Available via license: CC BY-NC 4.0
Content may be subject to copyright.
Kurikula: Jurnal Pendidikan .Volume 7 No 2 Tahun 2023
98
P-ISSN
2548-6063
KURIKULA: JURNAL PENDIDIKAN
VOLUME, 7 No 2 TAHUN 2023
https://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/kurikula/index
E-ISSN
2746-4903
MEMBANGUN HUBUNGAN YANG BAIK ANTARA GURU DAN
SISWA
Ani Kurniawati1, Basuki2
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo1 , Indonesia
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo2 , Indonesia
ani.kurniawati@iainponorogo.ac.id
basuki@iainponorogo.ac.id
Article history
Submitted
10/01/2023
Accepted
20/02/2023
Published
21/03/2023
ABSTRACT : In the learning process, teachers and students have a very important role,
because the success or failure of an educational goal is determined by the role of both. If
teachers and students know and perform their roles well, of course, there is no difficulty in
achieving educational goals. The writing of this scientific paper aims to find out how to
build a good relationship between teachers and students. This research uses the literature
method by collecting several books, journals, articles and several related ones to be used as
reference material. As for data analysis, it uses content analysis. This research produced
the following findings: 1) the importance of building a good relationship between teachers
and students so that the learning process can run well, 2) some efforts that must be made
by teachers to realize such good relationships by understanding students' abilities,
respecting students' opinions and suggestions, building good cooperation between students
and also being fair in treating students
Key Words: Education, Teachers, Students, Good Relations
ABSTRAK : Guru dan siswa merupakan dua komponen pendidikan yang tidak dapat di
pisahkan, karena keduanya memegang peranan sentral dalam pendidikan. Jika guru dan
siswa mengetahui serta menjalankan perannya dengan baik tentunya tidak ada kesulitan
untuk mencapai tujuan pendidikan. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui
cara untuk membangun hubungan yang baik antara guru dan siswa. Penelitian ini
menggunakan metode kepustakaan dengan mengumpulkan beberapa buku, jurnal, artikel
dan beberapa yang berkaitan untuk dijadikan bahan rujukan. Sedangkan untuk analisis data
menggunakan analisis konten. Penelitian ini menghasilkan temuan sebagai berikut: 1)
pentingnya membangun hubungan yang baik antara guru dan siswa agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik, 2) beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru
98-105
Kurikula: Jurnal Pendidikan .Volume 7 No 2 Tahun 2023
99
agar menciptakan suatu hubungan yang baik dengan siswa salah satunya adalah dengan
memahami kemampuan masing-masing siswa, menghargai pendapat dan saran siswa,
membangun kerja sama yang baik antar siswa dan juga adil dalam memperlakukan siswa.
Kata Kunci: Pendidikan, Guru, Siswa, Hubungan baik
A. PENDAHULUAN
Perkembangan peradaban manusia yang semakin maju tentunya tidak terlepas dari
perkembangan pendidikan yang terjadi secara terus menerus, hal tersebut disebabkan oleh
hakikat pendidikan akan terus berkembang seiring dengan berkembangnya kualitas
kehidupan manusia (Murtiningsih, 2004). Dalam arti lain, pendidikan ini merupakan
kebutuhan manusia untuk memenuhi kehidupannya, digunakan sebagai alat untuk
menyempurnakan setiap potensi yang ada dalam diri seseorang (Rahmaniyah, 2010).
Pendidikan sebagai upaya sadar yang dilakukan individu agar mampu untuk menghadapi
berbagai situasi lingkungan sekitarnya (Mu’in, 2011).
Dalam menjalankan proses pendidikan, ada komponen yang berkaitan sangat erat
dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain yaitu, antara guru dan siswa.
Kedua komponen tersebut sangat penting dalam proses pendidikan. Hubungan keduanya
akan mempengaruhi hasil pendidikan, semakin baik hubungan antara guru dan siswa maka
akan baik pula pendidikan yang dihasilkan. Hal tersebut selaras dengan hasil penelitian
Faridila (2021) yang mengatakan bahwa hubungan yang positif antara guru dan siswa akan
mempengaruhi performa menulis siswa secara signifikan saat pembelajaran online.
Kemudian penelitian ini sebagai lanjutan dari penelitian tersebut, dengan mengungkap
bagaimana hubungan yang baik bisa terjalin di era 5.0. Era yang lebih maju lagi sehingga
memerlukan pembaruan pandangan tentang hubungan guru dan siswa.
