Article

EFEKTIFITAS MEDIA SOSIAL DALAM KAMPANYE PASANGAN YUHRONUR EFFENDI DAN KH. ABDUL ROUF DALAM PILKADA LAMONGAN TAHUN 2020

Authors:
To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the authors.

Abstract

Media sosial menjadi salah satu alat kampanye yang digunakan oleh pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Lamongan Yuhronur efendi dan KH. Abdul Rouf. Melalui akun Facebook Yes Bro pasangan calon tersebut sering kali melakukan kampanye dan sosialisi tentang program kerja mereka apabila nanti terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Lamongan. Penggunaan media sosial sebagai bagian dari alat kampanye menjadi suatu keniscayaan hari ini, karena sebagai besar masyarakat kita sudah melek tehnologi komunikasi, sehingga hal ini menjadi penting adanya. Media sosial punya keunggulan yakni biaya yang relatif terjangkau dan mudah untuk digunakan. Maka penulis meneliti seberapa efektif media sosial tersebut digunakan dalam aktiftas kampanye. Dalam dinamika komunikasi politik masa kini, peran media sosial menjadi penting adanya. Selain itu kemudahan akses dengan biaya yang murah menjadikan media sosial punya peranan yang signifikan dalam penyaluran ide dan gagasan dalam politik. Hal ini menjadi marak terjadi dalam hampir di seluruh event politik demokrasi di Indonesia, mengingat banyak juga tim sukses yang mahir dalam informasi teknologi. Kota Lamongan sendiri menjadi salah Kota penyangga yang punya peranan ekonomi dan politik yang kuat di Jawa Timur. Sehingga kontestasi politik yang terjadi di Lamongan menarik banyak pihak yang punya kepentingan di dalamnya.

No full-text available

Request Full-text Paper PDF

To read the full-text of this research,
you can request a copy directly from the authors.

ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Social media and Internet websites have a role in election campaigns as a political information source. The new media also allows each individual to express political attitudes and support openness. This indicates that new media, especially social media, is influencing the search for political information and beliefs to participate in elections. This article aims to describe the influence of attention to social media, attention to traditional Internet sources and online expressions on the political self-efficacy and situational political involvement. The research method uses a quantitative approach by conducting an online survey of 100 respondents purposively. Data analysis uses univariate analysis for demographic data. The hypotheses are tested by using a simple linear regression test. There are six hypotheses tested in this study and all hypotheses are supported statistically. This study shows that attention to social media has a stronger influence on political self-efficacy and situational political involvement than tradistional Internet sources and online expressions.Keywords: social media, Internet, politics, political self-efficacy, situational political involvement
Article
Full-text available
Communication strategy in politics is one of the keys to success in gathering votes. This research aims to determine the political communication strategies used by candidates to obtain votes. This research is a type of qualitative research with descriptive analysis approach. Data obtained through interviews and literature. The result of the study indicate that now, as time goes by and the rapidly development of communication technology, the emergence of new media or social media caused a shift in the campaign. Many used new media during the campaigns to attract as many people as possible and to vote. For example, someone who has a Twitter account and has 150 thousand followers has the power to propagate, because those who read the twit are very much. The 150 thousand readers are more than the readers of the Pikiran Rakyat newspaper, which are only about 75 thousand people. Mudzakkir Ali Djamil Candidates for the Makassar City DPRD use interpersonal communication techniques by utilizing social media, this is because he is aware of the important role of the media to make the public opinion.Keywords: Legislative Candidates, Political Communication, Social Media.Abstrak. Strategi komunikasi dalam politik merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mengumpulkan suara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi politik yang digunakan oleh caleg untuk dapat memperoleh suara. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis. Data diperoleh melalui wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekarang, seiring berjalannya waktu dan perkembangan tekonologi komunikasi yang juga begitu pesat, munculnya media-media baru atau yang dikenal dengan media sosial menyebabkan terjadinya pergeseran dalam kampanye. Banyak yang menggunakan media sosial pada saat kampanye untuk menarik massa sebanyak-banyaknya dan untuk memilih. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki account Twitter dan memiliki 150 ribu follower memiliki kekuatan untuk mempropaganda, karena yang membaca twit-nya sangat banyak. Pembaca 150 ribu itu lebih banyak dari jumlah pembaca surat kabar Pikiran Rakyat yang hanya sekitar 75 ribu orang. Mudzakkir Ali Djamil Caleg DPRD Kota Makassar menggunakan teknik komunikasi interpersonal dengan memanfaatkan mesia sosial, hal ini dikarenakan beliau menyadari akan peran penting media dalam membentuk opini publik.Kata Kunci: Calon Legislatif. Komunikasi Politik, Media Sosial
Article
Full-text available
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi berbasis internet, maka semakin penting peran media sosial online sebagai salah satu faktor yang dapat memberikan efek positif dalam peningkatan partisipasi politik dikalangan pelajar sebagai pemilih pemula di dalam pemilihan umum. Namun, realitasnya para politisi atau partai politik yang berkompetisi di pemilihan anggota legislatif di Kabupaten Bogor pada tahun 2014 belum optimal dalam memanfaatkan media sosial berbasis internet tersebut. Dampaknya tingkat partisipasi politik pemilih pemula dikalangan pelajar rendah. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan (1) untuk mendeskripsikan pengguna media sosial dikalangan pelajar sebagai pemilih pemula; (2) untuk mendeskripsikan pengguna media sosial berbasis internet dikalangan politisi/partai politik (3) untuk mengetahui konten pesan kampanye politik para politisi di media sosial. Metode penelitian ini bersifat deskriptif analisis, ialah untuk menggambarkan, menganalisis dan menginterpretasikan data. Tehnik pengambilan data dengan cara: observasi, wawancara, kuesioner dan FGD (Focus Group Discations). Hasil penelitian menunjukan bahwa pengguna media sosial semakin masif di kalangan pelajar sebagai pemilih pemula di kabupaten Bogor untuk mengakses informasi tentang pemilu, yaitu sebagai pengguna Twiteer 35%, Facebook 28%, dan Instagram 28%. Sedangkan dikalangan para politisi/partai politik dalam kampanye politik masih rendah dalam penggunaan akun media sosial (82,7%). Kemudian konten kampanye politik para politisi dalam media sosial kurang menarik (94,2%). Adapun saran untuk para politisi antara lain: (1) Pemanfaatkan media sosial dalam kampanye pemilu secara optimal (2). Konten pesan politik sebaiknya disesuaikan dengan ciri khas pemilih pemula, seperti: sederhana, praktis, menarik dan mudah dipahami oleh mereka.
Article
Full-text available
p class="8AbstrakBahasaIndonesia">Meskipun pada dasarnya membuat seseorang untuk berpartisipasi itu tidaklah mudah, ada saja masyarakat yang enggan untuk berpartisipasi, padahal keikutsertaan masyarakat dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah berdampak bagi masyarakat itu sendiri, apabila masyarakat menentukan kebijakan yang positif, yang didukung oleh pelaksanaan dan pengawasan yang baik, maka yang dihasilkan pun akan menjadi baik. Namun apabila masyarakat atau warga Negara memilih seorang pemimpin yang salah dalam artian pemimpin yang tidak jujur, maka yang dirugikan adalah masyarakat itu sendiri, jadi, pilihan itu sebenarnya ada ditangan masyarkat kita sendiri, jika memilih yang baik, maka hasilnya pun akan baik mengingat Indonesia adalah Negara Demokrasi yakni pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, surat kabar sebagai media penyampaian informasi politik memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap partisipasi politik masyarakat</p
Article
Full-text available
This article describes how the presidential contestation in 2014 was characterized by the presence of political volunteers. Here political volunteers is defi ned as a manifestation of strengthening active participation of citizens in promoting substantive democracy. This article argues that the rise of a new social movement has brought a tradition of voluntarism in politics. In addition he voluntarism has transformed the values of patrimonial political and oligarchy onto active popular voluntarism and participatory. The political volunteers who employed offl ine and online medium have clearly increased public participation in Indonesia.This article has also argued the presence of political volunteers has positively contributed to developtment of extra parlementary democracy model.
Article
Full-text available
Developing a real network-society, the political communication through Social Media is no longer performing unidirectional, the political actors and the journalists do not have the same influence on the masses, as they had in the classic systems of political communication and the online opinion leaders have become key-factors in all this equation. In this sense, the main purpose of online campaign staff is to empower fans to interact with the posts of the candidate. Thus, any kind of feedback - like, comment or share – decentralizes the political message in social groups of fans, where he has a greater influence than the political actor. Once the message is discussed in social groups, strong ties (friends) of the fans are persuaded to become, in their turn, fans of the political actor and the conversion rate increase and this process will continue as long as interaction rate is high. In this paper, we aim to analyse the communication process through Facebook in the electoral campaign for the 2014 Romanian Presidential Elections and to compare the level of support for candidates on Facebook and for the real vote.
Social Media sebagai media kampanye partai politik 2014 di Indonesia
  • B Ardha
Ardha, B., Social Media sebagai media kampanye partai politik 2014 di Indonesia. (Jurnal Visi Komunikasi, 13(1),2014).
  • Haidir Fitra Siagian
Haidir Fitra Siagian,Pengaruh dan Efektivitas Penggunaan Media Sosial Sebagai Saluran Komunikasi Politik dalam membentuk opini Publik,(Jurnal Al-Khitabah, Vol. II, No. 1, Desember 2015)
Media Sosial Perspektif Komunikasi
  • R Nasrullah
Nasrullah, R.. Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2017)
Pengaruh Dan Efektivitas Penggunaan Media
  • H F Siagian
Siagian, H. F. Pengaruh Dan Efektivitas Penggunaan Media Sosial Sebagai Saluran Komunikasi Politik Dalam Membentuk Opini Publik. (Jurnal Al-Khitabah, 2(1), 2015).
  • F Sulianta
Sulianta, F. Keajaiban Sosial Media. ( Jakarta: PT Gramedia,2015).