Available via license: CC BY 4.0
Content may be subject to copyright.
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol. 8 No. 3 Juli - September 2022
ISSN : 2461-1247
E-ISSN : 2477-5142
1
Radiasi Medan Elektromagnetik pada Jangkauan Frekuensi Sangat Rendah (Extremely Low
Frequency) di Lingkungan Kampus Universitas PGRI Yogyakarta
Herenda Sela Wismaya1, Wahyu Sugianto2
Universitas PGRI Yogyakarta
herendasella@upy.ac.id
ABSTRAK
Kekhawatiran masyarakat mengenai dampak negatif yang ditimbulkan dari paparan radiasi elektromagnetik
ini masih terus diteliti hingga saat ini. Oleh karena itu, sangat perlu dilakukan suatu studi penelitian untuk
mengukur dan memetakan tingkat radiasi elektromagnetik dengan tujuan menganalisis potensi risiko yang
terjadi. Paparan radiasi elektromagnetik diukur menggunakan electromagnetic field tester, kemudian
hasilnya dibandingkan dengan pedoman keselamatan yang dikeluarkan oleh ICNIRP dan WHO. Hasil yang
diperoleh bahwa tingkat paparan radiasi yang diukur dalam satuan mikrotesla di 29 titik lokasi di
Universitas PGRI Yogyakarta jauh di bawah pedoman ICNIRP untuk lingkungan pendidikan dan kerja.
Nilai medan magnet terukur tertinggi adalah 132,46 µT, sedangkan nilai medan magnet terukur terendah
adalah 1,436 µT. Medan magnet diatas 0,3 hingga 0,4 µT dapat meningkatkan risiko leukimia dalam jangka
panjang. Penelitian ini telah menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai dasar pengambilan kebijakan
kesehatan di lingkungan kampus Universitas PGRI Yogyakarta
Kata kunci : Radiasi, Elektromagnetik, Frekuensi Sangat Rendah
ABSTRACT
Public concern about the negative impact caused by exposure to electromagnetic radiation is still being
investigated today. Therefore, it is very necessary to conduct a research study to measure and map the level
of electromagnetic radiation with the aim of analyzing the potential risks that occur. Electromagnetic
radiation exposure was measured using an electromagnetic field tester, then the results were compared with
the safety guidelines issued by ICNIRP and WHO. The results obtained that the level of radiation exposure
measured in microtesla units at 29 location points at the University of PGRI Yogyakarta is far below the
ICNIRP guidelines for the education and work environment. The highest measured magnetic field value is
132.46 µT, while the lowest measured magnetic field value is 1.436 µT. Magnetic fields above 0.3 to 0.4
µT can increase the risk of leukemia in the long term. This research has produced useful information as a
basis for health policy making in the PGRI Yogyakarta University campus
Keywords:Radiation, Electromagnetic, Extremely Low Frequency
PENDAHULUAN
Paparan radiasi medan elektromagnetik selalu
ada di lingkungan sekitar kita. Sejak abad ke-20,
paparan radiasi elektromagnetik meningkat
seiring dengan kebutuhan listrik, teknologi yang
semakin canggih, dan perubahan perilaku sosial
yang telah menciptakan lebih banyak sumber
radiasi elektromagnetik (Balmori, 2021).
Radiasi elektromagnetik adalah emisi energi
yang diciptakan oleh kombinasi medan listrik
dan magnet.
Radiasi elektromagnetik dari arus
listrik 30-300 Hz disebut gelombang
elektromagnetik frekuensi sangat rendah atau
dalam bahasa inggris Extremely Low Frequency
yang kemudian disebut ELF. Radiasi ELF
termasuk dalam kategori radiasi non-ionizing,
hal ini dikarenakan radiasi yang dipancarkan
pada ELF tidak dapat mengionisasi material
apapun yang dilaluinya (D’Angelo, Costantini,
Kamal, & Reale, 2015). Meskipun demikian,
radiasi elektromagnetik memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku semua makhluk
hidup. Oleh karena itu penggunaan alat
elektronik yang memancarkan radiasi
elektromagnetik perlu menggunakan prinsip
optimasi (Prihatini et al., 2017).
Radiasi ELF yang dihasilkan oleh
perangkat listrik, jaringan distribusi daya
tegangan tinggi, dan sumber saluran listrik.
