ArticlePDF Available

PENERAPAN GEOTEKSTIL SEBAGAI INOVASI SUMUR RESAPAN UNTUK PENANGGULANGAN BANJIR DAN KETERSEDIAAN AIR TANAH

Authors:

Abstract

Pemukiman di Kelurahan Beji Timur semakin padat sehingga lahan terbuka hijau semakin sedikit. Akibatnya resapan air ke dalam tanah semakin berkurang. Sehingga pada musim hujan terjadi limpasan air permukaan dan dapat mengakibatkan banjir. Sedangkan pada musim kemarau ketersediaan air tanah menjadi berkurang. Perlu adanya upaya inovatif untuk merekayasa model resapan air yang berkelanjutan, salah satunya melalui sumur resapan. Sumur resapan merupakan salah satu alternatif untuk perlindungan air tanah dan meminimalkan limpasan permukaan, karena sumur resapan mudah diaplikasikan di pemukiman penduduk dan dapat menyeimbangkan penggunaan air tanah. Pada kegiatan ini sumur resapan dibuat ditempat wudhu laki-laki dan perempuan dalam rangka meresapkan air wudhu ke dalam tanah agar dapat menjadi cadangan air tanah. Sumur resapan inovatif ini dibuat dengan memasang geotekstil diseluruh dinding dan dasar sumur resapan sehingga luas penyerapan air lebih banyak dibanding dengan sumur resapan konvensional. Agar posisi geotekstil menjadi kokoh, sekitar 50 cm dari dasar sumur dimasukkan batu kali dan di bagian atas dinding sumur dibuat lebih lebar dan dipasang pasangan bata untuk menahan geotekstil. Warga masyarakat terlibat pada saat persiapan, pelaksanaan maupun pasca pelaksanaan untuk mengetahui bagaimana program ini dapat berjalan dan sesuai dengan yang diharapkan. Luaran yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah Buku dan Paten Sederhana.
Vol. 4, No. 3, Desember 2022, pp. 170~178
DOI: 10.29303/jwd.v4i3.200
170
p-ISSN 2776-2572; e-ISSN 2685-2101
Jurnal Warta Desa (JWD) is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
PENERAPAN GEOTEKSTIL SEBAGAI INOVASI SUMUR RESAPAN UNTUK
PENANGGULANGAN BANJIR DAN KETERSEDIAAN AIR TANAH
Yelvi1*, Aisyah Salimah1, Rikki Sofyan Rizal1, Istiatun1, Arliandy Pratama Arbad1
1Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta
*Coresponding-Author : yelvi@sipil.pnj.ac.id
ABSTRAK. Pemukiman di Kelurahan Beji Timur semakin padat sehingga lahan
terbuka hijau semakin sedikit. Akibatnya resapan air ke dalam tanah semakin
berkurang. Sehingga pada musim hujan terjadi limpasan air permukaan dan dapat
mengakibatkan banjir. Sedangkan pada musim kemarau ketersediaan air tanah
menjadi berkurang. Perlu adanya upaya inovatif untuk merekayasa model resapan
air yang berkelanjutan, salah satunya melalui sumur resapan. Sumur resapan
merupakan salah satu alternatif untuk perlindungan air tanah dan meminimalkan
limpasan permukaan, karena sumur resapan mudah diaplikasikan di pemukiman
penduduk dan dapat menyeimbangkan penggunaan air tanah. Pada kegiatan ini
sumur resapan dibuat ditempat wudhu laki-laki dan perempuan dalam rangka
meresapkan air wudhu ke dalam tanah agar dapat menjadi cadangan air tanah.
Sumur resapan inovatif ini dibuat dengan memasang geotekstil diseluruh dinding
dan dasar sumur resapan sehingga luas penyerapan air lebih banyak dibanding
dengan sumur resapan konvensional. Agar posisi geotekstil menjadi kokoh, sekitar
50 cm dari dasar sumur dimasukkan batu kali dan di bagian atas dinding sumur
dibuat lebih lebar dan dipasang pasangan bata untuk menahan geotekstil. Warga
masyarakat terlibat pada saat persiapan, pelaksanaan maupun pasca
pelaksanaan untuk mengetahui bagaimana program ini dapat berjalan dan sesuai
dengan yang diharapkan. Luaran yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah Buku
dan Paten Sederhana.
