ArticlePDF Available

Metode Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif

Authors:
  • Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Palembang, Indonesia

Abstract

Penelitian ditujukan memecahkan masalah yang dihadapi untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan permasalahan umat manusia. Jawaban masalah tersebut menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang pada gilirannya melahirkan metode ilmiah (scientific method). Metode penelitian berisi jenis penelitian yang digunakan peneliti untuk memecahkan masalah penelitian. Berbagai ragam metode atau teknik penelitian antara lain: metode penelitian korelasi, eksperimen, kausal komparatif, deskriptif, evaluasi, kebijakan, tindakan kelas, sejarah, survey, studi kasus, pengembangan dan metode penelitian kepustakaan. Dalam mengkaji tulisan ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dengan mengkaji kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan dengan materi seperti buku dan jurnal yang layak dijadikan referensi. Metode studi kasus lebih disukai untuk penelitian kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Patton bahwa kedalaman dan detail suatu metode kualitatif berasal dari sejumlah kecil studi kasus. Semuanya ini merupakan suatu fenomena yang menarik untuk dipertanyakan. Studi kasus menjadi berguna apabila seseorang/peneliti ingin memahami suatu permasalahan atau situasi tertentu dengan amat mendalam dan dimana orang dapat mengidentifikasi kasus yang kaya dengan informasi, kaya dalam pengertian bahwa suatu persoalan besar dapat dipelajari dari beberapa contoh fenomena dan biasanya dalam bentuk pertanyaan.
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer
Volume 3, Number 1, February 2023
e-ISSN: 2809-476X
https://doi.org/10.47709/jpsk.v3i01.1951
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer is licensed under a Creative
Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0).
1
Metode Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif
Dimas Assyakurrohim1), Dewa Ikhram2), Rusdy A Sirodj3), M Win Afgani4)
1)2)3)4)UIN Raden Fatah Palembang
1)dimasassya1@gmail.com, 2)dewaikhram24@gmail.com, 3)rusdy_ump@yahoo.com,
4)muhammadwinafgani_uin@gmail.com
*Penulis Korespondensi
ABSTRAK
Penelitian ditujukan memecahkan masalah yang dihadapi untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan permasalahan umat manusia. Jawaban
masalah tersebut menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach)
yang pada gilirannya melahirkan metode ilmiah (scientific method). Metode
penelitian berisi jenis penelitian yang digunakan peneliti untuk memecahkan
masalah penelitian. Berbagai ragam metode atau teknik penelitian antara
lain: metode penelitian korelasi, eksperimen, kausal komparatif, deskriptif,
evaluasi, kebijakan, tindakan kelas, sejarah, survey, studi kasus,
pengembangan dan metode penelitian kepustakaan. Dalam mengkaji tulisan
ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dengan
mengkaji kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan
dengan materi seperti buku dan jurnal yang layak dijadikan referensi.
Metode studi kasus lebih disukai untuk penelitian kualitatif. Seperti yang
diungkapkan oleh Patton bahwa kedalaman dan detail suatu metode
kualitatif berasal dari sejumlah kecil studi kasus. Semuanya ini merupakan
suatu fenomena yang menarik untuk dipertanyakan. Studi kasus menjadi
berguna apabila seseorang/peneliti ingin memahami suatu permasalahan
atau situasi tertentu dengan amat mendalam dan dimana orang dapat
mengidentifikasi kasus yang kaya dengan informasi, kaya dalam pengertian
bahwa suatu persoalan besar dapat dipelajari dari beberapa contoh fenomena
dan biasanya dalam bentuk pertanyaan.
Histori Artikel:
Submit: 2022-12-20
Diterima: 2022-12-20
Dipublikasikan: 2022-02-01
Kata Kunci:
Metode;, Studi Kasus; Penelitian;
Kualitatif
Jurnal Pendidikan Sains dan
Komputer is licensed under a
Creative Commons Attribution-
NonCommercial 4.0 International
(CC BY-NC 4.0).
LATAR BELAKANG
Creswell dalam bukunya yang berjudul “Qualitative Inquiry And Research Design
mengungkapkan lima tradisi penelitian, yaitu: biografi, fenomenologi, grounded theory study, studi kasus
dan etnografi. Salah satu tradisi yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah studi kasus yang telah lama
dipandang sebagai metode penelitian yang “amat lemah”. Para peneliti yang menggunakan studi kasus
dianggap melakukan “keanehan dalam disiplin akademisnya karena tingkat ketepatannya (secara
kuantitatif), objektivitas dan kekuatan penelitiannya dinilai tidak memadai (Robert K. Yin, 1989).
Studi kasus tetap dipergunakan secara luas dalam penelitian ilmu-ilmu sosial, baik dalam bidang
psikologi, sosiologi, ilmu politik, antropologi, sejarah dan ekonomi maupun dalam bidang ilmu-ilmu
praktis seperti pendidikan, perencanaan wilayah perkotaan, administrasi umum, ilmu-ilmu manajemen
dan lain sebagainya. Bahkan sering juga diaplikasikan untuk penelitian evaluasi yang menurut sebagian
pihak merupakan bidang metode yang sarat dengan kuantitatifnya. Lebih-lebih jika pertanyaan diperlebar
menjadi kapan sebuah penelitian disebut sebagai Studi Kasus dan apa pula ciri-cirinya, mahasiswa
tampak semakin kebingungan, sehingga terkesan memilih Studi Kasus sebagai strategi penelitian hanya
karena mengikuti teman-teman lain, tanpa pemahaman yang cukup. Akibatnya tujuan akhir Studi Kasus
untuk memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang tema atau topik yang dikaji tidak tercapai,
sehingga pekerjaan penelitian itu sia-sia. Padahal, waktu, tenaga, pikiran, dan uang telah banyak
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer
Volume xx, Number xx, month Year
https://doi.org/10.47709/jpsk.vxix.xxxx
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer is licensed under a Creative
Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0).