Radiasi elektromagnetik ELF sering dijumpai
pada masyarakat modern saat ini, khususnya di
lingkungan pendidikan (Olorunsola, Ikumapayi,
Oladapo, Alimi, & Adeoye, 2021). Lingkungan
pendidikan sangat erat dengan radiasi
elektromagnetik pada frekuensi sangat rendah
ini. Sarana prasarana penunjang pembelajaran
seperti media yang berasal dari berbagai
perangkat elektronik, panel listrik tegangan
tinggi, perangkat penunjang jaringan internet
dan lain sebagainya, memiliki kontribusi
paparan radiasi medan elektromagnetik (López,
Valbuena, & Unturbe, 2019). Seluruh sarana
prasarana tersebut juga terdapat di lingkungan
kampus Universitas PGRI Yogyakarta.
Sistem tenaga listrik merupakan salah satu
sumber paparan radiasi elektromagnetik ELF
yang memiliki kontribusi besar. Sedangkan
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol. 8 No. 3 Juli - September 2022
ISSN : 2461-1247
E-ISSN : 2477-5142
2
sumber paparan radiasi elektromagnetik dengan
kontribusi yang berasal dari luar ruangan adalah
saluran distribusi listrik dan sistem transportasi
(Basandrai, Dhami, Bedi, & Khan, 2017).
Perangkat-perangkat elektronik lain juga
memiliki kontribusi dalam paparan radiasi
medan elektromagnetik ELF walaupun tidak
terlalu besar.
Radiasi elektromagnetik ELF merupakan
medan yang terdiri dari medan magnet dan
medan listrik. Medan listrik yang dihasilkan dari
ELF adalah medan yang mudah dilemahkan
oleh semua jenis bahan, termasuk bahan
bangunan (Esa, Suryandari, & Sari, 2018).
Kontribusi paparan radiasi elektromagnetik ELF
dari sumber luar ruangan lebih besar daripada
radiasi elektromagnetik dalam ruangan karena
sebagian besar paparan dalam ruangan berasal
dari sistem kabel dalam ruangan dan peralatan
listrik lainnya (Huang et al., 2014). Besarnya
medan listrik yang berasal dari sumber paparan
radiasi tersebut meningkat seiring dengan
bertambahnya jarak dari sumber. Semakin jauh
titik dari sumber paparan, maka semakin rendah
pula nilai medan listriknya. Medan listrik
muncul ketika alat dalam keadaan mati maupun
dalam keadaan nyala (C. Chen et al., 2014;
Martínez-Sámano, Flores-Poblano, Verdugo-
Díaz, Juárez-Oropeza, & Torres-Durán, 2018).
Hal ini menunjukkan bahwa selalu ada medan
listrik di setiap sudut tempat meskipun
kekuatannya sangat bervariasi di setiap lokasi.
Lain halnya dengan medan listrik,
medan magnet ELF sulit dilemahkan oleh bahan
bangunan atau bahan lainnya. Medan magnet
ELF dapat menembus dinding hampir tanpa
gangguan (Jiao et al., 2019; Tekutskaya,
Barishev, & Ilchenko, 2015). Hal ini
menunjukkan bahwa sumber medan magnet
ELF eksternal seperti saluran listrik dan sumber
tegangan di sekitar manusia mungkin memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap sistem
biologi. Penelitian sebelumnya mengungkapkan
bahwa transmisi pada permukaan tanah
memiliki kerapatan fluks magnet maksimum
hingga puluhan mikrotesla, sedangkan secara
umum kerapatan fluks tidak mencapai lebih dari
beberapa mikrotesla (Ohayon, Stolc, Freund,
Milesi, & Sullivan, 2019; Phillips, Singh, & Lai,
2009; Selmaoui, 2017).