______________________
Kata Kunci: air tanah; banjir, geotekstil; sumur resapan
ABSTRACT. The building and residences in the Beji Timur Village are getting
denser, so there is less green open space. As a result, water infiltration into the
soil decreases. So that in the rainy season, there is surface water runoff which can
cause flooding. Meanwhile, in the dry season, the availability of groundwater
decreases. Innovative efforts are needed to engineer sustainable water absorption
models, one of which is through infiltration wells. Infiltration wells are an alternative
for protecting groundwater and minimizing surface runoff because infiltration wells
are easy to apply in residential areas and can balance groundwater use. In this
activity, infiltration wells are made in ablution places for men and women to absorb
ablution water into the ground so it can be used as groundwater reserves. This
innovative infiltration well is created by installing geotextiles throughout the walls
and bottom of the infiltration well so that the water absorption area is more than
that of conventional infiltration wells. For the geotextile to be in a solid position,
about 50 cm from the bottom of the infiltration well was inserted stones. The top
was wider, and masonry was installed to hold the geotextile. Community members
are involved during preparation, implementation, and post-implementation to
determine how this program can run as expected. The outputs produced in this
activity are Books and Patents.
______________________
Keywords: ground water, flooding, geotextile, infiltration wells
PENDAHULUAN
Salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia
itu sendiri adalah air. Siklus hidrologi yang merupakan ketersedian air di bumi tidak pernah berhenti
Vol. 4, No. 3, Desember 2022, pp. 170~178
DOI: 10.29303/jwd.v4i3.200
171
p-ISSN 2776-2572; e-ISSN 2685-2101
Jurnal Warta Desa (JWD) is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui proses kondensasi, presipitasi, evaporasi
dan transpirasi (Badaruddin et al., 2021). Letak geografis Indonesia mengakibatkan Indonesia
memiliki iklim tropis yang memiliki dua tipe musim yaitu musim penghujan dan kemarau. Kedua
musim tersebut sangat mempengaruhi ketersediaan air. Dampak negatifnya adalah merosotnya
kualitas lingkungan yang akhirnya dapat mengakibatkan kekurangan air bersih ketika musim
kemarau dan meningkatnya aliran permukaan pada saat musim hujan (Saves, 2020).Setiap tahun
terjadi musim kemarau dan musim hujan dengan curah hujan tiap tahun sebesar 100-340 mm.
Sehingga banjir dan kekurangan air bersih akan terus terjadi tiap tahun. Perlu adanya upaya dalam
pengelolaan air. Upaya pengelolaan sumber daya air yang dapat dilakukan yaitu pembangunan dan
pemeliharaan infrastruktur penangkap dan penampung air (Sjamsidi et al., 2013).
Bertambahnya jumlah penduduk yang semakin tinggi, mengakibatkan perumahan ikut
meningkat tanpa memperhatikan perencanaan yang baik. Kawasan resapan air dapat rusak secara
tidak langsung akibat perubahan tata guna lahan (Muntaha et al., 2022).
Salah satu strategi atau cara pengendalian air, baik untuk mengatasi banjir maupun
kekeringan adalah melalui sumur resapan. Sumur resapan merupakan bangunan rekayasa teknik
yang berbentuk sumur tetapi fungsinya untuk menampung air yang datang dari atas tanah kemudian
ditampung dalam sumur resapan (Nurzanah, 2021). Sumur resapan berfungsi untuk menampung,
menahan dan menyerap air permukaan (run-off( ke dalam tanah untuk meningkatkan jumlah dan
posisi muka air tanah (Tumpu et al., 2021).
Untuk wilayah padat penduduk seperti Kota Depok, peresapan air tanah secara alami
sangatlah sulit mengingat lahan bebas yang terbatas. Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya
inovatif untuk merekayasa model resapan air yang berkelanjutan. Sumur resapan mudah
diaplikasikan di pemukiman penduduk dan dapat menyeimbangkan penggunaan air tanah
(Werdiningsih et al., 2013).
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini, tim telah melakukan survey pendahuluan terkait
dengan bangunan air yang representatif untuk topografi di kelurahan Beji Timur, Depok yaitu sumur
resapan. Pemanfaatan sumur resapan ini juga dapat dilakukan di masjid (Yunianto, 2018). Limbah
air wudhu merupakan air yang bebas deterjen, pembuangannya juga tersendiri dan tidak bercampur
dengan air bekas mandi atau yang lain, sehingga sayang jika terbuang sia-sia (Noriko et al., 2022).
