Available via license: CC BY 4.0
Content may be subject to copyright.
1
AFoSJ-LAS, Vol.2, No.4, 30 Desember 2022 (hal: 1-7) e-ISSN.2776-2408 ; p-ISSN 2798-9267
All Fields of Science J-LAS
Jurnal Penelitian
Availabel Online: https://j-las.lemkomindo.org/index.php/AFoSJ-LAS/index
Peran Perilaku Guru dalam Menciptakan Disiplin
Siswa
The Role of Teacher Behavior in Creating Student
Discipline
Khairuddin Tampubolon1*, Nunti Sibuea2
1,2Universitas Pembinaan Masyarakat Indonesia
Coresponding Author*: khoir.tb@gmail.com
Abstrak.
Tujuan penulisan ini untuk memberikan uraian bahwa perilaku guru berperan dalam
menciptakan disiplin siswa. Adapun hasil yang diuraikan diketahui perilaku guru dalam
kedisiplinan dan diimplementasikan pada saat melaksanakan proses belajar mengajar
akan dapat memberikan contoh kepada siswa sehingga akan membentuk siswa yang
disiplin, sebab sifat dasar siswa adalah menjadikan guru sebagai panutannya. Adapun
perilaku guru yang perlu menjadi dasar penerapan disiplin yang akan memberikan
contoh kepada siswa yaitu: 1) Disiplin dalam Kehadiran, 2) Disiplin dalam
melaksanakan aturan sekolah, 3) Berpakaian rapi, bersih dan sopan, 4) Mampu
mengendalikan diri dalam mengatasi permasalahan, 5) Menciptakan hubungan
kekeluargaan antara sesama, 6) Berempati, 7) Bertutur kata dan bersikap sopan
santun, 8) Selalu menjaga kesesuaian antara perkataan dengan perbuatan, 9) Tidak
pernah bosan membimbing siswa agar selalu disiplin dalam belajar dan mengikuti
aturan yang ada.
Kata Kunci : Perilaku; Guru; Disiplin; Siswa.
Abstract.
The purpose of this writing is to provide a description that teacher behavior plays a role
in creating student discipline. As for the results described, it is known that the teacher's
behavior in discipline and implemented when carrying out the teaching and learning
process will be able to provide an example to students so that it will form disciplined
students, because the nature of students is to make the teacher as a role model. As for
teacher behavior that needs to be the basis for applying discipline which will set an
example to students, namely: 1) Discipline in Attendance, 2) Discipline in implementing
school rules, 3) Dress neatly, cleanly and politely, 4) Able to control oneself in overcoming
problems, 5 ) Creating family relationships among others, 6) Empathizing, 7) Speaking
and being polite, 8) Always maintaining the harmony of words with deeds, 9) Never
getting tired of guiding students to always be disciplined in learning and following existing
rules.
Keywords: Behavior; Teacher; Discipline; Student.
2
PENDAHULUAN
Karya ilmiah ini dimulai dengan melakukan observasi disalah satu sekolah yaitu
pasantren Darussalam Batubara selanjutnya dicari referensi berupa artikel, buku dan karya
tulis para ahli, sehingga diharapkan akan memberikan hasanah ilmu dalam upaya
menciptakan disiplin siswa.
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian tersebut bisa disimpulkan bahwa
perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang
dilakukan oleh makhluk hidup.
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir,
bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik
fisik maupun non fisik.
Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap
lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi dua, yakni :
bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit),
dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit)
Bentuk Perilaku
Pada dasarnya bentuk perilaku dapat diamati, melalui sikap dan tindakan, namun
demikian tidak berarti bahwa bentuk perilaku itu hanya dapat dilihat dari sikap dan
tindakannya saja, perilaku dapat pula bersifat potensial, yakni dalam bentuk pengetahuan,
motivasi dan persepsi.