Paparan medan elektromagnetik ELF telah
dianggap bersifar karsinogenik berdasarkan
beberapa penelitian dalam sepuluh tahun
terakhir. Adanya peningkatan risiko leukimia
pada anak-anak dan tumor otak pada orang
dewasa pasca paparan radiasi medan
elektromagnetik secara berkala dilaporkan oleh
beberapa penelitian epidemiologi (Guizzardi &
Pedrazzi, 2021; Touitou, Selmaoui, & Lambrozo,
2022). Risiko leukimia pada anak-anak
meningkat karena paparan radiasi
elektromagnetik ELF lebih dari 0,4 T secara
berkala. Dalam penelitian lain juga telah
membuktikan adanya peningkatan risiko
leukimia pada masyarakat akibat paparan
elektromagnetik ELF yang dipancarkan oleh
saluran-saluran transmisi listrik di tingkat
perumahan. Selain itu, penelitian terkait dampak
paparan medan elektromagnetik ELF terhadap
histologis folikel kelenjar tiroid menunjukkan
adanya perubahan volume sel setelah radiasi
ELF (Asl et al., 2019; Kim, Na, Kim, Kim, &
Kim, 2010; Su et al., 2014). Perubahan volume
sel yang dibuktikan dengan penurunan diameter
folikel tiroid ini dapat berpengaruh terhadap
penyerapan yodium di kelenjar tiroid serta
meningkatkan efek suhu pada kelenjar tiroid.
Interaksi yang terjadi antara materi
biologi dengan medan elektromagnetik ELF
dapat berefek bahaya, yang dipengaruhi oleh
faktor frekuensi maupun panjang gelombang,
kepadatan medan serta waktu paparan. Adapun
faktor penting lain yang juga berpengaruh
terhadap dampak buruk interaksi tersebut yaitu
status fungsional, sensitivitas materi biologi
yang terpapar, jarak dari sumber radiasi dan
vaskularisasi bagian yang diradiasi juga perlu
dipertimbangkan (Boga et al., 2016; Y. Chen et
al., 2019; Min et al., 2021). Jumlah paparan
medan elektromagnetik ELF yang kita terima
hingga saat ini secara berkala, telah menjadi
faktor penting yang berkontribusi pada risiko
kanker, khususnya leukemia dan kanker otak
(Budziosz et al., 2018; Sladicekova, Bereta,
Misek, Parizek, & Jakus, 2021; Xu et al., 2013).
Oleh karena itu, IARC menyimpulkan bahwa
medan elektromagnetik dianggap sebagai
paparan yang bersifat karsinogenik bagi
manusia.
METODE PENELITIAN
Radiasi elektromagnetik ELF yang diukur di
era pendidikan modern sangat mendukung untuk
dengan nilai yang tinggi. Medan
elektromagnetik ELF yang dihasilkan dari
peralatan listrik yang digunakan sebagai media
pembelajaran dan penelitian, baik di
laboratorium maupun di ruang kelas dan ruang
dosen. Universitas PGRI Yogyakarta merupakan
universitas yang mengalami perkembangan
pesat dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa
laboratorium baru dibangun untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan
penelitian, karena banyak peralatan dan sumber
daya listrik dan kemungkinan menghasilkan
radiasi di lingkungan kampus. Sehingga perlu
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol. 8 No. 3 Juli - September 2022
ISSN : 2461-1247
E-ISSN : 2477-5142
3
dilakukan pengukuran seluruh radiasi
elektromagnetik ELF sebagai informasi ilmiah
yang dapat bermanfaat sebagai dasar
pengambilan kebijakan kesehatan bagi civitas
akademika Universitas PGRI Yogyakarta.
Penelitian tentang paparan radiasi
elektromagnetik frekuensi sangat rendah ini
dilakukan di kampus Universitas PGRI
Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan
mengukur nilai medan magnet (microtesla (µT))
di zona kampus. Besarnya radiasi
elektromagnetik sebanding dengan nilai medan
magnet menurut persamaan (1) dan (2) berikut:
(1)
(2)
Dimana Sadalah rapat radiasi
elektromagnetik, Eadalah medan listrik dan H
adalah rapat fluks medan magnet. Kuat medan
magnet dilambangkan dengan Bdengan satuan
Tesla (T) sedangkan permeabilitas magnet yang
nilainya tetap di udara adalah 4 x 107.
Pengukuran medan magnet pada frekuensi
rendah dianggap lebih efektif karena medan
listrik yang dipancarkan oleh sumber radiasi
elektromagnetik pada frekuensi rendah mudah
mengalami redaman/penurunan nilai karena
adanya bahan penghalang.