Sumur resapan inovatif dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini dibuat dengan disain yang
berbeda dengan sumur konvensional lainnya. Dinding dan dasar sumur resapan dilapisi gotekstil
yang bertujuan menambah luasan serapan air. Kalau sumur resapan konvensional resapan air
hanya terjadi di dasar dan di dinding yang dibuat lubang pada jarak tertentu saja. Untuk memperkuat
posisi geotekstil dimasukkan batu pecah sekitar 50 cm dari dasar sumur. Dan bagian atas sumur
dibuat lebih lebar untuk tempat pasangan bata, agar posisi geotekstil lebih kokoh. Model sumur
resapan ini hanya cocok untuk tanah yang tidak mudah runtuh. Geotekstil yang digunakan pada
kegioatan pengabdian ini adalah geotekstil non woven.Geotekstil non woven dapat menaikkan kuat
geser tanah sebesar 46,2 % jika dipasang secara vertikal dan 48,9 % dipasang horizontal(Yelvi et
al., 2021). Geotekstil juga memiliki sifat permeabilitas tinggi, yang memungkinkan air mengalir
melalui bahan geotekstil. Dalam penerapannya, aliran air membawa partikel-partikel tanah,
sehingga di sini geotekstil berperan sebagai penyaring dimana air masih dapat mengalir tetapi
partikel-partikel tanah tidak menembus bahan geotekstil.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah membuat dan
mengimplementasikan model sumur resapan inovatif yang dapat memaksimalkan masuknya air ke
dalam tanah dan dapat diterapkan di lokasi yang mempunyai tanah permeabilitas rendah seperti
daerah padat penduduk di Kelurahan Beji Timur agar dapat menampung air pembuangan dan air
Vol. 4, No. 3, Desember 2022, pp. 170~178
DOI: 10.29303/jwd.v4i3.200
172
p-ISSN 2776-2572; e-ISSN 2685-2101
Jurnal Warta Desa (JWD) is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
hujan kedalam tanah, mengurangi debit air hujan yang melimpah dan tidak dapat terserap kedalam
tanah secara langsung, sekaligus dapat mengurangi potensi terjadinya banjir atau genangan pada
RT 03 dan RT 05 RW 02 Kelurahan Beji Timur. Lebih jauh kegiatan ini dapat membekali penduduk
dengan pengetahuan dan keterampilan membuat sumur resapan yang berdaya guna tinggi, murah,
dan mudah dikerjakan oleh penduduk RT 03 dan RT 05 RW 02 Kelurahan Beji Timur.
ANALISIS PERMASALAHAN
Dengan bertambahnya penduduk di kota Depok, tentu ketersediaan lahan akan berkurang
juga pemenuhan akan kebutuhan air akan meningkat. Ditambah lagi jika kurangnya kesadaran
masyarakat terhadap pentingnya melestarikan lingkungan dalam hal membangun rumah. Dimana
sudah tidak tersedianya lahan untuk ditempati air, sehingga jika musim hujan akan menimbulkan
genangan yang tentunya akan merugikan masyarakat terlebih jika genangan yang terjadi cukup
tinggi. Selain itu bertambahnya bangunan di atas permukaan tanah tentu lambat laun akan
menimbulkan perubahan tinggi muka tanah, yang sangat berbahaya terhadap bangunan itu sendiri,
dimana tanah akan mengalami penurunan. Untuk mengatasi permasalahan yang ada dan
berdasarkan hasil inovasi yang dapat diterapkan pada permasalahan tersebut adalah pembuatan
sumur resapan agar air yang akan masuk ke dalam tanah lebih banyak lagi mengingat permeabilitas
permukaan tanah sangat kecil bahkan akan nol jika permukaan tanah sudah ditutup dengan material
yang kedap air. Dengan adanya sumur resapan yang terpasang pada tanah yang memiliki
permeabilitas yang besar ditambah lagi adanya batu pecah yang dipasang pada dasar sumur
resapan tentunya akan mempecepat air dalam sumur mengalir secara horizontal ke area tanah
sekitar sumur yang langsung mengalir ke tanah dasar. Sehingga air tanah yang telah mengalami
perubahan ketinggian dapat kembali normal, sehingga kestabilan tanah terjadi yang tentunya
permukaan tanah tidak akan menurun. Jika sebagian masyarakat menggunakan air tanah untuk
memenuhi kebutuhananya, maka solusi dengan adanya keseimbangan air dalam tanah yang tidak
akan berkurang dengan dipompanya air tanah, maka masyarakat tidak akan kehabisan air walau
pada musim kemarau, yang pada umumnya menjadi masalah yaitu kekeringan. Tentunya program
ini akan memberdayakan Pengabdian Masyarakat PNJ.