Guru merupakan penanggung jawab dalam kelas yang juga berperan sebagai
pendidik (Sopian, 2016) , guru mengemban tugas yang sama dengan orang tua, yaitu
amanah untuk mendidik siswa dengan baik, guru dan orang tua tidak boleh pilih kasih
kepada semua siswa (Sanjani, 2020). Hal tersebut sesuai dengan konsep humanism
religious yang mengatakan bahwa guru tidak diperkenankan untuk memandang sebelah
mata atau memandang rendah siswanya (Nurjanah, 2018). Berdasarkan hal tersebut maka
guru dituntut untuk menjalankan perannya dengan profesional, mempunyai kompetensi
yang mumpuni dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik. Selain itu, seorang
pendidik juga diharapkan mampu untuk berinteraksi dengan mengedepankan moral dan
etika baik dalam kegiatan belajar mengajar maupun di luar kegiatan belajar mengajar, hal
tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mencapai tujuan pendidikan secara menyeluruh.
Tetapi belakangan ini banyak bermunculan kasus-kasus yang memberikan
gambaran bahwa hubungan antara guru dan siswa mulai diabaikan. Seperti kejadian yang
terjadi di SMKN 1 Jakarta Pusat (Kasus Guru Pukul Murid Di Sawah Besar, Polisi Segera
Gelar Perkara - Metro Tempo.Co, n.d.), seorang oknum guru memukul salah saorang
siswanya karena siswa tersebut diduga melakukan pemalakan. Padahal sampai berita ini
diturunkan, siswa tersebut tidak mengakui bahwa telah melakukan pemalakan tersebut. Di
Kurikula: Jurnal Pendidikan .Volume 7 No 2 Tahun 2023
100
Bekasi, seorang anak mengalami trauma berat dan tidak mau untuk datang ke sekolah
setelah diketahui menjadi korban pencabulan gurunya sendiri (Media, 2022). Kasus
tersebut diketahui oleh orang tua korban setelah di tanya dan di desak oleh kakak korban.
Dari rentetan kejadian tersebut menjadi bukti bahwa antara guru dan siswa tidak
memiliki hubungan yang baik, jika guru tersebut memiliki hubungan yang baik dengan
siswanya tentunya tidak akan terjadi kejadian tersebut. Dan masih banyak kasus yang
disebabkan oleh buruknya hubungan antara guru dan siswa. Berangkat dari situasi yang
demikian penulis tertarik menulis sebuah artikel jurnal yang berjudul “Membangun
Hubungan Yang Baik Antara Guru Dan Siswa” sebagai upaya untuk memberikan
pengetahuan kepada para pendidik mengenai bagaimana seorang guru berhubungan
dengan siswa secara baik di era 5.0. Untuk penelitian lanjutan dari artikel ini dapat
dikembangkan menjadi implementasi dari teori yang telah ada di dalam artikel jurnal ini.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat kajian literatur dengan menggunakan metode penelitian
library, atau biasa disebut juga dengan penelitian pustaka (library research). Penelitian
kepustakaan merupakan penelitian menghimpun data dari berbagai literatur yang memiliki
kaitan dengan penelitian ini. Pada penelitian ini menggunakan berbagai literatur yang
berkaitan dengan penelitian ini (Mestika, 2004). Adapun pendekatan penelitiannya, yaitu
kualitatif yang menekankan pada analisis pada penyimpulan komparasi dan juga analisis
mengenai dinamika antara fenomena yang sedang diteliti dengan menggunakan logika
ilmiah (Azmar, 2009). Kualitatif adalah pendekatan yang dapat menghasilkan data bersifat
deskriptif berupa kata-kata (Sugiyono, 2009).
Sumber data primer pada penelitian ini berasal dari buku Daur Mu’allim At-
Tarbiyah Al-Islamiyyah fii Tarbiyati Thulab karya Ali bin Abdul Aziz Al-Rajhi, sedangkan
sumber data primer didapatkan dari buku, jurnal, dan berita yang berkaitan dengan
penelitian ini. Sedangkan dalam menganalisis data peneliti menggunakan analisis konten
dengan mengumpulkan berbagai referensi untuk membangun sebuah konsep pemikiran,
kemudian konsep tersebut dijadikan pesan karya yang komprehensif (Endraswara, 2011).