2
dikeluarkan untuk kegiatan tersebut. Tulisan ini akan membahas tentang konsep dan strategi melakukan
penelitian Studi Kasus, agar penelitian dapat dilakukan secara efektif.
Semuanya ini merupakan suatu fenomena yang menarik untuk dipertanyakan. Maka dalam
tulisan ini disusun lah untuk mengetahui tentang pengertian studi kasus, tujuan studi kasus, ciri-ciri studi
kasus, langkah-langkah studi kasus dan contoh judul studi kasus.
STUDI LITERATUR
Pada tinjauan kepustakaan diuraikan hasil dari penelitian sebelumnya yang telah ada serta
disesuaikan terhadap penelitian yang akan dilakukan. Hal ini bermaksud memperjelas terhadap belum
adanya pembahasan mengenai dengan penelitian yang direncanakan. Terdapat judul penelitian yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan, antaranya:
Pertama. (Unika Prihatsanti 2018) pada jurnal dengan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
penggunaan studi kasus untuk membangun teori belum dilakukan secara maksimal. Sehingga membuka
peluang bagi peneliti di masa depan yang tertarik menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus dapat
menggunakan prosedur yang tertata dengan baik.
Kedua. (Chriswardana Bayu 2021) pada jurnal penelitiannya dengan hasil penelitia yang
menujukkan bahwa dalam studi kasus Pemanfaatan Media Sosial Tiktok Sebagai Media Promosi Industri
Kuliner Di Yogyakarta Pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Akun TikTok Javafoodie) dengan
hasil Tiktok merupakan media yang ideal dalam mempromosikan industri kuliner di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Akun Tiktok Javafoodie menjadi salah satu akun Tiktok di Yogyakarta yang mempromosikan
beragam Kuliner khas Yogyakarta. Video-video yang diunggah oleh akun Javafoodie mempromosikan
kuliner Yogyakarta yang menarik dikemas dengan metode story telling bernuansa komedi. Akun Tiktok
Javafoodie merupakan salah satu akun Tiktok yang mempromosikan kuliner Yogyakarta, dan masih
banyak lagi akun Tiktok lainnya yang bergerak untuk mempromosikan kuliner Yogyakarta.
Ketiga, (Yolanda Sherley Novitasari, 2021) pada jurnal penelitiannya dengan hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa dalam studi kasus Rancang Bangun Sistem Informasi Media Pembelajaran
Berbasis Website (Studi Kasus: Bimbingan Belajar De Potlood) dengan hasil Rancang Bangun Sistem
Informasi Media Pembelajaran Berbasis Website Bimbingan Belajar De Potlood berdasarkan hasil
pengujian aspek Usability Standar ISO/IEC 25010, yaitu Appropriateness Recognizability, Learnability
Operability User Error Protection, User Interface Aesthetics dan Accessibility memperoleh hasil 88,38%.
Maka dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem ini dinyatakan sangat baik untuk digunakan dan
layak untuk di implementasikan.
METODE
Dalam mengkaji tulisan ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research)
dengan mengkaji kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan dengan materi
makalah seperti buku dan jurnal yang layak dijadikan referensi. Seperti yang dikemukakan oleh
Miqzaqon T dan Purwoko bahwa penelitian kepustakaan merupakan suatu studi yang digunakan dalam
mengumpulkan informasi dan data dengan bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan
seperti dokumen, buku, majalah, kisah-kisah sejarah dan sebagainya. (Milya Sari dan Asmendri, 2020).
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam makalah ini menggunakan data sekunder
yakni dengan mengumpulkan data secara tidak langsung dengan meneliti objek yang bersangkutan.
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer
Volume xx, Number xx, month Year
https://doi.org/10.47709/jpsk.vxix.xxxx
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer is licensed under a Creative
Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0).
3
Setelah mengumpulkan beberapa jurnal dan buku terkait dengan materi pembahasan selanjutnya
menganalisis materi melalui studi pustaka dengan hasil dari analisis berupa deskriptif.
HASIL
Pengertian Studi Kasus
Studi kasus dalam bahasa inggris “A Case Studyatau “Case Studies”. Kata “Kasusdiambil dari
kata “Caseartinya kasus, kajian , peristiwa Sedangkan arti dari “case”sangatlah komplek dan luas. Studi
kasus adalah sebuah eksplorasi dari “suatu sistem yang terikat atau “suatu kasus/beragam kasus yang
dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang mendalam serta melibatkan berbagai sumber
informasi yang “kayadalam suatu konteks. Sistem terikat ini diikat oleh waktu dan tempat sedangkan
kasus dapat dikaji dari suatu program, peristiwa, aktivitas atau suatu individu. Dengan perkataan lain,
studi kasus merupakan penelitian dimana peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatu
waktu dan kegiatan (program, even, proses, institusi atau kelompok sosial) serta mengumpulkan
informasi secara terinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data
selama periode tertentu. (John W. Creswell, 1998).
Pendekatan studi kasus lebih disukai untuk penelitian kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh
Patton bahwa kedalaman dan detail suatu metode kualitatif berasal dari sejumlah kecil studi kasus. Oleh
karena itu penelitian studi kasus membutuhkan waktu lama yang berbeda dengan disiplin ilmu-ilmu
lainnya. (Michael Quinn Patton, 1991).