Pengukuran dilakukan di 29 titik lokasi yang
tersebar di kampus Universitas PGRI
Yogyakarta. Setiap pengukuran di titik lokasi
lima kali untuk melakukan kesalahan
pengukuran. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Portable Electromagnetic
Field Tester dengan spesifikasi seperti pada
Tabel 1. berikut:
Tabel 1.Spesifikasi Electromagnetic Field Tester
Electromagnetic
Field Tester
Spesifikasi
Jangkauan frekuensi: 0,3x102
Hz – 0,3x103Hz
EMF Tester merupakan alat
yang dirancang portable agar
mudah dan cepat digunakan
untuk melakukan pengukuran
radiasi medan elektromagnetik
pada bandwidth 60Hz/50Hz
yang berasal dari sumber
saluran listrik, peralatan rumah
tangga maupun peralatan
industri
Satuan pengukuran yang
ditampilkan adalah µT dan mG
Pengukuran dengan EMF
Tester harus dilakukan tanpa
adanya gangguan dari
perangkat lain agar hasilnya
akurat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini telah menghasilkan data-
data hasil pengukuran radiasi medan
elektromagnetik yang dapat menjadi informasi
bermanfaat sebagai dasar pengambilan
kebijakan terkait kesehatan, keamanan dan
keselamatan di lingkungan kampus Universitas
PGRI Yogyakarta. Meskipun masih sangat
diperlukan kajian lebih lanjut mengenai dampak
paparan radiasi medan elektromagnetik ELF
terhadap kesehatan manusia. Paparan radiasi
medan elektromagnetik ELF yang terjadi secara
teratur dapat menghasilkan persepsi muatan
listrik pada permukaan, stimulasi saraf dan
jaringan yang tereksitasi elektrik.
Hasil pengukuran medan magnet yang telah
dilakukan pada 29 titik lokasi di lingkungan
kampus Universitas PGRI Yogyakarta
menunjukkan bahwa pada 29 titik lokasi
tersebut masih dalam ambang batas aman
menurut peraturan ICNIRP dan WHO yaitu di
bawah 0.2x10-4 T atau 200 µT. Gambar 1.
adalah grafik hasil pengukuran medan magnet
yang telah dilakukan:
Gambar 1. Grafik Pengukuran Radiasi Medan Magnet
di 29 titik lokasi
Pengukuran medan magnet ELF dilakukan di
seluruh unit kerja di Universitas PGRI
Yogyakarta unit 1, unit 2 maupun unit 3.
Berdasarkan grafik pada Gambar 1 dapat
diketahui bahwa nilai ELF berada di puncak
tertinggi Medan magnet pada titik lokasi 22
yaitu mencapai 132, 46 T. Titik lokasi tersebut
berada di unit 1 gedung A lantai 2. Nilainya
cukup tinggi karena pada lokasi 22 terdapat
sumber tegangan listrik dan saluran listrik yang
berdaya tinggi sehingga menimbulkan radiasi
medan magnet ELFyang cukup tinggi pula.
Sedangkan nilai medan magnet ELFberada di
bawah berada pada lokasi 27 yaitu sebesar 1.436
T. Titik lokasinya ada di unit 2 lantai 3. Nilai
tersebut sangat jauh dari ambang batas aman
berdasarkan regulasi ICNIRP, sehingga dapat
dikatakan lokasi tersebut aman dari radiasi
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol. 8 No. 3 Juli - September 2022
ISSN : 2461-1247
E-ISSN : 2477-5142
4
medan ELF yang dapat membahayakan
kesehatan.
