausahawan untuk
memahami di mana cara terbaik untuk mencurahkan upaya manajerialnya,
baik untuk mempertahankan kinerja yang baik maupun untuk meningkatkan
kinerja yang masih kurang.
1. Operation Strategy
Dalam setiap organisasi, terdapat strategi bisnis secara keseluruhan
yang menetapkan secara luas bagaimana bisnis tersebut bermaksud untuk
bersaing dan mendapatkan keuntungan dari para pesaingnya. Ada juga
strategi fungsional untuk setiap fungsi utama organisasi yang mendukung
strategi bisnis secara keseluruhan. Strategi operasi adalah salah satu dari
strategi fungsional ini, bersama dengan strategi pemasaran, strategi
keuangan, atau strategi sumber daya manusia. Strategi operasi dapat
dianggap sebagai serangkaian rencana dan keputusan untuk menggunakan
sumber daya dari fungsi operasi untuk mendukung strategi kompetitif
jangka panjang perusahaan.
Salah satu elemen kunci dari strategi operasi adalah menentukan
indikator kinerja utama (key performance indicator/KPI) yang secara
khusus berkaitan dengan fungsi operasi, yang pada gilirannya akan
membantu menentukan keputusan sehubungan dengan bagaimana sistem
operasi akan dirancang dan dikelola. KPI adalah dimensi di mana
perusahaan bermaksud untuk unggul dan mendapatkan keuntungan di
76 | Manajemen Operasional dan Sumber Daya Manusia
pasar (Asik dkk, 2020). Prioritas kompetitif meliputi biaya, kualitas,
waktu, inovasi, dan fleksibilitas. Bagaimana seharusnya perusahaan
memilih prioritas kompetitifnya? Prioritas ini harus secara langsung
mengikuti pilihan yang dibuat untuk strategi bisnis perusahaan. Biaya
sebagai prioritas kompetitif dari strategi operasi mendukung strategi
bisnis berbiaya rendah. Kualitas, waktu, inovasi, atau fleksibilitas akan
mendukung strategi bisnis diferensiasi.
Keputusan tentang sistem operasi harus konsisten dengan prioritas
kompetitif yang dipilih sebagai tujuan strategis dari strategi operasi.
Keputusan-keputusan ini terbagi dalam dua kategori besar: keputusan
struktural dan keputusan infrastruktur. Keputusan struktural adalah
keputusan jangka panjang yang umumnya membutuhkan investasi yang
relatif besar. Keputusan ini mencakup pilihan-pilihan mengenai kapasitas,
fasilitas, teknologi, lokasi fasilitas, dan sumber daya. Keputusan-
keputusan ini relatif jarang dibuat dan sulit untuk diubah. Sebaliknya,
keputusan infrastruktur dibuat lebih sering, membutuhkan investasi yang
lebih sedikit, dan lebih mudah diubah. Keputusan-keputusan ini umumnya
melibatkan orang dan sistem, khususnya keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan tenaga kerja, sistem kualitas, sistem perencanaan dan
penjadwalan, dan struktur organisasi. Secara keseluruhan, serangkaian
keputusan struktural dan infrastruktur menentukan bagaimana strategi
operasi diimplementasikan dan apakah prioritas kompetitif yang
diinginkan oleh perusahaan akan tercapai. Di banyak perusahaan,
terutama perusahaan baru, keputusan-keputusan ini mungkin tidak dibuat
secara sadar dengan cara yang terarah; sebaliknya, keputusan-keputusan
ini sering dibuat dengan cara sedikit demi sedikit sebagai reaksi terhadap
peristiwa-peristiwa yang terjadi dari waktu ke waktu.
Konsep trade-off dan fokus sangat penting dalam mengembangkan
strategi operasi yang efektif. Konsep trade-off mengacu pada gagasan
bahwa beberapa tujuan tidak sesuai satu sama lain. Sebagai contoh, sangat
sulit untuk memiliki fleksibilitas yang tinggi dan biaya yang rendah.