Perilaku manusia itu dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Perilaku yang refleksi adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap
stimulus yang mengenai organisme tersebut. Perilaku ini terjadi dengan sendirinya,
secara otomatis. Stimulus yang diterima oleh organisme atau individu tidak sampai ke
pusat susunan syaraf atau otak, sebagai pusat kesadaran, sebagai pusat pengendalian
dari perilaku manusia. Stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul
melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak. Misalnya: reaksi kedip mata
bila kena sinar, gerak lutut bila kena sentuhan palu, menarik jari bila jari kena api dsb.
2. Perilaku yang non-refleksi. Perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran
atau otak. Dalam kaitan ini stimulus setelah diterima oleh respon kemudian diteruskan
ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran, baru kemudian terjadi respon melalui
efektor.proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran ini disebut proses
psikologi. Perilaku atas dasar proses psikologi inilah disebut aktivitas psikologi.
Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan, perilaku yang
banyak pada diri manusia, dan adanya perilaku yang refleksif.
3
Bloom (1956), membedakannya menjadi 3 macam bentuk perilaku, yakni Coqnitive,
Affective dan Psikomotor, Ahli lain menyebut Pengetahuan, Sikap dan Tindakan, Sedangkan
Ki Hajar Dewantara, menyebutnya Cipta, Rasa, Karsa atau Peri akal, Peri rasa, Peri tindakan.
Bentuk perilaku dilihat dari sudut pandang respon terhadap stimulus, maka perilaku
dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Perilaku tertutup, Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini
masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang
terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.
2) Perilaku terbuka, Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus
tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).
Faktor yang mempengaruhi perilaku
Dalam ilmu psikologis dan juga perkembangan, terdapat beberapa faktor- faktor yang
berperan penting terhadap perilaku manusia itu sendiri yang berkaitan dengan teori dan
konsep perilaku dalam psikologi tadi. Diantaranya:
1) Faktor biologis
Dalam faktor ini perilaku manusia akan sangat mempengaruhi dan juga dengan
situasi serta lingkungan dimana dia berada. Interaksi psikologi sosial juga cukup
mempengaruhi tingkah laku dan juga perilaku seseorang. Contohnya saja ketika
ketika kita merawat anak dan juga adanya motif biologis lain yang dapat
mempengaruhi perilaku manusia.
2) Faktor sosiopsikologis
Dalam faktor ini terdapat sebuah komponen emosional dari kehadiran faktor
sosiopsikologis pada seseorang. Komponen yang satu ini berkaitan dengan
komponen kognitif dan juga kehadiran aspek intelektual manusia. Komponen yang
satu ini juga berpengaruh pada kebiasaan dan juga kemauan individu untuk
melakukan berbagai tindakan.
3) Sikap
Sikap juga sangat mempengaruhi perilaku seseorang, dimana di dalamnya terdapat
tingkah laku atau tindakan seseorang, persepsi da juga cara berfikir seseorang yang
di dalam dirinya merasa bahwa apa yang telah dilakukannya akan berkaitan dengan
sebuah situasi dan juga nilai yang ada di dalam dirinya.
Sikap juga sangat mempengaruhi dari adanya daya pendorong seseorang dalam
melakukan motivasi pada orang lain yang ada disekitarnya. Sehingga dalam hal ini
juga bisa menimbulkan sebuah pengalaman yang cukup baik.
4) Faktor emosi
Hal yang satu ini akan berpengaruh pada tingkah laku atau perilaku seseorang.
Dimana faktor emosi ini lah yang membuat mood mempengaruhi segala hal yang
kita lakukan. Kemudian terjadi perubahan persepsi dalam stimuli dalam
merangsang alat indra. Untuk intensitas nya sendiri memang tergantung dari diri
4
orang tersebut, bisa dalam skala ringan, namun bisa juga dalam skala yang cukup
kuat.
Emosi juga bisa membuat perhatian lebih meningkat pada sesuatu hal yang
membuat kita tegang, dimana di dalamnya berkaitan juga dengan rangsangan
fisiologi, detak jantung yang kuat da juga naiknya tekanan darah seseorang.