Pembuatan sumur resapan mengacu pada teori tentang permeabilitas tanah atau kemampuan
tanah menyerap air dan mudah mengalirkan air. Juga karakteristik tanah yang mudah memampat
akibat adanya beban di atas tanah sehingga akan terperasnya atau keluarnya air yang ada dipori
tanah mengakibatkan tanah lebih padat dengan berkurangnya ruang pori yang ada diantara butiran,
sehingga volume tanah berkurang dan terjadinya penurunan tanah. Kegiatan pengambilan air tanah
secara berlebihan dengan pompa juga dapat menurunkan muka air tanah yang mengakibatkan
tegangan air pori berkurang sehingga meningkatkan tegangan efektif tanah dan bertambahnya
tegangan akibat perubahan tinggi muka air tanah yang akan menimbulkan penurunan pada tanah.
Penurunan tanah juga akan menyebabkan kerusakan pada bangunan itu sendiri, sehingga
berkurang keamanan dan kenyamanan penghuni, karena penurunan tanah akan terus berlangsung
dan bertambah besar dengan bertambahnya waktu.
SOLUSI YANG DITAWARKAN
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi warga RT 03 dan RT 05 RW 02 Kelurahan Beji
Timur, maka solusi yang ditawarkan tim pengabdian masyarakat adalah pembuatan sumur resapan
menggunakan geotekstil non-woven. Berikut tahapan kegiatan yang dilaksanakan dari solusi yang
ditawarkan:
Tahap 1 Pemberitahuan dengan surat
Vol. 4, No. 3, Desember 2022, pp. 170~178
DOI: 10.29303/jwd.v4i3.200
173
p-ISSN 2776-2572; e-ISSN 2685-2101
Jurnal Warta Desa (JWD) is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Ditujukan kepada perwakilan warga yang bermukim di sekitar lokasi. Pemberitahuan ini
diharapkan dapat menigkatkan partisipasi warga dalam mendukung tim pengabdian selama
kegiatan berlangsung.
Tahap 2 Survey Awal
Melakukan survey kondisi eksisting dengan cara pengukuran dan melakukan wawancara pada
warga sekitar, kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di lapangan agar
perencanaan penerapan sumur resapan berjalan dengan efektif.
Tahap 3 Perencanaan pelaksanaan kegiatan
Hasil dari perencanaan ini berupa metode pembuatan serta ukuran sumur resapan yang
sesuai dengan lingkungan tempat tinggal warga berdasarkan hasil survey.
Tahap 4 Pembuatan sumur resapan
Kegiatan pembuatan sumur resapan dilaksanakan melalu berbagai tahapan, dimulai dari tahap
desain, tahap persiapan, dan tahap pelaksanaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tahap Pelaksanaan
Sosialisasi PKM
Pada Tahap ini dilakukan sosialisasi kegiatan PKM yang akan dilakukan pada Mitra yang telah
ditunjuk seperti pada Gambar 1. Tim PKM memberikan solusi berupa sumur resapan berdasarkan
permasalahan yang dihadapi oleh mitra. Pada sosialisasi ini akan dijelaskan secara terperinci, mulai
dari pengertian, manfaat, cara pembuatan, persyaratan umum, serta contoh sumur resapan air.
Gambar 1. Sosialisasi Kegiatan PKM
Selain itu diberikan juga pemahaman mengenai pentingnya menjaga ketersediaan air tanah
dan kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan sehingga tidak
menyumbat saluran air. Setelah kegiatan sosialisasi, dilanjutkan dengan pembuatan sumur resapan
yang dikerjakan bersama dengan masyarakat.
Pembuatan Sumur Resapan
Perencanaan sumur resapan tidak lepas dari kondisi tanah di sekitarnya, karena konstruksi
sumur resapan ini secara langsung akan berhubungan dengan lapisan tanah. Lapisan tanah inilah
yang sebetulnya akan menentukan kemampuan sumur dalam meresapkan air, maka dalam
Vol. 4, No. 3, Desember 2022, pp. 170~178
DOI: 10.29303/jwd.v4i3.200
174
p-ISSN 2776-2572; e-ISSN 2685-2101
Jurnal Warta Desa (JWD) is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
perencanaan sumur resapan harus memperhatikan sifat-sifat tanah seperti kemampuan rembesan
tanah (Dirman, 2018).