Demikian pula, biaya rendah dan kualitas kinerja yang tinggi umumnya
tidak berjalan bersamaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk
fokus pada seperangkat tujuan dan kegiatan yang relatif sempit yang
sangat penting bagi keberhasilannya dan mencurahkan sumber dayanya
Manajemen Operasional dan Sumber Daya Manusia | 77
untuk mencapai seperangkat tujuan tersebut. Dengan fokus, perusahaan
dapat menghemat uang, waktu, dan sumber daya lainnya. Selain itu,
perusahaan yang berkonsentrasi pada serangkaian kegiatan yang lebih
kecil umumnya menjadi lebih baik dan lebih efisien dalam kegiatan
tersebut, yang menghasilkan kualitas yang lebih baik dan biaya yang lebih
rendah. Di perusahaan start-up, sumber daya biasanya sangat terbatas,
sehingga mencapai fokus dapat menjadi lebih penting untuk sukses
daripada di perusahaan yang lebih besar dan lebih mapan.
2. Supply Chain Management
Bidang manajemen yang penting dalam usaha start-up adalah
manajemen rantai pasokan. Rantai pasokan adalah jaringan organisasi
yang bekerja sama untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi,
dan manajemen rantai pasokan adalah perencanaan dan koordinasi
kegiatan dalam rantai pasokan (Stadtler, 2014). Di perusahaan
manufaktur, suku cadang dan bahan yang dibeli dapat menyumbang
sebanyak 75% hingga 80% dari total biaya produk. Keputusan dan
manajemen pengadaan dapat memengaruhi prioritas kompetitif lainnya,
termasuk kualitas, fleksibilitas, kecepatan, dan inovasi. Namun,
keputusan pengadaan dapat menjadi lebih penting daripada pengaruh
langsungnya terhadap prioritas persaingan. Perusahaan baru, khususnya,
biasanya memiliki sumber daya yang terbatas dan harus fokus pada
berbagai aktivitas yang sempit. Keputusan pengadaan dapat mencakup
lebih dari sekadar pengadaan bahan dan komponen, tetapi juga pembelian
layanan pendukung dan bahkan pembuatan produk akhir. Memutuskan
kegiatan mana yang akan dilakukan secara internal dan mana yang akan
dialihdayakan ke perusahaan eksternal dapat menjadi hal yang sangat
penting untuk mencapai fokus.
Seperti halnya strategi operasi untuk satu perusahaan, ada juga
strategi rantai pasokan untuk kumpulan perusahaan dalam rantai pasokan.
Seperti dalam strategi operasi, strategi rantai pasokan terdiri dari
keputusan-keputusan tentang rantai pasokan yang akan mendukung
strategi kompetitif perusahaan secara keseluruhan dan strategi operasinya.
Keputusan-keputusan ini bergantung pada ketidakpastian yang terkait
dengan permintaan dan penawaran dalam rantai pasokan. Ketika
permintaan dan penawaran stabil, rantai pasokan harus dirancang untuk
78 | Manajemen Operasional dan Sumber Daya Manusia
memberikan efisiensi. Ketika permintaan dan pasokan tidak pasti, rantai
pasokan harus dirancang untuk memberikan kelincahan dan ketanggapan
dalam menghadapi ketidakpastian tersebut. Secara spesifik, merancang
dan mengelola jenis-jenis rantai pasokan ini berada di luar cakupan buku
ini, tetapi yang penting untuk diketahui adalah bahwa gagasan tentang
trade-off dan fokus juga berlaku untuk strategi rantai pasokan. Pilihan-
pilihan yang diambil untuk menangani tingkat ketidakpastian yang
semakin tinggi akan menimbulkan biaya yang semakin besar.
Sebagian besar perusahaan baru kekurangan sumber daya di beberapa
bidang, seperti waktu, modal, atau keahlian, yang mengharuskan
perusahaan untuk mendapatkan produk dan layanan dari organisasi
eksternal. Proses ini disebut outsourcing. Keputusan untuk
mengalihdayakan suatu kegiatan dapat dibuat berdasarkan beberapa
kriteria yang berbeda. Salah satu kriteria adalah biaya, dan hal ini sering
kali menjadi alasan untuk melakukan outsourcing. Seringkali jauh lebih
murah untuk mengalihdayakan produksi suatu produk ke produsen
kontrak. Namun, secara umum, keputusan untuk melakukan outsourcing
suatu kegiatan (baik produk atau layanan) biasanya jauh lebih kompleks.