5) Komponen kognitif
Untuk faktor yang satu ini akan berkaitan dengan sebuah kepercayaan seseorang,
dimana komponen kognitif dalam sikap merupakan sesuatu hal yang ada di dalam
keyakinan, serta sesuatu yang membuat kita membenarkan atau tidak
membenarkan. Kepercayaan ini juga bisa menimbulkan sebuah sikap perspektif
seseorang dalam menentukan sikapnya pada orang yang ada disekitarnya.
METODE
Metode penulisan ini dilakukan dengan mencari sumber referensi terkait bahsan dan
defenisi dari para ahli. Kemudian dilakukan perbandingan dengan sekolah yang diteliti yang
dalam hal ini yaitu Pasantren darussalam guntur batubara. Selanjutnya dilakukan observasi
kebenaran teori yang digunakan dengan mengamati perilaku guru dan siswa dan
melakukan wawancara dengan guru dan mahasiswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses Pembentukan Perilaku
Proses pembentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari
dalam diri individu itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain :
Persepsi, Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya.
Motivasi, Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai sutau
tujuan tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk
perilaku
Emosi, Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang
mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan
jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam mencapai kedewasaan
semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai
dengan hukum perkembangan, oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi
merupakan perilaku bawaan.
Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari praktek-
praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson (1964) mengatakan bahwa belajar adalah
suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu.
Perilaku manusia terjadi melalui suatu proses yang berurutan. Penelitian Rogers
(1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku
baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:
a. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari atau mengetahui
stimulus (objek) terlebih dahulu.
b. Interest (tertarik), yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.
5
c. Evaluation (menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya). Hal ini berarti
sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,
dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi
perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan
sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat
langgeng (Notoatmodjo: 2003).
Berdasarkan pendapat Sardiman (2014), Djamarah (2010), dan Usman (2013)
mengenai peran guru, dapat disimpulkan 10 indikator peran guru yang diteliti, yakni peran
guru sebagai informator, organisator, motivator, inisiator, fasilitator, mediator, evaluator,
pembimbing, demonstrator, dan pengelola kelas.
Sedangkan Indikator kedisiplinan siswa tersebut meliputi: (1) dapat mengatur
waktu belajar di rumah, (2) rajin dan teratur belajar, (3) perhatian yang baik saat belajar di
kelas, dan (4) ketertiban diri saat belajar. Berkaitan dengan hal tersebut,
Murtini (2010: 11) menyebutkan tiga aspek kedisiplinan, yaitu disiplin dalam
keluarga, disiplin di lingkungan sekolah, dan disiplin dalam masyarakat. Contoh sikap
disiplin belajar di rumah, antara lain: (1) menggunakan waktu belajar dengan baik; (2)
mengerjakan tugas rumah dari guru; (3) belajar mengaji atau les di rumah; dan (4)
menggunakan waktu untuk istirahat.
Adapun disiplin sekolah dapat dilakukan sebagai berikut: (1) berangkat sekolah
tepat waktu; (2) selalu bersikap hormat dan sopan santun terhadap guru; (3) melaksanakan
tugas yang diberikan guru; (4) menegakkan disiplin dan tata tertib; (5) menjaga nama baik
sekolah; (6) belajar dengan tekun dan penuh tanggung jawab; dan (7) menanyakan materi
pelajaran yang belum jelas.
Berdasarkan apek-aspek kedisiplinan Murtini (2010) dan Tu’u (2004) yang telah
diuraikan, dapat dikategorikan menjadi lima indikator kedisiplinan siswa sebagai berikut:
1) Disiplin masuk sekolah, yaitu aktif masuk sekolah, artinya siswa aktif berangkat
sekolah dan tidak pernah membolos. Ketepatan waktu masuk sekolah dan kelas,
yaitu siswa berangkat sekolah sebelum bel tanda masuk berbunyi, dan siswa tepat
waktu memasuki kelas setelah jam istirahat.