Penelitian bioelektromagnetik ini memiliki
kelemahan dalam menginterpretasikan suatu
pemahaman dari data eksperimen yang
dihasilkan, yaitu terkait mekanisme interaksi
radiasi medan elektromagnetik ELF terhadap
materi biologi. Secara umum, paparan radiasi
medan elektromagnetik dapat mempengaruhi
semua sistem yang memiliki muatan seperti
tubuh manusia. Dalam tubuh manusia yang
terpapar radiasi medan magnet, tentunya terjadi
gangguan pada reaksi kimia. Radikal bebas yang
terbentuk di dalam sel dapat menyebabkan
mutasi ataupun kerusakan DNA
Pembahasan
Kerusakan makromolekul, seperti DNA,
membran lipid dan protein karena adanya
radikal bebas dalam tubuh yang dapat
mempengaruhi sel tersebut. Studi lain telah
menunjukkan bahwa paparan radiasi medan
elektromagnetik dapat meningkatkan aktivitas
radikal bebas dalam sel, terutama melalui reaksi
Fenton. Reaksi Fenton merupakan proses katalis
menjadi radikal bebas, dimana molekuler dalam
tubuh seperti hidrogen peroksida dan produk
oksidatif oksidatif dalam mitokondria diubah
menjadi hidroksil, molekul bersifat sitotoksik
dan sangat kuat. Paparan radiasi medan
elektromagnetik ELF telah dilaporkan dalam
beberapa studi dapat merusak DNA, melalui
radikal bebas dalam sel dengan proses sekunder
secara tidak langsung. Energi medan
elektromagnetik yang rendah menyebabkan
proses kerusakan DNA yang terjadi secara
sekunder dalam jangka panjang.
Induksi kanker merupakan dampak negatif
dari radiasi non pengion medan elektromagnetik
ELF yang menjadi salah satu kasus dalam fokus
utama beberapa studi. kerusakan pada genom sel
yang dapat memunculkan sel kanker, telah
menjadi fokus beberapa studi bagaimana
interaksi radiasi medan elektromagnetik dengan
struktur kromosom dan DNA dalam jaringan
biologi.
Beberapa studi melaporkan hasil eksperimen
yang berbeda. Hal tersebut disebabkan karena
terdapat banyak faktor yang berkontribusi pada
hasil interaksi interaksi radiasi medan
elektromagnetik ELF dengan materi biologi.
yang mempengaruhi medan elektromagnetik
ELF Faktor-faktor pada energi yang diserap
organisme biologis bagaimana energi tersebut
ditransmisikan dalam ruang dan waktu. Faktor-
faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi
satu dengan yang lain sehingga menimbulkan
dampak baru yang berbeda, seperti durasi
paparan, intensitas, jumlah paparan dan
frekuensi. Tentang biologi yang perlu diketahui
mengenai efek konsekuensi medan
elektromagnetik ELF, respons yang dihasilkan
oleh sistem biologi dan kapan homeostasis dari
materi akan terganggu.
Energi yang dihasilkan dari paparan
elektromagnetik ELF tergolong rendah sehingga
tidak cukup untuk menyebabkan kerusakan pada
tingkat kimia secara langsung. Akan tetapi ada
efek sekunder yang dapat ditimbulkan secara
tidak langsung pada perubahan biokimia yang
diinduksi dalam sel tubuh. Yang paling mungkin
terjadi akibat efek sekunder tersebut adalah
kerusakan DNA yang timbul akibat banyaknya
radikal bebas di dalam sel sehat. Hasil
pengukuran medan magnet yang jangkauannya
pada 29 titik lokasi di lingkungan kampus
Universitas PGRI Yogyakarta meskipun masih
di bawah nilai standar ICNIRP ( < 200 µT )
akan tetapi masih ada efek panjang yang bisa
ditimbulkan dari paparan ELF medan
magnetnya 0,4 µT.
KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa
radiasi elektromagnetik pada frekuensi sangat
rendah (ELF) di Universitas PGRI Yogyakarta
masih jauh di bawah nilai ambang batas yang
ditetapkan oleh ICNIRP. Namun, beberapa
penelitian menunjukkan bahwa paparan radiasi
frekuensi sangat rendah dengan medan magnet
0,3 µT hingga 0,4 µT dalam jangka panjang
dapat meningkatkan risiko leukemia. Penelitian
ini telah menghasilkan informasi yang
bermanfaat sebagai dasar pengambilan
kebijakan.
DAFTAR PUSTAKA
Asl, J. F., Larijani, B., Zakerkish, M., Rahim, F.,
Shirbandi, K., & Akbari, R. (2019). The
possible global hazard of cell phone
radiation on thyroid cells and hormones: a
systematic review of evidences.