Ada banyak alasan potensial yang berbeda untuk melakukan outsourcing
dan ada banyak manfaat potensial yang berbeda. Beberapa manfaatnya
antara lain biaya yang lebih rendah, investasi modal yang lebih rendah,
dan kualitas yang lebih baik. Ada juga potensi kerugiannya. Sebagai
contoh, outsourcing mengakibatkan hilangnya kendali atas aktivitas, yang
dapat mengakibatkan kualitas yang lebih rendah. Kekhawatiran yang
lebih serius adalah potensi hilangnya teknologi atau informasi yang
dimiliki. Namun pada akhirnya, untuk usaha baru, outsourcing dapat
menjadi cara yang efektif untuk mencapai fokus. Dengan berkonsentrasi
hanya pada kegiatan yang paling penting, seperti pengembangan produk
dan pemasaran, perusahaan start-up dapat memfokuskan sumber daya dan
upayanya pada kegiatan-kegiatan yang paling penting untuk kesuksesan
utamanya. Namun, hubungan outsourcing yang efektif bukanlah sekadar
transaksi. Setelah keputusan untuk melakukan outsourcing dibuat,
perusahaan harus memilih mitra dengan hati-hati dan mengelola
hubungan tersebut dari waktu ke waktu untuk mendapatkan manfaat
optimal dari outsourcing. Meninjau kinerja mitra outsourcing secara terus
Manajemen Operasional dan Sumber Daya Manusia | 79
menerus adalah penting untuk kesuksesan jangka panjang hubungan
tersebut.
Terakhir, bagian penting dari manajemen rantai pasokan adalah
manajemen logistik. Manajemen logistik adalah bagian dari manajemen
rantai pasokan yang merencanakan, mengimplementasikan, dan
mengendalikan aliran dan penyimpanan barang, jasa, dan informasi
terkait yang efisien, efektif, dan berbalik arah antara titik asal dan titik
konsumsi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Sebagian besar usaha
baru yang menyediakan produk fisik akan berkaitan dengan logistik
keluar, yaitu pengiriman produk ke pelanggan. Bagi sebagian besar
perusahaan baru, terutama yang memasarkan produknya di Internet,
keputusan logistik terbaik biasanya adalah menyerahkan kegiatan ini
kepada perusahaan jasa pengiriman paket seperti Pos Indonesia, JNE, JNT
dan Sicepat.
3. Process Management
Inti dari sistem operasi untuk sebuah perusahaan adalah sebuah proses
atau serangkaian proses. Proses adalah serangkaian langkah yang
mengubah serangkaian input menjadi serangkaian output. Produk atau
layanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggannya dihasilkan
melalui sebuah proses. Input ke dalam proses dapat mencakup tenaga
kerja, bahan, peralatan, atau fasilitas. Keluaran dari proses tersebut
meliputi produk dan layanan yang dijual kepada pelanggan. Proses ada di
semua bagian organisasi, meskipun di sini fokusnya adalah pada proses
yang digunakan untuk menciptakan produk dan layanan yang akan
ditawarkan oleh perusahaan. Beberapa proses hanya beroperasi di dalam
perusahaan, dan beberapa lainnya meluas ke seluruh rantai pasokan dari
pemasok hingga pelanggan. Pemahaman tentang bagaimana proses
dikelola adalah penting dalam keberhasilan perusahaan start-up karena
memahami cara kerja proses memungkinkan wirausahawan untuk
memiliki gagasan yang lebih baik tentang apa yang mampu atau tidak
mampu disediakan oleh perusahaan kepada pelanggannya. Misalnya,
pengetahuan menyeluruh tentang proses yang digunakan untuk
menyediakan layanan yang akan ditawarkan kepada pelanggan
memungkinkan proyeksi biaya yang lebih baik, persyaratan keuangan,
dan volume pelanggan yang dapat dilayani oleh perusahaan. Selain itu,
80 | Manajemen Operasional dan Sumber Daya Manusia
pemahaman yang baik tentang proses dan cara mengelolanya akan
menghasilkan peluang yang lebih baik untuk pertumbuhan yang cepat jika
diberikan kesempatan.