2) Disiplin dalam mengikuti pelajaran di sekolah, yaitu aktif mengikuti pelajaran,
artinya siswa selalu aktif dalam mengikuti pelajaran di kelas, tidak menganggu
teman saat pelajaran berlangsung, dan memperhatikan penjelasan guru dengan
sungguh-sungguh, serta mengerjakan soal latihan yang diberikan guru, baik secara
individu maupun kelompok.
3) Disiplin dalam mengerjakan tugas, yaitu konsisten dan mandiri mengerjakan tugas
yang diberikan guru, artinya siswa tetap konsisten dan mandiri dalam mengerjakan
tugas yang diberikan walaupun guru tidak berada di kelas. Disiplin dalam mengikuti
ulangan, maksudnya siswa dapat menerapkan sikap disiplin dalam ulangan dengan
mengerjakan soal ulangan sendiri, tidak mencontek saat ulangan berlangsung, dan
berusaha mengerjakannya sendiri sesuai kemampuan yang dimiliki.
6
Mengumpulkan tugas tepat waktu, yaitu siswa mampu mengerjakan tugas sesuai
waktu yang telah ditentukan.
4) Disiplin belajar di rumah, yaitu aktif dan mandiri belajar di rumah, artinya siswa
tetap aktif dan mandiri belajar di rumah tanpa ada tekanan dari luar. Mengerjakan
PR yang diberikan guru, maksudnya siswa mengerjakan PR di rumah bukan di
sekolah dan tidak mencontek PR teman. Meluangkan waktu belajar di rumah secara
optimal, artinya siswa selalu meluangkan waktu untuk belajar di rumah.
5) Disiplin dalam menaati tata tertib di sekolah, yaitu memakai seragam sesuai
peraturan, artinya siswa memakai seragam sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh pihak sekolah. Mengikuti upacara, yaitu siswa selalu mengikuti
upacara sesuai jadwal yang telah ditentukan. Membawa peralatan sekolah setiap
hari. Menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan sekolah, artinya siswa selalu
menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan sekolah. Mengerjakan tugas piket,
yaitu siswa selalu mengerjakan tugas piket sesuai jadwalnya.
Dari uraian di atas dapat kita ketahui bahwa guru harus memperhatikan perlakunya
dan Perilaku guru akan memberikan contoh dan mengajarkan disiplin kepada siswa, sesuai
dengan pepatah yang mengatakan “guru kencing berdiri murid kencing berlari”.
Adapun perilaku guru yang perlu menjadi dasar penerapan disiplin yang akan
memberikan contoh kepada siswa yaitu:
1. Disiplin dalam Kehadiran
2. Disiplin dalam melaksanakan aturan sekolah
3. Berpakaian rapi, bersih dan sopan
4. Mampu mengendalikan diri dalam mengatasi permasalahan
5. Menciptakan hubungan kekeluargaan atara sesama
6. Berempati
7. Bertutur kata dan bersikap sopan santun
8. Selalu menjaga kesesuan perkataan dengan perbuatan
9. Tidak pernah bosan membimbing siswa agar selalu disiplin dalam belajar dan
mengikuti aturan yang ada.
KESIMPULAN
Dari hasil uraian di atas diketahui perilaku guru dalam kedisiplinan dan
diimplementasikan pada saat melaksanakan proses belajar mengajar akan dapat
memberikan contoh kepada siswa sehingga akan membentuk siswa yang disiplin, sebab
sifat dasar siswa adalah menjadikan guru sebagai panutannya. Adapun perilaku guru yang
perlu menjadi dasar penerapan disiplin yang akan memberikan contoh kepada siswa yaitu:
1) Disiplin dalam Kehadiran, 2) Disiplin dalam melaksanakan aturan sekolah, 3) Berpakaian
rapi, bersih dan sopan, 4) Mampu mengendalikan diri dalam mengatasi permasalahan, 5)
Menciptakan hubungan kekeluargaan atara sesama, 6) Berempati, 7) Bertutur kata dan
bersikap sopan santun, 8) Selalu menjaga kesesuaian perkataan dengan perbuatan, 9) Tidak
pernah bosan membimbing siswa agar selalu disiplin dalam belajar dan mengikuti aturan
yang ada.