Environmental Science and Pollution
Research,26(18), 18017–18031.
https://doi.org/10.1007/s11356-019-
05096-z
Balmori, A. (2021). Electromagnetic radiation
as an emerging driver factor for the
decline of insects. Science of the Total
Environment,767, 144913.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2020.14
4913
Basandrai, D., Dhami, A. K., Bedi, R. K., &
Khan, S. A. (2017). Study of
electromagnetic radiation pollution in
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol. 8 No. 3 Juli - September 2022
ISSN : 2461-1247
E-ISSN : 2477-5142
5
Jalandhar city, India. AIP Conference
Proceedings,1860.
https://doi.org/10.1063/1.4990309
Boga, A., Emre, M., Sertdemir, Y., Uncu, I.,
Binokay, S., & Demirhan, O. (2016).
Effects of GSM-like radiofrequency
irradiation during the oogenesis and
spermiogenesis of Xenopus laevis.
Ecotoxicology and Environmental Safety,
129, 137–144.
https://doi.org/10.1016/j.ecoenv.2016.03.0
15
Budziosz, J., Stanek, A., Sieroń, A., Witkoś, J.,
Cholewka, A., & Sieroń, K. (2018).
Effects of low-frequency electromagnetic
field on oxidative stress in selected
structures of the central nervous system.
Oxidative Medicine and Cellular
Longevity,2018.
https://doi.org/10.1155/2018/1427412
Chen, C., Ma, Q., Liu, C., Deng, P., Zhu, G.,
Zhang, L., … Zhou, Z. (2014). Exposure
to 1800 MHz radiofrequency radiation
impairs neurite outgrowth of embryonic
neural stem cells. Scientific Reports,4, 1–
11. https://doi.org/10.1038/srep05103
Chen, Y., Zhen Cai, Z., Feng, Q., Gao, P., Yang,
Y., Bai, X., & Q. Tang, B. (2019).
Evaluation of the Extremely-Low-
Frequency Electromagnetic Field (ELF-
EMF) on Growth of Bacteria Escherichia
coli. Biology, Engineering and Medicine,
4(2), 1–12.
https://doi.org/10.15761/bem.1000169
D’Angelo, C., Costantini, E., Kamal, M. A., &
Reale, M. (2015). Experimental model for
ELF-EMF exposure: Concern for human
health. Saudi Journal of Biological
Sciences,22(1), 75–84.
https://doi.org/10.1016/j.sjbs.2014.07.006
Esa, P. D., Suryandari, D. A., & Sari, P. (2018).
Effect of extremely low frequency
electromagnetic fields on the diameter of
seminiferous tubules in mice. Journal of
Physics: Conference Series,1073(6), 1–10.
https://doi.org/10.1088/1742-
6596/1073/6/062043
Guizzardi, S., & Pedrazzi, G. (2021). applied
sciences Low Frequency Electromagnetic
Fields Might Increase the Effect of
Enamel Matrix Derivative on Periodontal
Tissues.
Huang, C. Y., Chuang, C. Y., Shu, W. Y.,
Chang, C. W., Chen, C. R., Fan, T. C., &
Hsu, I. C. (2014). Distinct epidermal
keratinocytes respond to extremely low-
frequency electromagnetic fields
differently. PLoS ONE,9(11), 1–8.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0113
424
Jiao, M., Yin, H., Hu, J., Xu, W., Zhang, X., &
Zhang, P. (2019). Effects of Low-
Frequency Pulsed Electromagnetic Fields
on High-Altitude Stress Ulcer Healing in
Rats. BioMed Research International,
2019.
https://doi.org/10.1155/2019/6354054
Kim, B. H., Na, M. A., Kim, I. J., Kim, S. J., &
Kim, Y. K. (2010). Risk stratification and
prediction of cancer of focal thyroid
fluorodeoxyglucose uptake during cancer
evaluation. Annals of Nuclear Medicine,
24(10), 721–728.
https://doi.org/10.1007/s12149-010-0414-
6
López, O. G. M., Valbuena, A. J., & Unturbe, C.
M. (2019). Significant cellular viability
dependence on time exposition at ELF-
EMF and RF-EMF in vitro studies.
International Journal of Environmental
Research and Public Health,16(12).
https://doi.org/10.3390/ijerph16122085
Martínez-Sámano, J., Flores-Poblano, A.,
Verdugo-Díaz, L., Juárez-Oropeza, M. A.,
& Torres-Durán, P. V. (2018). Extremely
low frequency electromagnetic field
exposure and restraint stress induce
changes on the brain lipid profile of
Wistar rats. BMC Neuroscience,19(1), 1–
10. https://doi.org/10.1186/s12868-018-
0432-1
Min, S.-H., Kwon, O., Sattorov, M., Kim, S.,
Baek, I.-K., Park, S., … Park, G.-S.