Manajemen proses mengacu pada pilihan jenis proses yang akan
digunakan, desain proses, analisis serta peningkatan proses tersebut.
Pilihan dan desain proses harus didorong oleh strategi operasi dan
prioritas kompetitifnya, serta karakteristik lain dari penawaran
perusahaan. Perhatikan bahwa meskipun wirausahawan telah memilih
untuk mengalihdayakan produksi produk perusahaan, pemahaman
tentang manajemen proses tetaplah penting. Tidak mungkin
wirausahawan akan mengalihdayakan semua aktivitas bisnisnya. Proses
untuk penerimaan pesanan, pemenuhan pesanan, atau layanan pelanggan
mungkin tidak secara langsung terlibat dalam produksi produk atau
layanan yang akan ditawarkan kepada pelanggan, tetapi mereka mungkin
sama pentingnya, atau bahkan mungkin lebih penting, untuk keberhasilan
usaha start-up.
Untuk proses manufaktur, dua karakteristik produk yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan proses adalah volume dan variasi.
Biasanya, produk yang memiliki variasi tinggi (atau kustomisasi)
memiliki permintaan yang relatif rendah untuk satu produk individu.
Sebaliknya, produk yang memiliki permintaan tinggi cenderung memiliki
variasi yang rendah (sangat terstandarisasi). Seperti dalam pemeriksaan
prioritas kompetitif dalam strategi operasi, gagasan tentang trade-off ikut
berperan dalam pemilihan proses. Kombinasi yang berbeda antara produk
dan volume serta variasi menyebabkan pemilihan jenis proses manufaktur
yang berbeda. Proses yang mampu menghasilkan volume tinggi
cenderung paling efektif dalam menghasilkan variasi produk yang rendah.
Sebagai contoh, pikirkan proses jalur perakitan yang digunakan untuk
memproduksi mobil. Di sisi lain, proses yang memberikan tingkat variasi
yang tinggi (atau kustomisasi) cenderung paling efektif dalam
memproduksi pada volume rendah. Yang paling ekstrem adalah printer
komersial, di mana setiap proses pencetakan berbeda. Ada juga jenis
proses yang memberikan performa yang lebih baik dengan tingkat volume
dan variasi yang sedang.
Manajemen Operasional dan Sumber Daya Manusia | 81
Volume dan variasi juga dapat digunakan dalam beberapa kasus untuk
memilih proses layanan, tetapi dalam banyak kasus, dua dimensi lain,
intensitas tenaga kerja dan kustomisasi, lebih berguna dalam pemilihan
proses. Dalam menggunakan pendekatan ini untuk pemilihan proses layanan,
kedua dimensi ini mengarah pada empat jenis proses. Salah satunya adalah
pabrik jasa (intensitas tenaga kerja rendah dan kustomisasi rendah). Contoh
pabrik jasa adalah maskapai penerbangan dan hotel. Jenis proses kedua adalah
bengkel servis (intensitas tenaga kerja rendah dan kustomisasi tinggi). Contoh
bengkel servis adalah bengkel mobil dan rumah sakit. Jenis ketiga adalah
layanan massal (intensitas tenaga kerja tinggi dan kustomisasi rendah).
Contoh layanan massal termasuk bank ritel dan toko kelontong. Terakhir, jenis
keempat dari proses layanan adalah layanan profesional (intensitas tenaga
kerja tinggi dan kustomisasi tinggi). Contohnya termasuk pengacara, dokter,
dan akuntan.
Pemeriksaan terperinci dari masing-masing jenis proses ini berada di luar
cakupan buku ini, tetapi penting untuk memahami ide dasar bahwa tidak
semua produk atau jasa harus diproduksi dengan menggunakan jenis proses
yang sama. Pemilihan jenis proses terkait dengan strategi operasi karena setiap
jenis proses memiliki seperangkat keputusan sistem operasi yang relatif
konsisten dan mendukung seperangkat prioritas kompetitif yang serupa. Jenis
proses yang dipilih mempengaruhi biaya, kualitas, kebutuhan teknologi dan
peralatan, kebutuhan tenaga kerja, kapasitas pelanggan yang dapat dilayani,
dan pada akhirnya kebutuhan pembiayaan.
B. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Masalah umum yang muncul bagi banyak wirausahawan adalah
kurangnya persiapan seiring dengan pertumbuhan usaha sehingga pendiri
harus melakukan transisi dari wirausahawan tunggal menjadi seorang
pemimpin. Banyak wirausahawan yang tidak mendapatkan pelatihan formal
untuk memimpin orang lain, dan beberapa di antaranya merasa paling cocok
dan paling nyaman saat bekerja sendiri untuk mengatasi masalah teknis yang
menantang. Hal ini tidak berarti bahwa orang-orang seperti itu tidak mampu
mengembangkan dan bahkan menguasai keterampilan manajemen yang
efektif. Namun, yang dimaksud di sini adalah bahwa banyak wirausahawan,
82 | Manajemen Operasional dan Sumber Daya Manusia
khususnya wirausahawan teknologi (technopreneurs), telah menghabiskan
karier mereka untuk belajar dan bekerja di bidang teknis yang sangat spesifik,
dan tidak berfokus pada pengembangan bakat dan keterampilan
kepemimpinan mereka.
Kabar baiknya adalah bahwa tidak diperlukan gelar khusus untuk
memimpin sebuah bisnis. Banyak wirausahawan yang hanya mengambil
pendekatan "on-the-job-training", namun hal ini bisa berbahaya. Usaha baru
sering kali memiliki ruang yang sangat kecil untuk gagal, dan harus beroperasi
secara efektif sejak awal agar berhasil. Tidak hanya usaha tersebut dapat
mengalami kegagalan jika wirausahawan belajar memimpin untuk pertama
kalinya "di tempat kerja", tetapi investor dan pemangku kepentingan lainnya
mungkin memiliki sedikit kesabaran untuk proses pembelajaran.
Meskipun sangat penting bagi wirausahawan untuk mempelajari
setidaknya beberapa seni dan keterampilan memimpin dari pengalaman,
beberapa pelajaran dari buku dan konsultan juga dapat membantu. Dalam bab
ini, diuraikan beberapa ide mendasar tentang cara memimpin usaha. Konsep
dan teknik dasar yang dibahas di sini dimaksudkan untuk memberikan
kerangka kerja untuk memahami berbagai masalah yang pasti muncul. Ide-ide
ini harus diterapkan dalam memimpin, dan hasil penerapannya harus dipantau
dan dinilai. Kemungkinan besar, setiap keterampilan, peran, dan teknik yang
dijelaskan dalam bab ini perlu diadaptasi dan dimodifikasi untuk situasi yang
berbeda-beda. Pembahasan mengenai kepemimpinan dimulai dengan
meninjau beberapa keterampilan tingkat tinggi yang dibutuhkan oleh para
pemimpin wirausaha untuk mengatur dan mengendalikan lingkungan kerja
usaha.
1. Kepemimpinan Entreprenuerial
Kepemimpinan adalah keterampilan yang penting dan diperlukan
untuk mencapai kinerja individu, kelompok, dan usaha. Wirausahawan
mempengaruhi sikap dan harapan yang mendorong atau menghambat
kinerja, mengamankan atau menjauhkan komitmen karyawan, memberi
penghargaan atau menghukum prestasi. Pemimpin wirausaha harus dapat
mempengaruhi orang lain untuk bekerja sekeras yang mereka lakukan
untuk menciptakan perusahaan yang bernilai. Beberapa ahli telah
mencatat bahwa keterampilan teknis yang membuat wirausahawan sukses
pada tahap awal perusahaan sebenarnya menghambat mereka ketika
Manajemen Operasional dan Sumber Daya Manusia | 83
perusahaan tumbuh dan penekanan yang lebih besar pada pengelolaan dan
kepemimpinan diperlukan. Penelitian telah menemukan bahwa banyak
pengusaha yang efektif dalam menciptakan dan memulai perusahaan
sendiri (Kiser, 2017). Namun, ketika pertumbuhan bisnis membutuhkan
karyawan tambahan, wirausahawan pemula biasanya tidak memiliki
keterampilan yang diperlukan untuk memotivasi dan menginspirasi para
karyawannya.