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Guru
Dalam suatu proses pembelajaran kedudukan guru menjadi sangat penting. Guru yang
sering disebut sebagai pendidik. Namun, tidak semua pendidik dapat kita sebut sebagai
seorang guru, karena seperti yang kita ketahui bahwa guru merupakan jabatan profesional
yang harus memiliki keterampilan mengajar yang sesuai dengan tanggung jawab yang
diemban dalam menyampaikan materi pembelajaran (Roestiyah, 2001). Bukan hanya itu,
seorang guru juga harus mempunyai kepribadian yang dapat dijadikan teladan dan juga
memiliki mental yang kuat (Usman, 2002). Hal tersebut sangat diperlukan untuk menjadi
seorang guru karena baik di sekolah maupun di masyarakat guru akan menjadi panutan
(Sadirman, 2005).
Kurikula: Jurnal Pendidikan .Volume 7 No 2 Tahun 2023
101
Kedudukan guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas selalu mendapatkan sorotan
dari orang sekelilingnya (Rahadian, 2019), hal tersebut tentunya menjadi berat yang dirasakan
oleh guru apabila tidak diiringi dengan pengabdian yang tinggi terhadap masyarakat, wujud
pengabdian tersebut menjadi manifestasi penghambaan kepada Allah Swt (Saat, 2014). Hal
tersebut dikarenakan guru sebagai orang yang berperan memberikan pengetahuan kepada
orang lain sehingga guru harus senantiasa mampu untuk memberikan teladan baik sikap
maupun perilaku kepada siswanya (Arifin, 2021).
Tugas utama seorang guru atau pendidik adalah mengelola proses pembelajaran agar
berjalan dengan baik yang dapat dilihat dari keterlibatan aktif antara guru dan juga siswa
(Minsih & D, 2018). Guru bertugas sebagai pemberi arahan sedangkan peserta didik sebagai
orang yang di arahkan untuk mendapatkan perubahan diri setelah proses pembelajaran.
Mengingat tujuan utama dari proses pembelajaran adalah untuk mewujudkan sebuah
perubahan pada siswa, baik dari perubahan pola pikir maupun perubahan tingkah laku secara
keseluruhan maupun sebagian (Sujana, 2019). Adapun tanggung jawab seorang guru adalah
(Sopian, 2016):
a. Memberikan ilmu, informasi, keterampilan, sikap bahkan nilai-nilai kehidupan kepada
siswanya.
b. Merencanakan proses belajar mengajar dengan baik, mengevaluasi hasil belajar siswa
dan juga memberi dorongan kepada siswa.
c. Mengkoordinasikan keadaan kelas, memberikan pengarahan mengenai belajar siswa
d. Mampu untuk mengetahui hambatan belajar siswa dan mampu untuk memberikan
solusi kepada peserta didik.
Jika dilihat dari tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh guru maka dapat
dikatakan bahwa guru telah mengemban tanggung jawab yang sangat berat. Guru dalam
proses pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat penting, untuk mengembangkan
potensi peserta didik. Kegiatan yang dilakukan oleh guru tidak dapat langsung dilihat hasilnya
secara langsung, namun guru akan merasa berhasil jika siswanya dapat menjadi orang yang
berguna bagi sekitarnya.
2. Siswa
Selain guru, dalam proses pembelajaran juga memiliki komponen yang tidak
kalah pentingnya, yaitu siswa. Siswa merupakan salah satu komponen yang akan menjadi
penentu keberhasilan tujuan pembelajaran (Dewi, 2021). Jika tidak ada siswa maka tidak akan
terjadi sebuah proses pembelajaran, karena siswa yang membutuhkan materi pembelajaran
dari guru, dan guru berusaha untuk memenuhi sesuatu yang dibutuhkan tersebut. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa siswa adalah seseorang yang mendapatkan layanan pendidikan yang
sesuai dengan potensi dan kemampuan siswa sehingga potensi tersebut dengan baik.
Dalam proses belajar mengajar, siswa adalah salah satu komponen yang
menduduki posisi sentral. Siswa menjadi pusat perhatian dalam proses perubahan yang biasa
disebut pendidikan. Dalam pandangan psikologis, siswa merupakan individu yang sedang
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun psikisnya. Sebagai
Kurikula: Jurnal Pendidikan .Volume 7 No 2 Tahun 2023
102
manusia yang sedang menjalani proses pertumbuhan tentunya memerlukan bimbingan dan
juga pengarahan untuk menuju arah yang lebih baik.