Untuk itu Creswell menyarankan bahwa peneliti yang akan mengembangkan penelitian studi
kasus hendaknya pertama-tama, mempertimbangan tipe kasus yang paling tepat. Kasus tersebut dapat
merupakan suatu kasus tunggal atau kolektif, banyak tempat atau di dalamtempat, berfokus pada suatu
kasus atau suatu isu (instrinsik-instrumental). Kedua, dalam memilih kasus yang akan diteliti dapat dikaji
dari berbagai aspek seperti beragam perspektif dalam permasalahannya, proses atau peristiwa. Ataupun
dapat dipilih dari kasus biasa, kasus yang dapat diakses atau kasus yang tidak biasa.
Lebih lanjut Creswell mengemukakan beberapa “tantangan dalam perkembangan studi kasus
kualitatif sebagai berikut: (Michael Quinn Patton, 1991)
1) Peneliti hendaknya dapat mengidentifikasi kasusnya dengan baik
2) Peneliti hendaknya mempertimbangkan apakah akan mempelajari sebuah kasus tunggal
atau multikasus
3) Dalam memilih suatu kasus diperlukan dasar pemikiran dari peneliti untuk melakukan
strategi sampling yang baik sehingga dapat pula mengumpulkan informasi tentang kasus
dengan baik pula
4) Memiliki banyak informasi untuk menggambarkan secara mendalam suatu kasus
tertentu. Dalam merancang sebuah studi kasus, peneliti dapat mengembangkan sebuah
matriks pengumpulan data dengan berbagai informasi yang dikumpulkan mengenai suatu
kasus
5) Memutuskan “batasan” sebuah kasus. Batasan-batasan tersebut dapat dilihat dari aspek
waktu, peristiwa dan proses.
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer
Volume xx, Number xx, month Year
https://doi.org/10.47709/jpsk.vxix.xxxx
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer is licensed under a Creative
Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0).
4
Studi kasus menjadi berguna apabila seseorang/peneliti ingin memahami suatu permasalahan atau
situasi tertentu dengan amat mendalam dan dimana orang dapat mengidentifikasi kasus yang kaya dengan
informasi , kaya dalam pengertian bahwa suatu persoalan besar dapat dipelajari dari beberapa contoh
fenomena dan biasanya dalam bentuk pertanyaan.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Studi Kasus
Stake menyatakan bahwa penelitian studi kasus bertujuan untuk mengungkap kekhasan atau
keunikan krakteristik yang terdapat didalam kasus yang diteliti. kasus itu sendiri merupakan penyebab
dilakukanya penelitian studi kasus oleh karena itu tujuan dan fokus utama dari penelitian studi kasus
adalah pada kasus yang menjadi objek penelitian. Kasus itu bisa ada dan ditemukan hampir disemua
bidang, oleh karena itu segala sesuatu yang berkaitan dengan kasus seperti sifat alamiah kasus, kegiatan,
fungsi, kesejarahan, kondisi lingkungan dan berbagai hal lain yang berkaitan dan mempengaruhi kasus
harus diteliti dengan tujuan untuk menjelaskan dan memahami keberadaan kasus tersebut secara
menyeluruh dan komprehensif. (Syampadzi, 2017). Adapun tujuan lain studi kasus ialah:
1) Tujuan studi kasus adalah untuk memahami individu secara mendalam tentang
perkembangan individu dalam penyesuaian dengan lingkungan
2) Tujuan studi kasus adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang
keadaan sekarang dan interaksi lingkungan, individu, kelompok, lembaga, dan
masyarakat
Pendapat Lincoln dan Guba, keistimewaan Studi Kasus meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Studi Kasus merupakan sarana utama bagi penelitian emik, yakni menyajikan
pandangan subjek yang diteliti,
2) Studi Kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami
pembaca dalam kehidupan sehari-hari (everyday reallife),
3) Studi Kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti
dengan subjek atau informan,
4) Studi Kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak
hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga keterpercayaan
(trustworthiness),
5) Studi Kasus memberikan “uraian tebal” yang diperlukan bagi penilaian atas
transferabilitas
6) Studi Kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan
7) bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.
PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa tujuan studi kasus adalah
ntuk memahami individu secara mendalam guna membantu individu mencapai penyesuaian
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer
Volume xx, Number xx, month Year
https://doi.org/10.47709/jpsk.vxix.xxxx
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer is licensed under a Creative
Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0).
5
yang lebih baik.
1. Ciri-ciri Penelitian Studi Kasus
Seperti halnya jenis penelitian kualitatif lainnya, yakni fenomenologi, etnografi,
etnometodologi, grounded research dan studi teks, Studi Kasus juga dilakukan dalam
latar alamiah, holistik dan mendalam. Alamiah artinya kegiatan pemerolehan data
dilakukan dalam konteks kehidupan nyata (real-life events). Tidak perlu ada perlakuan-
perlakuan tertentu baik terhadap subjek penelitian maupun konteks di mana penelitian
dilakukan. Biarkan semuanya berlangsung secara alamiah. Holistik artinya peneliti harus
bisa memperoleh informasi yang akan menjadi data secara komprehensif sehingga tidak
meninggalkan informasi yang tersisa. Dari data akan diperoleh fakta atau realitas. Agar
memperoleh informasi yang komprehensif, peneliti tidak saja menggali informasi dari
partisipan dan informan utama melalui wawancara mendalam, tetapi juga orangorang di
sekitar subjek penelitian, catatan-catatan harian mengenai kegiatan subjek atau rekam
jejak subjek.