Dalam merancang sumur resapan air yang baik, ada beberapa variabel yang harus
diperhatikan yaitu sebagai berikut: (1) Luasan permukaan penutupan, yaitu lahan yang airnya akan
ditampung dalam sumur resapan, yakni luasan tanah pada tiap tipe rumah, (2) Karakteristik hujan,
meliputi intensitas hujan, dan (3) Koefisien permeabilitas tanah (Dirman, 2018).
Pembuatan sumur resapan menggunakan geotekstil ini mengacu pada Pt T-22-2000-C yang
dikeluarkan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah untuk lahan pekarangan
(Perumahan, 2002).
Sumur resapan air berbentuk segi empat atau silinder dengan ukuran minimal diameter 0,8
meter dan maksimum 1,4 meter dengan kedalaman yang disesuaikan dengan tipe konstruksi sumur
resapan air. Dan jarak antara fondasi rumah dengan sumur resapan sejauh 2 meter.
Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat sumur resapan ini adalah alat penggali tanah,
geotekstil, pipa paralon, semen, batu bata, batu pecah, pasir, dan batu kerikil.
Berikut tahapan pelaksanan pembuatan sumur resapan menggunakan geotekstil yaitu:
a) Membuat tutup sumur resapan di Laboratorium Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta
(Gambar 2.)
Gambar 2. Pembuatan Tutup Sumur Resapan
b) Membawa tutup sumur resapan ke lokasi PKM (Gambar 3).
Gambar 3. Membawa Tutup Sumur Resapan ke Lokasi
c) Membuat sumur dengan ukuran persegi 0,8 m x 0,8 m sedalam 2 meter dengan jarak 2 meter
dari fondasi rumah. Pada bagian atas sumur sekitar 50 cm dari permukaan tanah digali lebih
lebar dengan ukuran 1,2 m x 1,2 m seperti terlihat pada Gambar 4.
Vol. 4, No. 3, Desember 2022, pp. 170~178
DOI: 10.29303/jwd.v4i3.200
175
p-ISSN 2776-2572; e-ISSN 2685-2101
Jurnal Warta Desa (JWD) is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Gambar 4. Galian Sumur Resapan
d) Memasang geotekstil di sepanjang dinding dan dasar sumur resapan. Pada bagian atas dan
bawah sumur, geotekstil dijepit menggunakan pasangan bata. Selanjutnya dibagian bawah
dimasukkan batu pecah setinggi 50 cm untuk menguatkan posisi geotekstil agar tidak terangkat
keatas sewaktu sumur penuh air. Selanjutnya dibuat saluran pemasukan dan pembuangan
menggunakan pipa paralon. Kegiatan ini dapat dilihat pada Gambar 5, Gambar 6, dan Gambar
7, dan Gambar 8.
Gambar 5. Pemasangan Geotekstil
Gambar 6. Pemasangan Batu Bata
Gambar 7. Pembuatan saluran pemasukan dan pembuangan
Vol. 4, No. 3, Desember 2022, pp. 170~178
DOI: 10.29303/jwd.v4i3.200
176
p-ISSN 2776-2572; e-ISSN 2685-2101
Jurnal Warta Desa (JWD) is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Gambar 8. Memasukkan Batu kali ke Dalam Sumur Resapan
e) Menutup bagian atas dengan menggunakan pelat beton berlubang dengan tinggi 10 cm. Di atas
pelat beton ini dapat diurug dengan tanah (Gambar 9).