Adapun ciri khas dari seorang siswa adalah sebagai berikut (Dewi, 2021):
a. Individu dengan potensi yang khas. Kemudian potensi tersebut dikembangkan dan
di implementasikan agar mencapai perkembangan yang diinginkan.
b. Siswa merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan, sehingga perubahan-
perubahan pada dirinya harus diarahkan agar dapat menyesuaikan dengan lingkungan
sekitarnya.
c. Siswa merupakan seseorang yang sedang membutuhkan bimbingan untuk memberikannya
arah kepada hal-hal yang positif.
d. Siswa cenderung memiliki kemampuan untuk menuju kemandirian sehingga orang tua
maupun guru diharapkan dapat memberikan peluang yang sama kepada siswa agar dapat
menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Dari berbagai ciri khas yang dimiliki oleh siswa harus mampu untuk dipahami
dengan baik oleh pendidik agar kegiatan belajar mengajar di dalam kelas berjalan dengan
lebih mudah. Setiap siswa memiliki ciri khas yang berbeda-beda dan juga unik, sehingga
diperlukan kemampuan guru secara professional. Kegagalan dalam memahami karakteristik
siswa akan berpengaruh kepada interaksi edukatif yang ada dalam proses belajar mengajar.
3. Cara Membangun Hubungan Guru dan Siswa yang Baik dalam Buku Daur Mu’allim
At-Tarbiyah Al-Islamiyyah fii Tarbiyati Thulab karya Ali bin Abdul Aziz Al-Rajhi
Dua komponen pendidikan yang memiliki kaitan yang sangat penting ini tentunya tidak
dapat berjalan dengan baik apabila tidak memiliki hubungan dengan baik. Hubungan
keduanya harus dibangun sedemikian rupa agar dapat bekerja sama dalam mewujudkan
tujuan pendidikan yang diharapkan. Hal tersebut dibahas dalam buku Daur Mu’allim At-
Tarbiyah Al-Islamiyyah fii Tarbiyati Thulab karya Ali bin Abdul Aziz Al-Rajhi yang dikarang
pada tahun 1429 H / 2008 M di Kerajaan Arab Saudi saat beliau masih menjabat sebagai
Pengawas Pendidikan Islam di Pusat Pengawasan Pendidikan Raudah. Ali bin Abdul Aziz Al-
Rajhi mengatakan bahwa hubungan antara guru dan siswa merupakan perilaku timbal balik
agar tercipta perlakuan yang baik untuk mencapai sebuah tujuan (Al-Rajhi, 1429).
Hubungan antara guru dan siswa harus saling menghormati dan juga mengerti mengenai
kedudukan keduanya, bahwa guru harus memposisikan dirinya sebagai pendidik dan siswa
sebagai peserta didik. Sebenarnya keduanya mempunyai tujuan yang sama namun memiliki
kedudukan serta peran yang berbeda. Konsep hubungan keduanya tidak seperti hubungan
atasan dengan bawahan melainkan konsep psikologis kekeluargaan sehingga setiap kegiatan
yang terjadi di antara keduanya fokus pada pengembangan potensi dan juga pembentukan
karakter. Jika keduanya menyadari kedudukan dan perannya masing-masing maka akan
tercipta sebuah interaksi yang harmonis, baik saat dalam proses belajar mengajar maupun
diluar proses belajar mengajar.
Upaya untuk menjalin hubungan yang baik antara guru dan siswa bukanlah hal yang
mudah untuk direalisasikan, karena pada kenyataannya saat di lapangan ada banyak tantangan
yang harus dilewati terutama untuk guru pemula yang baru saja terjun dalam dunia
Kurikula: Jurnal Pendidikan .Volume 7 No 2 Tahun 2023
103
pendidikan. Agar guru dapat menjawab tantangan sulitnya membangun hubungan ini, maka
seyogyanya guru dapat melakukan beberapa hal yang sangat mendasar. Beberapa hal
mendasar yang dapat dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
a. Guru harus memiliki keyakinan bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-
beda. Siswa yang memiliki kemampuan menganalisis yang tinggi cenderung lebih
menyukai kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, sedangkan siswa yang memiliki
kreatifitas tinggi akan lebih unggul dalam berbagai bidang keterampilan sosial sehingga
jarang menduduki peringkat kelas. Guru harus menyadari setiap potensi yang dimiliki oleh
siswanya agar tidak salah persepsi.