(2021). Cell-type continuous
electromagnetic radiation system
generating millimeter waves for active
denial system applications. DefeMin, S.-H.
et Al. (2021) ‘Cell-Type Continuous
Electromagnetic Radiation System
Generating Millimeter Waves for Active
Denial System Applications’, Defence
Technology. Elsevier Inc, (Xxxx). Doi:
10.1016/j.Dt.2021.10.014.Nce Technology,
(xxxx).
https://doi.org/10.1016/j.dt.2021.10.014
Ohayon, M. M., Stolc, V., Freund, F. T., Milesi,
C., & Sullivan, S. S. (2019). The potential
for impact of man-made super low and
extremely low frequency electromagnetic
fields on sleep. Sleep Medicine Reviews,
47, 28–38.
https://doi.org/10.1016/j.smrv.2019.06.00
1
Olorunsola, A. B., Ikumapayi, O. M., Oladapo,
B. I., Alimi, A. O., & Adeoye, A. O. M.
(2021). Temporal variation of exposure
Jurnal Ikatan Alumni Fisika Universitas Negeri Medan
Vol. 8 No. 3 Juli - September 2022
ISSN : 2461-1247
E-ISSN : 2477-5142
6
from radio-frequency electromagnetic
fields around mobile communication base
stations. Scientific African.
https://doi.org/10.1016/j.sciaf.2021.e0072
4
Phillips, J. L., Singh, N. P., & Lai, H. (2009).
Electromagnetic fields and DNA damage.
Pathophysiology,16(2–3), 79–88.
https://doi.org/10.1016/j.pathophys.2008.1
1.005
Prihatini, R., Abdullah, M. P., Bin Tuan
Abdullah, T. A. R., Said, I., Hussin, H., &
Saleh, N. M. (2017). Extremely low
frequency electromagnetic field generator
suitable for plant in vitro studies.
Research in Agricultural Engineering,
63(4), 180–186.
https://doi.org/10.17221/47/2016-RAE
Selmaoui, B. (2017). Effects of extremely low
frequency (ELF) and radio-frequency (RF)
on melatonin and cortisol, two markers of
the circadian rhythms. Toxicology Letters,
280, S31.
https://doi.org/10.1016/J.TOXLET.2017.0
7.076
Sladicekova, K., Bereta, M., Misek, J., Parizek,
D., & Jakus, J. (2021). Biological Effects
of a Low-Frequency Electromagnetic
Field on Yeast Cells of the Genus
Saccharomyces Cerevisiae . Acta Medica
Martiniana,21(2), 34–41.
https://doi.org/10.2478/acm-2021-0006
Su, Y. P., Niu, H. W., Chen, J. B., Fu, Y. H.,
Xiao, G. B., & Sun, Q. F. (2014).
Radiation dose in the thyroid and the
thyroid cancer risk attributable to CT
scans for pediatric patients in one general
hospital of China. International Journal of
Environmental Research and Public
Health,11(3), 2793–2803.
https://doi.org/10.3390/ijerph110302793
Tekutskaya, E. E., Barishev, M. G., & Ilchenko,
G. P. (2015). The effect of a low-
frequency electromagnetic field on DNA
molecules in aqueous solutions.
Biophysics (Russian Federation),60(6),
913–916.
https://doi.org/10.1134/S00063509150602
4X
Touitou, Y., Selmaoui, B., & Lambrozo, J.
(2022). Assessment of cortisol secretory
pattern in workers chronically exposed to
ELF-EMF generated by high voltage
transmission lines and substations.
Environment International,161, 107103.
https://doi.org/10.1016/J.ENVINT.2022.1
07103
Xu, S., Chen, G., Chen, C., Sun, C., Zhang, D.,
Murbach, M., … Xu, Z. (2013). Cell
Type-Dependent Induction of DNA
Damage by 1800 MHz Radiofrequency
Electromagnetic Fields Does Not Result in
Significant Cellular Dysfunctions. PLoS
ONE,8(1).
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0054
906