Terkait itu, Yunus (2010: 264) menggambarkan objek yang diteliti dalam
penelitian Studi Kasus hanya mencitrakan dirinya sendiri secara
mendalam/detail/lengkap untuk memperoleh gambaran yang utuh dari objek (wholeness)
dalam artian bahwa data yang dikumpulkan dalam studi dipelajari sebagai suatu
keseluruhan, utuh yang terintegrasi. Itu sebabnya penelitian Studi Kasus bersifat
eksploratif. Sifat objek kajian yang sangat khusus menjadi bahan pertimbangan utama
peneliti untuk mengelaborasinya dengan cara mengeksplorasi secara mendalam. Peneliti
tidak hanya memahami kasus dari luarnya saja, tetapi juga dari dalam sebagai entitas
yang utuh dan detail. Itu sebabnya salah satu teknik pengumpulan datanya melalui
wawancara mendalam. Untuk memahami lebih jauh tentang subjek, peneliti Studi Kasus
juga dapat memperoleh data melalui riwayat hidupnya.
Studi Kasus memusatkan perhatian pada satu objek tertentu yang diangkat
sebagai sebuah kasus untuk dikaji secara mendalam sehingga mampu membongkar
realitas di balik fenomena. Dalam pandangan paradigma fenomenologi, yang tampak
atau kasat mata pada hakikatnya bukan sesuatu yang riel (realitas). Itu hanya pantulan
dari yang ada di dalam. Tugas peneliti Studi Kasus ialah menggali sesuatu yang tidak
tampak tersebut untuk menjadi pengetahuan yang tampak. Karena itu dapat pula
diartikan Studi Kasus sebagai proses mengkaji atau memahami sebuah kasus dan
sekaligus mencari hasilnya.
2. Langkah-langkah Penelitian Studi Kasus
Adapun beberapa langkah-langkah dalam menyusun penelitian studi kasus ini antara
lain: (Mudjia Rahardjo, 2017)
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer
Volume xx, Number xx, month Year
https://doi.org/10.47709/jpsk.vxix.xxxx
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer is licensed under a Creative
Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0).
6
1) Pemilihan Tema, topic dan kasus. Pada tahap pertama ini peneliti harus yakin
bahwa dia akan memilih kasus tertentu yang merupakan bagian dari “body of
knowledge”nya bidang yang dipelajari. Misalnya, mahasiswa Jurusan atau
Program Studi Manajemen Pendidikan wajib memilih kasus yang memang
menjadi wilayah kajian bidang tersebut.
2) Pembacaan Literatur. Setelah kasus diperoleh, peneliti mengumpulkan literatur
atau bahan bacaan sebanyak-banyaknya berupa jurnal, majalah ilmiah, hasil-hasil
penelitian terdahulu, buku, majalah, surat kabar yang terkait dengan kasus
tersebut
3) Perumusan Fokus dan Masalah Penelitian. Langkah sangat penting dalam setiap
penelitian ialah merumuskan fokus dan masalah. Fokus penelitian perlu dibuat
agar peneliti bisa berkonsentrasi pada satu titik yang menjadi pusat perhatian.
4) Pengumpulan Data. Sebagaimana telah ditulis di muka, data penelitian Studi
Kasus dapat diperoleh dari beberapa teknik, seperti wawancara, observasi
pelibatan (participant observation), dan dokumentasi.
5) Penyempurnaan Data. Data yang telah terkumpul perlu disempurnakan.
Bagaimana caranya peneliti mengetahui datanya kurang atau belum sempurna?
Caranya ialah dengan membaca keseluruhan data dengan merujuk ke rumusan
masalah yang diajukan.
6) Pengolahan Data. Setelah data dianggap sempurna, peneliti melakukan
pengolahan data, yakni melakukan pengecekan kebenaran adata, menyusun data,
melaksanakan penyandian (coding), mengklasifikasi data, mengoreksi jawaban
wawancara yang kurang jelas. Tahap ini dilakukan untuk memudahkan tahap
analisis
7) Analisis Data. Setelah data berupa transkrip hasil wawancara dan observasi,
maupun gambar, foto, catatan harian subjek dan sebagainya dianggap lengkap
dan sempurna, peneliti melakukan analisis data.
8) Proses Analisis Data. Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk
memberikan makna atau memaknai data dengan mengatur, mengurutkan,
mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan mengkategorikannya menjadi
bagian-bagian berdasarkan pengelompokan tertentu sehingga diperoleh suatu
temuan terhadap rumusan masalah yang diajukan.
9) Dialog Teoretik. Untuk melahirkan temuan konseptual berupa “thesis statement,
setelah pertanyaan penelitian terjawab, peneliti Studi Kasus, khususnya calon
magister dan lebih-lebih doktor, melakukan langkah selanjutnya, yaitu
melakukan dialog temuan tersebut dengan teori yang telah dibahas di bagian
kajian pustaka, sehingga bagian kajian pustaka bulan sekadar ornamen belaka.
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer
Volume xx, Number xx, month Year
https://doi.org/10.47709/jpsk.vxix.xxxx
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer is licensed under a Creative
Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0).
7
10) Triangulasi Temuan (Konfirmabilitas). Agar temuan tidak dianggap bias, peneliti
perlu melakukan triangulasi temuan, atau yang sering disebut sebagai
konfirmabilitas, yakni dengan melaporkan temuan penelitian kepada informan
yang diwawancarai.