7
DAFTAR PUSTAKA
Makplus (2015), Definisi dan Pengertian Perilaku Menurut Para Ahli, Url:
http://www.definisi-pengertian.com/2015/07/definisi-pengertian-perilaku-
menurut-ahli.html
Widoyoko, Eko Putro. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Wiyani, Novan Ardy. 2013. Manajemen Kelas: Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas
yang Kondusif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ahmadi, H. Abu dan Widodo Supriyono.2013. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Elazhari, Khairuddin Tampubolon, (2021). Pengaruh Motivasi Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Guru Di SMP Negeri 2 Tanjung Balai, AFoSJ-LAS: Journal All Field of Science J-
LAS, V.1,no.1, (1-12).
From: https://j-las.lemkomindo.org/index.php/AFoSJ-LAS/article/view/308.
Khairuddin Tampubolon, Fider Lumbanbatu (2020), Analisis Penggunaan Knalpot
Berbahan Komposit Untuk Mengurangi Tingkat Kebisingan Pada Motor Suzuki Satria,
Jmemme: Journal Of Mechanical Engineering, Manufactures, Materials And Energy,
4(2), 174-182.
From: http://www.ojs.uma.ac.id/index.php/jmemme/article/view/4065
Elazhari, Khairuddin Tampubolon, Ali Mukti Tanjung, dkk (2022). Implementation of the
Guidance Policy for Fostered Citizens at Technical Implementation Unit (UPT) of
Social Services for Homeless and Beggars Binjai, Social Service of North Sumatra
Province; Journal: International Journal of Mechanical Engineering, V.7, No.1(hal:425-
431).
URL: https://kalaharijournals.com/resources/41-60/IJME_Vol7.1_56.pdf.
Elazhari, 2019. Policy In the development of social development in society: Study of
implementation of regional regulation number 4 of 2008 concerning handling of
homeless and beggar in the …
Muhammad Rajali, Elazhari, Khairuddin Tampubolon, (2021). Pencocokan Kurva Dengan
Metode Kuadrat Terkecil dan Metode Gauss. AFoSJ-LAS: Journal All Field of Science J-
LAS, 1(1), 14-22.
From: https://j-las.lemkomindo.org/index.php/AFOSJ-LAS/article/view/9
Khairruddin Tampubolon, & Koto, F. R. (2019). Analisis Perbandingan Efisiensi Kerja Mesin
Bensin Pada Mobil Tahun 2000 Sampai Tahun 2005 Dan Mobil Tahun 2018 Serta
Pengaruh Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Dan Cara Perawatannya Sebagai
Rekomendasi Bagi Konsumen. Jmemme: Journal Of Mechanical Engineering,
Manufactures, Materials And Energy, 3(2), 76-83.
From Http://Ojs.Uma.Ac.Id/Index.Php/Jmemme/Article/View/2773
Roswirman Roswirman, ELAZHARI, Khairuddin Tampubolon(2021) Pengaruh
Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru
pada Era New Normal di SMK Swasta PAB 2 Helvetia; AFoSJ-LAS (All Fields of Science
J-LAS),V.1,no.4(hal.316-333).
Khairuddin Tampubolon, Elazhari, dkk (2021); Penyuluhan Tentang Mengenal Mesin
Pompa Air dan Cara Perawatannya di Serikat Tolong Menolong Nurul Iman (STMNI)
Kelurahan Timbang Deli Kecamatan Medan Amplas; J-LAS (Journal Liaison Academia
and Society);V.1,No.2;(1-8).