b. Menghargai pendapat dan memberikan apresiasi kepada siswa. Sikap guru dalam
menghargai pendapat siswa tidak selalu dalam bentuk menuruti keinginan siswa karena
tidak semua keinginan siswa dapat berdampak baik terhadap siswa. Jika ada pendapat yang
tidak berdampak baik kepada siswa, guru tidak serta merta mengatakan bahwa pendapat
siswa buruk tetapi memberikan pengarahan kepada hal yang lebih baik dan juga tetap
memberikan apresiasi karena telah berani untuk mengutarakan pendapatnya.
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi baik dalam kelas maupun di
luar kelas. Contoh yang sangat sering kita jumpai adalah kesempatan siswa untuk
menanyakan hal yang belum diketahui atau belum dipahami. Kesempatan bertanya
tersebut akan membangun sebuah pemikiran bahwa belum paham pada sebuah materi
bukanlah sebuah kesalahan sehingga jika siswa belum paham maka akan berinisiatif untuk
bertanya kepada guru.
d. Mendorong kerja sama antarsiswa. Dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, kerja
sama merupakan hal yang penting untuk diterapkan baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Dengan menerapkan kerja sama antarsiswa maka tujuan pendidikan akan lebih cepat
tercapai. Karena pada dasarnya suatu komunitas belajar akan lebih baik hasilnya daripada
beberapa siswa yang belajar sendiri-sendiri.
e. Memperlakukan siswa dengan adil dan setara. Guru tidak boleh membeda-bedakan
perlakuan antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Misalnya siswa yang pintar
mendapatkan perlakuan baik sedangkan siswa yang tidak terlalu pintar didiskriminasi. Hal
tersebut tentunya akan menghambat tercapainya tujuan pendidikan dengan maksimal.
Dalam menjalankan hubungan guru dan siswa hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
berikut:
a. Guru hendaknya menghargai semua siswa tanpa membeda-bedakannya. Sikap menghargai
yang ditunjukkan oleh guru misalnya, menghargai pendapat maupun saran siswa. Serta
melibatkan siswa dalam mengambil keputusan sehingga dapat memanfaatkan potensi yang
dimiliki oleh siswa dan memberikan pengarahan kepada siswa.
b. Memberikan pujian kepada siswa yang telah menciptakan karya, hal tersebut untuk
memberikan semangat kepada siswa dan mendorong motivasi siswa dalam melakukan
inovasi yang lebih baik lagi.
Kurikula: Jurnal Pendidikan .Volume 7 No 2 Tahun 2023
104
c. Mengidentifikasi masalah yang mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar dan juga
turut memberikan solusi permasalahan tersebut. Tindakan ini dapat dilakukan oleh seorang
guru selama permasalahan tersebut masih dalam lingkup dunia pendidikan.
d. Guru menjalankan tugasnya untuk mencapai keselarasan antarsiswa dan pembagian tugas
yang adil dalam kelas. Untuk membagi tugas dengan adil adalah wewenang guru.
e. Memperhatikan perbedaan antarindividu. Karena perbedaan potensi antar individu akan
mempengaruhi hasil belajarnya sehingga hal tersebut sangat penting untuk di perhatikan
oleh guru agar tidak terjadi salah persepsi kepada siswa.
D. PENUTUP
Guru dan siswa adalah dua komponen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dan saling
terikat satu dengan yang lain. Oleh karena itu, hubungan yang baik perlu untuk dibangun
antara keduanya sehingga suatu kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dalam buku Daur Mu’allim At-Tarbiyah Al-
Islamiyyah fii Tarbiyati Thulab karya Ali bin Abdul Aziz Al-Rajhi menjelaskan bahwa harus
ada upaya yang dilakukan oleh guru untuk membangun hubungan yang baik dengan
siswanya, diantaranya: 1) menghargai pendapat dan saran siswa, 2) sering memberikan
apresiasi kepada siswa, 3) jika siswa memiliki kendala dalam proses pembelajaran guru
memberikan solusi, 4) guru memberikan tugas dengan adil agar tidak ada sikap iri antar
siswa, 5) memahami perbedaan setiap individu siswa.