11) Simpulan Hasil Penelitian. Kesalahan umum yang sering terjadi pada bagain ini
ialah peneliti mengulang atau meringkas apa yang telah dikemukakan pada
bagian-bagian sebelumnya, tetapi membuat sintesis dari semua yang telah
dikemukakan sebelumnya. Pada bagian ini peneliti mencantumkan implikasi
12) Laporan Penelitian. Langkah paling akhir kegiatan penelitian ialah membuat
laporan penelitian. Laporan penelitian merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban kegiatan penelitian yang dituangkan dalam bahasa tulis
untuk kepentingan umum.
Creswell mengemukakan bahwa dalam studi kasus melibatkan pengumpulan data yang
banyak karena peneliti mencoba untuk membangun gambaran yang mendalam dari suatu kasus.
Untuk diperlukan suatu analisis yang baik agar dapat menyusun suatu deskripsi yang terinci dari
kasus yang muncul. Seperti misalnya analisis tema atau isu, yakni analisis suatu konteks kasus
atau setting dimana kasus tersebut dapat menggambarkan dirinya sendiri (Robert K. Yin, 1989).
Creswell mengemukakan bahwa studi kasus membentuk struktur yang “lebih besar” dalam
bentuk naratif tertulis. Hal ini disebabkan suatu studi kasus menggunakan teori dalam
deskripsikan kasus atau beberapa analisis untuk menampilkan perbandingan kasus silang atau
antar tempat (John W. Creswell, 1998).
Dari paparan di atas dapat diuraikan bahwa “persiapan terbaik” untuk melakukan analisis
studi kasus adalah memiliki suatu strategi analisis. Tanpa strategi yang baik, analisis studi kasus
akan berlangsung sulit karena peneliti “bermain dengan data” yang banyak dan alat pengumpul
data yang banyak pula. Untuk Robert K. Yin merekomendasikan enam tipe sumber informasi
seperti yang telah dikemukakan pada bagian pengumpulan data. Tipe analisis dari data ini dapat
berupa analisis holistik, yaitu analisis keseluruhan kasus atau berupa analisis terjalin, yaitu suatu
analisis untuk kasus yang spesifik, unik atau ekstrim (John W. Creswell, 1998). Lebih lanjut Yin
membagi tiga teknik analisis untuk studi kasus, yaitu (1) penjodohan pola, yaitu dengan
menggunakan logika penjodohan pola. Logika seperti ini membandingkan pola yang didasarkan
atas data empirik dengan pola yang diprediksikan (atau dengan beberapa prediksi alternatif). Jika
kedua pola ini ada persamaan, hasilnya dapat menguatkan validitas internal studi kasus yang
bersangkutan; (2) pembuatan eksplanasi, yang bertujuan untuk menganalisis data studi kasus
dengan cara membuat suatu eksplanasi tentang kasus yang bersangkutan dan (3) analisis deret
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer
Volume xx, Number xx, month Year
https://doi.org/10.47709/jpsk.vxix.xxxx
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer is licensed under a Creative
Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0).
8
waktu, yang banyak dipergunakan untuk studi kasus yang menggunakan pendekatan eksperimen
dan kuasi eksperimen (Robert K. Yin, 1989).
3. Contoh Judul Penelitian Studi Kasus
Berikut terdapat beberapa contoh judul penelitian menggunakan penelitian studi
kasus sebagai berikut:
a. Dampak positif dan negatif sosial media terhadap pendidikan akhlak anak
(studi kasus di smp negeri 2 kelas viii banda aceh)
b. Pendidikan Ramah Anak Studi Kasus SDIT Nur Hidayah Surakarta
c. Persepsi mahasiswa dalam penerapan e-learning sebagai Aplikasi
peningkatan kualitas pendidikan (Studi kasus pada Universitas Islam
Indonesia)
d. Manajemen kurikulum dalam pendidikan profesi guru (Studi kasus di
Universitas Pendidikan Indonesia)
e. Penerimaan sosial dalam proses pendidikan inklusif (studi kasus pada proses
pendidikan inklusif di smk negeri 2 malang)
f. Pengembangan Kompetensi Pedagogik guru pendidikan Agama islam di
madrasah (studi kasus di MIN Malang I)
g. Analisis Kurikulum Merdeka dalam Mengatasi Learning Loss di Masa
Pandemi Covid-19 (Analisis Studi Kasus Kebijakan Pendidikan)
KESIMPULAN
Studi kasus menjadi berguna apabila seseorang/peneliti ingin memahami suatu permasalahan atau
situasi tertentu dengan amat mendalam dan dimana orang dapat mengidentifikasi kasus yang kaya
dengan informasi , kaya dalam pengertian bahwa suatu persoalan besar dapat dipelajari dari beberapa
contoh fenomena dan biasanya dalam bentuk pertanyaan.
Stake menyatakan bahwa penelitian studi kasus bertujuan untuk mengungkap kekhasan atau
keunikan krakteristik yang terdapat didalam kasus yang diteliti. Kasus itu sendiri merupakan penyebab
dilakukanya penelitian studi kasus oleh karena itu tujuan dan fokus utama dari penelitian studi kasus
adalah pada kasus yang menjadi objek penelitian. Bahwa dalam studi kasus melibatkan pengumpulan
data yang banyak karena peneliti mencoba untuk membangun gambaran yang mendalam dari suatu
kasus. Untuk diperlukan suatu analisis yang baik agar dapat menyusun suatu deskripsi yang terinci dari
kasus yang muncul. Seperti misalnya analisis tema atau isu, yakni analisis suatu konteks kasus atau
setting dimana kasus tersebut dapat menggambarkan dirinya sendiri. Studi Kasus memusatkan perhatian
pada satu objek tertentu yang diangkat sebagai sebuah kasus untuk dikaji secara mendalam sehingga
mampu membongkar realitas di balik fenomena.