Gambar 9. Pemasangan Tutup Sumur Resapan
Tahap Evaluasi
Setelah pembuatan sumur resapan dilakukan, Tim PKM memberikan kuesioner kepada mitra
yang berisi pertanyaan-pertanyaan berkaitan tentang manfaat kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Hasil survei melalui pengisian kuesioner dan wawancara tentang dampak kegiatan PKM ini kepada
warga RW 02 Kelurahan Beji Timur, Depok ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Survei
No
Pertanyaan
Setuju
Sangat
Setuju
Persentase
Setuju
Persentase
Sangat
Setuju
1
Staff Jurusan Teknik Sipil
merespons kebutuhan instansi/
perusahaan dengan tepat dan
profesional
10
101
50 %
50 %
2
Proses pelaksanaan kegiatan
dengan tanggap dan cepat
13
7
65 %
35 %
3
Staff Jurusan Teknik Sipil
memberikan
pendampingan/bantuan terhadap
instansi kami saat dibutuhkan
14
6
70 %
30 %
4
Kami mendapatkan hal yang
berguna dari kerjasama antara
institusi kami dan Jurusan Teknik
Sipil
12
8
60 %
40 %
5
Kerjasama antara Jurusan Teknik
Sipil dengan Instansi kami telah
kami implementasikan dengan
16
4
80 %
20 %
Vol. 4, No. 3, Desember 2022, pp. 170~178
DOI: 10.29303/jwd.v4i3.200
177
p-ISSN 2776-2572; e-ISSN 2685-2101
Jurnal Warta Desa (JWD) is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
kegiatan yang sesuai dengan
perjanjian yang telah kami sepakati
bersama
6
Pelaporan akhir dari hasil kegiatan
kerjasama telah di buat dan
dikomunikasikan dengan kami.
12
8
60 %
40 %
7
Kami akan kembali ke Jurusan
Teknik Sipil di masa mendatang
untuk kerjasama/acara lain
14
6
70 %
30 %
65 %
35 %
Dari 7 pertanyaan yang diberikan kepada warga RW 02, rata-rata sebesar 35% responden
menjawab sangat setuju dan 65% responden menjawab setuju atas diadakannya kegiatan PKM
oleh KBK Geoteknik, Pengukuran dan Jalan Raya. Jadi, berdasarkan hasil survei pada Tabel 1,
Warga di RW 02 menunjukkan respons yang positif terhadap diadakannya kegiatan PKM.
Selanjutnya Tim PKM akan memberikan pendampingan dalam memantau perkembangan dan
pemeliharaan sumur resapan. Kegiatan pemantauan dan pendampingan ini dilakukan selama 1
bulan sehingga dapat mengetahui kesulitan serta permasalahan yang dihadapi oleh mitra. Jika
ditemukan kendala atau permasalahan yang dihadapi, maka Tim PKM akan berusaha memberikan
solusinya.
KESIMPULAN
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini sangat besar manfaatnya dirasakan oleh warga
di RW 02 Kelurahan Beji Timur, Kecamatan Beji, Depok. Hasil survey menunjukkan hampir 100 %
responden menyatakan setuju dan sangat setuju dengan kegiatan ini. Diharapkan inovasi sumur
resapan ini dapat diterapkan lebih banyak lagi pada wilayah yang terdampak banjir dengan jenis
tanah yang tidak mudah runtuh. Selain itu dapat dibangun di musholla dan masjid guna meresapkan
air wudhu ke dalam tanah untuk cadangan air tanah atau bisa dimanfaatkan untuk menyiram
tanaman dan lain-lain.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami sebagai Tim pelaksana kegiatan PKM mengucapkan terimakasih kepada Unit Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Politeknik Negeri Jakarta atas dukungan finansial pada
kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini. Apresiasi yang tinggi kepada Lurah dan Ketua
RW 02 Kelurahan Beji Timur, beserta segenap warga yang sudah mendukung dan berpartisipasi
aktif dalam kegiatan ini. Terimakasih juga Kami sampaikan pada PT. Mitra Hijau Lestari atas
geotekstil non-woven yang disediakan. Selain itu Kami juga berterimakasih atas bantuan tenaga,
waktu, dan pikiran dari rekan-rekan Dosen, dan Mahasiswa yang sudah membantu terlaksananya
kegiatan ini.
REFERENSI
, Syarifuddin, K., & Nisa, K. (2021). Hidrologi Hutan.
Dirman, E. N. (2018). Study Rancangan Sumur Resapan Air Hujan Untuk Mengatasi Genangan Air Pada
Perumahan Moncongloe Kabupaten Maros. PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 3(2), 219.
https://doi.org/10.51557/pt_jiit.v3i2.186
Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020). Corona Virus Disease 2019.