E. DAFTAR PUSTAKA
Ali bin Abdul Aziz Al-Rajhi. (1429). Daur Mu’allim At-Tarbiyah Al-Islamiyyah fii Tarbiyati
Thulab. Qosmun Tarbiyah Al-Islamiyyah.
Amaliah, R. F., & Sudana, D. (2021). Menyelidiki Hubungan Guru-Siswa dan Bagaimana
Korelasinya dengan Performa Menulis Siswa selama Pembelajaran Online. Jurnal
Penelitian Pendidikan, 21(2), 142–155. https://doi.org/10.17509/jpp.v21i2.37412
Arifin, Z. (2021). PERAN GURU DI SEKOLAH DAN MASYARAKAT. Studia Religia :
Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam, 5(1), Article 1.
http://dx.doi.org/10.30651/sr.v5i1.8997
Dewi, R. K. (2021). Analisis Karakteristik Siswa Untuk Mencapai Pembelajaran yang
Bermakna. Education Journal : Journal Educational Research and Development,
5(2), Article 2. https://doi.org/10.31537/ej.v5i2.525
Dian Rahadian. (2019). Peran Dan Kedudukan Guru Dalam Masyarakat. Jurnal Pendidikan
Dan Informasi, 27.
Fatchul Mu’in. (2011). Pendidian Karakter: Konstruksi Teoretik dan Praktik. Ar-Ruzz
Media.
Istighfarotur Rahmaniyah. (2010). Etika Pendidikan. Aditya Media.
Kasus Guru Pukul Murid di Sawah Besar, Polisi Segera Gelar Perkara—Metro Tempo.co.
(n.d.). Retrieved January 5, 2023, from https://metro.tempo.co/read/1625556/kasus-
guru-pukul-murid-di-sawah-besar-polisi-segera-gelar-perkara
Media, K. C. (2022, November 16). Guru SD yang Lecehkan Murid di Bekasi Dipecat
Halaman all. KOMPAS.com.
Kurikula: Jurnal Pendidikan .Volume 7 No 2 Tahun 2023
105
https://megapolitan.kompas.com/read/2022/11/16/12200341/guru-sd-yang-
lecehkan-murid-di-bekasi-dipecat
Minsih, M., & D, A. G. (2018). PERAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS. Profesi
Pendidikan Dasar, 5(1), Article 1. https://doi.org/10.23917/ppd.v1i1.6144
Muhammad Uzer Usman. (2002). Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya.
Nurjanah, I. (2018). PARADIGMA HUMANISME RELIGIUS PENDIDIKAN ISLAM
(Telaah Atas Pemikiran Abdurrahman Mas’ud). MISYKAT: Jurnal Ilmu-ilmu Al-
Quran, Hadist, Syari’ah dan Tarbiyah, 3(1), 155.
https://doi.org/10.33511/misykat.v3n1.155
Roestiyah NK. (2001). Masalah-masalah Ilmu Keguruan (IV). Bina Aksara.
Saat, S. (2014). Guru: Status Dan Kedudukannya Di Sekolah Dan Dalam Masyarakat. 1(1).
Sadirman AM. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan
Calon Guru. Rajawali Press.
Saifuddin Azmar. (2009). Metode Penelitian. Pustaka Pelajar.
Sanjani, M. A. (2020). TUGAS DAN PERANAN GURU DALAM PROSES
PENINGKATAN BELAJAR MENGAJAR. Serunai : Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan, 6(1), 35–42. https://doi.org/10.37755/sjip.v6i1.287
Siti Murtiningsih. (2004). Pendidikan Alat Perlawanan: Teori Pendidikan Radikal Paulo
Freire. RESIST Book.
Sopian, A. (2016). TUGAS, PERAN, DAN FUNGSI GURU DALAM PENDIDIKAN.
Raudhah Proud To Be Professionals : Jurnal Tarbiyah Islamiyah, 1(1), 88–97.
https://doi.org/10.48094/raudhah.v1i1.10
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta.
Sujana, I. W. C. (2019). FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN INDONESIA. Adi Widya:
Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1), 29. https://doi.org/10.25078/aw.v4i1.927
Suwardi Endraswara. (2011). Metodologi Penelitian Sastra. Tim Redaksi CAPS.
Zed Mestika. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Bogor Indonesia.