Dalam pandangan paradigma fenomenologi, yang tampak atau kasat mata pada hakikatnya bukan
sesuatu yang riel (realitas). Itu hanya pantulan dari yang ada di dalam. Tugas peneliti Studi Kasus ialah
menggali sesuatu yang tidak tampak tersebut untuk menjadi pengetahuan yang tampak. Karena itu dapat
pula diartikan Studi Kasus sebagai proses mengkaji atau memahami sebuah kasus dan sekaligus mencari
hasilnya.
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer
Volume xx, Number xx, month Year
https://doi.org/10.47709/jpsk.vxix.xxxx
Jurnal Pendidikan Sains dan Komputer is licensed under a Creative
Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0).
9
REFERENSI
Creswell, John W. Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition. London:
SAGE Publications, 1998.
K. Yin, Robert, Case Study Research Design and Methods. Washingto: COSMOS Corporation, 1989.
Nurroh, Syampadzi, Telaah Buku Filasafat Ilmu (Sebuah Pengantar Populer) oleh Jujun S.
Suriasumantri (2017): hlm. 16-30.
Patton, Michael Quinn, How to Use Qualitative Methods in Evaluation. London: SAGE Publications,
1991.
Pringgar, Rizaldy Fatha dan Bambang Sujatmiko, “Penelitian Kepustakaan (Library Research) Modul
Pembelajaran Berbasis Augmented Reality pada Pembelajaran Siswa,” Jurnal ITEDU 05, no. 01
(2020): hlm. 319-330
Rahardjo, Mudjia, Studi Kasus Dalam Penelitian Kualitatif: Konsep Dan Prosedurnya, UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG PROGRAM PASCASARJANA
(2017), hlm. 1-20.
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metode Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Sari, Milya dan Asmendri, “Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan
IPA,” Natural Science : Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA 6, no. 1 (2020): hlm.
43.-60.
... Adapun metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus (Krampen & Krampen, 2016). Metode ini dipilih untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan, individu, kelompok, lembaga, dan masyarakat (Assyakurrohim, Ikhram, Sirodj, & Afgani, 2023). Dalam hal ini, krisis bencana yang dialami masyarakat di lokasi penelitian diposisikan sebagai sebagai kasus untuk dipelajari secara mendalam terutama bagaimana mereka memecahkannya. ...
Article
Full-text available
Kupang Regency, East Nusa Tenggara (NTT) Province is categorized as a natural disaster-prone area with various threats. Based on BNPB data, Kupang Regency is among the 10 high-risk districts in NTT Province during 2015-2022, with a disaster risk index value of 173.50 in 2022, which has increased by 5.02 compared to 2020. The results of the pre-research found that the communities in Merbaun and Toobaun villages, Kupang Regency have various hereditary local wisdom in managing nature. These local wisdoms are believed to have the potential to become traditional communication tools for disaster mitigation to make the community disaster resilient. Therefore, this research aims to explore the forms of local wisdom that act as folk media for disaster crisis communication and build a crisis communication model through the utilization of local wisdom. This research uses a constructivistic paradigm with a qualitative research type. The research method uses a case study with data collection techniques of in-depth interviews, and involved observation. The data analysis technique uses the Miles Huberman interactive model. The results showed that the community empowered local wisdom as a traditional communication tool for the benefit of disaster crisis communication. These folk media can be classified into several types, namely shouting, climate-friendly agricultural systems, traditional early warning systems, and oral and written customary laws.
... This research uses the literature study method, which is a theoretical study conducted by utilising various literatures, such as books, notes, journals, articles, and reports on previous research results (Assyakurrohim et al., 2023). The literature selected was of direct relevance to the research theme of the decline of Islam and the rise of the West. ...
Article
Full-text available
This article aims to find out the history of the decline of Islam and the progress of the Western World. This research uses library research or literature study; the research source focuses on books and articles related to the discussion. The result of this research is to find out that the decline of Islam occurred during the Abbasid dynasty, when there were various problems that caused Islamic civilization to begin to weaken and even decline. The decline of Islam was primarily caused by the Mongol invasion, which marked the Abbasid period's collapse. In addition, fragmentation and intellectual stagnation were also major factors in the collapse of Islam in the Abbasid period. While the progress of the Western World is inseparable from the history of Islamic civilization, which experienced progress and decline, the factors that became the main cause in the progress of the Western World are Renaissance and Humanism, which marked the beginning of the progress of the western world with the transition of social changes in society to massive. The Science Revolution, Industrial Revolution, Colonialism, and Imprealism are also important factors in the progress of the Western World.
... Selain itu, keberhasilan penggunaan RME juga sangat tergantung pada tingkat penerimaan dan keterlibatan staf medis dalam mengadopsi dan menguasai teknologi baru ini. (Assyakurrohim et al., 2022) Dalam perjalanannya, terdapat kendala-kendala dalam implementasi RME di RSUD Kuala Pembuang meliputi : kurangnya sumber daya manusia IT yang saat ini hanya terdapat 2 orang pegawai dengan latar belakang diploma tiga (DIII) komputer dan 1 orang pegawai dengan latar belakang S1 manajemen informatika, hal ini membuat tim IT tidak fokus terhadap pengembangan SIMRS dan bahkan disibukkan pada pekerjaan lainnya yang merupakan bukan pekerjaan utama. Sudah dilakukan in house training (IHT) bagi pegawai baik nakes medis dan nakes lainnya yang terlibat dalam pengisian RME pada SIMRS namun sebagian besar masih kurang mahir dalam penggunaan komputer dan fitur-fitur yang terdapat di SIMRS, dapat dilihat dari cara penggunaan SIMRS yakni mereka akan fokus pada hal yang diajarkan dan kurang memiliki kemauan untuk belajar mandiri dalam memanfaatkan SIMRS seperti mempelajari laman yang telah disediakan di SIMRS yang berkaitan dengan pekerjaannya. ...