Jurnal Respirologi Indonesia, 40(2), 119129. https://doi.org/10.36497/jri.v40i2.101
Muntaha, Y., Prayogo, T. B., & Yuliani, E. (2022). Permodelan Sumur Resapan Inovatif untuk Konservasi Air
Tanah Permeabilitas Rendah Daerah Kota Malang. Journal of Water Resources Engineering, 13(13),
Vol. 4, No. 3, Desember 2022, pp. 170~178
DOI: 10.29303/jwd.v4i3.200
178
p-ISSN 2776-2572; e-ISSN 2685-2101
Jurnal Warta Desa (JWD) is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
3647. https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2022.013.01.04
Noriko, N., Yusuf, A. M., Alfiah, E., Sains, F., Al, U., Indonesia, A., Masjid, K., Al, A., Jl, A., Baru, K., &
Selatan, J. (2022). Gerakan Masyarakat Sedekah Air Wudhu (GM-SAW) sebagai Upaya Konservasi Air
Bersih. 2017, 815.
Nurzanah, W. (2021). Sumur Resapan untuk Pemanenan Air Hujan di Kecamatan Medan Belawan. Al Ulum,
9(1), 17.
Perumahan, K. P. U. (2002). Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan (Vol. 60). Kementerian Pekerjaan
Umum Perumahan Rakyat.
Saves, F. (2020). Perencanaan Sumur Resapan Sebagai. 2013, 168179.
Sjamsidi, M., & Hanafi, I. (2013). Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Baku. Universitas Brawijaya Press.
Tumpu, M., Tamim, T., Ahmad, S. N., Sriwati, M., Safar, A., Ismail, M. S., Bungin, E. R., Jamal, M., Tanje, H.
W., & Sudirman. (2021). Sumur Resapan Tohar Media. https://toharmedia.co.id
Werdiningsih, W., & Suprayogi, S. (2013). Rancangan Dimensi Sumur Resapan Untuk Konservasi Airtanah
Di Kompleks Tambakbayan, Sleman DIY. Jurnal Bumi Indonesia, 1, 3.
Yelvi, Salimah, A., & Abdullah, V. (2021). Laboratory Study on Shear Strength of Soil using Woven and Non-
woven Geotextiles. 5864. https://doi.org/10.5220/0010514700580064
Yunianto, M. L. (2018). Redesain Sistem Drainase dan Desain Sumur Resapan di Universitas Lampung.
ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication.
Article
Full-text available
Masalahumumyangseringdihadapikotabesaradalahterjadinyagenanganairataubanjirdisaat musim hujandankrisisairdisaatmusimkering.Kondisitersebutjugadialami olehsebagianwilayah kota kota besar seperti di Kota Medan khususnya Kec.Medan Belawan. Bermacamupayatelahdilakukanuntukmenanganimasalahtersebut,diantaranyamelaluipembuatan sumur resapan.Penelitiansebelumnyasudahmenghasilkan desainsumurresapanuntukpemanenanairhujanyang terbuatdaribuisbetondiameter1m,namundalampenerapannyamengalamibeberapakendala,terutama masalahketersediaanlahandantenagakerjauntukmengerjakan galiansecaramanual.Sebab ituperlu dilakukaninovasidesainsumurresapanberdasarkanprinsip-prinsipergonomi yangmenempatkankenyamanan penggunasebagaipertimbangan utama.Berdasarkan datahidrogeologi,telahdilakukaninovasidesainsumur resapandaripipaHDPediameter12” yangpembuatannyadapatdilakukansecarapracetak, fleksibeltergantungketersediaanlahanyang adadihalamanrumahpenduduk,bahkan dapat dibuat disepanjang bawahcucuranatapsehinggatidakmemerlukan lahankhusus.Desainsumurtersebutjugadapatdibuatdisepanjangbahujalanatauditempat-tempat fasilitasumumlainnya. Dengandesainyang fleksibeltersebut semua unsurbaikmasyarakat maupunpemerintah diharapkan tergugah untuk ikutdalam program pemanenan air hujan sehingga pada musim hujan dapat memanenairdalamjumlahyangbanyakdanmengurangiterjadinyagenanganairataubanjirdisaatmusim hujanserta mencegahterjadinyakrisisairdi saat musimkemarau.