Perusahaan start-up dapat dikatakan sebagai "organisasi sementara"
yang harus difokuskan untuk mencari model bisnis yang dapat diskalakan
berulang. Fase usaha ini akan membutuhkan kepemimpinan yang tidak
terlalu formal, tetapi wirausahawan tetap harus memastikan bahwa setiap
orang beroperasi secara efektif. Proses pencarian pada fase start-up penuh
dengan ambiguitas, kekacauan, dan ketidakpastian. Pemimpin pengusaha
harus memastikan bahwa setiap orang fokus menjalankan jenis
eksperimen yang akan menghasilkan pembelajaran yang tervalidasi.
Setelah model bisnis yang berulang dan dapat diskalakan ditemukan,
usaha tersebut mengalami transisi dari pencarian ke eksekusi. Pemimpin
wirausaha sekarang harus mengalihkan fokus untuk membangun
perusahaan yang mampu menjalankan model bisnis yang ditemukan
selama fase pencarian.
Wirausahawan teknologi yang tidak memiliki keterampilan
kepemimpinan akan mempertahankan status aktor "independen" mereka
selama mungkin. Namun, perusahaan mereka yang sedang berkembang
sering kali ditandai dengan pergantian karyawan yang tinggi dan
ketidakpuasan karyawan secara umum. Biasanya, wirausahawan yang
tidak memiliki keterampilan kepemimpinan pada akhirnya akan
meninggalkan perusahaan atau mencari orang lain yang dapat memimpin
karyawan dalam kegiatan operasional harian, sementara wirausahawan
tersebut mengambil peran yang berbeda di dalam perusahaan.
Dalam sub-bab ini, kepemimpinan didefinisikan sebagai kemampuan
untuk mempengaruhi melalui komunikasi kegiatan orang lain, secara
individu atau kelompok, menuju pencapaian tujuan yang berharga,
bermakna, dan menantang (Covey, 2020). Pertama, definisi ini
menunjukkan bahwa seseorang tidak dapat menjadi pemimpin kecuali
jika ada orang lain (misalnya, rekan kerja atau pengikut) yang dipimpin.
84 | Manajemen Operasional dan Sumber Daya Manusia
Kedua, kepemimpinan melibatkan penerapan keterampilan
mempengaruhi. Penggunaan keterampilan ini memiliki tujuan, yaitu
untuk mencapai tujuan. Terakhir, tujuan dari kepemimpinan adalah untuk
memberikan pengaruh agar tujuan-tujuan penting dapat tercapai.
Pengaruh ini tidak hanya diberikan secara langsung melalui otoritas atau
motivasi, tetapi juga secara tidak langsung melalui keteladanan. Penelitian
telah menunjukkan bahwa karyawan umumnya memiliki ekspektasi yang
lebih tinggi terhadap para pemimpin sebagai model atau teladan
organisasi (Finkelstein, 2018).
Kepemimpinan adalah konsep umum yang berlaku dalam berbagai
konteks sosial: olahraga, politik, organisasi, dan usaha kewirausahaan.
Anda mungkin akan setuju bahwa sifat dan perilaku yang membuat
seseorang menjadi pemimpin yang efektif dalam politik mungkin sangat
berbeda dengan yang membuat seseorang menjadi pemimpin yang efektif
dalam tim olahraga. Hal yang sama juga berlaku bagi para pemimpin
dalam bisnis. Sifat dan perilaku yang diperlukan untuk pemimpin
organisasi besar berbeda dengan yang diperlukan untuk pemimpin usaha
wirausaha.
2. Leadership Skill
Kinerja dalam perusahaan start-up atau usaha berbasis teknologi yang
sedang berkembang tidak terjadi begitu saja. Wirausahawan yang
berkomitmen dan terampil yang menjalankan peran khusus sebagai
pemimpin mewujudkannya. Wirausahawan sebagai pemimpin usaha yang
sedang berkembang memengaruhi kinerja dengan mendefinisikan tujuan,
mengenali dan meminimalkan hambatan dalam pencapaian tujuan
tersebut, dan secara efektif merencanakan, mengatur, dan mengendalikan
sumber daya manusia untuk mencapai tingkat kinerja usaha