Article
Full-text available
Sistem kesehatan mengalami transformasi, dengan dilakukan penilaian kematangan digital Rekam Medis Elektronik (RME) akan membantu rumah sakit membuat peta jalan kematangan RME. Pada implementasi RME, RSUD Kuala Pembuang terdapat hambatan yang dihadapi seperti kurangnya SDM, kurang stabil jaringan, rendahnya kompetensi petugas, dan belum pernah dilakukannya evaluasi terhadap implementasi sebuah sistem. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana tingkat kematangan sistem informasi manajemen rumah sakit dalam implementasi rekam medis elektronik di RSUD Kuala Pembuang. Tujuan lain dari penelitian ini juga untuk mengetahui sejauh mana tingkat kematangan implementasi RME di RSUD Kuala Pembuang dalam perbaikan kualitas kecepatan, ketepatan, dan keamanan pelayanan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan mix method melalui pendekatan studi kasus dengan menggunakan instrument Digital Maturity Index (DMI) untuk menilai kematangan digital RME. Informan penelitian ini berjumlah 8 pengguna RME meliputi informan kunci dan informan pendukung. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi dan untuk mengekplorasi informasi secara mendalam dilakukan diskusi kelompok terarah. Hasil penelitian didapatkan skor pada tujuh komponen penilaian DMI adalah sistem informasi dan infrastruktur SI di RS dengan rerata 4,2, standart dan interoperabilitas pada rerata 3,6, manajemen dan tata kelola pada rerata 2,6, data analisis pada rerata 3,3, sumber daya manusia, keterampina dan kerahasiaan data pada rerata 3,7, elektronik medical record (EMR) dan patient center care pada rerata 4,8. Kesimpulan : secara keseluruhan memenuhi kemampuan minimal pada level 3. Untuk perbaikan, bagian manajemen perlu menyusun strategi besar pengembangan SI/TI baik regulasi, komitmen, perencanaan, pelaksanaan RME, perbaharuan infrastruktur pendukung RME, peningkatan koneksi jaringan internet, penambahan SDM IT, dan peningkatan kapasitas SDM.
... Jenis Penelitian yang dilakukan adalah menggunakan metode kualitatif yaitu dengan menggunakan studi kasus [7]. Penelitian diperoleh dengan cara melakukan wawancara serta observasi. ...
... Case studies were used to reveal the uniqueness or unique characteristics contained in the case under study. As Patton points out, the depth and detail of a qualitative method came from a small number of case studies (Assyakurrohim et al., 2022). The case was the cause of conducting case study research, so that the main purpose and focus of this research was a case of the object of research. ...
Article
Full-text available
The purpose of this study was to describe the strategies carried out by educators at MAN 1 Probolinggo as superior madrasas in an effort to instill religious moderation values. As well as the implementation of moderation values that were implemented through a literacy culture with a national perspective by educators at MAN 1 Probolinggo towards students. This research used a qualitative approach through case studies. The research was developed through several forms consisting of; integration, indoctrination, democratization and enculturation. The process of data analysis researchers collect data, analyze data. The results of the study showed the success of applying moderation in everyday life through a culture of literacy with a national perspective. So that the benchmark for moderation education was literacy that builds students' critical power, then teacher creativity in class management so that it accommodated the student's critical power and so that teachers indoctrinated religious moderation values in creative and interesting ways according to learners character. The results obtained from this indoctrination were students are able to be tolerant, flexible, not rigid, and open minded.
... This research uses a qualitative approach with a case study method. A case study is a form of research in which researchers investigate a particular phenomenon in a timed event, and gather detailed information from that event [3]. The research population is the entire art and design students at the Faculty of Creative Industries, Telkom University Bandung, who periodically produce artwork and products as part of their learning process. ...
Article
Art and design students in the learning process on campus produce works of art and products. These artworks including many kinds of creative expression, in example: painting, sculpture, art installation, graphic design, photography, and others more. The resulting works will be exhibited and archived in the work gallery. However, existing galleries have not been efficient in organizing the presentation and placement of works, resulting in damage, neglect, and disruption of works. This phenomenon occurred at the Faculty of Creative Industries Telkom University, Bandung. Data collection is carried out through visual observation, documentation, interviews, and literature studies. Data were analyzed using FIFO – FEFO approach. In this study, it can be shown that the application of FIFO-FEFO provides practical guidance for designing better gallery layouts, preventing damage to artworks, reducing abandonment of works, and ensuring a balanced rotation of works. Thus, the FIFO-FEFO approach has an important role to play in improving the effectiveness of gallery and exhibition design and providing a better experience for gallery visitors. Keywords: art gallery, artwork management, FIFO-FEFO
Article
Artikel ini berfokus pada implementasi pengembangan karier guru PAI di era pembelajaran daring. Di tengah kemajuan teknologi, pengembangan karier guru menjadi penting untuk memastikan kualitas pendidikan tetap tinggi. Program pelatihan berbasis teknologi digital menjadi kunci dalam memperkuat kompetensi pedagogik dan digital guru. Penelitian ini mengeksplorasi tantangan yang dihadapi oleh guru dalam penerapan pembelajaran daring, seperti keterbatasan akses teknologi dan perbedaan kemampuan digital antar guru. Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan analisis deduktif-induktif untuk memahami bagaimana pengembangan karier guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan membantu guru dalam menyesuaikan diri dengan perubahan teknologi pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan berbasis daring efektif dalam meningkatkan keterampilan teknologi guru, namun kesenjangan digital yang ada memerlukan perhatian khusus. Untuk itu, pengembangan karier guru perlu mencakup pelatihan yang lebih inklusif dan terjangkau, serta mengatasi tantangan teknis. Rekomendasi dari penelitian ini adalah pentingnya kebijakan yang mendukung peningkatan akses teknologi dan penyusunan program pelatihan berkelanjutan untuk memastikan kualitas pendidikan tetap terjaga di tengah perubahan zaman.