Article
Full-text available
Corona virus disease 2019 (COVID-19) is a new name given by World Health Organization (WHO) of 2019 novel corona virus infection, reported at the end of 2019 from Wuhan, Cina. The spread of infection occurs rapidly and creates a new pandemic threat. Etiology of COVID-19 was identified in 10 January 2020, a betacorona virus, similar with severe acute respiratory syndrome (SARS) and middle east respiratory syndrome (MERS CoV). The clue diagnosis pathway of COVID-19 were history of travel from Wuhan or others infected countries within 14 days prior, and symptoms of acute respiratory illness (ARI) or lower respiratory infection (pneumonia) with the result of real time polymerase chain reaction (RT-PCR) specific for COVID-19. The WHO classified COVID-19 into suspect case, probable case and confirmed case. Indonesia Ministry of Health classified the case into in monitoring (ODP), patient under surveillance (PDP), people without symptom (OTG) and confirmed case. Specimens for detection COVID-19 could be acquired from nasal and nasopharynx swab, sputum and another lower respiratory aspirate including broncoalveolar lavage (BAL). Management of COVID-19 consist of isolation and infection control, supportive treatment according to the disease severity which could be mild (acute respiratory infection) to severe pneumonia or acute respiratory distress syndrome (ARDS). Disease transmission is via droplets and contact with droplets. Currently, there is no antiviral and vaccine. Prevention is very important for this disease by limitation of transmission, identification and isolate patients. Prognosis is determined by severity of the disease and patient comorbidity. Information about this novel disease remains very few, studies are still ongoing and is needing further research to fight with this new virus. (J Respir Indo. 2020; 40(2): 120-30)
Article
Full-text available
Penelitian ini bertujuan untuk merancang sumur resapan yang optimum yang dapat mencegah terjadingan genangan air pada perumahan moncongloe, Kabupaten Maros. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif kuantitatif dengan Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, survei, dokumentasi dan studi pustaka. Perancangan sumur resapan dilakukan dengan memperhitungkan intensitas hujan yang dianalisis dengan menggunakan rumus Mononobe dan perhitungan kedalaman sumur resapan optimum dilakukan dengan menggunakan Metode Sunjoto. Pada penelitian ini juga dilakukan pengujian laboratorium dengan pengujian koefisien permeabilitas tanah untuk mengetahui besarnya daya resap tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pembuatan sumur resapan pada daerah penelitian yaitu pada daerah perumahan Moncongloe diperoleh debit yang dapat diresapkan untuk rumah tipe 36/90 dengan jumlah penghuni 5 orang, maka debit yang diresapkan 0.000581488 m3/detik dan kedalaman sumurnya adalah 1 m dan untuk rumah tipe 45/90 dengan jumlah penghuni 5 orang, debit yang diresapkan adalah 0.000725558 m3/detik dan kedalaman sumurnya adalah 1 m.
Permodelan Sumur Resapan Inovatif untuk Konservasi Air Tanah Permeabilitas Rendah Daerah Kota Malang
  • Y Muntaha
  • T B Prayogo
  • E Yuliani
Muntaha, Y., Prayogo, T. B., & Yuliani, E. (2022). Permodelan Sumur Resapan Inovatif untuk Konservasi Air Tanah Permeabilitas Rendah Daerah Kota Malang. Journal of Water Resources Engineering, 13(13), Vol. 4, No. 3, Desember 2022, pp. 170~178 DOI: 10.29303/jwd.v4i3.200
Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat
  • K P U Perumahan
Perumahan, K. P. U. (2002). Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan (Vol. 60). Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat.
Perencanaan Sumur Resapan Sebagai
  • F Saves
Saves, F. (2020). Perencanaan Sumur Resapan Sebagai. 2013, 168-179.
Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Baku
  • M Sjamsidi
  • I Hanafi
Sjamsidi, M., & Hanafi, I. (2013). Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Baku. Universitas Brawijaya Press.
Rancangan Dimensi Sumur Resapan Untuk Konservasi Airtanah Di Kompleks Tambakbayan, Sleman DIY
  • W Werdiningsih
  • S Suprayogi
Werdiningsih, W., & Suprayogi, S. (2013). Rancangan Dimensi Sumur Resapan Untuk Konservasi Airtanah Di Kompleks Tambakbayan, Sleman DIY. Jurnal Bumi Indonesia, 1, 3.
Laboratory Study on Shear Strength of Soil using Woven and Nonwoven Geotextiles
  • Salimah Yelvi
  • A Abdullah
Yelvi, Salimah, A., & Abdullah, V. (2021). Laboratory Study on Shear Strength of Soil using Woven and Nonwoven Geotextiles. 58-64. https://doi.org/10.5220/0010514700580064
Redesain Sistem Drainase dan Desain Sumur Resapan di Universitas Lampung
  • M L Yunianto
Yunianto, M. L. (2018). Redesain Sistem Drainase dan Desain Sumur Resapan di Universitas Lampung.