Article
Gagasan desa cerdas (smart village) menjadi instrumen fundamental dalam kerangka kebijakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Republik Indonesia. Namun, bagaimana gagasan ini diintegrasikan dengan program sertifikasi halal dan komersialisasi produk lokal untuk mendorong pembangunan desa yang ramah gender di level mikro masih kurang mendapat perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan smart village ramah gender di kawasan industri pinggiran tol Jawa melalui sertifikasi dan komersialisasi produk lokal. Intervensi dilakukan secara khusus di Clarak, sebuah desa di pinggiran kota Kabupaten Probolinggo, yang berdekatan langsung dengan tol Probowangi. Studi kasus yang melibatkan 30 pelaku UMKM perempuan, berfokus pada bagaimana sertifikasi halal dan komersialisasi produk dapat meningkatkan partisipasi mereka dalam kerangka Desa Cerdas Ramah Gender (DCRG). Penelitian ini mengidentifikasi setidaknya 6 (enam) aset yang dimiliki oleh Clarak dalam menginisiasi desa cerdas ramah gender, yaitu aset individual, aset fisik, aset kelembagaan, aset jaringan, aset ekonomi lokal, dan aset historis. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan partisipasi perempuan sebagai penerima manfaat dari program ini sekaligus peningkatan pengetahuan digital terhadap komersialisasi produk lokal. Penelitian ini berkontribusi bagi penelitian sejenis yang berusaha memahami bagaimana konsep desa cerdas diinisiasi di level mikro, khususnya di kawasan industri.
Article
Full-text available
Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam menciptakan mobilitas sosial dan meningkatkan kualitas hidup individu. Namun, latar belakang sosial seseorang, termasuk status ekonomi, budaya, dan lingkungan geografis, memiliki pengaruh signifikan terhadap kesempatan pendidikan yang dapat diakses. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana faktor-faktor sosial tersebut memengaruhi kesempatan pendidikan dan mengidentifikasi kesenjangan yang ada di dalamnya. Menggunakan perspektif teori struktural fungsionalisme dan teori konflik, artikel ini menunjukkan bahwa ketimpangan sosial dalam pendidikan bukan hanya disebabkan oleh faktor individu, tetapi juga oleh struktur sosial yang ada. Selain itu, faktor budaya dan lingkungan geografis turut memperburuk ketimpangan pendidikan, khususnya di daerah terpencil dan bagi keluarga dengan status ekonomi rendah. Artikel ini juga menawarkan solusi untuk mengurangi kesenjangan pendidikan, antara lain dengan merancang kebijakan yang lebih inklusif dan meningkatkan akses pendidikan di daerah-daerah yang kurang berkembang.
Article
Full-text available
The lack of effective information dissemination methods at MA Zainul Anwar Kraksaan has hindered the community and parents' understanding of school programs. This research aims to develop a web-based information system featuring multi-user management to address these challenges. Using the Research and Development (R&D) approach with the Waterfall model, the study involved stages of need analysis, system design, implementation, testing, and maintenance. Data were collected through observations and interviews, and the findings were used to design a user-friendly system tailored to the school’s needs. The results demonstrate that the developed system significantly improves communication efficiency and transparency, streamlines administrative processes, and provides a robust information portal. The study recommends adopting similar systems in other schools facing comparable challenges to enhance communication and operational efficiency.
Article
Thesis is a scientific paper compiled by undergraduate students to complete their education. Many methods are used by students to obtain data or information in the preparation of this thesis. This form of activity is often used by students to obtain data by conducting field research. However, this type of research cannot always be carried out, especially in a co-19 pandemic emergency. Literature research is the right way to produce scientific work. But not all students are ready to do this library research. One reason is that there are no guidelines and examples they can guide to conducting this research. So the purpose of this writing is to provide guidelines for students and lecturers to carry out library research in the field of education.
  • Syampadzi Nurroh
Nurroh, Syampadzi, " Telaah Buku Filasafat Ilmu (Sebuah Pengantar Populer) oleh Jujun S. Suriasumantri (2017): hlm. 16-30.
Penelitian Kepustakaan (Library Research) Modul Pembelajaran Berbasis Augmented Reality pada Pembelajaran Siswa
  • Rizaldy Pringgar
  • Bambang Fatha Dan
  • Sujatmiko
Pringgar, Rizaldy Fatha dan Bambang Sujatmiko, "Penelitian Kepustakaan (Library Research) Modul Pembelajaran Berbasis Augmented Reality pada Pembelajaran Siswa," Jurnal ITEDU 05, no. 01 (2020): hlm. 319-330
Metode Penelitian Wilayah Kontemporer
  • Hadi Yunus
  • Sabari
Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metode Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.